Memahami Failed States Index Indonesia 2012 Kamis, 28 Juni 2012
|
|
- Yenny Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Memahami Failed States Index Indonesia 2012 Kamis, 28 Juni 2012  Memahami Failed States Index Indonesia 2012 (Antara Pendapat di Media dan Kesimpulan dari Fund For Peace)  I.     PENDAHULUAN Setiap tahun organisasi Fund For Peace (FFP) merilis indeks negara gagal atau Failed States Index. Ada 12 indikator sosial, ekonomi dan politik yang digunakan FFP dalam mengukur indeks kegagalan suatu negara yaitu: 1) Demographic Pressures; 2) Refugees and IDPs; 3) Uneven Economic Development; 4) Group Grievance; 5) Human Flight and Brain Drain; 6) Poverty and Economic Decline; 7) State Legitimacy; 8) Public Services; 9) Human Rights and Rule of Law; 10) Security Apparatus; 11) Factionalized Elites; 12) External Intervention. Faktor yang dinilai untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 1)    Demographic Pressures. Tekanan demography atau tekanan terhadap populasi seperti penyakit dan bencana alam dapat mengakibatkan kesulitan bagi negara untuk melindungi rakyatnya. Hal ini menunjukkan keterbatasan kemampuan atau kemauan sebuah negara dalam mengatasi permasalahan tekanan terhadap populasi. Hal yang diukur antara lain bencana alam, penyakit, lingkungan, polusi, kelangkaan pangan, malnutrisi, kelangkaan air, pertumbuhan penduduk, tingkat kematian, dst. 2)    Refugees & Internally Displaced Persons (IDPs). Tekanan yang berasosiasi dengan perpindahan (displacement) penduduk yang terjadi akibat tindakan kekerasan yang selanjutnya menimbulkan kelaparan, penyakit, kekurangan air, perebutan lahan, dan kekacauan yang jika dibiarkan dapat berkembang menjadi bencana kemanusiaan dan pengungsian intra maupun antar negara. Hal yang diukur antara lain jumlah pengungsi, camp pengungsi, camp IDPs, penyakit yang terkait dengan pengungsian, jumlah pengungsi perkapita, IDPs perkapita, kemampuan menerima jumlah pengungsi.  3)    Uneven Economic Development. Ketika terjadi disparitas etnik, agama, atau wilayah dan negara tidak mampu memenuhi komitmen dan kontrak sosialnya secara adil dan merata. Hal yang diukur antara lain Koefisien GINI, Porsi pendapatan 10% terkaya, porsi pendapatan 10% termiskin, distribusi layanan pedesaan dan perkotaan, akses terhadap pelayanan, dan jumlah populasi yang tinggal didaerah kumuh. Â
2 4)Â Â Â Â Â Group Grievance. Ketika terjadi ketegangan sosial antar kelompok dan negara tidak mampu memberikan perlindungan maka ketakutan dan kekerasan akan berlanjut. Hal yang dikukur antara lain diskriminasi, ketidakberdayaan, kekerasan etnis, kekerasan kelompok, kekerasan sektarian, kekerasan agama. 5)Â Â Â Human Flight and Brain Drain. Ketika sempitnya peluang kehidupan bagi warganegara maka rakyat akan bermigrasi sehingga negara kehilangan tenaga terdidik dan berpengalaman. Hal yang diukur adalah migrasi perkapita, emigrasi tenaga terdidik, dan human capital. 6)Â Â Â Poverty and Economic Decline. Kemiskinan dan penurunan kondisi ekonomi mengakibatkan terkendalanya kemampuan negara dalam mengatasi masalah ini sehingga berpotensi menimbulkan friksi antara kaya dan miskin. Hal yang diukur antara lain utang pemerintah, defisit, pengangguran, daya beli, GDP perkapita, pertumbuhan GDP dan inflasi. Â 7)Â Â Â Â Â State Legitimacy. Korupsi dan ketidakterwakilan di pemerintahan secara langsung akan melemahkan kemampuan negara untuk memenuhi kontrak sosialnya. Hal yang diukur antara lain korupsi, efektivitas pemerintahan, partisipasi politik, proses pemilihan, tingkat demokrasi, perdagangan narkoba, kegiatan ekonomi ilegal, aksi protes dan demonstrasi. 8)Â Â Â Public Services. Penyediaan layanan kesehatan, pendidikan, dan sanitasi dan layanan publik lainnya merupakan fungsi utama suatu negara. Hal yang diukur antara lain adalah penegakan hukum (policing), kriminalitas, literasi, air bersih dan sanitasi, infrastruktur, kualitas layanan kesehatan, layanan telepon, akses internet, ketersediaan energi, dan jalan. 9)Â Â Â Human Rights and Rule of Law. Ketika terjadi pelanggaran hak asasi manusia atau ketidakadilan dalam memberikan perlindungan terhadap warga negara, negara sedang mengalami kegagalam dalam menjalankan fungsi utamanya. Hal yang diukur antara lain kebebasan pers, kemerdekaan sipil, kebebasan politik, tahanan politik, penyelundupan manusia, eksekusi, penganiayaan (torture), pemenjaraan, penghukuman keagamaan. 10)Â Â Â Security Apparatus. Aparat keamanan memegang monopoli dalam penggunaan kekuatan yang legal (legitimate force). Kontrak sosial akan melemah jika ada kelompok kekuatan yang bertindak melakukan fungsi yang seharusnya dilakukan oleh aparat keamanan. Hal yang diukur antara lain konflik internal, kerusuhan dan protes, kudeta militer, pemberontakan, pengeboman, tahanan politik, militansi, fatalitas didalam suatu konflik. 11)Â Â Factionalizrd Elites. Ketika terjadi kebuntuan politik antar pusat dan daerah dan munculnya tindakan berbahaya untuk mendapatkan dukungan politis sehingga mengakibatkan negara tidak mampu memenuhi kontrak sosial. Hal yang diukur antara lain pemilihan yang cacat, perjuangan kekuasaan (power struggle), kompetisi politik, perlawanan (defectors). 12)Â Â External Intervention. Ketika negara gagal menjalankan tugas/fungsi internasional maupun domestiknya, pihak luar dapat melakukan intervensi dalam menyediakan layanan atau melakukan manipulasi terhadap urusan internal suatu negara. Hal yang diukur antara lain bantuan asing, kehadiran pasukan perdamaian, kehadiran misi PBB, intervensi militer asing, sanksi internasional, dan credit rating.
3 Masing-masing indikator dinilai dengan menggunakan skala 1 (paling stabil) sampai 10 (paling rentan), sehingga total score tertinggi untuk 12 indikator adalah 120 dan total score terendah adalah 12. Artinya suatu Negara yang mendapat score 12 adalah Negara yang dianggap paling stabil. Sedangkan Negara yang mendapat nilai 120 adalah Negara yang dikategorikan paling gagal. II.       INDEKS NEGARA GAGAL TAHUN 2012 Untuk tahun 2012 FFP merilis Failed States Index pada bulan Mei Laporan FFP tersebut selain menyajikan score juga menyajikan peringkat dari 177 negara. â œperingkatâ mengandung pengertian bahwa suatu Negara yang mendapat peringkat 1 adalah Negara yang dianggap paling gagal. Sedangkan Negara yang mendapat nilai 177 adalah Negara yang dikategorikan paling stabil. Laporan itu juga menyajikan 10 negara yang mengalami perbaikan pesat dan 10 negara yang mengalami penurunan tajam, seperti terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut.
4 III.         KEJUTAN DARI HASIL SURVEI FFP 2012 Ada beberapa kejutan atau surprise dari Failed States Index yang dirilis oleg FFP pada tahun 2012, antara lain:     Jepang mengalami penurunan score yang cukup tajam dari 31 pada tahun 2011 menjadi 43,5 pada tahun Dari sisi peringkat juga terjadi penurunan dari 164 pada tahun 2011 ke peringkat 151 Sekretariat Negara Republik Indonesia
5 pada tahun Penyebabnya gempa bumi dengan kekuatan 9 skala richter yang diikuti oleh bencana tsunami yang juga berujung pada krisis PLTN Fukushima. Kondisi yang dialami Jepang ini dapat dijadikan pelajaran bagi Indonesia yang memiliki kondisi alam sama dengan Jepang khususnya rawan terhadap bencana gempa dan tsunami.â     Pelajaran yang dialami Jepang juga menunjukkan bahwa yang rentan terhadap kejadian yang mengakibatkan penurunan kondisi bukanlah hanya negara-negara yang dikelompokkan sebagai negara miskin yang bergejolak atau tidak stabil saja, tetapi negara maju yang stabil sekalipun kondisinya dapat menurun tajam hanya oleh suatu kejadian bencana alam.     Selain Jepang, Norway juga mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2012 dengan total score 23,9 dari total score 20,4 pada tahun Penurunan kondisi ini terjadi akibat peristiwa tunggal berupa pengeboman dan penembakan membabi-buta yang dilakukan oleh Anders Breivik.     Kejutan lain yaitu pergolakan yang terjadi secara serentak di negara-negara Arab sebagai hasil dari kerusuhan yang timbul dari Arab Spring. Pemburukan kondisi di negara-negara Arab antara lain dialami Libya, Tunisia, Yemen, Egypt, Bahrain dan Syria.  IV.       INDEKS INDONESIA Didalam Country Profile Indonesia 2012 yang juga dirilis oleh FFP, disebutkan bahwa:      Pada tahun-tahun terakhir ini Indonesia merupakan sebuah kisah keberhasilan (success story) dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi dan reformasi politik yang signifikan. Indonesia berhasil bertahan (survive) dalam kondisi krisis finansial global dengan meningkatkan output industri dan ekspor sehingga pendapatan domestik bruto dapat terus tumbuh.     Reformasi politik dan rekonsiliasi demokratis telah menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Pluralitas budaya dan agama, kemerdekaan/kebebasan yang fundamental, reformasi konstitusi dan elektoral serta implementasi dari program desentralisasi merupakan bagian dari kisah keberhasilan tersebut. Namun demikian ketidakberdayaan masyarakat, korupsi, sistem legislasi dan sistem yudisial yang lemah, kekerasan terhadap kelompok minoritas dan elit yang terfragmentasi masih merupakan hambatan yang signifikan.    Dalam rangka melanjutkan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan demokrasi, Indonesia perlu mengatasi
6 berbagai tantangan yang merupakan kendala dalam mencapai kemajuan. Tantangan tersebut termasuk pembangunan infrastruktur, pengangguran, korupsi, pendidikan dan kekerasan terhadap kelompok minoritas. Â Selanjutnya FFP juga menyebutkan perbaikan dan penurunan yang dialami Indonesia antara lain sebagai berikut: 1) Score Indonesia untuk indikator Demographic Pressures masih tinggi (tetap pada angka 7,4) karena masalah keamanan, ketersediaan air, penurunan kondisi lahan, dan perpindahan atau displacement akibat tekanan lingkungan; 2) Score Indonesia untuk indikator Group Grievance meningkat dari 6,6 pada tahun 2011 menjadi 7,1 pada tahun 2012 akibat meningkatnya protes, pelecehan, dan kekerasan terhadap kelompok minoritas. Kemampuan pemerintah untuk mengatasi kekerasan antar kelompok terbatas. Ketegangan sosial dan perlawanan kelompok akan terus merupakan tantangan di masa yang akan datang; 3) Score Indonesia untuk indikator Uneven Development mengalami perbaikan dari 7,5 pada tahun 2011 menjadi 7,2 pada tahun 2012, dan score Poverty & Economic Decline mengalami perbaikan dari 6,4 pada tahun 2011 menjadi 6,0 pada tahun Perbaikan score kedua indikator ini sejalan dengan pertumbuhan PDB; 4) Score Indonesia untuk indikator Public Services mengalami perbaikan dari 6,5 pada tahun 2011 menjadi 6,2 pada tahun 2012 sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memberdayakan ombudsman dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik agar layanan publik dapat dilaksanakan secara akuntabel dan transparan; 5) Score Indonesia untuk indikator Human Rights & Rule of Law mengalami peningkatan dari 6,3 pada tahun 2011 menjadi 6,8 pada tahun 2012 yang diakibatkan oleh peningkatan kekerasan terhadap kelompok minoritas. Secara lebih lengkap score Indonesia sejak tahun 2005 sampai 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
7 Dari Tabel 3 diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 terjadi perbaikan pada 6 (enam) indikator yaitu Refugees & IDPs, Human Flight, Uneven Development, Poverty and Economic Decline, Public Services dan External Intervention. 4 (empat) indikator tetap atau tidak berubah yaitu Demographic Pressures, Legitimacy of The State, Security Apparatus, dan Factionalized Elites. Sedangkan 2 (dua) indikator mengalami penurunan yaitu Group Grievance dan Human Right & Rule of Law. Total score pada tahun 2012 mengalami perbaikan menjadi 80,60 dibanding total score pada tahun 2011 sebesar 81,50. Peringkat Indonesia pada tahun 2012 berada pada rank 63 sedangkan peringkat Indonesia pada tahun 2011 berada pada rank 64. Pada dasarnya dari sisi peringkat tidak terjadi perubahan karena pada tahun 2012 ada 2 negara menduduki peringkat 63 yaitu Indonesia dan Gambia sehingga tidak ada peringkat 64. Dalam 8 tahun terakhir trend score dari Failed State Index Indonesia terus membaik yaitu dari 89,20 pada tahun 2006 menjadi 80,60 pada tahun Secara keseluruhan FFP menyimpulkan Multi-Year Trend Failed States Index Indonesia terus membaik seperti terlihat pada gambar berikut ini.
8 Sekretariat Negara Republik Indonesia
9 Grafik diatas secara nyata mematahkan pendapat yang berkembang diberbagai media massa akhir-akhir ini yang menyatakan Indonesia menuju negara gagal. Hasil survei FFP tentang Failed States Index untuk Indonesia sejak tahun 2005 jelas menunjukkan trend menuju kearah perbaikan bukan kearah kegagalan. V.     KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:     Dalam country Profile Indonesia 2012, FFP memberikan kesimpulan yang obyektif dengan menyebutkan bahwa Indonesia merupakan suatu contoh kisah sukses dengan pertumbuhan ekonomi dan reformasi politik yang signifikan. Namun demikian Indonesia masih menghadapi hambatan yang signifikan antara lain ketidakberdayaan masyarakat, korupsi, sistem legislasi dan sistem yudisial yang lemah, kekerasan terhadap kelompok minoritas dan elit yang terfragmentasi.   Pada tahun 2012 Indonesia mengalami perbaikan pada 6 (enam) indikator yaitu Refugees & IDPs, Human Flight, Uneven Development, Poverty and Economic Decline, Public Services dan External Intervention. 4 (empat) indikator tetap atau tidak berubah yaitu Demographic Pressures, Legitimacy of The State, Security Apparatus, dan Factionalized Elites. Sedangkan 2 (dua) indikator mengalami penurunan yaitu Group Grievance dan Human Right & Rule of Law.     Total score Indonesia pada tahun 2012 mengalami perbaikan menjadi 80,60 dibanding total score pada tahun 2011 sebesar 81,50. Pada tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 63 sedangkan pada tahun 2011 Indonesia berada pada peringkat 64. Pada dasarnya dari sisi peringkat tidak terjadi perubahan karena pada tahun 2012 ada 2 negara menduduki peringkat 63 yaitu Indonesia dan Gambia sehingga tidak ada peringkat 64.
10 Â Â Â Â Pendapat yang berkembang diberbagai media massa akhir-akhir ini yang menyatakan Indonesia menuju negara gagal sama sekali tidak berdasar dan tidak mengacu pada hasil survei FFP. Hasil survei FFP tentang Failed States Index untuk Indonesia sejak tahun 2005 sampai 2012 jelas menunjukkan trend menuju kearah perbaikan bukan kearah kegagalan. Â Â Â Kejadian tunggal seperti pengeboman dan penembakan yang dilakukan secara membabibuta oleh Anders Breivik dapat menurunkan peringkat Failed States Index seperti yang dialami oleh Norway. Â Â Â Â Bencana alam seperti gempa dan tsunami yang diikuti oleh bencana PLTN Fukushima dapat mengakibatkan penurunan tajam total score seperti yang dialami Jepang. Indonesia memiliki potensi untuk mengalami hal ini karena wilayah Indonesia rawan bencana. Oleh karena itu, Indonesia perlu senantiasa mempersiapkan diri untuk mengantisipasi kejadian bencana alam dengan meningkatkan kemampuan (capacity) penanggulangan bencana, sehingga jika terjadi bencana diharapkan selisih score antara capacity dan pressures bisa positif. ( Chairil Abdini / Hamidi Rahmat )
BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tugas pokok TNI tidak hanya sebagai pasukan perang, tetapi juga menjadi pasukan pemelihara perdamaian dalam menjalani
Lebih terperinci3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.
Keynote Speech Wakil Menteri Luar Negeri RI: HE. Dr. A.M. Fachir Pada SEMINAR INTERNASIONAL THE ROLE OF SOUTHEAST ASIA COUNTRIES IN FONCLICT RESOLUTION IN THE MIDDLE EAST A. Pendahuluan 1. Konflik dapat
Lebih terperinciPidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016
Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan
Lebih terperinciGoal : Mengetahui posisi Indonesia di enam indikator global dengan benchmark partners yaitu: Global Hunger Index. Global Corruption Index
1 of 16 10/12/2015 10:00 AM Sowing The Seed of Liberation Goal : Mengetahui posisi Indonesia di enam indikator global dengan benchmark partners yaitu: Global Hunger Index Global Corruption Index Failed
Lebih terperinciProblem Pelaksanaan dan Penanganan
Problem Pelaksanaan dan Penanganan Pelanggaran Hak Atas Pangan Sri Palupi Institute t for Ecosoc Rights Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melahirkan berbagai masalah di daerah. Hasil dari sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan sentralistis yang dijalankan sebelum masa reformasi telah melahirkan berbagai masalah di daerah. Hasil dari sumber daya alam yang berlimpah di daerah banyak
Lebih terperinciAgenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur
IV Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV.1 Agenda Pembangunan Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan, serta permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan
Lebih terperinciPOLA PENGEMBANGAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN (ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN) Herminarto Sofyan PR III UNY
POLA PENGEMBANGAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN (ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN) Herminarto Sofyan PR III UNY ISU YANG DAPAT BERPENGARUH KEPADA SUASANA AKADEMIK Negara Gagal? Yang bener saja. Failed states Terminologi
Lebih terperincinegara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk
BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, dan Suriah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Sejak 18 Desember 2010, telah terjadi suatu fenomena revolusi di Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, dan Suriah. 1 Fenomena revolusi yang
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TANGGAL 11 MEI 2004 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004 2009 I. Mukadimah 1. Sesungguhnya Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciKesetaraan Gender dan Pembangunan di Indonesia
Kesetaraan Gender dan Pembangunan di Indonesia Oleh: Chitrawati Buchori and Lisa Cameron Maret 2006 Kesetaraan Gender dan Pembangunan di Indonesia Kemajuan signifikan yang mengarah pada pencapaian keseimbangan
Lebih terperinciChapter 2 Comparative Economic Development
Chapter 2 Comparative Economic Development Karakter Umum dari Negara sedang Berkembang Tingkat yang rendah dari kehidupan dan produktivitas Tingkat rendah dari modal manusia Tingkat yang tinggi dari ketidak
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciMAKALAH HAM UNTUK STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN SERTA PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI
FOCUS GROUP DISCUSSION DAN WORKSHOP PEMBUATAN MODUL MATERI HAM UNTUK SPN DAN PUSDIK POLRI Hotel Santika Premiere Yogyakarta, 17 18 Maret 2015 MAKALAH HAM UNTUK STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN SERTA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciHak atas Informasi dalam Bingkai HAM
Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM Oleh Asep Mulyana Hak atas informasi atau right to know merupakan hak fundamental yang menjadi perhatian utama para perumus DUHAM. Pada 1946, majelis umum Perserikatan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MOBILITAS PENDUDUK Senin, 19 Oktober 2009
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MOBILITAS PENDUDUK Senin, 19 Oktober 2009 Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya
Lebih terperinciKONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Seminar DEMOKRASI UNTUK
Lebih terperinciKemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia
Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia Kemiskinan sangat identik dengan beberapa variabel berikut ini: Kepemilikan modal Kepemilikan lahan Sumber daya manusia Kekurangan gizi Pendidikan Pelayanan kesehatan
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 KONDISI DAERAH JAWA TIMUR
Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1 I.1 Latar belakang 1 I.2 Maksud dan Tujuan 4 I.3 Landasan Hukum 5 I.4 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 8 I.5 Sistematika Penulisan 10 BAGIAN 1 KONDISI DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah terwujudnya masyarakat
Lebih terperinciBERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA
BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA Oleh : PROF. DR. 1 TERIMA KASIH ATAS UNDANGAN UNTUK MENGIKUTI TEMU NASIONAL ORMAS KARYA KEKARYAAN GAGASAN TENTANG UPAYA MENGATASI KRISIS DAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciKemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia
Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan indikator dan faktor-faktor penyebab kemiskinan Mahasiswa mampu menyusun konsep penanggulangan masalah kemiskinan
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA
Modul ke: PEREKONOMIAN INDONESIA Sejarah Perekenomian Indonesia Periode Orde Baru Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen Latar belakang lahirnya Orde Baru Terjadinya peristiwa Gerakan
Lebih terperinciMENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER
MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER Dian Kartikasari, Seminar Nasional, Perempuan dan SDG, Koalisi Perempuan Indonesia, Jakarta, 20 Januari 2016 SDG SDG (Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan
Lebih terperinciURBANISASI DAN TRANSMIGRASI
1 URBANISASI DAN TRANSMIGRASI Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 24 APRIL 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain persoalan kemiskinan. Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai nation state, sejarah sebuah Negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinci2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.144, 2015 HAM. Rencana Aksi. Nasional. Tahun 2015-2019. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN
BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN 2011-2015 5.1. Visi Paradigma pembangunan moderen yang dipandang paling efektif dan dikembangkan di banyak kawasan untuk merebut peluang dan
Lebih terperinciPROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN
PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN 2010 2014 A. PENDAHULUAN Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. diskriminasi antar etnis yang telah berlangsung sejak lama merupakan salah
BAB V KESIMPULAN Genosida pada tahun 1994 sangat merugikan masyarakat. Adanya diskriminasi antar etnis yang telah berlangsung sejak lama merupakan salah satu penyebab terjadinya genosida di Rwanda selain
Lebih terperinciNama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang
Nama:bayu prasetyo pambudi Nim:1106341 Analisis negara maju negara berkembang Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang
Lebih terperinciBRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA
BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA (Disampaikan dalam Diplomat Briefing, Jakarta 11 Maret 2013) Kata Pengantar Refleksi tentang Pencapaian MDG ini merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.
BAB V KESIMPULAN Krisis kemanusiaan yang terjadi di Darfur, Sudan telah menarik perhatian masyarakat internasional untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut dilakukan dengan pemberian bantuan kemanusiaan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besarnya campur tangan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang paling penting dalam perekonomian Indonesia adalah besarnya campur tangan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, dimana dalam awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah dalam pembangunan.
Lebih terperinciMendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia
IFAD/R. Grossman Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia Kemiskinan perdesaan di Indonesia Indonesia telah melakukan pemulihan krisis keuangan pada tahun 1997 yang
Lebih terperinciBAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai
BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan
Lebih terperinci100 Hari Pemerintahan SBY- Boediono: Timpangnya Kebijakan Makroekonomi dengan Kesejahteraan Rakyat. Jakarta, 31 Januari 2010
100 Hari Pemerintahan SBY- Boediono: Timpangnya Kebijakan Makroekonomi dengan Kesejahteraan Rakyat Jakarta, 31 Januari 2010 Catatan INFID atas program 100 Hari SBY-Boediono Program 100 Hari, Kejar Setoran,
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011
ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011 Data perkembangan Produk Domestik Bruto ditinjau dari sisi penggunaan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir digunakan sebagai data dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan
Lebih terperinciCAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak
CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian
Lebih terperinciANALISIS PELUANG INTERNASIONAL
ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya
Lebih terperinciHak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM. Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights
Hak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights Hak atas standar penghidupan layak Dasar hukum: 1) Konstitusi Pasal 27 (2) 2) Pasal 25 Deklarasi
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: 14 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Good Governance : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi merupakan bentuk ketidakadilan. Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menjelaskan bahwa pengertian
Lebih terperinciIndeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator
Indeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator I. Dimensi Keamanan dari Bencana (Kebencanaan) Dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa wilayah
Lebih terperinciKOMENTAR UMUM no. 08
1 KOMENTAR UMUM no. 08 KAITAN ANTARA SANKSI EKONOMI DENGAN PENGHORMATAN TERHADAP HAK- HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Komite Persatuan Bangsa-bangsa untuk Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya E/C.12/1997/8
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun
Lebih terperinciIndikator Pembangunan. Pengantar Ekonomi Pembangunan
Indikator Pembangunan Pengantar Ekonomi Pembangunan Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Perlunya Indikator Pembangunan Indikator Moneter Indikator Sosial Kelemahan Indikator pendapatan per kapita Indikator
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas
Lebih terperinciInternational Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA
Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia
Lebih terperinciII. PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
II. PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN A. Landasan Hukum Memahami pentingnya cadangan pangan, pemerintah mengatur hal tersebut di dalam Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, khususnya dalam pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk pola
Lebih terperinciturut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan
Lebih terperinciKondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka
Lebih terperinciMateri Kuliah HAK ASASI MANUSIA
Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/08124446335 63 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah HAK ASASI MANUSIA Modul 8 Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/08124446335 63 Rohdearni Tetty Yulietty
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar
Lebih terperinciMasih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014
Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014 Akhir-akhir ini di berbagai media ramai dibicarakan bahwa â œindonesia sedang mengalami krisis energiâ atau â œindonesia sedang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,
KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan
Lebih terperinciKesehatan Masyarakat
Bencana Alam: Perspektif Kesehatan Masyarakat Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM 1 Bisakah bencana dideteksi dan dicegah? Mengapa timbul korban? Bisakah jatuhnya korban dicegah? Apakah infrastruktur dan langkah-
Lebih terperinciDIMENSI PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang
DIMENSI PEMBANGUNAN Anie Eka Kusumastuti e-mail: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Konsep Pembangunan No society can surely be flourishing and happy of which the
Lebih terperinciKemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro
Kemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro Pendahuluan Kemandirian ekonomi semestinya didefinisikan secara fleksibel dan bersifat dinamis. Kemandirian lebih dilihat dari kemampuan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 A. KONDISI KEMISKINAN 1. Asia telah mencapai kemajuan pesat dalam pengurangan kemiskinan dan kelaparan pada dua dekade yang lalu, namun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan sarana eksplanasi tentang perilaku organisasi internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan suatu program atau agenda yang diimplementasikan
Lebih terperinciAccess to justice exists if: People, notably poor and vulnerable, Suffering from injustices Have the ability
AKSES KEADILAN HUKUM & KEADILAN SOSIAL BAGI PEREMPUAN Sulistyowati Irianto Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan NCHR
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS PERTEMUAN KEEMPAT
LINGKUNGAN BISNIS PERTEMUAN KEEMPAT Memahami pengertian, jenis, dan lingkup lingkungan bisnis Memahami hubungan lingkungan dengan perusahaan Memahami pengaruh lingkungan terhadap operasional perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dipercaya sebagai kunci utama dalam sistem informasi manajemen. Teknologi informasi ialah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja
Lebih terperinciGrowth and poverty reduction in agriculture s three worlds. Disusun oleh: Restra Pindyawara Hanif Muslih Kahfi Maulana Hanung
Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds Disusun oleh: Restra Pindyawara Hanif Muslih Kahfi Maulana Hanung Outline 1. Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds 2. The
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia.kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasa berkepentingan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global dan menjadi perhatian banyak orang karena kemiskinan adalah hal yang dapat dijumpai dimana pun, bahkan hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciPOKOK PIKIRAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2012
POKOK PIKIRAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2012 UNTUK PENCERAHAN DAN SOLUSI PERMASALAHAN BANGSA Muhammadiyah merupakan bagian tak terpisahkan dari komponen bangsa. Oleh karena itu, Muhammadiyah sangat peduli atas
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per
Lebih terperinciAdministrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original
Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. negara berkembang tidak selalu mengalami kegagalan karena faktor-faktor
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembangunan sosial di negara berkembang tidak selalu mengalami kegagalan karena faktor-faktor internal. Namun juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal
Lebih terperinciSudahkah kita memimpin ASEAN?
SudahkahkitamemimpinASEAN? KepemimpinanASEANbukanlahsoalmenangataukalah.Agendaterpentingadalah bagaimanamensejajarkankepentingankemajuanbangsadanliberalisasiregionalmelalui kepemimpinanefektif,memilikivisijelas,danberwibawa
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009
KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Pembangunan Daerah Dalam kampanye yang telah disampaikan, platform bupati terpilih di antaranya sebagai berikut: a. Visi : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciramah HAM? Era desentralisasi. Kuasa dan inisiatif Daerah membesar. Pemerintah Kota/Daerah lebih dekat dengan warganya tinimbang pemerintah Pusat
Kenapa kota ramah HAM? Tren kota sebagai habitat utama manusia. By 1990, less than 40% of the global population lived in a city, but as of 2010, more than half of all people live in an urban area. By 2030,
Lebih terperinci2 Analisis Lingkungan Bisnis (ALB) Analisis lingkungan bisnis dimaksudkan untuk mencoba
ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO BAB 2 2 Analisis Lingkungan Bisnis (ALB) Analisis lingkungan bisnis dimaksudkan untuk mencoba mengidentifikasi peluang bisnis yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian eksekutif,
Lebih terperinci