ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR. Oleh PEBRIADI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR. Oleh PEBRIADI H"

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR Oleh PEBRIADI H PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Petanian Bogor Oleh PEBRIADI H PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

3 ABSTRAK Pebriadi. H Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor. Di bawah bimbingan Erlin Trisyulianti. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia itu sendiri, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sehebat apapun visi, misi dan tujuan perusahaan tidak akan terlaksana jika masalah komunikasi tidak dirancang dan ditanggulangi dengan baik, terutama antara karyawan dengan karyawan ataupun karyawan dengan atasan. PT. Taspen (Persero) Bogor adalah salah suatu perusahaan yang bergerak dibidang asuransi dan sosial. Kegiatan utamanya bergerak dalam bidang penyimpanan tabungan pegawai negri sipil yang menjadi peserta baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya. PT. Taspen (Persero) Bogor diharapkan nantinya akan memberikan manfaat dalam bentuk asuransi dan tabungan hari tua bagi pegawai negri sipil (PNS) baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan, (2) menganalisis hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan, serta (3) menganalisis efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor. Penelitian ini dilakukan di PT. Taspen (Persero) Bogor, yang beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada PT.Taspen (Persero) Bogor dengan mengambil keseluruhan karyawan sebagai sampel dengan jumlah karyawan sebanyak 65 orang karyawan tetap. Metode pengolahan dan analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, anilisis deskriptif, dengan menggunakan analisis uji chi-square. Data yang bersifat kuantitatif akan di olah dengan bantuan program microsoft excel dan SPSS Komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan menggunakan dua macam pola komunikasi ke atas dan pola komunikasi ke bawah. Hambatan komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan PT. Taspen (Persero) Bogor antara lain adalah adanya hambatan teknis, hambatan semantik, hambatan psikologis, hambatan fisik, hambatan status, hambatan kerangka berpikir, dan hambatan budaya. Indikator yang menjadi ukuran efektivitas komunikasi pada PT. Taspen (Persero) Bogor, bahwa secara umum komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor sudah efektif. i

4 ii

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kuantan Singingi, Propinsi Riau pada Tanggal 26 Februari 1986 dari pasangan orang tua Bapak Raja Amri dan Ibu Asmarina. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 008 Sungai Manau, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi pada Tahun 1997, lalu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama MTS. Muhammadiah Lubuk Jambi, Kabupaten Kuantan Singingi pada Tahun Tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah MAN 1 Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi. Tahun 2003, penulis diterima melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan selesai pada Tahun Tahun 2007 penulis kembali melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah penulis pernah mengikuti magang kerja di Perusahaan Pembenihan Ben s Fish Farm Bogor, Jawa Barat pada tahun Selain itu penulis juga pernah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti Achievement Motivations Training, Pumping Talent, Bisnis Plan, SPSS, dan sebagainya. iii

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor. Penulis mengambil tema tersebut karena penulis menyadari pentingnya komunikasi yang diterapkan di dalam perusahaan agar perusahaan dapat melaksanakan tugas-tugas dan tujuan perusahaan dengan baik. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia itu sendiri, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Salah satu faktor yang berperan penting dalam komunikasi adalah hubungan personal diantara ke dua belah pihak. PT. Taspen (Persero) Bogor sebagai salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang jasa selalu berupaya untuk menjaga kualitas pelayanannya agar selalu terlaksana secara optimal. Tujuan dan implementasi dari perusahaan ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta tabungan hari tua dan dana pensiun beserta seluruh anggotanya agar produktifivitas pelayanan perusahaan menjadi lebih memuaskan, salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan komunikasi yang efektif antar atasan dan bawahan dengan selalu menjaga hubungan kedekatan personal antara karyawan dengan atasan diseluruh jajaran staf PT. Taspen (Persero) Bogor. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak skripsi ini tidak akan terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. iv

7 UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih atas selesainya penyusunan Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Orang tua tercinta, atas kasih sayang, dukungan dan motivasi yang diberikan dan seluruh bantuan moral serta materil yang tak ternilai harganya. Kakak dan adik yang telah mendokan panulis. 2. Dosen pembimbing penulis Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si atas bimbingan dan pengarahan serta memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi dan penelitian saya ini. 3. Kepada para dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya menguji penulis. 4. PT. Taspen (Persero) Bogor atas izin dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut. 5. Keluarga besar umi dan bibi di Ciherang yang telah memberikan doa dan bantuannya selama ini kepada penulis. 6. Kepada Nonny dharmanty pebriadi AMKeb, yang telah membantu memberikan semangat, dukungan dan doanya kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Kepada teman-teman (teman kampus, teman kosan, teman asrama IMAKUSI Bogor) serta yang lainnya yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk lebih baik. Penulis berharap melalui penyusunan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terkait dalam kegiatan penelitian selanjutnya Bogor, Juli 2010 Penulis v

8 DAFTAR ISI ABSTRAK Halaman RIWAYAT HIDUP...iii KATA PENGANTAR...iv UCAPAN TERIMAKASIH...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR LAMPIRAN...x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi Organisasi Proses Komunikasi Fungsi Komunikasi Pola Komunikasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi Efektifitas Komunikasi Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan data Jenis dan Sumber Data Metode Penentuan Sampel Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Uji Chi-Square IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Perusahaan vi

9 Halaman Sejarah Perkembangan PT. Taspen (Persero) Bogor Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Produk dan Jasa PT. Taspen (Persero) Bogor Karakteristik Responden Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Hasil Uji Validitas Hasil Uji Reliabilitas Pola Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor Pola Komunikasi ke Atas Pola Komunikasi ke Bawah Hambatan Komunikasi Hambatan Komunikasi ke Atas dan ke Bawah Efektivitas Komunikasi Antara Atasan Dan Bawahan Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Klasifikasi nilai Alpha Skala penelitian Jumlah dan presentase responden berdasarkan jenis kelamin Jumlah dan presentase responden berdasarkan usia Jumlah dan presentase responden berdasarkan pendidikan Jumlah dan presentase responden berdasarkan lama kerja Penilaian pola komunikasi ke atas Penilaian pola komunikasi ke bawah Penilaian hambatan komunikasi ke atas dan ke bawah Efektivitas komunikasi antara atasan dan bawahan Hasil uji Chi-Square karakteristik karyawan dengan efektivitas komunikasi viii

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Unsur-unsur proses komunikasi Kerangka pemikiran penelitian ix

12 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Kuesioner penelitian untuk atasan Kuesioner penelitian untuk bawahan Validitas kuesioner Reliabel Penilaian atasan terhadap pola komunikasi ke atas Penilaian bawahan terhadap pola komunikasi ke atas Penilaian atasan terhadap pola komunikasi ke bawah Penilaian bawahan terhadap pola komunikasi ke bawah Penilaian atasan terhadap hambatan komunikasi Penilaian bawahan terhadap hambatan komunikasi Penilaian atasan terhadap efektivitas komunikasi Penilaian bawahan terhadap efektivitas komunikasi Hasil uji Chi-Square karakteristik karyawan dengan efektivitas komunikasi x

13 I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam suatu organisasi tentunya memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas. Setiap perusahaan yang ada selalu berupaya untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi yang ditetapkan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam organisasi tidak mungkin terlepas dari peranan sumberdaya manusia (SDM) yang dimilikinya, karena SDM merupakan aset penting yang memiliki banyak peranan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Apabila sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kualitas dan berkompetensi di bidangnya diharapkan akan mampu memiliki daya saing yang tinggi, sehingga apa yang perusahaan tawarkan baik berupa produk ataupun jasa menghasilkan kualitas baik. Sumberdaya manusia yang berkualitas dapat dicapai melalui upaya pengembangan sumberdaya manusia yang terencana dan terarah. Pengembangan sumberdaya manusia dibutuhkan untuk meningkatkan pengembangan potensi, pengetahuan, wawasan, keterampilan kerja, kemampuan manajerial, kepribadian dan sikap, serta faktor-faktor lain yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan, karena sumberdaya manusia berkualitas merupakan aset perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang atau mendatang. Kebutuhan sistem komunikasi organisasi yang hidup dinamis semakin meningkat di era globalisasi, hal ini seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi yang membuat jarak antar pulau, antar negara, satu komunitas dengan komunitas lainnya terasa dekat akibat perangkat teknologi komunikasi yang semakin canggih dan berkembang pesat. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia itu sendiri, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sehebat apapun visi, misi dan tujuan perusahaan

14 2 tidak akan terlaksana jika masalah komunikasi tidak dirancang dan ditanggulangi dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan atau karyawan dengan atasan. Masalah yang dihadapi dalam komunikasi baik antar devisi, rekan kerja atau antara atasan dan bawahan sering kita jumpai di perusahaan. Hal ini dikarenakan tidak adanya titik penyelesaian berbagai pihak yang nantinya akan mengganggu kelancaran proses komunikasi, untuk itu dibutuhkan komunikasi yang efektif untuk mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari prinsip-prinsip komunikasi efektif karena komunikasi disadari ataupun tidak merupakan jantung dalam organisasi perusahaan. Berbagai kegiatan antara anggota yang ada di dalam organisasi dapat berlangsung berkat adanya komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang terjalin di dalam anggota organisasi maka diharapkan kegiatan organisasi pada perusahaan bisa terlaksana. Komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian visi, misi dan tujuan dalam organisasi. Oleh karena itu, diharuskan pimpinan ataupun komunikator dalam organisasi diharapkan terus berupaya untuk mengembangkan, menyempurnakan dan memahami bagaimana cara berkomunikasinya. Salah satu faktor yang berperan penting dalam komunikasi adalah hubungan personal diantara ke dua belah pihak. Pihak manajemen maupun karyawan akan meningkatkan motivasi kerja dan meningkatkan kinerja secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan yang bertujuan untuk menggugah atau meningkatkan semangat kerja. PT. Taspen (Persero) Bogor adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang asuransi dan sosial dengan kegiatan utamanya bergerak dalam bidang penyimpanan tabungan Pegawai Negeri Sipil yang menjadi peserta baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya, yang

15 3 nantinya akan memberikan manfaat dalam bentuk asuransi dan tabungan hari tua bagi Pegawai Negeri Sipil baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya. Tujuan dan implementasi dari perusahaan ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta tabungan hari tua dan dana pensiunan beserta seluruh anggotanya agar produktifivitas pelayanan perusahaan menjadi lebih memuaskan. Salah satunya dengan cara meningkatkan komunikasi yang efektif dan selalu menjaga hubungan kekeluargaan yang harmonis diseluruh jajaran staf PT. Taspen (Persero) Bogor, apakah sesuai dengan standar perusahaan berupa alur komunikasi pelaporan struktural organisasi. Melalui komunikasi yang efektif diharapkan kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan gangguan komunikasi yang terjadi bisa dihindari. Oleh karena itu PT. Taspen (Persero) Bogor menyadari pentingnya untuk menerapkan komunikasi efektif Rumusan Masalah PT. Taspen (Persero) Bogor sebagai salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang jasa selalu berupaya untuk menjaga kualitas pelayanannya agar selalu terlaksana secara optimal. Namun pada kenyataannya dalam pelaksanaannya, berbagai kendala yang dihadapi perusahaan sering terjadi, terutama yang berkaitan dengan sumberdaya manusia. Salah satunya adalah masalah komunikasi yang sering terjadi diantara jajaran staf dalam hal ini atasan dengan karyawannya. Karyawan sebagai bawahan sering merasa kesulitan dalam memahami pesan atau intruksi yang disampaikan oleh atasan dalam pemberian tugas-tugas perusahaan, sehingga hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dari maksud pesan ataupun tujuan yang diinginkan untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Sehingga nantinya akan berdampak kepada penurunan produktifitas perusahaan. Berdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi diantara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor?

16 4 2. Apakah terdapat hambatan komunikasi yang dialami antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 3. Sejauhmana keefektifan komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 2. Menganalisis hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 3. Menganalisis efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang efektifitas komunikasi antara atasan dan bawahan ini antara lain: 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman informasi mengenai kondisi perusahaan dengan mengetahui efektif atau tidaknya komunikasi yang telah diterapkan oleh perusahaan, sehingga dijadikan gambaran yang terjadi di dalam organisasi bagi manajer dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja staf beserta karyawan PT. Taspen (Persero) Bogor. 2. Kalangan akademisi Bagi pihak akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai komunikasi yang efektif di bidang sumberdaya manusia Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan ruang lingkupnya, komunikasi yang terjadi dalam perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Penelitian ini difokuskan pada proses komunikasi internal perusahaan yaitu antara atasan dengan bawahan, mengidentifikasi bentuk

17 5 pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan, mengetahui hambatan komunikasi, serta efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan. Adanya hambatan komunikasi internal antara atasan dan bawahan ataupun sebaliknya antar bawahan dan atasan yang terjadi pada PT. Taspen (Persero) Bogor yang perlu diteliti. Sehingga nantinya akan berpengaruh kepada perbaikan kinerja perusahaan. Komunikasi yang terjalin diharapkan akan mampu meningkatkan pelayanan dan kinerja perusahaan PT. Taspen (Persero) Bogor tersebut.

18 6 II2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Menurut William dan Baty dalam Purwanto (2003), Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Dengan artian komunikasi melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyalsinyal non verbal. Menurut Stoner (1996), komunikasi diartikan sebagai proses yang digunakan oleh manusia untuk mencapai kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal anatara pengirim dengan penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2004) Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepada kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, efektivitas, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan kepada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi keadaan di lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-berubah (Goldhaber dalam Muhammmad, 2004).

19 7 Muhammad (2004) menyimpulkan pendapat dari para ahli mengenai persepsi tentang komunikasi organisasi yaitu: a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan arah dan media. c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaan, hubungan dan keterampilannya Proses Komunikasi Menurut Purwanto (2003), proses komunikasi terdiri dari enam tahap yaitu: 1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan. 2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan. 3. Pengirim menyampaikan pesan. 4. Penerima menerima pesan. 5. Penerima menafsirkan pesan. 6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. Menurut Cangara (2006), unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi diantaranya adalah: 1. Sumber Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah source, sender atau encoder 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang disampaikan dengan mengirim pesan kepada penerima, isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda. 3. Media Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima, misalnya panca indera, saluran

20 8 komunikasi seperti telepon, surat, telegram, , faximili, komputer dan lain-lain. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber pengirim. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, organisasi, partai ataupun negara. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan sikap dan tingkah laku seseorang. 6. Umpan balik atau respon balik Umpan balik adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meskipun pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor-faktor ini dapat digolongkan ke dalam empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. Umpan Balik Sumber Pesan Media Penerima Efek Gambar.1. Unsur-unsur Proses Komunikasi (Cangara, 2006) Fungsi Komunikasi Concrad dalam Tubbs (2001), mengidentifikasi tiga fungsi komunikasi dalam organisasi. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

21 9 1. Fungsi perintah Komunikasi berfungsi mengumpulkan anggota organisasi membicarakan, menerima, menafsirkan atas suatu perintah. Dua jenis komunikasi yang mengandung pelaksaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik. Tujuannya adalah mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi relasional Komunikasi memperolehkan anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota organisasi lain. 3. Fungsi manajemen ambigu Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidak jelasan yang melekat dalam organisasi. Gorden, dalam Silviani (2009) mengemukakan ada empat fungsi komunikasi: 1. Komunikasi sosial Mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, orang dapat bekerjasama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Komunikasi ekpresif Komunikasi ekpresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (ikatan emosi). Perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesanpesan non vebal. 3. Komunikasi ritual Komunikasi ritual dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara

22 10 tersebut orang mengucapakan kata-kata dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik. 4. Komunikasi instumental Komunikasi yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur. Menurut Robins (1996) komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi, diantaranya: 1. Pengendali (kontrol dan pengawasan) Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hirarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. 2. Motivasi Komunikasi membantu perkembangan motivasi dan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika dibawah standar. 3. Pengungkapan emosional Komunikasi dapat menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Bagi karyawan kelompok kerja, kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental dimana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puasnya. 4. Informasi Komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengetahui dan menilai peran-peran alternatif.

23 Pola Komunikasi Menurut Purwanto (2003), secara umum pola komunikasi dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal (formal communications channel) dan nonformal (informal communications channel). 1. Saluran komunikasi formal (formal communications channel) Saluran komunikasi formal merupakan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan. Pola transformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal. a. Komunikasi dari atas ke bawah Aliran komunikasi dari atas ke bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang dalam suatu organisasi. Seseoranag manajer dalam menggunakan jalur komunikasi dari atas ke bawah memberikan tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada dilevel bawah. Menurut Katz dan Khan dalam Purwanto (2003), komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan pokok yaitu: Memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilakukan. Memberikan informasi tentang prosedur dan pelaksanaan organisasional. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan. Menyajikan informasi mengenai aspek biologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. Salah satu kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan informasi penting yang ditujukan kepada bawahannya. b. Komunikasi dari bawah ke atas

24 12 Komunikasi dari bawah ke atas berarti alur informasi berasal dari bawah ke atas. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, seorang manajer harus benar-benar memiliki rasa kepercayaan kepada para bawahaannya. Menurut Muhammad (2004), tujuan komunikasi ke atas adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Sedangkan komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Fungsi komunikasi ke atas adalah: Adanya komunikasi ke atas, supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dan bagaimana baiknya menerima apa yang disampaikan karyawan. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide berupa saran untuk berjalannya organisasi. Komunikasi ke atas membolehkan dan bahkan mendorong munculnya sebuah desas-desus agar supervisor mengetahuinya. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi ke bawah. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalahmasalah pekerjaannya dan memperkuat keterlibatannya dalam tugas-tugas di organisasi dan perusahaan. Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja. c. Komunikasi horizontal Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sama atau sejajar dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan

25 13 persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memilki kedudukan sejajar. d. Komunikasi diagonal Komunikasi yang melibatkan dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar, dimana terdapat saling ketergantungan di antara bagian atau departemen-departemen yang ada dalam organisasi tersebut. Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah: 1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat. 2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat menganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan secara efektif. 2. Saluran komunikasi Informal (informal communications channel) Saluran komunikasi informal akan dapat menggambarkan bagaimana informasi yang ada di transformasikan dari satu bagian kebagian yang lainnya. Dalam jaringan komunikasi informal tidak memperhatikan jenjang hirarki, pangkat, kedudukan/jabatan dan dapat berkomunikasi secara luas. Oleh karena itu, keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat di elakkan. Jaringan komunikasi informal ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memantau karyawannya dalam melakukan tugas dan pekerjaan Hambatan Komunikasi dalam Organisasi Menurut Purwanto (2003), faktor-faktor penghambat komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama, diantaranya adalah:

26 14 1. Masalah dalam mengembangkan pesan Masalah dalam mengembangkan pesan dapat mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada, adanya pertentangan emosional atau sulit dalam mengapresiasikan ide dan gagasan. 2. Masalah dalam menyampaikan pesan Masalah yang paling jelas dalam menyampaikan pesan adalah masalah yang terkait dengan sarana fisik untuk berkomunikasi. 3. Masalah dalam menerima pesan Masalah yang muncul dalam menerima pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang dan kondisi yang mengganggu konsentrasi pendengar. 4. Masalah dalam menafsirkan pesan Masalah terbesar dalam proses komunikasi adalah saat pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa dan pernyataan emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Menurut Cangara (2006), hambatan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu: 1. Gangguan teknis Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang disampaikan melalui saluran informasi mengalami masalah Misalnya gangguan jaringan telepon, suara keributan kecil ataupun besar dan sebagainya. 2. Gangguan semantik Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering

27 15 terjadi karena kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon berupa bahasa asing yang sulit dimengerti oleh khalayak, bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima, struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan penerima. Gangguan semantik juga bisa terjadi karena adanya perbedaan latar belakang budaya. 3. Gangguan psikologis Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna. 4. Hambatan fisik atau organik Hambatan fisik ialah gangguan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang terlalu jauh sehingga sulit di capai, tidak adanya sarana komunikasi dan transportasi. Gangguan fisik juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yaitu tidak berfungsinya salah satu panca indra pada penerima. 5. Hambatan status Hambatan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau atasan dan bawahan. 6. Hambatan kerangka berpikir Hambatan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi dan pandangan antara komunikator terdapat pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. 7. Hambatan budaya Hambatan budaya ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.

28 16 Menurut Robbins (1996), penghalang utama terhadap komunikasi efektif adalah: 1. Penyaringan Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan di mata penerima. 2. Persepsi selektif Penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadinya yang lain. 3. Emosi Bagaimana perasaan penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi bagaimana menafsirkan dan mengimplementasiakan pesan tersebut. 4. Bahasa Adanya perbedaan latar belakang budaya dan penggunaan bahasa dengan istilah yang berbeda dapat menghalangi komunikasi efektif Efektifitas Komunikasi Menurut Tubbs (2001), salah satu ukuran bagi efektifitas komunikasi adalah terciptanya komunikasi efektif. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi efektif menurut Tubbs (2001), yaitu: 1. Pemahaman Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini

29 17 komunikator dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan dalam menyampaikan isi pesan secara cermat. 2. Kesenangan Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak lain. 3. Mempengaruhi sikap Komunikasi dikatakan efektif jika komunikator (pengirim) dapat mempengaruhi sikap penerima (komunikan), tindakan mempengaruhi sikap bertujuan agar orang lain memahami ucapan kita dan melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan. 4. Hubungan yang makin baik Secara keseluruhan, komunikasi efektif memerlukan suasana psikologis yang positif dan perlu kepercayaan penuh. Salah satu kegagalan dalam hubungan personal biasanya berasal dari kesalahpahaman maksud dan tujuan. 5. Tindakan Komunikasi yang efektif dapat mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan Menurut Purwanto (2003), komunikasi efektif memerlukan beberapa hal antara lain: 1. Persepsi Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh pendengar pesan. 2. Ketepatan Secara umum pendengar mempunyai suatu kerangka berpikir. Seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka pemikiran agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran. 3. Kredibilitas

30 18 Komunikator perlu memiliki sesuatu keyakinan bahwa para pendengarnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai keyakinan terhadap inti pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan. 4. Pengendalian Pendengars akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi. Reaksi pendengars tergantung pada berhasil tidaknya komunikator mengendalikan pendengarsnya saat berkomunikasi. 5. Keharmonisan Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan pendengars, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya Hasil Penelitian Terdahulu Menurut Lestari (2005), berdasarkan hasil penelitiannya tentang analisis efektivitas komunikasi antara atasan dan bawahan pada PT. Indonesia EVSON Industri (Divisi Manajemen Support dan Plintedcircuitboard), menyimpulkan bahwa secara umum keefektifan komunikasi yang terdapat pada divisi manajemen telah tercapai dan komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian terhadap persepsi atasan dan bawahan yang masing-masing menunjukkan angka 150,8 dan 170,18, dimana angkaangka tersebut berada pada rentang skala yang bernilai baik. Walaupun demikian, pada setiap aspek yang dinilai ternyata masih terdapat beberapa masalah yang sebenarnya harus diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang masih merasakan berbagai kendala dalam berkomunikasi. Novita (2004), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Peran Komunikasi Antara Pimpinan dan Karyawan dalam Menciptakan Lingkungan Kerja yang Efektif pada PT. Cakrawala Andalas Televisi, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu

31 19 faktor internal dan eksternal perusahaan. Sementara itu, seluruh pola komunikasi diterapkan di PT.ANTV tersebut. selanjutnya peran komunikasi dalam mengatasi permasalahan pada PT. ANTV, yaitu dengan keterbukaan komunikasi antara atasan dan bawahan, dimana komunikasi yang berlangsung tidak hanya bersifat formal tetapi juga informal. Hambatan komunikasi pada PT. ANTV antara lain mengenai tekanan waktu, beban komunikasi yang berlebihan, penyaringan, kredibilitas sumber, keahlian mendengarkan yang kurang baik dan kerangka acuannya yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Vishabin, dapat diketahui bahwa sikap komunikasi bawahan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh atasan adalah sangat baik, dengan rentang skala yang diperoleh sebesar 234,38, sedangkan untuk tingkat komunikasi atasan yang dinilai oleh bawahan dalah baik, dengan rentang skala yaitu sebesar 223,58. Sikap komunikasi dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang efektif. Bayuwarga (2004), dalam penelitiannnya yang berjudul analisis efektivitas Komunikasi Organisasi dan Hubungannya dengan kinerja karyawan pada Cipta Grafika Karawang, menyimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika lebih cenderung ke arah pola komunikasi ke bawah dan komunikasi horizontal. Sebagian besar karyawan merasa bahwa hubungan komunikasi antara karyawan sudah berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pola komunikasi horizontal yang merupakan komunikasi yang terjadi antra rekan sekerja sering terjadi Cipta Grafika. analisis deskriptif yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menunjukkan bahwa kepemilikan informasi, spesialisasi pekerjaan, desas-desus lingkungan kerja, sarana komunikasi, kredibilitas, gaya kepemimpianan, reaksi emosional, jabatan serta pemahaman dan umpan balik, memiliki pengaruh terhadap pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya, faktor gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang paling kuat dengan kinerja karyawan. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara kinerja karyawan dengan faktor sarana komunikasi. Korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi

32 20 efektivitas komunikasi perusahaan dengan kinerja karyawan adalah wadah nyata (a=0,05), sehingga hipotesis Ho ditolak dan hipotesis H1 diterima.

33 III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Taspen (Persero) Bogor memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud apabila didukung oleh sumberdaya yang berkualitas dan memiliki kinerja dan integritas tinggi kepada perusahaan. Karyawan berperan aktif dalam mawujudkan tujuan perusahaan, berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari produktivitas dan kinerja karyawan tersebut serta peran aktif dalam pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan. Selain karyawan, tokoh yang sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah seorang manajer atau atasan. Atasan dan bawahan saling berinteraksi dengan menjalain komunikasi. Atasan harus mengetahui apa saja kendala komunikasi yang dihadapi oleh bawahan begitu juga sebaliknya dengan bawahan, sehingga dapat menjalin komunikasi yang efektif guna pencapaian tujuan yang diharapkan perusahaan. Tingkat efektivitas komunikasi akan diukur melalui penilaian atasan dan bawahan terhadap pola komunikasi yang terjadi dan hambatan yang dialami oleh atasan dan bawahan. Setelah itu ada lima indikator yang dapat dijadikan ukuran komunikasi efektif, yaitu timbulnya pemahaman, kesenangan, dapat mempengaruhi sikap, hubungan yang baik dan mendorong tindakan. Selanjutnya terdapat dugaan bahwa idikator tersebut dipengaruhi karakteristik individu. Karakteristik individu dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja. Efektivitas komunikasi yang tinggi dapat membantu mewujudkan tujuan perusahaan, namun sebaliknya apabila tingkat efektivitas komunikasi rendah akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

34 22 PT.Taspen Visi misi perusahaan SDM yang dimiliki Manajer (Pimpinan) Komunikasi Karyawan (Bawahan) Komunikasi ke bawah Intruksi Sosialisasi Penghargaan Komunikasi ke atas Memberikan laporan Mengajukan ide Mengemukakan masalah Meminta pendapat Renda h Upaya perbaikan Hambatan komunikasi Teknis Semantik Psikologis Fisik atau organik Status Kerangka berfikir Budaya Efektivitas komunikasi Pemahaman Kesenangan Sikap Hubungan baik Tindakan Karakteristik responden Jenis kelamin Usia Pendidikan Lama bekerja Tingg i Uji Chi-Square Pencapaian tujuan perusahaan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

35 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Taspen (Persero) Bogor yang beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor yang akan dilaksanakan pada bulan September sampai Desember Tempat penelitian ini di PT. Taspen (Persero) Bogor Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan pada responden dan wawancara yang dilakukan terhadap karyawan dan manajer. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan, buku, skripsi, jurnal, artikel dan internet serta literatur yang mendukung Metode Penentuan Sampel a. Penarikan Sampel Penelitian ini mengambil sampel keseluruhan karyawan tetap yang bekerja pada PT.Taspen (Persero) Bogor dengan jumlah karyawan sebanyak 65 orang. Penarikan sampel menggunakan metode sensus yaitu suatu teknik yang mengambil semua anggota untuk dijadikan sampel. b. Pengujian Kuesioner Kuesioner yang akan digunakan terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini digunakan agar kuesioner yang digunakan terbukti akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan di antara masing-masing pertanyaan sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan (Umar, 2003). 1. Uji Validitas Teknik untuk menguji validitas digunakan rumus product moment pearson corelation yaitu: r = n xy ( x)( y)... ( n x 2 ( x )2( n y 2 ( y )2)......( 2)

36 24 Keterangan: r = nilai koefisien pearson n = banyaknya responden Y = skor masing-masing pertanyaan tiap responden X = total skor pertanyaanri tiap reponden 2. Uji Reliabilitas Setelah kuesioner dinyatakan sahih, keabsahan kuesioner tersebut di uji reliabilitasnya. Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas digunakan dengan menggunakan rumus alpha cronbach yaitu: k r = k 1 σ b2 1...(3) σt 2 Keterangan: r k σ b2 σ t2 = keadaan instrument = banyak butir pertanyaan = jumlah varians butir pertanyaan = ragam total Tingkat reliabilitas dengan metode alpha cronchbach diukur berdasarkan sekala alpha 0,1-1 yang dapat di interprestasikan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Nilai Alpha. Alpha α > 0,9 α > 0,8 α > 0,7 α > 0,6 α > 0,5 α < 0,5 Tingkat Reliabilitas Sempurna (Excellent) Baik (Good) Dapat diterima (Acceptable) Diragukan (Questionable) Lemah (Poor) Tidak dapat diterima (inacceptable) 3.3. Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif dan uji Chi-square dan dibantu dengan program komputer SPSS 13.0.

37 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas ( Istijanto, 2006 ). Data diperoleh dicari nilai tengahnya (median). Median digunakan untuk mengukur nilai tengah dari data yang telah diurutkan nilainya dari kecil kebesar, kemudian membaginya secara seimbang di tengah. Median merupakan cara lain mencari nilai lain yang dapat mewakili sejumlah data yang dikumpulkan. Berdasarkan nilai tengah tersebut, diperoleh kesimpulan yang didapat dengan menentukan terlebih dahulu skala penilaian. Skala penilaian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Skala Penilaian Uji Chi-Square. Rentang Skala Keterangan 1-2=1,5 Jarang/Tidak Setuju 2-3=2,5 Kadang-kadang/Kurang Setuju 3-4=3,5 Sering/Setuju 4 Sangat Sering/Sangat Setuju Uji Chi-Square merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara beberapa variabel. Uji chisquare dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efektifitas komunikasi dengan karakteristik karyawan yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama kerja karyawan. Rumus statistik chi-square menurut Umar (2003) adalah: ( Oij Eij ) 2 Χ = Eij Dimana: O ij =observasi dari tiap sel E ij =hasil esfektasi tiap sel 2...(4)

38 26 Hipotesis: H 0 =tidak terdapat hubungan antara dua variabel H 1 =terdapat hubungan antara dua variabel Chi-Square jika X 2 hitung > X 2 tabel Dasar pengambilan keputusan Chi-Square jika X 2 hitung > X 2 tabel > atau nilai nyata (sig) < α = 5%, maka tolak H o. Sebaliknya, jika X 2 tabel < X 2 tabel atau (Sig) > α = 5%, maka terima H 0.

39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan PT. Taspen (Persero) Bogor adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS). Perusahaan ini dibentuk sesuai dengan UU No.11/1986 tentang pensiun pegawai dan pensiun janda/duda pegawai serta selanjutnya. Selain itu juga memfasilitasi UU No.11/1992 tentang dana pensiun serta UU No. 40/2004 tentang sistem jaminan sosial nasional PT. Taspen (Persero) Bogor ini didirikan pada tahun 1991 dibangun diatas lahan seluas m 2, dan diresmikan tangal oleh Menteri Muda Keuangan RI Bapak Nasrudin Sumintapurna Sejarah dan Perkembangan PT. Taspen (Persero) Bogor PT. Taspen (Persero) Bogor berdiri berdasarkan suatu keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan keluarga, yang dibentuk dari konferensi kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi tersebut secara formal dituangkan dalam keputusan Menteri Pertama RI No. 338/MP/1960 pada tanggal 25 Agustus 1960 yang menetapkan antara lain merencanakan dan melaksanakan mulai dibentuknya jamina hari tua bagi Pegawai Negeri Sipil, yang bersangkutan meninggal dunia dalam bentuk asuransi sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 1963, maka pada tanggal 17 April 1963 didirikanlah PT. Taspen dengan nama awal Perusaaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Sipil yang disingkat menjadi PN. Taspen. Berdasarkan UU No. 9 tahun 1963 SK. MENKEU No. Kep. 749/MK/IV/11/1970 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Taspen. Perkembangan tugas-tugas yang dibebankan kepada PT. Taspen menyebabkan peninjauan kembali usaha Taspen. Oleh karena itu berdasarkan PP No.26 tahun 1981 maka statusnya berubah menjadi Perusahaan Persero. Taspen merupakan Badan Umum Milik Negara yang

40 27 mempunyai tugas mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT). PT. Taspen telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP No.25 tahun 1981, yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun dan THT ini telah sesuai dengan akte notaris Ny. Imas Fatimah, SH No. 4 tahun Sejak awal berdiri PT. Taspen yang sudah mengelola program Tabungan Hari Tua bagi Pegawai Negeri Sipil, maka sejak tahun 1987 PT. Taspen mulai mendapat tugas untuk mengelola program pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), selain mengelola Program Asuransi Sosial yang peserta bersifat diwajibkan (compulsory) bagi PNS, saat ini PT. Taspen juga mengelola program THT, THT Multiguna, dan THT Ekaguna untuk Pegawai BUMN/BUMD yang pesertanya bersifat sukarela (voluntary). Sebagian upaya untuk memudahkan peserta PT. Taspen yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 PT. Taspen membuka kantor cabang disemua Propinsi dan beberapa Kabupaten/Kota yang hingga saat ini jumlahnya 42 kantor cabang di seluruh Indonesia Visi dan Misi Perusahaan a. Visi PT. Taspen (Persero) Bogor Menjadi pengelola dana pensiun dan THT (Tabungan Hari Tua) serta jaminan sosial lainnya yang terpercaya. b. Misi PT. Taspen (Persero) Bogor Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara professional dan Akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi. c. Nilai-nilai Perusahaan Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya perusahaan PT. Taspen (Persero) Bogor adalah sebagai berikut: 1. Tumbuh, PT. Taspen (Persero) Bogor tumbuh mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntunan perubahan yang terjadi, baik karena tuntunan internal maupun eksternal.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini dimulai dengan melihat visi dan misi PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan program Tabungan Hari Tua pegawai negeri ditetapkan dalam peraturan pemerintah No.9 tahun 1963 tentang pembelanjaan pegawai negeri dan peraturan pemerintah

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di latar belakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Vale Indonesia Tbk. Memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud, apabila didukung oleh SDM bermutu. PT. Vale Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

: DWI ENDANG PUSPITASARI H ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PELAKSANA ADMINISTRASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh : DWI ENDANG PUSPITASARI H24051522 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu iklim persaingan dan memiliki

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Komunikasi dalam Organisasi Pengertian Komunikasi proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. the process

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam perusahaan menempati posisi strategis dan sangat vital. Peranannya akan sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Memotivasi karyawan dianggap penting karena motivasi terkait dengan kinerja karyawan. Motivasi bisa mengakibatkan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama kurang lebih tujuh bulan, yaitu mulai bulan November 2009 sampai dengan Mei 2010. 2. Tempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) Oleh TRISNA LESTARI H24103083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menentukan tumbuh kembangnya organisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dimana dengan berkomunikasi akan terciptanya suatu hubungan diantara manusia satu dengan lainnya. Tidak ada yang tidak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila karyawan-karyawan memiliki

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, menyangkut persepsi responden terhadap berbagai variabel.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti.

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti. III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan divisi usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, yang maksudnya adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini telah berkembang dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin banyak berdirinya perusahaan

Lebih terperinci

ORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI

ORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI LAPORAN ASESMEN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI ORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sensus karena penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sensus karena penelitian 26 III. METODE PENELITIAN A. Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sensus karena penelitian ini melibatkan seluruh anggota populasi dari daerah penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang merupakan perusahaan listrik negara yang bertugas menyediakan tenaga listrik bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi x xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Perumusan Masalah 7 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan kecil, menengah, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Pertanyaan ditujukan kepada karyawan dari berbagai jabatan baik general manajer, manajer, senior staff, staff, dan non staff pada Departemen HR Human Resource

Lebih terperinci

Komunikasi. prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

Komunikasi. prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. Komunikasi 1. Pentingnya Komunikasi Efektif Seperti darah, bagi suatu organisasi komunikasi yang efektif sangat penting, dan miskomunikasi akan memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistim

Lebih terperinci

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja Review / Ulasan Edisi 1 No. 3, Juli September 2014, p.16-22 Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja Agung Basuki Widyaiswara Madya pada Badan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja atau cara bekerja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan tetap PTPN VII (Persero)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan tetap PTPN VII (Persero) 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan tetap PTPN VII (Persero) Unit Usaha Pematang Kiwah. 3.2 Jenis Penelitian Menurut Oei (2010: 2), ada 3 jenis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diperlukan untuk memperjelas penalaran sehingga sampai pada jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Dalam upaya pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang sudah mulai terasa saat ini memaksa setiap organisasi baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang akan mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana menganalisis, memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja kinerja manajerial dengan reward sebagai variabel intervening pada Inspektorat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Sugiyono

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil meraih kesuksesan bergantung pada berbagai faktor. Misalnya mengelola sumber daya manusia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, kerangka berpikir diarahkan untuk mendapatkan konsep-konsep penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang ada sehingga dapat dijadikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan) Oleh DINI MARIANI H24103023 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dimana di dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti dalam memilih penelitian ini yang dikemas

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh :

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh : MAKALAH KOMUNIKASI Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi Disusun Oleh : 1. Retno Dwi S. 115030200111073 2. Dhea Indira Ard 115030200111076 3. Chalifah

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR Oleh GANJAR SUARGANA H24077020 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. BMI, Tbk memiliki visi, menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional. Visi tersebut harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah membuat perubahan yang sangat mendasar dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sistem pengelolaan

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat pada industri percetakan dan penerbitan buku membuat PT Intan Pariwara untuk membakukan produk buku yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola aliran informasi yang terjadi dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci