MODEL PENDIDIKAN KEAKSARAAN Berwawasan Cerita Rakyat Masyarakat Pertanian
|
|
- Veronika Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL PENDIDIKAN KEAKSARAAN Berwawasan Cerita Rakyat Masyarakat Pertanian oleh Ujang Rahmat Tenaga Fungsional PP PAUDNI Regional I Di Indonesia, kabar mengenai budaya membaca belumlah begitu menggembirakan. Kurangnya jumlah buku, minimnya kreativitas untuk menulis, atau kemasan informasi menjadi faktor penyebabnya. Padahal, begitu banyak informasi yang sudah selayaknya kita ketahui melalui jendela membaca. Terlebih masalah budaya leluhur yang masih aktual dijadikan sebagai referensi pendidikan karakter. Sayangnya, sekian tradisi yang sudah lama berkembang dan hidup di masyarakat itu, masih berada dalam tradisi lisan dan tutur. Konsekuensinya, salah satu upaya pelestariannya adalah menuliskan untuk kemudian dapat dibaca oleh masyarakat luas. Alternatif untuk ketersediaan bahan bacaan tersebut adalah pendidikan keaksaraan. Inisiasi ini digagas PP PAUDNI Regional I pada tahun Kerja nyata sebagai lembaga pengembangan, PP PAUDNI Regional I mengembangkan Model Pendidikan Keaksaraan Berwawasan Cerita Rakyat Masyarakat Pertanian. Model yang setebal 23 halaman isi dan 5 halaman prelim ini, ditulis tenaga fungsional PP PAUDNI Regional I. Seperti apa model tersebut dan bagaimana isinya, simaklah paparan berikut ini. Ilustrasi Sampul Model ini dikemas dengan sampul (cover) yang berisi gambar ilustrasi yang didominasi warna cokelat dan dipadupadankan dengan warna hitam memberi kesan yang sederhana namun menarik. Ilustrasi dua gambar perempuan yang berbusana masa lalu berdiri tegak di atas rerumputan yang memberi kesan suasana masa lampau. Pada sampul, tertulis judul dengan kata Model Pendidikan Keaksaraan, berwarna kuning, sedangkan kata Berwawasan Cerita Rakyat Masyarakat Pertanian dengan ukuran huruf yang lebih kecil dengan gaya lebih dinamis dibumbui warna hijau menyala dan warna kuning di tepinya yang menumbuhkan kesan bayangan pada tulisan, sehingga tampak seperti tiga dimensi. Pada sisi kiri-atas, tampak tegas logo tut wuri handayani, yang menunjukkan identitas produk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara itu, pada sisi kiri-bawah, terdapat logo PP PAUDNI Regional I dan tahun produksi pembuatan model dengan ukuran huruf yang lebih kecil dan jenis huruf yang berbeda berwarna merah. Lingkup Isi Model Model ini dikemas dalam 4 (empat) bab. Pada bagian pertama (Pendahuluan), model ini memaparkan latar belakang yang menjadi permasalahan sekaligus menjadi dasar penyusunan
2 model. Berikutnya, bagian tujuan. Tujuan dalam pengembangan model ini, yakni: 1) penguatan pemeliharaan kecakapan keberaksaraan; 2) melestarikan dan mempertahankan cerita rakyat yang ada di lingkungan sekitar; dan 3) mengembangkan kewirausahaan berbasis pertanian secara santun. Di akhir bab 1 ini, pengembang dengan tegas, bahwa pengguna model ini adalah tutor pendidikan keaksaraan. Harapannya, tutor keaksaraan ini memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemampuan dalam mengelola pembelajaran pendidikan keaksaraan berwawasan cerita rakyat pada masyarakat pertanian. Pada bagian kedua, model ini berisi landasan konseptual. Pada bagian ini diuraikan mengenai konsep operasional mengenai Pendidikan keaksaraan dasar, pendekatan pembelajaran pada orang dewasa, dan cerita rakyat. Apakah Pendidikan Keaksaraan itu? Pendidikan Keaksaraan Dasar yang disingkat dengan PKD adalah upaya peningkatan kemampuan keaksaraan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan berhitung, untuk mengkomunikasikan teks lisan dan tulis menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari pendidikan keaksaraan dasar, antara lain: a) meningkatkan kemampuan keberaksaraan penduduk usia 15 tahun ke atas. b) membangun keaksaraan penduduk dewasa yang belum bisa membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi dalam bahasa nasional melalui pengalaman nyata, c) memberikan kemampuan dasar belajar agar siapa pun dapat mencari, memperoleh, menggunakan dan mengelola informasi untuk meningkatkan mutu hidupnya. Salah satu sasaran dari program pendidikan keaksaraan dasar, adalah masyarakat perdesaan, yang antara lain mempunyai karakter; a) bekerja sebagai petani, buruh, dan nelayan, b) belum pernah sekolah atau putus sekolah SD, c) cenderung kurang memperhatikan pentingnya belajar, dan d) kurang memiliki kesempatan mendapat informasi, dan bimbingan atau penyuluhan. Dalam proses pencapaian kemampuan keberaksaraannya, warga belajar pendidikan keaksaraan dasar harus mengacu pada Standar Kompetensi Keaksaraan Dasar (SKK-KD) adalah seperangkat kemampuan minimal untuk mencapai kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan kemampuan berhitung dalam kehidupan sehari-hari. Selain pendidikan keaksaraan dasar, dalam bagian kedua ini juga, Pengembang memberikan batasan mengenai cerita rakyat. Frame cerita rakyat yang dimaksud adalah cerita yang berkembang tanpa diketahui pengarangnya (anonim). Cerita rakyat merupakan sesuatu yang terlahir dalam suatu komunitas kemudian menyebar melalui lisan dari satu generasi ke generasi hingga akhirnya sampai ke generasi berikutnya termasuk kita sekarang ini (Ariyono Suyono, 1985:74).
3 Pendekatan apa yang digunakan dalam model ini? Secara umum, pendekatan yang digunakan dalam model ini adalah andragogi. Mengingat siapa yang menjadi sasaran pembelajaran model ini, pendekatan andragogi menjadi pilihan yang tepat. Andragogi dipilih karena memiliki prinsip: 1) Berorientasi pada pemecahan masalah lingkungan digali dari pendapat dan diketahui oleh warga belajar; 2) Berbasis pada pengalaman pribadi warga; 3) Memberikan pengalaman yang bermakna bagi warga belajar; 4) Memberi kebebasan bagi warga belajar untuk ikut memilih isi dan proses belajar sesuai dengan minat, kebutuhan dan pengalamannya; 5) Pembelajaran harus dimulai dari dan berdasarkan pada pengetahuan dan kompetensi yang sudah ada sebelumnya; 6) Penguatan harus bersifat positif dan meningkatkan motivasi belajar bagi warga belajar; dan 7) Pembelajaran harus memungkinkan warga belajar untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga dapat memperbaiki dan memperpanjang ingatan. Untuk mewujudkan ketercapaian hasil pembelajaran, selain andragogi, Pengembang juga mengadopsi tiga jenis pendekatan pembelajaran yang dihasilkan oleh Lyra Srinivasan. Pendekatan yang dimaksud adalah: a. Pendekatan yang Berpusat pada Masalah. Intinya pendekatan ini, menganjurkan kepada kita supaya materi yang diajarkan harus bersumber dari pengalaman dan permasalahan warga belajar. Lalu tutor dan warga belajar, sama-sama aktif mencoba untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi warga belajar b. Pendekatan Proyektif. Pendekatan ini, dalam pelaksanaannya harus dibantu oleh mediamedia belajar yang diperkirakan akan mempermudah penyampaian suatu materi kepada warga belajar. Sehingga, warga belajar bisa menelaah (proyeksi) dan mendapatkan makna dari media-media tersebut, kemudian mereka diarahkan untuk berkaca dari makna yang mereka dapatkan kedalam masalah-masalah yang sedang mereka hadapi c. Pendekatan Aktualisasi Diri. Pembelajaran dengan mempergunakan pendekatan ini, materi-materinya diambil dari pengalaman-pengalaman dan kemampuan-kemampuan warga belajar. Pada bagian ketiga, model ini dijuduli dengan Strategi Belajar. Bagian ketiga ini menguraikan prinsip-prinsip pembelajaran, metode belajar, dan penilaian pembelajaran. Ketiga pemahaman tersebut, sebagai berikut. Prinsip Pembelajaran Apa yang Digunakan? 1. Kebermaknaan dan kebermanfaatan. Ini menjadi prinsip mutlak dalam pelaksanaan Pembelajaran pendidikan keaksaraan berwawasan ceritera rakyat. Pembelajaran yang
4 diikuti oleh warga belajar selayaknya dapat dirasakan manfaatnya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan. Dengan demikian, warga belajar diharapkan dapat mengembangkan diri dan realisasi diri dalam kehidupannya secara optimal. 2. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran. Untuk memenuhi kebutuhan belajar warga belajar dapat menggali berdasarkan potensi lingkungan sekitar. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya budaya, dan sumber daya teknologi pertanian. 3. Materi belajar terintegrasi dengan potensi pertanian di lingkungan sekitar, adat istiadat, dan kebiasan-kebiasaan lain dalam bidang pertanian yang dapat mendukung terhadap proses pembelajaran. 4. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran berkaitan dengan kebutuhan belajar warga belajar dalam bidang pertanian, serta mengangkat permasalahan ceritera rakyat yang dapat mendukung terhadap kebutuhan belajar warga belajar dan lingkungannya. 5. Menekankan pada pembelajaran partisipatif, yaitu peserta didik terlibat langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan tutor dalam menggunakan metode pembelajaran keaksaraan berwawasan pertanian melalui ceritera rakyat. Oleh karena itu, dalam memilih sekaligus menetapkan metode pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran, hendaknya diperhatikan lima kriteria berikut: 1. Pemilihan dan penetapan strategi dan metode harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; 2. Memperhatikan materi (bahan ajar) yang akan disampaikan kepada warga belajar dengan berbagai karakteristiknya sebagai orang dewasa; 3. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran; 4. Tingkat kemampuan dan kemudahan warga belajar dalam menyerap dan memahami materi pembelajaran; dan 5. Memperhatikan efektivitas, efisiensi, daya tarik media, dan iklim/suasana pembelajaran dikelompok belajar. Jenis metode pembelajaran keaksaraan berdimensi cerita rakyat meliputi: 1. Metode Kata Kunci Langkah-langkah penggunaan metode kata kunci dalam pembelajaran keaksaraan berdimensi cerita rakyat: a. Tutor menyajikan sebuah poster bergambar, misalnya gambar Nyi Rambut Kasih yang
5 menjadi materi hari itu b. Tutor bersama WB mendiskusikan cerita yang terkandung dalam poster tersebut. Misalnya cerita Nyi Rambut Kasih yang mereka ketahui c. Tutor menuliskan kata NYI RAMBUT KASIH di papan tulis dan membacanya dengan jelas supaya diikuti WB. Mintakan WB secara berulang-ulang mengucapkan/membaca kata NYI RAMBUT KASIH d. Tutor membaca kata NYI RAMBUT KASIH dengan penekanan pada pelafalan suku kata, sehingga menjadi: NYI RAM-BUT KA-SIH. Warga belajar diminta secara bersama-sama melafalkan suku kata tersebut, kemudian satu persatu membaca kata tersebut secara berulang-ulang, sehingga mereka memahami bentuk dan pelafalan NYI, RAM, BUT, KA dan SIH. e. Tutor menguraikan suku kata NYI RAM-BUT KA-SIH menjadi huruf N-Y-I-R-A-M- B-U-T-K-A-S-I-H. Kenalkan dan bacakan huruf-huruf tersebut agar diikuti oleh warga belajar. Warga belajar diminta belajar secara berulang-ulang melafalkan N-Y-I-R-A-M-B-U-T- K-A-S-I-H, sehingga mereka paham bentuk dan lafal huruf-huruf tersebutdan berlatih dengan menggunakan kata-kata baru yang berkaitan dengan masalah di atas. f. Tutor membuat kata baru dari huruf-huruf tadi yang masih memiliki satu tema dengan cerita rakyat yang dibahas tersebut. 2. Metode Suku Kata Langkah-langkah penggunaan metode suku kata dalam pembelajaran keaksaraan berdimensi cerita rakyat: a. Mulailah dengan kata-kata yang mudah, dikenal dan sering diucapkan/dilafalkan oleh WB dan ada dalam bahan belajar cerita rakyat yang sedang dibahas. Kata-kata tersebut berupa kata dasar/benda konkret yang terdiri dari dua suku kata mangga b. Suku-kata tersebut bila dipenggal terdiri dari konsonan dan vokal yang sering dipakai (Hindari huruf yang jarang digunakan seperti q, v, w, y, x dan z) mangga mang-ga m-a-n-g-g-a c. Tutor mengidentifikasi suku-kata lain yang mudah dibentuk, ditulis, dilafalkan, dan yang paling banyak digunakan dalam pengucapan namun masih berhubungan dengan
6 cerita rakyat yang sedang dibahas malongpong: nama desa tempat WB tersebut tinggal manis: rasa d. Tutor meminta WB menyusun kalimat sederhana dari kombinasi suku-kata suku-kata, misalnya mangga malongpong manis dan sebagainya. 3. Pendekatan Pengalaman Berbahasa Langkah-langkah penggunaan pendekatan pengalaman berbahasa pada pembelajaran keaksaraan berdimensi cerita rakyat: a) Tutor menulis sebuah kalimat yang berkaitan dengan cerita rakyat yang sedang dibahas Prabu Siliwangi mempunyai istri empat puluh orang b) Tutor mengajak WB membaca kalimat yang diucapkan WB sampai lancar c) Tutor memotong kata per kata prabu siliwangi mempunyai istri empat puluh orang prabu siliwangi mempunyai istri empat puluh orang pra-bu si-li-wa-ngi mem-pu-nya-i is-tri em-pat pu-luh o-rang d) Tutor membuat permainan membaca kata prabu siliwangi mempunyai istri istri prabu siliwangi empat puluh orang e) Tutor menyusun kalimat lagi, yang masih memiliki tema yang sama dengan kalimat pertama Nyi Rambut Kasih adalah anak Prabu Siliwangi f) Tutor menyuruh WB menyalin kalimat tersebut g) Tutor mengajak WB menyalin kata dan memotong dalam suku kata nyi rambut kasih adalah anak prabu siliwangi nyi ram-but ka-sih a-da-lah a-nak pra-bu si-li-wa-ngi h) WB menyalin kata kunci dalam kamus masing-masing Prabu Siliwangi
7 Nyi Rambut Kasih 4. Praktek a. Langkah-langkah: 1) Tutor memberikan penjelasan mengenai cara membuat suatu keterampilan 2) Setelah dipahami, warga belajar diminta untuk mempraktekkannya secara langsung Misalnya: Membuat keripik jamur 3) Tutor mengajak warga belajar berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan yang mereka alami selama melaksanakan praktek. Warga belajar diberi kesempatan untuk mencoba untuk saling memecahkan masalah satu sama lain. 5. Diskusi a. Langkah-langkah pelaksanaan diskusi : 1) Tutor mengajak WB untuk melakukan praktek keterampilan, misalnya membuat kue lapis tepung beras. 2) Topik diskusi diangkat berdasarkan pengalaman yang diperoleh WB selama praktek keterampilan tersebut. Misalnya berdiskusi tentang cara membuat kue lapis tepung beras yang mengembang sempurna dan bagaimana cara memasarkannya. 3) Tutor perlu merangsang WB melalui pertanyaan yang tepat guna membuka proses kegiatan belajar mengajar. 4) Tutor membantu menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan WB. 6. Simulasi a. Langkah-langkah: 1) Tahap Persiapan Siapkan bahan dan alat untuk permainan simulasi Buatlah pertanyaan-pertanyaan untuk simulasi yang ada kaitannya dengan calistung, cerita rakyat, pertanian, budi pekerti dan wirausaha sehingga sesuai dengan apa yang dipelajari warga belajar selama pembelajaran Bagilah warga belajar ke dalam 5 (lima) kelompok 2) Tahap Pelaksanaan Permainan dipimpin oleh seorang tutor Tutor berperan sebagai wasit Warna-warna sebagai simbol peserta disesuaikan dengan hasil kesepakatan Pemain yang mendapat kesempatan ke-1, 2, 3, 4 dan 5 untuk memutar dadu ditentukan berdasarkan hasil undian
8 Permainan berlangsung selama bergiliran, setelah pemain ke-1 mendapat giliran, dilanjutkan dengan pemain ke-2, 3 dan seterusnya Pemain harus membaca pertanyaan yang ada dalam kartu dengan suara keras, kemudian menjawabnya Bila jawaban benar, pemain dapat melempar dadu dan melangkahkan biji halmanya, tetapi bila jawaban salah, ia tidak dapat melangkahkan biji halma dan permainan diteruskan ke pemain lain Permainan selesai bila ada kelompok yang sudah mencapai garis selesai, atau ditentukan dengan waktu sesuai kesepakatan 3) Tahap Evaluasi Untuk mengetahui manfaat simulasi ini, tutor dapat menanyakan pada warga belajar: Bagaimana kesan warga belajar setelah mengikuti permainan ini (menyenangkan atau tidak) Apakah pembelajaran dengan menggunakan permainan seperti ini lebih disukai atau tidak (alasannya) Adakah perubahan pemahaman setelah mengikuti pembelajaran dengan pola permainan di kelompok belajar 7. Bermain peran a. Langkah-langkah: 1) Bagilah warga belajar ke dalam 2 (dua) kelompok, masing-masing kelompok memilih cerita rakyat yang berhubungan dengan usaha pertanian yang mereka tekuni. Misal: cerita asal mula padi 2) Bimbinglah setiap kelompok untuk membuat skenario dari bermain peran ini. Hal ini dimaksudkan agar alur cerita yang mereka tulis sesuai dengan konteks yang diinginkan, yaitu cerita rakyat yang memiliki muatan pertanian, wirausaha dan budi pekerti 3) Masing-masing anggota kelompok memiliki peran tersendiri yang harus dimainkannya 4) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk berlatih terlebih dahulu agar lebih lancar 5) Persilakan setiap kelompok untuk tampil di depan kelas. Kelompok yang belum mendapat giliran, dapat menjadi penonton untuk mengamati penampilan rekanrekannya 6) Berikan batas waktu kepada setiap kelompok yang melakukan kegiatan bermain peran di depan kelas, misalnya 30 menit
9 7) Setelah selesai, ajak warga belajar untuk berdiskusi dan memahami pentingnya melestarikan cerita rakyat dalam usaha pertanian Bagaimana Cara Penilaiannya? Penilaian pembelajaran pendidikan keaksaraan terdiri atas 3 (tiga) jenis, yaitu: a) penilaian awal pembelajaran, b) penilaian selama proses pembelajaran, dan c) penilaian akhir pembelajaran. Penilaian awal (pretest) dilakukan sebelum pembelajaran dimulai dan merupakan bagian dari kegiatan identifikasi kebutuhan belajar yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal keaksaraan calon warga belajar. Penilaian awal bermanfaat untuk: a) mengelompokkan warga belajar berdasarkan kemampuan keaksaraan yang mereka miliki, b) menyusun program pembelajaran, c) memilih strategi/metode/teknik pembelajaran di kelompok belajar. Penilaian selama (proses) pembelajaran dilakukan sepanjang kegiatan pembelajaran secara periodik dan berkesinambungan untuk mengetahui perkembangan belajar warga belajar. Penilaian selama (proses) pembelajaran dapat dilakukan dengan tes formatif dan penilaian portofolio (pengumpulan dan analisis dokumen hasil pembelajaran) dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi keaksaraan warga belajar. Penilaian akhir pembelajaran merupakan tanggung jawab tutor dan penyelenggara pendidikan keaksaraan. Penilaian akhir pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui dan menilai kompetensi keaksaraan warga belajar. Penilaian akhir pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja, bertahap per kompetensi maupun sekaligus untuk seluruh kompetensi, baik secara individu maupun kelompok. Penilaian akhir pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kesiapan warga belajar. Kriteria penilaian akhir pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Telah mengikuti seluruh penilaian akhir pembelajaran yang mencakup 5 (lima) kompetensi keaksaraan, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung dalam bahasa Indonesia. 2. Memperoleh nilai minimal 50 untuk setiap kompetensi keaksaraan. 3. Memiliki nilai rata-rata minimal 60 untuk seluruh kompetensi keaksaraan. 4. Nilai dan predikat kelulusan adalah: Kompetensi keaksaraan yang menjadi aspek penilaian pembelajaran adalah kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung dalam bahasa Indonesia sesuai dengan materi pembelajar. Demikianlah, model ini hadir untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama
10 program pendidikan keaksaraan. Bahasa yang digunakan pengembang sangat lancar dan tahap demi tahap anjuran penerapannya mudah dilakukan. Sebuah gagasan sederhana yang telah dikemas secara utuh. Dengan demikian, setelah membaca model ini, kita dapat menyimpulkan bahwa model ini terfokuskan pada strategi-strategi belajar untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan keberaksaraan masyarakat petani yang menjadi warga belajar pendidikan keaksaraan, dengan menjadikan cerita rakyat yang terdapat pada masyarakatnya, serta nilai-nilai yang terdapat di dalamnya sebagai tema-tema belajarnya. Dan untuk lebih memahamkan tentang bagaimana pelaksanaan model, maka sangat disarankan kepada pengguna model ini, untuk menelaah, memodifikasi dan mereplikasikan silabus-silabus, media belajar, bahan ajar, dan alat evaluasinya (sebagai bahan pendukung model ini) ke dalam potensi dan karakteristik masyarakat petani yang menjadi warga belajarnya.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk
Lebih terperinciSILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014
SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 KATA PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari itu ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang berkaitan dengan efektifitas
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / Alokasi Waktu : x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI 5. Mendengarkan pengumuman B. KOMPETENSI
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/ Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi :. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 1 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan
Lebih terperinciMaksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui
Pertemuan Ke- : 1 Standar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya. Indikator
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN
28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 2 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPA
Lebih terperinci2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar menyiapkan peserta didik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga membentuk
Lebih terperinciGERAKAN LITERASI SEKOLAH
GERAKAN LITERASI SEKOLAH SATGAS GERAKAN LITERASI SEKOLAH Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Tujuan Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Lebih terperinci2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3
No. 1264, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Pendidikan Keaksaraan Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting untuk membangun suatu bangsa dan negara yang maju. Peran penting pendidikan di Indonesia terletak pada upaya peningkatan mutu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra jawa di Sekolah Dasar masih memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum KTSP. SK Gubernur Jawa
Lebih terperinciIndikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi
SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : II/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan 2. Berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk kepentingan mengubah dan memperbaiki cara belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inovasi pendidikan di bidang kurikulum diharapkan secara periodik dapat dilakukan untuk kepentingan mengubah dan memperbaiki cara belajar dan membelajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan yang penting dalam dunia pendidikan dan merupakan penunjang dalam semua bidang studi.
Lebih terperinciKompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinci35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)
35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciLampiran 1 BIODATA PENULIS
Lampiran 1 BIODATA PENULIS 1. Nama lengkap Drs. Sawali, M.Pd. 2. Tempat, tanggal lahir Grobogan, 19 Juni 1964 3. Alamat Perum BTN Blok C-21 RT 03/RW X Kelurahan Langenharjo, Kec. Kendal, Kabupaten Kendal,
Lebih terperinci32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)
32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN 2010-2011 Jenep Hanapiah Suwadi Abstrak: Salah satu tujuan Mata Pelajaran
Lebih terperinciNama Sekolah :... : Peristiwa Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Peristiwa Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN. Oleh : BABANG ROBANDI Tim PK PLS fip UPI 2008
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN Oleh : BABANG ROBANDI Tim PK PLS fip UPI 2008 Pengertian KF Sebagai Pendekatan Pembelajaran: suatu cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai dan menggunakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan metode pembelajaran bahasa komunitas berorientasi kecakapan hidup untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi dimanapun di dunia ini. Seperti yang telah
Lebih terperinciNama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan pekerjaaan guru yang berat karena pada fase tersebut fondasi anak untuk bisa mengikuti pembelajaran
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperincia. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum
BAB V BAHAN AJAR TEKS SASTRA DI SMP A. Dasar Pemikiran Hasil kajian struktur dan nilai-nilai moralpada cerpen-cerpensurat kabar Suara Merdeka yang telah dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan menawarkan
Lebih terperinciSeminar Nasional dan Launching ADOBSI 481
BELAJAR CALISTUNG DENGAN METODE GLOBAL UNTUK MASYARAKAT BUTA AKSARA Hasan Busri, Sri Wahyuni, Mustangin Universitas Islam Malang Abstrak Orang dikatakan buta aksara apabila ia tidak mampu terlibat dalam
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 Disusun Oleh: Nama : Muhammad Rois Amin NIM : 13108241176 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU
Lebih terperinci07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK
BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh
Lebih terperinciOleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN
Lebih terperinci36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting sekaligus merupakan salah satu keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat
Lebih terperinciSeptia Sugiarsih, M.Pd.
Septia Sugiarsih, M.Pd. Purnomo (2002:10) kontekstual adalah pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik konteks linguistik maupun konteks nonlinguistik. Depdiknas (2002:5) pembelajaran yang mengaitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas I SDN Tingkir Lor 1 Salatiga. Sebelum dilaksanakannya
Lebih terperinciMATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA SUNDA SATUAN PENDIDIKAN : SMP NEGERI 2 BANJAR
MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA SUNDA SATUAN PENDIDIKAN : SMP NEGERI 2 BANJAR KELAS : VIII KOMPETENSI INTI : 8.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 8.2 8.3 8.4 Menghargai dan menghayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Hasil analisis studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA
Natalia (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Bantuan Media Video Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan..Vol.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas 1 Tema : Kegemaranku Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Tema / Topik : KEGEMARANKU Petemuan ke : 1 : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima
Lebih terperinciJARINGAN KD/INDIKATOR
JARINGAN KD/INDIKATOR SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 2A TEMA: TEMPAT UMUM KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN/PENGALAMAN BELAJAR ALKS WAKTU 1 2 3 4 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Mendeskripsikan
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah
BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Disamping
Lebih terperinciMemahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng.
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Permainan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : V (Lima) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : x 35 menit ( pertemuan). Standar Kompetensi**.
Lebih terperinci33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)
33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciG. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA
- 79 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas/Semester : 2 / 1 Tema : Kasih Sayang Alokasi Waktu : 2 Minggu Pelaksanaan : Minggu ke-1 s.d. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi Dasar Mengenal
Lebih terperinciSTRATEGI & METODE PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL
STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL Disampaikan: Program Pengabdian pada Masyarakat Jurusan PLS FIP UNY di Desa Wonolelo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai tema. Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran SD menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan hal yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis tidak dapat terlepas dari ketiga komponen lainnya seperti keterampilan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang bersifat universal. Dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan ide, perasaan, dan pesan kepada orang lain. Pada masyarakat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.
PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2
Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu Siti Fatra, Saharudin
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 6 / 2 Tema / Topik : Wirausaha Petemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas 6 Tema : Wirausaha Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 6 / 2 Tema / Topik : Wirausaha Petemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI Menerima,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan belajar menyimak dan berbicara merupakan upaya penguasaan
Lebih terperinci: Sejarah Peradaban Islam : Kerajaan Islam di Indonesia
Tema 7 Subtema 1 : Sejarah Peradaban Islam : Kerajaan Islam di Mata PPKn 3.5 Memahami Nilai-nilai persatuan pada masa Islam Bahasa Mensimulasikan nilainilai persatuan pada masa Islam dalam kehidupan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia yaitu siswa dapat terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat aspek penting, yaitu
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 1 TEMA: Budi Pekerti
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 1 TEMA: Budi Pekerti Standar 1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling menghormati dalam keluarga. Dasar Menunjukkan sikap
Lebih terperinciMERANCANG BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN Bahan Sajian Semiloka Pendidikan Keaksaraan
MERANCANG BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN Bahan Sajian Semiloka Pendidikan Keaksaraan A. Latar Belakang Oleh : Babang Robandi Ada beberapa alasan yang mendorong pentingnya merancang bahan ajar pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan dan pengembangan. Konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai suatu proses, belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas. Tetapi yang lebih penting
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I
35 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I Tema Kelas/Semester Waktu : Keluarga : I/I : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Standar Kompetensi Bahasa Indonesia : Memahami teks pendek dengan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1
PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : II (Dua) / I Standar Kompetensi :
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana pra siklus dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2014, siklus I pada tanggal 22 Oktober
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas / Semester : 5 /1 Tema : Udara Bersih Bagi Kesehatan( (Tema 2) Sub Tema : Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan(Sub
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI Iko Yolanda 1, Ani Nur Aeni, 2, Dede
Lebih terperinci