KATA PENGANTAR. Penyusun Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah Tahun 2015 Kota Balikpapan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Penyusun Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah Tahun 2015 Kota Balikpapan"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, penyusunan buku Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kota Balikpapan Tahun 2015 dapat diselesaikan tepat waktu oleh Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah berdasarkan Surat Keputusan. Penerbitan Buku tersebut merupakan amanat UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 pada pasal 274 bahwa perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah yang menekankan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah perlu didukung oleh ketersedian data dan informasi pembangunan daerah yang akurat, muktahir dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan tersedianya buku ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Balikpapan dan pihak lain yang berkepentingan dalam upaya mendukung peningkatan kualitas perencanaan pembangunan di Kota Balikpapan. Penyusun Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah Tahun 2015 Kota Balikpapan

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dasar Hukum Maksud dan Tujuan Sasaran dan Manfaat Ruang Lingkup... 5 BAB II Gambaran Umum Balikpapan 2.1 Wilayah Administrasi Iklim dan Kualitas Udara Topografi Wilayah Ketinggian Tempat Kemiringan Lereng Kedalaman Efektif Tanah Geologi Geomorfologi Stratigrafi Struktur Geologi Tata Ruang Wilayah dan Pertanahan Tata Ruang Kota Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Komposisi Rencana Pola Ruang Kota Balikpapan BAB III Pemerintahan dan Demografi 3.1 Aparatur Pemerintah Daerah Perangkat Daerah Demografi... 95

4 3.4 Rata Rata Harapan Hidup Ketenagakerjaan Angkatan Kerja Kondisi Ketenagakerjaan Kemiskinan Program Bantuan Kelurga Miskin Kesejahteran Sosial BAB IV Perekonomian Dan Keuangan 4.1 Perekonomian Daerah Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Per Kapita Kota Balikpapan Inflasi Sumber Daya Alam Dan Jasa Jasa Pertanian Pertanian Tanaman Pangan Dan Holtikultura Potensi Sumber Daya Perkebunan Potensi Sumber Daya Peternakan Potensi Sumber Daya Kelautan Industri, Perdagangan dan Koperasi Kepariwisataan Keuangan Keuangan Daerah BAB V Infrastruktur Dan Fasilitas Kota 5.1 Infrastruktur Kota Jaringan Jalan Jaringan Drainase Jaringan Kebersihan Jaringan Pemakaman Jaringan Air Bersih

5 5.1.6 Jaringan Kelistrikan Fasilitas Kota Fasilitas Kesehatan Fasilitas Pendidikan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga Kebudayaan Nasional Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Fasiltas Hiburan Jasa Perjalanan Perumahan dan Permukiman Program Umum Pembangunan Perumahan dan Permukiman Fasilitas Transportasi Angkutan Darat dan Sungai BAB VI Penutup 6.1. Kesimpulan Saran

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SIPD) adalah jaringan yang mengumpulkan data secara terpadu di daerah dan pusat dengan menggunakan teknologi informasi, sebagai dukungan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah. Berdasarkan Fungsi data bagi pembangunan daerah ditinjau dari teori Rational Choice Theory bahwa Data sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan program dan kegiatan pembangunan secara rasional, efektif dan efisien dan Deliberative democracy model, data adalah sebagai media akuntabilitas publik yang memungkinkan masyarakat mengevaluasi kinerja pemerintah, mengevaluasi programprogram pembangunan, dan sekaligus mengevaluasi capaiancapaian pembangunan. Data SIPD terdiri dari 8 kelompok data (Data Umum, Sosial Budaya, Sumber Daya Alam, Infrastrukstur, Ekonomi, Keuangan Daerah, Politik/Hukum/Keamanan dan Insidensial), 31 Jenis data dan 2691 Elemen data. Sehubungan dengan kebutuhan akan data untuk pembangunan pusat dan daerah terdapat sejumlah kondisi faktual bahwa ketersedian data merupakan suatu hal yang tidak mudah disediakan, halhal ini dikarenakan : Datadata pembangunan daerah tidak lengkap dan tersebar di masingmasing SKPD serta jarang diperbaharui. Bappeda menghadapi kendala dalam mengumpulkan data untuk kepentingan penyusunan perencanaan pembangunan daerah karena: (a) Lemahnya koordinasi antara Bappeda dan SKPD dalam pengumpulan data, dan (b) Minimnya SDM dan pendanaan di Bappeda untuk pengelolaan data. Terkait dengan kondisi faktual tersebut berimplikasi pada Perencanaan Pembangunan daerah yang tidak didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai amanat Undangundang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun Hasilnya, perencanaan pembangunan daerah sering tidak tepat sasaran. Situasi ini juga membuat Ditjen Bina Bangda mengalami kesulitan dalam melakukan pembinaan pembangunan daerah. Seperti halnya pemerintah daerah, Ditjen Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 1

7 Bina Bangda tidak memiliki instrumen yang cukup untuk mengukur capaiancapaian substantif program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah. Sehubungan dengan kondisi tersebut, ketersedian data di daerah perlunya perkuatan dalam pengadaannya yang didukung oleh regulasi pemerintah untuk mendukung kebutuhan data untuk pembangunan baik di pusat maupun daerah. Sejalan hal itu, dukungan akan ketersedian data telah di atur pada Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 31, Bahwa Perencanaan Pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dan pasal 33 ayat 1 dan 2, Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah didaerahnya. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Bappeda. Data dan informasi yang digunakan dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah mencakup berbagai hal seperti : Penyelenggaraan pemerintah daerah; Organisasi dan tatalaksana pemerintahan daerah ; Kepala Daerah, DPRD, Perangkat daerah dan Pegawai negeri sipil daerah; Keuangan daerah; Potensi sumber daya daerah ; Kependudukan ; Produk hukum daerah; Informasi dasar kewilayahan dan Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pada UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 pada pasal 274 mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD). Hal ini semakin memperkuat posisi SIPD sebagai bahan rujukan dalam proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Namun penggunaan aplikasi SIPD sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah difokuskan kepada pemanfaatan informasi yang dihasilkan berdasarkan pengolahan data yang telah diinput oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu, faktor kelengkapan, kemutakhiran, keakuratan dan validitas data menjadi unsur yang penting dalam proses pengumpulan dan penginputan elemen data yang kemudian akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan analisa data dalam aplikasi SIPD. Sejalan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun 2014, bahwa pembagian peran dalam pengelolaan SIPD yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi dan Kota/Kabupaten sebagai : 1. Mengkoordinasikan pembentukan tim; 2. Mengkoordinir rapat koordinasi; Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 2

8 3. Melakukan pembinaan, evaluasi dan fasilitasi pengumpulan data; 4. Berkoordinasi dengan tim SIPD pusat/provinsi; 5. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis bagi SKPD DASAR HUKUM Dasar hukum yang melandasi penyusunan Buku Data Pengembangan Sistem Informasi Daerah Kota Balikpapan, Tahun 2015, dan dilaksanakan berdasarkan beberapa perundangan dan peraturan : 1. Undangundang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Bab X Pasal 274 yang menyatakan bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah didasarkan pada data/informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 4. Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 25 Tahun 2002 tentang Pedoman Kebutuhan Teknis Sistem Komunikasi dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemda. 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD); 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Sistem Informasi PembangunanDaerah memiliki maksud untuk meningkatkan ketersediaan data dan informasi yang dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan hasil pembangunan. Sedangkan tujuan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 3

9 dari Sistem Informasi PembangunanDaerah berdasarkan permendagri Nomor 8 Tahun 2014 adalah : 1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah melalui penguatan data dan informasi pembangunan daerah yang akurat, mutakhir dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Mengoptimalkan pengumpulan, pengisian, evaluasi serta pemanfaatan data dan informasi pembangunan daerah melalui Sistem Informasi Pembangunan Daerah SASARAN DAN MANFAAT Ditinjau dari sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan penyusunan Sistem Informasi PembangunanDaerah adalah : 1. Terbangunnya basis data dan sistem informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan hasil pembanguan. 2. Meningkatnya kemampuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan, pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan data dan informasi pembangunan. 3. Meningkatnya dayaguna, hasilguna dan ketepatan dalam penyediaan data pembangunan. Sehubungan dengan sasaran yang akan dicapai diharapkan pula manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan dalam menetapkan kebijakan, strategi dan prioritas perencanaan pembangunan. 2. Sebagai input dan sarana pendukung teknis peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pembangunan. 3. Sebagai bahan masukan dan sarana kontrol penetapan dan pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah. 4. Sebagai sarana kontrol tumpang tindih penggunaan lahan. a. Sebagai bahan informasi bagi promosi daerah dan penanaman modal. b. Sebagai bahan sarana pelaporan dan pertanggung jawaban Walikota Kota Balikpapan. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 4

10 1.5. RUANG LINGKUP PENYUSUNAN Ruang Lingkup Penyusunan dan Penyajian data Pengembangan Sistem Informasi Daerah Kota Balikpapan Tahun 2013 dengan menyajikan himpunan informasi, data spasial tahun 2013dan peta dengan penguraian dalam 6 (enam) Bab pada kerangka penulisan sebagai berikut : I. PENDAHULUAN. Berisikan tentang Latar Belakang, Dasar Hukum, Maksud dan Tujuan, Sasaran dan Manfaat serta Ruang Lingkup Penyusunan. II. Kondisi Fisik Kota Balikpapan. Berisikan tentang Tabel, Peta dan uraian mengenai Kondisi Fisik Kota : Wilayah Administrasi, Iklim, Geologi, Topografi Wilayah, Rencana Tata Ruang Wilayah dan Lingkungan Hidup. III. Pemerintahan dan Demografi. Berisikan tentang uraian : Kondisi Pemerintahan serta Kondisi Demografi Kota Balikpapan, Ketenagakerjaan, Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial. IV. Perekonomian dan Keuangan Berisikan tentang tabeltabel uraian halhal yang termasuk dalam Perekonomian Daerah : PDRB, Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita, Sumber Daya Alam dan Jasajasa, serta uraian Keuangan Kota Balikpapan. V. Infrastruktur dan Fasilitas Kota. Berisikan Tentang Tabel, Peta dan Uraian Mengenai Infrastruktur Kota dan Fasilitas Kota. VI. Penutup. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 5

11 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BALIKPAPAN 2.1. WILAYAH ADMINISTRASI Secara geografis wilayah Kota Balikpapan berada antara 1,0 LS 1,5 LS dan 116,5 BT 117,5 BT yang luasnya sekitar ,57 Ha atau sekitar 503,3 Km² dengan batasbatas sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makasar. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Makasar. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Panajam Paser Utara. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Pebruari 1997 Kota Balikpapan dimekarkan dari 3 (tiga) Kecamatan menjadi 5 (lima) Kecamatan, yaitu : 1. Kecamatan Balikpapan Timur 2. Kecamatan Balikpapan Selatan 3. Kecamatan Balikpapan Tengah 4. Kecamatan Balikpapan Utara 5. Kecamatan Balikpapan Barat Sehubungan dengan pemekaran wilayah kecamatan tersebut, maka melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 19 Tahun 1996, maka sejak tanggal 15 Oktober 1996, 7 (tujuh) Kelurahan persiapan menjadi Kelurahan definitif dan pada tanggal 17 Mei 1996 ditetapkan pula melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur perubahan status Desa Manggar Baru menjadi Kelurahan Manggar Baru. Dengan demikian maka wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan, yaitu : 1. Manggar 2. Manggar Baru 3. Lamaru 4. Teritip 5. Prapatan 6. Klandasan Ulu 7. Klandasan Ilir 8. Damai 9. Gunung Bahagia 10. Sepinggan 11. Telaga Sari 12. Gunung Sari Ilir 13. Gunung Sari Ulu 14. Mekar Sari 15. Karang Rejo 16. Sumber Rejo 17. Karang Jati 18. Gunung Samarinda 19. Muara Rapak 20. Batu Ampar 21. Karang Joang 22. Baru Ilir 23. Margo Mulyo 24. Marga Sari 25. Baru Tengah 26. Baru Ulu 27. Kariangau Sebagaimana pemekaran wilayah Kecamatan dan Kelurahan diatas, Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Balikpapan Nomor 8 Tahun 2012, maka Balikpapan resmi dimekarkan dari 5 kecamatan menjadi 6 Kecamatan yakni: Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 6

12 1. Kecamatan Balikpapan Selatan 2. Kecamatan Balikpapan Tengah 3. Kecamatan Balikpapan Utara 4. Kecamatan Balikpapan Barat 5. Kecamatan Balikpapan Timur 6. Kecamatan Balikpapan Kota Sehubungan dengan pemekaran kecamatan tersebut, maka melalui Perda Balikpapan Nomor 7 Tahun 2012 ditetapkan pemekaran 7 kelurahan baru. Dengandemikian maka pada saat ini wilayah Balikpapan terdiri dari 34 (tiga puluh empat) kelurahan yakni : 1. Manggar 2. Manggar Baru 3. Lamaru 4. Teritip 5. Prapatan 6. Klandasan Ulu 7. Klandasan Ilir 8. Damai 9. Gunung Bahagia 10. Kelurahan Damai Bahagia 11. Sepinggan 12. Sepinggan Baru 13. Sepinggan Raya 14. Telaga Sari 15. Gunung Sari Ilir 16. Gunung Sari Ulu 17. Mekar Sari 18. Karang Rejo 19. Sumber Rejo 20. Karang Jati 21. Gunung Samarinda 22. Gunung Samarinda baru 23. Muara Rapak 24. Batu Ampar 25. Karang Joang 26. Baru Ilir 27. Margo Mulyo 28. Marga Sari 29. Baru Tengah 30. Baru Ulu 31. Kariangau 32. Damai Baru 33. Graha indah 34. Sungai Nangka Tabel II5. Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Per Kecamatan, Dan Kelurahan No Kecamatan Perairan/Laut *) Luas Wilayah (Ha) Darat A Balikpapan Timur ,80 1. Manggar 2. Manggar Baru 3. Lamaru 4. Teritip 3.525,50 383, , ,20 B Balikpapan Selatan ,57 1. Gn. Bahagia 2. Sepinggan 3. Damai Baru 4. Sungai Nangka 5. Damai Bahagia 6. Sepinggan Raya 891, ,00 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 7

13 No C Kecamatan Balikpapan Kota 1. Prapatan 2. Telaga Sari 3. Klandasan Ulu 4. Klandasan Ilir 5. Damai Baru Perairan/Laut *) Luas Wilayah (Ha) Darat 314,12 253,48 89,00 143,50 601,75 D Balikpapan Tengah ,38 1. Gn. Sari Ilir 2. Gn. Sari Ulu 3. Mekar Sari 4. Karang Rejo 5. Sumber Rejo 6. Karang Jati 114,10 182,52 128,66 120,50 220,50 341,10 E Balikpapan Utara ,62 1. Gn. Samarinda 2. Muara Rapak 3. Batu Ampar 4. Karang Joang 5. Gn. Samarinda baru 6. Graha Indah 573,80 352,72 2,980, ,40 F Balikpapan Barat ,20 1. Baru Ilir 2. Margo Mulyo 3. Marga Sari 4. Baru Tengah 5. Baru Ulu 6. Kariangau 58,90 184,53 66,50 57,04 95, ,75 Kota Balikpapan , IKLIM DAN KUALITAS UDARA Keadaan iklim Kota Balikpapan dalam menentukan kondisi air/sumber air dilakukan pencatatan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) yang mana hasil pendataan tersebut dapat dijabarkan mengenai datadata tentang suhu udara, kecepatan angin, curah hujan dan sinar Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 8

14 matahari. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel II8. Ratarata suhu, Kelembaban dan Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Curah Hujan dan Penyinaran Matahari Tahun Tahun No. Uraian Suhu Udara ( o C) o Ratarata o Maksimum o Minimum Kelembaban Udara (%) Tekanan Udara (mbs) Kecepatan Angin (Knot) a. Arah terbanyak b. Kecepatan rata2(knot) Curah Hujan (mm/th) Penyinaran Matahari (%) 27,1 34,1 23,0 85,0 1011,2 S 6,0 2998,0 52,5 26,9 34,7 22,0 88, ,9 SW 4,8 2953,2 45, Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Balikpapan 26,8 34,8 22,5 87, ,3 SW ,3 52,42 26,8 34,8 24,5 84, ,4 SW ,17 26,7 34,7 24,0 85, ,4 SW ,0 45,27 Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 suhu udara ratarata Kota Balikpapan berkisar 26,7 o C. Kelembaban udara di Kota Balikpapan tahun 2014 berkisar 85,7 %tekanan udara berkisar antara 1.009,4 milibars. Kecepatan ratarata angin diwilayah Kota Balikpapan adalah 4,6 Knot dengan arah angin terbanyak ke arah SW (South West). Sedangkan curah hujan tertinggidi Kota Balikpapan antara mm per tahun dan penyinaran matahari ratarata 45,27%. Balikpapan memiliki pola hujan monsunal dengan puncak hujan terjadi pada bulan DJ (DesemberJanuari) ~220 mm untuk Balikpapan. Adapun hujan minimum terjadi di bulan Agustus ~100 mm Balikpapan. Di bulan Maret, Balikpapan lebih rendah yaitu ~300 mm. Sedangkan untuk mengetahui Curah Hujan di Balikpapan pada dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II8 Informasi Curah Hujan Tahun Curah hujan Hari hujan ,3 2212,8 2998,0 2953,2 2914,3 2906,3 2947,0 2841, Curah hujan maksimum ( mm ) Tanggal 164, ,7 119, ,9 494, Jun Jul Feb Jun Mei Agustus 2013 Desember Februari 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 9

15 No SIPD Tahun 2015 Sumber Data : Badan Meteorologi dan Geofisika Berikut tabel mengenai keadaan cuaca dan iklim Kota Balikpapan Tahun 2015 Tabel II9. Informasi Klimatologi Kota Balikpapan Tahun 2015 Uraian Jan 2014 Feb 2014 Mar 2014 Apr 2014 Mei 2014 Juni Suhu Udara ( O C) Ratarata 27,6 27,3 27,6 27,8 27,2 27,3 26,7 26,4 26,0 26,9 26,4 27,8 27,08 2. Kelembaban Udara (%) 3. Tekanan Udara ratarata (Mbs) Juli 2014 Agt 2014 Sept 2014 Okt 2014 Nov 2014 Des ,3 Jumlah Rata ,5 4. Arah Angin N E SW SW SW NW/N NW SW SW S W W SW 5. Kecepatan Angin (knots) ,1 6. Kecepatan Angin Maksimal (knots) Arah Angin Maksimal SW NE W SW SW SW SW SW NE W SW W SW 8. Curah Hujan ,4 9. Lama matahari bersinar % rata2 (08:00 16:00) ,08 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Balikpapan, 2014 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Januari Desember 2014 suhu minimum dan maksimum udara Kota Balikpapan berkisar 27,8 o C 26,0 o C. Kelembaban udara berkisar 80,0% 86,0%, penyinaran matahari ratarata (08:00 16:00) 41% 64%. Kecepatan angin berkisar 3 Knot 6 Knot, sedangkan curah hujan berkisar antara 12 mm 494 mm, tekanan udara ratarata 1010,50 milibars TOPOGRAFI WILAYAH Ketinggian Tempat Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut terutama didaerah tropis dapat menentukan banyak sedikitnya curah hujan dan tinggi rendahnya suhu. Ketinggian juga berhubungan dengan konfigurasi lapangan (fisiografi dan geomorfologi wilayah). Unsur unsur curah hujan, suhu dan konfigurasi lapangan mempengaruhi peluang pembudidayaan komoditi potensi dan ketersediaan air, dinamika hidrologi dan kerentanan tanah terhadap erosi, berarti pula berpengaruh terhadap pemanfaatan tanah suatu wilayah apakah diarahkan sebagai wilayah lindung atau budidaya. Semakin tinggi wilayah, komoditi yang dapat diusahakan dan dapat diproduksi semakin terbatas sehinga pembudidayaan tersebut tidak optimal. Semakin tinggi wilayah konfigurasi lapang semakin kasar dan semakin terjal keadaan lerengnya, sehinga pembudidayaan wilayah tersebut akan mengakibatkan erosi Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 10

16 dan memperbesar aliran air permukaan yang berarti akan memperluas tanah kritis dan menggangu kestabilandebit air. Pada umumnya garisgaris ketinggian tersebut adalah sebagai berikut : 07 m diatas permukaan laut, wilayah pada ketinggian ini mempunyai fisik sebagai berikut Kota Balikpapan umumnya berbukitbukit dan hanya sebagian yang landai yakni didaerah sepanjang pantai serta daerahdaerah yang berada diantara perbukitan yaitu tempattempat yang berupa dataran yang sempit. Topografi wilayah ini merupakan perbukitan bergelombang dengan kemiringan rata rata ( ) dengan perbedaan antara puncak bukit dan lembah ratarata kurang dari 100 meter Ketinggian wilayah ini dari permukaan laut berkisar antar 0 80 meter. Untuk mengetahui keadaan luas daerah berdasarkan ketinggian tempat dalam wilayah Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II10. Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian Tempat Yang Dirinci Pada Tiap Kecamatan dan Kelurahan di Kota Balikpapan. No. Kecamatan/ Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Ketinggian (diatas permukaan laut/ha) 0 10 M M > 20 M A Balikpapan Timur , , ,50 1. Manggar 2. Manggar Baru 3. Lamaru 4. Teritip 3.525,50 383, , ,20 383, , , ,50 B BalikpapanSelatan 4.795,57 31,00 47, ,25 1. Perapatan 2. Telaga Sari 3. Klandasan Ulu 4. Klandasan Ilir 5. Damai 6. Gunung Bahagia 7. Sepinggan 314,12 253,48 89,00 143,50 601,75 891, ,00 31,00 47,82 314,12 253,48 64,68 143,50 601,75 891, C Balikpapan Tengah 1.107,38 114,10 993,28 1. Gn. Sari Ilir 182,52 114,10 114,10 2. Gn. Sari Ulu 128,66 182,52 3. Mekar Sari 120,50 128,66 4. Karang Rejo 220,50 120,50 5. Sumber Rejo 241,50 220,50 6. Karang Jati 341,10 D BalikpapanUtara , , ,52 1. Gn. Samarinda 2. Muara Rapak 3. Batu Ampar 4. Karang Joang 573,80 352,72 2,980, , ,70 573,80 352,72 986,00 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 11

17 No. SIPD Tahun 2015 Kecamatan/ Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Ketinggian (diatas permukaan laut/ha) 0 10 M M > 20 M E BalikpapanBarat ,20 25,48 17,969,72 1. Baru Ilir 2. Margo Mulyo 3. Marga Sari 4. Baru Tengah 5. Baru Ulu 6. Kariangau 58,90 184,53 66,50 57,04 95, ,75 25,48 58,90 57,04 70,00 184,53 66, ,75 Kota Balikpapan , , , ,25 Sumber Data : Badan Pertanahan Nasional Balikpapan Kemiringan Lereng Lereng didefinisikan sebagai hasil beda ketinggian antara dua tempat (kedudukan) dengan jarak datar yang dinyatakan dalam persen, oleh karena suatu wilayah dapat dikelaskan berdasarkan lereng. Luas wilayah berdasarkan kelas lereng di kota Balikpapan adalah sebagai berikut : 0 2 % = Ha 2 15 % = Ha % = Ha > 40 % = Ha Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Balikpapan mempunyai kelas lereng > 40 % yakni seluas Ha. Tingkat kemiringan / lereng tanah diatas 40% inilah merupakan salah satu kendala bagi pengembangan fisik kota. Hal ini terutama berkaitan dengan tingkat kestabilan lereng dan tatanan keseimbangan debet air permukaan. Kemiringan ini dampak pada topografi Balikpapan yang hampir seluruhnya berbukit (85%), terutama dibagian utara wilayah kota Kedalaman Efektif Tanah Kedalaman efektif tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, selain itu juga menentukan jumlah unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman. Kedalaman efektif tanah adalah suatu kedalaman yang diukur dari permukaan tanah sampai pada lapisan kedap air, yakni ; lapisan pasir, kerikil, batu lignit. Ini sangat ditentukan dari tingkat pelapukan humus yang ada dipermukaan dan jenis batuan induk yang melapuk menjadi tanah (soil). Penyebaran kedalaman sedimen tanah di Kota Balikpapan dapat dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu : Kedalaman efektif antara 30 cm sampai 60 cm, seluas + 50 % dari luas wilayah kota. Kedalaman efektif diatas cm, seluas + 40% dari luas wilayah kota. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 12

18 Kedalaman efektif diatas 90 cm, seluas + 10% dari luas wilayah kota. Data tersebut menunjukkan, sebagian besar wilayah Kota Balikpapan mempunyai kedalaman efektif tanah 3060 cm, yang menyebabkan terbatasnya kemampuan tumbuh kembang tanaman Geologi Dalam pembahasan geologi Kota Balikpapan meliputi geomorfologi, stratigrafi, serta struktur geologinya berdasarkan data lapangan dan data sekunder Geomorfologi Topografinyaberupa daerah perbukitan bergelombang dengan kemiringan ratarata % dengan relief kurang dari 100 meter. Wilayah terbangun Kota Balikpapan umumnya pada ketinggian 0 80 meter dari permukaan laut. Kemiringan lereng 0 8 % memiliki area luas sekitar 64 % dari seluruh area Kota Balikpapan, sedangkan sisanya 36 % merupakan wilayah yang mempunyai kemiringan > 25 % dan kemiringan antara 8 25 %. Kondisi kemiringan yang demikian memberikan gambaran mengenai potensi fisik serta karakteristik wilayah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan infrastruktur Kota Balikpapan. Berdasarkan kemiringan lereng dan kontrol struktur geologi yang berkembang, wilayah Kota Balikpapan dapat dibagi menjadi tiga satuan geomorfik, yaitu satuan perbukitan bergelombang sedang, satuan perbukitan bergelombang lemah, dan satuan dataran alluvial. Sebaran dari ketiga satuan ini secara umum relatif sejajar dengan sebaran struktur lipatan yang berkembang, yaitu relatif timurlautbaratdaya. A. Satuan Geomorfik Perbukitan Bergelombang Sedang Satuan geomorfik ini menempati area dengan luas 55 %, mempunyai kemiringan lereng ratarata % dengan beda tinggi meter. Satuan geomorfik ini menempati sebagian besar di bagian utara barat laut yang merupakan daerah hutan lindung, sebagian di timur laut meliputi sebagian dari Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Timur. Litologi penyusun satuan geomorfik ini adalah perselingan antara batupasir kuarsa, batupasir, batulempung, serpih, dan sisipan batubara dengan dikontrol struktur geologi berupa antiklin dan sinklin dengan kemiringan sayapsayapnya yang relatif landai sampai sedang. B. Satuan Geomorfik perbukitan Bergelombang Lemah Satuan geomorfik ini membentuk pola perselingan dengan Perbukitan bergelombang sedang yang membujur barat daya timur laut dengan luas 30 %, umumnya mempunyai Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 13

19 kemiringan lereng 5 15 % dengan beda tinggi 3 15 meter. Satuan geomorfik ini menempati bagian tengah daerah telitian yaitu lembah Sungai Wain, Daerah Gunung Bahagia sampai Gunung Binjai yang masuk kedalam wilayah Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Timur dengan litologi penyusun batupasir kuarsa, batupasir dengan konkresi/nodul besi, serpih, batulanau, sisipan batubara dan dikontrol struktur geologi berupa homoklin yang merupakan sayap antiklin atau sinklin dengan kemiringan landai sehingga membentuk suatu lembah homoklin. C. Satuan Dataran Alluvial Satuan ini tersebar sebagian besar di bagian pantai dan lembahlembah sungai dengan luas 15 % material penyusunnya merupakan endapan kerakal lempung yang belum terkonsolidasi atau bersifat lepaslepas yang merupakan hasil pengendapan aktivitas sungai dan air laut. Kemiringan lereng umumnya 0 5 % dengan beda tinggi 0 2 meter. Menempati pantai sebelah timur dari Sepinggan hingga Teritip, lembahlembah disekitar Sungai Wien, Sungai Somber, dan Sungai Manggar Besar dan sebagian pantai di Teluk Balikpapan Stratigrafi Menurut Hidayat dan Umar (1994), wilayah Kota Balikpapan tersusun atas empat satuan batuan, berurutturut dari yang paling muda ke tua adalah Satuan Endapan Pasir (Endapan Aluvial), Formasi Kampungbaru, Formasi Balikpapan, dan Formasi Pulaubalang. Pengamatan yang dilakukan selama penelitian, batuan yang terdapat di Kota Balikapapan menunjukkan variasi yang relative sama dengan apa yang telah ditemukan para peneliti terdahulu, umumnya terdiri dari batupasir kuarsa, batupasir dengan sisipan nodulnodul besi, serpih, batulempung, dan sisipan batubara. Oleh karena penamaan satuan batuan dalam pembahasan tentang batuan dan stratigrafi secara detil akan mengacu pada penelitian yang telah ada. A. Satuan Endapan Pasir (Endapan Aluvial) Satuan ini berupa material lepas berukuran lempung sampai kerakal sebagai hasil endapan sungai, rawa, pantai dan delta. Satuan ini diendapkan secara tidak selaras diatas bidang erosi terhadap satuan batuan dibawahnya. Satuan ini sebagian besar tersebar di sepanjang pantai timur dari wilayah Kota Balikpapan, terutama di daerah Manggar, Lamaru, dan Teritip, demikian juga di kirikanan Sungai Wien dan Sungai Somber. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 14

20 B. Formasi Kampung Baru Sebaran Satuan ini mempunyai sebaran yang paling luas di wilayah Kota Balikpapan, terutama di bagian utara dan tengah, meliputi wilayah Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, sebagian Kecamatan Balikpapan Tengah, dan Kecamatan Balikpapan Timur. Batuan penyusun Satuan ini terdiri dari perselingan batulempung, batulanau, batupasir kuarsa, serpih dengan sisipan batubara, lignit, dan napal. Pada beberapa lapisan mengandung nodul atau konkresi besi oksida dan batugamping. Satuan ini diendapkan secara selaras dan sebagian menjari dengan satuan di bawahnya. Singkapan batubara yang cukup tebal (> 3 m) dapat dijumpai di Dusun Gunung Binjai. Umur dan Lingkungan Pengendapan Formasi ini mempunyai umur Miosen Akhir dan diendapkan pada lingkungan pengendapan darat laut dangkal dengan fasies delta dan fasies laut dangkal (Moss dan Chambers, 1998). Formasi Kampung Baru diendapkan secara selaras diatas Formasi Balikpapan. C. Formasi Balikpapan Sebaran Formasi Balikapapan sebagian besar tersebar di bagian baratlaut dan baratdaya wilayah Kota Balikpapan, meliputi daerah Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Tengah dan sebagian Kecamatan Balikpapan Barat. Batuan penyusun Bagian atas satuan ini tersusun didominasi oleh batupasir kuarsa, dengan sisipansisipan batulempung, batulanau, dan serpih. Sedangkan pada bagian bawah disusun oleh perselingan batulanau, batupasir, dan batulempung dengan sisipan napal, batupasir gampingan, batubara. Pada beberapa lapisan batupasir mengandung fragmenfragmen batubara. Batubara pada satuan ini umumnya relatif lebih tipis dibanding pada Formasi Kampung Baru. Kenampakan yang paling umum pada satuan ini adalah batupasir kuarsa yang sebagian besar memperlihatkan struktur silang siur (cross bedding). Umur dan Lingkungan Pengendapan Formasi ini mempunyai umur Miosen Tengah Miosen Akhir bagian bawah dan diendapkan pada lingkungan pengendapan darat transisi laut dangkal dengan fasies delta (Moss dan Chambers, 1998).Formasi ini mempunyai hubungan selaras dengan formasi dibawahnya yaitu Formasi Pulau Balang. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 15

21 D. Formasi Pulau Balang Sebaran Satuan ini tersingkap di Pulau Balang serta bagian ujung baratlaut wilayah Kota Balikpapan, yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Batuan penyusun Satuan ini secara regional terdiri dari batupasir kuarsa, batupasir gampingan, batulanau dengan sisipan batubara. Di lapangan sebagian besar batuan penyusun satuan ini lapuk dan tertutup vegetasi yang lebat. Oleh karena itu datadata batuan yang di dapatkan di lapangan sangat terbatas. Umur dan Lingkungan Pengendapan Formasi ini mempunyai umur Miosen Awal dan merupakan formasi tertua yang terdapat di Kota Balikpapan, diendapkan pada lingkungan laut dangkal dengan fasies delta (Moss dan Chambers, 1998), dan memiliki hubungan terhadap formasi dibawahnya yakni Formasi Pamaluan Struktur Geologi Dari kenampakan di lapangan menunjukkan bahwa perlapisan batuan di daerah telian telah mengalami perlipatan secara lemah, membentuk struktur antiklin dan sinklin. Di beberapa tempat terlihat adanya kekarkekar dan patahan (sesar) kecil. A. Lipatan Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan serta dengan studi refensi yang telah ada, geologi Kota Balikapan dikontrol oleh dua sumbu antiklin dan dua sumbu sinklin. Sumbusumbu lipatan tersebut secara umum berarah timur lautbaratdaya, oleh karena itu lapisanlapisan batuan yang ada umumnya miring ke tenggara dan barat laut. B. Kekar Daerah ditemukannya kekar sering berasosiasi dengan terdapatnya zona patahan atau longsoran. Daerah yang banyak terkekarkan kemungkinan besar memang akan berkembang menjadi patahan atau bahkan mempengaruhi terjadinya patahan atau longsoran. Lokasi yang banyak didapatkan kekar antara lain di Tanjungbatu, P. Babi dan sekitarnya, depan SPBU J. Mayjen Soetoyo, Telaga Sari dan di Perum Daksa. Berdasarkan datadata yang diambil langsung di lapangann, penafsiran kelurusankelurusan sungai serta datadata survey pendahuluan, pada umumnya kekarkekar dan patahanpatahan berarah timurlautbaratdaya dan tenggara barat aut. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 16

22 C. Sesar Data sesar naik ditemukan beberapa tempat, diantaranya di depan SPBU Jl. Mayjen Soetoyo. Data yang nampak adalah patahanpatahan, kekarkekar, serta sesar naik mikro dengan kedudukan bidang sesar N235 E/68. Juga ditemukan data sesar di Kampung Damai 3 dengan kedudukan bidang sesar N240 E/ TATA RUANG WILAYAH DAN PERTANAHAN Tata Ruang Kota Guna mengantisipasi perkembangan pemanfaatan ruang yang tidak terarah dan teratur dibutuhkan suatu penataan ruang. Dalam Undangundang Nomor 24 Tahun 1992, yang dimaksud penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pada tingkat administrasi kota, produk perencanaan tata ruang yang dibutuhkan berupa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau Rencana Umum Tata Ruang Kota (RURTK) yang digunakan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan serta menjaga keserasian pembangunan antarsektor, dalam rangka penyusunan pengendalian programprogram pembangunan kota dalam jangka panjang. RTRW ini dijabarkan lagi ke dalam rencanarencana yang sifatnya lebih rinci, yaitu Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan Rencana Teknis Ruang Kota (RTRK) atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Penyusunan rencana tata ruang kota ini perlu diserasikan dengan UU No. 22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang menjamin daerah untuk mendapatkan otonomi dan perimbangan keuangan yang lebih luas. Selain itu, dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas tahun 2003, otoritas daerah harus dapat berkompetisi dengan dunia internasional untuk dapat mengembangkan wilayahnya. Untuk itu, pemerintah kota hendaknya mengarahkan kebijakan kota yang dapat menarik minat investor domestik maupun asing pada sektorsektor strategis yang dimiliki oleh Kota Balikpapan. Dengan demikian pemerintah kota dapat mengantisipasi perkembangan yang akan terjadi melalui persiapan disegala aspek, baik teknis maupun non teknis, seperti sistem perhubungan udara, darat, dan laut, telekomunikasi, perdagangan, sistem perbankan, kemampuan SDM aparat pemerintah dan masyarakat, serta kesadaran menghadapi tuntutan perkembangan daerah Kota Balikpapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Untuk mewujudkan rencana pemanfaatan ruang Daerah Kota Balikpapan yang serasidan optimal serta sesuai dengan ketentuan daerah dan kemampuan daya dukung lingkungan, maka dilakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 17

23 Balikpapan. Penyusunan rencana tata ruang juga dimaksudkan untuk mewujudkan keterkaitan antar kegiatan yang memanfaatkan ruang dan kebijakankebijakan pendukungnnya mengenai kawasan yang harus dilindungi, kawasan budidaya, sistem pusatpusat pemukiman, jaringan prasarana utama, serta wilayahwilayah yang diprioritaskan pengembangannnya. Dalam konteks penyelenggaraan penataan ruang di daerah, Kota Balikpapan sebagai suatu daerah otonom sudah memiliki suatu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota yang bisa dijadikan panduan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, sebagaimana yang telah dimaksud dalam UndangUndang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Terbitnya UndangUndang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang merupakan sebuah langkah reformasi di bidang penataan ruang yang cukup signifikan, telah memberi kewenangan kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota untuk melakukan peningkatan diri sesuai dengan potensi sumber daya, karakteristik, dan budaya (kearifan lokal) masingmasing. Undangundang tersebut antara lain mengamanatkan pentingnya penerapan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan, pertimbangan untuk mitigasi bencana, persyaratan minimal ruang terbuka hijau 30 persen di kawasan perkotaan, pengenaan sanksi yang tegas, dan lahirnya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di bidang Penataan Ruang. Selain itu, UndangUndang juga memerlukan dukungan Pemerintah Daerah dalam implementasi dan perundangundangan di tingkat yang lebih rendah. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan telah disusun pada tahun 1994, untuk jangka waktu perencanaan RTRW tersebut telah disahkan sebagai Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 6 tahun Hal ini berarti pada tahun 2004 ini adalah tahun terakhir berlakunya RTRW tersebut. Selanjutnya dilakukan proses penyusunan RTRW Kota Balikpapan Tahun dan ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 5 tahun 2006tentang Rencana Tata Ruang Kota Balikpapan tahun Pada tahun , Pemerintah Kota Balikpapan telah melakukan revisi Perda Nomor 5 tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Kota Balikpapan tahun , tertanggal 14 Desember 2006 dengan menghasilkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kota Balikpapan tahun Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan KAWASAN NON BUDIDAYA 1. Kawasan Lindung Keberadaan suatu kawasan lindung memerlukan suatu kegiatan pengelolaan untuk mempertahankan keutuhan yang ada. Selain itu kegiatan pengelolaan kawasan lindung diharapkan dapat mencegah kerusakan fungsi lingkungan, memperbaiki kawasan lindung yang rusak serta menambah kawasan lindung yang ada. Pengelolaan kawasan lindung adalah meliputi kegiatan perencanaan pemanfaatan dan pengendalian ruang untuk kawasan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 18

24 lindung. Kegiatan perencanaan yang dapat dilakukan pada kawasan lindung mencakup penetapan batasbatas kawasan yang berfungsi lindung dengan menggunakan kriteria tertentu. Kawasan lindung yang dikelola pemanfaatan ruangnya terdiri dari: 1. Kawasan Hutan Lindung 2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya 3. Kawasan Perlindungan Setempat 4. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota 5. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya 6. Kawasan Rawan Bencana 7. Kawasan Konservasi Laut dan Pesisir 8. Kawasan Jalur Pengungsian Satwa Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan terhadap kawasan lindung yang ada di Kota Balikpapan dapat dilihat pada pembahasan di bawah ini. 2. Kawasan Hutan Lindung Keberadaan hutan lindung di Kota Balikpapan ditetapkan berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 416/KptsII/1995 dan SK. Menteri Kehutanan No. 267/ KptsII/ Hutan Lindung di Kota Balikpapan memiliki luas total sebesar ,76 Ha atau seluas 38,95 % luas Kota Balikpapan. Kota Balikpapan memiliki 2 hutan lindung yang berada di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Barat dan Balikpapan Timur yaitu Hutan Lindung Sungai Wain dan Hutan Lindung Sungai Manggar. Hutan Lindung Sungai Wain sendiri berada di Kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat tepatnya di kelurahan Karang Joang dan Kelurahan Karingau. Sedangkan Hutan Lindung Sungai Manggar berada di Kecamatan Balikpapan Utara dan Kecamatan Balikpapan Timur. Pengembangan Hutan Lindung Sungai Wain diarahkan untuk pengembangan kegiatan wisata alam seperti kebun raya, ekowisata dan lainlain. Adapun Hutan Lindung Sungai Manggar diarahkan untuk pengembangan kegiatan agroforestry. Berikut dapat dilihat bagaimana rencana hutan lindung yang ditetapkan untuk masingmasing Hutan Lindung yang ada di Kota Balikpapan. Hutan Lindung Sungai Wain merupakan hutan lindung terbesar di Kota Balikpapan dengan total luas mencapai ,76 Ha. Sebesar 9.782,80 Ha bagian dari Hutan Lindung Sungai Wain berada di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat dan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 19

25 Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara. Kawasan tersebut dilindungi dengan sabuk hijau seluas 1.745,23 Ha dan 259,35 ha dari lahan rencana Kawasan Hutan Produksi. Kawasan sabuk hijau Hutan Lindung Sungai Wain berada di Kelurahan Karingau kecamatan Balikpapan Barat. Hutan Lindung Sungai Manggar memiliki luas total sebesar 6.169,40 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung seluas Ha terletak di Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara dan kawasan sabuk hijau seluas 1.170,40 Ha tersebar di Kelurahan Teritip dan Kelurahan Manggar; Kecamatan Balikpapan Timur. Kawasan perluasan hutan lindung Sungai Wain yang memanfaatkan lahan eks hutan produksi perhutani seluas 1.402,39 Ha yang terletak di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat. Tabel II1. Rencana Hutan Lindung Kota Balikpapan No. Hutan Lindung Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Hutan Lindung S. Wain a. SK.Menteri Kehutanan No. 416/KptsIl/1995 Balikpapan Utara Karangjoang 9, Balikpapan Barat Kariangau b. Sabuk Hijau/ Green Belt HL. S.Wain 500 m Balikpapan Utara Karangjoang 1, c. Sabuk Hijau Rencana Kaw. Hutan Produksi Balikpapan Barat Kariangau Perluasan HL. S. Wain (Eks. Hutan Produksi) Jumlah 11, a. Hasil Tim Terpadu Kehutanan 2011 Balikpapan Barat Kariangau 1, b. Sabuk Hijau/ Green Belt Perluasan Balikpapan Barat Kariangau HL. S.Wain 500 m 3 Hutan Lindung S. Manggar Jumlah 1, a. SK.Menteri Kehutanan No. 267/KptsII/1996 Balikpapan Utara Karangjoang 4, Kel. Teritip b. Sabuk Hijau/ Green Belt HL. S.Manggar Balikpapan Timur Kel. Teritip 1, m Kel. Manggar Jumlah 6, Total 19, Sumber : Badan Pengelola Hutan Lindung S. Wain dan S. Manggar; Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2010, RTRW Prov. Kalimantan Timur , Bappeda Kota Balikpapan, 2011 dan Tim Terpadu Kehutanan 2011 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 20

26 Adapun visualisasi dari tabel diatas dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar II1. Rencana Hutan Lindung Kota Balikpapan Untuk mengetahui sebaran hutan lindung di Kota Balikpapan maka dapat dilihat pada peta rencana hutan lindung pada peta di bawah ini. Gambar II2. Peta Rencana Kawasan Hutan Lindung Kota Balikpapan Kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan hutan lindung diarahkan : Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 21

27 a. Untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan permukaan. b. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada, yang dapat mengganggu fungsi lindung. c. Pengembalian fungsi hidroorologi hutan yang mengalami kerusakan (rehabilitasi dan konservasi). d. Pencegahan dilakukannya budidaya, kecuali kegiatan yang tidak mengganggu fungsi lindung. Untuk itu disekitar kedua kawasan hutan lindung tersebut perlu adanya kawasan penyangga (Buffer Zone), sehingga tidak langsung dengan kawasan budidaya intensif (misalnya kawasan industri). Pola kawasan penyangga ini pemanfaatan ruangnya tetap seperti semula atau kawasan pertanian tanaman keras/tanaman hutan. 3. Kawasan Resapan Air Kawasan resapan air merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. Dalam peraturan pemerintah No. 26 Tahun 2008 disebutkan bahwa kawasan lindung dapat diartikan sebagai wilayah yang ditetapkan mempunyai fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Dalam hal ini, kawasan resapan air di Kota Balikpapan merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan Hutan Sungai Manggar dan Hutan Sungai Wain dan Kota Balikpapan yang merupakan kawasan bawahannya. Luas total dari kawasan resapan air yang ada di Kota Balikpapan adalah sebesar 920,25 Ha atau sebesar 1,828 % dari luas total Kota Balikpapan. Tabel II1. Rencana Kawasan Resapan Kota Balikpapan No. Kawasan Resapan Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Kawasan Resapan Air Hutan Lindung S. Wain Balikpapan Barat Kariangau Jumlah Kawasan Resapan Air Hutan Lindung S. Manggar Balikpapan Timur Lamaru Manggar Jumlah Total Sumber : RTRW Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 22

28 Dari tabel diatas, kawasan resapan air di Kota Balikpapan terdiri dari Kawasan Resapan Air Manggar dan Kawasan Resapan Air Sungai Wain. Kawasan Resapan Air S. Manggar yang terletak di Kelurahan Manggar dan Lamaru Kecamatan Balikpapan Timur mempunyai luas sebesar 660,02 Ha. Kawasan resapan air Sungai Manggar mempunyai luas yang lebih besar daripada Kawasan resapan air Sungai Wain yang hanya mempunyai luas 256,23 Ha. Adapun visualisasi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Gambar II3. Rencana Kawasan Resapan Air Kota Balikpapan Gambar II4. Peta Rencana Kawasan Resapan Air Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 23

29 4. Kawasan Perlindungan Setempat Status kawasan perlindungan setempat sebagai kawasan lindung tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun Dimana kawasan perlindungan setempat adalah terdiri atas sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan pantai berhutan bakau serta sempadan jalan tol. Dalam hal ini kawasan di Kota Balikpapan yang termasuk dalam kawasan perlindungan setempat bagi Kota Balikpapan adalah kawasan sempadan sungai, pantai, kawasan waduk dan embung, kawasan pantai berhutan bakau serta kawasan sempadan jalan tol. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut tentang kawasan perlindungan setempat yang ada di Kota Balikpapan. a. Kawasan Sempadan Pantai Sebagai suatu wilayah yang berbatasan langsung dengan laut tentu saja menjadikan Kota Balikpapan memiliki kawasan pantai yang memerlukan kegiatan penataan ruang dalam kegiatan pemanfaatan ruangnya. Kawasan pantai sebagai kawasan perlindungan setempat bagi Kota Balikapan ditetapkan dengan kriteria di bawah ini; 1. Merupakan daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat, atau; 2. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai. Sebagaimana yang telah tercantum dalam peraturan pemerintah No. 26 Tahun 2008 disebutkan bahwa peraturan zonasi sempadan pantai disusun dengan memperhatikan: 1. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau 2. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan utnuk mencegah abrasi 3. Pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai; 4. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c. 5. Ketentuan pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis dan estetika kawasan. Kawasan sempadan pantai Kota Balikpapan mempunyai luas sebesar Ha atau sebesar 0.63% dari luas total Kota Balikpapan. Kawasan ini terletak berada di kelurahan yang mempunyai pantai yaitu Kelurahan Karingau, Kelurahan Baru Ulu, Kelurahan Baru Tengah, Kelurahan Margasari di Kecamatan Balikpapan Barat; Kelurahan Prapatan, Kelurahan Klandasan Ulu, Kelurahan Klandasan Ilir, Kelurahan Damai, Kelurahan Sepinggan di Kecamatan Balikpapan Selatan; Kelurahan Manggar, Kelurahan Lamaru, Kelurahan Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur. Berdasarkan kecamatannya, kawasan pantai terbesar adalah terletak di Kecamatan Balikpapan Timur tepatnya sebesar 94,88% dari luas total kawasan pantai yang ada di Kota Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 24

30 Balikpapan adalah terletak di Kecamatan Balikpapan Timur. Kawasan Pantai terbesar yang ada di Kota Balikpapan adalah Kawasan Pantai Manggar dan Kawasan Pantai Lamaru. Kegiatan perencanaan yang direncanakan dalam kegiatan pengembangan kawasan pantai Kota Balikpapan adalah diarahakan untuk pengembangan kawasan wisata, kawasan perikanan, kawasan transportasi laut serta kawasan lindung bagi Kota Balikpapan. Berikut merupakan rencana kawasan pantai yang ada di Kota Balikpapan. Tabel II2. Luas Rencana Kawasan Pantai di Kota Balikpapan No. Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Balikpapan Barat Pantai Kaw. Kariangau Kariangau Balikpapan Selatan Jumlah Pantai dari Melawai Prapatan Kawasan Zona I 3 Balikpapan Timur Klandasan Ulu Klandasan Ilir Gunung Bahagia Damai Sepinggan Jumlah Pantai dari Batakan Manggar Teritip Jumlah Total Sumber: Hasil Analisis Tim Perencana RTRW KotaBalikpapan, 2011 Diagaram II5. Luas Rencana Kawasan Pantai di Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 25

31 Dari visualisasi luas rencana kawasan pantai di Kota Balikpapan diatas dapat dilihat bahwa kawasan pantai melawai merupakan kawasan pantai terkecil di Kota Balikpapan yang hanya mempunyai luas sebesar 23 Ha sedangkan Pantai Manggar dan Lamaru adalah kawasan pantai terbesar yang memiliki luas sebesar 456,38 Ha. Untuk mengetahui sebaran kawasan pantai yang ada di Kota Balikpapan maka dapat dilihat pada peta di bawah ini Gambar II6. Peta Rencana Kawasan Sempadan Sungai dan Pantai Kota Balikpapan b. Kawasan Sempadan Sungai Sebagai bagian dari kawasan perlindungan setempat dalam kegiatan penataan ruang wilayah sungai adalah merupakan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan atau pulaupulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 200 km2. Kota Balikpapan mempunyai beberapa sungai besar karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan wilayah perairan laut. Beberapa sungai yang berada di Kota Balikpapan seperti Sungai Kemantis, Sungai Lempasuang, Sungai Berengam, Sungai Tengah, Sungai Pudak, Sungai wain, Sungai Somber, Sungai Klandasan Besar, Sungai Klandasan Kecil, Sungai Sepinggan Besar, Sungai Sepinggan Kecil, Sungai Manggar Besar, Sungai Manggar Kecil, Sungai Teritip, Sungai Aji Raden, dan Sungai Selok Api. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 26

32 Adapun sungai yang mempunyai luas terbesar adalah Sungai Wain namun jika dilihat berdasarkan kecamatan maka Kecamatan Balikpapan Barat merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah sungai terbesar di Kota Balikpapan yaitu sebesar 74,08 % dari luas total kawasan sungai yang ada. Kawasan sempadan sungai di Kota Balikpapan memiliki luas sebesar 817,791 Ha atau seluas 1,6 % dari total luas Kota Balikpapan. Berdasarkan letak dan bentuk sungainya, kawasan sungai di Balikpapan dapat dibedakan menjadi: 1. Kawasan Sungai Bertanggul yang meliputi S. Pandansari, S.Klandasan Besar, S.Klandasan Kecil, S. Sepinggan Besar, S. Sepinggan Kecil, 2. Kawasan Sungai Tidak bertanggul yang meliputi Sungai Kemantis, S. Tempadung, S. Berenga, S. Tengah, S. Pudak, S. Tanjung Batu, S. Wain, S. Somber, S. Manggar Kecil, S. Manggar Besar, S. Ajiraden, S. Tertip, S.Selok api Rencana kawasan sungai Kota Balikpapan diarahkan untuk penyediaan air bersih, perikanan, transportasi serta kawasan lindung. Di bawah ini dapat dilihat bagaimana rencana yang diberlakukan terhadap kawasan sungai yang ada di Kota Balikpapan. Tabel II3. Luas Rencana Kawasan Sungai di Kota Balikpapan NO. SUNGAI LUAS I. Kec.Balikpapan Barat 1 S. Kemantis Badan Sungai ha GSS 0 m ha PROSENTASE Kawasan ThdKota KETERANGAN Terletak pada kaw. industri Merupakan kaw. bakau 2 S. Tempadung Badan Sungai ha GSS 0 m ha Terletak pada kaw. industri Merupakan kaw. bakau 3 S. Berenga Badan Sungai 1.55 ha Terletak pada kaw. industri GSS 0 m ha Merupakan kaw. bakau 4 S. Tengah Badan Sungai 4.48 ha Terletak pada kaw. industri GSS 0 m ha Merupakan kaw. bakau 5 S. Seluk Pudak Badan Sungai.69 ha Terletak pada kaw. industri GSS 0 m ha Merupakan kaw. bakau Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 27

33 NO. SUNGAI LUAS PROSENTASE Kawasan ThdKota KETERANGAN 6 S. Sanrumukti Badan Sungai.56 ha Terletak pada kaw. industri GSS 0 m ha Merupakan kaw. bakau 7 Sungai Wain Badan Sungai ha Terletak pada kaw. industri GSS 0 m 2.87 ha Merupakan kaw. bakau 8 S. Somber Badan Sungai 3.24 ha Terletak pada kaw. industri GSS 100 m 1.13 ha Merupakan kaw. bakau industri Jumlah ha II. Kec.Balikpapan Utara 1 S. Somber Badan Sungai ha Terletak pada kaw. industri GSS 100 m ha Merupakan kaw. bakau & industri Jumlah ha 4.73 III. Kec.Balikpapan Selatan 1 S. Klandasan Besar Badan Sungai 5.04 ha Terletak pada kaw. padat GSS 10 m 3.64 ha penduduknya 2 S. Klandasan Kecil Badan Sungai 0.58 ha Terletak pada kaw. padat GSS 6 m ha penduduknya 3 S. Sepinggan Besar Badan Sungai 8.34 ha Terletak pada kaw. padat GSS 6 m 2.23 ha penduduknya 4 S. Sepinggan Kecil Badan Sungai 0.43 ha Terletak pada kaw. padat GSS 6 m 3.99 ha penduduknya 5 S. Batakan Kecil Badan Sungai 0.35 ha Terletak pada kaw. padat GSS 6 m ha penduduknya Jumlah ha 0.95 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 28

34 NO. SUNGAI LUAS PROSENTASE Kawasan ThdKota KETERANGAN IV. Kec.Balikpapan Timur 1 S. Batakan Badan Sungai 1.30 ha Terletak pada kaw. padat GSS 6 m ha penduduknya 2 S. Manggar Besar Badan Sungai ha Terletak pada kaw. padat GSS 6 m ha penduduknya 3 S. Manggar Kecil Badan Sungai 0.89 ha Terletak pada kaw. padat GSS 50 m 8.14 ha penduduknya 4 S. Teritip Badan Sungai 1.27 ha Terletak pada kaw. rendah GSS 50 m ha penduduknya 5 S. Aji Raden Badan Sungai 3.10 ha Terletak pada kaw. rendah GSS 50 m ha penduduknya 6 S. Selok Api Badan Sungai 0.08 ha Terletak pada kaw. rendah GSS 50 m ha penduduknya Merupakan kaw. bakau V. Kec.Balikpapan Tengah 1 S. Pandansari Jumlah ha Badan Sungai 0.73 ha Terletak pada kaw. padat GSS 6 m 5.36 ha penduduknya Jumlah 6.09 ha 0.73 Total ha Sumber: RTRW Kota Balikpapan c. Kawasan Sempadan Sungai Kota Balikpapan direncanakan mempunyai tiga buah waduk dan 61 embung dengan buffer zone nya. Pengembangan waduk di Kota Balikpapan diarahkan untuk mengatasi kekurangan air bersih di Kota Balikpapan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas/ daya tampung waduk sehingga mampu memenuhi kebutuhan air bersih sampai pada saat musim kemarau berakhir. Pengembangan kawasan Waduk Manggar juga harus diikuti reboisasi dan atau rehabilitasi kawasan Hutan Lindung Sungai Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 29

35 Manggar khususnya daerah yang termasuk ke dalam DAS Sungai Manggar untuk menjaga daerah tangkapan sehingga menjaga ketersediaan air yang masuk kawasan waduk Sungai Manggar. Sedangkan pengembangan embung Kota Balikpapan mempunyai fungsi utama sebagai pengendali banjir. Kawasan embung Kota Balikpapan terdapat di 61 kawasan seperti perumahan Korpri, Sepinggan I, Sepinggan II, Kawasan Batu Ampar dan lainlain. Luas Kawasan Waduk dan Bendali di Kota Balikpapan direncanakan sebesar 3.168,804 Ha atau sebesar 6,18 % dari luas total Kota Balikpapan. Kawasan sempadan waduk/ embung ini direncanakan selebar 100 m kecuali pada kawasan padat penduduknya direncanakan cukup untuk jalan inspeksinya. Kawasan sekitar waduk/ embung meliputi kelurahan Kariangau di Kecamatan Balikpapan Barat; kelurahan Muara Rapak, Kelurahan Batu Ampar, kelurahan Karangjoang di Kecamatan Balikpapan Utara; kelurahan Karangrejo, kelurahan Gunungsari Ulu di Kecamatan Balikpapan Tengah; kelurahan Gunung Bahagia, kelurahan Sepinggan di Kecamatan Balikpapan Selatan; kelurahan Lamaru, kelurahan Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur. Pemanfaatan Kawasan Waduk dan Embung di Kota Balikpapan diarahkan sebagai sumber air baku, wisata dan ruang terbuka hijau bagi Kota Balikpapan. Adapun untuk mengetahui lokasi waduk dan embung yang ada di Kota Balikpapan dapat dilihat pada peta rencana kawasan waduk dan embung Kota Balikpapan di bawah ini. Gambar II7. Peta Rencana Kawasan Waduk dan Bendali Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 30

36 d. Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan Hutan Bakau sebagaimana dimaksud dalam hal ini adalah merupakan koridor di sepanjang pantai yang mempunyai lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai ratarata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, dikur dari garis air surut terendah ke arah barat. Sebagai kawasan yang memiliki pantai maka Kota Balikpapan memiliki potensi sebagai salah satu wilayah untuk pengembangan kawasan hutan bakau. Kawasan hutan bakau di Kota Balikpapan terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat dan Balikpapan Timur. Luas kawasan hutan bakau yang ada di Kota Balikpapan adalah sebesar 1.878,19 Ha atau 3,73 % dari lus kota Balikpapan. Pemanfaatan kawasan lindung di Kota Balikpapan di arahkan untuk pengembangan kawasan lindung Mangrove, sebagai pengembangan habitat hewan mangrove, serta wisata alam dan perikanan. Kawasan hutan bakau yang ada di Kota Balikpapan diantaranya adalah hutan bakau yang berlokasi di Sungai Tempadung dan Sungai Berenga, hutan mangrove Kemantis, hutan mangrove Sungai Wain, hutan mangrove Sungai Somber, hutan mangrove Margo Mulyo, hutan mangrove Margasari, hutan mangrove Sungai Batakan, hutan mangrove Sungai Sepinggan, hutan mangrove Sungai Manggar, hutan magrove Pantai Lamaru serta hutan mangrove Teritip. Pada Peta dan tabel di bawah ini dapat dilihat bagaimana luas rencana hutan bakau tersebut. Gambar II8. Peta Rencana Kawasan Hutan Bakau Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 31

37 NO. SIPD Tahun 2015 Tabel II4. Luas Rencana Kawasan Hutan Bakau di Kota Balikpapan KAWASAN MANGROVE I. Kecamatan Balikpapan Barat Lokasi LUAS PROSENTASE (%) Kelurahan (Ha) Kawasan Thd Kota 1 S. Kemantis Kariangau ha KETERANGAN Hutan Mangrove alami dikembangkan sebagai ekowisata 2 S. Tempadung Kariangau ha Hutan Mangrove alami 3 S. Berenga Kariangau ha Hutan Mangrove alami 4 S. Tengah Kariangau ha Hutan Mangrove alami 5 S. Seluk Pudak Kariangau ha Hutan Mangrove alami 6 S. Sanrumukti Kariangau ha Hutan Mangrove alami 7 S. Wain Kariangau ha Hutan Mangrove alami 8 Margomulyo Margomulyo ha Hutan Mangrove alami dikembangkan sebagai Baru Tengah ha ekowisata 9 Margasari Margasari ha Reboisasi Mangrove 10 S. Somber Baru Ulu ha Hutan Mangrove alami Jumlah 1, ha IV. Kecamatan Balikpapan Tengah 1 Karangjati Karangjati 0.94 ha Jumlah 0.94 ha 0.05 III. Kecamatan Balikpapan Timur 1 S. Manggar Besar Manggar ha Manggar Baru ha Lamaru ha Jumlah ha Hutan Bakau Teritip Teritip ha Hutan Mangrove alami potensi dikembangkan sebagai ekowisata Jumlah ha 2.40 IV. Kecamatan Balikpapan Utara 1 S. Somber Batu Ampar ha Hutan Mangrove alami Karangjoang 3.11 ha Kariangau ha Muara Rapak ha Jumlah ha Total 1, ha Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 32

38 Gambar II 9. Rencana Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kota Balikpapan Dari Gambar diatas dapat disimpulkan jika hutan bakau terluas di Kota Balikpapan adalah Hutan Mangrove Sungai Wain dan Sungai Tempadung. Hutan Mangrove Sungai Wain disebutkan mempunyai luas sebesar 593,332 Ha dan Hutan Mangrove Sungai Tempadung mempunyai luas sebesar 508,246 Ha. Sedangkan hutan mangrove terkecil berada di Kawasan Mangrove Sepinggan, Batakan serta Marga Sari. e. Kawasan Sempadan Jalan Tol Kawasan sempadan jalan tol adalah kawasan disebelah kanan kiri jalan tol yang berfungsi sebagai area bebas, area pengembangan, area keselamatan, buffer zone/ area hijau dan rest area. Sempadan jalan tol ini direncanakan selebar 150 m (dari tengah jalan tol). Kawasan sempadan jalan tol di Kota Balikpapan direncanakan di sepanjang jalan tol Basambosang dan jalan tol Karang Joang Mulawarman yang melewati kawasan budidaya seperti kawasan permukiman, perdagangan jasa, perkantoran, dan lainlain. Luas kawasan sempadan jalan tol ini sebesar 229,69 ha atau 0,46 % dari luas kota Balikpapan. Secara detail rencana kawasan sempadan jalan tol tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II5. Luas Rencana Kawasan Sempadan Jalan Tol di Kota Balikpapan No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Balikpapan Barat 2 Balikpapan Utara Kariangau Jumlah Karangjoang Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 33

39 No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota Jumlah Total Sumber: RTRW Kota Balikpapan Gambar II 10 Peta Rencana Kawasan Sempadan Jalan Tol Kota Balikpapan Gambar II 11. Rencana Sempadan Jalan Tol Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 34

40 5. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya termasuk bagian kawasan lindung dalam rencana pola ruang Kota Balikpapan. Kawasan suaka alam merupakan suatu daerah yang mewakili ekosistem (bagian dari ekosistem) yang merupakan habitat alami yang memberikan tempat maupun perlindungan bagi perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang ada. Tujuan dari perlindungan kawasan ini adalah melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan kelestarian plasma nutfah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk wilayah Kota Balikpapan telah ditetapkan 4 kawasan suaka alam dan pelestarian alam yang ada seperti Wanawisata Inhutani, Kawasan Agrowisata, Kawasan Penangkaran Buaya Teritip serta Kawasan Kebun Raya. Luas keseluruhan kawasan lindung jenis ini adalah sebesar 335,98 Ha atau sebesar 0,69% dari luas total Kota Balikpapan. Kawasan suaka alam yang terluas adalah Kawasan Kebun Raya Balikpapan ( ha) Pengembangan kawasan suaka alam, taman wisata alam dan cagar alam yang ada di Kota Balikpapan diarahkan untuk dikembangkan sebagai kawasan lindung, kawasan wisata alam serta kawasan pendidikan lingkungan hidup. Di bawah ini akan disajikan bagaimana rincian rencana luas kawasan suaka alam yang ada di Kota Balikpapan Tabel II 6. Luas Rencana Kawasan Suaka Alam di Kota Balikpapan NO. SUAKA ALAM Lokasi LUAS PROSENTASE (%) Thd Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Kawasan Agro Wisata Balikpapan Utara Karangjoang Wanawisata INHUTANI Balikpapan Utara Karangjoang 3.05 Batu Ampar Jumlah Kaw. Kebun Raya Balikpapan Balikpapan Utara Karangjoang Kaw. Penangkaran Buaya Balikpapan Timur Teritip Total Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 35

41 Gambar II 12. Rencana Kawasan Suaka Alam Kota Balikpapan Sedangkan Kota Balikpapan juga mempunyai kawasan cagar budaya yang merupakan peninggalan sejarah dari kota ini baik merupakan peninggalan sejarah perang dunia maupun merupakan cikal bakal sejarah berdirinya Kota Balikpapan. Kawasan cagar budaya di Kota Balikpapan berupa kawasan permukiman, tugu, makam, bunker, meriam, taman atau bangunan. Cagar budaya yang terdapat di kota Balikpapan terdiri dari Tugu Matilda di Kelurahan Prapatan, Goa/ Bunker Jepang di Kelurahan Prapatan, Margo Mulyo dan Manggar, Makam Jepang di Pantai Lamaru, Meriam Jepang di Kelurahan Margo Mulyo, Tugu Australia dan Taman Monpera di Kelurahan Prapatan. Secara khusus detail kawasan cagar budaya di Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut. No. Tabel II 7. Luas Rencana Kawasan Cagar Budaya di Kota Balikpapan Cagar Budaya Kelurahan Lokasi Kecamatan 1 Tugu Matilda Kelurahan Prapatan Kec. Balikpapan Selatan 2 Tugu Australia Kelurahan Prapatan Kec. Balikpapan Selatan 3 Taman Monpera Kelurahan Prapatan Kec. Balikpapan Selatan 4 Goa/ Bunker Jepang Kelurahan Klandasan Kec. Balikpapan Ulu Selatan 5 Goa/ Bunker Jepang Kelurahan Sepinggan Kec. Balikpapan Barat 6 Goa/ Bunker Jepang Kelurahan Manggar Kec. Balikpapan Timur 7 Goa/ Bunker Jepang Kelurahan Lamaru Kec. Balikpapan Timur 8 Meriam Jepang Kelurahan Margo Mulyo Kec. Balikpapan Barat 9 Tugu Perdamaian Kelurahan Karangjoang Kecamatan 10 Australia dan Jepang Kaw. Perumahan Nelayan Margasari Sumber: RTRW Kota Balikpapan Balikapapan Utara Kec. Balikpapan Selatan Keterangan Peninggalan Perang Dunia II Cikal bakal Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 36

42 . Gambar II 13. Peta Rencana Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya Kota Balikpapan 6. Kawasan Ruang Terbuka (RTH) Kota Ruang terbuka hijau Kota Balikpapan dibentuk oleh ruang terbuka hijau yang bersifat publik/ umum dan ruang terbuka hijau yang bersifat privat/ pribadi. Rencana ruang terbuka hijau Kota Balikpapan ,83 ha atau 42% terhadap kawasan perkotaan Balikpapan adalah sebagai berikut : (1) RTH publik yang direncanakan di Kota seluas ha atau kurang lebih 29 persen dari luas kawasan perkotaan, yang meliputi : a. Kecamatan Balikpapan Selatan dengan luas kurang lebih 626 hektar; b. Kecamatan Balikpapan Utaradengan luas kurang lebih hektar; c. Kecamatan Balikpapan Barat dengan luas kurang lebih hektar; d. Kecamatan Balikpapan Timur dengan luas kurang lebih hektar; dan e. Kecamatan Balikpapan Tengah dengan luas kurang lebih 122 hektar. (2) RTH privat yang direncanakan di Kota kurang lebih ha atau 13 persen dari luas wilayah kota yang terdiri atas : Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 37

43 a. RTH pekarangan rumah tinggal seluas hektar; b. RTH kawasan peruntukan perdagangan dan jasa seluas 481 hektar; c. RTH kawasan peruntukan perkantoran seluas hektar; d. RTH kawasan fasum fasos seperti kawasan peruntukan pendidikan kesehatan, peribadatan, pelabuhan dan terminal, dan TPA seluas 100 hektar. e. RTH kawasan industri seluas hektar; f. RTH kawasan pertahanan dan keamanan seluas 26 hektar. (3) Rencana pengembangan RTH publik meliputi: a. Pengembangan taman RT, Taman Kelurahan, Taman Kecamatan di Kecamatan Balikpapan Timur, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Barat; Kecamatan Balikpapan Selatan dan Kecamatan Balikpapan Tengah b. Pengembangan RTH Sempadan Pantai meliputi kelurahan Karingau, Kelurahan Baru Ulu, Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan Baru Tengah dan Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat; c. Pengembangan RTH Sempadan sungai (4) Rencana pengembangan RTH privat meliputi: a. Pengembangan taman di kawasan perumahan b. Pengembangan RTH di kawasan perdagangan jasa c. Pengembangan RTH di kawasan perkantoran d. Pengembangan RTH di kawasan pelayanan umum/ fasilitas umum dan sosial e. Pengembangan RTH di kawasan industri f. Pengembangan RTH di kawasan pertahanan keamanan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik a. Hutan Kota Tabel II8. Luas Rencana Hutan Kota di Kota Balikpapan No. Jenis/ Bentuk Letak Lokasi Luas Prosentase (%) Keterangan Kelurahan /Kecamatan ( Ha) Kawasan Thd Kota Status Tanah A. HUTAN KOTA EKSISTING 1. Green Belt Perumahan Unocal Kelurahan Telaga Sari Kec. Balikpapan Selatan Tanah Negara/ Masyarakat 2. Hutan Kota Ujung Jl. Sepinggan Baru Kelurahan Sepinggan Balikpapan Selatan Tanah Negara/ Masyarakat 3. Green Belt Kawasan RSKD Kel. Batu Ampar Balikpapan Utara Tanah Pemkot Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 38

44 No. Jenis/ Bentuk Letak 4. Hutan Kota Bukit Radar 5. Hutan Kota 6. Hutan Kota 7. Green Belt Kawasan RSS Damai III ( Dekat Lap. Bola ) Kawasan Rumah Dinas Prja Bakti Balikpapan Baru Kawasan Perumahan Korpri Kel. Sepinggan 8. Hutan Kota Kawasan Sepinggan Dalam ( Depan Polsek ) Lokasi Luas Prosentase (%) Keterangan Kelurahan Thd ( Ha) Kawasan Status Tanah /Kecamatan Kota Kel. Gn. Sari Ulu Tanah Pemkot Balikpapan Tangah Kel. Gn. Bahagia Tanah Pemkot Kel. Gn. Bahagia Tanah Pemkot Kel. Sepinggan Balikpapan Selatan 9. Hutan Kota Kawasan Gn. Komendur Kel. Prapatan 10. Hutan Kota Kawasan Drainase Rapak s/d Karang Anyar 11. Hutan Kota KananKiri Jl. Safrudin Yoes (Kaw. Ring Roads I) 12. Hutan Kota Kawasan Relokasi Industri Tahu Tempe Somber 13. Hutan Kota Kawasan Masjid Radhatul Ibadah 14. Hutan Kota Kaw. depan Pasar Burung s/d samping Kel. Gn. Bahagia Kel. Sepinggan Balikpapan Selatan Tanah Pemkot Kel. Karang Jati Balikpapan Tengah Kelurahan Gn. Bahagia Balikpapan Selatan Balikpapan Utara Kel. Gn. Bahagia Kel. Gn. Bahagia Jumlah B. HUTAN KOTA RENCANA 1 Hutan Kota 2 Hutan Kota 3 Hutan Kota 4 Hutan Kota Lereng > 40 % Kelurahan Kariangau Lereng > 40 % Kelurahan Karang Joang Lereng > 40 % Kelurahan Batu Ampar Tanah Pemkot Tanah Negara/ Masyarakat Tanah Pemkot Tanah Pemkot Tanah Pemkot Tanah Pemkot Tanah Pemkot Kec. Balikpapan Barat KIK Kec. Balikpapan Utara Kec. Balikpapan Utara Lereng > 40 % Kelurahan Kec. Balikpapan Tengah Telagasari Jumlah Sumber: RTRW Kota Balikpapan Total Kota Balikpapan mempunyai setidaknya 14 hutan kota eksisiting yang tersebar di seluruh wilayah Kota Balikpapan. Keberadaan hutan kota di Kota Balikpapan ditetapkan melalui surat keputusan Walikota tentang Hutan Kota No /1996. Selain itu direncanakan 4 hutan kota baru, yang merupakan kawasan yang memiliki kemiringan lebih dari 40% dan merupakan usulan masyarakat. Luas dari hutan kota ini sendiri adalah sebesar 110,977 Ha atau sebesar % dari luas total Kota Balikpapan. Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 39

45 direncanakan akan memiliki 4 hutan kota rencana yang berada di Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara dan Kecamatan Balikpapan Tengah. Di Kecamatan Balikpapan Barat hutan kota direncanakan berada di Kelurahan Kariangau dengan luas sebesar Ha tepatnya di Kawasan Industri Karingau. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya jika keberadaan hutan kota rencana ini adalah merupakan kawasan yang mempunyai kemiringan lebih dari 40%. Kawasan yang direncanakan akan dijadikan sebagai hutan kota di Kecamatan Balikpapan Utara adalah Kelurahan Karang Joang dan Kelurahan Batu Ampar. Sebesar Ha luas wilayah Kelurahan Karang Joang dan sebesar Ha luas wilayah Kelurahan Batu Ampar direncanakan sebagai hutan kota bagi Kecamatan Balikpapan Utara. Sedangkan untuk kawasan hutan kota rencana di Kecamatan Balikpapan Timur adalah berada di Kelurahan Teritip dan Kelurahan Lamaru. Hutan rencana di Kecamatan Balikpapan Timur ini mengambil lahan dari perkebunan masyarakat yang berada di kemiringan 40% sebagai pengembangannya. Taman Kota, Jalur Hijau, Taman RW dan Lapangan Olah Raga Kota Balikpapan juga mempunyai taman kota, jalur hijau kota/ jalan dan taman RW serta lapangan olah raga. Kawasan tersebut direncanakan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Balikpapan. Sebaran kawasan tersebut secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II 9. Luas Rencana Taman Kota, Jalur Hijau, Taman RW dan Lapangan Olah Raga di Kota Balikpapan No Taman/Jalur Hijau Luas (m2) 1 Taman Sepinggan 3.361,46 2 Taman Tugu KB 312,46 3 Taman Patung Selamat Datang 129,01 4 Jl. Mulawarman (Kota HijauTugu KB) 3.950,00 5 Jl. Syarifuddin Yoes (Tugu KBRumah Jabatan Walikota) 1.150,00 6 Jl. Marsma Iswahyudi (Tugu KBPatung Selamat Datang) 7.262,00 7 Taman Beruang Madu 129,01 8 Taman Jembatan Stakuda 28,80 9 Taman Paguyuban II 300,00 10 Jl. Jend.Sudirman (Patung Selamat Datang Lampu Merah BP) 1.950,00 11 Jl. Jend. Sudirman (BP Lampu Merah Gunung Malang) 1.300,00 12 Jl. MT. Haryono (Lampu Merah BP Kantor Asuransi Sinar Mas) 150,00 13 Taman Monpera ,65 14 Taman POLDA 542,03 15 Taman Wiluyopuspoyudo I 465,00 16 Taman Wiluyopuspoyudo II 956,75 17 Taman Bekapai 5.052,54 18 Taman Pemuda/KNPI 248,92 19 Taman Antasari 812,62 20 Taman Tugu Jam Pertigaan Gn.PasirGn.Sari 35,50 21 Taman REI 52,62 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 40

46 Pemakaman SIPD Tahun 2015 No Taman/Jalur Hijau Luas (m2) 22 Jl. Jend. Sudirman (Lampu Merah Gn.Malang BC) 825,00 23 Jl. Jend. Sudirman (BC Imigrasi) 1.625,00 24 Jl. Ahmad Yani (BC Gn.Malang) 1.800,00 25 Taman Paguyuban I 1.704,51 26 Taman Adipura 2.582,47 27 Taman Air Mancur Bundaran Rapak 56,62 28 Jl. Ahmad Yani (Gn.Malang Rapak) 2.520,00 29 Jl. Karang Anyar 640,00 30 Jl. R. Soeprapto (Lampu Merah Krng Anyar Kebun Sayur) 1.360,00 31 Taman Pelajar 300,00 32 Taman RSS Damai III 2.800,00 33 Jl. Ruhui Rahayu (Lampu Merah BB Lampu Merah Dome) 1,762,00 34 Jl. MT. Haryono (Pertigaan WIKA Pertigaan km.5) 2.680,00 35 Jl. Soekarno Hatta (Depan POM Bensin km.4) 100,00 Total Luas ,17 Sumber: RTRW Kota Balikpapan, 2011 Potensi ruang terbuka berupa pemakaman umum juga direncanakan menjadi ruang terbuka hijau Kota Balikpapan karena kawasan ini juga mempunyai potensi sebagai kawasan resapan air dan kawasan hijau kota. Kawasan ini meliputi semua pemakaman umum yang terdapat di Kota Balikpapan. Secara detail rencana ruang terbuka hijau Kota Balikpapan yang merupakan kawasan pemakaman adalah sebagai berikut : Tabel II 10. Luas Rencana Pemakaman di Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 41

47 Sumber: DKPP Kota Balikpapan 2. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat RTH privat adalah ruang terbuka hijau yang dimiliki perorangan/ kelopok/ instansi. Kawasan ini meliputi kawasan seluas kurang lebih ha atau 13 persen dari luas wilayah kota yang terdiri atas: a. Pengembangan taman di kawasan perumahan b. Pengembangan RTH di kawasan perdagangan jasa c. Pengembangan RTH di kawasan perkantoran d. Pengembangan RTH di kawasan pelayanan umum/ fasilitas umum dan sosial e. Pengembangan RTH di kawasan industri f. Pengembangan RTH di kawasan pertahanan keamanan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 42

48 Gambar II 14. Peta Rencana Kawasan RTH Kota Balikpapan 7. Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta banjir. Berdasarkan Kajian Geologi Untuk Evaluasi Penataan Wilayah dan Pengembangan Kota Balikpapan; Proyek Penyusunan Perencanaan Kota dan Penataan Pantai Kota Balikpapan (2002); beberapa lokasi di kota Balikpapan memperlihatkan adanya patahan, amblesan serta tanah longsor. Dan dari pengamatan di lapangan di Kota Balikpapan juga terjadi abrasi pantai, kekeringan, kebakaran dan banjir. Berikutmerupakan bahasan mengenai kawasan rawan bencana beserta wilayahwilayah di Kota Balikpapan yang merupakan kawasan rawan bencana tersebut: a. Kawasan Rawan Bencana Longsor Bencana longsor disebabkan karena tidak kuatnya lapisan tanah menahan gerusan air, sehingga partikelpartikel tanah terlepas dari ikatannya atau karena tidak kuatnya lapisan tanah bawah menahan/ menyangga beban dari lapisan tanah di atasnya. Longsor ini mengakibatkan terbawanya partikel tanah menjadi sedimen (endapan) yang terbawa Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 43

49 aliran air di sungai yang dapat menyebabkan bencana lain di bagian hilir yaitu genangan, banjir dan memperkecil kapasitas air yang bisa dimanfaatkan. Penyebab Longsor Di Kota Balikpapanantara lain disebabkan karena : Kondisi Dan Jenis Tanahdi Balikpapan yang relatif rentan dari longsor (material tanah mudah lepas), sehingga menyebabkan mudahnya bencana longsor baik yang disebabkan oleh alam (curah hujan) maupun karena ulah manusia (cut&fill) Vegetasi/ Pepohonansebagai pengikat partikel tanah dan juga pelindung dari arus air/ hujan, dirusak / dihilangkan sehingga tanah tidak punya penyangga untuk menahan lapisannya dari gerusan air Pembangunan Fisik Kawasan, yang kurang memperhitungkan akibat / dampak terhadap alam Di seluruh wilayah Kota Balikpapan yang mempunyai daerah daerah rawan patahan, longsor terdapat di daerahdaerah perbukitan yaitu di Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Utara, Balikpapan Timur, Balikpapan Tengah maupun kawasan perbukitan di Kecamatan Balikpapan Selatan. PerambahanHutanoleh penebangpenebang liar atau pembakaran hutan untuk dibuat lahan perkebunan/ pertanian secara liar, terdapat di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Timur, dan Kecamatan Balikpapan Barat PembangunanFisik Jalandengan cara memotong dan bukit (cut & fill), terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat dan Balikpapan Timur PenyiapanFisik Lahanuntuk kawasan industri, perumahan maupun komersial/ perkantoran fasilitas kota dll, dengan cara memotong dan bukit (cut & fill) terdapat hampir di seluruh kecamatan. Pembukaan Lahan untuk eksplorasi minyak dan gas bumi di daerahdaerah perbukitan, terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat dan Balikpapan Timur Kawasan rawan bencana longsor di Kota Balikpapan adalah kawasan yang memiliki kemiringan 2540% dan lebih dari 40%. Kawasan rawan bencana longsor di Kota Balikpapan tersebar merata di seluruh wilayah Kota Balikpapan. Bentuk rencana yang dapat diberlakukan terhadap kawasan ini adalah pembatasan kegiatan budidaya di kawasan longsor dan kegiatan penghijauan terhadap kawasan ini. Adapun peta rawan bencana longsor Kota Balikpapan dapat dilihat pada peta rawan bencana longsor Kota Balikpapan di bawah ini. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 44

50 Gambar II 15. Peta Rencana Kawasan Rawan Bencana Longsor Kota Balikpapan b. Kawasan Rawan Bencana Banjir Bencana banjir merupakan peristiwa melimpahnya volume air yang berlebih yang disebabkan air hujan yang tidak terserap dengan sempurna oleh lapisan tanah dan vegetasi di kawasan DAS. Peristiwa ini selanjutnya menyebabkan genangan/ banjir pada bagian wilayah yang mempunyai daratan yang lebih rendah (bagian hilir), banjir ini terkait dengan bencana longsor pada bagian wilayah di atasnya. Halhal yang diantaranya dapat menyebabkan banjir antara lain: a). Pada bagian hulu, terganggu keseimbangan ekologi/ hidrologi airnya antara lain disebabkan karena: Rusaknya kawasan penyangga (hutan dll) sehingga berkurangnya penyerapan air masuk ke dalam tanah antara lain: penebangan hutan liar, pembangunan fisik untuk bangunan maupun infrastruktur di kawasan hutan Longsor pada kawasan perbukitan sehingga menambah sedimentasi sehingga memperkecil kapasitas saluran yang ada b). Ketidaklancaran aliran sungai, yang disebabkan antara lain banyaknya material pasir/ sedimen yang terangkut (banjir pasir), hal tersebut dikarenakan : Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 45

51 Tingginya erosi pada daerah hulu, karena : Pengurangan luas hutan Peningkatan lahan kritis Pemotongan bukit tidak diimbangi penanaman pohon Penurunan kestabilan lereng Banyaknya sampah di sungai, karena pembuangan sampah liar Penyempitan alur sungai dikarenakan banyaknya bangunan yang ada di bantaran sungai c). Curah hujan yang terlalu tinggi/ lebat sehingga tidak tertampung dari kapasitas saluran yang ada, baik saluran alam (sungai) maupun buatan (kanal, jaringan drainase) d). Dimensi saluran yang tidak seimbang dengan volume air yang melaluinya sehingga kelancaran air terganggu Sistem jaringan drainase lingkungan maupun kota yang kurang baik/ terintegrasi dengan sistem kota sehingga tidak bisa menyalurkan air secara cepat dan sistematis Berdasarkan klasifikasi drainase dan tingkat kejenuhan tanah yang dihubungkan dengan kecepatan meresapnya (infiltrasi) air permukaan tanah, maka daerah Balikpapan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: Daerah yang tidak pernah tergenang seluas Ha atau sekitar 65 % dari luas wilayah Balikpapan. Daerah yang tergenang periodik seluas 83 Ha atau 0,16 % dari luas wilayah, disamping itu terdapat pula daerah yang selalu tergenang apabila musim penghujan yaitu pada daerah sekitar sungai dan dataran rendah lainnya. Tingkat kerawanan terjadinya bencana banjir di Kota Balikpapan masih dalam stadium menengah dan tersebar merata diseluruh wilayah Kota Balikpapan. Untuk menghindari meluasnya daerah rawan banjir di Kota Balikpapan maka kegiatan perencanaan yang dapat dilakukan adalah melalui pembatasan kegiatan budidaya di kawasan lindung dan rehabilitasi kawasan. Contoh konkret dari kegiatan perencanaan ini adalah dapat dilakukan dengan pembangunan bendali. Adapun kawasan rawan bencana banjir yang ada di Kota Balikpapan dapat dilihat pada peta rawan bencana banjir Kota Balikpapan di bawah ini. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 46

52 Gambar II 16. Peta Rencana Kawasan Rawan Banjir Kota Balikpapan c. Kawasan Rawan Bencana Abrasi Kota Balikpapan sebagai salah satu kota pantai di Indonesia, memiliki panjang pantai sekitar 80 km. Kawasan pantai dan pesisir ini mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam rangka memanfaatkan sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Dan harus disadari juga, kawasan pantai juga merupakan kawasan yang rawan konflik, rawan terjadinya bencana alam, dan rawan akan terjadinya pencemaran lingkungan seperti longsoran dan abrasi (abrasi pantai). Abrasi adalah erosi yang terjadi di kawasan pesisir/ pantai akibat aktivitas pasang surut, gelombang, arus, angin dan lainlain. Tingkat kerawanan terjadinya bencana abrasi di Kota Balikpapan termasuk dalam kategori menengah dan tersebar merata di seluruh pesisir pantai Kota Balikpapan. Kegiatan perencanaan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya bencana abrasi adalah dengan pembuatan tetrapot dan budidaya mangrove. Keberadaan tumbuhan mangrove dapat mengurangi besarnya kecepatan ombak yang menyentuh pantai sehingga dapat mengurangi potensi abrasi pada daerah pesisir pantai. Adapun daerah rawan bencana abrasi di Kota Balikpapan ditunjukkan pada peta di bawah ini. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 47

53 Rencana pola ruang Kota Balikpapan yang berupa kawasan lindung terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelesrtarian alam dan cagar budaya, kawasan pulaupulau kecil, kawasan hutan bakau serta kawasan rawan bencana. Untuk mengetahui rencana pola ruang kawasan lindung di Kota Balikpapan maka dapat dilihat pada peta rencana kawasan lindung Kota Balikpapan di bawah ini. Gambar II 17. Peta Rencana Kawasan Rawan Bencana Abrasi Kota Balikpapan 8. Konservasi Laut Dan Pesisir Dalam upaya pemantapan fungsi pelestarian lingkungan yang didalamnya meliputi ekosistem laut dan pesisir, maka perlu dilakukan pemantapan dan pengendalian kawasan lindung/ konservasi yang memberi arahan bagi lembaga, badan hukum dan perseorangan dalam merencanakan dan melaksanakan program kegiatan pembangunan. Secara rinci mengenai rencana pengembangan kawasan konservasi laut dan pesisir Kota Balikpapan di jelaskan pada tabel berikut. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 48

54 Tabel II 11. Rencana Pengembangan Kawasan Konservasi Laut dan Pesisir No. Zona Kondisi Saat Ini Rencana Pengembangan 1 DPML Terdiri dari dua zona yaitu zona inti Daerah Perlindungan Mangrove dengan luas 52,2 ha dan zona inti Daerah Perlindungan Laut dengan luas 24 ha. 2 Daerah rawan ranjau laut 3 Daerah terlarang 4 Pulaupulau Kecil 5 Terumbu Karang dan Padang lamun Merupakan wilayah laut disekitar perairan Kecamatan Balikpapan Selatan, dengan luas ha dengan jarak berkisar 2.8 km hingga 6.5 km dari garis pantai, wilayah perairan ini digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan. Berada di dekat perairan 4 mil laut Kota Balikpapan dengan luas ha. Terdiri dari 11 pulau kecil yang terletak di sekitar perairan Teluk Balikpapan dengan luas total sekitar 303,19 ha, sebagian besar pulaupulau ini tidak berpenghuni dengan tutupan lahan berupa hutan bakau Luas total terumbu karang yang ada yaitu sekitar 0,07 km2 dan tersebar di beberapa lokasi yaitu di pantai Manggar, pantai Batakan, Pantai Stal Kuda dan wilayah pesisir antara Teritip hingga Teluk Balikpapan, sedangkan padang lamun yang ada di Kota Balikpapan dijumpai dengan luas 16 ha terdiri dari 15 ha di Kecamatan Balikpapan Barat dan 1 ha di Kecamatan Balikpapan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan Penetapan batas zona inti baik zona inti perlindungan mangrove maupun perlindungan laut Membuat terumbu karang buatan di sekitar perairan zona inti perlindungan laut yang selanjutnya dapat berfungsi sebagai tempat berkumpulnya biota laut seperti ikan dan sebagainya Membuat perlindungan dengan teknik hard structure terhadap kerusakan mangrove oleh abrasi disekitar DPML Pemberdayaan masyarakat di sekitar DPML dalam upaya peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan pemanfaatan, pengolahan dan pelestarian potensi kelautan dan perikanan Memberikan sanksi tegas terhadap segala bentuk pengerusakan disekitar DPML dan pemanfaatan kegiatan lain tanpa izin Zona ini dimanfaatkan untuk kegiatan pertahanan dan keamanan Negara Membatasi kegiatan untuk perikanan tangkap tradisional dan melarang kegiatan disekitar perairan zona ini terutama untuk kegiatan eksplorasi dan transportasi laut Diarahkan sebagai kawasan militer dan digunakan untuk kegiatan pertahanan dan keamanan Negara Pengawasan ketat oleh pihak TNI agar tidak dimanfaatkan untuk kegiatan kelautan dan perikanan Zona ini dapat diarahkan dan dimanfaatkan secara terbatas untuk kegiatan perikanan yang berkelanjutan seperti budidaya kepiting bakau, rehabilitasi dan pembibitan mangrove Dapat dikembangkan untuk kegiatan ekowisata yang terbatas Membuat rambu/ tanda disetiap pulaupulau kecil yang ada dalam bentuk lampu suar Melakukan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan dizona pulaupulau kecil Memberikan sangsi tegas terhadap segala bentuk pengerusakan lingkungan dan ekosistem pulaupulau kecil. Terumbu karang yang ada perlu direhabilitasi dengan jalan transplantasi terumbu karang atau pembuatan terumbu karang buatan Penyebaran benihbenih ikan laut disekitar zona terumbu karang Melakukan pengawasan dan penelitian secara berkala mengenai keberadaan dan fungsi dari zona terumbu karang dan padang lamun Luas total kawasan konservasi kelautan dan perikanan yang ada di Kota Balikpapan adalah 6.222,30 ha, yang diperuntukan untuk beberapa zona konservasi diantaranya zona DPML, zona daerah rawan ranjau laut, zona terlarang dan zona konservasi pulaupulau kecil dan zona konservasi terumbu karang dan padang lamun. Kawasan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 49

55 konservasi yang ada perlu dipertahankan terutama zonazona yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem seperti zona DPML, zona pulaupulau kecil, zona terumbu karang dan padang lamun. 16 ha ha ha ha ha Gambar II 18. Luas Sub Zona Kawasan Konservasi Laut dan Pesisir Kota Balikpapan A. Zona Daerah Perlindungan Mangrove dan Laut (DPML) Zona daerah perlindungan mangrove dan laut (DPML) Kota Balikpapan secara administrasi berada di Kecamatan Balikpapan Timur, yaitu di daerah pesisir dan laut Kelurahan Teritip. Zona DPML secara keseluruhan memiliki luas ha yang terdiri dari dua sub zona yaitu Sub Zona Inti Daerah Perlindungan Mangrove dan sub Zona Inti Daerah Perlindungan Laut. Penetapan kawasan hutan mangove di Kelurahan Teritip sebagai Daerah Perlindungan Mangrove dan Laut (DPML) Teritip merupakan usaha yang dilakukan Pemerintah Kota Balikpapan untuk menjaga kelestarian sumber daya pesisir dan laut. B. Zona Daerah Rawan Ranjau Laut Berdasarkan Peta Alur dan Pelabuhan Balikpapan yang dikeluarkan oleh Dinas Hidrooceanografi TNI Angkatan Laut Tahun 2002, zona daerah rawan ranjau laut berada di wilayah laut Kecamatan Balikpapan Selatan dengan jarak berkisar 2,8 hingga 6,5 km dari garis pantai dan memiliki luas sebesar ha C. Zona Daerah Terlarang Zona daerah terlarang yang ada di Kota Balikpapan memiliki jarak kurang lebih 4 mil dari garis pantai dengan luas ha, zona ini diarahkan pemanfaatannya sebagai Kawasan Militer, yang dapat digunakan untuk kegiatan pertahanan dan keamanan negara. D. Zona Pulaupulau Kecil Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 50

56 No SIPD Tahun 2015 Pulaupulau kecil pada umumnya memiliki potensi sumberdaya alam daratan (terestrial) yang sangat terbatas, tetapi sebaliknya memiliki potensi sumber daya kelautan yang cukup besar dimana potensi perikanan di pulaupulau kecil di dukung oleh adanya ekosistem seperti terumbu karang, padang lamun (seagras)& mangrove yang perlu dilestarikan. Kota Balikpapan memiliki 11 pulaupulau kecil yang tersebar di wilayah pesisir dan laut Teluk Balikpapan dengan luas total 303,19 ha. Pulau yang terluas yaitu Pulau Balang dengan luas ha dan Pulau terkecil yaitu Pulau Babi 0,024 ha. Selain itu, terdapat satu pulau yang secara administratif masuk di 2 wilayah Kabupaten/kota yaitu Pulau Balang dimana ha masuk ke dalam wilayah administrasi Kota Balikpapan. Dan ha masuk ke wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Tabel II 12. Sebaran Pulaupulau Kecil di Kota Balikpapan Nama Pulau Koordinat mt mu Luas (ha) Lokasi 1 Kemantis , ,10 1,9 Kelurahan Kariangau 2 Demis , ,93 3,5 Kelurahan Kariangau 3 Lipan , ,68 1,4 Kelurahan Kariangau 4 Lembu , ,58 0,84 Kelurahan Kariangau 5 Posa , ,24 79,93 Kelurahan Kariangau 6 Using , ,38 15,98 Kelurahan Kariangau 7 Benawa Besar , ,10 62,87 Kelurahan Kariangau 8 Benawa Kecil , ,10 16,87 Kelurahan Kariangau 9 Balang , ,10 25,66 Kelurahan Kariangau 10 Tukung , ,30 0,061 Kelurahan Prapatan 11 Babi , ,01 0,024 Kelurahan Prapatan Sumber : Ekplorasi dan Inventarisasi Sumberdaya Pulaupulau Kecil, Terumbu Karang, Padang Lamun dan Mangrove, Kantor Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan, Tahun 2007 E. Zona Terumbu Karang dan Padang Lamun Dua ekosistem yang biasanya ditemukan selalu berasosiasi adalah ekosistem terumbu karang (coral reef ecosystem) dan lamun (seagrass beds). Berdasarkan data yang ada di Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan (2005) terumbu karang yang masih ada di perairan Balikpapan sekitar 0,07 km2, yang terdiri dari: 1. Pantai Manggar ± 0,02 km 2 2. Pantai Batakan (PT.HH) ± 0,01 km 2 3. Pantai Stal Kuda (Brimob) ± 0,01 km 2 4. Pesisir (antara Teritip dan Teluk Balikpapan) ±0,03 km 2 Padang lamun (seagrass beds) merupakan salah satu ekosistem yang terletak di daerah pesisir atau perairan laut dangkal. Komunitas lamun merupakan komunitas tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae. Keunikan tumbuhan lamun dari Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 51

57 tumbuhan laut lainnya adalah adanya perakaran dan sistem rhizoma yang ekstensif (Supriharyono, 2000). Wilayah ini terdapat antara batas terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu di mana matahari masih dapat mencapai dasar laut. Luas zona padang lamun yang ada di Kota Balikpapan keseluruhan adalah 16 ha yaitu terdiri dari 15 ha ditemukan di perairan Kecamatan Balikpapan Barat dan 1 ha ditemukan di perairan Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur. Prosentase penutupan lamun yang ada masih sangat kecil, yakni antara 3,5 7,2 % (Teritip), 0 3% (Lamaru), 0 4 % (Manggar), 3,6 10,8 % (Sepinggan) dan 0 5,5 % (Pulau Tukung). Sedangkan di perairan Teluk Balikpapan kondisi lamun yang masih cukup bagus ditemukan di sekitar Pulau Balang, antara 12 32,5%. Gambar II 19. Peta Masterplan dan Daerah Perlindungan Laut (DPML) Teritip Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 52

58 Gambar II 20. Peta Sebaran PulauPulau Kecil Kota Balikpapan 9. Kawasan Jalur Pengungsian Satwa Kawasan Jalur Evakuasi Satwa merupakan kawasan untuk perpindahan satwa dari hutan lindung Sungai Wain ke kawasan mangrove, ke pantai dan ke Sungai Berenga. Kawasan yang terletak di kelurahan kariangau kecamatan Balikpapan barat ini mempunyai luas sebesar 242,01 ha. Wujud rencana pengembangan kawasan pengungsian satwa adalah pelestarian kawasan hutan mangrove dan hutan campuran yang merupakan habitat satwa yang bermukim dan berpindah dari kawasan pantai ke hutan lindung, pengembangan wisata alam serta penelitian tentang flora dan fauna. Tabel II 13. Luas Rencana Kawasan Migrasi Satwa di Kota Balikpapan Lokasi Luas Prosentase (%) No. Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Balikpapan Barat Kariangau Jumlah Total Sumber : Badan Pengelola H.L. S.Wain dan S. Manggar, 2010 dan Analisis Konsultan 2010 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 53

59 Perletakan kawasan ini secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar II 21. Peta Kawasan Jalur Migrasi Satwa di Kota Balikpapan KAWASAN BUDIDAYA 1. Kawasan Peruntukan Pertanian a. Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Lahan pertanian di Kota Balikpapan relatif terbatas luasan dan sebarannya. Kegiatan pertanian yang terdapat di kota ini umumnya dalam skala kecil. Kawasan pertanian ini tersebar di Kecamatan Timur yaitu di Kelurahan Manggar, Lamaru, Teritip. Berdasarkan data BPS dalam dokumen Kota Balikpapan dalam angka 2010, dari sektor pertanian komoditas yang mempunyai produksi terbesar adalah tanaman padi sawah dan padi ladang, tanaman Jagung dan Ubi Kayu. Produktivitas tanaman padi di kota Balikpapan ratarata mencapai 33,6 kuintal per hektar. Luas rencana kawasan pertanian di Kota Balikpapan adalah sebesar 1, Ha. Arahan pengelolaan kawasan pertanian di Kota Balikpapan adalah untuk pengembangan pertanian tanaman pangan : kawasan pertanian lestari / sawah lahan basah dan kegiatan pertanian holtikultura.berikut dapat dilihat Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 54

60 secara detail bagaimana luas kawasan pertanian pada tiaptiap kelurahan yang ada di Kota Balikpapan. Tabel II 14. Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kota Balikpapan No. Jenis Pertanian Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Hortikultura Balikpapan Timur Lamaru Manggar Baru Teritip Jumlah 1, Tanaman Pangan Balikpapan Timur a Kaw. Pertanian Lestari Teritip b Kaw. Potensi Pertanian Teritip Lamaru Jumlah Sumber: RTRW Kota Balikpapan Total 1, Gambar II 22. Peta Rencana Kawasan Pertanian Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 55

61 b. Kawasan Perkebunan Kawasan perkebunan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan perkebunan, dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan perkebunan dalam meningkatkan produksi perkebunan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan perkebunan merupakan kawasan penyangga bagi kawasan hutan lindung. Perkebunan di Kota Balikpapan merupakan perkebunan tanaman keras. Areal perkebunan yang terdapat di Kota Balikpapan juga terbatas luas lahan dan sebarannya. Tanaman perkebunan yang dikembangkan meliputi tanaman karet, lada, kelapa, kakao, kemiri, kopi, cengkeh dan tanaman perkebunan lainnya. Kawasan perkebunan di Kota Balikpapan direncanakan memiliki luas mencapai 2.076,17 Ha atau mencapai 4,12 % luas kota Balikpapan. Kawasan perkebunan tersebut berlokasi di Kelurahan Karang Joang, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Teritip, Kelurahan Manggar dan Kelurahan Lamaru. Tetapi sebagian besar kawasan perkebunan terluas terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur (99,47%). Arahan pengelolaan kawasan ini adalah digunaan untuk kegiatan perkebunan karet dan derivatifnya. Berikut disajikan bagaiman rencana luas perkebunan yang ada di Kota Balikpapan. Tabel II 15. Luas Rencana Kawasan Perkebunan di Kota Balikpapan No. Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Balikpapan Utara 2 Balikpapan Selatan 3 Balikpapan Timur Karangjoang 5.05 Batu Ampar 4.17 Jumlah Sepinggan 1.74 Jumlah Lamaru Manggar Teritip 1, Jumlah 2, Sumber: RTRW Kota Balikpapan Total 2, Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 56

62 2, , , , , Balikpapan Utara Balikpapan Selatan Balikpapan Timur Gambar II 23. Luas Rencana Kawasan Perkebunan di Kota Balikpapan c. Kawasan Peternakan Kawasan peternakan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam menghasilkan produksi peternakan seperti ternak dan hasil ternak lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan ini terdiri dari kawasan padang rumput atau semak belukar cukup luas (minimum dua hektar) yang diperuntukkan bagi penggembalaan dan fasilitas peternakan seperti rumah potong hewan, pasar hewan, kandang ternak, toko fasilitas peternakan, dokter hewan, dll. Lokasi untuk kawasan peternakan diutamakan pada tanah yang tidak produktif dan terpisah dari lahan pertanian penduduk sekitarnya. Peternakan yang dikembangkan di Kota Balikpapan terdiri dari Ternak Besar dan Ternak Unggas. Jenisjenis hewan ternak yang dikembangbiakkan adalah sapi, kerbau, kambing/ domba, kuda, ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras dan itik. Baik populasi maupun produksinya cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Perkembangan produksi peternakan di Kota Balikpapan relatif stabil meskipun beberapa mengalami penurunan, hal tersebut karena kebutuhan ternak di Kota Balikpapan belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal dan sebagian masih didatangkan dari luar daerah, sehingga persaingan harga yang ada menyebabkan produksi lokal relatif stabil. Pengembangan kegiatan peternakan diarahkan di Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur dengan luas lokasi sebesar kurang lebih 100 Ha. Kawasan peternakan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 57

63 diarahkan untuk dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai macam kegiatan peternakan dan pendukungnya. Adapun untuk mengurangi dampak perkembangan kegiatan petenakan itu sendiri kawasan peternakan dilengkapi dengan kawasan sempadan (buffer zone) untuk meminimalisasi jumlah limbah yang dihasilkan dari hasil kegiatan tersebut. Detail kawasan peternakan dan sebarannya dapat dilihat pada tabel berikut. Rencana Kawasan Peternakan di Kota Balikpapan. Tabel II 16. Rencana Kawasan Peternakan di Kota Balikpapan No. Jenis Peternakan Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Peternakan Terpadu Balikpapan Timur Teritip Buffer Zone Teritip Jumlah Total Sumber: RTRW Kota Balikpapan d. Kawasan Peruntukan Perikanan Kawasan peruntukan perikanan adalah kawasan yang difungsikan untuk kegiatan perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kegiatan perencanaan seluas Ha (1,08% dari luas kota Balikpapan)untuk pengembangan kawasan perikanan di Kota Balikpapan difokuskan pada Kelurahan Karingau, Kelurahan Margo Mulyo, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Teritip, Kelurahan Manggar, Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Lamaru. Wilayah terluas yang dikembangkan sebagai kawasan perikanan adalah Kecamatan Balikpapan Timur. Dimana sebesar 78.51% dari total kawasan perikanan yang dikembangkan di Kota Balikpapan adalah berada di Kecamatan Balikpapan Timur. Pemanfaatan kawasan perikanan di Kota Balikpapan diarahkan untuk pengembangan kegiatan sebagai berikut : a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap; b. Kawasan peruntukan perikanan budidaya; dan c. Kawasan peruntukan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kawasan perikanan tangkap dan budidaya yang dikembangkan baik di darat, perairan umum dan laut. Rencana untuk pengembangan kawasan pemanfaatan umum wilayah laut dan pesisir Kota Balikpapan memiliki luas total ,44 ha dengan rencana pengembangan sebagaimana tabel dibawah ini. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 58

64 ha ha Gambar II57. Luas Kawasan Perikanan Kota Balikpapan Tabel II 17. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan No. Zona Kondisi Saat Ini Rencana Pengembangan 1 Perikanan Budidaya Perikanan budidaya yang ada dibagi menjadi dua yaitu darat dan laut, untuk perikanan darat luas total 575,07 ha tersebar di sekitar Sungai Somber dan Kariangau, Sungai Manggar dan pesisir Kelurahan Teritip. Kegiatan perikanan budidaya laut berada di sekitar Pantai Manggar hingga Ajiraden dengan luas total 1804,41 ha 2 Perikanan Tangkap Luas keseluruhan zona ini adalah ha dengan pembagian zona perikanan tangkap 12 mil dan > 2 mil 3 Kawasan Minapolitan Sumber: RTRW Kota Balikpapan zona dengan luas 190,56 ha dengan arahan kawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis sektor perikanan tangkap. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu disekitar muara Sungai Manggar Sosialisasi dan pelatihan penerapan teknologi kepada para petani tambak dan pembudidaya rumput laut Penyediaan bibit rumput laut dan ikan yang sesuai dengan karakteristik perairan setempat Penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk kegiatan perikanan budidaya seperti lantai jemur, air bersih dan lainlain Pembuatan aturan pemakaian alat tangkap penangkap ikan berdasarkan pembagian daerah penangkapan ikan 0 2 mil untuk alat tangkap pasif dan > 2 mil untuk alat tangkap aktif Pembuatan aturan mengenai jenis armada yang digunakan Pembuatan aturan berupa jenis dan ukuran ikan yang dapat diangkat/ ditangkap Pemasangan dan pembuatan terumbu karang buatan yang berfungsi sebagai rumpon dasar Penyediaan stasiun pengisian bahan bakar di sekitar kawasan minapolitan Sosialisasi dan pelatihan masyarakat di sekitar kawasan minapolitan Peningkatan PPI Pengembangan TPI Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 59

65 Gambar II 24. Peta Kondisi Terumbu Karang di Perairan Balikpapan Gambar II 25. Peta Tutupan Padang Lamun Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 60

66 A. Zona Perikanan Budidaya (Darat dan Laut) Jenis usaha perikanan budidaya yang ada di Kota Balikpapan terdiri dari tiga jenis yaitu perikanan budidaya laut, perikanan budidaya air tawar dan perikanan budidaya air payau/tambak dengan potensi lahan sebesar ha, dari potensi tersebut 749,2 ha sudah dimanfaatkan dan 455,8 ha belum dimanfaatkan (Laporan Statistik Perikanan dan Kelautan Tahun 2009). Ketiga jenis usaha tersebut tersebar di beberapa kecamatan yang ada, sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. Tabel II 18. Sebaran Jenis Usaha Perikanan Budidaya NO. KECAMATAN BUDIDAYA LAUT BUDIDAYA TAMBAK BUDIDAYA KOLAM 1 Balikpapan Timur 2 Balikpapan Selatan 3 Balikpapan Utara 4 Balikpapan Tengah 5 Balikpapan Barat Sumber: RTRW Kota Balikpapan Berdasarkan peta rencana pemanfaatan ruang laut tahun 2010, luas total untuk kawasan perikanan terutama perikanan budidaya laut sebesar ha yang tersebar di sekitar wilayah pantai kelurahan Teritip dengan jarak 0 1 mil ke arah laut. B. Zona Perikanan Tangkap Skenario pengembangan pemanfaatan ruang laut untuk zona perikanan tangkap secara umum diarahkan berdasarkan penggunaan alat tangkap dan armada/kapal yang digunakan, yaitu daerah penangkapan ikan dengan jarak 12 mil, dan > 2 mil ke arah laut. Zona perikanan tangkap 12 mil memiliki luas sekitar ha dan merupakan zona perikanan tangkap dengan alat penangkapan ikan berupa alat tangkap pasif yaitu model alat tangkap yang menetap artinya ikan yang mendatangi alat tangkap tersebut sehingga kemudian ikan tertangkap. Jenis alat tangkap ini berupa alat tangkap pancing, jaring insang (gilnet) dan perangkap ikan atau yang biasa disebut dengan alat tangkat tradisional. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 61

67 a. b. c. Gambar II 26. Jenis Alat Tangkap yang di Gunakan Untuk Zona 1 2 mil a. Jaring Insang (Gilnet); b. Perangkap Ikan; c. Pancing Zona perikanan tangkap > 2 mil merupakan zona yang penggunaan alat tangkapnya berupa alat tangkap aktif yaitu alat penangkapan ikan yang digerakkan untuk memburu ikan sehingga kemudian ikan tertangkap, seperti pukat udang, pukat ikan, pukat kantong, purse seine dan jaring angkat Zona ini memiliki luas sekitar ha. a. b. c. d. a. Pukat Kantong b. Pukat Ikan c. Pukat Udang d. Purse Seine Gambar II 27. Jenis Alat Tangkap yang di Gunakan Untuk Zona > 2 mil Zona perikanan tangkap > 2 mil merupakan zona yang penggunaan alat tangkapnya berupa alat tangkap aktif yaitu alat penangkapan ikan yang digerakkan untuk memburu ikan sehingga kemudian ikan tertangkap, seperti pukat udang, pukat ikan, pukat kantong, purseseine dan jaring angkat Zona ini memiliki luas sekitar 27896,25 ha. C. Rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan Zona dengan luas 140,45 ha dengan arahan kawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis sektor perikanan tangkap. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu disekitar muara Sungai Manggar. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 62

68 Tabel II 19. Rencana Pengembangan Kawasan Alur No. Zona Kondisi Saat Ini Rencana Pengembangan 1 Alur zona dengan luas 140,45 ha dengan arahan kawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis sektor perikanan tangkap. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu disekitar muara Sungai Manggar Sumber : Revisi RTRW Kota Balikpapan,2011 Pengembangan PPI Pengembangan TPI e. Kawasan Peruntukan Perikanan Kawasan peruntukan perikanan adalah kawasan yang difungsikan untuk kegiatan perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kegiatan perencanaan seluas Ha (1,08% dari luas kota Balikpapan)untuk pengembangan kawasan perikanan di Kota Balikpapan difokuskan pada Kelurahan Karingau, Kelurahan Margo Mulyo, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Teritip, Kelurahan Manggar, Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Lamaru. Wilayah terluas yang dikembangkan sebagai kawasan perikanan adalah Kecamatan Balikpapan Timur. Dimana sebesar 78.51% dari total kawasan perikanan yang dikembangkan di Kota Balikpapan adalah berada di Kecamatan Balikpapan Timur. Pemanfaatan kawasan perikanan di Kota Balikpapan diarahkan untuk pengembangan kegiatan sebagai berikut : a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap; b. Kawasan peruntukan perikanan budidaya; dan c. Kawasan peruntukan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kawasan perikanan tangkap dan budidaya yang dikembangkan baik di darat, perairan umum dan laut. Rencana untuk pengembangan kawasan pemanfaatan umum wilayah laut dan pesisir Kota Balikpapan memiliki luas total ,44 ha dengan rencana pengembangan sebagaimana tabel dibawah ini ha Gambar II 28. Kawasan Peruntukan Perikanan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 63

69 Tabel II20. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan No. Zona Kondisi Saat Ini Rencana Pengembangan 1 Perikanan Budidaya Perikanan budidaya yang ada dibagi menjadi dua yaitu darat dan laut, untuk perikanan darat luas total 575,07 ha tersebar di sekitar Sungai Somber dan Kariangau, Sungai Manggar dan pesisir Kelurahan Teritip. Kegiatan perikanan budidaya laut berada di sekitar Pantai Manggar hingga Ajiraden dengan luas total 1804,41 ha 2 Perikanan Tangkap Luas keseluruhan zona ini adalah ha dengan pembagian zona perikanan tangkap 12 mil dan > 2 mil 3 Kawasan Minapolitan zona dengan luas 190,56 ha dengan arahan kawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis sektor perikanan tangkap. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu disekitar muara Sungai Manggar Sumber: RTRW Kota Balikpapan Sosialisasi dan pelatihan penerapan teknologi kepada para petani tambak dan pembudidaya rumput laut Penyediaan bibit rumput laut dan ikan yang sesuai dengan karakteristik perairan setempat Penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk kegiatan perikanan budidaya seperti lantai jemur, air bersih dan lainlain Pembuatan aturan pemakaian alat tangkap penangkap ikan berdasarkan pembagian daerah penangkapan ikan 0 2 mil untuk alat tangkap pasif dan > 2 mil untuk alat tangkap aktif Pembuatan aturan mengenai jenis armada yang digunakan Pembuatan aturan berupa jenis dan ukuran ikan yang dapat diangkat/ ditangkap Pemasangan dan pembuatan terumbu karang buatan yang berfungsi sebagai rumpon dasar Penyediaan stasiun pengisian bahan bakar di sekitar kawasan minapolitan Sosialisasi dan pelatihan masyarakat di sekitar kawasan minapolitan Peningkatan PPI Pengembangan TPI Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 64

70 Gambar II29. Peta Rencana Kawasan Perikanan Kota Balikpapan 2. Kawasan Perumahan Kawasan perumahan adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada di daerah perkotaan atau perdesaan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat perumahan yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kriteria umum kawasan perumahan adalah kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk perumahan yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Secara keruangan, kawasan perumahan ini terdiri dari perumahan perdesaan dan perumahan perkotaan. Pola perumahan eksisting di Kota Balikpapan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Perumahan Swadaya Pola perumahan ini mempunyai karakteristik, sebagai berikut: Tumbuh secara alami, spontan dan letaknya mendekati tempat kerjanya Tidak memperhatikan komposisi ruang terbangun dan resapan Diusahakan secara swadaya oleh masyarakat Pola cenderung tidak teratur (biasanya mengikuti pola kontur) Tampilan antar bangunan cenderung berbeda satu sama lain. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 65

71 Perumahan ini terdiri dari: Perumahan Perkotaan Adalah perumahan swadaya yang terletak di kawasan pusat Kota Balikpapan. Perumahan jenis ini mempunyai kawasan yang teratur dan terencana maupun kawasan yang tumbuh secara spontan, swadaya dan tidak teratur. Sebaran kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Tengah. Perumahan Perdesaan Adalah perumahan swadaya yang terletak di kawasan pinggiran Kota Balikpapan. Perumahan jenis ini mempunyai pola kawasan yang tumbuh secara spontan, swadaya dan tidak teratur. Sebaran kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat, seperti Perumahan Berkebun di Karang Joang Perumahan Berkebun di Eks Transmigrasi AD Perumahan Berkebun di Manggar Perumahan Berkebun di Lamaru Perumahan Berkebun di Teritip Perumahan Nelayan Perumahan nelayan adalah perumahan bagi masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan. Karakteristik kawasan ini adalah sebagai berikut ; Terletak di tepi pantai dan sungai Pola perumahannya linier, sejajar maupun tegak lurus garis pantai Tipologi rumah panggung yang bisa secara langsung akses ke kapal/ perahu dan dermaga. Bangunan 1 lantai Kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Timur b. Perumahan Developer Pola perumahan ini mempunyai karakteristik, sebagai berikut : Tumbuh secara terencana Memperhatikan komposisi ruang terbangun dan resapan Diusahakan secara terencana oleh developer, instansi, industri, dll Pola cenderung teratur Tampilan antar bangunan cenderung sama. Sebaran kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Timur. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 66

72 Kawasan Perumahan di Kelurahan Manggar Kawasan Perumahan di Kelurahan Sepinggan Kawasan Perumahan di Kelurahan Batu Ampar Tabel II21. Proyeksi Kebutuhan Perumahan Kota Balikpapan No. Tahun Proyeksi Penduduk Jumlah KK Kebutuhan Rumah Tipe Kecil (T. 36/60 m2) Jumlah Unit Luas Kawasan (m2) Kebutuhan Rumah Tipe Menengah (T.54/120m2) 6 3 Jumlah Unit Luas Kawasan (m2) Kebutuhan Rumah Tipe Besar (T. 70/200m2) Jumlah Unit 1 Luas Kawasan (m2) Total Kebutuhan Rumah Jumlah Unit Total Luas Lahan Kebutuhan Rumah Luas Kawasan (m2) Luas Kawasan (ha) , ,631 80,779 4,846,725 40,389 4,846,725 13,463 2,692, ,631 12,386,075 1, , ,930 82,758 4,965,470 41,379 4,965,470 13,793 2,758, ,930 12,689,534 1, , ,309 84,785 5,087,124 42,393 5,087,124 14,131 2,826, ,309 13,000,427 1, , ,771 86,863 5,211,758 43,431 5,211,758 14,477 2,895, ,771 13,318,938 1, , ,318 88,991 5,339,446 44,495 5,339,446 14,832 2,966, ,318 13,645,252 1, , ,952 91,171 5,470,263 45,586 5,470,263 15,195 3,039, ,952 13,979,561 1, , ,675 93,405 5,604,284 46,702 5,604,284 15,567 3,113, ,675 14,322,060 1, , ,489 95,693 5,741,589 47,847 5,741,589 15,949 3,189, ,489 14,672,950 1, , ,396 98,038 5,882,258 49,019 5,882,258 16,340 3,267, ,396 15,032,438 1, , , ,440 6,026,373 50,220 6,026,373 16,740 3,347, ,399 15,400,732 1, , , ,900 6,174,020 51,450 6,174,020 17,150 3,430, ,501 15,778,050 1, , , ,421 6,325,283 52,711 6,325,283 17,570 3,514, ,702 16,164,612 1, , , ,004 6,480,253 54,002 6,480,253 18,001 3,600, ,007 16,560,645 1, , , ,650 6,639,019 55,325 6,639,019 18,442 3,688, ,417 16,966,381 1, , , ,361 6,801,675 56,681 6,801,675 18,894 3,778, ,935 17,382,058 1, , , ,139 6,968,316 58,069 6,968,316 19,356 3,871, ,564 17,807,918 1, , , ,984 7,139,039 59,492 7,139,039 19,831 3,966, ,307 18,244,212 1, , , ,899 7,313,946 60,950 7,313,946 20,317 4,063, ,165 18,691,195 1, , , ,886 7,493,138 62,443 7,493,138 20,814 4,162, ,143 19,149,129 1, , , ,945 7,676,719 63,973 7,676,719 21,324 4,264, ,242 19,618,283 1, , , ,080 7,864,799 65,540 7,864,799 21,847 4,369, ,467 20,098,931 2, , , ,291 8,057,487 67,146 8,057,487 22,382 4,476, ,819 20,591,355 2, , , ,582 8,254,895 68,791 8,254,895 22,930 4,586, ,303 21,095,843 2, Sumber: RTRW Kota Balikpapan Berdasarkan karakteristik perumahan Kota Balikpapan seperti yang telah dijelaskan di atas maka kegiatan perencanaan kawasan perumahan yang dapat dilakukan terhadap Kota Balikpapan dengan mempertimbangkan proyeksi kebutuhan rumah di tahun 2032 yang mencapai ± unit maka kawasan perumahan kota Balikpapan membutuhkan lahan seluas m2 (atau Ha). Sedangkan berdasarkan potensi pengembangan kawasan perumahan direncanakan memiliki luas sebesar 7.420,19 Ha atau sebesar 14,74 % dari luas total Kota Balikpapan secara keseluruhan. Adapun dalam pembagiannya kawasan perumahan Kota Balikpapan terbagi kedalam: 1. Perumahan Kepadatan Tinggi (Perumahan Perkotaan) 2. Perumahan Kepadatan Rendah (Perumahan Perdesaan) 3. Perumahan Kepadatan Sedang (Developer/ Perumahan) Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 67

73 Tabel II22. Rencana Perumahan Kota Balikpapan No. Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Balikpapan Barat 2 Balikpapan Selatan 2 Balikpapan Tengah 2 Balikpapan Timur 2 Balikpapan Utara Baru Ilir Baru Tengah Baru Ulu Kariangau Margasari Margomulyo Jumlah Damai Gng Bahagia Klandasan Ilir Klandasan Ulu Prapatan Sepinggan 1, Telagasari Jumlah 2, Gng Sari Ilir Gng Sari Ulu Karang Jati Karang Rejo Mekar Sari Sumber Rejo Jumlah Lamaru Manggar 1, Manggar Baru Teritip 1, Jumlah 2, Batu Ampar 1, Gng Samarinda Karang Joang 2, Muara Rapak Jumlah 1, Total 7, Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 68

74 3, , , , , , , , Balikpapan Barat Balikpapan Selatan Balikpapan Tengah Balikpapan Timur Balikpapan Utara Gambar II30. Luas Kawasan Perumahan Kota Balikpapan Berikut dapat dilihat secara detail bagaimana Peta Rencana Kawasan Perumahan di Kota Balikpapan. Gambar II31. Peta Rencana Kawasan Perumahan di Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 69

75 3. Kawasan Perdagangan Dan Jasa Terdapat dua tipologi kawasan perdagangan dan jasa di Kota Balikpapan yang diarahkan untuk dikembangkan pada kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Kawasan perkotaan Kota Balikpapan diarahkan untuk digunakan sebagai lokasi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa modern seperti mall, supermarket, hypermart, mini market ataupun ruko. Sedangkan sesuai dengan karakteristiknya kawasan perdesaan Kota Balikpapan diarahkan untuk digunakan sebagi lokasi pengembangan kegiatan perdagangan jasa tradisional. Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa direncanakan seluas 2.238,577 ha (4,19 % dari luas kotabalikpapan), diarahkan dilakukan pada daerah sekitar jalan utama dan perdesaan. Hal ini memiliki tujuan untuk mempermudah aksesibilitas menuju kawasan komersial sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan kawasan komersial itu sendiri.rencana kawasan perdagangan dan jasa di kota Balikpapan diarahkan pada kawasan sekitar jalan utama eksisting : Jl. Jend. Sudirman, Jl. Ahmad Yani, Jl. MT. Haryono, Jl. Suprapto, Jl. Soekarno Hatta, Mulawarman; rencana jalan utama seperti jalan Trans Kalimantan, Jalan Ring Roads III karena kawasan tepi jalan mempunyai potensi dan trend tumbuh menjadi kawasan perdagangan dan jasa. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan bervariasi lebarnya sesuai dengan kelas jalan dan fungsi jalannya. Variasinya selebar m dari tepi jalan di kanan kiri jalan utama. Tetapi apabila kawasan perdagangan jasa terletak pada jalan yang kecil maka dimensinya menyesuaikan dengan proporsi lebar jalan. Penempatan kawasan perdagangan jasa juga melihat potensi lokasi : kedekatan dengan kawasan perumahan, kedekatan dengan pusat kawasan/ lingkungan, dan kedekatan dengan kawasan komersial yang lain. Tetapi penentuan kawasan komersial khususnya kawasan perdagangan dan jasa disesuaikan dengan tema/ potensi kawasan setempat. Jika kawasan tersebut terdapat potensi kawasan perdagangan masyarakat maka kawasan komersial di kawasan tersebut adalah Komersial Masyarakat. Tabel II23. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Balikpapan Barat Baru Ilir Baru Tengah Baru Ulu Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 70

76 No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 2 Balikpapan Selatan 3 Balikpapan Tengah 4 Balikpapan Timur 5 Balikpapan Utara Margasari Jumlah Damai 1, Gunung Bahagia Klandasan Ilir Klandasan Ulu Prapatan Sepinggan Telagasari Jumlah 1, Gunung Sari Ilir Gunung Sari Ulu Karang Jati Karang Rejo Mekar Sari Sumber Rejo Jumlah Lamaru Manggar Manggar Baru Teritip Jumlah Batu Ampar Gunung Samarinda Karang Joang Muara Rapak Jumlah Total 2, Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 71

77 1, , , Balikpapan Barat Balikpapan Selatan Balikpapan Tengah Balikpapan Timur Balikpapan Utara Lokasi Gambar II32. Gambar Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa Gambar II33. Peta Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota Balikpapan 4. Kawasan Perkantoran Pengembangan kawasan perkantoran kota Balikpapan direncanakan seluas 271,63 ha atau 5,01% dari luas Kota Balikpapan. Kawasan perkantoran pemerintah direncanakan terdapat Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 72

78 kawasan Pusat Kota (Jl. Jendral Sudirman ), kawasan Jl. Ruhui Rahayu, kawasan Sub Pusat Kota II dan Kawasan KIK. Pengembangan kawasan perkantoran swasta terdapat di kawasan Pusat Kota (Jl. Jendral Sudirman ), Kawasan Industri Kariangau di kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat dan kawasan Pusat Kota II di kelurahan Karangjoang, Kecamatan Balikpapan Utara Detail sebaran kawasan perkantoran di kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II23. Rencana Kawasan Perkantoran No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Balikpapan Barat 2 Balikpapan Selatan 3 Balikpapan Utara Kariangau Batu Ampar 3.33 Jumlah Klandasan Ulu 6.95 Sepinggan Jumlah Karangjoang Jumlah Total Sumber: Hasil Analisis tim penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, Balikpapan Barat Balikpapan Selatan Balikpapan Utara Lokasi Gambar II34. Rencana Kawasan Perkantoran Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 73

79 Gambar II35. Peta Rencana Kawasan Perkantoran di Kota Balikpapan 5. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan RTRW kabupaten/ kota yang bersangkutan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. No. Jenis Industri Tabel II24. Rencana Kawasan Industri di Kota Balikpapan 1 Industri Besar Balikpapan Barat Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) thdp Kawasan Kota Kariangau 3, Baru Ulu 1.87 Baru Ilir Margomulyo Margasari Jumlah 3, Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 74

80 No. 2 Jenis Industri Industri Menengah Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) thdp Kawasan Kota Balikpapan Tengah Karangrejo Karangjati Jumlah Balikpapan Selatan Balikpapan Utara Balikpapan Barat Balikpapan Utara Balikpapan Timur Prapatan Telagasari 7.45 Jumlah Muara Rapak Karangjoang Batu Ampar Jumlah Total 1 4, Margomulyo 7.84 Jumlah 7.84 Muara Rapak Jumlah Sepinggan Manggar Jumlah Total Industri Kecil Balikpapan Utara Muara Rapak 2.97 Jumlah 2.97 Total Total , Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 75

81 5, , , , , Industri Besar Industri Menengah Industri Kecil 1, Jenis Industri 2.97 Gambar II36. Luas Rencana Kawasan Industri di Kota Balikpapan Kegiatan perindustrian yang membentuk kawasan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: wilayah industri, kawasan industri, dan kawasan berikat. Selain ketiga jenis kawasan industri tersebut, terdapat juga kegiatan industri yang secara ketat mensyaratkan dekat dengan bahan baku utama. Kawasan rencana peruntukan industri di Kota Balikpapan terbagi atas : 1. Kawasan Industri Berat yang meliputi Kawasan Industri Karingau dan Kawasan Industri Pertamina, 2. Kawasan Industri Sedang Menengah meliputi Kawasan Industri Batakan 3. Kawasan Industri Kecil meliputi Kawasan Industri Kecil Somber (KIKS). Luas rencana pengembangan kawasan ini adalah sebesar 6.189,82 ha. Kawasan Peruntukan Industri di kota Balikpapan diarahkan dikembangkan di Kelurahan Kariangau, Kelurahan Sepinggan, Kelurahan Manggar. Pengembangan kawasan peruntukan industri ini dimanfaatkan untuk kegiatan industri berat, industri ringan dan industri kecil. Dan dalam pengembangannya kawasan peruntukan kawasan industri harus dilengkapi dengan: a. Pengembangan jalur hijau setiap blok kawasan industri; b. Pengembangan ruang terbuka hijau setiap blok kawasan industri c. Pengembangan prasarana sarana kawasan industri; dan d. Pengembangan perumahan karyawan. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan tabel rencana luas kawasan peruntukan industri secara detail untuk tiaptiap kelompok kawasan industri dan peta sebaran kawasan industri di Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 76

82 Gambar II 37. Peta Rencana Kawasan Industri Kota Balikpapan 6. Kawasan Wisata Kawasan Wisata Kota Balikpapan berdasarkan potensi obyek wisata yang terdapat di Kota Balikpapan. Jenis wisata di kota ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Wisata Alam Jenis wisata ini memanfaatkan potensi alam untuk dikembangkan sebagai obyek wisata seperti pantai, gunung, hutan lindung, cagar Alam, bakau (mangrove) dan lainlain. Wisata alam di Kota Balikpapan memanfaatkan potensi kawasan alam yang banyak terdapat di kota ini seperti hutan lindung, kawasan lindung, kawasan bakau (mangrove), agrowisata, wanawisata dan lainlain. Jenis kawasan wisata alam di kota Balikpapan meliputi : 1. Kawasan Wisata Mangrove Kemantis di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat; 2. Kawasan Wisata Mangrove Margomulyo di Kelurahan Margomulyo Kecamatan Balikpapan Barat; 3. Kawasan Wisata Mangrove DPML di Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur; Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 77

83 4. Kawasan wisata pantai Melawai di Kelurahan Prapatan Kecamatan Balikpapan Barat; 5. Kawasan wisata pantai Manggar di Kelurahan Manggar Kecamatan Balikpapan Timur; 6. Kawasan Wisata pantai Lamaru di Kelurahan Lamaru Kecamatan Balikpapan Timur; 7. Kawasan wisata Hutan Lindung Sungai Wain di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat dan di kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara; 8. Kawasan Kebun Raya Balikpapan di kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara; 9. Kawasan Agrowisata di kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara, dan 10. Kawasan Wana Wisata di kelurahan Batu Ampar Kecamatan Balikpapan Utara; 11. Pengembangan wisata agro di kelurahan Lamaru, Kelurahan Manggar dan Kelurahan Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur; 12. Pengembangan desa/kampung wisata teritip; 13. Pengembangan desa/kampung wisata karang joang; 14. Pengembangan desa/kampung wisata margomulyo; 15. Pengembangan desa/kampung wisata atas air Margasari; 16. Pengembangan kawasan ekowisata teluk Balikpapan; dan 17. Pengembangan kawasan ekowisata DAS Manggar. b. Wisata Budaya Jenis wisata ini memanfaatkan potensi fisik buatan manusia yang menghasilkan daya tarik baik dari kegiatan yang ditimbulkannya maupun keuntungan yang dihasilkan/ diperolehnya. Wisata ini dikembangkan di Kota Balikpapan, memanfaatkan potensi kawasan komersial, kawasan industri, kawasan perumahan nelayan, dan lainlain. Jenis wisata budaya ini terdiri atas kawasan wisata budaya dan kawasan wisata budaya buatan. Jenis kawasan wisata budaya di kota Balikpapan merupakan wisata sejarah yang berupa tugu, monumen dan tempat bersejarah, bangunan unik. meliputi : 1. kawasan wisata meriam Jepang di Kelurahan Margomulyo di kecamatan Balikpapan Barat; 2. Kawasan wisata Tugu Matilda, Tugu Australia, Monpera dan Gua Jepang di Kelurahan Prapatan Kecamatan Balikpapan Selatan 3. Kawasan wisata Tugu Perdamaian Jepang & Australia di Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara; 4. Kawasan wisata Tugu Peringatan Peristiwa Demonstrasi Rakyat Balikpapan di Kelurahan Karang Jati Kecamatan Balikpapan Tengah; Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 78

84 5. Kawasan wisata Meriam Jepang (Meriam Markoni) di Kelurahan Damai Kecamatan Balikpapan Selatan; 6. Kawasan wisata Gua Jepang kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur; dan 7. kawasan Makam Jepang di kelurahan Lamaru di Kecamatan Balikpapan Timur. Sedangkan jenis kawasan wisata budaya buatan di Kota Balikpapan meliputi : a. Kawasan daya tarik wisata kuliner di Kawasan Pantai Melawai,Kawasan Pantai Polda, Kawasan Klandasan, Kawasan Kantor Pos, Kawasan Kebun Sayur, Kawasan Baru Tengah, Kawasan Stal Kuda, Balikpapan Permai dan Kawasan Manggar Baru b. Kawasan daya tarik wisata belanja di Pasar Kebun Sayur, Pasar Salak Karangjoang dan pasar papaya Thailand di Koridor MulawarmanPengembangan kawasan daya tarik wisata buatan Trans Studio di Kelurahan Gunung Bahagia Kecamatan Balikpapan Timur Untuk mengetahui rencana kawasan wisata Kota Balikpapan maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel II 25. Rencana Kawasan Wisata di Kota Balikpapan No. Jenis Wisata 1 Wisata Alam Balikpapan Timur Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) thdp Kawasan Kota a Pantai Manggar Manggar b Pantai Lamaru Lamaru Balikpapan Selatan 2 Wisata Budaya Balikpapan Timur Jumlah Prapatan 2.02 Jumlah 2.02 Total a Trans Studio Balikpapan Sepinggan 7.23 Sumber: RTRW Kota Balikpapan Jumlah 7.23 Total Total Visualisasi dari Rencana Kawasan Wisata Kota Balikpapan dapat dilihat pada peta rencana kawasan wisata Kota Balikpapan di bawah ini. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 79

85 Gambar II38. Peta Rencana Kawasan Wisata di Kota Balikpapan 7. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau Kawasan ruang terbuka non hijau di kota Balikpapan cenderung merupakan area parkir, depo barang dan plaza/ square suatu kawasan perdagangan jasa, perkantoran, terminal/ bandara/ terminal, kawasan industri dan tempat wisata. Penyediaan ruang terbuka non hijau di kota Balikpapan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan area parker, area publik, promosi dan pedagang kaki lima. Kawasan ini direncanakan di: Kawasan perdagangan jasa : Jl. Jendral Sudirman, Kawasan Zona I, Jl. A. Yani, Jl. MT. Haryono, Jl. Mulawarman, Jl. Sukarno Hatta, Jl. Suprapto, Jl. Trans Kalimantan, dll Kawasan perkantoran : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Ruhui Rahayu Kawasan industri : Kawasan KIK Kariangau, Kawasan Industri Batakan dan KIKS Kawasan Bandara Sepinggan, Terminal Bis, Pelabuhan Semayang Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 80

86 8. Kawasan Peruntukan Kegiatan Sektor Informal Kegiatan peruntukan kegiatan sektor informal kota Balikpapan ditujukan pada penataan pedagang kaki lima. Penataan pedagang kaki lima harus diberi ruang secara khusus supaya kegiatan ini tidak mengganggu kegiatan lain dan bahkan menimbulkan permasalahan sosial. Penataan pedagang kaki lima di kota Balikpapan diarahkan pada kawasan pusat kota, sub pusat kota, perdagangan jasa, perkantoran, ruang terbuka, pariwisata, dll sebagai contoh : Kawasan Zona I : Pelabuhan SemayangSepinggan dimana pada kawasan ini direncanakan terdapat di Kawasan KiaKia Kota Balikpapan ( di kawasan Melawai ), Kawasan Sea Food Center ( Dalam Masterplan Kawasan Zona I Pelabuhan SemayangSepinggan) dan Kawasan Perdagangan dan Jasanya Kawasan di sekitar Taman Bekapai Kawasan Kuliner dipusatkan disekitar Jl. Tanjungpura Kawasan Perumahan Nelayan Margasari Kawasan perdagangan dan jasa Jl. A.Yani, Jl. MT. Haryono, Jl. Mulawarman, Jl. Sukarno Hatta, dll Kawasan Sub Pusat Kota II Kawasan Kota Perdesaan 9. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana Kota Balikpapan mempunyai potensi rawan bencana longsor, banjir dan abrasi. Kawasan yang berpotensi rawan bencana tersebut cenderung bersifat setempat sehingga penanganan kawasan rawan bencana di kota Balikpapan tidak memerlukan jalur evakuasi bencana. Tetapi penyediaan ruangruang evakuasi bencana tetap harus disediakan melalui pemanfaatan ruang terbuka (taman, hutan kota dan lapangan olah raga) yang ada disekitar kawasan bencana sebagai area evakuasi. Selain penyediaan ruang terbuka juga dapat memanfaatkan prasaranasarana umum seperti gedung sekolah, tempat ibadat dan blai desa/ kelurahan sebagai ruang evakuasi bencana alam. 10. Kawasan Pertahanan Dan Keamanan Kota Balikpapan sebagai salah kota di Kalimantan merupakan kawasan pintu masuk dari utara menuju kawasan lain di Indonesia. Dan dengan potensi minyaknya kota ini menjadi sasaran utama serangan musuh. Karena itu pertahanan dan keamanan kota ini membutuhkan perencanaan tersendiri karena merupakan pertahanan kota sekaligus pertahanan negara. Kawasan pertahanan dan keamanan Kota Balikpapan diperuntukan untuk 4 (empat) angkatan bersenjata Republik Indonesia yang terdapat di Kota Balikpapan, yaitu : Angkatan Darat Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 81

87 Angkatan Laut Angkatan Udara Kepolisian No. 1 Fungsi Kawasan Pertahanan & Keamanan di Kota Balikpapan : Sebagai pertahanan dan keamanan Kota Balikpapan Sebagai pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagai sarana peningkatan profesionalisme prajurit seperti latihan perang/ olah yuda dan latihan tembak Penyediaan tempat pendidikan, perkantoran dan rumah dinas Pengembangan kawasan militer diarahakan mencapai luas 264,47 Ha. Pemanfaatan kawasan ini diarahkan untuk kegiatan militer (AD, AL, AURI dan Kepolisian) untuk aktivitas pendidikan, penyimpanan peralatan militer, asrama, perkantoran dan lainlain. Luas kawasan militer terbesar berada di Kecamatan Balikpapan Barat yaitu sebesar 58,5 % dari luas total kawasan militer yang ada di Kota Balikpapan. Berikut merupakan rencana luas kawasan militer Kota Balikpapan. Tabel II 26. Luas Rencana Kawasan Militer Kota di Kota Balikpapan Jenis Kawasan Pertahanan Keamanan Kompleks TNI AD Kampung Baru Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota Balikpapan Barat & Asrama Bukit Baru Ulu SPN Kariangau Balikpapan Barat 3 Kompleks MAKODAM IV Balikpapan Selatan 4 Mako LANAL Balikpapan Selatan Baru Ilir 7.70 Baru Tengah Margomulyo 1.43 Margasari 0.88 Jumlah Kariangau Jumlah Prapatan 0.24 Klandasan Ulu Telaga Sari Jumlah Prapatan 0.03 Jumlah Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 82

88 No. Jenis Kawasan Pertahanan Keamanan Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 5 Pangkalan TNI AU Balikpapan Selatan 6 Instalasi Radar Balikpapan Tengah 7 8 Kompleks Kompi Radio Balikpapan YONIF 612/BS Dan KODIKLAT Balikpapan Tengah Balikpapan Timur 9 Pos Polisi AIRUD Balikpapan Utara 10 Kompleks TNI AD & KIA YONIF 612/BS Balikpapan Utara 11 Kompleks TNIAD Denzipur Balikpapan Utara Sumber: RTRW Kota Balikpapan Sepinggan Jumlah Gng Sari Ulu 1.39 Jumlah Gng Sari Ilir 0.63 Jumlah Manggar Baru Lamaru 8.30 Jumlah Muara Rapak 1.00 Jumlah Batu Ampar Jumlah Batu Ampar Jumlah Total Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 83

89 Gambar II 39. Peta Rencana Kawasan Militer di Kota Balikpapan 11. Kawasan Pelayanan Umum Pelayanan Umum Kota terdiri dari kawasan fasilitas pemerintahan yang berada Kelurahan Karingau, Kawasan Pelabuhan Semayang di Kelurahan Prapatan Kecamatan Balikpapan Selatan, Kawasan Bandara di Kelurahan Sepinggan Kecamatan Balikpapan Selatan, Kawasan TPA Manggar di Kelurahan Manggar Kecamatan Balikpapan Timur. Luas kawasan pelayanan umum kota di Kota Balikpapan keseluruhan adalah sebesar 678,97 Ha dengan kawasan fasilitas Pemerintahan di Kelurahan Karingau mempunyai luas terbesar yaitu 215,49 Ha atau sebesar 31,74% dari luas total prasarana sarana Kota yang ada di Kota Balikpapan. Kawasan peribadatan adalah kawasan pelayanan umum Kota Balikpapan yang memiliki luas terkecil. Hanya sebesar 0,32% dari luas total kawasan pelayanan umum Kota Balikpapan. Adapun rencana luas prasarana sarana Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dan visualisasinya dapat dilihat pada peta rencana kawasan sarana dan prasarana Kota Balikpapan. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 84

90 Tabel II 27. Luas Rencana Pelayanan Umum di Kota Balikpapan No. Jenis Pelayanan Umum Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota A. Fasilitas Transportasi 1 Pelabuhan Balikpapan Barat Kariangau Baru Ulu 5.91 Baru Tengah 1.42 Jumlah Balikpapan Utara Muara Rapak 0.21 Batu Ampar 0.01 Jumlah 0.22 Balikpapan Selatan Prapatan 2.94 Jumlah 2.94 Jumlah Bandara Balikpapan Selatan Sepinggan Gng Bahagia Jumlah Terminal Balikpapan Utara Batu Ampar 1.65 Karangjoang 7.75 Balikpapan Timur Teritip Jumlah 9.40 Total A B Fasilitas Olah raga 1 Stadion Balikpapan Tengah Karangjati 3.04 Balikpapan Timur Manggar Dome Balikpapan Selatan Sepinggan 4.87 Jumlah Total C Fasilitas Peribadatan 1 Mesjid Agung Balikpapan Selatan Klandasan Ulu Gereja Balikpapan Tengah Gng Sari Ulu 1.22 Jumlah D Fasilitas Kesehatan 1 RSUD Balikpapan Tengah Gng Sari Ulu 0.93 Jumlah E Fasilitas Pemerintahan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 85

91 No. F Jenis Pelayanan Umum Fasilitas TPA Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota Balikpapan Barat Kariangau Balikpapan Utara Batu Ampar 3.33 Jumlah Balikpapan Timur Manggar Jumlah Total Sumber: RTRW Kota Balikpapan Gambar II 40. Peta Rencana Kawasan Pelayanan Umum Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 86

92 2.6. Komposisi Rencana Pola Ruang Kota Balikpapan Berdasarkan uraian tentang kawasan lindung dan kawasan budidaya Kota Balikpapan seperti yang telah dijelaskan di atas maka rencana komposisi pola ruang (darat & laut) yang direncanakan untuk Kota Balikpapan adalah sebagai berikut: Tabel II 28. Luas Rencana Pola Ruang di Kota Balikpapan NO. I. Kawasan Lindung PEMANFAATAN LAHAN LUAS (Ha) % A. Kawasan Hutan Lindung 19, Kawasan Hutan Lindung 14, Perluasan HLSW 1, Buffer Zone Hutan Lindung 3, B. Kawasan Perlindungan Bawahan Kawasan Resapan Air C. Kawasan Perlindungan Setempat 6, Kawasan Waduk dan Embung 1, Kawasan Sempadan Waduk dan Embung 1, Kawasan Sungai Kawasan Sempadan Sungai Kawasan Sempadan Pantai Kawasan Sempadan Jalan TOL Kawasan Hutan Bakau 1, Kawasan Buffer Zone (Peternakan, TPA, Sub 8 Pusat Kota 2, KIKS) D. Kawasan RTH Kota Kawasan Hutan Kota Kawasan RTH Kota (Makam, Lapangan, Taman) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan E. Cagar Budaya Kawasan Agro Wisata Kawasan Kebun Raya Kawasan Wanawisata Kawasan Penangkaran Buaya 4.22 F. Kawasan Jalur Migrasi Satwa Kawasan Jalur Migrasi Satwa KET G. Kawasan Konservasi Pesisir dan Laut 6, Wil. Pesisir dan Laut 1 Konservasi Pulaupulau Kecil Wil. Pesisir dan Laut 2 Daerah Perlindungan Mangrove & Laut (DPML) Wil. Pesisir dan Laut 3 Daerah Rawan Ranjau 5, Wil. Pesisir dan Laut Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 87

93 NO. PEMANFAATAN LAHAN LUAS (Ha) % KET 4 Zona Terlarang Wil. Pesisir dan Laut 5 Terumbu Karang dan Padang Lamun Wil. Pesisir dan Laut Total Kawasan Lindung 33, II. Kawasan Budidaya A. Kawasan Peruntukan Pertanian 3, Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura 1, Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Kawasan Perkebunan 2, Kawasan Peternakan B. Kawasan Peruntukan Perikanan 16, Kawasan Perikanan Darat Kawasan Minapolitan Kawasan Perikanan Budidaya Laut 3, Wil. Pesisir dan Laut 4 Kawasan Perikanan Tangkap 12, Wil. Pesisir dan Laut C. Kawasan Peruntukan Perumahan 1 Kawasan Perumahan 10, D. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa 2, Kawasan Perdagangan dan Jasa 2, F. Kawasan Peruntukan Perkantoran Kawasan Perkantoran G. Kawasan Peruntukan Industri 5, Industri Besar 4, Industri Sedang Industri Kecil H. Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan Pariwisata I. Kaw. Peruntukan Pertahanan & Keamanan Kawasan Pertahanan dan Keamanan J. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum 10, Kawasan Bandara Kawasan Pelabuhan Kawasan Terminal Kawasan Alur Kapal 10, Wil. Pesisir dan Laut 5 Kawasan Fasilitas Pemerintah Kawasan TPA RSUD Kawasan Masjid Agung Balikpapan Kawasan Gereja 1.22 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 88

94 NO. PEMANFAATAN LAHAN LUAS (Ha) % 10 Kawasan Dome Kawasan Stadion Olahraga J. Kawasan Pendidikan Kawasan ITK Kawasan PONPES Syarif Hidayatullah Total Kawasan Budidaya 50, TOTAL 84, KET Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 89

95 BAB III PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFI Membentuk kepemerintahan yang baik (good governance) dibutuhkannya sumber daya aparatur yang bertanggungjawab dan berkompetensi baik menurut jenjang pendidikan maupun keahlian didasarkan atas kebutuhan suatu pemerintahan. PemerintahKota Balikpapan membangun birokratisasi didukung oleh aparatur pemerintahan sebagai motor pengerak jalannya pemerintahan dan berperan serta dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat Aparatur Pemerintah Daerah Pemerintah Kota Balikpapan dalam menjalankan pembangunan di dukungan sumber daya aparatur yakni Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di tiaptiap instansi baik Dinas, Badan, Kantor dan Bagian yang tersebar diseluruh kota Balikpapan. Ketersedian Pegawai Negeri Sipil tersebut berfungsi dalam memberikan pelayanan dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat Kota Balikpapan. Adapun jumlah Aparatur Kota Balikpapan sebagaimana tabel berikut. Tabel III 1. Jumlah Aparatur Kota Balikpapan tahun No U r a i a n Tahun Satuan Jumlah PNS Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Orang Orang Orang Orang Orang Jumlah Pejabat Struktural Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Non Eselon Jumlah Pejabat Fungsional Jumlah Non Fungsional Jumlah Pensiunan PNS Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Sumber Data : Badan Kepegawaian Daerah Kota Balikpapan, tahun 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 90

96 Berdasarkan tabel diatas, bahwa pada tahun 2013 jumlah aparatur pemerintah kota balikpapan sebesar 6186 orang dan tahun 2015 sebesar 6419 orang artinya terjadi peningkatan jumlah Aparatur Kota Balikpapan sebesar 3,62% ditahun Walaupun terjadi peningkatan PNS di Kota Balikpapan, berdasarkan analisa kebutuhan pegawai masih dinilai belum memenuhi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Diketahui jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan pencacahan penduduk oleh Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk sebesar jiwa jika berbanding dengan ketersediaan Pegawai Negeri sipil di tahun 2015 sebesar 6419 orang, maka 1 orang PNS tiap harinya menanggani 107 orang sehingga hal ini tidak memungkinan seorang PNS dapat memberikan standar pelayanan minimal. Berdasarkan analisis tersebut kebutuhan akan PNS di Kota Balikpapan sangat memungkinkan untuk diadakan melalui penerimaan Pegawai Negeri Sipil. Adapun jumlah ketersediaan PNS yang layak sebesar orang pada tahun 2015 dimana 1 orang PNS dapat melayani 20 orang per hari kerja sehingga jumlah kekurangan akan pegawai sebesar orang. Berdasarkan jumlah ketersediaan pegawai pada tahun 2014 dan 2015, untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Kota Balikpapan dibutuhkan aparatur yang memiliki kompetensi pendidikan yang memadai untuk mendukung urusan pemerintah ditiaptiap bidang pekerjaan. Adapun tingkat pendidikan PNS di Kota Balikpapan sebagai berikut. Tabel III 2.Tingkat Pendidikan PNS di Kota Balikpapan No Tingkat Tahun Pendidikan Satuan 1 SLTA dan Sederajat Orang 2 Diploma Orang 3 S Orang 4 S Orang Jumlah Sumber Data : Badan Kepegawaian Daerah Kota Balikpapan, tahun 2015 Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditandatangani Presiden RI Joko Widodo, perubahan gaji PNS mulai berlaku tanggal 1 Januari Dalam tabel Peraturan Pemerintah disebutkan untuk gaji PNS golongan dan masa kerja terendah, yaitu Golongan I masa kerja 0 tahun kini menjadi Rp (sebelumnya Rp ). Adapun gaji tertinggi untuk golongan I (Id) masa kerja 27 tahun adalah Rp (sebelumnya Rp ). Untuk golongan II, gaji terendah (IIa masa kerja 0 tahun) kini adalah Rp (sebelumnya Rp ). Sedang yang tertinggi (IId masa kerja 33 tahun) adalah Rp (sebelumnya Rp Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 91

97 ). Gaji PNS golongan III, terendah (IIIa masa kerja 0 tahun) kini adalah Rp (sebelumnya Rp ). Adapun gaji tertinggi untuk PNS golongan III (IIId masa kerja 32 tahun) kini menjadi Rp (sebelumnya Rp ). Untuk PNS golongan IV, gaji terendah (IVa masa kerja 0 tahun) kini menjadi Rp (sebelumnya Rp ). Sementara gaji tertinggi PNS (golongan IVe masa kerja 32 tahun) kini menjadi Rp (sebelumnya Rp ). Berikut Rincian Kenaikan Gaji Pegawai Negeri Sipil Gambar III1. Tabel Gaji PNS Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 92

98 Sedangkan untuk pensiun PNS, pensiun Janda/Duda PNS, pensiun Janda/Duda PNS yang tewas, dan pensiun yang diberikan kepada orang tua dari PNS yang tewas yang seharusnya pensiun pokoknya ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, tetapi telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2014, pensiun pokoknya disesuaikan dengan Lampiran I sampai dengan Lampiran IV Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2015 ini. Menurut PP ini, terhitung mulai 1 Januari 2015, bagi PNS yang pensiun tanggal 1 Januari 2015 dan sebelum 1 Januari 2015, pensiun pokoknya disesuaikan menjadi paling rendah Rp (sebelumnya Rp ). Adapun bagi pensiunan PNS, Pensiunan Janda/Duda PNS, pensiun yang diberikan kepada Anak, bagian pensiun Janda/Anak dan pensiun yang diberikan kepada Orang Tua yang dipensiun sebelum 1 Juli 2001, setelah pensiun pokoknya disesuaikan menurut PP ini, jika tidak mengalami kenaikan atau mengalami penurunan penghasilan, maka kepadanya diberikan tambahan penghasilan sebesar jumlah penurunan penghasilan ditambah dengan 4% (empat persen) dari penghasilan Perangkat Daerah Untuk menyelenggarakan pemerintahan diperlukan adanya kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan aspirasi namun masih dalam ikatan Negara kesatuan Republik Indonesia. Kewenangan tersebut dapat dilakukan apabila didukung dengan adanya perangkat daerah yang mampu mengemban dan merealisasikan aspirasi masyarakat. Perangkat Daerah Kota Balikpapan adalah organisasi / lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan. Dasar dari pembentukan organisasi Perangkat daerah sebagaimana diatur atas Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun Organisasi Perangkat Daerah telah mengalami perubahan setelah adanya likuidasi Departemen pada Tahun Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan tentang Perangkat daerah Kota Balikpapan sebagai mana dibentuknya 10 Dinas dan 14 Kantor serta 4 Badan, sebagai lembaga teknis di Kota Balikpapan. Adapun Perangkat Daerah yang terbentuk adalah sebagai berikut : 1. Perangkat Dinas adalah sebagai berikut : Dinas Pekerjaan Umum Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Dinas Tata Kota dan Perumahan Dinas Perhubungan Dinas Pendapatan Daerah Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 93

99 Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan Dan Pariwisata Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Dinas Pasar 2. Perangkat Inspektorat, Badan dan Instansi Teknis adalah sebagai berikut : Inspektorat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pengelola Asset da Keuangan Daerah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Badan Kepegawaian Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kantor Arsip dan Perpustakaan Kantor Kesbang dan Politik Satuan Polisi Pamong Praja Rumah Sakit Khusus Bersalin Sayang Ibu Kelas B Rumah Sakit Umum Daerah 3. Perangkat Sekretariat dan Bagian adalah sebagai berikut : Sekretariat Daerah Kota Balikpapan meliputi : Sekretaris Daerah Asisten Tata Pemerintahan Bagian Pemerintahan 1. Bagian Humas dan Protokol 2. Bagian Kerjasama Daerah, Administrasi Wilayah dan Pertanahan 3. Bagian Hukum Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat 1. Bagian Perekonomian 2. Bagian Pembangunan 3. Bagian Kesejahteraan Rakyat Asisten Administrasi Umum 1. Bagian Organisasi 2. Bagian Keuangan 3. Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat DPRD Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 94

100 3.3. Demografi Kependudukan atau Demografi merupakan ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia.keberadaan penduduk berfungsi sebagai subyek pembangunan dan obyek pembangunan. Laju pertumbuhan penduduk akan berimplikasi terhadap permasalahan pembangunan yang harus ditangani, baik itu kebutuhan insfrastruktur, kebutuhan penyedia lapangan pekerjaan, kebutuhan prasarana /sarana pendidikan dan kesehatan, maupun kebutuhankebutuhan lain yang terkait yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data hasil perhitungan Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Kota Balikpapan Tahun 2015 (peragustus 2015) berjumlah jiwa terdiri dari jiwa lakilaki atau 52,11 % dan jiwa perempuan atau 47,89 %, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) mencapai 107% sebagaimana tabel berikut ini. Tabel III 3.Penduduk Kota Balikpapan Per Kecamatan menurut Jenis Kelamin No Kecamatan LakiLaki % Perempuan % Jumlah Sex Ratio 1 Balikpapan Selatan , , Balikpapan Timur , , Balikpapan Utara , , Balikpapan Tengah , , Balikpapan Barat , , Balikpapan Kota , , Jumlah , , Sumber Data: Kantor BPS Kota Balipapan, 2015 Berdasarkan pos online bahwa jumlah penduduk Kota Balikpapan yang resmi berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil jiwa. Warga pendatang yang masih berstatus penduduk sementara tercatat jiwa dan warga negara asing (WNA) sebanyak jiwa, dan 67 di antaranya sudah resmi memegang KTP Balikpapan. Sehubungan dengan data diatas, tabel berikut ini merupakan perkembangan jumlah penduduk di Kota Balikpapan terhitung dari tahun 2004 sampai dengan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 95

101 Tabel III 4. Jumlah penduduk di Kota Balikpapan terhitung dari tahun Tahun/ Years Balikpapan Selatan Balikpapan Timur Balikpapan Utara Balikpapan Tengah Balikpapan Barat Balikpapan Kota Jumlah/ Total Sumber Data: Kantor BPS Kota Balipapan, per 31 Agustus 2015 Berdasarkan data penduduk diatas, ditinjau dari laju pertumbuhan penduduk di Kota Balikpapan sebesar 3%. Secara sebaran penduduk mayoritas penduduk Balikpapan mendiami pusat kota yang terletak di wilayah Kecamatan Balikpapan Utara. Kecamatan Balikpapan Tengah dengan luas wilayah hanya 11,07 Km 2 dihuni oleh jiwa, atau dengan kepadatan penduduk sekitar jiwa per Km 2 sedangkan Kecamatan Balikpapan Barat dengan wilayah terluas 179,95 Km 2 hanya dihuni oleh jiwa atau dengan kepadatan penduduk sekitar 502 jiwa per Km 2. Sedangkan menurut penyebaran dan kepadatan penduduk disajikan pada tabel berikut ini. Tabel III 5. Sebaran Penduduk Tahun/ Years Balikpapan Selatan (%) Balikpapan Timur (%) Balikpapan Utara (%) Balikpapan Tengah (%) Balikpapan Barat (%) Balikpapan Kota (%) Jumlah/Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) ,47 9,77 18,60 21,12 17,03 100, ,54 9,81 18,98 20,95 16,72 100, ,73 9,79 18,82 20,94 16,71 100,00 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 96

102 Tahun/ Years Balikpapan Selatan (%) Balikpapan Timur (%) Balikpapan Utara (%) Balikpapan Tengah (%) Balikpapan Barat (%) Balikpapan Kota (%) Jumlah/Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) ,05 9,77 18,58 20,90 16,69 100, ,36 9,68 18,64 20,71 16,61 100, ,33 9,74 18,70 20,51 16,72 100, ,14 9,77 19,03 20,38 16,68 100, ,36 10,83 22,02 17,76 15,03 100, ,39 10,88 22,10 17,67 14,96 100, ,86 11,10 21,36 17,65 15,13 14,91 100, ,23 11,27 21,80 17,26 15,04 14,40 100, ,64 11,52 21,98 16,92 14,80 14,14 100,00 Sumber Data: Kantor BPS Kota Balipapan, per 31 Agustus 2015 Tabel III 6. Ratarata kepadatan penduduk tahun 2014/2015 Kepadatan Penduduk Kecamatan/District Luas Wilayah/Total Area (Km 2 ) per Km 2 /Population Density per Km 2 (1) (2) (3) 1. Balikpapan Selatan 37, Balikpapan Timur 132, Balikpapan Utara 132, Balikpapan Tengah 11, Balikpapan Barat 179, Balikpapan Kota 10, Jumlah/Total 503, Sumber Data: Kantor BPS Kota Balipapan, per 31 Agustus 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 97

103 3.4. RataRata Usia Harapan Hidup Ratarata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk Indonesia (lakilaki dan perempuan) naik dari 67,8 tahun pada periode menjadi 73,6 tahun pada periode Usia Harapan Hidup penduduk Kota Balikpapan pada tahun tahun 2011 sebesar 71,95, tahun 2012 sebesar 72,17, tahun 2013 sebesar 72,29, tahun 2014 sebesar 73.1 dan tahun 2015 sebesar 74,15. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya angka harapan hidup adalah kesadaran akan kesehatan yang tinggi, dimana pada umumnya dipengaruhi oleh semakin meningkatnya tingkat pendidikan, pelayanan kesehatan yang baik dan tersedianya sarana kesehatan yang memadai Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anakanak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Berdasarkan hal tersebut diatas, Pemerintah Kota melalui Kantor Ketenagakerjaan melakukan langkahlangkah yang proaktif dalam penanganan tenaga kerja, yakni dengan memberikan kesempatan bagi tenaga kerja dengan ketrampilan yang minim untuk dapat memperoleh pelatihan/magang. Sejalan dengan hal tersebut Kantor Tenaga Kerja Kota Balikpapan berkerjasama dengan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) sebagai wadah untuk mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan tenaga kerja yang berada di Kota Balikpapan. Adapun pelatihan/magang yang diberikan adalah sebagai berikut : Pelatihan mekanik alat berat. Pelatihan otomotif. Pelatihan mesin logam. Instalasi tenaga mesin. Pelatihan menjahit. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 98

104 Perhotelan Instalasi Listrik Instrumen Listrik Bahasa inggris Pelatihan konstruksi bangunan. Pelatihan pengolahan hasil pertanian. Pelatihan kerja plat. Pelatihan ducco. Pelatihan konstruksi meable. Pelatihan craftman. Elektronika Angkatan Kerja Angkatan Kerja di Kota Balikpapan pada tahun 2013 mencapai orang (69.11 %), dan tahun 2014/2015 mencapai orang (66,12%), sedangkan non angkatan kerja tahun 2013 sebesar orang (30,89%) dan tahun 2014 sebesar orang dari penduduk usia kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 66,12 %, artinya dari 100 penduduk usia kerja terdapat 60 orang angkatan kerja. Rasio Tingkat Ketergantungan Total (Total Dependency Ratio) sebesar 1 : 7. Secara rinci disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel III 7. Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Dan Jenis Kelamin tahun 2014/2015 Kegiatan Utama/ Activity Jumlah/ Total Lakilaki/ Male % Perempuan/ Female Jumlah/ Total % Jumlah/ Total Jumlah/ Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ANGKATAN KERJA/ Economically Active , , ,12 Bekerja/Working , , ,12 Mencari Pekerjaan/ Seeking For Work , , ,00 BUKAN ANGKATAN KERJA/Non Economically Active , , ,88 Sekolah/AttendingSchool , , ,48 Mengurus Rumah tangga/house Keeping , , ,48 Lainnya/Others , , ,92 % Jumlah/Total , , ,00 Sumber : BPS Kota Balikpapan, data 2014/2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 99

105 Tabel berikut ini merupakan informasi terkait Penduduk bekerja berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan. Tabel III 8. Penduduk bekerja berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan LakiLaki/Male Perempuan/Female Laki + Perempuan/ Male + Female Jumlah/ % Total Jumlah/ Total % Jumlah/ Total % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Belum Tamat SD , , ,47 Sekolah Dasar , , ,96 SLTP Umum dan Kejuruan , , ,79 SLTA Umum dan Kejuruan , , ,72 Diploma/Sarjana , , ,09 Jumlah/Total , , ,00 Sumber : BPS Kota Balikpapan, data Kondisi Ketenagakerjaan Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan timur ditinjau dari penduduk yang bekerja, pengangguran dan partisipasi angkatan tenaga kerja sebagai berikut. Tabel III9.Kondisi Ketenagakerjaan Kalimantan Timur, 2014 Sumber : BPS Kota Balikpapan, data 2014 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 100

106 Sehubungan dengan kondisi ketenagakerjaan tersebut berikut ini disajikan data yang berhubungan dengan lowongan pekerjaan yang belum dipenuhi dan telah dipenuhi di Kota Balikpapan, adapun tabel sebagai berikut. Tabel. III 10. Banyaknya Lowongan Pekerjaan yang Belum Dipenuhi Menurut Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin (orang) Lapangan Usaha Utama/Main Industry Perempuan/ Female Lakilaki/ Male Lakilaki/ Male Perempuan/ Female (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan, Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri & Pengolahan Listrik, Gas & Air 4 5. Bangunan Perdagangan Besar, Eceran & Rumah Makan Angkutan, Pergudangan & Komunikasi Keuangan, Asuransi, Persewaan Bangunan/ Tanah & Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan Jumlah/Total Sumber : BPS Kota Balikpapan, data Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan seharihari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barangbarang dan pelayanan dasar. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 101

107 Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalahmasalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbedabeda melintasi bagianbagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan diluar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang Otonomi Daerah memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada Daerah untuk melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan sesuai dengan Model Daerah. Pemerintah Kota Balikpapan telah mulai melaksanakan program penanggulangan kemiskinan sejak tahun anggaran 2002 melalui Program Bantuan Pelayanan Kesehatan, Program Bantuan Biaya Pendidikan, Program Bantuan Pemberian Ketrampilan guna peningkatan SDM penduduk miskin, Program Pemberian Model Alat untuk usaha secara kelompok. Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dimulai dengan pendataan keluarga miskin tahun 2002 sebagai dasar pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan tahun Pendataan penduduk miskin dilakukan setiaptahun pada tahun 2002 dan 2003 sebagai dasar pelaksanaan program tahun 2003 dan 2004, namun sejak dikeluarkannya Perda No. 6 Tahun 2004 tentang Program Penanggulangan Kemiskinan, maka pendataan penduduk miskin dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali secara periodik. Data penduduk miskin sampai dengan akhir bulan Data gakin kota Balikpapan tahun 2015 sebesar jiwa atau KK ini nantinya dijadikan data verifikasi gakin hingga dua tahun yang akan datang yakni Adapun program penanggulangan kemiskinan dapat diuraikan sebagai berikut : 3.7. Program Bantuan Keluarga Miskin Program yang dilaksanakan dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Balikpapan pada pelayanan bidang pendidikan bagi siswa Gakin adalah sebagai berikut : 1. Bantuan Biaya Pendidikan Bagi Siswa. Bantuan Biaya Pendidikan Bagi Siswa adalah bantuan biaya pendidikan bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin. Bantuan di sektor pendidikan juga menggunakan sumber dana APBN melalui PKPS BBM bagi siswa yang berasal dari keluraga miskin. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dialokasikan bagi jenjang SD maupun SLTP, sedangkan dana BKM (Bantuan Khusus Murid) diperuntukkan khusus bagi jenjang SLTA bagi siswa miskin. Adapun data alokasi penerima dana BOS dan BKM sampai dengan bulan Desember 2015 disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 102

108 Tabel. III 11.Alokasi Jumlah Penerima BOS PUSATSDN Per Kecamatan No Kecamatan Jumlah Sekolah Balikpapan Timur Balikpapan Selatan Balikpapan Tengah Balikpapan Utara Balikpapan Barat BKM Jumlah Penerima (Orang) Jumlah Uang (Rp) Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, data 2015 Tabel diatas memberikan penjelasan bahwa tahun anggaran 2014/2015 alokasi penerima bantuan sekolah (BOS) Sekolah Dasar Per Kecamatan untuk 136 sekolah dasar penerima BKM sebesar siswa dengan jumlah anggaran senilai Rp Tabel III 12. Alokasi Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS PUSAT) SMP Negeri Per Kecamatan No Kecamatan Jumlah Sekolah BKM Jumlah Penerima Jumlah Uang (Orang) (Rp) 1. Balikpapan Timur Balikpapan Selatan Balikpapan Tengah Balikpapan Utara Balikpapan Barat Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, data 2014/2015 Tabel diatas memberikan penjelasan bahwa tahun anggaran 2014/2015 alokasi penerima bantuan sekolah (BOS) Sekolah Menengah Pertama untuk 22 sekolah menengah pertama penerima BKM sebesar siswa dengan jumlah anggaran senilai Rp Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 103

109 Tabel III13. Alokasi Jumlah Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Madrasah Tsanawiyah Per Kecamatan di Kota Balikpapan No Kecamatan Jumlah Sekolah Jumlah Penerima (Orang) BKM Jumlah Uang (Rp) 1. Balikpapan Timur ,634, Balikpapan Tengah ,000, Balikpapan Utara ,004,000 Jumlah ,550,638,000 Sumber : Bappeda Kota Balikpapan 2014/2015 Tabel di atas memberikan penjelasan bahwa tahun anggaran 2015 alokasi penerima bantuan sekolah (BOS) Sekolah Menengah Pertama untuk 4 sekolah Madrasah Tsanawiyah PerKecamatan penerima BKM sebesar siswa dengan jumlah anggaran senilai Rp Program Bantuan Biaya Kesehatan Bagi keluarga miskin. Program Bantuan Biaya Kesehatan Bagi keluarga miskin adalah bantuan biaya kesehatan yang diperuntukan bagi keluarga miskin yang mengalami sakit. Pemberian bantuan pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin diarahkan dalam rangka pengobatan bagi keluarga miskin yang sedang menderita penyakit ringan maupun yang memerlukan perawatan khusus pada Puskesmaspuskesmas dan Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Balikpapan. Tujuan umumnya adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi keluarga miskin di Kota Balikpapan melalui pelayanan kesehatan. Permasalahan yang masih dijumpai dalam pelaksanaan program ini adalah masih banyaknya permintaan dari Rumah Sakit (RSKD dan RST) untuk diberikan bantuan/subsidi Gakin bagi penduduk miskin yang belum terdaftar dalam Database Gakin, mereka hanya membawa Surat Keterangan Tidak Mampu (STKM) dari kelurahan. Realisasi pelaksanaan program pemberian bantuan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin disajikan pada tabel sebagai berikut : Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 104

110 Tabel III14. Realisasi Program Pemberian Bantuan Pelayanan Kesehatan Bagi Gakin Sumber Dana Gakin APBD Kota Bpp. Target Gakin (Jiwa) Jumlah Dana (Rp) Unit Kerja Realisasi Keuangan (Rp) Realisasi Sasaran Realisasi Target (Jiwa) a.pelayanan Langsung milyar UPTD JAMKESDA b. Pelayanan Penunjang (Termasuk Jamkesda dan JPK OR) Sumber : Satgas Gakin DKK /JAMKESDA Balikpapan, data Program Bantuan Dana Bergulir Gakin Program Bantuan Dana Bergulir Gakin adalah bantuan pinj aman modal usaha tanpa bunga yang diberikan kepada keluarga miskin yang memiliki usaha untuk meningkatkan penghasilan atau usahanya. Tujuan dari bantuan dana bergulir gakin dalam rangka memberikan kemudahan bagi keluarga miskin baik perorangan maupun kelompok untuk mendapatkan modal bagi kegiatan usahanya agar dapat meningkatkan penghasilan keluarganya maka perlu diberikan bantuan pinjaman dana bergulir tanpa bunga. Pemerintah Kota Balikpapan bekerjasaman dan menempatkan dana bantuan bergulir di Bank Muamalat sebesar Rp ,. Tujuan penempatan dana bergulir bagi keluarga miskin tersebut adalah untuk memberikan bantuan permodalan kepada kegiatan usaha keluarga miskin baik perorangan maupun kelompok dalam mendayagunakan sumberdaya yang dimilkinya sehingga mampu meningkatkan usahanya serta mengembangkan kreatifitas, inovasi, dan produktifitas bagi keluarga miskin agar dapat meningkatkan pendapatan dan mengatasi masalah ekonomi keluarga sehingga dapat keluar dari kategori miskin 4. Program Pemberian Pelatihan Ketrampilan Bagi Keluarga Miskin Program peningkatan ketrampilan bagi keluarga miskin diarahkan agar dalam melakukan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarganya, tetapi masih memilki ketrampilan yang terbatas akan dapat ditingkatkan Kesejahteraan Sosial Penanganan penyandang masalah sosial di Kota Balikpapan secara kontinyu dilakukan melalui razia, penampungan, pembinaan maupun pelatihan, namun permasalahan ini tidak semudah membalikan telapak tangan dapat terselesaikan, maka perlu dilakukan penanganan secara terpadu melalui berbagai program yang melibatkan berbagai instansi dan seluruh Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 105

111 komponen masyarakat. Seperti halnya di kotakota lain di Indonesia, di Kota Balikpapan juga terdapat permasalahan sosial dengan berbagai jenis, adapun data potensi dan penyandang masalah sosial ini disajikan pada tabel berikut ini. Tabel III15 Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan Penyandang Masalah Sosial di Kota Balikpapan No. 1. a. b. c. Penduduk Miskin Perkotaan Penerima beras Gakin Realisasi Penyaluran Uraian 2. Penduduk Rawan Sosial dari Sarana a. Kelurga Fakir Miskin b. Anak Balita Terlantar c. Anak Terlantar d. Lanjut Usia Terlantar e. Gepeng f. Komunitas Adat Terpencil g. Penyandang Cacat h. Korban Bencana Alam i. Pengungsi j. Lanjut Usia Korban Tindak Kekerasan k. Wanita Korban Tindak Kekerasan l. Wanita Rawan Sosial Rawan Ekonomi m. Penderita Cacat Penyakit Kronis n. Tuna Susila o. Anak Korban Tindak Kekerasan p. Anak Nakal q. Anal Jalanan r. Lanjut Usia Terlantar s. Bekas Narapidana t. Korban Penyalahgunaan Nafza u. Keluarga Berumah Tidak Layak Huni v. Keluarga Bermasalah Psikologis w. Masyarakat Tinggal di Daerah Rawan Bencana x. Pengidap HIV/AIDS y. Penderita Gangguan Jiwa z. Pekerja Migran/Orang Terlantar Tahun KK 59 KK Orang orang orang Satuan Orang KK Ton KK Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa 309 Jiwa 1 Jiwa 334 Jiwa Jiwa 349 Jiwa 1 Jiwa Jiwa 322 Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa 3. Panti Sosial a. Panti Sosial Asuhan Anak b. Panti Sosial Pelirahan Anak c. Panti Sosial Tresna Wreda 4. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) a. Karang Taruna b. Pekerja Sosial Kemasyarakatan c. Organisasi Sosial d. Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial e. Satgassos Penanggulangan Bencana Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Balikpapan,data Buah Buah Buah Buah 0rang Buah Buah 0rang Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 106

112 BAB IV. PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN 4.1 PEREKONOMIAN DAERAH Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut. Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meratakan pendapatan, mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier atau dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah keseluruhan produk yang dihasilkan di suatu wilayah pada waktu tertentu. Pada tahun 2014, angka PDRB Atas Dasar Harga Berlaku naik sebesar 4,29 persen dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan naik 2,5 persen. Adapun data pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel IV1. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) Tahun Nilai Dengan Migas Pertumbuhan ,704, ,939, ,018, ,899, ,094, ,442, ,443, ,908, ,106, ,337, Sumber Data : BPS Kota Balikpapan, tahun 2013/2014 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 107

113 Tabel berikut ini menunjukan perkembangan PDRB Kota Balikpapan. Tahun/Years Tabel IV2. Perkembangan PDRB Dengan Migas Kota Balikpapan Dengan Migas/with Oil, Gas and Its Product Atas Dasar Harga Berlaku/ at Current Price Atas Dasar Harga Konstan/ at Constant Price (1) (2) (3) , , , , , , , , , , , , , , , , r) , , r) , , *) , ,35 Sumber : BPS Kota Balikpapan, data 2013/ Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kalimantan Timur pada kuartal II/2014 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, berkisar 1,7 +1% secara year on year (YoY) dengan faktor pendorong diproyeksikan berasal dari peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, kegiatan kampanye jelang Pilkada Gubernur dan membaiknya iklim usaha.perlambatan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini salah satu penyebabnya karena produksi industri pengolahan turun, yakni sektor migas. Proyeksi yang dikeluarkan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi daerah ini pada kuartal I/2014 yang hanya sebesar 0,22% (YoY).Sepanjang JanuariMaret, pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan kuartal IV/2013 yang tumbuh sebesar 2,02% (YoY) dan lebih rendah dibandingkan dengan PDB nasional yakni 6,02% (YoY). Sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Konstan Tahun Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 108

114 2013 mencapai 6,90%. Sedangkan untuk lebih jelasnya laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Atas Dasar Harga Berlaku dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel IV3. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Konstan Tahun Lapangan Usaha/Industry * 2014** (1) (2) (3) (4) (5) (6) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 4,82 1,96 2,48 3,06 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian/Agriculture, Livestock, Hunting and Agriculture Services 5,44 1,83 2,51 2,85 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu/Forestry and Logging 0,88 3,48 1,22 0,55 3 Perikanan/Fishery 3,87 2,16 2,44 3,40 B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 6,42 6,43 1,43 2,41 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi/Crude Petroleum, Natural Gas, and Geothermal 2 Pertambangan Batubara dan Lignit/Coal and Lignite Mining 3 Pertambangan dan Penggalian Lainnya/Other Mining and Quarrying 6,42 6,43 1,43 2,41 C Industri Pengolahan/Manufacturing 1,63 4,56 1,45 4,40 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas/Manufacture of Coal and Refned Petroleum Products 1,20 4,48 1,08 4,43 2 Industri Non Migas dan Batubara 6,93 5,49 5,86 4,09 D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 15,27 14,66 3,33 16,53 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply, Sewerage, Waste Management and Remediation Activities 10,08 5,67 4,34 1,84 F Konstruksi/Construction 7,78 4,94 4,39 3,85 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 11,97 5,69 5,48 3,54 H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 9,85 7,81 7,15 6,83 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service Activities 4,60 10,75 4,11 4,76 1 Penyediaan Akomodasi/Accommodation 6,51 12,17 8,88 7,94 2 Penyediaan Makan Minum/Food and Beverage Service Activities 4,16 10,42 2,96 3,96 J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 12,86 13,24 12,25 9,55 K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 5,29 11,71 15,27 2,02 L Real Estat/Real Estate Activities 4,64 6,06 7,66 6,02 M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 17,66 4,90 4,30 6,87 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and Defence; Compulsory Social Security 8,47 3,16 2,85 5,56 P Jasa Pendidikan/Education 21,52 22,39 19,57 15,02 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 16,61 3,51 0,38 3,91 R,S,T, Jasa lainnya/other Services Activities U 12,50 4,90 1,80 4,42 Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 4,60 5,57 3,60 4,67 * Angka sementara/preliminary Figures ** Angka sangat sementara/very Preliminary Figures Sumber : BPS Kota Balikpapan, data 2013/2014 Berdasarkan total pertumbuhan PDRB Kota Balikpapan tahun , terjadi penurunan laju pertumbuhan dari 9,75 menjadi 2,50, dipengaruhi menurunya produktivitas sektor migas, pertambangan dan pengelolaan hasil meski sektor lainnya relatif konstan disektor industri pengolahan.sudah menjadi hukum alam bahwa sumber daya tak terbaharukan akan semakin menipis cadangannya bila eksploitasi dilakukan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 109

115 secara masif. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui gambaran stok dan tingkat eksploitasi dari sektorsektor ekonomi yang menjadi basis ekonomi wilayah Kaltim saat ini. Cadangan minyak bumi di Wilayah Kaltim adalah sebesar 670 MMSTB, sementara produksi yang sudah dilakukan adalah sebesar MMSTB. Dengan demikian dengan asumsi tingkat ekpsloitasi per tahun yang sebesar saat ini, maka umur cadangan minyak bumi Kaltim tinggal 11 tahun. Sementara gas bumi Kaltim memiliki cadangan sebesar 19, 76 TSCF dengan produksi yang telah dilakukan sebesar 1.46 TSCF sehingga umur produksi gas di Kaltim diperkiraan tinggal 13,33 tahun. Dampak dari semakin menipisnya stock sumber daya alam migas tersebut sudah mulai terlihat pada menurunnya laju pertumbuhan ekonomi wilayah Kaltim dari 5.71 pada tahun 2000 menjadi 3.93 pada tahun Tabel IV4. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Tabel 5. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), Tabel 5. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), Lapangan Usaha/Industry * Lapangan Usaha/Industry * (1) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (2) (3) (4) (5) (6) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 1,03 1,11 1,13 1,09 1,00 A Pertanian, 1 Pertanian, Kehutanan, Peternakan, dan Perburuan Perikanan/Agriculture, dan Jasa Pertanian/Agriculture, Forestry and Fishing Livestock, Hunting 1,03 1,11 1,13 1,09 1,00 1 Pertanian, 0,63 0,68 0,69 0,65 0,58 and Agriculture Peternakan, Services Perburuan dan Jasa Pertanian/Agriculture, Livestock, Hunting 0,63 0,68 0,69 0,65 0,58 2 and Kehutanan Agriculture dan Services Penebangan Kayu/Forestry and Logging 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Kehutanan Perikanan/Fishery dan Penebangan Kayu/Forestry and Logging 0,40 0,00 0,43 0,00 0,45 0,00 0,44 0,00 0,42 0,00 B Pertambangan 3 Perikanan/Fishery dan Penggalian/Mining and Quarrying 0,05 0,40 0,06 0,43 0,06 0,45 0,06 0,44 0,05 0,42 B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 1 0,05 0,06 0,06 0,06 0,05 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi/Crude Petroleum, Natural Gas, and 1 Pertambangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Geothermal Minyak, Gas dan Panas Bumi/Crude Petroleum, Natural Gas, and 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2 Geothermal Pertambangan Batubara dan Lignit/Coal and Lignite Mining 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Pertambangan Pertambangan Batubara dan Penggalian dan Lignit/Coal Lainnya/Other and Lignite Mining Mining and Quarrying 0,05 0,00 0,06 0,00 0,06 0,00 0,06 0,00 0,05 0,00 C Industri 3 Pertambangan Pengolahan/Manufacturing dan Penggalian Lainnya/Other Mining and Quarrying 0,05 0,06 0,06 0,06 0,05 60,89 54,62 49,93 49,17 49,60 C Industri Pengolahan/Manufacturing 60,89 54,62 49,93 49,17 49,60 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas/Manufacture of Coal and Refned Petroleum 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas/Manufacture of Coal and Refned Petroleum 56,37 49,52 44,55 43,81 44,37 Products 56,37 49,52 44,55 43,81 44,37 Products 2 Industri Non Migas dan Batubara 4,52 5,09 5,37 5,36 5,24 2 Industri Non Migas dan Batubara 4,52 5,09 5,37 5,36 5,24 D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply, E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply, 0,08 0,08 0,09 0,08 0,08 E Sewerage, Waste Management and Remediation Activities 0,08 0,08 0,09 0,08 0,08 Sewerage, Waste Management and Remediation Activities F Konstruksi/Construction 12,37 14,08 15,70 15,63 15,45 F Konstruksi/Construction 12,37 14,08 15,70 15,63 15,45 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and 7,47 8,87 9,28 9,06 8,58 G Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 7,47 8,87 9,28 9,06 8,58 Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 6,53 7,81 8,92 9,64 10,23 H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 6,53 7,81 8,92 9,64 10,23 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service 1,24 1,39 1,65 1,63 1,60 I Activities 1,24 1,39 1,65 1,63 1,60 Activities 1 Penyediaan Akomodasi/Accommodation 0,23 0,27 0,33 0,35 0,35 1 Penyediaan Akomodasi/Accommodation 0,23 0,27 0,33 0,35 0,35 2 Penyediaan Makan Minum/Food and Beverage Service Activities 1,01 1,12 1,32 1,28 1,25 2 Penyediaan Makan Minum/Food and Beverage Service Activities 1,01 1,12 1,32 1,28 1,25 J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 2,48 2,89 3,22 3,28 3,24 J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 2,48 2,89 3,22 3,28 3,24 Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 2,94 3,28 3,87 4,21 4,00 K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 2,94 3,28 3,87 4,21 4,00 L Real Estat/Real Estate Activities 1,57 1,72 1,86 1,88 1,88 L Real Estat/Real Estate Activities 1,57 1,72 1,86 1,88 1,88 M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 0,26 0,32 0,35 0,35 0,36 M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 0,26 0,32 0,35 0,35 0,36 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public 1,38 1,59 1,53 1,44 1,38 O Administration and Defence; Compulsory Social Security 1,38 1,59 1,53 1,44 1,38 Administration and Defence; Compulsory Social Security Jasa Pendidikan/Education 0,68 0,90 1,12 1,27 1,34 P Jasa Pendidikan/Education 0,68 0,90 1,12 1,27 1,34 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 0,42 0,42 0,54 0,54 0,57 0,57 0,54 0,54 0,53 0,53 R,S,T, Jasa lainnya/other Services Activities R,S,T, Jasa lainnya/other Services Activities 0,58 0,69 0,67 0,62 0,62 U 0,58 0,69 0,67 0,62 0, ** 2014** Produk Produk Domestik Domestik Regional Regional Bruto/Gross Bruto/Gross Regional Regional Domestic Domestic Product Product 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 * * Angka Angka sementara/preliminary sementara/preliminary Figures Figures ** ** Angka Angka sangat sangat sementara/very sementara/very Preliminary Preliminary Figures Figures Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 110

116 Jika diamati menurut sektor ekonomi selama beberapa tahun terakhir, dari tahun , Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan berfluktuasi dengan titik terendah pertumbuhan terjadi pada tahun Pertumbuhan PDRB sektorsektor nonmigas relatif tinggi, sementara PDRB sektor migas memperlihatkan kecenderungan menurun pertumbuhannya, bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif. Pertumbuhan PDRB sektor tersier merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Sektor sekunder (manufaktur, utilitas & konstruksi) mengalami pertumbuhan negatif pada 6 dari 11 tahun yang diamati. Pertumbuhan sektor primer berfluktuasi dengan variasi yang relatif besar. Gambaran perilaku pertumbuhan ekonomi wilayah Kalimantan Timur berdasarkan kategori sektor primer, sekunder dan tersier dapat dilihat pada Gambar 4. Kontribusi sektor primer terhadap pertumbuhan ekonomi relatif dominan. Sektor primer dan tersier selalu memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor sekunder memiliki kontribusi negatif pada enam dari sebelas tahun pengamatan 4.3 Pendapatan Per Kapita Kota Balikpapan Pendapatan Perkapita sering dipergunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pendapatan perkapita yang tinggi mencerminkan masyarakat yang lebih makmur, sedangkan pendapatan perkapita yang rendah mencerminkan ekonomi yang kurang makmur dengan asumsi sektor kegiatan yang menggunakan padat modal nilainya diperlukan. Gambaran pendapatan perkapita Kota Balikpapan dalam tahun 2013 dihitung secara total atas Dasar harga Berlaku sebesar Rp , jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pendapatan perkapita tahun 2012 yakni sebesar Rp , sehingga terjadi peningkatan secara riil turun sebesar Rp ,. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV5. Perkembangan Pendapatan Regional per Kapita ADHB (Rp.juta) Tahun Nilai Dengan Migas Pertumbuhan ,704, ,939, ,018, ,899, ,094, ,442, ,443, ,908, ,106, ,337, Sumber : BPS Kota Balikpapan, data 2013/2014 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 111

117 4.4 Inflasi SIPD Tahun 2015 Inflasi merupakan indikator tingkat stabilitas harga di suatu daerah, semakin tinggi tingkat inflasi semakin meningkat jumlah tingkat harga kebutuhan rumah tangga yang pada akhirnya akan menambah jumlah pengeluaran rumah tangga untuk berbagai jenis kebutuhan barang dan jasa. Laju inflasi di Kota Balikpapan sepanjang 2014 jauh melampaui prediksi hingga mencapai 8,56% karena terjadinya lonjakan inflasi pada Desember yang mencapai 1,31%. Biaya sewa rumah juga menjadi salah satu penyebab inflasi di Balikpapan dengan memberi andil sebesar 0,056%. Secara umum andil inflasi tujuh kelompok pengeluaran pada Desember secara berurutan yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,21%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberi andil sebesar 0,013%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,064%, kelompok kesehatan sebesar 0,0197% serta kelompok transpor, komunikasi dan keuangan sebesar 0,0026%. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan harga. Adapun kelompok sandang justru memberi andil deflasi sebesar 0,0007% karena turunnya harga emas perhiasan. Sementara secara tahunan, andil inflasi kelompok bahan makanan memberi sumbangan tertingga terhadap inflasi tahunan yakni sebesar 3,05%. Kemudian disusul kelompok transpor, komunikasi dan keuangan sebesar 1,8%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,78%, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,49%.Kemudian, disusul kelompok kesehatan sebesar 0,19%, kelompok sandang sebesar 0,15% serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,09%.Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan sebelumnya memprediksi, laju inflasi pada 2014 berada pada kisaran 8,5%. Pada tahun 2015 inflasi berdasarkan publikasi BPS Kota Balikpapan sebagai berikut : Kota Balikpapan pada bulan September 2015 mengalami deflasi sebesar 0,13 persen. Kelompok komoditi pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan indeks harga pada bulan ini yaitu : kelompok bahan makanan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Sedangkan kelompok komoditi yang mengalami kenaikan indeks harga pada bulan ini meliputi : kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; kelompok kelompok kesehatan; dan kelompok pendidikan, rekresi dan olah raga. Pada bulan September 2015 inflasi tahun kalender Kota Balikpapan sebesar 5,11 dan inflasi year on year 8,12 persen. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 112

118 Kota Balikpapan pada bulan Oktober 2015 mengalami inflasi sebesar 0,87 persen. Baik kelompok Bahan Makanan; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar; kelompok Sandang; kelompok kesehatan; kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga; maupun kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan seluruhnya mengalami kenaikan indeks harga pada bulan ini. Pada bulan Oktober 2015 inflasi tahun kalender Kota Balikpapan sebesar 6,03 dan inflasi year on year 9,60 persen. Hal ini ditunjukan gambar grafik dibawah ini Gambar IV1. Grafik Inlasi Kota Balikpapan, Tahun Berdasarkan kelompok komoditi pengeluaran konsumsi rumahtangga (kelompok pengeluaran), pada bulan ini 5 kelompok pengeluran mengalami kenaikan indeks harga dan 2 kelompok mengalami penurunan indeks harga. Kelompok yang mengalami penurunan indeks harga dari terendah ke tertinggi masingmasing adalah Kelompok bahan makanan (0,56 persen), dan Kelompok Transport, komunikasi, dan jasa keuangan (1,51). Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga dari terendah ke tertinggi berturutturut adalah kelompok Pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,08 persen), Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar (0,15), Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,40 persen), Kelompok Sandang (0,81), dan Kelompok Kesehatan (2,29). Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 113

119 Tabel IV6. Inflasi Kota Balikpapan Menurut Kelompok Pengeluaran (2015 = 100) Per September Keterangan : *) Persentase perubahan IHK bulan ini terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK bulan ini terhadap IHK bulan Desember tahun sebelumnya ***) Persentase perubahan IHK bulan ini terhadap IHK bulan yang sama tahun sebelumnya Gambar IV2. Grafik Inflasi Pengeluaran Kota Balikpapan, September 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 114

120 Gambar IV3. Kalender Kelompok Inflasi Pengeluaran Kota Balikpapan, September 2015 Berdasarkan kontribusinya terhadap total konsumsi rumahtangga, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan memberikanan andil terbesar terhadap pembentukan deflasi pada bulan September, yaitu sebesar 0,27 persen disusul andil terbesar kedua adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,12. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun adanya momen hari raya Idul Adha pada bulan September, harga pada kedua kelompok pengeluaran tidak terlalu berpengaruh terhadap harga pada kedua kelompok tersebut. Sementara kelompok lainnya memberikan kontribusi terhadap inflasi masingmasing adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0639 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,0051 persen; dan; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,0180 persen. Pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah sudah mulai terlihat pada beberapa komoditi. Sehingga terjadi inflasi pada lebih dari separuh kelompok pengeluaran yang ada. Namun kenaikannya tersebut belum terlalu signifikan. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 115

121 Tabel IV7. Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi, September 2015 Gambar IV4. Andil Inflasi Kota Balikpapan, September 2015 Secara nasional pada bulan September 2015 menunjukkan tren negatif atau deflasi yaitu sebesar 0,05 persen sementara Provinsi Kalimantan Timur juga mengalami deflasi yaitu sebesar 0,11 persen. Di antara Kesembilan kota/kabupaten yang dipantau inflasinya di Pulau Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Tanjung yaitu sebesar 0,94 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Sampit yaitu 0,04 persen, sementara deflasi tertinggi terjadi di Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 116

122 Kota Palangkaraya yaitu sebesar 0,34 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Samarinda tercatat sebesar 0,06 persen. Tabel IV7. Perbandingan Indeks dan Inflasi Kotakota di Pulau Kalimantan dengan Nasional, September Sumber Daya Alam dan Jasajasa Sumberdaya Alam adalah sumber kebutuhan manusia yang tersedia di alam sebagai bagian dari unsur lingkungan hidup yang dapat digunakan. Pada umumnya kawasan tropis memiliki ekosistem dengan poduktivitas keaneka ragaman hayati. Nilai ilmiah dan ekonomi. Kesemuanya merupakan sumberdaya alam yang harus dikonservasi, diproteksi, dievaluasi dan direncanakan bagi suatu upaya pengolahan dalam rangka memperoleh manfaat. Kota Balikpapan tidak memiliki potensi sumberdaya alam seperti di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai timur maupun Kabupaten / Kota berdekatan di Propinsi Kalimantan Timur lainnya, namun demikian potensi sumber daya kelautan khususnya perikanan masih cukup potensial untuk dikembangkan. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 117

123 4.6 Pertanian SIPD Tahun Pertanian Tanaman Pangan Dan Holtikultura Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura di (TPH) di wilayah Kota Balikpapan dilaksanakan guna meningkatkan produksi, pendapatan, menciptakan peluang kerja serta menjaga dan meningkatkan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dan pengembangan agrobisnis melalui pengembangan luas tanam dan luas panen, pembinaan faktor produksi, peningkatan penanganan pasca panen dan efisiensi usaha tani serta pemantapan hubungan petani dengan lembaga penunjangnya dan sekaligus peningkatan pendapatan petani. Potensi komoditi pertanian Kota Balikpapan meliputi padi (padi sawah dan padi ladang) Komoditi palawija, sayursayuran dan buahbuahan. Untuk melihat perkembangan produksi komoditi pertanian dan hortikultura dapat dilihat pada table berikut : Tabel IV 112. Perkembangan Komoditas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Balikpapan No Komoditas I. Tanaman Pangan 1 Padi sawah Luas Tanam 146 Ha 139 Ha 23 Ha Luas Panen 146 Ha 139 Ha 19 Ha Produksi 424,25 Ton 403 Ton 107 Ha 2 Padi ladang Luas Tanam 130 Ha 260 Ha 280 Ha Luas Panen 130 Ha 260 Ha 280 Ha Produksi 211,5 Ton 652 Ton Ton II. Palawija 1 Jagung Luas Tanam 183 Ha 167 Ha 267 Ha Luas Panen 183 Ha 167 Ha 89 Ha Produksi 564 Ton 514 Ton 460 Ton 2 Kacang Tanah Luas Tanam 19 Ha 25 Ha 21 Ha Luas Panen 19 Ha 25 Ha 15 Ha Produksi 43 Ton 57 Ton 28 Ton 3 Ubi Kayu Luas Tanam 418 Ha 394 Ha 344 Ha Luas Panen 418 Ha 394 Ha 231 Ha Produksi Ton Ton Ton 4 Ubi Jalar Luas Tanam 22 Ha 22 Ha 31 Ha Luas Panen 22 Ha 22 Ha 21 Ha Produksi 343 Ton 343 Ton 270 Ha Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 118

124 No Komoditas III. Buahbuahan 1 Mangga Luas Tanam 344 Ha 456 Ha 167 Ha Luas Panen 344 Ha 456 Ha 167 Ha Produksi 35 Ton 378 Ton 38 Ton 2 Jeruk Luas Tanam 6 Ha 6 Ha 2 Ha Luas Panen 6 Ha 6 Ha 2 Ha Produksi 5 Ton 4 Ton 1 Ton 3 Pepaya Luas Tanam 160 Ha 129 Ha 121 Ha Luas Panen 160 Ha 129 Ha 121 Ha Produksi Ton Ton 8244 Ton 4 Pisang Luas Tanam Ha Ha 1205 Ha Luas Panen Ha Ha 1205 Ha Produksi Ton Ton 9331 Ton 5 Nanas Luas Tanam 93 Ha 92 Ha 66 Ha Luas Panen 93 Ha 92 Ha 66 Ha Produksi 2.054Ton Ton 4546 Ton 6 Durian Luas Tanam 287 Ha 282 Ha 102 Ha Luas Panen 287 Ha 282 Ha 102 Ha Produksi 67 Ton 37 Ton 32 Ton 7 Manggis Luas Tanam 27 Ha 24 Ha 22 Ha Luas Panen 27 Ha 24 Ha 22 Ha Produksi 3 Ton 7 Ton 2 Ton 8 Alpukat Luas Tanam 21 Ha 20 Ha 18 Ha Luas Panen 21 Ha 20 Ha 18 Ha Produksi 2,3 Ton 8 Ton 6 Ton 9 Belimbing Luas Tanam 15 Ha 14 Ha 8 Ha Luas Panen 15 Ha 14 Ha 8 Ha Produksi 335 Ton 34 Ton 35 Ton 10 Jambu Biji Luas Tanam 18 Ha 17 Ha 7 Ha Luas Panen 18 Ha 17 Ha 7 Ha Produksi 148 Ha 103 Ha 41 Ton 11 Jambu Air Luas Tanam 22 Ha 21 Ha 23 Ha Luas Panen 22 Ha 21 Ha 23 Ha Produksi 18Ton 219 Ton 358 Ton 12 Nangka/Cempedak Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 119

125 No Komoditas Luas Tanam 422 Ha 419 Ha 240 Ha Luas Panen 422 Ha 419 Ha 240 Ha Produksi Ton Ton 1673 Ton 13 Salak Luas Tanam 441 Ha 436 Ha 343 Ha Luas Panen 441 Ha 436 Ha 343 Ha Produksi Ton Ton 2846 Ton 14 Rambutan Luas Tanam 486 Ha 485 Ha 178 Ha Luas Panen 486 Ha 485 Ha 178 Ha Produksi 381 Ton 160 Ton 723 Ton 15 Sawo Luas Tanam 49 Ha 48 Ha 19 Ha Luas Panen 49 Ha 48 Ha 19 Ha Produksi Ton 65 Ton 261 Ton 16 Sirsak Luas Tanam 20 Ha 21 Ha 18 Ha Luas Panen 20 Ha 21 Ha 18 Ha Produksi 28 Ton 82 Ton 49 Ton 17 Markisa Luas Tanam 20 Ha 21 Ha 21 Ha Luas Panen 20 Ha 21 Ha 21 Ha Produksi 28 Ton 82 Ton 82 Ton 18 Sukun Luas Tanam 245 Ha 245 Ha 156 Ha Luas Panen 245 Ha 245 Ha 156 Ha Produksi 547 Ton 180 Ton 970 Ton 19 Melinjo Luas Tanam 186 Ha 184 Ha 53 Ha Luas Panen 186 Ha 184 Ha 53 Ha Produksi 144 Ton 47 Ton 37 Ton 20 Semangka Luas Tanam 14 Ha 13 Ha 12 Ha Luas Panen 14 Ha 13 Ha 12 Ha Produksi 260 Ton 79 Ton 65 Ton IV. Sayursayuran 1 Cabe Rawit Luas Tanam 113 Ha 80 Ha 114 Ha Luas Panen 113 Ha 80 Ha 114 Ha Produksi 774 Ton 887 Ton 2258 Ton 2 Petsai/Sawi Luas Tanam 618 Ha 287 Ha 304 Ha Luas Panen 618 Ha 287 Ha 304 Ha Produksi Ton Ton 6400 Ton 3 Bawang Daun Luas Tanam 36 Ha 36 Ha 35 Ha Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 120

126 No Komoditas Luas Panen 36 Ha 36 Ha 35 Ha Produksi 258 Ton 258 Ton 242 Ton 4 Kacang Panjang Luas Tanam 302 Ha 149 Ha 189 Ha Luas Panen 302 Ha 149 Ha 189 Ha Produksi 309 Ton 287 Ton 285 Ton 5 Tomat Luas Tanam 204 Ha 97 Ha 127 Ha Luas Panen 204 Ha 97 Ha 127 Ha Produksi Ton Ton 3926 Ton 6 Terung Luas Tanam 208 Ha 144 Ha 140 Ha Luas Panen 208 Ha 144 Ha 140 Ha Produksi Ton Ton 3216 Ton 7 Buncis Luas Tanam 204 Ha 97 Ha 121 Ha Luas Panen 204 Ha 97 Ha 121 Ha Produksi Ton Ton 1936 Ton 8 Ketimun Luas Tanam 275 Ha 130 Ha 169 Ha Luas Panen 275 Ha 130 Ha 169 Ha Produksi Ton Ton 4189 Ton 9 Kangkung Luas Tanam 679 Ha 345 Ha 319 Ha Luas Panen 679 Ha 345 Ha 319 Ha Produksi Ton Ton 8714 Ton 10 Bayam Luas Tanam 701 Ha 324 Ha 245 Ha Luas Panen 701 Ha 324 Ha 245 Ha Produksi Ton Ton 5284 Ton 11 Jahe Luas Tanam 27 Ha 38. Ha 31 Ha Luas Panen 27 Ha 38 Ha 31 Ha Produksi 2 Ton 4. Ton 3 Ton 14 Laos Luas Tanam Ha Ha Ha Luas Panen Ha Ha Ha Produksi Ton Ton Ton 15 Kencur Luas Tanam 2 Ha 3 Ha 2 Ha Luas Panen 2 Ha 3 Ha 2 Ha Produksi 10 Ton 5 Ton 5 Ton 16 Kunyit Luas Tanam 15 Ha 21 Ha 22 Ha Luas Panen 15 Ha 21 Ha 22 Ha Produksi 141 Ton 51 Ton 63 Ton 17 Petai Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 121

127 No Komoditas Luas Tanam 91 Ha 89 Ha 100 Ha Luas Panen 91 Ha 89 Ha 100 Ha Produksi 24 Ton 2 Ton 102 Ton 18 Jengkol Luas Tanam 10 Ha 10 Ha 93 Ha Luas Panen 10 Ha 10 Ha 93 Ha Produksi 6 Ton 62 Ton 87 Ton 19 Cabe Besar Luas Tanam 119 Ha 70 Ha 130 Ha Luas Panen 119 Ha 70 Ha 130 Ha Produksi 733 Ton 835 Ton 1394 Ton 20 Jamur Luas Tanam 127 Ha 72 Ha 50 Ha Luas Panen 127 Ha 72 Ha 50 Ha Produksi 421 Ton 368 Ton 229 Ton Sumber : DPKP tahun Potensi Sumber Daya Perkebunan Sektor Perkebunan merupakan salah satu sektor yang berasal dari sumberdaya alam yang juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang perlu digali potensi dan terus dikembangkan. Potensi sumber daya perkebunan Kota Balikpapan untuk saat ini ada 6 (enam) komoditi perkebunan yaitu Karet, Kopi, Kakao, Lada, Cengkeh dan Kelapa. Untuk hasil produksi dari masingmasing komoditi dari tahun 2011 sampai 2015 terus mengalami peningkatan Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel IV 116. Data Luas Areal dan Produksi Komoditi perkebunan Kota Balikpapan No Komoditi Karet Luas Jml Produksi Kopi Luas Jml Produksi Kakao Luas Jml Produksi Lada Luas Jml Produksi Cengkeh Luas Jml Produksi Kelapa Luas Jml Produksi Tahun * 3.162,00 919,20 21,25 7,28 34,00 9,06 94,00 23,50 4,00 0, ,00 509, , ,85 21,25 7,28 33,00 7,50 68,00 20,50 4,00 0, ,00 509, , ,00 21,25 4,22 16,50 1,26 58,00 5,29 3,00 0, ,25 298,41 Sumber : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, tahun , ,50 19,25 4,34 14,50 0,75 54,00 5,30 3,00 0, ,75 291, ,5 17,50 4,15 14,50 0, ,85 3,00 0, ,75 291,77 Satuan Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 122

128 Potensi Sumber Daya Peternakan Sumber Daya Peternakan Kota Balikpapan saat ini mencakup Peternakan Unggas (Ayam Buras, Ayam Petelur, Ayam Pedaging, dan Itik) dan Hewan Ternak. Untuk mendorong perkembangan sektor peternakan di Kota Balikpapan, ada beberapa perusahaan yang bergerak di industri peternakan yaitu Perusahaan Pembibitan Ayam dan Penggemukan Sapi.Adapun data potensi Peternakan di Kota Balikpapan dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel IV 117. Potensi Peternakan Kota Balikpapan No Komoditi Peternakan Tahun Satuan Hewan Ternak Sapi Ekor Kambing Ekor Domba 7 Ekor Babi Ekor Kerbau Ekor Kuda Ekor Rusa Ekor Kelinci Ekor Ternak Unggas Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik Itik Manila Angsa Industri Peternakan Perusahaan Pembibitan Ayam Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Unit Sumber Data : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, tahun Potensi Sumber Daya Kelautan Perairan laut Balikpapan memiliki garis pantai lebih kurang 45,5 Km. umumnya merupakan perairan yang terdiri dari pasir, Lumpur dan batubatuan. Dengan wilayah tangkapnya seluas 337,805 Km2, disamping itu masih tersedia kawasan higt fishery sekitar Mil yang belum terjangkau oleh nelayan.keaneka ragaman biota laut yang ada diperairan Balikpapan antara lain adanya bebrapa jenis ikan yang memiliki nilai ekonomi, diantaranya : Ikan Kakap, Kerapu, Baronang, Udang, Kepiting dan rumput laut. Pembangunan Perikanan merupakan suatu system pembangunan secara nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pendapatan pembudidaya ikan/nelayan melalui upaya optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya ikan dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 123

129 serta nilai tambah hasilhasil perikanan, disamping itu keterbatasan kemampuan pasokan hasil perikanan akan menjadikan ikan sebagai salah satu komoditi strategis. Potensi Perikanan laut untuk Kota Balikpapan mencakup seluas 337,805 Km2. Namun dari potensi sumber daya kelautan untuk produksi perikanan lautnya terlihat adanya fluktuasi, dimana pada tahun tahun 2014 sebesar 2.883,80.Jumlah produksi perikanan laut, jumlah alat dan jumlah perahu/kapal motor di Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV 118. Jumlah Produksi Laut, Peralatan dan Perahu Bermotor di Kota Balikpapan No. Tahun Produksi Ikan (ton) Jml Alat tangkap (unit) Jml Perahu, Kapal Motor (unit) Perusahaan Pengolah Ikan Air Laut , , , , , , Sumber Data : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, tahun Keterangan Jenis Ikan: Peperrtek,.Cakalang, Kerapu, Kakap, Kurisi, tiga Wajah, bawal hitam/putih, Layang, Selar, Kembung, Terkulu, Talang Sunglir, Belanak, kuro,, teri, Tembang, Tongkol, Lemuru, GalokGalok, Tenggiri, Kepiting, Udang baron, Udang Putih, Udang Windu, Cumi Cumi, Sotong, dan Jenis ikan lainnya. Jenis Alat Tangkap.: Dogol, Rengge, Gill Net/Tramel Net, Jala, Rumpon, Pancing, Tonda, Pancing Rintang, Bagan, Belat, Bubu, Anco dll.jenis Perahu : Kapal Motor, Perahu Tempel dan perahu tanpa motor. Sedangkan jumlah perahu/kapal penangkap ikan menurut jenisnya pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 di Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV 118. Banyaknya Perahu/Kapal penangkap ikan menurut jenisnya di Kota Balikpapan No. Jenis Perahu Tahun/Unit Perikanan Perahu Tempel Perahu Kapal Motor Perahu Tanpa Motor Jumlah Sumber Data : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, tahun Jumlah perahu tempel pada tahun 2015 adalah 8 unit, untukjumlah perahu kapal motor sebesar unitdan perahu tanpa motor pada tahun 2014 sebesar 22 unit dimana jumlah pertumbuhaan ratarata ketersediaan alat kendaraan nelayan 0,22% selama 5 tahun terakhir. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 124

130 Selain produksi perikanan laut, juga terdapat produksi perikanan darat dari budidaya tambak dan budidaya kolam seperti disajikan dalam tabel berikut : Tabel IV 119. Produksi Perikanan Darat Kota Balikpapan No. Luas Areal (Ha) Unit Pembenihan Rakyat (unit) Jenis Perikanan Darat Tahun/Ton (2015) 22 (2015) Budidaya Tambak 660,5 411, , (2015) 33 (2015) Budidaya Kolam 49,8 57,10 3,2 55,7 33,3 Jumlah 710,3 468,4 53,.2 175,4 183,3 Sumber Data : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, tahun 2015 Dari tabel diatas terlihat bahwa Produksi perikanan darat pada tahun 2015 sejumlah 150 ton. Adapun rekapitulasi potensi perikanan Kota Balikpapan tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : No 1. Tabel IV 119. Rekapitulasi Potensi Perikanan Kota Balikpapan Potensi Perikanan Perikanan Laut ; Jml. Tangkapan Ikan Jml. Kapal Penangkap Ikan Jml.Rumah Tangga Penangkap Ikan Jumlah TPI. Tahun Satuan * * * , , Ton Unit Unit Unit 2. Perikanan Darat ; TAMBAK Luas Areal Tambak Jumlah Produksi KOLAM Luas Areal Kolam Jumlah produksi KERAMBA Jumlah Keramba Jumlah Produksi 662,2 690,6 24,45 7,8 662,2 660, ,8 662,2 411, ,40 662, , , ,7 12 unit ,2 12 unit Ha Ton Ha Ton Unit Ton 3. Industri Hasil Perikanan Laut ; Perusahaan Pengolahan Ikan. Jumlah Hatchery (Pembenihan) Eksport Hasil Ikan Unit Unit Ton. Sumber Data :Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa luas tambak pada tahun 2015 seluas 905 Ha dengan jumlah produksi 48 ton sedangkan luas areal kolam pada tahun 2015 sebanyak 105 Ha dengan jumlah produksi 37,2 ton. Sedangkan jumlah industri hasil perikanan laut pada Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 125

131 tahun 2014 yang terdiri dari Perusahaan pengolahan ikan 2 Unit dan Perusahaan Hatchery (Pembenihan) sebanyak 33 Unit. 4.7 Industri, Perdagangan dan Koperasi Kelompok Industri 1. Industri Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang Kalimantan Timur, sebagai kota kolektor dan distributor mampu menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor industri, baik di industri pengolahan tambang dan migas maupun industri yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Perkembangan sektor industri di Balikpapan menunjukkan peningkatan setiap tahun, perkembangan tersebut tidak hanya dari industri besar tetapi juga dari industri menengah dan kecil. Pertumbuhan ekonomi Balikpapan disamping didorang perkembangan industri, juga dipacu dengan tumbuhnya perdagangan serta lembaga keuangan non perbankan yaitu koperasi. Perkembangan industri Kota Balikpapan disajikan pada tabel berikut : Tabel IV 120. Perkembangan Industri di Kota Balikpapan Tahun * Industri Kecil Menengah 1. Unit Usaha Unit 2. Tenaga Kerja Orang Satua n 3. Nilai Produksi 34,455,904,800 2,169,543,050 2,169,543, Rupiah Sumber : Disperindagkop Kota Balikpapan, tahun 2015 (per agustus) Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun 2014 untuk kelompok industri kecil menengah terjadi peningkatan jumlah unit usaha sebesar 25 %, untuk penyerapan tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 39% dari tahun 2013 dengan Nilai produksi pada tahun 2015 (per agustus) sebesar Rp Perdagangan Perkembangan sektor perdagangan menunjukkan peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, hal tersebut ditunjukkan dengan bertambahnya perusahaan dagang baik yang berskala sedang maupun besar. Sejalan perkembangan sektor perdagangan dengan pertambahan penduduk, akan berimplikasi pada semakin meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perdagangan, Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 126

132 seperti; pasar, mall, pertokoan dan lainnya. Data perkembangan sektor perdagangan disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel IV 121. Perusahaan Perdagangan dan Sarana Perdagangan di Kota Balikpapan Uraian a.perusahaan Dagang Kecil Menengah 1. Unit Usaha 2. Tenaga Kerja 3. Nilai Produksi 4. Nilai Investasi b.perusahaan Dagang Besar 1. Unit Usaha 2. Tenaga Kerja 3. Nilai Produksi 4. Nilai Investasi c.sarana Perdagangan 1.Pasar Tradisional 2. Pasar Lokal 3. Pasar Regional 4. Pasar Swalayan 5. Hipermarket 6. Pusat Grosir 7. Mal/Plaza 8. Toko Modern 9. Mini Market 10. Pasar induk Tahun * , Satuan Unit Orang Jt. Rupiah Jt. Rupiah Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No Unit Orang Jt. Rupiah Jt. Rupiah Pasar Buah Buah Buah Buah Unit Unit Unit Unit Unit Sumber Data : Disperindagkop Kota Balikpapan, tahun 2015* (per agustus) Dalam menunjang peningkatan perekonomian daerah, peranan dunia usaha sangat penting dan keberadaan koperasi sebagai lembaga keuangan non perbankan juga sangat mendorong tumbuhnya perekonomian daerah. Perkembangan jumlah koperasi di Kota Balikpapan tahun 2015 mengalami peningkatan dengan jumlah koperasi sebesar 1579 dari jumlah koperasi tahun 2013 sebesar 918 unit. kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : No Tabel IV 121. Perkembangan Koperasi di Kota Balikpapan Jenis Koperasi Koperasi Aktif Koperasi tidak aktif Koperasi Primer Koperasi Unit Desa Induk Koperasi Tahun Jumlah Sumber Data : Disperindagkop Kota Balikpapan, data 2015

133 4.8 Kepariwisataan Visi Kota Balikpapan sebagai Kota Industri, Perdagangan, Jasa dan Pariwisata. Oleh karena itu tujuan dan kebijakan pembangunan di segala bidang akan bermuara pada visi kota. Sejalan dengan visi kota tersebut, maka pembangunan sektor pariwisata dilakukan dengan jalan mengembangkan, memanfaatkan obyek wisata serta terus meningkatkan daya tarik wisata seperti; kekayaan alam, seni budaya, serta peninggalan sejarah yang ada di Kota Balikapapan. Tujuan pembangunan sektor pariwisata adalah : 1. Meningkatkan kegiatan kepariwisataan. 2. Mengembangkan pantai, yang merupakan asset daerah sebagai potensi wisata. 3. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pariwisata. 4. Menyelenggarakan promosi secara terkoordinasi antara pemerintah dengan pihak swasta. 5. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan aparat pariwisata. Obyekobyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan : A. Pantai Pantai Segara Sari, Manggar, lokasi obyek di Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Lamaru Kecamatan Balikpapan Timur (22 Km dari pusat kota) luas areal m 2. Pantai Melawai, lokasi Pusat Kota, luas areal m 2, fasilitas umum yang tersedia penjualan makanan dengan penyajian lesehan. Pantai Strand, lokasi Pusat Kota Kelurahan Prapatan, Kecamatan Balikpapan Selatan, luas areal 600 m 2. Lingkungan sekitar bekas Dermaga penyeberangan Fery SomberPelabuhan Penajam, lokasi Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, 6 Km dari pusat kota. B. Hutan dan Taman Alam Wana Wisata, lokasi Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, 10 Km dari pusat kota, luas areal 15,5 Ha. Wisata Agro. Lokasi Kel. Karang Joang Kec. Balikpapan Utara, luas 100 Ha. Hutan Kota, lokasi Gunung Dupp/Gunung Sepuluh, luas Ha. Pengankaran Buaya, lokasi Kelurahan Teritip Kec. Balikpapan Timur, 25 Km dari pusat kota, luas 5 Ha. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 128

134 Jembatan Ulin, lokasi Kelurahan Kariangau, Kec. Balikpapan Barat, 11 Km dari pusat kota. Hutan Lindung Sungai Wain, lokasi Kel Karng Joang Kec Balikpapan Utara, 15 Km dari pusat kota,luas Ha. C. Tugu, Monumen dan Tempat Bersejarah Monumen Makam Jepang, lokasi Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, 26 Km dari pusat kota. Monumen Perjuangan Rakyat, lokasi pusat kota, luas areal m2. Tugu Australia, lokasi pusat kota, luas areal 725 m2. Mamomen Mathilda, lokasi darah kilang minyak Gunung Dupp, luas 200 m2. Meriam Peninggalan Jepang pada PDII, lokasi Kelurahan. Kampung Baru Ilir Kec. Balikpapan Barat, 8 Km dari pusat kota, luas areal m2. Goa Peninggalan Persembunyian Tentara Jepang pada PD II, lokasi daerah Pertamina/ Gunung Tehnik. 1. Fasilitas Pariwisata Kota Balikpapan Dalam rangka menunjang sektor pariwisata di Kota Balikpapan, maka ketersediaan sarana dan prasarana kepariwisataan sangatlah mendukung seperti; perhotelan, biro perjalanan/transportasi maupun restoran/rumah makan. Adapun ketersedian sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Perhotelan. Untuk meningkatkan ketersediaan fasilitas penginapan berupa hotel di Balikpapan, pemerintah Kota balikpapan memberikan kesempatan para investor untuk membangun hotel sebagai fasilitas utama dalam mengembangkan pariwisata. Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan sektor pariwisata adalah keberadaan hotel baik yang berbintang maupun kelas melati. Adapun jumlah hotel yang berada di Kota Balikpapan dapat disajikan pada tabel berikut. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 129

135 Tabel IV124. Jumlah Hotel Berbintang dan Melati di Kota Balikpapan No Jenis Layanan Hotel Jumlah (tahun) Satuan 1 Bintang V 3 3 Unit 2 Bintang IV 7 8 Unit 3 Bintang III Unit 4 Bintang II 4 4 Unit 5 Bintang I 4 5 Unit 6 Non Bintang Unit Jumlah Hotel Unit Sumber Data : Disporabudpar Kota Balikpapan, Data 2015 Berdasarkan tabel diatas, bahwa pada tahun 2015 jumlah hotel berbintang meningkat jika dibadingkan pada tahun sebelumnya. Jumlah hotel berbintang di Kota Balikpapan tahun 2014 sejumlah 69 buah bangunan hotel dan tahun 2015 sebesar 73 buah bangunan hotel, terdapat penambahan 1 buah fasiltas hotel di Balikpapan pada tahaun Sedangkan ditinjau dari jumlah dan tingkat hunian kamar penginapan hotel berdasarkan hasil pendataan sebagai berikut. Tabel IV124. Jumlah Dan Tingkat Hunian Kamar Penginapan Hotel No Uraian Jumlah (tahun) Pertumbuhan Satuan 1 Jumlah Kamar Buah 2 Penggunaan Kamar Buah 3 Jumlah kamar terisi Buah Sumber Data : Disporabudpar Kota Balikpapan, Data 2015 Berdasarkan tabel diatas, tampak terjadi pertambahan jumlah kamar hotel penginapan sebesar 699 buah , namun untuk penggunaan kamar dan keterisian kamar mengalami penurunan yang drastis, hal ini dipengaruhi oleh tingkat kunjungan wisatawan. b. Kunjungan Wisatawan Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.Berdasarkan hasil pendataan kunjungan wisatawan oleh instansi disporabudpar diperoleh data kunjungan wisatawan manca negaradan nusantara ke Kota Balikpapan sebagaimana disajikan berikut. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 130

136 Tabel IV125. Kunjungan Wisatawan Manca Negara dan Nusantara di Kota Balikpapan Tahun No Wisatawan Satuan Asing Orang Pertumbuhan % 2 Domestik Orang Pertumbuhan % Jumlah Orang Sumber Data : Kantor Pariwisata Kota Balikpapan, data 2015 Dari tabel diatas, pada tahun 2015 untuk kunjungan wisatawan asing sebesar orang dengan pertumbuhan meningkat sebesar 485,88% dari tahun 2014 dan kunjungan wisatawan domestik sebesar orang dengan pertumbuhan meningkat sebesar 127,25% dari tahun Jika ditinjau ratarata pertumbuhan kunjungan wisatawan asing sebesar 40,85% sedangkan wisatawan domestik sebesar 127,25% per lima tahunan artinya kinerja program pariwisata Balikpapan memiliki potensi baik untuk dikembangkan. b. Biro Perjalanan, Toko Cinderamata dan Restoran Selain perhotelan, di dalam menunjang peningkatan sektor pariwisata juga perlu didukung ketersediaan sarana dan prasarana lain seperti biro perjalanan, cinderamata dan restoran yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam menentukan daerah tujuan wisatanya. Berbagai cinderamata yang tersedia dan khas pada suatu daerah juga merupakan suatu kebutuhan tersendiri bagi wisatawan guna melengkapi hasil kunjungannya sebagai kenangkenangan. Jumlah biro perjalanan, toko cinderamata dan restoran yang tersedia di Kota Balikpapan disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel IV125. Jumlah Biro Perjalanan, Toko Cinderamata dan Restorant di Kota Balikpapan Tahun No Wisatawan Satuan Biro Perjalanan Buah Pertumbuhan % 2 Toko Cinderamata Buah Pertumbuhan % Rumah Makan dan Buah Restauran Pertumbuhan % Jumlah Buah Sumber Data : Kantor Pariwisata Kota Balikpapan, data 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 131

137 4.9 Keuangan SIPD Tahun 2015 A. Lembaga Keuangan Dan Perbankan Dalam sub bab ini disajikan perkembangan jumlah bank, kantor bank serta jumlah perusahaan pembiayaan berdasarkan kegiatan usaha. Yang dibedakan menjadi bank konvensional dan bank syariah yang masing masing dirinci menjadi bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun Jumlah Bank yang berada Kota Balikpapan sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel IV126. Jumlah Kantor Bank yang Berada Di Balikpapan No. Nama Bank Banyaknya Kantor (1) (2) (3) PT BRI (PERSERO)Cab Balikpapan PT BANK MANDIRI (Persero) Cab BPP PT BNI (Persero) Cab.Balikpapan PT BTN (Persero) Cab.Balikpapan Bank BPD Kal Tim Cab.Balikpapan PT Bank Danamon Ind Cab.Balikpapan PT Bank Permata Cab. Balikpapan PT B C A Cab. Balikpapan PT B I I. Cab. Balikpapan PT Bank Panin. Cab. Balikpapan PT Bank CIMB Niaga. Cab,Balikpapan PT Bank UOB Indonesia.Cab.Balikpapan PT Bank OCBC NISP Cab.Balikpapan ANZ Panin. Cab. Balikpapan PT Bank Ekonomi Raharja.Cab.Balikpapan PT Bank Mayapada Cab. Balikpapan PT Bank Sinarmas Cab.Balikpapan PT B T P N.Cab.Balikpapan PT Bank Mega. Cab. Balikpapan PT Bank Bukopin. Cab. Balikpapan PT Bank ICB Bumiputera Ind.Cab.Balikpapan PT Bank Agroniaga PT Bank Commonwealth.Cab.Balikpapan PT Bank Jabar Banten. Cab.Balikpapan PT Bank Muamalat Ind. Cab.Balikpapan PT Bank Syariah Mandiri.Cab.Balikpapan PT B N I (Persero).Cab.Syariah Balikpapan PT B R I(Persero).Cab.Syariah Balikpapan Bank BPD KalTim. Cab.Syariah Balikpapan PT B T N (Persero).Cab.Syariah Balikpapan Kanwil PT Bank Commonwealth,SeKalimantan. Kantor Pusat PT BPR Ronabasa.Balikpapan. PT BPR Syariah Ibadurrahman.Cab.Bpp. PT BPR Permata Hati Jaya. Cab. Balikpapan. PT BPR Semoga Jaya Artha.Cab.Balikpapan Sumber Jumlah 146 : Bank Indonesia Cabang Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 132

138 Tabel IV127. Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Tahun/ Bulan Bank Pemerintah BPD Bank Swasta BPR KW KC KCP KK* KF KW KC KCP KK KW KC KCP KK KF KP KC (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) ** JUMLAH Ket. KW=Kantor Wilayah, KC=Kantor Cabang, KCP=Kantor Cabang Pembantu, KK=Kantor Kas Sumber : Bank Indonesia Cabang Balikpapan, data 2014 Tabel IV127. Posisi Kredit Perbankan Dalam Rupiah Menurut Jenis Penggunaan (Jutaan Rupiah) Tahun/ Bulan Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Sumber : Bank Indonesia Cabang Balikpapan, data 2014 Tabel IV127. Posisi Kredit Perbankan Dalam Rupiah Menurut Sektor Ekonomi (Jutaan Rupiah) No Keterangan Triw I Triw II Juli (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) 1. Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas,dan Air Konstruksi Perdagangan Pengangkutan JasaJasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lainnya Jumlah Sumber : Bank Indonesia Cabang Balikpapan, data 2014 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 133

139 Tabel IV128. Posisi Kredit Perbankan Rupiah Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan Dan Kelompok Bank (Jutaan Rupiah).Tahun / Bulan Modal Kerja Bank Pemerintah Bank Swasta Jumlah Investasi Konsumsi Modal Kerja Investasi Konsumsi Modal Kerja Investasi Konsumsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) * Sumber : Bank Indonesia Balikpapan, data 2014 Tahun/Bulan Tabel IV128. Posisi Sumber Dana Perbankan Di Balikpapan ( Jutaan Rupiah) Giro Deposito Tabungan Jumlah Rupiah Valas Rupiah Valas Rupiah Valas Rupiah Valas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) * Sumber : Bank Indonesia Balikpapan, data per Juli 2014 Tahun/Bulan Tabel IV128. Giro Menurut Kelompok Bank (Jutaan Rupiah) Bank Pemerintah dan BPD Bank Swasta Jumlah Rupiah Valas Rupiah Valas Rupiah Valas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) * Sumber : Bank Indonesia Balikpapan data Per Juli 2014 Tabel IV128. Suku Bunga Deposito Berjangka Menurut Jangka Waktu Pada Kelompok Bank Pemerintah (%) Tahun/ Bulan 1 Bulan (rupiah) 3 Bulan (rupiah) 6 Bulan (rupiah) 12 Bulan (rupiah) 24 Bulan (rupiah) Tr Tt Tr Tt Tr Tt Tr Tt Tr Tt (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) ,75 13,25 6,00 12,50 5,50 12,50 5,25 12,00 5,25 10, ,50 11,82 5,50 8,00 6,00 11,00 6,00 12,00 5,25 9, ,25 7,00 5,25 7,00 5,75 7,00 6,00 7,00 7,00 7,00 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 134

140 2013 5,10 8,00 5,25 8,00 5,50 8,00 5,94 7, ,05 6,00 4,62 6,27 4,41 6,35 5,48 6,57 3,33 6,01 Tabel IV129. Suku Bunga Deposito Berjangka Menurut Jangka Waktu Pada Kelompok Bank Swasta Nasional Devisa (%) Tahun/ Bulan 1 Bulan (rupiah) 3 Bulan (rupiah) 6 Bulan (rupiah) 12 Bulan (rupiah) 24 Bulan (rupiah) Tr Tt Tr Tt Tr Tt Tr Tt Tr Tt (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) ,25 10,00 5,25 10,00 5,50 11,00 5,25 14,00 6,50 8, ,25 9,00 5,25 9,25 5,25 9,25 5,50 9,75 7,00 7, ,01 9,00 5,25 8,30 5,39 8,64 5,50 9, * 2,86 6,78 1,63 6,84 2,03 7,07 4,42 7,32 4,50 7,25 Ket : Tt = Tertinggi Tr= Terendah Sumber : Bank Indonesia Balikpapan * (Data 2014) Tabel IV129. Jumlah Aktiva Bank Menurut Kelompok Bank (Jutaan Rupiah) Tahun/Periode Years/period Bank Pemerintah/ Government Bank Bank Umum Bank Swasta/ Private Bank Jumlah/ Totals (1) (2) (3) (4) * Sumber : Bank Indonesia Balikpapan (data 2014) Tabel IV129. Data Penerimaan Barang Jaminan Penyaluran Uang Pinjaman Dan Penerimaan Sewa Modal Oleh Kantor Cabang Perum Pegadaian Bulan Penerimaan Penyaluran Uang Penerimaan Sewa Barang Jaminan Pinjaman (UP) Rp. Modal (UP) Rp. (Potong) (1) (2) (3) (4) 1. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : Perum Pegadaian Kota Balikpapan, tahun 2014/2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 135

141 4.10 Keuangan Daerah 1. Pendapatan Daerah. Klasifikasi utama dari pendapatan suatu daerah adalah dari dana, karena pemerintah bekerja secara birokrasi melayani publik. Unsur biaya untuk melayani proses publik tersebut harus dianggarkan sesuai dengan kebutuhannya, karena pemerintah tidak berproduksi dalam pengertian menghasilkan sebentuk fisik produk, sebab fungsi pemerintah lebih dominan dalam aspek pelayanan atau jika diklasifikasikan sebenarnya termasuk sektor jasa. Sektor jasa publik sangat spesifik, karena harus menggabungkan fungsi profesionalisme dengan fungsi sosial. Fungsi pelayanan lebih dominan pada sektor publik yang mencerminkan aktifitas untuk memberikan kemudahan bagi rakyat. Dengan dominannya pada sektor publik, maka penyediaan sarana dan prasarana pelayanan juga akan semakin meningkat. Apabila tidak diimbangi dengan kesadaran untuk menyediakan pengorbanan atas pelayanan yang diberikan maka semakin tidak effesien pengelolaan keuangan daerah. Oleh karena itu, untuk sektor pemerintah (Publik) terdapat beberapa klasifikasi pendapatan, sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari : Pajak Daerah; Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, pajak parkir ( bagi hasil dari pengelolaan parkir tempat khusus ), tunggakan pajak dan denda pajak. Retribusi Daerah; Retribusi pelayanan kesehatan, retribusi kebersihan dan pelayanan persampahan, retribusi penggantian biaya cetak KTP & akte catatan sipil, retribusi parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan pasar, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi terminal, retribusi rumah potong hewan dan unggas, retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin gangguan, retribusi izin bidang industri, retribusi izin angkutan umum, retribusi izin bidang kesehatan, retribusi tempat pendaratan kapal, retribusi tempat rekreasi dan olah raga, retribusi pembuangan limbah cair, retribusi pelayanan kesehatan hewan, retribusi izin usaha kontruksi. Bagian Laba Usaha Daerah; Bagian laba dari Bank Pembangunan Daerah, Perusahaan daerah air Minum, Perusahaan daerah, Penyertaan Modal daerah Kepada BPD Propinsi Kaltim. Lain lain Pendapatan; Hasil penjualan milik daerah, Jasa giro bank dan bunga deposito, sumbangan pihak ketiga, angsuran cicilan rumah dinas, Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 136

142 penggunaaan mobil tinja, tak terduga, pengembalian UUDP, rekening Listrik pasar dan sewa mesin listrik. 2. Dana Perimbangan terdiri dari ; Bagi hasil Pajak; Pajak bumi dan bangunan, BPHTB, bagi hasil PPh pasal 21 dan perorangan, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, PKB / BBNKB dan pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. Bagi hasil bukan pajak; Iuran hak pengusahaan hutan, iuran hasil hutan / PSDH, penerimaan dari iuran eksploitasi / royalty, perikanan, minyak dan gas, pemberian hak atas tanah negara. Dana Alokasi Umum Dana Alokasi khusus Dana Perimbangan Propinsi. Tabel IV131. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Balikpapan Menurut Jenis Penerimaan (Rp. 000), Tahun 2015 Uraian Pengeluaran 2015 (1) (2) A.Pendapatan Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Pendapatan Asli Daerah a. Hasil Pajak Daerah b. Retribusi Daerah c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan d. Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Bagian Dana Perimbangan a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus c. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Jumlah/Total Sumber data : BPS Kota Balikpapan, 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 137

143 2. Pengeluaran Belanja Dan Pembiayaan Pengeluaran anggaran untuk belanja pada sektor swasta, yang bersifat material maupun proses pembuatan produk barang / jasa atau penambahan nilai investasi dibebankan pada konsumen, konsumen menanggung biaya yang terkandung dalam suatu produk / jasa sesuai dengan manfaat yang diterima secara langsung, seperti halnya biaya biaya yang terjadi tidak secara langsung, akan menjadi tambahan beban dari pendapatan yang diterima dari hasil penjualan periode tertentu. Tidak demikian halnya dengan sektor publik, belanja adalah pengurangan dari sumber pendapatan daerah yang digunakan oleh pemerintah daerah diluar transfer antar dana. Berdasarkan karakteristik pengeluaran anggaran untuk belanja meliputi seluruh pengeluaran pemerintah daerah yang terdiri belanja pendapatan (Revenue Expenditure), belanja modal ( Capital Expenditure ) serta pembiayaan untuk pembayaran pokok dan bunga hutang. Pencatatan belanja mengacu pada dasar akrual modifikasi ( Accrual Mudified Basis ) atas metode dasar akrual modifikasi, belanja diakui pada periode dimana utang timbul. Klasifikasi utama akrual modifikasi utama untuk belanja suatu organisasi pemerintah daerah adalah berdasarkan dana. Masing masing dana kemudian dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa macam sesuai dengan fungsinya atau program; berdasarkan unit organisasi pemerintah daerah. Berdasarkan karakteristik pengeluarannya, maka bagian pengeluaran terdiri atas; 1. Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan pemeliharaan, Belanja Modal, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, Belanja Tidak Tersangka, Pengeluaran Urusan Kas Piutang serta Pembiayaan ( Penerimaan dan Pengeluaran Daerah ) Tabel IV132. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Balikpapan Berdasarkan Tahun Anggaran (Rp. 000), Tahun Tahun/Years APBD II UKP Jumlah/Total (1) (2) (3) (4) Sumber data : BPS Kota Balikpapan, 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 138

144 Tabel IV133. Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran*) Pemerintah Kota Balikpapan (Rp. 000) Tahun Anggaran Penerimaan/ Revenue Pengeluaran/Expenditure Rutin Pembangunan (1) (2) (3) (4) Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 139

145 BAB V. INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS KOTA 5.1. Infrastruktur Kota Jaringan Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Prasarana jalan merupakan akses terpenting dalam lalu lintas perekonomian suatu daerah. Oleh karena itu di Kota Balikpapan terus diupayakan pembangunan prasarana jalan dalam menunjang kelancaran arus barang dan jasa maupun penumpang. Disamping hal tersebut pembangunan prasarana jalan merupakan upaya dalam memecahkan isolasi pada daerahdaerah pengembangan yang cukup potensial, sehingga dengan terbukanya daerahdaerah tersebut akan meningkatkan kegiatan perekonomian. Kebijaksanaan Pemerintah Kota Balikpapan pada sektor prasarana jalan meliputi pembangunan jalan baru, peningkatan jalan dan jembatan dan rehabilitasi jalan dalam kota maupun di pinggiran kota. Panjang jalan di kota Balikpapan adalah 457,16 Km dengan status jalan dan informasi terkait status tersebut : 1. Jalan Negara, berikut ini merupakan data dan informasi mengenai jalan negara. Tabel V134. Kondisi Fisik Jalan Negara di Kota Balikpapan No Uraian Jumlah (tahun) Satuan 1 Panjang Jalan Aspal Km 2 Kondisi Jalan : Baik Km Sedang 7 15 Km Rusak 2 2 Km 3 Kelas Jalan (III) Km Sumber data : BPS Kota Balikpapan, 2013/2014 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 140

146 2. Jalan Provinsi, berikut ini merupakan data dan informasi mengenai jalan Provinsi. Tabel V135. Kondisi Fisik Jalan Provinsi di Kota Balikpapan No Uraian Jumlah (tahun) Satuan 1 Jenis Permukaan Km Aspal Km Kerikil Km Tanah Km Tidak rinci Km 2 Kondisi Jalan : Baik Km Sedang Km Rusak Km Belum Beraspal Km 3 Kelas Jalan Km Kelas III Km Sumber data : BPS Kota Balikpapan, 2014/ Jalan Kota, berikut ini merupakan data dan informasi mengenai jalan kota Tabel V135. Kondisi Fisik Jalan Kota Balikpapan No Uraian Jumlah (tahun) Satuan 1 Jenis Permukaan Km Aspal Km Kerikil Km Tanah Km Tidak rinci Km 2 Kondisi Jalan : Km Baik Km Sedang Km Rusak Km Belum Beraspal Km 3 Kelas Jalan Km Kelas III Km Kelas III A Km Kelas III B Km Kelas III C Km Tidak Rinci Km Sumber data : BPS Kota Balikpapan, 2014/2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 141

147 Adapun kondisi fisik jalan tersebut sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Selain akses jalan, jembatan juga memegang peranan penting dalam kelancaran transportasi kota. Panjang jembatan yang ada di Kota Balikpapan pada tahun 2014 adalah dengan rincian kondisi sebagai berikut : No Status Jembatan Tabel V136. Kondisi Fisik Jembatan di Kota Balikpapan Panjang Jembatan (Km) Kondisi jembatan (Km) Persentase (%) Baik sedang rusak Baik Sedang rusak 1 Jl. Negara Jl. Propinsi Jl. Kota Jumlah Sumber : DPU Kota Balikpapan tahun 2014/ Jaringan Drainase Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh dimulai dari tahap perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana maupun yang perlu dilakukan secara kesinambungan agar penanganan drainase dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya. Berdasarkan status pengalirannya maka drainase Kota Balikpapan terdiri atas : 1. Drainase Primer adalah drainase utama yang berfungsi sebagai daerah tumpahan air dari drainase sekunder dan drainase tersier sebelum ke laut. Drainase Primer juga merupakan aliranaliran sungai utama yang ada di Kota Balikpapan. Drainase Primer yang ada di Kota Balikpapan adalah Sungai Klandasan Besar, Sungai Klandasan Kecil, Sungai Manggar Besar, Sungai Manggar Kecil, Sungai Batakan, Sungai Sepinggan, Sungai Pandan Sari, Sungai Somber dan Sungai Wain. 2. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke drainase Primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anakanak sungai dari drainase primer. 3. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada di lingkungan pemukiman maupun perkotaan. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 142

148 Tabel V137. Panjang Drainase di Kota Balikpapan No Saluran (m) Kondisi baik (m) 1 Tahun 2014 Primer Sekunder Tersier Sumber : DPU Kota Balikpapan, data 2013/2014 Kondisi sedang (m) Kondisi rusak (m) Jumlah (m) Jaringan Kebersihan Dalam menjaga kebersihan kota, Pemerintah Kota Balikpapan mengeluarkan kebijaksanaan program K4 dengan membentuk tim terpadu diantara dinas/instansi yang terkait guna melaksanakan programprogram K4, disamping itu partisipasi masyarakat sangat diperlukan.pembangunan dan perbaikan drainase dilaksanakan secara bertahap yaitu dengan bantuan dana pinjaman melalui APBN, APBD II dan APBD I dalam program penanggulangan banjir. Dalam penanganan masalah persampahan tanggung jawab terhadap terhadap kebersihan adalah masingmasing daerah pelayanan yang telah ditentukan yaitu : DKPP bertanggung jawab terhadap kebersihan di daerahdaerah pemukiman, pasar, pertokoan/pusat perbelanjaan, perkantoran dan jalanjalan. Perusda pengelolaannya mencakup penyapuan jalan, pengangkutan sampah, penggusuran sampah di TPA dan pemeliharaan TPA itu sendiri. Pertamina dan perusahaan minyak yang ada di daerah ini mengelola persampahan pada lingkungan kompleks mereka sendiri dan terpisah dari pengelolaan Pemerintah Kota Balikpapan. Namun peran serta masyarakat sangat penting dimana pengelolaan sampah dilingkungannya masingmasing dibuang pada tempat penampungan sementara (TPS). Dari data yang ada di Kota Balikpapan (DKPP) komposisi sampah dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel V137. Komposisi Sampah yang ada di Kota Balikpapan Prosentase (%) No Jenis Sampah Sampah Organik Sampah Anorganik Kertas Kaca Plastik Logam Kayu 8,8 1,5 10,5 1,8 2,8 8,9 1,5 11,1 1,8 2,8 8,6 1,4 11,7 1,7 2,7 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 143

149 Kain Karet Baterai Lainlain 1,4 1,1 0,5 4,6 1,4 1,1 0,5 4,9 1,4 1,1 0,6 4,8 Jumlah Sumber Data : DKPP Kota Balikpapan, Tahun 2014 Pengelompokan sampah menjadi 2 kelompok besar yaitu sampah pasar dan non pasar. Yang termasuk dalam sampah non pasar adalah sampah pemukiman, komersial, fasilitas umum, sapuan jalan, kawasan industri, saluran, perkantoran dan lainlain. Banyaknya timbunan sampah dan sampah yang dapat terangkut setiap harinya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : No Tabel V138.Timbulan sampah yang di angkut setiap harinya Sumber Sampah Non Pasar Pasar Timbulan Sampah (ton) , ,60 Sampah Yang Diangkut (ton) Prosentase Pelayanan (%) 95,24 96,15 Total , ,70 Sumber Data : DKPP Kota Balikpapan, Tahun 2013/2014 Sarana kebersihan berpengaruh besar terhadap kapasitas layanan kebersihan. Semakin banyak/memadahi sarana kebersihan yang ada, maka kapasitas layanan kebersihan akan meningkat pula. Untuk mengetahui sejauh mana sarana angkutan sampah yang ada di Kota Balikpapan maka dapat kita lihat pada table berikut. Tabel V138. Jumlah sarana/armada sampah di Kota Balikpapan Jenis Armada Kapasitas (ton) Jumlah (Unit) Armada DKP Dump truck Dump truck Encale Truck biasa Arm roll truck Compactor truck Truck Tangki Pick up Sweeper Vacuum truck Loader Beghoe Bulldozer D3/D6 Excavator Transfer Depo Container besar Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No

150 Container kecil Gerobak sampah Tracking Sepeda Motor Sumber Data : DKPP Kota Balikpapan, tahun 2014/2015 Walaupun penambahan armada angkutan sampah untuk kebersihan Kota Balikpapan terutama armada DKPP terus dilakukan, namun secara keseluruhan penanganan persampahan tersebut belum dapat dikatakan efektif, hal ini disebabkan antara lain : Belum efektifnya pengawasan yang dilakukan baik oleh DKPP maupun Perusda. Dana pembiayaannya masih belum memadai. Masih belum optimalnya partisipasi masyarakat. Masih adanya pembuangan sampah pada lahanlahan kosong, saluran air, tepi pantai yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Volume sampah di TPA makin bertambah karena tidak musnah dengan sendirinya. Sedangkan untuk pembuangan sampah sementara (TPS) ditempatkan tersebar dalam wilayah Kota Balikpapan, untuk membantu kelancaran pembuangan sampah ke TPSTPS digunakan gerobakgerobak dorong dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Untuk mengetahui sarana persampahan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel V139. Jumlah TPS, TPA, TTSP, dan Volume Sampah No Uraian Jumlah (tahun) Satuan 1 Jumlah TPS Unit 2 Jumlah Daya tampung TPS Ton 3 Jumlah TPA 1 1 Unit 4 Tempat Pengolahan 0 0 Unit Sampah Terpadu 5 Volume Sampah yang ditangani Ton Sumber Data : DKPP Kota Balikpapan,data Jaringan Pemakaman Kebutuhan akan pemakaman yang baik dan layak merupakan perhatian Pemerintah Kota Balikpapan melalui SKPD DKPP, untuk meningkatkan pelayanan tersebut secara bertahap melalui pembangunan dalam bentuk mengelola, menata dan mereview keberadaan permakaman yang ada di Kota Balikpapan. Bentuk dari mengelola, menata dan mereview adalah : Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 145

151 Sampai saat ini sudah ada 10 titik makam yang sudah kita tutup, salah satunya ada di gunung Guntur. Penutupan Ini memang harus kami lakukan karena lahannya sudah penuh. Pelebaran lahan yang dilakukan di pemakaman terpadu di Kilometer 15 memang harus dilakukan sebagai antisipasi semakin banyaknya lahan pemakaman yang ditutup. pembebasan lahan yang direncanakan dikerjakan sepanjang periode 2014 hingga 2015 mendatang. "Rencananya dalam periode itu akan menambah sekitar 20 hektare lagi di kawasan tersebut, jadi nantinya ada sekitar 35 hektare pemakaman muslim Jaringan Air Bersih Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan merupakan salah satu elemen utilitas kota. Pemanfaatan air bagi kebutuhan hidup dan pembangunan mempunyai fungsi sosial serta digunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Eksploitasi air sebagai salah satu sumber daya alam harus diiringi dengan usaha untuk pelestarian sumber daya air itu sendiri. Pengelolaan dan pelestarian air di Indonesia tercermin dalam kebijaksanaan Nasional mengenai air yang dalam PJP II dipolakan kedalam bentuk mengenai manajemen air terpadu. Bahwa pengelolaan dan pelestarian air tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu dinas/instansi saja, tetapi harus didukung oleh dinas/sektor terkait lainnya secara simultan (PU, Kehutanan,Pertanian, Industri, PDAM dan lainlain). Sebab dinas/sektor tersebut erat kaitannya dengan usaha pengelolaan dan pelestarian sumber daya air. Dalam memenuhi kebutuhan air minum / air bersih bagi masyarakat Kota Balikpapan, sistem pengelolaannya dilakukan oleh beberapa sumber antara lain : Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Balikpapan mengambil air dari Waduk Manggar, Sungai Klandasan Besar, sumber mata air Gunung Sari Ilir yang didistribusikan melalui pipa/ledeng serta melalui mobil tangki air. Adapun daerahdaerah yang dapat dilayani oleh PDAM masih terbatas pada daerah yang memiliki ketinggian dasar kurang dari 30 meter dari pipa induk. Pertamina DAK mengelola dan mensuplai air minum/air bersih bagi kebutuhan karyawan Pertamina dan kebutuhan industri kilang minyaknya, dimana air baku diambil dari Sungai Wain dan Sumur Bor. Usaha swasta yang mengelola dan mensuplai kebutuhan air bagi masyarakat, khususnya selain konsumen PDAM dan Pertamina DAK mengusahakan melalui sumursumur bor yang terdapat di Kelurahan Gunung Sari Ilir dan menjualnya melalui mobil tangki air. Pengadaan air minum/air bersih yang dilakukan oleh penduduk melalui sumur pompa dangkal maupun pompa dalam dan sumur gali. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 146

152 Jaringan PDAM berupa panjang pipa transmisi/distribusi dan pipa tersier M dengan Terminal Air Hydran Umum (TAHU) sebanyak 85 buah, jumlah loket 7 dan yang sudah menggunakan komputer 7 Loket. Untuk menunjang pengolahan Air PDAM terdapat beberapa fasilitas jaringan yang ada saat ini : Bangunan Intake + Pompa Waduk Manggar Bangunan Intake + Pompa Sungai Klandasan A. Sumber Air Baku Sumber air baku yang dikelola PDAM saat ini berasal dari Dam/Waduk Manggar, Sungai Klandasan dan Sumur Bor / Sumur Pompa Dalam. Secara fisik pengelolaan air bersih oleh PDAM disuplai dari bangunan penampung air baku PDAM/Air permukaan Waduk Manggar dengan daya tampung 3,3 juta m3 dengan produksi secara kontinyu M3/jam), Sungai Klandasan 50 1/detik, Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Kampung Damai kapasitas 400 1/detik, dan Reservoir Kp. Damai M3. Sumur Bor Gunung Tembak 3,5 1/detik, Sumur Bor Gunung Sari 80 l/detik. Reservoir Martadinata 150 m3, Reservoir Telaga Sari M3, Reservoir Sepinggan 500 M3 dan jaringan pipa Distribusi. Adapun volume air yang dapat ditampung Dam/Waduk Manggar sangat dipengaruhi oleh musim, dimana pada musim kemarau kapasitas volume air akan turun secara drastis. Begitu pula sumber air baku dari Sungai Klandasan Besar juga dipegaruhi oleh musim. Sedangkan sumber air dari sumur gali/bor untuk saat ini belum dapat dikatakan sumber air baku yang dapat dipertanggung jawabkan karena hasil pengamatan sementara mengandung kadar besi (Fe) yang cukup tinggi. B. Sistem Distribusi Distribusi air bersih dilakukan dengan cara pemompaan dan grafitasi. Air bersih dari IPA didistribusikan langsung ke konsumen pada saat pemakaian minimum reservoir diisi dan pada saat pemakainan puncak, kebutuhan air dipenuhi dari reservoir tersebut yang dialirkan dengan cara grafitasi. Terkait dengan jaringan pipa distribusi saat ini belum mencakup seluruh daerah perkotaan terutama kawasan yang jauh dari pusat kegiatan kota serta berkontur ketinggian. Namun pada tahun mendatang akan lebih ditingkatkan lagi pelayanan sumber air baku tersebut melalui peningkatan jaringan pipa distribusi air minum melalui sumber dana pinjaman Bank Dunia. Perkembangan produksi, pemakaian air bersih dan jumlah pelanggan air bersih di Kota Balikpapan yang dikelola oleh PDAM selama kurun waktu dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 147

153 Tabel V142. Perkembangan Jumlah Produksi Air Minum, Pelanggan Air Minum, Penggunaan Air Minum Serta Prosentasi Penggunaan Terhadap Produksi Air Minum Di Kota Balikpapan No Tahun Jumlah Pelanggan Air Minum (orang ) Jumlah Produksi Air Minum ( m3 ) Sumber Data : PDAM Kota Balikpapan,data 2014/2015 Penggunaan Air Minum ( m3 ) Prosentase Penggunaan terhadap Produksi ( % ) ,54 57,91 Penggunaan air bersih yang dikelola PDAM Kota Balikpapan bervariasi untuk berbagai kepentingan, yaitu rumah tangga (RT), pertokoan/niaga, Industri barang/jasa sosial, sekolah, instansi pemerintah. Jumlah penggunaan air minum dan penerimaan uang sewa PDAM Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel V142. Jumlah Penggunaan Air Minum Ditinjau Dari Golongan Dan Penerimaan Uang Jasa PDAM Kota Balikpapan Golongan Pemakaian No Tahun Swasta/ Rumah Tangga (m3) Perusahaan Niaga Besar/Kecil (m3) Sosial Umum/ Khusus (m3) Instansi Pemerintah & Mobil Tangki (m3) Industri (m3) Pelabuhan (m3) Jumlah (m3) Sumber Data : PDAM Kota Balikpapan,data 2014/ Tabel V142. Banyaknya sambungan/pelanggan Air Bersih PDAM Kota Balikpapan Dirinci Perkecamatan Tahun No Kecamatan/Kelurahan Balikpapan Timur Kel.Teritip Kel. Lamaru Kel. Manggar Baru Kel. Manggar Banyaknya Pelanggan Air Bersih Kenaikan (%) 10,6 4,6 (7,0) 2,9 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 148

154 Balikpapan Utara Kel. Muara Rapak Kel. Gn. Samarinda Kel. Batu Ampar Kel. Karang Joang ,4 3,6 4,7 4, Balikpapan Barat Kel. Margo Mulyo Kel. Baru Ulu Kel. Baru Tengah Kel. Baru Ilir Kel. Kariangau Kel. Marga Sari ,6 3,5 2,5 0,1 3, Balikpapan Selatan Kel. Sepinggan Kel. Gn. Bahagia Kel. Damai Kel. Klandasan Ilir Kel. Klandasan Ulu Kel. Telaga Sari Kel. Prapatan ,0 2,4 3,4 1,3 (11,6) 3,3 1, Balikpapan Tengah Kel. Gn.Sari Ilir Kel. Gn.Sari Ulu Kel. Mekar Sari Kel. Karang Rejo Kel. Sumber Rejo Kel. Karang Jati ,4 (0,2) 3,8 0,8 2,9 1,3 Jumlah ,12 Sumber Data : PDAM Kota Balikpapan, data s/d juli 2014/ Jaringan Kelistrikan Listrik merupakan sumber energi yang tidak menghasilkan polusi pada saat pemakaiannya, namun bisa menghasilkan polusi saat diproduksi dan tidak dapat disangkal bahwa listrik besar kegunaannya bagi tata kehidupan umat manusia dan bukan saja dibidang ekonomi, tapi juga menjangkau bidang sosial budaya, dan jelas merupakan pendukung proses pembangunan diberbagai sektor aktifitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dituntut untuk memelihara dan mengembangkan kegiatan kelistrikan serta pelayanan kegiatan kelistrikan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik yang semakin meningkat. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 149

155 Dari hal tersebut maka dengan 2 (dua) unit pusat pembangkit listrik yang berada di Balikpapan yaitu daya atau kemampuan (Pembangkit Listrik PLN) Kota Balikpapan sebagai berikut. Tabel V144. Daya Mampu Pembangkit di Kota Balikpapan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Jenis Jumlah Nama Sentral Tenaga Unit Terpasang (KW) Daya Listrik Mampu Max (KW) Beban Pucak (KW) PLTD Gn.Malang Diesel PLTD Batakan Diesel Jumlah PLTD PLN Sewa PT. Kaltimek CDE Kr. Joang Cogindo Diesel Diesel Diesel Jumlah Sewa Total Sumber Data : PLN (Persero) Sektor Batakan, 2014/ Daya (VA) tersambung sampai dengan Juli 2015 dari kelompok tarif adalah sebagai berikut : Rumah Tangga : Kwh Bisnis : Kwh Industri : Kwh Publik : Kwh JUMLAH : Kwh Jumlah pelanggan PLN Cabang Balikpapan sampai dengan akhir Juli 2014 sebanyak pelanggan, terdiri dari kelompok tarif yang disesuaikan dengan daya sambung dan pemakaian. Tahun 2015 ini tarif listrik berdaya VA dihargai Rp per KWh sedangkan listrik subsidi 900 VA membayar tarif Rp 586,23 per KWh yang disubsidi pemerintah. Sehubungan dengan adanya regulasi pemerintah pusat dengan mengurangi tingkat subsidi pada energy kelistrikan bagi masyarakat maka di tahun 2015 ini salah satu program yaitu PT. PLN di Balikpapan memberi biaya gratis bagi pelanggan yang ingin mengalihkan atau merubah daya dari 450 dan 900 VA, sehingga pada tahun 2016 listrik subsidi sudah dihapuskan. Untuk kelompok Tarif S1 (Sosial1) sudah tidak ada lagi, tetapi untuk S2 adalah sebanyak sedangkan untuk kelompok Tarif S3 hanya 4 (empat) pelanggan. Pada kelompok tarif R (Rumah Tangga) R1 sebanyak pelanggan dengan KVA tersambung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel V144 Banyaknya Pelanggan Listrik PT.PLN (Persero) Cabang Balikpapan di Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 150

156 No Kelompok Tarif Jumlah Pelanggan Daya (VA) Tersambung RataRata Tarif Per Kwh S1 S2 S ,112,000 2,910,000 Jumlah S... 1,881 9, R R R Jumlah R B1 B 2 B 3 Multiguna & TS Jumlah B I I I Jumlah I P1 P2 P Jumlah P Total Sumber Data: PT.PLN (Persero) Wilayah VI Cabang Balikpapan 2015 Keterangan: S = Sosial, R = Rumah Tangga, B = Bisnis, I = Industri, P = Publik FASILITAS KOTA Fasilitas Kesehatan Dalam usaha meningkatkan pembangunan khususnya disektor kesehatan dilakukan berbagai program pemerintah yang berkelanjutan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesehatan masyarakat. 2. Memberikan Penyuluhan dan Pemenuhan gizi yang standart bagi masyarakat. 3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. 4. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha dan organisasi profesi untuk menunjang program pembangunan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, dengan terpenuhinya sarana/prasarana kesehatan bagi masyarakat maka pembangunan pada sektor kesehatan warga masyarakat akan meningkat yang akhirnya berpengaruh terhadap kualitas warga masyarakat khususnya dan kesejahteraan warga masyarakat pada umumnya, dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat lahir maupun batin. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Balikpapan sampai saat ini telah tersedia fasilitas kesehatan yang cukup memadai bagi Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 151

157 kepentingan masyarakat, baik yang dikelola oleh pemerintah, maupun swasta. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mengenai jumlah sarana kesehatan yang terdiri atas Posyandu, Polindes, Puskesmas, Rumah Sakit Umum menurut jenis dan statusnya tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 berdasarkan tabel sebagai berikut. Tabel.V146 Sarana Kesehatan Kota Balikpapan Sarana Kesehatan Tahun Satuan unit unit unit unit unit 28 unit 1. Posyandu 2. Polindes 3. Puskesmas a. Induk b. Pembantu c. Keliling 4.1 Rumah Sakit Umum a. Kelas A b. Kelas B c. Kelas C d. Kelas D 4.2 Rumah Sakit Khusus a. Kelas A b. Kelas B c. Kelas C d. Kelas D 5. Rumah Sakit Pemerintahan a. Rumah Sakit Umum b. Rumah Sakit Jiwa c. Rumah Sakit Kusta d. Rumah Sakit Mata e. Rumah Sakit Bersalin f. Rumah Sakit Ketergantungan Obat g. Rumah Sakit Bedah h. Rumah Sakit Ibu dan Anak 6. Rumah Sakit Swasta a. Rumah Sakit Umum b. Rumah Sakit Jiwa c. Rumah Sakit Kusta d. Rumah Sakit Mata e. Rumah Sakit Bersalin Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit

158 f. Rumah sakit Ketergantungan obat g. Rumah Sakit Bedah h. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, 2015 unit unit unit Berdasarkan tabel Sarana Kesehatan Kota Balikpapan menunjukan jumlah Posyandu pada tahun 2015 sebesar 1415 unit.selain fasilitasfasilitas tersebut diatas terdapat pula fasilitas Puskesmas yang terdiri atas Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas keliling. Berdasarkan tabel menunjukan pada tahun 2015 terdapat 40 unit. Selain Puskesmas ditunjang fasilitas kesehatan yakni Rumah Sakit Umum di Kota Balikpapan dimana terdapat 6 rumah sakit umum status negeri dan 3 rumah sakit swasta serta rumah sakit bersalin sejumlah 3 unit dari tahun Selain sarana kesehatan terdapat pula sarana industri, distributor obat, alatalat kesehatan yang direkomendasi dari provinsi, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota dengan tabel sebagai berikut. Tabel. V147. Sarana Industri, Distributor Obat, AlatAlat Kesehatan yang Direkomendasi dari Provinsi Sarana Tahun Satuan a. Apotik b. Pedagang Besar Buah Buah Farmasi c. Produk Alkes d. Penyalur Alkes Buah Buah Buah e. Cabang Penyalur Alkes f. Gudang Farmasi Unit Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,data 2014/2015 Tabel di atas menunjukan, Jumlah apotik yang terdapat di Balikpapan pada tahun 2015 terdapat 106 buah, selain sarana tersebut terdapat pula Pedagang Besar Farmasi di Kota Balikpapan dengan jumlah 13 buah dari tahun Pada tahun 2012 hingga tahun 2015 jumlah Pedagang Besar Farmasi yang terdapat di Kota Balikpapan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 153

159 yakni 13 buah. Sedangkan penyalur alkes 3 buah. Dan juga terdapat 1 buah Gudang Farmasi, sedangkan data produk Alkes serta cabang penyalur Alkes tidak terdapat di Kota Balikpapan. Sejalan dengan hal diatas, dalam menunjang kesehatan masyarakat dari tahun ke tahun dilakukan berbagai programprogram yang mendukung kesehatan kota dan warga masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota dari tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah sebagai berikut. Tabel V148. Data Kesehatan Masyarakat Kota Balikpapan Data Kesehatan Masyarakat a. Jumlah Kunjungan b. Jumlah Kunjungan (%) c. Pengguna Narkoba d. Jumlah Penderita Narkoba e. Jumlah Balita Gizi Buruk f. Jumlah Balita Gizi Buruk (%) g. Jumlah Ibu hamil Gizi buruk Tahun ,75 68,03 42,04 31, ,004 0,004 0,009 0, Satuan Orang % Orang Orang Orang % Orang Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Juli 2015 Berdasarkan tabel diatas tingkat kesehatan masyarakat dari tahun mengalamai penurunan didasarkan atas jumlah kunjungan tahun 2012 sebesar orang dengan prosentase 73,75 % mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2013 sebesar orang dengan prosentase 68,03% dan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar dengan prosentase 42,04 % dan tahun 2014 sebesar 31,98% artinya tingkat kesehatan masyarakat mengalami perbaikan kesehatan atas peran serta pemerintah kota dan masyarakat untuk menjaga kesehatan kota dan warga masyarakat Balikpapan. Untuk Penderita Narkoba berdasarkan data dari DKK untuk tahun , jumlah tahun 2012 sejumlah 56 orang, menurun pada tahun 2013 menjadi 87 orang dan pada tahun 2014 menjadi 138 artinya pengguna narkoba di Kota balikpapan meningkat secara signifikan. Sedangkan untuk Jumlah Balita Gizi buruk berdasarkan data tahun 2012 terdapat 5 orang Balita Gizi Buruk dengan prosentasi 0,004% sedangkan pada tahun 2013 terdapat 5 orang Balita dengan gizi buruk dengan prosentasi 0,004%. Dan pada tahun 2014 terjadi kenaikan menjadi 7 orang Balita Gizi Buruk dengan prosentasi 0,009 %. Untuk menunjang pembangunan di sektor kesehatan tidak terlepas dengan adanya daya dukung tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dibagi atas menurut Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 154

160 keahliannya terdiri dari Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Apoteker, Ahli Gizi, Analisis Laboratorium, Ahli Rontgen, Mantri Kesehatan, Ahli Penyehatan Lingkungan, Rasio Dokter / penduduk dan Sarjana Farmasi. Adapun data tenaga kesehatan berdasarkan tabel sebagai berikut : Tabel V149. Jumlah Tenaga Kesehatan Kota Balikpapan Tenaga Kesehatan Tahun Satua a. Dokter Umum b. Dokter Spesialis c. Dokter Gigi d. Apoteker e. Ahli Gizi f. Analisis laboratorium g. Ahli Rontgen h. Mantri Kesehatan i. Ahli Penyehatan Lingkungan j. Rasio Dokter / penduduk k. Sarjana Farmasi ,03/ ,00/ Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, data 2014/ ,08/ n Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Berdasarkan tabel tersebut diatas bahwa Jumlah Dokter Umum, tahun 2014 sebesar 513 orang dan tahun 2015 sebesar 539 orang dokter umum, dimana hal ini menunjukan adanya kenaikan jumlah Dokter dari tahun 2013 sampai dengan 2015 guna memenuhi tenaga kesehatan dalam usaha menunjang pelayanan kesehatan. Dokter spesialis tahun 2014 sebesar 168 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 172 orang dokter spesialis, sedangkan untuk Dokter Gigi pada tahun 2014 sebesar 133 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 157 orang dokter gigi. Sejalan dalam pemenuhan standar kesehatan dibidang farmasi bahwa terdapat Apoteker tahun 2014 sebesar 172 orang dan meningkat tahun 2015 sebesar 187 orang apoteker dalam pelayanan bidang farmasi, selain itu pelayanan kesehatan dibidang gizi, bahwa Ahli Gizi di Kota Balikpapan tahun 2014 sebesar 59 orang dan tahun 2015 jumlah ahli gizi di kota Balikpapan sebesar 59 orang membidangi gizi, sedangkan bidang Analisis laboratorium tahun 2013 sebesar 28 0rang dan tahun 2014 sebesar 35 orang dan tahun 2015 mengalami peningkatan yang berarti sebesar 37 orang bidang analisis laboratorium. Untuk Ahli Rontgen di Kota Balikpapan berdasarkan data yang Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 155

161 diperoleh dari DKK kota Balikpapan dari tahun 2015 terdapat tenaga medis di bidang Rontgen sejumlah 30 orang ahli rontgen, Jumlah tenaga kesehatan untuk Mantri Kesehatan pada DKK pada tahun 2015 sejumlah 860 orang, Ahli Penyehatan Lingkungan tahun 2014 hingga tahun 2015 sebesar 75 orang ahli penyehatan lingkungan, Rasio Dokter / penduduk tahun 2014 sebesar 85,00 % dan tahun 2015 untuk rasio dokter per penduduk sebesar 56,08 %.dan Sarjana Farmasi terdata pada DKK untuk tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 adalah satu orang. Atas dasar data tersebut dapat ditarik asumsi bahwa dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan bagi Kota Balikpapan masih belum cukup, mengingat semakin meningkatnya jumlah penduduk berbanding dengan kuantitas tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat kota Balikpapan akan pelayanan kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut diatas didata pula kasus penyakit menular terdiri atas Jumlah Kasus Kejadian Luar Biasa, Jumlah Penderita, dan Jumlah Kematian per penduduk berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Adapun data ditampilkan pada tabel sebagai berikut : Tabel V150. Jumlah Data Penyakit Menular Kota Balikpapan Tenaga Kesehatan Tahun Satuan a. Jumlah Kasus Kejadian Luar Biasa b. Jumlah Penderita c. Jumlah Penderita Meninggal Kasus Jiwa Jiwa Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, data 2015 Berdasarkan tabel tersebut diatas Jumlah Kasus Kejadian Luar Biasa untuk tahun 2014 sebesar 10 kasus, pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar 351 kasus. Jumlah Penderita tahun 2014 sebesar 10 jiwa, tahun 2015 sebesar 351 jiwa, tahun 2014 terjadi penurunan dengan jumlah penderita sebesar 10 jiwa. Jumlah penderita yang meninggal pada tahun 2015 sebesar 2 jiwa FASILITAS PENDIDIKAN Kebijakan di bidang pendidikan di kota Balikpapan diarahkan kepada upaya pengembangan pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat serta mewujudkan manusia dan masyarakat yang beriman dan taqwa, berkualitas dan mandiri. Upayaupaya yang telah dilakukan dalam pengembangan pendidikan antara lain : peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas guru serta pelaksanaan program wajib belajar 9 (sembilan) tahun. Strategi pembangunan pendidikan dilakukan secara terpadu dan serasi pada berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya, Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 156

162 melalui penciptaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan disemua jenis dan jenjang pendidikan yang di selenggarakan baik oleh pemerintah dan swasta secara merata. Dalam usaha pembangunan di sektor pendidikan diperlukan dukungan sarana dan prasarana serta tenaga pengajar yang memiliki kompetensi, profesionalisme, dan keahlian dimasingmasing bidang ilmu dan teknologi. Adapun sarana dan prasarana sekolah yang dimiliki kota Balikpapan dari tahun 2012 sampai dengan 2014 berdasarkan tabel sebagai berikut : Tabel V151. Jumlah sekolah yang terdapat di Kota Balikpapan Fasilitas Pendidikan Menurut Tahun Satuan Tingkatannya Taman Kanakkanak Negeri Swasta 2. Sekolah Luar Biasa Negeri Swasta 3. Sekolah Dasar (SD) & Sederajat Negeri a. SD b. MI Swasta a. SD b. MI 4. SLTP & Sederajat Negeri a. SMP b. MTs Swasta a. SMP b. MTs 5. SLTA & Sederajat Negeri a. SMA b. SMK c. MA Swasta a. SMA b. SMK c. MTs 6. Perguruan Tinggi PT Negeri PT Swasta Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan/APTISI KotaBalikpapan, data 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 157

163 Tabel diatas menunjukan perkembangan jumlah sekolah di sektor pendidikan dari tingkat Taman KanakKanak hingga Perguruan Tinggi di Kota Balikpapan tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 sebagai berikut ; Taman KanakKanak Jumlah sekolah Taman kanakkanak dengan status swasta tahun 2013, tahun 2014 dan sampai dengan tahun 2015 jumlah taman kanakkanak negeri mencapai 132 unit sedangkan Taman KanakKanak berstatus negeri dari tahun sebesar 1 unit di Kota Balikpapan, yang berarti bahwa Taman KanakKanak swasta di Kota Balikpapan lebih mendominasi ketimbang Taman KanakKanak Negeri. Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa sampai dengan tahun 2015 di Kota Balikpapan hanya terdapat 1 unit berstatus negeri dan 2 unit berstatus swasta. Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Dasar negeri pada tahun terdapat 136 unit dan pada tahun 2015 bertambah 1 unit menjadi 137 unit. Sedangkan yang berstatus swasta pada tahun terdapat 36 unit dan pada tahun 2015 bertambah 2 unit menjadi 38 unit. Terjadinya pertambahan unit sekolah negeri maupun swasta dikarenkan jumlah pertumbuhan penduduk dan disertai pertumbuhan murid baru Sekolah Dasar Negeri. Sekolah Menengah Pertama Jumlah Sekolah Menengah Pertama negeri tahun berjumlah 22 unit, sedangkan untuk MTs negeri di Kota Balikpapan sebesar 2 unit sekolah. Selain didukung dengan sekolah menengah pertama negeri Untuk SLTP berstatus swasta pada tahun terdapat 33 unit di Kota Balikpapan. Sekolah Menengah Atas Jumlah Sekolah untuk SMU, SMK dan MA di Kota Balikpapan dengan status Negeri dan Swasta berdasarkan tabel secara berturutturut berdasarkan data tahun adalah ; untuk SMU yang berstatus negeri terdapat 9 unit, SMK di Kota Balikpapan dari tahun 2014 terdapat 5 unit dan tahun terjadi kenaikan menjadi 6 unit sekolah, sedangkan Madrasah Aliyah (MA) terdapat 1 unit di Kota Balikpapan. Sedangkan SMU, SMK dan MA di Kota Balikpapan berstatus swasta; untuk SMU tahun terdapat 11 unit, untuk SMK tahun terdapat6 unit Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 158

164 sedangkan untuk Madrasah Aliayah (MA) swasta terdapat 6 unit pada tahun Perguruan Tinggi Selain adanya fasilitas pendidikan dasar, menegah dan atas terdapat pula fasilitas pendidikan perguruan tinggi di Kota Balikpapan tahun 2013 terdapat 3 unit Perguruan Tinggiswasta dan perguruan tinggi negeri baru ada 1 (satu) unit pada tahun 2015 yang dikenal dengan Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Sejalan hal tersebut diatas dengan tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai di Kota Balikpapan telah memberikan daya dukung bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan pendidikan mereka dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Balikpapan berupa jumlah Siswa/Mahasiswa di Kota Balikpapan yang disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel V153. Jumlah Siswa/Mahasiswa di Sektor Pendidikan Jumlah Siswa/Mahasiswa Tahun Satuan 1. Taman Kanakkanak a. Negeri b. Swasta 2. Sekolah Luar Biasa a. Negeri b. Swasta 3. Sekolah Dasar (SD) & Sederajat a. Negeri b. Swasta 4. SLTP & Sederajat a. Negeri b. Swasta 5. Sekolah Menegah Atas (SMA) a. Negeri b. Swasta 6. Sekolah Menegah Kejuruan a. Negeri b. Swasta 7. Perguruan Tinggi a. PT Negeri b. PT Swasta Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan,data 2014 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 159

165 Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah siswa/mahasiswa yang berada di Kota Balikpapan pada tahun 2015 menunjukan peningkatan secara merata di tiaptiap tingkat pendidikan baik berstatus negeri maupun swasta, hal ini menunjukan adanya kesadaran masyarakat khususnya orang tua dalam mencerdaskan putra dan puterinya dalam mendukung mencerdaskan hidup bangsa di Kota Balikpapan. Dari hasil pengumpulan data dibidang program pendidikan, diperoleh nilai capaian kinerja pembangunan pendidikan adapan data dan informasi sebagai berikut : a. Ratarata Lama Sekolah (RLS) Berdasarkan pendataan ratarata lama sekolah untuk 10 tahun keatas, 15 tahun keatas, 1524 tahun, dan 45 tahun oleh Diknas Balikpapan pada tahun sebagaimana tabel berikut ini. Tabel V154. Jumlah RataRata Lama Sekolah No Umur Data Tahun Satuan 1 10 Tahun Keatas 46,501 46,501 54,448 Orang 2 15 tahun Keatas 18,222 16,441 17,356 Orang ,416 7,059 6,240 Orang Orang 5 45 Orang Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, data 2015 b. Angka Putus Sekolah (APS) Pemerintah Kota Balikpapan melalui SKPD Dinas Pendidikan Kota melakukan pendataan terhadap sejumlah peserta didik yang mengalami putus sekolah yang diakibatkan sejumlah faktor penyebab seperti pendapatan keluarga yang rendah, masalah lingkungan dan penyebab lainnya. Tabel V154. Jumlah Angka Putus sekolah No Tingkat Pendidikan Data Tahun Satuan 1 SD/MI ,14 % Capaian kinerja APS ,14 % Jumlah APS ,14 % 2 SMP/MTS % Capaian kinerja APS % Jumlah APS % 3 SMA/SMK/MA % Capaian kinerja APS % Jumlah APS % Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, data 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 160

166 c. Angka Kelulusan (AKl) Keberhasilan kinerja di bidang program pendidikan ditinjau pula dari tingkat kelulusan sekolah, berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Pendidikan Kota diperoleh data Angka Kelulusan dari tahun 2013 sampai dengan Adapun data tersebut sebagimana tabel berikut. Tabel V155. Jumlah Kelulusan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Data Tahun Satuan 1 SD/MI 8,773 8,962 9,402 Orang Jumlah AKl 8,773 8,962 9,402 Orang Tingkat Kelulusan % 2 SMP/MTS 8,096 8,018 8,312 Orang Jumlah AKl 8,096 8,018 8,312 Orang Tingkat Kelulusan (0.96) 3.67 % 3 SMA/SMK/MA 6,026 5,687 3,348 Orang Jumlah AKl 6,026 5,687 3,348 Orang Tingkat Kelulusan (5.63) (41.13) % Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, data 2015 Sebagaimana tabel diatas, bahwa tingkat kelulusan SD/MI pada tahun 2013 meningkat sebesar 2,15% dari tahun 2014 dan tahun 2015 meningkat sebesar 4,91%. Untuk tingkat SMP/MTS bahwa pada tahun 2014 menurun sebesar 0,96% dari tahun 2014 dan tahun 2015 meningkat sebesar 3,67% sedangkan untuk SMA/SMK/MA tahun 2014 menurun sebesar 5,63% dari tahun 2014 dan tahun 2015 menurun sebesar 41,13%. d. Angka melanjutkan Sebagaimana jumlah kelulusan diatas memiliki pengaruh terhadap kelanjutan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi bagi peserta didik baik dari SD ke SMP, SMP ke SMA, dan SMA ke Perguruan Tinggi. Berikut ini merupakan data angka melanjutkan pendidikan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota. Tabel V155. Jumlah Melanjutkan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Peserta Didik Data Tahun Satuan 1 SD/MI ke SMP/MTS 9,266 9,591 10,286 Orang 2 SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 8,554 8,705 8,620 Orang 3 SMA/SMK/MA ke Perguruan Tinggi 5,687 6,452 6,604 Orang Jumlah 23,507 24,748 25,510 Orang Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, data 2015 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 161

167 e. Kualifikasi Guru Dalam rangka meningkatkan system penggajaran yang baik diperlukan sejumlah guru pengajar yang memiliki kualifikasi dibidang keilmuannya. Sering ditemukan penempatan dan pembagian mata studi yang ampu tidak sesuai dengan keilmuan yang dimiliki oleh seorang pengajar, sehingga dalam proses belajar mengajar menjadi bias. Terkait hal itu Pemerintah Kota Balikpapan melalui Diknas melakukan kualifikasi kebutuhan akan guru yang kan ditempatkan sebagai pengajar sesuai dengan kualifikasinya. Berikut ini merupakan data jumlah kualifikasi guru sebagaimana tabel berikut ini. Tabel V156. Jumlah KualifikasiGuru No Uraian Data Tahun Satuan 1 Kualifikasi Guru 1,522 1,996 5,335 Orang Jumlah 1,522 1,996 5,335 Orang Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, data Fasilitas Peribadatan Pembangunan dibidang agama merupakan suatu program dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan nilainilai keagamaan bagi masyarakat pada umumnya. Adapaun kegiatankegiatan yang dilakukan pemerintah Kota Balikpapan antara lain meningkatkan sarana/prasarana peribadatan yang diperlukan bagi pemeluk agama dalam usaha meningkatkan nilai keagamaan dan hubungan kehidupan antar umat beragama, meningkatkan sarana pendidikan agama pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan termasuk prasekolah yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Umumnya pelaksanaan pembangunan prasarana peribadatan dibiayai oleh pemerintah, swadaya masyarakat maupun bantuan dari pemerintah pusat. Adapun data jumlah rumah peribadatan diperoleh dari Kantor Departemen Agama Kota Balikpapan adalah sebagai berikut. Tabel V156. Perkembangan Tempat Peribadatan di Kota Balikpapan No Jenis Mesjid Langgar Musholla Gereja Kristen Gereja Katolik Pura Tahun * Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 162

168 7 Vihara Unit 8 Klenteng Unit Sumber Data : Kantor Departemen Agama Kota Balikpapan, data 2015* Berdasarkan tabel menunjukan bahwa dari tahun 2011 sampai dengan 2015 jumlah mesjid mengalami peningkatan sebesar 356 unit mesjid di tahun 2014 jika dibandingkan tahun 2015 sebesar 358 mesjid, sedangkan Langgar mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebanyak 260 jika dibadingkan tahun 2013 sebesar 254 langgar di Kota Balikpapan sedangkan jumlah gereja mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebanyak 130 unit gereja dari jumlah gereja tahun 2013 sebanyak 103 unit gereja dan, jumlah Pura tetap 2 unit, Vihara menjadi 7 unit pada tahun Untuk Klenteng tetap 1 unit sampai tahun Sejalan hal tersebut di atas dilihat dari jumlah fasilitas peribadatan yang berada di Kota Balikpapan ditinjau pula jumlah pemeluk agama di Kota Balikpapan berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan adalah sebagai berikut. No Tabel V157. Jumlah Pemeluk Agama di Kota Balikpapan Jenis Islam Kristen Katholik Hindu Budha Konghuchu Tahun * Sumber Data : Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan,data 2015 Satuan Orang Orang Orang Orang Orang Orang Dilihat dari perkembangan fasilitas peribadatan dan jumlah pemeluk agama di Kota Balikpapan tahun 2015 terdapat perbandingan tempat peribadatan dan pemeluk agama. Pemeluk agama Islam berjumah jiwa dengan jumlah mesjid 358 unit, daya tampung mesjid ratarata 1577 orang, pemeluk agama Krsiten berjumlah jiwa dengan fasilitas Gereja 125 buah berarti setiap gereja digunakan sebagai tempat beribadah ratarata sebanyak 383 orang dan jumlah pemeluk agama Katholik sebanyak orang dengan jumlah gereja sebanyak 5 buah berarti daya tampung ratarata sebesar orang. Sedangkan untuk Pura ada 2 buah dipergunakan agama Hindu sebanyak orang dengan daya tampung ratarata 859, Vihara ada 7 buah, jumlah pemeluk agama Budha orang berarti daya tampung ratarata sebesar 990 orang, jadi ratarata setiap Vihara dipergunakan oleh penganutnya sebanyak 971 orang. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 163

169 Fasilitas Olah Raga Pembangunan dibidang Pemuda dan Olahraga merupakan salah satu program pemerintah dalam mengembangkan dan meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan melalui berbagai kegiatankegiatan yang menunjang pembangunan bangsa dan negara. Pemerintah Kota Balikpapan turut pula ikut serta membina dan mengembangkan potensi dan kemampuan pemuda dalam segala bidang ketrampilan. Sebagai contoh terbentuknya Karang Taruna, Kesatuan Kepemudaan, dan organisasiorganisasi pemuda (misal : KNPI). Selain itu pemerintah Kota Balikpapan juga memberikan berbagai fasilitas bagi pengembangan kemampuan pemuda khususnya pemuda Kota Balikpapan, serta turut pula pihak swasta yang mendukung pengembangan kemampuan masyarakat Kota Balikpapan melalui berbagai fasilitas yang diberikan seperti contoh fasilitas olah raga yang tersebar di pelosok Kota Balikpapan. Fasilitasfasilitas yang tersedia tersebut digunakan untuk meningkatkan kesehatan jasmani, keberadaan fasilitas olah raga sangat dibutuhkan bagi warga yang ada di Kota Balikpapan. Adapun fasilitas olah raga yang tersedia di Kota Balikpapan terdiri dari 14 jenis fasilitas olah raga termasuk kesenian dan sosial (lapangan sepak bola, Basket, Volley Ball, Atletik, Soft Ball, Tennis, Kolam Renang, Fitnes/sanggar, Arena Bolling Bilyard, Bulu Tangkis, Sarana Kesenian, social dan lainlain). Berdasarkan pendataan diperoleh sejumlah data yang berkaitan dengan kepemudaan dan berbagai fasilitas olahraga di Kota Balikpapan, adapun data tersebut ditampilkan pada tabel Jumlah Organisasi Kepemudaan di Kota Balikpapan Tahun 2012 sampai dengan 2014 sebagai berikut. Tabel V158. Jumlah Organisasi Kepemudaan dan Fasilitas Olahraga Kota Balikpapan No Jenis Tahun Satuan 1 Organisasi Kepemudaan Organisasi 2 Sarana Olahraga Buah Sumber Data : Disporabudpar, data 2014/2015 Tabel diatas menunjukan bahwa Organisasi Pemuda untuk 3 (tiga) tahun dimana jumlah organisasi kepemudaan terdapat 13 Organisasi tahun 2013 sampai dengan 2015 tidak adanya pertambahan organisasi kepemudaan di Kota Balikpapan, sedangkan Sarana olahraga pada tahun terdapat 19 buah sarana olahraga, tanpa adanya penambahan sarana olahraga. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 164

170 Kebudayaan Nasional Kebudayaan nasional merupakan bagian terpenting bagi bangsa dan negara, hal tersebut merupakan suatu kekayaan yang menjadi modal dasar bagi pemerintah untuk membina dan memelihara kebudayaan nasional yang beraneka ragam di seluruh kepulauan Indonesia. Atas dasar hal tersebut pemerintah Kota Balikpapan melakukan hal yang sama dalam usaha memelihara dan melestarikan kebudayaan daerah yang terdapat di Kota Balikpapan. Sebagai suatu tinjauan bahwa penduduk Kota Balikpapan merupakan ciri bersifat heterogen didasarkan atas etnis yang mendiami dan bertempat tingga di Kota Balikpapan. Dengan adanya sejumlah etnis tersebut merupakan modal kebudayaan yang bernilai bagi Kota Balikpapan. Dengan adanya etnis tersebut memperkaya akan adanya bahasa daerah yang terdapat di Kota Balikpapan. Selain terdapatnya etnis dan bahasa lokal di Kota Balikpapan, terdapat pula situs/peninggalan prasejarah yang sebagian ada di kelola/dipelihara oleh Pemkot Balikpapan dan ada yang belum hal ini ditunjukan pada table Jenis Kebudayaan Daerah ditinjau dari Etnis, Bahasa Lokal dan Situs/Peninggalan prasejarah di Kota Balikpapan pada Tahun 2013 sampai dengan Tabel.V159. Jenis Kebudayaan Daerah ditinjau dari Etnis, Bahasa Lokal dan Situs/Peninggalan prasejarah di Kota Balikpapan No Jenis Tahun Satuan Jumlah Etnis Jumlah Bahasa Lokal Situs daerah Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Tahun suku Bahasa Buah Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa, di Kota Baikpapan terdapat 26 suku pada tahun 2015, dengan jumlah bahasa local sebanyak 73 bahasa. Sehubungan dengan kebudayaan daerah di Balikpapan terdapat sejumlah situs pada tahun 2015 sebesar 20 buah Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Balikpapan cukup pesat diikuti oleh pertambahan penduduk dari tahun ke tahun terus bertambah untuk itu perlu ditunjang dengan fasilitasfasilitas perdagangan terutama sarana Pasar yang memadai dan pusat perbelanjaan. Sehubungan dengan berkembangannya kota diberbagai sektor Pasar merupakan sarana penting bagi pedagang kecil sampai menengah untuk ikut berpartisipasi dalam perekonomian dan meningkatkan kesejahteraannya. Selain itu, pasar mutlak dibutuhkan karena merupakan akses dari pusat perdagangan berbagai keperluan masyarakat, juga dapat menunjang sektor pertanian maupun industri dalam memasarkan hasilhasilnya. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 165

171 Perkembangan kota khususnya sektor kependudukan dimana jumlah penduduk semakin meningkat termasuk migrasi di Kota Balikpapan, maka perkembangan jumlah pasar sebagai pusat kegiatan perekonomian pada umumnya untuk kegiatan perdagangan dan pelayanan barang perlu untuk ditingkatkan untuk mengantisifasi timbulnya pasarpasar ataupun pedagang liar. Adapun ratio jumlah penduduk dengan jumlah pasar pemerintah tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.V160. Ratio Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Pasar Tiap Kecamatan di Kota Balikpapan Jumlah Jumlah Ratio Penduduk/ No. Kecamatan penduduk Pasar Pasar Balikpapan Timur Kel.Teritip Kel. Lamaru Kel. Manggar Baru Kel. Manggar Balikpapan Selatan Kel. Sepinggan Kel. Gn. Bahagia Kel. Damai Kel. Klandasan Ilir Kel. Klandasan Ulu Kel. Telaga Sari Kel. Prapatan Balikpapan Tengah Kel. Gn.Sari Ilir Kel. Gn.Sari Ulu Kel. Mekar Sari Kel. Sumber Rejo Kel. Karang Rejo Kel. Karang Jati Balikpapan Utara Kel. Muara Rapak Kel. Gn. Samarinda Kel. Batu Ampar Kel. Karang Joang Balikpapan Barat Kel. Margo Mulyo Kel. Baru Ulu Kel. Baru Tengah Kel. Baru Ilir Kel. Kariangau ,161 0,208 0,826 1,124 1,173 0,941 0,363 0,444 0,301 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 166

172 6. Kel. Marga Sari Total ,326 Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan,data 2015 Secara keseluruhan bila dilihat ratio dari jumlah penduduk dengan jumlah pasar di Kota Balikpapan, maka setiap pasar harus dapat melayani orang. Sedangkan bila dilihat dari penyebarannya, maka di Kecamatan Balikpapan Timur ada 2 pasar dengan jumlah penduduk , berarti rasionya 34.24, di Kecamatan Balikpapan Selatan terdapat 10 Pasar dengan jumlah Penduduk berarti rasionya di Kecamatan Balikpapan Tengah terdapat jumlah Penduduk dan di Balikpapan Tengah tidak terdapat pasar maka nilai rasio tidak ada, di Kecamatan Balikpapan Utara ada 5 pasar dengan jumlah penduduk , berarti rasionya 26,424, di Kecamatan Balikpapan Barat dengan jumlah penduduk terdapat 5 Pasar berarti rasionya Dari data tersebut terlihat masih kurang meratanya penyebaran pasar. Penurunan yang terjadi pada jumlah pasar dan pedagang liar di Kota Balikpapan menunjukkan adanya pembinaan terhadap pedagang maupun penertiban pasarpasar liar telah berjalan dengan baik, sehingga yang diperlukan adalah pembangunan dan penyebaran pasar diwilayah yang masih belum mencukupi untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat maupun aktivitas perdagangan. Berkaitan hal diatas, berikut ini disajikan datadata informasi sehubungan dengan keberadaan pasar, mall,pertokoan dan swalayan di Kota Balikpapan. Tabel. V161. Daftar Super Market (Swalayan) di Kota Balikpapan No. N a m a A l a m a t Pasar Gunung Tembak Pasar Klandasan Pasar Baru Pasar Damai Balikpapan Permai Pasar Sepinggan Pasar Manggar Pasar Inpres Kebun Sayur Pasar Butun Pasar Karang Jati Pasar Pandansari Mall Balikpapan Permai Balikpapan Plaza Mall Fantasi Balikpapan Baru Plaza Muara Rapak Balcony / Cahaya Departement Central Kebun Sayur Gunung Mas Hero ( Balikpapan Plaza ) Jl. Mulawarman Balikpapan Jl. Jend. Sudirman Balikpapan Jl. Jend. Sudirman Balikpapan Jl. Jend. Sudirman Balikpapan Jl. Marsma R. Iswahyudi Balikpapan Jl. Mulawarman Balikpapan Jl. A.Yani Balikpapan Jl. MT. Haryono Balikpapan Jl. A. Yani Balikpapan Jl. Soeprapto Balikpapan Jl. Jend Sudirman RT 16 Kel. Damai Jl. Jend Sudirman RT 05 Kel. Klandasan ilirn Jl. MT Haryono RT 52 Kel. Damai Jl. Soekarno Hatta RT 43 Kel Muara Rapak Jl. Jend Sudirman Komp Mall Balcony City RT 07 Kel. Klandasan ilir Jl. Letjend Suprapto RT 23 Kel. Baru ilir Jl. Pandan Sari RT 19 No. 38 Kel Marga Sari Jl. Jl. Jend Sudirman RT 05 Kel Klandasan ilir Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 167

173 20. Hero ( Mall Fantasi ) Jl. MT. Haryono Komp Mall Bpp Baru Kel Damai 21. Maxi Jl. Ruhui Rahayu RT 75 Kel. Gn. Bahagia 22. Ramayana ( Plaza Muara Jl. Soekarno Hatta RT 43 Kel Muara Rapak 23. Rapak ) Jl. Jend Sudirman Komp Balikpapann Permai RT 16 No Malarita ( Ruko BP ) Kel.Damai 25. Maxi Jl. MT Haryono RT 038 Kel Damai 26. Mekar Sari Jl. A. Yani B alikpapan 27. X Mart Jl. Jend Sudirman Komp BP Blok D2 RT 15 No.158 Kel. 28. Maxi Damai 29. Maxi Jl. Soekarno Hatta RT 19 Kel Batu Ampar 30. Maxi Jl. Marsma R. Iswahyudi RT17 No.473 Kel.Sepinggan 31. Hypermat Jl. Jend A.Yani RT 022 No.06 Kel Karang Rejo 32. EWalk Jl. Jend SudirmanRT 05Kel Klandasan ilir 33. Glant Jl. Jend Sudirman Komp. E walk BSB RT 40 No.13.Kel. Gn. 34. Yova Supermart Bahagia 35. Lotte Supermart Jl. Letjend SupraptoRT 23 Kel. Baru ilir 36. Mitra Grosir Jl. Mayjend Sutoyo RT 44 No. 88 Kel Klandasan ilir Sumber Data : Bagian Perekonomian Kota Balikpapan/BPMP2T/DISPRINDAGKOP,data 2015 Tabel V162. Daftar Nama dan Alamat Pusat Pertokoan dan Perbelanjaan/Plaza Di Kota Balikpapan No. N a m a A l a m a t Centre Pertokoan Rapak Klandasan/Cemara Rindang Balikpapan Permai Plaza Balikpapan Tiga Jaya Balikpapan Baru Pertokoan Terminal Rasa Pertokoan Bandar Balikpapan Pertokoan Bukit Damai Indah Bazar Ramayana Mall Fantasi Pantai Mas Klandasan Permai Pasar Baru Square Balikpapan Super Blok Nara Putra Sejati PT. Asa Enginering Grosir PT. Luhur Wisesa PT. Makro Indonesia Sumber Data : Bagian Perekonomian Kota Balikpapan, data 2015 Jl. Jend. A. Yani, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Jend. A. Yani, Balikpapan Jl. Mt.Haryono Ring Road, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Mt. Haryono Ring Road, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Muara rapak, Jl. Soekarno Hatta Balikpapan Baru MT. Haryono Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan MT. Haryono Jl. Marsma Iswahyudi Jl. Projakal Jl. Ruhui Rahayu Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 168

174 Fasiltas Hiburan Dengan melihat kondisi dan potensi wilayah Kota Balikpapan dari aspek geografi dan sosial ekonomi maka Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang Kalimatan Timur dan dimiliknya pantai disepanjang pesisir timur Balikpapan merupakan faktor pendukung utama untuk mengembangkan pembangunan sub sektor pariwisata. Untuk mendukung pembangunan pariwisata di Kota Balikpapan maka perlu meningkatkan penyedian fasilitas sarana dan prasarana pendukung obyek wisata yang diarahkan pada usahausaha yang menggalakan kegiatan ekonomi. Untuk mengetahui perkembangan banyaknya fasilitas hiburan di Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel V163. Jumlah Fasiltas Hiburan di Kota Balikpapan No Nama Fasilitas Hiburan Tahun Bioskop Bilyard Discotik/nigth club Bar Kolam Renang Karoke Bowling (Bola gelending) Area permainan anak Sumber Data : Disporabudpar Kota Balikpapan, data 2015 Kota Balikpapan yang merupakan kota jasa menyebabkan meningkatnya perkembangan fasilitas hiburan seperti tahun 2015 mengalami peningkatan 6,89 % Jasa Perjalanan Dalam banyak hal jasa biro perjalanan dan perhotelan memang nampak berperan dalam perekonomian Kota Balikpapan dari sisi menciptakan lapangan kerja disisi lain menambah pendapatan asli daerah, hanya sejauh mana tingkat Pembangunan jasa biro perjalanan dan Perhotelan, tergantung pada banyaknya perkembangan jasa tersebut dan luasnya kegiatan usaha. Saat ini di Kota Balikpapan dengan jumlah 124 buah biro perjalanan, 60 buah hotel tentunya relatif, apakah memadai atau belum sehingga perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dengan banyak biro perjalanan terbentuk maka memudahkan bagi para wisatawan untuk mengadakan perjalanan ke daerah wisata seperti diketahui bahwa aktivitas kepariwisataan ini telah membuka peluang perusahaan dan kesempatan kerja. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 169

175 Tabel V164 Jumlah Biro Perjalanan yang Ada di Kota Balikpapan No Nama Travel / Biro Perjalanan Alamat Telpon Ket. 1 Areo Travel Jl. Jend. A. Yani N0. 19 Klandasan Ilir Agung Sedayu, PT Jl. Jend Sudirman No. 28 Komp. Pantai Mas Permai 3 Ainur Mitra, PT Jl. Jend. A. Yani (PusKib) No Ainur, PT Jl. Jend. A. Yani (PusKib) No AlAmin Universal, PT Jl. Syafaruddin Yoes 6 AlAmin Universal, PT Komp. Balikpapan Baru, Jl. Baverli Hils CE No AlHusna Mandiri Tour & Travel, PT Jl. Jend. Sudirman Blok A2 No Alwafa Prima, PT Jl. SoekarnoHata Km.1,5 No Alya Jaya, PT Jl. AMD 36 Sungai Ampal 10 Ananda Dwi Cantika, PT Jl. Jend. Sudirman No Ananda Dwi Cantika, PT Jl. Markon Gg. Bukit Mutiara No Andalan Lintas Boemi, PT Jl. Padat Karya No Angkasa Express, PT Jl. Jend A. Yani No Antartika Jaya Abadi, PT Jl. Jend A. Yani ( Hotel Budiman ) No Arjuna, CV Jl. Jend Sudirman, Balikpapan Permai No Artha Wisatama, PT Jl. Syafaruddin Yoed 17 Asia Permata Wisata, PT Jl. Jend. Sudirman A/19 18 Asia Travel, PT Jl. Jend A. Yani No Aslam Permta Tour & Travel Jl. Sepinggan Baru No Atika Berkah Bersama, PT Jl. SoekarnoHata No / Aulia Anugrah Abadi, PT Jl. Mayjen Sutoyo No / Exel Express, PT Jl. SoekarnoHata, Bhumi Nirwana Balikpapan Makmur Jaya Travel Jl. Pandan Baru No BAM Wisata Travel Jl. Jend. Sudirman No Bandar Balikpapan Jl. Jend. A. Yani No Bandar Travel Jl. Jend. A. Yani No Bayu Amorga, PT Jl. Cendrawasih No Bayu Amorga, PT Jl. Cendrawasih No Bayu Buana Travel, PT Bandar Balikpapan, No Bina Mitra Utama, CV Jl. Bina Raga No Bintang Mega Jl. MT. Haryono, Ringroad Borneo Mitra Wisata Travel Jl. Jend. Sudirman No BPU Dayakindo Kalimantan Putra, PT Jl. SoekarnoHatta, Plaza Muara Rapak Blok RB 34 Cahaya Indonesia Wisata, PT Jl. Jend A. Yani No Cahaya Mulia Travel Jl. Jend. A. Yani No Cahaya Surya Purnama, PT Jl. MT. Haryono No Cakrawala Tour & Travel Balikpapan Baru Blok, AB2/ Cendana Mitra Perkasa, PT Jl. SoekarnoHatta Km. 3, Chandra Wirapati Travel Jl. Jend. Sudirman No. 315 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 170

176 No Nama Travel / Biro Perjalanan Alamat Telpon Ket. 40 CIM Tour & Ravel, PT Jl. Kutilang Blok HI No Citra Ikhwan Mandiri, PT Jl. Kutilang V No Daya Putra Balikpapan, PT Jl. Pandan Barat Barat No Dayakindo Kalimantan Utara, PT Jl. SoekarnoHata Km. 5 No Duta Jiwa, PT Jl. SoekarnoHata Km. 2 No Duta Jiwa, PT Jl. SoekarnoHata Km. 2 No Ema Mandiri Abadi, CV Jl. Persatuan No Era Guna Perkasa, PT Sepinggan Pratama SQ 1 No Erny Duta Wisata, PT Komp. Balikpapan Baru, BE1/10 49 Fajar Ayu Erapratama, PT Balikpapan Permai F1/54 50 Fajar and Salsa Bersaudara Tour Jl. Marsma R. Iswahyudi No Fercis Tour & Travel, PT Jl. MT. Haryono, No. 15 Ringroad Gelora Equatorial Travel, PT Jl. ARS Muhammad No Guntur Adam Jaya, PT Jl. Marsma R. Iswahyudi No Hariza, PT Komp. Balikpapan Baru FJ03/22 55 Hasmatu Rizgi Abadi Komp. Balikpapan Baru Sentra Eropa II Blok AB 56 Hidayah, CV Jl. Letjend. Suprapto No Hosana Sendawar, CV Jl. SoekarnoHatta Km. 1 No Imam Harafah Travel, PT Komp. Balikpapan Baru D Indra Kelana Jaya, PT Jl. Mayjen Sutoyo No Infinitas Wisata, PT Balikpapan Permai D4/ Inne Tour & Travel, PT Jl. Jend. Sudirman No Irsil Travel Jl. Srindit Blok B2 No Java Travel Jl. SoekarnoHatta Km. 4, Batu ampar 64 Kakaban travel, PT Jl. Ruhui Rahayu No. 11 Ringroad 65 Kaltim Adventure Tour & Travel, PT Jl. Jend. Sudirman, C1No Kaltim Raya, PT Jl. Jend Sudirman No Karya Usaha Wisata Wahana, PT Jl. MT. Haryono, No Kilang Mandiri Travel, PT Jl. Jend. Sudirman No Kurnia abadi, CV Jl. MT. Haryono No Kurnia Jaya Jl. SoekarnoHatta Km Kyra Karya Mandiri, PT Jl. SoekarnoHatta Km. 4,5 No La Fista, PT Jl. Jend. Sudirman No Laguna Abadi Tour & Travel Jl. MT. Haryono No Lintas Persada, CV Jl. Wika No Marlin Travel Jl. Jend A. Yani No Mega Herida, PT Jl. Punai No Meteor Citra Wisata, PT Jl. Jend. Sudirman No Meteor Wisata Tour & Travel Jl. Jend. Sudirman No Miraz Travel Jl. Jend. A. Yani Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 171

177 No Nama Travel / Biro Perjalanan Alamat Telpon Ket. 80 Natigor, PT Balikpapan Baru, Blok AB2/ Nesia Wisata, PT Jl. MT. Haryono No /71 82 Nilam Cahya, PT Jl. Mend. A. Yani No Nitas Travel, PT Jl. Letjend. S Parman No Noor Raya Dwi Tour & Travel Jl. Taman Sepinggan No Nurul Islam, PT Balikpapan Baru, Mall Fantasi Blok AB6/ Pelangi Mahakam, PT Jl. MT. Haryono No Permata Asia Jl. SeokarnoHatta Km Pion Mitra Wisata, PT Jl. MT. Haryono No. 58A / Prima Buana Tour & Travel, PT Jl. Marsma Iswahyudi 642/ Prima Buana Wisata Travel Jl. Jend A. Yani No. 3A Prima Buana Wisata, PT Jl. SoekarnoHatta Km. 2, Prima Sekara Karsa Gn. Malang 93 Pusaka 78 Tour & Travel Kopm. BDI Blok II No Radhisa Anna, PT Jl. Ruhui Rahayu Sabena, CV Jl. Jend. Sudirman No /76 96 Sadena Invesindo Travel Jl. Jend. Sudirman No Sawa abdi, PT Ruko Mall Fantasy Juction FJ2 No Sejahtera Jl. SoekarnoHatta Km. No Sejati Travel Jl. MT. Haryono Sepinggan Mitra, PT Jl. Teratai Merah 101 Setya Dirgantara Abadi, PT Komp. Balikpapan Baru D1/ Sol Wisata Nusantara Jl. SoekarnoHattaKm. 4,5 Baru Ampar Sol Wisata Nusantara, PT Jl. SoekarnoHattaKm. 4,5 No Srikandi Berkah Sejat, PT Jl. Jend. Sudirman No Studi Skylink, PT Jl. MT. Haryono 106 Sumber Kencana, PT Jl. Marsama Iswahyudi No Talenta Multi Promosi, PT Komp. BSB Blok C Tata Sarana Trimuda, PT Jl. Aren No Taruna Indah, PT Jl. Teratai Merah Tiariz Travel Jl. Sepinggan Baru No Tiga Cahaya Utama, PT Jl. SoekarnoHatta Km / Toto Gasono Sekawan, PT Jl. Jend. A. Yani No Trans Borneo Jl. Jend Sudirman No Transworld Travel Jl. Jend. A. Yani No Travel X, CVPress Blessondo Komp. Balikpapan Baru D2 No Trijaya Anugrah Wisata, PT Jl. Ery Suparjan No Tsebuay Noor Tour & Travel Jl. Karang Rejo II No Tulip Indah Indotama Tour & Travel Jl. Dr. Soetomo Tusuk Sate SoekarnoHatta No TX Travel Jl. Jemd. A. Yani No Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 172

178 No Nama Travel / Biro Perjalanan Alamat Telpon Ket. 121 TX Travel BB Balikpapan Baru, Blok D2/8 122 Utama Dunia Travel Jl. SoekarnoHatta Km Warna Pelangi Tour & Travel Bandar Balikpapan, N1/ Widya Pratama Indah Tour & Travel Komp. BDI Blok V No. 6 Sumber Data :Disporabudpar Kota Balikpapan, data s/d juli Keterangan : AP BPU BPW CBPU UPW = Agen Perjalanan; = Biro Perjalanan Umum; = Biro Perjalanan Wisata; = Cabang Biro Perjalanan Umum; = Urusan Perjalanan Wisata Perumahan dan Permukiman Berdasarkan arahan pengembangan untuk masingmasing kecamatan dari Rencana Tata Ruang yang Berlaku di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut : Balikpapan Timur; dikembangkan untuk perluasan permukiman disamping obyek pariwisata dan sub sektor perumahan Balikpapan Utara dikembangkan untuk perdagangan dan jasa Balikpapan Barat; dikembangkan untuk perindustrian, dengan titik sentral utama pada kawasan Kariangau. Balikpapan Selatan; dikembangkan untuk perdagangan dan jasa. Balikpapan Tengah; diekmbangkan utnuk permukiman dan fasilitas pelayanan kota. a. Kondisi Perumahan di Kota Balikpapan Pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman akan mengacu kepada kepentingan penduduk yang akan menghuni dan memanfaatkannya. Jumlah total bangunan rumah di Kota Balikpapan untuk kondisi tahun 2001 adalah unit yang berada pada kawasankawasan perumahan / permukiman yang dibedakan berdasarkan klasifikasi : 1. Kawasan Permukiman Teratur dan Terencana 2. Kawasan Permukiman Teratur dan Tidak Terencana 3. Kawasan Permukiman Tidak Teratur dan Tidak Terencana b. Kondisi fisik bangunan rumah Berdasarkan karakteristik fisik bangunan, maka kondisi fisik bangunan rumah dibedakan atas bangunan permanen, semi permanen dan non permanen (temporer). Berdasarkan data yang ada mengenai konsidi fisik bangunan rumah, diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Sebanyak unit rumah (67%) memiliki konstruksi permanen, baik perumahan spontan maupun perumahan terencana yang dikembangkan oleh developer unit rumah (17%) memiliki konstruksi semi permanen, yaitu campuran antara tembok permanen dengan bahan non permanen seperti kayu, bamboo, dll. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 173

179 unit rumah (16%) tergolong konstruksi non permanen (temporer). Jumlah tersebut dimiliki perumahan spontan. Tabel V168. Kondisi Rumah Berdasarkan Jenis Konstruksi / Dinding NO KECAMATAN JENIS KONSTRUKSI PERUMAHAN SPONTAN Permanen Semi Permanen Non Permanen 1 Balikpapan Timur Balikpapan Selatan Balikpapan Tengah Balikpapan Utara Balikpapan Barat Permukiman Spontan Permukiman Terencana JUMLAH TOTAL Sumber Data: DTKP Balikpapan, data 2015 Berdasarkan pendataan perumahan pada tahun 2015 yang dilaksanakan oleh DTKP Kota Balikpapan diperoleh datadata perumahan sebagai berikut : Tabel V168.Kondisi Perumahaan dan Permukiman di Kota Balikpapan No Uraian Data Tahun Satuan 1 Perumnas 5,925 5,925 unit 2 Status Kepemilikan Rumah a. Rumah milik sendiri 95, ,604 unit b. Rumah Sewa 36,372 38,190 unit 3 Jumlah KPR/BTN 18,435 18,803 unit 4 Real Estate 30,826 36,991 unit 5 Kebutuhan Rumah 40,000 40,000 unit 6 Rumah Susun 5 9 unit 7 Kekurangan rumah (back log) 39,911 39,911 unit 8 Jumlah rumah berdasarkan jenis bangunan Permanen 126, ,442 unit Semi permanen Non Permanen 5,438 5,352 unit 10 Ketersediaan Jaringan PLN dan PDAM a. PLN 131, ,794 unit b. PDAM 84,273 96,914 unit 11 Jumlah Rumah berdasarkan kelayakan Layak huni 156, ,202 unit Tidak Layak huni unit 12 Jumlah Bangunan berstatus a. IMB 63,020 65,007 unit b. Non IMB 68,657 91,878 unit Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 174

180 13 Tingkat Kekumuhan Permukiman a. Luas areal permukiman Ha b. Jumlah penduduk 23,625 23,625 Jiwa c. Jumlah keluarga 4,725 4,725 KK Sumber Data: DTKP Balikpapan, data Program Umum Pembangunan Perumahan dan Permukiman Secara umum, program Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kota Balikpapan meliputi : 1. Program Penyediaan Perumahan dan Permukiman a. Pembangunan rumah susun sewa / beli b. Pembangunan RS dan RSS c. Dana bergulir melalui pembangunan RS 2. Progran Perbaikan Perumahan dan Permukiman a. Peremajaan permukiman kota b. Perbaikan prasarana dan sarana lingkungan permukiman 3. Program Pengawasan dan Pengendalian serta Evaluasi I. Penyediaan Perumahan dan Permukiman 1. Pembangunan Perumahan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah a. Relokasi Korban Kebakaran Non Nelayan di damai III sebanyak unit. b. Relokasi korban kebakaran untuk nelayan, di manggar sebanyak 304 unit c. Pembangunan RSS Korpri Gol. I, II, dan III di Sepinggan sebanyak 1057 Unit d. Pembangunan perumahan guru / PGRI sebanyak 400 unit e. Pembangunan perumahan Dinas Pemda sebanyak 79 unit 2. Pembangunan Perumahan yang dilakukan oleh Swasta / Pengembang Sejak tahun anggaran 1994/1995, Walikota Balikpapan telah mengeluarkan persetujuan prinsip diatas areal seluas 1.319,39 Ha dengan rincian rencana dan realisasi pembangunan perumahan sebagai berikut : a. Rencana pembangunan perumahan sebanyak rumah, terdiri dari : RS/RSS sebanyak unit rumah Non RS/RSS sebanyak unit rumah b. Pembangunan perumahan yang telah terealisasi sebanyak unit rumah dengan laus lingkungan perumahan sebesar 551,87 ha, yang terdiri dari RS/RSS : unit rumah (99,08%) Non RS/RSS : 63 unit rumah (0,92%) Selain Program Umum, ada beberapa program perumahan dan permukiman didanai oleh Pemerintah Pusat yang dilakukan di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut : Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 175

181 1. Kawasan Binaan Lamaru Kawasan Binaan adalah sebuah bentuk kegiatan penataan lingkungan perumahan permukiman dengan pola Penanganan Bina Manusia, Bina Usaha dan Bina Lingkungan melalui pendampingan masyarakat. Sasaran dari pola penanganan ini salah satunya adalah menghasilkan sebuah bentuk penanganan yang terpadu dan sinergis antara kebutuhan sebuah program yang harus dilaksanakan dan hubungannya dengan kebutuhan masyarakat setempat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan. Beberapa kesepakatan yang telah dicapai di kawasan binaan Lamaru tepatnya di sekitar bantaran sungai Aji Raden, diantaranya: a. Pengadaaan 10 unit rumah contoh yang akan dikembangkan dan menjadi acuan bagi pembangunan perumahan di sekitar kawasan seluas kurang lebih 12 hektar. b. Keberlanjutan 10 unit rumah contoh ini menggunakan pola dana bergulir yang dikelola oleh masyarakat/pelaku setempat dengan menggunakan lemabaga lokal. c. Lembaga lokal yang dimaksud adalah Koperasi Ajiraden yang merupakan bentukan kesepakatan masyarakat untuk menangani keberlanjutan program penataan kawasan khususnya keberlanjutan pembangunan perumahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. d. Peremajaan dan penataan perumahan permukiman sekitar bantaran sungai aji raden, perbaikan dan pengadaan jembatan kayu sebagai pembatas kawasan permukiman sungai aji raden agar pembangunan tidak mengarah ke sungai. e. Pengadaan fasilitas lainnya seperti pasar. f. Pengadaan jalan lingkungan dan jalan masuk utama ke kawasan. 2. Rancang Bangun Sosial Rancang bangun sosial dan penataan kawasan perumahan permukiman atas air di Kelurahan marga Sari Kecamatan Balikpapan Barat, adalah kegiatan penataan kawasan kampung atas air. Beberapa program terapan yang dilaksanakan pada tahun 2002 ini adalah : a. Pengadaan fasilitas jalan kayu/jembatan/gertak di kawasan kampung atas Air. Pembangunan tersebut diharapkan nantinya akan menjadi sebuah bangunan pembatas atau coastle road yang mampu membatasi perkembangan rumah penduduk ke arah laut/ kawasan perairan milik Pertamina. b. Perbaikan jalan lingkungan sekitar kawasan perumahan permukiman. c. Penataan sarana dan prasana penunjang lainnya. d. Pembangunan 10 Unit Rumah Sewa Milik Pemerintah Kota Balikpapan e. Pembangunan 10 Unit Rumah masyarakat dengan menggunakan dana bergulir. f. Perencanaan penataan kembali kawasan perumahan permukiman yang terpisah akibat musibah kebakaran yang berada di lahan/perairan milik Pertamina, mencakup Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 176

182 2 RT, yaitu RT.29 dan RT.30 sebanyak 140 unit rumah/kk dengan penanganan Relokasi lokal di sekitar kawasan tersebut. g. Perencanaan Pembangunan Jalan/Jembatan kayu/gertak yang menghubungkan beberapa kawasan baik administrasi maupun fungsi kawasan, seperti pelabuhan speed boat penyeberangan, kawasan pasar dan perdagangan, kawasan perkantoran dan fungsi kawasan lainnya. 3. Identifikasi Program Penanganan Sebuah kegiatan dalam tahap perencanaan dan identifikasi dalam penanganan program penataan kawasan di sekitar Bandara Sepinggan yang kumuh dan terus bertambah sehingga tidak terkendali. Sampai saat ini masih saja terdapat pembangunan perumahan masyarakat dengan kondisi yang tidak layak dan berada di kawasan illegal. Keterkaitan dengan penataan kawasan kumuh dan penataan kawasan adalah dengan melakukan studi lapangan untuk menghasilkan pola penanganan yang terpadu antar pelaku, salah satunya dengan memberikan stimulus dengan mengadopsi penataan kawasan pola penanganan partisipatif. 4. Program Perumahan Swadaya Adalah program Perbaikan Perumahan Permukiman masyarakat dengan menggunakan sistem dana bergulir. Dana yang disiapkan/disediakan untuk satu unit rumah dalam tahapan program sebesar Rp , dalam bentuk material sesuai dengan kebutuhan ril masyarakat pemohon. Pola penanganannya adalah dengan menggunakan kelompokkelompok masyarakat mulai dari tingkat kelompok itu sendiri, tingkat kawasan/kelurahan sampai pada pembuatan sebuah lembaga di Tingkat Kota yang nantinya dipersiapkan untuk mengelola manajemen secara keseluruhan dari perguliran dana awal, karena dana awal yang disiapkan berupa stimulan untuk menentukan programprogram sejenis pada tahap lanjutan. Lembaga yang dibentuk dalam tingkat kelompok adalah KSM (kelompok Swadaya Masyarakat) yang anggota berkisar antara 10 s/d 20 orang, yang menjadi salah satu pertimbangannya adalah kedekatan lokasi. Di tingkat kawasan/kelurahan dibentuk BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) yang terdiri dari pengurus BKM itu sendiri dan beranggotakan para ketua KSM. 5. Penataan Kawasan Perumahan Permukiman Sekitar Pasar Gn. Tembak Kelurahan Teritip Perencanaan dalam penataan kawasan Kelurahan Teritip secara Umum. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Balikpapan, bahwa sebagian besar dari Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 177

183 kawasan Kelurahan Teritip merupakan lahan peruntukan bagi kawasan Industri, kawasan Pertanian, kawasan Peternakan dan kawasan perumahan permukiman. Sementara arah kebijakan penataan perumahan permukiman di sekitar kawasan Pasar ditujukan untuk menata daerah sekitarnya agar kepadatan permukiman dapat dikendalikan sedini mungkin. Beberapa kawasan padat permukiman sekitar pasar Gunung Tembak sudah mensyaratkan adanya penataan segera, sebagian besar kawasan permukiman sudah tidak memiliki space yang layak sebagai kesatuan lingkungan termasuk minimnya akses berupa jalan yang memadai untuk mobilisasi kendaraan termasuk mengantisipasi bahaya kebakaran. Selain kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam mengatasi ketersediaan rumah, pihak swasta juga mulai membangun perumahan dari tahun 1994 sampai sekarang. Tetapi semenjak timbul krisis ekonomi melanda Indonesia, pembangunan perumahan hampir terhenti sama sekali, khususnya bagi pengusaha yang mempunyai modal kecil, tetapi pada tahun 2015 sudah mulai tumbuh kembali pembangunan perumah yang dilakukan oleh swasta dalam memenuhi kebutuhan perumahan di Kota Balikpapan. Jumlah pengembang yang kembali aktif seletah krisis ekonomi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel V172. Daftar Pengembang Perumahan di Kota Balikpapan Nama Pengembang PT.Iqbal Bhakti Nusantara PT. Bumi Gapati Graha Indah PT. Castindo Dinamika Raga RSS PT. Panji Griya Borneo PT. Windu Arul Mahakam PT. Adi Guna Gundul PT. Perum Perumnas RSS PT. Nur Sari Alam Raya (Bukit Lamaru) PT. Laut Jaya Mandiri (Pantai Tritip Mas) (Pantai Tritip Mas/Revisi) PT. Berkah Instan (Griya Lestari) PT. Belitar Putra Mandiri PT. Lamaru Paradaisu Umi PT. Libratindo Gemilang (Nirwana Suites Residence) PT. Ranji Karya Kontraktor (Easco Itci) PT. Nusa Makmur Cipta Nuansa PT. Nusa Makmur Cipta Nuansa Ijin Prinsip (Thn) Lokasi Jl. Mulawarman (Batakan) Jl. Mulawarman (Batakan) Jl. Projakal Km. 5,5 Jl. Mulawarman (Batakan) Jl. Mulawarman (Batakan) Jl. Mulawarman (Batakan) J. SoekarnoHatta Jl. Ruhui Rahayu Jl. Pupuk Jl. Telindung (Gn. Empat) RSS Manggar Nelayan Jl. Mulawarman Jl. Mulawarman Kel. Teritip Jl. Mulawarman Kel. Teritip Jl. Mulawarman RT. 10 Lamaru Jl. TPA/Proklamasi Manggar Jl. Sosial RT. 14 lamaru Jl. Marsma Iswahyudi Sepinggan Kelurahan Manggar Kelurahan Manggar Kelurahan Manggar Jl. ALAmin Manggar L. Lahan (Ha) Jml. Bangunan Renc Real Renc Real 11,5 12,33 19,45 13, ,56 10,9 1,7 1,3 10 1,15 10,3 7,6 4,09 2, ,2 5,8 7, ,5 0 30,31 10,5 5,5 0,4 0, Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 178

184 PT. Borneo Abadi Jaya Sumber Data: Dinas Tata Kota Balikpapan, Fasilitas Transportasi Kota Balikpapan sebagai Pintu Gerbang Kalimantan Timur Bagian Selatan merupakan Pusat pengembangan untuk wilayah Selatan. Keberadaannya ditunjang prasarana dan sarana transportasi seperti Bandara Sepinggan maupun Pelabuhan Laut Semayang yang bertaraf internasional, serta transportasi darat yang cukup memadai untuk menuju keseluruh akses kota dengan mudah sehingga dapat memacu peningkatan pertumbuhan sektor unggulan Kota Balikpapan yaitu sektor jasa, industri dan perdagangan, diharapkan kedepan Kota Balikpapan dapat berkembang lebih pesat. Perkembangan sarana perhubungan di Kota Balikpapan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Angkutan Darat dan Sungai A. Angkutan Darat Sarana angkutan dalam Kota Balikpapan terdiri dari kendaraan bermotor roda dua, roda empat, baik angkutan umum maupun angkutan biasa yang dikelompokkan menurut jenis dan kelompoknya seperti tabel dibawah ini: Tabel V173. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Di Kota Balikpapan No Jenis Kendaraan Mobil Penumpang Tidak Umum Mobil Penumpang negara/dinas Mobil Penumpang Umum Bus Tidak Umum Bus Negara/Dinas Bus Umum Truck Tidak Umum Truck Negara/Dinas Truck Umum Truck Khusus PMK Mobil Ambulans /Jenazah Sepeda Motor Pribadi/Swasta Sepeda Motor Dinas Tahun J u m l a h Sumber Data: BPS, 2015 Agar tidak terjadi pengelompokan kepadatan kendaraan umum di ruas ruas jalan tertentu pada jamjam sibuk maka Pemerintah Kota berusaha mengantisipasi dengan melaksanakan pengawasan lalu lintas dengan pemasangan ramburambu lalu lintas, pembangunan sarana transportasi berupa terminal dan shelter. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 179

185 Tabel V173. Jumlah Prasarana Transportasi Darat di Kota Balikpapan Dirinci Per Kecamatan No Prasarana Terminal Shelter Traffic Light Zebra Cross/Marka Bpp. Utara Bpp. Barat Lokasi Penempatan Sumber Data : DLLAJ Kota Balikpapan, 2014/2015 Route / Trayek Angkutan Kota Bpp. Timur 16 Bpp. Tengah Bpp. Selatan Jumlah Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Balikpapan Nomor : /2001 tentang Trayek, Nomor Seri dan Warna Angkutan Kota, maka Route/Trayek baru adalah seperti tabel berikut ini Tabel V174. Route / Trayek dan Jumlah Angkutan Kota (Angkot) yang Beroperasi di Kota Balikpapan Jumlah/Total No Trayek Yang Dilalui/Route (unit) (1) (2) (3) 1 RSS Damai III Terminal Batu Ampar Karang Anyar Kampung Baru PP Dapat Melayani Jurusan 108 Somber, Inpres IV, Gunung Pipa, Gunung IV, Asrama Bukit, Kebun Sayur 2 Terminal Batu Ampar Ma.Rapak Karang Jati Gunung Sari Jl.Mayjend Sutoyo Jl. D.I. Panjaitan Jl. Sungai Ampal Balikpapan Baru PP Dapat Melayani Jurusan: 12 Somber, Jl. Gn. Samarinda III, Jl. Dr. Sutomo, Jl. P. Antasari, Jl. S.Parman. 2A Terminal Damai Jl.MT Haryono Perum. Bpp Baru/RSS Damai III RSS Damai Beriman/Korpri Terminal Batu Ampar PP Dapat Melayani Jurusan : 100 SMUN 4, Ps. Sepinggan, Komp Praja/Pemda, Perum Taman Sari, Bukit Mutiara, Sumber Rejo, Gn Guntur. 3 Terminal Batu Ampar Rapak Gunung Sari Klandasan Pelabuhan PP Dapat Melayani Jurusan : 563 Somber, Gn Samarinda, Sumber Rejo, Karang Rejo, Karang Jati, Jl.P Antasari, Jl. S Parman, Martadinata, Jl Kapten P Tendean, Sentosa, Prapatan. 5Terminal Kampung Baru Kebun Sayur karang Anyar Rapak Gunung Sari Pasar Baru terminal Damai PP Dapat melayani Jurusan : 478 Gunung Empat, Gunung Pipa, Karang Rejo, Jl. P Antasari, Jl. S Parman, Jl. Mayjen Sutoyo 6Terminal Kampung Baru Karang anyar Pelabuhan Klandasan Terminal Damai PP Dapat Melayani Jurusan : 328 Jl. Kapten Tendean, Jl A Fadilah, Gunung Sari, Antasari, Pasar Baru 7 Terminal Damai Sepinggan Batakan Manggar Gunung Tembak PP. Dapat Melayani Jurusan : 298 Ps Sepinggan dan Perumahan Sosial Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 180

186 8Terminal Batu Ampar KM. 24 PP. 71 Sumber Data: BPS, 2013 Jumlah Angkutan Kota (Angkot) yang beroperasi di Kota Balikpapan sebanyak buah kendaraan yang dibagi kedalam 11 (sebelas) route/trayek dan yang aktif sebanyak 8 (delapan) route/trayek (lihat tabel diatas). B. Angkutan Sungai Angkutan penyebarangan Ferry di sumber merupakan sarana penghubung antara Kota Balikpapan dengan Kabupaten Panajam Paser Utara atau yang dikenal juga dengan penyebrangan trans Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Selain itu penyebrangan ini juga sebagai jalur perekonomian untuk perkembangan wilayah Kaltim Khususnya Kota Balikpapan. Untuk mengetahui jumlah penumpang dan kendaraan bermotor yang melalui ferry somber yang terjadi setiap tahunnya dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel V172. Perkembangan Jumlah Penumpang dan Kendaraan Bermotor Yang Melalui Ferry Somber di Kota Balikpapan No. Tahun Jumlah Penumpang Jumlah Kendaraan Roda 2 Roda Sumber Data : PT. ASDP (Persero) Kota Cabang Balikpapan,data 2014/ C. Transportasi Laut Pengembangan fasilitas keselamatan dan kesyahbandaran dibidang perhubungan laut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelabuhan laut Balikpapan menjadi pelabuhan kolektor guna memperlancar arus penumpang, barang dan jasa, untuk menunjang Kota Balikpapan sebagai Kota Industri, Jasa, Perdagangan dan Pariwisata dalam Nuansa Kota Beriman. Kota Balikpapan yang juga dikenal sebagai kota minyak memiliki beberapa buah pelabuhan dan berbagai fungsi, seperti pelabuhan Pertamina diperuntukan sarana eksploitasi dan ekspor minyak yang dikelola oleh Pertamina Daerah Kalimantan Timur, Pelabuhan Umum yang dikelola oleh PT. Pelabuhan IV Indonesia Cabang Balikpapan, Pelabuhan PT. ITCI yang pengelolaan dan fungsinya sebagai pelayanan angkutan barang dan angkutan penumpang khusus bagi karyawan PT. ITCI. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 181

187 Bila kita amati fasilitas kemampuannya, maka Pelabuhan laut Semayang Balikpapan termasuk dalam golongan/status Klas II yang kemampuannya adalah sebagai berikut : Balikpapan : a. Kolam Pelabuhan : Ha b. Kedalaman minimum : 13,00 m c. Kedalaman maximum : 30,00 m d. Kedalaman di depan dermaga : 8 13 LWS e. Kedalaman disekitar kolam pelabuhan : LWS Kampung Baru : a. Kedalaman di depan dermaga : 5 LWS Fasilitas yang dimiliki : c. Dermaga : A. Semayang : Luas = m 2 Konstruksi beton B. Kp. Baru : Luas = 800 m2 Konstruksi beton d. Gudang : A. Semayang : Luas = m2 Konstruksi beton B. Kp. Baru : Luas = 720 m2 Konstruksi beton e. Lapangan : A. Semayang : Luas lapangan penumpukan = m2 Konstruksi beton Penumpukan peti kemas = m 2 B. Kampung Baru : Luas lapangan penumpukan = m2 Belum diperkeras f. Terminal Penumpang : A. Luas = m2 B. Ruang tunggu = 868 m2 C. Lapangan parkir = m 2 g. Alat Mekanik : Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 182

188 A. Forklif = 5 unit B. Crane Darat = 2 unit C. Mobil Pemadam Kebakaran = 1 unit D. Truck Leader = 1 unit E. Tronton = 1 unit h. Alat Apung : A. Kapal Tunda = 3 unit B. Kapal Pandu = 4 unit i. Fasilitas Air Tawar : A. Semayang : o Kapasitas beban max. = 650 ton/m3 o Kapasitan waktu beban max. = 200 ton/jam B. Kampung Baru : o Kapasitas beban max. = 10 ton/m3 o Kapasitan waktu beban max. = 10 ton/jam j. Fasilitas listrik : A. Semayang = 240,00 KVA B. Kampung Baru = 10,60 KVA Selain fasilitas umum tersebut diatas juga terdapat fasilitas pelabuhan/terminal penumpang (2 lantai) yang berukuran m 2. Untuk mengetahui perkembangan jumlah penumpang kapal laut yang melalui Pelabuhan Semayang Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel V177. Realisasi Arus Penumpang Kapal Laut Melalui Pelabuhan Laut Semayang Balikpapan No. Tahun Jumlah Penumpang Embarkasi Debarkasi Jumlah Penumpang * Sumber Data : PT. Persero Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, tahun 2014/2015 Jumlah penumpang yang datang (debarkasi) sampai September 2015 sebesar orang dan untuk keberangkatan baru mencapai orang Jika dilihat Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 183

189 dari kondisi per bulan September, jumlah penumpang baik yang berangkat maupun yang datang akan mengalami kenaikan pada akhir tahun 2015 bila dibandingkan pada tahun 2014, ini terjadi karena dipengaruhi oleh tidak adanya kenaikan biaya angkutan laut pada saat liburan/harihari besar. Sementara untuk perkembangan arus kapal dan arus barang di Pelabuhan Umum Balikpapan baru mencapai 74.28% dan 75.30% bila dibandingkan tahun Tabel V178. Realiasi Arus Kapal di Pelabuhan Umum Kota Balikpapan. No. Uraian Satuan 1. Pelayaran Luar Negeri Call Grt Tahun Pelayaran Dalam Negeri Call Grt Jumlah Call Grt Sumber Data : PT. Persero Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, Berikut merupakan data realisasi arus barang dipelabuhan semayang, sebagaimana tabel berikut ini. Tabel V178. No. Uraian Satuan 1. Impor Ekspor 2. Bongkar Muat Realisasi Arus Barang di Pelabuhan Umum Balikpapan Ton Ton Ton Ton Tahun Jumlah Ton Sumber Data : PT. Persero Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, tahun D. Transportasi Udara Salah satu sarana angkutan penumpang dan barang yang menunjang aktivitas ekonomi, sosial budaya maupun politik di Kota Balikpapan yang mengalami perkembangan sangat pesat adalah Bandara Udara Sepinggan yang letaknya sangat strategis, dengan semakin meningkatnya pergerakan penumpang yang berkunjung ke Kalimantan Timur, maka dapat menunjang program Pemerintah khususnya di Bidang Pariwisata serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Balikpapan. Pertumbuhan pergerakan lalu lintas angkutan udara PT Angkasa Pura 1 Sepinggan, Balikpapan, mengalami perlambatan hingga pertengahan tahun ini akibat imbas dari melemahnya perekonomian daerah. Pertumbuhan jumlah penumpang dan Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 184

190 kargo memang sangat lambat, padahal ini sudah pertengahan tahun dan di asumsikan jumlah penumpang domestik dapat tumbuh mencapai 8,3 juta, dan penumpang internasional mencapai hingga akhir tahun. Berdasarkan data dari Angkasa Pura 1 Sepinggan,pada periode JanuariMei 2014 jumlah penumpang datang dari penerbangan domestik di bandara tersebut mencapai penumpang, sementara jumlah penumpang yang berangkat mencapai penumpang. Pada penerbangan internasional di periode yang sama, Angkasa Pura mencatat jumlah penumpang datang mencapai penumpang dan penumpang berangkat mencapai penumpang. Sementara pada periode JanuariJuni 2015, jumlah penumpang datang sebesar penumpang dan penumpang yang berangkat sebesar penumpang. Pada penerbangan internasional di periode yang sama, jumlah penumpang yang datang sebesar penumpang, hal yang serupa juga terjadi pada jumlah penumpang yang berangkat, yakni menurun menjadi penumpang. Pada angkutan kargo selama periode JanuariDesember 2014, Angkasa Pura mencatat kargo datang domestik mencapai ,13 ton dan kargo berangkat mencapai ,44 ton. Adapun angkutan kargo internasional tercatat sebanyak 1.143,02 ton datang dan 683,90 ton kargo berangkat dari bandara tersebut. Pada periode tahun 2015, kargo domestik yang berangkat sebesar ,66 ton dan kargo internasional sebesar 8.769,21 ton saja. Sedangkan pergerakan pesawat Domestik dan Internasional tahun 2010 sampai dengan 2015, sebagai berikut. Tabel V. Pergerakan pesawat Domestik dan Internasional Tahun 2010 sampai dengan 2015 Pergerakan Pesawat Domestik Tahun Jenis Pergerakan Datang Berangkat Transit Lokal Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 0 0 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos Pesawat Penumpang Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 185

191 Tahun Jenis Pergerakan Datang Berangkat Transit Lokal Bagasi Kargo Pos Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos Pergerakan pesawat Internasional Tahun Jenis Pergerakan Datang Berangkat Transit Lokal Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 0 0 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 0 0 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 186

192 2010 Pos 0 0 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 0 0 Sumber Data : PT (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Sepinggan Balikpapan,2015 Tabel V180. Perusahaan Penerbangan Domestik Yang Menggunakan fasilitas Bandar Udara Sepinggan Balikpapan No. Tahun Nama Perusahaan Jenis Pesawat Garuda Lion Air Sriwijaya Batavia Air Merpati Kalstar Trigana Mandala B B B A.320 B ATR 42 B Garuda Lion Air Sriwijaya Batavia Air Merpati Kalstar Trigana Mandala Garuda Lion Air Sriwijaya Batavia Air Merpati Trigana Kalstar Mandala Garuda Lion Air Sriwijaya Batavia Air MerpatI Trigana Kalstar Garuda Indonesia Air Asia Lion Air Citilink Silk Air Sriwijaya Air Airfast Kalstar Pelita Air Susi Air B B B A.320 B ATR 42 B B B B A.320 B B ATR 42 B B B B A320 B B ATR 42 B B B B B B ATR 42 ATR 42 Fokker 28 Piagio Avanti II P180 Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 187

193 Garuda Indonesia Air Asia Lion Air Citilink Silk Air Sriwijaya Air Airfast Kalstar Pelita Air Susi Air B B B B B B ATR 42 ATR 42 Fokker 28 Piagio Avanti II P180 Sumber Data : PT (Persero) Angkasa pura I Cabang Bandar Udara Sepinggan Balikpapan,2014 * Kota Rute Penerbangan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman : Jakarta Surabaya Makasar Yogyakarta Berau Banjarmasin Bontang Samarinda Pontianak Kuala Lumpur Singapura Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 188

194 BAB VI PENUTUP Buku Data Pengembangan Sistem Informasi Daerah Kota Balikpapan memuat identifikasi data / fakta spasial dari suatu wilayah yang disajikan dalam bentuk buku Kesimpulan Kesimpulan dari pada penyusunan Buku Data Pengembangan Sistem Informasi Daerah Kota Balikpapan adalah : 1. Program Pengembangan Sistem Informasi Daerah disusun berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Dekonsentrasi Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah yang merujuk pada Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan Daerah, Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 25 Tahun 2002 tentang Pedoman Kebutuhan Teknis Sistem Komunikasi dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemdadan merupakan kelanjutan atau pengembangan dari program yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu Program Pengembangan Data Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (PDP3D). 2. Data numerik yang dikembangkan dalam program Pembangunan daerah meliputi 8 kelompok data, yaitu : 1). Data Umum, 2). Sosial Budaya, 3). Sumber Daya Alam, 4). Infrastruktur, 5). Industri perdagangan, Lembaga Keuangan, Koperasi Usaha dan Investasi, 6). Ekonomi dan Keuangan, 7). Politik, Hukum dan Keamanan, serta 8). Data Insidential. 3. Penyempurnaan dan pemantauan data penting dan sistem informasi Pembangunan daerah memerlukan evaluasi kondisi existing dan rencana pengembangannya guna mendukung good governance melalui prinsipprinsip transparansi, partisipasi dan akuntanbilitas sangat ditentukan dengan adanya sistem informasi Pembangunan daerah yang aksesibel dan updated Saran Saran dari pada penyusunan Buku Data Pengembangan Sistem Informasi Daerah adalah : 1. Pengembangan sistem informasi daerah Kota Balikpapan perlu dipaduserasikan dengan proses musyawarah perencanaan pembangunan daerah. 2. Dukungan data dari dinas / instansi belum maksimal, perlu koordinasi dan sinkronisasi yang optimal, karena belum sinerginya data yang dibutuhkan oleh Pembangunan daerah dengan data yang ada pada dinas/instansi. 3. Diperlukan adanya infrastruktur pendukung (software dan hardware) sehingga program pembangunan sistem informasi daerah dapat bersinergi dengan pemerintah propinsi dan pemerintah pusat. Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan No 189

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BALIKPAPAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BALIKPAPAN TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BALIKPAPAN TAHUN 1994-2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 9 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Kegiatan penelitian dilakukan di salah satu tambang batubara Samarinda Kalimantan Timur, yang luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 24.224.776,7

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016

HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 No Nilai SKM Nilai SKM 1 Dinas Pasar (UPT.Pandansari) 56.32 C 48.71 C 2 Dinas Pasar (UPT Pasar Baru) 58.89 C 3 Dinas Pasar (UPT Klandasan) 66.97

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan pengamatan awal, daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbedaan tinggi dan ralief yang tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur pada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TUJUH KELURAHAN DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TUJUH KELURAHAN DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TUJUH KELURAHAN DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian Morfologi muka bumi yang tampak pada saat ini merupakan hasil dari proses-proses geomorfik yang berlangsung. Proses geomorfik menurut

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 8 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Sejarah Singkat CV Jasa Andhika Raya CV Jasa Andhika Raya (CV JAR) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha pertambangan batubara dan berkedudukan di Desa Loa Ulung,

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR S A R I Oleh : Sjaiful Ruchiyat, Arismunandar, Wahyudin Direktorat Geologi Tata Lingkungan Daerah penyelidikan hidrogeologi Cekungan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses

Lebih terperinci

Bab II Geologi Regional

Bab II Geologi Regional BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1. Geologi Regional Kalimantan Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang kompleks. Hal tersebut dikarenakan adanya interaksi konvergen antara 3 lempeng utama, yakni

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang perlu

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI TAMBANG DALAM PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DAERAH SUNGAI MERDEKA, KAB. KUTAI KARTANEGARA, PROV. KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN POTENSI TAMBANG DALAM PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DAERAH SUNGAI MERDEKA, KAB. KUTAI KARTANEGARA, PROV. KALIMANTAN TIMUR KAJIAN POTENSI TAMBANG DALAM PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DAERAH SUNGAI MERDEKA, KAB. KUTAI KARTANEGARA, PROV. KALIMANTAN TIMUR Rudy Gunradi 1 1 Kelompok Program Penelitian Konservasi SARI Sudah sejak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL II.1 Fisiografi Cekungan Kutai Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan di Indonesia yang menutupi daerah seluas ±60.000 km 2 dan mengandung endapan berumur Tersier dengan ketebalan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

III.1 Morfologi Daerah Penelitian TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi suatu daerah merupakan bentukan bentang alam daerah tersebut. Morfologi daerah penelitian berdasakan pengamatan awal tekstur

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian berada pada kuasa HPH milik PT. Aya Yayang Indonesia Indonesia, yang luasnya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Secara administratif PT BJA berlokasi di Desa Sungai Payang, Dusun Beruak, Kecamatan Loakulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,

Lebih terperinci

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta ABSTRAK Daerah penelitian terletak di daerah Gunung Bahagia, Damai, Sumber Rejo, Kota Balikpapan,

Lebih terperinci

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta, BAB II Geomorfologi II.1 Fisiografi Fisiografi Jawa Barat telah dilakukan penelitian oleh Van Bemmelen sehingga dapat dikelompokkan menjadi 6 zona yang berarah barat-timur (van Bemmelen, 1949 op.cit Martodjojo,

Lebih terperinci

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN 4.1 Geomorfologi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan secara singkat mengenai geomorfologi umum daerah penelitian, dan pada bab ini akan dijelaskan secara lebih

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Keadaan Geografi Daerah Penelitian 2.1.1 Lokasi Penambangan Daerah penyelidikan berdasarkan Keputusan Bupati Tebo Nomor : 210/ESDM/2010, tentang pemberian Izin Usaha Pertambangan

Lebih terperinci

REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN TAHUN

REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN TAHUN REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2012-2032 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan TKP432 Disusun Oleh: Kelompok 8 Kelas B Yonika Evidonta 21040113120002 Nofika Fitasari

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL Daerah penelitian ini telah banyak dikaji oleh peneliti-peneliti pendahulu, baik meneliti secara regional maupun skala lokal. Berikut ini adalah adalah ringkasan tinjauan literatur

Lebih terperinci

GEOLOGI DAERAH KLABANG

GEOLOGI DAERAH KLABANG GEOLOGI DAERAH KLABANG Geologi daerah Klabang mencakup aspek-aspek geologi daerah penelitian yang berupa: geomorfologi, stratigrafi, serta struktur geologi Daerah Klabang (daerah penelitian). 3. 1. Geomorfologi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Morfologi secara umum daerah penelitian tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur

Lebih terperinci

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P / BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Secara administratif wilayah IUP Eksplorasi CV Parahyangan Putra Mandiri, termasuk di dalam daerah Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Geomorfologi daerah penelitian ditentukan berdasarkan intepretasi peta topografi, yang kemudian dilakukan pengamatan secara langsung di

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium BALAI BESAR KERAMIK Jalan Jendral A. Yani 392 Bandung. Conto yang digunakan adalah tanah liat (lempung) yang berasal dari Desa Siluman

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013-2032 I. UMUM Ruang yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI 6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA) ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA) Nandian Mareta 1 dan Puguh Dwi Raharjo 1 1 UPT. Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Jalan Kebumen-Karangsambung

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibentuk berdasarkan UU no.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

19 Oktober Ema Umilia

19 Oktober Ema Umilia 19 Oktober 2011 Oleh Ema Umilia Ketentuan teknis dalam perencanaan kawasan lindung dalam perencanaan wilayah Keputusan Presiden No. 32 Th Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Kawasan Lindung

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Foto 3.7. Singkapan Batupasir Batulempung A. SD 15 B. SD 11 C. STG 7 Struktur sedimen laminasi sejajar D. STG 3 Struktur sedimen Graded Bedding 3.2.2.3 Umur Satuan ini memiliki umur N6 N7 zonasi Blow (1969)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Kondisi Geomorfologi Bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses eksogen dan proses endogen. Proses endogen adalah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undang-undang Nomor 24

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN GEOLOGI BAB II TINJAUAN GEOLOGI II.1 GEOLOGI REGIONAL Kerangka tektonik Kalimantan Timur selain dipengaruhi oleh perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi Lempeng Pasifik, Hindia-Australia dan Eurasia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pesisir Pantai Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Daerah daratan merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Bentuk dan Pola Umum Morfologi Daerah Penelitian Bentuk bentang alam daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal tekstur berupa perbedaan tinggi dan relief yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA : GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA : GEOLOGI REGIONAL BAB II TINJAUAN PUSTAKA : GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Regional Fisiografi Cekungan Kutai pada bagian utara dibatasi oleh tinggian Mangkalihat dengan arah barat laut tenggara, di bagian barat dibatasi

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN BANDUNG UTARA DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG DAN KABUPATEN BANDUNG

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 43 Tahun 1996 Tentang : Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha Atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas Di Dataran MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 18 Geologi Daerah Penelitian BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1. Geomorfologi Daerah Penelitian merupakan daerah perbukitan bergelombang dengan ketinggian yang berkisar antara 40-90 meter di atas

Lebih terperinci

BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI

BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI 2.1 KESAMPAIAN DAERAH 2.1.1 Kesampaian Daerah Busui Secara geografis, daerah penelitian termasuk dalam daerah administrasi Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Pasir,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Analisa geomorfologi merupakan sebuah tahapan penting dalam penyusunan peta geologi. Hasil dari analisa geomorfologi dapat memudahkan dalam pengerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2005 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA POLA RUANG

BAB 4 RENCANA POLA RUANG 4.2 Kawasan Budidaya 4.2.1 KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN A. PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ahan pertanian di Kota Balikpapan relatif terbatas luasan dan sebarannya. Kegiatan pertanian yang terdapat

Lebih terperinci