BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi Tengah, dan Cimahi Selatan seluas 40,25 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah jiwa, dan 15 kelurahan. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Cimahi Selatan (16,02 km 2 ) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Cimahi Tengah (10,87 km2). Secara geografis wilayah Kota Cimahi berada antara 107º BT - 107º BT dan 6º º Lintang Selatan dengan luas wilayah 40,25 km 2 dengan batas-batas sebagai berikut. Menurut UU No. 9 Tahun 2001 dengan batas-batas administratif sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan, Cicendo dan Kecamatan Andir Kota Bandung Sebelah Selatan : Kecamatan Marga Asih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung. Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang, Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Bentang alam wilayah ini merupakan lembah cekungan yang melandai ke arah selatan, dengan ketinggian di bagian utara ±1.040 meter dpl (Kelurahan Ciparegan Kecamatan Cimahi Utara) yang merupakan lereng Gunung Burangrang

2 dan Gunung Tangkuban Perahu serta ketinggian di bagian selatan sekitar ±685 dpl (di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan) yang mengarah ke Sungai Citarum.

3 Gambar 3.1 Peta Administratif Kota Cimahi

4 B. Metode Penelitian Metode utama dalam penelitian ini menggunakan Sistem yang dimanfaatkan dalam bidang pendidikan khususnya monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan implementasi SIG untuk monitoring dan evaluasi pendidikan sekolah menengah atas dimulai dari pengadaan peta dasar wilayah kajian yaitu daerah Kota Cimahi yang terdiri dari 3 kecamatan, secara spasial meliputi batas administrasi dan jalan melalui proses registrasi, digitasi dan editing data secara digital. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data-data sekunder yaitu informasi spasial yang berasal dari peta topografi, tabel-tabel laporan kegiatan pendidikan Kota Cimahi serta data kependudukan Kota Cimahi. Melalui proses digitasi diperoleh informasi spasial unsur geografis seperti batas administrasi, jalan, sungai. Selanjutnya data tersebut melalui proses editing dan topologi sehingga terbentuk entity dari masing-masing feature yang ada. Data data pengukuran lapangan berupa titik-titik koordinat lokasi sekolah dijadikan sebagai data input untuk lokasi sekolah pada data spasial yang sudah terbentuk sebelumnya, dengan menggunakan metode penentuan posisi berbasis satelit yaitu dengan teknologi Global Positioning Sistem (GPS). Kemudian dilanjutkan dengan pembentukan basis data pendidikan dengan penggabungan antara data spasial dan atributnya dalam sebuah model basis data. Pemodelan basis data dibuat dalam tabel secara mendatar (flat table) dimana masing-masing entity mempunyai identifikasi unik yang berbeda dengan entity lainnya. Selanjutnya tahapan pelaksanaan sistem tersebut dapat dilihat pada diagram alir berikut :

5 Data Dasar Sekolah Menengah Atas Plotting GPS Observasi Sekolah - Sebaran Kondisi Fasilitas Pendidikan SMA - Sebaran Kualitas Fasilitas Pendidikan SMA - Tingkat Efisiensi Pengelolaan Fasilitas Pendidikan SMA Monitoring dan Evaluasi Pendidikan Sekolah Menengah Atas Di Kota Cimahi Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif yaitu yang memiliki ciri lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadangkala dibubuhi oleh interpretasi atau analisis, fokus penelitiannya adalah memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Selain itu penelitian ini juga akan menghasilkan informasi tertentu berdasarkan suatu

6 perhitungan atau pengukuran tertentu, dengan latar gaya berfikir deduktif yang diawali oleh teori atau peraturan yang berlaku kemudian dijadikan landasan acuan penelitian. Secara sederhana tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, pertama dilakukan Studi kepustakaan, yaitu mencari literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang dijadikan sebagai tolak ukur penyelesaian suatu masalah, kemudian dilakukan observasi lapangan, dilakukan untuk identifikasi masalah yang akan diangkat, dan ploting beberapa objek yang diperlukan, setelah itu penyusunan basis data, yang nantinya diolah dalam Sistem, untuk menjawab masalah-masalah penelitian serta mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Fokus Penelitian ini mengacu kepada tiga hal rumusan masalah yang telah dirumuskan, yang dalam pembahasan kali ini telah dijabarkan kedalam bentuk tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Penjabaran Desain Penelitian Rumusan Masalah Data Yang Dibutuhkan Analisis SIG Sebaran Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi - Peta Administratif - Titik Sebaran SMA - Data Profil SMA - Data Jumlah Siswa - Data Jumlah Guru - Data Sarana Prasarana Titik-titik sekolah nantinya akan menampilkan beberapa informasi tematik dalam beberapa peta tematik berkaitan dengan data-data untuk memvisualisasikan sebaran lembaga pendidikan SMA. Sebaran Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi - Peta Administratif - Titik Sebaran SMA - Data Pelayanan SMA - Data Sarana dan Prasarana Hasil dari beberapa parameter mengenai kondisi fasilitas pendidikan SMA akan melalui proses pengharkatan untuk menentukan kondisi dari

7 Jangkauan Area Pelayanan SMA di Kota Cimahi - Data Aksesibilitas masing-masing titik SMA. - Peta Administratif Jangkauan area pelayanan - Titik Sebaran SMA lembaga pendidikan dimisalkan - Data Jarak Antar dengan sebuah area buffer sesuai SMA dengan kondisi dari lembaga - Data Jumlah Siswa pendidikan SMA tersebut. - Data Kinerja Guru Sumber : Penelitian 2013 D. Variabel Penelitian Variabel pada Penelitian ini adalah variabel tunggal artinya variabel yang tidak mempengaruhi atau dipengaruhi variabel lain. Variabel yang dimaksud adalah Monitoring dan Evaluasi Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Indikator : Sebaran Lembaga Pendidikan SMA Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Jangkauan Area Pelayanan SMA Di Kota Cimahi PEMETAAN LEMBAGA SMA DI KOTA CIMAHI E. Definisi Operasional 1. Pemetaan Kegiatan penggambaran sebuah ruang dengan metode tertentu sesuai dengan kebutuhan, untuk menghasilkan sebuah informasi baru biasanya berupa peta. 2. Lembaga Pendidikan

8 Sebuah organisasi yang terbentuk oleh beberapa komponen yang saling berhubungan dan fungsinya menyelenggarakan pendidikan formal dengan sebuah tujuan yang jelas. Dalam penelitian ini sekolah lebih digambarkan sebagai sebuah gambaran nyata dari fasilitas pendidikan, sasaran penelitian ini adalah jenjang sekolah menengah atas yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan lembaga pendidikan harus memiliki fasilitas Pendidikan berupa ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. 3. Sistem Sistem (SIG) diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. F. Populasi dan Sampel Penelitian ini lebih mengarah kepada penelitian Sistem dalam implementasinya untuk dunia pendidikan, maka subjek utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah sekolah menengah atas dan sederajat di Kota Cimahi yang nantinya akan terbagi kedalam dua klasifikasi bentuk data yaitu data data

9 identitas sekolah akan diklasifikasikan sebagai data attribut serta data data lokasi ploting sekolah yang akan diklasifikasikan sebagai data spasial. Penentuan subjek yang akan diteliti nantinya akan mengacu kepada identitas sekolah dan lokasi sekolah, berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diawal, ini bertujuan untuk melihat kecenderungan keanekaragaman identitas sekolah yang digunakan untuk keseimbangan saat menjawab rumusan permasalahan. 1. Populasi Populasi menurut Sumaatmadja (1988:122), populasi adalah : keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang diteliti yang ada di daerah penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi wilayah. Polpulasi wilayah dalam penelitian ini adalah Kota Cimahi dalam batasan administratif, yang secara nyata adalah sekolah menengah atas yang ada di Kota Cimahi. Penyebutannya menjadi populasi sekolah karena penelitian ini merupakan penelitian SIG yang memposisikan Sekolah Menengah Atas di Kota Cimahi sebagai objek penelitian. Tabel 3.2 Jumlah SMA Di Kota Cimahi No Nama Sekolah Alamat 1 SMAN 1 Cimahi Jalan Pacinan No. 22 A, RT.03 RW.04 Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 2 SMAN 2 Cimahi Jalan KPAD Sriwijaya IX No. 45 A Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 3 SMAN 3 Cimahi Jalan Pesantren No. 161, RT.8 RW. 16 Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi 4 SMAN 4 Cimahi Jalan Kihapit Barat No.323, RT.9 RW.9 Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi 5 SMAN 5 Cimahi Jalan Pacinan No. 23, RT.3 RW.4 Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 6 SMAN 6 Cimahi Jalan Melong Raya No. 172 Kelurahan Cijerah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi 7 SMA Pasundan 1 Cimahi Jalan Terusan No. 32 RT.2 RW 3 Kelurahan

10 8 SMA Pasundan 2 Cimahi 9 SMA Pasundan 3 Cimahi Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Jalan Melong Raya No. 4 Perumnas Cijerah, RT.1 RW.31 Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Jalan Encep Kartawiria No. 97A Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi 10 SMA Putra Mandiri Cimahi Jalan Komplek Sangkuriang No.36, RT.3 RW.5 Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi 11 SMA Santa Maria 3 Jalan Gatot Subroto No. 6, RT.6 RW.3 Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 12 SMA Muhammadiyah 1 Jalan Jenderal Amir Machmud No.7, RT.2 RW.6 Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 13 SMA Kartika Siliwangi 4 Jalan Dr. Sam Ratulangi D-26, RT.4 RW.13 Kelurahan Baros Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 14 SMA Warga Bakti Cimahi Jalan Raya Cibeber No. 148, RT.5 RW.5 Kelurahan Cibeber Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi 15 SMA Tut Wuri Handayani Jalan Encep Kartawira 93, RT.2 RW.2 Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Ciamahi 16 SMA Budi Luhur Cimahi Jalan KPAD Kebun Rumput No. 1 Kelurahan Baros Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cimahi Sampel Menurut Sumaatmadja (1988:112) sampel adalah : bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili sifat atau karakter populasi yang bersangkutan. Kriteria mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat yang ada pada populasi. Tentang besarnya jumlah sampel yang harus diambil dari populasi tidak ada aturan tertentu yang pasti. Keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristik yang mendekati populasi, bukan pada besar atau banyaknya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (1998:107), bahwa sampel adalah: banyaknya sampel tergantung pada : 1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya; 2. Sempit dan luasnya pengamatan dari setiap objek, karena hal ini

11 menyangkut banyak sedikitnya data; 3. besar kecilnya resiko yang harus ditanggung peneliti. Berdasarkan pengertian diatas, dan maksud penelitian yang akan dilaksanakan lebih kepada memetakan kondisi fasilitas pendidikan SMA, kualitas fasilitas pendidikan SMA serta efisiensi pengelolaan fasilitas pendidikan SMA di Kota Cimahi secara keseluruhan, maka peneliti menentukan sampel penelitian ini sama dengan populasi, yaitu 16 sekolah SMA di Kota Cimahi. G. Sumber Data Sumber data dikelompokan menjadi dua katagori, yaitu : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan.data ini diperoleh melalui survei dan observasi. Observasi merupakan tahapan lanjut dari tehnik pelaksanaan penelitian survei yang dibagi kedalam dua bentuk yakni survei ploting lokasi sekolah serta observasi kondisi sekolah. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan literatur mengenai pemanfaatan SIG dalam dunia pendidikan yang berfokus kepada monitoring dan evaluasi, serta data-data yang telah dihimpun oleh Dinas Pendidikan Kota Cimahi dari setiap sekolah menengah atas yang ada di Kota Cimahi. H. Prosedur Pengumpulan Data Tata cara yang digunakan oleh peneliti dalam tahapan untuk menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua prosedur, yaitu : 1. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya di Dinas Pendidikan Kota Cimahi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk mengisi data attribut dalam sistem informasi geografis.

12 2. Observasi Kegiatan Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengambil dan mengumpulkan data lapangan yang nyata dan terbaru mengenai kondisi sekolah menengah atas di Kota Cimahi, kondisi sekolah yang diambil dari hasil observasi yang dilakukan dalam dua kegiatan yang pertama adalah ploting lokasi SMA di seluruh Kota Cimahi dan yang kedua adalah observasi kondisi fasilias pendidikan SMA di masing-masing lokasi sekolah. Selanjutnya hasil observas ini menjadi data attribut dalam SIG. I. Teknik Analisis Data Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul maka ada beberapa tahapan yang dilalui untuk melakukan analisis data sesuai dengan kebutuhan penelitian, dimana tujuan akhirnya adalah menjawab dan memberikan rekomendasi dalam permasalahan penelitian, berikut adalah tahapannya : a. Reduksi data Proses pemilihan data-data yang telah terkumpul sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam tahapan ini data-data yang dianggap tidak dibutuhkan dieliminasi/dihilangkan. b. Klasifikasi data Setelah reduksi data, akan tebangun data-data yang benar dibutuhkan dalam penelitian, tetapi belum terklasifikasi dan masih beragam, sehingga dalam tahapan ini titik fokusnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut kedalam beberapa kelas yang jelas. c. Pengkodean Setelah proses klasifikasi selesai maka tahapan selanjutnya adalah koding yang dimaksudkan untuk merapihkan urutan klasifikasi serta mempermudahdalam proses analisis, karena dalam penelitian ini juga akan dimanfaatkan SIG, yang utamannya adalah proses analisis juga akan didalamnya dengan gambaran beberapa indikator yang ada diberikan kode akn

13 sesuai dengan skor dan bobotnya dalam pengharkatan yang nantinya akan memberikan gambaran secara visual beberapa analisis dalam penelitian ini. d. Analisis Analisis yang akan diterapkan dalam penelitian secara fundamental memanfaatkan metode SIG dimana SIG memiliki kemampuan utama yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu, analisis overlay yang nantinya akan diketahui penggabungan/tumpang susun beberapa peta tematik yang telah diolah untuk memunculkan hasil tematik yang baru. Maka dari itu telah peneliti telah menyusun kerangka pengharkatan untuk indikator-indikator yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah ke dalam bentuk beberapa tabel. Secara rinci penyajian hasil analisis peta tematik yang telah dibubuhi oleh data-data sekunder dilakukan dengan SIG melalui proses overlay untuk menggambarkan fungsi monitoring dan evaluasi dalam bidang pendidikan, yang terbagi kedalam tiga rumusan masalah yaitu memvisualisasikan sebaran lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, Sebaran Kondisi lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, dan area jangkauan pelayanan lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, berikut adalah rancangan peneliti dalam SIG untuk menjawab rumusan masalah tersebut. 1. Sebaran Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah plotting titik lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas yang ada Di Kota Cimahi dengan menggunankan GPS handheld yang akurasinya 6 meter, setelah nilai koordinat dari keseluruhan sampel SMA yang dibutuhkan didapatkan, proses selanjutnya adalah memasukkan nilai koordinat tersebut kedalam alat Sistem Informasi Geografis yang berupa software Map Info seri 9,5.

14 Proses selanjutnya adalah merubah nilai koordinat tersebut menjadi titiktitik sebaran lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas dengan menyertakan informasi keterangan nama dari masing-masing SMA, kemudian layout akhir informasi yang ditampilkan adalah peta administratif Kota Cimahi yang memiliki layer jalan, sungai, serta batas kota dan kecamatan akan di overlay dengan titiktitik sebaran SMA tersebut dan menghasilkan peta tematik baru. 2. Sebaran Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi Peneliti telah membuat beberapa parameter yang nantinya akan menjadi acuan untuk memvisualisaikan kodisi dari pada lembaga pendidikan SMA yang ada di Kota Cimahi, parameter tersebut terbatas pada beberapa aspek utama yang akan diukur, yaitu aspek pelayanan, aspek Sarana Prasarana, dan aspek aksesibilitas. Penjabaran parameter tersebut akan diperjelas dalam tebel berikut. Parameter Pelayanan Tabel 3.3 Parameter Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Kriteria Jumlah Guru mata pelajaran dominan terkualifikasi S1 bahkan hingga S2 Jumlah Guru mata pelajaran dominan terkualifikasi S1 Jumlah Guru mata pelajaran dominan tidak terkualifikasi S1 Sarana Prasarana Jumlah dan Kondisi Ruang Kelas, Ruang Guru, Ruang BK,Ruang TU, UKS, OSIS, Perpustakaan, Laboratorium, Ruang Ibadah, Toilet Jarak Dengan Pemukiman 0-600m, memiliki jaringan jalan yang dilalui oleh kendaraan umum, waktu tempuh 0-10 menit. Jarak Dengan pemukiman m, memiliki jaringan jalan Aksesibilitas yang dilalui oleh kendaraan umum, waktu tempuh menit. Jarak dengan pemukiman >1200m dan tidak dilalui oleh kendaraan umum, jarak tempuh >20 menit Sumber : Udjianto, 1994 dalam Agustin 2006

15 Tabel 3.4 Parameter Pengharkatan Kondisi Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi Parameter Klasifikasi Kriteria Skor Jumlah Guru mata pelajaran Baik dominan terkualifikasi S1 bahkan hingga S2 3 Pelayanan Cukup Jumlah Guru mata pelajaran dominan terkualifikasi S1 2 Kurang Jumlah Guru mata pelajaran dominan tidak terkualifikasi S1 1 Jumlah dan Kondisi Ruang Kelas, Baik Ruang Guru, Ruang BK,Ruang 3 Sarana TU, UKS, OSIS, Perpustakaan, Cukup 2 Prasarana Laboratorium, Ruang Ibadah, Rusak Toilet 1 Jarak Dengan Pemukiman 0-600m, memiliki jaringan jalan Dekat yang dilalui oleh kendaraan 3 umum, waktu tempuh 0-10 menit. Jarak Dengan pemukiman m, memiliki jaringan jalan Aksesibilitas Cukup yang dilalui oleh kendaraan 2 umum, waktu tempuh menit. Jarak dengan pemukiman >1200m Jauh dan tidak dilalui oleh kendaraan 1 umum, jarak tempuh >20 menit Sumber : Udjianto, 1994 dalam Agustin 2006 Keterangan : 1. Kurang Penting 2. Penting 3. Sangat Penting Bobot Rasionalisasi dari bobot yang diberikan kepada masing-masing parameter yang mempengaruhi kondisi lembaga pendidikan SMA antara lain sebagai berikut: 3 3 2

16 a. Parameter pelayanan pada setiap SMA diberi bobot 3, karena dianggap sangat penting dalam penentuan parameter kondisi fasilitas pendidikan yang telah tersedia, hal ini akan mencerminkan ketersediaan fasilitas layanan sekolah yang mendukung berjalannya suatu kegiatan pembelajaran. b. Parameter sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena dianggap sangat penting, hal ini didasarkan pada jumlah sarana dan prasarana yang telah tersedia di sekolah untuk mendukung kinerja sekolah dalam segala aktifitasnya. c. Parameter Aksesibilitas diberi bobot 2 karena dianggap penting sebagai faktor pendukung yang berpengaruh kedalam keterjangkauan mobilitas komponen-komponen yang ada di sekolah. Setelah itu untuk mengklasifikasikan kondisi lembaga pendidikan SMA di Kota Cimahi dilakukan proses zonifikasi, berikut ini merupakan rumus yang digunakan dalam analisis zonasi penelitian yaitu: Skor Total Minimal = (S Pmin. B Pmin ) + (S SPmin. B SPmin ) + (S Amin. B Amin ) Skor Total Maksimal = (S Pmax. B Pmax ) + (S SPmax. B SPmax ) + (S Amax. B Amax ) Keterangan : S = Skor B = Bobot P = Pelayanan SP = Sarana dan Prasarana A = Aksesibilitas min = Minimal max = Maksimal Penentuan kriteria tingkat kondisi lembaga pendidikan SMA Skor Total Minimal = (1. 3) + (1. 3) + (1. 2) = = 8

17 Skor Total Maksimal = (3. 3) + (3. 3) + (3. 2) = = 24 Interval Kelas = skor total maksimal skor total minimal Jumlah Kelas Interval Kelas = 24 8 = 4 (Rentang Zona) 4 Kriteria kondisi lembaga pendidikan SMA : = Sangat Memadai = Memadai = Cukup Memadai 8-12 = Tidak Memadai 3. Jangkauan Area Pelayanan Lembaga Pendidikan SMA Di Kota Cimahi Dalam menentukan jangkauan area pelayanan lembaga pendidikan ada dua tahapan yang dilakukan oleh peneliti yang pertama adalah pengharkatan untuk dua kriteria seperti yang terdapat di dalam tabel berikut ini : Jumlah Peserta Didik dan Luas Sekolah Tabel 3.5 Pengharkatan Jangkauan Area Pelayanan Lembaga Pendidikan SMA Parameter Klasifikasi Kriteria Sekolah Tipe A Sekolah Tipe B Sekolah Tipe C Baik Cukup Buruk 27 rombel, 1080 peserta didik, lahan minimal m² 18 rombel, 720 siswa lahan minimal m² 9 rombel, 390 siswa lahan minimal m² Berlebih Jumlah guru yang mengajar dibandingkan dengan Kinerja Guru Sesuai jumlah peserta didik yang mendapatkan pengajaran, kemudian dilihat rasio Kurang perbandingannya. Intervalnya akan disimpulkan dalam tiga kalsifikasi hasil. Sumber : Standar sarana dan prasarana fasilitas pendidikan SMA Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun 2007.

18 Untuk kriteria selanjutnya akan dianalisis jarak antar sekolah dengan memanfaatkan analisis buffer dengan menjadikan titik-titik SMA sebagai titik pusat buffer, dari sana akan terlihat dan bisa disimpulkan, titik-titik sekolah mana saja yang jaraknya terlalu berhimpitan dan ini yang juga akan memepengaruhi dalam penentuan tingkat efisiensi pengelolaan fasilitas pendidikan SMA di Kota Cimahi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kota Cimahi dengan letak astronomis berdasarkan peta rupa bumi lembar Bandung dan Cimahi berada pada koordinat 107 0 30 30

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan mengenai kondisi umum wilayah studi yang terdiri dari kondisi geografis kota Cimahi, kondisi geografis kota Bandung, aspek kependudukan kota Cimahi, aspek kependudukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o 40 30 LS-6 o 46 30 LS dan 106

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung yang terdiri dari 16 desa diantaranya Lembang, Jayagiri, Kayuambon, Wangunsari, Gudangkahuripan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, yaitu kumpulan rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, yaitu kumpulan rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, yaitu kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam analisis tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian yaitu dengan menggunakan metode analisis data sekunder yang dilengkapi dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama sebelas bulan yaitu sejak Februari 2009 hingga Januari 2010, sedangkan tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab tiga ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara 20 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara astronomi daerah studi terletak pada 00 28' 17'' - 00 35' 56'' LU dan 122

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam menggunakan data penelitiannya (Arikunto, 2006). Sedangkan menurut Handayani (2010), metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Cimahi adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (1988:151), metode penelitian atau metode

Lebih terperinci

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012) 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 5 Juli 2013, meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan pengamatan lapangan (ground

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Suharsimi Arikunto, 2006:219). Dalam melakukan penelitian, haruslah dapat

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Suharsimi Arikunto, 2006:219). Dalam melakukan penelitian, haruslah dapat III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2006:219). Dalam melakukan penelitian, haruslah dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk menjawab rumusan masalah, pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemanfaatan data spasial belakangan ini semakin meningkat sehubungan dengan kebutuhan masyarakat agar segalanya menjadi lebih mudah dan praktis terkait

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang yang secara administratif saat ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Data yang dikumpulkan bisa berupa

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT Lili Somantri Jurusan Pendidikan Geografi, FPIPS, UPI, L_somantri@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada cakupan wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Parongpong. Kecamatan Parongpong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pulau Jawa merupakan busur gunungapi memanjang barat-timur yang dihasilkan dari pertemuan lempeng Eurasia dan Hindia-Australia. Kondisi geologi Pulau Jawa ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih 25 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di semua jenjang Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung komponenkomponen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif,

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, menurut Moh. Nasir (98:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. Gambar 14. Peta Orientasi Lokasi Penelitian.

IV. METODOLOGI. Gambar 14. Peta Orientasi Lokasi Penelitian. IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada jalur pendakian Gunung Tambora wilayah Kabupaten Bima dan Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subyek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Sungailiat merupakan salah satu kecamatan yang berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Metode survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:5) penelitian eksploratif adalah. Peneliti perlu mencari hubungan gejala-gejala

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. 20 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alatalat tertentu(surakhmad

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV. BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Persiapan 3.1.1.Persiapan Administrasi a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas lampung kepada CV. Geoplan Nusantara b. Transkrip nilai semester

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Sukajadi. Kecamatan Sukajadi merupakan salah satu kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai pembuka dari penulisan tugas akhir ini, bab ini berisikan tentang hal-hal yang berkaitan langsung dengan penelitian ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode 30 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditentukan sesuai dengan SNI nomor :1994 yang dianalisis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ditentukan sesuai dengan SNI nomor :1994 yang dianalisis dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yakni penentuan lokasi untuk TPA sampah. Penentuan lokasi TPA sampah ditentukan sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ELON FADILAH SETIAWAN 3510100052 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Brosot, secara administratif terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Brosot merupakan akses masuk

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini terletak di Kecamatan Rancaekek Kabupaten

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini terletak di Kecamatan Rancaekek Kabupaten BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini terletak di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dengan letak astronomis berada pada 6 o 56 20-7 o 00 45 LS dan 107 o 45 19-107

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2009 sampai Januari 2010, mengambil lokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam penyelesaian masalah keruangan (spasial) di Indonesia sangat dibutuhkan, dimana peran sertanya dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjaun Pustaka 1. Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara METODOLOGI Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kuin adalah wilayah sepanjang daerah aliran Sungai Kuin yang terletak di kota Banjarmasin.

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian dimulai dari bulan Juli 2010 sampai Januari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui potensi terjadinya banjir di suatu wilayah dengan memanfaatkan sistem informasi geografi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Peta 1.1. Pengertian Peta Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan kabupaten baru di Provinsi Jawa Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian meliputi Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian meliputi Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu, 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Lokasi, Populasi dan Sempel 1. Desain Lokasi Lokasi penelitian meliputi Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu, karena daerah tersebut merupakan sentra Industri Batik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Dalam rangka perumusan kebijakan, pembangunan wilayah sudah seharusnya mempertimbangkan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan atas dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di. Letak geografis Kecamatan Maja adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukahaji, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo Utara yang merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode 37 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia baik yang berlangsung secara siklus atau permanen pada sumberdaya lahan alami maupun buatan guna terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat. Secara astronomis Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi,

III. METODE PENELITIAN. ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi, 21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja atau pedoman yang sistematis untuk memahami obyek penelitian geografi, dengan menggunakan alat dan melalui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada daerah kajian Provinsi Kalimantan Barat. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Fisik Remote Sensing dan Sistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:6), survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Lokasi Penelitian berada di Kawasan Perkotaan Cianjur yang terdiri dari 6 Kelurahan dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur unsure alam maupun buatan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Panumbangan yang merupakan salah satu wilayah kecamatan di bagian Utara Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2009 sampai Januari 2010 yang berlokasi di wilayah administrasi Kabupaten Bogor. Analisis data dilaksanakan

Lebih terperinci

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Data pada SIG Mendapatkan data adalah bagian yang sangat penting pada setiap proyek SIG Yang harus diketahui: Tipe-tipe data yang dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2007, bertempat di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB). Taman Nasional Gunung Merbabu

Lebih terperinci

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan Pengumpulan dan Integrasi Data Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengetahui sumber data dari GIS dan non GIS data Mengetahui bagaimana memperoleh data raster dan vektor Mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih cukup tinggi. Salah satu penyebab adanya laju pertambahan penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Kota Surakarta atau dikenal juga dengan sebutan Solo secara administratif terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk 45 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Menurut

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG Latar Belakang Masalah sampah akan berdampak besar jika tidak dikelola dengan baik, oleh karena itu diperlukan adanya tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Kerentanan 3.1.1 Kerentanan wilayah Secara keseluruhan, diagram alir pada analisis kerantanan wilayah dilakukan berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 Peta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM Metodologi penelitian ini menguraikan tahapan penelitian yang dilakukan dalam studi ini. Penggunaan metode yang tepat, terutama dalam tahapan pengumpulan dan pengolahan data,

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Gambar 1 Lokasi penelitian. 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan bagian dari dataran tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan bagian dari dataran tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan bagian dari dataran tinggi Bandung yang terkenal cukup makmur, karena tanahnya yang subur yang dicirikan dengan tingginya

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan penjabaran dan pembahasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota menurut Alan S. Burger The City yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008) dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat Dengan demikian, walaupun kondisi tanah, batuan, serta penggunaan lahan di daerah tersebut bersifat rentan terhadap proses longsor, namun jika terdapat pada lereng yang tidak miring, maka proses longsor

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian memerlukan metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN BATURAJA TIMUR TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: RETNO WULANDARI

ANALISIS SEBARAN FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN BATURAJA TIMUR TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: RETNO WULANDARI ANALISIS SEBARAN FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN BATURAJA TIMUR TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: RETNO WULANDARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, tertib dan teratur, nyaman dan efisien,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Oleh: Dr.Ir. Yuzirwan Rasyid, MS Beberapa Subsistem dari SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Subsistem INPUT 2. Subsistem MANIPULASI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di kawasan agropolitan Cendawasari, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kegiatan analisis data dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA

ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA Sakinah Fathrunnadi Shalihati 1, Anang Widhi Nirwansyah 2 1 Program Studi Pendidikan Geografi FKIP

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan adanya kondisi geologi Indonesia yang berupa bagian dari rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan adanya kondisi geologi Indonesia yang berupa bagian dari rangkaian 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Tanah longsor adalah salah satu bencana yang berpotensi menimbulkan korban jiwa masal. Ini merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci