BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Metodologi Pembangunan Perangkat Lunak Pembangunan perangkat lunak pada Tugas Akhir ini menggunakan metodologi unified process sebagaimana yang disebutkan pada Subbab 1.5. Pada keempat fase pada unified process dilakukan beberapa iterasi sesuai kebutuhan. Keterhubungan fase, aktivitas dalam fase tertentu dan deliverables dari aktivitas terkait selama pembangunan aplikasi terdapat pada Tabel III-1. Tabel III-1 Keterhubungan fase, aktivitas, dan deilverables dalam Pembangunan Kakas Fase Aktivitas Deliverables Inception Analisis domain masalah 1. Hasil analisis domain Analisis perangkat lunak 2. Diagram use case Elaboration Analisis domain masalah 3. Revisi hasil analisis domain Analisis perangkat lunak 4. Revisi diagram use case 5. Skenario use case 6. Diagram sequence 7. Identifikasi paket dan kelas analisis Perancangan perangkat lunak 8. Perancangan antarmuka 9. Perancangan subsistem 10. Diagram deployment 11. Throw-away prototype 12. Identifikasi kelas peracangan Implementasi perangkat lunak 13. Kode program Construction Perancangan perangkat lunak 14. Revisi identifikasi kelas perancangan 15. Revisi perancangan antarmuka 16. Revisi perancangan subsistem 17. Revisi diagram deployment Implementasi perangkat lunak 18. Revisi kode porgram Pengujian terintegrasi 19. Evaluasi pengujian Transition Persiapan instalasi 20. Installer aplikasi 3.2 Analisis Domain Masalah Analisis domain masalah yang dibahas meliputi perbandingan teknologi penentuan posisi, kebutuhan aplikasi berbasis lokasi, analisis kebutuhan teknologi mobile positioning untuk aplikasi Muslim Prayer Time, dan teknologi mobile positioning untuk aplikasi Muslim Prayer Time Perbandingan Teknologi Mobile Positioning Setiap teknologi harus dievaluasi kelebihan dan kelemahannya bagi suatu aplikasi dengan cara mempertimbangkan performansi, implementasi, dan biaya yang dibutuhkan. Berikut ini 1

2 III-2 pembahasan perbandingan teknologi mobile positioning berdasarkan jenis-jenis pengukuran yang disebutkan pada Tabel II-1, Tabel II-2, dan Tabel II Perbandingan Teknologi Mobile Positioning Berdasarkan Performansinya. Pengukuran implementasi didasarkan pada hasil pengukuran posisi (yield), konsistensi hasil pengukuran yang diperoleh, akurasi posisi, dan start time. Penjelasan masing-masing ukuran performansi dapat dilihat pada tabel Tabel II-1. Rangkuman perbandingan teknologi mobile positioning berdasarkan performansi dapat dilihat pada Tabel III Hasil pengukuran posisi (yield) Untuk melakukan pengukuran posisi, Cell ID hanya membutuhkan satu base station sedangkan E-OTD dan OTDOA membutuhkan minimal tiga base station/node B. A- GPS dan Hibrid yang menggunakan satelit, membutuhkan empat satelit untuk melakukan pengukuran posisi. Pada area pedesaan, Cell ID, E-OTD dan OTDOA memberikan hasil posisi yang buruk. Pada Cell ID, hasil yang buruk ini disebabkan oleh jarak BTS yang jauh dari pengguna sedangkan pada E-OTD dan OTDOA, hal ini dikarenakan sedikitnya BTS untuk dilakukan pengukuran posisi. A-GPS memberikan hasil buruk di lingkungan dalam gedung atau indoor karena dibutuhkan kondisi line of sight. Untuk mengatasi masalah ini, A-GPS dapat dikombinasikan dengan Cell ID sehingga apabila bermasalah ketika berada di dalam gedung maka pengukuran posisi dapat digantikan oleh Cell ID. 2. Konsistensi hasil pengukuran yang diperoleh Pada lingkungan yang berbeda, Cell ID, E-OTD dan OTDOA memberikan hasil yang tidak konsisten. Pada Cell ID, hasil yang tidak konsisten ini disebabkan oleh perbedaan ukuran sel, kepadatan jaringan dan karateristik operasional jaringan. Sebaliknya A-GPS dan Hibrid memberikan konsistensi hasil di tempat manapun dan dalam jaringan apapun. 3. Akurasi posisi Cell ID memberikan tingkat akurasi mulai dari 500m sampai 20km pada lingkungan GSM dan 100m sampai 5km pada lingkungan UMTS tergantung pada kepadatan jaringan dan cakupun sel. E-OTD dan OTDOA memberikan tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan Cell ID yaitu 100m sampai 500m. A-GPS dan Hibrid memberikan hasil akurasi terbaik dibandingkan teknologi lain yang dibahas pada Tugas Akhir ini, yaitu 5 50m. Kelebihan lain A-GPS dan Hibrid adalah keduanya

3 III-3 menghasilkan posisi berdimensi tiga (garis lintang, garis bujur, dan ketinggian) sedangkan teknologi lainnya hanya menghasilkan posisi berdimensi dua. Untuk memperbaiki akurasinya, Cell ID dapat dikombinasikan dengan TA (Time Advance) atau RTT (Round Trip Time). TA dan RTT menggunakan waktu saat pengiriman informasi dari BTS/Node B menuju mobile handset untuk menentukan jarak MS/UE ke BTS/Node B. 4. Start time Arti start time ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran posisi. Cell ID memberikan start time terpendek yaitu sekitar 1 detik sedangkan teknologi lain memberikan start time 5 sampai 10 detik. Tabel III-2 Rangkuman Perbandingan Mobile Positioning Posisi Berdasarkan Performansinya Ukuran Cell ID E-OTD OTDOA A-GPS Hibrid Yield Buruk pada Buruk pada Buruk pada Buruk di Relatif baik area pedesaan area pedesaaan area pedesaaan dalam gedung Konsistensi Tidak konsisten Tidak Tidak konsisten Konsisten Akurasi posisi GSM : 500m 20km UMTS : 100m 5km konsisten konsisten 100m - 500m 100m - 500m 5m 50m 5m 50m Start time 1 detik 5 10 detik 5 10 detik 5 10 detik 5 10 detik Perbandingan Teknologi Mobile Positioning Berdasarkan Implementasinya. Pengukuran implementasi didasarkan pada pengaruh pada handset, kapabilitas roaming, efisiensi jaringan, ekspansi jaringan, dan kompatibilitas jaringan. Penjelasan masing-masing ukuran implementasi dapat dilihat pada Tabel II-2. Rangkuman perbandingan teknologi mobile positioning berdasarkan implementasi dapat dilihat pada Tabel III Pengaruh pada handset Cell ID tidak membutuhkan perubahan pada handset dan tidak mengkonsumsi baterai terlalu besar. E-OTD dan OTDOA membutuhkan perubahan software pada handset dan minimal mengkonsumsi baterai. A-GPS dan Hibrid membutuhkan perubahan software dan hardware juga penggunaan baterai yang cukup besar.

4 III-4 2. Kapabilitas roaming Cell ID, A-GPS, dan Hibrid membutuhkan dukungan Location Server untuk roamedto-network sedangkan E-OTD dan OTDOA membutuhkan tambahan alat baru yaitu LMU (Location Measurement Unit). 3. Efisiensi jaringan Cell ID, A-GPS, dan Hibrid menggunakan minimal bandwidth dan kapasitas jaringan sedangkan E-OTD dan OTDOA membutuhkan bandwith dan kapasitas jaringan untuk pengoperasian LMU. 4. Ekpansi jaringan Cell ID, A-GPS, dan Hibrid mendukung untuk perluasan jaringan tanpa dibutuhkan usaha yang besar. Pada E-OTD dan OTDOA, perluasan jaringan berarti harus memperbanyak LMU yang terpasang pada BTS. 5. Kompatibilitas jaringan Cell ID, A-GPS dan Hibrid dapat diterapkan pada jaringan GSM, GPRS, dan UMTS. E-OTD hanya dapat diterapkan pada jaringan GSM dan GPRS sedangkan OTDOA hanya dapat diterapkan pada jaringan UMTS. Tabel III-3 Rangkuman Perbandingan Mobile Positioning Posisi Berdasarkan Implementasinya Ukuran Cell ID E-OTD OTDOA A-GPS Hibrid Pengaruh Tidak ada pada handset Kapabilitas roaming Efisiensi jaringan Ekspansi jaringan Kompatibilitas jaringan Dukungan LS Minimal bandwidth dan kapasitas Mendukung Seluruh jaringan Butuh software khusus Butuh software khusus Butuh software dan hardware khusus Dukungan LMU Dukungan LMU Bandwidth Bandwidth untuk untuk pengoperasian pengoperasian LMU LMU Butuh Butuh perluasan perluasan LMU LMU GSM/GPRS UMTS Seluruh jaringan Dukugan LS Minimal bandwidth dan kapasistas Mendukung Butuh software dan hardware khusus Dukungan LS Minimal bandwidth dan kapasistas Mendukung Seluruh jaringan

5 III Perbandingan Teknologi Mobile Positioning Berdasarkan Biayanya. Pengukuran biaya didasarkan pada biaya handset, biaya infrastruktur, biaya ekspansi, biaya pemeliharaan, timing of Expenditures,dan Return of Investment. Penjelasan masing-masing ukuran biaya dapat dilihat pada Tabel II-3. Rangkuman perbandingan teknologi mobile positioning berdasarkan biaya dapat dilihat pada Tabel III Biaya handset Cell ID tidak mengeluarkan biaya handset karena tidak adanya modifikasi pada handset. E-OTD dan OTDOA mengeluarkan biaya handset untuk keperluan pembelian software khusus yang mendukung pengukuran lokasi. A-GPS membutuhkan tambahan sirkuit GPS pada handset sehingga cukup mengeluarkan biaya. 2. Biaya infrastruktur Cell ID dan A-GPS hanya mengeluarkan biaya infrastruktur untuk keperluan software location server karena tidak adanya modifikasi pada infrastruktur jaringan. E-OTD dan OTDOA mengeluarkan biaya infrastruktur tergantung pada besarnya deployment. Kedua teknologi ini bekerja pada jaringan asynchronous. Banyaknya LMU yang harus dipasang pada base station tergantung pada cakupan lokasi yang diinginkan. Operator umumnya memiliki banyak base station sehingga dibutuhkan biaya pemasangan LMU yang cukup besar. Juga diperlukan perencanaan dan analisis agar menyakinkan tambahan unit tersebut tidak konflik dengan karakteristik RF yang telah ada pada jaringan. Juga terdapat tambahan biaya untuk modifikasi menara BTS dalam menempatkan peralatan baru. 3. Biaya ekspansi Cell ID dan A-GPS tidak mengeluarkan biaya ekspansi. Sebaliknya E-OTD dan OTDOA mengeluarkan biaya tinggi karena ketika jaringan diperluas, maka diperlukan LMU pada mayoritas BTS. 4. Biaya pemeliharaan Cell ID dan A-GPS tidak mengeluarkan biaya pemeliharaan. Sebaliknya E-OTD dan OTDOA mengeluarkan biaya pemeliharan untuk keperluan pemeliharaan LMU.

6 III-6 5. Timing of Expenditure Cell ID tidak mengeluarkan biaya untuk deployment. Sebaliknya pada E-OTD dan OTDOA, investasi deployment LMU kedepan sangat besar. Meskipun terdapat sedikit pelanggan yang meminta layanan lokasi, seluruh cakupan wilayah harus terdapat LMU. A-GPS mengeluarkan biaya yang murah dan fleksibel karena jika sedikit pelanggan, maka hanya handset mereka saja yang membutuhkan sirkuit GPS, sehingga biaya ini tergantung pada pertumbuhan pelanggan. 6. Biaya keseluruhan Cell ID memiliki tingkat biaya yang relatif rendah. Sebaliknya E-OTD dan OTDOA memiliki tingkat biaya yang tinggi baik untuk penerapan awalnya maupun pemeliharaannya. A-GPS memiliki tingkat biaya rendah sampai menengah tergantung penggunaan sirikuit A-GPS. Tabel III-4 Rangkuman Perbandingan Teknologi Mobile Positioning Berdasarkan Biayanya Ukuran Cell ID E-OTD OTDOA A-GPS Hibrid Biaya handset Tidak ada Biaya software biaya software biaya sirkuit GPS Biaya sirkuit GPS Biaya Biaya LS Biaya LMU Biaya LMU Biaya LS Biaya LS infrastruktur Biaya ekspansi Tidak ada Biaya perluasan Biaya perluasan Tidak ada Tidak ada Biaya pemeliharan Timing of Expenditure Biaya Keseluruhan Tidak ada Tidak ada Sangat rendah LMU Biaya Maintanance LMU LMU Biaya Maintanance LMU Dapat diabaikan Investasi LMU Investasi LMU Biaya murah dan fleksibel Tinggi Tinggi Rendah menengah Dapat diabaikan Biaya murah dan fleksibel Rendah - menengah Kebutuhan Aplikasi Berbasis Lokasi Cell ID dapat digunakan untuk aplikasi berbasis lokasi yang membutuhkan akurasi mencapai 500m, yield 80% dan biaya implementasi rendah. Contoh aplikasi jenis ini adalah aplikasi yang menawarkan layanan informasi dasar seperti informasi kota, kabupaten, restoran terdekat dan informasi lain yang sejenis. Kelemahan Cell ID untuk aplikasi jenis ini adalah penggunaannya hanya dapat bekerja baik pada lingkungan indoor atau urban. Cell ID tidak cocok digunakan untuk aplikasi berbasis lokasi yang membutuhkan akurasi yang tinggi. E-OTD dan OTDOA dapat digunakan untuk aplikasi berbasis lokasi yang membutuhkan akurasi mencapai 50m dan yield sebesar 80%-99,99%. Contoh aplikasi jenis ini adalah

7 III-7 aplikasi tracking, games, management, leisure, billing, dan emergency. Serupa dengan Cell ID, E-OTD dan OTDOA hanya dapat bekerja baik pada lingkungan indoor atau urban. A-GPS dapat digunakan untuk aplikasi navigasi yang membutuhkan konsistensi akurasi yang tinggi. A-GPS dapat digunakan dengan baik pada lingkungan dimana teknologi mobile positioning lainnya tidak dapat bekerja dengan baik karena A-GPS menggunakan satelit untuk pengukuran posisinya. Karena A-GPS tidak mendukung legacy handset, maka dibutuhkan handset khusus dengan harga yang cukup mahal. A-GPS juga tidak mendukung di dalam gedung besar tetapi hal ini dapat diatasi dengan mengkombinasikan dengan teknologi mobile positioning lain. Oleh karena itu, implementasi A-GPS tidak banyak digunakan dalam aplikasi handset Analisis Kebutuhan Teknologi Mobile Positioning untuk Aplikasi Muslim Prayer Time Pada Tugas Akhir ini mengambil studi kasus aplikasi muslim prayer time yang berfungsi menampilkan jadwal waktu shalat dimana pengguna berada. Layanan berbasis lokasi yang ditawarkan adalah jadwal waktu shalat berdasarkan lokasi pengguna. Layanan tambahan aplikasi muslim prayer time adalah informasi lokasi masjid terdekat dari lokasi dimana pengguna berada Karakteristik Waktu Sholat Untuk memahami jadwal waktu sholat lebih jauh, berikut ini dijelaskan karateristiknya, yaitu: 1. Penentuan waktu sholat didasarkan pada pergerakan matahari dilihat dari bumi. Pada zaman dahulu, waktu sholat ditentukan berdasarkan observasi terhadap gejala alam dengan melihat langsung matahari. 2. Jadwal waktu sholat disusun untuk kurun waktu selama 1 tahun dan dapat dipergunakan lagi pada tahun berikutnya. 3. Waktu sholat bergeser dari hari ke hari. Hal ini diakibatkan pergerakan semu matahari 23,5 ke utara dan 23,5 ke selatan selama periode 1 tahun. Sebenarnya penentuan waktu sholat didasarkan pada posisi matahari terhadap bumi. Hal ini menyebabkan setiap tempat akan memiliki perbedaan waktu sholat, tetapi kecenderungan di masyarakat hari ini adalah penentuan waktu sholat diberlakukan untuk satu kota atau kabupaten sehingga dalam satu kota atau kabupaten memiliki jadwal sholat yang sama.

8 III-8 Berdasarkan konsep waktu menggunakan posisi matahari secara astronomis para ahli kini berusaha membuat formulasi berdasarkan letak geografis dan ketinggian suatu tempat di permukaan bumi dalam bentuk sebuah program komputer yang dapat membangkitkan sebuah tabulasi data secara akurat dalam sebuah Jadwal Waktu Sholat. Kini software waktu shalat terus dibuat dan dikembangkan diantaranya: Accurate Times, Athan Software, Prayer Times, Mawaqit, Sholat Time, dan sebagainya Kebutuhan Aplikasi Muslim Prayer Time Aplikasi Muslim Prayer Time ditujukan untuk pengguna yang membutuhkan informasi waktu sholat atau lokasi masjid terdekat melalui handphone-nya. Pengguna tersebut baik orang yang menetap di suatu tempat ataupun orang yang dalam perjalanan. Orang yang dalam perjalanan umumnya lebih membutuhkan informasi ini karena ia tidak mengenal daerah tempat ia sekarang berada. Dengan adanya aplikasi Muslim Prayer Time pada handphone memudahkan pengguna untuk mengetahui informasi tersebut. Agar aplikasi ini dapat digunakan secara umum oleh masyarakat maka biaya aplikasi diharapkan dapat dijangkau oleh umumnya masyarakat baik itu biaya software maupun biaya peralatan tambahan yang dibutuhkan. Berdasarkan karakteristik jadwal sholat dan kebutuhan aplikasi tersebut dapat dirangkum kebutuhan performansi, implementasi dan biaya aplikasi muslim prayer time pada Tabel III-5. Tabel III-5 Performansi, Implementasi, dan biaya aplikasi Muslim Prayer Time Kriteria Yield Konsistensi Akurasi Start Time Handset Roaming Efisiensi jaringan Ekspansi jaringan Kompatibilitas Biaya keseluruhan Komentar Waktu sholat dapat ditentukan dimanapun berada meskipun di lingkungan yang sulit sekalipun Waktu sholat harus konsisten pada lingkungan yang berbeda dan jaringan yang berbeda. Akurasi waktu sholat mencapai 20 km dan membutuhkan posisi berdimensi tiga (termasuk ketinggian). Akurasi lokasi masjid terdekat mencapai 500m. Waktu sholat harus dapat diperoleh dalam hitungan detik. Aplikasi tidak membutuhkan tambahan peralatan pada handset untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan Aplikasi ini mendukung roaming pada area geografis yang luas, memasuki jaringan lain atau jaringan yang berbeda. Aplikasi hanya membutuhkan bandwidth kecil. Aplikasi tetap dapat mendukung meskipun terjadi ekspansi jaringan Aplikasi mendukung diterapkan pada jaringan GSM, GPRS, atau UMTS. Dapat dijangkau umumnya masyarakat.

9 III Teknologi Mobile Positioning untuk Aplikasi Muslim Prayer Time Berdasarkan pada analisis perbandingan teknologi mobile positioning yang telah dibahas, teknologi mobile positioning yang sesuai diterapkan pada aplikasi muslim prayer time adalah teknologi Cell ID dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Akurasi waktu sholat dapat mencapai 20 km Hal ini dapat dipenuhi oleh teknologi Cell ID yang memiliki akurasi 500m sampai 20 km pada jaringan GSM. 2. Akurasi lokasi masjid terdekat mencapai 500m. Untuk mendapatkan akurasi posisi kurang dari 500m dengan menggunakan teknologi Cell ID dibutuhkan maksimal tiga cell id. Apabila satu cell id memiliki cakupan satu lingkaran penuh, maka tiga cell id akan membentuk irisan ketiga lingkaran dengan cakupan yang lebih kecil. 3. Biaya aplikasi dapat dijangkau oleh umumnya masyarakat. Hal ini juga dipenuhi oleh teknologi Cell ID yang tidak membutuhkan perubahan pada handset atau perubahan infrastruktur jaringan. Dibandingkan dengan teknologi mobile positioning lain yang dibahas pada Tugas Akhir ini, Cell ID memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan teknologi lainnya untuk kasus penerapan Aplikasi Muslim Prayer Time. Hal ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Teknologi OTDOA dan E-OTD membutuhkan kerjasama dengan pihak network provider sedangkan teknologi Cell ID tidak. Karena dalam pengerjaan Tugas Akhir ini tidak berhubungan dengan pihak network provider maka teknologi OTDOA dan E-OTD akan sulit untuk diterapkan. 2. Meskipun teknologi A-GPS dapat menghasilkan posisi berdimensi tiga (termasuk ketinggian) yang dibutuhkan untuk penghitungan waktu sholat dibandingkan dengan teknologi Cell ID yang hanya dapat menghasilkan posisi berdimensi dua, teknologi ini membutuhkan biaya tambahan untuk pembelian peralatan GPS yang tertanam pada mobile phone Cara Mendapatkan Cell ID Sinyal GSM memiliki banyak informasi. Cell id merupakan salah satu informasi yang terdapat pada sinyal Base Transceiver Station (BTS). Sinyal ini digunakan untuk memeriksa apakah mobile phone terhubung dengan BTS atau tidak. Perusahan telekomunikasi memiliki BTS yang berbeda. Pada Tugas Akhir ini dipilih BTS Indosat untuk diimplementasikan. Selain informasi Cell ID, informasi lokasi lain yang dapat diperoleh dari sinyal BTS adalah MCC (Mobile Country Code), MNC (Mobile Network Code), dan LAC (Location Area Code). Setiap perusahaan telekomunikasi memiliki MCC yang sama tetapi memiliki

10 III-10 perbedaan pada MNC, LAC, dan Cell ID yang unik untuk setiap BTS. Informasi sinyal BTS dapat digambarkan pada Gambar III-1. Gambar III-1 Informasi Sinyal BTS [LEI05] Sebuah mobile phone secara periodik harus mengukur kekuatan sinyal dari base station yang terdekat. Berdasarkan pada pengukuran tersebut, mobile phone memilih satu sel yang memberikan penangkapan sinyal terbaik. Setelah terhubung dengan sel tersebut, mobile phone dapat mengakses layanan yang disediakan. Tetapi, ketika mobile phone bergerak, kekuatan sinyal yang diterima dari base station yang saat itu sedang terhubung menjadi menurun, hal ini dikarenakan beberapa alasan seperti karena menjauh dari base station tersebut atau disana terdapat faktor lingkungan yang dapat mengubah penangkapan sinyal. Pada situasi ini, mobile phone harus memilih kembali sel lain yang memberikan kekuatan sinyal lebih baik. Mobile phone akan berpindah dari satu sel ke sel lain yang memiliki lac dan cell id yang berbeda. Untuk mendapatkan Cell ID pada aplikasi, bahasa pemrograman Python menyediakan library location untuk mendukung perolehan Cell ID. Untuk mengumpulkan Cell ID, dilakukan tes pada beberapa masjid di Bandung selama 1 menit untuk mendapatkan sample. Metode yang digunakan dengan berdiri di tempat tersebut dan tidak bergerak. Untuk mengumpulkan Cell ID, digunakan software CellTrack untuk mempermudah perolehan Cell ID. Berikut ini adalah beberapa hasil dari beberapa tempat masjid di Bandung: 1. Masjid Salman ITB [13383, 13382] 2. Masjid Al Muhajirin Sadang Serang [12183, 12193, 13244] 3. Masjid Manunggal Sadang Subur [12193, 12196] 4. Masjid As Sunnah Sadang Luhur [12281, 12284] 5. Masjid Istiqlal Tubagus Ismail Raya [12281, 12284, 12286]

11 III-11 Kesimpulan dari hasil tersebut adalah pada tempat yang sama dapat terkumpul satu atau lebih Cell ID, dan Cell ID yang sama muncul pada tempat/masjid yang berbeda. 3.3 Analisis Perangkat Lunak Deskripsi Perangkat Lunak HTTP Server Mobile Phone HTTP Web Server Database Gambar III-2 Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang dibangun pada Tugas Akhir ini diberi nama PrayLook. PrayLook merupakan aplikasi layanan berbasis lokasi yang dapat membantu pengguna dalam memberikan informasi waktu sholat sesuai posisi pengguna sekarang berada dan informasi masjid terdekat yang dapat dijangkau oleh pengguna dari lokasinya. Informasi waktu sholat meliputi waktu sholat shubuh, dzuhur, ashar, magrib dan isya dalam bentuk jam-menit-detik sedangkan informasi masjid terdekat berupa alamat masjid tersebut. Gambar III-2 memberikan gambaran umum sistem. Pertama pengguna meminta layanan informasi waktu sholat atau masjid terdekat kemudian mobile application menentukan sel id mobile saat itu. Setelah mendapatkan sel id, mobile application melakukan query data pada location server. Di location server, web application akan menentukan koordinat posisi pengguna berdasarkan sel id dan menghitung waktu sholat berdasarkan koordinat tersebut. Apabila pengguna meminta layanan masjid terdekat, maka web application menentukan masjid yang terdekat dengan pengguna. Pengguna juga dapat menjalankan alarm waktu sholat dengan otomatis update waktu sholat apabila pengguna berpindah tempat (memiliki sel id yang berbeda) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Berdasarkan analisis domain masalah pada Subbab 3.2, dibutuhkan aplikasi Muslim Prayer Time dengan fitur sebagai berikut:

12 III Penentuan sel ID mobile phone. Aplikasi Muslim Prayer Time memilih teknologi Cell ID untuk menentukan posisi handset atau mobile phone. Posisi relatif handset didapatkan dari posisi BTS. Setiap BTS memiliki cell ID yang unik. Oleh karena itu dengan mendapatkan cell id pada aplikasi Muslim Prayer Time dapat ditentukan lokasi dan waktu sholat pada lokasi tersebut. Asumsi implementasi fitur aplikasi ini adalah koordinat BTS tersedia. 2. Penentuan waktu sholat yaitu waktu shubuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya. Fitur utama aplikasi Muslim Prayer Time adalah memberikan informasi waktu sholat berdasarkan waktu dan tempat dimana pengguna berada sekarang. Penentuan waktu sholat dilakukan dengan menggunakan standar rumus yang telah umum digunakan. 3. Alarm waktu sholat Apabila telah tiba waktu sholat, aplikasi Muslim Prayer Time akan memberikan peringatan kepada user berupa suara/audio yang dimainkan. 4. Penentuan lokasi masjid yang terdekat dari tempat dimana pengguna berada. Fitur tambahan aplikasi Muslim Prayer Time adalah memberikan informasi masjid terdekat. Informasi ini berupa nama masjid dan nama jalan dimana masjid itu berada. Fitur ini tidak memberikan informasi jarak masjid dengan lokasi pengguna karena keterbatasan teknologi mobile positioning yang digunakan. 5. Komunikasi Client Server Aplikasi Muslim Prayer Time merupakan aplikasi mobile phone yang memiliki keterbatasan memori, kapasitas penyimpanan, dan kemampuan komputasi. Karena itu tidak mungkin untuk menyimpan semua data koordinat suatu tempat dan daftar nama masjid serta lokasinya. Untuk itu, aplikasi ini mengadopsi arsitektur client server. Aplikasi di sisi klien bertugas menentukan posisi pengguna saat itu berada sedangkan aplikasi di sisi server bertugas menentukan waktu sholat berdasarkan posisi pengguna dan masjid yang terdekat dengan pengguna Batasan Perangkat Lunak Kakas hanya dapat memberikan informasi waktu shalat ketika terdapat sinyal yang diterima oleh mobile karena untuk memperoleh waktu shalat dibutuhkan input koordinat lokasi yang didapatkan dari ID sel BTS Pemodelan Perangkat Lunak Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai perangkat lunak yang akan dibangun pada Tugas Akhir ini, dilakukan pemodelan perangkat lunak yang mencakup pemodelan fungsionalitas, pemodelan interaksi elemen dalam sistem, dan pemodelan kelas potensial. Pemodelan perangkat lunak dilakukan sebagai bagian dari aktivitas analisis dan

13 III-13 peracangan perangkat lunak. Mengacu pada Tabel III-1, aktivitas analisis dan perancangan perangkat lunak pada Tugas Akhir ini dilakukan secara iteratif dan incremental pada fase inception, elaboration, dan construction. Pemodelan fungsionalitas menghasilkan diagram use case. Skenario use case dan sequence diagram dihasilkan dari pemodelan interaksi elemen dalam sistem. Sedangkan pemodelan kelas potensial menghasilkan identifikasi paket dan kelas analisis Pemodelan Fungsionalitas Diagram use case menggambarkan fitur yang dicakup perangkat lunak yang akan dikembangkan. Realisasi fitur perangkat lunak dalam bentuk diagram use case digambarkan pada Gambar III-3, sedangkan penjelasan mengenai aktor dan use case terkait serta keterhubungan antara use case dengan spesifikasi kebutuhan terdapat pada Lampiran A Tabel 2-3, Tabel 2-4, dan Tabel 2-5. Untuk setiap use case yang terdefinisi, didefinisikan pula skenario use case. Skenario use case tersebut terdapat pada LAMPIRAN A Subbab mengaktifkan alarm mematikan alarm layanan waktu sholat user <<uses>> alarm waktu sholat clock layanan masjid terdekat Gambar III-3 Diagram Use Case Aplikasi Penentuan aktor didasarkan pada tipe orang atau sistem lain yang menggunakan aplikasi. Terdapat dua aktor dalam skenario aplikasi ini yaitu user dan clock. User merupakan pengguna yang meminta layanan informasi waktu sholat atau masjid terdekat sedangkan clock adalah sistem lain yang mentrigger alarm.

14 III-14 Penentuan use cases didasarkan pada fungsi-fungsi yang diimplementasikan di dalam setiap subsistem. Terdapat lima use cases pada aplikasi ini yaitu layanan waktu sholat, layanan masjid terdekat, alarm waktu shalat, mengaktifkan alarm, dan mematikan alarm. Layanan waktu sholat berhubungan dengan fitur aplikasi penentuan waktu sholat sedangkan layanan masjid terdekat berhubungan dengan fitur aplikasi penentuan lokasi masjid terdekat dari tempat dimana pengguna berada. Kedua use case tersebut juga berhubungan dengan fitur penentuan cell id dan komunikasi client server antara mobile application dengan web server. Use case alarm waktu sholat berhubungan dengan fitur alarm, penentuan waktu sholat, penentuan cell id dan komunikasi client server. Mengaktifkan dan mematikan alarm berhubungan dengan fitur alarm waktu shalat Pemodelan Interaksi Elemen Pemodelan interaksi elemen dilakukan dengan membuat sequence diagram. Sequence diagram menggambarkan interaksi antara user dengan sistem maupun interaksi antar elemen/objek dalam sistem. Untuk setiap kasus normal pada skenario use case, didefinisikan sequence diagram. Sequence diagram aplikasi PrayLook digambarkan secara lengkap pada Lampiran A Subbab 3.1. Sebagai contoh, 3 sequence diagram yang digambarkan pada Gambar III-4, Gambar III-5 dan Gambar III-6. <<boundary>> Main DataController XMLController WaktuSholatController <<entity>> Coordinate : user 1 : layanan waktu sholat() 2 : getcellid() 3 : request waktu sholat() 4 : query koordinat() 5 6 : make XML() 8 : read XML() 7 11 : tampilkan ke user() 9 : simpan cell id dan koordinatnya() 10 : get waktu sholat() Gambar III-4 Sequence diagram Layanan Waktu Sholat

15 III-15 <<boundary>> Main XMLController DataController MasjidTerdekatController <<entity>> Masjid : user 1 : layanan masjid terdekat() 2 : getcellid() 3 : request masjid terdekat() 4 : query() dipanggil setiap detiknya selama 1 menit 5 6 : make XML() 8 : read XML() 7 9 : tampilkan ke user() Gambar III-5 Sequence diagram Layanan Masjid terdekat <<boundary>> Main DataController XMLController WaktuSholatController <<entity>> Coordinate : clock 1 2 : getcellid() 3 : request waktu shalat() 4 : query coordinate() 5 6 : make XML() 8 : readxml() 7 9 : simpan cell id dan koordinatnya() 10 : get waktu shalat() 11 : gettimeleft() 12 : play alarm() Gambar III-6 Sequence diagram Alarm Pemodelan Kelas Potensial Berdasarkan objek yang teridentifikasi dalam pendefinisian sequence diagram, diperoleh kelas-kelas yang terdapat pada Tabel III-6. Pada tahap analisis perangkat lunak ini, teridentifikasi 7 kelas potensial. Secara garis besar keterhubungan antar kelas dalam paket secara terperinci digambarkan pada Gambar III-7. Keterhubungan antar kelas dalam paket

16 III-16 secara terperinci digambarkan pada Lampiran A Gambar 3-5 dan Gambar 3-6. Tabel III-6 menggambarkan keterhubungan antar kelas dan subpaket dalam paket layananmobile dan layananserver. Tabel III-6 Kelas Analisis Aplikasi "PrayLook" No. Nama Kelas Jenis Paket LayananMobile 1. Main Boundary 2. DataController Controller 3. XMLController Controller Paket LayananServer 4. WaktuSholatController Controller 5. MasjidTerdekatController Controller 6. Masjid Entity 7. Coordinate Entity System LayananMobile LayananServer Gambar III-7 Diagram Paket Aplikasi "PrayLook" 3.4 Perancangan Perangkat Lunak Berdasarkan analisis perangkat lunak yang telah dilakukan sebelumnya, dilakukan perancangan perangkat lunak yang mencakup perancangan subsistem, perancangan kelas, perancangan antarmuka, dan perancangan implementasi aplikasi. Mengacu pada Tabel III-1, perancangan perangkat lunak pada Tugas Akhir ini dilakukan secara iteratif dan incremental pada fase elaboration dan construction. Perancangan subsistem menghasilkan identifikasi subsistem dari aplikasi yang akan dibangun. Perancangan kelas menghasilkan identifikasi paket dan kelas analisis yang dilakukan pada analisis perangkat lunak. Perancangan kelas menghasilkan identifikasi kelas perancangan. Perancangan antarmuka dilakukan hanya pada aplikasi di sisi pengguna yaitu pada mobile phone. Perancangan implementasi aplikasi dilakukan untuk mengetahui node di mana aplikasi akan diimplementasikan. Perancangan implementasi aplikasi menghasilkan deployment diagram.

17 III Perancangan Subsistem Aplikasi PrayLook terdiri dari dua subsistem, yaitu layanan mobile dan layanan server. Pembagian aplikasi menjadi dua subsistem tidak hanya secara logic tetapi juga implementasi fisiknya terpisah, subsistem layanan mobile ditempatkan pada sebuah mobile phone dan subsistem layanan server ditempatkan pada sebuah web server. Subsistem layanan mobile berfungsi untuk memberikan layanan informasi waktu sholat sesuai posisi pengguna sekarang dan informasi lokasi masjid terdekat yang dapat dijangkau oleh pengguna serta memberikan alarm waktu sholat. Subsistem ini juga menentukan sel ID BTS mobile phone saat itu. Subsistem layanan server berfungsi untuk menentukan waktu sholat berdasarkan sel id mobile phone milik pengguna dan menentukan lokasi masjid terdekat Identifikasi Kelas Perancangan Berdasarkan kelas-kelas potensial yang diperoleh dari hasil identifikasi pada Subbab , dilakukan identifikasi ulang untuk mendapatkan kelas-kelas yang merepresentasikan sistem yang akan dibangun. Kelas-kelas yang tidak mencerminkan tanggung jawab sistem terhadap permasalahan tidak akan digunakan. Paket yang teridentifikasi pada tahap analisis serupa pada tahap perancangan karena aplikasi PrayLook tidak menambah atau memanfaatkan framework lain. Garis besar kelas perancangan aplikasi PrayLook terdapat pada Tabel III-7. Pada tahap perancangan ini teridentifikasi 7 kelas. Diagram kelas yang menyatakan keterhubungan kelas dalam paket layananmobile dan paket layananserver digambarkan pada Gambar III-8 dan Gambar III-9. Hasil identifikasi kelas final secara lebih detail terdapat pada Lampiran A Subbab 4.1 dan 4.2. Tabel III-7 Kelas Perancangan Aplikasi "PrayLook" No. Nama Kelas Perancangan Nama Kelas Analisis Paket LayananMobile 1. PraylookApp Main 2. PraylookData DataController 3. PraylookXML XMLController Paket LayananServer 4. PrayTimeService WaktuSholatController 5. MasjidService MasjidTerdekatController 6. Masjid Masjid 7. Coordinate Coordinate

18 III-18 <<boundary>> PraylookApp +handle_selection() +playing() +setalarm() +unsetalarm() PraylookData -cellid +shubuh +dzuhur +ashar +maghrib +isya +getcellid() +getjadwal() +setjadwal() +getduration() PraylookXML +parseprayer() +parsemasjid() +appendfile() Gambar III-8 Diagram Kelas dalam Paket LayananMobile Tahap perancangan PrayTimeService -cellid -Coordinate -shubuh -dzuhur -ashar -magrib -isya +getcoordinate() +MakeXML() MasjidService -masjid -cellid +getclosermasjid() +MakeXML() <<entity>> Coordinate <<entity>> Masjid Gambar III-9 Diagram Kelas dalam Paket LayananServer Tahap Perancangan Perancangan Representasi Persisten Kelas Entity Dari kelas perancangan yang terdefinisi pada Tabel III-1, dibutuhkan suatu representasi persisten untuk beberapa kelas yang terdapat pada paket layananserver. Representasi persisten tersebut diwujudkan dalam bentuk tabel basis data. Suatu kelas tertentu akan dipetakan menjadi sebuah tabel basis data. Demikian pula keterhubungan antar dua kelas akan dipetakan menjadi sebuah tabel basis data. Tabel III-8 menampilkan representasi persisten kelas entity.

19 III-19 Tabel III-8 Representasi Persisten Kelas Entity No Nama Tabel Atribut Tipe Data Keterangan Kelas Entity 1. tblcoordinate CellIDc Integer Primary Key Coordinate Placename Varchar(60) - Latitude Float Satuan derajat Longitude Float Satuan deraja Altitude Float - Timezone Integer - 2. tblmasjid ID Integer Primary Key Masjid CellIDm Integer - Masjidname Varchar(60) - Address Varchar(60) Perancangan Antarmuka Gambar III-10 dan Gambar III-11 menggambarkan rancangan antarmuka aplikasi PrayLook untuk subsistem layananmobile. Gambar III-10 menampilkan informasi jadwal sholat dan Gambar III-11 menampilkan informasi lokasi masjid terdekat. Gambar III-10. Informasi Jadwal Waktu Sholat Gambar III-11. Informasi Masjid Terdekat

20 III Deployment Diagram Dari Gambar III-12, kedua subsistem aplikasi diimplementasikan pada node yang berbeda. Subsistem layananmobile diimplementasikan pada node Client Mobile Phone sedangkan subsistem layananserver diimplementasikan pada node Server. Kedua node terhubung melalui HTTP. Client - Mobile Phone HTTP Server Gambar III-12 Deployment Diagram Aplikasi "PrayLook"

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Bagian implementasi ini berisi uraian tentang implementasi, tahapan implementasi, kendala implementasi, batasan implementasi, dan hasil implementasi kelas.

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI MOBILE POSITIONING PADA LAYANAN BERBASIS LOKASI STUDI KASUS MUSLIM PRAYER TIME

STUDI DAN IMPLEMENTASI MOBILE POSITIONING PADA LAYANAN BERBASIS LOKASI STUDI KASUS MUSLIM PRAYER TIME STUDI DAN IMPLEMENTASI MOBILE POSITIONING PADA LAYANAN BERBASIS LOKASI STUDI KASUS MUSLIM PRAYER TIME LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Lukman Hakim / 13503114

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Dasar teori pada Tugas Akhir ini membahas tentang empat hal yaitu sistem telekomunikasi, layanan berbasis lokasi, teknologi mobile positioning, dan algoritma waktu shalat. Tujuan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA BAB III SISTEM TRACKING ARMADA Pada Bab ini akan dibahas mengenai penjelasan tentang konsep sistem tracking armada, baik itu klasifikasi tracking maupun perbandingan sistem tracking armadanya. 3.1 KLASIFIKASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii v viii xii xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini perkembangan teknologi mobile device sangatlah pesat, dengan banyaknya bermunculan produk baru dari berbagai macam platform dan merk handphone

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada Bab Tiga ini akan dilakukan analisis dan perancangan berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis dimulai dari masalah dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Kebutuhan Telepon seluler merupakan salah satu sarana penunjang yang mendukung setiap orang beraktivitas setiap hari. Karena itu, tentunya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1 BAB III ANALISIS 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA Penerapan proses BPM pada sebuah organisasi akan mengakibatkan sistem yang digunakan terus berubah untuk mencapai proses bisnis yang lebih efisien dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) Tresno Batik. 2. Deskripsi Perancangan Perangkat Lunak (DPPL) Tresno Batik.

LAMPIRAN. 1. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) Tresno Batik. 2. Deskripsi Perancangan Perangkat Lunak (DPPL) Tresno Batik. LAMPIRAN 1. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) Tresno Batik. 2. Deskripsi Perancangan Perangkat Lunak (DPPL) Tresno Batik. 67 SKPL SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK Tresno Batik Untuk : Universitas

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI Dalam tugas Akhir ini dikembangkan aplikasi mobile berbasis context aware dan location based service yang dinamakan dengan Mobile Surveyor. Mobile Surveyor bertujuan

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN ALTERNATIF, EVALUASI, DAN PERANCANGAN

BAB III PENENTUAN ALTERNATIF, EVALUASI, DAN PERANCANGAN BAB III PENENTUAN ALTERNATIF, EVALUASI, DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan mengenai alternatif, evaluasi, dan perancangan yang akan digunakan dalam pengembangan modul aplikasi Jafaik. Tahap penentuan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES 3.1 Pemodelan Bisnis Kehadiran ponsel pintar menjadi berperan penting dalam hubungan komunikasi dan akses terhadap informasi terkini menjadi lebih mudah dan praktis,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini penulis akan menjelaskan system analisis dan perancangan dalam membuat pembuatan aplikasi ini. Setelah semua kebutuhan selesai dianalisis, maka penulis akan

Lebih terperinci

Bab 3 Perancangan Sistem

Bab 3 Perancangan Sistem 14 Bab 3 Perancangan Sistem Proses perancangan dan pengimplementasian aplikasi Objek Wisata Kabupaten Poso Berbasis Android diperlukan perancangan sistem. Perancangan sistem bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya REMINDME, bahasa pemrograman, dan tools yang digunakan dalam pembuatan REMINDME. 3.1. Aplikasi Mobile Aplikasi mobile adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini berisi penjelasan tentang metodologi, analisis, dan perancangan. Dalam subbab metodologi akan dijelaskan metodologi yang dipakai dalam membangun perangkat lunak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai sistem pelacakan pernah dilakukan sebelumnya oleh Taufiq Hasan yang berjudul Pembangunan Sistem Pencarian Lokasi Kuliner Di Yogyakarta Dengan

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS RANCANG BANGUN INSTANT MOBILE MESSAGING DENGAN BAHASA PALEMBANG Okky Kenedy 2007250096 Abstrak

Lebih terperinci

Pengumpulan Data. Analisa Data. Pembuatan Use Case,Activity dan Sequence Diagram. Perancangan Database. Bisnis Proses.

Pengumpulan Data. Analisa Data. Pembuatan Use Case,Activity dan Sequence Diagram. Perancangan Database. Bisnis Proses. BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang bagian analisa dan perancangan sistem. Analisa sistem dilakukan dengan mendeskripsikan, kebutuhan perangkat lunak yang meliputi use

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Model Business Process Outsourcing

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Model Business Process Outsourcing BAB III ANALISIS 3.1 Analisis Model Outsourcing Dari beberapa penjelasan mengenai model Outsourcing (BPO) pada subbab 2.3.1, diajukan Gambar III.1 sebagai gambaran umum dari BPO pada Tugas Akhir ini. Beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. atau tata cara memperoleh rute pariwisata di Provinsi Jawa Barat yang sedang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. atau tata cara memperoleh rute pariwisata di Provinsi Jawa Barat yang sedang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan untuk mengetahui bagaimana alur atau tata cara memperoleh rute pariwisata di Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK BANTU REPORTING SOFTWARE CONFIGURATION MANAGEMENT DENGAN PEMANFAATAN INFORMASI CONCURRENT VERSION SYSTEM

PERANGKAT LUNAK BANTU REPORTING SOFTWARE CONFIGURATION MANAGEMENT DENGAN PEMANFAATAN INFORMASI CONCURRENT VERSION SYSTEM PERANGKAT LUNAK BANTU REPORTING SOFTWARE CONFIGURATION MANAGEMENT DENGAN PEMANFAATAN INFORMASI CONCURRENT VERSION SYSTEM ACUAN TEKNIS LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Ratna Mutia Suci / 13503086 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 29 BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 3.1. Metode Rekayasa Perangkat Lunak Dalam membangun sebuah perangkat lunak dibutuhkan metode pengerjaan sehingga perangkat lunak yang akan dibuat dapat berjalan

Lebih terperinci

Aplikasi Pencarian Informasi Sholat Jumat di Kota Bandar Lampung Menggunakan Location Based Service Berbasis Android

Aplikasi Pencarian Informasi Sholat Jumat di Kota Bandar Lampung Menggunakan Location Based Service Berbasis Android Aplikasi Pencarian Informasi Sholat Jumat di Kota Bandar Lampung Menggunakan Location Based Service Berbasis Android 1 Kurnia Muludi, 2 Feby Eka Febriansyah, 3 Alfabet Setiawan 1 Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA DAFTAR ISI. Halaman. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

STIKOM SURABAYA DAFTAR ISI. Halaman. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Pembatasan Masalah...

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah membantu sektor manufaktur dalam memproduksi barang mulai dari bahan mentah menjadi barang jadi yang siap dipasarkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas analisa dan perancangan sistem, penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman berbasis objek. Analisa sistem meliputi analisa kebutuhan fungsional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang beraneka ragam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang beraneka ragam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang beraneka ragam yang terletak secara menyebar di kepulauan Nusantara Indonesia, terdapat 6 jenis obyek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang ada. Semakin banyak fitur yang dibenamkan ke

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang ada. Semakin banyak fitur yang dibenamkan ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi sekarang ini sudah semakin maju. Dunia semakin terintegrasi dalam suatu perangkat yang ada dalam genggaman tangan. Hal ini memudahkan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGINGAT AGENDA BERDASARKAN LOKASI DENGAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) BERBASIS ANDROID

APLIKASI PENGINGAT AGENDA BERDASARKAN LOKASI DENGAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) BERBASIS ANDROID APLIKASI PENGINGAT AGENDA BERDASARKAN LOKASI DENGAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) BERBASIS ANDROID Ahmad Habib, Skom., MM., Achmad Dicky Wibowo TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi suara atau pesan saja. Seiring perkembangan zaman, mobile phone

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi suara atau pesan saja. Seiring perkembangan zaman, mobile phone BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan mobile phone tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi suara atau pesan saja. Seiring perkembangan zaman, mobile phone maupun smartphone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana ilmu pengetahuan dan pendidikan tidak hanya dapat diperoleh dari metode

BAB I PENDAHULUAN. dimana ilmu pengetahuan dan pendidikan tidak hanya dapat diperoleh dari metode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada saat ini telah mencapai titik dimana ilmu pengetahuan dan pendidikan tidak hanya dapat diperoleh dari metode pembelajaran konvensional,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi Location Based Service (LBS) saat ini mulai berkembang semakin beragam. Dimulai dari pengintegrasian Personal Computer (PC) dan Global Positioning

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

3 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI

3 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI 3 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI Dalam Tugas Akhir ini dikembangkan aplikasi bergerak berbasis context aware dan LBS yang dinamakan dengan ItbInHand. ItbInHand bertujuan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) Gutama Indra 1, Dewi Agustini Santoso 2, M. Ary Heryanto 3 1,2,3) Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori teori yang melandasi didalam pembangunan aplikasi yang akan dibuat.

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori teori yang melandasi didalam pembangunan aplikasi yang akan dibuat. BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori teori yang melandasi didalam pembangunan aplikasi yang akan dibuat. 3.1. Definisi Parkir Menurut Andi Prasetya Utomo (2013), parkir merupakan keadaan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Sistem

Bab III Analisis Sistem IV. Bab III Analisis Sistem IV.1 Deskripsi Umum Sistem Dalam penelitian ini penulis mengemukakan sistem CBIR yang diberi nama SPECKTRAL (Sistem Pencari Citra dengan Kode Fraktal). Sistem ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi Futsal Track, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi Futsal Track. 3.1 Arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY

BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY Dalam bab ini diuraikan bagaimana layanan LBS diterapkan/digunakan pada perusahaan logistik untuk tracking armada dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan system analisis dan perancangan pada aplikasi Sistem Pencatatan MOM (Minutes Of Meeting) dan Scheduling Menggunakan Mobile Programming, tahap pertama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL RANCANGAN

BAB IV HASIL RANCANGAN BAB IV HASIL RANCANGAN 4.1 Perancangan Kebutuhan Sistem Dalam merancang Sistem Reservasi dan Tracking dibutuhkan beberapa spesifikasi Hardware dan Software diantaranya : 4.1.1 Spesifikasi Hardware Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke berbagai bidang baik pendidikan, kesehatan, perbankan termasuk di dalamnya pada bidang pemerintahan.

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PANDU SIWI SENTOSA Bandung merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. PANDU SIWI SENTOSA Bandung merupakan perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah PT. PANDU SIWI SENTOSA Bandung merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pengiriman kilat dalam negeri, gudang manajemen dan jasa distribusi. Layanan

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Pada Perangkat Mobile Dengan Penentuan Posisi User Menggunakan Cell ID

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Pada Perangkat Mobile Dengan Penentuan Posisi User Menggunakan Cell ID Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Pada Perangkat Mobile Dengan Penentuan Posisi User Menggunakan Cell ID Aprilia Rachmawati, Yuliana Setyowati, S.Kom., M.Kom., SCJP, Arna Fariza, S.Kom., M.Kom.

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah LKP TARQI adalah lembaga kursus dan pelatihan dibawah naungan Yayasan TARQI (Tarbiyat Al Quran Al Islami) yang berfokus dibidang pembinaan Al Quran dan studi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 19 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1.Perancangan Sistem yang Diusulkan Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam melakukan order laundry sepatu dengan gambaran

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses pemesanan itu sendiri dan proses penyebaran pesanan. Tabel 3.1 berisi daftar

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses pemesanan itu sendiri dan proses penyebaran pesanan. Tabel 3.1 berisi daftar BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Permasalahan 3.1.1. Identifikasi Proses Bisnis Berjalan Pada umumnya, sistem pemesanan taksi terdiri dari dua proses bisnis besar, yaitu proses pemesanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini akan membahas analisis dan perancangan perangkat lunak yang akan dikembangkan pada tugas akhir ini. Dalam bagian analisis akan diidentifikasi hal-hal yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teknologi Informasi dewasa ini berkembang dengan sangat pesat, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teknologi Informasi dewasa ini berkembang dengan sangat pesat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi Informasi dewasa ini berkembang dengan sangat pesat, dan menjadi kebutuhan mutlak bagi suatu perusahaan, organisasi maupun individu, bukan lagi merupakan

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinyal merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang yang hidup berkembang pada zaman sekarang. Karena keberadaan sinyal banyak dibutuhkan oleh alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia transportasi saat ini memberikan beberapa dampak baik dan buruk bagi pengguna alat transportasi maupun lalu lintas khususnya diperkotaan. Kota Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventaris adalah daftar yang memuat semua barang milik kantor yang dipakai untuk melaksanakan tugas. Salah satu atau beberapa perlengkapan mengalami gangguan pasti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi mobile pada saat ini semakin pesat. Perkembangan teknologi tersebut tidak lepas dari perkembangan perangkat lunak dan perangkat keras yang ada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis Pemakai Dari hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Maluku dan hasil observasi diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membuat

Lebih terperinci

PENERAPAN WI-FI TRIANGULATION UNTUK NAVIGASI DALAM GEDUNG BERBASIS ANDROID

PENERAPAN WI-FI TRIANGULATION UNTUK NAVIGASI DALAM GEDUNG BERBASIS ANDROID PENERAPAN WI-FI TRIANGULATION UNTUK NAVIGASI DALAM GEDUNG BERBASIS ANDROID TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan Program Studi Strata 1, Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi JOGIFT, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi JOGIFT. 3.1 Produk Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di abad ke-21 ini, banyak sekali bidang-bidang yang mengalami kemajuan. Salah satunya adalah bidang teknologi. Hal ini bisa dibuktikan dengan beberapa kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. TampilanHasil Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung bioskop di Medan adalah sebagai berikut: IV.1.1. Tampilan Menu User IV.1.1.1.Tampilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan... 2

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS PENJUALAN ALAT TELEKOMUNIKASI BERBASIS WEBSITE

IMPLEMENTASI METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS PENJUALAN ALAT TELEKOMUNIKASI BERBASIS WEBSITE Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 89~95 IMPLEMENTASI METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS PENJUALAN ALAT TELEKOMUNIKASI BERBASIS WEBSITE 89 Susliansyah 1, Susi Susilowati 2,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. TINJAUAN PERUSAHAAN Dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi di belahan dunia khususnya di negara Indonesia pada saat ini, salah satu peran operator dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi rumah susun merupakan salah satu tuntutan di Kota Medan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan tempat

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Site Telkomsel Pada Pt Telkominfra Regional Jawa Barat

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Site Telkomsel Pada Pt Telkominfra Regional Jawa Barat Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Sistem Informasi Geografis Pemetaan Site Telkomsel Pada Pt Telkominfra Regional Jawa Barat Egi Badar Sambani 1), Dede Syahrul

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS METODE

BAB 3 ANALISIS METODE BAB 3 ANALISIS METODE 3.1 Analisis Pembangunan Aplikasi SOA dengan SOAD dan Aplikasi SOA adalah aplikasi yang menggunakan konsep service-oriented dalam pembangunan dan penggunaan aplikasi. Penggunaan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, penggunaan smartphone akhir-akhir ini meningkat pesat. Menurut hasil penelitian Nielsen di sembilan kota

Lebih terperinci

Sistem Informasi Publik Layanan Kesehatan menggunakan Metode Location Based Service di Kota Semarang 59

Sistem Informasi Publik Layanan Kesehatan menggunakan Metode Location Based Service di Kota Semarang 59 Sistem Informasi Publik Layanan Kesehatan menggunakan Metode Location Based Service di Kota Semarang Jefri Alfa Razaq dan Arief Jananto Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat adalah unit pelaksana tugas teknis di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam

Lebih terperinci

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 303 Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Dhipo A. Putra *), Moch. Fahru Rizal **),

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tidak lepas dari peranan teknologi. Dalam hal ini pengolahan data yang cepat dan akurat sangatlah dibutuhkan.

Lebih terperinci

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent 6 berbasis lokasi dan printer service tersedia bebas. Pengguna dapat terhubung ke LAN dan ia akan dilayani dengan teknologi mobile agent. Lalu, client dapat mencetak dokumen miliknya melalui mobile agent.

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Location-Based Service Pencarian Lokasi Wisata Di Kota Semarang Berbasis Android

Rancang Bangun Aplikasi Location-Based Service Pencarian Lokasi Wisata Di Kota Semarang Berbasis Android Rancang Bangun Aplikasi Location-Based Service Pencarian Lokasi Wisata Di Kota Semarang Berbasis Android M. Abdurrozzaq Almuzakki Program Studi Teknik Informatika - S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dunia teknologi informasi dan telekomunikasi.

1. Pendahuluan. Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dunia teknologi informasi dan telekomunikasi. PERANGKAT LUNAK LAYANAN INFORMASI PENCUCIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS MOBILE UNTUK PENGGUNA ANDROID Arif Ichsan F Teknik Informatika, Program Studi Manajemen Informatika, STMIK KOMPUTER NIAGA LPKIA BANDUNG

Lebih terperinci

Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan

Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan Octa Heriana 1), Arief Nur Rahman 2), Pamungkas Daud 3) 1) Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibadah shalat lima waktu adalah kewajiban yang harus senantiasa dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke arah kiblat serta sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendaki gunung merupakan salah satu hobi yang menantang dan tergolong ekstrim. Meskipun begitu, mendaki gunung semakin banyak digemari oleh para mahasiswa atau orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di

Lebih terperinci

APLIKASI PEMETAAN JALAN WISATA PANTAI PULAU BATAM DENGAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID. Abstrak

APLIKASI PEMETAAN JALAN WISATA PANTAI PULAU BATAM DENGAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID. Abstrak APLIKASI PEMETAAN JALAN WISATA PANTAI PULAU BATAM DENGAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Sudra Irawan, Dhamas Noprian Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam sudra@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 58 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem GPS receiver (menggunakan TFAG30LP-18) Berfungsi untuk mengambil informasi dari satelit GPS untuk mendapatkan posisi, nantinya GPS receiver ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 1.1 Analisa dan Identifikasi Penjurusan mahasiswa merupakan hal krusial, dimana mahasiswa yang memilih jurusan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki akan dikatakan berhasil

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SMART ANDROID FOR MOSLEM BERBASIS LOKASI PENGGUNA

RANCANG BANGUN APLIKASI SMART ANDROID FOR MOSLEM BERBASIS LOKASI PENGGUNA RANCANG BANGUN APLIKASI SMART ANDROID FOR MOSLEM BERBASIS LOKASI PENGGUNA Penyusun: Dewandra Danishwara 5108100060 Pembimbing: Ary Mazharuddin Shidiqqi S.Kom.,M.Comp.Sc. Baskoro Adi Pratomo S.Kom., M.Kom.

Lebih terperinci

Gambar 5 Kerangka penelitian

Gambar 5 Kerangka penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sasaran Ehsan Mekarsari (PT. SEM) yang beralamat di Jalan Raya Cileungsi, Jonggol Km. 3, Cileungsi Bogor. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA JENIS GANGGUAN PENCERNAAN BERBASIS MOBILE DEVICE Abstrak Yody

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID (STUDI KASUS PENYIRAMAN TAMAN RUMAH ) TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-534 Rancang Bangun Sistem Navigasi Indoor Berbasis Integrasi Symbolik Location Model dan Wifi Based Positioning System Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode (kode batang). Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store sudah menggunakan dan

Lebih terperinci