MODUL PENDIDIKAN AGAMA HINDU Untuk SMA dan SMK Kelas XI Semester 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PENDIDIKAN AGAMA HINDU Untuk SMA dan SMK Kelas XI Semester 1"

Transkripsi

1 MODUL PENDIDIKAN AGAMA HINDU Untuk SMA dan SMK Kelas XI Semester 1 Oleh : Ni Made Adnyani, S.Ag NIP DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG SMA NEGERI 1 BONTANG D.I. Panjaitan Gg. Piano 11 No 59 Kodepos Telp. (0548) 21287, Fax. (0548) Web : info@sman1bontang.sch.id Kel. Bontang Baru Kec. Bontang Utara Bontang Kalimantan Timur Tahun 2015 M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I X I I Page 1

2 Dilengkapi dengan : Lembar Kerja Siswa Evaluasi Daily Test Latihan Ulangan Tengah Semester Latihan Ulangan Akhir Semester MODUL PENDIDIKAN AGAMA HINDU Untuk SMA dan SMK Kelas XI Semester 1 Oleh : Ni Made Adnyani, S.Ag NIP NAMA : KELAS : SEKOLAH : M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I X I I Page 2

3 Lembar Pengesahan Modul Pendidikan Agama Hindu Untuk SMA dan SMK Kelas XI Semester 1 ini telah di setujui penggunaannya oleh Kepala SMA Negeri 1 Bontang dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bontang, untuk dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah, Drs. Dasuki, M.Si Titi Wurdiyanti, M.Pd NIP NIP M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I X I I Page 3

4 Kata Pengantar Om Swastyastu, Pujastuti dan Angayu bagia saya haturkan kepada Ida Hyang Widhi Wasa karena atas asung kerta wara nugraha-nya sehingga saya dapat menyusun Modul Pendidikan Agama Hindu untuk SMA dan SMK kelas XI. Materi buku ini disusun berdasarkan standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sehingga dapat digunakan sebagai pendamping bagi siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Penyusun menyadari isi buku ini banyak kekurangannya, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan edisi berikutnya. Semoga Modul ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Agama Hindu, khususnya tingkat SMA dan SMK. Bontang, Februari 2015 Penyusun M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I X I I Page 4

5 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... 3 Kata Pengantar... 4 Daftar Isi... 5 A Kegiatan Belajar 1 Hukum Karma dan Punarbhava... 7 Lembar Kerja Siswa Evaluasi B Kegiatan Belajar 2 Bhuana Agung dan Bhuana Alit Lembar kerja Siswa Evaluasi Latihan Ulangan Tengah Semester C Kegiatan Belajar 3 Nitisastra Lembar Kerja Siswa Evaluasi D Kegiatan Belajar 4 Dharma Gita Lembar Kerja Siswa Evaluasi Latihan Ulangan Semester M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 5

6 HUKUM KARMA & PUNARBHAWA PETUNJUK SISWA Modul ini akan menguraikan tentang Karmaphala dan Punarbhawa, seperti jenis Karmaphala. Pada pembelajaran dengan modul ini anda diharapkan akan memiliki kompetensi standar seperti diuraikan berikut ini : Standart Kompetensi : Memahami Hukum Karma dan Punarbhawa Dengan materi ini anda akan mengerti tentang Karmaphala dan Punarbhawa. Dengan penjabaran tersebut, pemahaman karmaphala dan punarbhava anda akan menjadi jelas dan dapat dijadikan cermin atau pebelajaran dalam kehidupan sehari hari. Lebih khusus lagi setelah mempelajari modul ini, sebagai kompetensi Dasar anda diharapkan dapat : 1. Menjelaskan pengertian Hukum Karma dan Punarbhawa 2. Menjelaskan bagian-bagian Hukum Karma 3. Menguraikan hubungan antara Hukum Karma dengan Punarbhawa 4. Menunjukkan contoh-contoh Hukum Karma dan Punarbhawa M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 6

7 Kegiatan Belajar 1 KARMAPHALA DAN PUNARBHAWA a. Pengertian Hukum Karma Hukum Karma dan Punarbhawa adalah dua dari lima Sraddha agama Hindu. Kedua ajaran ini diyakini betul memiliki hubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari umat. Hukum Karma telah terbiasa dikonotasikan oleh umat Hindu dengan sebutan Karmaphala. Karmaphala adalah penggabungan dua kata yang berasal dari bahasa Sansekerta, yakni dari kata Karma dan Phala. Kata Karma itu sendiri berasal dari akar kata Kr yang berarti berbuat/melakukan perbuatan, kerja/melakukan suatu pekerjaan dan Phala berarti buah atau dalam kaitanya dengan Karma diartikan sebagai hasil. Sehingga Karmaphala berarti hasil dari perbuatan atau sering disebut hukum Karmaphala yakni hukum hasil perbuatan. Hukum karmaphala merupakan hukum sebab akibat atau hukum aksi dan reaksi. Setiap karma mempunyai phala. Dengan demikian hukum Karma sering disebut dengan istilah hukum Karmaphala. Meyakini kebenaran tentang hakekat hukum Karma sangat bermanfaat dalam hidup dan kehidupan ini. Sebab didalamnya terdapat aksioma yaitu hukum yang tidak terbatalkan atau hukum yang tidak dapat dibatalkan oleh siapapun. Hukum karma berlaku adil dan bersifat universal. Sebelum phala itu kembali kepada sumber karma, maka selama itu phala itu terus berproses menunggu waktu akan kembalinya kepada sumber karma itu sendiri. Karma : The Law of action, karma diartikan sebagai hukum dari tindakan. Apapun yang kita kirimkan keluar akan kembali kepada kita dengan kekuatan yang sama. Karma adalah semua tindakan, semua kerja, semua kata kata dan semua pikiran yang baik atau buruk, yang benar ataupun yang salah, disadari ataupun tidak disadari. b. Jenis Jenis Hukum Karma Proses penerimaan hasil perbuatan yang dilakukan oleh seseorang adalah berdasarkan (desa, kala dan patra) tempat, waktu dan keadaan atau kondisinya. Secara tradisional proses penerimaan hukum karma phala itu dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, ketiga bagian yang dimaksud antara lain : 1. Sancita Karma adalah akumulasi dari hasil perbuatan seseorang dimasa lampau yang dapat dinikmati dalam kehidupan sesuai waktu yang tepat Ciri ciri dan upaya menikmati Sancita Karma: a. Akumulasi dari karma di masa lalu b. Benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 7

8 c. Memiliki kecenderungan dapat dihindari (avoidable) d. Cara menerima hasilnya adalah dengan Self Control, melalui Yoga : Asana, Pranayama, dan Meditasi. Mempraktekkan cara hidup seorang Yogi seperti Yama, Niyama dan makan makanan Satvik, makanan Rajasik hanya untuk kesehatan dan alasan profesional, sedangkan makanan Tamasik harus dihindari 2. Prarabda Karma adalah hasil perbuatan seseorang pada masa kehidupan yang saat ini dan hasilnya dinikmati saat ini juga. Ciri ciri dan upaya menikmati Prarabda Karma : a. Hasilnya dinikmati saat ini juga b. Unavoidable (tak dapat dihindari) c. Cara menerima hasilnya adalah dengan Sembahyang/berdoa, chanting/japa dapat memberikan kekuatan untuk melampaui efek negatif dari perbuatan buruk yang kita lakukan saat ini dan juga kerendahan hati dapat mengubahnya menjadi efek positif. d. Tanpa kerendahan hati, Seseorang menjadi egoistis sehingga menaburkan benih negatif untuk dinikmati dimasa yang akan datang. 3. Kriyamana/Aagami Karma adalah bibit dari perbuatan yang baru dilakukan dan hasilnya dinikmati di masa yang akan datang Ciri ciri dan upaya menikmati Kriyamana/Aagami Karma: a. Bibit karma untuk masa depan b. Programmable (bersifat sebagai programing diri) c. Dalam upaya memperoleh bibit yang baik untuk dinikmati dimasa depan maka bertindaklah Nishkaama Karma (bertindak tanpa motif/keinginan pribadi) d. Satsang (Bergaul dengan teman yang menunjang kesadaran) e. Menjaga diri dari pemicu negatif f. Pilihlah profesi, Buku bacaan, kesenangan/hobby yang dapat menunjang peningkatan kesadaran Swami Shivananda menjelaskan dalam literatur Vedanta bahwa terdapat sebuah analogi yang sangat indah mengenai Karma. Seorang pemanah/pemburu menembakkan anak panahnya ditangan kirinya. Tentu saja anak panah itu tidak bisa kembali. Ia akan menembakkan panah lainnya. Sebendel anak panah dalam kantung panah yang ada dipunggung pemburu adalah Sanchita. Panah yang di lepaskan adalah Praarabdha, dan panah yang ia pegang dan akan ia tembakkan adalah Kriyamana/Aagami Karma. Oleh karena itu, Ia memiliki kontrol penuh dalam Sanchita Karma dan Kriyamana/Aagami Karma, namun ia harus berbuat/bekerja secara sungguh sungguh dalam Prarabdha Karma. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 8

9 Semua perbuatan yang dilakukan mendatangkan hasil. Perbuatan yang baik (Subha Karma) membuahkan hasil yang baik. Perbuatan yang buruk (Asubha Karma) jelas membuahkan hasil yang buruk pula. Bila seseorang meninggalkan dunia fana ini, bekas-bekas perbuatannya (Karma Wasana : obsesi - obsesi) yang mengantarkan rohnya kemanapun ia pergi. Hukum karmaphala bersifat universal dalam artian tidak seorangpun bisa menghindarkan diri dari akibatnya. Hukum Karmaphala ini sangat bermanfaat dalam hidup dan kehidupan kita. Diantaranya adalah sebagai pengendali atau pengontrol perilaku seseorang. Dengan demikian seseorang tidak sesukanya dapat berbuat sesuatu. Meratapi hidup dan kehidupan Punarbhawa ini setiap orang mau tidak mau harus yakin bahwa perbuatan yang buruk mendatangkan hasil yang buruk juga. Demikian juga sebaliknya, maka dari itu kita jangan terlena dalam kehidupan ini. Hukum karmaphala merupakan ajaran yang memberikan motivasi kepada setiap orang untuk selalu berbuat yang baik, dalam penjelmaan ini. Karma Sangga dan Karma Yoga Ada dua macam karmaphala yang berkaitan dengan kehidupan ini yaitu Karma Sangga dan Karma Yoga. Karma Sangga, yaitu segala perbuatan atau tugas kewajiban yang berhubungan dengan keduniawian, menyangkut kehidupan sosial manusia. Bila seseorang karyawan bekerja dengan tenaga jasmaninya akan menerima upah yang disebut Karma Kara, sedangkan karyawan yang bekerja dengan tenaga rohani/pikirannya akan menerima upah yang disebut Karma Kesama. Karma Yoga, yaitu segala perbuatan yang dilakukan tanpa terikat keduniawian, tanpa memikirkan upahnya, karena keyakinan bahwa segala yang dilakukannya adalah atas kehendak Hyang Widhi sesuai dengan ethika agamanya. Dalam Bhawad Gita II.47 disebutkan: Karmani eva dhikaraste Mapalesu kadacanam Makarmaphala heturbur Matesango stwa akarmani. Hanya pada pelaksanaan engkau memiliki hak wahai arjuna, bukan pada hasinya, karena itu lakukan pekerjaan tanpa mengharapkan hasilnya. Selain itu, dalam Bhagawad Gita juga dijelaskan mengenai Akarma dan Wikarma. Akarma adalah tidak berbuat atau tidak bertindak, sedangkan Wikarma adalah perbuatan yang keliru. Namun perlu disadari bahwa sebagai manusia kita tidak bisa tidak berbuat (akarma). Bahkan tubuhpun tidak dapat terpelihara jika tidak berbuat. c. Bentuk Bentuk Karma Karma memiliki 3 bentuk yaitu : 1. Karma berbentuk Pikiran 2. Karma berbentuk Kata kata 3. Karma berbentuk Perilaku d. Beberapa Cara Memahami Karma 1. Menjadi sadar terhadap pilihan pilihan kita 2. Menjadi sadar terhadap kehendak kehendak atau orientasi kita M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 9

10 3. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi bahagia atas apa yang kita lakukan e. Punarbhava Keyakinan umat Hindu yang ke empat setelah Karmaphala adalah Punarbhawa. Punarbhawa sering juga disebut Reinkarasi atau Samsara. Punarbhawa berasal dari bahasa Sansekerta, yakni dari kata Punar dan Bhava. Punar berarti lagi, kembali. Sedangkan kata Bhava berarti menjadi, menjelma, lahir. Sehingga Punarbhawa berarti menjelma kembali atau kelahiran kembali. Kelahiran yang kembali ini sesungguhnya merupakan penderitaan yang harus kita akhiri melalui kesempatan hidup ini. Setiap orang hendaknya berupaya untuk tidak menyia-nyiakan hidup ini, bila kita mau dan senang menikmati hidup. Setelah menjelma dalam hidup ini sebagai mahkluk terutama manusia, kita memiliki lima lapisan badan. Kelima badan itu sangat berguna bagi manusia untuk melakoni hidupnya. Kelima lapisan tersebut disebut dengan Panca Maya Kosa, diantaranya adalah Annamayakosa, Pranamayakosa, Manomayakosa, Wijnanamaya-Kosa, dan Anandamayakosa. Badan kasar kita disebut dengan Annamayakosa dan empat badan yang lainnya termasuk badan halus. Karma Wasana itu melekat pada badan haus, meyelubungi Atman sehingga mengalami keadaan penurunan kesadaran atau lebih tepat disebut Avidya dan Avidya inilah yang membuat mahkluk mengalami Punarbhawa. Ajaran Hindu secara tegas menyatakan bahwa segala jenis penjelmaan itu merupakan suatu Samsara atau penderitaan. Jika kita yakin akan hal itu, maka dapat menjadi motivasi yang positif bagi semua orang agar dapat memperbaiki kualitas hidupnya dengan selalu berusaha menghindari perbuatan-perbuatan yang buruk. Dengan demikian walaupun Punarbhawa itu sesungguhnya merupakan penderitaan, namun disisi lain punarbhawa itu merupakan kesempatan untuk melakukan karma yang baik. Baik buruknya karma manusia dapat mempengaruhi baik buruk kwalitas Karma Wasananya. Karma Wesana itu muncul dari keinginan keinginan manusia. Sangat diharapkan tidak ada seorangpun diantara kita yang menyia-nyiakan amanat hidup ini. Setiap orang hendaknya selalu berupaya memupuk Subhakarma dan menghindarkan diri dari Asubhakarma. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan utama dari hidup ini akan terjembatani dan dapat kita wujudkan. Kesempatan Punarbhawa merupakan salah satu bagian dari upaya umat manusia untuk dapat mempersatukan kembali Atman dengan Brahman. Bersatunya Atman dengan Brahman maka tercapai keadaan Sat Cit Ananda, yaitu kebahagiaan yang kekal dan abadi. Itulah yang dinamakan Moksa keadaan bebas dari ikatan. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 10

11 Lembar Kerja Siswa I. Berilah tanda Rumput (V) pada kolom: S (bila setuju), R (bila ragu-ragu), dan Ts (bila tidak setuju) lengkapi dengan alasannya untuk pernyataan-pernyataan dibawah ini! No Pernyataan S R Ts Alasan anda 1 Belajar dan belajar berbuat dan berbuat adalah kewajiban kita. Dengan berbuat dan atau belajar yang baik seseorang dapat menemukan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidupnya. 2 Belajar dan belajar adalah kewajiban kita. Karena dengan tekun seseorang dapat mencapai prestasi. Buat seorang pelajar prestasi adalah kebanggaan, kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya. 3 Sungguh merupakan anugrah yang tidak terhingga kita bisa mengalami punarbhawa. Kesempatan menjelma sebagai manusia merupakan langkah awal bagi seseorang untuk dapat memperbaiki perbuatannya. 4 Ajaran Sancita karma phala dapat berfungsi sebagai motifasi dan inovasi bagi setiap orang yang ingin memperbaiki kualitas kehidupannya 5 Setiap orang dapat mengakhiri penyesalan dan penderitaan hidupnya setelah yang bersangkutan mampu memahami dan melakoni nilai-nilai ajaran Kryamana karma phala. 6 Terimalah kenyataan hidup ini dengan rasa senang dan jiwa besar, bila kita tidak ingin mendapatkan permasalahan baru dalam hidup ini. 7 Jiwatma itu bebas menjelma kemana, kapan dan dimana saja ia mau, namun tetap tergantung pada Kemahakuasaan Sang Pencipta. 8 Sungguh susah memang untuk selalu dapat berbuat baik, namun dalam kenyataan kita hendaknya dapat mengupayakannya. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 11

12 Evaluasi II. Pilihlah salah satu huruf a, b, c, d atau e dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar dari soal-soal di dibawah ini! 1. Sering kita melihat ada orang yang 6. Menurut mitologi Hindu, Sang Suratma senantiasa berbuat baik tetapi hidupnya adalah manifestasi Brahman yang selalu menderita, kemungkinan dari hukum berwenang dalam tugasnya. karma phala yang sedang diterima a. Mengantarkan roh ke surga adalah. b. Menghukum roh ke neraka a. Subha Karma Wesana c. Mengatur reinkarnasinya setiap b. Kryamana Karmaphala makhluk c. Prarabdha Karmaphala d. Sancita Karmaphala baik e. Sancita Karmaphala buruk 2. Sebaiknya kita dapat melihat ada orang yang selalu berbuat berbagai macam kecurangan namun tetap nampak senang dalam hidupnya. Hal ini berhubungan dengan. a. Prarabda Karmaphala b. Kryamana Karmaphala c. Sancita Karmaphalanya buruk d. Sancita Karmaphalanya baik e. Karma Wesananya 3. Perbuatan yang dimotivasi oleh dorongan nafsu jahat menimbulkan dosa dan kelak bila reinkarnasi maka hidupnya menjadi. a. Sangat susah b. Sangat senang c. Bhutakala d. Dewa e. Bersatu dengan Brahman d. Mengadili baik buruknya perbuatan manusia e. Mencatat segala perbuatan manusia 7. Seorang anak SMA suka melempar anjing, menyebabkan kaki anjing itu patah. Setelah yang bersangkutan duduk di bangku kuliah anak itu jatuh dan mengalami patah kaki. Untuk anak ini kemungkinan berlaku. a. Sancita Karmaphala b. Prarabda Karmaphala c. Kryamana Karmaphala d. Sentana Karmaphala e. Asubhakara 8. Masing-masing roh seseorang yang telah meninggal dunia akan mencapai alam surga dan neraka, sebab. a. Setiap orang pernah berbuat baik b. Setiap orang pernah berbuat dosa c. Setiap orang pernah berbuat baik dan tidak baik d. Manusia dalam hidupnya selalu berbuat 4. Sebagai manusia hendaknya selalu baik berusaha berbuat yang terbaik, karena kesempatan ini hanya ada di. a. Alam Sorga e. Manusia dalam hidupnya selalu berbuat buruk 9. Kitab Whraspati Tatwa menyatakan bahwa b. Alam Manusia penjelmaan yang berbeda-beda itu c. Alam Neraka disebabkan oleh Karma Wasana. Bila d. Alam Dewa dalam hidupnya terdahulu senantiasa e. Alam Roh bersikap bijaksana, kemungkinan menjelma 5. Bersyukur dilahirkan sebagai manusia menjadi manusia bersifat. walaupun dalam keadaan cacat, sebab hanya manusia yang dapat. a. Dewa b. Daitya a. Melebur perbuatan buruk menjadi baik c. Raksasa b. Berbuat semaunya c. Mengikuti orang tuanya d. Naga e. Widyadara d. Mengembangkan budayanya 10. Sedangkan bila orangnya mempunyai e. Bersahabat dengan sesamanya watak berbelit-belit maka kelak dia menjelma sebagai manusia penuh dengan sifat. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 12

13 a. Daitya b. Dewa c. Naga d. Widyadara e. Raksasa 11. Ajaran hukum karmaphala memberikan petunjuk agar kita tidak cepat putus asa. Bila sesuatu yang kita kerjakan sekarang belum bisa menerima hasil, semuanya itu bisa diterima dalam kehidupan mendatang. Hal itu berhubungan dengan. a. Hukum Karma Phala b. Hukum Sebab Akibat c. Sancita Karma Phala d. Prarabda Karma Phala e. Kryamana Karma Phala 12. Keistimewaan ajaran karmaphala adalah seperti pernyataan berikut dibawah ini, kecuali. a. Mendorong kita agar bekerja sebanyak mungkin karena pasti mendapat hasil b. Menuntun seseorang supaya memiliki prinsip lebih banyak berbuat c. Menuntun seseorang selalu berbuat yang benar menurut ajaran agama d. Menuntun seseorang supaya tahu membedakan perbuatan baik dan buruk e. Menuntun seseorang untuk lebih banyak berbuat baik jika berphala 13. Hukum karma phala itu sebenarnya hanya dapat berlaku untuk. a. Seseorang yang berbuat jahat b. Setiap orang yang berbuat benar c. Setiap orang yang berbuat baik maupun buruk d. Mereka yang memiliki keyakinan e. Setiap orang yang ingin Moksa 14. Karmaphala dinyatakan sangat erat hubungannya dengan Punarbhawa, karena. a. Sama-sama bagian dari Panca Sraddha b. Sama-sama ajaran falsafah hidup c. Kelahiran kita ke dunia ditentukan oleh hasil perbuatan d. Sama arti dan maknanya e. Semua perbuatan pasti menghasilkan 15. Sisa - sisa dari perbuatan seseorang dalam bentuk obsesi obsesi menurut ajaran agama Hindu disebut. a. Karma Phala b. Samsara c. Phala Karma d. Karma Sentana e. Karma Wasana 16. Hukum karma yang dimaksud adalah hukum karma phala itu sendiri. Kata Karma berasal dari bahasa. a. Jawa Kuno b. Bali c. Yunani d. Bali Kuno e. Sansekerta 17. Baik Rta maupun Dharma keduanya adalah berarti hukum dalam ajaran agama Hindu. Rta berarti. a. Hukum alam yang bersifat abadi b. Hukum yang khusus berkaitan dengan pidana c. Hukum yang bersifat sementara d. Hukum yang bersifat duniawi e. Hukum yang berlaku khusus untuk binatang 18. Karmany eva dhikaraste ma phelaesu kadachana ma karmapala heturbhur mate sango stwaakarmani. Kalimat itu tersurat dalam kitab suci. a. Slokantara b. Niti Sastra c. Manawa Dharma Sastra d. Bhagawad Gita, II.47 e. Sarasamuscaya 19. Karmaphala ngaran ika, phalaning gawe hala hayu (Slokantara, 68), artinya yang disebut dengan nama karmaphala adalah. a. Semua perbuatan baik atau buruk b. Hanya perbuatan yang utama c. Hanya perbuatan yang baik d. Semua perbuatan buruk e. Semua orang berbuat yang utama 20. Setiap perbuatan akan membekas pada yang berbuat, prinsip ajaran ini berhubungan dengan. a. Karma Sangga b. Karma Kesama M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 13

14 c. Karma Kara d. Karma Wasana e. Karma Yoga 21. Seseorang bekerja dengan kekuatan tenaga jasmaninya dan menerima upah. Hasil perbuatan yang diterima oleh orang bersangkutan disebut dengan. a. Karma Kara b. Karma Sangga c. Karma Kesama d. Karma Wasana e. Karma Yoga 22. Namun bila seseorang yang bekerja dengan tenaga rohaninya dan menerima upah, maka hasil perbuatannya itu dapat disebutkan berhubungan dengan. a. Karma Wasana b. Wikarna c. Karma Kesama d. Karma Kara e. Akarma 23. Lebih baik berbuat dari pada tidak sama sekali, walaupun perbuatan itu keliru. Perbuatan keliru disebut dengan istilah. a. Wikarma b. Subha Karma c. Akama d. Asubha Karma e. Wikarma 24. Dalam kehidupan ini setiap orang harus bekerja sebab bila tidak bekerja, ia akan disiksa oleh pekerjaan itu. Tidak bekerja disebut dengan istilah. a. Karma b. Subha Karma c. Akarma d. Asubha Karma e. Wikarma 25. Kelahiran kembali yang dialami oleh seseorang menurut ajaran Agama Hindu disebut dengan. a. Suka tanpawali dukha b. Sorga c. Punarbhawa d. Moksa e. Jagadhita 26. Punarbhawa terdiri dari kata punar dan bhawa. Kata Punar berarti... a. Menjadi b. Lahir c. Berulang-ulang d. Menjelma e. Kembali 27. Manusia terdiri dari lima jenis badan, badan kasar disebut dengan... a. Pranamaya Kosa b. Wijnanamaya Kosa c. Anandamaya Kosa d. Manomaya Kosa e. Anamaya Kosa 28. Penjelmaan yang berasal dari Sorga disebut dengan. a. Punarbhawa b. Swarga cyuta c. Samsara d. Neraka cyuta e. Reinkarnasi 29. Perbuatan yang menimbulkan punarbhawa berasal dari perilaku yang diliputi oleh... a. Tri Kaya Parisudha b. Catur Dana c. Tri Guna d. Sad Ripu e. Panca Sraddha 30. Akibat dari kelahiran manusia yang Subhakarma adalah... a. Melarat b. Suka tan pawali duka c. Duka tan pawali suka d. Menderita e. Bahagia 31. Punarbhawa berarti lahir kembali, berasal dari bahasa... a. Dewa nagari b. Bali c. Indonesia d. Jawakuna e. Sanskerta 32. Dalam penjelmaan ini manusia memiliki tiga badan, Stula Sarira berarti... a. Badan penyebab b. Badan kasar c. Rohani d. Badan halus e. Jasmani 33. Badan halus manusia sering disebut juga. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 14

15 III. a. Antakaran Sarira b. Suksma Sarira c. Bhaga d. Stula Sarira e. Angga Sarira 34. Lima unsur pembungkus badan manusia yang bersifat sangat halus disebut... a. Antakaran sarira b. Suksma sarira c. Panca Mayakosa d. Panca Sradha e. Panca Korsikia 35. Unsur pembungkus badan manusia yang berasal dari zat makanan disebut... a. Manomayakosa b. Anandamayakosa c. Maya Sarira d. Wijnanamayakosa e. Anamayakosa 36. Sifat malas yang mempengaruhi jiwa manusia dalam ajaran Tri Guna disebut... a. Tabah b. Satwam c. Tamas d. Satya e. Rajas 37. Barang siapa di dunia ini selalu berbuat berdasarkan pikiran yang suci, maka yang bersangkutan memperoleh... a. Keberuntungan b. Perselisihan c. Kekayaan d. Kesedihan e. Kebahagiaan 38. Tri Kaya Parisudha adalah falsafah dan sekaligus sumber inspirasi umat Hindu. Manfaat yang kita peroleh bila kita melakoninya adalah... a. Beretos kerja b. Penderitaan c. Kekayaan d. Keutamaan hidup e. Disiplin 39. Sering kita melihat ada orang yang senantiasa berbuat baik tetapi hidupnya selalu menderita, hukum karmaphala yang sedang di terima adalah. a. Subhakarma Wasana b. Sancita Karmaphala Baik c. Kryamana Karmaphala d. Sancita Karmaphala buruk e. Prarabda Karmaphala 40. Sebaliknya kita dapat melihat ada orang yang selalu berbuat berbagai macam kekurangan namun tetap nampak senang dalam hidupnya. Hal ini berhubungan dengan. a. Prarabda Karmaphala b. Sancita Karmaphalanya Baik c. Kryamana Karmaphala d. Karma Wasananya e. Sancita Karmaphalanya buruk Lengkapilah pernyataan-pernyataan di bawah ini! 1. Berbuat baik disebut Tidak berbuat disebut Berbuat buruk disebut Perbuatan yang mengakibatkan hasil juga dikenal dengan istilah Pada umumnya orang bersedih bila perbuatannya tidak memberikan hasil, karena kurang memahami tentang Pahala yang diterima oleh seseorang sering menjadikan hatinya senang, agar yang bersangkutan tidak menjadi lupa diri maka diperlukan Kesempatan kita dilahirkan adalah untuk mempertanggungjawabkan Guna Satwam mengantarkan kita lahir menjadi orang Guna Rajas mengantarkan kita lahir menjadi orang Bila kita malas perlu bersahabat dengan yang kreatif, dalam Tri Guna adalah Berbangga dan berbahagialah dilahirkan sebagai manusia karena Pembungkus badan halus manusia yang berasal dari Wijnanamayakosa mengakibatkan... M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 15

16 Sedangkan yang berasal dari anandamayakosa mengakibatkan terjadinya Menurut mitologi Hindu di Bali, menceritakan bahwa roh seseorang yang senang membuat orang panas hati dan sengsara akan berada di Sedang mereka yang senang bermain cinta, bukan dengan istri atau suaminya akan ditampung Suka mencuri makanan hingga orang lain kelaparan, maka rohnya kelak menjadi penghuni Seseorang yang suka membicarakan orang lain dengan maksud-maksud jahat, setelah meninggal akan sampai di alam Titi ugal agil disebut sebagai tempat menghukum roh orang yang telah meninggal pada masa hidupnya karena berbuat Bila kita dilahirkan sebagai manusia cacat, menurut hukum karma mereka dapat disimpulkan terlahir dari Seseorang yang lahir mendekati sempurna, pertanda mereka lahir dari... IV. Jawablah dengan singkat dan jelas! 1. Apakah Karmaphala dan Punarbhawa itu? Jelaskanlah! Jawab : Karma terdiri dari tiga jenis. Sebutkan dan Jelaskanlah! Jawab : Bagaimana Kita tahu dan dapat meyakini bahwa hukum karma itu ada dan terjadi? Jelaskanlah! Jawab : Bagaimana hubungan antara hukum Karma dengan Punarbhawa? Jelaskanlah! Jawab : Benarkah Punarbhawa itu terjadi? Jelaskanlah! M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 16

17 Jawab : Keunggulan dan bermanfaat apakah dapat kita peroleh dari meyakini keberadaan dan kebenaran dari hukum Karma terkait dengan kehidupan sehari-hari? Jelaskanlah! Jawab : Selain Tri Sarira, manusia juga memiliki lima unsur badan yang bersifat sangat halus. Sebutkan dan jelaskanlah! Jawab : Ulangan Tanggal: Tanda Tangan Catatan Guru: Guru Orang Tua M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 17

18 DAILY TEST A. Terjemahkan daftar kata Sansekerta berikut ini ke dalam bahasa Indonesia! 1. Karma :. 2. Phala :. 3. Manah :. 4. Wacika :. 5. Kayika :. 6. Punar :. 7. Bhava :. 8. Punarbhava :. 9. Samsara :. 10. Vasana :. 11. Jiwatman :. 12. Tri Guna :. 13. Guna :. 14. Satwam :. 15. Rajas :. 16. Tamas :. 17. Maya :. 18. Asubha karma :. 19. Subha karma :. 20. Sukma Sarira :. 21. Stula Sarira :. 22. Ahamkara :. 23. Antahkarana Sarira :. 24. Surge cyuta :. 25. Neraka Cyuta :. 26. Sancita karmaphala :. 27. Prarabdha karmaphala :. 28. Kriyamana karmaphala :. 29. Subha :. 30. Nitya :. Ulangan Tanggal: Tanda Tangan Catatan Guru: Guru Orang Tua M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 18

19 B. Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Kata karma berasal dari bahasa.dari akar kata 2. What the meaning of law, Karma, Phala, Karmaphala, dan Punarbhawa? 3. What the meaning of Akarma? 4. Bagaimana hakekat hukum Karma? 5. Uraikan konsepsi Punarbhawa dalam Hindu! 6. Sebutkan 3 bentuk Karma! 7. Sebutkan 3 jenis Karma dan sebutkan ciri ciri serta cara menerimanya! 8. Bagaimana kita tahu dan dapat meyakini bahwa hukum Karma itu ada dan terjadi? jelaskan! M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 19

20 9. Bagaimana hubungan antara Karma dengan Punarbhawa? 10. Tuliskan sloka Bhagawad gita, IX.27 tentang Karma Yoga. Dan hubungkan dengan konsep menjalani karma dalam hidup manusia! 11. Sebutkan 3 cara memahami ajaran Karma! 12. Bagaimana kamu menyakini kebenaran Punarbhava! 13. Bagaimana perjalanan evolusi jiwa dalam Punarbhawa! 14. Uraikan hubungan memelihara badan dengan cara kita berkarma! M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 20

21 15. Jelaskan cara melebur Karma buruk! Cocokanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat dibelakang modul ini. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi 1 Tingkat Penguasaan : Jumlah jawaban anda yang benar X 100% Jumlah soal Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 91% - 100% : Sangat Baik 81% - 90% : Baik 71% - 80% : Cukup < 71% : Kurang Bila tingkat penguasaan anda mencapai 80% keatas, anda dapat meneruskan dengan Materi 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda di bawah 80%, anda harus mengulangi materi 1, terutama pada bagian yang belum anda kuasai. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 21

22 BHUANA AGUNG & BHUANA ALIT PETUNJUK SISWA Modul ini akan menguraikan tentang Bhuana agung dan bhuana Alit, dimanaakan diuraikan mengenai proses penciptaan dan pralaya alam semesta Pada pembelajaran dengan modul ini anda diharapkan akan memiliki kompetensi standar seperti diuraikan berikut ini : Standart Kompetensi : Memahami proses penciptaan dan pralaya alam semesta Dengan materi ini anda akan mengerti tentang proses penciptaan dan pralaya alam semesta. Dengan penjabaran tersebut, pemahaman tentang alam semesta anda akan menjadi jelas dan dapat dijadikan pembelajaran dalam kehidupan sehari hari. Lebih khusus lagi setelah mempelajari modul ini, sebagai kompetensi Dasar anda diharapkan dapat : 1. Menguraikan proses terciptanya Bhuana Agung dan Bhuana Alit 2. Menunjukkan sloka dan mitologi yang berkaitan dengan penciptaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit 3. Menjelaskan proses pralaya Bhuana Agung dan Bhuana Alit M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 22

23 Kegiatan Belajar 2 BHUANA AGUNG DAN BHUANA ALIT 1. Bhuana Agung Keberadaan alam semesta atau jagat raya ini diciptakan oleh Brahman. Proses penciptaan Jagat Raya ini terjadi pada masa Srsti. Istilah lain yang sering terpakai untuk menyebutkan Bhuwana Agung adalah alam raya, alam semesta, jagat raya, alam besar, Brahmanda, dan macrocosmos. Bhuwana Agung adalah semua gugusan antara lain : matahari, bintang, planet, bumi, bulan, dan yang menjadi isi alam semesta ini. Pada saat alam semesta ini mengada disebut dengan masa Srsti atau Brahmadiwa (siang hari Brahman). Sedangkan ketika alam semesta ini meniada disebut dengan Pralaya atau Brahmanakta (malam hari Brahman). Dalam perhitungan satu kali Brahmadiwa dan satu kali Brahmanakta disebut dengan satu hari Brahman atau satu Kalpa (lamanya 432 juta Tahun). Penjelasan tentang terciptanya Bhuwana agung sebagai ciptaan Brahman, dapat kita temukan dalam kitab Brhad Aranyaka Upanisad I.1, Brahmanda Purana, Agastya Parwa dan sebagainya. Kapan sesungguhnya alam semesta ini tercipta, sangat sulit dipastikan, mengingat keterbatasan kemampuan dan umur manusia. Beberapa peneliti dan ilmuwan mencoba untuk membuat teori tentang penciptaan alam semesta tetapi tidak satupun dapat memastikan kapan alam ini tercipta. Menurut susastra suci Hindu teori penciptaan jagat raya banyak diuraikan yang jika dicermati dan dipelajari dengan penuh keyakinan maka alam semesta ini mengalami keadaan dimana jagat raya ini pernah tidak ada, lalu ada, kemudian tidak ada lagi, demikian seterusnya berulang-ulang. Proses dari tidak ada menjadi ada alam semesta ini berlangsung secara berjenjang, dari jenjang yang amat halus dan tidak berwujud ( gaib / niskala ) sampai pada jenjang yang berwujud dan sangat kasar ( nyata / sekala ). Alam semesta ini mengada melalui proses evolusi yang sangat panjang. Berawal dari kekuatan Tapa-Nya, terciptalah dua kekuatan yang disebut Purusa dan Pradhana. 2. Pralaya Pralaya adalah masa dimana alam semesta ini tidak ada. Proses pralaya menurut susastra Hindu digambarkan sebagai berikut ; M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 23

24 1. Dimulai dari hancurnya ikatan api atau matahari yang kemudian menyebar keseluruh alam semesta. 2. Dari sebaran api yang sangat dahsyat ini menyebabkan semua zat cair menguap, semua zat pada meleleh kemudian menguap. 3. Semua mahluk hidup mati dan hancur. 4. Unsur-unsur Panca Maha Bhuta kembali menjadi atom yang amat halus sekali. 5. Alam jagat raya dipenuhi hawa panas kemerahan dan dentuman halilintar yang sambungmenyambung dengan dahsyat. 6. Selanjutnya alam semesta menjadi tidak ada selama satu kalpa atau kurang lebih 432 juta tahun manusia. 7. Pada saat alam ini tidak ada Brahman menarik kembali semua manifestasi beliau di alam kemudian menjadikan diri dalam wujud sepi, kosong dan hampa. Pada kondisi seperti ini beliau disebut Paramasiwa atau Nirguna Brahman. 3. Srsti Menurut Siwa Tattwa, setelah alam ini tidak ada, proses tercipta alam semesta dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Brahman Paramasiwa atau Nirguna Brahma menjadikan diri-nya Sada Siwa ( Saguna Brahma ) yang berwujud Purusa dan Prakriti. 2. Purusa adalah unsur dasar kejiwaan atau rohani, sedangkan Prakirti adalah unsur dasar kebendaan atau jasmani. Purusa dan Prakirti keduanya sangat halus dan tidak bisa diamati, tanpa permulaan dan tanpa akhir. Hal ini disebutkan dalam Bhagawad Gita, Bab XIII sloka Dari Unsur Prakirti lahirlah Triguna yaitu; Sattwam, Rajas, dan Tamas. Sattwam adalah unsur yang bersifat terang dan tenang. Rajas unsur yang memiliki sifat dasar dinamis dan aktif. Sedangkan Tamas adalah unsur yang memiliki sifat dasar gelap dan berat 4. Perpaduan Purusa dan Prakirti menyebabkan Triguna tidak seimbang. Padamulanya Unsur Sattwam yang mendominasi maka lahirlah yang disebut Mahat yang berarti Maha Agung. 5. Dari Mahat terciptalah alam Citta yang didalamnya terdiri dari tiga unsur yaitu Budhi, Manah dan Ahamkara yang tercipta secara berurutan. 6. Alam Citta yang pertama muncul adalah Buddhi, yaitu unsur kejiwaan tertinggi yang berfungsi untuk menentukan keputusan. Budhi bersifat Sattwam sehingga setiap keputusannya bersifat bijaksana. 7. Dari Buddhi selanjutnya lahir Ahamkara, yaitu benih kejiwaan yang bersifat individu. Fungsinya adalah untuk merasakan. M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 24

25 8. Selanjutnya dari Ahamkara lahirlah yang disebut Manas, yaitu akal atau pikiran yang berfungsi untuk berpikir. 9. Evolusi berikutnya dengan pengaruh Triguna dengan imbangan yang berbeda terciptalah Dasa Indriya, yang terdiri dari : Panca Buddhindriya terdiri dari: a. Srotendriya (Indria Pendengar ) b. Twakindriya (Indria Perasa ) c. Caksuindriya (Indria Penglihatan ) d. Jihwendriya (Indria Pengecap ) e. Granendriya (Indria Pencium ) Panca Karmendriya terdiri dari: a. Garbhendriya Indria Penggerak Perut ) b. Panindriya ( Indria Penggerak Tangan ) c. Padendriya (Indria Penggerak Kaki ) d. Payundriya ( Indria Penggerak Pelepasan) e. Upasthendriya / Bhagendriya ( Indria penggerak kelamin) 10. Selanjutnya lahirlah Panca Tanmatra yaitu lima unsur zat yang sangat halus terdiri dari : a. Sabda Tanmatra ( sari suara ) b. Sparsa Tanmatra ( sari rabaan ) c. Rupa Tanmatra ( sari warna ) d. Rasa Tanmatra ( sari rasa ) e. Ganda Tanmatra ( sari bau ) 11. Dari Panca Tanmatra selanjutnya muncul Panca Maha Bhuta, yaitu lima macam unsur zat alam yang bersifat kasar, terdiri dari: a. Akasa ( ether atau ruang ) b. Wayu ( hawa atau udara ) c. Teja ( api ) d. Apah ( zat cair ) e. Prthiwi ( zat padat ) 12. Dari Panca Maha Bhuta inilah kemudian berkembang menjadi alam semesta beserta isinya yaitu mahluk hidup yang ada di bumi termasuk manusia. Dari uraian di atas jelaslah bahwa semua yang ada di alam ini mengalir dan lahir dari Brahman dan pada saatnya nanti akan kembali lagi ke dalam tubuh-nya yang menjadi kosong dan hampa. 4. Sapta Loka dan Sapta Patala Lapisan menuju ruang jagat raya itu disebut dengan Sapta Loka. Sapta loka itu terdiri dari: 1. Bhur loka (alam manusia) M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 25

26 2. Bhuwah loka (alam pitara) 3. Swah loka (alam dewa) 4. Maha loka 5. Jana loka 6. Tapa loka 7. Satya loka (ruang fakum = Nirguna Brahman) Sedangkan lapisan menuju panas inti bumi (Kalagni Rudra) disebut Sapta Patala. Sapta Patala adalah 7 lapisan menuju panas inti bumi, yang terdiri dari : 1. Patala (kulit bumi) 2. Watala 3. Nitala 4. Mahatala 5. Sutala 6. Tala-tala 7. Rasa-tala Setelah lapisan Rasatala menuju Kalagni Rudra masih terdapat satu lapisan lagi yang disebut dengan Balagadarba Maha Naraka yaitu ruang perantara di dalam bumi menuju Kalagni Rudra (ruang inti bumi) yang memiliki suhu panas sangat dahsyat. Demikianlah sastra agama menjelaskan tentang asal mula terjadinya unsur-unsur Bhuwana Agung yang pada mulanya bersifat sangat halus. Pada masa Srsti dievolusi oleh Brahman sehingga menjadi mengeras, dan pada saat Pralaya akan kembali pada sifatnya yang sangat halus itu melalui hukum-nya yang disebut dengan Rta. 5. Bhuana Alit Bhuwana alit adalah alam kecil yaitu isi dari jagat raya atau alam semesta ini. Yang dapat kita kelompokkan seperti bumi, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia serta makhluk yang lainnya. Kitab Sveta Svatara Upanisad menjelaskan, sebagai berikut : Rudra setelah menciptakan bumi dengan segala isinya, lalu memberi tangan kepada manusia dan memberi sayap kepada burung-burung. Beliau juga menjadi mata dari semua makhluk, menjadi wadah/muka semua makhluk, menjadikan tangan dari semua makhluk, bahkan menjadi kaki dari semua makhluk. Jenis Jenis Mahkluk Hidup di Alam semesta yang tergolong Bhuana Alit adalah: 1. Kelompok Eka Pramana Yaitu mahluk hidup yang hanya memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yaitu Bayu. Mahluk hidup ini juga dikenal dengan nama Sthawara yaitu mahluk hidup yang tidak berpindah-pindah seperti tumbuhan. Termasuk dalam golongan Sthawara adalah : M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 26

27 1. Trna yaitu bangsa rumput baik yang hidup di air maupun di darat. 2. Lata adalah tumbuhan menjalar di tanah atau di pohon. 3. Taru yaitu semak dan pepohonan. 4. Gulma adalah bangsa tumbuhan yang bagian luar pohon berkayu keras dan bagian dalam berongga atau kosong. 5. Jangama yaitu tumbuhan yang hidupnya menumpang pada pohon lain. 2. Kelompok Dwi Pramana Adalah mahluk hidup yang memiliki dua kekuatan hidup yaitu Bayu dan Sabda. Mahluk ini dikenal dengan nama Satwa atau Sato.. Adapun yang tergolong dalam Sato adalah : 1. Swedaya yaitu binatang bersel Satu. 2. Andaya yaitu binatang bertelur. 3. Jarayuja yaitu binatang menyusui. 3. Kelompok Tri Pramana Adalah mahluk hidup yang memiliki tiga kekuatan hidup yaitu; Bayu, Sabda dan Idep. Mahluk ini disebut juga Manusya. Bayu adalah kekuatan nafas, Sabda adalah kekuatan suara dan Idep kekuatan pikiran. Diantara mahluk hidup hanya manusialah yang memiliki semua unsur ciptaan Brahman secara lengkap. Baik unsur terhalus sampai unsur paling kasar. Yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lain adalah komposisi dan perimbangan unsur-unsur pembentukannya serta Karma Wasana yang telah dibentuknya. Manusia dan Unsur pembentuknya Manusia memiliki unsur : 1. Purusa yaitu Atman sebagai sumber kehidupan 2. Pradana terdiri dari : a. Suksma Sarira, yaitu badan halus yang berbentuk unsur Citta, Budhi, Manah, Ahamkara, Dasendria, dan Panca Tanmatra. Bentukan hasil Karma manusia antara Suksma Sarira dengan Stula Sarira menghasilkan Panca Maya Kosa yaitu lima lapisan halus badan manusia. Panca Maya Kosa terdiri dari : 1). Annamaya Kosa yaitu badan dari sari makanan 2). Pranamaya Kosa yaitu badan dari sari nafas. 3). Manomaya Kosa yaitu badan dari sari pikiran. 4). Wijnanamaya Kosa yaitu badan dari sari pengetahuan. 5). Anandamaya Kosa yaitu badan dari sari kebahagiaan M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 27

28 b. Stula Sarira yang berasal dari unsur Panca Maha Bhuta. Dari hasil Karma dan konsumsi makanan manusia membentuk Sad Kosa yaitu enam lapis pembungkus Stula Sarira. Sad Kosa terdiri dari : 1). Asti ( tulang) 2). Odwad ( Otot ) 3). Sumsum ( sumsum) 4). Mamsa ( daging). 5). Rudhira ( darah ) 6). Carma ( kulit ) c. Antah Karana Sarira, yaitu badan penyebab. Namun menurut filsafat Vedanta, kata manusia berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Manah/Manana/Manu dan Isha. Sehingga dapat dibentuk rumus : Manusia = Manah + Isha Manah berarti Pikiran, Isha adalah nama lain untuk Brahman dalam Upanisad. Sehingga Manusia berarti mahkluk yang dapat berpikir yang dihidupi oleh Brahman. Oleh karena itu, manusia pertama menurut Veda adalah Manu. Manu bukanlah nama seseorang. Manu berarti mahkluk yang dapat berpikir. MANU Dalam agama Hindu, Manu adalah pemimpin setiap Manwantara, yaitu suatu kurun zaman dalam satu kalpa. Ada empat belas Manwantara, sehingga ada empat belas Manu. Zaman sekarang adalah Manwantara ketujuh dan diperintah oleh Manu ketujuh yang bergelar Waiwaswata Manu. Manu yang pertama adalah Swayambu Manu, yang dianggap sebagai kakek moyang manusia. Swayambu Manu menikah dengan Satarupa dan memiliki keturunan. Anak cucu dari Manu disebut Manawa (secara harfiah berarti keturunan Manu), merujuk kepada manusia zaman sekarang. Menurut agama Hindu, Swayambu Manu dan Satarupa merupakan pria dan wanita pertama di dunia, sama seperti Adam dan Hawa dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam. Waiwaswata Manu, atau Manu yang sekarang, dikatakan merupakan putra dari Surya (Wiwaswan), yaitu dewa matahari menurut mitologi Hindu. Waiwaswata Manu terlahir pada zaman Satyayuga dan mendirikan kerajaan bernama Kosala, dengan pusat pemerintahan di Ayodhya. Ia memiliki sepuluh anak: Wena, Dresnu (Dresta), Narisyan (Narisyanta), Nabaga, Ikswaku, Karusa, Saryati, Ila, Persadru (Persadra), dan Nabagarista. Dalam kitab Matsyapurana, M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 28

29 ia muncul sebagai raja yang menyelamatkan umat manusia dari bencana air bah setelah mendapat pesan dari Wisnu yang berwujud ikan (Matsya Awatara). Jenis jenis Manusia Menurut Veda ada 3 jenis Manusia yaitu : 1. Pums Prakriti, yaitu jenis manusia dengan kelamin laki laki 2. Stri Prakriti, yaitu jenis manusia dengan kelamin perempuan 3. Tritiya Prakriti, yaitu jenis manusia Banci, dari jenis ini terdapat beberapa bagian yaitu Kliba (Gay), Sraivini (Lesbian), bencong (Shandi) 6. Hubungan Bhuwana Agung Dengan Bhuwana Alit Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain. Hubungan itu dapat diuraikan minimal sebagai berikut : 1. Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit diciptakan oleh pencipta yang sama. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi pada masa Srsti dan akan kembali kepada-nya pada masa Pralaya, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Bhagawad Gita Bab VII, sloka Bhuwana Agung dan Bhuana Alit memiliki unsur-unsur yang sama. Dalam proses penciptaan meskipun ada perbedaan waktu antara penciptaan alam semesta dengan mahluk yang ada di dalamnya, tetapi unsur-unsur pembentukannya adalah sama. 3. Bhuwana Agung dan Bhuawana Alit saling melengkapi. Mahluk hidup diciptakan berada dan berkembang pada alam semesta. Alam dilengkapi dengan berbagai ornament untuk kehidupan dan perkembangan mahluk hidup. Proses saling melengkapi ini telah diatur dengan hukum Brahman ( Rta ). Untuk alam ditata dan diatur dengan hukum alam, seperti rotasi bumi dan matahari, siklus perputaran air ( hidrologi ), siklus perputaran musim dan sebagainya. Sedangkan manusia ditata dan diatur dengan hukum karma yang didalamnya dibekali ilmu pengetahuan dan ajaran agama. Dengan demikian alam akan melengkapi kebutuhan manusia dan manusia erupakan bagian dari alam. 4. Bhuana Agung dan Bhuana Alit saling mempengaruhi. Karena Bhuana agung dan bhuana alit memiliki unsur-unsur yang sama maka dalam proses hubungannya akan saling mempengarui. Pribadi, budaya masyarakat serta kegiatan fisik manusia sangat dipengaruhi oleh alam. Alam memiliki unsur Triguna juga akan mempengaruhi semua pribadi dan aktivitas manusia. Alam memiliki musim maka manusia akan mengatur hidup dan fisiknya menyesuaikan dengan musim yang ada. Contoh sederhana manusia menciptakan kalender M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 29

30 untuk pengaturan bercocok tanam bagi masyarakat agraris. Manusia menciptakan berbagai alat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi alam. Matahari serta planet-planet di semesta memiliki jenis guna yang berbeda-beda, perputaran planet-planet ini mempengaruhi posisi kedekatan dengan bumi. Masing-masing posisi ini akan memberikan pengaruh yang berbeda pada manusia di bumi. Sehingga di Bali kita mengenal pedewasan ( hari baik/buruk untuk aktivitas tertentu) yang bersumber pada pengaruh guna masing-masing posisi planet tersebut. Sebaliknya segala aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi kondisi alam. Kondisi sekarang dengan ulah sebagian manusia yang merusak alam dan membabat habis hutan menyebabkan rusaknya siklus perputaran air. Pembangunan yang tidak memperhitungkan tata lingkungan menyebabkan bencana alam banjir dan kebakaran. Penggunaan zat kimia yang merusak lapisan ozon dan polusi dari hasil pembakaran yang dilakukan manusia menciptakan rumah kaca sehingga terjadi pemanasan global. Intinya bahwa aktivitas manusia dipengaruhi oleh alam dan sebaliknya aktivitas manusia tersebut akan mempengaruhi alam. Lembar Kerja Siswa I. Berilah tanda rumput (v) pada kolom: S (bila setuju), R (bila ragu-ragu), dan Ts (bila tidak setuju) lengkapi dengan alasannya untuk pernyataan-pernyataan dibawah ini! No Pernyataan S R Ts Alasan anda 1 Keberadaan alam semesta ini sangat penting dan dibutuhkan oleh makhluk hidup manusia oleh karena itu perlu dilestarikan. 2 Sesungguhnya keberadaan bhuwana agung, alam semesta, makrokosmos, tidak berbeda dengan bhuwana alit, manusia/makhluk hidup yang lainnya, mikrokosmos. 3 Keberadaan mitologi tentang penciptaan bhuwana agung dan bhuwana alit sangat penting dalam proses pembelajaran. 4 Kehadiran dan kesadaran hidup manusia sangat diperlukan dalam upaya pelestarian lingkungannya. 5 Banyak orang tidak mengharapkan terjadinya bencana alam, namun semuanya itu pasti terjadi bila Brahman menghendakinya. Beryajna adalah merupakan salah satu cara dari umat M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 30

31 manusia guna mewujudkan upayanya melestarikan alam semesta ini. 6 Pralaya akan terjadi pada bhuwana agung dan bhuwana alit ini bila Brahman menghendaki. Tidak ada seorangpun yang memiliki kemampuan untuk menolak kuasa beliau itu. 7 Jagat raya ini ada karena kehendak dan kuasa Brahman. Manusia semestinya bersikap arif dan bijak terhadap ciptaan-nya, bukan malah sok berkuasa. 8 Harmonisasi hubungan bhuwana alit dengan bhuwana agung secara ritual, umat Hindu mengimplementasikan dengan mempersembahkan upacara caru. Evaluasi II. Pilihlah salah satu huruf a, b, c, d atau e dengan cara memberi tanda silang (X) sebagai jawaban yang paling benar dari soal-soal di dibawah ini! 1. Apah adalah salah satu unsur dari Panca Maha Bhuta, berupa. a. Air b. Udara c. Api d. Tanah e. Panas 2. Tujuh lapisan bumi menuju ruang jagat raya ini disebut. a. Sapta Patala b. Sapta Loka c. Tala-Tala d. Rudragni e. Tapa Loka 3. Lapisan ke-7 (tujuh) dari bumi menuju ruang jagat raya ini disebut. a. Satya Loka b. Bhur Loka c. Rasa Tala d. Bhuwah Loka e. Swah Loka 4. Dalam Sapta Loka, manusia dinyatakan hidup pada lapisan ke. a. Ketujuh b. Kelima c. Pertama d. Keenam e. Ketiga 5. Brahman adalah sebagai penguasa dan pengatur hokum alam semesta, oleh karena itu beliau juga disebut. a. Brahman b. Rtawan c. Pralina d. Sthiti e. Uttpati 6. Demikianlah halnya Bhatara Siwa, keberadaannya pada semua makhluk pada akhirnya akan kembali pula pada- Nya, bagaikan buih banyak tumbuhnya, tunggallah itu asalnya dari air. Pernyataan ini termuat dalam kitab. a. Nitisastra M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 31

32 b. Slokantara c. Purana d. Sarasamuscaya e. Bhuwana Kosa 7. Dalam alam Prakerti ada tiga sifat, yang disebut. a. Tri antah karana b. Tri sarira c. Tri mala d. Tri aksara e. Tri guna 8. Asas individual atau rasa keakuan dalam tubuh manusia, disebut. a. Buddhi b. Ahamkara c. Citta d. Tamas e. Indriya 9. Berikut ini yang bukan merupakan ciptaan- Nya yang tergolong Bhuwana Alit adalah. a. Matahari b. Bumi c. Jagatraya d. Planet e. Bintang 10. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang diciptakan oleh Brahman, sering juga disebut dengan nama. a. Swayambhu b. Brahmadiwa c. Brahmanakta d. Kalpa e. Swayambhumanu 11. Sedangkan Brahman sebagai pencipta semua yang ada ini disebut. a. Swayambhu b. Brahmadiwa c. Brahmanakta d. Kalpa e. Swayambhumanu 12. Seseorang dapat mendengarkan suara apapun yang terjadi dalam hidupnya, hal ini terjadi karena indra.dapat berfungsi dengan baik. a. Caksuindria b. Jihwendria c. Srotendria d. Granendria e. Twakindria 13. Brahman adalah pencipta segala yang ada ini, masa penciptaan-nya disebut. a. Pralaya b. Brahmanda c. Dharmakaya d. Bhuwana agung e. Srsti 14. Pada waktunya semua ciptaan-nya ini akan kembali lagi kepada Sang Pencipta itu sendiri, masa itu disebut dengan nama. a. Brahmawidya b. Widyadharma c. Pralaya d. Rta e. Srsti 15. Om sesungguhnya, fajar adalah kepala dari yajna, matahari adalah matahari, Agni adalah nafasnya, mulutnya yang terbuka adalah api vaisavanara penggalan makna sloka tersebut menyatakan bahwa Om atau Sang Hyang Widhi disimbulkan sebagai alam semesta, sloka ini bersumber pada kitab. a. Agastya Parwa b. Brhad Aranyaka Upanisad c. Bhagawadgita d. Bhuwana Kosa e. Manawa Dharmasastra 16. Sehari Brahma adalah masa Srsti dan Pralaya, ini juga sering disebut dengan nama. a. Brahma Diwa b. Malam hari Brahman c. Brahma Nakta d. Satu Kalpa e. Siang hari Brahman 17. Malam hari Brahman juga disebut dengan istilah. a. Brahma Nakta b. Brahma Widya c. Brahma Diwa d. Punarbhawa e. Satu Kalpa M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 32

33 18. Pada waktu Maha Pralaya lenyaplah keempat unsur (benda, dunia, hawa, dan langit). Tujuh lapisan dunia lenyap bersama dewatanya oleh api pemusnah Rudra makna dari petikan sloka ini dijelaskan dalam kitab. a. Manawa Dharmasastra b. Agastya Parwa c. Bhuwana Kosa d. Brhadharanyaka Upanisad e. Bhagawadgita 19. Sebelum diciptakan alam semesta ini tidak ada apa-apa, dan yang ada hanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Maha ada tiada duanya. Pernyataan ini kita temukan dalam kitab. a. Brhad Aranyaka Upanisad b. Bhagawadgita c. Agastya Parwa d. Chandogya Upanisad e. Sarasamuccaya 20. Menurut perhitungan para arifbijaksana, menyatakan bahwa satu Kalpa itu adalah selama tahun. a b c d e III. Lengkapilah pernyataan-pernyataan dibawah ini sehingga kalimat lengkap yang benar, dengan menuliskan jawaban/pelengkapnya pada kolom yang telah disediakan! 1. Berevolusinya unsur Purusa dengan Pradhana menyebabkan terjadinya ciptaan berawal dari yang tak berwujud menjadi berwujud seperti : sari warna Sari rabaan yang terdapat dalam Panca Tan Matra disebut Unsur hawa dari alam semesta ini dalam Panca Maha Bhuta disebut Sedangkan unsur api dan tanah dari alam semesta ini dalam Panca Maha Bhuta sering disebut Makhluk ekapramana yang bagian luarnya berkayu keras sedangkan bagian dalamnya berongga atau kosong disebut Makhluk hidup sejenis pepohonan yang hidupnya tidak berpindah-pindah, juga disebut dengan nama Makhluk dwipramana yang cara pengembangbiakannya dengan cara bertelor adalah Manusia yang berjenis kelamin laki-laki serta dominan bersifat kelaki-lakian, disebut Wujud apapun yang terlahir dari semua kandungan, Oh Kuntiputra Brahman Yang Maha Esa adalah kandungan mereka, dan Aku adalah Bapak yang memberi benih. Sungguh mulia lahir menjadi manusia, makna kalimat ini tertulis di dalam kitab Makhluk dwipramana yang cara pengembangbiakannya dengan cara melahirkan dan menyusui disebut dengan... IV. Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Apakah Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit itu? Jelaskanlah! Jawab : M O D U L A G A M A H I N D U S M A / S M K K E L A S X I Page 33

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM A. Konsep Ketuhanan Ajaran Awatara dalam Agama Hindu Konsepsi Ajaran Awatara dalam Agama Hindu mengatakan

Lebih terperinci

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA I GUSTI NGURAH WIRAWAN, S.Sn., M.Sn NIP : 198204012014041001 INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Saradpulagembal, seperti halnya sesajen

Lebih terperinci

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah 1. Pengertian Atman adalah. a. Percikan terkecil dari Sang Hyang Widhi Wasa b. Tidak terlukai oleh api c. Tidak terlukai oleh senjata d. Tidak bergerak e. Subha Karma Wasa 2. Fungsi Atman dalam mahluk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG TRY OUT 2 SMA/ SMK Tahun Pelajaran 2013/2014 Mata Pelajaran : Agama Hindu Hari/ Tanggal : Jumlah Soal : 50 Butir Soal Waktu : 120 Menit Petunjuk Umum

Lebih terperinci

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN DURASI PEMELA JARAN : PENDIDIKAN AGAMA HINDU : 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu 4.1 Dasar Kepercayaan Hindu Bersumber Pada Atharwa Weda Dasar kepercayaan (keimanan) dalam agama Hindu disebut Sraddha, yang dinyatakan di dalam ayat suci Atharwa Weda berikut.

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan

Lebih terperinci

SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Satuan Pendidikan : SMP MAHATMA GANDHI Mata Pelajaran : dan Budi Pekerti Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 : menghargai

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENDIDIKAN AGAMA HINDU Kurikulum 2004 PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SD PENDIDIKAN AGAMA HINDU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN Hak Cipta pada

Lebih terperinci

Kapan Boleh Menikah? Koran TOKOH No. 514/Tahun X, November Usia Perkawinan Menurut Hukum Adat Bali

Kapan Boleh Menikah? Koran TOKOH No. 514/Tahun X, November Usia Perkawinan Menurut Hukum Adat Bali Kapan Boleh Menikah? Koran TOKOH No. 514/Tahun X, 16 22 November 2008. Kapan Boleh Menikah? Usia Perkawinan Menurut Hukum Adat Bali DEWASA atau belumnya seseorang niscaya sudah ditentukan batasnya. Sebelum

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1254 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA - 446 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India.

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India. SILABUS KELAS/SEMESTER : X/1 STANDAR : (Sejarah Agama Hindu) Memahami sejarah perkembangan agama Hindu di India dan Negara-negara lainnya. KODE : 1. Sejarah Agama Hindu : 10 x 45 Menit MATERI PEMAN PEMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Alam semesta jagat raya dengan seisinya bergerak berputar tiada hentinya dengan perputaran yang teratur sesuai dengan hukumnya. Hukum perputaran terjadi terhadap semua

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA TUGAS AGAMA DEWA YADNYA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 KETUT ALIT WIRA ADI KUSUMA (05) ( KETUA ) NI LUH LINA ANGGRENI (27) ( SEKETARIS ) NI LUH DIAH CITRA URMILA DEWI (14) I PUTU PARWATA (33) SMP N 2 RENDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan keanekaragaman Suku Bangsa, Bahasa, Agama, dan Kebudayaan. Keberagaman budaya bangsa Indonesia bukan berarti untuk

Lebih terperinci

Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri 8 Denpasar

Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri 8 Denpasar Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri 8 Denpasar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas / Semester

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #26 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #26 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #26 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #26 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri dari beragam suku, ras, budaya, dan agama. Salah satu di antaranya adalah suku Bali yang

Lebih terperinci

Menapak Jalan Kehidupan. Penciptaan Alam Semesta

Menapak Jalan Kehidupan. Penciptaan Alam Semesta Menapak Jalan Kehidupan Hidup dapat diibaratkan suatu perjalanan, yaitu perjalanan lahiriah maupun perjalanan batiniah. Sebagai suatu perjalanan tentu ada awal dan ada akhir. Perjalanan lahiriah berawal

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu Oleh : Hj. A. Nirawana Abstract Menggapai nirwanan adalah sebuah tujuan spiritual dalam agama hindu. Tulisan berikut ingin menelusuri sejauhmana makna nirwana dan langkahlangkah pencapaiannya bagi penganut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya Upacara kematian ini bersifat wajib bagi keluarga yang telah ditinggal mati. Dalam proses upacara kematian, ada yang

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Nama Sekolah : Nama Siswa : Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Hari, tanggal : No. Absen : Kelas : V (lima)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DEPAN... SAMPUL DALAM... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN... PERSYARATAN KEASLIAN...

DAFTAR ISI... SAMPUL DEPAN... SAMPUL DALAM... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN... PERSYARATAN KEASLIAN... 2 DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN... SAMPUL DALAM... i ii LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN... PERSYARATAN KEASLIAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... iii iv v vi

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Universitas Indonesia. Komaparasi konsep..., Cinita Nestiti, FIB UI, 2009

DAFTAR ISTILAH. Universitas Indonesia. Komaparasi konsep..., Cinita Nestiti, FIB UI, 2009 69 DAFTAR ISTILAH Abhinivesa : sifat kemelekatan pada hidup dan keengganan mengalami kematian Abhyantara virrti : pengontrolan aliran nafas yang masuk ke dalam tubuh Ahamkara : ego, prinsip individualistik.

Lebih terperinci

PERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018

PERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018 PERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018 Kita hidup di tengahtengah pertentangan kosmik yang berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kejahatan muncul? Bagaimana kita terkontaminasi olehnya?

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah 124 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu Antara Lain: Agama Islam Tuhan adalah Allah, Esa, Ahad, Ia merupakan dirin-nya sendiri tunggal dalam sifatnya

Lebih terperinci

BAB II REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU. manusia yakni, karma, samsara, dan moksha. Karma adalah hasil dari perbuatan

BAB II REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU. manusia yakni, karma, samsara, dan moksha. Karma adalah hasil dari perbuatan 14 A. Hakekat Reinkarnasi BAB II REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU Kelahiran kembali atau samsara dalam agama Hindu adalah sebuah lingkaran kehidupan karena adanya tiga proses yang wajib dijalani oleh setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. Agama Hindu merupakan agama yang mempercayai banyak dewa dan dewi yang tersebar menurut fungsinya

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh Dewa Ayu Putu Warsiniasih Institut Hindu Dharma

Lebih terperinci

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti D. Pendidikan dan Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #11 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA HINDU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan

Lebih terperinci

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK Dosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H OLEH: I PUTU CANDRA SATRYASTINA 15.1.2.5.2.0800 PRODI

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 41 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu, Pembahasan No. 41, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 41 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu, Pembahasan No. 41, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 41 in Indonesian Language Seri kitab Wahyu, Pembahasan No. 41, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #42 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : IX/Sembilan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Semester : I Standar : Sradha 1. Memahami Awatara, Dewata 1.1 Menguraikan pengertian Awatara, Dewa 1.2 Menguraikan

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA HINDU SEKOLAH MENENGAH ATAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan

Lebih terperinci

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Lesson 3 for October 21, 2017 SEMUA ORANG BERDOSA Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua

Lebih terperinci

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #31 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #31 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. H DISUSUN OLEH: I WAYAN AGUS PUJAYANA ORANG SUCI Orang suci adalah

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (6/10)

Seri Iman Kristen (6/10) Seri Iman Kristen (6/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Manusia Kedua dari Tuhan Kode Pelajaran : DIK-P06 Pelajaran 06 - MANUSIA KEDUA DARI TUHAN DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci

Lebih terperinci

Kemanakah jiwa manusia setelah tubuhnya binasa?

Kemanakah jiwa manusia setelah tubuhnya binasa? Kemanakah jiwa manusia setelah tubuhnya binasa? Penelusuran Bhagavad-Gita dan Alkitab, tentang jiwa setelah kebinasaan tubuh. Makalah Extention Course Filsafat Manusia STF. Drijarkara NEGARI KARUNIA ADI

Lebih terperinci

34. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP

34. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP 34. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti D. Pendidikan dan Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SMA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

Lebih terperinci

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Allah seperti ayah yang pengasih. 1Petrus5:6,7 Allah adalah Pencipta kita, dan Ia peduli kepada kita. Seperti ayah yang bijaksana danpengasihmengajar anak-anaknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara religius yang menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk menganut agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Sesuai dengan pernyataan

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

1. Menata Kesenangan Hati

1. Menata Kesenangan Hati 1. Menata Kesenangan Hati Di saat susah, janganlah bersusah hati. Di saat senang, janganlah tinggi hati. Senang dan susah tiada yang tahu. Ia datang silih berganti. Hidup tidak ubahnya seperti roda yang

Lebih terperinci

Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 1) Sunday, March 29, 2015

Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 1) Sunday, March 29, 2015 Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 1) Sunday, March 29, 2015 Prolog Pada hari ini kita akan masuk dalam Surat 1 Yohanes 5. Sekalipun sekarang kita diijinkan untuk masuk pada pasal 5, bukan berarti segala sesuatu

Lebih terperinci

THE THRONE OF HEAVEN (PART I) Wahyu 4 : Shalom.

THE THRONE OF HEAVEN (PART I) Wahyu 4 : Shalom. THE THRONE OF HEAVEN (PART I) Wahyu 4 : 1-11 Shalom. Tuhan menyucikan sidang jemaat pada Wahyu 2 3, mulai dari sidang jemaat di Efesus sampai pada sidang jemaat di Laodikia. Penyucian dimulai dari kasih

Lebih terperinci

1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul

1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul 2 Petrus Salam 1:1-2 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Isa Al-Masih. Kepada semua orang yang telah memperoleh iman yang sama indahnya dengan iman kami, karena apa yang benar, yang berasal dari Tuhan

Lebih terperinci

Pertama, manusia diberikan waktu 24 jam sehari dan waktu itu berlaku bagi semua orang.

Pertama, manusia diberikan waktu 24 jam sehari dan waktu itu berlaku bagi semua orang. (Sira meneng ana meneng, nora liwat po saking rika, sang hyang kalepasan aranira). Keadilan Tuhan dapat ditemukan dalam keseharian hidup manusia. Ada banyak hukum keadilan Tuhan yang dinikmati oleh manusia

Lebih terperinci

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya Yesus Kristus "Ya, tentu saja saya percaya kepada Yesus Kristus," kata teman baru saya. "Ia seorang nabi besar, seorang utusan Allah yang memberi banyak ajaran yang harus kita ikuti." "Baik sekali," jawab

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka

Sungguh, kata Roh, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #35 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #35 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary) Injil Maria Magdalena (The Gospel of Mary) Para Murid Berbincang-bincang dengan Guru Mereka, Sang Juruselamat Apakah segala sesuatu akan hancur? Sang Juruselamat berkata, Segenap alam, segala hal yang

Lebih terperinci

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (3/10)

Seri Iman Kristen (3/10) Seri Iman Kristen (3/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : S e t a n Kode Pelajaran : DIK-P03 Pelajaran 03 - S E T A N DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Asal usul Setan 2. Dosa

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #28 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #28 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

1 Langkah Pertama: Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta Langit dan Bumi beserta segala isinya. Alam semesta yang sangat kompleks dan serasi, terutama

1 Langkah Pertama: Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta Langit dan Bumi beserta segala isinya. Alam semesta yang sangat kompleks dan serasi, terutama 1 Langkah Pertama: Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta Langit dan Bumi beserta segala isinya. Alam semesta yang sangat kompleks dan serasi, terutama manusia yang berakal budi, tidak mungkin jadi secara

Lebih terperinci

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. 1. Allah, Sumber Segala Kasih Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. Pada perjamuan malam ia boleh duduk dekat Yesus dan bersandar dekat dengan

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur.

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur. book Bakti Kepada Bakti Kepada Orangtua merupakan paduan ajaran klasik Buddha yang inspiratif dengan tampilan modern yang atraktif, sehingga merupakan sarana efektif untuk: membelajarkan sifat luhur sejak

Lebih terperinci

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan bagaimana dan mengapa Allah menjadikan manusia. Mengerti penyebab keadaan manusia yang berdosa.

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan bagaimana dan mengapa Allah menjadikan manusia. Mengerti penyebab keadaan manusia yang berdosa. Manusia Sebuah dongeng anak-anak menceritakan tentang seorang pemahat kayu terkenal yang pada suatu hari memahat sebuah orang-orangan yang merupakan anak laki-laki. Hasil pahatannya itu sangat indah dan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #23 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan 354 2 Petrus 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus kepadamu semua yang telah menerima iman yang sama harganya dengan yang kami telah terima. Kamu menerima iman itu karena Allah dan Juruselamat

Lebih terperinci

Risalah tentang Kebangkitan (The Treatise on Resurrection)

Risalah tentang Kebangkitan (The Treatise on Resurrection) Risalah tentang Kebangkitan (The Treatise on Resurrection) Anakku Rheginos 1, beberapa orang ingin menjadi terpelajar. Inilah yang menjadi tujuan hidup mereka ketika mereka memecahkan suatu masalah. Jika

Lebih terperinci

Doa yang Menghasilkan Mujizat #2 Breaking Down Prayer Barriers - Mematahkan Penghalang Doa

Doa yang Menghasilkan Mujizat #2 Breaking Down Prayer Barriers - Mematahkan Penghalang Doa Doa yang Menghasilkan Mujizat #2 Breaking Down Prayer Barriers - Mematahkan Penghalang Doa PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin membagikan kepada kita semua tentang Mematahkan Penghalang Doa. Minggu lalu kita

Lebih terperinci

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Prakata Rom. 11:25 sikap yang perlu diperhatikan dalam mendengar adalah jangan berlagak tahu / menganggap diri pandai, yang artinya: tidak mau mendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Rumusan masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertiaan Agama Berbicara tentang agama berarti berbicara tentang Allah. Kadang kalah di pikiran kita timbul apa itu Agama? Agama adalah suatu pencariaan manusia

Lebih terperinci

NASKAH DHARMA WACANA REMAJA PUTRA CINTA KASIH OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN UTUSAN KOTA MAKASSAR UTSAWA DHARMA GITA PROVINSI SULAWESI SELATAN

NASKAH DHARMA WACANA REMAJA PUTRA CINTA KASIH OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN UTUSAN KOTA MAKASSAR UTSAWA DHARMA GITA PROVINSI SULAWESI SELATAN NASKAH DHARMA WACANA REMAJA PUTRA CINTA KASIH OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN UTUSAN KOTA MAKASSAR UTSAWA DHARMA GITA PROVINSI SULAWESI SELATAN 2011 1 CINTA KASIH ( Oleh: PUTU NOPA GUNAWAN)** Om Swastyastu Dewan

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada jemaat Roma

Surat Paulus kepada jemaat Roma Roma 1:1 1 Roma 1:6 Surat Paulus kepada jemaat Roma 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Roma: Salam dari Paulus, hamba Kristus Yesus. Allah sudah memanggil saya menjadi seorang rasul,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Balinese Lamak PENCIPTA : Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn.,M.Sn PAMERAN The Aesthetic Of Prasi 23 rd September 5 th October 2013 Cullity Gallery ALVA

Lebih terperinci

Sekolah Eden. "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat."

Sekolah Eden. Berbahagialah orang yang mendapat hikmat. Sekolah Eden "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat." Sekolah Yang Pertama Sistem pendidikan yang dilembagakan pada permulaan dunia harus menjadi contoh untuk manusia sepanjang zaman. Sebagai ilustrasi

Lebih terperinci