26 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "26 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN"

Transkripsi

1 26 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 26.1 Penelitian dan pengembangan adalah aktivitas secara berkelanjutan untuk meninjau kembali kekuatan dan kelemahan, ancaman dan peluang, memunculkan pilihan-pilihan yang tersedia agar operasi bisnis lebih memuaskan konsumen, melayani masyarakat lebih luas dan lebih bermanfaat bagi stakeholder baik investor, karyawan maupun pemasok, rekanan dan masyarakat. Penelitian dan pengembangan BUMM bisa dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak yang ahli atau berpengalaman di bidang ekonomi, bisnis dan keuangan untuk bersama-sama memberi masukan kepada arah dan strategi BUMM. Mufti Mubarok dalam Manajemen Praktis Kewirausahaan, halaman 37 Inovasi telah menjadi gen dari setiap perusahaan besar di dunia. Kegagalan berinovasi sama artinya dengan kegagalan bersaing. beberapa inovasi yang dapat dilakukan, yaitu 1. Meningkatkan atau menggantikan proses-proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, atau untuk memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan dan kualitas produk barang/jasa yang ada 2. Mengembangkan produk barang atau jasa yang sepenuhnya baru dan semakin tinggi mutunya 3. Memberikan nilai tambah kepada produk barang atau jasa yang telah ada 26.2 Skenario investasi yang tersedia dalam ekosistem BUMM bisa bersaing dengan industri jasa keuangan yang selama ini bergerak menggalang dana masyarakat. Penelitian dan pengembangan diperlukan jika hendak merebut uang yang selama ini disimpan di bank-bank yang mempunyai jaringan yang sedemikian menggurita. Infobank Mei 2016 halaman 40 Per Desember 2015 PermataBank memiliki lebih dari karyawan dengan kantor cabang dan 1545 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang telah terstandarisasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis syariahnya Infobank Mei 2016 halaman 39 Hingga akhir 2015, BRI Syariah tercatat memiliki jaringan kantor pelayanan sebanyak 271 kantor. Selain itu, bank syariah ini terus mengembangkan jalur-jalur distribusi alternatif lainnya, termasuk membuka kantor layanan syariah (KLS) di jaringan kantor milik bank induk, yang sejauh ini telah berjumlah 675 KLS.

2 Infobank Mei 2016 halaman 41 Sepanjang 2015, Danamon Syariah mencatatkan kinerja yang sangat baik Total aset dan total pembiayaan UUS ini tumbuh sangat signifikan masing-masing sebesar 23% dan 28% yakni mencapai Rp 3,6 triliun dan Rp 3,2 triliun. Total pendanaannya pun meningkat yaitu sebesar 22% menjadi Rp 3 triliun. Untuk laba bersih setelah pajak, UUS ini mencatatkan angka Rp 85 miliar. Bagaimana agar BUMM bisa melibatkan entrepreneur Muslim? Bagaimana agar ekosistem BUMM di Indonesia bisa mengelola modal sebesar Rp 1T? Penelitian dan pengembangan BUMM diperlukan untuk menjawab tantangan ini BUMM melakukan review atas dampak terhadap kehidupan warga di sekitar masjid, khususnya dari sisi pemenuhan kebutuhan pangan. BUMM bisa mendapatkan pasokan kebutuhan yang lebih terjangkau warga, dengan kualitas yang lebih baik. Dampak BUMM kepada konsumen. Dampak BUMM terhadap pedagang, dan warung yang ada. Dampak BUMM terhadap lingkungan hidup BUMM melakukan review atas kekuatan dan kelemahan yang ada saat ini dalam membangun pasar Muslim di sekitar masjid. Bagaimana BUMM memahami kebutuhan masyarakat dan memenuhinya BUMM melakukan review atas ancaman dan peluang yang terjadi. Sebagai contoh bagaimana minimarket atau gurita konglomerat menyerbu pasar di sekitar masjid, dan bagaimana bisa merebut pasar tsb BUMM melakukan review terhadap bagaimana investor mendapat keuntungan atau mengalami risiko saat melakukan investasi dalam ekosistem yang dibangun BUMM BUMM melakukan review dalam berbagi kesejahteraan dengan karyawan, dan entrepreneur, juga pemasok

3 26.7 BUMM melakukan review bagaimana telah membangun kolaborasi dengan lembaga Islam lain seperti LAZ, ormas dll BUMM melakukan review seberapa jangkauan pengaruhnya, apakah telah menghubungkan konsumen Muslim di perkotaan dengan petani, peternak atau nelayan Muslim di perdesaan Diskusikan dengan pengurus masjid, menurut mereka bagaimana seharusnya perdagangan ada di kawasan masjid? 2. Diskusikan dengan warga, apa saja kebutuhan yang menurut mereka bisa lebih murah? 3. Diskusikan dengan pedagang, apa saja barang yang menurut mereka sulit dipasok dengan harga murah? Review kembali bisnis Anda, bagaimana Anda akan memperbesar pasar? 2. Review kembali bisnis Anda, apakah Anda bisa mendapatkan pasokan lebih murah? 3. Review kembali bisnis Anda, apakah Anda bisa lebih dekat dengan produsen dalam rantai pasokan?

4 27 KEPERCAYAAN MASYARAKAT 27.1 Kepercayaan terhadap BUMM sebuah adalah indikator yang diukur dengan menggali umpan balik dari semua stakeholder baik investor, konsumen maupun karyawan, dan pemasok tentang bagaimana sebuah BUMM bisa memenuhi tanggung jawabnya dalam menjalankan operasi bisnis terkait penyediaan barang/jasa dan pencapaian target keuangan. Penilaian sebuah Badan Usaha Milik Masjid. Jika dikenal gagal bayar, gagal pemasaran dll maka nilai negatif, dan menghambat perkembangan Sumber : akarta-barat/ Dalam Koperasi Syariah, halaman 182 sebagai lembaga usaha bersama, dalam mengelola dana anggotanya harus memiliki komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah, oleh karenanya dalam proses investasi di sektor riil harus memperhitungkan asas usaha yang halal dan benar serta

5 memiliki prosedur pembelian, penjualan dan penyimpanan barang komoditi dan dokumentasinya serta pengawasan usaha. Sumber barang dan jasa harus diketahui dengan baik Kepercayaan terhadap sebuah operasi bisnis akan jatuh jika aktivitasnya berdampak negatif terhadap lingkungan hidup. Sebagai contoh sebuah bisnis produksi tahu akan jatuh jika membuang limbah ke saluran air dan mencemari saluran air yang merugikan warga sekitar, mengotori air tanah dan menurunkan kualitas kehidupan masyarakat Kepercayaan terhadap sebuah operasi bisnis juga akan jatuh jika gagal melakukan tugas pendahuluan untuk menemukan barang/jasa yang laku dipasar Risiko tidak menjual produk halal bisa terjadi jika dalam operasionalnya BUMM tidak melakukan Quality Control dengan memadai atas barang-barang yang dijual. Atau barang yang dipasok oleh pemasok yang menipu dalam kualitas rendah Risiko tidak dibayar bisa terjadi jika untuk seorang konsumen pembayarannya mendapatkan penundaan tetapi kemudian konsumen tersebut mengalami hal yang menghilangkan kemampuannya membayar Risiko tidak bisa membayar kewajiban bisa terjadi jika arus kas tidak terkelola dengan baik, sebagai contoh jika volume penjualan tidak cukup menghasilkan margin yang bisa digunakan untuk membayar kewajiban seperti upah karyawan Risiko tidak bisa mengembalikan investasi bisa terjadi karena kegagalan operasi bisnis, dan dalam hal ini bisa menurunkan kepercayaan masyarakat ke BUMM Risiko pencurian atau fraud internal, kolusi dengan pemasok dll bisa terjadi jika mekanisme kendali atas operasi bisnis tidak terjadi dengan baik Fraud di KSU BMT Syariah Mandiri.

6 Sigit Prasetya dan Ongky Antonio ditahan Kejaksaan Negeri Mejayan, Kabupaten Madiun, Rabu (16/11/2016). Sigit diduga terkait korupsi uang koperasi sebesar Rp 2,6 miliar, sedangkan Ongky terkait kasus korupsi dana pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diterima KSU BMT Syariah Mandiri, Desa Singgahan, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun tahun 2013 senilai Rp 4 miliar. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Madiun, AKP Hanif Fatih Wicaksono yang ditemui di Kejari Mejayan, Rabu (16/11/2016), mengatakan, kedua tersangka ditahan setelah penyidik tindak pidana korupsi Polres Madiun melimpahkan tahap dua ke jaksa penuntut umum. Uang korupsi, lanjut Hanif, digunakan untuk membeli motor gede dan membayar utang.... Hanif menuturkan, tersangka Sigit merupakan otak dari korupsi dana pinjaman LPDB-KUMKM yang merugikan negara Rp 2,65 miliar, sedangkan Ongky membantu dari aspek administrasi sehingga dana pinjaman itu bisa cair ke KSU BMT Syariah Mandiri Desa Singgahan. "Agar dana itu cair, kedua tersangka membuat peminjam fiktif, rapat fiktif dan laporan pertanggungjawaban fiktif. Bahkan setelah dana cair, tersangka membuat laporan pertanggungjawaban fiktif Rp 1,9 milyar," kata Hanif. Sumber untuk.beli.moge.dan.bayar.utang Temui pedagang di ruko, risiko apa saja yang pernah mereka alami? 2. Temui pedagang di pasar, risiko apa saja yang mereka pernah alami? 3. Temui pedagang online yang Anda kenal, risiko apa saja yang pernah mereka alami? Perhatikan rencana bisnis Anda, risiko apa saja yang paling mungkin Anda alami? 2. Bagaimana Anda akan mengelola risiko tsb? 3. Jika risiko itu terjadi, bagaimana Anda mengelola dampaknya?

7 28 KEPATUHAN 28.1 Kepatuhan pertama yang harus dijalankan oleh BUMM adalah terkait fiqh muamalat Kepatuhan dalam bentuk badan hukum di Indonesia. BUMM harus berbentuk salah satu dari bentuk badan hukum yang diperbolehkan seperti CV, PT atau Koperasi Kepatuhan terhadap perijinan. Jika BUMM meluncurkan produk-produk yang membutuhkan ijin baik ditingkat daerah atau nasional. Dugaan Tindakan Melawan Hukum oleh Pandawa Grup Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi atau Satgas Waspada Investasi baru saja menghentikan seluruh kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan Pandawa Group. Ketua Satgas Waspada Investasi OJK, Tongam L. Tobing mengatakan, pihaknya masih akan terus membidik perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga serupa yang ditengarai dapat merugikan masyarakat. "Kalau (masyarakat) sudah rugi itu siapa yang disalahkan? Pasti kita. Karena kita tiba-tiba menutup (perusahaan). Dan mereka enggak dapat apa-apa. Untuk itu, sebelum ada yang rugi kita bakal hentikan duluan," tutupnya.... Sumber : ang-tarik-dana-masyarakat-tanpa-izin Dugaan Tindakan Melawan Hukum oleh CIS Aktivitas berkedok investasi yang dilakukan oleh PT Cakrabuana Sukses Indonesia (CSI) dan Dream for Freedom, dinyatakan sebagai suatu kegiatan ilegal.

8 Keputusan ini disampaikan OJK dan Satgas Waspada Investasi setelah melakukan penelusuran berdasar keterangan sejumlah saksi, dan bukti dokumen. Bahkan, MUI Kabupaten Cirebon juga telah mengeluarkan fatwa haram terhadap produk CSI karena bertentangan dengan prinsip syariah. Kami telah menetapkan kegiatan PT CSI dan Dream for Freedom melawan hukum. Karenanya akan segera dilakukan tindakan dengan melibatkan instansi terkait, kata Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing dalam siaran pers, Rabu (2/11). Terkait penanganan kasus CSI, beberapa instansi yang akan turun tangan antara lain Kementerian Koperasi dan UKM RI, Bareskrim Polri, dan Kementerian Perdagangan RI. Secara terperinci dia menjelaskan peran Kementerian Koperasi dan UKM yakni melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap BMT Madani Nusantara dan BMT Sejahtera Mandiri. Pasalnya, kantor cabang koperasi itu tidak mengantongi izin tapi digunakan PT CSI untuk menghimpun dana masyarakat dalam bentuk investasi emas, dan tabungan dengan return sekitar 5 persen per bulan. Sementara, Kementerian Perdagangan bertugas memeriksa dugaan penyalahgunaan SIUP karena CSI diduga melakukan kegiatan dengan skema piramida yang dilarang, sebagaimana diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 105 UU Nomer 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.. Kantor Dream for Freedom diketahui telah beroperasi di berbagai daerah. Peserta paling banyak terdapat di Bengkulu, Palembang, dan Jakarta. Dijelaskan Tongam, modus penawaran yang dilakukan perusahaan investasi abal-abal ini dengan cara meminta peserta membayar biaya pendaftaran. Selanjutnya peserta akan memperoleh fasilitas untuk memasang iklan secara cuma-cuma pada sebuah situs website. Mereka diiming-imingi bonus pasif sebesar 1 persen selama 15 hari, dan bonus aktif 10 persen jika berhasil merekrut anggota baru. Pada tahap tertentu peserta akan memperoleh penghasilan tetap antara Rp 5 juta sampai Rp 500 juta per bulan sebagai bonus manajer, ungkapnya. Sumber : Dugaan Tindakan Melawan Hukum oleh CSI Ketua Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (Satgas Waspada Investasi) Tongam L Tobing bercerita, terdapat tiga perusahaan yang menjalankan aktivitas tidak sesuai dengan izin. Perusahaan tersebut menghimpun dana masyarakat.

9 Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Cakrabuana Sukses Indonesia (PT CSI) yang menghimpun dana mencapai Rp 2 triliun dari 7 ribu peserta, Dream For Freedom yang menghimpun dana Rp 3,5 triliun berasal dari 700 ribu peserta dan United Nations Swissindo World Trust International Orbit (UN Swissindo) yang berhasil menghimpun dana Rp 300 juta dari 300 ribu peserta.... Menurut Tonga m, nasib uang tersebut saat ini tidak pasti, karena kegiatan ketiga perusahaan ilegal tidak ada lembaga penjamin simpanan (LPS) yang mengurusi. Seperti lembaga keuangan yang resmi. "Nasib uang nasabah diketahui dan dijamin karena tidak ada LPS seperti perbankan," ungkap Tongam. Banyak uang peserta yang telah dihimpun tidak kembali, karena uang tersebut telah habis digunakan pengurus perusahaan investasi tersebut, yang tidak jelas usahanya. "Banyak yang tidak kembali karena itu sudah habis digunakan pengurus. Hal yang kita tidak tahu usahanya seperti apa," ucap Tongam. Atas ketiga kasus ini, OJK dan Satgas Waspada Investasi menghimbau kepada masyarakat agar sebelum melakukan investasi memastikan perusahaan yang menawarkan investasi tersebut memiliki izin usaha dari otoritas yang berwenang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan. Sumber : si-ilegal 28.4 BUMM juga harus memperhatikan kepatuhan terhadap UU terkait terkait karyawan, buruh atau tenaga kerja 28.5 Pada tingkat omset tertentu, sebuah operasi bisnis harus melaporkan pajaknya. Kepatuhan terkait pajak ini menjadi penting agar BUMM tidak mengalami masalah dengan hukum Sebagai sebuah bisnis, BUMM lebih baik untuk menjaga komunikasi dengan pemerintahan lokal seperti RT, RW atau Desa/Kelurahan 28.7 BUMM wajib selalu mengevaluasi kepatuhan terkait dampak lingkungan hidup

10 28.8 BUMM juga harus mengevaluasi kepatuan terkait dampak sosial Temui pedagang yang Anda kenal, tanyakan bagaimana selama ini dia bekerjasama dengan RT/RW dll 2. Apakah dia melaporkan pajak? 3. Apakah usaha dia menghasilkan limbah ke saluran air buangan? Perhatikan rencana bisnis Anda, apakah membutuhkan keberadaan badan hukum? 2. Apakah nantinya harus melaporkan pajak? 3. Apakah usaha Anda akan menghasilkan limbah?

11 29 MANAJEMEN KONFLIK 29.1 Konflik bisa terjadi dan berdasarkan pengalaman yang ada telah terjadi. Bagaimana mengatasi konflik ini? Taufiq Ismail dalam Mencari Sebuah Masjid : Aku diberitahu tentang masjid yang beranda dan ruang dalamnya tempat orang-orang bersila bersama dan bermusyawarah tentang dunia dengan hati terbuka dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian dan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikan dalam simpul persaudaraan yang sejati dalam hangat sajadah yang itu juga terbentang di sebuah masjid yang mana Tumpas aku dalam rindu Mengembara mencarinya Di manakah dia gerangan letaknya? 29.2 Konflik kepentingan dengan agenda dakwah dan tarbiyah di masjid bisa terjadi dan harus dihindari. Sebagai contoh pengurus DKM menjadi sibuk menggunakan waktu untuk mengelola dagang dibanding memikirkan kegiatan dakwah dan tarbiyah. Bisa juga terjadi operasi bisnis memanfaatkan aset-aset masjid seperti gudang yang mengganggu kekhusyuan masjid sebagai tempat ibadah. Atau bahkan karena masjid membuka kafe maka masjid lebih menjadi pasar ketimbang tempat ibadah Konflik dengan karyawan bisa terjadi karena berbagai hal. Sebagai contoh jika karyawan tersebut ternyata tidak mempunyai integritas untuk menjalankan tugasnya. Atau terdapat konflik pribadi antara karyawan dengan pengurus masjid yang merembet ke isu di dalam BUMM Konflik dengan entrepreneur bisa terjadi. Akar masalah bisa bersifat pribadi misal antara entrepreneur dengan warga masyarakat, atau dengan pengurus masjid.

12 29.5 Konflik dengan salah satu warga masyarakat bisa terjadi sebagai contoh karena operasi BUMM ternyata melumpuhkan warung yang selama ini menjadi mata pencahariannya. Konflik dengan warga masyarakat secara luas bisa terjadi jika operasi bisnis dinyatakan mengganggu warga. Sebagai contoh jika BUMM membangun peternakan ayam organik, dan warga sekitar kandang mengalami dampak negatif seperti adanya limbah atau bau Konflik dengan investor bisa terjadi misalnya jika ternyata operasi bisnis gagal, terdapat kerugian yang tidak bisa diterima oleh investor. Investor menganggap bahwa kegagalan disebabkan oleh rendahnya integritas para pihak yang terlibat dan bertanggungjawab dalam BUMM. Untuk mencegah konflik ini maka di awal kerjasama bisnis harus dinyatakan tertulis hal-hal yang menjadi harapan, menjadi kewajiban dan menjadi sasaran. Risiko-risiko kegagalan harus dipaparkan dimuka dengan investor, dan disepakati WHAT-IF jika terjadi Konflik dengan pemasok dan rekanan bisa terjadi jika kualitas barang yang dipasok lebih rendah, atau entrepreneur gagal membayar kewajibannya pada waktu yang telah disepakati dalam perjanjian bisnis Konflik dengan lembaga-lembaga yang membangun aliansi dengan BUMM bisa muncul misal karena politik Datangi pedagang di dekat rumah Anda, diskusikan konflik apa saja yang pernah dia alami? 2. Datangi pedagang sayur di pasar, diskusikan konflik apa saja yang pernah terjadi? 3. Datangi Tinjau kembali rencana bisnis Anda, apa saja yang bisa menjadi konflik? 2. Bagaimana Anda akan memantau risiko terjadinya konflik? 3. Bagaimana Anda akan mencegah terjadinya konflik?

13 30 KOLABORASI 30.1 Kolaborasi dengan lembaga lain adalah aktivitas yang direncanakan bersama dengan lembaga-lembaga untuk terlibat secara langsung atau tidak langsung mendukung operasi bisnis sehingga tercapai saling ketergantungan di mana operasi bisnis memberi manfaat kepada lembaga tersebut dan juga operasi bisnis lebih sukses dalam mencapai Key Performance Indicator yang ditetapkan. Dengan dukungan lembaga seperti Hidayatullah, Persis, NU, Muhammadiyah, dan DDII serta ICMI, MES, Intani dll maka ekosistem BUMM bisa berkembang di berbagai kota dan desa di Indonesia Kolaborasi bisa dilakukan dengan berbagai organisasi seperti 1. Perusahaan-perusahaan yang menjalankan CSR 2. LSM-LSM terkait buruh, lingkungan hidup, regulasi dll 3. Perusahaan logistik baik transportasi barang, gudang dll 4. Lembaga-lembaga keislaman lain misal MUI, DMI, NU, Muhammadiyah, Persis, DDII, Hidayatullah dll yang ada di desa/kelurahan/kawasan 5. Lembaga LAZ. 6. Lembaga-lembaga keislaman lokal khususnya berbagai pesantren 7. Organisasi-organisasi non politik yang berminat terlibat dalam pemberdayaan berbasis masjid misal ICMI, INTANI, IAEI 8. Komunitas, organisasi, atau asosiasi bisnis dan kewirausahaan di berbagai bidang 9. Dosen-dosen, peneliti secara individual ataupun kelembagaan di berbagai bidang baik manajemen, kewirausahaan, dll 10. Berbagai himpunan mahasiswa yang tertarik memberdayakan masyarakat berbasis masjid 11. Komunitas-komunitas pemuda di perkotaan dan perdesaan seperti Karang Taruna, Pemuda dan Remaja Masjid 12. Lembaga ekonomi di perdesaan seperti BUMDes, KUD, KUBE dll BUMM bisa meluncurkan daftar-daftar organisasi atau individu di berbagai desa dan kota yang bisa saling dukung membangun pasar yang lebih adil buat konsumen dan para petani, peternak dan nelayan Peran sangat strategis yang bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut adalah layanan KAFALAH. Akad kafalah terjadi jika satu pihak menjadi penjamin atas pihak lain dalam sebuah aktivitas bisnis. Contoh penggunaan kafalah misal seorang entrepreneur memesan

14 telur ke peternak ayam petelur di sebuah desa lalu sebuah Pesantren menjaminkan pengadaan telur tersebut. Masalah yang bisa ditangani dengan kafalah adalah isu mengelola gharar dalam operasi bisnis baik di sisi produsen maupun sisi konsumen. Sebagai contoh jika sebuah BUMM melakukan pesanan daging ayam organik ke seorang peternak di Cianjur. Bagaimana BUMM bisa memitigasi risiko bahwa peternak tersebut tidak mempunyai integritas untuk memenuhi kontrak bisnis? Sebuah lembaga yang menyediakan kafalah di Cianjur akan membantu peternak tersebut mendapatkan kepercayaan yang diperlukan Dengan kafalah maka lembaga-lembaga tersebut melakukan Quality Control dan pembinaan kepada para peternak, petani dan nelayan. Lembaga harus mempunyai kemampuan melakukan Quality Control, termasuk dari bagaimana memastikan produk yang dihasilkan adalah halal. Layanan kafalah dan pendampingan bisa diperhitungkan baik sebagai suatu operasi dakwah, dan bisa menjadi sumber pendapatan lembaga tsb, dari keuntungan yang diperoleh. Dari sisi dakwah, lembaga bisa membina agar para produsen memperhatikan hablum minallah, hablum minannas, hablum minal alam. Pendampingan yang dilakukan akan membuat petani, peternak, dan nelayan lebih bisa mengelola produksi dan manajemen keuangan Atau juga petani, peternak dan nelayan yang dibina bisa menjadi ladang penyaluran hibah, dana CSR, zakat, infaq atau shodaqoh Di sisi BUMM sendiri juga bisa membantu lembaga-lembaga tersebut dengan pasar bagi masyarakat yang selama ini dibina oleh mereka. Sejumlah ormas, LAZ dan LSM membina petani, peternak dan nelayan. Produk-produk hasil binaan mereka bisa dipasarkan melalui BUMM BUMM harus terus berkembang maju dalam rantai perdagangan sehingga semakin mendekatkan konsumen di perkotaan dengan para petani, peternak dan nelayan. BUMM wajib mendorong terjalinnya komunikasi, interaksi dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga di daerah-daerah pasokan.

15 30.8 Pada ujung dari kolaborasi ini adalah suatu ekosistem di mana produsen dan konsumen sedemikian dekat dan berhubungan untuk di satu sisi memastikan pasokan barang yang berkualitas, dan di sisi lain dengan harga yang adil bagi produsen, yaitu petani, peternak dan nelayan Datanglah ke sebuah kota, temuilah salah satu lembaga keislaman seperti DDII, Hidayatullah, NU, Muhammadiyah, Persis dll. Tanyakan apa mereka mempunyai bidang ekonomi bisnis dalam organisasinya? 2. Bagaimana mereka melihat potensi produksi di daerah sekitar kota tsb? 3. Apakah mereka bersedia melakukan KAFALAH? Perhatikan bisnis Anda, jika ada pasokan dari desa yang Anda tidak mengenal peternaknya? Bagaimana Anda memastikan kualitas barang yang diproduksi? 2. Lembaga mana yang menurut Anda bisa membantu mereka dalam produksi? 3. Lembaga mana yang menurut Anda bisa membantu mereka dalam penjaminan atau kafalah?

Hubungi pemasok, lakukan negosiasi termasuk harga, pembayaran, jumlah, kualitas dll.

Hubungi pemasok, lakukan negosiasi termasuk harga, pembayaran, jumlah, kualitas dll. 36 MEMULAI DARI 0 36.1 Untuk bisa memulai BUMM, harus dimulai oleh kita sendiri dengan mencoba memasuki dan merebut pasar di sekitar sebuah masjid. Pilihlah barang yang berdasarkan analisa pasar, pasokan

Lebih terperinci

16 PENGENDALIAN KEUANGAN

16 PENGENDALIAN KEUANGAN 16 PENGENDALIAN KEUANGAN 16.1 Pengendalian keuangan adalah aktivitas untuk merancang, menjalankan, memantau, mengevaluasi dan mendapatkan umpan balik terkait aliran, penggunaan dan perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Yang dimaksud dengan: Adl adalah menempatkan

Lebih terperinci

SATUAN TUGAS WASPADA INVESTASI DAERAH & INVESTASI ILEGAL TANGERANG SELATAN, JULI 2017 PEMBEKALAN MAHASISWA KKN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SATUAN TUGAS WASPADA INVESTASI DAERAH & INVESTASI ILEGAL TANGERANG SELATAN, JULI 2017 PEMBEKALAN MAHASISWA KKN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA SATUAN TUGAS WASPADA INVESTASI DAERAH & INVESTASI ILEGAL TANGERANG SELATAN, 17-18 JULI 2017 PEMBEKALAN MAHASISWA KKN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OUTLINE I. OTORITAS JASA KEUANGAN II. III. WASPADA INVESTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perusahaan yang bergerak di dunia bisnis memiliki berbagai macam produk yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Tujuan didirikannya perusahaan yaitu memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihadiri keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank tidak hanya

Lebih terperinci

DAMPAK UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN PERKOPERASIAN TERHADAP SEKTOR KEUANGAN ARDITO BHINADI

DAMPAK UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN PERKOPERASIAN TERHADAP SEKTOR KEUANGAN ARDITO BHINADI DAMPAK UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN PERKOPERASIAN TERHADAP SEKTOR KEUANGAN ARDITO BHINADI OTORITAS JASA KEUANGAN UU No. 21 Tahun 2011 Struktur Pengaturan dan pengawasan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN OJK-KEJAKSAAN RI Jakarta, 3 Juni 2016

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN OJK-KEJAKSAAN RI Jakarta, 3 Juni 2016 SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN OJK-KEJAKSAAN RI Jakarta, 3 Juni 2016 Yang saya hormati: - Jaksa Agung Republik Indonesia, Bp H.M. Prasetyo

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2016 EKONOMI. Penjaminan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5835) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar

Lebih terperinci

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA A. Perbankan Syari ah Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian Perkembangan Bank Syariah di Indonesia sangat pesat. Ini di buktikan dengan bertambahnya kantor, tenaga kerja

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah Perbankan Syariah adalah lembaga keuangan yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam keseluruhan bab yang sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pada Pasal 42 ayat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Negara maju maupun negara berkembang terus menunjukkan perubahan dan perkembangannya, seperti

Lebih terperinci

SIARAN PERS EFEKTIF TERGABUNG 13 KEMENTERIAN/LEMBAGA, SATGAS WASPADA INVESTASI IMBAU MASYARAKAT WASPADAI PENAWARAN INVESTASI 57 ENTITAS

SIARAN PERS EFEKTIF TERGABUNG 13 KEMENTERIAN/LEMBAGA, SATGAS WASPADA INVESTASI IMBAU MASYARAKAT WASPADAI PENAWARAN INVESTASI 57 ENTITAS SIARAN PERS SP 01/III/SWI/2018 EFEKTIF TERGABUNG 13 KEMENTERIAN/LEMBAGA, SATGAS WASPADA INVESTASI IMBAU MASYARAKAT WASPADAI PENAWARAN INVESTASI 57 ENTITAS Jakarta, 7 Maret 2018. Satuan Tugas Penanganan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki satu abad sejarah panjang dalam keuangan mikro, bila dihitung dari masa penjajahan Belanda. Pada masa tersebut, lembaga keuangan mikro (LKM)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAN MASYARAKAT 24 08 2010 PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAFTAR ISI PENDAHULUAN 3 BAGAIMANA KAMI MENERAPKAN STANDAR KAMI 4 STANDAR HAK ASASI MANUSIA KAMI 4 SISTEM MANAJEMEN KAMI 6 3 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi diambil bukan karena ada orang yang akan meninggal, tetapi karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai mempertimbangkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.343, 2014 KEUANGAN. OJK. Lembaga Keuangan. Mikro. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5622) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa No.137, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Efek. Syariah. Kriteria. Penerbitan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6083) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri adanya persaingan bisnis antar perusahaan untuk dapat terus bertahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit

Lebih terperinci

FAQ PBI Offshore Product

FAQ PBI Offshore Product FAQ PBI Offshore Product 1. Berdasarkan peraturan Bapepam dan LK terkait penjualan produk efek hanya mencakup perusahaan sekuritas, sedangkan kegiatan perbankan terkait dengan penjualan Produk Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemunculan Bank Syariah sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus mencari dasar bagi penerapan

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN No.293, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Manajer Investasi. Prinsip Syariah. Penerapan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5983) PERATURAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Pembiyaan Syariah. Usaha. Penyelenggaraan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 366) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Menimbang: a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan lembaga keuangan mikro yang mampu berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB IV. Berbasis Masjid (KUM3) oleh Baitulmaal Mualmalat (BMM) Jakarta di. Dalam pendistribusian dana sosial produktif di Surabaya dilakukan

BAB IV. Berbasis Masjid (KUM3) oleh Baitulmaal Mualmalat (BMM) Jakarta di. Dalam pendistribusian dana sosial produktif di Surabaya dilakukan BAB IV ANALISIS MANFAAT PROGRAM KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID (KUM3) BAITULMAAL MUAMALAT (BMM) JAKARTA TERHADAP PENINGKATAN USAHA ANGGOTA DI SURABAYA A. Pendistribusian Dana Sosial Program

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi. Aset lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS, tumbuh rata-rata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian di Indonesia, perbankan memiliki peran yang strategis dalam bidang moneter. Bank Indonesia yang merupakan induk dari perbankan yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menerima deposito dan menyalurkannya melalui pinjaman. Layanan utama bank adalah simpan pinjam. Di bank, kita bias manabung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH

BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH A. Karakteristik Produk Sihaji (Simpanan Ibadah Haji) di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran KSPPS BMT Al Hikmah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesifik perbankan berfungsi sebagai agent of trust, agen of development dan

BAB I PENDAHULUAN. spesifik perbankan berfungsi sebagai agent of trust, agen of development dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian negara kita telah diwarnai oleh lembaga-lembaga keuangan khususnya perbankan. Keberadaan perbankan sangat penting dalam suatu sistem perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali Lembaga Keuangan baik konvensional maupun syariah yang memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menjadi lembaga perantara atau intermediasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720] UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720] Bagian Kedua Ketentuan Pidana Pasal 71 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan Perdagangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS) BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS) A. Analisis Konsep Pembiayaan Emas dengan Akad Murabahah di BNI Syariah Cabang Pekalongan Dengan latar

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Koperasi merupakan soko guru perekonomian negara. Disebut demikian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Koperasi merupakan soko guru perekonomian negara. Disebut demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan soko guru perekonomian negara. Disebut demikian karena koperasi memiliki andil besar dalam membantu melaksanakan pemerataan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

ACARA PRESENTASI DARI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH, DI KANTOR KUKM Senin, 03 Maret 2008

ACARA PRESENTASI DARI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH, DI KANTOR KUKM Senin, 03 Maret 2008 ACARA PRESENTASI DARI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH, DI KANTOR KUKM Senin, 03 Maret 2008 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRESENTASI DARI MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum munculnya bank-bank konvensional yang berbasis Syariah, sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik menabung di bank konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam sudah ada dan sudah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dari pihak yang surplus dan menyalurkan dana kepada pihak yang defisit. Bank yang menjalankan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya sektor perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang bertugas untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peran tersebut diwujudkan dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset industri perbankan mencapai 80 persen dari total aset sektor keuangan di Indonesia (Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah Satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia ini. Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari dunia ekonomi. Aspek dunia ekonomi yang dikenal saat ini sangat luas. Namun yang sering digunakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

Prosedur dan Kebijakan Hukum Persaingan Usaha

Prosedur dan Kebijakan Hukum Persaingan Usaha Prosedur dan Kebijakan Hukum Persaingan Usaha Tujuan dan Aplikasi Pedoman Perilaku Bisnis menyatakan, CEVA berkomitmen untuk usaha bebas dan persaingan yang sehat. Sebagai perusahaan rantai pasokan global,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasabah Nasabah adalah aset atau kekayaan utama perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang mengatakan pelanggan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu tumpuan perekonomian Indonesia. Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia perbankan di indonesia. Perbankan syariah mulai diperkenalkan di indonesia dengan beroprasinya

Lebih terperinci

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) A. Sejarah Ringkas Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di Indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, telah membangkitkan kesadaran

Lebih terperinci

SATGAS WASPADA INVESTASI IMBAU MASYARAKAT WASPADAI PENAWARAN INVESTASI DI MEDIA ONLINE

SATGAS WASPADA INVESTASI IMBAU MASYARAKAT WASPADAI PENAWARAN INVESTASI DI MEDIA ONLINE SP 44 DKNS/OJK/IV/2017 SATGAS WASPADA INVESTASI IMBAU MASYARAKAT WASPADAI PENAWARAN INVESTASI DI MEDIA ONLINE Jakarta, 26 April 2017. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah suatu Koperasi serba usaha yang

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah suatu Koperasi serba usaha yang TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Koperasi Unit Desa (KUD) adalah suatu Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi didaerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup

Lebih terperinci