Pengenalan Terhadap Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) Dan Instrumen EDS/M. Materi Pelatihan Pelatih MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengenalan Terhadap Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) Dan Instrumen EDS/M. Materi Pelatihan Pelatih MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN"

Transkripsi

1 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN KEMENTERIAN AGAMA RI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL Materi Pelatihan Pelatih Pengenalan Terhadap Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) Dan Instrumen EDS/M Bantuan Operasional Sekolah

2 Daftar Isi Kata Pengantar Pendahuluan Daftar Singkatan Daftar Istilah Silabus DAFTAR ISI Halaman Sesi 1. Pengenalan SNP, SPM dan SPMP dalam Rangka Perencanaan Sekolah/ Madrasah 1 Rencana Sesi 1 1 Presentasi Sesi 1 5 Latihan Curah Pendapat 42 a. Instruksi Pelatih 42 b. Lembar Kerja 43 Lembar Bahan Bacaan. Indikator Pencapaian SPM 44 Sesi 2. Pengenalan Terhadap EDS/M dan Instrumen EDS/M 49 Rencana Sesi 2 49 Presentasi Sesi 2 54 Latihan Panduan EDS/M 71 a. Instruksi Pelatih 71 b. Lembar Kerja 72 Lembar Bahan Bacaan. Panduan EDS/M 73 Latihan Instrumen EDS/M 88 a. Instruksi Pelatih 88 b. Lembar Kerja 89 Lembar Bahan Bacaan. Instrumen EDS/M 91 Sesi 3. Identifikasi Kesenjangan dan Rekomendasi Pemenuhan SPM 129 Rencana Sesi Presentasi Sesi iii v vi vii ix xi iii

3 Latihan Modeling 142 a. Instruksi Pelatih 142 b. Lembar Kerja. Modeling 143 c. Bahan Bacaan. Identifikasi Kesenjangan Pemenuhan SPM 145 Latihan Identifikasi Kesenjangan SPM 156 a. Instruksi Pelatih 156 b. Lembar Kerja. Diskusi Kelompok 157 c. Bahan Bacaan. EDS SPM Kabupaten 160 Latihan Identifikasi Kesenjangan SMP a. Instruksi Pelatih 170 b. Lembar Kerja. Diskusi Kelompok 170 c. Lembar Bahan Bacaan. Identifikasi Kesenjangan Pemenuhan SPM untuk Dilaporkan Kepada Pemerintah 171 Lembar Bahan Bacaan. Kasus # Lembar Bahan Bacaan. Kasus # Sesi 4. Aplikasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah 177 Rencana Sesi Presentasi Sesi Lembar Bahan Bacaan Pelaporan dan Manajemen Data dan Informasi Tingkat Sekolah. Lembar Bahan Bacaan Panduan TRIMS Versi Cetak. Lembar Bahan Bacaan Data Pendidikan. Lembar Bahan Bacaan Petunjuk Pelatih, Narasi Tutorial TRIMS iv

4 v

5 vi

6 Daftar Singkatan Modul 1 EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M) APK BAN-S/M BOS BSNP CTL DAK DAU DBR EDK EQAS IMB IQAS Kemenag Kemendiknas KTSP LBB LK LPMP MSPD PAKEM PDCA PMPTK PPt Renstra RKS RKS/M RPJMD RPP RPS Angka Partisipasi Kasar Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Bantuan Operasional Sekolah Badan Standar Nasional Pendidikan Contextual Learning and Teaching Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Daftar Barang Ruang Evaluasi Diri Kabupaten/Kota External Quality Assurance System Ijin Mendirikan Bangunan Internal Quality Assurance System Kementerian Agama Kementerian Pendidikan Nasional Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Lembar Bahan Bacaan Lembar Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Plan Do Check Action Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Power point Rencana Strategis Rencana Kerja Sekolah Rencana Kerja Sekolah/Madrasah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pengembangan Sekolah vii

7 RSBI SBI SIM SKM SKM SKPD SKS SNP SPM SPMP TU UKK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Sekolah Bertaraf Internasional Sistem Informasi Manajemen Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Kategori Mandiri Satuan Kerja Pemerintah Daerah Satuan Kredit Semester Standar Nasional Pendidikan Standar Pelayanan Minimal Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tata Usaha Ujian Kompetensi Kejuruan. viii

8 Daftar Istilah Modul 1 EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M) BOS merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP) adalah subsistem dari sistem pendidikan nasional (SNP) yang fungsi utamanya meningkatkan mutu pendidikan. SNP SPM adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar isi Standar proses adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ix

9 Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. x

10 Silabus Modul 1 PENGENALAN TERHADAP EDS/M DAN INSTRUMEN EDS/M A. TUJUAN Setelah mengikuti seluruh sesi dalam modul ini peserta diharapkan dapat: 1. Memahami SNP, SPM, dan SPMP dalam rangka peningkatan mutu dan pengembangan kinerja sekolah/madrasah. 2. Memahami Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) sebagai alat bantu pemetaan mutu dan pengembangan program dan anggaran sekolah/madrasah. 3. Memperagakan pelaksanaan EDS/M, melakukan identifikasi kesenjangan, mengusulkan program peningkatan mutu sekolah/madrasah berdasarkan SPM. 4. Mengenal TRIMS atau Apilkasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah (APMIS), dan memanfaatkannya dalam menyusun rencana pengembangan sekolah/madrasah. B. STRATEGI No. Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung 1 Pengenalan SNP, SPM dan SPMP dalam Rangka Perencanaan Sekolah/ Madrasah 2 Pengenalan Terhadap EDS/M dan Instrumen EDS/M 3 Identifikasi Kesenjangan dan Rekomendasi Pemenuhan SPM 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) 2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar 3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) 4. Penerapan SPMP, SNP, dan SPM dalam proses perencanaan sekolah/madrasah. 1. Gambaran umum EDS/M. 2. Pengenalan instrumen EDS/M. 3. Cara melaksanakan EDS/M. 1. Analisis data hasil simulasi EDS/M berbasis SPM. 2. Identifikasi kesenjangan pencapaian SPM 3. Perumusan rekomendasi program peningkatan mutu sekolah/madrasah. 100 menit 110 menit 180 menit 1. Rencana Sesi 1 2. Power point Latihan Rencana Sesi 2 2. Power point Latihan Latihan Rencana Sesi 3 2. Power point Latihan Latihan Latihan xi

11 No. Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung 4 Aplikasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah (APMIS). 1. Pengantar aplikasi TRIMS/APMIS 2. Manfaat keluaran TRIMS/APMIS bagi sekolah/madrasah 3. Langkah penting dalam aplikasi TRIMS/ APMIS 120 menit 1. Rencana Sesi 4 2. Power point Video Tutorial 4. Lembar Bahan Bacaan Total waktu = 510 menit (8,5 jam) xii

12 Rencana Sesi 1 (Modul 1) PENGENALAN SNP, SPM, DAN SPMP DALAM RANGKA PERENCANAAN SEKOLAH/MADRASAH SESI 1 A. PENGANTAR Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetitif sesuai dengan visi Kementerian Pendidikan Nasional tahun Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan oleh semua pihak. Mutu pendidikan mengacu pada standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, berfungsi sebagai dasar bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan pada setiap satuan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP berisi ketentuan tentang delapan standar yang dicita-citakan dapat terwujud di semua satuan pendidikan pada kurun waktu tertentu. Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat beragam, dan sebagian besar masih di bawah SNP, maka perlu dicari strategi untuk mencapai SNP secara bertahap. Upaya ini dilakukan dengan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan tingkat layanan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan. Apabila SPM Pendidikan telah tercapai maka indikator tingkat (mutu) layanan akan dinaikkan dari waktu ke waktu hinga pada akhirnya mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam SNP. Oleh karena itu SPM Pendidikan dapat diartikan sebagai strategi untuk mencapai SNP secara bertahap dan merupakan sasaran antara menuju pemenuhan SNP. Sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP) didefinisikan sebagai kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk melaksanakan upaya peningkatkan mutu pendidikan secara berkesinambungan. Penjaminan mutu pendidikan dimaksudkan untuk memastikan bahwa setiap satuan pendidikan berusaha memenuhi SPM dan SNP, dan apabila SNP telah tercapai maka satuan pendidikan tersebut akan terus meningkatkan mutu untuk melampaui atau di atas SNP. Standar mutu pendidikan di atas SNP dapat berupa: (a) Standar mutu yang berbasis keunggulan lokal; dan (b) Standar mutu yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar internasional tertentu. Untuk dapat mencapai acuan mutu pendidikan tersebut di atas, setiap satuan pendidikan perlu menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang memuat upaya peningkatan mutu secara berkelanjutan. RKS disusun secara partisipatif dengan melibatkan semua stakeholder termasuk kepala sekolah/ madrasah, guru, komite sekolah/madrasah, dan orang tua siswa. RKS akan menjadi acuan untuk 1

13 melaksanakan perbaikan dalam proses pembelajaran, manajemen sekolah/madrasah, sarana-prasarana dan sebagainya. B. TUJUAN Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan: 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2. Standar Pelayanan Minimal (SPM). 3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). 4. Penerapan SNP, SPM, dan SPMP dalam perencanaan sekolah/madrasah. C. POKOK BAHASAN Sesi ini mencakup empat pokok bahasan sebagai berikut. 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. 3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). 4. Penerapan SNP, SPM, dan SPMP dalam perencanaan sekolah/madrasah. D. WAKTU Alokasi waktu untuk sesi ini adalah 100 menit. E. METODE 1. Curah pendapat. 2. Presentasi. 3. Review dokumen. 4. Tanya jawab. F. ALAT DAN BAHAN 1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, flipchart. 2. Silabus Modul 1 Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M). 3. Rencana Sesi 1. Pengenalan SNP, SPM, dan SPMP dalam Rangka Perencanaan Sekolah/Madrasah. 4. Power point (PPt) Latihan 1 a. Instruksi Pelatih. b. Lembar Kerja: Daftar Pertanyaan Curah Pendapat. c. Lembar Bahan Bacaan: Indikator Pencapaian SPM. 2

14 G. STRATEGI Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan Tahap 1. Pendahuluan 1. Pelatih membuka sesi dan memperkenal-kan diri secara singkat kepada peserta. 2. Pelatih menjelaskan tujuan dan kegiatan sesi ini. 3. Sambil melihat power point 4, pelatih bertanya kepada peserta: 5 menit Rencana Sesi PPt 1-3 Latihan a. Apa yang Anda ketahui tentang SNP? b. Apa yang Anda ketahui tentang SPM? c. Apa yang Anda ketahui tentang SPMP? d. Bagaimana pengalaman Anda menggunakan SNP, SPM dan SPMP dalam perencanaan sekolah/madrasah? 4. Peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan. 5. Pelatih memberikan komentar dan informasi tentang Latihan 1 dan daftar referensi. 6. Pelatih mengajak peserta membahas SNP dan SPM. Tahap 2. SNP dan SPM 1. Sebelum presentasi, pelatih mengajak peserta menemukan Latihan 1. dalam modul pelatihan. 2. Sambil berjalan mendekati peserta, selama 10 menit pelatih mengajak peserta membaca sekilas file Latihan 1. dan menjawab pertanyaan bagian SNP dan SPM. 45 menit PPt 5-33 Latihan 3. Pelatih meminta dua peserta (pria/wanita) untuk berbagi jawabannya. 4. Pelatih menyampaikan presentasi tentang SNP dan SPM, menggunakan power point. 5. Pelatih memberikan waktu tanya jawab. 6. Selama 5 menit, pelatih mengajak peserta menikmati selingan. Tahap 3. SPMP, dan Penerapan SNP, SPM dan SPMP dalam Perencanaan Sekolah/ Madrasah 1. Setelah istirahat, pelatih mengajak peserta membuka kembali file Latihan Sambil berkeliling mendekati peserta selama 10 menit, pelatih mengajak peserta membaca sekilas file Latihan 1. dan menjawab pertanyaan bagian SPMP dan perencanaan sekolah/madrasah. 3. Pelatih meminta 2 peserta (pria/wanita) untuk berbagi jawabannya. 45 menit PPt Latihan 3

15 Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan 4. Pelatih menyampaikan bahan presentasi tentang SPMP dan penerapannya dalam perencanaan sekolah/madrasah dengan menggunakan power point. 5. Pelatih memberikan waktu tanya jawab. Tahap 4. Penutup 1. Pelatih menyampaikan rangkuman materi SNP, SPM, SPMP dan penerapannya dalam perencanaan sekolah/madrasah. 5 menit PPt Peserta diminta meneliti referensi dan menyampaikan pokok bahasan untuk sesi berikutnya. H. REFERENSI 1. PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP. 2. PP Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM. 3. Semua Permendiknas mengenai SNP. 4. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang SPMP. 5. Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. 6. Petunjuk Teknis Pengukuran Ketercapaian Indikator SPM. 4

16 1 Sesi 1 Pengenalan SNP, SPM, dan SPMP Dalam Rangka Perencanaan Sekolah/Madrasah Mengapa slide ini penting? Mengorientasi peserta terhadap regulasi dan kebijakan nasional yang menjadi acuan dalam proses perencanaan sekolah/madrasah. Inti Uraian Fasilitator menjelaskan 3 kebijakan nasional yang harus dipahami oleh peserta Fasilitator menegaskan urutan kebijakan mulai dari SNP, SPM kemudian SPMP. Tujuan Sesi 2 Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan: Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). Penerapan SNP, SPM dan SPMP dalam Perencanaan Sekolah/Madrasah. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan tujuan sesi, agar peserta dapat memahami dengan baik mengenai apa yang akan dicapai setelah mengikuti pelatihan. 5

17 Inti uraian: Pelatih menyebutkan empat tujuan sesi seperti tertulis dalam slide Pelatih mengulas secara singkat mengenai isi pokok SNP, SPM, dan SPMP Pelatih memberikan gambaran singkat korelasi antara ke tiga kebijakan tersebut terhadap perencanaan sekolah/ madrasah. Pokok Bahasan 3 1. Standar Nasional Pendidikan. 2. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. 3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 4. Penerapan SNP, SPM dan SPMP dalam perencanaan sekolah/madrasah. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan cakupan pokok bahasan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan pada slide sebelumnya. Inti uraian: Menegaskan empat materi pokok yang akan dibahas dalam sesi ini. 4 Latihan Curah Pendapat 6

18 Mengapa slide ini penting? Memberikan panduan dalam mengelola dan menggali pemahaman awal peserta melalui sesi curah pendapat. Inti uraian: Lihat instruksi pelatih dalam latihan 1. Curah Pendapat Standar Nasional Pendidikan (SNP) Mengapa slide ini penting? Memberikan arahan tentang topik pertama yang akan dibahas yakni SNP. Inti Uraian Pelatih memberikan gambaran umum isi pembahasan topik SNP UU 20 /2003 Sisdiknas Apakah itu? SNP itu? Mengapa slide ini penting? Memberikan pemahaman penting tentang definisi, fungsi dan tujuan SNP SNP Inti uraian: Standar Nasional DefinisiPendidikan (SNP) Fungsi merupakan penjabaran UU Tujuan No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Kriteria yang minimal dituangkan Dasar dalam Menjamin mutu dalam PP tentang No. 19/2005. sistem perencanaan, pendidikan nasional pendidikan di seluruh pelaksanaan, dan dalam rangka Pelatih wilayah memberikan hukum Negara pejelasan pengawasan tentang definisi, fungsi mencerdaskan dan tujuan SNP sesuai dengan rumusan Kesatuan yang Republik termuat pendidikan, dalam kehidupan bangsa dan dalam slide Indonesia presentasi. rangka mewujudkan membentuk watak pendidikan yang bermutu PP 19/2005 SNP serta peradaban bangsa yang bermartabat 6 7

19 SNP dan Aturan Pelaksanaannya 7 Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran mengenai isi SNP yang mencakup 8 standar beserta peraturan pelaksanaannya Inti uraian: 1. Jelaskan bahwa SNP terdiri atas 8 standar, masing-masing standar ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional seperti pada slide. 2. Uraian lebih detail mengenai standar 1 s.d 8 secara lebih rinci disajikan dalam slide berikutnya. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 8 Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran, kompetensi kelompok mata pelajaran, dan kompetensi mata pelajaran. SKL pada jenjang Pendidikan Dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 8

20 Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan isi pokok SKL yang merupakan komponen pertama dari SNP. Inti uraian: Menjelaskan pengertian mengenai SKL yaitu berupa acuan yang menspesifikasikan kualifikasi kemampuan lulusan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Cakupan SKL meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran, kompetensi kelompok mata pelajaran dan kompetensi mata pelajaran. SKL ini digunakan sebagai rujukan dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Isi 9 Mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan gambaran mengenai apa yg disebut standar isi dan apa isinya. Inti uraian: Standar isi memberikan petunjuk mengenai penyusunan kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan penyusunan kalender akademik. 9

21 Standar Isi (lanjutan..) 10 Beban belajar menggunakan: jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masingmasing. Penyusunan KTSP: dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Kalender Pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan penjelasan mengenai beban belajar, penyusunan KTSP, dan Kalender Pendidikan yang merupakan komponen Standar Isi. Inti uraian: Beban belajar menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Terdapat dua prinsip Penyusunan KTSP: Pertama dikembangkan sesuai karakteristik peserta didik dan sekolah, karakteristik daerah serta potensi daerah. Kedua, berpedoman pada panduan yang disusun BSNP. Kalender Pendidikan meliputi permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 11 Kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 10

22 Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan apa saja cakupan standar pendidik dan tenaga kependidikan. Inti uraian: Secara ringkas menjelaskan pokok-pokok standar kompetensi pendidik, baik terkait persyaratan kualifikasi akademik dan non-akademik yang dijelaskan lebih lanjut dalam slide berikutnya. Standar Pendidik 12 Kualifikasi akademik (S1 / D4) Kompetensi: Pedagogi, Kepribadian, Profesional, dan Sosial. Sertifikasi pendidik. Sehat jasmani dan rohani. Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mengapa slide ini penting? Menjelaskan secara lebih rinci mengenai kualifikasi dan kompetensi pendidik. Inti uraian: Standar pendidik meliputi kualifikasi akademik, kompetensi (pedagogi, kepribadian, profesional, dan sosial), sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 11

23 Tenaga Kependidikan 13 SD/MI; sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. SMP/MTs; sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan tentang tenaga kependidikan di sekolah/madrasah. Inti uraian: Sekolah/madrasah harus memiliki sejumlah tenaga kependidikan yang memenuhi standar dengan jumlah yang sesuai agar kegiatan pendidikan di sekolah/madrasah dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan. Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah Sekolah/Madrasah 14 Kepribadian Supervisi Manajerial Kompetensi Kepala Sekolah/ Madrasah Sosial Kompetensi Sebagai Guru Kewirausahaan 12

24 Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan tentang kompetensi kepala sekolah/madrasah. Inti uraian: Kepala sekolah/madrasah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, kewirausahaan, dan kompetensi sebagai guru. Catatan: 1. Pelatih dapat menanyakan kepada peserta sejauhmana pemenuhan standar kompetensi kepala sekolah/ madrasah sudah terpenuhi? 2. Masih ada kompetensi tenaga kependidikan lainnya termasuk pengawas, dll, yang tidak diuraikan di sini. Pelatih dapat menanyakan kepada peserta apakah mereka sudah memahami standar kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan lainnya. Standar Proses 15 Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian. Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, satuan pendidikan perlu melakukan : (1) Perencanaan proses pembelajaran; (2) Pelaksanaan proses pembelajaran; (3) Penilaian hasil pembelajaran; dan (4) Pengawasan proses pembelajaran. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan secara ringkas mengenai standar proses. Inti uraian: Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Catatan: Pelatih dapat menanyakan kepada peserta bagaimana penerapan standar proses di masingmasing sekolah/ madrasah. 13

25 Standar Sarana dan Prasarana 16 Berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain. Sarana: perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, sarana laboratorium, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Prasarana: Lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dll. Mengapa slide ini penting? Menjelaskan persyaratan minimal mengenai sarana dan prasarana yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya proses pembelajaran. Inti uraian: Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup spesifikasi sarana dan prasarana yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan, mencakup luas lahan, bangunan (ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik dan tenaga kependidikan, ruang sirkulasi, ruang perpustakaan, ruang UKS, WC, tempat bermain/oralh raga, tempat beribadah, gudang, dll), perabotan, media, sarana laboratorium, buku dan media pembelajaran, dll. Catatan: Pelatih dapat menanyakan kepada peserta sejauh mana sekolah/madrasah mereka telah memenuhi standar sarana dan prasarana seperti dipersyaratkan oleh SNP. 14

26 Standar Pembiayaan 17 Adalah Standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Terdiri atas: Biaya Investasi: penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap. Biaya Operasi: gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, pajak, asuransi, dsb. Biaya Personal: biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan tentang pengertian standar pembiayaan dan komponen-komponen Standar Pembiayaan. Inti uraian: Menjelaskan cakupan dari standar pembiayaan, yang meliputi biaya investasi, biaya personal dan biaya operasi; serta komponen masing-masing. Standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berlangsung sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. 15

27 Standar Pengelolaan 18 Berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan, agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel. Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang melingkupi masa 4 (empat) tahun. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan secara singkat isi standar pengelolaan pendidikan. Inti uraian: Standar pengelolaan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan, agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Satuan pendidikan menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Catatan: Pelatih dapat menanyakan kepada peserta apakah mereka memahami isi pokok dari standar pengelolaan. 16

28 Standar Penilaian Pendidikan 19 Mengatur mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik Penilaian oleh pendidik; memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, UTS, UAS, dan ulangan kenaikan kelas. Digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik; bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian oleh satuan pendidikan; bertujuan menilai pencapaian SKL semua mata pelajaran, dan menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian oleh Pemerintah; bertujuan untuk menilai pencapaian SKL secara nasional, melalui ujian nasional. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan standar penilaian pendidikan yang merupakan salah satu komponan SNP. Inti uraian: Standar penilaian pendidikan mengatur tentang mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Mencakup tiga jenis penilaian, yaitu (i) penilaian oleh pendidik, (ii) penilaian oleh satuan pendidikan, dan (iii) penilaian oleh pemerintah. Catatan: 1. Pelatih dapat menanyakan kepada peserta bagaimana implementasi standar penilaian di sekolah/madrasah. 2. Ini adalah slide terakhir dari bagian pertama dari sesi-1 mengenai SNP. Pelatih dapat memberikan ringkasan mengenai isi pokok SNP. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar 20 Gunakan Lembar Kerja untuk pertanyaan-pertanyaan terkait SPM. Setiap peserta membaca LBB 1 selama 5 menit. Setiap peserta membaca LBB 2 selama 5 menit. 17

29 Mengapa slide ini penting? Memberikan arahan tentang topik kedua yang akan dibahas. Inti uraian: SPM adalah salah satu standar dalam Permendiknas 63/2009 tentang SPMP. SPM bisa menjadi awal pemerataan akses mutu sekolah/madrasah, sebelum memenuhi SNP. Catatan: Pelatih membantu peserta menemukan poin-poin penting dalam kedua LBB. Pelatih meneruskan presentasi setelah peserta usai membaca kedua LBB. Permendiknas No. 15/2010 tentang SPM. Alasan Implementasi SNP Perlu Bertahap 21 Beberapa standar dalam SNP terlalu tinggi dan sulit dicapai oleh semua sekolah/madrasah dengan kondisi saat ini. Implementasi SNP secara utuh membutuhkan sumberdaya besar, kapasitas SDM tinggi dan kelembagaan yang produktif. SPM dirancang sebagai tahapan awal untuk mencapai SNP dan standar lainnya. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan lebih lanjut mengenai alasan perlunya pentahapan untuk pencapaian SPM. Inti uraian: Untuk dapat memenuhi SNP secara nasional diperlukan sumberdaya yang besar, baik untuk pemenuhan sarana-prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, dan sebagainya. Dengan menerapkan SPM secara disiplin maka secara bertahap standar yang ditetapkan dalam SNP dapat dicapai bertahap. 18

30 Pengertian SPM Pendidikan 22 Memuat jenis dan tingkat pelayanan pendidikan yang harus disediakan oleh sekolah/madrasah dan kab/kota. Tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kab/kota. Rambu-rambu pelaksanaan desentralisasi penyelenggaraan kewenangan bidang pendidikan. Difokuskan pada upaya untuk memastikan bahwa setiap sekolah/madrasah dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik Pengelolaan kinerja menuju pencapaian SNP secara bertahap. Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan informasi mengenai apa dan untuk apa SPM Pendidikan. Inti uraian: Merujuk pada PP 65/2005, SPM mengatur jenis dan mutu layanan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah kabupaten/kota dan sekolah/madrasah. Menurut UU 32/2004, pelaksanaan urusan wajib pemerintahan yang didesentralisasikan dilaksanakan dengan mengacu pada SPM. Dengan demikian maka SPM berfungsi sebagai rambu-rambu bagi pemerintah kab/kota dalam menentukan prioritas program dan kegiatan pada bidang tertentu. Pencapaian SPM Pendidikan di kabupaten/kota dapat menjadi tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan oleh Pemkab/Pemkot. SPM Pendidikan juga dimaksudkan sebagai instrumen kebijakan untuk dapat menuju pencapaian SNP secara bertahap. 19

31 SPM: Langkah Antara Menuju SNP SNP 23 Kualitas SNP Standar Isi, SKL, Proses, Pengelolaan, Sarpras, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pembiayaan, dan Penilaian SPM Waktu Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan ilustrasi bahwa untuk mencapai SNP diperlukan strategi, yaitu melalui penerapan SPM. Inti uraian: SNP berisi 8 standar yang mengatur spesifikasi input, proses dan output pendidikan yang berkualitas. Oleh karena spesifikasi SNP cukup tinggi dan akan berdampak pada kebutuhan sumber daya yang besar, maka diperlukan strategi untuk mencapainya secara bertahap. 20

32 SPM Pendidikan Dasar 24 Fokus Sekolah/Madrasah : Untuk memastikan sekolah dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik. Ketentuan Minimal Apa yang harus Apa yang harus tersedia? terjadi? 1. Guru, kepala sekolah/ madrasah, pengawas sekolah/madrasah, baik jumlah, kualifikasi maupun kompetensi; 2. Infrastruktur, peralatan, media, buku. Apa saja yang harus dilakukan guru untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan pembelajaran? Apa saja yang harus dilakukan kepala sekolah/madrasah untuk memastikan terjadinya pembelajaran yang baik di sekolah/madrasah? Apa saja yang harus dilakukan oleh pengawas sekolah/ madrasah mendukung pengendalian kualitas pembelajaran? Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan secara singkat mengenai fokus dan isi SPM Pendidikan Dasar. Inti uraian: SPM difokuskan pada upaya untuk memastikan bahwa setiap sekolah/madrasah dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik. SPM Pendidikan Dasar mengatur mengenai: (i) apa yang harus tersedia di sekolah/madrasah seperti guru, kepala sekolah/madrasah, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, media, buku dsb; (ii) apa saja yang harus terjadi di sekolah/madrasah misalnya guru harus menyiapkan RPP, kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi akademik, pemenuhan jam belajar, dsb. 21

33 Indikator SPM Pendidikan Dasar (Permendiknas 15/2010) Mencakup 27 indikator: 14 indikator tanggung jawab kabupaten/kota, 13 indikator tanggung jawab sekolah/madrasah. 2. Mencakup persyaratan minimal terkait dengan prasarana dan sarana, guru, kepala sekolah/ madrasah, pengawas sekolah/madrasah, buku, media pembelajaran, kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran; manajemen sekolah/madrasah; serta penjaminan mutu dan evaluasi pendidikan. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan komponen-komponen standar yang diatur dalam SPM. Inti uraian: SPM Pendidikan mengatur indikator-indikator mengenai pemenuhan tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, buku dan media pembelajaran, kurikulum dan rencana pembelajaran, proses pembelajaran, dan penjaminan mutu pendidikan. Catatan: Pelatih dapat meminta kepada peserta untuk membuka LBB 1.1 dan LBB 1.2, dan menugaskan satu-dua orang untuk membacanya. 22

34 Contoh Indikator SPM Pendidikan Dasar Dasar Penangggung Contoh SPM jawab Di setiap SD/MI tersedia 2 orang guru yang Kelompok 1. memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV dan 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Pemerintah Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan Kab/Kota dan Kantor kualifikasi S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan Kemenag separuh di antaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang Kelompok 2. sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup matapelajaran Bahasa Satuan Pendidikan Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dengan (Sekolah/Madrasah) perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan termasuk kegiatan tatap muka di dalam kelas, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. 26 Mengapa slide ini penting? Untuk bisa memberikan ilustrasi contoh indikator SPM. Inti uraian: SPM Pendidikan Dasar seperti tertuang dalam Permendiknas Nomor 15/2010 mencakup 27 indikator. Sebanyak 14 indikator menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota untuk memenuhinya, dan 13 indikator lainnya merupakan tanggung jawab sekolah/madrasah. Contoh indikator SPM untuk masing-masing kelompok adalah seperti dalam teks power point di atas. 23

35 Pelaksanaan SPM 27 Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (27 Indikator) Pemerintah Kabupaten/Kota (14 Indikator) Prasarana dan sarana; Guru, kepala sekolah dan pengawas; Penjaminan mutu. Sekolah/Madrasah (13 indikator) Buku dan media pembelajaran; Kurikulum dan rencana pembelajaran; Proses pembelajaran; Penjaminan mutu dan evaluasi pendidikan Manajemen sekolah Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan peran dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota dan sekolah/madrasah. Inti uraian: Empat belas indikator SPM, terkait prasarana dan sarana, guru, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas, serta penjaminan mutu pendidikan, merupakan tangung-jawab pemerintah kabupaten/kota dan kantor kemenag. Tiga belas indikator SPM terkait dengan penyediaan buku dan media pembelajaran, kurikulum dan rencana pembelajaran, penilaian pendidikan, manajemen sekolah/madrasah merupakan tanggung-jawab sekolah/madrasah. 24

36 Tanggung Jawab Pendanaan SPM 28 Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kementerian Agama: Investasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana; Investasi untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia; Operasional personil: gaji dan tunjangan guru dan tenaga kependidikan; Operasional non-personal Sumber dana: DAU, DAK, hibah, APBN (untuk madrasah). Sekolah/Madrasah: Investasi dan pemeliharaan (minor) prasarana dan peralatan sekolah/madrasah; pengadaan buku, pelatihan guru; Operasional: biaya untuk bahan habis lab, bahan & media pembelajaran, dsb. Sumber dana: BOS. Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan pembagian tugas dan tanggung jawab dalam pendanaan SPM sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Inti uraian: Tanggungjawab pendanaan dalam pemenuhan SPM disesuaikan dengan tupoksi masingmasing. Pemkab/Pemkot dan Kankemenag bertanggung jawab untuk memenuhi gap (kesenjangan) indikator terkait prasarana dan sarana, peningkatan SDM, operasional gaji dan tunjangan guru/tenaga kependidikan, operasional non-personal. Sumber pendanaan adalah DAU, DAK, Hibah, dan APBN (untuk Kemenag). Sekolah/madrasah bertanggung jawab untuk memenuhi kesenjangan indikator SPM terkait pemeliharaan (minor) sarana dan prasarana sekolah/madrasah, pengadaan buku, pelatihan guru dsb. Sumber dana adalah BOS dan dana lain (misalnya dana partisipasi masyarakat dan sumbangan yang tidak mengikat). 25

37 29 SPM Sebagai Strategi Pentahapan Menuju SNP Kondisi 2009: -Guru S1/D4: 16% -Banyak sekolah tanpa guru bersertifikasi -Belum semua sekolah menyediakan buku utk siswa SPM 2010 (SD/MI): -Guru S-1/D-IV: 2 orang/ sekolah 6 rombel -Guru bersertifikat: 2 orang -Buku 4 matapelajaran 1 set/siswa -Kit IPA, tanpa ruang Lab SNP (2014): -Semua guru sudah S-1/D-IV -Semua guru sudah sertifikasi -Buku lengkap 1 set/siswa -Memiliki Lab & Alat IPA -Memiliki Lab Bahasa & Komp. -Memiliki tenaga administratif Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan ilustrasi bagaimana SPM secara bertahap mencapai SNP. Inti uraian: Kondisi saat ini, baru sekitar 16% guru SD/MI yang telah memiliki kualifikasi akademik S1/D4, masih banyak sekolah/madrasah yang belum memiliki guru bersertifikat, dan belum menyediakan buku teks bagi setiap peserta didik. SPM tahun 2010 mensyaratkan bahwa setiap sekolah/madrasah memiliki guru yang berkualifikasi S1/D4 minimal sebanyak 2 orang, dan yang bersertifikat minimal 2 orang, tersedia set buku bagi setiap siswa untuk minimal 4 mata pelajaran, dan tersedia kit IPA satu set tanpa ruang lab. Jadi, SPM 2010 ini merupakan sasaran antara untuk mencapai SNP. Sesuai PP 19/2005, SNP mensyaratkan bahwa semua guru harus S1, semua guru bersertifikat, sekolah/madrasah memiliki lab IPA, lab bahasa, dan lab komputer, dsb. Apakah bisa dicapai pada tahun 2014? 26

38 Langkah Implementasi SPM (1) 30 Kumpulkan data, lakukan analisis apakah di setiap sekolah/madrasah tersedia hal-hal berikut sesuai SPM: Sarana-prasana: ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, laboratorium IPA (utk SMP/MTs); Sumber daya manusia (guru, tenaga kependidikan) jumlah, kualifikasi, dan kompetensi (sertifikat pendidik) Kunjungan pengawas sekali dalam sebulan sesuai ketentuan; dsb. Tindakan untuk memenuhi kekurangan menjadi tanggung jawab pemerintah/kemenag kab/kota Mengapa slide ini penting? Memberikan ilustrasi bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan SPM. Inti uraian: Pendataan dilakukan di setiap sekolah/madrasah guna memperoleh informasi mengenai pencapaian indikator-indikator SPM. Selanjutnya pemkab/pemkot melakukan agregasi dan analisis data dari semua sekolah/madrasah, menghitung gap dan menghitung kebutuhan biaya investasi dan operasional untuk pemenuhan SPM. 27

39 Langkah Implementasi SPM (2) 31 Kumpulkan data, lakukan analisis apakah hal-hal berikut tersedia/terlaksana sesuai SPM: sekolah/madrasah menyusun dan menerapkan KTSP; Guru membuat RPP berdasar silabus mata pelajaran yang disusun oleh sekolah/madrasah; Siswa menempuh pembelajaran dengan jam tatap muka yang memadai; Tersedia buku pegangan dan buku pengayaan; Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi akademik, dsb. Tindakan untuk memenuhi kekurangan tsb merupakan tanggung jawab sekolah/madrasah. Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran mengenai langkah-langkah kegiatan yang diperlukan untuk mengimplementasikan SPM di tingkat sekolah/madrasah. Inti uraian: Untuk menerapkan SPM di tingkat sekolah/madrasah maka kepala sekolah/madrasah harus melakukan pengumpulan data dan menganalisisnya apakah indikator2 SPM telah terpenuhi; misalnya terkait dengan penerapan KTSP, pemenuhan RPP, pengukuran jam tatap muka, dsb. Setelah diidentifikasi gap (kesenjangannya) maka sekolah/madrasah harus memprogramkan untuk memenuhi indikator tersebut. 28

40 Kapasitas yang Harus Dimiliki Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kantor Kemenag 32 Kemampuan mengumpulkan data dan informasi terkait pemenuhan indikator SPM (14 indikator), utamanya terkait sumber daya manusia, infrastruktur, dan peralatan; Keterampilan melakukan analisis dan agregasi data dari seluruh sekolah/madrasah; Kemampuan menyusun perencanaan dan penganggaran berdasarkan bukti kebutuhan investasi; Kemampuan untuk menuangkan rencana dan kebutuhan anggaran dalam dokumen perencanaan daerah. Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran mengenai kemampuan apa yang harus dimiliki oleh pemka/pemkot dan kantor kemenag dalam mengimplementasikan SPM. Inti uraian: Pemkab/Pemkot perlu untuk meningkatkan kapasitasnya dalam implementasi SPM, terutama terkait dengan kemampuan untuk mengumpulkan data, menganalisis data, menyusun penganggaran dan memasukkannya ke dalam dokumen perencanaan daerah termasuk RENSTRA, RENJA SKPD, RPJMD, dsb. 29

41 Kapasitas yang Harus Dimiliki Sekolah/Madrasah 33 Keterampilan mengumpulkan data dan informasi terkait seluruh (27) indikator SPM; Kemampuan melakukan evaluasi diri terhadap semua ketentuan SPM di sekolah/madrasah; Keterampilan menyusun rencana dan anggaran investasi dan operasional sekolah untuk memenuhi 13 indikator SPM; Kemampuan menyampaikan data dan informasi tentang tingkat pemenuhan 14 indikator SPM di sekolah/madrasah kepada pemkab/pemkot dan Kemenag. Mengapa slide ini penting? Menjelaskan kebutuhan akan ketrampilan/kapasitas seperti apa yang diperlukan bagi sekolah/madrasah dalam mengimplementasikan SPM. Inti uraian: Untuk dapat mengimplementasikan SPM maka sekolah/madrasah perlu memiliki keterampilan dalam mengumpulkan data, melakukan analisis kesenjangan, menghitung kebutuhan biaya, dan menuangkannya ke dalam rencana kerja dan anggaran sekolah/madrasah. Catatan: Ini adalah slide terakhir dari pokok bahasan mengenai SPM. Sebelum melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, pelatih dapat memberikan pertanyaan dan ringkasan. 30

42 34 3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Mengapa slide ini penting? Menjelaskan topik utama urutan ketiga dalam sesi ini Inti Uraian. Pelatih memberikan gambaran umum isi pembahasan SPMP 35 Pengertian SPMP Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Kegiatan sistemik dan terpadu adalah terdapatnya mekanisme yang jelas dalam memperbaiki mutu pendidikan dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Mengapa Slide ini penting? Memberikan pemahaman tentang definisi SPMP 31

43 Inti Uraian Pelatih menjelaskan definisi SPMP sesuai Permendiknas 63/2009 pasal 1 ayat 2 Pelatih menjelaskan maksud dari kegiatan sistemik dan terpadu. 36 Tujuan SPMP Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Mengapa Slide ini penting? Memberikan pemahaman tentang Tujuan Akhir SPMP Inti Uraian Tujuan SPMP adalah Tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa Indonesia Tujuan SPMP (lanjutan) 37 Tujuan antara SPMP: Terbangunnya budaya mutu pendidikan; Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah; Ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal; Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan yang dirinci menurut provinsi, kabupaten/kota, dan satuan atau program pendidikan; Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 32

44 Mengapa Slide ini penting? Memberikan pemahaman tentang Tujuan Antara SPMP Inti Uraian Tujuan antara SPMP meliputi lima hal, yaitu: Terbangunnya budaya mutu, Adanya kejelasan pembagian tugas secara proporsional, adanya kejelasan acuan mutu pendidikan, terpetakannya mutu pendidikan, dan terbangunnya sistem mutu pendidikan Alasan SPMP Dibutuhkan 38 Mutu pendidikan bervariasi antar sekolah/madrasah dan antar daerah; Setiap siswa berhak layanan pendidikan bermutu; Perbaikan mutu sekolah/madrasah berkelanjutan sebagai kebutuhan; dan Mutu pendidikan yang rendah menyebabkan daya saing SDM rendah. Mengapa slide ini penting? Menjelaskan latar belakang mengapa SPMP dibutuhkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Inti uraian Pelatih menjelaskan empat unsur penting alasan keberadaan SPMP Berikan contoh untuk masing-masing alasan agar peserta mendapatkan gambaran secara utuh dan tepat 33

45 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan 39 Pemetaan Mutu Standar Pendidikan Perbaikan Mutu Analisis Data SPMP terdiri 4 komponen: penggunaan standar, pemetaan mutu, analisis data mutu, dan perbaikan mutu berkelanjutan. Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran tentang siklus Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan beserta komponen yang ada di dalamnya. Inti uraian Pelatih menjelaskan kepada peserta komponen utama SPMP antara lain terdiri atas : penggunaan standar sebagai acuan mutu, pelaksanaan pemetaan mutu, analisis data mutu, dan perbaikan mutu secara berkelanjutan. Tiga Tingkatan Acuan Mutu Pendidikan 40 a. SPM b. SNP c. Standar mutu pendidikan di atas SNP: 1) Berbasis keunggulan lokal. 2) Adaptasi standar internasional. 34

46 Mengapa slide ini penting? Menjelaskan referensi utama dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Inti uraian Pelatih menyebutkan jenis-jenis standar yang menjadi acuan Pelatih menjelaskan tingkatan standar berdasarkan kriteria capaian mutu, dimana SPM diacu terlebih dahulu baru diikuti dengan SNP dan standar diatas SNP. Pembagian Tanggungjawab dalam SPMP Pembagian Tanggungjawab dalam SPMP 41 MENTERI : Menetapkan SPM, SNP Menyelenggarakan UN Akreditasi PROVINSI : Supervisi, pengawasan, evaluasi, bantuan, bimbingan. Membantu UN Membantu akreditasi Pemenuhan standar mutu acuan Penyusunan Kurikulum sesuai acuan mutu Menetapkan prosedur operasional standar (POS). Didukung pemangku kepentingan. Komite sekolah/ madrasah memberi bantuan SATUAN PENDIDIKAN Melayani audit penjaminan mutu Mengikuti akreditasi Mengikuti sertifikasi mutu: lembaga, pendidik, siswa. Mengembangkan sistem informasi mutu melalui TIK Mendukung pemetaan mutu KAB/KOTA: Supervisi, pengawasan, evaluasi, bantuan, bimbingan; Membantu UN Membantu akreditasi Mengapa slide ini penting? Menjelaskan mengenai pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam implementasi SPMP, yaitu Pemerintah (Menteri), pemprov, pemkab, dan satuan pendidikan. Inti uraian Pelatih menjelaskan hierarki tanggung jawab dalam pelaksanaan SPMP Peran dan tanggungjawab masing-masing pihak diuraikan seperti tertera dalam slide presentasi Satuan pendidikan adalah pelaku utama dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan karena sekolah sebagai garis terdepan dalam pelayanan pendidikan kepada masyarakat. 35

47 42 12 Langkah Penjaminan Mutu Pendidikan 1. Menyusun program penjaminan mutu 2. Pilih instrumen (EDS/M) pengumpulan data 3. Pengumpulan/verifikasi data (internal/eksternal) 4. Mengolah dan analisis data 5. Pelaporan temuan berbasis data 6. Gunakan temuan untuk verifikasi pencapaian standar 7. Pilih prioritas kebutuhan untuk perbaikan mutu 8. Menyusun program/ dan anggaran perbaikan mutu 9. Melaksanakan program perbaikan mutu 10. Monitor kegiatan perbaikan mutu 11. Pelaporan hasil perbaikan mutu 12. Gunakan saran untuk berikutnya (langkah 1). Mengapa slide ini penting? Menjelaskan 12 langkah utama dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikam Inti uraian Jelaskan setiap langkah yang tertera dalam slide presentasi Tanyakan kepada peserta langkah-langkah yang pada saat ini telah diterapkan di organisasi mereka dan mana yang belum beserta alasannya. 36

48 Keterkaitan SNP, SPM, SPMP dan Akreditasi dan Akreditasi Sekolah/Madrasah Sekolah/Madrasah 43 AKREDITASI STANDAR DI ATAS SNP A B C TT STANDAR NASIONAL PEMDIDIKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Belum Terakreditasi Peningkatan mutu berkelanjutan Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan pendidikan ditujukan untuk: (1) memenuhi SPM, (2) Secara bertahap memenuhi SNP, (3) secara bertahap memenuhi standar mutu di atas SNP. Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran keterkaitan antara standar nasional, sistem penjaminan mutu dan akreditasi di tingkat sekolah/madrasah Inti uraian SPM, SNP, dan standar di atas SNP merupakan acuan mutu bagi satuan pendidikan. Jika mutu sekolah atau madrasah dipetakan melaui akreditasi, maka akan didapatkan angka mutu akreditasi berupa A, B, C, atau D (tidak lulus akreditasi). SPM lebih difokus pada sekolah/madrasah yang masih berada di bawah agar mereka setidaknya bisa mencapai level akreditasi C. SPMP dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah secara berkesinambungan sehingga dapat mencapai mutu yang lebih tinggi, misalnya dari D ke C, dari C ke B, dan dari B ke A, dst. 37

49 44 4. Penerapan SNP, SPM, dan SPMP dalam Perencanaan Sekolah/Madrasah Mengapa slide ini penting? Menjelaskan tentang penerapan SNP, SPM, dan SPMP pada proses perencanaan sekolah/madrasah Inti uraian: Pelatih mengantarkan peserta untuk masuk ke dalam pembahasan penerapan SNP, SPM, dan SPMP di dalam proses perencanaan dan penganggaran di sekolah/madrasah Pengelolaan Sekolah/Madrasah 45 PERENCANAAN RKS/RPS RKAS (RAPBS) PELAKSANAAN KEGIATAN TRIMS KEPEMIMPINAN SEKOLAH/ MADRASAH Penatausahaan dan Pencatatan PELAPORAN EVALUASI & PERBAIKAN 38

50 Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran tentang alur utama pengelolaan sekolah/madrasah berdasarkan fungsi manajemen sekolah/madrasah Inti uraian Pelatih menjelaskan siklus manajemen sekolah/madrasah; dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan perbaikan, serta pelaporan. Kepemimpinan sekolah/madrasah menjadi kunci utama dalam pengelolaan sekolah/madrasah. Adanya sistem informasi sekolah/madrasah (misalnya TRIMS) akan sangat membantu sekolah/madrasah dalam melakukan perencanaan yang berbasis data. Rencana Penjaminan Mutu Oleh Satuan STANDAR DI ATAS SNP SNP SPM Pendidikan Pendidikan Sekolah memenuhi STANDAR MUTU secara bertahapberkelanjutan RKS Kerangka Jangka Menengah Budaya mutu RKT Target -Target Capaian Terukur 46 SPM, SNP, dan Standar di atas SNP untuk satuan pendidikan dipenuhi secara bertahap dan ditetapkan dalam rencana kerja sekolah (RKS) dan target-target terukur capaiannya ditetapkan dalam rencana kerja tahunan (RKT); Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran hubungan penerapan SPMP dalam pelaksanaan manajemen sekolah/madrasah. Inti uraian Pelatih menjelaskan bahwa setiap sekolah/madrasah harus terus melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Sekolah/madrasah harus berupaya memenuhi SPM, kemudian secara bertahap mengarah kepada SNP bahkan kalau bisa menuju standar di atas SNP. Untuk itu perlu dibangun budaya mutu yaitu adanya kesadaran dan komitmen bersama dari stakeholder sekolah/madrasah untuk senantiasa berusaha meningkatkan mutu. Upaya tersebut perlu dirumuskan dan dituangkan dalam RKS dan RKT. 39

51 Proses Perencanaan Sekolah/Madrasah RKS dan RKAS 47 EVALUASI DIRI SEKOLAH/ MADRASAH ANALISIS KESENJANGAN SNP, SPM RKS/M RKAS/M PENYUSUNANAN PROGRAM & RENCANA KERJA Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran tentang proses perencanaan dan penganggaran sekolah yang dilakukan melalui empat kegiatan utama berikut dengan tetap mengacu pada standar pendidikan. Inti uraian Program peningkatan mutu secara berkelanjutan harus dimulai dengan evaluasi diri sekolah/madrasah, kemudian menganalisis kesenjangan, menyusun program dan rencana kerja (dengan menetapkan sasaran yang terukur) dan menuangkannya ke dalam RKS/RKAS. 40

52 48 Tanya Jawab dan Kesimpulan Mengapa slide ini penting? Merupakan penanda berakhirnya sesi ini dan memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Inti uraian Pelatih secara ringkas menyarikan bahasan yang telah dilakukan pada sesi ini dan membuat kesimpulan sebelum menutup sesi ini. 41

53 Latihan Curah Pendapat a. Instruksi Pelatih Judul Tujuan Waktu Tahapan Kegiatan Lembar Kerja Simpulan Curah Pendapat Peserta memahami dengan baik konsep dan penerapan SNP, SPMP, SPM dan proses perencanaan dan penganggaran di tingkat satuan pendidikan (sekolah/madrasah). 5 menit, pada setiap menjelang sesi presentasi SNP, SPMP, SPM dan perencanaan dan penganggaran sekolah/madrasah. 1. Pelatih mengajukan pertanyaan kepada peserta dengan cara menggali pemahaman awal peserta terhadap topik yang akan disajikan. 2. Bila peserta tidak dapat mengajukannya maka pelatih menggunakan lembar daftar pertanyaan sebagai acuan/panduan untuk memunculkan/memancing pertanyaan kepada peserta. 3. Biarkan peserta bebas memberikan pendapatnya terhadap pertanyaan yang diajukan tanpa dihakimi dan dikoreksi. Latihan b. Lembar Kerja: Curah Pendapat, sebagai pemandu dalam melaksanakan curah pendapat dengan peserta. Pelatih memberikan catatan penting/utama berkaitan dengan aspek regulasi dalam peningkatan mutu pendidikan serta keterkaitannya dengan proses perencanaan, peganggaran dan manajemen keuangan sekolah/madrasah. 42

54 1.1.1.b. Lembar Kerja: Daftar Pertanyaan Curah Pendapat No. Topik/Bahasan 1 Standar Nasional Pendidikan (SNP) 2 Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) 4 Perencanaan Sekolah/ Madrasah Daftar Pertanyaan Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, memberikan masukan terkait materi yang telah disampaikan. Pelatih mendorong peserta untuk menyampaikan pengalamannya terkait dengan implementasi/penerapan SPMP dan SNP di lapangan, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan berikut. 1. Apa yang Anda ketahui tentang SNP? 1. Untuk apa SNP di buat? 2. Apa masalah dan hambatan dalam penerapan SNP? 3. Apa yang dilakukan oleh sekolah/madrasah untuk mengatasi hambatan penerapan SNP? Pelatih memberikan pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta untuk berpartisipasi aktif dalam proses pelatihan, sebagai berikut: 1. Apa yang Anda ketahui tentang standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan? 2. Mengapa perlu dibuat SPM? 3. Apa yang perlu dilakukan oleh sekolah/madrasah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan? 1. Apa yang Anda ketahui tentang penjaminan mutu pendidikan (quality assurance)? 2. Apa perbedaan antara penjaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian mutu (quality control)? 3. Untuk apa SPMP dibuat? Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan kepada peserta sebagai pembuka untuk merangsang pemahaman terhadap perencanaan sekolah/madrasah antara lain : 1. Apakah yang Anda ketahui tentang perencanaan sekolah/ madrasah? 2. Apakah Anda memahami dasar hukum perencanaan sekolah/ madrasah? 3. Mengapa perencanaan sekolah/madrasah dianggap penting? 4. Sebutkan tantangan dalam proses penyusunan perencanaan sekolah/madrasah? 43

55 Lembar Bahan Bacaan 1. Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar oleh Sekolah/Madrasah Jenis layanan SPM pendidikan dasar yang wajib dipenuhi oleh satuan pendidikan: 1. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; 2. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik; 3. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA; 4. Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi; 5. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan; 6. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : a) Kelas I II : 18 jam per minggu; b) Kelas III : 24 jam per minggu; c) Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau d) Kelas VII - IX : 27 jam per minggu; 7. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku; 8. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya; 9. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik; 10. Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester; 11. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah/madrasah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik; 44

56 12. Kepala sekolah/madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan ulangan kenaikan kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota pada setiap akhir semester; dan 13. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS). 45

57 Lembar Bahan Bacaan 2. Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kemenag Kabupaten/Kota Jenis layanan pendidikan dasar yang wajib dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kantor Kemenag Kabupaten/Kota: 1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil; 2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; 3. Di setiap SMP/MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; 4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah/madrasah yang terpisah dari ruang guru. 5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan; 6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran; 7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik; 8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%; 9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris; 10. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; 11. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; 46

58 12. Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; 13. Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; dan 14. Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. 47

59 48

60 Rencana Sesi 2 (Modul 1) EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M) SESI 2 A. PENGANTAR Dalam rangka penjaminan mutu pendidikan, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional, telah menerbitkan beberapa peraturan menteri tentang Standar nasional pendidikan dan standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan dasar. Terdapat delapan komponen SNP, yakni: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Selain SNP, ada 27 indikator pencapaian SPM yang segera diberlakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan pelayanan pendidikan bermutu di setiap sekolah/madrasah. SPM dan SNP tersebut harus menjadi rujukan dan direalisasikan dalam pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan sesuai harapan Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 dan Permendiknas Nomor 15 Tahun Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 mengatur secara tegas tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota dan tanggung jawab setiap satuan pendidikan dalam upaya memperbaiki pelayanan pendidikan, terutama perluasan akses dan mutu sekolah/madrasah bagi setiap siswa. Dalam rangka membantu sekolah/madrasah menyiapkan diri memenuhi SNP dan SPM, Kementerian Pendidikan Nasional, melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) dan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (MPDM), telah mengembangkan program Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS/M merupakan suatu proses penilaian terhadap kinerja satuan pendidikan dalam pencapaian standar, baik SPM maupun SNP. Berangkat dari kepercayaan terhadap sekolah/madrasah, EDS/M dilakukan oleh tim pengembang yang terdiri dari kepala sekolah/madrasah, guru, komite sekolah/madrasah, orang tua peserta didik, dan pengawas sebagai pembimbing sekolah/madrasah. Di dalam pelaksanaannya, proses EDS/M ini juga dapat melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Mengingat SPM pendidikan dasar ini harus sudah dituntaskan sebelum akhir tahun 2013, setiap satuan pendidikan harus memprioritaskan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk pemenuhan SPM. Satuan pendidikan harus segera mengetahui posisinya dalam kaitan dengan SNP (terutama SPM), dan menentukan kesenjangan yang masih dimiliki. Berdasarkan informasi kesenjangan tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyusun program prioritas penuntasan SPM dan program-program lain untuk pemenuhan SNP. Melalui EDS/M, satuan pendidikan bisa menyusun anggaran yang diperlukan untuk penuntasan SPM dan pemenuhan SNP, serta mengembangkan laporan pertanggungjawaban kepada seluruh pemangku kepentingan secara transparan dan akuntabel. Pada sesi ini, peserta akan diajak untuk memahami konsep EDS/M, instrumen yang digunakan dalam EDS/M, dan mekanisme pelaksanaan EDS/M. 49

61 B. TUJUAN Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan: 1. Konsep EDS/M. 2. Instrumen yang digunakan dalam EDS/M. 3. Mekanisme pelaksanaan EDS/M. C. POKOK BAHASAN 1. Gambaran umum konsep EDS/M. 2. Instrumen yang digunakan dalam EDS/M. 3. Cara melaksanakan EDS/M. D. WAKTU Waktu yang dialokasikan untuk sesi ini adalah 110 menit. E. METODE 1. Presentasi. 2. Tugas individual. 3. Membaca cepat. 4. Diskusi/tanya jawab. F. ALAT DAN BAHAN 1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, flipchart. 2. Silabus Modul 1. Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) 3. Rencana Sesi 2. Pengenalan Evaluasi Diri Sekolah (EDS/M). 4. Power point (PPt) Latihan a. Instruksi Pelatih. b. Lembar Kerja Individu Pra Sesi. c. Lembar Bahan Bacaan. Panduan EDS/M. 6. Latihan a. Instruksi Pelatih. b. Lembar Kerja Individu Pasca Sesi. c. Lembar Bahan Bacaan. Instrumen EDS/M. 50

62 G. STRATEGI Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan Tahap 1. Pendahulan 1. Pelatih menjelaskan tujuan sesi, kegiatan peserta dan pelatih, alat dan bahan pelatihan, dan hasil pelatihan yang diharapkan dalam sesi EDS/M. 2. Pelatih membaca filsafat Confucius: Saya dengar, saya lupa Saya lihat, saya ingat Saya lakukan, saya mampu. 3. Karena MAMPU merupakan tingkatan pembelajaran yang tertinggi, maka peserta diajak langsung membaca EDS/M. 5 menit PPt 1-3 Tahap 2. Kerja Individual Pra Sesi # 1 Mengkaji Panduan EDS/M 1. Pelatih mengajak peserta menggunakan Latihan c. Panduan EDS/M dan Latihan b. Panduan Membaca Cepat. 2. Pelatih mengajak peserta menggunakan Latihan b. Lembar Kerja Individual Pra Sesi untuk menuliskan tiga pertanyaan: a. Apa yang Anda ketahui tentang konsep EDS/M? b. Sebutkan komponen instrumen EDS/M? c. Bagaimana cara melakukan EDS/M? 3. Peserta berbagi jawaban dengan peserta/ kelompok lain secara lisan (1-3 peserta) 30 menit PPt 4 Latihan Tahap 3. Mengkaji Intrumen dan Contoh Laporan Hasil EDS/M 1. Pelatih menunjukkan Latihan Instrumen EDS/M. 2. Peserta membaca cepat Instrumen EDS/M. 3. Pelatih berjalan mendekati peserta dan kelompok untuk memastikan bahwa peserta aktif membaca. 4. Pelatih menanyakan kepada peserta: a. Apakah semua bagian dari Pedoman dan Instrumen EDS/M sudah selesai dibaca? b. Secara garis besar, apakah isi pedoman dan contoh instrumen EDS/M sudah difahami? 40 menit PPt 5 Latihan

63 Tahapan Kegiatan Waktu c. Apakah masih ada di antara Bapak dan Ibu yang membutuhkan penjelasan tambahan tentang EDS/M? Alat & Bahan Tahap 4. Presentasi Konsep EDS/M dan dialog 1. Berdasarkan jawaban peserta pada kegiatan sebelumnya, kemudian pelatih: a. menegaskan bahwa presentasi ini hanya merupakan penambahan pemahaman Anda, b. menjelaskan konsep EDS/M dengan power point, dan c. memberikan waktu kepada peserta untuk tanya jawab dan dialog tentang EDS/M. 15 menit PPt 6-15 Tahap 5. Kerja Individual Paska Sesi: Membandingkan hasil belajar pra dan pasca sesi 1. EDS/M telah dipelajari dalam beberapa tahapan: membaca Panduan teknis, membaca Instrumen EDS/M, berbagi dengan teman sejawat, diakhiri presentasi. 2. Pelatih mengajak peserta menggunakan Latihan b. untuk menuliskan hasil bacaan. 3. Peserta menjawab secara tertulis terhadap pertanyaan berikut: a. Pengetahuan baru apa saja yang Anda telah dapatkan setelah mempelajari konsep EDS/M? b. Di antara beberapa komponen dalam instrumen EDS/M, komponen mana yang paling sulit dilakukan? c. Agar bisa melakukan EDS/M di sekolah/ madrasah Anda masing-masing, langkahlangkah apa saja yang harus Anda lakukan? 4. Pelatih meminta 1-3 peserta meneliti dan mengomentari persamaan dan perbedaan jawaban antar Lembar Kerja b. dengan Lembar Kerja b. 15 menit PPt 16 Latihan

64 Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan Tahap 6. Penutup 1. Secara lisan, peserta menyampaikan komentar terhadap proses dan hasil pembelajaran EDS/M. 2. Pelatih menegaskan bahwa EDS/M akan semakin jelas setelah peserta melakukan langsung EDS/M dengan data simulasi dalam sesi berikutnya. 5 menit PPt 17 H. REFERENSI 1. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 2. Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Mimimal Pendidikan Dasar. 53

65 1 Sesi 2 Pengenalan Terhadap EDS/M dan Instrumen EDS/M Mengapa slide ini penting? EDS/M merupakan awal dari pelaksanaan SNP, SPM, dan SPMP. Inti uraian: 1. EDS/M merupakan salah satu dari banyak instrumen dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). 2. EDS/M dikembangkan berdasarkan SMP/SNP 3. Baca lagi Permendiknas No 63/2009 tentang SPMP. 4. Karena EDS/M bersifat dari, oleh, dan untuk sekolah/madrasah, maka No trust no EDS/M. 5. Hingga saat ini sekolah/madrasah lebih berperan hanya sebagai PENYEDIA data, EDS/M memposisikan sekolah/madrasah sebagai PENGANALISA DAN PENGGUNA data sekolah/madrasah terutama untuk perbaikan sekolah/madrasah masing-masing. 6. EDS/M dilaksanakan untuk memperkuat pelaksanaan MBS, SNP, atau standar lain di atas SNP di setiap sekolah/madrasah. EDS/M menuntut KEJUJURAN dari Tim Pengembang untuk menjaga akurasi dan pemutakhiran data. Bila tidak jujur dengan data sekolah/madrasah maka implikasi dan resiko (negatif maupun positif) akan ditanggung oleh sekolah/madrasah sendiri. 54

66 2 Tujuan Sesi Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu : Menjelaskan Konsep EDS/M. Menggunakan Instrumen EDS/M. Memahami Strategi Implementasi EDS/M. Mengapa slide ini penting? Agar peserta mengetahui kemampuan yang akan dimiliki oleh peserta setelah sesi ini selesai. Inti uraian: Untuk mengevaluasi kinerja sekolah/madrasah, banyak cara, alat dan strategi yang dapat dilakukan sekolah/madrasah. 3 Pokok Bahasan 1. Konsep EDS/M. 2. Instrumen EDS/M. 3. Strategi Implementasi EDS/M. 55

67 Mengapa slide ini penting? Menjelaskan ruang lingkup materi EDS/M yang perlu difahami peserta. Inti uraian: 1. Gambaran umum terdiri dari landasan hukum, pengertian, tujuan, manfaat, hubungan antara kegiatan EDS/M dan SPMP, dsb. 2. Dengan instrumen EDS/M yang mengacu pada 8 SNP, peserta perlu mencermati 8 standar, aspek, komponen, spesifikasi, indikator pencapaian, pemeringkatan ketercapaian, makna setiap peringkat, sumber data atau bukti, kolom pengolahan dan analisa data, dan penentuan peringkat ketercapaian standar. Peserta perlu mencermati langkah-langkah dalam melaksanakan EDS/M. 4 Latihan Baca cepat Bacaan Latihan Panduan EDS/M (7 ). 2. Gunakan Lembar Kerja Latihan 1 untuk memandu dan merekam hasil bacaan Anda (4 ). 3. Ceritakan jawaban Anda kepada peserta lain (3 ). Mengkaji Panduan EDS/M Mengapa slide ini penting? 1. Peserta harus mengenali konsep dan ide utama dalam EDS/M. 2. Memandu peserta belajar mandiri. 3. Memudahkan fasilitator melakukan pendampingan terhadap seluruh peserta. 4. Mengakktifkan peserta dalam proses pelatihan. Inti uraian: 1. EDS/M bisa dilupakan bila hanya didengar; EDS/M juga mudah diingat apabila panduannya di baca langsung; bahkan EDS/M dapat lebih mendalam difahami apabila dibaca cepat secara individual dan didiskusikan bersama-sama dalam kelompok. 2. Alasan, tujuan, manfaat, dan pelaksanaan EDS/M melibatkan tim pengembang sekolah/madrasah. 56

68 5 Pengertian EDS/M Evaluasi diri sekolah/madrasah atau EDS/M adalah proses evaluasi diri sekolah/madrasah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah/madrasah berdasarkan SPM dan SNP yang hasilnya dipakai sebagai dasar penyusunan RKS/M dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota Mengapa slide ini penting? 1. EDS/M merupakan konsep yang belum dikenal secara mendalam dan digunakan oleh mayoritas sekolah/madrasah. 2. EDS/M yang ada masih bisa disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah. 3. EDS/M merupakan aplikasi riset, evaluasi, dan pengembangan. 4. EDS/M membutuhkan data kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah 6 Evaluasi: Penerapan standar mutu. Identifikasi dan pengumpulan data mutu. Pengolahan dan analisis data mutu. Penyimpulan hasil EDS/M. Diri: Internal sekolah/madrasah. Sekolah/Madrasah: Tim pengembang sekolah/madrasah. 57

69 Mengapa slide ini penting? 1. EDS/M merupakan konsep yang belum dikenal secara mendalam dan digunakan oleh mayoritas sekolah/madrasah. 2. EDS/M yang ada masih bisa disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah. 3. EDS/M merupakan aplikasi riset, evaluasi, dan pengembangan. 4. EDS/M membutuhkan data kuantitatif dan kualitatif. Inti uraian: 1. Gunakan LBB 2.1 dan cermati Gambar 1 dalam Panduan Teknis. Selain EDS/M, SPMP juga akan mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan instrumen Kajian Eksternal Sekolah/Madrasah sesuai kebutuhan, instrumen Monitoring tahunan oleh pengawas dari Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, survei oleh Pusat Statistik Pendidikan (PSP) Balitbang Kemdiknas atau EMIS-Kemenag setiap tahun, instrumen BAN S/M setiap lima tahunan, dan monitoring dan evaluasi sertifikasi guru setiap tahun. 2. EDS/M adalah bagian dari pemetaan mutu sekolah/madrasah. Peta mutu sekolah/madrasah memberikan data awal pencapaian standard (SPM/SNP). 3. Internal artinya data proses dan hasil EDS/M dikumpulkan dan digunakan oleh, dari, dan untuk sekolah/madrasah sendiri. Karena Sekolah/Madrasah adalah pelaku utama penjaminan mutu sekolah/madrasah. 4. Tim pengembang terdiri dari kepala sekolah/madrasah, guru, komite sekolah/madrasah, orang tua, wakil tokoh masyarakat, dan pengawas sekolah/madrasah. Tujuan EDS/M 7 Sekolah/madrasah menilai kinerjanya berdasarkan SPM dan SNP. Sekolah/madrasah mengetahui tahapan pengembangan dalam pencapaian SPM dan SNP sebagai dasar peningkatan mutu pendidikan yang bermuara pada peningkatan mutu peserta didik. Sekolah/madrasah dapat menyusun Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (RPS/M) atau Rencana Kegiatan Sekolah/Madrasah (RKS/M) sesuai kebutuhan nyata menuju ketercapaian implementasi SPM dan SNP. Mengapa slide ini penting? 1. EDS/M memiliki tujuan dan sasaran di sekolah/madrasah dan membantu kota/kabupaten. 58

70 Inti uraian: 1. Arah dan kontribusi yang jelas dari EDS/M dalam pengembangan RKS, RKT dan anggaran sekolah/madrasah. 2. EDS/M membantu menyiapkan data sekolah/madrasah bagi kepentingan RKPD. 3. Kinerja sekolah/madrasah diukur sesuai dengan standar yang ada dalam SNP/SMP. 4. Sekolah dapat memilih prioritas kebutuhan, merumuskan program dan anggaran, dan mengukur keberhasilan antar tahun. 5. Dinas membutuhkan data kinerja sekolah/madrasah untuk memperluas akses dan memperbaiki mutu sekolah/madrasah. Data yang akurat dan mutakhir berguna dalam penyusunan program dan anggaran pendidikan oleh DPRD dan Pemerintah Kota/Kabupaten. Manfaat EDS/M bagi Sekolah/Madrasah 8 Mengidentifikasikan kelebihan serta kekurangannya sendiri dan merencanakan pengembangan ke depan. Memiliki data dasar yang akurat untuk pengembangan dan peningkatan di masa mendatang. Mengidentifikasikan peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan yang disediakan, mengkaji apakah inisiatif peningkatan tersebut berjalan dengan baik dan menyesuaikan program sesuai dengan hasilnya. Memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan demi meningkatkan akuntabilitas sekolah/madrasah. Mengapa slide ini penting? 1. Sekolah bisa menilai kinerjanya sendiri secara jujur, menyusun RKT dengan tujuan dan hasil yang terukur, dan membudayakan akuntabilitas manajemen sekolah/madrasah. Inti uraian: 1. Semua temuan perlu didukung dengan bukti dan data yang mengacu pada SNP/SPM. 2. Data kuantitatif dan kualitatif membantu identifikasi kesenjangan, prioritas kebutuhan, dan usulan perbaikan manajemen sekolah/madrasah. 3. Sekolah, pemerintah daerah, dan Pemerintah menggunakan data awal untuk mengukur kinerja sekolah/madrasah. 59

71 Kapan EDS/M Sebaiknya Dilaksanakan 9 Sekolah/madrasah melakukan EDS/M setiap tahun. Sekolah/madrasah melakukan EDS/M pada waktu pergantian tahun ajaran. Sekolah/madrasah mencatat dan melaporkan setiap ada perubahan (penurunan atau perbaikan) indikator standar. Sekolah/madrasah meng-update data ketika menyusun program dan anggaran sekolah/ madrasah. Mengapa slide ini penting? 1. Sekolah/madrasah perlu menentukan waktu EDS/M dan hasilnya bisa langsung digunakan untuk perbaikan RKT sekolah/madrasah. Inti uraian: 1. Data dan laporan hasil EDS/M perlu digunakan untuk perbaikan mutu sekolah/madrasah. 2. Rekomendasi dari laporan yang dilengkapi data dapat langsung dielaborasi dalam usulan program tahun ajaran baru. 3. Siklus waktu perencanaan dan anggaran tahunan di sekolah/madrasah perlu diselaraskan dengan perencanaan di kota/kabupaten. 60

72 Rujukan EDS/M 10 SNP SPM 1. Sarana Prasarana dan Buku 1. Sarana Prasarana (No. 1-4 Kab/Kota dan No. 1-4 Sek/Mad) 2. Pendidik & Tenaga Kependidikan 2. Pendidik & Tenaga (No Kab/Kota dan No. 5 Kependidikan Sek/Mad) 3. Kurikulum dan Pembelajasan 3. Isi (No. 13 Kab/Kota dan No Proses Sek/Mad) 5. Pengelolaan 5. Pengelolaan (No. 13 Sek/Mad) 6. Penilaian dan Penjaminan mutu 6. Penilaian (No. 14 Kab/Kota dan 9-12 Sek/Mad) 7. Kompetensi Lulusan 8. Pembiayaan Mengapa slide ini penting? 1. Menunjukkan persamaan dan perbedaam antara SNP dan SPM. 2. Menghindari inkonsistensi kebijakan tentang standar mutu sebagai rujukan EDS/M. 3. Menyajikan pilihan-pilihan standar bagi setiap sekolah/madrasah untuk peningkatan mutu sekolah/madrasah. Inti uraian: 1. SPM lebih sederhana dari SNP karena Pemda punya kapasitas terbatas untuk memenuhinya. 2. SPM dan SNP itu tercantum dalam Permen 63/2009 tentang SPMP. 3. Perbedaan spesifikasi, subindikaktor, dan pengukurannya perlu difahami sebagai pilihan yang saling melengkapi. 61

73 Keterkaitan EDS/M dengan Penjaminan Mutu Keterkaitan EDS/M dengan Penjaminan Mutu 11 EVALUASI DIRI SEKOLAH/ MADRASAH (EDS/M) (Tahunan) MONITORING SEKOLAH/MADRASAH OLEH PEMDA (MSDP) (Sesuai kebutuhan) SERTIFIKASI GURU DAN PENINGKATAN KOMPE-TENSI PROFESIONAL (Tahunan/berjalan) SPMP MEMENUHI SPM DAN SNP EVALUASI DIRI KAB/ KOTA (EDK) (Tahunan) AKREDITASI SEKOLAH/ MADRASAH (Lima tahunan) UJIAN NASIONAL (tahunan) PENGUMPULAN DATA PADATI (tahunan) Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu mengetahui bahwa EDS/M harus dilakukan secara terus menerus. Inti uraian: 1. EDS/M diharapkan menjadi kegiatan rutin di sekolah/madrasah yang dilakukan secara terus menerus setiap tahun, untuk mengetahui sejauh mana sekolah/madrasah sudah mencapai tahapan pengembangan. Hasil EDS/M digunakan sebagai dasar dalam upaya pengembangan sekolah/madrasah selanjutnya. 62

74 Siklus Pengembangan Berkelanjutan 12 Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu mengetahui bahwa EDS/M harus dilakukan secara terus menerus. Inti uraian: 1. EDS/M diharapkan menjadi kegiatan rutin di sekolah/madrasah yang dilakukan secara terus menerus setiap tahun, untuk mengetahui sejauh mana sekolah/madrasah sudah mencapai tahapan pengembangan. Hasil EDS/M digunakan sebagai dasar dalam upaya pengembangan sekolah/madrasah selanjutnya. 63

75 Jenis dan Sumber Data EDS/M 13 Jenis data: 1. Kuantitatif 2. Kualitatif Sumber data: 1. Statistik sekolah/ madrasah 2. Laporan tahunan 3. Laporan semester 4. Dokumen lain Mengapa slide ini penting? 1. Menegaskan bahwa EDS/M dilakukan dengan data dari berbagai sumber agar data sekolah/madrasah akurat, mutakhir, dan dapat dipercaya untuk penyusunan RKS, RKT, dan anggaran. 2. Kinerja sekolah/madrasah dan data secara selektif bisa diagregasi di Kota, Kabupaten, Provinsi, dan Nasional. Inti uraian: 1. Hindari kesimpulan evaluasi kinerja sekolah/madrasah dengan pernyataan tanpa data sebagai bukti. 2. Data kuantitatif dan kualitatif bisa saling melengkapi dalam memahami mutu sekolah/madrasah. 3. Sekolah/madrasah mudah merumuskan prioritas dan sasaran pengembangan sekolah/madrasah. 4. Sekolah/madrasah dapat mentafsirkan data sesuai kebutuhan sekolah/madrasah dan sumber daya yang ada di sekolah/madrasah masing-masing. 5. Sumber data lain masih banyak yang dapat digunakan oleh sekolah/madrasah untuk cross check data. 64

76 Pelaksana EDS/M 14 Kepala sekolah/madrasah. Wakil guru. Wakil orang tua murid. Komite sekolah/madrasah. Pengawas sekolah/madrasah (sebagai pembimbing). Mengapa slide ini penting? 1. Data dan profile sekolah/madrasah bervariasi. 2. EDS/M perlu dilakukan secara jujur dan kolektif bersama tim pengembang sekolah/madrasah. Inti uraian: 1. Pengambilan data, analisis data, dan penyimpulan diharapkan JUJUR oleh sekolah/madrasah. 2. Kebersamaan semua fihak meringankan tanggungjawab dan menghindari kesalahan. EDS/M mendukung peran dan partisipasi semua warga sekolah/madrasah. 65

77 Instrumen EDS/M 15 Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu penjelasan tentang bentuk dan bagian dari instrumen EDS/M. Inti uraian: 1. Dalam instrumen EDS/M terdapat empat bagian yang harus diisi atau ditulis, yakni: Bukti Fisik, Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik, Tahapan Pengembangan, dan Rekomendasi. Untuk bisa melaksanakan EDS/M, kepala sekolah/madrasah dan guru perlu mempelajari instrumen ini secara lebih mendalam agar bisa menggunakannya di sekolah/madrasah masingmasing. 66

78 16 4 Isian dalam Instrumen EDS/M 1. Bukti-bukti Fisik Digunakan sebagai bahan dasar untuk menggambarkan kondisi sekolah/madrasah terkait indikator yang dinilai. Sumber informasi misalnya catatan kajian, hasil observasi, dan hasil wawancara/konsultasi dengan komite, orangtua, guru-guru, siswa, dll. Berbagai jenis bukti fisik dapat digunakan sebagai bukti tahapan pengembangan tertentu. Informasi yang dikumpulkan berdasarkan bukti fisik tersebut dipastikan keakuratannya melalui proses triangulasi. Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu penjelasan tentang bukti-bukti fisik apa saja yang dapat ditulis dalam mengisi instrumen EDS/M. Inti uraian: 1. Berbagai jenis bukti fisik dapat digunakan sekolah/madrasah sebagai bukti tahapan pengembangan tertentu. 2. Selain itu, sekolah/madrasah perlu juga menunjukkan sumber bukti fisik lainnya yang sesuai. 2. Deskripsi Indikator 17 Kolom ini berisi uraian singkat yang menjelaskan situasi nyata yang terjadi di sekolah/madrasah sesuai dengan indikator pada setiap komponen. Deskripsi indikator yang menggambarkan kondisi nyata dan spesifik akan memudahkan sekolah/ madrasah dalam menyusun rekomendasi untuk perbaikan maupun peningkatan, sekaligus menentukan rencana pengembangan berdasarkan rekomendasi dan prioritas sekolah/madrasah. 67

79 Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu penjelasan tentang bagaimana menulis deskripsi indikator yang perlu ditulis dalam instrumen EDS/M. Inti uraian: 1. Kolom ringkasan deskripsi indikator berdasarkan bukti fisik pada instrumen EDS/M diisi uraian singkat yang menjelaskan situasi nyata yang terjadi di sekolah/madrasah sesuai dengan indikator pada setiap komponen yang mengacu kepada SPM dan SNP. 3. Tahapan Pengembangan 18 Tahap ke-1; belum memenuhi SPM. Kinerja sekolah/madrasah mempunyai banyak kelemahan dan membutuhkan banyak perbaikan. Tahap ke-2; memenuhi SPM. Terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan tetapi masih sangat butuh perbaikan. Tahap ke-3; memenuhi SNP. Kinerja sekolah/madrasah baik, namun masih perlu peningkatan. Tahap ke-4; melampaui SNP. Kinerja sekolah/madrasah sangat baik, melampaui standar yang telah ditetapkan. Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu penjelasan tentang makna dari setiap tahapan perkembangan dalam instrumen EDS/M. Inti uraian: 1. Tahapan perkembangan sekolah/madrasah dibagi empat, mulai dari Tahap ke-1, Tahap ke-2, Tahap ke-3, dan Tahap ke Dalam menentukan pilihan tahapan pengembangan, sebaiknya dimulai dari pengecekan terhadap Tahap ke-3 (memenuhi SNP). Jika sudah memenuhi maka diberi tanda check ( ) pada pilihan Tahap ke-3. Jika telah melampaui SNP maka diberi tanda check ( ) pada pilihan Tahap ke-4. Jika belum memenuhi SNP maka diberi tanda check ( ) pada pilihan Tahap ke-2 atau Tahap ke-1 sesuai penjelasan pada masing-masing tahapan. 68

80 4. Rekomendasi 19 Rekomendasi ditulis berdasarkan bukti fisik, deskripsi, dan tahapan pengembangan untuk setiap indikator. Rekomendasi tidak hanya difokuskan pada indikator yang dianggap lemah namun juga disusun untuk setiap indikator yang telah mencapai SNP. Rekomendasi ini kemudian direkap sebagai dasar masukan dalam penyusunan RKS/M. Sekolah/madrasah perlu memastikan bahwa rekomendasi ini sungguhsungguh berbasis hasil evaluasi diri. Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu penjelasan tentang cara penulisan rekomendasi dalam instrumen EDS/M. Inti uraian: 1. Setelah menentukan tahapan pengembangan, sekolah/madrasah kemudian menyusun rekomendasi berdasarkan bukti fisik, deskripsi, dan tahapan pengembangan untuk setiap indikator. 2. Rekomendasi ini kemudian direkap sebagai dasar masukan dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). 3. Sekolah/madrasah perlu memastikan bahwa rekomendasi ini sungguh-sungguh berbasis hasil evaluasi diri. 20 Latihan Baca cepat Bacaan Latihan Instrumen EDS/M (10 ) 2. Lakukan EDS/M dengan mengerjakan 3 indikator (15 ). 3. Ceritakan jawaban Anda kepada peserta lain (5 ). Mengkaji Instrumen EDS/M 69

81 Mengapa slide ini penting? 1. Peserta harus membaca cepat dalam melakukan kajian dokumen. Inti uraian: 1. Peserta dapat dibagi menjadi 8 kelompok dan setiap kelompok mendalami 3 indikator yang ada di instrumen EDS/M. 2. Standar lain yang belum didalami selama pelatihan dapat dikaji kembali di luar jam pelatihan. 3. Peserta perlu mencermati secara tajam terhadap makna setiap indikator dan tahap pengembangan yang sudah dicapai. 4. Berikan pertanyaan-pertanyaan refleksi, misalnya: 1) Dimana posisi sekolah Anda? 2) Standar apa yang mudah diukur ketercapaiannya? 3) Standar mana yang sulit diukur ketercapaiannya? 4) Adakah standar yang belum dapat dicapai oleh sekolah/madrasah Anda? Jika salah satu standar telah melebihi SNP, rekomendasi apa yang akan disampaikan? 21 Penutup 1. Pelatih mengundang dan mendokumentasikan komentar peserta tentang proses dan hasil pelatihan 2. Pelatih menyampaikan kembali hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan EDS/M. Mengapa slide ini penting? 1. Peserta perlu diingatka akan hal-hal prinsip dalam pelaksanaan EDS/M. Inti uraian: 1. EDS-M merupakan keharusan bagi sekolah/madrasah yang dilakukan setiap tahun, untuk mengetahui sejauh mana sekolah/madrasah telah mememenuhi standar. 2. Dalam melakukan EDS/M, puhak sekolah/madrasah harus berlaku jujur menyampaikan fakta apa adanya. 3. Hasil EDS/M merupakan informasi penting untuk menyusun rencana pengembangan sekolah/madrasah selanjutnya. 70

82 Latihan Panduan Membaca Cepat: Panduan EDS/M A. Instruksi Pelatih Judul Panduan Membaca Cepat: Panduan EDS/M Tujuan Peserta dapat mengetahui gambaran umum tentang konsep EDS/M dari Panduan EDS/M. Waktu 7-10 menit Tahapan Kegiatan 1. Membaca judul dan garis besar isi. 2. Mencermati gambar dan diagram. 3. Menemukan ide utama atau inti konsep EDS/M dari setiap bagian. 4. Menuliskan jawaban ke dalam LK b. Rekaman Hasil Membaca Cepat. 5. Melakukan berbagi dengan peserta lain (bila mungkin). Lembar Kerja Latihan b. Rekaman Hasil Membaca Cepat. Latihan c. Lembar Bahan Bacaan. Panduan EDS/M. 71

83 B. Lembar Kerja Rekaman Hasil Membaca Cepat: Panduan EDS/M Jawaban Kerja Individual Pra Sesi a. Apa yang Anda telah ketahui tentang konsep EDS/M? b. Sebutkan komponen utama dalam instrumen EDS/M? c. Bagaimana cara melakukan EDS/M? 72

84 Latihan c. Lembar Bahan Bacaan Panduan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah 73

85 EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M) A. LATAR BELAKANG 74 Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Agama (Kemenag) telah menunjukkan komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun SPMP mendefinisikan penjaminan mutu sebagai kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan/program pendidikan, penyelenggara satuan/program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pada tataran operasional, penjaminan mutu dilakukan melalui serangkaian proses dan sistem yang saling terkait untuk mengumpulkan, menganalisa, dan melaporkan data mengenai kinerja dan mutu dari tenaga kependidikan, program dan lembaga. Proses penjaminan mutu mengidentifikasi bidang-bidang pencapaian dan prioritas untuk perbaikan, menyediakan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti dan membantu membangun budaya perbaikan yang berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan dikaji berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sekolah/madrasah adalah pelaku utama dalam proses penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Salah satu alat untuk mengkaji kemajuan peningkatan mutu sekolah/madrasah secara komprehensif yang berbasis Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M). EDS/M sebagai salah satu komponen SPMP diharapkan dapat membangun semangat dan kultur penjaminan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan. B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 6. Peraturan lain yang relevan dengan implementasi standar nasional pendidikan. C. TUJUAN Tujuan utama Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) adalah: 1. Sekolah/madrasah menilai kinerjanya berdasarkan SPM dan SNP. 2. Sekolah/madrasah mengetahui tahapan pengembangan dalam pencapaian SPM dan SNP sebagai dasar peningkatan mutu pendidikan yang bermuara pada peningkatan mutu peserta didik.

86 3. Sekolah/madrasah dapat menyusun Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (RPS/M) atau Rencana Kegiatan Sekolah/Madrasah (RKS/M) sesuai kebutuhan nyata menuju ketercapaian implementasi SPM dan SNP. D. MANFAAT EDS/M diharapkan dapat memberikan sumbangan penting bagi sekolah/madrasah sendiri dan bagi pemerintahan Kabupaten/Kota yang memiliki kewenangan mengelola pendidikan. Berikut adalah manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan EDS/M. 1. Bagi sekolah/madrasah a. Sekolah/madrasah dapat mengidentifikasikan kelebihan serta kekurangannya sendiri dan merencanakan pengembangan ke depan. b. Sekolah/madrasah dapat memiliki data dasar yang akurat sebagai dasar untuk pengembangan dan peningkatan di masa mendatang. c. Sekolah/madrasah dapat mengidentifikasikan peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan yang disediakan, mengkaji apakah inisiatif peningkatan tersebut berjalan dengan baik dan menyesuaikan program sesuai dengan hasilnya. d. Sekolah/madrasah dapat memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan demi meningkatkan akuntabilitas sekolah/madrasah. 2. Bagi tingkatan lain dalam sistem (Pemerintah, pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi) a. Menyediakan data dan informasi yang penting untuk perencanaan, pembuatan keputusan, dan perencanaan anggaran pendidikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. b. Mengidentifikasikan bidang prioritas untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. c. Mengidentifikasikan jenis dukungan yang dibutuhkan oleh sekolah/madrasah. d. Mengidentifikasikan pelatihan serta kebutuhan program pengembangan lainnya. e. Mengidentifikasikan keberhasilan sekolah/madrasah berdasarkan berbagai indikator pencapaian sesuai dengan SPM dan SNP. E. KONSEP DASAR EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M) Evaluasi diri sekolah/madrasah atau EDS/M adalah proses evaluasi diri sekolah/madrasah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah/madrasah berdasarkan SPM dan SNP yang hasilnya dipakai sebagai dasar Penyusunan RKS/M dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota. Proses EDS/M merupakan siklus, yang dimulai dengan pembentukan Tim Pengembang Sekolah/Madrasah (TPS/M), pelatihan penggunaan instrumen, pelaksanaan EDS/M di 75

87 sekolah/madrasah dan penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/M atau RKS/M dan RAPBS/RKAS/M. Sekolah/madrasah melakukan proses EDS/M setiap tahun sekali. EDS/M dilaksanakan oleh Tim Pengembang Sekolah/Madrasah (TPS/M) yang terdiri atas: kepala sekolah/madrasah, wakil unsur guru, wakil komite sekolah/madrasah, wakil orang tua siswa, dan pengawas. TPS/M mengumpulkan bukti dan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja sekolah/madrasah berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam instrumen. Dengan menggunakan Instrumen EDS/M, sekolah/madrasah dapat mengukur dampak kinerjanya terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Sekolah/madrasah juga dapat memeriksa hasil dan tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan pembelajaran yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah untuk memperoleh informasi dan pendapat dari seluruh pemangku kepentingan sekolah/ madrasah. Khusus untuk pengawas, keterlibatannya dalam TPS/M berfungsi sebagai fasilitator atau pembimbing bagi sekolah/madrasah dalam melakukan EDS/M, terutama memastikan bahwa proses EDS/M dilakukan secara benar dan bukti-bukti fisik sekolah/madrasah tersedia. EDS/M bukanlah proses yang birokratis atau mekanis, melainkan suatu proses dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam sekolah/madrasah. EDS/M perlu dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah/madrasah dan dipandang sebagai bagian yang penting dalam kinerja siklus pengembangan sekolah/madrasah. Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan perbaikan, proses ini secara mendasar menjawab 3 (tiga) pertanyaan kunci di bawah ini: 1. Seberapa baikkah kinerja sekolah/madrasah kita? Hal ini terkait dengan posisi pencapaian kinerja untuk masing-masing indikator SPM dan SNP. 2. Bagaimana kita dapat mengetahui kinerja sekolah/madrasah? Hal ini terkait dengan bukti apa yang dimiliki sekolah/madrasah untuk menunjukkan pencapaiannya. 3. Bagaimana kita dapat meningkatkan kinerja? Dalam hal ini sekolah/madrasah melaporkan dan menindaklanjuti apa yang telah ditemukan melalui dua pertanyaan sebelumnya. Sekolah/madrasah menjawab ketiga masalah ini setiap tahunnya dengan menggunakan seperangkat indikator kinerja untuk melakukan pengkajian yang obyektif terhadap kinerja mereka berdasarkan SPM dan SNP, dan mengumpulkan bukti mengenai kinerja peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan. Informasi tambahan seperti tingkat ketercapaian kinerja sekolah/madrasah dalam memenuhi kebutuhan semua peserta didiknya dan kapasitas sekolah/madrasah untuk perbaikan serta dukungan yang dibutuhkan juga dimasukkan di sini. Data dapat juga dikaitkan dengan kebutuhan lokal dan informasi khusus terkait dengan kondisi sekolah/madrasah. Informasi kuantitatif seperti tingkat penerimaan siswa baru, hasil ujian, 76

88 tingkat pengulangan dan lain-lain, beserta informasi kualitatif seperti pendapat dan penilaian profesional dari para pemangku kepentingan di sekolah/madrasah dikumpulkan guna mendapatkan gambaran secara menyeluruh. Semua informasi ini kemudian dipergunakan sebagai dasar untuk mempersiapkan suatu rencana pengembangan sekolah/madrasah yang terpadu. Informasi hasil EDS/M dan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah ditindaklanjuti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kemenag sebagai informasi kinerja sekolah/madrasah terkait pencapaian SPM dan SNP dan sebagai dasar penyusunan perencanaan peningkatan mutu pendidikan pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi, bahkan pada tingkat nasional. F. KETERKAITAN EDS/M DENGAN PENJAMINAN DAN PENINGKATAN MUTU EDS/M dikembangkan sejalan dengan sistem penjaminan mutu pendidikan, khususnya yang terkait dengan perencanaan pengembangan sekolah/madrasah dan manajemen berbasis sekolah/madrasah. Pelaksanaan EDS/M terkait dengan praktek dan peran kelembagaan yang memang sudah berjalan, seperti manajemen berbasis sekolah/madrasah, perencanaan pengembangan sekolah/madrasah, akreditasi sekolah/madrasah, implementasi SPM dan SNP, peran LPMP/BDK, peran pengawas, serta manajemen pendidikan yang dilakukan oleh pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, dan Rencana Pembangunan Nasional Bidang Pendidikan, Renstra Kemendiknas, dan Renstra Kemenag. Diagram berikut ini menggambarkan EDS/M sebagai salah satu komponen sumber data dalam sistem penjaminan mutu pendidikan yang mengacu pada Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M) (Tahunan) MONITORING SEKOLAH/MADRASAH OLEH PEMERINTAH DAERAH (MSPD) SERTIFIKASI GURU DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (SPMP) MEMENUHI SPM DAN SNP EVALUASI DIRI KAB/KOTA (EDK) AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH UJIAN NASIONAL PENGUMPULAN DATA PADATI 77

89 EDS/M sebagai komponen penting dalam SPMP, merupakan dasar peningkatan mutu dan penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (RPS/M). EDS/M juga menjadi sumber informasi kebijakan untuk penyusunan program pengembangan pendidikan kabupaten/kota. Karena itulah EDS/M menjadi bagian yang integral dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. EDS/M adalah suatu proses yang memberikan tanggung jawab kepada sekolah/madrasah untuk mengevaluasi kemajuan mereka sendiri dan mendorong sekolah/madrasah untuk menetapkan prioritas peningkatan mutu sekolah/madrasah. Kegiatan EDS/M berbasis sekolah/madrasah, tetapi proses ini juga mensyaratkan adanya keterlibatan dan dukungan dari orang-orang yang bekerja dalam berbagai tingkatan yang berbeda dalam sistem ini, dan hal ini tentu saja membantu terjaminnya transparansi dan validitasi proses. EDS/M merupakan komponen penentu yang sangat penting dalam membangun sistem informasi pendidikan nasional terutama dalam memotret kinerja sekolah/madrasah dalam penerapan SPM dan SNP. Informasi yang terbangun menjadi dasar untuk perencanaan peningkatan mutu berkelanjutan dan pengembangan kebijakan pendidikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Pada diagram EDS/M dalam Kaitannya dengan Penjaminan dan Peningkatan Mutu berikut ini, terlihat alur informasi dan urutan kegiatan yang dilakukan. 78

90 EDS/M dalam Kaitannya dengan Penjaminan dan Peningkatan Mutu Kepala sekolah/madrasah dengan dukungan dari pengawas membentuk Tim Pengembang Sekolah/Madrasah (TPS/M) yang terdiri dari perwakilan: Sekolah/madrasah memonitor dan mengkaji ulang program Sekolah/madrasah mengimplementasikan program yang didukung pengawas sekolah/ madrasah dan berdasarkan TPS/M mengumpulkan data yang relevan menurut Instrumen EDS/M berdasarkan SPM dan SNP didukung bukti-bukti fisik, menggunakan berbagai metode untuk dapat menyediakan informasi kualitatif dan kuantitatif TPS/M (Tim EDS/M) mengidentifikasi pencapaian, memprioritaskan bidang yang membutuhkan perbaikan, dan merumuskan TPS/M menyusun deskripsi dan rekomendasi sesuai dengan P E N I N G K A T A N Kab/Kota memonitor, mengkaji ulang Kab/Kota mengimplementasikan program Informasi dipergunakan untuk mengidentifikasi pencapaian, untuk Kemendiknas/Kemenag dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Kemenag memonitor dan mengkaji Informasi dipergunakan untuk mengidentifikasi pencapaian, memprioritaskan bidang perbaikan dan memberikan informasi bagi perencanaan penganggaran provinsi dan Validasi internal laporan yang dilaksanakan oleh pengawas dan validasi eksternal oleh Informasi strategis hasil EDS/M ditindaklanjuti oleh Pengawas Data terstandar diprogram dan dimasukkan dalam MIS Disdik provinsi/kanwil Kemenag dan Kemendiknas/ Kemenag mengakses informasi P E N J A M I N A N M U T U LPMP/BDK memonitor dan mengkaji ulang LPMP/BDK mengakses LPMP/BDK menganalisa informasi dan memonitor tingkat kinerja mutu dan memberikan informasi mengenai tingkat kinerja peningkatan mutu dalam kegiatan M U T U 79

91 G. STRATEGI IMPLEMENTASI Selama berjalannya proses EDS/M, diharapkan dapat dibangun adanya visi yang jelas mengenai apa yang diinginkan oleh para pemangku kepentingan terhadap sekolah/madrasah mereka. Untuk dapat membangun visi bersama mengenai mutu ini yang harus dilakukan adalah melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses untuk menyepakati nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang akan ditetapkan. Visi bersama ini akan membawa arah pengembangan sekolah/madrasah ke depan dengan lebih jelas. Sekolah/madrasah mengukur dampak dari berbagai kegiatan penting terkait dengan peserta didik dan kegiatan pembelajaran; setiap tahun sekolah/madrasah juga memeriksa hasil dan dampak dari kegiatan pembelajaran serta bagaimana sekolah/madrasah dapat memenuhi kebutuhan peserta didik. Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah sekolah/madrasah harus mempergunakan evaluasi ini untuk memprioritaskan bidang yang memerlukan peningkatan dan mempersiapkan rencana pengembangan/ peningkatan sekolah/madrasah. Proses ini kemudian menjadi bagian dari siklus pengembangan dan peningkatan yang berkelanjutan. Mengumpulkan informasi berdasarkan SNP, SPM, dan kebutuhan setempat. Monitor dan mengkaji kemajuan Mengidentifikasi pencapaian dan memprioritaskan bidang untuk prioritaspeningkatan. Rencanakanprogram berdasarkan identifikasi. Pengimplementasian program peningkatan Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di sekolah/madrasah (kepala sekolah/madrasah, guru, peserta didik, orang tua, komite sekolah/madrasah, anggota masyarakat, dan pengawas sekolah/madrasah) diharapkan bahwa tujuan dan nilai yang diinginkan dalam proses EDS/M menjadi bagian dari etos kerja sekolah/madrasah. Penting diingat bahwa informasi yang didapatkan harus dianggap penting dan tidak lagi dianggap sebagai beban atau hanya sekedar sebagai daftar data yang perlu dikumpulkan karena diminta oleh pihak luar. Proses EDS/M harus menjadi suatu refleksi untuk mengubah dan memperbaiki tata kerja, serta akan dianggap berhasil jika dapat membawa sekolah/madrasah pada peningkatan pelayanan pendidikan dan hasilnya bagi para peserta didik. Kemudian sekolah/madrasah akan menjadi pelaku utama dalam peningkatan mutu dan memberikan penjaminan terhadap pelayanan pendidikan yang bermutu. 80

92 Tahapan-tahapan berikut adalah upaya yang dilaksanakan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan EDS/M, yakni: 1. Persiapan Sebelum proses ini dapat dimulai, dibutuhkan pelatihan EDS/M secara berkelanjutan. Pelatihan ditujukan untuk mempersiapkan sekolah/madrasah melaksanakan evaluasi secara transparan, untuk menjamin validitas dan mempergunakan informasi yang dikumpulkan untuk memberikan masukan terhadap perencanaan pengembangan sekolah/madrasah. Pelatihan ini dilaksanakan dengan mempergunakan sistem berikut ini: a. LPMP/BDK dilatih sebagai pelatih bagi pelatih (Trainers of Trainers/ToT). b. Kepala Seksi Kurikulum, Koordinator Pengawas, beberapa Pengawas dilatih oleh LPMP/BDK. c. Koordinator Pengawas dan pengawas sekolah/madrasah terpilih melatih Tim TPS/M-EDS/M dalam gugus sekolah/madrasah. 2. Melaksanakan Proses EDS/M Kepala sekolah/madrasah dengan dukungan pengawas sekolah/madrasah melaksanakan EDS/M bersama Tim TPS/M yang terdiri dari perwakilan guru, komite sekolah/madrasah, orang tua, Pengawas dan perwakilan lain dari kelompok masyarakat yang memang dipandang layak untuk diikutsertakan. Tim ini akan mempergunakan instrumen yang disediakan untuk menetapkan profil kinerja sekolah/madrasah berdasarkan indikator pencapaian. Informasi yang didapatkan kemudian dianalisa dan dipergunakan oleh TPS/M untuk mengidentifikasi kelebihan dan bidang perbaikan yang dibutuhkan, serta merencanakan program tahunan sekolah/madrasah. Pengawas sekolah/madrasah harus dilibatkan secara penuh untuk mendukung sekolah/madrasah dalam proses tersebut, serta dalam mengimplementasikan rencana perbaikan yang dikembangkan berdasarkan hasil dari proses ini. Keterlibatan pengawas sekolah/madrasah juga akan mendorong terciptanya transparansi dan keandalan data yang dikumpulkan, serta membantu sekolah/madrasah untuk melangkah maju dalam program perbaikan berkelanjutan. Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah akan menjadi pemain inti dalam pelibatan pemangku kepentingan untuk mendapatkan gambaran yang realistis mengenai sekolah/madrasah dalam melakukan perbaikan, dan bukan hanya sekedar mengisi data yang menunjukkan pencapaian standar. Instrumen EDS/M didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memberikan dua tujuan untuk menyediakan informasi bagi rencana pengembangan sekolah/madrasah, seiring dengan pemutakhiran sistem manajemen informasi pendidikan nasional. Bidang dan pertanyaan inti yang disediakan dalam instrumen tersebut merefleksikan aspek-aspek 81

93 yang penting bagi sekolah/madrasah yang diperlukan untuk merencanakan perbaikan sekolah/madrasah. Karena itulah maka perlu diantisipasi agar sekolah/madrasah dapat melakukan proses ini dengan benar dan tidak memandangnya sekedar sebagai kegiatan pengisian formulir. Penting untuk ditekankan disini bahwa sekolah/madrasah harus mendeskripsikan situasi nyata yang ada di sekolah/madrasah mereka dan kemudian, saat proses ini diulang, mereka harus mampu menunjukkan adanya perbaikan seiring dengan waktu yang berjalan. H. BENTUK INSTRUMEN EDS/M Instrumen EDS/M terdiri dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang dijabarkan ke dalam 26 komponen dan 62 indikator. Setiap standar terdiri atas sejumlah komponen yang mengacu pada masing-masing standar nasional pendidikan sebagai dasar bagi sekolah/madrasah dalam memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kualitatif. Komponen yang dievaluasi melalui instrumen EDS/M adalah sebagai berikut. 1. Standar Isi a. Kurikulum sudah sesuai dan relevan. b. Sekolah/madrasah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. 2. Standar Proses a. Silabus sudah sesuai/relevan dengan standar. b. RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. c. Sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah dan digunakan secara tepat. d. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi peserta didik. e. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan. 3. Standar Kompetensi Lulusan a. Peserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan. b. Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyarakat. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan a. Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai. b. Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai. c. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai. 5. Standar Sarana dan Prasarana a. Sarana sekolah/madrasah sudah memadai. b. Sekolah/madrasah dalam kondisi terpelihara dan baik. 82

94 6. Standar Pengelolaan a. Kinerja pengelolaan sekolah/madrasah berdasarkan kerja tim dan kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak. b. Rencana kerja sekolah/madrasah mencantumkan tujuan yang jelas untuk program peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan baik. c. Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah atau Rencana Kerja Sekolah/ Madrasah berdampak terhadap peningkatan hasil belajar. d. Pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid. e. Pemberian dukungan dan kesempatan pengembangan profesi bagi para. pendidik dan tenaga kependidikan. f. Masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah/madrasah. 7. Standar Pembiayaan a. Sekolah/madrasah merencanakan keuangan sesuai standar. b. Upaya sekolah/madrasah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainnya. c. Sekolah/madrasah menjamin kesetaraan akses. 8. Standar Penilaian Pendidikan a. Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. b. Penilaian berdampak pada proses belajar. c. Orangtua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka. Setiap komponen terdiri dari beberapa indikator yang memberikan gambaran lebih menyeluruh dari komponen yang dimaksudkan. 83

95 Berikut ini adalah contoh instrumen EDS/M. Contoh Instrumen EDS/M Dalam instrumen EDS/M terdapat empat bagian yang harus diisi atau ditulis, yakni: Bukti Fisik, Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik, Tahapan Pengembangan, dan Rekomendasi. 1. Bukti Fisik Bukti fisik yang tersedia digunakan sebagai bahan dasar untuk menggambarkan kondisi sekolah/madrasah terkait dengan indikator yang dinilai. Untuk itu perlu dimanfaatkan berbagai sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai bukti fisik misalnya catatan kajian, hasil observasi, dan hasil wawancara/konsultasi dengan pemangku kepentingan seperti komite sekolah/madrasah, orangtua, guru-guru, siswa, dan unsur lain yang terkait. Informasi kualitatif yang menggambarkan kenyataan dapat berasal dari informasi kuantitatif. Sebagai contoh, Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) tidak sekedar merupakan catatan mengenai bagaimana pengajaran dilaksanakan. Keberadaan dokumen kurikulum bukan satu-satunya bukti bahwa kurikulum telah dilaksanakan. Berbagai jenis bukti fisik dapat digunakan sekolah/madrasah sebagai bukti tahapan pengembangan tertentu. Selain itu, sekolah/madrasah perlu juga menunjukkan sumber bukti fisik lainnya yang sesuai. Informasi yang dikumpulkan berdasarkan bukti fisik tersebut dipastikan keakuratanya melalui proses triangulasi. 84

96 Data Kuantitatif dan Kualitatif Evaluasi Mutu Pendapat dan Penilaian Pemangku Kepentingan Observasi Situasi Triangulasi bukti ini menjamin bahwa konsistensi akan terus diperiksa ulang dan bahwa indikator-indikator yang ada dipandang dari berbagai sudut untuk memberikan informasi mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hal ini penting mengingat apa yang dituliskan dalam dokumen tidak selalu merupakan hal yang sebenarnya terjadi. Misalnya, sebuah rencana mengajar tidak selalu dapat merekam bagaimana suatu pelajaran diajarkan, dokumen kurikulum tidak selalu menjadi jaminan bahwa kurikulum disampaikan dengan utuh, dan bahan pelajaran dapat dihitung tetapi bukan berarti bahan tersebut dipergunakan sesuai kepentingannya secara efektif. Berikut adalah contoh bukti fisik yang dapat disediakan atau digunakan sekolah/ madrasah. Standar Nasional Contoh Bukti Data Kuantitatif Contoh Bukti Data Kualititatif 1. Isi Dokumen Kurikulum, dll. Proses Pengembangan Kurikulum 2. Proses Dokumen Silabus, RPP, dll. Proses Pengembangan Silabus, RPP 3. Kompetensi Lulusan 4. Pedidik dan Tenaga Kependidikan Dokumen data lulusan (data melanjutkan dan bekerja), Pencapaian KKM (leger nilai) Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan, daftar kualifikasi guru dan tenaga kependidikan Data alumni, buku catatan kepribadian Daftar guru yang sudah bersertifikat, guru berprestasi, Kepala sekoleh/madrasah dan tenaga kependidikan yang berprestasi 85

97 Standar Nasional 5. Sarana dan Prasarana 6. Pengelolaan Contoh Bukti Data Kuantitatif Luas lahan (sertifikat), jumlah ruangan, dll. Dokumen RKS/M atau RPS/M, kesepakatan kerjasama (MoU), laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah dll. Contoh Bukti Data Kualititatif Kondisi ruangan dan kantor (kartu pemeliharaan) Profil sekolah/madrasah, catatan berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah/madrasah, wiyata mandala, sekolah/ madrasah sehat 7. Pembiayaan 8. Penilaian Dokumen RAPBS, dokumen laporan akuntabilitas, daftar penerimaan sumbangan orang tua dan masyarakat Kisi-kisi penilaian, Lembar soal, Dokumen Hasil Belajar dan UN, Rapor, Daftar Nilai dll. Laporan akuntabilitas keuangan sekolah/madrasah, notulensi rapat penentuan penggunaan anggaran Rekomendasi hasil belajar kepada peserta didik dan orang tua, dan catatan pelaksanaan program remedi dan pengayaan. Khusus terhadap proses pembelajaran, informasi kualitatif dan kuantitatif sebagai hasil dari observasi langsung dilakukan dengan berbagai cara antara lain: (1) mengikuti dalam kelas selama satu hari penuh; (2) mengamati pelajaran; (3) merekam dengan video cara mengajar sendiri; (4) pertukaran kelas antar guru; dan (5) observasi antar sesama guru. 2. Deskripsi Indikator Kolom ringkasan deskripsi indikator berdasarkan bukti fisik pada instrumen EDS/M diisi uraian singkat yang menjelaskan situasi nyata yang terjadi di sekolah/madrasah sesuai dengan indikator pada setiap komponen yang mengacu kepada SPM dan SNP. Deskripsi indikator yang menggambarkan kondisi nyata dan spesifik untuk setiap indikator akan memudahkan sekolah/madrasah dalam menyusun rekomendasi untuk perbaikan maupun peningkatan sekaligus menentukan rencana pengembangan sekolah/madrasah berdasarkan rekomendasi dan prioritas sekolah/ madrasah. 3. Tahapan Pengembangan Anggota TPS/M secara bersama mencermati instrumen EDS/M pada setiap indikator dari setiap komponen dan setiap standar. Dalam pengisian intrumen EDS/M, anggota TPS/M harus merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang 86

98 Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Mimimal Pendidikan Dasar. Deskripsi indikator berdasarkan bukti fisik menjadi rujukan bagi anggota TPS/M untuk menentukan posisi tahapan pengembangan sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah kemudian membandingkan deskripsi setiap indikator dengan rubrik yang ada dibawahnya untuk melihat posisi tahapan pencapaian. Sekolah/madrasah kemudian memilih rubrik yang lebih mendekati atau sama dengan deskripsi sekolah/madrasah untuk kemudian memberi tanda centang ( ) pada tahapan pengembangan yang bersesuaian. Tahapan pengembangan pada setiap indikator menggambarkan keadaan seperti apa kondisi kinerja sekolah/madrasah pada saat dilakukan penilaian terkait dengan indikator tertentu. Tahapan pengembangan ini memiliki makna sebagai berikut: 1) Tahap ke-1, belum memenuhi SPM. Pada tahap ini, kinerja sekolah/madrasah mempunyai banyak kelemahan dan membutuhkan banyak perbaikan. 2) Tahap ke-2, memenuhi SPM. Pada tahap ini, terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan tetapi masih sangat butuh perbaikan. 3) Tahap ke-3, memenuhi SNP. Pada tahap ini, kinerja sekolah/madrasah baik, namun masih perlu peningkatan. 4) Tahap ke-4, melampaui SNP. Pada tahap ini, kinerja sekolah/madrasah sangat baik, melampaui standar yang telah ditetapkan. Tahapan pengembangan bisa berbeda dalam indikator yang berbeda pula. Hal ini penting sebab sekolah/madrasah harus menilai kinerja apa adanya. Dalam pelaksanaan EDS/M yang dilakukan setiap tahun, sekolah/madrasah mempunyai dasar nyata indikator atau komponen atau standar mana yang memerlukan perbaikan secara terus-menerus. 4. Rekomendasi Setelah menentukan tahapan pengembangan, sekolah/madrasah kemudian menyusun rekomendasi berdasarkan bukti fisik, deskripsi, dan tahapan pengembangan untuk setiap indikator. Rekomendasi tidak hanya difokuskan pada indikator yang dianggap lemah namun juga disusun untuk setiap indikator yang telah mencapai standar nasional pendidikan. Sehingga rekomendasi ini dapat digolongkan dengan rekomendasi perbaikan/peningkatan dan rekomendasi pengembangan. Rekomendasi ini kemudian direkap sebagai dasar masukan dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). Sekolah/madrasah perlu memastikan bahwa rekomendasi ini sungguh-sungguh berbasis hasil evaluasi diri. Instrumen selengkapnya dapat dilihat pada Lembar Bahan Bacaan Latihan

99 Latihan Membaca Cepat: Instrumen EDS/M A. Instruksi Pelatih Judul Tujuan Panduan Membaca Cepat Instrumen EDS/M Peserta dapat mengetahui instrumen EDS/M. Waktu 30 menit Tahapan Kegiatan 1. Menemukan delapan standar di dalam instrumen EDS/M 2. Menemukan komponen dari masing-masing standar. 3. Menemukan indikator pencapaian dari setiap komponen. 4. Mengetahui bukti-bukti fisik yang diperlukan. 5. Mengetahui ringkasan deskripsi indikator berdasarkan bukti fisik. 6. Membaca penjelasan tahap pengembangan 1, 2, 3 dan Menentukan cara memilih tahap pengembangan sesuai kondisi nyata sekolah atau madrasah. 8. Menemukan kolom rekomendasi perbaikan sekolah/madrasah. Lembar Kerja Latihan b. Rekaman Hasil Membaca Cepat Instrumen EDS/M Latihan c. Instrumen EDS/M. 88

100 B. Lembar Kerja. Rekaman Hasil Pengkajian Instrumen EDS/M Jawaban Kerja Individual Pasca Sesi 1. Pengetahuan baru apa saja yang Anda telah dapatkan setelah mempelajari konsep EDS/M? 2. Diantara banyak komponen di dalam instrumen EDS/M, komponen mana saja yang dipandang sulit oleh Anda untuk dilakukan? 89

101 3. Agar bisa melakukan EDS/M di sekolah/madrasah Anda masing-masing, langkah-langkah apa saja yang harus Anda lakukan? 90

102 Latihan c. Lembar Bahan Bacaan Instrumen Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) STANDAR ISI Komponen 1.1. Kurikulum sudah sesuai dan relevan 1.2. Sekolah/madrasah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik Indikator Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BSNP Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran Kurikulum telah menunjukkan adanya alokasi waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa Sekolah/madrasah menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik Sekolah/madrasah menyediakan kegiatan ekstra kurikuler untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. 1. ISI 1.1. Kurikulum sudah sesuai dan relevan Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BSNP. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Kurikulum sekolah/madrasah kami disusun dan dikembangkan sesuai dengan panduan BSNP dan menjadi rujukan bagi pengembangan kurikulum sekolah/madrasah lainnya yang memiliki karakteristik yang sama. Kurikulum sekolah/ madrasah kami disusun dan dikembangkan sesuai dengan panduan BSNP. Kurikulum sekolah/ madrasah kami disusun mengikuti panduan yang disusun BSNP namun masih memerlukan pengembangan. Kurikulum sekolah/ madrasah kami belum sepenuhnya mengikuti panduan yang disusun BSNP. Rekomendasi: 91

103 1.1. Kurikulum sudah sesuai dan relevan Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Kurikulum sekolah/madrasah kami disusun dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran yang terintegrasi dalam silabus setiap mata pelajaran serta menjadi rujukan kab/kota dalam pengembangan kurikulum lokal. Rekomendasi: Kurikulum sekolah/ madrasah kami disusun dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran dalam silabus setiap mata pelajaran. Kurikulum sekolah/ madrasah kami disusun dengan mempertimbangkan usia peserta didik dan kebutuhan pembelajaran. Kurikulum sekolah/ madrasah kami disusun belum mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran Kurikulum sudah sesuai dan relevan Kurikulum telah menunjukkan adanya alokasi waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Struktur kurikulum sekolah/ madrasah kami telah mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya dengan selalu melaksanakan program remedial dan pengayaan yang sistematis untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum sekolah/madrasah kami telah mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya dengan selalu melaksanakan program remedial dan pengayaan. Struktur kurikulum sekolah/madrasah kami kurang mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya, sedangkan program remedial dan pengayaan kadang kala dilaksanakan. Struktur kurikulum sekolah/madrasah kami tidak mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya, serta program remedial dan pengayaan belum pernah dilaksanakan. Rekomendasi: 92

104 1.2. Sekolah/madrasah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik Sekolah/madrasah menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami menyediakan layanan dan bimbingan secara teratur dan berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi setiap peserta didik, baik yang terprogram dengan jelas maupun berdasarkan kasus per kasus sesuai kebutuhan peserta didik. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memberikan bimbingan secara teratur dan berkesinambungan serta menawarkan pelayanan konseling dalam memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Sekolah/madrasah kami masih sangat terbatas dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang memadai dalam memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Sekolah/madrasah kami belum mampu memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik Sekolah/madrasah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik Sekolah/madrasah menyediakan kegiatan ekstra kurikuler untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami menyediakan berbagai jenis kegiatan ekstra kurikuler yang disesuaikan dengan minat setiap peserta didik dan melibatkan masyarakat dalam pengembangan ekstrakurikulernya. Sekolah/madrasah kami sudah menyediakan beberapa kegiatan ekstra-kurikuler bagi peserta didik yang sesuai dengan minat sebagian besar peserta didik. Sekolah/madrasah kami menyediakan kegiatan ekstra-kurikuler tetapi belum mengakomodir semua kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Sekolah/madrasah kami belum mampu memberikan kegiatan ekstra-kurikuler bagi peserta didik. Rekomendasi: 93

105 STANDAR PROSES Komponen 2.1. Silabus sudah sesuai/ relevan dengan standar 2.2. RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik 2.3. Sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah dan digunakan secara tepat 2.4. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi peserta didik 2.5. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan Indikator Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan KTSP Pengembangan Silabus dilakukan guru secara mandiri atau berkelompok Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun berda-sarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran RPP memperhatikan perbedaan gender, kemampuan awal, tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungan peserta didik Siswa dapat mengakses buku panduan, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran dengan mudah Guru menggunakan buku panduan, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran secara tepat dalam pembelajaran untuk membantu dan memotivasi peserta didik Para guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup Para peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan pada setiap tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/ madrasah dan pengawas. 2. PROSES 2.1. Silabus sudah sesuai/relevan dengan standar Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan KTSP. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Silabus kami telah sesuai dengan SI, SKL, dan panduan KTSP serta telah mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah. Rekomendasi: Silabus kami telah sesuai dengan SI, SKL, dan panduan KTSP. Sebagian silabus kami telah sesuai dengan SI, SKL, dan panduan KTSP. Silabus kami belum sesuai dengan SI, SKL, dan panduan KTSP. 94

106 2.1. Silabus sudah sesuai/relevan dengan standar Pengembangan silabus dilakukan guru secara mandiri atau berkelompok. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Silabus kami telah dikaji dan dikembangkan secara teratur oleh guru secara mandiri yang berdampak pada peningkatan mutu peserta didik. Silabus kami telah dikaji dan dikembangkan secara teratur oleh guru secara mandiri atau berkelompok. Sebagian silabus kami telah dikaji dan dikembangkan secara teratur oleh guru secara mandiri atau berkelompok. Silabus kami belum dikaji dan dikembangkan secara teratur oleh guru secara mandiri atau berkelompok. Rekomendasi: 2.2. RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 RPP disusun oleh setiap guru untuk setiap kompetensi dasar berdasarkan prinsipprinsip perencanaan pembelajaran dan direview secara berkala untuk memastikan dampaknya pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Rekomendasi: RPP disusun oleh setiap guru untuk setiap kompetensi dasar berdasarkan prinsipprinsip perencanaan pembelajaran. Sebagian guru menyusun RPP sendiri untuk setiap kompetensi dasar berdasarkan prinsipprinsip perencanaan pembelajaran. Guru tidak menyusun RPP sendiri. 95

107 2.2. RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik RPP memperhatikan perbedaan gender, kemampuan awal, tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungan peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 RPP memperhatikan perbe-daan gender, kemampuan awal, tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungan peserta didik serta direview oleh para ahli. Rekomendasi: RPP memperhatikan perbedaan gender, kemampuan awal, tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungan peserta didik. RPP memperhatikan perbedaan gender, kemampuan awal, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya. RPP tidak memperhatikan perbedaan individual peserta didik Sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah dan digunakan secara tepat Siswa dapat mengakses buku panduan, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran dengan mudah. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Siswa sekolah/madrasah kami menggunakan sumber belajar yang dibeli sendiri dan berbagai materi yang tersedia di perpustakaan sekolah/madrasah dengan mudah untuk dipinjam dan dipakai di luar sekolah/ madrasah dalam kurun waktu tidak lebih dari satu minggu dan dapat diperpanjang, serta dapat mengakses buku sekolah/madrasah elektronik (BSE) dan materi lain dari e- library sekolah/madrasah. Rekomendasi: Siswa sekolah/madrasah kami menggunakan sumber belajar yang dibeli sendiri dan berbagai materi yang tersedia di perpusta-kaan sekolah/madrasah dengan mudah untuk dipinjam dan dipakai di luar sekolah/madrasah dalam kurun waktu tidak lebih dari satu minggu dan dapat diperpanjang, serta dapat mengakses buku sekolah/madrasah elektronik (BSE). Siswa sekolah/ madrasah kami menggunakan sumber belajar yang dimiliki sendiri dan beberapa buku teks yang tersedia di perpustakaan sekolah/madrasah selama pelajaran berlangsung. Siswa sekolah/ madrasah kami hanya menggunakan sumber belajar yang dimiliki sendiri. 96

108 2.3. Sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah dan digunakan secara tepat Guru menggunakan buku panduan, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran secara tepat dalam pembelajaran untuk membantu dan memotivasi peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami menggunakan berbagai jenis sumber dan media pembelajaran di sekolah/madrasah serta memanfaatkan tempat belajar lain di luar sekolah/ madrasah dengan melibatkan siswa. Rekomendasi: Guru-guru kami menggunakan buku panduan, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran secara tepat dalam pembelajaran untuk membantu dan memotivasi peserta didik. Guru-guru kami sudah menggunakan sumber belajar lainnya selain buku pelajaran, namun hanya pada mata pelajaran tertentu. Guru-guru kami sepenuhnya hanya bergantung pada bukubuku pelajaran saja dalam melakukan proses pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi peserta didik Para guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami melaksanakan kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang sesuai dengan RPP yang disusunnya serta dijadikan acuan bagi guruguru di sekolah/ madrasah lainnya. Rekomendasi: Guru-guru kami melaksanakan kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang sesuai dengan RPP yang disusunnya. Sebagian guru-guru kami sudah konsisten melaksanakan kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang sesuai dengan RPP yang disusunnya. Guru-guru kami belum konsisten melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusunnya. 97

109 2.4. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi peserta didik Para peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami tidak hanya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi di setiap proses pembelajaran tetapi juga di luar proses pembelajaran. Rekomendasi: Guru-guru kami memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi di setiap proses pembelajaran. Guru-guru kami belum sepenuhnya konsisten memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi di setiap proses pembelajaran. Guru-guru kami belum memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi di setiap proses pembelajaran Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan pada setiap tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Proses pembelajaran di sekolah/madrasah kami disupervisi dan dievaluasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran termasuk program tindak lanjut. Rekomendasi: Proses pembelajaran di sekolah/madrasah kami disupervisi dan dievaluasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah/madrasah kami disupervisi dan dievaluasi hanya pada tahapan tertentu saja. Proses pembelajaran di sekolah/madrasah kami tidak disupervisi dan dievaluasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. 98

110 2.5. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah, teman sejawat dan pengawas serta melibatkan peserta didik. Rekomendasi: Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan secara berkala oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas tetapi tidak ditindaklanjuti. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran hanya dilakukan oleh pengawas. 99

111 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Komponen 3.1. Peserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan 3.2. Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyarakat Indikator Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL Peserta didik memperlihatkan kemajuan sebagai pembelajar yang mandiri Peserta didik memperlihatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi Sekolah/madrasah mengembangkan kepribadian peserta didik Sekolah/madrasah mengembangkan keterampilan hidup Sekolah/madrasah mengembangkan nilai-nilai agama, budaya, dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima. 3. KOMPETENSI LULUSAN 3.1. Peserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik melebihi standar kompetensi kelulusan, percaya diri, dan memiliki harapan yang tinggi dalam berprestasi. Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan dalam SKL. Peserta didik memperlihatkan prestasi belajar yang lebih baik, namun tidak konsisten. Hasil belajar peserta didik masih di bawah SKL. Rekomendasi: 100

112 3.1. Peserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan Peserta didik memperlihatkan kemajuan sebagai pembelajar yang mandiri. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Peserta didik kami mengembangkan keterampilan berpikir logis, kritis, dan analititis serta mengembangkan kreatifitas mereka. Rekomendasi: Peserta didik kami mampu menjadi pembelajar yang mandiri. Sebagian peserta didik kami mampu menjadi pembelajar yang mandiri. Peserta didik kami belum mampu menjadi pembelajar yang mandiri Peserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan Peserta didik memperlihatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Peserta didik kami memiliki motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi, serta mampu mengekspresikan diri dalam mengungkapkan pendapat mereka dengan jelas dan santun. Rekomendasi: Peserta didik kami memiliki motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi. Sebagian peserta didik kami memiliki motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi. Peserta didik belum memiliki motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi. 101

113 3.2. Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyarakat Sekolah/madrasah mengembangkan kepribadian peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan di sekolah/madrasah dan di tengah masyarakat luas. Mereka memiliki kemampuan secara pribadi dan sosial dan melakukan berbagai jenis kegiatan untuk keberhasilan pribadi dalam ruang lingkup yang lebih luas. Rekomendasi: Peserta didik kami menunjukkan sikap yang baik di sekolah/madrasah dan di tengah masyarakat luas, serta memahami tentang disiplin, toleransi, kejujuran, kerja keras, dan perhatian kepada orang lain. Peserta didik kami menunjukkan sikap yang baik di sekolah/ madrasah dan di tengah masyarakat luas, akan tetapi mereka belum terlalu memahami ten-tang disiplin, toleransi, kejujuran, kerja keras, dan perhatian kepada orang lain. Peserta didik kami menunjukkan sikap yang baik di sekolah/ madrasah Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyarakat Sekolah/madrasah mengembangkan keterampilan hidup. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Potensi dan minat peserta didik kami telah berkembang secara penuh melalui partisipasi mereka dalam berbagai jenis kegiatan serta memiliki kesempatan untuk mengembangkan rasa estetika selain keterampilan. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami menyediakan beragam kegiatan dan program keterampilan hidup sebagai bekal kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sekolah/madrasah kami menawarkan beberapa kegiatan ekstra kurikuler tetapi belum sesuai dengan minat peserta didik. Sekolah/madrasah kami hanya menyediakan program pembelajaran yang terbatas dan belum bisa mengembangkan keterampilan lain yang dapat menjamin pencapaian potensi mereka secara penuh. 102

114 3.2. Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyarakat Sekolah/madrasah mengembangkan nilai-nilai agama, budaya, dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Peserta didik memahami dan menerapkan ajaran agama dan nilai-nilai budaya dalam kehidupan mereka sehari-hari secara konsisten baik di sekolah/madrasah maupun di tengah-tengah masyarakat. Rekomendasi: Peserta didik kami memahami ajaran agama dan nilai-nilai budaya serta mampu menerapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Peserta didik kami memiliki pengetahuan yang memadai mengenai agama mereka dan sudah mulai berusaha menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik kami memiliki pengetahuan agama yang terbatas dan belum mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 103

115 STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Komponen 4.1. Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai 4.2. Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai 4.3. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai Indikator Jumlah pendidik memenuhi standar Jumlah tenaga kependidikan memenuhi standar Kualifikasi pendidik memenuhi standar Kualifikasi tenaga kependidikan memenuhi standar Kompetensi pendidik memenuhi standar Kompetensi tenaga kependidikan memenuhi standar 4. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 4.1. Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai Jumlah pendidik memenuhi standar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Jumlah pendidik di sekolah/ madrasah kami sangat memadai untuk memberikan layanan pembelajaran dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik, termasuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Jumlah pendidik di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan Jumlah pendidik di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan Jumlah pendidik di sekolah/madrasah kami belum memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan Rekomendasi: 104

116 4.1. Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai Jumlah tenaga kependidikan memenuhi standar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki tenaga kependidikan dengan jumlah yang sangat memadai untuk memberikan layanan pendidikan dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik, termasuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memiliki jumlah tenaga kependidikan yang memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan, termasuk untuk menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Jumlah tenaga kependidikan di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan Jumlah tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah kami belum memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan 4.2. Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai Kualifikasi pendidik memenuhi standar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki pendidik dengan kualifikasi yang sangat memadai dari standar yang ditentukan untuk memberikan pengalaman belajar dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik, termasuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus Rekomendasi: Kualifikasi pendidik di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan, termasuk untuk menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kualifikasi pendidik di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan. Kualifikasi pendidik di sekolah/madrasah kami belum memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan. 105

117 4.2. Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai Kualifikasi tenaga kependidikan memenuhi standar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki tenaga kependidikan dengan kualifikasi yang sangat memadai untuk memberikan pengalaman belajar dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik, termasuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Rekomendasi: Kualifikasi tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah kami sudah memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan, termasuk untuk menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kualifikasi tenaga kependidikan di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan Kualifikasi tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah kami belum memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan 4.3. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai Kompetensi pendidik memenuhi standar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki pendidik dengan kompetensi yang sangat memadai untuk memberikan pengalaman belajar dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik, termasuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Rekomendasi: Kompetensi pendidik di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan, termasuk untuk menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kompetensi pendidik di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan Kompetensi pendidik di sekolah/madrasah kami belum memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan 106

118 4.3. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai Kompetensi tenaga kependidikan memenuhi standar Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki tenaga kependidikan dengan kompetensi yang sangat memadai untuk memberikan pengalaman belajar dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik, termasuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Rekomendasi: Kompetensi tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah kami sudah memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan, termasuk untuk menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kompetensi tenaga kependidikan di sekolah/madrasah kami sudah memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan. Kompetensi tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah kami belum memadai sesuai dengan syarat minimal yang ditentukan. 107

119 STANDAR SARANA DAN PRASARANA Komponen 5.1. Sarana sekolah/ madrasah sudah memadai 5.2. Sekolah/madrasah dalam kondisi terpelihara dan baik Indikator Sekolah/madrasah memenuhi standar terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan, persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya Sekolah/madrasah memenuhi standar terkait dengan jumlah peserta didik dalam rombongan belajar Sekolah/madrasah memenuhi standar terkait dengan penyediaan alat dan sumber belajar termasuk buku pelajaran Pemeliharaan bangunan dilaksanakan secara berkala sesuai dengan persyaratan standar Bangunan aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan memberi kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. 5. SARANA DAN PRASARANA 5.1. Sarana sekolah/madrasah sudah memadai Sekolah/madrasah memenuhi standar terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan, persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki bangunan gedung yang ukuran, ventilasi, dan kelengkapan lainnya melebihi ketentuan dalam SNP. Sekolah/madrasah kami memenuhi SNP terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan, persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya. Sekolah/madrasah kami memenuhi SPM terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan, persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya. Sekolah/madrasah kami belum memenuhi SPM terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan, persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya. Rekomendasi: 108

120 5.1. Sarana sekolah/madrasah sudah memadai Sekolah/madrasah memenuhi standar terkait dengan jumlah peserta didik dalam rombongan belajar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Jumlah peserta didik di dalam rombongan belajar kami lebih kecil dari yang ditetapkan dalam SNP, agar dapat lebih meningkatkan mutu proses pembelajaran. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memenuhi SNP dalam hal jumlah peserta didik pada setiap rombongan belajar. Sekolah/madrasah kami memenuhi SPM dalam hal jumlah peserta didik pada setiap rombongan belajar. Sekolah/madrasah kami belum memenuhi SPM dalam hal jumlah peserta didik pada setiap rombongan belajar Sarana sekolah/madrasah sudah memadai Sekolah/madrasah memenuhi standar terkait dengan penyediaan alat dan sumber belajar termasuk buku pelajaran. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki alat dan sumber belajar yang melebihi dari ketetapan dalam SNP yang digunakan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memiliki dan menggunakan alat serta sumber belajar sesuai dengan SNP. Sekolah/madrasah kami memiliki dan menggunakan alat serta sumber belajar sesuai dengan SPM. Sekolah/madrasah kami belum memiliki dan menggunakan alat serta sumber belajar sesuai dengan SPM. 109

121 5.2. Sekolah/madrasah dalam kondisi terpelihara dan baik Pemeliharaan bangunan dilaksanakan secara berkala sesuai dengan persyaratan standar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Pemeliharaan bangunan di sekolah/madrasah kami dilaksanakan secara rutin melebihi waktu yang ditetapkan dalam SNP dan catatan pemeliharaan terekam dengan baik. Rekomendasi: Pemeliharaan bangunan di sekolah/madrasah kami dilaksanakan secara berkala sesuai dengan SNP. Pemeliharaan bangunan di sekolah/madrasah kami baru melakukan pemeliharaan rutin seperti kebersihan ruangan. Pemeliharaan bangunan di sekolah/madrasah kami tidak dilaksanakan secara rutin. Sebagian gedung sekolah/ madrasah kami di bawah standar, harus diperbaiki dan dibersihkan atau diganti Sekolah/madrasah dalam kondisi terpelihara dan baik Bangunan aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan memberi kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Setiap orang yang datang ke sekolah/madrasah kami, selain warga sekolah/madrasah termasuk yang berkebutuhan khusus, dapat merasakan keamanan dan kenyamanan dalam setiap bangunan yang ada. Rekomendasi: Bangunan di sekolah/madrasah kami aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan memberi kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Bangunan yang ada di sekolah/madrasah kami aman bagi peserta didik namun masih belum nyaman dan memberi kemudahan bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus. Sebagian bangunan di sekolah/madrasah kami masih belum memenuhi standar keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik, termasuk bagi mereka yang berkebutuhan khusus. 110

122 TANDAR PENGELOLAAN Komponen 6.1. Kinerja pengelolaan sekolah/ madrasah berdasarkan kerja tim dan kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak Indikator Sekolah/madrasah merumuskan visi dan misi serta disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan Pengelolaan sekolah/madrasah menunjukkan adanya kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas Rencana kerja sekolah/ madrasah mencantumkan tujuan yang jelas untuk program peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan baik Sekolah/madrasah merumuskan rencana kerja dengan tujuan yang jelas untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan Sekolah/madrasah mensosialisasikan rencana kerja yang berbasis tujuan untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan kepada warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah atau Rencana Kerja Sekolah/ Madrasah berdampak terhadap peningkatan hasil belajar Rencana Kerja tahunan dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah/madrasah dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah (renstra) Sekolah/madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah secara berkelanjutan untuk melihat dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar Sekolah/madrasah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi diri dengan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar Pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid Sekolah/madrasah mengelola sistem informasi pengelolaan dengan cara yang efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan Sekolah/madrasah menyediakan sistem informasi yang efisien, efektif, dan dapat diakses Pemberian dukungan dan kesempatan pengembangan profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah/madrasah meningkatkan keefektifan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dan pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan Supervisi dan evaluasi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan standar nasional Masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah/madrasah Warga sekolah/madrasah terlibat dalam pengelolaan kegiatan akademis dan nonakademis Sekolah/madrasah melibatkan anggota masyarakat khususnya pengelolaan kegiatan nonakademis. 111

123 6. PENGELOLAAN 6.1. Kinerja pengelolaan sekolah/madrasah berdasarkan kerja tim dan kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak Sekolah/madrasah merumuskan visi dan misi serta disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki visi dan misi yang dirumuskan buttom-up dan tersosialisikan kepada seluruh pemangku kepentingan serta direview secara berkala sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan sekolah/madrasah. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memiliki visi dan misi yang dirumuskan buttom-up dari seluruh warga sekolah/madrasah dan tersosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan. Sekolah/madrasah kami memiliki visi dan misi namun belum dirumuskan secara bersama dan belum tersosialisasikan di seluruh warga sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah kami belum memiliki visi dan misi yang jelas yang dirumuskan bersama oleh warga sekolah/ madrasah Kinerja pengelolaan sekolah/madrasah berdasarkan kerja tim dan kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak Pengelolaan sekolah/madrasah menunjukkan adanya kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami mendorong kemandirian dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan sekolah/ madrasah secara mandiri, partisipatif, kolaboratif dan akuntabel serta mampu memunculkan potensi warga sekolah/madrasah untuk turut serta mengembangkan pengelolaan sekolah/ madrasah. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami mendorong kemandirian dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan sekolah/ madrasah secara mandiri, partisipatif, kolaboratif dan akuntabel, Sekolah/madrasah ka-mi mendorong keman-dirian dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan sekolah/ madrasah namun prosesnya belum sepenuh-nya dilaksanakan secara mandiri, partisipatif, kolaboratif dan akuntabel Sekolah/madrasah kami belum mengembangkan pola kemandirian dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan sekolah/ madrasah. 112

124 6.2. Rencana kerja sekolah/madrasah mencantumkan tujuan yang jelas untuk program peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan baik Sekolah/madrasah merumuskan rencana kerja dengan tujuan yang jelas untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki rencana kerja yang dirumuskan dari tujuan berdasarkan visi dan misi sekolah/madrasah dalam bentuk Renstra maupun RKS/M yang berbasis hasil analisis EDS/M dan di update secara berkala. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memiliki rencana kerja yang dirumuskan dari tujuan berdasarkan visi dan misi sekolah/ madrasah dalam bentuk Renstra maupun RKS/M yang berbasis hasil analisis EDS/M. Sekolah/madrasah kami memiliki rencana kerja yang dirumuskan dari tujuan berdasarkan visi dan misi sekolah/madrasah dalam bentuk Renstra maupun RKS/M. Sekolah/madrasah kami memiliki dokumen rencana kerja tahunan namun belum memiliki Renstra Rencana kerja sekolah/madrasah mencantumkan tujuan yang jelas untuk program peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan baik Sekolah/madrasah mensosialisasikan rencana kerja yang berbasis tujuan untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan kepada warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami sudah mensosialisasikan dokumen rencana kerja kepada semua stakeholder sekolah/madrasah dalam berbagai kesempatan dan online di situs sekolah/ madrasah. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami sudah mensosialisasikan dokumen rencana kerja kepada semua stakeholder sekolah/ madrasah secara... dalam rapat dinas. Sekolah/madrasah kami sudah mensosialisasikan dokumen rencana kerja namun hanya kepada pihakpihak terbatas saja, misalnya kepala dinas pendidikan atau ketua yayasan. Sekolah/madrasah kami belum mensosialisasikan dokumen rencana kerja kepada semua stakeholder sekolah/ madrasah. 113

125 6.3. Rencana pengembangan sekolah/madrasah atau rencana kerja sekolah/madrasah berdampak terhadap peningkatan hasil belajar Rencana kerja tahunan dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah/madrasah dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah (renstra) Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Rencana kerja tahunan sekolah/madrasah disusun berdasarkan rencana kerja menengah mengacu pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian dalam bentuk dokumen yang mudah diakses dan telah mendapatkan persetujuan dari komite sekolah/ madrasah dan sudah tersosialisasi secara luas kepada seluruh pemangku kepentingan. Rekomendasi: Rencana kerja tahunan sekolah/madrasah disusun berdasarkan rencana kerja menengah mengacu pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian dalam bentuk dokumen yang mudah diakses dan telah mendapatkan persetujuan dari komite sekolah/madrasah namun belum tersosialisasi secara menyeluruh ke semua pemangku kepentingan. Rencana kerja tahunan sekolah/madrasah disusun berdasarkan rencana kerja menengah mengacu pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian namun tidak dalam bentuk dokumen yang mudah diakses oleh pihak terkait dan sosialisasinya masih sebatas dalam lingkup internal sekolah/ madrasah. Sekolah/madrasah belum memiliki rencana kerja tahunan sekolah/ madrasah dalam bentuk dokumen yang mudah diakses dan sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian Rencana pengembangan sekolah/madrasah atau rencana kerja sekolah/madrasah berdampak terhadap peningkatan hasil belajar Sekolah/madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah secara berkelanjutan untuk melihat dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami melakukan evaluasi diri dan mengkomunikasikan rencana pengembangan berdasarkan hasil evaluasi diri dengan dinas pendidikan dan para pemangku kepentingan. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami melakukan evaluasi diri untuk melihat dampak dari rencana pengembangan sekolah/ madrasah terhadap peningkatan hasil belajar. Sekolah/madrasah kami melakukan evaluasi diri namun baru dilakukan sebatas tim pengembang sekolah/ madrasah dan belum melibatkan warga sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah kami belum melakukan evaluasi diri secara berkala dan berkelanjutan. 114

126 6.3. Rencana pengembangan sekolah/madrasah atau rencana kerja sekolah/madrasah berdampak terhadap peningkatan hasil belajar Sekolah/madrasah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi diri dengan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami menetapkan prioritas perbaikan/ pengembangan sekolah/ madrasah yang didasarkan pada hasil evaluasi diri serta disesuaikan dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami menetapkan prioritas perbaikan/pengembangan sekolah/madrasah yang didasarkan pada hasil evaluasi diri dan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar Sekolah/madrasah ka-mi menetapkan priori-tas perbaikan/pengembangan sekolah/ madrasah namun belum didasarkan pada hasil evaluasi diri sekolah/ madrasah. Sekolah/madrasah kami belum mampu menetapkan prioritas perbaikan/ pengembangan sekolah/ madrasah kearah peningkatan hasil belajar Pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid Sekolah/madrasah mengelola sistem informasi pengelolaan dengan cara yang efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memiliki sistem pengelolaan data berbasis ICT dengan cara yang efektif, efisien, dan akuntabel serta tersosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan terkoneksi secara online pada website sekolah/madrasah. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memiliki sistem pengelolaan data berbasis ICT dengan cara yang efektif, efisien dan akuntabel dan sudah tersosialisaikan kepada seluruh pemangku kepentingan. Pengelolaan data di sekolah/madrasah kami berbasis ICT namun masih menggunakan program office yang sederhana dan belum berbasis website. Pengelolaan data di sekolah/madrasah kami belum berbasis ICT sehingga belum efektif dan efisien. 115

127 6.4. Pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid Sekolah/madrasah menyediakan sistem informasi yang efisien, efektif, dan dapat diakses. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami menyediakan akses informasi dengan data yang terbaru bagi warga sekolah/madrasah dan pihak yang berkepen-tingan serta mudah diakses secara online melalui website sekolah/madrasah. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami menyediakan akses informasi dengan data yang terbaru bagi warga sekolah/madrasah dan pihak yang berkepentingan. Sekolah/madrasah kami menyediakan akses informasi untuk warga sekolah/ madrasah namun belum ditunjang oleh sistem pembaharuan data. Sekolah/madrasah kami belum menyediakan akses informasi yang mudah bagi warga sekolah/madrasah Pemberian dukungan dan kesempatan pengembangan profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah/madrasah meningkatkan keefektifan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dan pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami memperhatikan hasil kerja setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta senantiasa melaksanakan pengembangan profesinya secara berkelanjutan untuk meningkatkan efektifitas kinerja. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami memperhatikan hasil kerja setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta senantiasa melaksanakan pengembangan profesinya. Sekolah/madrasah kami memperhatikan hasil kerja setiap pendidik dan tenaga kependidikan. Sekolah/madrasah kami kurang memperhatikan hasil kerja setiap pendidik dan tenaga kependidikan. 116

128 6.5. Pemberian dukungan dan kesempatan pengembangan profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan Supervisi dan evaluasi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan standar nasional Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami senantiasa melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan baik kinerja pelaksanaan tugas maupun kesesuaian dengan standar nasional serta menyusun program perbaikan dan peningkatan yang berkelanjutan. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami senantiasa melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan baik kinerja pelaksanaan tugas maupun kesesuaian dengan standar nasional. Sekolah/madrasah kami melakukan supervisi dan evaluasi atas pelaksanaan tugas pendidik dan tenaga kependidikan namun belum ter-program dengan baik. Sekolah/madrasah kami belum melakukan evaluasi atas pelaksanaan tugas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkala Masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah/madrasah Warga sekolah/madrasah terlibat dalam pengelolaan kegiatan akademis dan nonakademis. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Warga sekolah/madrasah ka-mi terlibat langsung dalam pengelolaan kegiatan akademis dan non akademis serta kegiatan pengembangan sekolah/madrasah pada umumnya. Rekomendasi: Warga sekolah/madrasah kami terlibat langsung dalam pengelolaan kegiatan akademis dan non akademis. Warga sekolah/ madrasah terlibat langsung hanya pada kegiatan akademis. Warga sekolah/ madrasah kami belum terlibat langsung dalam pengelolaan kegiatan akademis dan non akademis. 117

129 6.6. Masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah/madrasah Sekolah/madrasah melibatkan anggota masyarakat khususnya pengelolaan kegiatan nonakademis. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami melibatkan masyarakat dalam pengelolaan non akademis dan memberikan kesempatan untuk berkreasi. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami melibatkan masyarakat dalam pengelolaan non akademis. Sekolah/madrasah kurang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan non akademis. Sekolah/madrasah kami sama sekali tidak melibatkan masyarakat dalam pengelolaan non akademis. 118

130 STANDAR PEMBIAYAAN Komponen 7.1. Sekolah/madrasah merencanakan keuangan sesuai standar 7.2. Upaya sekolah/madrasah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainnya 7.3. Sekolah/madrasah menjamin kesetaraan akses Indikator Anggaran sekolah/madrasah dirumuskan merujuk peraturan Pemerintah, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota Perumusan RAPBS/M melibatkan komite sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan yang relevan Penyusunan rencana keuangan sekolah/madrasah dilakukan secara transparan, efisien, dan akuntabel Sekolah/madrasah membuat pelaporan keuangan kepada Pemerintah dan pemangku kepentingan Sekolah/madrasah memiliki kapasitas untuk mencari dana dengan inisiatifnya sendiri Sekolah/madrasah membangun jaringan kerja dengan dunia usaha dan dunia industri setempat Sekolah/madrasah memelihara hubungan dengan alumni Sekolah/madrasah melayani siswa dari berbagai tingkatan sosial ekonomi termasuk siswa dengan kebutuhan khusus Sekolah/madrasah melakukan subsidi silang kepada siswa kurang mampu di bidang ekonomi. 7. PEMBIAYAAN 7.1. Sekolah/madrasah merencanakan keuangan sesuai standar Anggaran sekolah/madrasah dirumuskan merujuk peraturan Pemerintah, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja sekolah/madrasah (RAPBS/M) merujuk pada peraturan pemerintah dengan melibatkan partisipasi komite sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan yang terkait. Rekomendasi: Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja sekolah/madrasah (RAPBS/M) merujuk pada peraturan Pemerintah dan dikomunikasikan kepada komite sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan yang terkait. Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja sekolah/ madrasah (RAPBS/M) merujuk pada peraturan Pemerintah. Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja sekolah/madrasah (RAPBS/M) belum sepenuhnya merujuk pada peraturan Pemerintah, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota. 119

131 7.1. Sekolah/madrasah merencanakan keuangan sesuai standar Perumusan RAPBS/M melibatkan komite sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan yang relevan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Perumusan RAPBS/M melibatkan komite sekolah/ madrasah dan pemangku kepentingan yang relevan serta dunia usaha dan dunia industri. Rekomendasi: Perumusan RAPBS/M melibatkan komite sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan yang relevan Perumusan RAPBS/M melibatkan komite sekolah/madrasah dan belum melibatkan pemangku kepentingan yang relevan Perumusan RAPBS/M be-lum melibatkan komite sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan yang relevan 7.1. Sekolah/madrasah merencanakan keuangan sesuai standar Penyusunan rencana keuangan sekolah/madrasah dilakukan secara transparan, efisien, dan akuntabel. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Penyusunan rencana keuangan sekolah/madrasah dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel kepada masyarakat dan Pemerintah. Rekomendasi: Penyusunan rencana keuangan sekolah/ madrasah dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. Penyusunan rencana keuangan sekolah/ madrasah sudah berusaha dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. Penyusunan rencana keuangan sekolah/ madrasah belum dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. 120

132 7.1. Sekolah/madrasah merencanakan keuangan sesuai standar Sekolah/madrasah membuat pelaporan keuangan kepada Pemerintah dan pemangku kepentingan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan keuangan secara berkala dan menyeluruh kepada Pemerintah dan pemangku kepentingan. Rekomendasi: Sekolah/madrasah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan keuangan secara periodik kepada Pemerintah dan pemangku kepentingan. Sekolah/madrasah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan keuangan kepada Pemerintah dan pemangku kepenting-an, tetapi masih perlu dilakukan secara rutin dan proses yang transparan. Sekolah/madrasah belum membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan keuangan kepada Pemerintah dan pemangku kepentingan Upaya sekolah/madrasah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainnya Sekolah/madrasah memiliki kapasitas untuk mencari dana dengan inisiatifnya sendiri Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami kreatif menggali berbagai sumber untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami mendapatkan pembiayaan tambahan melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah/madrasah. Kami berencana untuk memperluas penggunaan sumber daya dan prasarana sekolah/madrasah untuk mendapatkan pembiayaan tambahan tetapi kami belum mengimplementasikannya. Kami belum mempertimbangkan penggunaan sumber daya atau prasarana sekolah/madrasah untuk mencari sumber pembiayaan tambahan. 121

133 7.2. Upaya sekolah/madrasah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainnya Sekolah/madrasah membangun jaringan kerja dengan dunia usaha dan dunia industri setempat. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Kami telah membangun jaringan kerja yang kuat dengan dunia usaha, dunia industri dan kelompok masyarakat setempat yang membantu sekolah/madrasah kami dalam hal pembiayaan. Rekomendasi: Kami telah mengembangkan hubungan kerja sama dengan dunia usaha, dunia industri dan kelompok masyarakat, khususnya orangtua yang mampu untuk membantu sekolah/ madrasah kami. Hubungan kami dengan dunia usaha, dunia industri dan kelompok masyarakat harus dikembangkan lebih lanjut agar mendapatkan bantuan keuangan dari mereka. Kami belum memiliki hubungan yang kuat dengan dunia usaha dan dunia industri setempat Upaya sekolah/madrasah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainnya Sekolah/madrasah memelihara hubungan dengan alumni. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Kami memelihara hubungan dengan alumni kami dan memberdayakan mereka sebagai sumber pendanaan dan bantuan lainnya. Rekomendasi: Kami memelihara hubungan dengan alumni dan mereka membantu upaya kami walaupun bukan dalam hal pembiayaan. Kami menyimpan catatan alumni dan sebagian dari mereka membantu sekolah/ madrasah tetapi bukan dalam hal pembiayaan. Kami belum menyimpan catatan alumni sekolah/ madrasah kami. 122

134 7.3. Sekolah/madrasah menjamin kesetaraan akses Sekolah/madrasah melayani siswa dari berbagai tingkatan sosial ekonomi termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah melayani siswa dari berbagai tingkatan sosial ekonomi termasuk siswa dengan kebutuhan khusus dan mempromosikan kesetaraan akses bagi semua peserta didik. Rekomendasi: Sekolah/madrasah melayani siswa dari berbagai tingkatan sosial ekonomi termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Sekolah/madrasah mampu melayani siswa dari tingkatan sosial ekonomi namun belum dapat melayani siswa yang berkebutuhan khusus. Sekolah/madrasah belum mampu melayani semua siswa dari berbagai tingkatan sosial ekonomi Sekolah/madrasah menjamin kesetaraan akses Sekolah/madrasah melakukan subsidi silang kepada siswa kurang mampu di bidang ekonomi Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Kami mematuhi standar mengenai biaya sumbangan orangtua dan subsidi silang pembiayaan dan juga memiliki alokasi khusus untuk memberikan tempat bagi anak yang sangat miskin dengan mencari sumber dana lainnya. Rekomendasi: Kami merumuskan besarnya sumbangan orangtua berdasarkan kemampuan ekonomi orangtua dan menerapkan prinsip subsidi silang. Sumbangan orang tua dirumuskan berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua peserta didik, tetapi sekolah/madrasah tidak menerapkan subsidi silang dalam membiayai program kegiatan peserta didik. Sumbangan orangtua dan biaya kegiatan sekolah/madrasah lainnya ditentukan sama untuk semua peserta didik dengan tidak mempertimbangkan kemampuan ekonomi orangtua. 123

135 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN Komponen 8.1. Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik dalam bidang akademik maupun nonakademik 8.2. Penilaian berdampak pada proses belajar 8.3. Orangtua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka Indikator Guru menyusun perencanaan penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Guru melaksanakan penilaian secara teratur berdasarkan rencana yang telah dibuat Guru menerapkan berbagai teknik, bentuk, dan jenis penilaian untuk mengukur prestasi dan kesulitan belajar peserta didik Guru memberikan masukan dan komentar mengenai penilaian yang mereka lakukan pada peserta didik Guru menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran Sekolah/madrasah melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan Sekolah/madrasah melibatkan orangtua peserta didik dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. 8. PENILAIAN PENDIDIKAN 8.1. Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik dalam bidang akademik maupun nonakademik Guru menyusun perencanaan penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami menyusun rencana penilaian terhadap hasil belajar peserta didik terhadap pencapaian kompetensi yang diharapkan dan diinformasikan kepada peserta didik sehingga setiap peserta didik memahami target kompetensi yang harus dicapai. Rekomendasi: Guru-guru kami menyusun dan mengembangkan perencanaan penilaian untuk mencapai kompetensi peserta didik. Sebagian guru-guru kami menyusun perencanaan penilaian berdasarkan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Guru-guru kami melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik tanpa membuat perencanaan penilaian yang jelas terlebih dahulu. 124

136 8.1. Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik dalam bidang akademik maupun nonakademik Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian termasuk KKM dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, mata pelajaran dan kondisi sekolah/madrasah pada awal semester. Rekomendasi: Guru-guru kami memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk KKM yang disusun. Guru-guru kami memberikan informasi kepada peserta didik hanya KKM saja diawal semester. Guru-guru kami tidak memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian, termasuk KKM Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik dalam bidang akademik maupun nonakademik Guru melaksanakan penilaian secara teratur berdasarkan rencana yang telah dibuat. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami menggunakan berbagai jenis metode untuk menilai kemajuan belajar peserta didik secara berkelanjutan dan mengembangkannya berdasarkan rencana yang telah dibuat sesuai dengan perkembangan peserta didiknya. Rekomendasi: Guru-guru kami selalu melaksanakan penilaian dan memantau kemajuan belajar peserta didik secara berkala sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada silabus dan RPP. Guru-guru kami melaksanakan penilaian terhadap peserta didik secara periodik, tapi sebagian besar tidak sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun. Guru-guru kami tidak menilai atau memonitor kemajuan belajar peserta didik sesuai rencana. 125

137 8.1. Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik dalam bidang akademik maupun nonakademik Guru menerapkan berbagai teknik, bentuk, dan jenis penilaian untuk mengukur prestasi dan kesulitan belajar peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami membuat instrumen yang tepat dan dapat diandalkan untuk menerapkan berbagai teknik, bentuk dan jenis penilaian serta direview secara berkala. Rekomendasi: Guru-guru kami menerapkan berbagai teknik, bentuk, dan jenis penilaian sesuai dengan target kompetensi yang ingin diukur. Guru-guru kami hanya menerapkan teknik, bentuk, dan jenis penilaian tertentu untuk mengukur prestasi dan kesulitan belajar peserta didik. Guru-guru kami hanya menerapkan satu teknik, bentuk dan jenis penilaian Penilaian berdampak pada proses belajar Guru memberikan masukan dan komentar mengenai penilaian yang mereka lakukan pada peserta didik. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Semua guru kami secara rutin mencatat kemajuan setiap peserta didik memberi komentar dan masukan serta menginformasikanya kepada peserta didik secara individual dan berkala. Rekomendasi: Guru-guru kami mengkaji ulang tingkat kemajuan semua peserta didik pada setiap akhir semester. Setiap guru menyampaikan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah/madrasah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik. Guru tidak selalu memberikan masukan dan komentar mengenai penilaian yang mereka lakukan pada peserta didik. 126

138 8.2. Penilaian berdampak pada proses belajar Guru menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Guru-guru kami memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk memberikan pendapat terhadap hasil pencapaian kemajuan belajar yang mereka peroleh dan terlibat dalam penetapan target pembelajaran. Rekomendasi: Guru-guru kami selalu menggunakan hasil penilaian peserta didik dalam mereview rencana pembelajaran yang telah disusun. Hasil tes digunakan sebagian guru-guru kami untuk merencanakan perbaikan bahan pembelajaran selanjutnya. Hasil tes di sekolah/ madrasah kami tidak selalu berpengaruh pada perbaikan program pembelajaran yang telah disusun Orangtua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka Sekolah/madrasah melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami menyampaikan laporan semua hasil penilaian peserta didik kepada orang tua dan mendiskusikannya secara mendetail untuk masingmasing peserta didik secara berkala sesuai dengan kesepakatan Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami menyampaikan laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk laporan pendidikan. Sekolah/madrasah kami membuat laporan hasil penilaian kepada orangtua secara rutin dan sistematis dalam bentuk laporan pendidikan. Sekolah/madrasah kami membuat laporan kepada orang tua berupa hasil penilaian akhir di setiap akhir semester. 127

139 8.3. Orangtua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka Sekolah/madrasah melibatkan orangtua peserta didik dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Tahapan Pengembangan Tahap ke-4 Tahap ke-3 Tahap ke-2 Tahap ke-1 Sekolah/madrasah kami membuat laporan berkala pada orang tua mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik dan menawarkan kesempatan untuk mendiskusikan kemajuan anak mereka serta mengajukan usulan-usulan peningkatan hasil belajar peserta didik. Rekomendasi: Sekolah/madrasah kami menjalin kemitraan dengan orang tua dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Sekolah/madrasah kami belum memberi kesempatan berdiskusi untuk membangun kerja sama dengan orangtua agar memban-tu anak mereka belajar di rumah. Sekolah/madrasah kami belum melibatkan orangtua secara aktif dalam membantu anak mereka belajar di rumah. 128

140 Rencana Sesi 3 (Modul 1) IDENTIFIKASI KESENJANGAN DAN REKOMENDASI PEMENUHAN SPM SESI 3 A. PENGANTAR Pada sesi sebelumnya telah dipelajari tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam kaitannya dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). Di dalam sesi tersebut telah dikemukakan pula bahwa SPM harus tuntas paling lambat akhir tahun Karena itu, setiap satuan pendidikan (SD/MI dan SMP/MTs) harus segera melakukan evaluasi diri untuk melihat seberapa jauh kesenjangan yang masih ada dalam rangka pemenuhan SPM tersebut. Langkah awal yang harus dilakukan adalah bahwa setiap satuan pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) harus mengumpulkan data yang dinyatakan di dalam indikator-indikator pemenuhan SPM. Setelah data yang diperlukan tersebut terkumpul, dan diolah sebagaimana disarankan, satuan pendidikan bisa dengan mudah melakukan evaluasi diri dan melihat tingkat keterpenuhan SPM di satuan pendidikan tersebut. Dengan cara itu, setiap satuan pendidikan bisa dengan pasti menetapkan apakah dirinya sudah memenuhi SPM atau masih ada beberapa hal yang perlu disediakan atau perlu dilakukan agar SPM tersebut terpenuhi. Pemenuhan SPM harus menjadi prioritas setiap satuan pendidikan dasar. Program dan anggaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga sebelum akhir tahun 2013, semua indikator SPM tersebut sudah dipenuhi. Karena itu, setiap satuan pendidikan dasar perlu dengan segera melakukan analisis kesenjangan untuk setiap indikatornya. Pada sesi ini, peserta akan diajak berlatih menganalisis kesenjangan yang mungkin terjadi pada beberapa indikator SPM. Semoga dengan latihan ini, peserta memiliki bekal kemampuan untuk melanjutkan analisis kesenjangan pada indikator-indikator lainnya secara mandiri di masing-masing satuan pendidikan. B. TUJUAN Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara: 1. Menentukan keterpenuhan SPM berdasarkan data satuan pendidikan. 2. Mengidentifikasi kesenjangan yang masih ada dalam rangka pemenuhan SPM. 3. Merumuskan rekomendasi dalam rangka pemenuhan SPM. C. POKOK BAHASAN 1. Pentingnya analisis kesenjangan dalam pelaksanaan evaluasi diri sekolah. 2. Pemodelan proses analisis kesenjangan. 3. Simulasi analisis kesenjangan dalam EDS/M. 129

141 D. WAKTU Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 180 menit. E. METODE 1. Presentasi. 2. Simulasi. 3. Diskusi kelompok. 4. Berbagi pengalaman belajar antar kelompok. F. ALAT DAN BAHAN 1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, flipchart. 2. Silabus Modul 1. Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M). 3. Rencana Sesi 3. Identifikasi Kesenjangan dan Rekomendasi Pemenuhan SPM. 4. Power point (PPt) Latihan a. Instruksi Pelatih b. Data: Kesenjangan terhadap SPM c. Lembar Bahan Bacaan. Identifikasi Kesenjangan dan Rekomendasi Pemenuhan SPM. 6. Latihan a. Instruksi Pelatih b. Lembar Kerja. Data SDN Aidle Weiss c. Lembar Bahan Bacaan. Identifikasi Kesenjangan Pemenuhan SPM untuk Dilaporkan Kepada Pemerintah. 7. Latihan a. Instruksi Pelatih b. Lembar Kerja. Rekapitulasi Identifikasi Kesenjangan Rekomendasi Pemenuhan SPM. 8. Lembar Bahan Bacaan Kasus # 1. 3,5 Tahun Joni Ngajar Kelas I-VI Sendiri. 9. Lembar Bahan Bacaan Kasus # 2. Penilaian Pendidikan. 130

142 G. STRATEGI Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan Tahap 1 Pendahuluan 1. Pelatih memulai kegiatan dengan memberikan penjelasan bahwa evaluasi diri dapat dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan antara tuntutan SPM dan kondisi riil yang ada di setiap satuan pendidikan. Proses melihat perbedaan antara tuntutan SPM dengan kondisi riil ini disebut dengan analisis kesenjangan. Oleh karena itu, analisis kesenjangan merupakan hal penting dalam Evaluasi Diri Sekolah (EDS). 10 menit PPt Pelatih menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini. Tahap 2 Pemodelan Pelatih 1. Pelatih menampilkan LK (di layar LCD) dan memastikan setiap peserta bisa membacanya dengan jelas dan/atau memiliki rekaman data seperti pada layar. 35 menit PPt 5 LK Pelatih membaca data yang tersedia di LK tersebut, misalnya Banyaknya siswa kelas 1 adalah 32, dari tabel pada LK diperoleh informasi: a. Ada sebanyak 29 buku Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan kelayakannya b. Ada sebanyak 28 buku Matematika yang telah ditetapkan kelayakannya c. Ada sebanyak 22 buku IPA yang telah ditetapkan kelayakannya d. Ada sebanyak 27 buku IPS yang telah ditetapkan kelayakannya Dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan dalam penyediaan buku Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Bahasa Indonesia kurang 3 buku, Matematika kurang 4 buku, IPA kurang 10 buku, dan IPS kurang 5 buku. Tahap 3. Identifikasi Kesenjangan 1. Dengan menggunakan lembar kerja terlampir, Pelatih memandu menentukan kesenjangan yang masih ada dalam pemenuhan SPM. 2. Pelatih berkeliling ke setiap kelompok, memperhatikan yang dialami peserta, dan memberikan bantuan yang diperlukan. 40 menit PPt 6 LK

143 Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan 3. Pelatih meminta kepada setiap kelompok untuk membuat rekapitulasi kesenjangan dari setiap indikator SPM yang ada. 4. Pelatih mendorong peserta untuk menyiapkan bahan sharing/dibagi kepada kelompok lain. Tahap 4 Perumusan Rekomendasi 1. Pelatih meminta kepada setiap kelompok untuk merumuskan rekomendasi agar SPM bisa terpenuhi 2. Pelatih berkeliling ke seluruh kelompok, meyakinkan rekomendasi yang dibuat oleh kelompok sejalan dengan hasil analisis kesenjangan pemenuhan SPM. 40 menit PPt 7 LK Pelatih meminta peserta untuk menyiapkan bahan untuk sharing kepada kelompok lain. Tahap 5 Berbagi Pengalaman 1. Pelatih meminta hasil kerja dari masing-masing kelompok untuk dikaji kelompok lain. 2. Pelatih mendorong agar karya dari setiap kelompok setidaknya dikaji oleh dua kelompok lain. 45 menit PPt 8 LK Karya tersebut dibawa kembali ke kelompok asal dan berbagi ide dengan anggota kelompok semula (10 menit) tentang hal-hal yang ditemukan selama berbagi dengan kelompok lain. Catatan: Bentuk sharing bisa dilakukan dengan model SHOPPING. Hasil kerja kelompok dipajang di dinding. Satu orang wakil kelompok menjaga pajangan, dan kelompok lain mengunjungi setiap pajangan sambil mengadakan tanya jawab. Setelah memperoleh masukan dari kelompok lain, pajangan diperbaiki sesuai dengan masukan yang diterima. Tahap 6 Penguatan 1. Pelatih kembali memberikan penekanan tentang pentingnya menyajikan data yang akurat dan jujur agar kebijakan yang diambil lebih tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. 10 menit PPt 9 LBB LBB Pelatih mengingatkan peserta perlunya berlatih kembali melakukan analisis kajian ini dan bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan lainnya di sekolah/madrasah masing-masing untuk setiap indikator 132

144 Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan pemenuhan SPM yang menjadi tanggung jawab mereka. 3. Pelatih melakukan selingan membaca contoh kasus selama 3 menit. Peserta bernomor gasal di kelompoknya membaca LBB 1.3.3, peserta bernomor genap membaca LBB Peserta diminta memberi komentar tentang bacaannya. H. REFERENSI 1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 3. Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Mimimal Pendidikan Dasar. 4. Modul 2 (2A dan 2B), dan modul 3 SPM untuk sekolah yang juga diterbitkan oleh Basic Education Sector Capacity Support Program (BESCSP) TA 4391 INO. 133

145 1 Sesi 1 Identifikasi Kesenjangan dan Rekomendasi Pemenuhan SPM Mengapa slide ini penting? Sesi ini merupakan kelanjutan dan penyederhanaan dari sesi EDS/M. Inti uraian: Sekolah/madrasah perlu melakukan EDS/M dengan alat dan indikator yang telah disepakati secara nasional, misalnya SNP dan SPM. Memahami perbedaan antara standar atau indikator SPM dengan realitas (data) di sekolah/madrasah adalah upaya mengubah paradigma dan mind set di kalangan pengelola dan penyelengara sekolah/madrasah. Tujuan Sesi 2 Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu: menjelaskan latar belakang SPM; mengidentifikasi kesenjangan yang masih ada dalam rangka pemenuhan SPM; dan merumuskan rekomendasi dalam rangka pemenuhan SPM. 134

146 Mengapa slide ini penting? Peserta dapat memotret kinerja sekolah/madrasahnya. Inti uraian: Data melatih sekolah/madrasah jujur dan realistik dalam membangun. Sekolah/madrasah mempunyai, menggunakan, dan memperbaharui data untuk RKS dan RKT. Semua pihak kepala sekolah/madrasah, guru, komite sekolah/madrasah, dan pengawas bisa bersama memahami kondisi sekolah/madrasah. Pokok Bahasan 3 1. Latar Belakang 2. Pemodelan proses analisis kesenjangan. 3. Simulasi analisis kesenjangan dalam pemenuhan SPM. Mengapa slide ini penting? Ruang lingkup belajar SPM menjadi lebih jelas dan praktis. Inti uraian: Evaluasi berdasarkan data dapat memotret kinerja sekolah/madrasah. Bukan hanya data diolah dan disajikan, tetapi bagaimana memaknai data bagi perencanaan dan pembiayaan perbaikan sekolah/madrasah. Upaya kolektif dapat dimulai dari awal identifikasi kesenjangan, pelaksanaan perbaikan, dan evaluasi dampaknya bagi warga sekolah/madrasah. 135

147 4 Latar Belakang SPM sudah ditetapkan (Permendiknas 15/2010). Pemenuhan SPM ini diharapkan tidak melewati tahun 2013, oleh sebab itu program pemenuhan SPM harus menjadi prioritas. Langkah awal yang harus dilakukan satuan pendidikan adalah mengumpulkan data sesuai indikator-indikator SPM Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kesenjangan antara Tuntutan SPM dan Kondisi Riil dan merumuskan rekomendasi. Mengapa slide ini penting? SPM merupakan awal dari pelaksanaan SNP dan SPMP di sekolah/madrasah dan Pemerintah Kota/Kabupaten. Inti uraian: 1. Pemerintah Kota/Kabupaten mempunyai dana, SDM, dan tanggung jawab langsung dalam mengelola pelayanan pendidikan dasar. 2. SPM hanya memiliki 27 indikator, yang wajib dipenuhi oleh sekolah/madrasah dan Pemerintah Kota/Kabupaten. 3. Sekolah/madrasah harus bekerja keras karena wajib memenuhi 13 indikator. Pada saat yang sama, Pemda harus berusaha memenuhi 14 indikator lainnya. 4. Mungkinkah tahun 2013, semua sekolah/madrasah mencapai pemenuhan SPM ini? 5. Mampukah Pemda menyiapkan segala kebutuhan sekolah/madrasah untuk pelaksanaan SPM? 6. SPM mengajak semua pihak memulai dari yang sudah ada, dengan data yang akurat dari sekolah/madrasah. 136

148 5 Modeling Perhatikan data pada Latihan b Perhatikan data (contoh data tentang buku) Selidiki (gunakan data lainnya) Indikator SPM manakah yang belum terpenuhi? Apa buktinya? Mengapa slide ini penting? Setiap SD/MI atau SMP/MTs perlu menyusun program anggaran berdasarkan fakta dan data. Inti uraian: Tim pengembang sekolah/madrasah adalah pelaku yang paling tahu kondisi sekolah/madrasah. Pikirkan hal-hal penting dan mudah diukur di sekolah/madrasah. Misalnya, kebutuhan buku pokok. Pilih salah satu indikator SPM untuk proses dan hasil kajian kinerja sekolah/madrasah. Kumpulkan, sajikan, dan kaji data sekolah/madrasah sebagai awal perbaikan mutu sekolah/madrasah. Bandingkan data dan indikator SPM. Temukan perbedaan antara data dan indikator pencapaian. Adakah kesenjangan? 137

149 6 Diskusi Kelompok Tahap 1 Gunakan LK Latihan b Identifikasi indikator SPM nomor berapa saja yang belum terpenuhi? Mengapa slide ini penting? Peserta dapat melakukan analisa kesenjangan antara indikator SPM dan kondisi nyata di sekolah/madrasah. Inti uraian: Baca dan teliti data dalam LK Latihan 2. Dalam waktu terbatas Anda akan melakukan praktek identifikasi kesenjangan. Klasifikasi indikator SPM yang belum terpenuhi sebagai pijakan dalam penyusunan rekomendasi perbaikan sekolah/madrasah. 138

150 Diskusi Kelompok Tahap 2 7 Gunakan LK Latihan b Identifikasi program-program untuk menutup kesenjangan. Kelompokkan yang sejenis. Tuliskan rekomendasi kelompok. NOMOR INDIKATOR KESENJANGAN YANG TERIDENTIFIKASI REKOMENDASI PEMENUHAN SPM Mengapa slide ini penting? Secara berkelompok peserta melakukan analisa kesenjangan dalam pemenuhan SPM berdasarkan kondisi nyata di sekolah/madrasah. Inti uraian: Tuliskan hasil analisa data ke dalam kolom yang tersedia. Peserta dapat menggunakan kertas plano atau lainnya. Diskusikan dengan kelompok tentang beberapa usulan perbaikan untuk memenuhi SPM. Tuliskan hasil diskusi kelompok ke dalam kertas. Datangilah kelompok lain dan jelaskan hasil identifikasi kesenjangan dan usulan perbaikan dari kelompok Anda kepada kelompok lainnya. 139

151 8 Berbagi Pengalaman (Sharing) Mengapa slide ini penting? Pemahaman terhadap proses dan hasil pembelajaran tentang praktek identifikasi kesenjangan perlu disharing kepada sesama peserta. Inti uraian: Peserta menyampaikan pengalamannya kepada peserta lain Peserta lain memberikan komentar atas pengalaman peserta lain. 140

152 9 Penguatan dan Penutup Mengapa slide ini penting? Penjelasan tentang identifikasi kesenjangan perlu ditegaskan oleh Pelatih. Inti uraian: Adakah komentar dan pendapat dari Anda terhadap proses dan hasil diskusi Anda? Mengapa dan bagaimana identifikasi kesenjangan dilakukan secara jujur dan terbuka semua pihak? Untuk melakukan identifikasi kesenjangan di sekolah/madrasah Anda, apa yang harus diperbaiki dari proses pelatihan ini? 141

153 Latihan Modeling: Kesenjangan terhadap SPM a Instruksi Pelatih Judul Tujuan Waktu Tahapan Kegiatan Lembar Kerja Modeling: Kesenjangan terhadap SPM Memberikan gambaran pada peserta tentang cara mengidentifikasi kesenjangan kondisi di sekolah/madrasah terhadap indikator-indikator SPM 30 menit 1. Pelatih memandu peserta untuk secara bersama-sama, membaca data dari tabel terlampir secara cermat 2. Berdasarkan data tersebut, minta peserta untuk mengidentifikasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) mana yang masih belum terpenuhi. 3. Pelatih, selanjutnya memberikan penegasan bahwa dari data tersebut tampak bahwa indikator SPM yang belum terpenuhi adalah indikator SPM Nomor 4, terutama buku pengayaan yang berupa buku fiksi. Indikator SPM lainnya yang juga masih belum dipenuhi adalah indikator SPM Nomor 7 dan indikator SPM Nomor 8. Data b terlampir. 142

154 1.3.1.b. Data: Kesenjangan Terhadap SPM 1) Data Jumlah Buku Teks Kela s Jumlah Pesert a Didik Jumlah Buku Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Matematika IPA IPS Penilaian Penilaian Penilaian Tersertifikasi Tersertifikasi Tersertifikasi Tersertifikasi Penilaian I B 28 B 22 B 27 B II B 27 B 32 M 30 B III M 30 M 24 B 32 M IV M 32 M 28 B 24 B V B 24 B 29 B 28 B VI M 26 B 30 B 30 B 2) Data Jumlah Buku Pengayaan Jenis Buku Fiksi Non Fiksi Banyaknya Kriteria SPM Penilaian Banyaknya Kriteria SPM Penilaian Pengayaan B M 3) Data Jumlah Buku Referensi Jenis Buku Jumlah Kriteria SPM Penilaian Referensi M 4) Data tentang KTSP Dokumen KTSP sudah selesai disusun *) KTSP sepenuhnya dikembangkan sendiri *) KTSP sudah diterapkan *) Monitoring pelaksanaan KTSP sudah dijalankan *) YA YA YA BELUM 143

155 5) Data tentang Penerapan RPP di Kelas Penerapan RPP di Kelas No Nama Guru Selalu menerapkan RPP dalam setiap pembelajaran Kadang melaksanakan pembelajaran tanpa RPP Sering sekali menerapkan pembelajaran tanpa RPP 1 Agnes V 2 Taufik V 3 Ainul V 4 Budi V 144

156 Latihan c. Lembar Bahan Bacaan. Identifikasi Kesenjangan dan Rekomendasi Pemenuhan SPM PENDAHULUAN Langkah awal setelah diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar, setiap satuan pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) harus mengumpulkan data yang dinyatakan di dalam indikator-indikator pemenuhan SPM. Setelah data yang diperlukan tersebut terkumpul, dan diolah sebagaimana disarankan pada Modul Standar Pelayanan Minimal, satuan pendidikan bisa dengan mudah melakukan evaluasi diri dan melihat tingkat keterpenuhan SPM di satuan pendidikan tersebut. Dengan cara itu, setiap satuan pendidikan bisa dengan pasti menetapkan apakah dirinya sudah memenuhi SPM atau masih ada beberapa hal yang perlu disediakan atau perlu dilakukan agar SPM tersebut terpenuhi. Pemenuhan SPM ini tidak boleh melewati tahun Pemenuhan SPM harus menjadi prioritas setiap satuan pendidikan dasar. Program dan anggaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga sebelum akhir tahun 2013, semua indikator SPM tersebut sudah dipenuhi. Karena itu, setiap satuan pendidikan dasar perlu dengan segera melakukan analisis kesenjangan untuk setiap indikatornya. Setiap satuan pendidikan perlu melakukan perbandingan antara tuntutan SPM dan kondisi riil yang dimilikinya. Kegiatan ini tentunya akan memunculkan rekomendasi yang berisikan kuantitas atau volume dari hal-hal yang diperlukan. Kalau harga satuan sudah bisa diperoleh, satuan pendidikan bisa menghitung anggaran yang diperlukan. Berikut disajikan contoh identifikasi kesenjangan dalam rangka pemenuhan SPM. Panduan ini memberikan penjelasan secara rinci dan setahap demi setahap tentang apa yang harus dilakukan oleh setiap satuan pendidikan, mulai dari indikator SPM nomor 1 sampai dengan nomor 13. Selanjutnya, pada bagian akhir akan dimunculkan pula rekomendasi pemenuhan SPM sesuai dengan hasil identifikasi kesenjangan yang telah dilakukan. IDENTIFIKASI KESENJANGAN PEMENUHAN SPM Indikator SPM nomor 1: Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Untuk mengetahui apakah indikator SPM nomor 1 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI perlu membaca secara cermat data yang disediakan dan diisikan pada format yang sudah diisikan. Misalkan, diperoleh hasil pengumpulan data sebagai berikut. 145

157 Jumlah Buku Mata Pelajaran Kelas Jumlah Peserta Didik Bahasa Indonesia Penilaian Matematika IPA IPS Penilaian Tersertifikasi Tersertifikasi Tersertifikasi Penilaian Tersertifikasi Penilaian I B 28 B 22 B 27 B II B 27 B 32 M 30 B III M 30 M 24 B 32 M IV M 32 M 28 B 24 B V B 24 B 29 B 28 B VI M 26 B 30 B 30 B Lihat kolom Penilaian. Beberapa baris di dalam tabel itu diberi latar belakang warna berbeda dan isinya adalah huruf B. Ini menunjukkan indikator SPM nomor 1 ini masih belum terpenuhi. Tentang jenis dan jumlah buku yang diperlukan, dapat ditentukan sebagai berikut: 1. Buku Bahasa Indonesia kelas 1 (1 buku), kelas 2 (2 buku), dan kelas 5 (5 buku) 2. Buku Matematika kelas 1 (2 buku), kelas 2 (5 buku), kelas 5 (6 buku), dan kelas 6 (6 buku) 3. Buku IPA kelas 1 (8 buku), kelas 3 (4 buku), kelas 4 (1 buku), kelas 5 (1 buku), dan kelas 6 (2 buku) 4. Buku IPS kelas 1 (3 buku), kelas 2 (2 buku), kelas 4 (5 buku), kelas 5 (2 buku), dan kelas 6 (2 buku). Indikator SPM nomor 2: 146 Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik. Cara menentukan kesenjangan untuk indikator nomor 2 sama dengan indikator nomor 1. Yang berbeda hanya jenis mata pelajarannya yang menjadi 10 macam. Indikator SPM nomor 3: Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA. Untuk menentukan apakah indikator nomor 3 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI perlu membaca secara cermat data yang telah diisinya pada format berikut. Satu saja kolom Penilaian diisi dengan huruf B, indikator SPM nomor 3 ini masih belum terpenuh. Itu berarti, masih ada kesenjangan di sekolah itu dalam kaitannya dengan pemenuhan SPM. Misalkan kita memperoleh data sebagai berikut.

158 Jenis Peraga IPA Jumlah dalam Kondisi Baik Tuntutan SPM Penilaian Model kerangka manusia 2 1 M Model tubuh manusia 0 1 B Bola dunia (globe) 1 1 M Contoh peralatan optik 0 1 B Kit IPA untuk eksperimen dasar 0 1 B Poster IPA 1 1 M Mengingat pada kolom Penilaian masih ada huruf B, maka kita bisa mengatakan bahwa indikator SPM nomor 3 ini masih belum dipenuhi. Peraga IPA yang masih perlu diadakan adalah model tubuh manusia, contoh peralatan optik, dan kit IPA untuk eksperimen dasar, masing-masing satu set. Indikator SPM nomor 4: Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi. Untuk menentukan apakah indikator nomor 4 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI dan SMP/MTs perlu membaca secara cermat data yang telah diisinya pada format berikut. Satu saja kolom Penilaian diisi dengan huruf B, indikator SPM nomor 4 ini masih belum terpenuh. Itu berarti, masih ada kesenjangan di sekolah itu dalam kaitannya dengan pemenuhan SPM. Sebagai contoh, misalkan diperoleh data jumlah buku di SD Suka Maju sebagai berikut. Jenis Buku Fiksi Non Fiksi Banyaknya Kriteria SPM Penilaian Banyaknya Kriteria SPM Penilaian Pengayaan B M Jenis Buku Jumlah Kriteria SPM Penilaian Referensi M Dari data di atas, terlihat masih ada huruf B pada kolom Penilaian. Berarti, indikator nomor 4 ini masih belum dipenuhi oleh SD Suka Maju. Yang masih diperlukan adalah buku pengayaan fiksi minimal sebanyak 10 buku. 147

159 Indikator SPM nomor 5: Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. Untuk menentukan apakah indikator nomor 5 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI dan SMP/MTs perlu membaca secara cermat data yang telah diisinya pada format berikut. Satu saja kolom Penilaian diisi dengan huruf B, indikator SPM nomor 5 ini masih belum terpenuh. Itu berarti, masih ada kesenjangan di sekolah itu dalam kaitannya dengan pemenuhan SPM. Sebagai contoh, misalkan di SD Suka Maju tadi ada 6 orang guru dengan rincian pekerjaan sebagai berikut. No Nama Guru Kelas/Mata Pelajaran yang diampu Jumlah Jam Pertemuan/ Minggu Beban Mengajar Per Minggu Tugas Tambahan Beban Kerja Per Minggu Untuk Tugas Tambahan Total Beban Kerja Penilaian 1 Ahmad Kepala Sekolah 6 32 B 2 Betty B 3 Cecep B 4 Daniel B 5 Eva B 6 Fitri B... Dapat disimpulkan bahwa beban kerja per minggu guru-guru di SD Suka Maju ini masih kurang dari kriteria SPM yang ditetapkan, yaitu 37,5 jam per minggu. Indikator SPM nomor 6: Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : Kelas I - II : 18 jam per minggu; Kelas III : 24 jam per minggu; Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau Kelas VII - IX : 27 jam per minggu. 148

160 Untuk menentukan apakah indikator SPM nomor 6 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI dan SMP/MTs perlu membaca secara cermat data yang telah diisinya pada format berikut. Satu saja kolom Penilaian diisi dengan huruf B, indikator SPM nomor 6 ini masih belum terpenuh. Itu berarti, masih ada kesenjangan di sekolah itu dalam kaitannya dengan pemenuhan SPM. Sebagai contoh, misalnya di MI Ar Ro du diperoleh data sebagai berikut. Semester Ganjil Semester Genap Total dalam 1 tahun Penilaian Jumlah minggu proses pembelajaran M Kelas Jumlah Jam Belajar Per Minggu Berdasarkan Jadwal Pelajaran Penilaian I 26 M II 26 M III 28 M IV 28 M V 32 M VI 32 M Tampak bahwa tidak ada satu pun huruf B yang muncul pada tabel-tabel di atas. Berarti, indikator SPM nomor 6 sudah terpenuhi, sehingga tidak ada kesenjangan pada indikator SPM nomor 6 ini. Indikator SPM nomor 7: Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menilai kesenjangan yang ada pada indikator SPM nomor 7 ini, pihak sekolah perlu memperhatikan dengan cermat tabel berikut. Salah satu dari hasil kajian ini yang menunjukkan masih dinilai BELUM maka indikator SPM nomor 7 ini masih belum terpenuhi atau masih ada kesenjangan. 149

161 Dokumen KTSP Dokumen KTSP sepenuhnya dikembangkan sudah selesai disusun sendiri Dokumen KTSP sudah diterapkan Monitoring pelaksanaan KTSP sudah dijalankan YA YA YA BELUM Tampak bahwa masih terdapat kesenjangan pada indikator SPM nomor 7. Monitoring pelaksanaan KTSP masih belum dijalankan dengan baik. Berarti indikator SPM nomor 7 masih belum terpenuhi di satuan pendidikan ini. Indikator SPM nomor 8: Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menentukan apakah indikator SPM nomor 8 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI dan SMP/MTs perlu membaca secara cermat hasil kajian RPP setiap guru yang dituangkan dalam tabel berikut. Manakalah ada salah satu dari aspek kesesuaian RPP dengan Silabus yang tidak mendapatkan tanda V, maka indikator nomor 8 ini masih belum dipenuhi, atau ada kesenjangan dalam hal ini. Misalkan saja ada 4 guru di SD Trio yang setelah dikaji RPP-nya memberikan data dalam format berikut. N o Nama Guru Kegiatan Pembelajaran Kesesuaian RPP dengan Silabus Indikator Keberhasilan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1 Agnes V V V V V 2 Taufik V V V V V 3 Ainul V V V V V 4 Budi V V V V V Tampak bahwa RPP dari semua guru telah sesuai dengan silabus. Berarti, tidak ada kesenjangan dalam hal kesesuaian RPP dengan silabus di sekolah ini. Selanjutnya, setiap satuan pendidikan bisa melihat data hasil monitoring tentang penerapan RPP di kelas. Manakala ada guru yang menerapkan RPP-nya hanya kadang-kadang atau sering membelajarkan tanpa RPP, maka indikator nomor 8 ini masih belum terpenuhi atau ada kesenjangan di dalamnya. Selanjutnya, setelah dilakukan pengamatan terhadap penerapan RPP di depan kelas, ternyata diperoleh data penerapan RPP di SD Trio sebagai berikut. 150

162 No Nama Guru Selalu Menerapkan RPP dalam Setiap Pembelajaran Penerapan RPP di Kelas Kadang Melaksanakan Pembelajaran Tanpa RPP Sering Tanpa RPP 1 Agnes V 2 Taufik V 3 Ainul V 4 Budi V Tampak bahwa ada dua orang guru yaitu Taufik dan Ainul belum secara konsisten menerapkan RPP yang sudah dibuatnya. Berarti indikator SPM nomor 8 masih belum sepenuhnya terpenuhi. Indikator SPM nomor 9: Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Untuk menentukan apakah indikator SPM nomor 9 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI dan SMP/MTs perlu membaca secara cermat hasil kajian terhadap program penilaian yang dikembangkan oleh para guru seperti tertuang pada format berikut. Ada salah satu dari program penilaian ini yang belum dikembangkan oleh guru, indikator SPM nomor 9 ini masih belum dipenuhi, atau ada kesenjangan dalam hal ini. Misalkan di MI Ar Rohmah diperoleh informasi sebagai berikut: No Nama Guru Mengembangan Instrumen Penilaian sesuai KD Melaksanakan Penilaian Sesuai Rencana Menggunakan Hasil Penilaian Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Selalu Kadang Jarang Selalu Kadang Jarang Selalu Kadang Jarang 1 Ani V V V 2 Ita V V V 3 Yenni V V V 151

163 Kalau memperoleh data seperti ini, maka indikator SPM nomor 9 masih belum terpenuhi. Masih belum ada kesenjangan dalam hal ini. Belum semua guru yang secara kontinyu mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai KD. Masih ada guru yang hanya kadang-kadang saja melaksanakan penilaian sesuai rencana. Hasil penilaian belum selalu digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar siswa. Indikator SPM nomor 10: Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. Untuk menentukan apakah indikator nomor 10 ini sudah terpenuhi atau masih ada kesenjangan padanya, setiap SD/MI dan SMP/MTs setiap satuan pendidikan bisa menggunakan data yang terkait dengan pelaksanaan supervisi. Misalkan dalam 1 semester kegiatan supervisi yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah tersaji dalam tabel sebagai berikut. No Tanggal Supervisi Guru yang Disupervisi (nama dan mata pelajaran yang diampu) Permasalahan yang Terungkap dan Umpan Balik yang Diberikan Kajian terhadap Pelaksanaan Umpan Balik 1 2/3/2009 Kholifah (IPA) Membuat alat peraga Belum 2 7/2/2009 Suaidi (IPS) Mengubah lembaran kerja Belum 3 16/3/2009 Anik Mahayani (Matematika) Menggunakan ICT Belum Dari data di atas, kepala sekolah tampak telah melaksanakan supervisi. Frekuensinya sudah lebih dari 2 kali dalam satu semester. Akan tetapi, dari 3 mata pelajaran yang disupervisi, masing-masing baru disupervisi satu kali. Seharusnya, setiap mata pelajaran harus disupervisi minimal 2 kali dalam satu semester. Karena itu, kalau hanya data di atas yang bisa diperoleh dari kegiatan supervisi kepala sekolah, maka indikator SPM nomor 10 ini masih belum terpenuhi. Indikator SPM nomor 11: Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah/madrasah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik. Untuk menentukan apakah indikator SPM nomor 11 ini sudah terpenuhi atau belum, setiap satuan pendidikan perlu membaca secara cermat data yang telah digambarkan pada format berikut. 152

164 Misalkan diperoleh data di SMP Bakti sebagai berikut No Nama Guru Mata Pelajaran Lengkap Tidak Lengkap 1 Thomas Matematika V 2 Yakub IPA V 3 Ismail IPS V 4 Doni Bahasa Indonesia V 5 Lellyana Bahasa Inggris V Tampak bahwa Ismail dan Doni masih belum lengkap laporan hasil evaluasi belajarnya. Berarti, indikator SPM nomor 11 masih berlum terpenuhi. Masih ada kesenjangan dalam pemenuhan indikator SPM nomor 11 ini. Indikator SPM nomor 12: Kepala sekolah/madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan ulangan kenaikan kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota pada setiap akhir semester. Untuk menentukan apakah indikator nomor 12 ini sudah terpenuhi atau belum, setiap satuan pendidikan perlu membaca secara cermat data yang telah digambarkan pada format berikut. Misalkan diperoleh rekapitulasi tentang penyerahan laporan UAS, UKK, US, dan lain-lain sebagai berikut. Jenis Laporan Oleh Diserahkan Tanggal, Jam Tempat Diterima Oleh Tanggal, Jam Tanda Tangan Hasil UAS Abdul 12/10/2007 jam Kantor Dinas Indra 12/10/2007 Hasil UKK Jeffrey 15/6/2008 Kantor Dinas Azis 15/6/2008 Hasil US Jeffrey 15/6/2008 Kantor Dinas Azis 15/6/2008 Rekapitulasi UAS, UKK, US Tampak bahwa rekapitulasi UAS, UKK, US masih belum disampaikan. Berarti, indikator SPM nomor 12 masih belum dipenuhi. 153

165 Indikator SPM nomor 13: Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS) Untuk menentukan apakah indikator SPM nomor 13 ini sudah terpenuhi atau belum, setiap satuan pendidikan perlu mengkaji dan menganalisis secara jujur dan cermat dokumendokumen yang memperlihatkan keterlibatan komite sekolah dalam pengambilan keputusan, rencana kerja tahunan yang dikembangkan, dan ketersediaan laporan proses pembelajaran dan pembelanjaan untuk biaya operasional dan investasinya di tempat umum. Misalkan diperoleh data tentang kajian penerapan MBS di suatu satuan pendidikan memberikan informasi sebagai berikut. Keterlibatan Komite Keberadaan Rencana Kerja Tahunan Ketersediaan laporan pertanggungjawaban Komite tidak aktif Ada Ada Maka kita bisa menyimpulkan bahwa indikator SPM nomor 13 ini masih belum sepenuhnya terpenuhi. Keterlibatan Komite Sekolah tampaknya masih perlu ditingkatkan. 154

166 REKAPITULASI IDENTIFIKASI KESENJANGAN PEMENUHAN SPM Setelah masing-masing indikator SPM ini dikaji keterpenuhannya, setiap SD/MI dan SMP/MTs dapat melakukan rekapitulasi tentang kesenjangan SPM yang ada di sekolahnya dengan mengisikan hasil analisis kesenjangan di atas ke dalam tabel berikut. No. IP Kesenjangan yang Teridentifikasi

167 Latihan Diskusi Kelompok Tahap I a. Instruksi Pelatih Judul Diskusi Kelompok Bagian 1 Tujuan Waktu Tahapan Kegiatan Lembar Kerja Memberikan pengalaman langsung pada peserta tentang bagaimana mengidentifikasi kesenjangan terhadap SPM 60 menit 1. Bagi peserta dalam kelompok kecil. 2. Pelatih menunjukkan Latihan b. Lembar Kerja, kepada peserta. 3. Berdasarkan data terlampir, minta peserta untuk menentukan kesenjangan yang masih ada dalam pemenuhan SPM. 4. Dampingi peserta dalam melakukan identifkasi ini. 5. Minta peserta untuk membuat rekapitulasi dari setiap indikator SPM yang ada di tingkat sekolah. 6. Menjelang akhir sesi ini, umumkan bahwa hasil rekapitulasi yang disusun akan digunakan sebagai bahan diskusi dengan kelompok lain. Latihan b. terlampir. Simpulan 156

168 1.3.2.b. Lembar Kerja: Data SDN Aidle Weiss 6) Data Jumlah Buku Teks Jumlah Buku Mata Pelajaran Kelas Jumlah Pesert a Didik Bahasa Indonesia Terser -tifikasi Matematika IPA IPS Penilaian Tersertifikasi Penilaian Tersertifikasi Penilaian Tersertifikasi Penilaian I II III IV V VI ) Data Alat Peraga IPA Jenis Peraga IPA Banyaknya Di Sekolah yang Dalam Kondisi Baik Tuntutan SPM Penilaian Model kerangka manusia 0 1 Model tubuh manusia 0 1 Bola dunia (globe) 3 1 Contoh peralatan optik 0 1 Kit IPA untuk eksperimen dasar 1 1 Poster IPA 4 1 8) Data Jumlah Buku Pengayaan Jenis Buku Fiksi Non Fiksi Banyaknya Kriteria SPM Penilaian Banyaknya Kriteria SPM Penilaian Pengayaan

169 9) Data Jumlah Buku Referensi Jenis Buku Jumlah Kriteria SPM Penilaian Referensi ) Data Jumlah Jam Belajar Per Minggu Kelas Jumlah Jam Belajar Per Minggu Berdasarkan Jadwal Pelajaran I 26 Penilaian II 26 III 28 IV 28 V 32 VI 32 11) Data Beban Kerja Guru No Nama Guru Kelas/Mata Pelajaran yang diampu Jumlah Jam Pertemuan Per Minggu Beban Mengajar Per Minggu Tugas Tambahan Beban Kerja Per Minggu Untuk Tugas Tambahan Total Beban Kerja Penilaian 1 Ahmad Kepala Sekolah Betty Cecep Daniel Eva Fitri

170 12) Data RPP dan Silabus Kesesuaian RPP dengan Silabus No Nama Guru Kegiatan Pembelajaran Indikator keberhasilan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1 Ahmad V V V V V 2 Betty V V V V V 3 Cecep V V V V V 4 Daniel V V V 5 Eva V V V 6 Fitri V V V 159

171 Latihan Lembar Bahan Bacaan. Identifikasi Kesenjangan Pemenuhan SPM untuk Dilaporkan Kepada Pemerintah PENDAHULUAN Standar Pelayanan Minimal yang baru menuntut tanggung jawab yang baru pula pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Dari 27 indikator pemenuhan SPM, Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota berkewajiban untuk mewujudkan indikator pencapaian SPM nomor 1 sampai dengan nomor 14. Indikator-indikator ini umumnya menuntut pengamatan di seluruh satuan pendidikan. Karena itu, untuk membantu Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota memenuhi tanggung jawabnya, satuan pendidikan perlu secara proaktif menyampaikan informasi terkait dengan pemenuhan indikator SPM tersebut. Setiap satuan pendidikan perlu mengkaji data-data yang diperoleh dari Modul 2B dan menentukan apakah indikator SPM nomor 1 s/d nomor 14 sudah terpenuhi atau belum. Berikut disajikan ilustrasi identifikasi kesenjangan untuk indikator nomor 1 sampai dengan nomor 14. IDENTIFIKASI ANALISIS KESENJANGAN Indikator SPM nomor 1: Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil. Misalkan diperoleh data sebagai berikut. No Nama Siswa Kelas Alamat tempat tinggal (permukiman) Jarak dari Rumah ke Sekolah Sekolah terdekat dari permukiman peserta didik yang kurang dari 3 km jaraknya (SD/MI) atau kurang dari 6 km (SMP/MTs) 1 Fatimah III Ds. Sukajadi 7 km SDN Sukamulya 2 3 Maka, sebenarnya indikator SPM nomor 1 sudah dipenuhi. Anak yang bersangkutan sebenarnya bisa bersekolah di SDN Sukamulya. Pemerintah tidak perlu risau memikirkan penyediaan sekolah lagi bagi Fatimah ini. 160

172 Indikator SPM nomor 2: Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. Misalkan diperoleh data sebagai berikut. No Rombongan Belajar Jum lah Sis wa Nomer Ruang Kelas Meja Guru Kondisi Baik Kursi Guru Kondisi Baik Meja Siswa Kondisi Baik Kursi Siswa Kondisi Baik Papan Tulis Kondisi Baik Jumlah Penilaian Jumlah Penilaian Jumlah Penilaian Jumlah Penilaian Jumlah Penilaian 1 VII 30 Ruang No.1 2 VIII 37 Ruang No. 2 3 IX 29 Ruang No. 3 1 M 1 M 32 M 32 M 1 M 1 M 1 M 17 M 17 M 1 M 1 M 1 B 30 M 30 M 1 M Berdasarkan data di atas, jumlah siswa di kelas VIII melebihi batas maksimal jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (yakni lebih dari 36). Berarti, Indikator SPM nomor 2 masih belum dipenuhi. Selanjutnya, ada satu kursi guru yang rusak pada kelas IX. Berarti ada lagi data tambahan yang menunjukkan bahwa indikator SPM nomor 2 masih belum terpenuhi. Indikator SPM nomor 3: Di setiap SMP/MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik Misalkan diperoleh data ruang laboratorium IPA sebagai berikut. No Ruang Lab IPA Ukuran Ruang Penilaian Banyaknya Meja Penilaian Banyaknya Kursi Penilaian 1 9 x 8 m 2 M 4 (ukuran besar) M 34 B Peralatan ruang laboratorium IPA No Jenis Peralatan Jumlah Kondisi Saat Ini 1 Kit mekanika 1 Baik, ada di ruang kepala sekolah 2 Kit listrik dan magnet 1 Baik, ada di ruang kepala sekolah 3 Kit optika 0 4 Kit hidrostatika dan panas 0 161

173 No Jenis Peralatan Jumlah Kondisi Saat Ini 5 Alat fisika 0 6 Model anatomi 0 7 Alat biologi 0 8 Peraga carta 1 Baik, ada di ruang laboratorium Berdasarkan data tersebut, tampak bahwa ada kesenjangan jumlah kursi siswa di ruang laboratorium IPA. Ruang laboratorium IPA ini memerlukan tambahan 2 kursi siswa. Selanjutnya, terkait dengan perangkat IPA, tampak bahwa di sekolah ini sedikitnya sudah ada perangkat IPA untuk keperluan eksperimen dan demonstrasi. Permasalahannya adalah bahwa perangkat tersebut perlu dimanfaatkan. Artinya, perangkat tersebut perlu diletakkan di ruang laboratorium, bukan di ruang kepala sekolah. Perangkat IPA tersebut perlu lebih banyak digunakan daripada sekedar dimiliki. Indikator SPM nomor 4: Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah/ madrasah yang terpisah dari ruang guru. Misalkan diperoleh data tentang ruang pimpinan sebagai berikut Perangkat Jumlah Dalam Kondisi Baik Penilaian Kursi pimpinan 1 M Meja pimpinan 1 M Kursi tamu 1 M Kondisi Ruang Guru Perabot Tuntutan SPM (jumlah guru = 8) Jumlah Yang Tersedia dalam Kondisi Baik Penilaian Kursi kerja guru 8 7 B Meja kerja guru 8 8 M Dari data di atas, tampak bahwa kebutuhan meja dan kursi di ruang pimpinan telah memenuhi persyaratan SPM, namun untuk ruang guru masih kekurangan satu buah karena ada satu buah kursi kerja yang kondisinya rusak. 162

174 Indikator SPM nomor 5: Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan. Misalkan diperoleh data sebagai berikut Status Sekolah Jumah Guru Penilaian Jumlah Siswa Penilaian SD di daerah khusus 4 M 127 M Berdasarkan data di atas, tampak bahwa meski jumlah guru yang ada hanya 4 orang, mengingat bahwa sekolah ini berada di daerah khusus, jumlah 4 orang itu sudah memenuhi SPM. Dari jumlah siswa yang sebanyak 127 orang, maka setiap orang guru menangani sebanyak 127/4 yang berarti 31,75 atau kurang dari 32 peserta didik per guru. Dengan demikian, indikator SPM nomor 5 terpenuhi. Indikator SPM nomor 6: Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran. Misalkan diperoleh data guru dari SMPN 17 Suka Tani sebagai berikut. Mata Pelajaran Jumlah Guru Mata Pelajaran Nama Guru Mata Pelajaran Penilaian 1. Pendidikan Agama 2 1. Drs. Sudirman 2. Sulistyawati, S.Pd M 2. PKn 1 1. Choyrul Anwar M 3. Bahasa Indonesia 4 1. Cholisotul Samsiah 2. Muhlis Anwar 3. Robiatul Adawiyah 4. Sri Retnaning 4. Matematika 2 1. Tuti Alawiyatus S 2. Suaibah M M 5. IPA 1 1. Ja far Shodiq M 6. IPS 1 1. Bani Masduki 2. Ibrahim Musthofa M 7. Bahasa Inggris 0 - B 163

175 Mata Pelajaran Jumlah Guru Mata Pelajaran Nama Guru Mata Pelajaran Penilaian 8. Pendidikan Seni dan Budaya 2 1. Muqoddas 2. Fadil Harun M 9. Pendidikan Keterampilan dan TIK 1 1. Zamron M 10. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1 1. Mualimin M Berdasarkan data di atas, tampak bahwa hampir semua mata pelajaran telah memiliki guru, kecuali Bahasa Inggris. Sesuai dengan aturan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator SPM nomor 6 masih belum dipenuhi. Indikator SPM nomor 7: Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Misalkan diperoleh data bahwa di SDN Tegangan sebagai berikut. Kualifikasi Akademi Sertifikat Pendidik No Nama Guru Jenjang Perguruan Tinggi Tahun Lulus Nomor Sertifikat Perguruan Tinggi Tahun Perolehan 1 Drs. Sudibyo S1 IKIP Malang UM Aminatus Shifa, S.Pd S1 UMM Choirul Anam D2 IKIP BU Ruwiyati, S.Pd S1 UMM Sri Mulyani, BA D3 IKIP Malang UM M. Aminuddin SPG Malang 1988 Dari data tersebut, tampak bahwa di SDN Tegangan tersebut, sudah ada 3 orang guru yang berkualifikasi S1, sehingga memenuhi batas minimal jumlah guru SD yang berkualifikasi S1 atau D-IV. Juga ada 2 orang yang telah tersertifikasi. Dengan demikian, indikator SPM nomor 7 telah dipenuhi di sekolah tersebut. 164

176 Indikator SPM nomor 8: Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%. Misalkan di MTs Subulus Salam Srengseng diperoleh data sebagai berikut. N o Nama Guru Mata Pelajaran Kualifikasi Akademi Jenjang Perg. Tinggi Tahun Lulus Nomor Sertifikat Sertifikat Pendidik Perg. Tinggi Tahun Perolehan 1 Drs. Subhan B. Indonesia S1 A B Drs. Ahmad, M.Pd. Matematika S2 A H. Tohari, B.A. IPA D3 B B M. Amir, S.E. B. Inggris S1 B Damam T, S.Pd. IPS S1 B Drs. Tulus, M.A. Pend. Agama S2 C B Juahir, B.A. PKn D3 C M. Dhofir, S.Pd. Penjaskes S1 A K. Khuluq, S.Pd. Pendidikan Seni & Budaya 10 M. Basri, S.T. Keterampilan & ICT S1 A 1996 S1 B 1998 Mengingat kelulusan S2 mempersyaratkan lulus S1, berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah guru yang memiliki ijazah S1 ada sebanyak 8 orang atau 80% dari jumlah keseluruhan guru. Berarti syarat 70% sudah terlampaui. Jumlah yang memiliki sertifikat ada 3 orang, atau baru 30% dari keseluruhan guru yang memiliki sertifikat pendidik. Ini berarti, masih kurang dari standar minimal yang ditetapkan (minimal 35%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator SPM nomor 8 masih belum dipenuhi. 165

177 Indikator SPM nomor 9: Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Mari kita perhatikan data guru pada MTs Subulus Salam yang tersedia pada tabel sebelumnya. No Nama Guru Mata Pelajaran Kualifikasi Akademi Jenjang Perg. Tinggi Tahun Lulus Nomor Sertifikat Sertifikat Pendidik Perg. Tinggi Tahun Perolehan 1 Drs. Subhan B. Indonesia S1 A B Drs. Ahmad, M.Pd. Matematika S2 A H. Tohari, B.A. IPA D3 B B M. Amir, S.E. B. Inggris S1 B Damam T, S.Pd. IPS S1 B Drs. Tulus, M.A. Pend. Agama S2 C B Juahir, B.A. PKn D3 C M. Dhofir, S.Pd. Penjaskes S1 A K. Khuluq, S.Pd. Pend. Seni & Budaya 10 M. Basri, S.T. Keterampilan & ICT S1 A 1996 S1 B 1998 Mari kita fokuskan perhatian kepada guru-guru mata pelajaran: Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Guru Matematika telah memiliki ijazah S1 tetapi belum bersertifikat pendidik. Guru IPA belum memiliki ijazah S1, meskipun sudah bersertifikat pendidik. Guru Bahasa Inggris sudah S1 tetapi belum bersertifikat pendidik. Hanya guru Bahasa Indonesia yang sudah berijazah S1 dan bersertifikat pendidik. Dengan demikian, indikator SPM nomor 9 masih belum terpenuhi. 166

178 Indikator SPM nomor 10: Di setiap kabupaten/kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Misalkan diperoleh data tentang Kepala Sekolah SD X sebagai berikut. Kualifikasi Akademi Sertifikat Pendidik No Nama Kepala SD/MI Jenjang Perg. Tinggi Tahun Lulus Nomor Sertifikat Perg. Tinggi Tahun Perolehan 1 Aloysius Mula, M.Si S2 A B 2007 Dari data tersebut, tampak bahwa Kepala SD X telah memenuhi indikator SPM nomor 10. Indikator SPM nomor 11: Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Misalkan diperoleh data tentang Kepala Sekolah SMP Abror sebagai berikut. No Nama Kepala SMP/MTs Jenjang Kualifikasi Akademi Perg. Tinggi Tahun Lulus Nomor Sertifikat Sertifikat Pendidik Perg. Tinggi Tahun Perolehan 1 M. Ridwan, M.Pd. S2 A C 2008 Dari data tersebut, tampak bahwa Kepala SMP Abror memenuhi indikator SPM nomor 11. Indikator SPM nomor 12: Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Misalkan diperoleh data: No Nama Pengawas Kualifikasi Akademi Jenjang Perg. Tinggi Tahun Lulus Nomor Sertifikat Sertifikat Pendidik Perg. Tinggi Tahun Perolehan 1 Imam Sujali, S.E. S1 UM 1977 Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa meskipun pengawas Imam Sujali sudah memiliki kualifikasi akademik S1 atau D-IV dari perguruan tinggi dan program studi yang sudah terakreditasi, namun yang bersangkutan masih belum memiliki sertifikat pendidik. Karena itu, indikator SPM nomor 12 masih belum terpenuhi. 167

179 Indikator SPM nomor 13: Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif. Misalkan data tentang pelatihan yang diikuti oleh guru-guru di SD Meumpek sebagai berikut. No Nama Pelatihan Terkait Kurikulum dan Pembelajaran Guru yang Pernah Ikut 1 KTSP 1. Sujarwo 2. Syafe i 3. Sri Rahayu 4. Sumini 2 PAKEM 1. Sujarwo 2. Sri Rahayu 3 Pembelajaran Quantum 1. Syafe i 2. A. Karim 3. M. Shobri Pelatih Pelaksanaan Tempat Pelatihan Waktu Pelatihan Tim PGSD UM UM 2 minggu DBE2 Hotel Majapahit 4 hari KPI SD Al Hikmah 3 hari Berdasarkan data di atas, belum terlihat adanya pelatihan yang dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk membantu pelaksanaan kurikulum secara lebih baik. Pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh para guru lebih banyak dilakukan oleh selain Pemerintah Kabupaten/Kota. Indikator SPM nomor 14: Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. Misalkan diperoleh informasi tentang kunjungan pengawas Drs. Suyitno ke SMP An Nuur pada tahun ajaran 2008/2009 sebagai berikut. No Tanggal Kunjungan Lama Kunjungan Kegiatan Yang Dilakukan Agustus jam Monitoring persiapan upacara peringatan hari kemerdekaan 19 September jam Monitoring pelaksanaan BOS 10 November jam Persiapan ujian semester 6 Januari jam Pemantauan pelaksanaan ujian semester 9 April jam Supervisi kelas dan pemberian masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru (Suyanto) 5 Mei jam Sosialisasi panduan pelaksanaan ujian kenaikan kelas dan format rapor 15 Juni jam Membuka lokakarya penyusunan persiapan pembelajaran tahun ajaran 2009/

180 Dari tabel di atas, tampak bahwa kunjungan pengawas Drs. Suyitno ke SMP An Nuur sudah cukup intensif. Meskipun tidak setiap bulan, mengingat satu pengawas memiliki beban tanggung jawab supervisi ke beberapa sekolah, maka frekuensi kunjungan ke SMP ini sudah cukup baik. Hanya saja, kalau dilihat dari kegiatan yang dilakukan, tampak bahwa kegiatan tersebut tidak terlalu fokus kepada supervisi dan pembinaan akademik. Karena itu, indikator SPM nomor 14 tampaknya masih belum terpenuhi. 169

181 Latihan Diskusi Kelompok Tahap a Instruksi Pelatih Judul Diskusi Kelompok Tahap 2 Tujuan Waktu Tahapan Kegiatan Lembar Kerja Memberikan gambaran pada peserta tentang cara mengidentifikasi kesenjangan kondisi di sekolah terhadap indikator-indikator SPM. 80 menit (termasuk sharing dengan kelompok lain) 1. Dari hasil latihan sebelumnya, pelatih meminta kepada setiap kelompok untuk merumuskan rekomendasi agar SPM bisa terpenuhi. 2. Pelatih memberikan waktu 40 menit bagi setiap kelompok untuk merumuskan rekomendasi yang sejalan dengan hasil analisis kesenjangan pemenuhan SPM. 3. Setelah 40 menit berlalu, pelatih meminta hasil kerja dari masingmasing kelompok dikirimkan ke kelompok lain dengan didampingi oleh salah seorang wakil kelompok. 4. Kelompok lain kemudian mengkaji dan mengadakan tanya jawab untuk hal-hal yang dianggap penting kepada wakil kelompok. 5. Pelatih mendorong agar karya dari setiap kelompok setidaknya dikaji oleh dua kelompok lain. Karena itu, setelah 15 menit dikaji, pelatih meminta karya tersebut dikirimkan ke kelompok lainnya. 6. Setelah 2 kali 15 menit, karya tersebut dibawa kembali ke kelompok asal dan berbagi ide dengan anggota kelompok semula (kurang lebih selama 10 menit) tentang hal-hal yang ditemukan selama berbagi dengan kelompok lain. Catatan: Bentuk sharing bisa saja dilakukan dengan model SHOPPING. Hasil kerja kelompok dipajangkan di dinding. Satu orang wakil kelompok menjaga pajangan, dan kelompok lain mengunjungi pajangan demi pajangan sambil mengadakan tanya jawab. Setelah memperoleh masukan dari kelompok lain, pajangan diperbaiki sesuai dengan masukan yang diterima. Terlampir 170

182 1.3.3.b. Lembar Kerja Rekapitulasi Identifikasi Kesenjangan Rekomendasi Pemenuhan SPM Setelah masing-masing indikator SPM dikaji keterpenuhannya, sekolah/madrasah dapat melakukan rekapitulasi tentang kesenjangan SPM yang ada ditemukan dengan mengisikan hasil analisis kesenjangan ke dalam tabel berikut. No. IP 1 Kesenjangan yang Teridentifikasi Rekomendasi Pemenuhan SPM

183 No. IP 7 Kesenjangan yang Teridentifikasi Rekomendasi Pemenuhan SPM

184 Lembar Bahan Bacaan Kasus # 1 : 3,5 Tahun Joni Ngajar Kelas I-VI Sendiri Minggu, 18 Juli :48 WIB KOMPAS.com - Namanya Joni. Umur 38 tahun. Joni bekerja sebagai guru sekolah dasar negeri di wilayah pedalaman Dusun Gun Jemak di daerah tapal batas Kalimantan Barat - Sarawak (Malaysia). Joni sempat 3,5 tahun mengajar murid dari kelas satu sampai enam sendirian saja, tanpa ada guru lain yang membantunya. "Saya, sempat kurang lebih 3,5 tahun mengajar sendirian di enam kelas sekaligus. Pada awalnya memang kesulitan, tetapi lama kelamaan menjadi biasa," kata Joni guru SD 16 Gun Jemak, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menceritakan pengalamannya menjadi guru di desa terpencil. Ia mengungkapkan mulai mengajar sendiri tidak lama setelah ia diterima sebagai guru berstatus pegawai negeri sipil pada tahun Sebelumnya selama dua tahun ia adalah guru honorer. Kurang lebih 3,5 tahun lamanya ia mengajar anak murid dari kelas satu sampai kelas enam dengan cara menggabungkan enam kelas ke dalam tiga ruang kelas. Untuk kelas satu digabung dengan kelas dua, kelas tiga digabung dengan kelas empat, dan kelas lima dengan kelas enam. "Penggabungan itu untuk mempermudah proses belajar dan mengajar," kata lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Sanggau tahun 1986 itu. Dengan niat tulus dan kegigihannya, proses pembelajaran bisa tetap berlangsung, bahkan kini anak didiknya ada yang sampai menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di bangku kuliah, jelasnya. Gun Jemak adalah sebuah dusun yang terletak di hulu Sungai Sekayam dan hanya bisa ditempuh menggunakan jalur transportasi sungai, misalnya speedboat atau sampan, yang waktu tempuhnya mencapai delapan jam dari ibu kota kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Joni mengatakan, pada awalnya SD yang ada di Gun Jemak memiliki lima guru, termasuk Joni. Namun, empat guru tidak betah dengan kondisi di daerah yang terpencil, sehingga meminta pindah dan meninggalkan Joni sendiri. Keadaan seorang diri sempat membuat dirinya menjadi pusing, harus bagaimana menjalankan sebuah sekolah dan proses belajar mengajarnya. "Jika saya berdiam diri, maka bagaimana dengan pendidikan anak-anak di daerah terpencil ini, dan saya sebagai guru harus bertanggung jawab secara moral dan berkewajiban untuk menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Maka saya terus mengajar walaupun hanya sendiri," kata Joni mengisahkan. Ia pun memboyong keluarganya termasuk tiga anaknya ke dusun pedalaman itu agar dirinya betah di tempat mengajar. Ia mengatakan, istrinya sangat mendukung dan memotivasi dirinya untuk terus memberikan yang terbaik bagi anak-anak bangsa di Gun Jemak. Namun tahun ini Joni tidak lagi mengajar sendiri, karena pada tahun 2009 datang guru bantu lainnya yang ditugaskan di daerah tersebut. Selain itu ada tambahan guru honorer dari warga setempat untuk membantu menjalankan tugas mengajar sehari-hari. 173

185 Akhir tahun 2009, Joni mendapatkan tugas baru sebagai guru di SD mini yang hanya memiliki kelas satu sampai kelas tiga di Dusun Gun Tembawang. Lokasinya lebih dalam ke pehuluan lagi, kurang lebih dua jam jalan kaki dari Gun Jemak. Sebenarnya dusun Gun Tembawang adalah dusun lama sebelum adanya kampung baru Gun Jemak. Menurut dia, di daerah Gun Tembawang jumlah muridnya kurang lebih 43 siswa dari kelas satu sampai tiga. Sebelum adanya SD mini, katanya, kebanyakan anak-anak usia sekolah enggan menuntut ilmu, karena jarak tempuh cukup jauh dan menembus hutan lebat untuk bersekolah di SD Gun Jemak. "Mereka harus berangkat subuh jika tidak ingin terlambat bersekolah. Sangat memprihatinkan sekali," katanya. Adanya SD mini itu, yang dibangun secara swadaya masyarakat bersama komite sekolah setempat, merupakan solusi agar anak-anak pedalaman bisa bersekolah. Demikian pula baru-baru ini dibangun rumah dinas guru yang dibangun secara swadaya. Joni mengakui bahwa dirinya tidak ada niat untuk pindah dari daerah tersebut, karena sudah merasa dekat dengan masyarakat setempat. Harapan dirinya saat ini hanyalah ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, karena dirinya hanya tamatan SPG. "Kalau ada peluang, ingin kuliah lagi untuk menambah disiplin ilmu, itu pun jika pemerintah mengizinkan," katanya sambil tersenyum. Sekarang Joni tengah mempersiapkan segala kebutuhan untuk tahun ajaran baru di sekolah dasar mini yang ada di Gun Tembawang, mulai dari kapur tulis, buku-buku pelajaran hingga pengadaan peta. Semuanya dibeli di kota kecamatan dengan waktu tempuh lebih dari delapan jam. Editor: Abi Sumber : ANT 174

186 Lembar Bahan Bacaan Kasus # 2: Penilaian Pendidikan: Encouragement oleh Rhenald Kasali Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellent) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. Maaf Bapak dari mana? Dari Indonesia, jawab saya. Dia pun tersenyum. Budaya Menghukum Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. Saya mengerti, jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak-anaknya dididik di sini, lanjutnya. Di negeri Anda, guru sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! Dia pun melanjutkan argumentasinya. Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat, ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita. Saya teringat betapa mudahnya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai A, dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut menelan mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. Ketika seorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marahmarah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan 175

187 melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan, ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal. Anakanak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti. Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan gurunya salah. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda. Melahirkan kehebatan. Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan atau rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman : Awas...; Kalau...; Nanti...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah. Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di pihak lain dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat.temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. Tetapi ada juga orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. Sumber: Sindo, Kamis 15 Juli IM2 Netsafe: Ayo dukung Internet Sehat dan aktifkan fitur Netsafe untuk blokir situs-situs negative

188 Rencana Sesi 4(Modul 1) APLIKASI PELAPORAN DAN MANAJEMEN INFORMASI SEKOLAH/ Tool for Reporting and Information Management by School (TRIMS) SESI 4 A. PENGANTAR Education Management Information System (EMIS) merupakan suatu sistem untuk mengumpulkan, memproses dan diseminasi data dan informasi untuk mendukung penentuan kebijakan, analisis kebijakan, perencanaan, monitoring dan manajemen di semua level sistem pendidikan. Sistem yang dimaksud disini mencakup sumber daya personil, teknologi, metodologi, proses, prosedur dan regulasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk mendukung para penentu kebijakan di bidang pendidikan. EMIS diharapkan dapat menghasilkan data yang komprehensif, terintegrasi, relevan, reliabel, tidak ambigu dan dapat digunakan tepat waktu. 1 Data pendidikan yang baik tidak hanya diperlukan dalam hal perencanaan seperti penyusunan rencana pembangunan, strategi, rencana kerja dan road map. Namun juga penting untuk melihat tingkat kemajuan dan evaluasi pendidikan di Indonesia. EMIS diharapkan dapat mensinkronisasi sejumlah data yang selama ini dimiliki oleh sekolah, Dinas Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota, serta Kementerian Pendidikan Nasional. Sementara itu, pada level internasional, EMIS diharapkan dapat memberikan data dan informasi akurat terkait pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) yaitu mencapai pendidikan dasar untuk semua. Di beberapa negara lain, EMIS telah diimplementasikan terlebih dahulu. Sebagai misal, Guatemala telah memulai proyek EMIS pada tahun Sedangkan Meksiko telah melakukan perbaikan terhadap kualitas data dan informasi pendidikan guna memperbaiki kualitas sekolah. Hal serupa juga dilakukan oleh Brazil. 2 Sedangkan Nigeria memiliki NEMIS yang telah dikembangkan sejak Nigeria melakukan lebih dari tiga kali sensus sekolah sejak Namun data yang terkumpul cenderung tumpang tindih dan belum mampu dijadikan basis data bagi perencanaan pendidikan nasional. Melalui program Education Strategic Plans (ESP) dari Bank Dunia pada tahun , Nigeria terus memperbaiki EMIS. EMIS pada level nasional pertama kali digunakan sebagai baseline data dalam Kaduna Education Summit pada bulan Juli EMIS juga telah dikembangkan di Mozambik sejak Data dikumpulkan pada level provinsi sedangkan analisis dilakukan pada level nasional. Dengan EMIS, Departemen Pendidikan Mozambik dapat menyusun dua laporan statistik tiap tahunnya, yaitu annualschool survey dan annualschool results. Keunggulan EMIS terletak pada kemudahan dalam melakukan input data. Hal ini merupakan faktor yang menentukan keberlanjutan EMIS di Mozambik. Selain itu, EMIS 1 Tom Cassidy, EMIS Development in Latin America and the Carribean: Lessons and Challenges. IDB, Ibid 3 World Bank, InfoDev Program (2006), Education Management Information System: a Short Case Study of Nigeria. Working Paper No.5, Cambridge Education. 177

189 dapat membantu sekolah dalam menyusun perencanaan dimana kegiatan tersebut sebelumnya hanya dilakukan pada level kebijakan di tingkat nasional. 4 Pada tingkat nasional, Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2007 mengembangkan Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan berbasis Web (PadatiWeb), yang dikelola oleh Balitbang. PadatiWeb lebih berfungsi sebagai data base pendidikan, namun hingga kini belum banyak informasi pendidikan yang dapat diunduh pada situs tersebut. 5 Di sisi lain, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar Menengah memiliki data sekolah yang diperoleh dari proses pendataan dan penyaluran dana BOS. Namun data tersebut terbatas pada jumlah siswa di tiap sekolah sehingga belum cukup untuk digunakan dalam mendukung perencanaan baik di tingkat sekolah maupun Dinas Pendidikan. Selain PadatiWeb, terdapat Paket Aplikasi Sekolah (PAS) yang membantu administrasi sekolah sehari-hari serta terhubung dengan form LI dalam PadatiWeb. Beberapa aplikasi analisis lainnya juga telah dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan beberapa lembaga donor, seperti dalam proyek BERMUTU, Bank Dunia; DPISS (District Planning Information Support System) pada proyek DBE-1, USAID; Analisis Data dan Perencanaan Pendidikan, proyek MGPBE, UNICEF dan MBE USAID dan Pengelolahan Data Sekolah, proyek DBEP, Depdiknas-ADB. 6 Sedangkan untuk Kementerian Agama, sejak tahun 1994 sudah memiliki EMIS yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. EMIS pertama kali dikembangkan melalui proyek Junior Secondary Education Project (JSEP) atas dukungan pendanaan dari ADB pada tahun Perkembangan EMIS terus dilakukan melalui proyek lainnya yaitu Basic Education Project (BEP) dan The Development of Madrasah Aliyah Project (DMAP) pada tahun 2000 dimana keduanya juga didukung oleh ADB. Sejak 2001, EMIS telah sepenuhnya mendapat dukungan pendanaan dari APBN. 7 Keberadaan data pendidikan di Indonesia telah lama dikumpulkan di berbagai level institusi pendidikan. Namun data tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini karena belum adanya satu sistem pelaporan informasi pendidikan secara khusus. Berdasarkan pertimbangan diatas, melalui Program Basic Education Capacity-Trust Fund (BEC-TF) telah dikembangkan TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by School). Melaui aplikasi TRIMS diharapkan mampu mendukung sinkronisasi semua data yang telah dikumpulkan oleh sekolah dan dinas pendidikan setempat. Aplikasi TRIMS dibuat berdasarkan format pelaporan yang telah ada sebelumnya sehingga sekolah dapat melakukan input data dengan mudah. TRIMS juga dilengkapi dengan indikator SPM sehingga data yang di-input oleh sekolah dapat dimanfaatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Sekolah (RPS), Renstra Sekolah, Rencana Kerja Kepala Sekolah dan dokumen perencanaan lainnya. Bagi Kementerian Pendidikan Nasional, aplikasi TRIMS dapat menyediakan data yang mendukung proses penentuan kebijakan, perencanaan, monitoring dan manajemen. 4 World Bank, InfoDev Program (2006), Education Management Information System: a Short Case Study of Mozambique. Working Paper No. 3, Cambridge Education. 5 Lihat 6 BEC-TF Program, World Bank, European Union, Pemerintah Belanda dan Kementrian Pendidikan Nasional, ModulSistem Informasi Manajemen Pendidikan 7 Departemen Agama Republik Indonesia, Dirjen Pendidikan Islam (2009). Pedoman Mekanisme Pendataan Lembaga Pendidikan Islam. 178

190 Untuk mendukung efektivitas dan ketepatan dalam penyampaian materi aplikasi TRIMS terdapat beberapa strategi yang perlu dilakukan, yaitu: 1. Sebelum pelatihan dilaksanakan, peserta pelatihan terlebih dahulu sudah menerima materi-materi yang terkait aplikasi TRIMS melalui Paket CD Materi Pelatihan BOS. Selain itu, penyampaian materi aplikasi TRIMS dilakukan melalui pengiriman dan/atau up loading di website Kementerian Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, 2. Pada saat pelaksanaan ToT BOS pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota disampaikan dan didistribusikan materi yang terkait aplikasi TRIMS kepada peserta ToT sehingga pada saat Pelatihan BOS di tingkat sekolah dapat didistribusikan kepada peserta dari sekolah/madrasah, 3. Setelah penyampaian aplikasi TRIMS dalam Pelatihan BOS, untuk menampung dan menjelaskan berbagai pertanyaan mengenai apilkasi TRIMS yang berasal dari sekolah maka perlu dibentuk personel atau tim yang bertanggung jawab pada Kantor Dinas Pendidikan di level provinsi dan kabupaten/kota terkait. B. TUJUAN Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan: 1. Latar belakang dan karakteristik aplikasi TRIMS. 2. Pemanfaatan out put TRIMS bagi sekolah/madrasah. 3. Langkah pentingdalam aplikasi TRIMS. C. POKOK BAHASAN 1. PengantarAplikasi TRIMS. 2. PemanfaatanKeluaran TRIMS bagi Sekolah/Madrasah. 3. Beberapa Langkah Penting dalamaplikasi TRIMS: a. Menyiapkan aplikasi TRIMS di Komputer termasuk Penyesuaian Setting Security pada Excel 2003 dan 2007 serta Membuka Excel untuk Memulai TRIMS, b. Input data TRIMS, c. Validasi Data dan Simpan, d. Analisis Sederhana, e. Cetak Hasildan Mengirim File TRIMS. D. WAKTU Alokasi waktu yang tersedia untuk sesi iniadalah 120 menit. 179

191 E. METODE 1. Presentasi. 2. Demonstrasi melalui video tutorial. 3. Diskusi dan tanya jawab. F. ALAT DAN BAHAN 1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, flipchart. 2. Silabus Modul 1 Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah. 3. Rencana Sesi 4. Aplikasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah/Tool for Reporting and Information Management by School (TRIMS) 4. Power point (PPt) Video tutorial dengan narasinya serta manual TRIMS versi elektronik dan cetak. 6. Lembar Bahan Bacaan Petunjuk Ringkas TRIMS v25i Versi Elektronik. 7. Lembar Bahan Bacaan Petunjuk Ringkas TRIMS v25i Versi Cetak. 8. Lembar Bahan Bacaan Panduan Narasi Pelatih, Video Tutorial TRIMS. G. STRATEGI Di dalam penyajian sesi TRIMS ini telah disusun beberapa tahapan dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pelatihan berlangsung, yaitu ; Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan Tahap 1. Pengantar Aplikasi TRIMS Tahap 2. Manfaat Keluaran TRIMS bagi Sekolah/ Madrasah 1. Pelatih menyampaikan mengapa aplikasi TRIMS perlu digunakan. 2. Pelatih menjelaskan karakteristik penggunaan aplikasi TRIMS. 3. Pelatih menjelaskan jenis-jenis data dalam aplikasi TRIMS. 4. Pelatih menjelaskan TRIMS dalam sistem EMIS saat ini. Materi tambahan: Pengantar MsExcel 1. Pelatih memberikan penjelasan tentang manfaat apa saja yang diperoleh sekolah/madrasah dengan menerapkan aplikasi TRIMS. 20 menit PPt 1-15 PPt Pengantar Ms Excel 20 menit PPt PPt Manfaat Keluaran TRIMS bagi Sekolah/ Madrasah 180

192 Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan 2. Pelatih memberikan uraian tentang manfaat nyata keluaran TRIMS dalam fokus kajian berikut: penyusunan perencanaan pengembangan sekolah/madrasah, penilaian kinerja sekolah/madrasah melalui tolok ukur SPM, evaluasi kemajuan sekolah/madrasah dan penilaian kondisi keuangan sekolah/madrasah. 3. Contoh kasus pemanfaatan keluaran aplikasi TRIMS. Tahap 3. Aplikasi TRIMS menggunakan Tutorial TRIMS 1. Pada bagian awal, pelatih menjelaskan secara singkat 5 langkah menjalankan aplikasi TRIMS dan memberikan waktu 1 menit kepada peserta untuk mengendapkan 5 langkah tersebut dalam pikiran mereka sebelum memulai menayangkan satu demi satu. 2. Pelatih menayangkan tutorial TRIMS dan memandu peserta untuk memahami tayangan tersebut melalui fasilitator note yang disediakan sesuai dengan tayangan Tutorial TRIMS. 3. Pada bagian bagian tertentu tutorial akan berhenti untuk membantu peserta memahami isi tutorial. Ketika berhenti akan muncul tanda panah arah kiri dan kanan seperti ini :, klik panah ke kiri untuk mengulang bagian ini dan klik panah ke kanan untuk meneruskan. 4. Pelatih memberikan kesempatan tanya jawab/ klarifikasi kepada peserta setiap kali tayangan tutorial berhenti untuk pada setiap bagian yang bertanda panah. Apabila perlu diulang tayangan tersebut, maka klik panah tanda panah ke kiri. 5. Pada setiap bagian dari lima langkah tutorial, slide akan berhenti. Untuk melanjutkan klik pada tulisan biru berikutnya setelah tulisan berwarna merah. Titik-titik berhenti utama (yang tidak ada tanda panah) meliputi: 60 menit PPt Tutorial TRIMS LBB

193 Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan a. Menyiapkan data dan aplikasi trims, b. Entri data, c. Validasi data dan menyimpan data, d. Analisa sederhana, e. Mencetak laporan dan mengirim file. Materi Tambahan: cara pembuatan dan teknik mengirimkan melalui internet serta penjelasan mengenai aplikasi TRIMS dengan versi cetak. Tahap 4. Diskusi dan Tanya Jawab Setelah penyampaian materi, akan dilakukan diskusi dan tanya jawab antara pelatih dengan peserta pelatihan. 20 menit H. BAHAN BACAAN 1. Panduan Aplikasi TRIMS, baik elektronik maupun non elektronik 2. Contoh aplikasi TRIMS yang sudah terisi 3. Pelaporan dan manajemen data dan informasi tingkat sekolah 4. Manajemen Berbasis Sekolah, Agus Dharma, Pusdiklat Pegawai Depdiknas, Tutorial Cara Membuat Yahoo Indonesia, 6. Tutorial Membuat di Gmail, 7. Tutorial Microsoft Excel, IlmuKomputer.Com,

194 1 Sesi 4 Aplikasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah/Madrasah Tool for Reporting and Information Management by Schools (TRIMS) Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan penjelasan tentang judul yang akan dibahas dalam sesi 4. Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang sebuah aplikasi baru yang membantu dalam penyusunan pelaporan sekolah/madrasah untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan kebijakan, perencanaan, penganggaran, monitoring, dan evaluasi sekolah/madrasah. Tujuan Sesi 2 Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan Latar Berlakang dan Karakteristik Aplikasi TRIMS, 2. Menjelaskan Manfaat Keluaran TRIMS bagi Sekolah/Madrasah, 3. Menjelaskan Langkah Penting dalam Aplikasi TRIMS, 4. Mampu menggunakan Aplikasi TRIMS, 183

195 Mengapa slide ini penting? Pada bagian slide ini mencantumkan apa yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam workshop ini. Terdapat beberapa tujuan sesi yang akan diurai satu per satu yang menjadi informasi penting di awal presentasi pelatihan. Inti uraian: Peserta diminta untuk membaca dan mengendapkan dalam pikiran mereka satu demi satu tujuan sesi ini. Hal ini cukup penting agar selama proses pelatihan berlangsung, peserta diharapkan mengevaluasi dirinya sendiri apakah tujuan-tujuan tersebut telah tercapai untuk mereka. Tidak ada salahnya juga pelatih menanyakan lagi kepada peserta pada akhir setiap sesi apakah mereka sudah memahami apa yang telah disampaikan. Tanya peserta berapa lama mereka membuat laporan? Pokok Bahasan 3 1. Pengantar TRIMS. 2. Pemanfaatan Keluaran TRIMS. 3. Beberapa Langkah Penting Mengoperasikan Aplikasi TRIMS. Mengapa slide ini penting? Slide ini mencantumkan 3 hal yang akan dibahas dalam sesi ini. Inti uraian: 1. Dalam pengantar TRIMS dibahas tentang apa, mengapa, dan bagaimana TRIMS. 2. Dalam Pemanfaatan Keluaran TRIMS diuraikan tentang manfaat TRIMS bagi operasional dan kajian pengembangan sekolah/madrasah. 3. Bagian ketiga menguraikan 5 langkah dalam mengoperasikan TRIMS. 184

196 4 Pengantar TRIMS Tool for Reporting and Information Management by Schools Aplikasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan pengenalan awal dan mendasar mengenai aplikasi TRIMS. Inti uraian: Pelatih menjelaskan secara singkat isi utama slide sebelum satu demi satu dibahas lebih jauh, yaitu Apa dan Mengapa TRIMS serta Karakter TRIMS dan bagaimana operasionalisasinya untuk sekolah yang tidak mempunyai komputer dan atau internet. Proses pelatihan dan pemahaman peserta serta kertertarikannya. Apakah TRIMS itu? 5 TRIMS merupakan sistem informasi pendidikan yang diharapkan mampu mensinkronisasikan data-data penting yang telah dikumpulkan oleh sekolah/madrasah. TRIMS dapat dijalankan dengan praktis dan mudah dengan menggunakan program Microsoft Excel versi 2003 atau TRIMS memperkuat Education Management Information System (EMIS) dalam rangka mendukung monitoring dan evaluasi, pelaporan, kebijakan strategis, serta perencanaan dan penganggaran. TRIMS tidak hanya sebagai pengumpul data, tetapi secara otomatis menyediakan bahan dan informasi bagi sekolah/madrasah berupa grafik dan tabel indikator utama dalam pendidikan, termasuk capaian Standar Pelayanan Minimum (SPM). 185

197 Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan penjelasan kepada peserta untuk mengenal TRIMS secara umum terlebih dahulu sebelum diurai secara terinci. Pertanyaan tentang apakah TRIMS itu sangat urgen untuk memberikan posisitioning TRIMS. Inti uraian: Pengenalan TRIMS secara umum mencakup 3 hal utama yaitu secara teknis, fungsi, serta manfaat secara umum. Perlu ditekankan bahwa fungsi TRIMS bukanlah hanya pengumpul data, tetapi juga menyediakan bahan dan informasi utama melalui grafik dan tabel. Mengapa TRIMS? 6 Mendorong pemanfaatan data dan informasi. Perlunya perubahan paradigma bagi sekolah/madrasah dari pengumpul data menjadi pengguna data Mampu meningkatkan cakupan dan kualitas data (akurasi, relevansi, ketersediaan, dan ketepatan waktu). Kesenjangan kapasitas antar sekolah/madrasah dan daerah, baik infrastruktur maupun kapasitas SDM. Menyediakan data dan informasi yang akurat bagi sekolah/madrasah dalam penyusunan RKT dan RKS, keuangan serta monitoring dan evaluasi pencapaian SPM. Relevan dengan desentralisasi pendidikan. Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan kerangka pemikiran mengapa TRIMS itu penting untuk diimplementasikan oleh sekolah/madrasah. Dengan mengimplementasikan TRIMS maka akan memberikan added value untuk sekolah/madrasah itu sendiri. Inti uraian: Slide ini menekankan beberapa aspek yang menjadi alasan pentingnya TRIMS dalam konteks kondisi EMIS saat ini. Hal ini merupakan reformasi EMIS. 186

198 7 Karakter TRIMS Tidak perlu install program baru karena berbasis Excel 2003 atau Proses sederhana dengan keterampilan komputer yang minimal. Klik dan Klik minimalisasi pengetikan dan kesalahan input. Validasi data secara otomatis. Mudah dikirim dan di-copy karena ukuran file yang kecil (< 2MB). Hasil ringkas (tabel, grafik, indikator) langsung dapat dimanfaatkan oleh sekolah/madrasah. Mengapa slide ini penting? Pada bagian slide ini akan menjelaskan ciri khas aplikasi TRIMS secara lebih gamblang dan mudah. Dengan demikian, dari gambaran slide ini akan memberikan informasi yang sangat signifikan mengenai penerapan TRIMS di sekolah/madrasah. Inti uraian: Fokus dari slide ini adalah dalam kemudahan dan kesederhanaan TRIMS sekaligus memberikan hasil yang maksimal (grafik dan tabel). 187

199 Kelompok Data TRIMS 8 Data Pendidikan 1. Data siswa. 2. Sarana dan prasarana. 3. Kualitas pengawasan dan pelaporan. 4. Sumber daya KBM. 5. Kurikulum. 6. Manajemen. 7. Teknologi informasi dan komunikasi. 8. Pendidik dan tenaga kependidikan. Data Keuangan 1. Jenis dan sumber penerimaan 2. Pengeluaran (mengacu BOS K-2). 3. Penerimaan BOS: Aktual dan yang diharapkan. Mengapa slide ini penting? Slide ini ingin menunjukkan beberapa jenis data yang dimasukkan ke dalam aplikasi TRIMS. Jenis data apa saja yang akan dimasukkan ke dalam TRIMS sudah terklasifikasi secara lebih mudah. Inti uraian: Data-data tersebut merupakan data yang selama ini sudah dikumpulkan sekolah/madrasah. Jadi bukan data yang sama sekali baru sehingga tidak akan menyulitkan sekolah/madrasah. 188

200 Bagaimana Jika Sekolah/Madrasah Tidak Mempunyai Komputer dan atau Internet? Ada Jaringan Internet Tidak ada Jaringan Internet Mempunyai Komputer dan atau Internet? Tersedia Komputer KONDISI 1: Sekolah/Madrasah mengisi TRIMS dan langsung mengirimkan file TRIMS ke Dinas Pendidikan dengan surat ( ) ke alamat yang sudah ditentuan. KONDISI 2: Sekolah/madrasah mngisi TRIMS di komputer Mengirimkan file TRIMS kepada Dinas Pendidikan melalui: dengan mencari akses internet terdekat (warnet, telkomnet,dll) atau Dengan media disket, flashdisk, CD, dll, baik melalui UPTD, pengawas sekolah/madrasah, maupuan datang langsung ke dinas pendidikan. Tidak Tersedia Komputer KONDISI 3: Sekolah/madrasah mengisi data pada TRIMS versi cetak Mentransfer ke TRIMS elektronik (exce) pada komputer yang bisa diakses, misalnya di sekolah/madrasah lain dalam satu gugus, di UPTD atau di kantor dinas kirim ke Dinas dengan . KONDISI 4: Mengisi TRIMS versi cetak Mentransfer ke TRIMS elektronik (excel) melalui komputer yang bisa diakses, misalnya di seolah lain dalam satu gugur, di UPTD, atau di kantor dinas Mengirimkn file TRIMS kepada Dinas Pendidikan melalui: dengan mencari akses internet terdekat (warnet, telkomnt,dll) atau Dengan media diket, flashdisk, CD, dll, baik melalui UPTD, pengawas sekolah/madrasah, maupuan datang langsung ke dinas pendidikan. 9 Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan penekanan bahwa apa pun kondisi sekolah/madrasah, maka TRIMS itu tetap dapat diimplementasikan sesuai dengan kapasitas IT sekolah/madrasah masing-masing. Hal ini mengingat bahwa kapasitas IT antar sekolah/madrasah sangat bervariasi dan TRIMS berusaha menfasilitasi semua kondisi tersebut. Inti uraian: Pelatih harus menekankan bahwa TRIMS tidak menganaktirikan sekolah/madrasah yang tidak mempunyai komputer dan atau internet karena masih bisa menjalankan dan mengirimkan TRIMS sesuai matrik kondisi di atas. Termasuk dalam DVD ada guidline untuk membeli komputer dan akses internet. 189

201 TRIMS dan Paket Aplikasi yang Sudah Ada 10 TRIMS merupakan alat bantu yang dikembangkan melalui Program Basic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF). TRIMS tidak dimaksudkan untuk menggantikan atau meniadakan aplikasi lainnya namun memperkuat aplikasi yang sudah ada sebelumnya TRIMS memperkuat pada aspek kemudahan baik input maupun output terkait dengan pendataan di sekolah/madrasah dan juga dalam pemanfaatan data dan informasi serta pelaporan. Dalam proses pengembangan aplikasi TRIMS ini sudah dikoordinasikan dengan Pusat Statistik Pendidikan (PSP) Balitbang Kemdiknas yang mengembangkan Paket Aplikasi Sekolah (PAS) dan Lembar Individu (LI). Mengapa slide ini penting? Slide ini ingin menjelaskan bahwa sebelum ada TRIMS yang merupakan salah satu bentuk aplikasi dalam EMIS, sudah ada aplikasi-aplikasi lainnya. Keberadaan TRIMS bukan untuk menegasikan aplikasi lain yang sudah dikembangkan terlebih dahulu, tetapi TRIMS dapat dijalankan secara sinergis dengan aplikasi lainnya. Inti uraian: Memberikan penjelasan beberapa hal fundamental yang terdapat dalam TRIMS. Hal yang paling pokok adalah bahwa kehadiran TRIMS untuk memperkuat aplikasi EMIS lainnya. Di dalam pengembangan TRIMS ini bukan hanya berjalan secara parsial tetapi sudah dilakukan berbagai upaya koordinasi dan konsolidasi dengan berbagai stakeholders lainnya. 11 Materi Tambahan Pengantar Aplikasi Excel 190

202 Mengapa slide ini penting? Slide ini memberikan informasi tambahan yang penting bagi sekolah/madrasah yang tingkat kemampuan penggunaan komputer, seperti aplikasi Excel, masih sangat rendah. Inti uraian: Alangkah baiknya jika peserta ditanya apakah mereka pernah membuka komputer dan mengoperasikan Excel. Jika sebagian besar sudah pernah mengoperasikan Excel, meskipun hanya sekali, slide pengantar Excel ini ini bisa dilewati atau ditayangkan secara cepat. Apa itu Excel? 12 Microsoft Office Excel (Microsoft Excel atau Excel) adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet elektronik yang memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik. Lebih fleksibel, bisa ditata sesuai kebutuhan serta bisa langsung menghitung, dengan menggunakan rumusan matematika. Lembar Kerja Elektronik Rumus untuk perhitungan Mengapa slide ini penting? Pada bagian slide ini hendak memperkenalkan kepada peserta mengenai pemahaman secara umum tentang apa itu aplikasi excel. Inti uraian: Pelatih hendaknya menfokuskan pada contoh tampilan perbedaan lembar kerja manual dan elektronik. 191

203 Mengenal Layar Excel 13 Baris Judul (Title Bar) Baris Menu ( Menu Bar) Nama Baris Sel D6 Nama Kolom Sel I9 Nama Sheet Mengapa slide ini penting? Setelah dijelaskan mengenai pemahaman umum excel, maka hal yang sangat penting berikutnya adalah dimana aplikasi excel itu dapat dijalankan. Untuk itu, visualisasi layar excel menjadi sangat urgen. Inti uraian: Pelatih menjelaskan beberpa menu penting yang terdapat di dalam layar excel. Dan perlu dijelaskan maksud dan fungsi dari masing-masing menu tersebut. 192

204 Bergerak Dalam Layar Excel Bergerak Dalam Layar Excel 14 Mengapa slide ini penting? Pelatih perlu menjelaskan bagaimana mengoperasionalisasikan tombol dalam layar excel. Inti uraian: Pelatih hendaknya bisa menyebutkan beberapa tombol secara perlahan dan berurutan yang terdapat di dalam layar excel serta menjelaskan dari masing-masing tombol dimaksud. Dengan menguasai beberapa tombol tersebut maka peserta dapat mengerti untuk bergerak dalam layar excel. 193

205 Bekerja Dengan Worksheet 15 Contoh memakai Excel: Akan dihitung nilai BOS per triwulan Nilai BOS/siswa/tahun Rp , Jumlah Siswa : 150 siswa Jumlah triwulan dalam 1 Tahapan yang harus dilakukan: tahun= 4 1. Arah kursor pada Kolom C baris 4 (sel C4), Ketikan: Jumlah Siswa 2. Pindah kursor pada sel D4: ketikan angka Ketikan pada sel E4: siswa, el C5: Niai BOS persiswa/tahun, sel D5: , sel C6: Jumlah dana BOS Total, sel C8: Jumlah Triwulan, sel D8: 4, sel C9: BOS per triwulan. 4. Untuk meformat angka agar keluar pembatas digit dan desimal: tekan tanda 5. Ketikan formula pada sel D6: D4*D5 dan pada sel D9: D6/D8 Mengapa slide ini penting? Menunjukkan langkah-langkah dalam penggunaan lembar kerja Excel. Inti uraian: Pelatih menggunakan contoh yang tertera untuk memandu peserta memasukkan data ke dalam lembar kerja Excel. 194

206 16 Pemanfaatan Keluaran TRIMS Tool for Reporting and Information Management by School Aplikasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah Mengapa slide ini penting? Pemaparan slide ini untuk menegaskan berbagai pemanfaatan kelaran TRIMS bagi sekolah. Jadi, sangat diharapkan peserta dapat memahami dan mengerti hal-hal yang posistif dengan adanya TRIMS bagi sekolah mereka masing-masing. Inti uraian: Pelatih melalui slide ini bisa memberikan informasi awal terlebih dahulu beberpa pokok bahasan yang terkait dengan pemanfaatan keluaran TRIMS. Terdapat 3 pokok bahasan pada bagian ini yaitu manfaat TRIMS bagi operasional sekolah, manfaat TRIMS bagi kajian pengembangan sekolah dan baganimana memanfaatkan TRIMS untuk sekolah. 195

207 Manfaat TRIMS Bagi Operasional Sekolah/Madrasah (1) 17 A. Data Profil Sekolah/Madrasah Mengidentifikasi apa yang dimiliki dan tidak dimiliki sekolah/madrasah Mengetahui kondisi sekolah/madrasah terkait dengan berbagai aspek misalnya kualitas KBM, tenaga kependidikan, prasarana dan sarana, program BOS, dll. Mengembangkan profil sekolah/madrasah yang dapat terus diperbaharui. B. Komunikasi dan Interaksi Antar Pemangku Kepentingan Sekolah/Madrasah Mengkatalisasi diskusi antar staf. Mengkomunikasikan keadaan sekolah/madrasah ke komite sekolah/madrasah. Merespon dan mengkomunikasikan informasi yang relevan ke Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama dan pihak-pihak terkait lainnya, seperti Dewan Pendidikan, media dan LSM. Mengapa slide ini penting? Pada slide ini pelatih hendaknya dapat menguraikan lebih lanjut apa saja manfaat TRIMS bagi operasional sekolah/madrasah. Inti uraian: Pelatih menjelaskan secara sistematis dan rinci manfaat TRIMS bagi operasional sekolah/ madrasah ditinjau dari aspek data profil sekolah/madrasah dan aspek komunikasi dan interaksi antar pemangku kepentingan sekolah/madrasah. Di dalam menjelaskan aspek-aspek manfaat TRIMS tersebut, pelatih dapat menerangkan secara lebih konkret sehingga mudah ditangkap oleh peserta. 196

208 Manfaat TRIMS Bagi Operasional Sekolah/Madrasah (2) 18 C. Proyeksi Kebutuhan Sekolah/Madrasah Memberikan informasi awal untuk RKS/M dan RKT Mengujicoba berbagai skenario pengembangan sekolah/madrasah ke depan, D. Proses Pengelolaan Sekolah/Madrasah Mendorong pengelolaan sekolah/madrasah lebih efektif dan efisien Mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tepat Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi Monitoring dan evaluasi capaian SPM Mengapa slide ini penting? Pada slide ini pelatih hendaknya dapat menguraikan lebih lanjut apa saja manfaat TRIMS bagi operasional sekolah/madrasah. Inti uraian: Pelatih menjelaskan secara sistematis dan rinci manfaat TRIMS bagi operasional sekolah/ madrasah ditinjau dari aspek data profil sekolah/madrasah dan aspek komunikasi dan interaksi antar pemangku kepentingan sekolah/madrasah. Di dalam menjelaskan aspek-aspek manfaat TRIMS tersebut, pelatih dapat menerangkan secara lebih konkret sehingga mudah ditangkap oleh peserta. 197

209 19 Manfaat TRIMS Bagi Kajian Pengembangan Sekolah/Madrasah Kajian Perencanaan Pengembangan Sekolah/Madrasah Kajian SPM Sekolah/Madrasah Kajian Keuangan Sekolah/Madrasah Kajian Evaluasi Kinerja Sekolah/Madrasah Mengapa slide ini penting? Pada bagian sllide ini pelatih bisa mengelaborasi beberapa manfaat TRIMS lainnya dilihat dari perpsektif kajian pengembangan sekolah/madrasah. Inti uraian: Pada slide ini terdapat 4 kajian pengembangan sekolah/madrasah yang bisa diambil dari TRIMS yaitu kajian perencanaan pengembangan sekolah/madrasah, kajian SPM tingkat sekolah/madrasah, kajian keuangan sekolah/madrasah dan kajian evaluasi kinerja sekolah/madrasah. Di dalam penjelasan pada slide ini diharapkan pelatih dapat memberikan gambaran atau contoh yang lebih konkret sehingga mempermudah pemahaman peserta. 198

210 Contoh Pemanfaatan Keluaran TRIMS : Aspek SPM 20 Keluaran Capaian Data yang Dientri SPM Jumlah siswa = 441 Siswa/rombel = 29 Jumlah rombel = 15 Jumlah guru = 40 Siswa/guru = 11,0 Jumlah buku = 100 Buku/siswa = 23 % Jumlah guru yang menyusun RPP = 15 Guru yang menyusun Komite sekolah/madrasah yang RPP = 38 % menyetujui rencana keuangan = Ya Sekolah/Madrasah Komite sekolah/madrasah yang menerapkan MBS = Ya mereview laporan keuangan = Ya Komite sekolah/madrasah yang Analisis menyetujui Awal laporan keuangan sekolah/madrasah Siswa/rombel, siswa/guru = Ya dan SBM sudah sesuai dengan SPM. Program sekolah/madrasah perlu fokus pada perbaikan rasio buku/siswa serta program evaluasi guru terkait penyusunan RPP Mengapa slide ini penting? Slide ini ingin mendeskripsikan cara pemanfaatan keluaran TRIMS bagi sekolah/madrasah. Contoh pemanfaatan yang diurai yaitu dilihat dari asepk SPM di salah satu sekolah. Inti uraian: Perlu ditekankan bahwa pada kolom analisis indikator hanya merupakan contoh sederhana serta sekolah/madrasah yang berbeda mungkin saja akan mempunyai program yang berbeda untuk kondisi indikator yang hampir sama. 199

211 21 Beberapa Langkah Penting Mengoperasikan Aplikasi TRIMS (Video Tutorial) Tool for Reporting and Information Management by Schools Mengapa slide ini penting? Slide ini ingin memandu peserta dalam mengoperasionalisasikan aplikasi TRIMS secara visual melalui video tutorial sehingga peserta dapat memahami dan mengerti secara baik beberapa langkah penting dalam menjalankan aplikasi TRIMS. Inti uraian: Pada sesi ini, tugas utama pelatih adalah memandu peserta untuk mengikuti tahap demi tahap tayangan video tutorial dengan mengacu pada panduan narasi yang telah disiapkan untuk setiap langkah. Pada akhir setiap langkah, pelatih diharuskan memberikan waktu jedah 2-3 menit kepada peserta, baik itu untuk pertanyaan dan klairifikasi maupun untuk mengendapkan apa yang sudah dipelajari melalui video tersebut sehingga penyerapan materi bisa lebih optimal sebelum dilanjutkan kepada video tutorial (langkah TRIMS) berikutnya. Video Tutorial TRIMS 22 Pelatih menayangkan video tutorial TRIMS. Pelatih membaca narasi yang telah disiapkan sesuai tampilan video tutorial. 200

212 Mengapa slide ini penting? Pada slide ini ingin memberikan gambaran mengenai hal apa saja yang akan dilakukan dalam proses video tutorial TRIMS. Inti uraian: Di dalam slide ini, diberikan gambaran yang jelas yang dilakukan dalam proses video tutorial TRIMS ini yaitu pelatih menayangkan video tutorial TRIMS yang sudah siap tayang di hadapan peserta. Ketika video tutorial ini ditayangkan, maka pelatih memandu dan mengarahkan peserta untuk dapat menyimak video tutorial melalui narasi video tutorial yang naskahnya sudah siap dibacakan oleh pelatih. Lima Langkah Menjalankan TRIMS 23 Mengapa slide ini penting? Pada slide ini ingin memberikan gambaran secara umum tahapan operasional dalam aplikasi TRIMS Inti uraian: Di dalam slide ini, diberikan penjelasan secara ringkas pada 5 langkah dalam mengoperasikan aplikasi TRIMS sebelum dilakukan penayangan video tutorial TRIMS. 201

213 24 Materi Tambahan Mengoperasikan TRIMS Versi Non-elektronik (Paper Based) Mengapa slide ini penting? Slide ini ingin mengarahkan peserta dari sekolah yang belum mempunyai PC/Laptop untuk tetap bisa mengoperasionalisasi TRIMS melalui versi non-elektronik atau paper based. Inti uraian: Sebelum melanjutkan ke materi ini, pelatih sebaiknya menanyakan kepada peserta lebih dahulu terkait pengetahuan dan pengalaman mengoperasikan Lembar Individual (LI) sekolah versi cetak. Hasil identifikasi ini mungkin memberikan informasi yang akan bermanfaat bagi pelatih saat menjelaskan TRIMS versi cetak ini. 202

214 TRIMS Versi Cetak (untuk sekolah/madrasah tidak berkomputer) 25 Isikan semua data pada instrumen cetak (panduan TRIMS versi cetak). Melakukan verifikasi manual kelengkapan isian data Mentransfer lembar isian versi cetak ke dalam Excel menggunakan komputer terdekat yang ada di sekolah/madrasah, komputer UPTD, komputer dinas atau organisasi lain terdekat (mengikuti tahapan TRIMS elektronik). Mengirimkan file tersebut kepada dinas pendidikan, via dengan akses terdekat, (warnet, telkomnet) atau file transfer (flashdisk, dan atau CD) melalui UPTD atau langsung ke kantor dinas pendidikan. Jangan lupa mencetak keluaran TRIMS. Mengapa slide ini penting? Melalui slide ini, pelatih perlu menegaskan bagi sekolah/madrasah yang tidak berkomputer pun dapat mengimplementasikan TRIMS dengan mengikuti beberapa prosedur yang telah disusun. Panduan ini bisa dijelaskan oleh pelatih secara sistematis dan konkret. Inti uraian: Di dalam slide terdapat beberapa prosedur yang akan dilaksanakan oleh sekolah/madrasah tidak berkomputer untuk menimplementasikan TRIMS. Untuk mengakomodir itu telah dirancang TRIMS versi cetak. Bagi pelatih diharapkan dapat menerangkan tahap demi tahap TRIMS versi cetak ini sehingga peserta diharapkan pula dapat menjalankan TRIMS sesuai kondisi sekolah/madrasah yang tidak berkomputer. 203

215 Contoh Tampilan TRIMS Versi Cetak 26 Mengapa slide ini penting? Slide ini ingin menunjukkan salah satu contoh atau bentuk yang terdapat dalam TRIMS versi cetak. Inti uraian: Pelatih menekankan ini hanya contoh tampilan instrumen cetak TRIMS dan menjelaskan sekilas cara mengisinya. Perlu disampaikan ke peserta bahwa setelah versi cetak terisi dengan lengkap, maka harus diinput ke komputer agar sekolah/madrasah mendapatkan grafik dan tabel sebagai bahan monitoring dan analisis evaluasi diri sekolah/madrasah. 204

216 27 Materi Tambahan Pengantar Tentang Mengapa slide ini penting? Pada slide ini pelatih perlu memandu dan mengajarkan teknik atau tata cara membuat , terutama bagi sekolah/madrasah yang belum mempunyai . Inti uraian: Sebaiknya ditanyakan dulu kepada peserta apakah sekolah/madrasah sudah mempunyai alamat ? Jika masih banyak yang belum punya, maka slide terkait hal ini mohon ditayangkan secara keseluruhan, terutama bagian cara membuat

217 Dasar-dasar (surat elektronik) 28 Proses pengiriman surat secara elektorika melalui internet. Sama dengan surat biasa: ada nama dan alamat pengirim, penerima, dan ada proses pengiriman dan pengantaran Surat Biasa Mengapa slide ini penting? Pelatih perlu menjelaskan terlebih dahulu mengenai dasar-dasar atau surat elektronik kepada peserta sebelum melangkah kepada tahap selanjutnya. Inti uraian: Pada slide ini pelatih perlu menjelaskan esensi itu sendiri. Kemudian, supaya lebih konkret pemahaman mengenai , pelatih bisa menjelaskan secara perbandingan dengan surat biasa. Hanya saja, pelatih perlu menegaskan bahwa proses pengiriman itu melalui jalur internet. 206

218 Alamat 29 Identitas lokasi surat elektronik untuk menerima dan mengirim pesan Untuk mempunyai alamat bisa registrasi pada situs penyedia jasa, seperti : Yahoo Mail, Google Mail, Hot Mail, Telkom Mail dst Contoh alamat sdnkartini1@yahoo.com (cara membaca: sdnkartini1 at yahoo dot com) sdn_1_kartini: nama kotak surat (mailbox) atau nama pengguna (user name) yang menunjukan identitas kita dan terserah kita namanya, namun akan ditolak saat mendaftar jika sudah ada yang memakai yahoo.com: nama mailserver tempat pengguna yang dituju, tergantung pada penyedia jasa mana kita mendaftar, apakah gmail.com, yahoo.co.id, ymail.com, rocketmail.com, dll. Mengapa slide ini penting? Pada slide ini pelatih perlu menjelaskan kepada peserta apa dan bagaimana alamat itu. Inti uraian: Pada slide ini pelatih menerangkan bahwa dengan mempunyai itu maka akan bisa menerima dan mengirim pesan. Kemudian, perlu dijelaskan pula secara bagaimana caranya untuk bisa memiliki dengan memanfaatkan beberapa situs penyedia jasa. Setelah itu pelatih memberikan beberapa contoh alamat termasuk cara membaca alamat itu. 207

219 Bagaimana membuat ? Misalnya menggunakan Yahoo mail 1. Ketikkan pada browser (yang ini dengan Bahasa Indonesia), akan muncul box dialog seperti ini 2. Klik pada Daftar, muncul form yang harus diisi dan ikuti proses pengisiannya 3. Nama harus unik 4. Isikan Data mengikuti perintah tertulis yang ada. 5. Setelah semua data terisi dan benar, klik link Buat Account Saya 30 Mengapa slide ini penting? Pada slide ini akan diurai secara detail bagaimana tata cara membuat baik untuk sekolah/madrasah maupun untuk peserta secara pribadi. Inti uraian: Pelatih hendaknya dapat menguraikan kepada peserta mengenai tahapan-tahapan yang akan dijalankan dalam membuat . Di dalam slide yang ditampilkan ini terdapat 5 langkah dalam membuat . Diharapkan setelah pelatihan ini, peserta dapat membuat masing-masing. 208

Modul Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah

Modul Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah Modul Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah i Pengembangan modul ini didukung oleh: Asian Develoment Bank (ADB), Australia Agency for International Development (AusAID), World Bank/Bank

Lebih terperinci

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) VISI PENDIDIKAN NASIONAL Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Danny Meirawan Pengajar pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Disajikan pada Rapat Koordinasi LPMP Jawa Barat-15 Februari 2010. Latar Belakang OTONOMI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI Latar Belakang Standar Nasional Pendidikan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Pasal 35, 36, 37, 42, 43, 59, 60,

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi: Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi & Tujuan SNP Dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu Tujuan:

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan pendidikan, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 41, 2005 IPTEK. Standar Nasional.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

HIiII,[ E=I ; E. 2 el'v't. ffi' o=, .az. z a. ;r9. a 2=a g, 3. o. -o. 3r c6 3E. =o =! ,-r. -tr. -t' {,E. OrE. leq. EE f- a I. F-(l -- =E. -.

HIiII,[ E=I ; E. 2 el'v't. ffi' o=, .az. z a. ;r9. a 2=a g, 3. o. -o. 3r c6 3E. =o =! ,-r. -tr. -t' {,E. OrE. leq. EE f- a I. F-(l -- =E. -. rll?n F- + ( tg F f,-r E -t' {,E o. -o =r -- =E 3.r s3.az ltll =* o=, OrE =6 -tr -6 J3 EE f- ;r9 ull 6t Hi,[ a 2=a.-- - E= ; E Zr- 3r c6 3E gr leq =o =! o= + X aa a J z a lrl tr ō F1 q \l F-(l -lrhlrll

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2010 TANGGAL 31 AGUSTUS 2010 NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 LANDASAN KONSEPTUAL Definisi Umum: SBI adalah sekolah/madrasah yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003 BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 (1) dan (2): (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. Letak Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Resume ke-9 Tgl 1 Desember 2015 Oleh: Lilik Lestari NIM:15105241037 Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum http://pengetahuanku.blogs.uny.ac.id URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin Bab I. Pendahuluan Rasional Disvaritas kondisi persekolahan di Indonesia sangat tinggi.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

MONITORING SEKOLAH OLEH PEMERINTAH DAERAH (MSPD)

MONITORING SEKOLAH OLEH PEMERINTAH DAERAH (MSPD) SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN TEKNIS MONITORING SEKOLAH OLEH PEMERINTAH DAERAH (MSPD) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN AGAMA 2010 MUTU ADALAH TANGGUNG JAWAB BERSAMA (QUALITY IS EVERYBODY

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.45, 2015 PENDIDIKAN. Standar Nasional. Kurikulum. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011 LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) SULAWESI SELATAN Laporan Hasil Analisis

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 41 LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL I. UMUM Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

Lebih terperinci

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota Analisis Capaian Standar Pelayanan Minimal IP-1.1 = (a) Permukiman Permanen=penduduk yang berjumlah 1000 org, khusus di daerah terpencil; (b) Kewajiban kab/kota=1 Sekolah/Madrasah bisa saja berada dalam

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

Version Panduan Teknis EDS/M

Version Panduan Teknis EDS/M Version 01.01.2011 1 Panduan Teknis EDS/M DAFTAR ISI Kata Pengantar... 1 Daftar Isi... 2 Daftar Singkatan... 3 Daftar Istilah... 4 BAB I Pendahuluan... 6 A. Latar Belakang... 6 B. Dasar Hukum... 6 C. Tujuan...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011 LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) SULAWESI SELATAN Laporan Hasil Analisis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa agar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

SPMI dan ISO 9001:2008

SPMI dan ISO 9001:2008 SPMI dan ISO 9001:2008 Wahyu Catur Wibowo, Ph.D Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Univ Indonesia wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Standar Nasional Pendidikan (SNP) Diatur dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Susiwi S Pengantar Kurikulum nasional perlu terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Pendidikan Dasar Dengan Menggunakan TRIMS KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 212 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA 2 Laporan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN RESPONDEN: KEPALA SD PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN TEKNIS EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN TEKNIS EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN TEKNIS EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN AGAMA 2010 MUTU ADALAH TANGGUNG JAWAB BERSAMA (QUALITY IS EVERYBODY S BUSINESS)

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP)

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP) SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci