Edisi xii, Oktober 2014
|
|
- Budi Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Edisi xii, Oktober 2014 hingga manfaat dari anggota koperasi lain yang bisa menjadi sumber SDM dalam menjalankan usahanya. Seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya bahwa koperasi mahasiswa merupakan jenis koperasi yang digolongkan berdasarkan pada jenis anggota. Koperasi mahasiswa atau yang sering disebut Kopma adalah koperasi yang beranggotakan mahasiswa dari Perguruan Tinggi tertentu namun pada beberapa Kopma juga menerima anggota yang berasal dari luar Perguruan Tinggi. Namun, tidak semua Perguruan Tinggi memiliki Kopma tergantung pada kebutuhan dan sumber daya yang dimilikinya. Kopma didirikan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan minatnya terhadap kewirausahaan disamping juga untuk kepentingan bisnis. Sebagian besar bidang usaha Kopma adalah berbentuk toko eceran, kafe, kantin, jasa fotokopi, jasa pembiayaan dan sebagainya. Pengelolaan terhadap Kopma kurang lebih sama dengan pengelolaan pada koperasi jenis lain karena yang membedakan hanyalah jenis anggotanya. Koperasi Mahasiswajuga memfasilitasi anggotanya dalam sebuah proker simulasi bisnis untuk mendukung terealisasinya ide bisnis yang dimiliki anggota. Melalui pengumpulan simpanan pokok dan simpanan wajib atau iuran sejenis lainnya, anggota koperasi bisa mendapatan kesempatan untuk memperoleh modal untuk menjalankan ide bisnisnya. Dalam suatu kondisi, Koperasi Mahasiswa perlu menyusun suatu rancangan bisnis agar seluruh ide bisnis yang akan direalisasikan bisa saling terintegrasi dan terorganisir. Hal ini ditujukan agar ide bisnis bisa dijalankan dengan sungguh-sungguh dan memiliki mental ingin maju agar bisa menjadi usaha yang besar. Koperasi Mahasiswa tentu menjadi imam dalam pelaksanaan setiap ide bisnis yang akan direalisasikan. Koperasi Mahasiswa juga perlu memastikan bahwa seluruh anggotanya bisa terjun langsung dalam menjalankan suatu usaha. Seperti usaha lainnya, jika usaha-usaha tersebut telah berjalan, perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi agar usaha tidak berumur pendek. Akhirnya, jika usaha yang dijalankan memperoleh hasil baik berupa untung atau rugi, hasil tersebut bisa dibagi-bagi kepada seluruh anggota koperasi sesuai dengan kontribusi masing-masing anggota, baik berupa modal ataupun tenaga. KOPMA merupakan tempat membentuk kader-kader koperasi yang sejati. Dengan ciri khas generasi muda sebagai sosok yang dinamis, kreatif, inovatif, dan idealis. Maka KOPMA dalam pengembangan ekonomi rakyat khususnya perkoperasian dapat berperan sebagai : 1. Wadah transformasi nilai-nilai koperasi dalam usaha mensejahterakan anggota dan kehidupan bangsa. Sakdiah 55
2 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi 2. Lembaga pengkaderan yang professional, ideal, kreatif, dan konstruktif. 3. Lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan merupakan katalisator dalam iklim kondusif 4. Lembaga ekonomi yang berwatak social bertujuan meningkatkan perekonomian bangsa dan kesejahteraan anggota. KOPMA sebagai organisasi yang berbasis pendidikan dan pengkaderan dengan usaha yang dikelola oleh mahasiswa beranggotakan mahasiswa mempunyai peran untuk menciptakan kampus bernuansa kewirausahaan dan mencetak kader yang berjiwa entrepreneur. Dengan demikian diharapkan KOPMA dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa. KOPMA sebagai organisasi kampus memiliki dua fungsi strategis, yaitu fungsi pendidikan yang senantiasa memberikan pendidikan perkoperasian bagi anggotanya dan fungsi bisnis yang senantiasa memberikan pelayanan yang optimal untuk memenuhi kebutuhan anggota. Koperasi memiliki fungsi yang paling dekat dengan usaha mikro karena berbasis kerakyatan. Koperasi sebagai salah satu bentuk komunitas usaha menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesejateraan anggota koperasi khususnya, dan masyarakat pada umumnya. koperasi mengimplementasikan nilai-nilai Wirausaha Berkelompok yang berperan untuk memfasilitasi dan memotivasi usaha mikro agar menjadi usaha besar sehingga usaha mikro memiliki perlindungan usaha dan daya saing yang kuat, terutama dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang memungkinkan terjadinya kebebasan persaingan usaha se-asean. G. Kesimpulan Pengembangan jiwa kewirauasahaan bagi mahasiswa di perguruan tinggi dapat dilakukan dengan diadakananya mata kuliah yang berkaitan dengan kewirausahaan dan diimplementasikan dalam wadah yang disediakan oleh perguruan tinggi tersebut melalui koperasi mahasiswa. Artinya, perguruan tinggi bukan hanya berusaha mengembangkan jiwa wirausaha yang dimiliki mahasiswanya dari segi teoritis saja akan tetapi dari segi praktik juga melalui kegiatan koperasi. Dosen- Dosen pengampu mata kulian kewirausahaan adalah orang-orang yang berjasa dalam pembentukan karakter wirausaha mahasiswa-mahasiswa di sebuah perguruan tinggi dengan harapan mahasiswa tersebut akan mampu mengimplementasikan ilmu yang didaptnya bukan hanya di koperasi mahasiswa saja, akan tetapi di kehidupan bermasyarakat pula. 56 Koperasi Mahasiswa sebagai Wadah dalam Mengembangkan
3 Dengan diselenggarakannya koperasi mahasiswa oleh sebuah perguruan tinggi akan membantu mahasiswa dalam mengembangkan kreativitas mereka dibidang usaha dan sebagai wadah yang mempersiapkan generasi muda yang mampu bersaing dalam kondisi pasar masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 mendatang.
4 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Daftar Pustaka Kementerian UMKM dan Koperasi Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 Tetang Perkoperasian. Jakarta. Kustriarini, Endah. Pengembangan Kewirausahaan Melalui Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah. diakses pada Senin, 7/07/2014 pukul WITA dari endahkustiarini.blogspot.com/2012/12/pengembangan-kewirausahaanmelalui.html Rukmini, Euis. Fungsi Kewirausahaan Koperasi Dalam Meningkatkan Sisa Hasil Usaha (Shu) Dan Pertumbuhan Koperasi. Diakses pada Snin, 7/07/2014 pukul WITA dari Gerry. C, Susana. C. & Nogueira. F Tracking Student Entrepreneurial Potential: Personal Attributes and the Propensity for Business Start-Ups after Graduation in a Portuguese University. International Research Journal Problems and Perspectives in Management, 6(4): Gorman, G., Hanlon, D. & King, W Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education and Educa-tion for Small Business Management: A Ten-Year Literature Review. International Small Business Journal, 15(3): Gurbuz, G. & Aykol, S. 2008, Entrepreneurial Intentions of Young Educated Public in Turkey. Journal of Global Strategic Management, 4(1): Hisrich, R.D. & Peters, M.P Entrepreneurship: Starting, Developing and Managing A New Enterprises. Third Edition. New York: McGraw-Hill. Jenkins, M. & Johnson, G Entrepreneurial Intentions and Outcomes: A Comparative Causal Mapping Study. Journal Management Studies, 34, Johnston, K.A, Andersen, B.K., Davidge-Pitts, J. & Ostensen-Saunders, M Identifying ICT Entrepreneurship Potential in Students. Paper was presented at the Proceedings of Informing Science & IT Education Conference (InSITE), Italy, Juni. Kemenkop dan UKM, Data Kewirausahaan dari Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM per Januari Jakarta. Kourilsky, M.L. & Walstad, W.B Entrepreneurship and Female Youth: Knowledge, Attitudes, Gender Differences and Educational Practices. Journal of Business Venturing, 13(1): Koperasi Mahasiswa sebagai Wadah dalam Mengembangkan
5 Edisi xii, Oktober 2014 Kourilsky, M.L. & Carlson, S.R Entrepreneurship Education for Youth: A Curricular Perspective, in Sexton, D.L. & Sanlow, R.W. (Eds.), Entrepreneurship 2000 (page ). Chicago: Upstart Publishing. Krueger, N The Impact of Prior Entrepreneurial Exposure on Perceptions of New Venture Feasibility and Desirability. Entrepre-neurial Theory Practice, 18(1): Littunen, H Entrepreneurship and the Characteristics of the Entrepreneurial Personality. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research, 6(6): Lee, S.H. & Wong, P.K An Exploratory Study of Technopreneurial Intentions: A Career Anchor Perspective. Journal of Business Venturing, 19(1): McClelland, D.C The Achieving Society. Princeton, NJ: Van Nostrand. ISBN Nishanta, B Influence of Personality Traits and Soci-demographic Background of Undergra-duate Students on Motivation for Entrepreneurial Career: The Case of Srilanka. Paper was presented at the Euro-Asia Management Studies Association (EAMSA) Conference, Japan. Priyanto S.H Di dalam Jiwa ada Jiwa: The Backbone and the Social Construction of Entrepreneurships. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana. Rasheed, H.S Developing Entrepreneurial Potential in Youth: The Effects of Entrepreneurial Education and Venture Creation, ( diakses 25 April 2011). Robinson, P.B., Stimpson, D.V., Huefner, J.C. & Hunt, H.K An Attitude Approach to the Prediction of Entrepreneurship. Entrepreneurship Theory and Practice, 15(4): Sukamto, dkk. (1995). Pedoman penelitian. Yogyakarta : Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta. Tjahjono, H.K. & Ardi, H Kajian Niat Mahasiswa Manajemen Universitas Muham-madiyah Yogyakarta untuk Menjadi Wira-usaha. Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, 16(1): Vesper, K.H. & McMullan, W.E Entrepreneurship: Today Courses, Tomorrow degrees?. Entrepreneurship Theory and Practice, 13(1): Sakdiah 59
6 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Wu, S. & Wu, L The Impact of Higher Education on Entrepreneurial Intentions of University Students in China. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(4): Yohnson Peranan Universitas dalam Memotivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(2): Zimmerer, W.T Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Third Edition. New York: Prentice-Hall. 60 Koperasi Mahasiswa sebagai Wadah dalam Mengembangkan
7 PARTAI POLITIK DAN PEMILIH PEMULA M. Liwa Irrubai (Dosen Jurusan Pendidikan IPS-Ekonomi FITK IAIN Mataram) Abstrak Salah satu fungsi partai politik yakni komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi politik dari pemerintah kepada masayarakat dan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Parpol di sini berfungsi untuk menyerap, menghimpun (mengolah, dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan suatu kebijakan. Pemilih pemula adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu. Metode Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, sumber data yaitu mahasiswa semester 1 Jurusan Pendidikan IPS-Ekonomi FITK IAIN Mataram, pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, dan analisis data dengan analisis data domain. Hasil pembahasan bahwa Partai politik belum sepenuhnya mau dan mampu melaksanakan salah satu fungsinya yaitu sosialisasi politik melalui pendidikan politik secara langsung khususnya kepada para pemilih pemula yang didominasi oleh pelajar kelas 3 SMA dan mahasiswa semester 1 yang berusia tahun. Demikian juga pemilih pemula tidak mengetahui dengan jelas platform, visi dan misi partai politik yang akan dipilihnya. Hal ini dibuktikan dengan rendahkan pengetahuan pemilih pemula tentang jumlah dan nama partai politik yang mengikuti pemilu tahun Kata Kunci: Partai Politik, Pemilih Pemula A. Pendahuluan Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di dunia, hal ini dibuktikan dengan system demokrasi yang dianut yaitu demokrasi Pancasila. Pada prinsipnya demokrasi Pancasila adalah demokrasi dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila seperti nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan nilai keadilan.
8 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Parameter tegaknya demokrasi yaitu 1) Pemilihan umum, 2) Susunan kekuasaan negara, dan 3) Kontrol rakyat. (ICCE UIN Jakarta, 2006: 148). Pemilihan umum adalah pengejawantahan system demokrasi. Melalui pemilu, rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam parlemen dan dalam struktur pemerintahan. (May Rudi, 2011: 87). Peserta pemilu umumnya partai politik. Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Salah satu fungsi partai politik yakni komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi politik dari pemerintah kepada masayarakat dan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Parpol di sini berfungsi untuk menyerap, menghimpun (mengolah, dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan suatu kebijakan. Sedangkan pemilih yang terlibat dalam pemilu adalah seluruh warga negara yang sudah memilih hak pilih dan Undang-undang menetapkan bahwa pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. Pada kelompok pemilih ada yang disebut dengan kelompok pemilih pemula yaitu mereka yang berusia tahun, yang untuk pertama kalinya akan berpartisipasi dalam pemilu. Status mereka adalah pelajar, mahasiswa atau pekerja muda. Peneliti dalam hal ini akan membahas tentang salah satu fungsi partai politik yakni komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi politik dari pemerintah kepada masayarakat dan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Parpol di sini berfungsi untuk menyerap, menghimpun (mengolah, dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan suatu kebijakan. Selanjutnya fungsi komunikasi politik ini akan dikaitkan dengan apakah partai politik telah melaksanakan fungsi komunikasi politiknya tersebut kepada pemilih pemula, sehingga tujuan apartai politik untuk mendulang suara pada pemilu dan rekrutmen kader muda dapat terlaksana dengan baik atau tidak. 62 Partai Politik dan Pemilih Pemula
9 Edisi xii, Oktober 2014 B. Landasan Teori 1. Partai Politik a. Pengertian Partai Politik Menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Peran partai politik adalah sebagai struktur kelembagaan politik yang anggotanya bertujuan mendapatkan kekuasaan dan kedudukan politik, mereka juga sebagai sebuah wadah bagi penampungan aspirasi rakyat. (ICCE UIN Jakarta, 2006: 149). b. Tujuan Partai Politik Tujuan parpol adalah untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan/mewujudkan program-program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. c. Fungsi Partai Politik Fungsi parpol sebagai sarana: 1) Parpol sebagai saran komunikasi politik Komunikai politik adalah proses penyampaian informasi politikdari pemerintah kepada masayarakatdan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Parpol disini berfungsi untuk menyerap, menghimpun (mengolah, dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan an menetapakan suatu kebijakan. 2) Parpol sebagai sarana sosialisasi politik Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik mengenai suatu fenomena politik yang sedang dialami suatu negara. Proses ini disampaikan melalui pendidikan politik. Sosialisai yang dilakukan oleh parpol kepada masyarakat berupa pengenalan program-program dari partai tersebut. Dengan demikian, diharapkan pada masyarakat dapat memilih parpol tersebut pada pemilihan umum. 3) Parpol sebagai sarana rekrutmen politik M. Liwa Irrabbani 63
10 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Rekrutmen politik adalah proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk melaksanakan sejumlah peran dalam istem politik ataupun pemerintahan. Atau dapat dikatakan proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk menduduki suatu jabatan ataupun beberapa jabatan politik ataupun mewakili parpol itu dalam suatu bidang. Rekrutmen politik gunanya untuk mencari orang yang berbakat aatupun berkompeten untuk aktif dalam kegiatan politik. 4) Parpol sebagai saran pengatur konflik Pengatur konflik adalah mengendalikan suatu konflik (dalam hal ini adanya perbedaan pendapat atau pertikaian fisik) mengenai suatu kebijakan yang dilakukan pemerintah. Pengendalian konflik ini dilakuakan dengan cara dialog, menampung dan selanjutnya membawa permasalahan tersebut kepada badan perwakilan rakyat (DPR/DPRD) untuk mendapatkan keputusan politik mengenai suatu permasalahan. (ICCE UIN Jakarta, 2006: 150). b. Daftar Nama Partai Politik Peserta Pemilu 2014 Indonesia mengadakan Pemilu tiap 5 tahun satu kali, guna memilih para pemimpin negeri ini. Pemilu yang memiliki kepanjangan dari Pemilihan Umum tersebut memiliki asas, dikenal dengan asas LUBER yang merupakan kependekan dari Langsung Umum Bebas dan Rahasia. Dalam penjabarannya adalah Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri. Daftar nama partai politik peserta pemilu 2014 sesuai nomor urut yang telah disahkan KPU selaku pihak penyelenggara pemilu : No Urut 1 : Partai NasDem No Urut 2 : Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) No Urut 3 : Partai Keadilan Sejahtera (PKS) No Urut 4 : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) No Urut 5 : Partai Golongan Karya (GolKar) No Urut 6 : Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) No Urut 7 : Partai Demokrat 64 Partai Politik dan Pemilih Pemula
11 Edisi xii, Oktober 2014 No Urut 8 : Partai Amanat Nasional (PAN) No Urut 9 : Partai Persatuan Pembangunan (PPP) No Urut 10 : Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) No Urut 11 : Partai Damai Aceh (PDA) No Urut 12 : Partai Nasional Aceh (PNA) No Urut 13 : Partai Aceh (PA) No Urut 14 : Partai Bulan Bintang (PBB) No Urut 15: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Total berjumlah 15 partai peserta pemilu yang terdiri dari 12 partai nasional dan 3 partai lokal 2. Pemilih Pemula a. Pengertian Pemilih Pemula Menurut UU No. 10 tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemilih pemula adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu. Pemilih pemula yaitu mereka yang berusia tahun, yang untuk pertama kalinya akan berpartisipasi dalam pemilu. Status mereka adalah pelajar, mahasiswa atau pekerja muda. b. Orientasi Politik Pemilih Pemula Menurut Muktar Helmi (Divisi sosialisasi, Pend. Pemilih dan Pengembangan SDM) Orientasi politik adalah suatu cara pandang dari golongan masyarakat dalam struktur masyarakat.yang melatarbelakangi orientasi politik yaitu nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan di luar masyarakat kemudian membentuk sikap dan menjadi pola masyarakat memandang objek politik. Sebagai bagian dari komponen bangsa, pemuda tidak dapat melepaskan diri dan menghindar dari politik. Oleh karena hakekat manusia termasuk pemuda adalah zoon politicon atau mahluk politik. Keberadaan dan kiprah manusia termasuk pemuda merupakan bagian dari produk politik dan terlibat baik langsung maupun tidak langsung, nyata maupun tidak nyata dalam kehidupan politik. M. Liwa Irrabbani 65
12 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Partsipasi politik pemuda dalam pemilu langsung menjadi sangat penting dan strategis oleh karena: (1) Pemuda sebagai agen perubahan harus dapat mengawal proses transisi demokrasi kearah yang lebih substantif yakni terlaksananya pemilu secara free dan fair. (2) Untuk mengawal proses tersebut, pemuda dapat berkiprah baik sebagai penyelenggara, peserta ataupun pengawas proses penyelenggaraan pilkada; (3) Pemuda harus dapat tampil sebagai agen penjaga moral dan etika politik dalam proses demokrasi (4) Pemuda harus dapat tampil sebagai penjaga demokrasi; menghormati hak dan kewajiban orang lain, menghargai perbedaan pilihan dan tidak terjebak pada pragmatisme politik. Daya tarik pemilih pemula bagi partai politik yaitu: Lahirnya dukungan dari pemilih pemula yang secara tidak langsung membawa dampak pencitraan berarti untuk pengamanan proses regenerasi kader politik itu sendiri kedepan. Sebagai lumbung emas suara kepada pertai politik 1. Menumbuhkan kesadaran berpolitik sejak dini. 2. Mengembangkan pendidikan politik kepada para remaja agar mampu menjadi aktor politik dalam lingkup peran dan status yang disandang. 3. Menumbuhkan pengertian bagaimana menjalankan hak dan kewajiban politik sebagai warga negara secara baik 1 C. Metode Penelitian 1. Metode dan Pendekatan Penelitian Yang menjadi ontologi atau obyek telaah dalam penelitian ini adalah pemilih pemula yang implicit terkandung dalam fungsi partai politik sebagaimana yang akan diungkapkan oleh informan atau sumber informasi dari mahasiswa yang ada di Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi FITK IAIN Mataram. Karena karakteristik dari obyek telaah penelitian ini bersifat kualitatif, maka metode penelitian yang merupakan sarana epistimologi dari penelitian ini dipilih metode naturalistik atau metode kualitatif. Metode ini dipilih karena sesuai dengan latar (setting) permasalahan dan fokus penelitian yang diteliti penelitian ini bertujuan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati (Sudjana dan Ibrahim, 1989: 92). 1 diunggah tanggal 27 Desember Partai Politik dan Pemilih Pemula
13 Edisi xii, Oktober Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data pokok dari permasalahan yang diteliti. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan kepada peneliti. (Sugiyono, 2012: 62). Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS-Ekonomi FITK IAIN Mataram semester 1 tahun ajaran Teknik Pengumpulan Data Ada tiga teknik pengumpulan data yang dipergunakan peneliti yaitu : observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga teknik tersebut diharapkan dapat saling melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan. Penjelasan dari beberapa cara tersebut akan diuraikan sebagai berikut : a. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang upaya yang dilakukan partai politik sesuai dengan fungsinya khusus pada sosialisasi politik, dan pendapat pemilih pemula tentang upaya partai politik untuk melakukan sosialisasi pada mereka. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Berkaitan dengan ini, S. Nasution (1996: 73) menyatakan bahwa: Dalam teknik wawancara terkandung maksud untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan perasaan responden. Teknik yang akan peneliti tempuh adalah melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) dengan responden penelitian dengan tetap berpedoman pada arah, sasaran dan fokus penelitian ini. Patton dalam Lexy J. Moleong (1996; 140) memberikan enam jenis pertanyaan dan setiap pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara akan terkait dengan salah satu pertanyaan lainnya, enam jenis pertanyaan tersebut adalah : a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku, interaksi komunikasi, pimpinan dan pegawai. b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai. c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan. d. Pertanyaan yang berkaitan dengan indera. M. Liwa Irrabbani 67
14 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi e. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi. Wawancara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap data tentang upaya yang dilakukan partai politik sesuai dengan fungsinya khusus pada sosialisasi politik, dan pendapat pemilih pemula tentang upaya partai politik untuk melakukan sosialisasi pada mereka 4. Studi Dokumentasi Dalam penelitian dokumen ini untuk lebih meyakinkan hasil data yang dijaring dari lapangan digunakan pedoman. Catatan-catatan lapangan sangat diperlukan dalam menjaring data kualitatif, sebagaimana dikemukakan oleh bogdan dan Biklen, alih bahasa oleh Lexy J. Moleong (1996: 153) bahwa catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data kualitatif. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang bersifat dokumenter yang ada pada Jurusan Pendidikan IPS-Ekonomi FITK IAIN Mataram yaitu berupa data mahasiswa dan lainnya. 5. Teknik Analisis Data Data lunak (soft data) merupakan data yang telah terkumpul dari lapangan, berupa uraian-uraian yang penuh deskripsi mengenai kegiatan subyek yang diteliti, pendapatnya dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dan diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kegiatan menganalisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian terutama untuk memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan. Data yang yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan teknik analisis domain untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. (Sugiyono, 2012: 102). Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pendapat pemilih pemula terhadap fungsi partai politik apakah partai politik melakukan sosialisasi politik terhadap pemilih pemula atau tidak. D. Pembahasan Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: dari seluruh responden yaitu mahasiswa semester 1 Jurusan Pendidikan IPS-Ekonomi tahun ajaran sebanyak 243 orang yang ditanya tentang: apakah anda sebagai pemilih pemula pernah diundang dan/atau pernah mengikuti sosialisasi politik oleh salah satu partai politik sebagai pelaksanaan fungsinya sebagai partai politik? Seluruh respondaen 68 Partai Politik dan Pemilih Pemula
15 Edisi xii, Oktober 2014 menjawab tidak pernah diundang dan/atau pernah mengikuti sosialisasi politik oleh salah satu partai politik. Ini artinya bahwa partai politik hanya melakukan sosialisasi secara umum/massal kepada masyarakat dan dilakukan hanya pada saat menjelang pemilihan umum atau pada saat kampanye saja untuk mendulang suara para pemilih. Demikian pula ketika responden ditanya: apakah anda tahu jumlah dan nama partai politik yang mengikuti pemilu tahun 2014? Jawaban responden cukup beragam tetapi 80% menjawab tidak tahu dan hanya 20% yang menjawab mengetahui jumlah partai politik dan nama partai politik yang mengikuti pemilu tahun 2014 walaupun dengan jawaban yang tidak sempurna. Menurut jawaban responden di atas dapat dikemukakan bahwa pemilih pemula pada prinsipnya hanya mengetahui secara umum saja tentang kapan pemilihan umum dilakukan, sedangkan jumlah partai politik dan nama partai politik yang akan dipilih tidak diketahui dengan jelas. Artinya pemilih pemula antusias pada seremoni pemilihan umumnya saja, tetapi tidak mengetahui dengan jelas platform, visi dan misi partai politik yang akan dipilihnya. Pada kondisi di atas jelas bahwa partai politik absen, lalai atau bahkan lupa dalam konteks melaksanakan salah satu fungsinya yaitu sosialisasi politik kepada pemilih pemula/generasi muda kita dengan mengundang mereka atau menghadirkan mereka secara langsung untuk mendapatkan pendidikan politik tentang pemilu, partai politik bahkan tentang bagaimana cara menjadi anggota partai, sehingga rekrutmen kaderpun dapat dilakukan sekaligus. Sebagaimana diungkapkan oleh Muktar Helmi, Daya tarik pemilih pemula bagi partai politik yaitu: Lahirnya dukungan dari pemilih pemula yang secara tidak langsung membawa dampak pencitraan berarti untuk pengamanan proses regenerasi kader politik itu sendiri kedepan. Sebagai lumbung emas suara kepada pertai politik 1. Menumbuhkan kesadaran berpolitik sejak dini. 2. Mengembangkan pendidikan politik kepada para remaja agar mampu menjadi aktor politik dalam lingkup peran dan status yang disandang. 3. Menumbuhkan pengertian bagaimana menjalankan hak dan kewajiban politik sebagai warga negara secara baik Tim ICCE UIN Jakarta, juga menyatakan bahwa peran partai politik adalah sebagai struktur kelembagaan politik yang anggotanya bertujuan mendapatkan kekuasaan dan kedudukan politik, mereka juga sebagai sebuah wadah bagi penampungan aspirasi rakyat. (ICCE UIN Jakarta, 2006: 149). M. Liwa Irrabbani 69
16 Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Berdasarkan hasil penelitian di atas, partai politik belum mau dan mampu melakukan perannya sebagai partai politik untuk melaksanakan salah satu fungsinya dengan baik yaitu pada fungsi sosialisasi politik yang sekaligus berakibat pada fungsi rekrutmen kader dan regenerasi anggota partai dari kalangan muda masih kurang. Sedangkan tujuan partai politik adalah untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan/mewujudkan program-program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu, artinya partai politik harus aktif untuk melakukan pendekatan, sosialisasi dan pendidikan politik khususnya tentang partai politiknya jika ingin mendulang suara yang banyak pada pemilu dan mendapatkan kader partai yang baik, terlebih suara pemilih pemula meningkat signifikan setiap pemilu yang diadakan setiap 5 tahun sekali. E. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat ambil simpulan sebagai berikut: Partai politik belum sepenuhnya mau dan mampu melaksanakan salah satu fungsinya yaitu sosialisasi politik melalui pendidikan politik secara langsung khususnya kepada para pemilih pemula yang didominasi oleh pelajar kelas 3 SMA dan mahasiswa semester 1 yang berusia tahun. Hal ini dibuktikan dengan rendahkan pengetahuan pemilih pemula tentang jumlah dan nama partai politik yang mengikuti pemilu tahun Demikian juga pemilih pemula tidak mengetahui dengan jelas platform, visi dan misi partai politik yang akan dipilihnya, sehingga pemilih pemula hanya antusias memilih karena baru kali pertama memberikan hak pilihnya pada pemilu atau dengan kata lain pemilih pemula antusias pada seremonial pemilu saja. 70 Partai Politik dan Pemilih Pemula
17 Edisi xii, Oktober 2014 Daftar Pustaka Ibrahim, dan Sudjana, N. 1989, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru. May Rudy, 2011, Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Refika. Moehajir, Noeng, 1996, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin, Edisi III. Moleong, J., L., 1994, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 1996, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Singarimbun, Masri, 1987, Tipe, Metode dan Proses Penelitian, dalam Penelitian Survai, Jakarta LP3ES. Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Metode Tim ICCE UIN Jakarta, 2006, Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Jakarta: UIN Press. Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, 2011, Civic Education (Pendidikan Kewarganegaraan), Surabaya: Sunan Ampel Press. Thoha, Miftah, 2005, Birokrasi dan Politik di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. M. Liwa Irrabbani 71
DAFTAR PUSTAKA. Alwi, Hasan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang: UMM Pres Amos, A., & Alex, K. (2014).
Lebih terperinciDr. Ali munhanif, MA.
Dr. Ali munhanif, MA. Orientasi politik adalah suatu cara pandang dari golongan masyarakat dalam struktur masyarakat.yang melatarbelakangi orientasi politik yaitu nilai-nilai yang da di dalam masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: niat kewirausahaan, faktor internal, faktor sikap, faktor kontekstual ABSTRACT
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga) Lieli Suharti dan Hani Sirine Fakultas Ekonomika
Lebih terperinciPeranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH
Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER PROGRAM STUDI AKUNTANSI-FEB UMS, 25 JUNI 2014 ISBN: SUB TEMA: MANAJEMEN DAN EKONOMI
SUB TEMA: MANAJEMEN DAN EKONOMI 513 497 498 514 PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI, PSIKOLOGIS DAN KONTEKSTUAL TERHADAP NIAT KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA (Studi terhadap Mahasiswa Universitas Setia Budi Surakarta)
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke
IV. GAMBARAN UMUM A. Jurusan Ilmu Pemerintahan Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke governance pada dekade 90-an memberi andil dalam perubahan domain Ilmu Pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang lalu pada awalnya dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berkoperasi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan ciri utama sistem pemerintahan yang demokratis. Sedangkan salah satu fungsi dari partai politik adalah pendidikan politik, ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti
Lebih terperinci2016 PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAKOPERASIAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI KOPERASI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dasar hukum koperasi adalah UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Selanjutnya di
Lebih terperinciPARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA PEMILU LEGISLATIF BAGI PARA PEMILIH PEMULA
PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA PEMILU LEGISLATIF BAGI PARA PEMILIH PEMULA (Studi Kasus Pemilu Legislatif Tahun 2014 Desa Sidomulyo Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA Ajzen. (1991). The Theory of Planned Behavior : Organizational Behavior and Human Decision Processes 50, pp 179-211. http://courses.umass.edu /psyc661/pdf/tpb.obhdp.pdf (Diakses tanggal
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.
Lebih terperinciPERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL
PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11 huruf a,b,c,d, dan e. Partai politik berfungsi sebagai, a) sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional, yang dimiliki oleh orang atau sekelompok orang demi memenuhi
Lebih terperinciAnalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau)
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau) Oleh: Budi Azwar, M.Ec. Abstrak Kajian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)
DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK) JAKARTA, 3 APRIL 2014 UUD 1945 KEWAJIBAN NEGARA : Memenuhi, Menghormati dan Melindungi hak asasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat. Demokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014
BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Koperasi adalah suatu badan usaha yang bertujuan mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotannya. Dasar dari prinsip koperasi merupakan
Lebih terperinciKONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK
KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK OLEH DRS. SYAMSUDDIN, M.Si DIREKTORAT POLITIK DALAM NEGERI DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM 1 UU NO
Lebih terperinciREKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...
Lampiran 2 Model F6-Parpol REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI 1 PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 2 PARTAI BULAN BINTANG (PBB) TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas (accountability) merupakan salah satu prinsip atau asas dari paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v
i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan sosial adalah impian bagi setiap Negara dibelahan dunia termasuk di Indonesia. Upaya untuk mencapai mimpi tersebut adalah bentuk kepedulian sebuah Negara
Lebih terperinciTAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI
TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI ENI MISDAYANI, S.Ag, MM KPU KABUPATEN KUDUS 26 MEI 2014 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan manusia
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. PEMBAHASAN Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses Pencalonan Non Partai Pemilihan Kepala Daerah (Tanggapan Partai Politik Khusus DIY) dapat dijabarkan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciPENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI UNTUK MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (SUATU KAJIAN TEORETIS)
PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI UNTUK MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (SUATU KAJIAN TEORETIS) Dumiyati FKIP Unirow Tuban dumiyatis@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi, akuntabilitas, dan dedikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik sendiri hakikatnya adalah sebagai sarana bagi masyarakat atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang sama dengan mengusung
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik
BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN Nomor 11/Kpts/022.658791/III/2014 TENTANG JADWAL KAMPANYE RAPAT UMUM PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN PROF.DR. DWI PURWOKO,MSI,APU
PENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN PROF.DR. DWI PURWOKO,MSI,APU Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik sebagai barometer dari sebuah demokrasi yang berjalan di negara tersebut. Di dalam suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciPENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?
PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif
Lebih terperinciANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi sebagai soko guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi unit desa (KUD) adalah suatu koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi didaerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencakup
Lebih terperinciPARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :
PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : Topan Umboh Abstrak Partsipasi politik politik pemula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciPENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56
Generasi muda merupakan asset terpenting bagi masa depan suatu bangsa. Disadari atau tidak bahwa peran pemuda sangat berpengaruh dalamp roses pembangunan bangsa serta proses kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses staffing yang diterapkan di
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Dasar pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah
Lebih terperinci2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN
PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN Dwi Wahyu Pril Ranto Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Peran kampus sangat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika dan India menjadikan Pemilihan Kepala Daerah sebagai salah satu indikator pelaksanaan demokrasi berbasis
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarakan Pancasila dan
Lebih terperinciPANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK
PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK Disampaikan oleh : Ir. Apri Hananto Sukandar, M.Div Nomor Anggota : A- 419 Yang terhormat Pimpinan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu prosedur penelitian yang
Lebih terperinciTANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK
TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK Makalah Pelengkap FGD Peningkatan Kualitas Kader Pemimpin Nasional Melalui Kaderisasi Partai Politik Tommi A. Legowo Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Lebih terperinciJURUSAN ILMU PEMERINTAHAN ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PROSES POLITIK PEREKRUTAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PERIODE TAHUN 2014-2019 ( Studi di Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Jombang ) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia dihadapkan pada perkembangan dalam berbagai bidang dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia dihadapkan pada perkembangan dalam berbagai bidang dengan sangat cepat. Hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi khususnya
Lebih terperinciPeningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin
Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Jakarta, 14 Desember 2010 Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan? 1. Perempuan perlu ikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang lalu pada awalnya dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berkoperasi
Lebih terperinciPROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep
PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE 2009-2014 Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep 1 SEKILAS DPRD KABUPATEN SUMENEP DPRD Kabupaten Sumenep merupakan lembaga perwakilan rakyat
Lebih terperinciPENINGKATAN JIWA BERWIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN KONDISI KONTEKSTUAL MAHASISWA PTS DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 247-6171 SEMBISTEK 214 IBI DARMAJAYA Desember 214 PENINGKATAN JIWA BERWIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN KONDISI KONTEKSTUAL MAHASISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik, prinsip)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi, akan tetapi pembangunan demokrasi di Indonesia seperti banyak mengalami rintangan dan halangan.
Lebih terperinciMODEL C 1 DPR UKURAN PLANO
MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO CATATAN PENGHITUNGAN SUARA TIAP PARTAI POLITIK DAN CALON ANGGOTA DPR DALAM PEMILU TAHUN 2014 DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA Tempat Pemungutan Suara (TPS).. Desa/Kelurahan *). Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi
Lebih terperinciSURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014
SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014 Data Survei Nasional 15 25 Maret 2013 Prepared by: INDO BAROMETER Jl. Cikatomas
Lebih terperinciUNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN
Kuisioner Persepsi Pemilih Pemula UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN (Siswa Telah Berusia 17 Tahun Pada Tanggal 9 April 2014) Biodata Responden Nama :............................................ Tanggal Lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk lepas dari tangan penjajah negara asing sudah selesai sekarang bagaimana membangun negara dengan melahirkan generasi-generasi berkarakter dalam
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN
Lebih terperinciSTRATEGI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA STMIK MITRA KARYA BEKASI
STRATEGI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA STMIK MITRA KARYA BEKASI Anita Novialumi STIE Tribuana Bekasi Anyta.lumi7@gmail.com Abstract: This study describes on research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara demokrasi. Josep Schumpeter, mengartikan demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat. Pengertian pada esensi itu merupakan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Para siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah mereka yang berumur 17 sampai dengan 21 tahun merupakan pemilih pemula yang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. partai politik lokal. partai politik lokal telah menjadi instrumen utama rakyat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi di Indonesia khususnya daerah Aceh terwujud dari adanya partai politik lokal. partai politik lokal telah menjadi instrumen utama rakyat untuk berkompetensi
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Universitas Sebelas Maret (UNS) menyadari bahwa sesungguhnya mahasiswa merupakan bagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi yang dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan jalannya pemerintahan. Warga negara
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 31 /Kpts/KPU-Kab-012.329506/2014 TENTANG PENETAPAN TANGGAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN KAMPANYE RAPAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Teuku May Rudy (2007
Lebih terperinciUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak
Lebih terperinci