BAB 1. Latar Belakang. Indonesia saat ini merupakan Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1. Latar Belakang. Indonesia saat ini merupakan Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar"

Transkripsi

1 BAB 1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke 16 di dunia yang tergabung dalam G-20 (Group of Twenty), kelompok 19 negara dan satu komunitas Uni Eropa yang menguasai 90% produk domestik bruto dunia, 80% perdagangan global, dan 2/3 populasi dunia. Data dari Bank Dunia menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,4% dan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 242,3 juta jiwa dengan pendapatan domestik bruto mencapai USD 846,8 juta, Negara ini tampil sebagai potensi kekuatan ekonomi dan politik yang sangat besar dan berpengaruh bukan hanya di kawasan Asia Tenggara atau Asia Pasifik saja tetapi juga di pentas dunia. Indonesia diberkahi dengan segala sumber daya yang dapat menunjang perkembangan negara ini. Sumber daya alam yang melimpah ruah dari daratan, laut dan udara dan tentu saja sumber daya manusia yang juga melimpah ruah. Sumber daya manusia merupakan modal yang sangat penting bagi negara yang berkembang dan berpotensi seperti Indonesia, sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia menyediakan pangsa pasar yang besar dan tentu saja angkatan kerja yang besar pula. Namun, menurut Human Development Report yang diterbitkan oleh United Nations Development Programme pada tanggal 2 November 2011, Indonesia memiliki indeks perkembangan

2 manusia/human development index (HDI) yang masih menengah yakni pada peringkat 124 dari dari 187 negara pada tahun Bila dibandingkan dengan Negara tetangga sesama anggota ASEAN, Singapura berada di peringkat 26, Brunei di peringkat 33, Malaysia di peringkat 61, dan Thailand di peringkat 103. Penghitungan Human Development Index (HDI) sendiri menggunakan beberapa dimensi yaitu hidup yang sehat dan panjang umur yang ditunjukkan dengan angka harapan hidup, pendidikan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa dan kombinasi partisipasi pendidikan dasar hingga menengah atas, serta standard kehidupan yang layak diukur dengan produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli. Pengukuran ini menunjukkan betapa perlunya upaya untuk meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Demi meningkatkan daya saing bangsa ini di era globalisasi, di mana persaingan terjadi secara global dan semakin ketat. Dengan segala modal sumber daya alam dan energi yang melimpah ruah, Indonesia perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas pula. Saat ini, di mana dunia tengah memasuki era pengetahuan, mengandalkan sumber daya manusia yang melimpah ruah sebagai tenaga kerja yang murah sudah tidak cukup lagi untuk meningkatkan daya saing bangsa ini di kancah global. Dunia menuntut kualitas dengan standard yang senantiasa berubah semakin tinggi. Dunia bisnis yang sangat kompetitif saat ini sangat menuntut kualifikasi individu agar mampu masuk ke dalamnya, bertahan dan bersaing dengan semua kompetitor di dalamnya.

3 Bidang-bidang seperti penelitian, kesehatan, dan pendidikan menjadi sangat penting dan krusial serta signifikan bagi Indonesia untuk membangun kualitas sumber daya manusia negara ini. Pendidikan menjadi faktor yang sangat signifikan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia di era globalisasi ini. Definisi dari pendidikan sendiri adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sadar akan hal ini, segala daya upaya mulai digencarkan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusianya dengan mengejar berbagai ketertinggalannya di bidang pendidikan. Pemerintah menetapkan 20% alokasi APBN untuk pendidikan sebagaimana yang telah dimandatkan oleh konstitusi Negara, serta melahirkan kebijakan-kebijakan dan program-program yang mendukung pembangunan dan perbaikan kualitas pendidikan nasional dengan cara melaksanakan perluasan akses-akses pendidikan secara merata di seluruh nusantara, meningkatkan kualitas tenaga didik dan pelayanan, relevansi dan kemampuan kompetitif pendidikan, memperbaiki infrastruktur-infrastruktur penunjang pendidikan secara nasional, serta penguatan kelembagaan dan tentu saja melakukan reformasi birokrasi. Usaha pencapaian perluasan dan pemerataan akses pendidikan terlihat pada pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta yang semakin meningkat

4 jumlahnya dari tahun ke tahun yang mencapai 6%. Di seluruh Nusantara saat ini terdapat 3011 perguruan tinggi, dengan perincian 83 (2.76%) adalah perguruan tinggi negeri dan 2928 (97.24%) adalah perguruan tinggi swasta. Perguruan tinggi sendiri dipandang oleh Barnet (seperti yang dikutip Metaxiotis et al., 2003) sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya. Namun demikian peningkatan jumlah perguruan tinggi di seluruh Nusantara nampaknya tidak diikuti dengan peningkatan peringkat akreditasi program-program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi swasta yang berada di wilayah DKI Jakarta. Akreditasi perguruan tinggi sendiri adalah penilaian mutu dan efisiensi perguruan tinggi yang dilakukan secara berkala oleh Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) sebagai satu-satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Penilaian ini meliputi kurikulum, mutu dan jumlah tenaga kependidikan, keadaan mahasiswa, pelaksanaan pendidikan, sarana dan prasarana, manajemen administrasi akademik, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan perguruan tinggi. Berikut adalah akreditasi jurusan-jurusan pada 5 universitas swasta dengan jumlah mahasiswa terbesar di wilayah DKI Jakarta (Kopertis III) hingga

5 tahun 2011 yang diperoleh dari situs resmi Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT): Tabel 1.1 Akreditasi Program-Program Studi Tahun 2011 Universitas Universitas Gunadarma ( mahasiswa aktif) Jurusan (Akreditasi) Sastra Inggris (A) Teknik Mesin (A) Akuntansi (A) Arsitektur (A) Manajemen (A) Psikologi (B) Sistem Informasi (A) Sistem Komputer (A) Teknik Elektronika (A) Teknik Informatika (A) Universitas Bina Nusantara/BINUS University ( mahasiwa aktif) Arsitektur (B) Design Komunikasi Visual (B) Manajemen (A) Matematika (B) Psikologi (C) Sastra China (B) Sastra Inggris (A) Sastra Jepang (B) Sistem Informasi (B) Sistem Komputer (B) Statistika (B) Teknik Industri (B)

6 Teknik Informatika (B) Teknik Sipil (B) Universitas Trisakti ( mahasiswa aktif) Agroteknologi (B) Akuntansi (A) Arsitektur (A) Desain Interior (A) Desain Komunikasi Visual (B) Desain Produk (B) Ekonomi Pembangunan (A) Fotografi (A) Ilmu Hukum (A) Manajemen (A) Pendidikan Dokter (B) Pendidikan Dokter Gigi (A) Perencanaan Wilayah dan Kota (B) Sistem Informasi (C) Teknik Elektro (B) Teknik Geologi (B) Teknik Industri (A) Teknik Informatika (C) Teknik Lingkungan (A) Teknik Mesin (A) Teknik Perminyakan (B) Teknik Pertambangan (B) Teknik Sipil (A) Universitas Mercu Buana ( mahasiswa aktif) Akuntansi (B) Manajemen (A)

7 Ilmu Komunikasi (B) Psikologi (B) Sistem Informasi (B) Teknik Arsitektur (B) Teknik Elektro (B) Teknik Industri (B) Teknik Informatika (C) Teknik Sipil (B) Teknik Mesin (B) Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta ( mahasiswa aktif) Akuntansi (A) Bimbingan dan Konseling (A) Biologi (A) Ekonomi Pembangunan (B) Ilmu Administrasi Negara (A) Ilmu Hukum (B) Ilmu Pendidikan Teologi (A) Manajemen (B) Pendidikan Dokter (A) Pendidikan Bahasa Inggris (A) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (A) Psikologi (A) Teknik Elektro (B) Teknik Industri (B) Teknik Mesin (A) Sumber: Hasil Pengolahan Data (2012)

8 Alasan dari pengambilan kelima universitas swasta dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di wilayah DKI Jakarta sebagai contoh adalah karena mereka dapat dijadikan sebagai benchmark atau panutan bagi perguruan tinggi swasta lain yang ada di wilayah DKI Jakarta maupun di seluruh Nusantara, mengingat posisi Jakarta sebagai ibu kota negara akan menjadikannya tolak ukur bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Dari data akreditasi yang dipaparkan di atas dapat kita lihat bahwa tidak semua program studi yang diselenggarakan oleh kelima universitas swasta ini memiliki akreditasi A. Akreditasi A sendiri menjadi standard yang harus dipenuhi oleh perguruan-perguruan tinggi swasta ini karena menjadi referensi bagi calon mahasiswa dan orang tua untuk memilih perguruan tinggi dalam rangka melanjutkan pendidikan dan begitu pula bagi industry untuk mencari karyawan yang berkualitas, selain akreditasi itu juga menjadi media untuk mengetahui kualitas dari kinerja suatu perguruan tinggi. Dari data akreditasi 5 peguruan tinggi swasta dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di wilayah DKI Jakarta dapat kita temukan bahwa masih banyak program studi yang tidak terakreditasi A. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan dalam kinerja perguruan tinggi swasta karena salah satu indikator dari baik buruknya kinerja suatu perguruan tinggi ditunjukkan dengan akreditasi. Kinerja yang bermasalah menunjukkan ketidakmampuan perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta untuk membekali mahasiswanya dengan soft dan hard skill yang dibutuhkan oleh industry di kemudian hari saat mereka masuk ke dalam dunia bisnis.

9 Fakta lain menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, jumlah pelajar dari Indonesia yang memutuskan untuk belajar ke luar negeri semakin meningkat. Data dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan data sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Mahasiswa yang Belajar di Luar Negeri Tahun Jumlah Mahasiswa Indonesia yang Belajar di Luar Negeri Jumlah Mahasiswa Asing yang Belajar di Indonesia orang orang orang orang orang orang Sumber: Kemdikbud (2011) Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang memilih untuk belajar ke luar negeri tersebar ke seluruh dunia, berikut adalah data sebaran mahasiswamahasiswa Indonesia di 17 negara yang menjadi tujuan favorit untuk belajar pada tahun Tabel 1.3 Negara-negara Tujuan Favorit Mahasiswa Indonesia Negara Jumlah Mahasiswa Indonesia Singapura Australia Malaysia China Amerika Serikat orang orang orang 9539 orang 6942 orang

10 Mesir Jerman Jepang Filipina Belanda Inggris Selandia Baru India Arab Saudi Perancis Korea Selatan Thailand 3865 orang 3340 orang 2162 orang 2105 orang 1478 orang 1245 orang 511 orang 509 orang 501 orang 356 orang 203 orang 186 orang Sumber: Kemdikbud (2011) Data yang ditampilkan di atas menunjukkan bahwa belajar di luar negeri telah menjadi alternatif pilihan bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan yang diyakini lebih berkualitas dan tentu saja peluang yang lebih luas, selain itu data juga menunjukkan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara jumlah mahasiswa asing di Indonesia dengan mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri. Hal ini semakin mempertegas bahwa kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dipertanyakan oleh berbagai pihak. Para orang tua mahasiwa akhirnya harus merogoh kocek yang dalam untuk membiayai mahalnya biaya pendidikan dan biaya hidup anak-anaknya di luar negeri, yang diyakini akan mendapat pendidikan dengan kualitas yang jauh lebih baik. Tanpa menampik keuntungan

11 yang tentu saja dapat diperoleh dengan belajar di luar negeri, muncul kekhawatiran bahwa Indonesia akan kehilangan putra-putri terbaiknya yang lebih memilih belajar di luar negeri kemudian memutuskan untuk menetap dan bekerja di Negara lain yang diyakini menawarkan peluang dan fasilitas yang lebih hebat bagi mereka yang berbakat dan berprestasi. Semakin tingginya minat mahasiswa yang memilih untuk belajar di luar negeri menunjukkan bahwa perguruan tinggi yang ada di dalam negeri terutama swasta telah kehilangan kepercayaan dari para mahasiswa maupun orang tuanya ataupun industri. Dikhawatirkan dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa yang memilih untuk belajar di luar negeri maka jumlah mahasiswa yang dapat diserap oleh perguruan tinggi swasta juga akan berkurang kedepannya. Hal ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi swasta di dalam negeri terutama di wilayah DKI Jakarta sebagai institusi yang sangat bertumpu pada sumber daya manusia belum mampu mengelola sumber daya knowledge atau pengetahuan yang merupakan hasil dari kegiatan belajar-mengajar, riset, pelayanan serta pengelolaan sumber daya dan juga pengelolaan kreativitas dan inovasi melalui pengembangan produk-produk pembelajaran, layanan mahasiswa, maupun kegiatan pemasaran dan layanan masyarakat yang dapat meyakinkan masyarakat yang membutuhkan pendidikan tinggi. Semakin tingginya jumlah mahasiswa Indonesia yang memilih untuk belajar di luar negeri akan berdampak pada berkurangnya pertumbuhan jumlah mahasiswa baru pada perguruan tinggi swasta yang juga akan mengakibatkan menurunnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh perguruan tinggi swasta, hal ini dikarenakan berkurangnya

12 pembiayaan untuk operasional dan pengembangan yang bertumpu pada biaya studi yang dibayarkan oleh mahasiswa. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan perguruan tinggi swasta yang ada di DKI Jakarta akan semakin kehilangan kepercayaan dari para pengguna jasanya, mereka akan memiliki alasan yang lebih kuat untuk belajar di perguruan tinggi swasta di luar DKI Jakarta, perguruan tinggi negeri yang jumlah kursinya terbatas atau pun belajar di luar negeri dengan biaya yang jauh lebih mahal. Begitu juga dengan industri akan lebih memilih untuk mempekerjakan mereka yang adalah lulusan perguruan tinggi negeri atau lulusan luar negeri, sehingga kemudian lulusan perguruan tinggi swasta yang ada di DKI Jakarta akan dipandang sebelah mata ketika mereka memasuki dunia kerja. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya kualitas lulusan perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta karena hanya mampu menyerap mahasiswa yang kurang berpotensi. Saat ini dunia tengah memasuki era kapitalisme pengetahuan di mana manajemen pengetahuan yang efisien akan memainkan peran yang sangat fundamental untuk merubah pengetahuan individual menjadi pengetahuan yang dapat digunakan secara organisasional. Perguruan tinggi sendiri adalah suatu knowledge business, karena perguruan tinggi terlibat dalam proses kreasi, diseminasi dan pembelajaran. Dengan semakin pentingnya peran ekonomi dari pegetahuan, hal ini mendefinisikan kembali hubungan antara pendidikan, kinerja dan pembelajaran organisasional yang menjadikan peranan manajemen pengetahuan dalam institusi perguruan tinggi menjadi sangat krusial. Hal ini kembali mendorong organisasi-organisasi, termasuk di dalamnya perguruan tinggi

13 swasta di wilayah DKI Jakarta untuk memperbanyak eksperimen, mempelajari praktek-praktek teknologi yang baru, serta terus memonitor perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, selalu mengevaluasi kinerjanya secara objektif dan berkomitmen untuk meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan. Saat ini dunia menyaksikan inovasi telah menjadi strategi utama bagi berbagai organisasi untuk menghadapi tuntutan pasar, melihat semakin pentingnya inovasi dan manajemen pengetahuan, semakin penting untuk mengerti bagaimana perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta mengelola pegetahuan yang mereka miliki sebagai upaya untuk mendorong lahirnya inovasi. Berdasarkan deskripsi di atas maka sangatlah menarik dan perlu untuk melakukan penelitian mengenai pemahaman mahasiswa terhadap implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. Penelitian ini akan mencari faktor penyebab dan keterkaitan antar variable serta memberikan rekomendasi strategis kepada pimpinan perguran tinggi dan membantu menyelesaikan masalah utama yang dihadapinya. 1.2 Perumusan Masalah Pada era digital seperti saat ini di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat dan sangat cepat, segala sesuatu yang ada dituntut untuk dapat menyesuaikan diri agar dapat berkembang dan mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, tak terkecuali perguruan tinggi swasta. Program-program studi yang ada pun dituntut untuk memperkaya diri dengan inovasi agar mampu bersaing dengan

14 perguruan tinggi lainnya baik yang negeri maupun yang swasta yang ada di dalam ataupun yang ada di luar negeri, serta mampu memberikan sumbangsih kepada kepentingan masyarakat lokal setempat, bangsa dan negara serta dunia. Semua ini sangatlah bertumpu pada kemampuan perguruan tinggi swasta untuk mengelola sumber daya manusia dengan baik terutama pengetahuan atau knowledge dan inovasi untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan value kepada para pengguna jasanya, baik mahasiswa itu sendiri maupun industri yang membutuhkan tenaga kerja berkualitas (qualified manpower). Ketidakmampuan perguruan tinggi swasta untuk mengelola pengetahuan dan inovasi yang ada akan memberikan dampak negatif pada kinerja perguruan tinggi itu sendiri. Terkait dengan pemaparan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap kondisi implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 2. Apakah implementasi manajemen pengetahuan berpengaruh dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 3. Apakah implementasi manajemen inovasi berpengaruh dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja.

15 4. Apakah implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi berpengaruh terhadap upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggali data dan informasi serta mengkaji secara mendalam tentang: 1. Memahami kondisi implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 2. Menganalisis pengaruh implementasi manajemen pengetahuan terhadap upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 3. Menganalisis pengaruh implementasi manajemen inovasi terhadap upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 4. Menganalisis pengaruh implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi terhadap perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut baik untuk kepentingan pengembangan keilmuan, maupun untuk kepentingan pengelolan perguruan tinggi swasta: 1. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu manajemen strategi terutama bagi manajemen strategis perguruan tinggi swasta.

16 2. Memberikan acuan kepada pengelola perguruan tinggi swasta dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam usahanya untuk meningkatkan kinerja dan nilai bagi para stakeholder. 3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang memiliki keterkaitan. 4. Bagi masyarakat penyedia pendidikan khususnya pendidikan tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kinerja perguruan tinggi.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam konteks pembangunan bangsa dan negara, masih mengalami permasalahan yang serius. Kunandar (2011:7), menjelaskan bahwa bangsa Indonesia kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing ekonomi menunjukkan kemampuan suatu wilayah menciptakan nilai tambah untuk mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara. Harmonisasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh tingkat kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penentu dalam usaha untuk mewujudkan universitas yang berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan praktek, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI EMASLIM KEPALA SEKOLAH, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KOMPONEN KUALITAS SEKOLAH DI SMAN KABUPATEN TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR NEGERI BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA SEMARANG

SEKOLAH DASAR NEGERI BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH DASAR NEGERI BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan potensi seseorang akan berkembang dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah dalam beberapa tahun belakangan ini. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi negara merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih

Lebih terperinci

UNIVERSI RS TAS A S SE S BE B LAS A S MARE

UNIVERSI RS TAS A S SE S BE B LAS A S MARE UNIVERSITAS SEBELAS MARET SPMB UNS TAHUN Panitia SPMB UNS SEKILAS TENTANG UNS Universitas Sebelas Maret (UNS Solo) dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang pesat menuju World Class University,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dianggap sepele karena dengan pendidikan harkat dan martabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Pendidikan merupakan hal penting dalam mendukung kemajuan suatu negara

BAB 1. Pendahuluan. Pendidikan merupakan hal penting dalam mendukung kemajuan suatu negara BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam mendukung kemajuan suatu negara diera globalisasi. Kemajuan pendidikan didukung oleh kemajuan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep daya saing daerah berkembang dari konsep daya saing yang digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak mewarnai pengembangan dan aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta 4.1.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan 4.1.1.1

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang, terutama warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang

Lebih terperinci

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA 1. Teknik Informatika ITB (65,9%) 1 Teknik Elektro ITB (62,5%) 2 Teknik Kimia ITB (61,8%) 3 Pendidikan Dokter UI (59,8%) 4 Teknik Informatika ITS (59,5%) 5 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dan watak bangsa (Nation Character Building). Harkat dan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dan watak bangsa (Nation Character Building). Harkat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, dewasa ini semakin pesat dan menuntut semua pihak agar bisa dan siap bersaing di era globalisasi. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni: SMK adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok kepentingan yang berupaya mendapatkan keuntungan ekonomi yang sebesarbesarnya dengan upaya yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, manusia ikut serta mengiringi perkembangan tersebut. Perkembangan tersebut mengakibatkan banyak hal yang berubah menjadi

Lebih terperinci

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang Nama:bayu prasetyo pambudi Nim:1106341 Analisis negara maju negara berkembang Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan komunikasi dari suatu negara ke negara lainnya. Dengan adanya globalisasi batasan geografis antar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 No. 02/01/2171/Th.V, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan 2016 mencapai 106.953 orang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMK bersaing untuk mendapatkan institusi pilihan, perguruan tinggi pun

BAB I PENDAHULUAN. SMK bersaing untuk mendapatkan institusi pilihan, perguruan tinggi pun BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Intensitas kompetisi saat ini untuk menjadi yang terbaik semakin tinggi, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Setiap tahun, saat lulusan SMA dan SMK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.02/03/33/Th.III, 02 Maret 2009 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008 Nilai ekspor Jawa Tengah bulan Nopember 2008 mencapai 231,78 juta USD, naik sebesar 8,88 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang banyak diminati baik oleh pasar nasional maupun internasional. Industri tekstil, dimana pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 35/06/73/Th. VIII, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. VIII, 2 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial, dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dampak globalisasi di bidang ekonomi memungkinkan adanya hubungan saling terkait dan saling memengaruhi antara pasar modal di dunia. Dampak globalisasi di bidang ekonomi diikuti

Lebih terperinci

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi LAPORAN INDUSTRI Juli 2013 STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.... 1.1 Kata Pengantar. 1 2 IV. PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan adalah subsektor perkebunan. Sebagai salah satu subsektor yang penting dalam sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H14104016 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 18/03/73/Th. IX, 2 Maret PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI BAKRIE SCHOOL OF MANAGEMENT TAHUN Survei: Minat Calon Mahasiswa Terhadap Program Studi di Perguruan Tinggi

LAPORAN SURVEI BAKRIE SCHOOL OF MANAGEMENT TAHUN Survei: Minat Calon Mahasiswa Terhadap Program Studi di Perguruan Tinggi LAPORAN SURVEI BAKRIE SCHOOL OF MANAGEMENT TAHUN 2008 Survei: Minat Calon Mahasiswa Terhadap Program Studi di Perguruan Tinggi Bidang Pemasaran Rochyati Bakrie School of Management Kompleks GOR Soemantri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.02/01/33/Th.III, 05 Januari 2009 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008 Nilai ekspor Jawa Tengah bulan September 2008 mencapai 286,02 juta USD, meningkat sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntunan untuk mewujudkan Administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

HITAM PUTIH PERJALANAN PERJALANAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNISDA LAMONGAN

HITAM PUTIH PERJALANAN PERJALANAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNISDA LAMONGAN PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi HITAM PUTIH PERJALANAN PERJALANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Output pendidikan dituntut untuk siap menghadapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia, negara kepulauan terluas di dunia yang terbentang di sepanjang garis khatulistiwa ini sangat kaya akan daya tarik (obyek) wisata. Sumber Daya Alamnya menduduki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Ada empat variabel yang diteliti dalam mengidentifikasi aplikasi dan implementasi TIK dalam sistem informasi akademik di perguruan tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar ekonomi dunia yang semakin terbuka di era globalisasi sekarang ini menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka memenangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

TES DIAGNOSTIK SUPER INTENSIF SBMPTN 2016 SOSIOLOGI SEJARAH GEOGRAFI EKONOMI

TES DIAGNOSTIK SUPER INTENSIF SBMPTN 2016 SOSIOLOGI SEJARAH GEOGRAFI EKONOMI TES DIAGNOSTIK SUPER INTENSIF SBMPTN 2016 KODE 320 TES KEMAMPUAN DASAR (TKD) SOSHUM SOSIOLOGI SEJARAH GEOGRAFI EKONOMI KODE PILIHAN PROGRAM STUDI (VERSI BINTANG PELAJAR) UNIVERSITAS INDONESIA 001 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi:

Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi: Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi: Pengembangan Ekonomi Kreatif Prof. Dr. Bustanul Arifin barifin@uwalumni.com Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF Anggota Komite

Lebih terperinci

REKAPITULASI VALIDASI LAPORAN EVALUASI PROGRAM STUDI UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2008 SEMESTER 1

REKAPITULASI VALIDASI LAPORAN EVALUASI PROGRAM STUDI UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2008 SEMESTER 1 FAKULTAS KEDOKTERAN 01 20081 001002 01 A 11001 ILMU KEDOKTERAN 20021 2 2 V 186 4 38 124 138 38 53 7.90 5.40 56 75 100 02 20081 001002 01 A 11002 ILMU KEDOKTERAN DASAR 20021 2 2 V 78 6 39 79 63 39 26 11.10

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belum bisa diwujudkan dalam setiap rezim pemerintahan. Isu pembangunan

I. PENDAHULUAN. belum bisa diwujudkan dalam setiap rezim pemerintahan. Isu pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan pembangunan antar wilayah masih merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Pelaksanaan pembangunan yang adil dan merata belum bisa diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini merupakan suatu era di mana batas-batas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini merupakan suatu era di mana batas-batas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini merupakan suatu era di mana batas-batas geografi antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam proses komunikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, Human Development Index (HDI) atau yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan sebuah tolak ukur yang

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013 KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia menghadapi persoalan dalam membangun ekonomi maka suatu daerah harus membangun perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor termasuk industri, perdagangan,

Lebih terperinci