MATERI 1 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN TATA CARA BERKOMUNIKASI DAN TEHNIK RADIO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI 1 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN TATA CARA BERKOMUNIKASI DAN TEHNIK RADIO"

Transkripsi

1 MATERI 1 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN TATA CARA BERKOMUNIKASI DAN TEHNIK RADIO PENDAHULUAN. Amatir Radio adalah setiap orang yang mempunyai hobi dalam bidang Teknik elektronika radio dan komunikasi serta secara sukarela bersedia mengabdi kepada bangsa dan masyarakat. Para amatir radio sedunia sadar bahwa kegiatan ini harus dilakukan secara tertib dan benar menurut kaidah hidup manusia dan peraturan yang berlaku secara internasional dan nasional oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO. Sesuai KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISSI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP-101/OP/KU/91 TENTANG POKOK - POKOK TATA CARA BERKOMUNIKASI tahun 1991, tehnik berkomunikasi ialah berkomunikasi dengan berpedoman kepada peraturan-peraturan telekomunikasi, yang pada umumnya kegiatan tersebut masih memerlukan pembinaan terus menerus. Kegiatan berkomunikasi sebagaimana dimaksud diatas, adalah kegiatan yang menggunakan perangkat pemancar amatir radio dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik nasional maupun internasional. Pembicaraan yang dilakukan dengan menggunakan pemancar radio oleh para amatir radio dengan amatir radio lainnya dapat didengar oleh ribuan amatir radio di dunia, karenanya seorang amatir radio harus menyiapkan dirinya sebagai operator yang terampil dan menjujung tinggi sopan santun berkomunikasi. Amatir radio dalam perkembangan kegiatannya sejak pemancar diciptakan sampai dengan lahirnya organisasi amatir radio

2 Indonesia. Telah tercipta pula suatu tata cara berkomunikasi yang khas/khusus bagi amatir radio dengan semboyan satu dunia, satu bahasa (one world, one language). Karena hal itulah maka pembinaan terhadap amatir radio perlu dilakukan agar supaya dapat terampil khususnya dalam berkomunikasi. Keseragaman dalam tata cara berkomunikasi dengan ciri khas/khusus tersebut merupakan kebanggaan para Amatir Radio Dunia. PERMASALAHAN. Beraneka ragam kegiatan yang ditekuni Amatir Radio dalam mengembangkan bakat dan minatnya, baik dalam bidang teknik elektronika radio maupun komunikasi. Namun masih terdapat ketidak samaan pemahaman anggota tentang Amatir Radio. Seiring dengan itu tingkat kecakapan sebagai amatir radio turut mempengaruhi kondisi dan perkembangan organisasi. Secara kualitatif kondisi kekinian masih jauh dari harapan. Secara riil gangguan pada hampir seluruh band Amatir Radio dari Stasiun Radio yang tidak berhak kian merajalela. Kian maraknya Amatir Radio menggunakan Frekuensi HF dan VHF, yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam berbagai forum organisasi hal ini diidentifikasi bersumber dari: 1. Penindakan dari instansi yang berwenang terhadap Stasiun Radio pengganggu tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. 2. Masih terdapat anggota ORARI yang tidak menjunjung tinggi Kode Etik Amatir Radio dan mematuhi ketentuan yang berlaku, baik tentang penggunaan frekuensi, mode, batasan power, operating precedure dan sebagainya, bahkan dilakukan oleh mereka yang telah memiliki IAR tingkat Penggalang dan Penegak. 3. Kurang dipahaminya Peraturan Perundang-Undangan tentang telekomunikasi oleh sebagian besar masyarakat. 4. Belum tersosialisasi secara menyeluruh silabus standar tentang Amatir Radio di Indonesia. 5. Tidak mencukupinya jumlah voluntir / elmer / tutor yang sanggup dan mampu melakukan tutorial.

3 6. Kurangnya minat Anggota yang melakukan DX ING. 7. Kurangnya minat anggota melakukan DX Pedition. 8. Kurangnya minat Anggota mengikuti kontes tingkat Nasional maupun ditingkat internasional. PEMBAHASAN MASALAH. Organisasi perlu mengembangkan program dan infrastruktur monitoring system serta mekanisme pembinaannya yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Balai Monitoring selaku Pembina teknis. Konteks pengembangan program dan infrastruktur monitoring system ialah perlu diperhitungkan kemampuan pelaksanaan di tingkat ORARI Daerah sampai ke Lokal lokal. Dalam hal anggota ORARI yang melakukan pelanggaran maka perlu dilakukan pembinaan dalam bentuk surat teguran dari ORARI Daerah dan ORARI Lokal dengan tembusan kepada Balai Monitoring seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Umum Orari Nomor : KEP-06/OP/KU/87 Tentang Pedoman Pelaksanaan Monotoring Sistem. Langkah sebagai tindakan preventif agar pihak pemerintah sebagai penerbit Isin Amatir Radio (IAR) cepat mengetahui control organisasi terhadap anggota dan pada tahap selanjutnya dapat mengambil tindakan akhir. Selanjutnya persoalan frekuensi yang dialokasikan kepada ORARI digunakan oleh non-anggota ORARI, maka ORARI Daerah dan ORARI Lokal menyampaikan laporan temuan tersebut kepada Balai Monitoring untuk penindakannya. Sebagai pengawalan terhadap laporan tersebut, ORARI Daerah dan ORARI Lokal meningkatkan kegiatan sistim monitoring dan bekerja sama dengan instansi terkait, agar penindakan terhadap Stasiun Radio pengganggu dapat berjalan dengan baik. KESIMPULAN SARAN. 1. Penerbitan buku panduan amatir radio adalah kebutuhan dasar proses pembinaan anggota. 2. Disarankan ORARI Daerah perlu membentuk Team kerja guna melakukan sosialisasi, pembinaan dan asistensi di tingkat ORARI Daerah sampai dengan tingkat ORARI Lokal.

4 4. Untuk itu sebagai kelanjutan perogram maka perlu adanya Team kerja guna melakukan TOT (Training of Traineers). 5. Perlunya Sosialisasi silabus standar Amatir Radio dan penerbitan SK Panduan kegiatan termasuk kegiatan lomba sebagai panduan anggota dalam melaksanakan kegiatannya. 6. Disarankan ORARI Daerah Sulawesi Selatan segera menerbitkan suatu Surat Keputusan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan lomba sesuai kebutuhan kondisi kekinian. 7. Disarankan ORARI Daerah Sulawesi Selatan dan ORARI Lokal untuk melakukan Expedition dipulau pulau kecil dalam wilayah Sulawesi Selatan. Demikian Materi ini disampaikan untuk dapat didiskusikan dalam Rapat ini, semoga menghasilkan rumusan yang dapat bermanfaat bagi Anggota Amatir Radio dan Organisasi.

5 MATERI 2 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN ARAH DAN KEBIJAKAN PENGURUS ORARI DAERAH SELAWESI SELATAN DIDALAM MENJAWAB TANTANGAN ARUS MODERNISASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain : Pertama : Kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya. Kedua: kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah. Ketiga : Kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Demikian halnya dengan insan ORARI, dimana kegiatan Amatir Radio berkaitan erat dengan perkembangan Teknologi Telekomunikasi dan kreativitas menjadi bagian penting dalam salah satu kegiatan amatir radio yakni expriment. Perkembangan Teknologi Telekomunikasi bagai pedang dengan dua sisi yang sama tajamnya. Disatu sisi merupakan tantangan kreativitas dalam berexpriment bagi anggota ORARI, di lain sisi kemajuan teknologi menyebabkan kegiatan ORARI berkurang gregetnya karena masyarakat khususnya generasi muda lebih tertarik pada produk teknologi tinggi (HP dengan berbagai gadget) yang serba instant. Saat ini sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era

6 globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi telekomunikasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Data atau informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Perkembangan Teknologi Telekomunikasi yang demikian pesat telah mendorong peran strategis informasi sebagai suatu modal dasar pembangunan. Bagi ORARI peran strategis ini adalah suatu tantangan dimana diperlukan sumber daya ORARI apakah mampu menjawab tantangan dimaksud ataukah hanya diam saja. ORARI yang merupakan bagian dari amatir radio internasional (IARU) dengan segenap sumber daya seharusnya dapat menjawab tantangan tersebut. Kegiatan amatir radio dengan berbagai moda; ARC, Amatir Radio Club, Contest, DX komunikasi jarak jauh antar benua, DX-pedition expedisi / perjalanan ke tempat langka & beroperasi dari sana. Field Day, bekerja dilapangan dengan peralatan minimal, Fox Hunting, Net cek-in, QRP bekerja dengan daya kecil biasanya sekitar 1 5 Watt saja. QSL Card pertukaran kartu tanda pernah berkomunikasi, Special Event Station stasiun yang di operasikan pada acara / event khusus dan Communications and Rescue (CORE) ORARI. adalah program kegiatan yang dikembangkan sebagai bentuk kepedulian ORARI dalam menghadapi situasi kebencanaan, dan kedaruratan yang terjadi. Kegiatan tersebut diatas didukung keterampilan teknik radio yang sering dipelajari oleh seorang amatir radio, seperti; Teknik Antenna, Teknik Membuat Pemancar Sendiri (Homebrew), Teknik Gelombang Mikro (microwave), Teknik Komunikasi kode Morse (Continous Wave), Teknik Komunikasi Satelit (Amatir Satelit), Teknik Komunikasi melalui Bulan sebagai satelit pasif Earth Moon Earth (EME), Teknik Modulasi, Teknik Televisi Amatir (Slow Scan

7 TV SSTV Fast Scan TV), Teknik Komunikasi Digital (Radio Teletype RTTY, Radio Paket Jaringan Data Kecepatan Tinggi di 2.4GHz & 5.8GHz, PSK31, Propagasi Radio, Teknik jaringan komputer / Internet di kenal sebagai AMPR Net, menggunakan domain.ampr.org dan keluarga IP address x.x. Koordinator AMPR Net Indonesia adalah Onno W. Purbo, YC0MLC). Semua paparan tadi adalah suatu sumber daya ORARI yang dapat dimanfaatkan guna menjawab tantangan perkembangan Teknologi Telekomunikasi. Pada akhirnya tantangan tersebut terpulang kembali kepada kita semua dan oragnisasi berkewajiban untuk merumuskan jawaban terhadap tantangan tersebut dalam bentuk kebijakan pengurus. PERMASALAHAN. Rakerda Sidrap, 08 Desember 2012 memberi amanah agar pengurus mengambil kebijakan yang terkait dalam konteks ini antara lain ; Meningkatkan kegiatan monitoring dan penertiban penggunaan frekuensi radio. Menyelenggarakan lokakarya keterpaduan gerak Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB) Kominfo, dengan mensinergikan program Communications and Rescue (CORE) ORARI. Memfasilitasi koordinasi operasional dan pelatihan dengan instansi terkait dan institusi lainnya yang memiliki potensi penanggulangan bencana. Mendukung pelaksanaan kerjasama LAPAN dan ORARI dalam pembuatan dan peluncuran Satelit LAPAN-ORARI Kerja sama antar institusi Pelaksanaan kegiatan yang bersifat pengabdian masyarakat, dan disertai dengan informasi publik yang lebih luas. Tujuh point yang dari sekian banyak butir hasil rakerda di Sidrap merupakan suatu kebijakan organisasi yang memberi ruang kreativitas kepada anggota dan kesempatan pengabdian ORARI kepada masyarakat. Namun disadari sepenuhnya bahwa belum semua kebijakan tersebut dapat dilaksanakan sebagaimana harapan kita bersama. Beberapa kendala dan keterbatasan baik

8 secara internal maupun external diantaranya ; Kurang tersedianya personil secara kualitatif. Peralatan yang belum memadai. Pembiayaan serta dana yang masih sangat terbatas untuk setiap event terkait. Apresiasi Masyarakat (citra) terhadap eksistensi ORARI masih terkesan negatif. Kurangnya dukungan Pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan dengan skala tertentu. Terlepas dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai kemampuan organisasi maupun perorangan anggota ORARI, Indikator tersebut diatas tentunya menjadi pertimbangan pengurus dalam melahirkan kebijakan terkait thema bahasan ini. PEMBAHASAN PERMASALAHAN. Untuk memelihara suasana yang kondusif demi lancarnya kegiatan amatir radio perlu ditingkatkan pelaksanaan monitoring dan penertiban penggunaan frekuensi radio dengan melibatkan potensi organisasi pada setiap jenjangnya. Oleh karena itu perlu juga diatur kegiatan - kegiatan lomba yang pelaksanaannya dominan berbasis frekuensi radio, diatur dalam suatu keputusan organisasi sebagai pedoman pelaksanaan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku mapun peraturan dan pedoman organisasi. Diharapkan dengan tercapainya tertib penggunaan frekuensi radio maka kelancaran pelaksanaan kegiatan lainnya dapat berjalan dengan baik. Koordinasi operasional dan pelatihan dengan instansi terkait dan institusi lainnya yang memiliki potensi penanggulangan bencana telah dimulai dengan beberapa organisasi namun dengan pihak pemerintah yang terkait (BASARNAS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI dan POLRI) kegiatan tersebut baru dalam tahap penjajakan. Hal ini perlu diupayakan pelaksanaannya secara kongkrit sehingga tercapai suatu kerja sama yang berkesinambungan. Dalam kegiatan ini disadari peran anggota ORARI dalam bidang pengabdian masyarakat sangatlah penting sekaligus menjadi

9 ruang bagi anggota untuk semakin mengembangkan kemampuan diri dengan menggunakan berbagai peralatan teknologi maju dalam tugas kegiatannya. Dengan demikian organisasi pun harus memacu kemampuannya untuk dapat menyiapkan peralatan (CORE) sesuai standar operating emergency. Menjawab Tantangan Arus Moderenisasi Teknologi Komunikasi salah satu upaya yang perlu dilaksanakan adalah pelaksanaan pelatihan secara teratur dalam suatu program. Materi pelatihan yang berbasis amatir radio kaitannya dengan perkembangan terkini teknologi telekomunikasi sudah semestinya diwujudkan dan dilaksanakan oleh pengurus sebagai bentuk kebijakan pengurus menjawab tantangan Arus Moderenisasi Teknologi Komunikasi. Kedepan hal - hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan lainnya (UNAR, IAR dan KTA) akan dilaksanakan secara online. Ini membutuhkan kesiapan sumber daya pengurus untuk menanganinya. KESIMPULAN SARAN. Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang sangat terbatas dan strategis mutlak diperlukan tertib penggunaannya dengan memperhatikan kaidah hukum nasional maupun international. Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. Kegiatan lomba yang pelaksanaannya dominan berbasis frekuensi radio, perlu diatur secara spesifik dalam suatu keputusan organisasi sebagai pedoman pelaksanaan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku. Perlunya pelatihan secara teratur dalam suatu program dengan materi pelatihan yang berbasis amatir radio kaitannya dengan perkembangan terkini teknologi telekomunikasi. Demikian Materi ini disampaikan untuk dapat didiskusikan dalam Rapat ini, semoga menghasilkan rumusan yang dapat bermanfaat bagi Anggota Amatir Radio dan Organisasi.

10

11 MATERI 3 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS ANGGOTA. PENDAHULUAN. Anggota ORARI sebagai sumber daya dapat diartikan sebagai seluruh insan Amatir Radio yang memiliki IAR dan KTA mulai dari tingkat siaga sampai dengan tingkat penegak. Sedangkan amatir radio merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobi dalam bidang tehnik transmisi radio dan elektronika, kegiatan ini sudah ada sejak tehnik transmisi radio ditemukan dan karena kegiatan ini menggunakan disamping peralatan juga media spektrum gelombang elektro magnetik yang menyangkut kepentingan kehidupan manusia dalam alam semesta ini maka, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi secara global baik oleh Badan - badan telekomunikasi international ITU & IARU maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara. Para amatir radio sedunia sadar bahwa kegiatan ini harus dilakukan secara tertib dan benar menurut kaidah hidup manusia dan peraturan yang berlaku secara internasional dan nasional oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya amatir radio setiap saat berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO. Disisi lain disadari bahwa Kegiatan Amatir Radio berkaitan erat dengan perkembangan Teknologi Telekomunikasi. Kegiatan Komunikasi Radio adalah suatu kegiatan yang menggunakan peralatan elektronika radio yang mampu menimbulkan permasalahan bahkan bencana, oleh karenanya diperlukan panduan-panduan tentang kegiatan Amatir Radio. Panduan dimaksud tentunya bermuara pada salah satu peran ORARI sebagai wadah latih diri dan meningkatkan keterampilan dalam penggunaan peralatan yang dibuat sendiri, mampu mengawasi penggunaan frekuensi atau dukungan komunikasi dalam menghadapi situasi darurat serta untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota Amatir Radio, dan menggugah calon anggota Amatir Radio untuk dapat segera

12 menjadi anggota Amatir Radio melalui proses sebagaimana yang telah ditentukan. Peran ini secara strategis merupakan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas anggota ORARI. PERMASALAHAN. Kondisi kekinian secara obyetif patut diakui bahwa kualitas anggota masih belum memenuhi harapan. Demikian pula halnya pada skala nasional, secara kuantitatif terkesan stagnan jika tidak dapat dikatakan menurun. Fakta yang ada menyatakan bahwa sesuai AD ART standar jumlah anggota dalam satu lokal sebanyak 50 orang sudah tidak sesuai lagi. Dari berbagai pertemuan baik pada skala nasional maupun daerah diindikasikan bahwa kualitas anggota amatir radio yang masih belum memenuhi harapan karena masih kurangnya buku-buku panduan yang memuat teknologi mutakhir terutama yang berkaitan dengan kegiatan Amatir Radio, sangat minimnya dana dan sarana Organisasi untuk menyediakan Workshop dan publikasi hasil temuan Amatir Radio, belum ada penyempurnaan Peraturan dan Panduan yang telah dikeluarkan ORARI Pusat, sehingga menimbulkan keraguan dan kesalahkaprahan anggota dalam melakukan kegiatan. Selain itu belum adanya Standard Pelaksanaan tentang beberapa kegiatan, sehingga sering menimbulkan permasalahan dalam pelaksanakannya bersamaan dengan itu, kemajuan bahkan lompatan perkembangan teknologi telekomunikasi berakibat pada posisi kepentingan tidak lagi menjadi daya tarik yang kuat kegiatan ORARI bagi masyarakat sebagaimana beberapa puluh tahun lalu. Masyarakat khususnya generasi muda telah tersihir dengan prodak teknologi tinggi telekomunikasi, HP dengan berbagai type plus gadget serta vitur terkini dengan internet kecepatan tinggi lebih menarik perhatian mereka dari pada HT dan RIG. Budaya menggunakan sesuatu secara instan makin menjauhkan minat generasi muda dari kegiatan amatir radio yang bersifat expriment.

13 PEMBAHASAN. Hasil Rapat Kerja Daerah ORARI Daerah Sulawesi Selatan di Sidrap pada tanggal 8 desember 2012 telah menawarkan berbagai program yang dapat dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas anggota. Pada intinya Rakerda 2012 secara kualitatif mendorong ORARI Lokal untuk menyelangggarakan kegiatan-kegiatan latih diri. Dalam kesempatan diskusi ini kita coba sajikan beberapa point hasil rakerda yang cukup relevan dengan topik bahasan ini antara lain; - Melakukan sosialisasi, pembinaan dan asistensi di tingkat daerah sampai dengan tingkat lokal. - Penerbitan buku-buku panduan amatir radio dan lain-lain referensi. - Pelaksanaan optimalisasi unit kegiatan dan kelompok minat. - Intensifkan kerja sama antar organisasi sesuai MOU (pramuka, PMI dan Tagana). - Upaya kerja sama dengan pemerintah daerah cq dinas pendidikan guna menjadikan pengenalan kegiatan amatir radio sebagai kegiatan extra kurikuler. Kelima point tersebut diatas dapat menjadi jawaban terhadap strategi peningkatan kualitas dan kuantitas anggota bila dilaksanakan secara sunggguh sungguh, sinergis antar jenjang organisasi serta bermitra dengan pemerintah daerah. Sosialisasi regulasi maupun pedoman organisasi perlu dilakukan secara intensif baik ditingkat daerah maupun lokal. Bahkan diharapkan respon dari anggota dalam bentuk masukan yang dapat dijadikan usulan ORARI kepada pemerintah guna melakukan perubahan regulasi. Disadari bahwa selama ini perubahan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah nyaris tanpa partisipasi yang signifikan dari ORARI. Wajar jika kemudian perubahan tersebut jauh kebutuhan organisasi. Secara kongkrit, Sosialisasi, pembinaan dan asistensi dapat dilaksanakan dalam satu paket kegiatan baik oleh daerah maupun

14 lokal. Penerbitan buku-buku panduan amatir radio dan lain-lain referensi merupakan suatu kebutuhan dalam upaya peningkatan kualitas anggota. Buku panduan terbitan ORARI Pusat relatif masih sangat terbatas untuk itu orda bahkan lokal diharapkan berinisiatif menyusun dan menerbitkan buku buku dimaksud. Masih dalam konteks peningkatan kualitas, salah satu alternatif adalah optimalisasi unit kegiatan dan kelompok minat. Secara kongkrit, unit kegiatan dan kelompok minat biasanya kita kenal sebagai adalah club station dengan berbagai kegiatan amatir radio yang diminati yang sesuai dengan aturan organisasi (keputusan Ketua umum ORPUS NOMOR : KEP-102/OP/KU/90). Pasal 3, Clubstation diadakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan latih diri, pengembangan dalam bidang teknik radio, penyelidikan dan percobaan teknik radio serta berkomunikasi dalam upaya membentuk amatir radio yang terampil dan memiliki pengetahuan yang luas. Kerja sama antar organisasi sesuai MOU (pramuka, PMI dan Tagana). ORARI Daerah Sulawesi Selatan menggagas kerjasama dengan organisasi pertolongan lainnya untuk pelatihan dan penanggulangan bencana baik sebelum, sedang maupun saat bencana berlangsung. Penandatanganan MOU (Memorandum Of Understanding) berlangsung tanggal 1 September 2012 di Baruga Sangiaseri Jalan Sungai Tangka Makassar. Dengan kerjasama yang terjalin diharapkan kualitas keterampilan anggota dibidang emergency service dapat semakin ditingkatkan. Dalam konteks peningkatan kuantitatif anggota, pengenalan kegiatan amatir radio sebagai kegiatan extra kurikuler bertujuan menumbuhkan minat siswa terhadap dunia telekomunikasi. Rasa ingin tahu siswa akan dijawab secara praktis dengan paket pengenalan kegiatan amatir radio yang dikemas secara praktis. Ini merupakan langkah panetrasi ORARI terhadap dunia pendidikan (tingkat SMTA) yang diharapkan dapat menjadi basis calon anggota amatir radio kedepan. Pelaksanaan program ini diperlukan dukungan berbagai pihak terkait (Pemda) secara sinergis.

15 KESIMPULAN DAN SARAN. Kualitas sumber daya Anggota ORARI merupakan komponen penting dalam perkembangan organisasi dan memberi peran penting sebagai cadangan komunikasi nasional. Jumlah (kuantitatif) anggota yang besar, apabila tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban (kontra produktif). Pengembangan sumber daya Anggota ORARI dapat diartikan sebagai usaha mempersiapkan anggota baik sebagai individu maupun sebagai anggota ORARI dengan segala tingkat keterampilannya agar ia dapat berperan aktif sesuai dengan aturan organisasi. Dalam proses pembangunan, Anggota ORARI merupakan sumber daya yang berperan sebagai unsur pendukung utama disamping sumber daya alam (frekuensi radio) dan teknologi, oleh karena itu hendaknya kualitas sumber daya anggota perlu di tingkatkan sehingga dapat mengelola potensi-potensi yang disediakan oleh alam (frekuensi radio). Demikian Materi ini disampaikan untuk dapat didiskusikan dalam Rapat ini, semoga menghasilkan rumusan yang dapat bermanfaat bagi Anggota Amatir Radio dan Organisasi. *SELAMAT BERKOORDINASI*

HASIL RAPAT KERJA ORARI PUSAT TAHUN 2003

HASIL RAPAT KERJA ORARI PUSAT TAHUN 2003 Nomor : MR 01/PO Topik : PERATURAN DAN PANDUAN KEGIATAN AMATIR RADIO Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Perhubungan No. 49 tahun 2002, banyak perubahan-perubahan ketentuan, sehingga Peraturan dan

Lebih terperinci

USULAN ORARI DAERAH DKI JAKARTA UNTUK RAPAT KERJA NASIONAN TAHUN 2016.

USULAN ORARI DAERAH DKI JAKARTA UNTUK RAPAT KERJA NASIONAN TAHUN 2016. ORARI UNTUK RAPAT KERJA NASIONAN TAHUN 2016. I. BIDANG ORGANISASI 1. Musyawarah Nasional adalah merupakan forum tertinggi dalam ORARI. Dalam Pasal 18 Ayat 2 butir f yaitu Salah satu tugas pokok Musyawarah

Lebih terperinci

S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI PADA HARI ULANG TAHUN ke-48 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TANGGAL 9 JULI 2016

S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI PADA HARI ULANG TAHUN ke-48 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TANGGAL 9 JULI 2016 S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI PADA HARI ULANG TAHUN ke-48 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TANGGAL 9 JULI 2016 Salam ORARI! Pertama-tama saya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1437 Hijriah kepada seluruh

Lebih terperinci

ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA KETETAPAN Nomor : Tap - 02 / Munas / 2006 Tentang GARIS-GARIS BESAR KEBIJAKSANAAN ORGANISASI TAHUN 2006 2011 Menimbang Bahwa untuk melaksanakan salah satu tugasnya, Munas VIII ORARI perlu menetapkan Garis-garis

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA. Nomor : KEP-068/OP/KU/2009 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA. Nomor : KEP-068/OP/KU/2009 TENTANG KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP-068/OP/KU/2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN COMMUNICATIONS AND RESCUE (CORE) ORARI KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI PADA HARI ULANG TAHUN ke-49 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TANGGAL 9 JULI 2017

S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI PADA HARI ULANG TAHUN ke-49 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TANGGAL 9 JULI 2017 S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI PADA HARI ULANG TAHUN ke-49 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TANGGAL 9 JULI 2017 Salam ORARI! Pertama-tama masih di bulan Syawal ini saya mengucapkan Selamat Idul Fitri

Lebih terperinci

dan coaching (pembinaan).

dan coaching (pembinaan). No. 1. INPUTAN Pusat perlu menerbitkan paduan penyelenggaraan pembinaan anggota Daerah perlu menyelenggarakan bimbingan materi UNAR serta bimbingan teknis kepada anggota antara lain dengan menyiapkan club

Lebih terperinci

S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI. DALAM RANGKA HUT ke-47 ORARI TANGGAL 9 JULI 2015

S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI. DALAM RANGKA HUT ke-47 ORARI TANGGAL 9 JULI 2015 S A M B U T A N KETUA UMUM ORARI DALAM RANGKA HUT ke-47 ORARI TANGGAL 9 JULI 2015 Disampaikan melalui frek 7.055 MHz pada tanggal 9 Juli 2015 jam 10.00 UTC Salam ORARI! Tanah Air. Hari ini tanggal 9 Juli

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP-102/OP/KU/90 TENTANG C L U B S T A T I O N

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP-102/OP/KU/90 TENTANG C L U B S T A T I O N KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP-102/OP/KU/90 TENTANG C L U B S T A T I O N KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Menimbang : bahwa dalam upaya meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

NOMOR : KEP-126/OP/KU/91

NOMOR : KEP-126/OP/KU/91 KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP-126/OP/KU/91 Tentang STASIUN ORGANISASI KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Menimbang : bahwa dalam upaya meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA WALKING FOX HUNTING. 2. MAKSUD : Peran serta dalam Memeriahkan Pusdikhub Kodiklat TNI AD ORARI HAM Festival tahun 2014.

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA WALKING FOX HUNTING. 2. MAKSUD : Peran serta dalam Memeriahkan Pusdikhub Kodiklat TNI AD ORARI HAM Festival tahun 2014. PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA WALKING FOX HUNTING Lampiran : 2 1. NAMA KEGIATAN : LOMBA WALKING FOX HUNTING 2. MAKSUD : Peran serta dalam Memeriahkan Pusdikhub Kodiklat TNI AD ORARI HAM Festival tahun 2014.

Lebih terperinci

PITA FREKUENSI RADIO, MODE, DAN APLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN AMATIR RADIO

PITA FREKUENSI RADIO, MODE, DAN APLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN AMATIR RADIO LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN AMATIR DAN KOMUNIKASI ANTAR PENDUDUK, MODE, DAN APLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN AMATIR

Lebih terperinci

ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA HASIL RAPAT KERJA NASIONAL II ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TAHUN 2009

ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA HASIL RAPAT KERJA NASIONAL II ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TAHUN 2009 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA HASIL RAPAT KERJA NASIONAL II ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TAHUN 2009 BALLE LA MBOI GORONTALO TANGGAL 20 21 NOPEMBER 2009 1 RAPAT KERJA NASIONAL - II ORGANISASI AMATIR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor: KEP-069/OP/KU/2009 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor: KEP-069/OP/KU/2009 TENTANG KEPUTUSAN KETUA UMUM Nomor: KEP-069/OP/KU/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN IZIN AMATIR RADIO DAN KARTU TANDA ANGGOTA ORARI. KETUA UMUM Menimbang : a. Bahwa telah terbit Peraturan Menteri Komunikasi dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN AMATIR RADIO DAN KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN AMATIR RADIO DAN KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN AMATIR RADIO DAN KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : GARIS GARIS BESAR KEBIJAKSANAN ORGANISASI TAHUN 2001-2006 Menimbang Mengingat Memperhatikan : 1. Menetapkan PERTAMA KEDUA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL VII ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor TAP /

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 22 Oktober 2009 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Ketua Umum,

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 22 Oktober 2009 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Ketua Umum, KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP-065/OP/KU/2009 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENGGUNAAN SEGMEN BAND FREKUENSI AMATIR RADIO ( BANDPLAN ) KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

Lebih terperinci

DI SUSUN OLEH SEKRETARIAT JENDERAL ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA UNTUK KALANGAN SENDIRI TIDAK DIPERJUAL BELIKAN

DI SUSUN OLEH SEKRETARIAT JENDERAL ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA UNTUK KALANGAN SENDIRI TIDAK DIPERJUAL BELIKAN ORGANISSI I AMATTI IR RADIO INDONEESSI I IA PAKET BIMBINGAN AMATIR RADIO INDONESIA DI SUSUN OLEH SEKRETARIAT JENDERAL ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA UNTUK KALANGAN SENDIRI TIDAK DIPERJUAL BELIKAN ORGANISI

Lebih terperinci

MUKADIMAH BAB I NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN SIFAT. Pasal 1 NAMA

MUKADIMAH BAB I NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN SIFAT. Pasal 1 NAMA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya Kegiatan Amatir Radio merupakan penyaluran bakat yang penuh manfaat sehingga telah mendapatkan tempat dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dengan demikian Kegiatan Amatir Radio

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai spektrum

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA WALKING FOX HUNTING HARI ULANG TAHUN TNI ANGKATAN UDARA YANG KE 72 DAN BULAN DIRGANTARA

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA WALKING FOX HUNTING HARI ULANG TAHUN TNI ANGKATAN UDARA YANG KE 72 DAN BULAN DIRGANTARA PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA WALKING FOX HUNTING HARI ULANG TAHUN TNI ANGKATAN UDARA YANG KE 72 DAN BULAN DIRGANTARA A. TUJUAN : 1. Kegiatan walking ARDF (Amateur Radio Direction Finding)/walking Fox Hunting

Lebih terperinci

CONTOH SOAL SOAL MATA UJIAN: PERATURAN RADIO, TAHUN 2000 TINGKAT: SIAGA WAKTU: 30 MENIT. Bagian I.

CONTOH SOAL SOAL MATA UJIAN: PERATURAN RADIO, TAHUN 2000 TINGKAT: SIAGA WAKTU: 30 MENIT. Bagian I. CONTOH SOAL SOAL MATA UJIAN: PERATURAN RADIO, TAHUN 2000 TINGKAT: SIAGA WAKTU: 30 MENIT Bagian I. 1. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu huruf

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG Gd. PRASADA SASANA KARYA Lt. 10 Jl. Suryopranoto 8 Jakarta 10130 Telp (021) 632 9649 632 6788 Fax (021) 632 6785 Web site : http://www.orari.or.id Email : hq@orari.or.id, KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI

Lebih terperinci

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN PERATURAN DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA POS DAN TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN ORARI DAERAH KALIMANTAN TENGAH PADA RAKERNAS ORARI TANGGAL FEBRUARI 2016 DI BANJARMASIN

LAPORAN ORARI DAERAH KALIMANTAN TENGAH PADA RAKERNAS ORARI TANGGAL FEBRUARI 2016 DI BANJARMASIN LAPORAN ORARI DAERAH KALIMANTAN TENGAH PADA RAKERNAS ORARI TANGGAL 19-21 FEBRUARI 2016 DI BANJARMASIN Oleh : Ketua ORARI Daerah Kalimantan Tengah Sekretariat : Jl. Tjilik Riwut Km 3,3 Telp/Fax (0536)3225982

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP. 50/OP/KU/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM JAMBOREE ON THE AIR

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP. 50/OP/KU/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM JAMBOREE ON THE AIR KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP. 50/OP/KU/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM JAMBOREE ON THE AIR KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peruntukan energi elektromagnetik spektrum frekuensi sebagai media transmisi, yang

BAB I PENDAHULUAN. peruntukan energi elektromagnetik spektrum frekuensi sebagai media transmisi, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai Sumber Daya Alam (SDA) terbatas, sudah seharusnyalah penggunaan serta peruntukan energi elektromagnetik spektrum frekuensi sebagai media transmisi, yang merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP -48/OP/KU/2000 TENTANG FIELD DAY DAN HAM FESTIVAL KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Menimbang : a. bahwa ORARI adalah merupakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA SET UP EMERGENCY DAN LOGGING CONTEST JABAR FIELD DAY 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA SET UP EMERGENCY DAN LOGGING CONTEST JABAR FIELD DAY 2017 A. TUJUAN : 1. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan anggota ORARI di Jawa Barat untuk mendirikan Stasiun Radio dalam keadaan Darurat (Emergency) dengan hasil yang efektif. 2. Melatih diri dalam melakukan

Lebih terperinci

Kramatjati-Lion Air. Amatir Radio Festival Petunjuk Pelaksanaan. Mobile Fox Hunting Menerima Kode Morse (C.W) Eye Ball QSO Mini Fox Hunting

Kramatjati-Lion Air. Amatir Radio Festival Petunjuk Pelaksanaan. Mobile Fox Hunting Menerima Kode Morse (C.W) Eye Ball QSO Mini Fox Hunting Kramatjati-Lion Air Amatir Radio Festival 2008 Petunjuk Pelaksanaan Mobile Fox Hunting Menerima Kode Morse (C.W) Eye Ball QSO Mini Fox Hunting ORARI DAERAH DKI JAKARTA LOKAL KRAMATJATI PANITIA PELAKSANA

Lebih terperinci

HASIL RAPAT KERJA ORARI PUSAT TAHUN 2003

HASIL RAPAT KERJA ORARI PUSAT TAHUN 2003 Nomor : MR 01/OK Topik : KESERAGAMAN ATRIBUT ORARI Dalam melakukan kegiatan terutama pelaksanaan dukungan komunikasi baik dalam keadaan darurat maupun bukan keadaan darurat, anggota ORARI yang terlibat

Lebih terperinci

Pengenalan Organisasi Amatir Radio

Pengenalan Organisasi Amatir Radio Pengenalan Organisasi Amatir Radio ORARI DAERAH DKI JAKARTA 5 September 2004 Here's your invitation to a high-tech hobby that has fun for everyone. Amateur Radio operators are people from all walks of

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA MENERIMA KODE MORSE (CW)

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA MENERIMA KODE MORSE (CW) LOMBA MENERIMA KODE MORSE (CW) I. MAKSUD DAN TUJUAN Menumbuh kembangkan bakat dan minat anggota Orari dalam melakukan komunikasi menggunakan mode CW. II. PELAKSANAAN LOMBA Hari/tanggal : Sabtu 11 Juni

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat yang membuat kemungkinan terbaik

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA HAND BEAM HF. 2. MAKSUD : Peran serta dalam Memeriahkan Pusdikhub Kodiklat TNI AD-ORARI HAM Festifal tahun 2014.

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA HAND BEAM HF. 2. MAKSUD : Peran serta dalam Memeriahkan Pusdikhub Kodiklat TNI AD-ORARI HAM Festifal tahun 2014. Lampiran : 7 PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA HAND BEAM HF 1. NAMA KEGIATAN : MERAKIT HAND BEAM HF 2. MAKSUD : Peran serta dalam Memeriahkan Pusdikhub Kodiklat TNI AD-ORARI HAM Festifal tahun 2014. 3. TUJUAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor: 166, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor: 166, Tambahan Le No.606, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Telekomunikasi Khusus. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP-05/OP/KU/87 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORARI VHF AWARD PROGRAM

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP-05/OP/KU/87 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORARI VHF AWARD PROGRAM KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor : KEP-05/OP/KU/87 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORARI VHF AWARD PROGRAM KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI KHUSUS UNTUK KEPERLUAN INSTANSI PEMERINTAH ATAU BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Perihal : Tanggapan Dan Masukan Terhadap Rancangan Peraturan Menteri mengenai Kegiatan Amatir Radio dan Komunikasi Radio Antar Penduduk

Perihal : Tanggapan Dan Masukan Terhadap Rancangan Peraturan Menteri mengenai Kegiatan Amatir Radio dan Komunikasi Radio Antar Penduduk Palembang, 21 Januari 2018. Kepada Yth, Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Di Tempat Perihal : Tanggapan Dan Masukan Terhadap Rancangan Peraturan Menteri mengenai Kegiatan Amatir Radio

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN JAMBOREE ON THE AIR (JOTA) NASIONAL KE 79 JAMBOREE ON THE INTERNET (JOTI) NASIONAL KE 37 TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN JAMBOREE ON THE AIR (JOTA) NASIONAL KE 79 JAMBOREE ON THE INTERNET (JOTI) NASIONAL KE 37 TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN JAMBOREE ON THE AIR (JOTA) NASIONAL KE 79 JAMBOREE ON THE INTERNET (JOTI) NASIONAL KE 37 TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN Gerakan Pramuka adalah sebuah gerakan pendidikan luar sekolah

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BADAN SEARCH AND RESCUE (SAR) NASIONAL DENGAN ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BADAN SEARCH AND RESCUE (SAR) NASIONAL DENGAN ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BADAN SEARCH AND RESCUE (SAR) NASIONAL DENGAN ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG PELAYANAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN (SAR) KEPADA MASYARAKAT Nomor : MOU. 04 / II / BSN 2015

Lebih terperinci

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA Gedung A Jalan Prof. Dr. Supomo, SH No. 10, Jakarta 12870 Kotak Pos: 4632/kby Telepon: (021) 8295608 Fax: (021) 8297642 E-mail: kita@minerba.esdm.go.id

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data BAPEPAM dalam laporan keuangan tahun 2012 menurut Prabowo (2013) bahwa data sektor asuransi menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR: KEP.06/OP/KU/87. Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM MONITORING ORARI

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR: KEP.06/OP/KU/87. Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM MONITORING ORARI KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR: KEP.06/OP/KU/87 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM MONITORING ORARI Menimbang : a. bahwa setiap Amatir Radio Indonesia baik perorangan maupun

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya Kegiatan Amatir Radio itu merupakan penyaluran bakat yang penuh manfaat dan oleh sebab itu telah mendapatkan tempat yang layak

Lebih terperinci

BUPATI BURU. Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr. Wb dan salam sejahtera

BUPATI BURU. Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr. Wb dan salam sejahtera BUPATI BURU Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr. Wb dan salam sejahtera Yth. - Bapak Eka Sastra, SE Anggota DPR RI Fraksi Golkar - Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Buru - Para Unsur Forpimda Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai penyelenggaraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS TAHUN 2003 DISALIN OLEH M. FAISAL ANWAR YB1PR ANGGARAN DASAR ORARI HH AAA SSS III LL L MMM

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG KEWENANGAN, TUGAS, DAN TATA HUBUNGAN ANTARA KOMISI PENYIARAN INDONESIA PUSAT DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH KOMISI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA KABUPATEN PURWAKARTA makalah Oleh YUDHO DILIYANTO

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO dan GUBERNUR GORONTALO MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO dan GUBERNUR GORONTALO MEMUTUSKAN: GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN BERLANGGANAN TELEVISI MELALUI KABEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN RAPAT KERJA DAERAH ORARI DAERAH JAWA BARAT Januari 2017

KEPUTUSAN RAPAT KERJA DAERAH ORARI DAERAH JAWA BARAT Januari 2017 KEPUTUSAN RAPAT KERJA DAERAH ORARI DAERAH JAWA BARAT 2017 7 8 Januari 2017 KOMISI A No KEPUTUSAN MUSDA REALISASI KETERANGAN 1. KESEKRETARIATAN 1. ORARI Lokal wajib membuat laporan kegiatan operasional

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA KERJA BIDANG PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT U M U M Spektrum frekuensi radio dan orbit satelit merupakan sumber

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

GARIS BESAR HALUAN KERJA IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA PERIODE

GARIS BESAR HALUAN KERJA IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA PERIODE GARIS BESAR HALUAN KERJA PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Garis besar haluan kerja ikatan lembaga mahasiswa indonesia adalah pedoman organisasi dalam menentukan pola dan arah kerja untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pengertian tentang Pengambilan Keputusan... 2 3.2 Urgensi

Lebih terperinci

Digital Emergency Communication

Digital Emergency Communication Digital Emergency Communication Onno W. Purbo, YC0MLC Gambaran Umum Salah satu kesulitan utama dalam komunikasi emergency adalah penyampaian berita yang akurat, cepat dan reliable. Hal ini akan sangat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dalam kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dalam kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia dan perkembangan zaman khususnya di bidang teknologi sangatlah berhubungan erat. Teknologi yang ada terus berkembang dari waktu ke waktu dengan pesat.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG NOMOR : KEP... PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM MONITORING ORARI

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG NOMOR : KEP... PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM MONITORING ORARI KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP... PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM MONITORING ORARI Menimbang : 1. Bahwa setiap Amatir Radio Indonesia baik perorangan maupun secara organisasi

Lebih terperinci

BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2014 YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014

BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2014 YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014 BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2014 YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014 Yth. Gubernur DI Yogyakarta, atau yang Mewakili, Yth.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pemerintah Negara

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Yang menjadi simpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen berbasis adalah dalam pelaksanaan kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Nomor : P. 14/VII-PKH/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PINJAM PAKAI KAWASAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI RADIO ELEKTRONIKA DAN OPERATOR RADIO GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing.

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing. 0 LATAR BELAKANG ILUNI 80 (Ikatan Alumni STMN 80/SMKN 4) Tangerang berdiri pada saat acara Reuni Akbar tanggal 12-02 - 2012 yang digagas oleh angkatan ke 1 sampai ke 30 semua disiplin ilmu dari Mesin,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 49 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN AMATIR RADIO MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 49 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN AMATIR RADIO MENTERI PERHUBUNGAN, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 49 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN AMATIR RADIO MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 38 dan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

Draft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode

Draft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode Draft : GBHP Bab 1 Pendahuluan 1.1 Pengertian 1.2 Landasan 1.3 Tujuan 1.4 Sistematika Bab 2 Bidang-Bidang BP Periode 2012-2013 2.1 Internal 2.2 Eksternal 2.3 Kemahasiswaan Bab 3 Penutup Bab 1 Pendahuluan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH, PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH, PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1220, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Taruna. Siaga Bencana. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM TARUNA SIAGA BENCANA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. Salah satunya

Lebih terperinci