JURNAL MANAJEMEN Terbit online :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL MANAJEMEN Terbit online :"

Transkripsi

1 JURNAL MANAJEMEN Terbit online : HUBUNGAN SIKLUS KONVERSI KAS DENGAN KARAKTER KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Gendro Wiyono Diah Lestari Mumpuni Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Korespondensi : gw1@doctor.com INFORMASI NASKAH Alur Naskah: Diterima: 20 Oktober 2016 Revisi: 25 Oktober 2016 Diterima untuk terbit: 21 November 2016 Tersedia online: 8 Desember 2016 Kata Kunci: Siklus Konversi Kas, Karakter Keuangan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan melakukan analisis hubungan antara siklus konversi kas dengan karakter keuangan perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel menggunakan laporan keuangan Sektor Aneka Industri periode yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengumpulan data menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria: (1).Perusahaan Aneka Industri yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun ; (2) Perusahaan mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen; (3).Perusahaan menggunakan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah. Karakter keuangan perusahaan menggunakan model yang dilakukan Keown et al (2003), Gill et al (2010), dan Nobanee et al (2011), yang diukur dalam 7 indeks yaitu: Productivity Index (PRI), Profitability Index (PI), Liquidity Index (LI), Debt Index (DI), Market Index (MI), Size Index,dan Deviden Index (DI). Analisis data menggunakan pearson correlation. Hasilnya, 7 (tujuh) indeks karakter keuangan perusahaan menunjukkan korelasi negatif signifikan dengan siklus konversi kas PENDAHULUAN Keputusan manajemen kas merupakan keputusan penting karena kelangkaan sumber uang tunai akan mempengaruhi pengelolaan operasional perusahaan. Pengelolaan likuiditas adalah bagian dari manajemen keuangan yang mempengaruhi pengembalian dan risiko 12

2 terkait pendanaan jangka pendek serta kewajiban lancar (Lancaster, 1999). Siklus konversi kas digunakan di banyak perusahaan sebagai ukuran risiko terkait pengelolaan likuiditas. Siklus konversi kas adalah waktu yang dibutuhkan dari pembelian bahan baku melewati proses produksi sampai menjadi kas kembali (Keown:2003; Appuhami:2008). Pengelolaan likuiditas tersebut terkait dengan keberhasilan manajemen keuangan memenuhi kewajiban membayar pinjaman jangka pendek maupun kelancaran operasi perusahaan. Oleh sebab itu, tidak jarang perusahaan terpaksa mengandalkan pendanaan eksternal untuk penguatan likuiditasnya sehingga perusahaan dapat mencapai kinerja yang ditargetkan. Untuk mengukur manajemen modal kerja dilakukan berdasarkan data aktiva lancar dan kewajiban lancar yang diungkapkan melalui siklus konversi kas, dengan cara menghitung jumlah hari aktual untuk membeli bahan baku serta menjual untuk mendapatkan uang tunai (Eljelly, 2004). Panjang siklus konversi kas akan bervariasi antara satu perusahaan dengan lainnya dan dari sektor yang satu dengan sektor lainya. Siklus konversi kas didefinisikan oleh banyak peneliti yang memberikan pengertian dari sudut pandang masing-masing. Jose et al. (1996) menyatakan sebagai manajemen harian aktiva dan kewajiban yang berperan penting dalam keberhasilan perusahaan. Ide tentang siklus konversi kas pertama kali dicetuskan oleh Richards dan Laughlin (1980) sebagai teknik yang powerful untuk mengukur seberapa baik perusahaan mengelola modal kerjanya. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Siklus Konversi Kas Siklus konversi kas memusatkan pada lamanya waktu antara saat perusahaan melakukan pembayaran dan saat menerima arus kas masuk (Brigham dan Houston, 2001). Jose et al. (1996) memberikan pengertian sebagai manajemen harian aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dipraktekkan guna keberhasilan operasional perusahaan. Keown et al. (2003) menunjukkan bahwa siklus konversi kas adalah jumlah hari rata-rata periode pengumpulan piutang menjadi kas dan persediaan menjadi kas dikurangi periode pembayaran rata-rata pembayaran hutang. Sementara itu Eljelly (2004) mengungkapkannya sebagai kesenjangan tunai periode waktu antara biaya untuk produksi dan penerimaan kas. Siklus konversi kas adalah ukuran penting dalam manajemen modal kerja, yang mengukur kesenjangan antara biaya dan hasil penjualan (Padachi, 2006; Jordan, 2003). Adapun Barbara Reis Da Costa (2014) menyatakan bahwa Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle) merupakan ukuran bagaimana perusahaan dapat segera menerima kas melalui penjualan menjadi kas, yang dinyatakan dalam penjumlahan Days Sales Outstanding (DSO) dan Days Inventory Outstanding (DIO) dikurangi dengan Days Payable Outstanding (DPO). Hubungan Antar Elemen Hubungan antara elemen Siklus Konversi Kas (DSO, DIO, dan DPO) akan terkait dengan Laju kecepatan siklus konversi kas dan sangat penting bagi kelangsung hidup perusahaan. Jordan (2003) menggambarkan siklus konversi kas dalam tiga tahap, inventarisasi setelah proses produksi dan di sini perusahaan pada umumnya fokus biaya persediaan terkait mengurangi hari persediaan, termasuk biaya tingkat kerusakan. Tahap kedua adalah tahap koleksi piutang dari pelanggan yang berhubungan dengan kebijakan dalam hal kecepatan pengumpulan piutang. Selain kewajiban untuk reinvestasi kas, juga untuk menyediakan likuiditas yang cukup bagi perusahaan guna melakukan operasi seharihari. Tahap ketiga adalah tahap pengelolaan hutang yang merupakan akun pembayaran kepada kreditur. Dalam tahap ini perusahaan harus menjaga kas perusahaan untuk pembayaran jatuh tempo kreditor, walaupun dalam hal ini terbuka kemungkinan bagi perusahaan untuk memanfaatkan penundaan pembayaran. Faktor penentu siklus konversi 13

3 kas adalah untuk menentukan hubungan antara likuiditas yang seharusnya dipertahankan perusahaan dan kewajiban pembayaran kepada pemasok. Jika periode persediaan singkat, perusahaan dapat terkena risiko di mana ia harus mempertahankan persentase tertentu untuk memenuhi kewajibannya kepada pemasok. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa banyak pelanggan ingin adanya jangka waktu pelunasan pembayaran, namun jika perusahaan meningkatkan periode pembayaran, dapat menyebabkan perlunya kebijakan diskon dan insentif, sehingga perusahaan perlu menyeimbangkan di kebijakan ini (Sheffi, 2005). Karakter Perusahaan Karakter perusahaan direpresentasikan dalam 7 (tujuh) variabel, di mana masingmasing di proksi dengan rasio yang relevan sebagaimana nampak pada tabel dibawah ini. Tabel 1: Karakter Keuangan Perusahaan Variabel Dependen Proxy Productivity Index (PRI) Total Assets Turn Over (TATO) Profitability Index (PI) Return On Assets (ROA) Liqudity Index (LI) Current Ratio (CR) Debt Index (DbI) Debt Ratio Market Index (MI) Price to Book Ratio Size Index (SI) Log Natural Total Assets Dividend Index DI) Devidend Per. Share Kerangka Pikir dan Pengembangan hipotesis Berdasarkan landasan teori diatas, maka kerangka pikir hubungan antara siklus konvesi kas dengan karakter keuangan perusahaan dapat di gambarkan sebagaimana diagram dibawah ini. Gambar 1: Kerangka Pikir Siklus konversi kas meliputi lamanya persediaan dalam penyimpanan, lamanya pengumpulan piutang, dan jangka waktu pembayaran hutang (John & Senber, 1998; Jordan,2003; Gill Biger, 2013; Obradovich, John, 2015). Lyroudi & Lazaridis (2000) menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan tergantung pada manajemen modal kerja di mana siklus konversi kas memiliki dampak yang signifikan dengan likuiditas perusahaan. 14

4 Nobanee et al. (2004) menunjukkan bahwa kinerja lebih baik jika konversi persediaan menjadi kas lebih cepat. Padachi (2006) menganalisis tren dalam manajemen modal kerja dan dampaknya terhadap kinerja bisnis perusahaan, bahwa perusahaan perlu melakukan perubahan konstan dalam kebijakan modal kerja, melalui peningkatan persediaan dan piutang, yang mengarah ke profitabilitas. Menurut Teruel & Solano (2007) profitabilitas meningkat dengan menurunnya hari pengumpulan piutang, dan perputaran persediaan. Samiloglu dan Demirgunes (2008) menganalisis dampak manajemen modal kerja dengan profitabilitas dan hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara profitabilitas dengan rata-rata hari pengumpulan piutang, persediaan dan hutang jangka pendek, sedangkan pertumbuhan penjualan memiliki hubungan positif signifikan dengan profitabilitas. Selanjutnya Nobanee et al. (2011) menunjukkan adanya hubungan negatif dan signifikan antara siklus konversi kas dengan pengembalian aset. Sementara Karaduman et al. (2011) menunjukkan adanya pengaruh siklus konversi kas dengan kinerja melalui peningkatan modal kerja bersih. Vijayakumar (2011) menunjukkan adanya hubungan negatuf signifikan antara profitabilitas dengan ratarata periode pengumpulan piutang. Hasil penelitian Ashok Kumar Panigrahi (2013) menunjukkan hubungan negatif signifikan antara siklus koversi kas dengan return on assets dan return on equity. Raheman dan Nasr (2007) menganalisis dampak manajemen modal kerja dengan likuiditas dan profitabilitas, hasil menunjukkan adanya suatu hubungan yang signifikan dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positip antara modal dengan siklus rasio lancar dan rasio likuiditas. Li-Hua Lin et al (2014) menunjukkan bahwa siklus konversi kas lebih mencerminkan kemampuan likuiditasnya untuk membayar kewajibannya jangka pendek. Nazir dan Afza (2008) menunjukkan bahwa return on assets, leverage, siklus operasi dan indikator Q Tobin memiliki dampak yang signifikan terhadap modal kerja, di mana efek ini bervariasi sesuai dengan jenis industri di pasar. Hasil lain yang mereka temukan bahwa manajer dapat meningkatkan profitabilitas dengan mengurangi ratarata pengumpulan piutang dan biaya penyimpanan persediaan, dan juga waktu yang lebih lama untuk membayar hutang jangka pendek. Jika perusahaan mampu menjual persediaan dan menagih piutang sebelum membayar hutang, maka perusahaan tidak berada di bawah tekanan untuk mengurangi periode pengumpulan dan penjualan persediaan. Hasil penelitian Faris Nasif Al-Shubiri et al (2012) menunjukkan ada hubungan positip dan signifikan antara siklus konversi kas dengan hutang, pasar, produktivitas, likuiditas dan dividen. Secara umum, salah satu cara untuk memitigasi konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan manajer adalah dengan penggunaan hutang. Penggunaan hutang bermanfaat untuk memotivasi manajer dan organisasi untuk beroperasi dengan lebih efisien (Jensen, 1986). Manajer dengan kas berlebih dapat menggunakan kas tersebut untuk membagi dividen pada pemegang saham, membeli ulang saham, maupun investasi pada proyek dengan pengembalian rendah. Hutang memungkinkan manajer untuk menepati janjinya atas pembayaran tertentu di masa datang. Karena itu, hutang dapat menjadi substitusi yang sempurna atas dividen. Hutang yang diterbitkan ini dapat mengurangi kos keagenan atas aliran kas bebas dengan mengurangi kas yang tersedia untuk dibelanjakan dengan keleluasaan manajerial (managerial discretion). Menurut Dittmar et al. (2003), teori keagenan menjelaskan bahwa manajer yang tidak mengutamakan kesejahteraan pemegang saham akan menimbun kas dan menginvestasikannya pada proyek dengan net present value (NPV) negatif atau melakukan akuisisi berlebihan. Dengan demikian pengelolaan siklus konversi kas yang baik, yang menjamin tersedianya likuiditas yang cukup tidak semerta akan mengurangi utang perusahaan apabila dikaitkan dengan teori keagenan. 15

5 Hutchison et al. (2007) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara panjangnya siklus operasi dan kembalinya investasi perusahaan. Adapun studi Uyar A. (2009) di Istanbul, menemukan hubungan yang negatif signifikan antara panjangnya siklus konversi kas dengan ukuran perusahaan dan profitabilitas. Dong dan Su (2010) menemukan hubungan negatif antara siklus konversi kas dengan kinerja dan terjadi hubungan positif antara rata-rata hutang dengan kinerja.. Hasil studi diatas mencerminkan bahwa Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle) berhubungan negatif dan signifikan dengan karakter perusahaan (PRI, PI, LI, DbL, MI,SI, dan DI). Dengan demikian maka hipotesis yang dikembangkan seperti berikut ini. Hipotesis Mayor: Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara Siklus Konversi Kas dengan Karakter Keuangan perusahaan sektor aneka industri. Hipotesis Minor: H1: Terdapat hubungan negatif dan signifikan Siklus konversi kas dengan Indeks Produktifitas (Productivity Index/PRI). H2: Terdapat hubungan negatif dan signifikan Siklus Konversi Kas dengan Indeks Profitabilitas (Profitability Index/PI). H3: Terdapat hubungan positip dan signifikan Siklus Konversi Kas dengan Indeks Likuiditas (Liquidity Index/LI). H4: Terdapat hubungan negatif dan signifikan Siklus Konversi Kas dengan Indeks Hutang (Debt Index/DbI). H5: Terdapat hubungan negatif dan signifikan Siklus Konversi Kas dengan Indeks Pasar (Market Index/MI). H6: Terdapat hubungan negatif dan signifikan Siklus Konversi Kas dengan Indeks Aset (Size Index/SI). H7: Terdapat hubungan negatif dan signifikan Siklus Konversi Kas dengan Indeks Dividen (Dividend Index/DI) METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Indonesia, dengan melakukan pengamatan pada perusahaan aneka industri yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun data diambil dari dari situs Peubah Yang Diamati Peubah yang diamati pada sebagai berikut: 16

6 Metode Pengumpulan Data Sampel yang diamati adalah perusahaan Sektor Aneka Industri, adapun Metode pengumpulan data menggunakan teknik Purposive Sampling dengan kriteria berikut ini. a. Perusahaan aneka industri di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode b. Mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen. c. Menggunakan mata uang rupiah. Analisis Data Analisis data menggunakan Pearson Correlation, dengan rumus berikut ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengumpulan data, diperoleh deskripsi data variabel seperti ditunjukan pada tabel berikut ini. Tabel 4: Deskripsi data Variabel Formula Deskripsi Cash Conversion Cycle (CCC) Productivity Index (PrI) Profitability Index (PI) Liquidity Index (LI) Total Assets Turn Over Total Assets Turn Over Return On Assets Current Ratio -50 hr s/d 0 hr (49%); 0 hr s/d 50 hr (25%); 50 hr s/d 100 hr (28%). Semakin kecil CCC semakin menguntungkan bagi perusahaan. Id 0,5 s/d 1,00 (35,07%); Id 1,0 s/d 1,5 (35,58%). Semakin tinggi PI, semakin menunjukkan perusahaan yang baik Id 0 s/d -10 (16,42%); Id 0 s/d 10 (67,16%). Semakin tinggi profitability indeks, semakin baik perusahaan Id 0 s/d 100 (21,64%); Id 100 s/d 200 (51,49%); Id 200 s/d 300 (19,40%). Semakin tinggi likuiditas semakin baik perusahaan._ 17

7 Debt Index Market Index Size Index Dividend Index Debt to Asset Ratio Price to Book Ratio Log Natural Total Assets Devidend Per. Share Id 0 s/d 0,50 (50,75%); 0,50 s/d 1,00 (50,75%). Semakin tinggi kemampuan membayar, semakin berani perusahaan mengembangkan usahanya dengan menggunakan modal eksternal. Id 0,00 s/d 2,00 (75,37%); Id 2 s/d 4 (16,42%); posisi minus (5,22%). Semakin tinggi nilai pasar, semakin baik perusahaan Id 12 s/d 14 (44,78%); Id 14 s/d 16 (41,04%). Semakin besar total aset, artinya bahwa perusahaan semakin berkembang Id 0 (58,21%); Id 0 s/d 500 (39,55%). Semakin besar perusahaan berani membayar dividen, artinya menunjukkan perusahaan yang konsisten dengan komitmen dan tidak bisa dicontoh oleh perusahaan yang tidak baik. PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis korelasi, semua hipotesis terbukti seperti nampak pada tabel dibawah ini. Tabel 5: Hasil Uji Hipotesis PEMBAHASAN Hasil penelitian ini, dari semua uji hipotesis yang dilakukan memperkuat penelitian yang telah dilakukan terdahulu. Lyroudi & Lazaridis (2000) menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan tergantung pada manajemen modal kerja di mana siklus konversi kas memiliki dampak yang signifikan dengan likuiditas perusahaan. Nobanee et al. (2004) 18

8 menunjukkan bahwa kinerja lebih baik jika konversi persediaan menjadi kas lebih cepat. Padachi (2006) menganalisis tren dalam manajemen modal kerja dan dampaknya terhadap kinerja bisnis perusahaan, bahwa perusahaan perlu melakukan perubahan konstan dalam kebijakan modal kerja, melalui peningkatan persediaan dan piutang, yang mengarah ke profitabilitas. Menurut Teruel & Solano (2007) profitabilitas meningkat dengan menurunnya hari pengumpulan piutang, dan perputaran persediaan. Samiloglu dan Demirgunes (2008) menganalisis dampak manajemen modal kerja dengan profitabilitas dan hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara profitabilitas dengan rata-rata hari pengumpulan piutang, persediaan dan hutang jangka pendek, sedangkan pertumbuhan penjualan memiliki hubungan positif signifikan dengan profitabilitas. Selanjutnya Nobanee et al. (2011) menunjukkan adanya hubungan negatif dan signifikan antara siklus konversi kas dengan pengembalian aset. Sementara Karaduman et al. (2011) menunjukkan adanya pengaruh siklus konversi kas dengan kinerja melalui peningkatan modal kerja bersih. Vijayakumar (2011) menunjukkan adanya hubungan negatuf signifikan antara profitabilitas dengan rata-rata periode pengumpulan piutang. Hasil penelitian Ashok Kumar Panigrahi (2013) menunjukkan hubungan negatif signifikan antara siklus koversi kas dengan return on assets dan return on equity. Raheman dan Nasr (2007) menganalisis dampak manajemen modal kerja dengan likuiditas dan profitabilitas, hasil menunjukkan adanya suatu hubungan yang signifikan dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positip antara modal dengan siklus rasio lancar dan rasio likuiditas. Li-Hua Lin et al (2014) menunjukkan bahwa siklus konversi kas lebih mencerminkan kemampuan likuiditasnya untuk membayar kewajibannya jangka pendek. Nazir dan Afza (2008) menunjukkan bahwa return on assets, leverage, siklus operasi dan indikator Q Tobin memiliki dampak yang signifikan terhadap modal kerja, di mana efek ini bervariasi sesuai dengan jenis industri di pasar. Hasil lain yang mereka temukan bahwa manajer dapat meningkatkan profitabilitas dengan mengurangi rata-rata pengumpulan piutang dan biaya penyimpanan persediaan, dan juga waktu yang lebih lama untuk membayar hutang jangka pendek. Jika perusahaan mampu menjual persediaan dan menagih piutang sebelum membayar hutang, maka perusahaan tidak berada di bawah tekanan untuk mengurangi periode pengumpulan dan penjualan persediaan. Hasil penelitian Faris Nasif Al-Shubiri et al (2012) menunjukkan ada hubungan positip dan signifikan antara siklus konversi kas dengan hutang, pasar, produktivitas, likuiditas dan dividen. Hutchison et al. (2007) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara panjangnya siklus operasi dan kembalinya investasi perusahaan. Adapun studi Uyar A. (2009) di Istanbul, menemukan hubungan yang negatif signifikan antara panjangnya siklus konversi kas dengan ukuran perusahaan dan profitabilitas. Dong dan Su (2010) menemukan hubungan negatif antara siklus konversi kas dengan kinerja dan terjadi hubungan positif antara rata-rata hutang dengan kinerja.. Hasil studi diatas mencerminkan bahwa Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle) berhubungan negatif dan signifikan dengan karakter perusahaan. PENUTUP Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengelolaan siklus konversi kas yang baik akan mampu memberikan peningkatan kinerja perusahaan yang direpresentasikan melalui karakter keuangan perusahaan. Siklus konversi kas ini berkaitan dengan persediaan, piutang, dan utang dagang, oleh sebab itu kemampuan mengelolanya sangat terkait dengan supplier dan konsumen. Semakin bagus image perusahaan dari sudut pandang supplier maupun konsumen, maka pengelolaan siklus konversi kas semakin mudah dilakukan. 19

9 Saran yang dapat diberikan bagi perusahaan untuk dapat melakukan pengelolaan siklus konversi kas agar dapat mendorong kinerja perusahaan yaitu: Pertama, dari sudut pengelolaan siklus konversi kas meliputi: (a).kualitas produk/jasa yang bagus; (b).manajemen persediaan yang bagus; (c).kebijakan piutang yang mendukung; (d).menjaga kepercayaan dan membangun komunikasi dengan terhadap supplier. Kedua, dari sudut pengelolaan karakter keuangan perusahaan meliputi: (a).pemanfaatan excess cash harus diperhitungkan dengan matang; (b).menjaga likuiditas untuk operasional; (c).menjaga terpenuhinya kewajiban kepada pihak ketiga; (d).kinerja perusahaan yang baik harus terkomunikasikan pada publik; (e).hak investor atas dividen harus mendapat perhatian. DAFTAR PUSTAKA Afza, T. and Nazir, M.S. (2008). Working Capital Approaches and Firm s Returns in Pakistan, Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences, Vol. 1, No. 1, pp Al-Shubiri dan Aburuman The Relationship Between Cash Conversion and Financial Characteristics of Industrial Sectors: an Empirical Study. Investment Management and Financial Innovations, Vol. 10, Issue 4. Appuhami, B.A Ranjith (2008). The Impact of Firms Capital Expenditure on Working Capital Management: An Empirical Study across Industries in Thailand, International Management Review, Vol. 4, No. 1. Ashok Kumar, P. (2013). Cash Conversion Cycle And Firms Profitability A. Study Of Cement Manufacturing Companies of India. International Journal of Current Research. Barbara Reis Da Costa (2014). Cash Conversion Cycle Across Industries. A Work Project, presented as part of the requirements for the Award of a Masters Degree in Management from the NOVA School of Business and Economics. Demirgunes, K. and Samiloglu, F. (2008). The effect of working capital management on firm profitability: Evidence from Turkey, International Journal of Applied Economics and Finance, Vol. 2, No. 1, pp Dong, H.P., Su, J. (2010). The Relationship between Working Capital Management and Profitability: A Vietnam Case, International Research Journal of Finance and Economics, ISSN Eljelly, A.M.A. (2004). Liquidity-profitability tradeoff: an empirical investigation in an emerging market, International Journal of Commerce & Management, Vol. 14, No. 2, pp Filbeck, G. and Krueger, T.M. (2003). An Analysis of Working Capital Management Results across Industries, Mid American Journal of Business, Vol. 20, No. 2. Johnson, M. and Templar, S. (2011). The relationships between supply chain and firm performance the development and testing of a unified proxy, International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, 41 (2), pp Jordan, R.W. (2003). Fundamentals of Corporate Finance, 6th ed., McGraw-Hill Companies, Boston. Karaduman, H.A., Akbas, H.E., Caliskan, A.O. & Durer, S. (2011). The Relationship between Working Capital Management and Profitability: Evidence from an Emerging Market, International Research Journal of Finance and Economics, No. 62, pp Karaduman, H.A., Akbas, H.E., Ozsozgun, A., Durer, S. (2010). Effects of working capital management on profitability: the Case for selected companies in the Istanbul stock 20

10 exchange ( ), International Journal of Economics and Finance Studies, Vol. 2, No. 2. Keown, A.J., Martin, J.D., Petty, J.W. and Scott, D.F. (2003). Foundations of Finance, 4th ed., Pearson Education, New Jersey. Lyroudi, K. & Lazaridis, J. (2000). The cash Conversion Cycle and Liquidity Analysis of The Food Industry in Greece, Works paper, SSRN Paper Collection. Available at: Nihat, Aktas et al. (2014). Is Working Capital management Value-Enhancing? Evidence From Firm Performance and Investment. Nobanee, H., Abdullatif, M. & Al Hajjar, M. (2011). Cash conversion cycle and firm s performance of Japanese firms, Asian Review of Accounting, Vol. 19, No. 2, pp Nobanee, H., Abdullatif, M. and AlHajjar, M. (2004). Cash Conversion Cycle and Firm s Performance of Japanese Firms, Emeraldgroup of publishing limited. Obradovich et al. (2014). The Impact of Independent Directors on the Cash Conversion Cycle of American Manufacturing Firms. Faculty Publications and Presentation, School of Business Liberty University. Padachi, K. (2006). Trends in working capital management and its impact on firms performance: an analysis of Mauritian small manufacturing firms, International Review of Business Research Papers, Vol. 2, No. 2, pp Raheman, A. and M. Nasr (2007). Working Capital Management and Profitability Case of Pakistani Firms, International Review of Business Research Papers, Vol. 3, No. 2, pp Sheffi, Y. (2005). The Resilient Enterprise: Overcoming Vulnerability for Competitive Advantage, MIT Press, Cambridge, MA. Tauringana, Venancio dan Godfred A.A. (2013). The relative Importance of Working Capital Management and The its Components to SME s Profitability. Journal of Small Business and Enterprise Development. Vol 20 No. 3. Teruel, P.J.G. and Solano, P.M. (2007). Effects of working capital management on SME profitability, International journal of Managerial Finance, Vol. 3, No. 2, pp Uyar, A. (2009). The Relationship of Cash Conversion Cycle with Firm Size and Profitability: An Empirical Investigation in Turkey, International Research Journal of Finance and Economics, Issue 24, pp Vijayakumar, D.A. (2011). Cash Conversion Cycle and Corporate Profitability An Empirical Enquiry in Indian Automobile Firms, International Journal of Research in Commerce, IT and Management, Vol. 1, No. 2, pp Viswanath, R. Krishnamurti, C. (2009). Investment Management, A Modern Guide to Security Analysis and Stock Selection. Springer 21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan. Hasil analisis regresi tahun 2005 menunjukan bahwa :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan. Hasil analisis regresi tahun 2005 menunjukan bahwa : BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian ini berdasarkan sampel perusahaan non keuangan di Indonesia pada tahun 2005 2009 dilihat secara setiap tahun selanjutnya hasil analisis regresi menunjukkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. European Journal of Accounting Auditing and Finance Research, Vol.2,

DAFTAR PUSTAKA. European Journal of Accounting Auditing and Finance Research, Vol.2, DAFTAR PUSTAKA Ademola, Osundina Jacob. (2014). Working Capital Management & Profitability of Selected Quoted Food & Beverages Manufacturing Firms in Nigeria, European Journal of Accounting Auditing and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi perusahaan tersebut. Dengan melihat persaingan yang ada maka

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi perusahaan tersebut. Dengan melihat persaingan yang ada maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pertumbuhan dunia usaha yang semakin berkembang, banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan menjadi perusahaan yang besar. Semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan berbagai kekayaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber dana. Perolehan sumber dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipicu oleh fenomena gagal bayar subprime mortgage bertransformasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dipicu oleh fenomena gagal bayar subprime mortgage bertransformasi menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis finansial tercatat banyak terjadi hingga tahun 2013. Krisis tersebut menimpa perusahaan, baik di negara berkembang maupun negara maju. Kegagalan menjaga likuiditas

Lebih terperinci

Pengaruh Working Capital Management terhadap Kinerja dan Risiko Perusahaan

Pengaruh Working Capital Management terhadap Kinerja dan Risiko Perusahaan Ermawati Pengaruh Working Capital 1 Pengaruh Working Capital Management terhadap Kinerja dan Risiko Perusahaan Wita Juwita Ermawati Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab tinjauan pustaka ini, peneliti mengkaji dan mereview beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab tinjauan pustaka ini, peneliti mengkaji dan mereview beberapa 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada bab tinjauan pustaka ini, peneliti mengkaji dan mereview beberapa jurnal nasional dan international untuk dijadikan referensi dan kajian hasil serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini, kemajuan teknologi telah berpengaruh besar terhadap cara perusahaan dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengertian Profitabilitas. bersih atau laba yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengertian Profitabilitas. bersih atau laba yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Profitabilitas 2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas Secara umum pengertian profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih atau laba yang mampu diraih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

Pengaruh Siklus Konversi Kas dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Pengaruh Siklus Konversi Kas dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 Pengaruh Siklus Konversi Kas dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Trisnadi Wijaya 1 Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palembang

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham secara tunai dan menentukan jumlah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan pasar modal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang ingin go public.

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MANAJEMEN SIKLUS KONVERSI KAS PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA USAHA TERDAFTAR DI BEI

EFEKTIFITAS MANAJEMEN SIKLUS KONVERSI KAS PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA USAHA TERDAFTAR DI BEI Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan p-issn 2548 298X Akreditasi No. 32a/E/KPT/2017 e-issn 2548 5024 DOI: 10.24034/j25485024.y2017.v1.i4.2728 EFEKTIFITAS MANAJEMEN SIKLUS KONVERSI KAS PERUSAHAAN SEKTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2012 industri manufaktur menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2012 industri manufaktur menyumbang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor industri manufaktur memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2012 industri manufaktur menyumbang 20,8% atau sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPONEN WORKING CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

PENGARUH KOMPONEN WORKING CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN JDA Vol. 4, No. 1, Maret 2012, pp. 20-26 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda PENGARUH KOMPONEN WORKING CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Anggita Langgeng Wijaya Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS DALAM INDUSTRI CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS DALAM INDUSTRI CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS DALAM INDUSTRI CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Iswandi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia saat ini masih berada pada tahap pemulihan krisis ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat ratusan perusahaan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) dapat digunakan untuk mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara definitif adalah interval

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis data serta pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang dilakukannya penelitian baik dari sisi konseptual maupun kontekstual. Di dalam bab ini juga menguraikan mengenai rumusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting untuk perkembangan usaha adalah fungsi manajemen keuangan, yaitu menjaga keseimbangan keadaan finansialnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Rentabilitas Ekonomis Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Inventory Conversion Period (ICP), Receivable Conversion Period (RCP)

BAB V PENUTUP. 1. Inventory Conversion Period (ICP), Receivable Conversion Period (RCP) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah pengelolaan modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dengan cara deskriptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal

Lebih terperinci

Pengaruh Manajemen Modal Kerja pada Kinerja Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Manajemen Modal Kerja pada Kinerja Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia VOL. 5 (3): 129-140, 2011 Pengaruh Manajemen Modal Kerja pada Kinerja Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Nilmawati Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Effects of Performance

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel data perusahaan LQ 45 non keuangan yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai. industri/jasa untuk keperluan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai. industri/jasa untuk keperluan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Manajemen Modal Kerja Menurut Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai aktiva/harta yang dapat segera dijadikan uang kas yaitu dipakai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGAN Sebuah perusahaan yang baik sudah seharusnya membuat laporan keuangan setiap periode untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang melaju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Di lain pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Topik: Modal Kerja. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME

Manajemen Keuangan Topik: Modal Kerja. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME Manajemen Keuangan Topik: Modal Kerja Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME PEMBIAYAAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN Jangka waktu Jangka Pendek VS Jangka Panjang Sumber Pembiayaan Internal VS Eksternal JENIS/SUMBER PEMBIAYAAN:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) dari investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh aliran kas bebas, keputusan pendanaan, set kesempatan investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut: 1.1 Aliran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat mengirim sinyal kepada pihak terkait. Signalling theory

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat mengirim sinyal kepada pihak terkait. Signalling theory 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Prof. Imam Ghozali (2016) mengatakan bahwa toeri pensinyalan berkaitan dengan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. diantara tujuan-tujuan didirikannya perusahaan terdapat dua hal paling

BAB I PENDAHULUAN. internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. diantara tujuan-tujuan didirikannya perusahaan terdapat dua hal paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menggunakan dan mengkoordinasi sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan yang tidak terbatas dengan cara yang menguntungkan.

Lebih terperinci

Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK

Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK http://manajemen.unsoed.ac.id/repositorydocoument-to-download ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston (2009) adalah untuk memaksimalkan kekayaan bagi para pemegang sahamnya atau kepada pemilik perusahaan (stakeholder).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal pada negara tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Teori Yang Relevan Dengan Kebijakan Deviden Menurut Brigham dan Houston (2001:14) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan semua perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya, hanya saja cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Pemahaman arti modal kerja (working capital) sangat erat kaitannya dengan keberhasilan mengelola modal kerja.

Lebih terperinci

Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka

Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka SHORT TERM INVESTMENT & FINANCING & CURRENT ASSET MANAGEMENT ASET LANCAR Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka KEWAJIBAN LANCAR Utang Dagang Utang Wesel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efisien. Hal tersebut bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia perusahaan manufaktur merupakan sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada Tabel I.1 terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dan pedoman untuk penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Nurhayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen dalam perusahaan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan dividen ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci