Mendengar : 1. Tanggapan para peserta 2. Penjelasan : a. Pemakalah. b. Nara Sumber. Menimbang :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mendengar : 1. Tanggapan para peserta 2. Penjelasan : a. Pemakalah. b. Nara Sumber. Menimbang :"

Transkripsi

1 RUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI III BIDANG PERADILAN MILITER TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS HAKIM MILITER DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PUTUSAN Pada hari ini Rabu tanggal 13 Oktober 2010 dalam Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan Jajaran Pengadilan Tingkat Banding dari 4 (empat) Lingkungan Peradilan seluruh Indonesia di Balikpapan, dengan tema Dengan Semangat Perubahan Memperkokoh Landasan Menuju Lembaga Peradilan Yang Agung. Memperhatikan : 1. Pengarahan Ketua Mahkamah Agung RI. 2. Pengarahan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Yudisial. 3. Pengarahan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial. 4. Pengarahan Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Militer Mahkamah Agung RI. 5. Pengarahan Kepala Pengadilan Militer Utama. Membaca : 1. Paparan makalah yang disampaikan oleh Tuada Uldilmil MARI (H.M. Imron Anwari, SH.,Sp,N.MH) tentang Peningkatan Kemampuan Tehnis Hakim Militer dalam rangka meningkatkan kualitas putusan. 2. Paparan makalah yang disampaikan oleh Kepala Pengadilan Militer Utama (Mayjen TNI Drs Burhan Dahlan SH,MH) tentang Tehnis Penyelesaian perkara oleh Kadilmiltama. 1

2 Mendengar : 1. Tanggapan para peserta 2. Penjelasan : a. Pemakalah. b. Nara Sumber. Menimbang : 1. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 41 ayat (1) huruf a 1) Kompetensi Pengadilan Militer Tinggi pada tingkat pertama berwenang memeriksa dan memutus perkara terhadap prajurit yang berpangkat Mayor ke atas, sedangkan saat ini kepangkatan Hakim Militer Tinggi berpangkat Kolonel, dan sesuai ketentuan Undang undang Nomor : 34 tahun 2004 tentang TNI terhadap Hakim Militer Tinggi hanya diberikan kenaikan pangkat lokal satu tinggkat lebih tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan kesulitan apabila mengadili terdakwa yang berpangkat Pati Bintang 2 keatas. 2. Bahwa sesuai ketentuan pasal 103 ayat 1) Undang undang Nomor : 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan Hakim yang memeriksa perkara pecandu narkotika dapat memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan / atau perawatan melalui Rehabilisasi. Penerapan ketentuan ini di Lingkungan Peradilan Militer belum dapat dilaksanakan mengingat sampai saat ini belum ada lembaga Rehabilitasi yang di miliki TNI, oleh sebab itu diperlukan jalan keluar yang tepat untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut apabila putusan Hakim Militer memerintahkan terdakwa menjalani pengobatan atau perawatan Rehabilitas. 2

3 3. Bahwa sesuai ketentuan pasal 47 Undang undang RI Nomor : 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menyatakan pengajuan gugatan dilakukan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara apabila yang digugat adalah badan Publik Negara. Berdasakan ketentuan tersebut Lembaga Peradilan Militer termasuk juga Badan Publik yang dapat digugat melalui Pengadilan Tata Usaha Negara. Permaslahan yang ditimbulkan bahwa ketentuan pasal 2f Undang undang Nomor : 51 tahun 2009 yang tidak termasuk obyek TUN adalah putusan pejabat Tata Usaha Militer, oleh sebab itu apakah ketentuan pasal tersebut dapat diterapkan dan apakah menjadi kewenangan Pengadilan Tata Usaha Milieter atau Pengadilan Tata Usaha Negara. 4. Bahwa berdasarkan Surat Panglima TNI kepada Ketua Mahkamah Agung Nomor : B/ /05/01/pusbintal tanggal 20 September 2010, tentang pelaksanaan Peceraian bagi Perjurit dan Pns TNI, harus mendapatkan ijin / persetujuan tertulis dari Pimpinan di satuan masing masing, hal ini sejalan dengan ketentuan pasal 10 ayat 1 Peratuaran Panglima TNI Nomor : Perpang/11/VII/2007 tentang tata cara pernikahan perceraian dan rujuk bagi Prajurit. Berdasarkan ketentuan tersebut setiap Prajurit TNI yang akan mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama harus mendapat ijin dari pejabat yang berwenang sebelum perkaranya diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Agama. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah Pengadilan Militer Tinggi memiliki kompetensi untuk mengadili terdakwa yang berpangkat Perwira Tinggi Bintang 2 keatas?. 3

4 2. Apakah putusan Rehabilitasi medis bagi Prajurit TNI pecandu Narkotika sudah dapat diterapkan?. 3. Apakah Pengadilan Militer selaku badan publik Negara dapat digugat terhadap pelanggaran keterbukaan Informasi Publik?. 4. Apakah Prajurit TNI yang mengajukan gugatan perceraian dapat diperiksa dan diputus Pengadilan Agama tanpa adanya Surat ijin dari pejabat yang berwenang?. PEMBAHASAN : 1. Apakah Pengadilan Militer Tinggi memiliki kompetensi untuk mengadili terdakwa yang berpangkat Perwira Tinggi Bintang 2 keatas?. Kewenangan Pengadilan Militer Tinggi sesuai ketentuan pasal 41 ayat (1) a 1) UU RI Nomor 31 Tahun 1997 menyatakan : Pengadilan Militer Tinggi pada tingkat pertama berwenang memeriksa dan memutus perkara pidana yang Terdakwanya adalah Prajurit berpangkat Mayor ke atas. Penerapan lebih lanjut diatur dalam ketentuan pasal 16 ayat (5) yang menyatakan : Dalam hal terdakwanya berpangkat Kolonel, Hakim Anggota, dan Oditur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling rendah berpangkat setingkat dengan pangkat Terdakwa dan dalam hal Terdakwanya perwira tinggi Hakim Ketua. Hakim Anggota dan Oditur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling rendah berpangkat setingkat dengan pangkat Terdakwa. Bahwa berdasakan ketentuan tersebut diatas terhadap Hakim Militer Tinggi akan menimbulkan pemasalahan apabila terdakwanya berpangkat Perwira tinggi Bintang 2 Keatas, hal ini disebabkan sesuai ketentuan yang berlaku hanya dikenal kenaikan pangkat lokal satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula, sedangkan kepangkatan di lingkungan Hakim 4

5 Militer Tinggi paling tinggi berpangkat Kolonel sehingga tidak dimungkinkan untuk memeriksa dan mengadili terdakwanya berpangkat Perwira Tinggi Bintang dua keatas. Bahwa untuk mengisi kekosongan Hukum (empties of the law) sejalan dengan azas justice delayed is justice denied maka diperlukan suatu terobosan yang berkaitan dengan kewenangan mengadili tersebut dengan cara memberikan kewenangan kepada Pengadilan Militer Utama untuk memeriksa dan mengadili Perwira Tinggi berpangkat Bintang dua keatas. Bahwa kewenangan yang diberikan Pengadilan Militer Utama didasarkan pada alasan Hakim Militer Utama berpangkat paling rendah Perwira tinggi bintang satu, sehingga apabila ketentuan pemberian pangkat lokal setingkat lebih tinggi diterapkan tidak menimbulkan pemasalahan dari aspek administratif. Bahwa proses hukum acara yang berkaitan dengan upaya Hukum apabila Pengadilan Militer Utama diberikan kewenangan untuk memeriksa dan mengadili perkara yang terdakwanya berpangkat Perwira Tinggi Bintang dua keatas, maka upaya Hukum terakhir hanya dapat diberikan upaya Hukum Kasasi tanpa melalui upaya Hukum Banding. Bahwa terhadap kewenangan yang diberikan kepada Pengadilan Militer Utama sebagaimana tersebut diatas dan upaya Hukum Kasasi yang diberikan perlu ada fatwa dari Mahkamah Agung RI. 2. Apakah putusan Rehabilitasi medis bagi Prajurit TNI pecandu Narkotika sudah dapat diterapkan?. 5

6 Bahwa masalah yang berkaitan dengan perawatan Rehabilitasi Medis terhadap terpidana diatur dalam pasal 103 UU RI Nomor : 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyatakan : Hakim yang memeriksa perkara Narkotika dapat memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan atau perawataan melalui rehabilisasi jika pecandu tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut belum dapat diterapkan terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anggota TNI, hal ini disebabkan dilingkungan TNI belum terdapat lembaga perawatan rehabilitasi medis bagi anggota TNI. Saat ini lembaga pemasyarakatan TNI maupun Staltahmil tidak memiliki lembaga rehabilitasi medis terhadap korban pecandu narkotika, sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam hal putusan Hakim menyatakan memerintahkan terdakwa untuk melaksanakan perawatan rehabilitasi medis. Guna mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya kerja sama antara Mabes TNI dengan lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk oleh pemerintah, sehingga penerapan ketentuan tersebut dapat dilaksanakan. Disamping itu, hal yang harus diwaspadai dari aspek pengawasan dan pembinaan perlu diterapkan suatu sistem yang tepat agar setelah Prajurit tersebut selesai menjalani perawatan rehabilitasi medis dapat kembali menjadi prajurit yang baik. 3. Apakah Pengadilan Militer selaku badan publik Negara dapat digugat terhadap pelanggaran keterbukaan Informasi Publik?. Bahwa berdasarkan pasal 47 ayat (1) UU RI No. 14 Tahun 2008 yang menyatakan pengajuan gugatan dilakukan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara apabila yang digugat adalah badan publik Negara. 6

7 Dengan demikian pengadilan Militer sebagai Badan Publik dapat digugat apabila melanggar ketentuan pasal 49 UU RI No. 14 Tahun Bahwa yang menjadi persoalan dalam ketentuan pasal 2 f UU No. 5 tahun 1986 jo UU No. 51 tahun 2009 Pengadilan TUN tidak berwenang mengadili keputusan Tata Usaha Militer, sehingga gugatan terhadap Badan Peradilan Militer seharusnya diajukan kepada Pengadilan Tata Usaha Militer, sedangkan sampai saat ini Hukum acara Tata Usaha Militer belum dapat dilaksanakan karena belum ada Peraturan Pemerintah yang memberlakukannya. Guna mengatasi masalah tersebut perlu segera diterbitkan Peraturan Pemerintah untuk memberlakukan hukum acara Tata Usaha Militer. 4. Apakah Prajurit TNI yang mengajukan gugatan perceraian dapat diperiksa dan diputus Pengadilan Agama tanpa adanya Surat ijin dari pejabat yang berwenang? Bahwa berdasarkan peraturan Panglima TNI No. 11/VII/2007 telah dikeluarkan ketentuan yang mengatur tentang tata cara pernikahan, perceraian dan rujuk bagi Prajurit. Dalam ketentuan pasal 10 ayat (1) menyatakan Prajurit TNI yang akan melaksanakan perceraian harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang, sedangkan permohonan gugatan perceraian oleh suami atau isteri yang bukan Prajurit disampaikan langsung oleh yang berkepentingan kepada Pengadilan setelah memberitahukan kepada atasan Prajurit yang bersangkutan (Vide pasal 11 ayat (1). Bahwa permasalahan yang timbul terkait dengan gugatan perceraian oleh seorang Prajurit ke Pengadilan Agama sering terjadi surat ijin perceraian belum dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang tetapi pemeriksaan terhadap perkara tersebut diperiksa dan diputus, sehingga 7

8 hal tersebut menimbulkan kesulitan bagi kesatuan untuk melakukan pembinaan personil dan administrasi terkait dengan hak-hak yang diberikan kepada keluarga Prajurit. Untuk menghindari perceraian tanpa ijin dari pejabat yang berwenang, maka pengadilan Agama apabila gugatan Perceraian diajukan oleh seorang Prajurit diharuskan untuk melampirkan surat ijin dari pejabat yang berwenang, apabila tidak ada surat ijin maka perkaranya tidak perlu didaftar atau diregister, dalam hal perkara tersebut sudah terlanjur didaftar maka pemeriksaan perkara tersebut dilanjutkan namun baru diputus apabila surat ijin dari pejabat yang berwenang dikeluarkan, apabila dalam waktu 6 bulan surat ijin dari pejabat yang berwenang tidak dikeluarkan maka perkara diputus. KESIMPULAN : 1. Kewenangan mengadili terhadap Perwira Tinggi berpangkat bintang dua ke atas seyogyanya dilaksanakan oleh Pengadilan Militer Utama, dan selanjutnya upaya hukum kasasi tanpa melalui upaya hukum banding. 2. Penjatuhan putusan perawatan rehabilitasi medis terhadap anggota TNI terkait dengan pecandu narkoba sampai saat ini belum dapat dilaksanakan disebabkan belum adanya lembaga perawatan medis di lingkungan TNi terkait dengan hal tersebut. Sehingga untuk mengatasi perlu adanya kerjasama dengan instansi / panti rehabilitasi umum. 3. Pengajuan gugatan terhadap pelanggaran keterbukaan informasi publik yang dilakukan Pengadilan Militer diajukan di Pengadilan Tata Usaha Militer. 4. Gugatan perceraian yang dilakukan anggota TNI wajib mendapatkan ijin dari pejabat yang berwenang. 8

9 Saran : Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu kami sampaikan rekomendasi kepada Bapak Ketua Mahkamah Agung RI sebagai berikut : 1. Mengeluarkan fatwa untuk mengisi kekosongan hukum yang isinya memberikan kewenangan kepada Pengadilan Militer Utama memeriksa dan mengadili terdakwa pada tingkat pertama perwira Tinggi berpangkat Bintang dua keatas. 2. Mendorong Pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang pemberlakuan Pengadilan Tata Usaha Militer 3.. Menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh Pengadilan Umum dan Agama untuk menunda gugatan perceraian yang diajukan oleh anggota TNI sebelum ada ijin dari pejabat yang berwenang. Balikpapan, 13 Oktober 2010 Team Perumus : Ketua, Sekretaris, Anthon R Saragih,SH Sugeng Sutrisno, SH MH Kolonel Chk NRP Letkol Chk NRP Anggota : 1.AAA Putu Oka Dewi Iriani.SH,MH.. Kolonel Chk (K) NRP Hazarmen.SH... Kolonel Chk NRP Tigor Samosir.. Kolonel Chk NRP

10 Lampiran ANGGOTA KOMISI III NO. N A M A J A B A T A N 1. H. M. Imron Amwari, SH, Sp.N, MH Tuada Uldilmil 2. Timor P. Manurung, SH, MM Hakim Agung 3. Sonson Basar, SH Dirjen Badilmiltun 4. H. Sugioto, SH, CN Ses Ditjen Badilmiltun 5. Kol. Chk Hazarmen, SH Dirbin Ganis Ditjen Badilmiltun 6. Laksma.TNI A.R. Tampubolon, SH, MH Dir Pranata Ditjen Badilmiltun 7. Siti Rafiah, SH. Panmud Mil Mari 8. Mayjen TNI Burhan Dahlan, SH, MH Kadilmiltama 9. Marsma TNI Pudi Astoto, SH Waka Dilmiltama 10. Kol Chk Anthon R. Saragih, SH Kadilmillti-I Medan 11. Kol. Laut (KH). Yuti Subarliani, SH, Kadilmilti-II Jakarta 12. Kol. Chk AAA Putu Oka dewi Iriani,SH,MH Kadilmilti-III Surabaya 13. Kol. Chk Sunardi, SH, Waka Dilmilti-I Medan 14. Kol. Chk Tigor samosir, SH Waka DIlmilti-II Jakarta 15. Kol. Chk Sunarso, SH Waka Dilmilti-III Surabaya 16. Dwitomo, SH,MH Askor 17. Kol. Chk Herry Karya Budi, SH Katera Dilmiltama 18. Letkol Sus Priyo Mustiko S, SH Katera Dilmilti-I Medan 10

11 19. Mayor Chk James F Vendersloot, SH, MH Katera Dilmilti-II Jakarta 20. Letkol Chk Sugeng Sutrisno, SH, MH Katera Dilmilti-III Surabaya 11

HAL-HAL YANG PERLU PENGATURAN DALAM RUU PERADILAN MILITER

HAL-HAL YANG PERLU PENGATURAN DALAM RUU PERADILAN MILITER 1. Pendahuluan. HAL-HAL YANG PERLU PENGATURAN DALAM RUU PERADILAN MILITER Oleh: Mayjen TNI Burhan Dahlan, S.H., M.H. Bahwa banyak yang menjadi materi perubahan dalam RUU Peradilan Militer yang akan datang,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN BULAN JANUARI TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN BULAN JANUARI TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG Jl. H. Bastari Komplek Ogan Permata Indah (OPI) Jakabaring Palembang Telp/Fax. (0711) 5620579 Email : palembang@dimil.org LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/41/SKEP/XI/2013 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/41/SKEP/XI/2013 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/41/SKEP/XI/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA MEJA INFORMASI PENGADILAN MILITER II09 BANDUNG KEPALA PENGADILAN MILITER II09

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 27 K/PM.III-12/AL/II/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 27 K/PM.III-12/AL/II/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 27 K/PM.III-12/AL/II/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2016

LAPORAN TRIWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2016 PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR TELP. (0361) 262946 FAX. (0361) 262946 Web:dilmil_denpasar.go.id dan, email : denpasar@dilmil.org LAPORAN TRIWULAN I PENGADILAN MILITER

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 06 K/PM.III-12/AD/I/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 06 K/PM.III-12/AD/I/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 06 K/PM.III-12/AD/I/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; 0431-860179 e-mail : dilmil317manado@gmail.com RENCANA STRATEGI (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN MILITER III-17 MANADO

Lebih terperinci

LAPORAN CATURWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2016

LAPORAN CATURWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2016 PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 TELP. (0361) 262946 FAX. (0361) 262946 DENPASAR Web:dilmil_denpasar.go.id dan, email :dilmildenpasar@yahoo.co.id LAPORAN CATURWULAN I PENGADILAN

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 151 K/PM.III-12/AD/XII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 151 K/PM.III-12/AD/XII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 151 K/PM.III-12/AD/XII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2012 KANTOR PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO.

PROGRAM KERJA PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2012 KANTOR PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. PROGRAM KERJA PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2012 KANTOR PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR Denpasar, Desember 2011-1 - DAFTAR ISI KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 30 K/PM.III-12/AL/II/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 30 K/PM.III-12/AL/II/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 30 K/PM.III-12/AL/II/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

Renstra Pengadilan Militer III-13 Madiun Tahun

Renstra Pengadilan Militer III-13 Madiun Tahun LAMPIRAN MATRIK RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 S/D 2019 PENGADILAN MILITER III-13 MADIUN 1. Matrik Pencapaian Kinerja. NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 a. Meningkatnya penyelesaian

Lebih terperinci

UPAYA MEWUJUDKAN PERADILAN MILITER YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

UPAYA MEWUJUDKAN PERADILAN MILITER YANG BERSIH DAN BERWIBAWA 1 UPAYA MEWUJUDKAN PERADILAN MILITER YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Oleh : Letkol Chk James F. Vandersloot, SH, MH. A. Pendahuluan Peradilan militer merupakan salah satu lembaga peradilan di bawah Mahkamah

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 159 K/PM.III-12/AL/XII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 159 K/PM.III-12/AL/XII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 159 K/PM.III-12/AL/XII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN III PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN III PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2014 PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR TELP. (0361) 262946 FAX. (0361) 262946 Web:dilmil_denpasar.go.id dan, email :dilmildenpasar@yahoo.co.id LAPORAN TRIWULAN III PENGADILAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/44/SKEP/XI/2013 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/44/SKEP/XI/2013 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/44/SKEP/XI/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA MEJA PENGADUAN PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG KEPALA PENGADILAN MILITER II-09

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 108, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4234) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 109 K/PM.III-12/AL/VIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 109 K/PM.III-12/AL/VIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 109 K/PM.III-12/AL/VIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN. 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang

BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN. 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang 8 BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN A. Sejarah Ringkas PengadilanMiliter I-02 Medan 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang Sebelum perang Dunia ke-ii, Peradilan Militer Belanda di Indonesia dikenal

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG Oleh: Mayjen TNI Drs. Burhan Dahlan, S.H.,M.H. 1. Pengantar Dalam bulan Juli 2004 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2004, telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Timur P. Manurung, SH., MM Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung R.I.

Disampaikan oleh : Timur P. Manurung, SH., MM Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung R.I. Disampaikan oleh : Timur P. Manurung, SH., MM Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung R.I. Pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung R.I. Dengan Jajaran Pengadilan Tingkat Banding Dari Empat Lingkungan Peradilan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: PUT / 46 - K / PM.II-10/ AL / VI / 2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR: PUT / 46 - K / PM.II-10/ AL / VI / 2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER II-10 S E M A R A N G P U T U S A N NOMOR: PUT / 46 - K / PM.II-10/ AL / VI / 2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER II-10 Semarang yang bersidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendapatkan pengampunan berupa perubahan, peringanan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendapatkan pengampunan berupa perubahan, peringanan,

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi prajurit TNI dan masyarakat pencari keadilan. 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 156 K/PM.III-12/AD/XI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 156 K/PM.III-12/AD/XI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 156 K/PM.III-12/AD/XI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi prajurit TNI dan masyarakat pencari keadilan. 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Januari 2014 Pgs. Kepala Pengadilan Militer III-14. Ttd. Apel Ginting, SH. Letkol Chk NRP

KATA PENGANTAR. Denpasar, Januari 2014 Pgs. Kepala Pengadilan Militer III-14. Ttd. Apel Ginting, SH. Letkol Chk NRP KATA PENGANTAR Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ini di susun dengan mengacu dan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dalam kurun waktu 5(lima) tahun yaitu tahun 2015-2019 dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 55-K/PM I-07/AD/ X /2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 55-K/PM I-07/AD/ X /2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I - 07 B A L I K P A P A N P U T U S A N Nomor : 55-K/PM I-07/AD/ X /2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 131 K/PM.III-12/AL/IX/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 131 K/PM.III-12/AL/IX/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 131 K/PM.III-12/AL/IX/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

Berikut adalah susunan Pengadilan Militer di Indonesia: - Pengadilan Militer. - Pengadilan Militer Tinggi. - Pengadilan Militer Utama.

Berikut adalah susunan Pengadilan Militer di Indonesia: - Pengadilan Militer. - Pengadilan Militer Tinggi. - Pengadilan Militer Utama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 116-K/PM.III-12/AL/IX/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 116-K/PM.III-12/AL/IX/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A P U T U S A N Nomor : 116-K/PM.III-12/AL/IX/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN NOMOR : 49- K / PM.III-13 / AU / X / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN NOMOR : 49- K / PM.III-13 / AU / X / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-13 M A D I U N PETIKAN PUTUSAN NOMOR : 49- K / PM.III-13 / AU / X / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-13 Madiun yang bersidang di Madiun

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL KOMISI BIDANG TEKNIS YUSTISIAL. : 1. Pengarahan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MARI

RUMUSAN HASIL KOMISI BIDANG TEKNIS YUSTISIAL. : 1. Pengarahan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MARI RUMUSAN HASIL KOMISI BIDANG TEKNIS YUSTISIAL Rapat Kerja Daerah Pengadilan Tinggi Agama dengan Pengadilan Agama se wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten, dengan tema Meningkatkan peran Pengadilan Tinggi

Lebih terperinci

Tempat tinggal : Jl. Gajah Mada Kab. Kutai Barat Kalimantan Timur

Tempat tinggal : Jl. Gajah Mada Kab. Kutai Barat Kalimantan Timur PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 06-K/PM.I-07/AD/I/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam memeriksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Lahirnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama jo. Undang-Undang Nomor 50

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER II-08 J A K A R T A P U T U S A N NOMOR : 99-K/PM II-08/AD/IV/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan MiliterII-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam memeriksa

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN II PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2015

LAPORAN TRIWULAN II PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2015 PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR TELP. (0361) 262946 FAX. (0361) 262946 Web:dilmil_denpasar.go.id dan, email : denpasar@dilmil.org LAPORAN TRIWULAN II PENGADILAN MILITER

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 10-K/PM.I-07/AD/ I /2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 10-K/PM.I-07/AD/ I /2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I 07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 10-K/PM.I-07/AD/ I /2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR

PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR TELP. (0361) 262946 FAX. (0361) 262946 Web:dilmil_denpasar.go.id dan, email :dilmildenpasar@yahoo.co.id LAPORAN TRIWULAN IV PENGADILAN

Lebih terperinci

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 21- K / PM.III-12 / AL / III / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PETIKAN PUTUSAN Nomor : 21- K / PM.III-12 / AL / III / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA PETIKAN PUTUSAN Nomor : 21- K / PM.III-12 / AL / III / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, mengandung pengertian bahwa segala tatanan kehidupan berbangsa, bermasyarakat

Lebih terperinci

SUATU TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN PASAL 45A UU NO 5 TH 2004 TERHADAP TERDAKWA SEORANG PRAJURIT TNI. Sugeng Sutrisno *

SUATU TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN PASAL 45A UU NO 5 TH 2004 TERHADAP TERDAKWA SEORANG PRAJURIT TNI. Sugeng Sutrisno * SUATU TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN PASAL 45A UU NO 5 TH 2004 TERHADAP TERDAKWA SEORANG PRAJURIT TNI Sugeng Sutrisno * Ketidak puasan dalam menerima putusan adalah hal yang biasa bagi pencari keadilan namun

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN I PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2014 PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR TELP. (0361) 262946 FAX. (0361) 262946 Web:dilmil_denpasar.go.id dan, email : denpasar@dilmil.org LAPORAN TRIWULAN I PENGADILAN MILITER

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER II-08 J A K A R T A P U T U S A N NOMOR : 257/K/PM II-08/AD/X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer II-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN IV PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2013

LAPORAN TRIWULAN IV PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2013 PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR TELP. (0361) 262946 FAX. (0361) 262946 Web:dilmil_denpasar.go.id dan, email :dilmildenpasar@yahoo.co.id LAPORAN TRIWULAN IV PENGADILAN

Lebih terperinci

URGENSI PERADILAN TATA USAHA MILITER DI INDONESIA. Oleh: Kapten Chk Sator Sapan Bungin, S.H.

URGENSI PERADILAN TATA USAHA MILITER DI INDONESIA. Oleh: Kapten Chk Sator Sapan Bungin, S.H. URGENSI PERADILAN TATA USAHA MILITER DI INDONESIA Oleh: Kapten Chk Sator Sapan Bungin, S.H. 1. Pendahuluan. Pengadilan Tata Usaha Militer yang sering disingkat dengan istilah PTUM merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V A. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Rehabilitasi Kepada Pengguna Narkotika, maka penulis dapat memberikan kesimpulan

Lebih terperinci

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final. Tugas dan wewenang Mahkamah Agung adalah a. Memeriksa dan memutus 1) permohonan kasasi, 2) sengketa tentang kewarganegaraan, dan 3) permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh

Lebih terperinci

1). Program Kerja Pengadilan Militer Utama tahun 2013.

1). Program Kerja Pengadilan Militer Utama tahun 2013. PENGADILAN MILITER UTAMA LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA PENGADILAN MILITER UTAMA TRIWULAN I TA. 2013 1. Pendahuluan a. Kebijakan Umum Peradilan 1). Pengadilan Militer Utama selaku pelaksana kekuasaan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P E N E T A P A N NOMOR : 89/G/2012/PTUN-JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta ; ---------------------------------

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 30 - K/PM I-07/AL/ V / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 30 - K/PM I-07/AL/ V / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 30 - K/PM I-07/AL/ V / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam

Lebih terperinci

PENJATUHAN PIDANA TAMBAHAN PEMECATAN PRAJURIT TNI DARI DINAS MILITER DAN AKIBATNYA. Disampaikan oleh

PENJATUHAN PIDANA TAMBAHAN PEMECATAN PRAJURIT TNI DARI DINAS MILITER DAN AKIBATNYA. Disampaikan oleh 1 PENJATUHAN PIDANA TAMBAHAN PEMECATAN PRAJURIT TNI DARI DINAS MILITER DAN AKIBATNYA Disampaikan oleh H. M. Imron Anwari, SH., Spn., Mkn TUADA ULDILMIL MARI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 117-K/PM.III-12/AL/VI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 117-K/PM.III-12/AL/VI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A P U T U S A N Nomor : 117-K/PM.III-12/AL/VI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 01-K/PM.I-07/AD/ I / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 01-K/PM.I-07/AD/ I / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 01-K/PM.I-07/AD/ I / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM BADAN LEGISLASI DENGAN PANITERA MAHKAMAH AGUNG DAN IKATAN PANITERA DAN SEKRETARIS PENGADILAN INDONESIA (IPASPI) DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENANGANAN TERSANGKA ATAU TERDAKWA PENYALAH GUNA, KORBAN PENYALAHGUNAAN, DAN PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Makalah Rakernas MA RI

Makalah Rakernas MA RI Makalah Rakernas MA RI 2011 1 BEBERAPA CATATAN DARI TUADA ULDILAG BAHAN RAKERNAS MARI SEPTEMBER 2011 A. Pengantar Berhubung saya dalam kondisi sakit, maka saya hanya memberi catatan-catatan yang saya anggap

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JUDUL SOP AP BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI NO TUGAS FUNGSI SUB FUNGSI KEGIATAN OUTPUT ASPEK JUDUL SOP

IDENTIFIKASI JUDUL SOP AP BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI NO TUGAS FUNGSI SUB FUNGSI KEGIATAN OUTPUT ASPEK JUDUL SOP IDENTIFIKASI JUDUL SOP AP BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI NO TUGAS FUNGSI SUB FUNGSI KEGIATAN OUTPUT ASPEK JUDUL SOP A Penyelenggara 1) Registrasi 1. Penyelenggara perkara a. Menyelenggarakan Pelaksanaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf No.1393, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Hukuman Disiplin. Penjatuhan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN

Lebih terperinci

PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT DAN MASALAHNYA SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN DISIPLIN PRAJURIT DI KESATUANNYA

PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT DAN MASALAHNYA SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN DISIPLIN PRAJURIT DI KESATUANNYA PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT DAN MASALAHNYA SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN DISIPLIN PRAJURIT DI KESATUANNYA 1. PENDAHULUAN Fakta dalam praktek peradilan pidana sering ditemukan pengadilan menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 60 -K/PM I-07/AD/ IX / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 60 -K/PM I-07/AD/ IX / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 60 -K/PM I-07/AD/ IX / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajuan permohonan perkara praperadilan tentang tidak sahnya penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam sidang praperadilan sebagaimana

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN MILITER UTAMA JL. RAYA PENGGILINGAN CAKUNG TELP/FAX. 48703673 JAKARTA TIMUR Email : dilmiltama1@yahoo.com KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: PUT / 08-K / PM.II-10 / AD / II / 2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N NOMOR: PUT / 08-K / PM.II-10 / AD / II / 2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN MILITER II-10 S E M A R A N G P U T U S A N NOMOR: PUT / 08-K / PM.II-10 / AD / II / 2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN MILITER II-10 Semarang yang bersidang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 145/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 145/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 145/B/2012/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 116 K / PM.III-12 / AD / V/ 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 116 K / PM.III-12 / AD / V/ 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA P U T U S A N Nomor : 116 K / PM.III-12 / AD / V/ 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo

Lebih terperinci

Pengadilan Umum. Perangkat atau Alat Kelengkapan Lembaga Peradilan

Pengadilan Umum. Perangkat atau Alat Kelengkapan Lembaga Peradilan Perangkat atau Alat Kelengkapan Lembaga Peradilan Pengadilan Umum Pengadilan Umum termasuk di dalamnya Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, yang sehari-harinya memeriksa dan memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan, yang bersidang di Balikpapan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PROSEDUR (LANGKAH KEGIATAN) BERDASARKAN JUDUL SOP

IDENTIFIKASI PROSEDUR (LANGKAH KEGIATAN) BERDASARKAN JUDUL SOP IDENTIFIKASI PROSEDUR (LANGKAH KEGIATAN) BERDASARKAN JUDUL SOP A. DATA KEGIATAN 1. NAMA SOP : Pembuatan Notulen rapat dinas 2. JENIS KEGIATAN : Rutin 3. PENANGGUNG JAWAB : a. PRODUK : Katera Pengadilan

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER II-08 J A K A R T A P U T U S A N Nomor : 26-K/PM II-08/AD/II/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer II-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam

Lebih terperinci

PENETAPAN KEPALA PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG Nomor: W1.Mil 04/ TAP / 20 / IV /2018 TENTANG

PENETAPAN KEPALA PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG Nomor: W1.Mil 04/ TAP / 20 / IV /2018 TENTANG PENETAPAN KEPALA PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG Nomor: W1.Mil 04/ TAP / 20 / IV /2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG KEPALA PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

Makalah Rakernas

Makalah Rakernas Makalah Rakernas 2011 1 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI Oleh : H. A. Kadir Mappong (Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidan Yudisial) Peninjauan kembali merupakan upaya hukum luar biasa yang dimaksudkan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPANITERAAN DAN KESEKRETARIATAN PERADILAN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPANITERAAN DAN KESEKRETARIATAN PERADILAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPANITERAAN DAN KESEKRETARIATAN PERADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 202 K / PM.III-12 / AD / X/ 2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 202 K / PM.III-12 / AD / X/ 2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A P U T U S A N Nomor : 202 K / PM.III-12 / AD / X/ 2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang secara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1950 TENTANG MENETAPKAN "UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG SUSUNAN DAN KEKUASAAN PENGADILAN/KEJAKSAAN DALAM LINGKUNGAN PERADILAN KETENTARAAN" (UNDANG-UNDANG DARURAT

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 07-K / PM I-07 / AD / I / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 07-K / PM I-07 / AD / I / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 07-K / PM I-07 / AD / I / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN, yang bersidang di Balikpapan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1948

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1948 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1948 PENGADILAN TENTARA. SUSUNAN DAN KEKUASAAN. Peraturan tentang susunan dan kekuasaan Pengadilan/ Kejaksaan dalam lingkungan peradilan Ketentaraan. PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER II-08 J A K A R T A P U T U S A N NOMOR : 249/K/PM II-08/AD/X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer II-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam

Lebih terperinci

PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI. Drs. H. Masrum M Noor, MH.

PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI. Drs. H. Masrum M Noor, MH. PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI Drs. H. Masrum M Noor, MH. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat MUKADIMAH Bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 14-1970::UU 35-1999 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.8, 2004 HUKUM. KEHAKIMAN. Lembaga Peradilan. Badan-badan Peradilan.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 06 K / PM.III-12 / AD / I / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 06 K / PM.III-12 / AD / I / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA P U T U S A N Nomor : 06 K / PM.III-12 / AD / I / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kebijakan Umum Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Kebijakan Umum Peradilan BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER II-08 J A K A R T A P U T U S A N NOMOR : 155-K/PM II-08/AL/VI/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer II-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN KETUA MAHKAMAH AGUNG, Menimbang : a. bahwa proses peradilan yang transparan merupakan salah

Lebih terperinci

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2 FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah utnuk mengetahui bagaimana prosedur pengajuan Peninjauan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 69-K/PM.I-07/AD/XI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 69-K/PM.I-07/AD/XI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 69-K/PM.I-07/AD/XI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Undang Undang Nomor 7 tahun 1946 tentang peraturan tentang

BAB V PENUTUP. Undang Undang Nomor 7 tahun 1946 tentang peraturan tentang 337 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Terjadinya Ketidakmandirian Secara Filosofis, Normatif Dalam Sistem Peradilan Militer Peradilan militer merupakan salah satu sistem peradilan negara yang keberadaannya

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 03/PB/MA/IX/ /PB/P.

PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 03/PB/MA/IX/ /PB/P. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 03/PB/MA/IX/2012 03/PB/P.KY/09/2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 52 K/MIL/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 52 K/MIL/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 52 K/MIL/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana militer dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI

PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI 1 PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil II-09 Bandung Putusan Hakim tidaklah mungkin memuaskan semua pihak. Putusan Hakim juga bukan Putusan Tuhan,

Lebih terperinci

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke : RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KEPALA BADAN KEAHLIAN DPR RI ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 17-K/PM.I-07/AD/I/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 17-K/PM.I-07/AD/I/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I 07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 17-K/PM.I-07/AD/I/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam memeriksa

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci