TINJAUAN PUSTAKA Kelekatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Kelekatan"

Transkripsi

1 9 TINJAUAN PUSTAKA Kelekatan Kelekatan adalah pertalian afeksi kasih sayang yang mempersatukan satu orang dengan yang lain pada setiap waktu dan tempat (Gribble 2006). Brooks (2001); Yunita (2009) juga menyatakan bahwa kelekatan merupakan ikatan psikologis yang kuat pada seseorang yang menjadi sumber rasa aman dan memberikan dukungan emosi. Dirunut dari bahasa psikologi perkembangan, kelekatan adalah hubungan antara figur sosial yang istimewa yang merefleksikan karakteristik unik dari suatu hubungan. Kesimpulannya kelekatan adalah ikatan emosional yang dekat antara anak dan pengasuh (Santrock 1997). Kelekatan tidak hanya hubungan yang sementara melainkan hubungan yang berlangsung lama (Santrock 1997). Kelekatan didukung oleh tingkah laku lekat yang dirancang untuk memelihara hubungan tersebut. Tingkah laku lekat adalah beberapa bentuk perilaku yang dihasilkan dari usaha seseorang untuk mempertahankan kedekatan dengan seseorang yang dianggap mampu memberikan perlindungan dari ancaman lingkungan terutama saat seseorang merasa takut, sakit, dan terancam (Durkin 1995 diacu dalam Ervika 2005). Kelekatan terjadi melalui proses interaksi terus-menerus antara anak dan ibu yang bersifat saling mencintai dan saling memenuhi secara emosional dan saling membutuhkan (Small 1998). Kelekatan ibu dan anak terjadi karena ada kecenderungan pada manusia untuk membentuk ikatan afeksional yang kuat terhadap orang-orang tertentu. Kelekatan dapat dipandang sebagai proses homeostatis yang digunakan untuk mempertahankan kontak dengan orang-orang yang memberikan rasa aman (Fadilla 2004). Ciri-ciri yang menunjukkan kelekatan adalah hubungan bertahan cukup lama, ikatan tetap ada walaupun figur lekat tidak tampak dalam jangkauan mata anak (Ervika 2005). Kelekatan pada awal masa kehidupan akan membangun internal working model. Anak membangun model kerja tentang apa yang diharapkan dari sang ibu. Selama ibu memberi respon yang sama, model tersebut bertahan. Bila tingkah laku ibu berubah secara konsisten maka anak akan merevisi model tersebut dan perasaan aman anak mungkin berubah (Papalia et al. 2009).

2 10 Teori kelekatan Teori kelekatan menjelaskan dasar-dasar ikatan afeksional seseorang dengan orang lain (Favila 1998). Berlandaskan pernyataan Erikson mengenai hubungan antara ibu dan anak maka berkembanglah teori kelekatan. Teori ini dipelopori Bowlby (1951) yang berasal dari penelitiannya terhadap hewan dalam melihat perkembangan secara evolusi. Menurut Bowlby (1951) diacu dalam Damon (1998), teori kelekatan merupakan kombinasi beberapa teori yaitu : 1. Teori etologi menyatakan adanya kesamaan tingkah laku sejak lahir pada semua jenis spesies yang berasal dari faktor biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tingkah laku mengekor/imprinting merupakan mekanisme yang kuat dalam keterikatan seorang terhadap ibunya. Tingkah laku mengekor ini sama dengan yang dilakukan bayi yang disebut kelekatan. 2. Teori evolusi biologi menyatakan bahwa kelekatan timbul dari beberapa tipe sistem perilaku untuk bertahan sebagai adaptasi biologi sehingga memotivasi anak untuk mencari orang dewasa di dekatnya untuk menjadi pelindung sehingga memberikan rasa aman, khususnya saat keadaan tertekan dan bahaya. Sistem perilaku ini menentukan perilaku eksplorasi. 3. Teori kontrol sistem menyatakan bahwa perilaku kelekatan adalah sesuatu cara mencari perlindungan pada pengasuhnya dengan cara memberikan sinyal menangis, merangkak, melekat dan cara lain. Kelekatan merupakan perkembangan anak dalam mempelajari pemahaman sosial. Periode Kelekatan Tujuan utama pengasuhan pada periode usia dini yaitu membentuk kelekatan yang aman (Brooks 2001). Menurut Hastuti (2006), ikatan yang kuat antara pengasuh dan anak terbentuk pada masa kritis sehingga akan sulit untuk dilupakan. Usia balita (bawah lima tahun) merupakan masa penting terjadinya keterikatan dengan orang tua atau tokoh khususnya seperti ibu karena usia ini merupakan awal perkembangan kepribadian anak. Kelekatan akan terbentuk mulai dari anak usia bawah lima tahun. Menurut Bowlby (1951) diacu dalam Brooks (2001), kelekatan berkembang dari hal yang tidak terarah kemudian menjadi terarah dan sesuai dengan meningkatnya usia.

3 11 Tabel 1. Ciri umum dan ciri khusus kelekatan berdasarkan usia anak Umur Ciri Umum Ciri khusus 0-3 bulan Tidak ada Orientasi sosial dan sinyal sebagai tanda tanpa perbedaan jawaban diskriminasi atau pembedaan pada orang lain 3-6 bulan Mengarahkan pada pribagi yang dikenal 6 bulan Mempertahan-kan -3 tahun hubungan dengan tokoh tertentu 3 tahun Membentuk masa akhir kerjasama anak Sumber : Damon (1998). Senyuman yang mempunyai arti sosial. Kemampuan sosial untuk membedakan orang atau diskriminasi. Bayi mulai mengenal wajahwajah tertentu. Adanya kelekatan yang tepat, ketika dipisahkan dengan pengasuh. Reaksinya aktif mengikuti kepergian tokoh. Anak memperoleh pemahaman tentang perasaan dan motivasi orang dewasa, jadi dapat mengatur hubungan mutual. Pada usia tiga tahun perkembangan anak mencapai 90% sehingga pada usia ini anak membuat sistem dan struktur yang bertanggungjawab bagi fungsi perilaku, sosial emosi dan psikologis anak (Henningsen 2004 diacu dalam Hastuti 2008). Menurut Brooks (2001), pada masa prasekolah pengasuhan akan meningkatkan perasaan aman. Sama seperti saat bayi dan baduta, bermain dengan orang tua akan menimbulkan kesenangan dan kesempatan untuk belajar. Tapi dengan meningkatnya pengertian anak mengenai orang, meluasnya lingkungan tempat anak berinteraksi, meningkatnya perkembangan bahasa, maka anak akan semakin belajar untuk mempercayai orang tuanya melalui observasi yang dilakukan anak. Perasaan tentang rasa aman juga didapatkan dari negosiasi konflik orang tua dengan anak, kesediaan untuk melakukan kompromi dan menghargai otonomi anak maka anak akan menumbuhkan rasa aman. Tipe-tipe kelekatan Kelekatan anak dengan pengasuhnya dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Kelekatan yang aman yaitu anak merasa nyaman pada kehadiran orang tua, merasa takut ketika dia ditinggalkan oleh orang tua, mencari ibu saat dibutuhkan, namun berusaha mengeksplorasi lingkungannya saat ditinggalkan. Saat ibu pulang atau hadir kembali maka anak merasa gembira dan menginginkan kedekatan kembali (Brooks 2001). Dasar dari kelekatan

4 12 yang aman yaitu menyeimbangkan antara mencari seseorang yang dekat dengannya dan perilaku bereksplorasi (Bost 1998). Anak yang memiliki kelekatan yang aman akan mudah berinteraksi dengan lingkungan sosial khususnya dengan pengasuh utamanya atau ibu. Kemampuan ibu untuk merasa sinyal anak dengan tepat dan meresponnya dengan sesuai dengan kebutuhannya adalah penentu kelekatan yang aman (Ainsworth 1978 diacu dalam Ijzendoorn et al. 2004). 2. Kelekatan yang tidak aman yaitu anak bersikap tidak konsisten, dan tidak lekat terhadap ibu, sedikit gelisah dan stres saat ibu pergi. Saat ibu kembali, anak kurang merespon, kadang mengabaikan, menghindar atau menolak. Anak gagal dalam mencari sosok yang lekat dengannya. Ibu dari anak tipe ini kurang sensitif terhadap sinyal yang diberikan anak, kaku, canggung, jarang melakukan kontak fisik dengan anak, ibu berinteraksi dengan kemarahan, mengabaikan dan berperilaku menolak anak (Brooks 2001; Gribble 2006). Sensitivitas Ibu Sensitivitas adalah kemampuan untuk menerima sinyal-sinyal yang diberikan anak dan meresponnya dengan segera sesuai dengan yang dibutuhkan anak. Pada masa balita, orang tua memenuhi perannya melalui sensitivitas dalam menyediakan kebutuhan dasar dan memberikan rasa aman bagi anak. Kualitas akhir dalam pengasuhan pada masa balita adalah kemampuan orang tua dalam menyesuaikan perilaku dengan kepribadian dan kebutuhan anak (Brooks 2001). Menurut Kemppinen (2007), sensitivitas ibu adalah pola perilaku ibu yang menyenangkan bagi anak, meningkatkan kenyamanan, memberikan perhatian dan mengurangi kesulitan yang dirasakan anak. Ainsworth (1978) diacu dalam Kemppinen (2007) mengatakan bahwa sensitivitas ibu adalah kesediaan dan kesiapan ibu pada setiap waktu untuk merespon sinyal anak secara konsisten dan tepat dengan tingkat kontrol yang sesuai dan dapat berunding ketika ada suatu konflik. Sensitivitas anak sebagai dasar interaksi ibu dan anak akan menjadi dasar untuk perkembangan psikologi anak. Melalui interaksi yang sensitif, anak akan

5 13 belajar bagaimana menarik perhatian orang tua untuk mendapatkan perlindungan dan kenyamanan. Konsep sensitivitas ibu berakar dari teori psikoanalisis, terutama dalam teori kelekatan. Salah satu tokoh psikoanalisis yaitu Bowlby (1951) diacu dalam Kemppinen (2007) menyatakan bahwa sensitivitas ibu adalah konsep sentral yang digunakan dalam teori kelekatan untuk menggambarkan interaksi awal antara ibu dan anak. Pada teori kelekatan, sensitivitas ibu kepada anak adalah kontribusi utama dari ibu dalam perkembangan kelekatan yang aman. Pengasuhan yang sensitif akan mengurangi perilaku negatif anak (Damon 1998; Santrock 1997; Mills 2007; Brooks 2001). Menurut Hastuti (2008), orang tua berkewajiban untuk memenuhi kebutuhankebutuhan anak baik berupa kebutuhan instrumental maupun ekspresif. Interaksi antara ibu dan anak meliputi pemberian kasih sayang, pemenuhan kebutuhan dan pengarahan perlindungan. Menurut Crittenden (2010), sensitivitas ibu terdiri atas lima aspek yaitu ekspresi wajah, ekspresi bicara, posisi dan kontak fisik, ekspresi kasih sayang, dan pengendalian disiplin. Riwayat Perkembangan Anak Riwayat Kehamilan Masa prenatal atau kehamilan merupakan periode perkembangan yang pertama dalam rentang kehidupan manusia dengan waktu yang singkat yaitu berkisar dari hari mulai dari fertilisasi sampai melahirkan. Perkembangan sebelum kelahiran ini dapat diramalkan dan terbagi dalam tiga tahapan yaitu zigot, embrio dan janin/ fetus (Santrock 2009). Tahap pertama adalah pembentukan zigot terjadi pada dua minggu pertama setelah konsepsi. Tahap kedua adalah periode embrio terjadi pada dua sampai delapan minggu sejak konsepsi. Kehidupan embrio di dalam rahim didukung oleh suatu sistem yang terdiri atas amnion, umbilical cord dan placenta. Pada dua bulan pertama terjadi organogenesis yaitu proses pembentukan organ. Pada pembentukan organ ini adalah periode yang paling rentan terhadap perubahan lingkungan. Tahap ketiga dimulai dari dua bulan setelah konsepsi sampai bulan ke sembilan yang disebut periode fetus/ janin. Setelah tiga sampai empat bulan

6 14 setelah konsepsi, janin mulai aktif dan bergerak sehingga ibu dapat merasakan gerakan kaki dan lengan janin. Janin terus berkembang sampai akhirnya ia mampu bertahan di luar kandungan (Santrock 2009). Periode kehamilan adalah suatu periode yang rentan. Ilmu yang mempelajari mengenai kelainan pada kehamilan dan kelahiran adalah teratology. Teratogen adalah agen yang berpotensi untuk menyebabkan kelainan pada kehamilan yang berasal dari obat, polutan, penyakit infeksi, kekurangan gizi, stres ibu, dan ibu yang berusia tua. Teratogen sangat rentan pada awal masa prenatal khususnya pada masa pembentukan organ dan berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya (Santrock 2009). Papalia et al. (2009) menjelaskan bahwa terdapat bahaya fisik dan psikologi yang dapat dialami janin. Bahaya fisik adalah hal yang menimbulkan kelainan pada fisik janin. Salah satu bahaya psikologi yaitu kepercayaan tradisional, pantangan, mitos atau anjuran dari nilai-nilai kebudayaan yang mempengaruhi perilaku ibu terhadap janin. Riwayat Persalinan Persalinan merupakan proses bayi berpindah dari tempat bernaung berupa lingkungan yang terlindungi menuju dunia luar yang sulit untuk diprediksi. Biasanya setelah 38 minggu setelah terjadi fertilisasi, seorang wanita yang hamil akan mengalami labor/persalinan (Vasta et al. 1999). Menurut Santrock (2009), proses persalinan terdiri tiga tahap. Tahap pertama dimulai dari kontraksi pertama dengan melebar leher rahim/ serviks sampai serviks melebar secara penuh. Tahap kedua dimulai ketika fetus memulai untuk keluar melalui serviks dan berakhir ketika seluruh anggota badan bayi telah keluar. Tahap ketiga yaitu proses keluarnya plasenta. Menurut Hurlock (1980), terdapat beberapa jenis persalinan yaitu: a. Alamiah atau spontan yaitu bayi memiliki posisi dan besar janin yang dapat mempermudah bayi lahir secara normal dengan posisi kepala di bawah. b. Sungsang yaitu bokong keluar lebih dahulu disusul oleh kaki dan kepala. c. Melintang yaitu posisi janin melintang dalam rahim ibu. d. Alat yaitu jika janin terlampau besar sehingga tidak dapat keluar secara spontan sehingga harus dipergunakan alat untuk membantu persalinan

7 15 e. Pembedahan caesar yaitu jika menunjukkan terjadinya komplikasi bila bayi keluar melalui saluran lahir, sehingga bayi harus dikeluarkan dari rahim ibu melalui pembedahan dinding perut ibu. Menurut Nurdianti (2010), gangguan atau kelainan itu antara lain adalah : 1. Persalinan prematur yaitu persalinan yang terjadi belum pada waktunya, dimana janin sudah keluar pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. 2. Persalinan lewat waktu atau postmatur yaitu persalinan yang berasal dari kehamilan melewati waktu 294 hari atau 42 minggu. 3. Plasenta previa atau pusar melilit yaitu plasenta yang letaknya abnormal, berada di bagian segmen bawah uterus sehingga menghalangi jalan lahir. 4. Distosia yaitu kelambatan atau kesulitan persalinan. 5. Ketuban pecah dini yaitu pecahnya ketuban atau robeknya selaput ketuban yang kemudian diikut dengan memancarnya cairan, sebelum atau diawal munculnya tanda-tanda persalinan. 6. Infeksi intrapartum yaitu infeksi yang terjadi dalam persalinan. 7. Anoxia adalah gangguan dalam penyediaan oksigen untuk otak sebelum atau selama proses persalinan karena bayi tidak bisa bernafas. 8. Berat bayi lahir rendah (BBLR) yaitu bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2,5 kg ketika lahir. Bayi BBLR biasanya memiliki berbagai resiko komplikasi kesehatan dan kemungkinan untuk bertahan hidup lebih kecil. Budaya juga menunjukkan perbedaan dalam hal persalinan. Hal ini dikarenakan perbedaan kebiasaan dan modernisasi pada setiap budaya yang berbeda. Terdapat kepercayaan yang dianut oleh masyarakat tradisional tentang persalinan, misalnya tentang kepercayaan baik tidaknya waktu kelahiran dan sebagainya. Jasa persalinan yang membantu ibu selama kelahiran bervariasi di setiap budaya (Santrock 2009); (Vasta et al. 1999) Riwayat Pemberian ASI Air susu ibu atau ASI adalah makanan alamiah untuk bayi. ASI mengandung nutrisi-nutrisi dasar dengan jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Memberikan ASI kepada bayi bukan hanya memberikan kebaikan bagi bayi

8 16 melainkan juga keuntungan untuk ibu. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi (Suririnah 2004). Pemberian ASI memberikan manfaat secara psikologis terhadap kelekatan ibu dan anak (Afifah 2007). Pemberian ASI terdiri atas kualitas dan kuantitas. Kualitas pemberian ASI dilihat dari interaksi antara ibu dan anak selama pemberian ASI. Interaksi ini merupakan suatu aspek yang penting dalam membina hubungan dengan anak. Pemberian ASI sebagai interaksi sosial yang intim antara ibu dan anak berdampak pada produksi hormon selama menyusui yang dapat menstabilkan kadar glukosa darah, temperatur, laju pernafasan, hormon penyebab stres, dan tekanan darah (Gribble 2006). Berikut kuantitas pemberian ASI yang dilakukan oleh ibu kepada bayi: 1. Inisiasi Menyusui Dini atau IMD adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran. Bayi memiliki kemampuan yang disebut breast crawl untuk menemukan puting susu ibu dan memutuskan kapan ia menyusui dengan sendirinya ketika ia dilekatkan di perut ibu setelah melahirkan (Gangal et al. 2007). 2. Pemberian kolostrum dilakukan saat inisiasi menyusui dini dilakukan. Di beberapa masyarakat tradisional, kolostrum dianggap sebagai susu yang sudah rusak dan tidak baik diberikan pada bayi (Afifah 2007). 3. Pemberian ASI eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain sampai usia 6 bulan karena ASI memberi energi dan gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama (Afifah 2007). 4. Pemberian prelaktal yaitu pemberian minuman atau susu formula sebelum bayi diberikan ASI. Pemberian prelaktasi ini juga beraneka ragam sesuai dengan kebudayaan (Afifah 2007). 5. Pemberian MP-ASI merupakan makanan pendamping ASI yang baik diberikan setelah anak berusia 6 bulan (Afifah 2007). Faktor yang Berhubungan dengan Sensitivitas Ibu Karakteristik Keluarga Menurut Bronfenbreneur diacu dalam Brooks (2001), keluarga merupakan mikro sistem anak yang berinteraksi secara langsung dan mempengaruhi

9 17 perkembangan anak. Karakteristik keluarga terdiri atas kepribadian orang tua, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan besar keluarga. Sosok orang tua yang lebih banyak berinteraksi dengan anak adalah seorang ibu. Menurut Kemppinnen (2007), terdapat hubungan antara sensitivitas ibu dengan karakteristik ibu. Sensitivitas ibu berkaitan dengan kemampuan ibu untuk mengamati perubahan kondisi mental anak. Seorang ibu yang sensitif memiliki pengalaman dengan figur yang lekat kepadanya ketika kecil. Menurut Jacobson et al. (1991) ibu yang usianya telah matang memiliki ego yang matang pula sehingga meningkatkan perasaan empati dalam mengasuh karena mereka lebih menyesuaikan diri pada nasehat mengenai norma sosial. Berdasarkan penelitian Hartoyo dan Hastuti (2004) di Kabupaten Indramayu, orang tua yang memiliki pendidikan lebih tinggi berinteraksi lebih sering dan mampu membiayai kebutuhan anak. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan pengasuhan. Ibu yang bekerja biasanya memiliki alokasi waktu yang lebih sedikit dalam pengasuhan dan sensitivitasnya terhadap anak. Beban kerja di luar rumah, stress dunia kerja, stres kehidupan pernikahan dan kurangnya dukungan suami akan mempengaruhi interaksi ibu pada anak (Hastuti 2008). Pasangan yang telah mapan dan stabil secara ekonomi akan memiliki peluang untuk dapat memberikan interaksi yang relatif lebih baik. Tekanan ekonomi yang sulit, ketidakmampuan memberikan nafkah, pengangguran akan mempengaruhi pengasuhan yang diberikan kepada anak. Berdasarkan teori resource dilution model, bahwa kualitas sumberdaya yang menurun karena pertambahan anggota keluarga membuat orang tua dan keluarga menurunkan perhatian, waktu dan jumlah materi yang dapat diterima setiap anak (Hastuti 2008). Karakteristik Anak Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sensitivitas ibu dengan karakteristik anak. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap sensitivitas ibu adalah kemampuan anak untuk berinteraksi aktif dengan ibu, temperamen anak, prematur, cacat, penyakit kronis. Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda sehingga memerlukan pengasuhan yang berbeda, selain itu sensitivitas ibu berbeda pada satu anak dan anak lainnya (Kemppinnen 2007).

10 18 Pandangan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan, akan mengakibatkan sensitivitas yang berbeda pula karena orang tua cenderung melakukan pengasuhan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan (Sevon 2009). Karakteristik Budaya Lingkungan budaya merupakan faktor yang berhubungan dengan kelekatan. Sesuai dengan Teori Model Ekologi menurut Bronfenbrenner diacu dalam Bern (1993), anak dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang mempengaruhi anak terdiri atas lingkungan mikro, meso, ekso dan makro. Sistem yang paling luas adalah lingkungan makro seperti etnik budaya. Menurut Koentjaraningrat (1979) diacu dalam Wahyuni (2002), kebudayaan adalah sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara mempelajarinya. Kebudayaan yang berada di Kampung Adat Urug yang merupakan sisa peradaban masa silam yang masih mempertahankan nilai nilai ketradisiannya sampai saat ini. Kampung Adat Urug ini merupakan kampung adat yang masih memegang kuat budaya pada setiap aspek kehidupannya. Kebudayaan yang ditanamkan pada individu melalui proses interaksi antara orang tua dan anaknya kemudian akan membentuk pengasuhan yang khas (Hakim 2010). Menurut Froelich et al. (2008), terdapat perbedaan yang signifikan dalam sensitivitas ibu pada berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Davies (1999) menuturkan bahwa norma budaya diperoleh dari proses sosialisasi melalui pengasuhan yang sensitif. Anak mengidentifikasikan nilai-nilai budaya pada orang tua dan pengasuh utamanya melalui verbal maupun nonverbal. Riwayat Perkembangan Anak Berdasarkan penelitian Kemppinnen (2007) menunjukkan bahwa ibu yang memiliki sensitivitas yang rendah memiliki depretion symptoms setelah kehamilan dan kelahiran. Ibu yang mengalami depresi setelah kelahiran akan menjadi faktor yang menyebabkan rendahnya responsif dan pengendalian disiplin perilaku ibu ketika berinteraksi dengan anak. Ibu yang memiliki interaksi yang intim selama kehamilan maka akan membentuk sikap sensitif ibu pada periode selanjutnya.

11 19 Menurut (Gribble 2006), pemberian ASI juga akan meningkatkan sensitivitas ibu hal ini dikarenakan psikologi dan perilaku ibu dipengaruhi oleh meningkatnya hormone oxytocin, prolactin dan cholecystokinin selama menyusui. Menyusui juga berkaitan dengan sistem syaraf pusat yang dapat mempengaruhi psikologi dan perilaku ibu menjadi lebih positif. Ibu yang menyusui dapat menurunkan tekanan darah, mengatur emosi dan mengurangi stres, dan lebih tenang dibanding dengan ibu yang tidak menyusui. Ibu yang tidak stress dapat meningkatkan interaksi sosial kepada anak, lebih sensitif dan responsif dibanding dengan ibu yang tidak menyusui. Faktor yang Berhubungan dengan Kelekatan Menurut Santrock (1997), faktor utama yang berhubungan kelekatan emosi yaitu sensitivitas ibu dan riwayat perkembangan anak. Berikut merupakan faktorfaktor yang berhubungan dengan kelekatan emosi antara ibu dan anak. Sensitivitas Ibu Sensitivitas ibu merupakan faktor yang paling mempengaruhi kelekatan antara ibu dan anak. Ainsworth (1978) diacu dalam Santrock (1997) mengemukakan bahwa kelekatan yang aman dipengaruhi oleh sensitivitas seorang pengasuh dalam hal ini ibu terhadap sinyal yang diberikan anak. Menurut Kuczynski (2004) diacu dalam Hastuti (2008), menciptakan keterikatan yang aman antara anak dan ibu dapat dilakukan dengan memberikan respon atau memebuhi kebutuhan anak, memberikan kenyamanan, perhatian dan komunikasi. Anak dengan kelekatan yang aman memiliki ibu yang lebih peka, menerima, dan ekspresif dengan penuh kasih sayang, sedangkan anak dengan kelekatan yang tidak aman memiliki ibu yang tidak sensitif, jarang melakukan kontak fisik, berinteraksi dengan kemarahan, dan menolak anak. Pengasuh yang tidak menyenangkan akan membuat anak tidak percaya dan mengembangkan kelekatan yang tidak aman (Santrock 2009). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mills (2007) dan Ijzendoorn et al. (2004) bahwa ibu yang sensitif akan membentuk kelekatan yang aman sedangkan ibu yang tidak sensitif memiliki anak dengan kelekatan yang tidak aman.

12 20 Menurut Damon (1998), dari berbagai penelitian terdapat hubungan antara sensitivitas ibu dan kelekatan dipengaruhi oleh konteks yang terjadi ketika pengamatan. Sensitivitas ibu ketika anak mengalami tekanan atau ketakutan akan lebih meningkatkan kelekatan yang aman dibandingkan pada keadaan anak saat kurang tertekan seperti ketika makan atau bermain. Riwayat Perkembangan Anak Riwayat perkembangan anak yang mempengaruhi kelekatan terdiri atas riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan riwayat pemberian ASI. Menurut Kemppinen (2007), kehamilan dan persalinan adalah fase yang penting untuk menyiapkan bayi untuk menyesuaikan diri pada kehidupan pascanatal. Menurut Illingworth (1974), kelahiran yang sulit mempengaruhi perilaku ibu dalam merawat anaknya sehingga meningkatkan ikatan emosi antara ibu kepada anaknya sehingga ibu berusaha memberikan rasa aman bagi anak dan terjalinlah kelekatan yang kuat antara ibu dan anak. Riwayat pemberian ASI berhubungan dengan pembentukan kelekatan karena melalui pemberian makanan akan terjadi kontak yang nyaman antara ibu dan anak. Menurut Freud, seorang ahli psikoanalisis, bayi akan membentuk kelekatan dengan seseorang ketika bayi merasakan kepuasan oral sejak bayi mendapatkan makanan dari ibu melalui pemberian ASI (Santrock 1997). Gribble (2006) mengungkapkan interaksi antara ibu dan anak selama menyusui dapat berperan secara signifikan dalam perkembangan kelekatan antara ibu dan anak karena dapat memberikan ketenangan, relaksasi, menghilangkan stres dan dampak analgesik ketika anak disusui.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang dianugerahi sumberdaya alam yang melimpah. Posisi wilayahnya strategis, yakni sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.504

Lebih terperinci

KAJIAN RIWAYAT PERKEMBANGAN ANAK, SENSITIVITAS DAN KELEKATAN IBU TERHADAP ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KAMPUNG ADAT URUG, KABUPATEN BOGOR

KAJIAN RIWAYAT PERKEMBANGAN ANAK, SENSITIVITAS DAN KELEKATAN IBU TERHADAP ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KAMPUNG ADAT URUG, KABUPATEN BOGOR KAJIAN RIWAYAT PERKEMBANGAN ANAK, SENSITIVITAS DAN KELEKATAN IBU TERHADAP ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KAMPUNG ADAT URUG, KABUPATEN BOGOR ANGGY NURMALASARI SUKARDI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan restrospective. Cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu, desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI REFERENSI 1. Tumbuh Kembang Anak Soetjiningsih EGC Jakarta, 1995 2. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan ---- Herawati Mansur, Salemba Medika 2009 3.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA 0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ainsworth (dalam Helmi, 2004) mengartikan kelekatan sebagai ikatan afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini berlangsung lama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelekatan 1. Defenisi Kelekatan (attachment) Menurut Bashori (2006) kelekatan adalah ikatan kasih sayang antara anak dengan pengasuhnya. Ikatan ini bersifat afeksional, maka

Lebih terperinci

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Ikatan kasih sayang antara ibu dan anak sangatlah penting, tidak adanya ikatan kasih sayang antara ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan perkembangan bayi. WHO merekomendasikan pemberian ASI sejak lahir sampai berusia 6 bulan (WHO, 2001

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran

Lebih terperinci

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil. SEKS SELAMA KEHAMILAN Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa terpukul dan sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. mental. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa terpukul dan sulit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa pasangan suami istri menginginkan keturunan sebagai bagian dari keluarga mereka. Pasangan suami istri pasti berharap untuk mendapatkan anak yang sehat

Lebih terperinci

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Tumbuh kembang anak Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Pokok bahasan Pendahuluan Definisi pertumbuhan & perkembangan Tumbuh kembang janin Tumbuh kembang anak 0 5 tahun Tumbuh kembang anak 6 10 tahun

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN LAMPIRAN 60 Lampiran 1 Kuisioner penelitian Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Kode : 1. Nama Ibu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya

Lebih terperinci

BAB II INFORMASI MITOS SAAT KEHAMILAN

BAB II INFORMASI MITOS SAAT KEHAMILAN BAB II INFORMASI MITOS SAAT KEHAMILAN 2.1 Definisi Informasi Menurut Gordon B. Davis dalam Rahmat, mengenai Defini Informasi 2, 2005 bahwa Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya ilmu kesehatan serta kedokteran yang ada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya ilmu kesehatan serta kedokteran yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya ilmu kesehatan serta kedokteran yang ada di Indonesia, semakin mudahnya wanita untuk bersalin dirumah sakit dengan metode persalinan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir (Roesli, 2008). Inisiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal (young adulthood) adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya

Lebih terperinci

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya

Lebih terperinci

KELEKATAN PADA ANAK. Oleh : Sri Maslihah

KELEKATAN PADA ANAK. Oleh : Sri Maslihah KELEKATAN PADA ANAK Oleh : Sri Maslihah Anak yang satu tetap nempel pada bundanya padahal sudah saatnya masuk ke kelas, ada juga anak lain menangis begitu melihat ibunya harus keluar dari kelasnya sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dukungan Sosial 2.1.1 Definisi Persepsi dukungan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam

Lebih terperinci

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH, PEDOMAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) RUMAH SAKIT BERSALIN KOTA METRO TAHUN 2014 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : TENTANG : PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Suatu peristiwa yang dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai keluarnya hasil konsepsi dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak

TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak Dalam kehidupan berkeluarga, ayah biasanya diidentikkan sebagai orang tua yang banyak meninggalkan rumah, menghukum, mempunyai pengetahuan yang lebih luas, berkedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan berakhir dengan berkembangnya penggunaan bahasa. Masa bayi berlangsung sekitar 18

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang yang sudah menikah menginginkan seorang anak dalam rumah tangga mereka. Anak merupakan titipan Tuhan yang harus dijaga dan dilindungi. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 06 61101 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan pembahasan teori attachment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu Persalinan normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dari masa kanak-kanak menuju dewasa ditandai dengan adanya masa transisi yang dikenal dengan masa remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, berbagi tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi BAB I PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi dari masa anakanak ke masa dewasa yang disertai dengan perubahan (Gunarsa, 2003). Remaja akan mengalami berbagai perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa

Lebih terperinci

Permulaan Kehidupan Manusia

Permulaan Kehidupan Manusia Permulaan Kehidupan Manusia (Perkembangan Pranatal) Purwandari FIP UNY Kapan kehidupan manusia dimulai? Biologis Psikologis Konsepsi (pembuahan) bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa)

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Putri Nurul Falah F 100

Lebih terperinci

Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa

Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa PERKEMBANGAN ATTACHMENT (KELEKATAN) Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa senang. Apabila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuatu yang terbaik tidaklah harus mahal, tapi ASI merupakan sesuatu yang terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI merupakan upaya

Lebih terperinci

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebutan masa kanak-kanak akhir, misalnya orangtua memberi sebutan

BAB I PENDAHULUAN. sebutan masa kanak-kanak akhir, misalnya orangtua memberi sebutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak akhir dimulai pada umur 7-12 tahun. Ada beberapa sebutan masa kanak-kanak akhir, misalnya orangtua memberi sebutan usia tidak rapih, karena anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. kematangan sosial bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Peneliti menganalisis

BAB V PEMBAHASAN. kematangan sosial bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Peneliti menganalisis 46 BAB V PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat kematangan sosial bayi yang diberikan ASI eksklusif dan tingkat kematangan sosial bayi yang tidak diberi ASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Hubungan seksual yang dilakukan terutama bersama pasangan

Lebih terperinci

Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis. memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua

Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis. memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir Menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persalinan Sectio caesaria Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).(william,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kekalutan emosi, instropeksi yang berlebihan, kisah yang besar, dan sensitivitas yang tinggi. Masa remaja adalah masa pemberontakan

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin menuntut pengorbanan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO (2005) menyatakan sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun, dan 900 juta berada di negara berkembang. Berdasarkan data Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan bayi menemukan puting ibunya sendiri untuk pertama kali. Inisiasi menyusu dini yaitu proses

Lebih terperinci

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH Latar Belakang Kehamilan merupakan st proses luar biasa, dimana ibu bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati MASA PRANATAL Siti Rohmah Nurhayati 1 Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis Secara psikologis kehidupan manusia dimulai pada

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan terdiri dari 3 metode. Metode pertama yaitu persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan terdiri dari 3 metode. Metode pertama yaitu persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan terdiri dari 3 metode. Metode pertama yaitu persalinan normal yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 42 minggu) lahir

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana seseorang akan kehilangan orang yang meninggal dengan penyebab dan peristiwa yang berbeda-beda

Lebih terperinci

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA Oleh : Andang Muryanta Sudah banyak kita ketahui pembahasan terkait Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang dilaksanakan BKKBN dalam Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI PERKEMBANGAN BAYI NEONATAL CIRI-CIRI BAYI NEONATAL Merupakan periode tersingkat Terjadi penyesuaian radikal Merupakan masa terhentinya perkembangan Merupakan pendahuluan dari

Lebih terperinci