Pengukuran Kualitas Jadwal Awal Pada Penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik Berbasis Algoritma Genetik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengukuran Kualitas Jadwal Awal Pada Penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik Berbasis Algoritma Genetik"

Transkripsi

1 Yogyakarta, 27 April 2006 Pengukuran Kualitas Jadwal Awal Pada Penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik Berbasis Algoritma Genetik Jurusan Ilmu Komputer, FMIPAUniversitas Katolik Parahyangan J1. Ciumbuleuit No.94, Bandung nico@home.unpar.ac.id Abstrak Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penjadwalan job shop dinamis non deterministik berbasis algoritma genetik (Saputro et al., 2004) yang dikembangkan memakai metode jadwal hybrid (Bierwirth,1999) mampu melakukan penjadwalan ulang dengan menambahkan beberapa pekerjaan baru pada jadwal yang sudah ada. Makalah ini membahas tentang kualitas jadwal awal yang dihasilkan dari penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik Berbasis Algoritma Genetik. Jadwal awal dihasilkan saat pembuatan jadwal pertama kali terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah diterima dan dapat dipandang sebagai persoalan job shop statik. Kualitas jadwal awal diukur dengan kriteria completion time atau makespan, dan memakai benchmark problem FT06 dan FT10 yang dibuat oleh Fisher dan Thompson. Hasil eksperimen menunjukkan pada FT06 makespan terbaik yang didapat 3,64% di atas makespan optimal dan dapat konvergen dengan cepat. Pada FT10 makespan terbaik yang didapat 7,52% di atas makespan optimal. Selain itu, semakin besar nilai parameter delta, rata-rata makespan juga semakin besar. Kata kunci: kualitas jadwal awal, metode hybrid, job shop dinamis, makespan 1. Pendahuluan Pada umumnya, penjadwalan termasuk masalah optimasi kombinatorial NP-hard. Konsekuensinya, tidak ada algoritma yang dapat menjamin diperolehnya solusi optimal. Waktu komputasi untuk mencari solusi optimal meningkat secara polinomial seiring dengan semakin banyaknya pekerjaan yang perlu dijadwalkan. Beragam teknik telah disumbangkan oleh bidang Artificial Intelligence dan Operation Research, baik yang memberikan approximate solution maupun exact solution pada persoalan dengan lingkup terbatas. Approximate solution lebih umum dijumpai dan cenderung bergantung pada penggunaan heuristic, teknik-teknik optimasi stokastik, atau kombinasi keduanya. (Husbands,1994). Pembahasan ringkas tentang beragam teknik tersebut antara lain dilakukan oleh Morton et al. (1993), Husbands (1994), Jain et al. (1998a), Jain et al. (1998b), dan Goncalves et al. (2002). Algoritma genetik, sebagai algoritma pencarian telah banyak dikembangkan pada persoalan penjadwalan produksi. Perbedaan antar aplikasi berbasis algoritma genetik terletak pada teknik encoding dan operator genetik yang dipakai, kendala-kendala, dan tujuan yang ingin dicapai (Bierwirth et al., 1999). Hal ini dapat dilihat antara lain pada Husbands (1994), Fang (1994), Lin et al. (1997), Jain et al. (1998a), Jain et al. (1998b), Bierwirth et al. (1999), dan Goncalves et al. (2002). Saputro et al. (2004) telah membangun perangkat lunak penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik Berbasis Algoritma Genetik yang mampu menyusun jadwal dan dapat menambahkan beberapa pekerjaan baru pada jadwal yang sudah ada. Perangkat lunak tersebut memakai metode jadwal hybrid yang dikembangkan oleh Bierwirth et al. (1994). Pertanyaannya adalah bagaimana kualitas jadwal yang dihasilkan mengingat algoritma genetik sebagai algoritma pencarian tidak menghasilkan exact solution. Oleh karena itu, tujuan penelitian adalah mengukur kualitas jadwal yang dihasilkan oleh perangkat lunak penjadwalan Job Shop dinamis non deterministik. Pengukuran dilakukan terhadap jadwal awal yaitu jadwal yang dihasilkan saat pembuatan jadwal pertama kali terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah diterima. Jadwal awal dapat dipandang sebagai persoalan job shop statik. Kualitas jadwal awal diukur berdasarkan kriteria completion time atau makespan pada benchmark problem FT06 (6 job dan 6 mesin) dan FT10 (10 job dan 10 mesin). Benchmark problem banyak dipakai untuk menguji dan membandingkan beragam algoritma. Benchmark problem dengan dimensi (jumlah job dan mesin) dan tingkat kesulitan berbeda berguna untuk melihat kemampuan dan keterbatasan suatu metode. Selain itu, hasil pengujian dengan benchmark problem dapat memberikan gambaran tentang perbaikan yang diperlukan dan di bagian mana sebaiknya perbaikan tersebut dilakukan. (Jain et al., 1998a).

2 2. Implementasi Algoritma Genetik pada Job Shop Penjadwalan job shop dinamis non deterministik berbasis algoritma genetik dibatasi sebagai berikut: tiap job diproses oleh sebuah mesin maksimal satu kali, tidak memiliki tenggat waktu penyelesaian, waktu perpindahan antar mesin dan waktu setup dapat diabaikan, dan penjadwalan bersifat non-preemptive. 2.1 Pemodelan ke bentuk Algoritma Genetik Representasi ke bentuk kromosom yang digunakan adalah permutation encoding. Posisi gen (locus) pada kromosom mewakili suatu operasi, sedangkan nilai gen (allele) mewakili nomor job dan nomor urut operasi pada job tersebut. Allele akan dipetakan oleh fungsi yang memasangkan nomor job dan nomor urut operasi menjadi nomor mesin dan lama proses (Saputro et al., 2004). Tabel I. Contoh job shop Job ke- Nomor mesin, lama proses 1 2,1 1,6 3,7 2 1,8 2,5 3,4 3 2,5 3,4 1, Gambar 1. Salah satu contoh kromosom dari tabel I. Gambar 1 merupakan contoh kromosom untuk 9 buah operasi yang terdapat pada tabel I. Allele 3-1 berarti job ke 3 operasi ke 1 pada mesin 2 selama 5 satuan waktu. Allele 1-1 berarti job ke 1 operasi ke 1 pada mesin 2 selama 1 satuan waktu, Allele 2-2 berarti job 2 operasi ke 2 pada mesin 2 selama 5 satuan waktu, dan seterusnya. Operator genetik yang digunakan adalah operator reproduksi gabungan dari elitism dan roulette wheel selection, operator crossover Precedence Preservative Crossover (PPX) yang dikembangkan oleh Bierwirth et al. (1999) untuk persoalan penjadwalan, dan operator mutasi remove and insert (Manderick, 1991). Fungsi fitness yang digunakan adalah 1/average flow time (Saputro et al., 2004). 2.2 Pembuatan jadwal Permutasi operasi-operasi yang direpresentasikan oleh kromosom perlu di-decode untuk menghasilkan jadwal. Ada tiga macam jadwal yaitu semi-active, active, dan non delay (Bierwirth, 1999). Gambar 2 memperlihatkan keterkaitan antar ketiga jadwal. Jadwal non-delay merupakan himpunan bagian dari jadwal active, dan jadwal active himpunan bagian dari jadwal semi-active. Terkait dengan minimisasi makespan dan average flow time, telah diketahui bahwa ada jadwal optimal yang termasuk jadwal active. (Bierwirth, 1999) Non-delay optimal active Semi-active feasible Gambar 2 hubungan jadwal semi-active, active, dan non-delay Jadwal yang dipakai adalah jadwal hybrid, yaitu gabungan antara jadwal active dan non-delay. Jadwal hybrid menggunakan parameter [0,1],. =0 akan menghasilkan jadwal non-delay, =1 menghasilkan jadwal active.langkah-langkah prosedur hybrid (Bierwirth, 1999) : 1. Buat himpunan operasi yang mengawali pekerjaan : A = {o ij 1 i n} 2. i. Pilih o 1, operasi dengan waktu selesai tercepat, t 1 + p 1 t ik + p ik untuk semua o ik A. Jika lebih dari satu operasi yang selesai paling cepat, pilih operasi yang terletak paling kiri dari kromosom. ii. Jika M 1 adalah mesin yang dipakai o 1, buat himpunan B yang berisi semua operasi dari A yang diproses oleh M 1 : B:= {o ik A i (k) = M 1 } iii. Pilih o 11, operasi dengan waktu mulai paling awal di B, t 11 < t ik untuk semua o ik B. Jika lebih dari satu operasi, pilih operasi yang terletak paling kiri dari kromosom.

3 iv. Hapus operasi di B menurut parameter, sehingga himpunan B sekarang : B:= { o ik B t i (k) t 11 + ((t 1 +p 1 )-t 11 )} v. Pilih operasi di B yang terletak paling kiri dari kromosom dan hapus dari A. Operasi yang dipilih tersebut adalah o * ik. 3. Masukkan operasi o * ik pada jadwal, dan hitung waktu mulai : t * ik = max(t * i,k-1+p * i,k-1, t hl + p hl ), t * ik waktu mulai operasi o * ik, t * i,k-1+p * i,k-1 waktu selesai operasi ke-(k-l), yaitu operasi sebelumnya dari job ke-i dan o hl = operasi ke-l dari job ke-h yang mendahului o * ik pada mesin yang sama. 4. Jika terdapat suksesor dari o * i,k, yaitu o * i,k+1, masukkan ke A. 5. Ulangi langkah 2 sampai isi A habis. 2.3 Perangkat Lunak Penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik Berbasis Algoritma Genetik (a) (b) Gambar 3. Antar muka : a). Input parameter genetik dan spesifikasi jadwal, b). Keluaran berupa jadwal Antar muka perangkat lunak untuk input dan keluaran berupa jadwal dapat dilihat pada gambar 3. Perangkat lunak menggunakan langkah-langkah algoritma genetik berikut: (Saputro et al., 2004) a. Tentukan peluang crossover, peluang mutasi,, nelit (jumlah elitism) dan MaxGen (jumlah generasi maksimal) b. Bentuk populasi awal secara acak sebanyak ukuran populasi, susun jadwal tiap kromosom dengan prosedur hybrid dan hitung nilai fitness tiap kromosom. c. Bentuk populasi berikutnya : c.1 Masukkan nelit buah kromosom terbaik ke populasi berikut (elitism) c.2 Sisa (Nmax-nElit) kromosom didapat dari proses genetika (crossover dan mutasi) c.3 Susun jadwal tiap kromosom baru dengan prosedur hybrid dan hitung nilai fitness-nya d. Ulangi langkah c sampai MaxGen tercapai. e. Tampilkan jadwal awal dari kromosom terbaik. f. Bila ada tambahan job baru pada saat t 1 (Bierwirth et al., 1999) f.1 Simpan jadwal dari operasi o ik yang dimulai sebelum t 1. Jadwal ini tidak perlu di ubah lagi saat penjadwalan ulang. f.2 Hapus semua operasi o ik yang dimulai sebelum t 1 (t ik < t 1 ) dari kumpulan job lama. Suatu job telah selesai dikerjakan seluruhnya bila m i = 0. Bila ada job ke-i yang belum selesai, hitung waktu tiba yang baru : max r i t ik pik tik t 1 1 k m (1) i f.3 Jika ada operasi o ik yang masih diproses pada t 1 dan belum selesai (t ik < t 1 < t ik + p ik ), mesin tidak dapat dipakai sampai operasi tersebut selesai. Perlu dihitung initial setup time s j, yaitu waktu dimana mesin ke-j baru dapat mulai digunakan lagi. s max max t p t t 1 1, t i n ik ik ik 1 j (2)

4 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART Waktu setup ini akan dipergunakan saat penjadwalan ulang dan dipakai saat menghitung waktu mulai (starting time) dari operasi yang memakai mesin tersebut pertama kali. Waktu mulai untuk mesin ke-j saat dipergunakan pertama kali oleh operasi o ik dapat dihitung : t ik max t i, k 1 pi, k 1, s j (3) g. Bentuk kromosom baru dari sisa operasi yang belum dikerjakan pada jadwal lama, dan dari operasi-operasi dari job-job yang tiba pada saat t 1. h. Bentuk populasi awal yang baru secara acak sebanyak ukuran populasi, susun jadwal tiap kromosom dengan prosedur hybrid dan hitung nilai fitness tiap kromosom. i. Ulangi langkah c sampai d. j. Tampilkan jadwal akhir dari kromosom terbaik. Saat pekerjaan-pekerjaan pertama kali datang, proses penyusunan jadwal terhadap pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat dipandang sebagai penjadwalan job shop statik. Perangkat lunak akan menjalankan langkah a s/d e. Jadwal yang dihasilkan disebut sebagai jadwal awal. Bila tiba pekerjaan-pekerjaan baru, dengan mempertahankan sebagian jadwal yang telah dibuat sebelumnya dapat disusun jadwal baru. Perangkat lunak akan menjalankan langkah f s/d j. Pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perangkat lunak dapat menyusun ulang jadwal dengan mempertahankan sebagian jadwal lama. (Saputro et al.,2004) 3. Rancangan Eksperimen Pengukuran kualitas jadwal awal memakai 2 benchmark problem yaitu FT06 dan FT10 yang dibuat oleh Fisher dan Thompson (1963). Makespan optimal FT06 telah ditemukan tahun 1975 sebesar 55. Makespan optimal FT10 perlu 26 tahun sebelum ditemukan oleh Carlier dan Pinson (1989) sebesar 930 (Jain, 1998a). Hasil eksperimen yang dicatat adalah makespan terbaik, generasi ditemukannya makespan terbaik tersebut, dan waktu eksekusi dari perangkat lunak yang diukur sampai maksimal generasi tercapai. Pengujian dilakukan memakai prosesor AMD Sempron 1,41 GHz. Parameter-parameter genetik yang dibuat tetap diseluruh eksperimen adalah probabilitas crossover (Pc) = 0,8, probabilitas mutasi (Pm) = 0,2, nelit (jumlah elitism) = 2. Eksperimen pertama dilakukan dengan membuat ukuran populasi bervariasi dan jumlah generasi = 400. Ukuran populasi yang dipakai adalah 10, 30, 50, 70 (untuk FT10) atau 72 (untuk FT06, yaitu dua kali jumlah operasi FT06), 90, 100, dan 200 (khusus untuk FT10, yaitu dua kali jumlah operasi FT10). Untuk setiap ukuran populasi tertentu eksperimen diulang sebanyak 30 kali, sehingga didapatkan 6 x 30 = 180 makespan untuk tiap benchmark problem. Tujuan eksperimen pertama adalah untuk melihat pengaruh ukuran populasi terhadap keberhasilan ditemukannya makespan terbaik. Eksperimen kedua dilakukan dengan membuat ukuran populasi tetap sebesar 100 dan parameter bervariasi. Parameter yang dipakai adalah 0.0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, dan 1.0. Untuk setiap parameter tertentu eksperimen diulang sebanyak 30 kali, sehingga didapatkan 11 x 30 = 330 makespan untuk tiap benchmark problem. Tujuan eksperimen kedua adalah untuk melihat pengaruh parameter terhadap keberhasilan ditemukannya makespan terbaik. 4. Hasil Eksperimen dan Pembahasan Tabel II meringkas hasil eksperimen pertama untuk benchmark problem FT06. Tabel II menyajikan makespan terbesar, makespan terkecil, berapa kali makespan terkecil tersebut diperoleh (dalam %), dan rata-rata makespan yang diperoleh dari 30 kali eksperimen yang dilakukan. Disajikan juga generasi terbesar, generasi terkecil ditemukannya suatu makespan terbaik di setiap eksperimen, berapa kali generasi terkecil tersebut dicapai (dalam %), rata-rata generasi, dan rata-rata waktu eksekusi. Tabel II. Hasil Eksperimen pada benchmark problem FT06 Makespan Generasi Ukuran Rata-rata waktu terkecil Ratarata % rata Terkecil Rata- populasi terbesar terbesar eksekusi (detik) % ,7 69, ,3 120,0 1, ,3 58, ,7 65,3 5, ,7 58, ,0 45,1 10,32 72 *) ,7 58, ,3 33,1 15, ,0 58, ,3 14,8 19, ,0 58, ,3 1,2 21,38 *) ukuran populasi = 2 kali dari jumlah operasi

5 Berdasarkan hasil eksperimen, agoritma genetik mampu mendapatkan makespan terbaik 57 di ukuran populasi 30. Makespan terbaik ini 3,64% lebih tinggi dibandingkan makespan optimal. Dari total 180 makespan yang dihasilkan, 87,22% (157 makespan) bernilai 58. Algoritma genetik mampu konvergen dengan cepat seiring dengan kenaikan ukuran populasi. Hal ini dapat dilihat baik dari persentase generasi terkecil untuk menemukan makespan terbaik atau dari rata-rata generasi. Persentase generasi terkecil ditemukannya makespan terbaik semakin besar seiring dengan kenaikan ukuran populasi. Pada ukuran populasi 100, 93,3% dari eksperimen sudah mampu menemukan makespan 58 di generasi pertama. Rata-rata generasi ditemukannya makespan terbaik juga menunjukkan hal yang sama, rata-rata generasi semakin kecil seiring dengan kenaikan ukuran populasi. Dua makespan terbaik pada benchmark problem FT06 yaitu 57 dan 58 dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4b. merupakan salah satu contoh jadwal dari beberapa macam jadwal berbeda yang dapat menghasilkan makespan 58. (a) Makespan 57 (b) Makespan 58 Gambar 4. dua makespan terbaik pada benchmark problem FT06 Tabel III. Hasil Eksperimen pada benchmark problem FT10 Makespan Generasi Ukuran Rata-rata waktu Rataratrata Rata- populasi terbesar terkecil terbesar terkecil eksekusi (detik) , ,0 11, , ,6 51, , ,8 88, , ,4 127, , ,6 186, *) , ,1 376,07 *) ukuran populasi = 2 kali dari jumlah operasi Tabel III meringkas hasil eksperimen pertama untuk benchmark problem FT10. Hasil eksperimen belum dapat menunjukkan kecenderungan konvergen ke suatu nilai makespan tertentu maupun digenerasi ke berapa ditemukan makespan tersebut seperti halnya FT06. Makespan terbaik yang dapat ditemukan adalah 1006 di ukuran populasi 30. Makespan ini 8,17% lebih tinggi dibandingkan makespan optimal. Waktu komputasi selama 400 generasi untuk 10 pekerjaan dan 10 mesin (FT10) meningkat 8 9 kali waktu komputasi untuk 6 pekerjaan dan 6 mesin (FT06). Gambar 5 menyajikan hasil eksperimen kedua baik pada FT06 maupun FT10. Eksperimen dengan beragam variasi juga belum dapat menemukan makespan optimal. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin tinggi, makespan yang didapatkan cenderung semakin besar. Hasil eksperimen pada FT06 menunjukkan bahwa diantara masih dapat konvergen ke makespan 58.Hasil eksperimen pada FT10 menunjukkan bahwa pada = 0.2 dapat diperoleh makespan Makespan ini meskipun 7,52% lebih tinggi

6 makespan makespan 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART dibandingkan makespan optimal, lebih baik daripada makespan terbaik yang didapatkan dari eksperimen pertama. Tabel IV dan tabel V menyajikan makespan yang diperoleh dari pendekatan model matematika dan pendekatan algoritma genetik dengan metode lainnya. Kedua tabel tersebut di kutip dari Jain et al. (1998b). Tabel IV menyajikan makespan yang diperoleh memakai model matematika Lagrange Relaxation yang dilakukan oleh Della Croce et al. (1993) dan pendekatan dekomposisi yang dilakukan oleh Krüger et al (1995). Tabel V menyajikan hasil yang dicapai oleh beragam metode algoritma genetik. Selain dari Jain et al. (1998b), tabel V juga menyajikan hasil yang diperoleh Goncalves et al. (2002) ,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 delta rata-rata maks min ,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 delta rata-rata maks min (a) benchmark problem FT06 (b) benchmark problem FT10 Gambar 5. pengaruh parameter delta terhadap makespan Tabel IV. Hasil pendekatan matematika terhadap FT 06 dan FT 10 Makespan Waktu CPU Peneliti FT 06 FT 10 FT 06 FT 10 Della Croce et al. (1993) Krüger et al (1995) na na Tabel V. Hasil beragam teknik algoritma genetik terhadap FT 06 dan FT 10 Makespan CPU (detik) Komputer yang dipakai Peneliti FT 06 FT 10 FT 06 FT 10 Namada & Yakano (91) na na na Yamada & Nakano (92) na 600 SUN Sparcstation 2 Davidor et al. (93) na 300 SUN Sparcstation 2 Fang et al. (93) na 1500 SUN 4 Storet et al. (93) na 55 CDC 4340 R3000 Pesch (93) - 2J-GA Pesch (93) 2JCP-GA VAX 9650 Pesch (93) IMCP-GA Matfeld et al. (94) na 138 SUN Sparcstation 10 Della Croce et al. (95) PC 486 (25 MHz) Bierwirth (95) na 135 SUN Sparcstation 10 Dorndorf & Pesch (95) DEC Station 3100 Yamada & Nakano (95b) na 699 SUN Spacstation 10 Mattfeld (96) SUN 10/41 Yamada & Nakano (96b,c) na 88 Dec Alpha 600 5/266 Norman & Bean (97) na 300 SUN Workstation Shi (97) na na SONY NWS 3460 Goncalves et al. (2002) CPU AMD Thunderbird 1,333 GHz Sebagian besar pendekatan algoritma genetik memberikan hasil yang kurang memuaskan karena kesulitan merancang operator crossover dan schedule encoding (Jain et al., 1998b). Pengamatan empiris terhadap hasil eksperimen menunjukkan bahwa operator crossover dan mutasi yang dipakai dapat menghasilkan solusi yang tidak feasible. Hal ini terjadi karena kedua operator bekerja tanpa memperhatikan urutan operasi dari suatu pekerjaan. Jadwal feasible yang dihasilkan sangat bergantung pada schedule encoding yaitu metode jadwal

7 hybrid. Metode jadwal hybrid yang dipakai menjamin selalu diperolehnya jadwal feasible. Hasil eksperimen, khususnya pada benchmark problem FT 06 menunjukkan bahwa metode jadwal hybrid yang dipakai terjebak ke local optimal, tidak dapat menemukan global optimal. 5. Kesimpulan Walaupun penjadwalan job shop dinamis non deterministik berbasis algoritma genetik yang dikembangkan mampu untuk melakukan penjadwalan ulang, jadwal awal yang dihasilkan bukan makespan optimal. Makespan terbaik yang diperoleh selama eksperimen adalah 57 untuk benchmark problem FT 06 dan 1000 untuk benchmark problem FT 10. Makespan ini masing-masing sebesar 3,64% dan 7,52% di atas makespan optimal. Hasil eksperimen memperlihatkan bahwa semakin besar nilai parameter, rata-rata nilai makespan yang diperoleh juga semakin besar. Pengembangan penelitian selanjutnya dari penjadwalan job shop dinamis non deterministik difokuskan pada pemilihan metode encoding dan operator genetik yang memperhatikan urutan operasi tiap pekerjaan; proses pembuatan jadwal dari kromosom (decoding), dan pengujian dengan benchmark problem lainnya. 6. Notasi m Jumlah mesin n Jumlah job m i Jumlah operasi dari job ke-i, 1 i n, m i m i (k) Urutan mesin yang harus dilalui oleh job ke-i operasi ke-k. o ik Operasi ke-k dari job ke-i, 1 k m i. o i1 Operasi ke-1 dari job ke-i p ik lama proses operasi ke-k dari job ke-i t ik waktu mulai (starting time) operasi ke-k dari job ke-i r i waktu tiba job ke i parameter yang menunjukkan batas lamanya suatu mesin dapat mengganggur, [0,1], =0 untuk jadwal non-delay, =1 untuk jadwal active 7. Ucapan Terima Kasih Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Yento atas pembuatan perangkat lunak yang telah dikerjakan dengan sangat baik sehingga memudahkan modifikasi untuk kelancaran penelitian ini. 8. Daftar Pustaka Bierwirth, C., Mattfield, D.C., 1999, Production Scheduling and Rescheduling with Genetic Algorithm, Evolutionary Computation, 7 (1), Fang, Hsiao-Lan, 1994, Genetic Algorithms in Timetabling and Scheduling, Ph.D. Dissertation, Department of Artificial Intelligence, University of Edinburgh. Goncalves, J.F.,et al., 2002, A Hybrid Genetic Algorithm for the Job Shop Scheduling Problem, AT&T Labs Research Technical Reports TD-5EAL6J. Husbands, P.,1994,Genetic Algorithms for Scheduling, AISB Quarterly, No. 89. Jain, A.S, et al., 1998a, Deterministic Job-Shop Scheduling : Past, Present And Future Jain, A.S, et al., 1998b, A State-Of-The-Art Review Of Job-Shop Scheduling Techniques Koza, J., 2001, Genetic Algorithm, Lin, S.C., et al., 1997, A Genetic Algorithm Approach to dynamic job shop scheduling problems, Proceedings of the Seventh International Conference on Genetic Algorithms, , Morgan Kaufmann. Manderick,B.,1991, Selectionism as a Basis of Categorization and Adaptive Behavior, PhD Dissertation, Faculty of Sciences, Vrije Universiteit Brussel. Morton, T.E, et al., 1993, Heuristic Scheduling Systems : with Applications to Production Systems and Project Management, John Wiley & Sons, New York. Saputro, N., Yento, 2004, Pemakaian Algoritma Genetik untuk Penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik, Jurnal Teknik Industri, Vol. 6, no. 1, hlm

PEMAKAIAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP DINAMIS NON DETERMINISTIK

PEMAKAIAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP DINAMIS NON DETERMINISTIK PEMAKAIAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP DINAMIS (Nico Saputro, et al.) PEMAKAIAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP DINAMIS NON DETERMINISTIK Nico Saputro, Yento Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

PENEMPATAN MAHASISWA PESERTA MATA KULIAH UMUM DENGAN ALGORITMA GENETIK DI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

PENEMPATAN MAHASISWA PESERTA MATA KULIAH UMUM DENGAN ALGORITMA GENETIK DI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN PENEMPATAN MAHASISWA PESERTA MATA KULIAH UMUM DENGAN ALGORITMA GENETIK DI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN Nico Saputro dan Guntur Setia Negara Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Nico Saputro dan Ruth Beatrix Yordan Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Katolik

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka 7 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai Visualisasi Rute Terpendek Jalur Angkutan Kota Dengan Algoritma Genetika membahas tentang perancangan dan pembuatan aplikasi yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Nico Saputro dan Suryandi Wijaya Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIK SEBAGAI FUNGSI PRUNING ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TRIPLE TRIAD CARD.

ALGORITMA GENETIK SEBAGAI FUNGSI PRUNING ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TRIPLE TRIAD CARD. ALGORITMA GENETIK SEBAGAI FUNGSI PRUNING ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TRIPLE TRIAD CARD. Nico Saputro [1] dan Erico Darmawan Handoyo [2] Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG Nico Saputro dan Joice Aritonang Email : nico@home.unpar.ac.id, jo_aritonang@yahoo.com A matrix that has lots of zero elements is called

Lebih terperinci

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) Ria Krisnanti 1, Andi Sudiarso 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

CRYPTANALYSIS HOMOPHONIC SUBSTITUTION CIPHER DENGAN ALGORITMA GENETIK

CRYPTANALYSIS HOMOPHONIC SUBSTITUTION CIPHER DENGAN ALGORITMA GENETIK CRYPTANALYSIS HOMOPHONIC SUBSTITUTION CIPHER DENGAN ALGORITMA GENETIK Ronald Wisnu H Nico Saputro 1) Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung nico@home.unpar.ac.id 1) ABSTRACT This

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING Santoso 1*, Eldad Dufan Sopater Subito 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Desain Algoritma Genetika Untuk Optimasi Penjadwalan Produksi Meuble Kayu Studi Kasus Pada PT. Sinar Bakti Utama (oleh Fransiska Sidharta dibawah bimbingan Prof.Kudang

Lebih terperinci

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5 oleh pengguna sistem adalah node awal dan node tujuan pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Implementasi Algoritme Genetika dalam bentuk web client menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL.

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Haris Sriwindono Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta, Telp. 0274-883037 haris@staff.usd.ac.id

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMUTATION FLOW SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA DAN GRASP Nola Marina, M.Si Universitas Gunadarma

PENYELESAIAN PERMUTATION FLOW SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA DAN GRASP Nola Marina, M.Si Universitas Gunadarma PENYELESAIAN PERMUTATION FLOW SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA DAN GRASP Nola Marina, M.Si Universitas Gunadarma nola.marina@staff.gunadarma.ac.id Abstrak. Permutation Flowshop Scheduling

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan X merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk berbahan baku besi dan stainless steel. Produk yang dihasilkan seperti cabinet, trolley, pagar, tangki

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN Pada Bab IV ini, implementasi dari metode AM dan GRASP untuk menyelesaikan PFSP dibahas pada Subbab 4.1. Pengujian dilakukan dengan melakukan percobaan terhadap

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH ELISTM DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENJADWALAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BEREVOLUSI

PENGARUH ELISTM DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENJADWALAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BEREVOLUSI PENGARUH ELISTM DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENJADWALAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BEREVOLUSI Sri Yulianti, Nurmaulidar, dan Taufiq Abdul Gani Jurusan Matematika, FMIPA Center for Computational

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Job Shop Scheduling Problem (JSSP) Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan terdapat n buah job atau pekerjaan, yaitu J 1, J 2,,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN FLOWSHOP DENGAN MODIFIED GENETIC ALGORITHM

PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN FLOWSHOP DENGAN MODIFIED GENETIC ALGORITHM PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN FLOWSHOP DENGAN MODIFIED GENETIC ALGORITHM Universitas Airlangga E-mail: dyahherawatie@gmail.com, etowuryanto@gmail.com dan nasazata@gmail.com Abstrak Flowshop Scheduling

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) I Gede Agus Widyadana Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG Suriadi AS, Ulil Hamida, N. Anna Irvani STMI Jakarta, Kementerian Perindustrian RI ABSTRAK Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

R.Fitri 1, S.Novani 1, M.Siallagan 1

R.Fitri 1, S.Novani 1, M.Siallagan 1 Abstract Penjadwalan Perkuliahan Dengan Pengujian Tabel Waktu (Time-Table) Menggunakan Algoritma Genetika Studi Kasus Sistem Perkuliahan Jurusan Teknik Infomatika Universitas Komputer Indonesia R.Fitri

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP)

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP) E-Jurnal Matematika Vol. 5 (3), Agustus 2016, pp. 90-97 ISSN: 2303-1751 IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP) I Wayan Radika Apriana 1, Ni

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY Arief Kelik Nugroho Fakultas Teknik, Universitas PGR Yogyakarta e-mail : ariefkeliknugroho@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA,, Universitas Negeri Malang E-mail: love_nisza@yahoo.co.id ABSTRAK: Matching berguna untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGATURAN INDIVIDU CROSSOVER DAN MUTASI ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

ANALISIS PENGATURAN INDIVIDU CROSSOVER DAN MUTASI ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ANALISIS PENGATURAN INDIVIDU CROSSOVER DAN MUTASI ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Sean Coonery Sumarta* 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Makassar,

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Komputer adalah salah satu peralatan yang pada saat ini banyak pula digunakan

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

2. Perusahaan furniture memiliki variasi produk yang tinggi, sehingga tipe

2. Perusahaan furniture memiliki variasi produk yang tinggi, sehingga tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN OBYEK PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT. Hart.Co Kabupaten Kendal yang merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang furniture. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang OPTIMASI PENJADWALAN PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI RANK M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Kerta Laksana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur mesin. Sistem produksi yang diterapkan perusahaan ialah job shop karena perusahaan ini memproduksi banyak variasi mesin

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : a. Representasi kromosom yang digunakan

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN ALGORITMA MEMETIKA DAN GRASP DALAM MENYELESAIKAN PFSP

BAB III PENERAPAN ALGORITMA MEMETIKA DAN GRASP DALAM MENYELESAIKAN PFSP BAB III PENERAPAN ALGORITMA MEMETIKA DAN GRASP DALAM MENYELESAIKAN PFSP Prosedur AM dan GRASP dalam menyelesaikan PFSP dapat digambarkan oleh flowchart berikut: NEH GRASP SOLUSI NEH SOLUSI ELIT MEMETIKA

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan *

Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood

Lebih terperinci

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Adidtya Perdana Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H.M. Jhoni No. 70 C Medan adid.dana@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014 /0/0 Scheduling Problems Job Shop Scheduling Problems Mata Kuliah: Penjadwalan Produksi Teknik Industri Universitas Brawijaya Job Shop Scheduling () Job Shop Scheduling () Flow shop: aliran kerja unidirectional

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Alternatif Pemecahan Masalah Open Shop Schedulling dengan Pendekatan Algoritma Genetik dan Heuristik Mochammad Zuliansyah 1),

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PD BLESSING adalah sebuah perusahaan di Kota Bandung yang memproduksi pakaian bayi (Jumper). Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen (job order). Pesanan dari konsumen dikumpulkan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimasi Optimasi adalah salah satu ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang maupun

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Frengki Agus f124nk_85@yahoo.com Pembimbing I : Linda Salma, S.Si., M.T. Pembimbing II : Khusnul Novianingsih,M.Si Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK PENGENALAN ALGORITMA GENETIK Aries Syamsuddin ariesmipa@psyon.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Oleh : Moh Khoiron 1209 100 705 Dosen pembimbing : Dr. Imam

Lebih terperinci

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Rahman Aulia Universitas Sumatera Utara Pasca sarjana Fakultas Ilmu Komputer Medan, Indonesia Rahmanaulia50@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER Amiluddin Zahri Dosen Universtas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.3 Palembang Sur-el: amiluddin@binadarma.ac.id

Lebih terperinci

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Metode Hybrid Algoritma Genetika Dan Algoritma Koloni Semut

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Metode Hybrid Algoritma Genetika Dan Algoritma Koloni Semut ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3711 OPEN ACCESS ISSN XXXX-XXXX IND. SYMPOSIUM ON COMPUTING VOL. XX, NO. XX, SEPT 2016 SOCJ.TELKOMUNIVERSITY.AC.ID/INDOSC Penjadwalan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK Hanafi Agam 1, Arna Fariza 2, Ira Prasetyaningrum 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Abstrak PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Aulia Fitrah 1, Achmad Zaky 2, Fitrasani 3 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Syafiul Muzid Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta E-mail:

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program TAKARIR advanced tingkat lanjut algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah alleles nilai suatu gen. bug kesalahan program chromosome kromosom crossover penyilangan kromosom

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem Menggunakan Real Coded Genetic Algorithm

Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem Menggunakan Real Coded Genetic Algorithm Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm 57-62 http://j-ptiik.ub.ac.id Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem Menggunakan

Lebih terperinci

Pembimbing I : Wiwik Anggraeni, S.Si, M.Kom Pembimbing II : Amalia Utamima, S.Kom, MBA KHAIRIL JUHDI SIREGAR

Pembimbing I : Wiwik Anggraeni, S.Si, M.Kom Pembimbing II : Amalia Utamima, S.Kom, MBA KHAIRIL JUHDI SIREGAR Pembimbing I : Wiwik Anggraeni, S.Si, M.Kom Pembimbing II : Amalia Utamima, S.Kom, MBA KHAIRIL JUHDI SIREGAR 5209100710 Optimasi Penjadwalan Proyek Menggunakan Metode Algoritma Genetika Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Penjadwalan Operasional Pembangkit Berbasis Algoritma Genetik (Dwi Ana dkk) PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Rahmanul Ikhsan 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi flow shop merupakan kegiatan perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi flow shop merupakan kegiatan perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi flow shop merupakan kegiatan perencanaan produksi yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Penjadwalan produksi melibatkan n job dan m mesin dalam

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-127 Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS Wiga Ayu Puspaningrum, Arif Djunaidy, dan Retno

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Hendy Tannady; Andrew Verrayo Limas Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) p-issn: 2355-7699 Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 259-264 e-issn: 2528-6579 OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP

Lebih terperinci

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Soni Irawan Jatmika 2210 105 052 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Heri Suryoatmojo, ST. MT.

Lebih terperinci