I.1 Deskripsi Topik dan Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I.1 Deskripsi Topik dan Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 Bab I Pendahuluan I.1 Deskripsi Topik dan Latar Belakang Penelitian Selama ini informasi sejumlah unsur runut dalam jaringan mahluk hidup dinyatakan dalam bentuk jumlah total unsur tersebut. Informasi ini tidak cukup dan memungkinkan kesalahan interpretasi dalam menjelaskan proses penyerapan, peranan, metabolisme, ketersediaan, akumulasi, defisiensi dan sifat toksisitas suatu unsur. Ada kemungkinan suatu unsur dalam organisme hidup terdiri dari beberapa spesi dengan sifat yang berbeda. Selain itu, evolusi suatu unsur runut dalam suatu organisme hidup terjadi akibat interaksinya dengan lingkungan pengkoordinasian yang sangat kompleks. Interaksi tersebut secara kimiawi dapat digambarkan sebagai ion yang dikelilingi oleh pasangan elektron donor dari ligan biologis. Contoh yang sangat populer adalah spesi Fe dalam hemoglobin, Co dalam vitamin B 12, Mg dalam klorofil, dan Zn dalam insulin. Sekelompok logam lain seperti Cd, Hg, Pb dan metaloid As bersifat toksik. Tingkat toksisitasnya sangat bergantung pada bentuk spesinya dan bukan hanya berdasarkan jumlah totalnya. Misalnya, logam merkuri dalam bentuk metil merkuri (Me 2 Hg) efek toksisitasnya jauh lebih besar dibandingkan dengan bentuk kation Hg 2+ (Cornelis dkk., 2003). Suatu sampel dengan jumlah total merkuri sangat kecil dapat berefek sangat mematikan, sebaliknya pada sampel lain dapat bersifat kurang toksik walaupun kadar totalnya lebih tinggi. Pada beberapa kasus, evolusi unsur runut diikuti dengan sintesis ligan spesifik seperti metallotionein (Lobinski dkk., 1998) atau pembentukan ikatan metalloid-karbon seperti dalam kasus seleno asam amino atau senyawa organoarsen (Szpunar dan Lobinski, 2002). Berdasarkan permasalahan di atas, pengetahuan tentang spesi unsur sangat penting untuk lebih memahami proses transformasi kimia dan biokimia unsur, peranan dan ketersediaannya serta untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang esensial dan toksisitasnya.

2 Spesi kimia didefinisikan sebagai bentuk spesifik suatu unsur dengan struktur molekular atau kompleks tertentu maupun isotop atau tingkat oksidasi tertentu (Templeton dkk., 2000). Dengan demikian, spesiasi unsur merupakan distribusi spesi kimia unsur tersebut dalam suatu sistem. Elusidasi proses spesiasi memerlukan analisis spesiasi yang didefinisikan sebagai aktivitas analitik yang mengidentifikasi dan mengukur suatu spesi. Analisis ini meliputi juga proses pengambilan sampel (sampling), kuantifikasi, dan kontrol kualitas metode analitik yang digunakan. Analisis ini dibedakan atas karakterisasi secara operasional dan secara fungsional. Karakterisasi operasional menetapkan prosedur karakterisasi spesi yang tergantung pada metode analitik yang dipilih, dalam hal ini identitas spesi tidak dibahas, sedangkan karakterisasi fungsional memberikan informasi tentang fungsi suatu spesi dalam proses biokimia (Caruso dkk., 2003). Analisis spesiasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode langsung (direct speciation methods) (Ortner, 2003) maupun dengan metode gabungan dan kombinasi (combined and coupled techniques) (Needham dkk., 2005; Caruso dkk, 2003). Beberapa metode spesiasi langsung yang telah digunakan adalah metode isotop, elektrokimia, difraksi dan absorpsi sinar-x, UV-Vis, Infra Red (IR) dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Metode gabungan dan kombinasi menggabungkan dan mengkombinasikan dua atau lebih metode analisis untuk elusidasi suatu spesi kimia. Spesi yang diinginkan terlebih dahulu dipisahkan dengan menggunakan teknik pemisahan tertentu, kemudian dideteksi secara selektif. Kombinasi teknik yang umum digunakan adalah kromatografi cair (liquid chromatography, LC), elektroforesis kapiler (capillary electrophoresis, CE), dan kromatografi gas (gas chromatography, GC) untuk proses pemisahan spesi serta spektrometri serapan atom (atomic absorption spectrometry, AAS), inductively coupled plasma atomic emission spectrometry (ICP AES), inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS) atau electrospray ionisation mass spectrometry (ESI MS) untuk pendeteksian selektif unsur dan molekul. Metode 2

3 gabungan merupakan metode yang paling umum digunakan dalam analisis spesiasi (Michalke, 2002; 2003b; Caruso dkk., 2003). Seludang pembuluh (sieve tube) merupakan jalur transport jarak jauh nutrisi dan sinyal antara organ sumber dan organ penyimpanan dalam tanaman. Komposisi cairan floem yang ditransportasikan dalam unsur tapis (sieve element) sangat kompleks dan merupakan spesi yang sangat spesifik (Kehr dkk., 1999). Dalam unsur tapis, karbohidrat dan senyawaan nitrogen dipindahkan dari organ sumber ke organ penimbunan seperti pada bagian pucuk pertumbuhan, kuncup, ujung akar, dan jaringan penyimpanan. Pada tempat terjadinya pertumbuhan tersebut dibutuhkan sejumlah mineral melalui floem. Hal ini dicapai melalui proses transport dari xilem ke floem pada batang dan daun. Beberapa hasil penelitian menunjukkan unsur-unsur nutrien minor seperti Mn dan Zn ditransportasikan dalam bentuk kompleks khelat dengan senyawa organik (Schmidke dan Stephan, 1995). Sayangnya pengetahuan tentang ligan tersebut masih sangat terbatas. Cairan floem diketahui mengandung sejumlah komponen pembentuk khelat seperti senyawaan asam organik, asam amino, maupun peptida, namun belum ada yang teridentifikasi sebagai ligan transport kation tersebut. Mullins dkk. (1986) telah membuat analisis komputasi berdasarkan konsentrasi kation dan senyawa organik dalam cairan floem untuk menentukan ligan mana yang sesuai untuk unsur hara tertentu. Penelitian ini sangat informatif namun secara eksperimen sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena kesulitan memperoleh sampel cairan floem dalam jumlah relatif besar untuk proses analisis, konsentrasi unsur tersebut dalam cairan floem sangat kecil sehingga sulit untuk mendeteksinya, dan tingginya kompleksitas matriks cairan floem. Tanaman jarak (Ricinus communis L.) merupakan salah satu dari sejumlah kecil tanaman model untuk penelitian cairan floem. Cairan floem dapat diperoleh dari tanaman ini dalam jumlah volume yang relatif besar (Milburn, 1970), yaitu sekitar µl/2 jam sampling/tanaman. Cairan floem dari tanaman ini juga telah 3

4 diteliti untuk menentukan spesi kimia mangan dan seng (Van Goor dan Wiersma, 1976), nikel dan kobalt (Wiersma dan Van Goor, 1979), konsentrasi ion kalsium (Wiersum, 1979; Brauer dkk., 1998), ion Mg (Zhong dkk., 1993), translokasi unsur Cu, Mn, Zn dan Fe (Stephan dkk., 1994; Schmidke dan Stephan, 1995), karakteristik transport besi (Schmidke dkk., 1999) maupun identifikasi protein pengikat besi (Krüger dkk., 2002). Beberapa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kecambah tanaman jarak (Kallarackal dkk., 1989; Geigenberger dkk., 1993; Sakuth, 1993; Zhong dkk., 1993; Stephan dkk., 1994; Schmidke dan Stephan, 1995; Brauer dkk., 1998; Verscht dkk., 1998; Kalusche dkk., 1999; Schmidke dkk., 1999; Schobert dkk., 2000; Krüger dkk., 2002) dan hanya sedikit yang menggunakan tanaman jarak dewasa. I.2 Masalah Penelitian Diferensiasi dan distribusi spesi Mg, Ca, Mn, Zn, Mo dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak belum terungkap sepenuhnya walaupun fungsi, peranan, defisiensi dan toksisitasnya telah banyak dibahas. Hal ini disebabkan kompleksitas matriks cairan floem yang menyulitkan analisis unsur-unsur runut tersebut. Selain itu, juga disebabkan rendahnya kadar beberapa unsur runut yang membutuhkan teknik analisis dengan kepekaan tinggi. Permasalahan lain adalah menjaga spesi agar tidak terdekstruksi atau mengalami perubahan struktur molekul atau perubahan bilangan oksidasi selama proses analisis. Dengan demikian pemilihan metode analisis yang tepat dan optimasinya sangat diperlukan untuk elusidasi spesi kimia unsur tersebut dalam cairan floem tanaman jarak. Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan utama penelitian ini adalah: Bagaimana mendiferensiasikan spesi unsur Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dengan konsentrasi sampai orde pg/ml dalam cairan floem tanaman jarak? Dalam penelitian ini, permasalahan difokuskan pada: - Metode apa yang tepat digunakan untuk memisahkan spesi Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak (Ricinus communis L.)? 4

5 - Bagaimana kondisi optimal untuk memisahkan spesi Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak (Ricinus communis L.)? - Bagaimana metode yang tepat untuk mendeteksi spesi tersebut yang konsentrasinya dalam kisaran pg/ml µg/ml? - Bagaimana distribusi berat molekul spesi Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak (Ricinus communis L.)? I.3 Asumsi-asumsi Teknik Kromatografi eksklusi ukuran (Size Exclusion Chromatography, SEC) dan Quantitative Preparative Native Continuous Polyacrylamide Gel Electrophoresis (QPNC PAGE), merupakan suatu metode pemisahan spesiasi unsur yang telah teruji handal dan banyak digunakan dalam analisis spesiasi. Pemisahan spesiasi bidimensional dapat dilakukan dengan kedua teknik tersebut atau dengan elektroforesis kapiler (Capillary Elektrophoresis, CE). Pemilihan metode pemisahan bidimensional disesuaikan dengan karakter dan distribusi spesi pada pemisahan sebelumnya. Kandungan unsur-unsur dalam fraksi SEC dan PAGE dideteksi dengan menggunakan ICP-MS. Metode deteksi unsur ini telah terbukti banyak digunakan dalam analisis spesiasi multiunsur karena kemampuan analisis multiunsur pada saat bersamaan, batas deteksi yang rendah hingga tingkat orde pg/ml, akurasi dan presisi tinggi, instrument yang serba guna, serta dapat digunakan untuk analisis hampir semua unsur dalam sistem periodik dan isotop unsur. I.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian dan kajian pustaka yang dilakukan, maka diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut: 1. Pemisahan tahap I unsur Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak dapat dilakukan dengan menggunakan SEC dan QPNC PAGE. 2. Kondisi optimal untuk memisahkan spesi unsur Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak (Ricinus communis L.) dapat 5

6 ditentukan dengan melakukan variasi buffer, komposisi buffer, ph, kolom, dan parameter lain yang terkait dengan metode yang digunakan. 3. Pemisahan spesi unsur yang diduga berikatan dengan protein/polipeptida dapat dipisahkan dengan baik menggunakan teknik bidimensional SEC dan QPNC PAGE. 4. Pemisahan spesi unsur dengan berat molekul rendah dapat dipisahkan dengan teknik bidimensional SEC dan CE. 5. Pendeteksian unsur Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam fraksi SEC dan QPNC PAGE dapat dilakukan menggunakan ICP-MS hingga pada tingkat orde pg/ml. 6. Spesi dengan kelimpahan relatif kecil dengan berat molekul besar diduga berikatan dengan protein/polipeptida. I.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Menentukan metode analisis spesiasi yang tepat untuk analisis spesi nutrisi utama Mg dan Ca, spesi kimia nutrisi minor Mn, Zn, dan Mo serta spesi kimia logam berat (Cd) dalam cairan floem tanaman jarak (Ricinus communis L.). 2. Menentukan kondisi optimal pemisahan spesi unsur Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak. 3. Menentukan distribusi berat molekul spesi kimia unsur Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak. 4. Memisahkan lebih lanjut spesi kimia unsur Ca dan Mo dalam cairan floem tanaman jarak. Kontribusi ilmiah yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui diferensiasi dan distribusi spesi kimia unsur hara pokok Mg dan Ca, spesi kimia unsur esensial runut Mn, Zn, dan Mo serta spesi kimia logam berat Cd dalam cairan floem tanaman jarak. Diharapkan informasi tersebut dapat bermanfaat untuk mengetahui mekanisme proses transformasi dan transport Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak. 6

7 I.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Masalah utama analisis spesiasi terutama spesiasi unsur runut dalam cairan floem tanaman jarak dewasa adalah sulitnya memperoleh cairan floem dalam jumlah besar, kompleksnya matriks sampel, dan kecilnya konsentrasi unsur tersebut. Oleh karena itu diperlukan metode analisis yang tepat dan optimal untuk mengatasi permasalahan ini. Penelitian ini difokuskan pada analisis spesiasi operasional, yaitu karakterisasi spesi yang tergantung pada metode analitik yang dipilih. Metode pemisahan primer dilakukan dengan menggunakan SEC sedangkan pemisahan sekunder menggunakan QPNC PAGE dan CE. Pendeteksian selektif unsur dilakukan dengan menggunakan ICP-QMS. I.7 Pelaksanaan Penelitian Secara Garis Besar Pelaksanaan penelitian mulai dari tahap awal yaitu kultur tanaman sampai pada tahap analisis di laboratorium dilakukan pada Institute of Chemistry and Dynamics of the Geosphere: ICG-III Phytosphere, FZ-Jülich, Jerman pada kurun waktu Oktober 2002 September Penelitian ini terdiri dari 6 tahap, meliputi: (1) Kultur tanaman jarak Kultur tanaman jarak dilakukan di dalam rumah kaca, dimana untuk satu periode tanam berlangsung selama 7-8 pekan. Kultur tanaman dilakukan kontinyu pada kurun waktu April 2003 Juni 2005 karena kebutuhan sampel yang besar. (2) Sampling cairan floem. Sampling tanaman jarak yang juga dilakukan di dalam rumah kaca pada masa transpirasi tanaman. Umumnya untuk sekali panen tanaman berlangsung sepekan. Cairan floem langsung dibekukan dalam tabung berisi nitrogen cair (sekitar -80 C) sebelum digunakan. Lama penyimpanan maksimal dalam tabung tersebut umumnya 2-3 bulan tergantung kebutuhan. 7

8 (3) Penentuan kadar total unsur Cairan floem tanaman jarak didestruksi dengan menggunakan metode microwave tertutup untuk penentuan kadar total unsur dan kedapat-ulang unsur setelah proses pemisahan SEC dan QPNC PAGE. (4) Pemisahan Pemisahan cairan floem tanaman jarak menggunakan berbagai metode pemisahan seperti SEC, QPNC PAGE, dan CE. Pemisahan primer dilakukan dengan metode SEC. Dua kolom SEC digunakan yaitu kolom sephadex G-25 M dan kolom sephadex G-50 SF. Beberapa eluen diaplikasikan pada proses pemisahan ini, yaitu Tris-HCl, MES, dan NaCl. Pemisahan sekunder dilakukan dengan metode QPNC PAGE dan CE. Optimasi metode CE dilakukan cukup intensif dengan menggunakan beberapa eluen, yaitu Tris-HCl, Na 2 HPO 4 /NaH 2 PO 4 /CTAB, dan H 3 BO 3 /CTAB. (5) Pendeteksian unsur Pendeteksian selektif unsur setelah destruksi dan setelah proses pemisahan SEC dan QPNC PAGE dilakukan dengan menggunakan metode ICP-QMS. (6) Analisis dan interpretasi data penelitian. Data hasil pemisahan dan analisis pendeteksian unsur ICP-QMS diolah dengan menggunakan program Excel versi 2003 dan untuk memudahkan mengolah puluhan ribu data hasil analisis dibuat program sederhana menggunakan program Visual Basic for Application (VBA) versi I.8 Sistematika Disertasi Disertasi ini terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan deskripsi topik dan latar belakang penelitian, masalah, tujuan, ruang lingkup dan batasan penelitian, pelaksanaan penelitian secara garis besar dan sistematika disertasi. Bab II menguraikan kajian pusataka yang berkaitan dengan penelitian ini. Bab III berisikan metodologi penelitian yang 8

9 digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian. Bab IV menyajikan data hasil penelitian dan pembahasannya. Terakhir Bab V merumuskan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran tindak lanjut penelitian ini. I.9 Keaslian Penelitian Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, belum ada penelitian tentang diferensiasi dan distribusi spesi Mg, Ca, Mn, Zn, Mo, dan Cd dalam cairan floem tanaman jarak yang dilakukan secara komprehensif menggunakan metoda pemisahan SEC, QPNC PAGE, dan CE dan metoda pendeteksian ICP QMS hingga batas deteksi orde pg/ml serta pemisahan dua tahap spesi Mo dan spesi Ca dengan menggunakan metoda-metoda tersebut di atas. Dengan demikian, penelitian disertasi ini dapat dijamin keasliannya. 9

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Kultur Tanaman Jarak dan Pengambilan Cairan Floem Pada tahap uji pendahuluan penelitian, dilakukan kultur tanaman dengan menggunakan metode aeroponik. Keunggulan kultur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan

Lebih terperinci

Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik

Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik Klasifikasi Peralatan Gelas (Glassware) Analytical Techniques for Environments Analysis Sampling Sample Treatment

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran logam berat merupakan hal yang sangat berbahaya, baik bagi tubuh maupun bagi lingkungan. Pencemaran logam berat merupakan isu yang sudah lama tersebar

Lebih terperinci

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Esensialitas Hara bagi Tanaman Hara Esensial: Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak aktivitas manusia. Logam Pb

I. PENDAHULUAN. badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak aktivitas manusia. Logam Pb I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembaga (Cu), timbal (Pb), kadmium (Cd) dan seng (Zn) dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak aktivitas manusia. Logam Pb dan Cd merupakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa unsur yang termasuk dalam kategori logam berat seperti As, Cr, Cd, Pb. Fe Cu, Co, Hg, Se, Sb, Mn, Zn dan Ni berasal dari limbah industri dan hasil aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh kesetimbangan dinamik dan interaksi fisika-kimia. Logam berat dalam perairan antara lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ion renik (trace) adalah ion yang terdapat di perairan dalam jumlah yang sangat sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter (Haslam, 1995).

Lebih terperinci

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN Unsur hara yang diperuntukkan untuk tanaman terdiri atas 3 kategori. Tersedia dari udara itu sendiri, antara lain karbon, karbondioksida, oksigen. Ketersediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit

Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit Tanaman Kelapa Sawit (Picture from https://www.sciencenews.org) Tanah dan tanaman

Lebih terperinci

Laboratory Assesment For Nutrition Status

Laboratory Assesment For Nutrition Status Laboratory Assesment For Nutrition Status Status Gizi Ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutrisi dlm bentuk variabel tertentu. Status Gizi seorang individu dipengaruhi oleh beberapa

Lebih terperinci

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322

Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322 Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322 Aliran Hara dari Akar ke Jaringan Pembuluh ANGKUTAN DALAM XYLEM DAN PHLOEM Aliran dalam xylem satu arah (acropetal, ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Sifat Kimia Tanah Pengaplikasian Electric furnace slag (EF) slag pada tanah gambut yang berasal dari Jambi

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Garis besar alur pelaksanaan penelitian secara keseluruhan telah dideskripsikan pada Sub Bab I.7 dan dapat dilihat pada Gambar III.1 Diagram alir

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Dosis Pemberian Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Parameter yang digunakan dalam mengamati pertumbuhan tanaman

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah: tinggi bibit, diameter batang, berat basah pucuk, berat basah akar, berat kering pucuk, berak kering akar, nisbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis ketahanan pangan. Selama tiga tahun terakhir, setiap tahunnya Indonesia mengimpor kacang tanah, jagung, hingga buah-buahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia No Parameter Satuan Minimum Maksimum 1 Kadar air % - 50 2 Temperatur O C - Suhu air tanah 3 Warna - - Kehitaman 4 Bau - - Berbau tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menjelaskan aktivitas makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan lingkungan A. Sifat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

DIFERENSIASI DAN DISTRIBUSI SPESI MAGNESIUM, KALSIUM, MANGAN, SENG, MOLIBDEN DAN KADMIUM DALAM CAIRAN FLOEM TANAMAN JARAK (Ricinus communis L.

DIFERENSIASI DAN DISTRIBUSI SPESI MAGNESIUM, KALSIUM, MANGAN, SENG, MOLIBDEN DAN KADMIUM DALAM CAIRAN FLOEM TANAMAN JARAK (Ricinus communis L. DIFERENSIASI DAN DISTRIBUSI SPESI MAGNESIUM, KALSIUM, MANGAN, SENG, MOLIBDEN DAN KADMIUM DALAM CAIRAN FLOEM TANAMAN JARAK (Ricinus communis L.) DISERTASI Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb) 48 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb) Hasil penelitian kadar kalsium (Ca) pengaruh pemberian kitosan pada ginjal puyuh yang terpapar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI. Interpretasi spektra dan aplikasi

SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI. Interpretasi spektra dan aplikasi SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI Interpretasi spektra dan aplikasi 1. Interpretasi spektra massa: penentuan struktur untuk senyawa sederhana 2. Interpretasi spektra massa: beberapa

Lebih terperinci

Deskripsi Lengkap Analisa : Merk : JEOL JNMECA 500 Fungsi. Harga Analisa : Proton ( 1 H) Karbon ( 13 C)

Deskripsi Lengkap Analisa : Merk : JEOL JNMECA 500 Fungsi. Harga Analisa : Proton ( 1 H) Karbon ( 13 C) : NMR Merk : JEOL JNMECA 500 Proton ( 1 H) Karbon ( 13 C) Attached Proton Test (APT) Correlation Spectroscopy (COSY, NOESY) Distortionless Enhancement by Polarization Transfer 9DEPT) 45 o Distortionless

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan berkembangnya kegiatan industri dapat membawa dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu contohnya adalah industri pelapisan logam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun pada prosesnya banyak yang menggunakan proses konvensional baik secara fisik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan

Lebih terperinci

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan karena logam berat merupakan masalah yang sangat serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan di bidang

Lebih terperinci

ANALISIS SPESI MANGAN DALAM CAIRAN PHLOEM TANAMAN JARAK (RICINUS COMMUNIS L.) DENGAN METODE PNC PAGE - ICP QMS

ANALISIS SPESI MANGAN DALAM CAIRAN PHLOEM TANAMAN JARAK (RICINUS COMMUNIS L.) DENGAN METODE PNC PAGE - ICP QMS Marina Chimica Acta, April 2008, hal. 1-5 Vol.1 No.2 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin ISSN 1411-2132 ANALISIS SPESI MANGAN DALAM CAIRAN PHLOEM TANAMAN JARAK (RICINUS COMMUNIS L.) DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh TINJAUAN PUSTAKA Penggenangan Tanah Penggenangan lahan kering dalam rangka pengembangan tanah sawah akan menyebabkan serangkaian perubahan kimia dan elektrokimia yang mempengaruhi kapasitas tanah dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat

Lebih terperinci

Mekanisme Serapan Hara oleh Akar: Transport Jarak Dekat AGH 322

Mekanisme Serapan Hara oleh Akar: Transport Jarak Dekat AGH 322 Mekanisme Serapan Hara oleh Akar: Transport Jarak Dekat AGH 322 Penyerapan Hara Dalam beberapa hari, dalam media: -Volume air berkurang diabsorpsi -K, P, NO 3-, konsentrasinya menurun diabsorpsi -Na +

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

Sejak saat itu, digunakan pestisidapestisida lain seperti 2,4-D dan MCP Efek samping yang terhadap manusia dan lingkungan diketahui baru dalam

Sejak saat itu, digunakan pestisidapestisida lain seperti 2,4-D dan MCP Efek samping yang terhadap manusia dan lingkungan diketahui baru dalam Latar Belakang Selama berabad-abad petani telah menggunakan senyawa yg mengandung unsur-unsur seperti arsen, timah dan merkuri Keberhasilan bahan kimia tsb. dalam mengendalikan hama masih terbatas dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur,

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, merupaka pertambangan yang telah berusia lebih dari 40 tahun.

Lebih terperinci

Apa itu Biokimia? Definisi:

Apa itu Biokimia? Definisi: BIOKIMIA Definisi: Apa itu Biokimia? Webster s dictionary: Bios = Yunani, artinya hidup Kimia mahluk hidup; Kimia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan. WebNet dictionary: Biokimia adalah kimia dari

Lebih terperinci

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli(2-amino-2-dioksi-β-d-glukosa) yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin. Kitosan serta turunannya sangat bermanfaat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani menyebabkan semakin meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM (Cr) DAN TEMBAGA (Cu) PADA BATUAN ULTRABASA DARI DESA PUNCAK MONAPA KECAMATAN LASUSUA KOLAKA UTARA MENGGUNAKAN LIGAN POLIEUGENOL

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL 1. Cu-Pb-Zn berturut-turut merupakan lambang unsur SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL Besi-emas-zink Tembaga-timah-zink Kalsium-perak-platina Tembaga-timbal-zink Cu-Pb-Zn

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah yang miskin akan unsur hara, salah satunya adalah

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-192-IDN Nama Laboratorium : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Fisika/kimia Tanah Tekstur 3 fraksi IK Tanah 5.4.4-1 (gravimetri)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan Terdapat banyak unsur di alam yang berperan dalam pertumbuhan tanaman, contohnya karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), fosfor (P), nitrogen (N), kalium

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm. 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki

Lebih terperinci

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki @BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan makro dan mikro nutrien sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung

Lebih terperinci

Tugas Kelompok. Bentuk tersedia bagi tumbuhan Fungsi Gejala Kahat. Kelompok: N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Cl, Fe, Mn, Mo, Zn

Tugas Kelompok. Bentuk tersedia bagi tumbuhan Fungsi Gejala Kahat. Kelompok: N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Cl, Fe, Mn, Mo, Zn Unsur Hara Tugas Kelompok Bentuk tersedia bagi tumbuhan Fungsi Gejala Kahat Kelompok: N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Cl, Fe, Mn, Mo, Zn Unsur hara Esensial Non esensial Mako Mikro Unsur Hara esensial Syarat

Lebih terperinci

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun Lampiran1. Dosis Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun Unsur Hara Konsentrasi (ppm) Hara makro : N-NO3-, nitrat 214 N-NH4+,N-amonium 36 P, fosfor 62

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i LEMBAR PERSEMBAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x GLOSARIUM... xi INTISARI.... xii ABSTRACT...

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5 Rumah kaca Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB (koleksi pribadi)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5 Rumah kaca Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB (koleksi pribadi) 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lingkungan Pemeliharaan dan pengamatan semai mahoni dalam penelitian ini dilakukan di rumah kaca. Rumah kaca digunakan untuk melindungi tanaman dari suhu panas dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB)

SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB) SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB) - Fasilitas gedung dan alat dibangun dan diadakan melalui proyek NTAADP Nusa Tenggara TA 1998/1999 - Landasan operasional SK Kepala BPTP NTB No TU.110.0506.5.15.357

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Sawah Menurut Supraptohardjo dan Suhardjo (1978), jenis tanah yang banyak digunakan untuk persawahan adalah Aluvial dan Gleisol. Kedua jenis tanah ini berdasarkan Soil Taxonomy

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Unsur Hara Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Unsur Hara Tanaman 3 TINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Kebanyakan limbah-limbah organik dibuang sia-sia ke alam dan secara umum dibiarkan yang tentunya dapat menurunkan fungsi estetika lingkungan. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang banyak ditemukan di lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi pada konsentrasi yang rendah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Tanaman Padi Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman padi hingga masulcnya awal fase generatif meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah

Lebih terperinci