ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: INDAH SAFITRI F FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2010 to user

2 HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skipsi dengan judul: ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Surakarta, Oktober 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing, ( Drs. Harmadi, MM )

3 HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima baik oleh tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Surakarta, November 2010 Tim Penguji Skripsi 1. Drs. Atmadji, MM sebagai Ketua ( ) NIP Drs. Harmadi, MM sebagai Pembimbing ( ) NIP Muh. Juan Suamtoro, SE, M.Si sebagai Anggota ( ) NIP

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Karya kecil ini kupersembahkan untuk,. Sumber inspirasiku Bapak dan Ibu tercinta,. Mba Wik & Mba Win plus compret-compret kecil Mas Nug yang slama ini menemaniku. Sahabat dan orang-orang disekelilingku yang kusayangi,.

5 MOTTO Orang yang selalu mendekatkan diri pada Tuhan, tidak akan merasa hidupnya tertekan. (Aa Gym) Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (Imam An Namawi) Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Harun Yahya) Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan ndan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh) Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan. (Mario Teguh)

6 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi Rabbil alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan Ridho dan kemudahannya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis selalu curahkan kepada Rasulullah SAW, teladan bagi semua umat di muka bumi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini yang berjudul ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) ini dapat terselesaikan juga atas dukungan dan doa yang selalu tercurah dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com. Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Dra. Endang Suhari, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Reza Rahardian, SE, Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7 4. Bapak Drs. Harmadi, MM, selaku dosen pembimbing skripsi dan Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak dan ibu dosen pengajar dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan juga selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja Manajerial atas bantuannya selama ini. 6. Seluruh keluarga besar, atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. Teman-teman mahasiswa jurusan manajemen Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk segala dukungan dan doanya. Walaupun tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Surakarta, Oktober 2010 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAKSI... i ii iii iv v vi viii x xi xii xiv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 9 C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori B. Penelitian Terdahulu C. Rerangka Penelitian... 28

9 D. Hipotesis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Definisi Operasional D. Metode Analisis Data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Statistik B. Pengujian Data C. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi C. Keterbatasan Penelitian D. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL Halaman TABEL II.1 RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU TABEL IV.1 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN TABEL IV.2 STATISTIK DESKRIPTIF TABEL IV.3 UJI MULTIKOLINEARITAS SEBELUM VARIABEL DIKELUARKAN TABEL IV.4 UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH VARIABEL DIKELUARKAN TABEL IV.5 CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW TABEL IV.6-2 LOG LIKELIHOOD TABEL IV.7 ANALISIS REGRESI LOGISTIK TABEL IV.8 OMNIBUS TESTS TABEL IV.9 COX&SNELL AND NAGELKERKE. 65

11 DAFTAR GAMBAR Halaman GAMBAR II. RERANGKA PEMIKIRAN... 29

12 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 : Rasio Keuangan : Statistik Deskriptif : Uji Multikolinearitas sebelum Variabel Dikeluarkan : Uji Multikolinearitas (minus current ratio) : Uji Multikolinearitas (minus current ratio dan quick ratio) : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan CLTA) Lampiran 7 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan debt ratio) Lampiran 8 : Uji Multikolinearitas (minus minus current ratio, quick ratio, debt ratio, dan SCA) Lampiran 9 : Regresi Logistik

13 ABSTRAKSI INDAH SAFITRI NIM. F ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Financial distress yang dialami oleh perusahaan apabila tidak segera diatasi akan mengarah ke keadaan yang lebih parah yakni kebangkrutan. Adanya sinyal-sinyal terjadinya financial distress dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Berkaitan dengan uraian diatas, masalah yang akan diteliti adalah analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Sampel yang diambil adalah sebanyak 66 perusahaan, 13 diantaranya merupakan sampel peusahaan dalam kondisi financial distress, dan 53 lainnya merupakan sampel perusahaan sehat. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profit margin yang diukur dengan NIS dan rasio likuiditas yang diwakili oleh NFATA secara statistik signifikan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perusahaan diharapkan meningkatkan rasio NIS dengan cara melakukan efisiensi biaya operasional, misalnya dengan melakukan efisiensi biaya tenaga kerja dan efisiensi biaya bahan baku. Selain itu, meningkatkan rasio NFATA dengan cara menambah fixed assets produktif yang menunjang operasional perusahaan misalnya dengan membangun pabrik baru, gudang baru, dan membeli peralatan baru, yang nantinya dapat dijual atau dijadikan jaminan apabila perusahaan menunjukkan sinyal-sinyal terjadinya kondisi financial distress. Kata kunci: rasio keuangan, financial distress, regresi logistik

14 ABSTRACT INDAH SAFITRI NIM. F USE OF FINANCIAL RATIO ANALYSIS FOR PREDICTING THE POSSIBILITY OF A COMPANY EXPERIENCE financial distress (Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on Stock Exchange of Indonesia Year ) The financial distress experienced by the company, if not addressed will lead to a more severe condition that is bankruptcy. The existence of the signals of financial distress can be used by companies to take a correct policy in an effort to improve the condition of the company. In connection with the above description, the problem to be investigated is the use of financial ratio analysis to predict the likelihood of a company experiencing financial distress. The population of this research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in The samples taken are as many as 66 companies, 13 of which are samples of Vendor in financial distress, and 53 others is a sample of healthy companies. The technique used for sampling is purposive sampling. The data analysis technique in this research is logistic regression. The results showed that the ratio of profit margin as measured by the NIS and liquidity ratios are represented by NFATA statistically significant negative effect on the possibility of a company experiencing financial distress. The ratio of profit margins, profitability, leverage, liquidity, cash position, growth, and operating efficiency simultaneously affect the probability of companies experiencing financial distress Based on these findings, the company is expected to increase the ratio of NIS by means of operational cost efficiency, for example by making the labor cost efficiency and cost-efficiency of raw materials. In addition, increasing the ratio fixed by adding NFATA productive assets that support the company's operations for example by building new factories, new warehouse, and buy new equipment, which can later be sold or used as collateral if the company is showing signs of financial distress. Keywords: financial ratios, financial distress, logistic regression ii

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan pasti diawali dengan adanya kondisi financial distress pada perusahaan tersebut. Namun sebaliknya, ketika perusahaan mengalami kondisi financial distress, belum tentu kondisi tersebut akan diakhiri dengan terjadinya kebangkrutan. Hal ini tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mencegah kondisi financial distress mengarah pada suatu kebangkrutan. Menurut Brigham dan Daves, 2003 (dalam Fachrudin, 2008) kondisi financial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya. Pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan, semuanya bereaksi terhadap adanya sinyal financial distress. Adanya sinyal suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress, digunakan pihak internal perusahaan untuk segera mengambil tindakan prefentif dalam upaya mencegah kondisi financial distress mengarah pada kebangkrutan suatu perusahaan. Sinyal financial distress digunakan pihak eksternal sebagai acuan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Misalnya saja bagi pihak investor, ketika investor mulai merasakan bahwa suatu perusahaan memberikan sinyal terjadinya kondisi financial distress maka investor yang berorientasi pada 1

16 2 return atau biasa disebut dengan risk averter akan mengambil keputusan untuk menjual investasi tersebut. Oleh karena itu, prediksi mengenai kondisi financial distress sangat diperlukan, baik bagi pihak internal perusahaan maupun bagi pihak ekstenal perusahaan. Fenomena mengenai financial distress dan bagaimana cara mnemprediksinya mulai intensif dijadikan sebagai obyek penelitian. Area terkait yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan informasi laporan keuangan utamanya rasio-rasio keuangan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk memprediksi terjadinya kondisi financial distress. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan merupakan sumber informasi perihal kondisi keuangan perusahaan, baik kondisi keuangan tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang ada. Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kinerja perusahaan, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya, pendapatan yang telah diperoleh, beban tetap yang harus dibayar, serta potensi mengalami kondisi financial distress yang akan dialami. Oleh karena itu rasio-rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi potensi suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress (Etty M. Naser dan Titik Aryati, 2000 dalam Brahmana, 2006).

17 3 Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress antara lain rasio profit margin, rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio operating efficiency. Rasio profit margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003). Hal ini berarti semakin tinggi rasio profit margin semakin kecil risiko perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Platt and Platt, 2006) Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasinya. Semakin sedikit nilai rasio leverage berarti kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial distress, sehingga rasio ini memiliki pengaruh positif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003).

18 4 Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio likuiditas memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003). Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar perusahaan. Menurut Platt and Platt (2006), rasio cash position ini diharapkan memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress. Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan industrri. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003). Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menggeneralisasikan penjualannya. Menurut Platt and Platt (2006), rasio ini diharapkan memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress. Penelitian mengenai prediksi kondisi financial distress dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003). Kriteria penetapan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress pada penelitian ini adalah beberapa tahun

19 5 mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan dividen. Dalam penelitian ini dibentuk 12 persamaan regresi logit, dimana masing-masing persamaan memiliki kombinasi variable independent yang berbeda yang terdiri dari: net income/sales (NI/S), current assets/current liabilities (CA/CL), working capital/total assets (WC/TA), current assets/total assets (CA/TA), net fixed assets/total assets (NFA/TA), sales/total assets (S/TA), sales/current assets (S/CA), sales/working capital (S/WC), net income/total assets (NI/TA), net income/equity (NI/EQ), total liabilities/total assets (TL/TA), current liabilities/total assets (CL/TA), notes payable/total assets (NP/TA), notes payable/total liabilities (NP/TL), equity/total assets (EQ/TA), cash/current liabilities (C/CL), cash/total assets (C/TA), pertumbuhan sales (GROWTH S), dan pertumbuhan net income/total assets (GROWTH NI/TA). Hasil dari persamaan logit pertama adalah rasio CA/CL berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan kedua menghasilkan rasio CL/TA dan WC/TA berpengaruh negatif, serta rasio pertumbuhan GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap financial distress. Persamaan regresi logit ketiga menghasilkan rasio CA/TA berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan logit keempat, kelima, dan keenam hasilnya adalah rasio NI/S berpengaruh negatif, dan NFA/TA berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Hasil persamaan logit ketujuh adalah CL/TA, NFA/TA dan GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan logit kedelapan dan kesembilan hasilnya NI/S berpengaruh negatif, dan NFA/TA

20 6 berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan kesepuluh, kesebelas dan keduabelas hasilnya adalah NI/S, Cl/TA, dan CA/CL berpengaruh negatif, serta GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Brahmana (2006) meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di Indonesia. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah perusahaan yang delisted dan perusahaan non-financial distress diwakili oleh perusahaan manufaktur yang masih listing. Dalam penelitian ini dikembangkan empat model regresi logit. Model pertama berdasarkan rasio keuangan yang tidak disesuaikan terdiri dari: sales/total assets (SETA), RETA, total debt/total assets (TDTA), NITA, fixed assets/total assets (FATA), income/sales (IS), dan LN ASSETS. Hasil dari model pertama adalah rasio LN ASSET signifikan positif. Model kedua berdasarkan rasio keuangan yang disesuaikan dengan industri, terdiri dari: relatif industri_seta (RI_SETA), RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RIFA_TA, dan RI_IS. Hasil dari persamaan logit kedua adalah rasio RI_TDTA signifikan negatif. Model ketiga merupakan kombinasi dari model pertama ditambah dengan reputasi auditor (RA). Persamaan ketiga menghasilkan rasio LN ASSET signifikan positif. Sedangkan untuk model keempat merupakan kombinasi dari model kedua ditambah dengan RA. Hasilnya adalah rasio RI_TDTA signifikan negatif dan rasio LN ASSET signifikan positif.

21 7 Almilia (2006), melakukan penelitian yang berusaha untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang manfaat rasio keuangan yang berasal dari informasi laporan arus kas, selain juga menggunakan rasio-rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. Pada penelitian ini kondisi financial distress suatu perusahaan diwakili oleh dua kelompok perusahaan, yaitu kelompok pertama diwakili oleh perusahaan yang mengalami net income negatif selama 2 tahun berturut-turut; dan kelompok kedua diwakili oleh perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut. Satu kelompok perusahaan non-financial distress sebagai perusahaan kontrol yang diwakili oleh perusahaan yang masih tetap aktif serta tidak mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini, digunakan tiga model multinominal logit sebagai alat analisis. Model pertama didasarkan pada rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi. Model kedua menggunakan rasio dari laporan arus kas. Model ketiga menggunakan rasio dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Hasil dari model pertama adalah rasio TL/TA signifikan negatif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. Rasio TL/TA juga signifikan negatif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3. Untuk model kedua, hasilnya adalah rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/hutang lancar (CFFOCL) signifikan positif, dan rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/ total aktiva (CFFOTA) signifikan negatif

22 8 terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. Rasio CFFOCL juga signifikan positif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3. Sedangkan untuk model ketiga, hasilnya adalah rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/total hutang (CFFOTL) dan TLTA signifikan negatif, CATA signifikan positif, serta rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/total sumber dana (CFFOTS) yang signifikan positif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. Rasio TLTA juga signifikan negatif, CFFOTL signifikan negatif, CATA signifikan positif, serta CFFOCL dan NFATA yang signifikan positif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3. Platt&Platt (2006), meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress dengan menggunakan logit regresi. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah selama dua tahun mengalami earning before interest and tax plus depreciation and amortization (EBITDA) negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan dua tahun mengalami net income negatif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah rasio Cash Flow/Sales, EBITDA/TA, Time Interest Earned berpengaruh negatif pada risiko suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Sedangkan rasio Current Debt/TA, dan Quick Ratio memiliki pengaruh positif. Andreica, Mugurel, dan Marin (2009) meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress dengan kriteria penetapan kondisi financial distress adalah net income selama dua tahun berturut-turut negatif dan perusahaan

23 9 yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut. Hasil dari penelitian ini adalah rasio Profit Margin signifikan negatif dan rasio Debt on Equity signifikan positif terhadap suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Penelitian ini nantinya akan fokus dalam upaya memprediksi kondisi financial distress yang dialami perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang terkandung dalam neraca dan laporan laba rugi. Prediksi kondisi financial distress memberikan manfaat yang besar bagi banyak pihak yang terkait dengan perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan? 2. Apakah rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?

24 10 3. Apakah rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan? 4. Apakah rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan? 5. Apakah rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan? 6. Apakah rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan? 7. Apakah rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV, dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan? 8. Apakah rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

25 11 1. Mengetahui pengaruh rasio profit margin yang diukur dengan NIS terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 2. Mengetahui pengaruh rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 3. Mengetahui pengaruh rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan CLTL terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 4. Mengetahui pengaruh rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 5. Mengetahui pengaruh rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 6. Mengetahui pengaruh rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 7. Mengetahui pengaruh rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV, dan SCA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 8. Mengetahui pengaruh rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?

26 12 D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain: 1. Bagi emiten Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi emiten tentang rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan, sehingga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang tepat dalam upaya mencegah kondisi financial distress mengarah ke kebangkrutan. 2. Bagi investor dan calon investor Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi investor dan calon investor tentang rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan, sehingga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi bagi calon investor maupun bagi investor itu sendiri. 3. Bagi kalangan akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai bahan acuan untuk mengembangkan kriteria pengambilan sampel dan rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan dalam penelitian-penelitian berikutnya.

27 13 4. Bagi penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berupa pengetahuan praktis dan empiris mengenai rasio keuangan apa saja yang berpengaruh terhadap prediksi kemungkinan kondisi financial distress suatu perusahaan.

28 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Copeland (1987) adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberi petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Dalam SAK tahun 2009 menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang terkait dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. 14

29 15 Laporan keuangan menurut Erich A. Helfert (dalam tim studi analisis laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah seperangkat laporan yang biasanya terdiri dari neraca untuk periode tertentu, laporan operasi untuk periode tertentu, dan laporan arus dana untuk periode yang sama, ditambah dengan laporan khusus yang menjelaskan perubahan ekuitas kepemilikan pada neraca. Laporan keuangan menurut peraturan Bapepam No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (dalam tim studi analisis laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) terdiri dari: a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. b. Laporan Laba Rugi yang merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. c. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan. d. Laporan Arus Kas yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentudengan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

30 16 e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya. Tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat edaran ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 (dalam tim studi analisis laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan besama sebagian besar pengguna. Para pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan tersebut meliputi: a. Investor. Penanaman modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemaampuan perusahaan untuk membayar dividen.

31 17 b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi yang mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok. Kreditor usaha lain tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan. f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,

32 18 menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat mebantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderunganatau tren dari perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2. Rasio Keuangan a. Rasio Profit Margin Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. b. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan. c. Rasio Leverage Rasio Leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio Leverage

33 19 berarti kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial distress. d. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai rasio Likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. e. Rasio Cash Position Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar perusahaan. f. Rasio Growth Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan industrri. g. Rasio Operating Efficiency Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menggeneralisasikan penjualannya.

34 20 3. Financial Distress Kesulitan keuangan (financial distress) pada perusahaan terjadi ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003 dalam Fachrudin, 2008). Ada beberapa definisi financial distress menurut Brigham dan Gapenski, 1997 (dalam Fachrudin, 2008), sesuai tipenya, yaitu: a. Economic Failure Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya, termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi. b. Business Failure Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur. c. Technical Insolvency Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis

35 21 menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan survive, dengan kata lain ketidakmampuan perusahaan yang mengalami technical insolvency disebabkan masalah arus kas secara temporer. Biasanya masalah ini diselesaikan dengan restrukturisasi hutang oleh para kreditur Di sisi lain, jika technical insolvency adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama menuju bencana keuangan (financial disaster). Technical insolvency dalam Brigham dan Gapenski di atas sama dengan equity insolvency menurut Altman (1983). Equity insolvency tergambar jika perusahaan tidak dapat membayar hutangnya ketika jatuh tempo dalam kegiatan bisnis yang biasa. d. Insolvency in Bankruptcy Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in bankruptcy jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius daripada technical insolvency karena pada insolvency in bankruptcy, masalahnya bersifat permanen dan umumnya, ini adalah tanda economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum. Insolvency in bankruptcy dalam Brigham dan Gapenski sama dengan bankruptcy insolvency menurut Altman (1983), dapat dilakukan dengan uji neraca, jika total asset perusahaan lebih kecil dari jumlah kewajiban.

36 22 e. Legal Bankruptcy Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara resmi dengan undang-undang. Brigham dan Gapenski memasukkan legal bankruptcy sebagai salah satu tipe kesulitan keuangan. Namun literatur lain membedakannya. Misalnya Scott (1981) yang mengatakan bahwa perusahaan yang kesulitan memenuhi komitmen keuangannya tidak selalu mengarah kepada kebangkrutan (Low et al., 2001). Lizal, 2002 (dalam Fachrudin, 2008) mengelompokkan penyebabpenyebab kesulitan dan menyebutnya dengan Model Dasar Kebangkrutan atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Menurut Lizal, ada tiga alasan yang mungkin mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu: a. Neoclassical Model Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan mempunyai campuran aset yang salah. Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi. Misalnya Profit/Assets (untuk mengukur profitabilitas), dan Liabilities/Assets. b. Financial Model Pada model ini, campuran aset benar tapi struktur keuangan salah dengan liquidity constraints (batasan likuiditas). Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tapi ia harus bangkrut juga dalam jangka pendek. Hubungan

37 23 dengan pasar modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Tidak dapat secara terang ditentukan apakah dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk untuk direstrukturisasi. Model ini mengestimasi kesulitan dengan indikator keuangan atau indikator kinerja seperti Turnover/Total Assets, Revenues/Turnover, ROA, ROE, Profit Margin, Stock Turnover, Receivables Turnover, Cash Flow/Total Equity, Debt Ratio, Cash Flow/(Liabilities-Reserves), Current Ratio, Acid Test Ratio, Current Liquidity, Short Term Assets/Daily Operating Expenses, Gearing Ratio, Turnover per Employee, Coverage of Fixed Assets, Working Capital, Total Equity per Share, EPS Ratio, dan sebagainya. c. Corporate Governance Model Pada model ini, kebangkrutan terjadi jika mempunyai campuran aset dan struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk. Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the market sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang tak terpecahkan. Model ini mengestimasi kesulitan dengan informasi kepemilikan. Kepemilikan berhubungan dengan struktur tata kelola perusahaan dan goodwill perusahaan. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan agar perusahaan kesulitan keuangan dapat bangkit kembali dan meraih survive menurut Fachrudin (2008), antara lain:

38 24 a. Mencetak laba. Laba dapat ditingkatkan dengan menghemat biaya, misalnya dengan memangkas divisi atau unit bisnis yang merugi, dan memangkas biaya yang tidak realisatis. Pada kasus kesulitan keuangan yang tidak terlalu parah, perbaikan kondisi keuangan dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan melalui penjualan yang didukung oleh usaha-usaha pemasaran. Analisa pasar perlu dilakukan untuk memenangkan persaingan. Perusahaan juga perlu menemukan keunggulan komparatif. b. Mengubah cash flow menjadi positif. Misalnya dengan restrukturisasi hutang dan penghematan. Restrukturisasi hutang dapat dilakukan dengan negosiasi ulang dan penjadwalan kembali hutang. Jika kreditur memilih kebangkrutan perusahaan, maka uang mereka tidak akan kembali, tetapi jika membantu perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan perubahan manajemen dan perbaikan perusahaan secara total sehingga uang mereka akan kembali. Gilson (1990) dalam Parker et al. (2002) membuktikan semasa kesulitan keuangan, kontrol manajerial dan klaim terhadap nilai residual perusahaan ditransfer ke kreditur, biasanya bank. Pada saat itu, kreditur meningkat kanrepresentasinya dalam dewan dan kontrol tidak langsungnya melalui kepemilikan saham. Kreditur mungkin ingin memaksimalkan pembayaran penuh jika setelah restrukturisasi perusahaan dapat survive, atau likuidasi. Di

39 25 satu sisi mareka ingin klaim, bukan kepemilikan. Karena itu, mereka tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Tapi di sisi lain, orang dapat berargumen bahwa kontrol kreditur dapat dihubungkan dengan meningkatnya kemungkinan survive perusahaan. Sebagai contoh, restrukturisasi hutang sering mencakup modifikasi perjanjian hutang sebagai upaya agar perusahaan tetap berjalan sehingga akhirnya dapat membayar kewajibannya (Parker et al., 2002). c. Memperbaiki kinerja dengan melakukan perbaikan ke arah yang positif. Misalnya dengan merespon keinginan pelanggan. Tindakan ini juga berguna untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan. d. Membangun budaya positif. Membangun budaya baru dapat dilakukan dengan regenerasi pimpinan yang memiliki highly motivated. e. Mendapatkan pinjaman berbiaya rendah. f. Membangun kepercayaan - antara lain kepercayaan karyawan, pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat umum. g. Menyusun kekuatan. Mengumpulkan orang-orang terbaik dan mengurangi orang yang tidak tepat akan menghasilkan kekuatan inti yang akan memodifikasi atau membuat perubahan radikal (Sembel, 2003).

40 26 B. Penelitian Terdahulu Tabel II.1 dibawah ini menunjukkan rangkuman penelitian terdahulu mengenai prediksi kondisi financial distress. TABEL II.1 RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU PENELITI/ TAHUN Almilia dan Kristijadi (2003) Purwanti (2005) KRITERIA SAMPEL FINANCIAL DISTRESS Beberapa tahun mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan dividen Z-Score <= 1,81 RASIO KEUANGAN - Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL, WC,TA, CA/TA, NFA/TA - Efisiensi Operasi: S/TA, S/CA, S/WC - Profitabilitas: ROA, NI/EQ - Financial Leverage:TL/TA, CL/TA, NP/TA, NP/TL, EQ/TA - Posisi Kas: C/CL, C/TA - Growth: S GROWTH, ROA GROWTH NI/S, ROA, NI/EQ, TL/TA, CL/TA, CL/TL, NP/TA, NP/TL, LTD/TA, EQ/TA, LTD/EQ, CURRENT RATIO, QUICK RATIO, CA/TA, NFA/TA, C/CL, C/TA, S GROWTH, ROA GROWTH, EBIT/IE, LTD/S, IE/S, AP/S, COGS/INV, S/AR, AR/TA, S/WC, S/CA, AR/INV, (AR+INV)/TA, COGS/S, SGAE/S, (COGS+SGAE)/S ALAT ANALISIS Regresi Logistik (terdapat 12 persamaan) Regresi Logistik HASIL PENELITIAN 1. CA/CL negatif (10%) 2. CL/TA negatif (10%), ROA GROWTH positif (10%), WC/TA negatif (5%) 3. CA/TA negatif (5%) 4. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (10%) 5. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%) 6. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (10%) 7. CL/TA positif (10%), NFA/TA positif (5%), ROA GROWTH positif (10%) 8. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%) 9. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%) 10. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%) 11. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (5%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%) 12. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%) Tidak ada yang signifikan

41 27 Tabel II.1 (lanjutan) PENELITI/ TAHUN Brahmana (2006) KRITERIA SAMPEL FINANCIAL DISTRESS Delisted RASIO KEUANGAN - Rasio keuangan yang tidak disesuaikan: SETA, RETA, TDTA, NITA, FATA, IS, LNASSET - Rasio keuangan relatif industri: RI_SETA, RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RI_FATA, RI_IS ALAT ANALISIS Regresi Logistik (terdapat 4 persamaan) HASIL PENELITIAN 1. LN ASSET positif (10%) 2. RI_TDTA negatif (5%) 3. LN ASSET positif (5%) 4. RI_TDTA negatif (5%), LNASSET positif (10%) Almilia (2006) Platt&Platt (2006) Kelompok pertama: perusahaan yang selama 2 tahun berturut-turut mengalami net income negatif Kelompok kedua: perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut Selama dua tahun mengalami EBITDA negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan dua tahun mengalami net income negatif 1. Rasio keuangan dari neraca dan laba rugi: - Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL, WC/TA, CA/TA, NFA/TA - Efisiensi Operasi: S/TA, S/CA, S/WC - Profitabilitas: ROA, NI/EQ - Financial Leverage:TL/TA, CL/TA, NP/TA, NP/TL, EQ/TA - Posisi Kas: C/CL, C/TA - Growth: S GROWTH, ROA GROWTH 2. Rasio keuangan dari arus kas: - Aktivitas operasi meliputi: CFFO/CL, CFFO/TL, CFFO/TS, CFFO/TA, CFFO/EQ, CFFO/S, CFFO/I - Aktivitas investasi meliputi: IPPE/PPE, IPPE/TU, CHWC/TU, RPPE/TS - Aktivitas pendanaan meliputi: DI/TS, NETDEBT/TS - Profit Margin: EBITDA/S, NI/S, CF/S - Profitability: EBITDA/TA, ROA, EBIT/TA, CF/TA, NI/EQ - Financial Leverage:TL/TA, CL/TA, CL/TL, NP/TA, NP/TL, LTD/TA,Current LTD/TA, EQ/TA, LTD/EQ - Liquidity: Current Ratio, Quick Ratio, WC/TA, CA/TA, NFA/TA - Cash Position: C/CL, C/DA, C/TA - Growth: S GROWTH, ROA GROWTH, CF GROWTH - Miscellaneous: EBIT/INT, INT/S, LTD/S, CF/INT, CF/TL Multinominal Logistik (terdapat 3 persamaan) Regresi Logistik 1. TL/TA negatif pada (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3 2. CFFO/CL positif pada tingkt (5%), CFFO/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, CFFO/CL positif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3 3. CFFO/TL dan TL/TA negatif, CA/TA positif (5%), serta CFFO/TS positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%), CFFO/TL negatif (10%), CA/TA positif (5%), serta CFFO/CL dan NFA/TA positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3 - Cash Flow/Sales (10%), EBITDA/TA (5%), Time Interest Earned (10%) berpengaruh negatif - Current Debt/TA (10%), dan Quick Ratio (5%) berpengaruh positif

42 28 Tabel II.1 (lanjutan) PENELITI/ TAHUN KRITERIA SAMPEL FINANCIAL DISTRESS RASIO KEUANGAN - Operating Efficiency: COGS/INV, S/AR, S/TA, AR/TA, S/WC, S/INV, AR/INV, (AR+INV)/TA, SGA/S, (COGS+SGA)/S, DA/S, DA/EBIT, S/CA ALAT ANALISIS HASIL PENELITIAN Andreica, Mugurel, dan Marin (2009) Net income selama dua tahun berturutturut negatif dan perusahaan yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut - Profit Margin - ROA - ROE - Profit per Employe - Operating Revenue per Employee - Current Ratio - Debt on Equity - Debt on Total Assets - Working Capital per Employee - Total Assets per Employee - Growth Rate on Net Profit - Growth Rate on Total Assets - Turnover Growth - Company Size Regresi Logistik - Profit Margin signifikan negatif (5%) - Debt on Equity signifikan positif (10%) C. Rerangka Penelitian Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai hipotesis apa saja yang akan diuji dalam penelitian ini, maka disusun sebuah rerangkan penelitian untuk mempermudah mengenai hal tersebut. Rerangka penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar II.1.

43 29 GAMBAR II.1 RERANGKA PENELITIAN Rasio Profit Margin Rasio Profitabilitas Rasio Leverage Rasio Likuiditas Rasio Cash Position Kondisi Perusahaan Perusahaan mengalami kondisi financial distress perusahaan tidak mengalami kondisi financial distress Rasio Growth Rasio Operating Efficiency D. Hipotesis Penelitian H1: Rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. H2: Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

44 30 H3: Rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. H4: Rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. H5: Rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. H6: Rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. H7: Rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV, dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. H8: Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Signaling Teori Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 2011) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini dilakukan dengan tidak mengabaikan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini dilakukan dengan tidak mengabaikan penelitian-penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan dengan tidak mengabaikan penelitian-penelitian terdahulu yang bermanfaat sebagai acuan penulis, dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak terjadi krisis moneter pada tahun 1998, kondisi perekonomian di Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di Indonesia maupun

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LABA, ARUS KAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS SUATU PERUSAHAAN SKRIPSI

PENGGUNAAN LABA, ARUS KAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS SUATU PERUSAHAAN SKRIPSI - 1 - PENGGUNAAN LABA, ARUS KAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS SUATU PERUSAHAAN SKRIPSI Oleh: ANDRI WAHYU PRASETYO NPM. 12133100066 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Kesulitan keuangan (financial distress) dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, financial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian dari beberapa peneliti terdahulu yang mengangkat topik mengenai analisis kinerja keuangan dan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA SEKTOR REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA SEKTOR REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA SEKTOR REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BURSA EFEK JAKARTA SASANTI RAHMAWARDHANI Pembimbing : Dr.Sri Iswati,SE,Msi,Ak FINANCIAL DISTRESS;PROPERTY

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tejadi di Amerika. Krisis tersebut diawali oleh kerugian yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tejadi di Amerika. Krisis tersebut diawali oleh kerugian yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 berawal dari krisis keuangan yang tejadi di Amerika. Krisis tersebut diawali oleh kerugian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angkaangka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan assetaset

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS TAHUN 2008 PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TESIS

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS TAHUN 2008 PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TESIS ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS TAHUN 2008 PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajad sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada tahun 2013. Ancaman krisis tersebut masih membayangi perkembangan Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN DISUSUN OLEH : Ramadhoni Aprilza Indra 022060216 Rumondang Dinaris 022070273 Moch Wildan 022072016 Muhammad Affar 022080072 Dicky Munthe

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian di Indonesia masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan yang ditandai

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFATUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DIAN MARWATI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFATUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DIAN MARWATI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFATUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DIAN MARWATI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Firani (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Emiten Sektor Infrastruktur di Bursa

Lebih terperinci

PREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN GO- PUBLIC DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT

PREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN GO- PUBLIC DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT PREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN GO- PUBLIC DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT Luciana Spica Almilia STIE Perbanas Surabaya Abstract This research aims at providing empirical evidance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal (signalling theory) adalah teori yang mengungkapkan bahwa pihak perusahaan memberikan sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu membayar kewajiban-kewajibannya atau hutang lebih besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu membayar kewajiban-kewajibannya atau hutang lebih besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Distress Kesehatan suatu perusahaan bisa digambarkan dari titik sehat yang paling ekstrem (mampu untuk membiayai operasionalnya, dapat memenuhi kewajiban kewajiban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

Lebih terperinci

SKRIPSI PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE OLEH

SKRIPSI PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE OLEH SKRIPSI PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2013 OLEH KHAIRUNNISAH 120522076 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. potensi kebangkrutan. Platt dan Platt (2002) mendefinisikan financial

BAB I PENDAHULUAN UKDW. potensi kebangkrutan. Platt dan Platt (2002) mendefinisikan financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek pentingnya analisis laporan keuangan adalah memprediksi kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan penting

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN MADYA KEILMUAN

LAPORAN PENELITIAN MADYA KEILMUAN LAPORAN PENELITIAN MADYA KEILMUAN Model Prediksi Financial Distress Menggunakan Analisis Rasio Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) Hana Norhamida hana@ut.ac.id Pismia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil. mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil. mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi perubahan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Evanny Indri Hapsari (2012) Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Hartono ( )

SKRIPSI. Oleh : Hartono ( ) PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2012-2014) SKRIPSI Oleh : Hartono (12133100057)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA Luciana Spica Almilia & Kristijadi 1 Abstract Financial distress precedes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Likuiditas Perusahaan Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan, 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan, sehingga banyak sekali model financial distress perlu dikembangkan karena dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan yang tidak ringan kepada Indonesia. Krisis yang terjadi pada triwulan terakhir tahun 2008 itu berlanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: SEPTIAN DWI PRASTYO B

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: SEPTIAN DWI PRASTYO B PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN MULTINOMIAL LOGIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The Influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets To Dividend Policy: An Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013 This study tries

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Nurochman, SST,.Akt,.MT Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1 paragraf 07 dinyatakan ada lima komponen lengkap dari laporan keuangan: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Aktivitas, Likuiditas, dan Leverage Keuangan terhadap Earnings Per Share (EPS)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli : BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian

Lebih terperinci

: AYU ASTREA NINGSIH B.

: AYU ASTREA NINGSIH B. ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai ketidakmampuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai ketidakmampuan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai ketidakmampuan yang dinyatakan secara legal oleh individu atau organisasi untuk

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh : YOGA PRADITYA NIM. F PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Skripsi. Disusun Oleh : YOGA PRADITYA NIM. F PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DEVIDEND PAYOUT RATIO, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015) Oleh : Aprilyandhika Putri Wulansari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan, apabila dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Beberapa perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan perkembangan perekonomian yang tinggi, maka semakin berkembang pula dunia usaha dewasa ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi

Lebih terperinci

perbankan semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilakukan arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa yang akan datang.

perbankan semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilakukan arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin terbuka membuat persaingan dalam dunia perbankan semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilakukan arah kebijakan pengembangan industri

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan harga. (KDPPLK-PSAK paragraf 07 tahun 2009). Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 Tahun 2009 Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan harga. (KDPPLK-PSAK paragraf 07 tahun 2009). Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 Tahun 2009 Tujuan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress

BAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Financial Distress merupakan suatu keadaan dimana perusahaan mengalami masalah kesulitan keuangan, banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami Financial Distress

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Pada bagian ini akan dikemukakan teori-teori dan hasil penelitian pihak lain, serta publikasi umum yang berkaitan dengan masalah-masalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci