BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Nusa Multilaksana, merupakan perusahaan yang bergerak pada usaha perdagangan. PT. Nusa Multilaksana berkedudukan di Jalan Kapuk Pulo 88 D7 Kecamatan Cengkareng Kodamadya Jakata Barat, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Perusahaan bergerak dibidang produksi berbagai jenis barang yang terbuat dari metal dan plastik, dengan produk akhir berupa komponen-komponen pendukung produk furniture seperti office chair, meeting chair, foulding chair, office desk, rack and storage, desk and table, lobby space, school chair, banquet chair, banquet table dan trolly. B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif yang digolongkan kedalam jenis penelitian penjelasan (explanatory research). Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif-induktif yang berasal dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli dan pemahaman peneliti berdasarkan pengalaman yang selanjutnya dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan dan pemecahan-pemecahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Metode 46

2 47 kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui hubungan tata letak dengan material handling dalam mencapai efisiensi proses produksi. GAMBAR 3.1 METODE PENELITIAN MULAI Jurnal Ilmiah, Buku, Artikel Daftar pustaka Studi Lapangan Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah Jumlah Fasilitas Produksi, Data Proses produksi, Data Aliran Bahan, Data Jarak antar Fasilitas, Data Waktu, Data Biaya, Luas setiap departemen Penetapan tujuan Pengumpulan Data Pengolahan Data Peta Proses Operasi Peta Aliran Proses From to Chart Pemilihan Metode Activity Relationship Chart (ARC) Activity Relationship Diagram (ARD) CRAFT Analisis Pemilihan Tata Letak Paling Efisien Perancangan Tata Letak Usulan Kesimpulan dan saran Sumber : Data sekunder, diolah peneliti SELESAI

3 48 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel Menurut Sugiyono (2013:96) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang menpunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Secara teroritis variabel didefinikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain Hatch dan Fardly dalam Sugiyono (2013:95). Dalam penelitian berkaitan dengan evaluasi tata letak dalam mencapai efisiensi kerja peneliti menentukan variabel penelitian sebagai berikut : a. Tata letak fasilitas. Tata letak fasilitas merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Dimana fasilitas-fasilitas tersebut merupakan sarana didalam menjalankan proses produksi. b. Sistem produksi. Produksi adalah penciptaan barang dan jasa (Heizer dan Render,2009). Sistem produksi merupakan serangkaian tugas yang menggunakan sumber daya untuk memperoleh barang dan jasa. Variabel sistem produksi dalam penelitian ini

4 49 merupakan sistem produksi yang dilakukan di PT. Nusa Multilaksana, yaitu sistem produksi yang bersifat terputus dimana diartikan sebagai bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya menurut Assauri (2008:105). c. Material Handling. Material handling merupakan seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan dan pengawasan material (Hari Purnomo,2004:240). Varibel material handling dalam penelitian ini adalah keseluruhan perpindahan material yang terjadi antar fasilitas produksi satu dengan fasilitas produksi lainnya pada PT.Nusa Multilaksana. 2. Operasionalisasi Variabel Di dalam suatu penelitian, terdapat beberapa variabel yang terlibat. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian perlu untuk diperjelas dan dibatasi definisinya agar sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Penjelasan mengenai batasan dan definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan dalam tabel berikut:

5 50 TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Konsep Tata letak fasilitas Definisi Operasional Kondisi dan susunan fasilitas produksi PT.Nusa Multilaksana Indikator 1. Jarak antar fasilitas produksi 2. Waktu dan biaya perpindahan bahan 3. Jumlah stasiun kerja yang ada. 4. Total pergerakan Skala Rasio Sistem produksi Segala proses dan kegiatan yang berkaitan dengan proses menghasilkan produk pada PT.Nusa Multi Laksana 1. Jumlah keluaran produksi yang dihasilkan dalam 1 hari. 2. Produktifitas atau 3. Jumlah kegiatan / tugas produksi yang harus dikerjakan. 4. Lama waktu kerja / waktu produksi yang tersedia. Rasio Material Handling Segala proses dan kegiatan yang berkaitan dengan perpindahan material antar departemen atau fasilitas produksi pada PT.Nusa Multilaksana 1. Frekuensi Perpindahan 2. Ongkos material handling (OHM) 3. Jarak antar fasilitas Rasio Sumber : Data sekunder, diolah oleh peneliti

6 51 D. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data. Tehnik tersebut antara lain: 1. Penelitian lapangan (field research) Pengambilan dilakukan secara langsung dengan mendatangi lokasi penelitian dan melakukan kegiatan pengumpulan data yang terdiri atas kegiatan sebagai berikut: a. Wawancara (interview) Memberikan sejumlah pertanyaan terstrukrur kepada beberapa sampel karyawan maupun orang-orang yang bekerja disana. Data pertanyaan akan berkaitan mengenai informasi yang dibutuhkan peneliti. b. Pengamatan Langsung terhadap Objek (observasi) Melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian (dalam penelitian ini, lokasi pabrik, tata letak, proses produksi, perpindahan material dll). 2. Studi Dokumentasi Melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dan mengamati berbagai dokumen dan sumber data yang dimiliki oleh PT. Nusa Multilaksana.

7 52 E. Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan empat tahap. Tahap pertama yaitu, melakukan analisis terhadap tata letak dan sistem produksi yang dimiliki oleh perusahaan, yang merupakan analisis mendasar terhadap kondisi perusahaan. Pada tahap ini akan diperoleh data berkaitan dengan jumlah fasilitas produksi, proses produksi, jarak antar fasilitas, frekuensi perpindahan, waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk serta luas ruang setiap fasilitas produksi. Setelah itu peneliti akan melakukan perhitungan terhadap total pergerakan yang terjadi, dalam perhitungan ini digunakan rumus sebagai berikut (Damanik et.al,2014) : Total pergerakan = Jarak x Frekuensi perpindahan Untuk selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap biaya perpindahan antar fasilitas produksi, dimana dalam perhitungan ini digunakan rumus ongkos material handling (OHM), (Damanik et.al, 2014) yaitu : OHM = Biaya perpindahan per detik x Frekuensi Perpindahan Tahap kedua dari penelitian ini adalah melakukan analisis tata letak awal fasilitas produksi dengan menggunakan metode CRAFT untuk diperoleh biaya perpindahan dari tata letak awal. Kemudian dilakukan analisis untuk diperoleh interelasi pertukaran fasilitas produksi untuk memperoleh tata letak dengan biaya terendah dan meminimalkan total pergerakan.

8 53 Tahap ketiga peneliti melakukan analisis terhadap keterkaitan aktifitas proses produksi dengan pendekatan metode Activity Relationship Chart (ARC), setelahnya dibuat worksheet untuk mempermudah pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD). Melalui ketiga proses tersebut akan dapat diperoleh suatu gambaran ideal bagaimana suatu fasilitas produksi sebaiknya berdekatan. Tahap keempat adalah melakukan relayout tata letak dengan mendasarkan pada hasil analisis metode CRAFT terhadap tata letak awal PT.Nusa Multilaksana. Dalam relayout ini juga mempertimbangkan hasil analisis dari ARC dan ARD yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap layout usulan dengan data input yang sama pada analisis awal, untuk diperoleh tata letak usulan yang paling efisien yang didasarkan pada total pergerakan, tingkat efisiensi, dan rendahnya biaya perpindahan barang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode-metode yang digunakan untuk menganalisis tata letak suatu perusahaan, metode yang digunakan tersebut diantaranya adalah: 1. Peta Proses Operasi Peta proses operasi adalah suatu peta yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku urutan-urutan proses produksi dan pemeriksaan dari awal proses sampai menjadi barang jadi. Pembuatan peta proses operasi ini merupakan tahapan pertama dalam urutan langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas

9 54 dan perpindahan bahan, dimana didalamnya terdapat suatu simbol yang terdiri dari operasi, pemeriksaan dan gudang. Selain itu berisi juga informasi tentang hal-hal sebagai berikut Hari Purnomo (2004:90) : Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/aktifitas Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan Peralatan atau mesin yang digunakan Prosentase scrap selama berlansungnya aktifitas 2. Peta Aliran Proses Peta aliran proses adalah suatu diagram yang mengambarkan urutan-urutan dari operasi, tranportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama proses atau prosedur berlangsung. Beberapa kegunaan peta aliran proses adalah sebagai berikut Hari Purnomo (2004:97) : 1. Menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses dan melakukan pengujian secara detail tentang proses. 2. Digunakan untuk menganalisa proses seperti : jumlah aktifitas proses, jarak, peralatan, tenaga kerja. 3. Sebagai dasar untuk melakukan perbaiakan proses atau metode kerja. 4. Digunakan sebagai dasar untuk perhitungan biaya dan dapat digunakan untuk melacak biaya-biaya yang

10 55 tersembunyi apabila terjadi ketidakefisien dan terjadi ketidaksempurnaan pekerjaan. 5. Digunakan sebagai perbandingan apabila ada metode penganti. 3. From To Chart (FTC) From to Chart adalah metode konvensional yang sering digunakan untuk perencanaan tata letak. Metode ini sangat berguna untuk perencanaan apabila barang yang mengalir pada suatu lokasi berjumlah banyak seperti di bengkel-bengkel mesin umum, kantor atau fasilitasfasilitas lainnya. peta dari-ke dilakukan dengan cara mengubah data dasar menjadi data yang siap dipakai pada peta dari-ke dilanjutkan dengan membuat matriks sesuai dengan jumlah kegiatan. Kemudian memasukkan data yang sesuai dengan kegiatan tersebut. Adapun data yang dimasukkan ke dalam matrik dapat berbagai bentuk yang antara lain sebagai berikut Hari Purnomo (2004:102): 1. Jumlah gerakan antar kegiatan. 2. Jumlah beban yang dipindahkan tiap periode waktu. 3. Berat bahan yang dipindahkan tiap periode. 4. Kombinasi dari jumlah, waktu, dan berat tiap satuan waktu 5. Prosentase dari tiap kegiatan terhadap kegiatan-kegiatan sebelumnya.

11 56 4. Pendekatan Kualitatif 4.1 Activity Relationship Chart Analisis ini diperlukan untuk menganalisis tingkat hubungan atau keterkaitan aktifitas dari suatu ruang dengan dengan ruangan lainnya. Untuk membantu menentukan aktifitas yang harus diletakkan pada suatu departemen, telah ditetapkan suatu pengelompokan derajat hubungan, yang diikuti dengan tanda bagi setiap derajat tersebut. Menurut Muther (Faisol et.al 2013) berbagai hubungan tersebut antara lain: TABEL 3.2 SKALA KEDEKATAN ACTIVITY RELATIONSHIP CHART Warna kedekatan Keterangan Kode Merah Mutlak didekatkan A Kuning Sangat penting didekatkan E Hijau Penting didekatkan I Biru Biasa/cukup O Tidak ada kode warna Tidak penting didekatkan U (putih) Cokelat Tidak boleh berdekatan X Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pendekatan kualitatif ini adalah perumusan alasan dan tehnik penilaian. Dalam perumusan alasan yang perlu diperhatikan adalah jaminan tidak terjadi tumpangtindih antar alasan. Alasan harus dirumuskan saling independen. Hal

12 57 ini ditujukan untuk mengurangi penilaian yang bias. Perumusan alasan dapat dilakukan dengan melalui curah gagasan yang didasarkan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang relevan. Sebuah rumusan alasan yang baik apabila terukur dan bersifat operasional. Berdasarkan pada penilaian dengan menggunakan skala kedekatan pada tabel diatas, pasangan fasilitas dengan nilai A berarti sangat banyak alasan yang mengharuskan sepasang fasilitas harus berdekatan dibandingkan dengan nilai E, demikian seterusnya untuk nilai I. Pada tingkat hubungan berjauhan, nilai X diberikan apabila sangat banyak alasan yang mengharuskan pasangan fasilitas harus dijauhkan, demikian halnya untuk nilai U. Alasan untuk mendapatkan derajat keterkaitan sangat tergantung pada situasi dimana aktivitas dilakukan. Secara umum alasan keterkaitan dibagi dalam tiga macam yaitu keterkaitan untuk produksi, keterkaitan untuk pegawai dan aliran informasi menurut Apple.J.,M dalam Hari Purnomo (2004:111) : 1. Keterkaitan produksi Urutan aliran kerja Mempergunakan peralatan yang sama Menggunakan catatan yang sama Menggunakan ruangan yang sama Bising, debu, getaran, bau dan lain-lain Memudahkan pemindahan bahan

13 58 2. Keterkaitan pegawai Menggunakan pegawai yang sama Pentingnya berhubungan Derajat kedekatan kepegawaian Jalur perjalanan normal Kemudahan pengawasan Melaksanakan pekerjaan serupa Disenangi pegawai Perpindahan pegawai Gangguan pegawai 3. Aliran informasi Menggunakan catatan/berkas yang sama Derajat hubungan kertas kerja Menggunakan alat komunikasi yang sama Secara garis besar langkah-langkah dalam membuat activity relationship chart adalah sebagai berikut : 1. Catat semua departemen pada peta hubungan aktivitas 2. Lakukan wawancara atau survey pada tenaga kerja tiap-tiap departemen atau kepala pihak manajemen tentang aktivitas pada setiap departemen. 3. Masukan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan

14 59 pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Catat derajat kedekatan setiap pasangan pada peta keterkaitan sesuai dengan alasan yang dimasukkan. 5. Evaluasi peta keterkaitan aktivitas dengan meminta pertimbangan orang lain yang tahu tentang keterkaitan antar departemen. Peta keterkaitan yang telah dibuat kemudian digunakan sebagai dasar dalam pembuatan activity relationship diagram (ARD) yaitu untuk menentukan letak masing-masing aktivitas/departemen. Untuk mempermudah pembuatan ARD maka terlebih dahulu perlu dibuat lembar kerja. 4.2 Activity Relationship Diagram Suatu tehnik yang digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang tata letak ruangan terhadap ruangan lainnya. Dalam ARD ini derajat kedekatan fasilitas di nyatakan dengan kode huruf dan garis yang arti dan lambangnya tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut:

15 60 TABEL 3.3 SKALA KEDEKATAN ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM Derajat kedekatan Kode Garis Kode Warna A 4 Garis Merah E 3 Garis Kuning I 2 Garis Hijau O 1 Garis Biru U Tidak ada kode garis Tidak ada kode warna (putih X Garis bergelombang Coklat 5. Metode CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques) Tata letak dengan bantuan komputer yang dikenal antara lain CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique), COFAD (Computerized Facilities Design), PLANET (Plant Layout Analysis and Evaluation Technique), CORALEP (Computerized Relationship Layout Technique), ALDEP (Automated Layout Design Program), dan BLOCPLAN. Paket program diatas tersebut di bedakan menjadi 2 bagian berdasarkan aliran inputnya, yaitu aliran input kualitatif dan aliran input kuantitatif. CRAFT dan COFAD membutuhkan flow (aliran) input secara kuantitatif. CORALEP, ALDEP dan BLOCPLAN memerlukan aliran input kualitatif. Sedangkan PLANET menerima kedua aliran input, baik

16 61 kualitatif atau kuantitatif. Namun demikian menginggat keterbatasan software yang beredar dan kesesuaian terhadap masalah yang diangkat, maka peneliti menggunakan program CRAFT. CRAFT merupakan singkatan dari Computerized Relative Allocation of Facilities Technique pertama kali diperkenalkan oleh Armour, Buff dan Vollman (1964) dalam Hari Purnomo (2004:184). Sejak tahun 1983 tehnik CRAFT bertujuan untuk meminimumkan biaya perpindahan material, dimana biaya perpindahan material didefinisikan sebagai aliran produk, jarak dan biaya unit pengangkutan. CRAFT merupakan contoh tipe tehnik heriuristic yang mendasarkan pada interpretasi Quadratic Assignment dari program proses layout, yaitu mempunyai kriteria dasar yang digunakan meminimumkan biaya perpindahan material, dimana biaya ini digambarkan sebagai fungsi linier dari jarak perpindahan. Fungsi tujuan dari CRAFT dalam Pailin (2013:74) adalah : F = max/min Dimana : Cij = Ongkos aliran antar departemen Wij = Frekuensi aliran antar departemen Dij = Jarak antar departemen CRAFT memerlukan input yang berupa biaya perpindahan material. Input biaya perpindahan berupa biaya per satuan perpindahan per

17 62 satuan jarak (ongkos material handling per satuan jarak/omh per satuan jarak). Asumsi-asumsi biaya perpindahan material adalah sebagai berikut : 1. Biaya perpindahan tidak tergantung (bebas) terhadap ulitisasi peralatan 2. Biaya perpindahan adalah linier terhadap panjang perpindahan 3. Algoritma CRAFT melakukan pertukaran dua atau tiga departemen sekaligus. Untuk setiap pertukaran, CRAFT menghitung ongkos transportasinya. Pertukaran yang menghasilkan ongkos terbesar akan dipilih atau dicetak dalam tata letak. Prosedur ini berlanjut sampai tidak ada lagi pertukaran lokasi yang menghasilkan ongkos lebih kecil dari ongkos tata letak saat ini. CRAFT hanya dapat melayani pertukaran sampai 40 departemen. CRAFT merupakan sebuah program perbaikan. Program ini mencari perancangan optimum dengan melakukan perbaikan tata letak secara bertahap. CRAFT mengevaluasi tata letak dengan cara mempertukarkan lokasi departemen. Perubahan antar departemen diharapkan dapat mengurangi biaya perpindahan material. Selanjutnya CRAFT membuat pertimbangan pertukaran departemen untuk tata letak baru, dan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai menghasilkan tata letak yang terbaik dengan mempertimbangkan biaya perpindahan material. Input yang diperlukan untuk olgaritma CRAFT menurut Francis R., L., and White J.,A., dalam Hari purnomo (2004:185) adalah :

18 63 1. Tata letak awal 2. Data aliran (frekuensi perpindahan) 3. Data biaya (OMH per satuan jarak) 4. Jumlah departemen yang tidak berubah (fixed) CRAFT untuk selanjutnya mempertimbangkan perubahan antara departemen-departemen yang luasnya sama atau mempunyai sebuah batas dekat untuk mengurangi biaya transportasi. Tipe pertukaran dapat terjadi seperti berikut menurut Francis R.,L and White J.A dalam Hari Purnomo (2004:186). 1. Pair-Wise Interchanges (Pertukaran 2 departemen). 2. Three-Way Intercanges (Pertukaran 3 departemen). 3. Pair Wise Allowed by Three Way Interchanges (Pertukaran 2 departemen dilanjutkan dengan pertukaran 3 departemen). 4. The best of Pair Wise or Three Way Interchanges (Pemilihan yang terbaik antara pertukaran 2 departemen dan 3 departemen). Dari keempat operator ini akan dipilih layout yang memberikan total perpindahan yang minimum dan total ongkos material handling yang minimum. Layout yang dipilih kemudian disesuaikan dengan bentuk area, dimensi serta fasilitas yang ada didalamnya, selanjutnya layout usulan dianalisis lagi menggunakan algoritma CRAFT untuk melihat optimalisasinya.

EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA PT. NUSA MULTILAKSANA

EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA PT. NUSA MULTILAKSANA EVALASI TATA LETAK FASILITAS PRODKSI NTK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA PT. NSA MLTILAKSANA Hesti Maheswari * Achmad Dany Firdauzy* *Fakultas Ekonomi niversitas Mercu Buana hesti.maheswari@gmail.com

Lebih terperinci

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau 71 3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Catat derajat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada BAB IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam proses produksinya PT.Nusa Multilaksana

Lebih terperinci

Keuntungan. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Proses perancangan lebih ekonomis

Keuntungan. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Proses perancangan lebih ekonomis Pendahuluan Algoritma terkomputer merupakan alat yang sangat ampuh baik untuk membuat perbandingan pilihan susunan wilayah kegiatan dalam batasan kriteria yang terpilih dan data yang tersedia. Keuntungan

Lebih terperinci

TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER. Tataletak Fasilitas dengan Bantuan Komputer

TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER. Tataletak Fasilitas dengan Bantuan Komputer TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER 1 KEUNTUNGAN PENGGUNAAN KOMPUTER DALAM PENYELESAIAN MASALAH TATA LETAK 1. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. 2. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. 3. Proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN Disusun Oleh: Risya Yuthika (1102120156) Septi Kurniawan (1102130054) Tio Auzan Hawali (1102120067) Nenden Widha Soraya (1102120157) Achmad Rizaldi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Tata Letak Definisi tata letak ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

Jurnal Metris, 14 (2013): 73 82

Jurnal Metris, 14 (2013): 73 82 Jurnal Metris, 4 (203): 73 82 Jurnal Metris ISSN: 4-3287 Usulan Perbaikan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Algoritma CRAFT dalam Meminimumkan Ongkos Material Handling dan Total Momen Jarak Perpindahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #13

Pembahasan Materi #13 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Latar Belakang Aplikasi Komputer PTLF Paket Program Komersial Kriteria Program Komputer PTLF Teknik Komputer PTLF Tabel Perbandingan CRAFT MULTIPLE

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Starta 1 Semester Ganjil 2005 / 2006 USULAN BLOCK LAYOUT LANTAI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT, CORELAP, DAN ALDEP UNTUK

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO Bernadus Tofan Adi Pranata 1*, Slamet Setio Wigati 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang PERANCANGAN TATA LETAK DEPARTEMEN PACKING PADA PT. MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARC DAN CRAFT Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS Disusun Oleh Tim Dosen dan Asisten PLO 2017 LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT)

PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT) PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT) 286 Latar belakang computerized aided layout (CAL) Rumitnya masalah Berkembangnya komputer Kerja komputer dengan logika, matematika,

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO Enny Ariyani Teknik Industri FTI-UPNv Jatim Abstraksi Permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gudang Gudang merupakan bagian dari sistem logistik yang digunakan untuk menyimpan produk (raw material, part, goods-in-process, finished goods), antara titik sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TATA LETAK FASILITAS DAN RUANG LINGKUPNYA 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas Masalah tata letak fasilitas atau sering disebut juga tata letak pabrik menurut James Apple didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 FLOW CHART PEMECAHAN MASALAH Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu

Lebih terperinci

Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material pada PT. PANGERAN KARANG MURNI

Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material pada PT. PANGERAN KARANG MURNI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material

Lebih terperinci

Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X

Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X Rossi Septy Wahyuni 1a Astri Anggraini Safitri 2b 1 Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan adalah pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi meliputi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METDLGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5. Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.. Activity Relationship Chart (ARC). Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata letak fasilitas merupakan pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. Perencanaan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan proses penelitian yang panjang dan terkait secara sistematika. Tiap tahap merupakan penentu tahap berikutnya, karena itu harus

Lebih terperinci

PEMBUATAN ACTIVITY RELATION CHART (ARC)

PEMBUATAN ACTIVITY RELATION CHART (ARC) PEMBUATAN ACTIVITY RELATION CHART (ARC) Definisi ARC Untuk membantu dalam penempatan fasilitas selain fasilitas produksi yaitu kantor, fasilitas pelayanan baik untuk tenaga kerja dan pabrik serta pendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan sekitarnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II

Landasan Teori BAB II BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penyesuaian dan Kelonggaran Pembakuan sistem kerja tidak dapat di lepasakan dari dua aspek berikut, yaitu: pemberian penyesuaian dan pemberian kelonggaran. Penyesuaian diberikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY Wakhid Ahmad Jauhari 1, Arda Candra Faisal Pinastika 2, Chirstina Ayu Kusumawardani 3, Eva Kholisoh 4, Helma Hayu Juniar 5, Rafiq Ramadhan 6,

Lebih terperinci

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI Reka Interga ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Desember 2013] Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI FARIEZA

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI EDEM CERAMIC *

USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI EDEM CERAMIC * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil & Analisa Dari hasil perancangan tata letak fasilitas, penempatan stasiun kerja disesuaikan dengan keterkaitan aktivitas antar stasiun kerja satu dengan stasiun kerja

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas 1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas - fasilitas fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) Widya Nurcahayanty Tanjung 1, Fauzan Hariz Harimansyah E-mail: widya@uai.ac.id

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 Materi #8 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan Materi #8 2 Dasar Penentuan Metode Penentuan Fasilitas Yang Dipertimbangkan Rancangan Alternatif Tata Letak Diagram Hubungan Ruangan Derajat

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #9

Pembahasan Materi #9 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Metode Penentuan Fasilitas Yang Dipertimbangkan Rancangan Alternatif Tata Letak Diagram Hubungan Ruangan Derajat Nilai Kedekatan 6623

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi dan Pengolahan Data Hasil ekstrasi data yang penulis peroleh dari lapangan antara lain : 1) Ekstrasi data mesin, dapat dilihat pada halaman lampiran (halaman 99)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan tata letak fasilitas manufaktur dapat berpengaruh secara langsung terhadap aliran material didalam pabrik. Tata letak pabrik yang baik dapat memberikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE Yhongki Feryndra Nugraha 1) dan Moses Laksono Singgih 2) 1) Program Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT TFI cenderung menempatkan

Lebih terperinci

PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan metode gabungan, yang menyatukan antara studi pustaka yang penulis lakukan dengan data-data yang diperoleh dari lokasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dikemukakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dan kaitannya dengan teori yang menjadi landasan dalam pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh Catering Services, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, industri sudah berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut, maka munculah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi mengenai tata letak pabrik. Wignjosoebroto

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture)

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture) Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture) Isana Arum Primsari Teknik Industri FTI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email: i_prisa@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN LAYOUT PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ

USULAN PERANCANGAN LAYOUT PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ Journal Industrial Servicess Vol. No. 1b Oktober 017 SLAN PERANCANGAN LAYOT PERKANTORAN MENGGNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ Evi Febianti 1, Bobby Kurniawan, Bagya Alif Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA

SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA Disusun oleh : Ahmad Wardiman 2012.10.215.160 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo USULAN TATA LETAK ULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE QUANTITATIVE SYSTEMS UNTUK MEMINIMALKAN JARAK PERPINDAHAN BAHAN DI LANTAI PRODUKSI DEPARTEMEN MECHANIC PT JEFTA PRAKARSA PRATAMA Khristian Edi Nugroho; Dimas

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan sektor industri dihadapkan pada tantangan yang semakin berat sejalan dengan peradaban manusia serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Tata Letak Pabrik Salah satu kegiatan rekayasa industri yang paling tua adalah menata letak fasilitas. Dan tata letak yang baik selalu mengarah kepada perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC

Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC Christina Natalia Rubianto 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT. ABC is a company that sells cooking oil in a bulk size, however

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai tata letak fasilitas sudah dilakukan oleh banyak peneliti terdahulu dengan tempat dan analisis yang berbeda antara satu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS INDUSTRI GUNA MENGURANGI MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS : CV. GARUDA PLASTIK) Ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Defenisi Tata Letak Pabrik. Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitasfasilitas

BAB 2 LANDASAN TEORI Defenisi Tata Letak Pabrik. Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitasfasilitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitasfasilitas pabrik dengan memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-310 Nama Mata Kuliah : Perancangan Tata Letak Fasilitas Jumlah SKS : 2 Semester : VI Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-307 Perencanaan

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI CV. KAWANI TEKNO NUSANTARA *

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI CV. KAWANI TEKNO NUSANTARA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT IKP cenderung menempatkan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)

MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD) MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD) 2013 L A B O R A T O R I U M T E K N I K I N D U S T R I L A N J U T Tujuan Praktikum: Merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin pasti akan dapat mengungguli perusahaan lain. Apa yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. mungkin pasti akan dapat mengungguli perusahaan lain. Apa yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern sekarang ini, pastilah akan membuat manusia dituntut untuk harus berpikir lebih maju. Manusia yang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin,

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling Performa (2014) Vol. 13, No.2: 91-100 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling Rizki Wahyuniardi, Agi A. Setiawan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UniversitasPasundan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Bab I, pada bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian yang akan mengarahkan penelitian menuju topik yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi permasalahan bagi perusahaan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI Ade Putri K 1, Alifah K 2, Finda Arwi M 3, Rizqy W 4, Virda Hersy L. S 5, Wakhid Ahmad Jauhari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil Tahun 2006/2007 Abstrak STUDY PERBAIKAN BLOCK LAYOUT LANTAI PRODUKSI PADA PT. INDO KERAMIK INTI WIDYA UNTUK MEMINIMALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Keterlibatan tangan manusia dalam aktivitas produksi semakin dikurangi dan digantikan dengan aktivitas mesin. Mesin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulis melakukan penelitian di CV.Karya Logam dengan menggunakan tahapan-tahapan penelitian. Tahapan-tahapan penelitian tersebut antara lain : 3.1. Studi Lapangan Studi lapangan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ

TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perancangan Fasilitas Perancangan Fasilitas adalah kegiatan menghasilkan fasilitas yang terdiri atas penataan unsur fisiknya, pengaturan aliran bahan, dan penjaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan perusahaan mengenai tata letak (layout) ialah keputusan yang memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat mempengaruhi prioritas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Tata Letak Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan susunan fasifitas,

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DI PT.KARIMATA PUTRA MAKMUR DENGAN METODE BLOCPLAN

PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DI PT.KARIMATA PUTRA MAKMUR DENGAN METODE BLOCPLAN 1 PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DI PT.KARIMATA PUTRA MAKMUR DENGAN METODE BLOCPLAN Nama : Fredi Maulana NPM : 32410881 Pembimbing : Dr. Ir. Emirul Bahar, ACSI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 5.1 TUJUAN PRAKTIKUM Project ini bertujuan agar tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan adalah pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi pengaturan

Lebih terperinci

RELAYOUT TATA LETAK FASILITAS UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING

RELAYOUT TATA LETAK FASILITAS UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING RELAYOUT TATA LETAK FASILITAS UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING Yoehendrio, Noviyarsi, Lestari Setiawati Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta E-mail : yoe_182@ymail.com

Lebih terperinci

SISTEM ALIRAN MATERIAL

SISTEM ALIRAN MATERIAL SISTEM ALIRAN MATERIAL 207 Pentingnya Perencanaan Pola Aliran Material Perencanaan pola aliran material menjadi dasar untuk rancangan dasar dari fasilitas dan efisiensi seluruh operasi Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah biaya yang timbul dari tata letak (Layout).Tata letak (Layout) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. adalah biaya yang timbul dari tata letak (Layout).Tata letak (Layout) sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem manufaktur berdampak pada persaingan perusahaan yang cukup ketat. Banyak usaha yang dapat dilakukan suatu perusahaan agar dapat bertahan

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 DEFINISI Material handling merupakan salah satu jenis transportasi (pengangkutan), yang digunakan untuk memindahkan bahan baku,

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning Performa (2013) Vol. 12, No. 1: 39-50 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning R. Pitaloka Naganingrum*, 1), Wakhid Ahmad Jauhari 2), Lobes Herdiman

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tata Letak Pabrik atau Fasilitas Tata letak pabrik atau fasilitas produksi dan area kerja adalah masalah yang kerap kali kita jumpai dalam teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara umum ditinjau

Lebih terperinci