PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN AKADEMIK 2009/2010

Transkripsi

1 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN AKADEMIK 2009/2010 Oleh Totok Hari Prasetiyo okvirsa@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terpimpin terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian menggunakan eksperimen dengan Post Test Only Control Group Design. Sampel penelitian berjumlah 64 orang siswa kelas X yang dipilih secara random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis t-tes. Sebelumnya dilakukan uji normalitas data dan juga homogenitas. Hasil analisis data dengan menggunakan t-tes diperoleh harga t hitung = 13,09 lebih besar dari t tabel 5% = 2,00 dan 1% = 2,66; sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran ekspositori terpimpin terhadap prestasi belajar biologi siswa, dimana siswa yang mengikuti strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi daripada yang mengikuti strategi pembelajaran ekspositori. Kata kunci: Pembelajaran Inkuiri, Prestasi Belajar Biologi ABSTRACT This study was aimed at determining and analyzing the influence of guided inquiry learning strategy to learning achievement biology. Research using experiments with Post Test Only Control Group Design. Sample was 64 students of class X were selected by random sampling. Data was collected using a multiple-choice test instrument to measure student achievement. Data were analyzed using t-test analysis. Previous test data normality and homogeneity. Results of data analysis using t-tests obtained price t = is greater than 5% t table = 2.00 and 1% = 2.66; thus it can be concluded that there are significant expository guided learning strategy for studying biology student achievement, where students who follow the strategy of inquiry learning is higher than that following the expository teaching strategies. Keywords: Inquiry Learning, Biology Achievement

2 1. PENDAHULUAN Kenyataan menunjukkan bahwa pendidikan dibangun dan dikembangkan sebagai sistem sekaligus aktivitas di masyarakat, bangsa, dan negara secara sengaja dan terrencana. Tujuannya adalah untuk menumbuhkembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik, termasuk potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal yang mengitari kehidupannya. Kreativitas itu dapat dibina, ditumbuhkan, dan ditemukan kembali; dan ini semua dapat dicapai melalui praktik pendidikan. Semua mata pelajaran mestinya menumbuhkan daya kreativitas. Dengan demikian, seandainya dirasakan daya kreativitas peserta didik rendah, maka dipastikan ada sesuatu yang kurang mengena (secara paedagogis) dalam sistem maupun praktik pendidikan. Peran guru mengalami perubahan dalam pembelajaran kontekstual. Trilling dan Hood (1999) menyatakan bahwa guru tidak lagi merupakan sumber pengetahuan utama, akan tetapi berperan sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan dan kawan belajar. Pembelajaran diarahkan pada pembelajaran langsung oleh siswa dan waktu belajar yang lebih fleksibel serta mengutamakan kolaborasi bukan kompetisi. Sejalan dengan itu, Ardana (2000) berpendapat bahwa paradigma belajar yang diinginkan pada abad pengetahuan adalah belajar yang berorientasi pada proyek, masalah, penyelidikan (inkuiri), penemuan dan penciptaan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar yang berorientasi pada proyek atau masalah, belajar secara kolaboratif, belajar dengan melakukan kegiatan yang berpusat pada masyarakat, belajar kontekstual yang didasarkan pada dunia nyata dan belajar yang berlandaskan pada motivasi intrinsik diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik. Untuk menyikapi hal tersebut maka perlu dicari solusi tentang apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari biologi sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal, dengan suatu strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa senang dan nyaman pada siswa, bersifat interaktif antara guru, media pembelajaran, dan lingkungan belajar. Untuk hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian dalam koridor inovasi pembelajaran khususnya pada strategi pembelajaran, untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal. Semua aktivitas dalam proses pembelajaran berlangsung secara terintegrasi, sehingga sangat sulit menarik garis pembatas antara metode pembelajaran, pengelolaan kelas, teknik evaluasi dan aktivitas pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam dari segi tingkat kemampuan, gaya berpikir, kepribadian, sikap, minat atau indikator perbedaan individu lainnya yang sangat mempengaruhi hasil belajar, sehingga perlu mendapat perhatian bagi pendidik (Candiasa, 2006). Dengan demikian sistem pendidikan di masa depan perlu dikembangkan agar dapat menjadi lebih responsive terhadap tuntutan masyarakat, perkembangan individu siswa dan tantangan yang akan dihadapi untuk menghasilkan output dan outcome di masa mendatang. Kenyataan di SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi dalam pembelajaran biologi menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual yang diharapkan seperti tersebut di 2

3 3 atas belum terlaksana secara maksimal. Guru-guru biologi dalam proses pembelajaran menyatakan telah berupaya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip konstruktivisme. Dalam penelitian ini diamati bahwa pembelajaran kontekstual menjadi tidak efektif karena tidak ditunjang dengan perangkat pembelajaran dan langkah-langkah yang kontekstual. Proses pembelajaran masih didominasi oleh penyampaian informasi yang berpusat pada kegiatan mendengarkan dan menghafalkan bukan interpretasi dan makna terhadap apa yang dipelajari. Adapun masalah yang ditemukan adalah: Apakah terdapat pengaruh antara strategi pembelajaran inkuiri terpimpin dengan prestasi belajar Biologi? Sedangkan tujuannya adalah : Untuk mengetahui pengaruh antara strategi pembelajaran inkuiri terpimpin dengan prestasi belajar Biologi. 2. MATERI DAN METODE Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ada guru yang menganggap mengajar hanya merupakan proses menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Bagi mereka tujuan mengajar tiada lain adalah menyampaikan materi pelajaran itu, tidak peduli apakah materi itu dikuasai atau tidak oleh siswa, yang penting materi itu telah tersampaikan. Banyak guru yang merasa bersalah manakala ada bagian materi pelajaran yang belum diceramahkan karena jam pelajaran terbatas; seakan-akan seluruh materi itu harus disampaikan (Sanjaya Wina, 2006:61). Adanya pandangan yang menyatakan bahwa anak yang pintar diajar dengan cara apapun hasilnya akan baik. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena setiap potensi yang dimiliki siswa sedapat mungkin harus dikembangkan sehingga mencapai prestasi yang optimal, karena kemampuan awal yang dimiliki peserta didik akan mampu memberikan hasil belajar yang optimal, apabila didukung oleh proses pembelajaran yang baik (Candiasa, 2006:1). Inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis, yaitu: (1) Merumuskan masalah, (2) Mengajukan hipotesis, (3) Mengumpulkan data, (4) Menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan, dan (5) Membuat kesimpulan. Tindakan guru bukanlah untuk mempersiapkan anak untuk menghafalkan sejumlah materi akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis, akan tetapi perkembangan diarahkan pada intelektual, mental emosional, dan kemampuan individu yang utuh (Udin, 2008). Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen yang menerapkan posttest control group design. Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, yang pertama diberi perlakuan strategi inkuiri, yang kedua diberi perlakukan strategi ekspositori sebagai kelompok kontrol. Sebelum dikenai treatment masing-masing kelompok harus disetarakan dulu. Berdasarkan rancangan penelitian di atas, bahwa setelah treatment, selanjutnya dilakukan posttest pada kedua kelompok,

4 4 kemudian membandingkan hasilnya antara kedua kelompok. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, yaitu dengan merandom kelas menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok setara, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan skor rata-rata prestasi belajar siswa. Teknik analisis digunakan statistik deskriptif dan untuk menguji hipotesis digunakan teknik t-test. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang telah tekumpul dalam penelitian ini ditabulasikan sesuai keperluan analisis. Perhitungan ukuran tendensi sentral dan ukuran penyebaran data (standar deviasi) memberikan hasil seperti yang tercantum pada tabel 1 berikut: Tabel 1, Rekapitulsi Hasil Perhitungan Skor Prestasi Belajar Biologi Statistik Skor Skor Rata- Mo Me SD S 2 Range Variabel Min Maks rata X , ,5 3,591 12, X , ,126 9, Sumber: Hasil analisis data dengan bantuan Microsoft Excel Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan pengujian normalitas sebaran data sebagai salah satu syarat analisis dengan menggunakan uji Chi-Kwadrat kepada dua kelompok data. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga x 2 hitung lebih kecil dari x 2 tabel untuk kedua kelompok. Artinya data prestasi belajar biologi untuk semua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 2, Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data dengan Uji Chi Kwadrat Kelompok Jumlah Dk x 2 x 2 tabel hitung Kesimpulan Sampel Sampel α=0,05 X ,036 11,07 Normal X ,758 11,07 Normal Dari hasil analisis data dengan menggunakan t-tes diperoleh harga t hitung = 13,09 sedangkan harga t tabel pada db = 62 untuk taraf signifikansi 5% = 2,00. Ini berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% (t h = 13,09 > t t(62)(0,05) = 2,00). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh strategi pembelajaran ekspositori terpimpin terhadap prestasi belajar biologi, diterima. Dimana prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti strategi pembelajaran inkuiri terpimpin lebih tinggi daripada prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh kelompok siswa yang mengikuti strategi pembelajaran inkuiri terpimpin sebesar 37,406 lebih tinggi daripada skor rata-rata yang diperoleh kelompok siswa yang mengikuti strategi pembelajaran ekspositori sebesar 31,313. Hasil penelitian ini telah menemukan efek utama (main effect) bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran biologi (strategi inkuiri terpimpin dan strategi ekspositori) berpengaruh secara signifikan terhadap

5 5 prestasi belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi. Secara keseluruhan prestasi belajar siswa yang mengikuti strategi pembelajaran inkuiri terpimpin lebih baik bila dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang mengikuti strategi pembelajaran ekspositori. Temuan ini membuktikan bahwa strategi pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan prestasi prestasi belajar biologi. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa data dalam penelitian ditemukan bahwa: 1) terdapat pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terpimpin terhadap prestasi belajar biologi siswa, 2) prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti strategi pembelajaran inkuiri terpimpin lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang mengikuti strategi pembelajaran ekspositori. Berdasarkan temuan tersebut, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri terpimpin berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi Tahun Akademik 2009/2010. Dalam proses pembelajaran materi pelajaran biologi pada umumnya, hendaknya para guru lebih banyak frekuensi penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terpimpin dalam rangka pencapaian proses berpikir kritis dan kompleks dalam mata pelajaran biologi. Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terpimpin telah terbukti ampuh di dalam peningkatkan prestasi belajar biologi bila dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Penggunaan strategi pembelajaran ekspositori kurang ampuh untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, perlu adanya pemantauan dan pemeriksaan yang teliti dari para pemegang kebijakan mengenai aplikasi strategi pembelajaran oleh guru-guru mata pelajaran biologi. 5. DAFTAR PUSTAKA Amien, Moh, Apakah Metoda Discovery Inquiry itu? Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Marno dan M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Muslich Masnur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nuryani R., Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press Saefudin, Udin, Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta