BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
|
|
- Doddy Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Selain pendataan korban, komunikasi merupakan satu masalah utama dalam menghadapi bencana (Kompas, 9 November 2009). Oleh karenanya komunikasi pada saat menghadapi bencana merupakan permasalahan yang harus dicarikan solusinya. Dalam kondisi darurat seperti pada saat terjadi bencana alam, seringkali infrastruktur komunikasi juga ikut rusak dan terganggu. Bahkan di negara maju seperti Jepang pun terjadi hal yang sama. Ketika terjadi gempa besar pada bulan Maret 2011 yang lalu, layanan seluler di negara itu juga terganggu (Kompas, 11 Maret 2011). Pada saat terjadi kondisi darurat seperti ini, maka komunikasi radio High Frequency (HF, 3-30 MHz) dan Very High Frequency (VHF) rendah (30-50 MHz) menjadi sarana komunikasi andalan. Hingga kini telah diketahui bahwa keberhasilan komunikasi HF dan VHFrendah dipengaruhi oleh perubahan lapisan ionofer. Gelombang radio pada pita HF dan VHF-rendah dapat mencapai jarak yang jauh karena pemantulan oleh lapisan ionosfer. Jadi perubahan lapisan ionosfer akan mempengaruhi kemampuan pantul lapisan ini terhadap gelombang radio HF dan VHF-rendah. Untuk itu, maka langkah yang dapat dilakukan adalah: (i) adaptasi menggunakan data hasil pengamatan atau dari model ionosfer, dan/atau (ii) atau evaluasi kanal real time menggunakan perangkat adaptif seperti sistem Automatic Link Establishment (ALE). Pengamatan ionosfer regional Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1981/1982 hingga sekarang. Saat ini terdapat 5 stasiun pengamatan ionosfer yaitu di Biak, Pontianak, Kototabang, Pameungpeuk, dan Sumedang. Data mentah (ionogram) dari stasiun Pontianak dan Sumedang telah dapat diperoleh di Bandung secara hampir (kuasi) real time. Model ionosfer regional juga telah dikembangkan, seperti misalnya, Model Sederhana Ionosfer Lintang Rendah Indonesia (MSILRI) (Muslim, dkk, 2007) yang dapat digunakan untuk menyediakan peta (prediksi) frekuensi kritis lapisan ionosfer (fof2) regional yang telah ditayangkan melalui situs web Selain itu juga 1
2 telah dibangun stasiun ALE di Bandung, Watukosek, dan Pontianak yang dapat menghasilkan informasi kanal yang dapat digunakan pada sirkit Bandung- Watukosek-Pontianak (Dear, dkk, 2011). Data kondisi propagasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk bahan evaluasi kanal frekuensi secara real time bagi jaringan stasiun radio di Jawa-Kalimantan. Data hasil pengamatan dari stasiun, data prediksi menggunakan model, ataupun data kondisi propagasi dari jaringan ALE dapat dikemas dan disampaikan kepada operator komunikasi radio, khususnya untuk keperluan tanggap darurat. Data ionosfer real time ataupun hasil prediksi menggunakan model dapat disajikan dalam bentuk peta. Peta dan data dari jaringan ALE dapat dikemas untuk mendukung komunikasi radio untuk keperluan koordinasi pada saat penanggulangan bencana. 2. Pokok Permasalahan Komunikasi radio HF atau VHF mempunyai peranan penting dalam penanggulangan dampak bencana alam. Keberhasilan komunikasi radio pada pita frekuensi ini bergantung kepada kemampuan pantul lapisan ionosfer. Dengan demikian diperlukan langkah adaptasi untuk menyesuaikan kanal frekuensi dengan kemampuan pantul lapisan ionosfer pada saat itu. Hingga kini, pemanfaatan informasi kemampuan pantul lapisan ionosfer untuk mendukung komunikasi tanggap darurat masih sangat sedikit. Upaya pengemasan dan pemanfaatan informasi kemampuan pantul lapisan ionosfer regional Indonesia baru dalam tahap permulaan. Perangkat untuk adaptasi kanal frekuensi dengan lapisan ionosfer sudah dikembangkan salah satunya adalah ALE yang sudah menyatu dengan perangkat radio komunikasi. Namun demikian, tidak semua perangkat radio komunikasi dilengkapi dengan sistem ALE. Hingga saat ini perangkat radio dengan sistem ALE masih relatif mahal harganya. Meskipun perangkat komunikasi radio dengan sistem ALE telah tersedia, namun masih banyak operator komunikasi radio yang belum menggunakannya, yang disebabkan kurangnya pemahaman. Dari telaah yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat peluang mendapatkan informasi dari sistem ALE melalui jaringan ALE global (HF-Link). 2
3 Seperti telah disinggung di depan, hingga saat ini sudah terdapat 3 stasiun ALE yang tergabung dalam jaringan HF-Link (Bandung, Watukosek, dan Pontianak). Dengan 3 stasiun ini masih belum bisa mencakup wilayah Nusantara, sehingga masih perlu ditambahkan lagi beberapa stasiun ALE. Hal ini telah direncanakan dalam program in-house di Pusat Sains Antariksa. Meski demikian, masih perlu dibangun suatu perangkat untuk menyebarluaskan hasil pengamatan jaringan ALE dimaksud dan kegiatan diseminasinya kepada operator komunikasi radio. Selain perangkat ALE, informasi kondisi ionosfer regional juga dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam melakukan evaluasi kanal frekuensi. Informasi kondisi ionosfer yang dapat digunakan untuk evaluasi kanal frekuensi adalah frekuensi minimum (fmin), frekuensi maksimum (fof2), dan ketinggian (h F), yang telah dikemas dalam bentuk peta ionosfer regional ( Dengan langkah dan perumusan tertentu, informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan status suatu kanal frekuensi untuk sirkit komunikasi tertentu (Jiyo, dkk, 2011). Namun demikian, modul untuk menentukan status kanal frekuensi tersebut masih perlu didiseminasikan kepada operator komunikasi radio. Selain itu, kemampuan modul tersebut perlu ditingkatkan dengan meningkatkan fiturnya. 3. Maksud dan Tujuan Tujuan dari riset ini adalah membangun sistem terpadu pemanfaatan informasi kondisi ionosfer regional dan informasi kondisi propagasi dari jaringan ALE untuk mendukung komunikasi tanggap darurat. Sasarannya tersedia minimal satu server EKRT di kantor Lapan dan satu perangkat displai informasi kondisi ionosfer regional dan kondisi propagasi komunikasi radio di kantor Basarnas. 4. Metodologi Pelaksanaan Metodologi pelaksanaan litbang meliputi penentuan metode prediksi, penentuan metode pemetaan, integrasi antara server dengan peralatan pengamatan, pengembangan software untuk evaluasi kanal frekuensi dan pembuatan modul sebagai bahan untuk diseminasi. Metode prediksi frekuensi kritis lapisan ionosfer (fof2) diturunkan berdasarkan perubahan nilainya dalam sehari (gradien fof2). 3
4 Kegiatan pengembangan ini dilakukan terutama di Bandung dan Jakarta. Di Bandung kegiatan penelitian dan pengembangan dilakukan di Pusat Sains Antariksa. Sementara di Jakarta kegiatannya dilakukan di kantor Badan SAR Nasional (BASARNAS). Kegiatan pendukung meliputi instalasi perangkat ALE di stasiun baru di Bukittinggi, Manado, Kupang, Biak,dan Yogyakarta; kegiatan seminar di Surabaya atau Malang, Jawa Timur; serta kegiatan koordinasi di Jakarta. Fokus kegiatannya adalah meningkatkan kemampuan paket program Evaluasi Kanal Real Time (EKRT) sebagai perangkat utama penyedia informasi; membangun satu server dan satu displai kondisi ionosfer regional; dan melakukan diseminasi untuk operator komunikasi radio di lingkungan BASARNAS. Dalam rangka meningkatkan kemampuan paket program EKRT, maka bentuk kegiatan yang dilakukan adalah penelitian tentang prediksi jangka pendek parameter ionosfer regional, penentuan dan uji verifikasi metode pemetaan, pengembangan software, dan pengolahan data. Penyiapkan server sebagai tempat pengolahan informasi dilakukan dengan membuat software pendukung untuk mengintegrasikan data yang diperoleh dari perangkat ionosonda dan ALE dengan server tersebut. Informasi yang dihasilkan oleh server akan ditayangkan pada perangkat displai yang ditempatkan di kantor BASARNAS. Diseminasi dilakukan dalam bentuk bimbingan teknis bagi operator komunikasi radio di lingkungan BASARNAS dengan materi yang dituangkan dalam bentuk modul, software interaktif, dan SOP (Standard Operation Procedure) penggunaan informasi yang disediakan oleh perangkat displai. Bentuk yang dilakukan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan adalah: (1) Peningkatan kemampuan dan fitur paket program Evaluasi Kanal Real Time (EKRT), yanga meliputi pembuatan software pemataan untuk parameter fmin, fof2, dan h F; penelitian metode prediksi jangka pendek (jam-an, harian) berdasarkan gradien fof2; dan pembuatan software untuk penambahan fitur EKRT. (2) Integrasi informasi kondisi propagasi dari jaringan ALE yang terdiri dari stasiun ALE Bandung, stasiun ALE Watukosek, dan stasiun ALE Pontianak, serta stasiun ALE lainnya (Kupang, Manado, Biak, Kototabang, dan Yogyakarta). 4
5 (3) Pembangunan satu server sebagai pusat informasi kondisi ionosfer (peta: fmin, fof2, h F) dan kondisi propagasi (ALE) menggunakan perangkat yang telah ada di Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi. Kemudian pembuatan software pengolahan data (pemetaan) dan integrasi dengan jaringan internet akan dibuat dalam penelitian ini. (4) Pembangunan satu sistem displai yang akan ditempatkan di Pusat Data dan Informasi Badan SAR Nasional di Jakarta. Perangkat kerasnya (komputer dan monitor) akan digunakan perangkat yang sudah ada di Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi. Software untuk integrasi data dan displai akan dibuat dalam kegiatan ini. (5) Penyusunan modul untuk diseminasi dalam bentuk sebuah buku. Modul ini akan digunakan sebagai bahan pelatihan bagi operator komunikasi radio di lingkungan BASARNAS. (6) Pembuatan1 paket software interaktif sebagai sarana simulasi dalam pelaksanaan diseminasi. (7) Melakukan diseminasi hasil riset ini untuk operator komunikasi radio di Badan SAR Nasional. 5
6 BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Tahapan pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian target adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan kemampuan dan fitur paket program EKRT meliputi: (a) membuat software pemataan untuk parameter fmin, fof2, dan h F lapisan ionosfer regional; (b) penelitian metode prediksi jangka pendek (jam-an, harian) berdasarkan gradien fof2; dan (c) pembuatan software untuk penambahan fitur EKRT. (2) Mengintegrasikan informasi kondisi propagasi dari jaringan ALE yang terdiri dari stasiun ALE Bandung, stasiun ALE Watukosek, dan stasiun ALE Pontianak, serta stasiun ALE lainnya (Kupang, Manado, Biak, Kototabang, dan Yogyakarta). (3) Membangun satu server sebagai pusat informasi kondisi ionosfer (peta: fmin, fof2, h F) dan kondisi propagasi (ALE) menggunakan perangkat yang telah ada di Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi. Kemudian pembuatan software pengolahan data (pemetaan) dan integrasi dengan jaringan internet akan dibuat dalam penelitian ini. (4) Membangun satu sistem displai yang akan ditempatkan di Pusat Data dan Informasi Badan SAR Nasional di Jakarta. Perangkat kerasnya (komputer dan monitor) akan digunakan perangkat yang sudah ada di Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi. Software untuk integrasi data dan displai akan dibuat dalam kegiatan ini. (5) Menyusun modul untuk diseminasi dalam bentuk sebuah buku. Modul ini akan digunakan sebagai bahan pelatihan bagi operator komunikasi radio di lingkungan BASARNAS. (6) Membuat 1 paket software interaktif sebagai sarana simulasi dalam pelaksanaan diseminasi. 6
7 (7) Melakukan diseminasi hasil riset ini untuk operator komunikasi radio di lembaga potensi SAR (Basarnas, TNI, POLRI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan lain-lain).rincian tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian target output, 2. Pengelolaan Administrasi Manajerial Dari jumlah anggaran yang direncanakan sebesar Rp , hingga bulan September 2012 jumlah anggaran yang diserap mencapai 81% atau sejumlah Rp Penyerapan anggaran perjalanan hanya mencapai hampir sepertiga dari jumlah anggaran yang direncanakan. Hal ini terjadi terkait dengan mekanisme pencairan anggaran. Anggaran baru bisa dicairkan oleh pengelola di lembaga setelah pelaksanaan perjalanan. Padahal biaya perjalanan ini cukup besar sehingga memerlukan dana talangan terlebih dahulu. Karena keterbatasan dana talangan, maka realisasi perjalanan menjadi lambat. Tabel 2-1. Perencanaan Anggaran No. Uraian Jumlah (Rp) 1 Gaji dan Upah Bahan Habis Pakai Perjalanan Lain-lain Jumlah biaya tahun yang diusulkan Tabel 2-2. Realisasi Anggaran. No. Uraian Jumlah (Rp) 1 Gaji dan Upah Bahan Habis Pakai Perjalanan Lain-lain Jumlah realisasi biaya
8 Aset yang dihasilkan hingga saat ini berupa paket program EKRT dalam server yang dioperasikan di Pusat sains Antariksa dengan biaya operasi dibebankan kepada Pusat Sains Antariksa. Di dalam server EKRT terdapat metode prediksi, metode pemetaan parameter ionosfer, dan software pendukung lainnya. Aset lainnya adalah makalah ilmiah yang sudah terbit dalam jurnal atau prosiding seminar dan yang masih dalam bentuk draft. Aset lainnya berupa modul pelatihan, baik yang berupa buku maupun dalam bentuk software interaktif. 8
9 BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA 1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Hingga bulan September 2012 perkembangan kegiatan penelitian dan pengembangan telah dilaksanakan. Peningkatan kemampuan fitur paket program EKRT telah dilakukan dengan menambahkan menu-menu tambahan yang akan mempermudah penggunaan. Metode prediksi jangka pendek dari fof2 telah dilakukan menggunakan data pengamatan dari Tanjungsari dan Biak dalam kurun waktu lebih dari satu siklus matahari (~ 11 tahunan). Konstanta metode prediksi yang dihasilkan seperti pada Tabel 3-1. Tabel 3-1. Persamaan metode prediksi jangka pendek. Bulan Waktu Sumedang Biak f=0,007t 2-0,262t+1,473 f=0,034t 2-0,489t+1,714 Januari f=0,003t 2-0,015t-0,180 f=0,009t 2-0,100t-0, f=0,031t 2 +0,039t-0,615 f=0,013t 2 +0,170t-0, f=0,016t 2-0,338t+1,607 f=0,043t 2-0,597t+2,004 Februari f=0,001t 2-0,057t-0,025 f=0,001t 2-0,016t-0, f=0,023t 2 +0,140t-0,806 f=0,024t 2 +0,114t-0, f=0,024t 2-0,438t+1,887 f=0,051t 2-0,666t+2,071 Maret f=0,003t 2-0,024t-0,138 f=0,010t 2-0,038t-0, f=0,041t 2 +0,011t-0,655 f=0,041t 2 +0,050t-0, f=0,036t 2-0,545t+2,018 f=0,062t 2-0,767t+2,199 April f=0,008t 2-0,119t-0,098 f=0,005t 2-0,097t-0, f=0,046t 2 +0,115t-0,798 f=0,014t 2 +0,284t-0, f=0,051t 2-0,707t+2,243 f=0,053t 2-0,668t+1,924 Mei f=0,009t 2-0,103t-0, f=0,041t 2 +0,276t-1,047 f=0,019t 2-0,181t-0, f=0,045t 2-0,657t+2,176 f=0,047t 2-0,610t+1,755 Juni f=0,012t 2-0,094t-0, f=0,041t 2 +0,223t-0,845 f=0,037t 2-0,242t-0,098 9
10 Tabel 3-1 (lanjutan). Persamaan metode prediksi jangka pendek. Bulan Waktu Sumedang Biak f=0,055t 2-0,726t+2,018 f=0,059t 2-0,754t+2,133 Juli f=0,009t 2-0,100t-0, f=0,018t 2 +0,380t-1,135 f=0,003t 2-0,069t-0, f=0,053t 2-0,713t+2,252 f=0,066t 2-0,843t+2,396 Agustus f=0,011t 2-0,130t-0, f=0,020t 2 +0,349t-1,043 f=0,002t 2-0,021t-0, f=0,033t 2-0,484t+1,679 f=0,052t 2-0,660t+1,880 September f=0,006t 2-0,122t-0, f=0,008t 2 +0,432t-1,166 f=0,013t 2-0,035t-0, f=0,006t 2-0,092t+1,055 f=0,215t 2 +2,606t-6,603 Oktober f=0,002t 2-0,083t-0,048 f=0,005t 2-0,008t-0, f=0,015t 2 +0,214t-0,842 f=0,007t 2 +0,352t-1, f=0,010t 2-0,040t+0,887 f=0,010t 2-0,010t+0,539 November f=0,000t 2-0,060t-0,026 f=0,001t 2-0,016t-0, f=0,017t 2 +0,110t-0,675 f=0,008t 2 +0,247t-0, f=0,002t 2-0,140t+1,182 f=0,013t 2-0,270t+1,168 Desember f=0,000t 2-0,056t-0,085 f=0,002t 2-0,035t-0, f=0,027t 2 +0,051t-0,632 f=0,004t 2 +0,284t-0,880 Kemudian integrasi antara perangkat ALE dengan server EKRT juga telah dilakukan. Satu server EKRT telah dibangun di Pusat Sains Antariksa di Bandung dan telah memuat software aplikasi yang diperlukan. Tampilan server ini seperti pada Gambar 3-1 berikut. 10
11 Gambar 3-1. Tampilan/fitur software EKRT. Pembuatan makalah ilmiah terkait yang dilakukan dan telah diterbitkan sebanyak 2 makalah (prosiding EECCIS). Satu draft makalah ilmiah tentang metode pemetaan Multiquadric juga sedang disusun. Berdasarkan galat (error) relatif dari fof2, jarak antara titik rujukan dengan titik uji mempengaruhi tingkat ketelitian metode ini (Gambar 3-2(a)). Kemudian jumlah titik rujukan (konfigurasi) juga menentukan kecocokan berdasarkan gradien persamaan linear yang menghubungkan fof2-peta dengan fof2-pengamatan (Gambar 3-2(b)). Perkiraan jumlah makalah ilmiah terkait yang dapat disusun dan dipublikasikan minimal 5 makalah. (a) (b) Gambar 3-2. Grafik uji verifikasi metode Multiquadric. Pembuatan paket program (software) telah dilakukan dan telah menghasilkan: software EKRT V.2 (Gambar 3-3(a)), software pendukung untuk server LAPAN guna memroses pembuatan peta propagasi (koneksitas) antar stasiun ALE (Gambar 2-3(b)), software untuk data (Link Quality Analisys, LQA) 11
12 logger untuk stasiun ALE (Gambar 3-3(c)), dan software pemetaan menggunakan metode MQ (Gambar 3-3(d)). Satu perangkat untuk server LAPAN sedang disiapkan. Kemudian, satu perangkat displai untuk Basarnas juga masih dalam tahap persiapan. Taksiran persentase hasil kegiatan perekayasaan ini adalah sekitar 90%. (a) (b) (c) (d) Gambar 3-3. Tampilan software EKRT (a), software pendukung server (b), software pendukung stasiun ALE (c), dan software pemetaan (d). Modul untuk diseminasi sudah selesai dibuat dan telah digunakan sebagai bahan dalam Bimbingan Teknis yang telah dilaksanakan pada 11 September 2012 di kantor Badan SAR Nasional di Jakarta. Gambar 3-4 menunjukkan suasana bimbingan teknis yang telah dilaksanakan. 12
13 Gambar 3-4. Suasana bimbingan teknis pemenfaatan informasi EKRT untuk operator komunikasi radio di lingkungan Badan SAR Nasional. Kemudian tampilam modul yang dikemas dalam software interaktif terlihat seperti pada Gambar 3-5. Dengan modul interaktif ini, kegiatan diseminasi pemanfaatan hasil litbangyasa akan menjadi lebih mudah, lebih murah, dan dapat dilaksanakan kapan saja sesuai dengan keinginan operator komunikasi radio yang ingin mempelajarinya. Modul ini juga bisa dijalankan secara on-line melalui situs web Cuaca Antariksa yang merupakan media palayanan dari Pusat Sains Antariksa. Gambar 3-5. Tampilan modul interaktif EKRT. 13
14 Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat sedikit kendala dan hambatan. Kendala dan hambatan yang terjadi bersumber dari keterlambatan pencairan anggaran, utamanya yang terkait dengan anggaran perjalanan dinas. Dengan mekanisme pencairan anggaran yang ada, maka pelaksana harus menyediakan dana talangan terlebih dahulu untuk melaksanakan perjalanan dinas. Setelah selesai pelaksanaan baru kemudian anggaran perjalanan dinas bisa ditarik. Dengan mekanisme seperti ini, maka pelaksana kegiatan akan mendaptkan kendala, karena pada dasarnya lembaga pelaksana juga lembaga pemerintah yang tidak memiliki dana cadangan. 2. Potensi Pengembangan Ke Depan Potensi pengembangan hasil litbangyasa yang dihasilkan cukup besar. Potensi bencana alam, masih banyaknya daerah yang sulit dijangkau komunikasi modern, pengawasan pulau terluar, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan komunikasi radio masih menjadi sarana yang penting. Akibatnya, informasi ionosfer regional menjadi kebutuhan. Berkaitan dengan potensi di atas, maka kegiatan litbangyasa yang perlu dilanjutkan adalah: (1) Pengembangan kemampuan software EKRT, terutama kemapuan prediksi jangka pendek parameter ionosfer. Ketersediaan data ionosfer yang cukup banyak akan memperlancar kegiatan ini. (2) Peningkatan jumlah stasiun pengamatan ionosfer dan stasiun ALE yang terintegrasi dan terkoneksi secara on-line dengan server EKRT. Kegiatan ini akan menjadi salah satu fokus kegiatan Pusat Sains Antariksa, LAPAN. (3) Penambahan tempat perangkat displai di lingkungan TNI dan lembaga lain yang terkait. Ini diperlukan dukungan anggaran dari DIPA Lapan dan kerjasama dengan lembaga pengguna. (4) Memperbanyak kegiatan diseminasi pemanfaatan informasi ionosfer regional untuk evaluasi kanal di beberapa lembaga terkait. Kegiatan ini memerlukan dukungan anggaran, baik dari DIPA Lapan maupun anggaran kerjasama dengan lembaga terkait lainnya. 14
15 BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Sinergi dengan Badan SAR Nasional (BASARNAS) dilaksanakan dalam bentuk koordinasi pelaksanaan pembangunan perangkat displai di kantor BASARNAS, koordinasi pelaksanaan operasional perangkat displai, koordinasi persiapan pelaksanaan diseminasi, dan pelaksanaan diseminasi. Secara umum, koordinasi dilaksanakan secara tatap muka di kantor BASARNAS di Jakarta. Untuk efektivitas waktu, maka kegiatan koordinasi juga dilakukan melalui sarana komunikasi yang ada ( , telefon, dan faksimili). Sebagai indikator awal keberhasilan sinergi adalah terpasangnya satu displai EKRT di kantor pusat BASARNAS, dan terlaksanannya kegiatan bimbingan teknis pemanfaatan informasi dalam displai tersebut. Selanjutnya, akan diwujudkan dalam bentuk perjanjian kerjasama antara Lapan dengan BASARNAS yang pelaksanaanya menjadi tanggung jawab Biro Kerjasama dan Humas, Lapan. Hingga bulan September 2012 perangkat displai di kantor BASARNAS telah dibangun dengan prasarana dari pihak BASARNAS. Software dan koneksi internet dengan server EKRT di Bandung dalam tahap penyempurnaan instalasinya. Meskipun demikian, informasi dan sistem EKRT sudah bisa dimanfaatan untuk mengevaluasi kanal frekuensi. Diseminasi dalam bentuk bimbingan teknis pemanfaatan informasi ionosfer regional untuk evaluasi kanal telah dilaksanakan pada tanggal 11 September 2012 di kantor BASARNAS, Jakarta. Agar kerjasama pemanfaatan informasi ionosfer regional untuk mendukung komunikasi tanggap darurat dapat berlajut, maka diperlukan bentuk ikatan formal. Terkait dengan hal itu, maka perjanjian kerjasama masih dalam tahap persiapan. Dalam waktu dekat perjanjian kerjasama ini akan diwujudkan. Hal ini juga terkait dengan keinginan pihak BASARNAS untuk memformalkan ikatan kerjasama yang sudah mulai dilaksanakan. 15
16 2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pemanfaatan informasi peta ionosfer untuk evaluasi kanal frekuensi komunikasi radio di lingkungan BASARNAS dilaksanakan melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah diseminasi, yaitu pemberian penjelasan dan pemahaman bagi operator komunikasi radio tentang cara pemanfaatan peta kondisi ionosfer regional. Diseminasi dilakukan dalam bentuk bimbingan teknis dengan materi tentang lapisan ionosfer, propagasi gelombang radio, prediksi frekuensi, evaluasi kanal real time, dan cara perolehan informasi. Tahap kedua adalah implementasi sistem informasi kondisi ionosfer regional. Satu displai yang ditempatkan di kantor BASARNAS akan memberikan informasi kondisi ionosfer secara terus-menerus. Perangkat displai ini juga dapat dijalankan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan cara interaktif operator komunikasi radio dapat mengetahui kanal frekuensi yang dapat digunakan untuk komunikasi dengan stasiun tertentu, selama beberapa jam kedepan. Pengguna juga dapat menentukan rencana kanal frekuensi yang akan digunakan pada hari berikutnya dengan menggunakan pilihan prediksi jangka pendek. Selain itu, juga dapat mengetahui kemungkinan akan terjadinya gangguan melalui informasi peringatan dini yang disediakan oleh perangkat displai. Penempatan perangkat displai di ruang radio akan memudahkan operator untuk melihat informasi kondisi ionosfer regional yang terjadi. Secara umum, indikator pemanfaatan sistem yang dibangun adalah tingkat keberhasilan komunikasi radio HF di lingkungan BASARNAS, baik pada saat kondisi normal maupun pada saat penyelamatan. Namun, ukuran keberhasilan ini perlu metode pengukuran tersendiri yang ditentukan setelah sistem telah berjalan. Oleh karenanya, sebagai indikator awal dari keberhasilan pemanfaatan adalah jumlah akses pada sistem displai. Jumlah pengguna yang mengunjungi sistem ini dapat dihitung dari server yang ada di Bandung. Hingga saat ini pemanfaatan secara langsung sesuai dengan kerangka yang ditentukan belum dilakukan. Namun, pada kesempatan tertentu seperti pada saat pencarian korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak beberapa waktu lalu, informasi prediksi frekuensi yang dapat digunakan untuk kegiatan tersebut telah diberikan kepada BASARNAS. 16
17 Sistem informasi peta ionosfer real time yang dibangun masih bisa dan akan dikembangkan di masa mendatang. Tempat penempatan sistem displai dapat ditambahkan di lingkungan pengguna strategis seperti di lingkungan Badan Nasioanal Penanggulangan Bencana (BNPB), Mabes TNI-AL, Mabes TNI-AU, Mabes TNI-AD, Mabes POLRI, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, dan lembaga pengguna lainnya. Oleh karenanya, kegiatan ini perlu dilanjutkan dimasa mendatang. Pengembangan berikutnya adalah mengintegrasikan sistem ini dengan informasi cuaca antariksa untuk komunikasi terestrial, komunikasi satelit, dan untuk navigasi berbasis satelit. Hal ini sangat memungkinkan karena beberapa hal. Pertama, layanan informasi cuaca antariksa (matahari-geomagnet-ionosfer) telah menjadi sasaran kinerja dan komitmen Pusat Sains Antariksa. Kedua, perangakat pengamatan ionosfer semakin bertambah, baik lokasi maupun jenisnya, sehingga data ionosfer regional akan semakin banyak. Ketiga, komunikasi data dari stasiun di seluruh Indonesia dengan perangkat basis data di Bandung akan semakin baik. Keempat, semakin meningkatnya kesadaran dari lembaga pengguna komunikasi dan navigasi akan pentingnya informasi cuaca antariksa. Hal ini ditunjukkan oleh semakin seringnya peneliti Pusat Sains Antariksa menjadi narasumber di beberapa kegiatan rapat koordinasi dan seminar di lembaga lain. 17
18 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Kegiatan penelitian dan pengembangan tentang pemanfaatan peta ionosfer regional real time untuk mendukung komunikasi tanggap darurat, hingga saat ini telah mencapai hasil dengan kesimpulan sebagai berikut: (1) Realisasi anggaran kegiatan telah mencapai 81% dari total anggaran. (2) Metode prediksi jangka pendek frekuensi kritis lapisan ionosfer telah diperoleh dan siap dimasukkan kedalam paket program EKRT. Metode ini diperoleh dengan menggunakan data dari stasiun Sumedang (9 tahun-data) dan Biak (5 tahun-data). (3) Kegiatan perekayasaan software telah menghasilkan 4 software yaitu EKRT V.2, software pendukung untuk server, software pendukung untuk stasiun ALE, dan software pemetaan. Uji verifikasi metode Multiquadric telah menghasilkan satu makalah (draft) ilmiah yang akan diterbitkan pada Jurnal Sains Dirgantara. (4) Jaringan ALE telah terintegrasi ke dalam paket program EKRT dan mampu menyediakan kondisi propagasi (koneksitas) sirkit komunikasi Bandung- Watukosek-Pontianak. (5) Modul untuk bimbingan teknis telah dihasilkan dan telah digunakan dalam bimbingan teknis yang telah dilakukan di kantor pusat Badan SAR Nasional di Jakarta. (6) Dua makalah ilmiah terkait telah diterbitkan dalam prosiding seminar EECCIS Saran Hasil kegiatan ini masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, maka seyogyanya perlu dilakukan kegiatan lanjutan sebagai berikut: (1) Melaksanakan formalitas ikatan kerjasama dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama antara Lapan dengan BASARNAS. 18
19 (2) Pengembangan kemampuan software EKRT, terutama kemapuan prediksi jangka pendek parameter ionosfer. (3) Peningkatan jumlah stasiun pengamatan ionosfer dan stasiun ALE yang terintegrasi dan terkoneksi secara on-line dengan server EKRT. (4) Penambahan tempat perangkat displai di lingkungan TNI dan lembaga lain yang terkait. (5) Memperbanyak kegiatan diseminasi pemanfaatan informasi ionosfer regional untuk evaluasi kanal di beberapa lembaga terkait. (6) Terkait dengan program insentif ini, maka sebaiknya mekanisme pencairan anggaran disederhanakan. 19
20 DAFTAR RUJUKAN Muslim, B., Asnawi, D. R. Martiningrum., A. Kurniawan, Syarifudin, 2007, Model Sederhana Ionosfer Lintang Rendah Indonesia Untuk Parameter fof2 (MSILRI versi 2002), Publikasi Ilmiah LAPAN. Dear, V., I. F. Syidik, A. S. Mardiani, D. R. Hardiana, 2011, Kajian, Pengembangan, Dan Pengujian Informasi Prediksi Frekuensi Komunikasi Radio Stasiun Tetap-Bergerak Berbasis Software ASAPS, Program In- House Jiyo, S. Suhartini, V. Dear, Ednofri, S. Pewitasari, 2011, Real Time Channel Evaluation Komunikasi HF Menggunakan Data Ionosfer Regional Untuk Mendukung Pengawasan Pulau Terluar, Program RIPKPP ---, Pendataan dan Komunikasi, Masalah Utama Hadapi Bencana, Kompas, 9 November , Layanan Seluler di Jepang Terganggu, Kompas, 11 Maret
21 LAMPIRAN 21
PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT (ALE) NASIONAL
Penentuan Rentang Frekuensi Kerja Sirkuit...(Varuliantor Dear) PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT (ALE) NASIONAL Varuliantor
Lebih terperinciVaruliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN
Berita Dirgantara Vol. 13 No. 1 Maret 2012:28-37 TELAAH PERBANDINGAN HASIL UJI KOMUNIKASI MENGGUNAKAN SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) DENGAN DATA IONOSONDA TANJUNGSARI UNTUK SIRKUIT KOMUNIKASI
Lebih terperinciPENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN ALE (AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT) NASIONAL
PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN ALE (AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT) NASIONAL Varuliantor Dear Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi Pusat Sains Antariksa,
Lebih terperinciKAJIAN AWAL EFISIENSI WAKTU SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) BERBASIS MANAJEMEN FREKUENSI
Berita Dirgantara Vol. 12 No. 2 Juni 2011: 60-67 KAJIAN AWAL EFISIENSI WAKTU SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) BERBASIS MANAJEMEN FREKUENSI Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi,
Lebih terperinciANALISIS AKURASI PEMETAAN FREKUENSI KRITIS LAPISAN IONOSFER REGIONAL MENGGUNAKAN METODE MULTIQUADRIC
ANALISIS AKURASI PEMETAAN FREKUENSI KRITIS LAPISAN IONOSFER REGIONAL MENGGUNAKAN METODE MULTIQUADRIC Jiyo Peneliti Fisika Magnetosferik dan Ionosferik Pusat Sains Antariksa, LAPAN jiyolpnbdg@yahoo.com
Lebih terperinciManajemen Frekuensi Data Pengukuran Stasiun Automatic Link Establishment (ALE) Riau
Manajemen Frekuensi Data Pengukuran Stasiun Automatic Link Establishment (ALE) Riau Sutoyo 1, Rika Susanti 2, Vici Novia Vendlan 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro UIN SUSKA RIAU 1,2 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf
Analisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf Sutoyo 1, Andi Putra 2 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro UIN SUSKA RIAU 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UIN SUSKA RIAU Jl HR Soebrantas KM
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN fmin TERHADAP BESARNYA FREKUENSI KERJA TERENDAH SIRKIT KOMUNIKASI RADIO HF
PENGARUH PERUBAHAN fmin TERHADAP BESARNYA FREKUENSI KERJA TERENDAH SIRKIT KOMUNIKASI RADIO HF Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN e-mail : Varuliant@bdg.lapan.go.id RINGKASAN
Lebih terperinciKAJIAN STUDI KASUS PERISTIWA PENINGKATAN ABSORPSI LAPISAN D PADA TANGGAL 7 MARET 2012 TERHADAP FREKUENSI KERJA JARINGAN KOMUNIKASI ALE
KAJIAN STUDI KASUS PERISTIWA PENINGKATAN ABSORPSI LAPISAN D PADA TANGGAL 7 MARET 2012 TERHADAP FREKUENSI KERJA JARINGAN KOMUNIKASI ALE Varuliantor Dear Peneliti Ionosfer dan Telekomunikasi e-mail : varuliant@yahoo.com
Lebih terperinciUNTUK PENGAMATAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF SECARA
SISTEM (ALE) UNTUK PENGAMATAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF SECARA Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, LAPAN email: varuliant@yahoo.com RINGKASAN Sistem Automatic Link Establishment
Lebih terperinciKAJIAN HASIL UJI PREDIKSI FREKUENSI HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO DI LINGKUNGAN KOHANUDNAS
Kajian Hasil Uji Prediksi Frekuensi HF pada Sirkit Komunikasi... (Jiyo) KAJIAN HASIL UJI PREDIKSI FREKUENSI HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO DI LINGKUNGAN KOHANUDNAS Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu. Menurut Sri Suhartini Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi LAPAN tentang Komunikasi Radio HF untuk Dinas Bergerak disampaikan bahwa: komunikasi
Lebih terperinciPROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK
Berita Dirgantara Vol. 10 No. 3 September 2009:64-71 PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN RINGKASAN
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id
Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id ANALISIS EFEK FENOMENA EQUINOKS TERHADAP KOMUNIKASI ALE PADA DAERAH EQUATOR (THE ANALYSIS EFFECTS EQUINOX PHENOMENON WITH COMMUNICATION
Lebih terperinciMANAJEMEN FREKUENSI DAN EVALUASI KANAL HF SEBAGAI LANGKAH ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN KONDISI LAPISAN IONOSFER
Berita Dirgantara Vol. 12 No. 3 September 2011:110-117 MANAJEMEN FREKUENSI DAN EVALUASI KANAL HF SEBAGAI LANGKAH ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN KONDISI LAPISAN IONOSFER Jiyo, Sri Suhartini, Varuliantor Dear
Lebih terperinciDiterima 6 September 2012; Disetujui 15 November 2012 ABSTRACT
Analisis Ketelitian Metode Multiquadratic... (Jiyo dan Ednofri) ANALISA KETELITIAN PEMETAAN MULTIQUADRATIC UNTUK FREKUENSI KRITIS IONOSFER REGIONAL [ANALYSIS ACCURACY OF MULTIQUADRATIC METHOD FOR MAPPING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E sporadis yang merupakan bagian dari lapisan ionosfer. Untuk mengetahui keadaan lapisan E sporadis
Lebih terperinciVaruliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT
Implementasi Software Filter Teks untuk...(varuliantor Dear) IMPLEMENTASI SOFTWARE FILTER TEKS UNTUK MENGOLAH DATA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DARI JARINGAN STASIUN AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (IMPLENTETATION
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Varuliantor Dear (2012) dengan judul Jaringan Stasiun ALE LAPAN Untuk Mendukung Komunikasi Darurat Di Indonesia dengan perangkat komunikasi data digital menggunakan
Lebih terperinciPREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI HF TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA SELAMA AWAL SIKLUS MATAHARI MINIMUM 25
PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI HF TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA SELAMA AWAL SIKLUS MATAHARI MINIMUM 25 Annis Siradj Mardiani, Buldan Muslim Pusat Sains Antariksa, LAPAN annis.siradj@lapan.go.id, mbuldan@gmail.com
Lebih terperinciRISET IONOSFER REGIONAL INDONESIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM KOMUNIKASI DAN NAVIGASI MODERN
Riset Ionosfer Regional Indonesia dan Pengaruhnya.....(Jiyo) RISET IONOSFER REGIONAL INDONESIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM KOMUNIKASI DAN NAVIGASI MODERN Jiyo Peneliti Fisika Magnetosferik dan Ionosferik,
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012
EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL PENELITI UTAMA ANGGOTA LOKUS KEGIATAN BIDANG FOKUS JENIS INSENTIF PRODUK TARGET INSTANSI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan langkah-langkah ataupun tahapan yang dilakukan dalam penelitian. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan kegiatan dan prosedur yang digunakan
Lebih terperinciTELAAH PROPAGASI GELOMBANG RADIO DENGAN FREKUENSI 10,2 MHz DAN 15,8 MHz PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO BANDUNG WATUKOSEK DAN BANDUNG PONTIANAK
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. No. Juni 009 : 0- TELAAH PROPAGASI GELOMBANG RADIO DENGAN REKUENSI, DAN 15, PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO BANDUNG WATUKOSEK DAN BANDUNG PONTIANAK J i y o Peneliti
Lebih terperinciJiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT
Analisis Propagasi Gelombang Radio pada Sirkit Komunikasi...(Jiyo) ANALISIS PROPAGASI GELOMBANG RADIO PADA SIRKIT KOMUNIKASI DISTRIK PAMEUNGPEUK-BANDUNG DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI LAPISAN IONOSFER
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian dengan menganalisis fonomena ionosfer berdasarkan pengolahan dari data ALE. Oleh karena
Lebih terperinciPOTENSI PEMANFAATAN SISTEM APRS UNTUK SARANA PENYEBARAN INFORMASI KONDISI CUACA ANTARIKSA
Berita Dirgantara Vol. 11 No. 3 September 2010:72-79 POTENSI PEMANFAATAN SISTEM APRS UNTUK SARANA PENYEBARAN INFORMASI KONDISI CUACA ANTARIKSA Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi,
Lebih terperinciMETODE PEMBACAAN DATA IONOSFER HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN IONOSONDA FMCW
Metode Pembacaan Data Ionosfer Hasil Pengamatan Menggunakan... (Jiyo) METODE PEMBACAAN DATA IONOSFER HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN IONOSONDA FMCW Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI UNDUH FILE DATA REAL TIME INDEKS T GLOBAL UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PENELITIAN
IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI UNDUH FILE DATA REAL TIME INDEKS T GLOBAL UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PENELITIAN Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi e-mail : varuliant@yahoo.com RINGKASAN
Lebih terperinciFREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sri Suhartini, Jiyo, Nina Kristin Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi, LAPAN srilpnbdg@yahoo.com ABSTRACT
Lebih terperinciNEAR REAL TIME SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PEMANTAU CUACA ANTARIKSA
Integrasi Perangkat Monitoring Ionosfer Near (Varuliantor Dear) INTEGRASI PERANGKAT MONITORING IONOSFER NEAR REAL TIME SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PEMANTAU CUACA ANTARIKSA Varuliantor Dear Peneliti Bidang
Lebih terperinciPENENTUAN INDEKS IONOSFER T REGIONAL (DETERMINATION OF REGIONAL IONOSPHERE INDEX T )
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Maret 2012 :38-46 38 PENENTUAN INDEKS IONOSFER T REGIONAL (DETERMINATION OF REGIONAL IONOSPHERE INDEX T ) Sri Suhartini, Septi Perwitasari, Dadang Nurmali
Lebih terperinciSkripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Fisika. diajukan oleh SUMI DANIATI
ANALISIS KORELASI SPREAD F IONOSFER DENGAN GEMPA DI SUMATERA BARAT ( STUDI KASUS GEMPA SOLOK TANGGAL 6 MARET 2007 DAN GEMPA PADANG PARIAMAN 30 SEPTEMBER 2009) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciLAPISAN E IONOSFER INDONESIA
LAPISAN E IONOSFER INDONESIA Sri Suhartini Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi, LAPAN RINGKASAN Karakteristik lapisan ionosfer, baik variasi harian, musiman, maupun variasi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciFREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF Di LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF Di LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sri Suhartinii, Jiyo, Nina Kristini Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunlkasi, LAPAN srilpnbdg@yahoo.com RINGKASAN
Lebih terperinciVaruliantor Dear 1 dan Gatot Wikantho Peneliti Pusat Sains Antariksa, Lapan. Diterima 8 Maret 2014; Disetujui 14 Juni 2014 ABSTRACT
Analisis Indeks Kualitas...(Varuliantor Dear dan Gatot Wikantho) ANALISIS INDEKS KUALITAS SINYAL PADA MANAJEMEN FREKUENSI BERBASIS DATA AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) [ANALYSIS OF SIGNAL QUALITY INDEX
Lebih terperinciPEMANFAATAN PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF UNTUK MANAJEMEN FREKUENSI
PEMANFAATAN PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF UNTUK MANAJEMEN FREKUENSI Sri Suhartlni Penetiti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN Ketergantungan penggunaan frekuensi HF (High Frequency
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data sekunder yang diperoleh dari hasil akuisisi data yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan
Lebih terperinciRESPON IONOSFER TERHADAP GERHANA MATAHARI 26 JANUARI 2009 DARI PENGAMATAN IONOSONDA
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 RESPON IONOSFER TERHADAP GERHANA MATAHARI 26 JANUARI 2009 DARI PENGAMATAN
Lebih terperinciJiyo Peneliti Fisika Magnetosferik dan Ionosferik, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT
Kemampuan Pantul Lapisan Ionosfer di atas Manado...(Jiyo) KEMAMPUAN PANTUL LAPISAN IONOSFER DI ATAS MANADO BERDASARKAN RENTANG FREKUENSI MINIMUM-MAKSIMUM (REFLECTIVE ABILITY OF THE IONOSPHERE OVER MANADO
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGAMATAN DATA UJI KOMUNIKASI RADIO DENGAN MEMANFAATKAN PERANGKAT LUNAK PrintKey 2000
Optimalisasi Pengamatan Data Uji Komunikasi Radio...(Deden R.H. et al.) OPTIMALISASI PENGAMATAN DATA UJI KOMUNIKASI RADIO DENGAN MEMANFAATKAN PERANGKAT LUNAK PrintKey 2000 Deden R. H., Varuliantor Dear
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Komunikasi Radio HF Sistem komunikasi radio adalah suatu teknologi komunikasi yang mentransmisikan gelombang elektromagnetik sebagai sinyal pembawa yang dilewatkan melalui
Lebih terperinciKEMUNCULAN LAPISAN E SEBAGAI SUMBER GANGGUAN TERHADAP KOMUNIKASI RADIO HF
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. No. 3 September 2009 : 11-122 KEMUNCULAN LAPISAN E SEBAGAI SUMBER GANGGUAN TERHADAP KOMUNIKASI RADIO HF Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi,
Lebih terperinciANALISIS PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF DAN RADIUS DAERAH BISU
Analisis Propagasi Gelombang Radio HF dan Radius Daerah Bisu (Jiyo) ANALISIS PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF DAN RADIUS DAERAH BISU Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN ABSTRACT In this
Lebih terperinciLAMPIRAN III LAPORAN FORM A, B, C DAN D
LAMPIRAN III LAPORAN FORM A, B, C DAN D JUDUL KEGIATAN: PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-82.1-/216 DS8916-4341-221-882 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU
Lebih terperinciUJI COBA PAKET PROGRAM HamPAL UNTUK PENGIRIMAN DATA MENGGUNAKAN RADIO KOMUNIKASI HF
Uji Coba Paket Program HamPAL nmtuk.. (Varuliantor Dear et al.) UJI COBA PAKET PROGRAM HamPAL UNTUK PENGIRIMAN DATA MENGGUNAKAN RADIO KOMUNIKASI HF Varuliantor Dear, Annis Siradj M., Deden Rizal H. Peneliti
Lebih terperinciPENGAMATAN KUAT SINYAL RADIO MENGGUNAKAN S METER LITE
Pengamatan Kuat Sinyal Radio Menggunakan... (Varuliantor Dear) PENGAMATAN KUAT SINYAL RADIO MENGGUNAKAN S METER LITE Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN e-mail : varuliant@yahoo.com
Lebih terperinciDiterima 6 Maret 2015; Direvisi 18 Maret 2015; Disetujui 17 April 2015 ABSTRACT
Perbandingan fof2 Keluaran MSILRI... (Sri Suhartini et al.) PERBANDINGAN fof2 KELUARAN MSILRI DENGAN DATA OBSERVASI DI BIAK, MODEL IRI DAN ASAPS [THE COMPARISON OF fof2 OUTPUT OF MSILRI TO BIAK OBSERVATION
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-82.1-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.
Lebih terperinciKOMUNIKASI RADIO HIGH FREQUENCY JARAK DEKAT
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 6 No. 1 Maret 2011 : 12-17 KOMUNIKASI RADIO HIGH FREQUENCY JARAK DEKAT Sri Suhartini Peneliti Bidang Ionosfer dan telekomunikasi, LAPAN email : sri_s@bdg.lapan.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terkait dengan pembangunan e-government, kalangan pemerintah daerah (pemda) seringkali menemui kendala terbatasnya sarana komunikasi di wilayahnya. Banyak faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terkait Penelitian mengenai pengamatan lapisan ionosfer terhadap komunikasi radio HF sebelumnya telah dilakukan beberapa peneliti dari Indonesia. Di antara penelitian
Lebih terperinciSri Suhartini 1, Irvan Fajar Syidik, Slamet Syamsudin Peneliti Pusat Sains Antariksa, Lapan. Diterima 15 Februari 2014; Disetujui 17 April 2014
Karakteristik Indeks Ionosfer (Indeks_T)....(Sri Suhartini et al.) KARAKTERISTIK INDEKS IONOSFER (INDEKS_T) JAM-AN DAN BULANAN SUMEDANG DAN BIAK [SUMEDANG AND BIAK HOURLY AND MONTHLY IONOSPHERIC INDEX
Lebih terperinciKAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI
Berita Dirgantara Vol. 10 No. 3 September 2009:86-91 KAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI Prayitno Abadi Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi,
Lebih terperinciANALISIS KOMPATIBILITAS INDEKS IONOSFER REGIONAL [COMPATIBILITY ANALYSIS OF REGIONAL IONOSPHERIC INDEX]
Analisis Kompatibilitas Indeks Ionosfer Regional... (Sri Suhartini) ANALISIS KOMPATIBILITAS INDEKS IONOSFER REGIONAL [COMPATIBILITY ANALYSIS OF REGIONAL IONOSPHERIC INDEX] Sri Suhartini Peneliti Bidang
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAH PREDIKSI PARAMETER KOMUNIKASI RADIO
Sistem Pengolah Prediksi Parameter Komunikasi Radio (Jiyo) SISTEM PENGOLAH PREDIKSI PARAMETER KOMUNIKASI RADIO Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN Email : jiyo@bdg.lapan.go.id; jiyolpnbdg@yahoo.com
Lebih terperinciPERAN LAPISAN E IONOSFER DALAM KOMUNIKASI RADIO HF
PERAN LAPISAN E IONOSFER DALAM KOMUNIKASI RADIO HF I Sri Suhartini Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi, LAPAN t i RINGKASAN Komunikasi radio HF (3-30 MHz) dapat mencapai jarak jauh dengan bantuan
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN INDEKS IONOSFER TERHADAP PERUBAHAN MAXIMUM USABLE FREQUENCY (IMPACT OF IONOSPHERIC INDEX CHANGES ON MAXIMUM USABLE FREQUENCY)
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. Juni :-9 DAMPAK PERUBAHAN INDEKS IONOSFER TERHADAP PERUBAHAN MAXIMUM USABLE FREQUENCY (IMPACT OF IONOSPHERIC INDEX CHANGES ON MAXIMUM USABLE FREQUENCY)
Lebih terperinciSri Suhartini *)1, Irvan Fajar Syidik *), Annis Mardiani **), Dadang Nurmali **) ABSTRACT
Frekuensi Kritis Lapisan F2 di atas...(sri Suhartini et al.) FREKUENSI KRITIS LAPISAN F2 DI ATAS KUPANG: PERBANDINGAN DATA DENGAN MODEL THE INTERNATIONAL REFERENCE IONOSPHERE (IRI) (KUPANG F2 LAYER CRITICAL
Lebih terperinciANALISIS FENOMENA LAPISAN IONOSFER TERHADAP KOMUNIKASI RADIO HF
ANALISIS FENOMENA LAPISAN IONOSFER TERHADAP KOMUNIKASI RADIO HF TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Penelitian oleh Suyanto dengan judul Analisa Frekuensi kerja Pada Komunikasi Radio HF Model Propagasi Near Vertical Incidence Skywave (Nvis) Sirkuit Pekanbaru-Kototabang
Lebih terperinciRevisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun
Lebih terperinciPEDOMAN RADIO KOMUNIKASI KEBENCANAAN
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RADIO KOMUNIKASI KEBENCANAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Lebih terperinciVARIASI KETINGGIAN LAPISAN F IONOSFER PADA SAAT KEJADIAN SPREAD F
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 VARIASI KETINGGIAN LAPISAN F IONOSFER PADA SAAT KEJADIAN SPREAD F Mumen Tarigan
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN (DIURNAL)
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 5 No. 1 Maret 2010 : 40-53 PERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN
Lebih terperinciKOMUNIKASI RADIO HF UNTUK DINAS BERGERAK
KOMUNIKASI RADIO HF UNTUK DINAS BERGERAK Sri Suhartini Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi, LAPAN RINGKASAN Komunikasi radio yang dilakukan oleh instansi-instansi pengguna bukan hanya antara dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu pendek dan skala waktu panjang (misalnya siklus Matahari 11 tahunan). Aktivitas dari Matahari
Lebih terperinciLAPISAN E SPORADIS DI ATAS TANJUNGSARI
LAPISAN E SPORADIS DI ATAS TANJUNGSARI Sri Suhartini Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi LAPAN RINGKASAN Pengamatan ionosfer di Stasiun Pengamat Dirgantara LAPAN Tanjungsari - Sumedang (6,5 LS,
Lebih terperinciRevisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan langkah-langkah ataupun tahapan yang dilakukan dalam penelitian. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang
Lebih terperinciMEMBANGUN KAPASITAS DAERAH SLEMAN UNTUK MITIGASI BENCANA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI UAV
LAPORAN KEMAJUAN FORM B.2-4 PKPP 2012 MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH SLEMAN UNTUK MITIGASI BENCANA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI UAV Peneliti Utama : Gunawan S. Prabowo.MT (Koridor Jawa-Pendukung) PUSAT TEKNOLOGI
Lebih terperinciANALISIS KEJADIAN SPREAD F IONOSFER PADA GEMPA SOLOK 6 MARET 2007
ANALISIS KEJADIAN SPREAD F IONOSFER PADA GEMPA SOLOK 6 MARET 2007 Dwi Pujiastuti 1, Sumi Daniati 1, Badrul Mustafa 2, Ednofri 3 1 Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika Universita Andalas 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP
LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH LOMBOK UNTUK MENDUKUNG PERIKANAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI CUACA ONLINE Peneliti Utama : Dwi Risdianto, ST. BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciINTEGRASI POTENSI LAPAN DENGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEDIRGANTARAAN NASIONAL
INTEGRASI POTENSI LAPAN DENGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEDIRGANTARAAN NASIONAL Manggala Pakpahan Peneliti Bidang Analisis Sistem Kedirgantaraan, LAPAN PENDAHULUAN Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang)
Lebih terperinciKERTAS KERJA RKA-KL RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013
TAHUN ANGGARAN 213 (82) (1) (82.1.6) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA SATUAN KERJA (68992) LOKA PENGAMATAN DIRGANTARA SUMEDANG PROPINSI (2) JAWA BARAT (13) PERHITUNGAN TAHUN 213 Halaman
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN (sd MEI 2012)
LAPORAN KEMAJUAN (sd MEI 2012) PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH AIR NIR AWAK DALAM RANGKA MENUNJANG KEMANDIRIAN BANGSA PADA SEKTOR INDUSTRI PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN FREKUENSI KERJA KOMUNIKASI RADIO HF SIRKIT PEKANBARU-WATUKOSEK BERBASIS JARINGAN SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE)
ANALISIS PENENTUAN FREKUENSI KERJA KOMUNIKASI RADIO HF SIRKIT PEKANBARU-WATUKOSEK BERBASIS JARINGAN SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MODEL FLUKTUASI INDEKS K HARIAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (2.0.1) Habirun Peneliti Pusat Pemanlaatan Sains Antariksa, LAPAN
IDENTIFIKASI MODEL FLUKTUASI INDEKS K HARIAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (2.0.1) Habirun Peneliti Pusat Pemanlaatan Sains Antariksa, LAPAN ABSTRACT The geomagnetic disturbance level called geomagnetic index.
Lebih terperinciProof of Concept Platform SPBP Sebagai Layanan Penyajian Data Penginderaan Jauh yang Cepat dan Mudah Untuk Seluruh Pemerintahan Provinsi
Proof of Concept 2016 Platform SPBP Sebagai Layanan Penyajian Data Penginderaan Jauh yang Cepat dan Mudah Untuk Seluruh Pemerintahan Provinsi I. Pengantar Kapustekdata Kegiatan ini merupakan penjabaran
Lebih terperinciJl. Ganesha No. 10 Bandung Indonesia **) Pusat Sains Antariksa
Performa... (Varuliantor Dear dan Adit Kurniawan) PERFORMA WAVEFORM SISTEM ALE 2G PADA PROSES IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN KANAL IONOSFER SIRKUIT BANDUNG-WATUKOSEK [PERFORMANCE OF THE 2G ALE WAVEFORMS FOR
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG
1/6 LAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG PROGRAM PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK Fokus Bidang Prioritas: Teknologi Pertahanan dan Keamanan Peneliti Utama:
Lebih terperinciBAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT
BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang
Lebih terperinciPERANCANGAN DISASTER RECOVERY CENTER (DRC) BERDASARKAN ISO (STUDI KASUS: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung)
PERANCANGAN DISASTER RECOVERY CENTER (DRC) BERDASARKAN ISO 24762 (STUDI KASUS: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciTeknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit
Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Sistem Komunikasi Satelit prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh
Lebih terperinci2017, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1814, 2017 BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN. Sistem Komunikasi Pencarian dan Pertolongan. PERATURAN BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 19 TAHUN 2017
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS TAHUN PUSAT SAINS ANTARIKSA
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 PUSAT SAINS ANTARIKSA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JL. Dr. DJUNDJUNAN NO. 133 BANDUNG DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Kondisi Umum 3 1.2 Potensi dan Permasalahan
Lebih terperinci[ PTLWB - BPP Teknologi ] 2012
[ F 2.44 ] Pengembangan Sistem Informasi Hujan dan Genangan "Sijampang" Sebagai Aplikasi Cerdas Untuk Memprediksi Potensi Bahaya Banjir Secara Cepat [ Udrekh ] [ PTLWB - BPP Teknologi ] 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinci: Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and rescue (SAR)
Kode Unit Judul Unit : O.842340.050.01 : MengelolaTanggap Darurat SAR Deskripsi Unit : Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Lebih terperinciRevisi ke 04 Tanggal : 24 Desember 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun
Lebih terperinciDIRGANTARA VOL. 10 NO. 3 SEPTEMBER 2009 ISSN PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK Jiyo
VOL. 10 NO. 3 SEPTEMBER 2009 ISSN 1411-8920 PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK Jiyo SAMPAH ANTARIKSA MASALAH DI MASA KINI DAN ESOK Errya Satrya PENGARUH
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Path loss propagasi suatu daerah sangat penting dalam membuat perencanaan suatu jaringan wireless, termasuk diantaranya adalah jaringan broadcasting.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Lebih terperinci2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K
No.31, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Geospasial. Informasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012
[I.197)] [Pengembangan framework sistem buku tiga dimensi untuk diseminasi informasi ] [ Budi Nugroho ] [ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012 LATAR BELAKANG Free Open Source Software (FOSS) merupakan
Lebih terperinciREVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmsofer Pasuruan Jl. Raya Watukosek Gempol, Pasuruan, Jawa Timur 67155 Telp. 0343-851887,
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN RADIO HF MODA OLIVIA PADA SAAT TERJADI SPREAD-F
KOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN RADIO HF MODA OLIVIA PADA SAAT TERJADI SPREAD-F Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi Radio, LAPAN e-mail : varuliant@yahoo.com RINGKASAN Pada makalah
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 46, 1991 ( PERHUBUNGAN. TELEKOMUNIKASI. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinci