PERTANYAAN SOKRATIK BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MEMBANTU MAHASISWA MEMAHAMI KONSEP SUHU MUTLAK
|
|
- Suhendra Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERTANYAAN SOKRATIK BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MEMBANTU MAHASISWA MEMAHAMI KONSEP SUHU MUTLAK Dyah Palupi Rohmiati, Sutopo Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang dyah90palupi@gmail.com sutopo.fisika@um.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pertanyaan sokratik (MPS) terhadap pemahaman mahasiswa tentang konsep suhu mutlak serta alur berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah tentang perbandingan suhu. Subjek penelitian terdiri dari 27 mahasiswa tahun pertama pendidikan fisika Universitas Negeri Malang yang mengikuti perkuliahan fisika dasar II. Penelitian dilakukan sebelum mahasiswa mempelajari termodinamika. MPS dikemas dalam bentuk flash dan memuat serangkaian pertanyaan yang kemunculannya bergantung pada respon mahasiswa. Mahasiswa dipersilakan menggunakan MPS berulang kali dan diwajibkan melaporkan catatan jadwal pemakaian dan rekaman alur jawaban. Hasil pretes-postes menunjukkan bahwa MPS dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang konsep suhu mutlak. Peningkatan ditunjukkan dengan adanya perubahan konsepsi pada seluruh mahasiswa. Peningkatan juga dapat diketahui berdasarkan rekam jejak mahasiswa dalam menggunakan MPS. Saat pertama kali menggunakan MPS, tidak ada mahasiswa yang secara langsung memilih jawaban benar. Tidak adanya mahasiswa yang memilih jawaban benar berarti mahasiswa tidak mengaplikasikan konsep suhu mutlak. Saat terakhir kali menggunakan MPS, semua mahasiswa telah memilih jawaban benar yang berarti semua mahasiswa sudah mengaplikasikan konsep suhu mutlak. Kata kunci: pertanyaan sokratik, suhu mutlak, media flash PENDAHULUAN Fisika memiliki beberapa konsep yang langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu konsep fisika yang secara langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan tidak teramati secara langsung adalah konsep kalor dan suhu (Baser, 2006). Konsep kalor dan suhu banyak berkaitan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari (Baser, 2006). Fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari memberikan banyak pengalaman. Pengalaman yang diperoleh bermacammacam dan berbeda antara individu satu dengan yang lain (Madhyastha dkk., 2009). Pengalaman-pengalaman tersebut menimbulkan konsepsi yang kadang tidak sama dengan konsepsi para ahli (Tayubi, 2011). Adanya konsepsi yang menyimpang dari konsepsi para ahli biasa disebut dengan miskonsepsi (Gonen & Kocakaya, 2010). Berdasarkan tes yang telah dilakukan dan kajian literatur (Alwan, 2011; Baser, 2006; Gönen & Kocakaya, 2010; Khan, 2009; Leinonen dkk., 2013; Nottis dkk., 2010; 1236
2 Streveler dkk., 2011; Tanahoung dkk., 2010), terdapat pemahaman yang salah terhadap konsep kalor dan suhu. Pemahaman tersebut diantaranya adalah tentang kesetimbangan termal, suhu mutlak, pemuaian, laju perpindahan kalor, hubungan antara suhu dengan massa, hubungan kalor dengan massa, dan hubungan kalor dengan jenis benda. Bahkan ditemukan sejumlah miskonsepsi pada topiktopik tersebut. Miskonsepsi diyakini menghambat proses penerimaan konsep-konsep baru (Schnittka & Bell, 2010). Oleh karena itu upaya untuk mengatasi miskonsepsi menjadi perhatian para peneliti pendidikan fisika (Gupta dkk., 2010; Slotta & Chi, 2006; Wosilait dkk., 1998; Corpuz & Rebello, 2011). Pada prinsipnya upaya-upaya tersebut adalah dengan membuat siswa sadar bahwa dirinya mengalami miskonsepsi kemudian membimbing siswa mengubah konsepsinya menjadi konsep ilmiah melalui beberapa aktivitas (Docktor & Mestre, 2014). Strategi yang umum digunakan adalah strategi konflik kognitif. Konflik kognitif akan memberikan rasa ketidakpuasan pada pemikiran yang sebelumnya diyakini benar (Baser, 2006). Salah satu bentuk strategi konflik kognitif adalah pemberian serangkaian pertanyaan sokratik. Pertanyaan sokratik adalah pertanyaan yang digunakan untuk mengklarifikasi lebih dalam dari sebuah pernyataan (Redhana, 2012). Selain itu, pertanyaan sokratik melibatkan sejumlah pertanyaan untuk menguji nilai, prinsip, dan kepercayaan/keyakinan mahasiswa (Center for Teaching and Learning, 2003) Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan ditemukan bahwa mahasiswa pendidikan fisika belum memiliki pemahaman yang baik tentang konsep suhu mutlak. Meskipun di SMA mereka sudah menerima konsep ini dan mengetahui bahwa dalam termodinamika suhu sistem harus dinyatakan dalam Kelvin, mereka tidak dapat memberikan alasan mengapa suhu sistem harus dinyatakan dalam Kelvin. Mahasiswa tidak dapat menjawab pertanyaan tentang perbandingan suhu seperti yang digunakan di penelitian ini (Gambar 1). Berdasarkan kondisi tersebut, dibuatlah serangkaian pertanyaan sokratik untuk membantu mahasiswa memahami konsep suhu mutlak. Pertanyaan sokratik tersebut dikemas dalam bentuk media flash. Penggunaan media berbantuan komputer didasari oleh pemikiran bahwa pertanyaan sokratis idealnya diberikan secara langsung oleh guru ke siswa secara individual. Secara teknis hal ini tidaklah mungkin dapat dilakukan di kelas. Dengan menggunakan teknologi computer, MPS bisa mewakili guru dalam memberikan pertanyaan untuk masing-masing mahasiswa. MPS juga memberikan kesempatan mahasiswa untuk berkali-kali menggunakan. Pertanyaan sokratik yang dikembangkan dalam penelitian ini dirancang mampu menimbulkan konflik kognitif sehingga dapat membantu mahasiswa memperbaiki miskonsepsinya. Selain itu, pertanyaan sokratik diharapkan mampu mengajak mahasiswa untuk menemukan caranya sendiri dalam memahami konsep secara utuh. Artikel ini melaporkan sebagian hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pertanyaan sokratik (MPS) terhadap pemahaman mahasiswa tentang konsep suhu dan kalor, khususnya tentang konsep suhu mutlak. Perbedaan alur berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah tentang perbandingan suhu, antara sebelum menggunakan dan sesudah menggunakan MPS, juga disajikan. METODE Subjek penelitian adalah 27 mahasiswa (8 laki-laki dan 19 perempuan) pendidikan fisika Universitas Negeri Malang tahun pertama yang mengikuti perkuliahan Fisika 1237
3 Dasar II. Penelitian dilakukan seminggu sebelum topik termodinamika diberikan. Penelitian diawali dengan memberikan pretes yang berupa soal pilihan ganda beralasan yang salah satunya tentang perbandingan suhu (Gambar 1). Pilihan ganda beralasan dipilih karena digunakan untuk mengetahui alasan mahasiswa dalam menjawab permasalahan yang diberikan. Selanjutnya mahasiswa diminta belajar mandiri dengan menggunakan MPS. Mahasiswa diberi kebebasan mengulang-ulang sebanyak yang mereka perlukan dan mencatat tanggal dan jam penggunaannya. Pada jadwal yang telah ditentukan, mahasiswa diminta mengumpulkan laporan jadwal penggunaan beserta file hasil rekam jejak penggunaan yang secara otomatis dihasilkan program setiap kali mahasiswa selesai menggunakannya. Garis besar konten MPS dideskripsikan sebagai berikut. Halaman pertama mula-mula menghadirkan pertanyaan konseptual berupa soal pilihan ganda. Apapun pilihan jawaban yang dipilih, mahasiswa akan mendapat serangkaian pertanyaan lanjutan. Pertanyaan lanjutan yang menyertai suatu pilihan yang salah dirancang dapat membawa mahasiswa ke jawaban yang benar. Serangkaian pertanyaan lanjutan yang menyertai jawaban benar dirancang untuk mengklarifikasi dan menyempurnakan pemikiran awal mahasiswa. Contoh pertanyaan lanjutan disajikan pada Gambar 2. Kegiatan terakhir adalah memberikan postes dengan soal yang sama dengan soal pretes. Hasil pekerjaan mahasiswa pada pretes dibandingkan dengan hasil postes. Analisis difokuskan pada alasan yang diberikan mahasiswa dalam menjawab. Analisis data menggunakan teknik constant comparative (Boeije, 2002; Hewit-Taylor, 2001). Hasil teknik constant comparative berupa sejumlah kategori yang menggambarkan pola pikir mahasiswa dalam memecahkan soal. Gambar 1. Pertanyaan yang digunakan untuk pretes dan postes. 1238
4 Gambar 2. Contoh kecil rancangan media pertanyaan sokratik (MPS) yang muncul ketika mahasiswa memilih jawaban a HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat tiga data yang diperoleh dari penelitian, yaitu hasil pretes, rekam jejak penggunaan MPS, dan hasil postes. Hasil Pretes Berdasarkan hasil pretes diketahui bahwa tidak ada mahasiswa yang memilih jawaban benar C. Sebaran jawaban yang diberikan mahasiswa disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Sebaran jawaban mahasiswa pada saat pretes Analisis kualitatif terhadap alasan-alasan yang diberikan mahasiswa menghasilkan tiga kategori pemikiran mahasiswa dalam memecahkan permasalahan, yaitu garis bilangan, aljabar, dan tidak jelas. Kategori garis bilangan mewakili pemikiran siswa mahasiswa yang mengandalkan penggunakan garis bilangan untuk membandingkan suhu. Kategori aljabar mewakili pemikiran yang mengandalkan penggunaan operasi aljabar, khususnya perkalian atau pembagian, untuk membandingkan suhu. Kategori tidak jelas diberikan kepada pemikiran yang tidak kaitannya dengan permasalahan, baik ditinjau dari aspek konsep fisika yang digunakan maupun aspek logika dan/atau operasi matematis yang digunakan. Sebaran frekuensi munculnya masing-masing kategori disajikan dalam Tabel 1. Berdasarkan alasan-alasan yang diberikan mahasiswa dapat diketahui bahwa mahasiswa belum memiliki pemahaman yang baik tentang konsep suhu mutlak. Mahasiswa tidak menggunakan penjelasan secara fisika, tetapi lebih menggunakan penjelasan matematis. Penjelasan matematis yang digunakan 1239
5 dibuktikan dengan 95,6% mahasiswa menggunakan garis bilangan dan persamaan matematis T 2 = 2T 1 tanpa mengubah satuan ke dalam satuan Kelvin. Mahasiswa beranggapan bahwa dua suhu yang berbeda bisa dibandingkan tanpa harus mengubah skala ke dalam skala Kelvin. Mahasiswa belum memahami konsep suhu mutlak dengan baik bahwa hanya dalam satuan suhu mutlak dua suhu yang berbeda bisa dibandingkan secara kuantitatif. Tabel 1. Kategori alasan mahasiswa pada saat pretes Kategori Alasan Mahasiswa Ʃ Garis Bilangan Suhu merupakan besaran skalar yang perbandingannya atau perubahan suhunya (ΔT) dapat diketahui melalui garis bilangan. 16* 2x 2x -10 C 0 C 10 C 20 C 30 C 40 C Aljabar Suhu yang tinggi menunjukkan dua kali lipat dari suhu yang rendah tidak dapat dihitung hanya dengan formulasi T 2 = 2T 1 Berdasarkan formulasi T 2 = 2T 1 maka pasangan suhu 20 C dan 40 C menunjukkan bahwa suhu 40 C dua kali lipat suhu 20 C Tidak jelas Suhu dikatakan rendah apabila berada di bawah 0 C sehingga suhu -10 C adalah suhu yang rendah Tidak ada pasangan suhu yang menunjukkan suhu tinggi dua kali suhu rendah harusnya -10 C dan 9 C karena nilai 0 pada skala celcius menunjukkan besar suhu suatu benda (*) Ada 4 mahasiswa yang menggunakan kedua kategori sekaligus 1 12* 1 1 Rekam Jejak Jawaban MPS Berdasarkan laporan penggunaan dan rekam jejak jawaban mahasiswa, semua mahasiswa menggunakan MPS lebih dari dua kali. Pada saat pertama kali menggunakan MPS, tidak ada mahasiswa yang secara langsung memilih jawaban benar. Tidak adanya mahasiswa yang memilih jawaban benar berarti mahasiswa tidak mengaplikasikan konsep suhu mutlak. Hal ini konsisten dengan jawaban mahasiswa saat pretes. Pada saat terakhir kali menggunakan MPS semua mahasiswa telah memilih jawaban benar yang berarti semua mahasiswa sudah mengaplikasikan konsep suhu mutlak. Hasil Postes Hasil postes menunjukkan bahwa semua mahasiswa sudah memilih jawaban benar C. Hal ini tidaklah mengherankan karena soal yang digunakan (Gambar 1) juga muncul dalam MPS. Oleh sebab itu, pembahasan akan difokuskan pada alasan mahasiswa dalam memilih jawaban benar tersebut. Analisis kualitatif terhadap alasan-alasan yang diberikan mahasiswa ketika postes juga menghasilkan tiga kategori. Namun, kategori yang dihasilkan berbeda denan kategori yang muncul pada pretes. Hal ini disebabkan oleh alasan-alsan yang digunakan ketika pretes sudah tidak muncul dalam postes. Alasan yang digunakan dalam postes sudah menunjukkan perubahan dan mahasiswa sudah memahami bahwa dalam perbandingan suhu harus dalam Kelvin. Kategori pemikiran yang muncul dalam postes adalah kategori ilmiah, prosedural, dan tidak jelas. Alasan yang termasuk dalam 1240
6 kategori ilmiah adalah jika alasan tersebut menyatakan bahwa dalam membandingkan suhu harus diubah terlebih dahulu ke dalam satuan suhu mutlak disertai penjelasan yang cukup mengapa harus diubah ke dalam satuan suhu mutlak (Kelvin). Alasan mahasiswa digolongkan dalam kategori prosedural ketika mahasiswa meberikan alasan untuk membandingkan dua suhu harus diubah ke satuan suhu mutlak terlebih dahulu, namun tidak disertai alasan mengapa harus diubah ke dalam satuan suhu mutlak (Kelvin). Kategori tidak jelas memiliki makna seperti yang telah dilakukan pada pretes. Sebaran frekuensi munculnya masing-masing kategori disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Kategori alasan mahasiswa ketika postes Kategori Alasan Mahasiswa Ʃ Ilmiah Untuk dapat membandingkan suhu harus dinyatakan ke dalam Kelvin karena 11 Kelvin merupakan suhu mutlak di mana tidak dikenal suhu negatif dan tidak relatif. Membandingkan suhu harus diubah terlebih dahulu ke dalam satuan suhu 1 mutlak (Kelvin), yang tidak relatif dan dapat menunjukkan energi internal benda Pada pengukuran suhu harus diubah ke dalam Kelvin karena 0 Kelvin adalah suhu 1 0 sesungguhnya Prosedural Untuk membandingkan suhu harus mengubah satuan ke dalam Kelvin terlebih 12 dahulu sebelum menggunakan formulasi T 2 = 2T 1 Untuk membandingkan suhu harus mengubah satuan ke dalam Kelvin terlebih 1 dahulu karena Kelvin merupakan satuan SI untuk suhu Tidak jelas Suhu dalam Celcius harus diubah ke dalam Kelvin karena Kelvin merupakan suhu mutlak dan mendekati nilai 0 1 Berdasarkan alasan yang diberikan ketika postes dapat diketahui bahwa pemahaman mahasiswa mengalami peningkatan. Mahasiswa sudah menerapkan konsep suhu mutlak dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Mahasiswa sudah memahami bahwa dua suhu yang berbeda dapat dibandingkan secara kuantitaif hanya ketika dalam skala suhu mutlak. Namun ada beberapa mahasiswa (51,9%) yang belum mampu memberikan alasan yang kuat mengapa membandingkan suhu harus diubah terlebih dahulu ke dalam satuan suhu mutlak. Manfaat lain dari MPS adalah mampu menyadarkan mahasiswa untuk menemukan jawaban yang benar. Namun, disamping keberhasilan yang diberikan oleh MPS, masih terdapat kekurangan dalam MPS tahap awal ini, yaitu belum dapat membantu mahasiwa mengenali secara dini kemungkinan telah terjadinya miskonsepsi karena tidak ada pemberitahuan yang spesifik dan segera untuk itu.. PENUTUP Simpulan 1. MPS yang digunakan dalam penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang konsep suhu mutlak. Peningkatan terjadi pada seluruh mahasiswa. 2. Hasil rekam jejak alur jawaban mahasiswa dalam penggunaan MPS menunjukkan bahwa terdapat perubahan alur berpikir. Perubahan tersebut ditunjukkan pada saat pertama kali menggunakan MPS, tidak ada mahasiswa yang secara langsung memilih jawaban benar. Tidak adanya mahasiswa yang memilih jawaban benar 1241
7 Saran berarti mahasiswa tidak mengaplikasikan konsep suhu mutlak. Pada saat terakhir kali menggunakan MPS semua mahasiswa telah memilih jawaban benar yang berarti semua mahasiswa sudah mengaplikasikan konsep suhu mutlak. MPS diketahui memberikan hasil yang memuaskan dalam hal membantu mahasiswa memahami konsep suhu mutlak, namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam MPS. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan di dalam MPS diberikan pemberitahuan sedini mungkin kepada mahasiswa yang mengalami miskonsepsi atau memiliki pemahaman yang kurang tepat. Balikan penguatan juga diperlukan saat mahasiswa menjawab benar setiap pertanyaan yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Alwan, A. A Misconception of heat and temperature among physics students. Procedia Social and Behavioral Sciences, 12: Baser, M Fostering conceptual change by cognitive conflict based instrustion on students understanding of heat and temperature concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology Education, 2 (2): Boeije, H A purposeful approach to the constant comparative method in the analysis of qualitative interviews. Quality & Quantity, 36: Center for Teaching and Learning The socratic method: What it is and how to use it in the classroom. Stanford University Newsletter on Teaching, Speaking of Teaching, 13 (1): 1-4. Corpuz, E. D. & Rebello, N. S Investigating students mental models and knowledge construction of microscopic friction. II. Implications for curriculum design and development, Physical Review Special Topics Physics Educational Research, 7 (2): 1-8. Docktor, J. L., & Mestre, J. P Synthesis of discipline-based education research in physics, Physical Review Special Topics Physics Educational Research, 10 (2): Gönen, S. & Kocakaya, S A Cross-Age Study: A Cross-Age Study on the Understanding of Heat and Temperature. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education, 2(1): Gupta, A., Hammer, D., Redish, E. F The case for dynamic models of learners ontologies in physics. Journal of Learning Sciences, 19: Hewitt-Taylor. J Use of constant comparative analysis in qualitative research. Nursing Standard, 15 (42): Khan, M. A Teaching of heat and temperature by hypothetical inquiry approach: A sample of inquiry teaching. Journal of Physics Teacher Education, 5 (2): Leinonen, R; Asikainen, M. A; & Hirvonen, P. E Overcoming students misconceptions concerning thermal physics with the aid of hints and peer interaction during a lecture course. Physical Review Special Topics Physics Educational Research, 9 (2): Madhyastha, T dan Hunt, E Mining diagnostic assessment data for concept similarity. Journal of Educational Data Mining, 3 (1): Nottis, K. E. K.; Prince, M. J.; & Vigeant, M. A Building an understanding of heat transfer concepts in undergraduate chemical engineering course. US-China Education Review, 7 (2): 1-9. Redhana, I. W Model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan socratik untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Cakrawala Pendidikan, 31 (3): Schnittka, C & Bell, R Engineering design and conceptual change in science: Addressing thermal energy and heat transfer in eighth grade. International Journal of Science Education, 33 (13): Slotta, J. & Chi, M. T. H Helping students understand challenging topics in science through ontology training, Cognition and Instruction. 24 (2):
8 Streveler, R. A., dkk Rigorous methodology for concept inventory development: using the assessment triangle to develop and test the thermal and transport science concept inventory (TTCI). International Journal of Engineering Education, 27 (5): Tanahoung, C; Chitaree, R; & Soankwan, C Probing Thai freshmen science students conceptions of heat and temperature using open-ended questions: A case study. Eurasian Journal of Phisycs and Chemistry Education, 2 (2): Tayubi, Y. R Identifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep fisika menggunakan certainty of response index (CRI). Mimbar Pendidikan, 3 (24): 4-9. Thompson, J. R.; Christensen, W. M.; & Wittmann, M. C Preparing future teachers to anticipate student difficulties in physics in a graduate-level course in physics, pedagogy, and education research. Physical Review Special Topics Physics Educational Research, 7 (1): Wosilait, K., dkk Development and assessment of a research-based tutorial on light and shadow. American Journal of Physics, 66 (10):
Identifikasi Pemahaman Konsep Siswa SMA Pada Materi Termodinamika
Identifikasi Pemahaman Konsep Siswa SMA Pada Materi Termodinamika Dewi Nur Azizah 1*, Sutopo 2, Siti Zulaikah 2 1 Pascasarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.5 Malang 2
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Survei Pemahaman Mahasiswa Fisika Pada Materi Kalor Dan Temperatur
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA TOPIK SUHU DAN KALOR
26 PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA TOPIK SUHU DAN KALOR Judyanto Sirait Program Studi Pendidikan Fisika,FKIP, Universitas Tanjungpura Abstract
Lebih terperinciREMIDIASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X SMK NASIONAL MALANG PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF
REMIDIASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X SMK NASIONAL MALANG PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNIVERSITAS NEGERI MALANG Zamzim Zulfa Rahmawati 1, KadimMasjkur 2 dan Sutopo
Lebih terperinciPROFIL PEMAHAMAN KONSEP DASAR GELOMBANG MEKANIK SISWA SMA
PROFIL PEMAHAMAN KONSEP DASAR GELOMBANG MEKANIK SISWA SMA Adelina Ratna Sari Amina 1, Arif Hidayat 2, Lia Yuliati 3 1,2,3 Pendidikan Fisika Pascasarjana, Universitas Negeri Malang Email: adelina_ratna@rocketmail.com
Lebih terperinciMISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 10 Bulan Oktober Tahun 2016 Halaman: 1917 1925 MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR
Lebih terperinciPenguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar
Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar Wienda Ashadarini 1*, Lia Yuliati 2, Edi Supriana 2 1 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 2 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010)
ISSN: 1693-1246 Juli 2010 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 98-103 J P F I http://journal.unnes.ac.id USAHA MENGURANGI TERJADINYA MISKONSEPSI FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONFLIK
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TPS-HPIL (Hints and Peer Interaction Learning) Untuk Mengurangi Miskonsepsi Pada Materi Perpindahan Kalor Kelas VII SMP Negeri 2 Krian Ety Rimadani, Wasis Jurusan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com
Lebih terperinciSTRATEGI PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA PRETEST KONSEP MATERI KALOR
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA PRETEST KONSEP MATERI KALOR M. Dewi Manikta Puspitasari Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri dewimanikta@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA Aprilia Dwinta Karlina, Drs.Trustho Raharjo,M.Pd., Drs. PujayantoM.
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA Aprilia Dwinta Karlina, Drs.Trustho Raharjo,M.Pd., Drs. PujayantoM.Pd Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciDaimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan
Lebih terperinciIdentifikasi Model mental Siswa Pada materi Suhu dan kalor
Identifikasi Model mental Siswa Pada materi Suhu dan kalor Dice Kantarinata 1*, Lia Yuliati 1, Nandang Mufti 1 1 Pascasarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang No. 5 Malang *E-mail
Lebih terperinciPenerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar
Phenomenon, 217, Vol. 7 (No. 2), pp. 88-98 JURNAL PHENOMENON http://phenomenon@walisongo.ac.id Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan
Lebih terperinciIdentifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli
Lebih terperinciMEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA REMEDIATION STUDENT S MISCONCEPTION WHO HAVE LEARNING STYLE VISUAL-VERBAL
Lebih terperinciPROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciIdentifikasi Resource Siswa Materi Kesetimbangan dan Titik Pusat Massa
Tersedia secara online http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ EISSN: 2502-471X DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI Identifikasi Resource Siswa Materi Kesetimbangan dan Titik Pusat Massa Herlina Mulyastuti
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMK
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMK LENI SETIANINGRUM 1), PARNO 2,*), SUTOPO 2) 1) Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang. 2) Jurusan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
Proceedings of The 4 th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010 PEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi lapangan mengenai tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika di salah satu SMA Negeri di kota Bandung kepada 39 orang siswa menyatakan
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 2 (3) (2013) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej KONSEPSI ALTERNATIF MAHASISWA FISIKA PADA MATERI TERMODINAMIKA A. Musyafak S. Linuwih, Sulhadi Jurusan Fisika,
Lebih terperinciDESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
ISSN 2338 3240 DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH Andhika Nugraha 1, I Komang Werdhiana 2, dan I Wayan Darmadi 3 Email: andhika_entrepreneur@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal PENGEMBANGAN EVALUASI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN KALOR
UPEJ 1 (1) (2012) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENGEMBANGAN EVALUASI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN KALOR Nurul Sofiana, N. Made
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS
MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS Asep Dedy Sutrisno, Achmad Samsudin, Winny Liliawati, Ida Kaniawati, dan Endi Suhendi Departemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan suatu ilmu yang sangat berhubungan erat dengan fenomena alam. Sebagai suatu ilmu, dalam Fisika pasti terdapat berbagai macam konsep. Konsep merupakan
Lebih terperinciKonsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Vol. 8 No. 1 April 2017, p32-38 p-issn 2086-2407, e-issn 2549-886X Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.rnd.06 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Dedah Siti Jubaedah 1, a), Ida Kaniawati
Lebih terperinciTes Isomorfik Berbasis Komputer untuk Diagnostik Miskonsepsi Diri pada Materi Gaya dan Hukum Newton. Tazkia IIBS Malang 2)
58 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 3, Nomor 2, Juni 2015, Halaman 58 67 Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ ISSN: 2338-9117/EISSN: 2442-3904 Jurnal Pendidikan Sains Vol. 3 No. 2,
Lebih terperinciDesain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI
Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Redaksi: Jl. Dr. Setiabudhi 229, Bandung, Indonesia Telp: (022) 2004548 Fax: (022) 2004548 Email: fisika@upi.edu
Lebih terperinciKata Kunci: pemahaman, gelombang mekanik, pulsa dan gelombang tali
PEMAHAMAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO TERHADAP PERAMBATAN PULSA DAN GELOMBANG TALI PADA MATERI GELOMBANG MEKANIK Kartika Kusumaningtyas Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kahuripan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA Anisa Matinu Saifullah, Wartono, Sugiyanto Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciDAMPAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KERJA LABORATORIUM TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR
DAMPAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KERJA LABORATORIUM TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR Qusthalani 1*, A. Halim 2, dan Ibnu Khaldun 2 1 Mahasiswa Prodi Magister Pendidikan
Lebih terperinciPengaruh Diskusi Terhadap Perkembangan Model Mental Mahasiswa Pada Fenomena Konveksi Panas
404 Mustaqim / Pengaruh Diskusi Terhadap Perkembangan Model Mental Mahasiswa Pada Fenomena Konveksi Panas Pengaruh Diskusi Terhadap Perkembangan Model Mental Mahasiswa Pada Fenomena Konveksi Panas Mustaqim
Lebih terperinciUnesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014
REDUKSI MISKONSEPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP STOIKIOMETRI REDUCE MISCONCEPTION WITH CONCEPTUAL CHANGE LEARNING MODEL ON STOICHIOMETRY Sayyidah Sholehah dan Suyono Pendidikan
Lebih terperinciTren Riset Pendidikan Fisika
.. dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui (Al-Qur an, Yusuf, 76) Tren Riset Pendidikan Fisika Ishafit Progtam Studi Pendidikan Fisika UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Lebih terperinciPENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA
PENGARUH MULTIPLE REPRESENTATION PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA FISIKA Chandra Sundaygara, Denanda Gaharin Universitas Kanjuruhan Malang chandrasundaygara@gmail.com,
Lebih terperinciUSING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT
0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus
Lebih terperinciMENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013
MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 Abubakar dan Rahmatsyah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract
PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING Surya Haryandi, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING) TERHADAP PENURUNAN MISKONSEPSI PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMAN 2 JOMBANG
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 24-29 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING) TERHADAP PENURUNAN MISKONSEPSI PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (2) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej ANALISIS KONSEPSI DAN PERUBAHAN KONSEPTUAL SUHU DAN KALOR PADA SISWA SMA KELAS UNGGULAN P. P. Lestari, Suharto
Lebih terperinciANALISIS POTENSI MISKONSEPSI MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor ANALISIS POTENSI MISKONSEPSI MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : T.KHAIRULLIA A420110136 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. dan Inquiry Bagian I. Jakarta : Depdikbud. Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurdik Kimia UPI
63 DAFTAR PUSTAKA Amin, M. (1987). Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry Bagian I. Jakarta : Depdikbud. Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurdik Kimia
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com
Lebih terperinciElfa Ma rifah, Parno, Nandang Mufti Pendidikan Fisika Pascasarjana-Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang.
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2016 Halaman: 1405 1409 DAMPAK STRATEGI DUAL SAFEGUARD WEB-BASED INTERACTIVE
Lebih terperinciPERBANDINGAN MISKONSEPSI MAHASISWA PGSD UHAMKA MATERI OPTIK GEOMETRI
PERBANDINGAN MISKONSEPSI MAHASISWA PGSD UHAMKA MATERI OPTIK GEOMETRI Sri Lestari Handayani ), Diki Rukmana 2) srilestarih@uhamka.ac.id ) Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, UHAMKA ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA Dewi Murni 1) 1 Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Lebih terperinciPENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K
PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K2309072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i PERNYATAAN
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:
Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesstment, Satisfaction) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Perpindahan Panas Siswa Kelas X SMAN 1 Sumenep
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA
Jurnal Pembelajaran Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 9-13 OJS Universitas Negeri Malang IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Aninda Indriani a, Ida Bagus Suryadharma b,
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
7 PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel yangberjudul "AI[ALISIS KONSEPSI MAHASISWA PROGRAM STTIDI PENDIDIKANI FISIKA PADA MATERI TERMODINAMIKA" Oleh ADRIANUS NrM. 421 411005 Disetujui Oleh 17 199003 1 003 NrP.
Lebih terperinciIdentifikasi miskonsepsi teori kinetik gas pada siswa Kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta
Papers seminar.uad.ac.id/index.php/quantum Seminar Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (9pp) Identifikasi miskonsepsi teori kinetik gas pada siswa Kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta Wildan Navisa Barra
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:
POLA PERGESERAN KONSEPSI SISWA PADA STRUKTUR ATOM SETELAH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI POGIL TYPE OF STUDENT S SHIFTING CONCEPTION ON ATOMIC STRUCTURE AFTER IMPLEMENTATION POGIL STRATEGY Septi Wahyuningrum
Lebih terperinciAnalisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 39 Analisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor Susana E. S. H. 1, a) 2, b), Sriyansyah 1 SMA Santa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciDESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA
DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA Sehat Simatupang, Togi Tampubolon dan Erniwati Halawa Jurusan Fisika
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X Wahyu Dwi Wulansari, Supriyono Koes Handayanto, Sumarjono Jurusan
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENGEMBANGAN
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengembangkan multimedia interaktif untuk mahasiswa fisika. Penelitian pengembangan ini menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran telah lama menjadi fokus esensial dalam penelitian pendidikan fisika. Berbagai bentuk pembelajaran telah dirancang sedemikian rupa guna memperoleh bentuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA 1) Hawin Marlistya, 2) Albertus Djoko Lesmono, 2) Sri Wahyuni, 2) Maryani 1) Maahasiswa Program Studi
Lebih terperinciArtikel PPM WORKSHOP PENGAJARAN ACTIVE LEARNING UNTUK GURU DAN CALON GURU SAINS, FISIKA DAN BIOLOGI SMA DAN SMP DI YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA
Artikel PPM WORKSHOP PENGAJARAN ACTIVE LEARNING UNTUK GURU DAN CALON GURU SAINS, FISIKA DAN BIOLOGI SMA DAN SMP DI YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA JUDUL ARTIKEL: METODE ACTIVE LEARNING DALAM PENGAJARAN SAINS
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMAN 1 TARIK SIDOARJO IMPLEMENTATION OF 7-E LEARNING CYCLE MODEL TO REDUCE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang akan memiliki pengalaman dari hasil fenomena yang diamati dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki itu kemudian menjadi
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal PENERAPAN PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN TEKANAN UNTUK MENDESKRIPSIKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA
Info Artikel UPEJ (1) (2012) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN TEKANAN UNTUK MENDESKRIPSIKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA
Lebih terperinciKhoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito
Lebih terperinciPENERAPAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG FLUIDA
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1781 PENERAPAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG FLUIDA Hamdani 1 Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tanjungpura Hamdani052185@gmail.com
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com
Lebih terperinciFISIKA TERMAL Bagian I
FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Lebih terperinciSyamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9
Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Palu pada Materi Pembiasan Cahaya Syamsinar inarnore@yahoo.com Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 4 (2) (2015) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA PADA SUB POKOK BAHASAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO Laily Rohmawati, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciVALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA
VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA Fatmaliah Agustina, Sentot Kusairi, dan Muhardjito Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciHubungan antara Penguasaan Konsep dengan Kemampuan Membuat Penjelasan Ilmiah Siswa pada Topik Fluida Statis
Hubungan antara Penguasaan Konsep dengan Kemampuan Membuat Penjelasan Ilmiah Siswa pada Topik Fluida Statis Maria Chandra Sutarja 1,*, Sutopo 1, Eny Latifah 1 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri
Lebih terperinciIdentifikasi Model Mental Siswa Pada Materi Perpindahan Kalor di SMA Negeri 5 Palu
Identifikasi Model Mental Siswa Pada Materi Perpindahan Kalor di SMA Negeri 5 Palu Ni Wayan Yudani, Marungkil Pasaribu dan I Wayan Darmadi niwayanyudani@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING Surya Haryandi, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Lebih terperinciANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU
ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU Wildan Hasyim Amin, Darsikin, dan Unggul Wahyono wildanhasyimamin@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciMODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP
MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP Rumiyati 1), Indrawati 2), Yushardi 2) 1) SMP Negeri 1 Kencong Jl. Krakatau No. 78 Kencong Kabupaten Jember Email:
Lebih terperinci28 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 1, Maret 2014, Halaman 28-33
28 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 1, Maret 2014, Halaman 28-33 Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ ISSN: 2338-9117 Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 2 No. 1, Maret 2014, Hal
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik
Lebih terperinciPROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA
PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA Diana Adityawardani 1) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA
Momentum: Physics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum Vol 1, No 2, (2017) 83-90 ANALISIS PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA Hendrik
Lebih terperinciPROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK
WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK D. Aminudin, A. Sutiadi, A. Samsudin * Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan
Lebih terperinciMEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PEMAHAMAN PADA KONSEP IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN CONCEPT ATTAINMENT
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PEMAHAMAN PADA KONSEP IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN CONCEPT ATTAINMENT REMEDIATE STUDENT S MISCONCEPTION DIMENSIONS OF UNDERSTANDING STUDENT S LEARNING
Lebih terperinciJurnal Riset Pendidikan Fisika Vol. 1 No. 1, Desember 2016
Received: 08-10-2016 Revised: 28-11-2016 Accepted: 16-02-2017 Publised 27-04-2017 Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan ICT terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Syarifah Fadillah Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.88 Pontianak
Lebih terperinciDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP MOMENTUM
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP MOMENTUM Saeful Karim 1*), Duden Saepuzaman 1), S. P. Sriyansyah 2) 1) Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING
ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGAJARKAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI ILMIAH DAN MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMK Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran fisika yang tertuang di dalam kerangka Kurikulum 2013 ialah menguasai konsep dan prinsip serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST UNTUK MENGANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI SUHU DAN KALOR
PENGEMBANGAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST UNTUK MENGANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI SUHU DAN KALOR Nailul Maunah, Wasis Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA
PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA ARTIKEL PENELITIAN Oleh: RUTH YESICA SIMANUNGKALIT NIM F03111014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinci