BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Telekomunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Telekomunikasi"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI Dasar teori pada Tugas Akhir ini membahas tentang empat hal yaitu sistem telekomunikasi, layanan berbasis lokasi, teknologi mobile positioning, dan algoritma waktu shalat. Tujuan pembahasan sistem telekomunikasi adalah untuk memahami sistem dan struktur jaringan wireless saat ini sebagai dasar untuk memahami teknologi mobile positioning. Pembahasan mengenai layanan berbasis lokasi bertujuan untuk mengetahui pengertiannya secara umum, komponen-komponen pembentuknya, dan jenis-jenisnya. Selanjutnya dibahas tentang jenisjenis teknologi mobile positioning secara mendalam dan metode pembandingnya. Pembahasan terakhir adalah algoritma waktu shalat untuk menghitung dan menentukan waktu shalat. 2.1 Sistem Telekomunikasi Sistem telekomunikasi terbagi menjadi tiga kategori yaitu generasi pertama (sistem seluler analog), generasi kedua (sistem seluler digital), dan generasi ketiga (sistem seluler digital). Salah contoh sistem telekomunikasi generasi kedua adalah GSM sedangkan 3G merupakan sistem telekomunikasi generasi ketiga. Berikut ini pembahasan sistem telekomunikasi generasi kedua dan ketiga: 1. GSM (Global System for Mobile Communications) Semua pengguna pada GSM berada dibawah cakupan Base Station (BTS) yang sama dan dikelompokkan berdasarkan waktu dan frekuensi sinyalnya. Skema pengaksesan ini disebut Frequency Division Multiple Acces / Time Division Multiple Access (FDMA/TDMA) artinya setiap slot waktu pada setiap frekuensi diberikan untuk satu pengguna. GSM menawarkan layanan transfer data dengan kecepatan 9.6 kbps. Kecepatan ini belum memenuhi kebutuhan kebanyakan layanan yang ada. Kapasitas terbatas dan kebutuhan akan kecepatan transmisi yang lebih tinggi merupakan alasan siginifikan untuk dilakukannya perbaikan sistem ini [MAR03]. 2. HSCSD (High Speed Circuit Switched Data) Karena throughput yang ditawarkan GSM tidak memuaskan bagi kebanyakan aplikasi, untuk itu dilakukan modifikasi pertama kali pada sistem komunikasi mobile dalam hal perubahan channel coding dan penggunaan beberapa physical channels (slot waktu) untuk keperluan transmisi tinggi. HSCSD memiliki kecepatan koneksi mulai dari 9.6 kbps sampai 57.6 kbps tergantung slot waktu yang digunakan. HSCSD tidak merubah 1

2 II-2 keseluruhan arsitektur GSM tetapi hanya perubahan kecil pada hardware dan software yang digunakan [MAR03]. 3. GPRS (General Packet Radio Service) GPRS atau Enhanced Data rates in GSM Environment (EDGE) merupakan fase awal perkembangan GSM menuju sistem 3G. Sistem ini yang pertama kali memisahkan paket data pada domain packet switched. Penggunaan paket data menyebabkan koneksi jaringan eksternal berbasis IP dapat lancar dan simultan serta pemanfaatan sumber radio dapat lebih efisien. Pada GPRS terjadi perubahan yang signifikan pada arsitektur jaringannya. Lalu lintas pada sistem ini terbagi menjadi dua domain, yaitu circuit switched (CS) sebagai domain utama dan packet switched (PS). Pada domain PS terdapat elemen jaringan baru yaitu Serving GPRS Support Node (SGSN) dan Gateway GPRS Support Node (GGSN). SGSN tidak bertugas dalam pengalamatan pengguna atau data tetapi bertugas mengkompresi header TCP/IP dan mengirimkannya ke GGSN. Kemudian GGSN memutuskan dimana dan bagaimana pengiriman paket tersebut. GGSN juga bertugas melakukan penyaringan (filtering) data. Kecepatan transmisi pada GPRS bervariasi mulai dari 9.05 kbps sampai 171 kbps tergantung dari skema coding dan jumlah penggunaan slot waktunya tetapi rata-rata kecepatannya 40 kbps [MAR03]. Selain terjadi perubahan pada kecepatan transmisinya, GPRS juga merubah modulasi yang digunakan pada layer fisiknya. EDGE menggunakan skema modulasi 8-PSK, artinya setiap simbol terdiri dari 3 bit data. GPRS tidak melakukan perubahan yang signifikan tetapi hanya melakukan perubahan sedikit pada software dan hardware elemen jaringan dasarnya [MAR03]. 4. 3G (3 rd generation) Perkembangan komunikasi data mobile mengalami pertumbuhan yang cepat seiring terjadinya evolusi Internet, laptop, PDA yang secara simultan meningkatkan kebutuhan akan mobillitas yang tinggi. Sistem 3G bertujuan menawarkan mobilitas global dengan jangkauan layanan yang luas. UMTS merupakan salah satu sistem 3G yang memiliki kecepatan transmisi sampai 2 Mbps. Dengan besarnya kecepatan tersebut, membuka peluang bagi aplikasi real time untuk diterapkan [MAR03]. Perubahan signifikan pada jaringan 3G adalah diperkenalkannya antarmuka (interface) radio yang baru. Antarmuka tersebut menggunakan teknologi CDMA dan memiliki kapasitas lebih besar serta kecepatan lebih tinggi dibandingkan sistem telekomunikasi

3 II-3 sebelumnya. Karena jaringan 3G dibangun pada area layanan 2G, maka dibutuhkan kerjasama antara elemen pada kedua jaringan tersebut [MAR03]. 2.2 Layanan Berbasis Lokasi Layanan berbasis lokasi didefinisikan sebagai layanan penyediaan informasi yang dapat diakses dari perangkat mobile melalui suatu jaringan dengan memanfaatkan penggunaan informasi lokasi perangkat mobile tersebut[vir01]. Definisi yang sama mengenai layanan berbasis lokasi diberikan pada International OpenGeospatial Consortium Definisi yang lain adalah layanan wireless-ip yang menyediakan informasi geografis kepada pengguna mobile dengan memanfaatkan posisi mobile terminal [VIR01] Komponen Layanan Berbasis Lokasi Berikut ini adalah komponen-komponen layanan berbasis lokasi (lihat Gambar II-1): a) Perangkat mobile. Perangkat mobile adalah perangkat yang digunakan pengguna untuk meminta informasi yang dibutuhkannya. Bentuk informasi tersebut dapat berupa ucapan, gambar, teks, dan bentuk lainnya. Contoh perangkat mobile adalah PDA, Mobile Phones, Laptops, dan unit navigasi kendaraan. b) Jaringan komunikasi Jaringan komunikasi adalah sistem yang mengirim data pengguna dan hasil layanan yang diminta dari mobile terminal ke service provider maupun sebaliknya. c) Teknologi mobile positioning Teknologi mobile positioning adalah teknologi yang dapat menentukan posisi pengguna. Metode untuk penentuan posisi pengguna dapat dilakukan melalui jaringan komunikasi mobile atau menggunakan Global Positioning System (GPS). Metode lainnya adalah dengan menggunakan stasiun WLAN, active badges, dan radio beacons. Apabila posisi pengguna tidak dapat ditentukan secara otomatis melalui metode yang telah disebutkan, maka pengguna harus mendeskripsikan lokasinya secara manual. d) Penyedia layanan dan aplikasi Penyedia layanan dan aplikasi merupakan pihak yang menyediakan sejumlah layanan kepada pengguna dan bertanggung jawab untuk memproses permintaan layanan

4 II-4 tersebut. Contoh penyedia layanan dan aplikasi adalah penghitungan posisi, penentuan rute perjalanan, pencarian yellow pages, dan lain sebagainya. e) Penyedia data dan content Penyedia data dan content merupakan pihak yang menyimpan dan mengelola semua informasi yang diminta pengguna. Gambar II-1 Komponen-komponen dasar layanan berbasis lokasi [STE06] Klasifikasi Layanan Berbasis Lokasi Secara umum terdapat dua jenis layanan lokasi berdasarkan interaksinya terhadap pengguna, yaitu: a) Pull Service Layanan Pull menyampaikan informasi yang secara langsung diminta pengguna. Layanan ini serupa dengan request website di internet dengan mengisikan alamat website pada suatu web browser[vir01]. b) Push Service Layanan Push menyampaikan informasi yang secara tidak langsung diminta oleh pengguna. Contoh layanan push adalah layanan yang diaktifkan ketika pengguna memasuki tempat tertentu [STE06].

5 II Teknologi Mobile Positioning Pembahasan mengenai teknologi mobile positioning meliputi arsitekur sistem mobile positioning, metode mobile positioning, dan metode pembanding teknologi mobile positioning Arsitektur Sistem Mobile Positioning Gambar II-2 dan Gambar II-3 menggambarkan elemen jaringan yang telah umum digunakan dalam menyediakan layanan informasi lokasi pada aplikasi berbasis lokasi. Elemen pada sistem 2/2.5G serupa dengan elemen pada sistem 3G, tetapi pada beberapa kasus memiliki perbedaan nama dan perbedaan fungsi. Definisi entitas-entitas elemen jaringan dideskripsikan pada daftar istilah. Perpindahan dari 2G menjadi 2.5G membutuhkan tambahan elemen jaringan baru yaitu SGSN yang membuat rancangan BSC menjadi kompleks. Juga dibutuhkan elemen baru untuk mendukung suara, data dan teknologi mobile positioning, misalnya E-OTD yang memerlukan tambahan elemen jaringan LMUs. Gambar II-2 Elemen Dasar Sistem Penentuan Posisi pada Jaringan GSM/GPRS [MAR03] Gambar II-3 Elemen Dasar Sistem Penentuan Posisi pada Jaringan UMTS [MAR03]

6 II Metode Mobile Positioning Teknologi mobile positioning yang akan dibahas, yaitu: 1. Cell-ID dan varian Cell-ID (Cell site IDentification) 2. E-OTD (Enhanced Observed Time Difference) 3. OTDOA (Observed Time Difference of Arrival) 4. A-GPS (Wireless Assisted GPS; juga dikenal dengan Assisted GPS) 5. Hibrid (kombinasi A-GPS dengan teknologi lainnya) Cell ID Cell ID merupakan metode mobile positioning yang paling sederhana dan paling murah dalam menyediakan informasi posisi karena mudah untuk menentukan sel jaringan mana yang digunakan device saat itu dan menentukan lokasinya. Apabila base station untuk setiap selnya berada pada lokasi yang tetap, maka teknologi ini dapat dengan mudah menentukan lokasi pengguna/mobile user berdasarkan lokasi base station. Kelemahan dari metode ini adalah lokasi pengguna yang presisi tidak diketahui. Teknologi ini menyediakan tingkat akurasi informasi lokasi sampai satu atau dua kilometer (sekitar satu mil) sehingga teknologi ini tidak cocok untuk digunakan pada layanan darurat dan hanya bisa digunakan untuk aplikasi yang tidak membutuhkan akurasi tinggi [MAL03]. Untuk meningkatkan akurasi teknologi Cell ID, sel dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pembagian sel ini dapat mengurangi luas wilayah posisi yang dicakup. Misalnya, jika luas wilayah suatu sel adalah empat kilometer persegi, maka lokasi user dibatasi oleh luas tersebut. Tetapi jika sel tersebut dibagi menjadi 1/3 bagian, maka luas dimana user berada menjadi kurang dari ½ sampai satu kilometer persegi [MAL03]. Tingkat akurasi teknologi Cell ID dapat ditingkatkan kembali dengan menggunakan teknik timing advance (TA). Teknik TA dapat menentukan jarak antara pengguna dengan base station [MAL03]. Kombinasi teknologi Cell ID dan teknik timing advance disebut global identity-timing advance atau CGI-TA dengan akurasi mencapai 100m sampai 200m. Gambar II-4, Gambar II-5, Gambar II-6, dan Gambar II-7 menggambarkan teknologi Cell ID. Bagian yang diarsir menggambarkan lokasi tempat perangkat mobile berada.

7 II-7 Gambar II-4 Cell Identity dengan Seluruh Cakupan Sel [MAL03] Gambar II-5 Cell Identity dengan Tiga Sektor Sel [MAL03] Gambar II-6 Cell Identity dengan Timing Advance [MAL03] Gambar II-7 Cell Identity dengan Tiga Sektor Sel dan Timing Advance [MAL03] E-OTD Teknologi E-OTD merupakan teknologi mobile positioning yang menentukan posisi pengguna dengan cara triangulasi tiga posisi base station. Untuk menentukan jarak antara mobile device dan base station dilakukan dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan

8 II-8 sinyal base station ke mobile device dan location measuring unit (LMU) [MAL03]. LMU bertanggung jawab agar pengukuran waktu dapat presisi. Pengukuran waktu pada mobile device diperlukan tambahan perangkat lunak tertentu [MAL03]. Teknologi E-OTD memiliki tingkat akurasi posisi mencapai 50 sampai 100 meter. Gambar II-8 menggambarkan teknologi mobile positioning dengan metode E-OTD. Gambar II-8 Arsitektur Positioning E-OTD [MAL03] Teknologi ini dapat bekerja baik apabila base station mentransmisi sinyalnya ke mobile device dengan ketepatan waktu yang presesi. Oleh karena itu, pengiriman sinyal harus dilakukan secara bersamaan karena kemungkinan pengguna bergerak ketika dilakukan pengukuran waktu. Adanya LMU yang dipasang pada base station dapat menentukan waktu kedatangan sinyal secara presisi sehingga akurasi posisi yang dihasilkan semakin baik. Setelah waktu kedatangan sinyal didapatkan, jarak antara mobile device dan base station dapat dihitung dengan mengalikan waktu kedatangan sinyal dengan kecepatan tetap sinyal. Berdasarkan jarak tersebut dan koordinat base station, dapat ditentukan lokasi pengguna yang dapat dihitung oleh server atau mobile device. Untuk penentuan lokasi pengguna, pada mobile device diperlukan tambahan software dan upgrade hardware OTDOA OTDOA merupakan teknologi mobile positioning yang menentukan posisi pengguna dengan cara yang sama dengan E-OTD yaitu triangulasi tiga posisi Node B. OTDOA juga membutuhkan unit timing untuk menentukan waktu yang dibutuhkan sinyal Node B mencapai UI.

9 II-9 OTDOA merupakan versi E-OTD untuk UMTS. Oleh karena itu, kelemahan teknologi ini serupa dengan E-OTD yaitu ketergantungan pada unit timing, hasil yang buruk pada wilayah yang sedikit Node B, akurasi yang buruk sepanjangan linear network, degradasi multipath, dan kompatibilitas hanya untuk satu jaringan. Selain itu, kemampuan handset untuk menangkap sinyal Node B terbatas. Gambar II-9 menggambarkan arsitektur OTDOA. Gambar II-9 Arsitektur Teknologi OTDOA[BIR99] A-GPS Sistem penentuan posisi global (GPS Global Positioning System) merupakan teknologi mobile positioning yang menggunakan 24 satelit global untuk mengirimkan sinyalnya kepada penerima GPS. Penerima GPS dapat menerima sinyal dari tiga atau empat satelit pada setiap waktunya. GPS dapat bekerja dengan baik apabila terdapat sebuah garis penglihatan (line of sight) antara penerima GPS dan satelit karena GPS dapat terganggu bila ada objek yang menghalanginya seperti bangunan. Saat penerima GPS mendapatkan hasil pengukuran posisi dari satelit, dilakukan penghitungan koordinat posisi pada device atau server. Serupa dengan metode E-OTD, penghitungan posisinya cukup kompleks dan membutuhkan daya pemrosesan yang cukup tinggi. Cara kerja GPS serupa dengan metode teknologi mobile positioning lain yang berbasis triangulasi. Pertama, satelit memancarkan sinyalnya ke bumi sehingga dapat diterima dan dibaca oleh penerima GPS. Tidak ada pembatasan berapa banyak penerima GPS yang dapat menangkap sinyal dari satelit karena komunikasi berlangsung secara satu arah. Kemudian penerima GPS menghitung waktu yang dibutuhkan sinyal satelit mencapai alat tersebut. Sinyal satelit yang dihitung waktunya sebanyak tiga buah yang bertujuan untuk mendapatkan akurasi posisi yang presisi. Jarak satelit dan penerima GPS dihitung dengan cara mengalikan

10 II-10 waktu tersebut dengan kecepatan sinyal. Kesalahan penghitungan waktu akan mengakibatkan error yang sangat besar bagi akurasi posisi. Misalnya apabila terjadi kesalahan waktu sebesar seperseribu detik maka error akurasi posisi mencapai lebih dari 300 kilometer. Untuk menghindari kesalahan ini, satelit menggunakan jam atom. Setelah mendapatkan ketiga jarak antara penerima GPS dengan ketiga satelit, dilakukan triangulasi berdasarkan koordinat satelit. Untuk mengatasi permasalahan line of sight dan waktu delay pada teknologi GPS telah dikembangkan A-GPS atau network-assisted GPS yang menggunakan server untuk membantu pemrosesan data. Gambar II-10 menggambarkan arsitektur A-GPS. Gambar II-10 Arsitektur A-GPS [MAL03] Hibrid Hibrid berbasis A-GPS beroperasi pada jaringan GSM, GPRS, dan UMTS. Kompatibilitasnya tergantung pada teknologi penentuan lokasi lainnya yang digunakan bersama dengan teknologi A-GPS. Teknologi hibrid mengkombinasikan A-GPS dengan teknologi mobile positioning lainnya. Kelebihan teknologi satu menutupi kelemahan teknologi lain sehingga menghasilkan solusi mobile positioning yang lebih dapat diandalkan. Karena A-GPS berdiri sendiri dan memiliki antarmuka udara, sehingga teknologi ini dapat dikombinasikan dengan teknologi lain yang telah disebutkan pada Tugas Akhir ini sehingga lebih baik dalam

11 II-11 perencanaan jaringan, layanannya, dan budget yang dikeluarkan oleh operator. Solusi hibrid dirancang untuk menawarkan informasi terbaik dari A-GPS. Baik sendiri atau berkombinasi dengan teknologi lain, solusi ini tetap dapat menyediakan mobile positioning yang akurat dan handal ketika solusi jaringan independen dan solusi GPS unassisted gagal [MAR03]. Salah satu teknologi hibrid yang paling mudah diimplementasikan pada jaringan GSM, GPRS, dan UTMS adalah kombinasi A-GPS dengan Cell-ID. Kombinasi ini memperbaiki hasil posisi pada area dimana A-GPS tidak dapat menghasilkan informasi posisi dan menyediakan akurasi berbasis A-GPS pada semua kasus lainnya. Akurasi dan cakupan A- GPS sangat bagus dimanapun pelanggan berada tetapi menurun drastis hanya ketika berada di dalam bangunan/gedung. Pada kondisi ini, Cell-ID masih tetap dapat menghasilkan posisi. Area ini merupakan tempat dimana kepadatan sel tinggi sehingga Cell-ID akan lebih handal dan akurat meskipun tidak sama seperti yang dihasilkan A-GPS. Kombinasi A-GPS dan Cell- ID juga dapat bekerja sama dalam menangani roaming dan dapat digunakan pada jaringan dengan populasi handset tinggi Cell-ID dapat digunakan sebagai teknologi lokasi untuk handset legal dan aman pada lingkungan yang menurunkan A-GPS [MAR03] (lihat Gambar II-11). Alternatif untuk mengkombinasi A-GPS adalah dikombinasikan dengan E-OTD dan OTDOA. Pendekatan ini hanya membutuhkan tempat penerapan E-OTD atau OTDOA sehingga A-GPS dapat digunakan pada mayoritas jaringan untku menyediakan dasar dari informasi lokasi. Secara umum pendekatan hibrid memperbaiki hasil posisi dan performansi pada area dimana terjadi penurunan kualitas hasil [MAR03]. Gambar II-11 Operasi Hibrid [MAR03]

12 II Metode Pembanding Teknologi Mobile Positioning Pembandingan teknologi mobile positioning dilihat dari sisi performansi, implementasi, dan biaya yang dikeluarkan Performansi Salah satu pengukuran performansi yang paling umum digunakan adalah tingkat akurasi lokasi. Akurasi mudah diukur dan telah umum menjadi indikator bagi kualitas suatu solusi. Teknologi mobile positioning juga harus menghasilkan informasi lokasi yang dapat dipercaya dan cepat serta konsisten pada berbagai jenis jaringan dan berbagai letak geografis. Hal yang paling penting adalah gol yang diharapkan dapat dicapai secara simultan sehingga performansi cukup memadai bagi kebanyakan layanan lokasi. Jenis-jenis pengukuran performansi didefinisikan pada Tabel II Implementasi Implementasi layanan berbasis lokasi dapat mempengaruhi elemen-elemen yang telah ada pada sistem tergantung teknologi mobile positioning yang dipilih. Implementasi juga dapat secara dramatis mempengaruhi kualitas layanan yang pada akhirnya pelanggan akan memilih aplikasi yang lebih bernilai tambah. Sebagai operator yang memperluas propertinya melalui pengembangan atau pendapatan jaringan, memiliki teknologi lokasi dengan semua propertinya sangatlah bermanfaat. Kebutuhan implementasi dipertimbangkan sebagai kumpulan kebutuhan bersama, karena semuanya memiliki pengaruh pada kesuksesan layanan. Jenis-jenis pengukuran implementasi didefinisikan pada Tabel II Biaya dan Return on Investment Tanpa memperhatikan bagaimana teknologi berjalan baik atau bagaimana mudahnya teknolgi diterapkan, implementasi harus mendukung efisiensi biaya agar operator atau pengembang dapat mendapatkan keuntungan maksimal dari pendapatan layanannya. Analisis biaya harus menghitung semua biaya pada setiap tingkatan layanan dan mempertimbangkan pengalaman pengguna dalam penerapan sistem solusi tertentu mungkin terlihat tidak mahal, tetapi juga keterbatasan persedian atau kualitas layanan lokasi pada titik dimana mereka couterproductive pada goal bisnis operator. Jenis-jenis pengukuran biaya didefinisikan pada Tabel II-3. Kemungkinan nilai pengukuran terbesar bagi operator adalah return on investment. Karena Tugas Akhir ini tidak membicarakan bisnis layanan lokasi, rincian analisis ROI tidak dilakukan.

13 II-13 Tabel II-1 Jenis Pengukuran Performansi [MAR03] Pengukuran Definisi Hasil (yield) Solusi harus memperoleh hasil lokasi yang memuaskan (95% - 99% tergantung pada aplikasi dan kondisi dimana pengukuran posisi dilakukan) pada lingkungan yang sulit seperti: 1) Area padat penduduk (representasi area dengan rintangan sinyal dan multipath yang tinggi). 2) Jalan lurus yang panjang (representasi konfigurasi jaringan linier). 3) Pedesaan (representasi sempitnya cakupan base station). Konsistensi Solusi harus memperoleh hasil yang konsisten pada lingkungan yang berbeda dan pada berbagai jenis jaringan. Contohnya, solusi yang menghasilkan akurasi 100 meter pada lokasi tertentu dan 2000 meter pada lokasi lain, berarti solusi tersebut tidak konsisten. Performansi yang tidak konsisten akan menciptakan keraguan pada pelanggan yang menjanjikan informasi yang dapat dipercaya dan juga mempersulit layanan lokasi. Akurasi Akurasi berbeda-beda tergantung aplikasinya. Kebanyakan layanan lokasi membutuhkan akurasi meter yang dapat melayani secara luas. Akurasi merupakan ukuran relatif kesalahan terhadap titik yang diketahui akurasi 50 meter menetapkan bahwa posisi akan berada didalam lingkaran dengan radius 50 Waktu mulai (start time) meter dari titik sebenarnya. Solusi harus menyediakan data lokasi secara cepat (juga dikenal dengan start time, time-to-first, atau TIFF). Parameter ini diukur dalam satuan detik dan diharapkan berada pada 5 20 detik bagi kebanyakan teknologi. Parameter ini dapat disebabkan oleh latensi jaringan, sehingga penting untuk memisahkan antara latensi jaringan dengan waktu yang dibutuhkan teknologi tertentu untuk menghasilkan kalkulasi posisi. Tabel II-2 Jenis Pengukuran Implementasi [MAR03] Pengukuran dampak pada handset Kapabilitas roaming Efisiensi jaringan Expansi jaringan Kompatibilitas jaringan Definisi Software baru harus meminimalkan pengaruh pada handset dan pemakaian baterai (umumnya kurang dari 5% dari baterai). Solusi harus mudah mendukung roaming pada area geografis yang luas, memasuki jaringan lain (misalnya GSM ke GSM), dan memasuki jaringan yang berbeda (misalnya GSM ke UMTS). Solusi harus menggunakan minimal over-the-air dan bandwidth pada permintaan posisi individual sebagaimana permintaan posisi yang terus menerus. Solusi harus mudah mendukung ekspansi jaringan dan scalable. Sebagai operator, memperluas jaringan akan mempermudah memperluas solusi penentuan lokasi Solusi harus kompatibel dengan jaringan baru (misalnya GSM ke UMTS) dan kompatibel dengan jaringan yang sudah ada (misalnya UMTS ke GSM/GPRS)

14 II-14 Tabel II-3 Jenis Pengukuran biaya [MAR03] Pengukuran Biaya handset Biaya infrastuktur Biaya expansi Biaya pemeliharaan Timing of Expenditures Return of Investment Definisi Solusi tidak meningkatkan biaya handset secara signifikan dibandingkan pengembalian keuntungan layanan yang ditawarkan. Solusi tidak meningkatkan biaya infrastruktur secara signifkan yang relatif terhadap pengembalian keutungan layanan yang ditawarkan. Solusi tidak membutuhkan investasi yang sangat besar untuk memperluas jaringan atau memperluas layanan sesuai dengan pertumbuhan permintaan langganan. Solusi dengan biaya pemeliharaan yang seminimal mungkin Solusi harus menyediakan ekonomi efisien yang meminimalkan biaya up-front untuk menghindari tekanan harga layanan. Solusi harus memaksimalkan return on investment dengan menyediakan nilai tambah bagi pelanggan yang menghasilkan pendapatan layanan maksimal pada biaya rendah bagi operator. 2.4 Algoritma Waktu Shalat Untuk menghitung waktu sholat di wilayah tertentu, harus diketahui garis lintang (latitude) dan garis bujur(longitude) lokasi tersebut serta reference longitude, yaitu garis bujur berdasarkan timezone [MON07]. Reference longitude dapat dihitung dengan mengalikan 15 dan perbedaan waktu antara lokal dan GMT (yaitu 15 x Time Zone). Selain ketiga satuan tersebut, dibutuhkan pula dua ukuran astronomi yaitu declination angle of sun dan real-time-mean time difference atau dikenal dengan istilah lain equation of time. Algoritma untuk menghitung kedua satuan tersebut sebagi berikut: D = 180 *{ [ *Cos[β ]] +[ *Sin[β ]] µ [ *Cos[2 * β ]] +[ *Sin[2 * β ]] [ *Cos[3* β ]] +[ *Sin[3* β ]] } (1) T = *{ [ * Cos[β ]]-[ *Sin[β ]] [ * Cos[2 * β ]]-[ *Sin[2 * β ]] } (2) D adalah solar declination dan T adalah equation of time. β merupakan year angle yang dihitung dengan rumus: 2µ ( J ) β = (3) 365

15 II-15 J adalah hari dalam setahun (day of year). Waktu shalat terdiri dari waktu Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Untuk menghitung waktu Dzuhur digunakan persamaan berikut: Z R L T = 12 + (4) Z adalah waktu Dzuhur dengan satuan jam. R adalah reference longitude. L adalah longitude. T adalah equation of time. Waktu Maghrib dihitung dengan cara mengurangi waktu Dzuhur (Z) dengan persamaan U. Persamaan U dihitung sebagai berikut: 0.5 µ µ µ Sin[( * Sign( H ) * Abs( H ) ) * ] SinD * * SinB * 180 = U * ArcCos 15* µ µ µ CosD * * CosB * (5) H adalah ketinggian tempat dari permukaan laut. D adalah solar declination. B adalah latitude.waktu Shubuh dihitung dengan cara mengurangi waktu Dzuhur (Z) dengan persamaan Vd. Persamaan Vd dihitung sebagai berikut: µ µ µ Sin Gd * Sin D * * Sin B * Vd = * ArcCos (6) 15* µ µ µ CosD * * CosB * Gd adalah dawn s twilight angle yang bernilai antara 15 sampai 19. Waktu Isya dihitung dengan cara mengurangi waktu Dzuhur (Z) dengan persamaan Vn. Persamaan Vn dihitung sebagai berikut: µ µ µ Sin Gn * Sin D * * Sin B * Vn = * ArcCos (7) 15* µ µ µ CosD * * CosB *

16 II-16 Gn adalah night s twilight angle yang bernilai antara 15 sampai 19. Waktu Ashar dihitung dengan cara mengurangi waktu Dzuhur(Z) dengan persamaan W. Persamaan W dihitung sebagai berikut: µ µ µ SinArcCotSh + Tan Abs( B D) * Sin D * * Sin B * W = * ArcCos 15* µ µ µ CosD * * CosB * (8)

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA BAB III SISTEM TRACKING ARMADA Pada Bab ini akan dibahas mengenai penjelasan tentang konsep sistem tracking armada, baik itu klasifikasi tracking maupun perbandingan sistem tracking armadanya. 3.1 KLASIFIKASI

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Metodologi Pembangunan Perangkat Lunak Pembangunan perangkat lunak pada Tugas Akhir ini menggunakan metodologi unified process sebagaimana yang disebutkan pada Subbab

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI MOBILE POSITIONING PADA LAYANAN BERBASIS LOKASI STUDI KASUS MUSLIM PRAYER TIME

STUDI DAN IMPLEMENTASI MOBILE POSITIONING PADA LAYANAN BERBASIS LOKASI STUDI KASUS MUSLIM PRAYER TIME STUDI DAN IMPLEMENTASI MOBILE POSITIONING PADA LAYANAN BERBASIS LOKASI STUDI KASUS MUSLIM PRAYER TIME LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Lukman Hakim / 13503114

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya REMINDME, bahasa pemrograman, dan tools yang digunakan dalam pembuatan REMINDME. 3.1. Aplikasi Mobile Aplikasi mobile adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari aspek teknologi, perkembangannya di Indonesia dapat dikatakan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Salah satu contohnya adalah perkembangan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia yang bergantung dengan teknologi. Salah satu teknologi yang paling dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai sistem pelacakan pernah dilakukan sebelumnya oleh Taufiq Hasan yang berjudul Pembangunan Sistem Pencarian Lokasi Kuliner Di Yogyakarta Dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message

Lebih terperinci

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan

Lebih terperinci

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join :  Follow Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter PERKEMBANGAN 01 Teknologi untuk berkomunikasi sudah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat khususnya teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM. Beberapa perusahaan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi yang paling populer dan pesat perkembangannya pada saat ini adalah seluler, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi ini dibandingkan

Lebih terperinci

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

Pengertian dan Macam Sinyal Internet Pengertian dan Macam Sinyal Internet Rizki Regina Ulfauziah Just_regina@yahoo.com Abstrak Ilmu Teknologi di dunia ini sangat luas dan akan akan terus berkembang, salah satunya yaitu pada Sinyal atau Jaringan.

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Para penulis di [1] menjelaskan bahwa algoritma self-organization network dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja jaringan secara keseluruhan dan mengurangi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Pengantar Teknologi Nirkabel: Telepon Selular (Ponsel) Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi

Lebih terperinci

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET Jenis-jenis dari koneksi Internet adalah senagai berikut : A. Koneksi fisik, misalnya ethernet, fiber-optik, modem, ADSL, wave-lan, satelit, dan masih banyak lagi. Dari segi

Lebih terperinci

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti :

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : a. Wireline Menggunakan xdsl, Fiber Optik, MSAN b. Wireless Menggunakan Wifi ( Wireless Fidelity), WiMAX, UMB (Ultra Mobile Broadband),

Lebih terperinci

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA 27 Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA Rahmad Hidayat Manajemen Telekomunikasi, Universitas Mercu Buana Abstrak Teknologi data dalam keluarga GSM meliputi GPRS, EDGE, UMTS/WCDMA dan HSDPA.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di

Lebih terperinci

ANALISA THROUGHPUT PADA LAYANAN DATA DI JARINGAN GPRS

ANALISA THROUGHPUT PADA LAYANAN DATA DI JARINGAN GPRS ANALISA THROUGHPUT PADA LAYANAN DATA DI JARINGAN GPRS Rudy Fernandez Jurusan TeknikElektro Fakultas Teknik Universitas Andalas ABSTRAK menyatakan kecepatan pengiriman data yang secara aktual sukses diterima

Lebih terperinci

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST. Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama sistem komunikasi nirkabel. Hal ini dikarenakan tuntutan masyarakat akan kebutuhan komunikasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

Mobile Enterprise Mobile Connectivity

Mobile Enterprise Mobile Connectivity Volume III No 25 - April 2005 Mobile Enterprise Mobile Connectivity Berbagai pilihan layanan komunikasi data bergerak kini telah tersedia untuk mendukung tren berkembangnya enterprise mobility. Bagaimana

Lebih terperinci

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data KOMUNIKASI DATA Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data Pengertian Komunikasi Data: Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer, - Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) Gutama Indra 1, Dewi Agustini Santoso 2, M. Ary Heryanto 3 1,2,3) Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM

BAB I PENDAHULUAN. analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi seluler berkembang dari generasi pertama dengan sistem suara analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM (Global System for Mobile

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH 3G Third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). Ada pu

DAFTAR ISTILAH 3G Third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). Ada pu DAFTAR PUSTAKA Kotler, Philip., 2002, Marketing Management, 1 st ed, Prentice Hall Inc. Kottler, Philip., Ang, Swee Hon., Leong, Siew Meng., Tan, Chin Tiong., 2006, Marketing Management an Asian Perspective,

Lebih terperinci

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Sistem Komunikasi Satelit prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pertama kali diperkenalkan hingga tiga puluh tahun perkembangannya, teknologi seluler telah melakukan banyak perubahan besar. Sejarah mencatat perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1. Proses Bisnis Utama PT Rahadjasa Media Internet (RadNet) merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider-ISP). Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Teknologi 3G adalah generasi ketiga dari wireless dengan tujuan untuk memungkinkan operator jaringan untuk menawarkan pengguna berbagai layanan yang lebih luas yang

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL OLEH : 1.RAHMAT JALANI (D41110014) 2.MUH REZA ADRIAN (D41110256) 3.LORA GALA P (D41110284) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini, pemanfaatan dan penggunaan media existing dalam pengembangan sistem informasi, komunikasi maupun bisnis sangatlah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua terminal dengan salah satu atau kedua terminal berpindah tempat.

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL a. Pilihan Ganda 1. Protokol TCP/IP berhubungan dengan pengguna aplikasi yang berguna untuk terminal maya jarak jauh a. HTTP b. FTP c. SMTP d. TELNET e. UDP 2. Proses pencampuran

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Penerbit Telekomunikasikoe LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Oleh: Andrian Sulistyono Copyright 2012 by Andrian Sulistyono Penerbit Telekomunikasikoe

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu dalam satu detik. Kecepatan transfer data dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET BAB 2 SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET Peta Konsep Sistem untuk Mengakses Internet Jaringan Komputer Topologi Bus Topologi Jaringan Protokol Jaringan Media Transmisi Jaringan Berdasarkan Area Kerja Program

Lebih terperinci

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

10/13/2016. Komunikasi Bergerak 0//06 TI dan Telekomunikasi Komunikasi Bergerak Definisi Sistem komunikasi yang memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak dimana daerah layanannya dibagi bagi menjadi daerah yang kecil

Lebih terperinci

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang.

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Penentuan Posisi 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting People, Nseries, dan N81 adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Nama produk dan

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita Dwi Utami, Peni Listyaningsih KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OTP (One Time Password) Tujuan dari pembuatan OTP (password sekali pakai) adalah untuk mempersulit pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam mengakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Telekomunikasi data mobile saat ini sangat diminati oleh masyarakat karena mereka dapat dengan mudah mengakses data dimana saja dan kapan saja. Untuk mengimbangi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 OVERVIEW SISTEM GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION) Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM Dandy Firdaus 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok,

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan BAB II DASAR TEORI 2.1 GPRS (General Packet Radio Service) 2.1.1 Definisi GPRS Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan circuit-switched GSM dengan tujuan mengoptimalkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE)

ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE) ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE) Yuli Kurnia Ningsih, Suhartati Agoes & Winer Sampekalo* Dosen-Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION Brilian Dermawan (21060111130041), Dr. Wahyul Amien Syafei, ST. MT (197112181995121001) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA ( Wide Code Division Multiple Access ) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis teknologi telekomunikasi yang mutakhir saat ini yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang semakin pesat di berbagai belahan dunia, membuat semua orang ingin berkomunikasi tanpa terbatasi adanya jarak dan kecepatan. Saat ini manusia

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI Jaringan 2G & 3G Disusun oleh: - RIDLO PAMUJI 13111111/22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015/2016 KATA

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA Telekomunikasi nirkabel yang dikenal dengan istilah seluler merupakan suatu cara dalam pertukaran informasi antara penggunanya dengan tidak terpaku pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI BERBASIS TEKNOLOGI WAP SEBAGAI MEDIA PROMOSI KOMODITAS PARIWISATA DI BANYUMAS

RANCANG BANGUN APLIKASI BERBASIS TEKNOLOGI WAP SEBAGAI MEDIA PROMOSI KOMODITAS PARIWISATA DI BANYUMAS RANCANG BANGUN APLIKASI BERBASIS TEKNOLOGI WAP SEBAGAI MEDIA PROMOSI KOMODITAS PARIWISATA DI BANYUMAS Oleh : Lasmedi Afuan, Ipung Permadi, Nurul Hidayat Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi

Lebih terperinci

Komunikasi dan Jaringan

Komunikasi dan Jaringan Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD Komunikasi Proses transfer data / instruksi / informasi antara dua atau lebih komputer atau perangkat lain Komunikasi komputer (computer communications) 1

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira KOMUNIKASI DATA Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah 15101022 2. Muhammad Ismail 15101023 3. Nida Nurvira 15101024 HOME Sub Bahasan Komunikasi Data OSI Layer Circuit Switching Packet Switching KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis Bisnis Mobile mbusiness bisa dianggap sebagai bagian dari ebusiness di mana informasi tersedia independen waktu dan lokasi dimanapun kita berada. Menurut magic,2000,p.3 pengertian

Lebih terperinci

Perbandingan Pengaruh Bahan Material Penghalang Terhadap Kinerja Mobile Modem

Perbandingan Pengaruh Bahan Material Penghalang Terhadap Kinerja Mobile Modem Perbandingan Pengaruh Bahan Material Penghalang Terhadap Kinerja Mobile Modem Anggunita Setyareswari, Diana Safitri, Didad Naftalia, RMariana Berna Dina dan Siska Ramariani Sistem Informasi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Seluler Adri Priadana ilkomadri.com Telepon Seluler Telepon seluler adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional

Lebih terperinci

TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS

TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS Telekomunikasi mengacu pada transmisi sinyal seperti telepon, radio & televisi. elektronik Teknologi telekomunikasi = teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari biasanya akan ada kesulitan ketika mencari objek pada suatu area tertentu yang tertutup. Misalnya saat mencari anak di dalam mall yang mempunyai

Lebih terperinci

Perkembangan Teknologi Informasi Dibutuhkan informasi yang tepat, mudah, cepat dan aman Komunikasi data, cepat atau lambat pada akhirnya akan

Perkembangan Teknologi Informasi Dibutuhkan informasi yang tepat, mudah, cepat dan aman Komunikasi data, cepat atau lambat pada akhirnya akan Perkembangan Teknologi Informasi Dibutuhkan informasi yang tepat, mudah, cepat dan aman Komunikasi data, cepat atau lambat pada akhirnya akan mengarah ke suatu sistem jaringan Komunikasi data merupakan

Lebih terperinci