EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) DI KABUPATEN JENEPONTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) DI KABUPATEN JENEPONTO"

Transkripsi

1 EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) DI KABUPATEN JENEPONTO EVALUATION OF FOLK SALT ENTERPRISE EMPOWERMENT PROGRAM IN JENEPONTO REGENCY Haidawati, Mardiana E. Fachry, Andi Adri Arief Jurusan Ilmu Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Haidawati, S. Pi Jl. Perintis Kemerdakaan Km. 10, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar, Hp:

2 ABSTRAK Produksi garam belum bisa memenuhi kebutuhan nasional serta tingkat kesejahteraan petambak garam rendah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Jeneponto. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur tingkat efektivitas dengan melihat capaian output program PUGAR yaitu pembentukan kelompok, tersalurnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) program PUGAR, pendampingan kelompok petambak garam dan outcome program PUGAR yaitu peningkatan pendapatan, kualitas garam, produksi dan produktivitas lahan garam menggunakan Skala Likert dengan kriteria penilaian sangat efektif, efektif, kurang efektif, dan tidak efektif. Lokasi penelitian di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kelompok kurang efektif dengan nilai 1,84, tersalurnya BLM sangat efektif dengan nilai 4, pendampingan kelompok kurang efektif dengan nilai 1,36 dan program PUGAR sangat efektif dalam meningkatkan produksi garam dengan nilai 3,63, kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam dengan nilai 2, dan sangat efetif dalam meningkatkan pendapatan dengan nilai 3,61. Disimpulkan bahwa program PUGAR dengan nilai rata-rata dari akumulasi beberapa variabel output dan outcome sebesar 2,74 menunjukkan bahwa program PUGAR di Kabupaten Jeneponto efektif meskipun memiliki beberapa kelemahan maka perlu untuk dioptimalkan Kata kunci : Garam, pemberdayaan usaha garam rakyat, evaluasi program ABSTRACT Salt production can not meet national needs as well as the welfare of low salt farmers. The study aimed to analyze the effectiveness of programs for Empowerment of People's Salt (PUGAR) in Jeneponto. Use research methods qualitative and quantitative approaches to measure the effectiveness by looking at the achievements of the program output PUGAR group formation, tersalurnya Direct Aid Society (BLM) PUGAR programs, support groups and outcomes salt farmers PUGAR programs that increase revenue, the quality of the salt, the production and productivity of land salt using a Likert Scale with assessment criteria are very effective, effective, less effective, and ineffective. Research sites in the District Bangkala Jeneponto. The results showed that the formation of the group is less effective with the value of 1.84, BLM tersalurnya very effective with a value of 4, advocacy groups are less effective with the value of 1.36 and PUGAR programs are very effective in increasing the production of salt with a value of 3.63,and is less effective in increasing quality salt with a value of 2, is very effective in increasing revenues with a value of Concluded that the program PUGAR with an average value of accumulated several output and outcome variables with 2.74 indicates that the program PUGAR in Jeneponto effective although it has some disadvantages and need to be optimized Keywords: Salt, the salt enterprise empowerment of people, a program evaluation

3 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang garis pantai km dan luas lautnya sekitar 5,8 juta km 2 atau 70% dari luas seluruh Indonesia. Berbagai sektor tercakup di dalamnya, mulai dari masyarakat pesisirnya, nelayan, pulau-pulau kecil, perikanan, sampai sumberdaya kelautan lainnya termasuk salah satunya adalah garam, yang menjadi objek penting untuk dikaji pemerintah dalam kerangka pembangunan nasional (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013). Produksi garam merupakan salah satu isu nasional yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Pemenuhan kebutuhan garam nasional selama ini dilakukan melalui produksi sendiri dan impor. Potensi garam dari laut yang besar tidak memberikan kecukupan kebutuhan garam nasional. Dengan potensi dan daya dukung alam kelautan tersebut seharusnya Indonesia mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan garam sendiri. Pada tahun 2010 pemerintah mengimpor garam 2,2 juta ton impor yang berasal dari Australia 80%, India15%, China 3%, dan sisanya dari berbagai negara lain (Widiarto, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa produksi garam dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan garam sehingga mengakibatkan Indonesia masih mengimpor garam. Berdasarkan perhitungan suplai-kebutuhan total kebutuhan garam Indonesia adalah 3,2 juta, yakni dengan perincian untuk garam konsumsi, pengawetan ikan, dan sebagainya sekitar 1,2-1,4 juta ton dan garam industri 1,8 juta ton. Pada , volume impor garam setiap tahunnya meningkat (Rismana,2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi garam adalah faktor cuaca, rendahnya produktivitas dan kualitas garam rakyat juga disebabkan oleh tidak memadainya teknologi, kurangnya sarana dan prasarana serta rendahnya kemampuan pemasaran dan jalur distribusi yang dikuasai oleh pedagang. Rendahnya kualitas garam tersebut mengakibatkan rendahnya harga yang diterima petambak garam, kondisi tersebut jelas mempengaruhi kesejahteraan petambak garam (Rindayani, 2013) Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang memberikan kontribusi terhadap produksi garam nasional. Produksi garam Provinsi Sulawesi Selatan ±150 ton/tahun atau sekitar 15% dari produksi garam nasional yang tersebar di Kabupaten Takalar, Pangkep dan Jeneponto. Kabupaten Jeneponto menjadi kabupaten penghasil produksi garam terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan dengan kontribusi sebesar ±110 ton/tahun. Kendala-kendala yang dihadapi oleh petambak garam di Kabupaten Jeneponto seperti penurunan produksi yang diakibatkan karena faktor cuaca yang tidak menentu, status pemilikan lahan dan struktur pemasaran Petani garam di Kabupaten Jeneponto terutama di

4 Kecamatan Bangkala masih memproduksi garam rakyat dengan teknologi yang masih sangat sederhana (tradisional) sehingga menyebabkan kualitas garamnya rendah (Wahyudi, 2013) Dalam memenuhi kebutuhan garam secara nasional, maka Menteri Kelautan Dan Perikanan telah mencanangkan Gerakan Swasembada Garam Nasional. Strategi pencapaian swasembada garam nasional dilaksanakan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui kegiatan produksi dan peningkatan kualitas garam rakyat serta pemberdayaan masyarakat petambak garam. Mewujudkan hal tersebut, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai tahun 2011 melaksanakan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sebagai program utama dari Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Ditjen. KP3K) merupakan program pemberdayaan yang difokuskan pada peningkatan produksi dan kualitas produk garam serta peningkatan kesejahteraan dengan meningkatkan pendapatan petambak garam (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012) Program ini telah diimplementasikan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Jeneponto sejak tahun 2011 hingga sekarang dan menjadi penting dilakukan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Jeneponto. METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Jeneponto pada Kecamatan Bangkala. Lokasi ditentukan secara purposive (sengaja), alasan mengambil lokasi ini karena Kabupaten Jeneponto merupakan penghasil garam atau sentra produksi garam terbesar di Sulawesi Selatan dan dengan pertimbangan Kecamatan Bangkala merupakan kecamatan yang pertama kali menerima bantuan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sejak tahun Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok usaha garam rakyat (KUGAR) yang termasuk dalam program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto pada tahun Jumlah populasi 21 kelompok, setiap kelompok berjumlah 10 orang sehingga jumlah total sebanyak 210 orang. Adapun penentuan sampel untuk penelitian ini di sesuaikan dengan pernyataan dari Arikunto (2008) yaitu Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, selanjutnya, jika subyeknya besar dapat

5 diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil 50% secara acak dari kelompok PUGAR yaitu berjumlah 10 kelompok, kemudian untuk menentukan responden diambil 50% setiap kelompok secara purposive (sengaja) yaitu 5 orang pada masing-masing kelompok yang dianggap mewakili yaitu ketua, bendahara, dan 3 orang anggota dengan pertimbangan bahwa ketua dan bendahara mengetahui lebih detail sebagai pengurus mengenai implementasi program PUGAR dan tiga orang anggota dianggap mewakili terkait informasi mengenai produksi, pendapatan dan lainnya, sehingga jumlah sampel sebanyak 50 orang, selain responden kelompok PUGAR juga diambil key informan yaitu 1 orang pendamping dan 1 orang dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto yang menangani mengenai Program PUGAR sebagai pendukung penelitian. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu teknik pengumpulan data primer antara lain pengamatan (observation), kuisioner, dan wawancara mendalam sedangkan teknik pengumpulan data sekunder yaitu studi pustaka dan dokumentasi. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur tingkat efektivitas dengan melihat capaian output program PUGAR yaitu pembentukan kelompok, tersalurnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) program PUGAR, pendampingan kelompok petambak garam dan outcome program PUGAR yaitu peningkatan pendapatan, kualitas garam, produksi dan produktivitas lahan garam menggunakan Skala Likert. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan dengan menggunakan empat kriteria penilaian yaitu sangat efektif diberi skor 4, efektif skor 3, kurang efektif skor 2 dan tidak efektif skor 1. Hasil penjumlahan skor setiap jawaban akan dibagi dengan jumlah responden sehingga diperoleh rata-rata skor setiap pertanyaan. Data ordinal yang dimiliki kemudian diubah menjadi data interval, dengan cara mencari rata-rata skor setiap item (indikator terukur) dari variabel independen dan dependen (angka mutlak, maupun persentase), dalam klasifikasi (Sugiyono,2003) : Sangat efektif : Apabila skor rata-rata dari indikator (>3-4) atau 75% - 100% : Apabila skor rata-rata dari indikator (>2-3) atau 50% - <75% Kurang : Apabila skor rata-rata dari indikator (1-2) atau 25% - <50% Tidak efektif : Apabila skor rata-rata dari indikator (<1) atau <25%

6 Perhitungan jumlah pendapatan yang diperoleh petambak garam sebelum dan setelah masuknya program PUGAR digunakan rumus sebagai berikut, (Soekartawi, 2002) : π = TR- TC Keterangan : π : Pendapatan petambak garam (Rp) TR : Total penerimaan dari usaha garam (Rp) TC : Total biaya (Rp) HASIL Hasil dari pengolahan data penelitian (Tabel 1), memberikan informasi bahwa sebanyak 26 responden atau 53,06% mengatakan pembentukan kelompok kurang efektif karena kelompok tidak memberikan pengaruh atau manfaat dalam menjalankan usaha garam dan anggota kelompok tidak aktif bekerjasama dalam usaha garam sedangkan yang menjawab efektif hanya 8 responden atau 16,32% dengan pertimbangan bahwa berkelompok mampu mengelola usaha dengan baik dan anggota kelompok aktif bekerja sama dalam menjalankan usaha garam. Nilai rata-rata dalam mengukur efektivitas pembentukan kelompok adalah sebesar 1,84 menunjukkan pembentukan kelompok kurang efektif. Tersalurnya BLM program PUGAR sangat efektif dengan nilai 4 (Tabel 1) sebanyak 49 responden atau dengan persentase 100% menjawab sangat efektif karena BLM tersebut memberikan manfaat dalam permodalan dan peningkatan sarana prasarana usaha garam, dapat meningkatkan pendapatan petambak garam dan BLM PUGAR tersebut dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok dalam menjalankan usaha garam sehingga tidak terjadi penyalahgunaan dana bantuan. Pendampingan Kelompok petambak garam rakyat kurang efektif dengan nilai 1,36 (Tabel 2) menunjukkan bahwa 18 responden atau 36,73% memberikan jawaban kurang efektif mengenai pendampingan ditandai dengan beberapa indikator atau kriteria penilaian bahwa manfaat pendampingan yaitu hanya membantu dalam penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB) dan dokumen administrasi lainnya serta diberikan bimbingan manajemen usaha dan tenaga pendamping melakukan sosialisasi mengenai usaha garam rakyat. 18 responden yang menjawab efektif adalah ketua, sekretaris atau bendahara sedangkan yang menjawab peran pendamping kurang efektif adalah para anggota kelompok disebabkan karena bentuk pendampingan yang tidak merata yaitu hanya terfokus pada ketua, sekretaris

7 ataupun bendahara kelompok..31 responden atau 63,26% memberikan jawaban tidak efektif karena tidak ada manfaat pendampingan dalam menjalankan usaha garam. Program pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sangat efektif dalam meningkatkan produksi garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan nilai 3,63 (Tabel 2) menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden atau 63,26% yang mengatakan bahwa program PUGAR khususnya melalui BLM PUGAR sangat efektif meningkatkan produksi garam sebesar >100% sedangkan 18 responden atau 37,73% menjawab bahwa program PUGAR melalui BLM efektif dalam meningkatkan produksi garam berkisar antara %.. Namun kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam dengan nilai 2 (Tabel 3) menunjukkan bahwa secara umum jawaban responden sebanyak 49 orang atau 100%, menjawab bahwa program PUGAR kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam hal ini karena kondisi kualitas garam di Kabupaten Jeneponto berada pada kisaran kadar NaCl 80-90% atau garam dapur sesuai dengan kriteria penilaian dan belum mampu dalam memproduksi garam konsumsi berkualitas baik Setelah masuknya program PUGAR menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan petambak garam, hasil perhitungan diperoleh nilai 3,61 (Tabel 3) bahwa sebanyak 30 responden atau 77,55% menjawab bahwa program PUGAR sangat efektif dalam meningkatkan pendapatan dengan indikator peningkatan pendapatan >100% dan 19 responden atau 38,77% menjawab efektif dengan indikator peningkatan antara %. Berdasarkan hasil akumulasi keseluruhan indikator variabel pada (Tabel 4) bahwa nilai rata-rata dalam menilai efektivitas program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto adalah 2,81 menunjukkan program PUGAR berada pada kriteria efektif. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan kelompok petambak garam kurang efektif disebabkan karena peran kelompok tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain bahwa pembentukan kelompok hanya formalitas dalam persyaratan untuk memperoleh bantuan BLM PUGAR. Hal ini karena terbentuknya kelompok baik sebelum adanya program PUGAR maupun kelompok yang terbentuk setelah adanya program PUGAR tidak terjadi perubahan dalam menunjang usaha garam rakyat, masingmasing anggota kelompok bekerja secara individu dan memecahkan permasalahan secara individu tanpa melibatkan fungsi kelompok itu sendiri.

8 Kurangnya kesadaran masing-masing anggota kelompok untuk bekerjasama dalam meningkatkan usaha garam dan kurangnya koordinasi antar ketua dan anggota kelompok sehingga kelompok tidak bisa bekerja sama dengan baik. Pembinaan dan pemberdayaan melalui kelompok usaha bersama sebenarnya diharapkan kelompok ini akan saling membantu satu sama lain antara yang lemah dengan yang lebih mampu, baik dalam kemampuan, keterampilan, modal dalam memecahkan permasalahan-permasalahan terkait usaha garam. (Elfindri, 2008) juga menyatakan bahwa salah satu pentingnya kelompok menjadi alat untuk pencapaian tujuan disebabkan karena kelompok merupakan sebuah kekuatan sosial yang dapat dijadikan sebagai alat peubah ditengah masyarakat, oleh sebab itu kelompok sangat efektif untuk dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk mewujudkan sebuah gagasan, atau ide yang juga sekaligus alat untuk mengimplementasikan gagasan yang telah dikemas dalam bentuk program dan kegiatan ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Tersalurnya Bantuan Langsung (BLM) Masyarakat program PUGAR berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sangat efektif, hal ini penting untuk diperhatikan mengingat bahwa kelompok petambak garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto menunjukkan hanya memanfaakan BLM PUGAR namun jika dilihat dari pembentukan kelompok yang bertujuan untuk menunjang usaha garam kurang berpengaruh namun sebenarnya yang menjadi point penting adalah pendekatan kelompok dalam menunjang usaha garam karena bentuk BLM PUGAR hanya memberikan manfaat dalam jangka pendek hal ini sesuai dengan Ritonga (2006) menyimpulkan bahwa kelompok memiliki peran yang cukup signifikan dalam kegiatan pemberdayaan terutama dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan secara bertahap, terus menerus dan terpadu yang didasarkan pada kemandirian. Pendampingan terhadap kelompok diperoleh hasil kurang efektif, hal ini karena bentuk pendampingan yang dilakukan bukan pendampingan teknis dalam melakukan usaha garam namun peran pendamping hanya pada mendampingi dalam menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB) dan memberikanan bimbingan manajemen usaha serta sosialisasi mengenai usaha garam rakyat sehingga pengaruh yang signifikan dalam menjalankan usaha garam terhadap peningkatan produksi terutama kualitas tidak dirasakan oleh para petambak garam selama pendampingan terutama anggota kelompok yang tidak menjadi fokus pendampingan. Tidak meratanya tenaga pendampingan disebabkan terbatasnya tenaga pendamping yang bertugas mendampingi kelompok dalam menjalankan usaha garam terutama pendampingan teknis dalam melakukan proses produksi garam Produksi garam terjadi peningkatan karena pengaruh BLM PUGAR dimana petambak memanfaatkan dana bantuan tersebut untuk membeli peralatan pompa yang dapat

9 mempermudah petambak dalam mengalirkan air laut ke dalam tambak-tambak garam, sebelum masuknya program PUGAR mereka menggunakan timba sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengalirkan air laut. ketersediaan air laut penting karena merupakan bahan baku pembuat garam. Namun pada dasarnya mengingat rendahnya harga jual garam peningkatan produksi saja tidak cukup jika tidak dilandasi dengan peningkatan kualitas garam yang terkait dengan keahlian petambak garam serta daya serap teknologi untuk menghasilkan garam dengan kualitas yang baik. Permasalahan lain bahwa produksi garam bergantung kepada musim kemarau dimana hanya berlangsung pada Agustus-November sehingga setelah itu para petambak garam tidak bisa lagi untuk memproduksi garam maka sangat penting untuk mengusahakan bahwa usaha garam ini tidak hanya berlangsung pada saat musim kemarau saja. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa peningkatan produksi tidak secara berkelanjutan karena sangat bergantung kepada musim. Pada tahun 2012 setelah masuknya program PUGAR produksi meningkat namun pada tahun 2013 terjadi penurunan, hal ini dipengaruhi oleh faktor cuaca dimana menurut petambak garam bahwa pada tahun 2013 intensitas hujan lebih sering dibandingkan tahun 2011 dan 2012 sehingga menyebabkan produksi garam kembali menurun kerena garam hanya bisa diproduksi pada saat cuaca panas. Hal ini didukung oleh Kumala dan Sugiarto (2012) tingkat curah hujan yang tinggi menyebabkan salinitas air garam tidak mampu meningkat secara signifikan sehingga tidak bisa membentuk kristal garam. Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam hal ini karena pada saat sebelum maupun setelah masuknya program PUGAR kualitas garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto tidak mengalami perubahan yaitu pada kriteria sedang atau kurang baik dengan kadar NaCl 80-90%. Peningkatan kualitas garam sangat diperlukan karena apabila mampu menghasilkan garam yang bermutu tinggi dengan kadar NaCl lebih dari 95%, Indonesia dapat mengantisipasi untuk tidak perlu lagi mengimpor garam berkualitas atau sebaiknya Indonesia dapat merencanakan usaha nasional sebagai pengekspor garam bermutu tinggi di dunia. Pembuatan garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti; kategori baik sekali, baik dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali jika mengandung kadar NaCl >95%, baik kadar NaCl 90 95%, dan sedang kadar NaCl antara 80 90% sedangkan yang tidak baik atau kualitas paling rendah yaitu mengandung kadar Nacl <80% tetapi yang diutamakan adalah yang kandungan garamnya di atas 95%.

10 Peningkatan pendapatan berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sangat efektif. peningkatan pendapatan terjadi karena produksi garam yang dihasilkan meningkat. Dalam hal ini untuk mengetahui besarnya pendapatan kelompok usaha garam rakyat di Kecamatan Bangkala diukur dengan menghitung penerimaan kotor petambak garam dengan cara, total jumlah produksi garam per panen dikali dengan harga garam per kg, setelah itu menjumlahkan biaya tetap yaitu penyusutan peralatan-peralatan yang digunakan dalam memproduksi garam seperti pengais garam, penumbuk garam, cangkul ember, keranjang dan lain-lain sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan proses produksi seperti upah angkut, upah pengemasan, pembelian karung garam dan lain-lain. Selanjutnya total penerimaan selama musim panen dikurangi dengan total biaya produksi sehingga diperoleh pendapatan bersih kelompok petambak garam rakyat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil akumulasi penilaian efektivitas terhadap program PUGAR di Kabupaten Jeneponto berada pada kategori efektif meskipun masih terdapat beberapa kekurangan seperti pembentukan kelompok kurang efektif karena kurangnya kerjasama dalam kelompok tersebut sehingga pembentukan kelompok tidak berpengaruh dalam menjalankan usaha dalam artian kelompok hanya sebagai formalitas untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh BLM PUGAR, pendampingan kelompok juga kurang efektif dirasakan manfaatnya oleh petambak garam karena keterbatasan tenaga pendamping khusunya pendamping teknis, serta belum efektif atau kurang efektif dalam peningkatan kualitas garam. Saran Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto Perlu mendorong Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) sebagai suatu kelompok usaha bukan hanya kelompok penyalur BLM serta perlu menambah tenaga pendamping teknis.

11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2008). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.. Departemen Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan. (2012). Laporan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)-KP3K. Elfindri. (2008). Strategi sukses membangun daerah.. Jakarta : Gorga Media Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (2013). Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha (PMPPU). Jakarta. Kumala, Akfia Rizka dan Sugiarto, Yon. (2012). Analisis Pengaruh Curah Hujan terhadap Produktivitas Garam, Studi Kasus: Pegaraman I Sumenep PT. Garam (Persero). Prosiding Seminar Nasional Sains IV. Bogor. Rindayani. (2013). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Di Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pamekasan. (jurnal Vol 1, No 2) Rismana, E. (2013). Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan. Diambil dari: Ritonga dan Betke. (2006). Perkembangan Indikator Kemiskinan dan Ketenagakerjaan Tahun 2004 dan prakiraan Tahun Bisnis & Ekonomi Politik Vol.7 No.1 Januari 2006 Soekartawi, (2002). Analisis Usaha Tani. Jakarta : UI-Press Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung :. CV Alfabeta Wahyudi, Ahmad Ilham. (2013). Analisis Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Petambak Garam Di Jeneponto Dalam Menjalankan Usahanya (Studi Kasus Di Desa Malassoro Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto). Skripsi pada Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar Widiarto, Santoso Budi. (2012). Kajian Efektivitas Implementasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Tesis sekolah pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

12 Lampiran Tabel 1. Tanggapan petambak garam mengenai pembentukan kelompok petambak garam dan tersalurnya BLM PUGAR Tahun di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Terbentuknya kelompok petambak garam rakyat Tersalurnya BLM PUGAR Kategori Bobot Frekuensi Persentase (%) Nilai Skor Ratarata Kategori Bobot Frekuensi Persentase (%) Nilai Ratarata Sangat 4 Sangat , , Kurang 2 Kurang , , Tidak 1 Tidak , , Jumlah ,84 Jumlah Tabel 2. Tanggapan petambak garam mengenai pendampingan kelompok dan peningkatan produksi garam Tahun di Kecamatan Bangkala Kabupeten Jeneponto Pendampingan kelompokpetambak garam rakyat Peningkatan produksi garam Kategori Bobot Frekuensi Persentase (%) Nilai Skor Ratarata Kategori Bobot Frekuensi Persentase (%) Nilai Ratarata Sangat Sangat , , , ,10 Kurang , ,73 Kurang Tidak , ,63 Tidak Jumlah ,36 Jumlah ,63

13 Tabel 3. Tanggapan petambak garam mengenai peningkatan kualitas dan peningkatan pendapatan Tahun di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Peningkatan kualitas garam Peningkatan Pendapatan Kategori Bobot Frekuensi Persentase (%) Nilai Skor Ratarata Kategori Bobot Frekuensi Persentase (%) Nilai Ratarata Sangat Sangat , , , ,16 Kurang Kurang Tidak Tidak , Jumlah ,0 Jumlah ,61 Tabel 4. Hasil Akumulasi Indikator Efektivitas Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) Tahun di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto No Indikator Hasil 1 Terbentuknya kelompok petambak garam rakyat 1,84 2. Tersalurnya BLM PUGAR 4 3. Pendampingan kelompok petambak garam rakyat 1,36 4 Peningkatan produksi garam 3,63 5 Peningkatan kualitas garam 2,0 6 Peningkatan Pendapatan 3,61 Jumlah rata-rata 2,74 Keterangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang 3.977 mil diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik terdiri dari luas daratan 1.91

Lebih terperinci

Amelia Putri Utami S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Amelia Putri Utami S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT () DALAM MENINGKATKAN EKONOMI PETAMBAK GARAM DI KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP EFFECTIVENESS OF THE SALT OF BUSINESS DEVELOPMENT PROGRAM () INCREASE

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE KAJIAN Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Program PUGAR merupakan salah satu strategi pencapaian swasembada garam nasional oleh pemerintah dengan visi pencapaian target produksi garam 304.000 ton dan misi

Lebih terperinci

PRODUKSI GARAM INDONESIA

PRODUKSI GARAM INDONESIA PRODUKSI GARAM IDOESIA o A 1.1 eraca Garam asional eraca garam nasional merupakan perbandingan antara kebutuhan, produksi, ekspor, dan impor komoditas garam secara nasional dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

Zainul Hidayah. Dosen Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK

Zainul Hidayah. Dosen Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK PEMODELAN DINAMIKA SISTEM EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT DI PESISIR SELAT MADURA (STUDI KASUS KONVERSI LAHAN GARAM TRADISIONAL MENJADI LAHAN GARAM GEOMEMBRAN) Zainul Hidayah Dosen

Lebih terperinci

Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K)

Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K) 1 Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K) Sasaran Rekomendasi : Kebijakan Pasar dan Perdagangan Latar Belakang Garam merupakan

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 4 OPTIMALISASI KINERJA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA GARAM RAKYAT RAKYAT (PUGAR)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 4 OPTIMALISASI KINERJA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA GARAM RAKYAT RAKYAT (PUGAR) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 4 OPTIMALISASI KINERJA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA GARAM RAKYAT RAKYAT (PUGAR) RINGKASAN Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) merupakan bagian PNPM Mandiri Kelautan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA JURNAL KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA OLEH : FINAYAH AKHIRUL NIM. G2B114011 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan)

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan) PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan) Fauziyah dan Ihsannudin Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Draft Rekomendasi Kebijakan Sasaran: Perikanan Budidaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Seri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT

PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT 1 Mahfud E, 2 Rahmad F. Sidik, 1 Haryo T 1 Prodi Ilmu Kelautan UTM, 2 Prodi TIP UTM e-mail: mahfudfish@gmail.com Abstrak Garam merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alam sebagai penghasil garam. Secara geografis, Indonesia kaya akan sumber daya mineral. Indonesia juga merupakan salah satu negara maritim

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 5 (2) : 238-242, April 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU Profitability Analysis of Tofu Business in Tofu Afifah Industry Palu

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 1 PENGUATAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN TANGKAP (PUMP-PT)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 1 PENGUATAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN TANGKAP (PUMP-PT) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 1 PENGUATAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN TANGKAP (PUMP-PT) RINGKASAN Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Tangkap (PUMP PT) merupakan bagian

Lebih terperinci

PUBLIKASI MEDIA KERJASAMA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK

PUBLIKASI MEDIA KERJASAMA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK PUBLIKASI MEDIA KERJASAMA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK MEDIA ON-LINE http://www.surabaya.tribunnews.com KKP-BPS Garap Pendataan Garam Nasional SURYA Online, SURABAYA-Kementerian

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS)

REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS) REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS) BALAI BESAR PENELITIAN BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 RINGKASAN PENGENDALIAN HARGA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan) 1

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan) 1 PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan) 1 Fauziyah dan Ihsannudin Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Lebih terperinci

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**) ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN DANA BANTUAN PROGRAM OPTIMASI LAHAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya petani agar kesejahteraan petani semakin meningkat. Petani dapat meningkatan produksi pertanian dengan menyediakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garam merupakan komoditas vital yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari untuk dikonsumsi maupun untuk kegiatan industri. Permintaan garam terus meningkat seiring

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan memiliki sumber daya laut yang melimpah. Wilayah perairan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PROGRAM PEMERINTAH BERUPA PUGAR TERHADAP TINGKAT PRODUKSI GARAM DI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2014

ANALISIS PENERAPAN PROGRAM PEMERINTAH BERUPA PUGAR TERHADAP TINGKAT PRODUKSI GARAM DI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2014 ANALISIS PENERAPAN PROGRAM PEMERINTAH BERUPA PUGAR TERHADAP TINGKAT PRODUKSI GARAM DI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2014 NAMA : FIRMA RANI NPM : 23213508 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NIDA NUSAIBATUL ADAWIAYAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al.,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al., BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam merupakan komoditas yang keberadaannya sangat penting dan belum ada produk tertentu yang dapat menggantikannya berdasarkan aspek fungsi dan kegunaannya. Garam

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu) Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

AGUS PRANOTO

AGUS PRANOTO ANALISIS USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA RAMBAH BARU KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PUMP) Perikanan Budidaya sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi

BAB I PENDAHULUAN. (PUMP) Perikanan Budidaya sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya sebagai

Lebih terperinci

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN PRODUCTION SHARING IN BROILER PARTNERSHIP IN PT. X IN MAROS REGENCY, SOUTH SULAWESI PROVINCE Mathina Ranggadatu¹,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kendala tersebut sehingga pendapatan nelayan dan petani tambak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. karena kendala tersebut sehingga pendapatan nelayan dan petani tambak menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kemiskinan masih menjadi masalah yang butuh perhatian semua pihak. Kemiskinan yang diartikan sebagai ketidakberdayaan untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) RINGKASAN Kinerja input, proses dan output PNPM-PB secara

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Miftahul Jannah 1, & Nasaruddin 2 1 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar 2

Lebih terperinci

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (4) : 515-520, Agustus 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU Income Analysis and Salt Making

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI SAGU DI DESA LUKUN KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS DYNAMIC OF FARMERS GROUP SAGO IN THE VILLAGE OF LUKUN DISTRICTS TEBING TINGGI TIMUR

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan alasan bahwa lokasi tersebut adalah salah satu lokasi pengembangan pertanian porduktif

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA Analysis of waxy corn marketing at Pakatto Village, District Bontomarannu, Regency of Gowa Dahlan*, Salman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. China Germany India Canada Australia Mexico France Brazil United Kingdom

I. PENDAHULUAN. China Germany India Canada Australia Mexico France Brazil United Kingdom 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia salah satu negara dari sebelas negara produsen garam. Pencapaian jumlah produksi pada tahun 2009 sebanyak 1.4 juta ton, jauh dibandingkan dengan Cina yang

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (3) : 353-359, Juni 05 ISSN : 338-30 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Break

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Fahrur Razi dan Dewi Astuti Sartikasari (Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri dalam meneliti

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG Dwi Siskawati, Achmad Rizal, dan Donny Juliandri Prihadi Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO Feasibility Analysis of Seaweed Farming in the Village Mallasoro Bangkala District Jeneponto Irmayani,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani... ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JAMBU AIR MERAH DELIMA (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry.) DI KABUPATEN DEMAK (Studi Kasus di Kelurahan Betokan Kecamatan Demak Kabupaten Demak) Muhammad Suheli,

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AGRIBISNIS PADA USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma sp )

PENERAPAN SISTEM AGRIBISNIS PADA USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma sp ) PENERAPAN SISTEM AGRIBISNIS PADA USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma sp ) IMPLEMENTATION OF AGRIBISNIS SYSTEM IN THE CULTIVATION OF SEAWEED (Eucheuma sp) Muhammad Rusdi 1, Musbir 2, Jusni 2 1 Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA 39 Buana Sains Vol 12 No 2: 39-44, 2012 ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan L. Latu 2) 1)Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH ( Studi Kasus : Kelurahan Bagan Deli, Kec.Medan Belawan, Kota

Lebih terperinci

Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN

Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN MOTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM BERUSAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus di Desa Tondongkura, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan) Motives of civil servant to farming effort of

Lebih terperinci

Pada dasarnya baik negara yang sedang berkembang atau negara. maju sedang mencoba menerapkan tehnik - tehnik baru, untuk

Pada dasarnya baik negara yang sedang berkembang atau negara. maju sedang mencoba menerapkan tehnik - tehnik baru, untuk A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya baik negara yang sedang berkembang atau negara maju sedang mencoba menerapkan tehnik - tehnik baru, untuk mencapai tujuan pembangunan nasionalnya.

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S. PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.Pi RINGKASAN Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dimana sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

IMPLIKASI KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGaR) TERHADAP HASIL PRODUKSI GARAM RAKYAT DI KABUPATEN CIREBON

IMPLIKASI KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGaR) TERHADAP HASIL PRODUKSI GARAM RAKYAT DI KABUPATEN CIREBON IMPLIKASI KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGaR) TERHADAP HASIL PRODUKSI GARAM RAKYAT DI KABUPATEN CIREBON Dwi Ernaningsih 1, Nurhidayah 2 1,2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Abstract

Lebih terperinci

ANALISIS ATAS PENGAWASAN INTERN TERHADAP KEGIATAN PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

ANALISIS ATAS PENGAWASAN INTERN TERHADAP KEGIATAN PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ANALISIS ATAS PENGAWASAN INTERN TERHADAP KEGIATAN PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Dhiya Lulu Santoso Sonya Oktaviana Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA CATTONI) KECAMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA CATTONI) KECAMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP ISSN 2302-4178 Jurnal Galung Tropika, 3 (3) September 2014, hlmn. 132-138 ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA CATTONI) KECAMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP The Analysis of Farming Seaweed (Eucheuma

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL

PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Oleh : SISKA JULISA NPM. 11090056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA Hendrik 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru Diterima : 25

Lebih terperinci

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) Income and Value Added of Robusta Ground Coffee in North Lebong Subdistrict Lebong

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sektor usaha, dimana masing-masing sektor memberikan kontribusinya terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 Vol. 2 No.2 Hal : 93-97 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan 13.466 pulau bernama, dari total pulau bernama, 1.667 pulau diantaranya berpenduduk dan

Lebih terperinci

2 yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal dengan anggota dari masingmasing unit kerja eselon I terkait. PUMP, PUGAR, dan PDPT merupakan upaya ke

2 yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal dengan anggota dari masingmasing unit kerja eselon I terkait. PUMP, PUGAR, dan PDPT merupakan upaya ke LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetapan Daerah Penelitian Penetapan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling), purposive maksudnya dalam hal ini pengambilan daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI e-j. Agrotekbis 2 (5) : 505-509, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI The Role

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (8) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LKS DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENJASORKES BAGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa. Penulis Melakukan Penelitian di Kabupaten Kampar- Riau, lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa. Penulis Melakukan Penelitian di Kabupaten Kampar- Riau, lokasi 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui ini variabel

Lebih terperinci

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM BLM PUAP DI GAPOKTAN TRI LESTARI, KAMPUNG TRI TUNGGAL JAYA, KECAMATAN BANJAR AGUNG, KABUPATEN TULANG BAWANG Hendra Saputra 1) dan Jamhari

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN OLEH: GUNARDI DWI SULISTYANTO DR. NOVIRA KUSRINI, SP, M.SI MASWADI, SP, M.SC SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN FAKTOR FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN Tety Widyaningrum tetywidya1012@gmail.com Andri Kurniawan andri.kurniawan@ugm.ac.id Abstract The purpose of this study

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KEADAAN UMUM 1. Potensi Tambak Garam Desa Losarang Desa Losarang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu sentra produksi Garam rakyat di Jawa Barat yang

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER. Sentra Pembuatan Garam Rakyat di Kecamatan Kaliori,

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER. Sentra Pembuatan Garam Rakyat di Kecamatan Kaliori, BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER A. TREATMENT TEMA Sentra Pembuatan Garam Rakyat di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang yang Terus Bertahan di Tengah Gempuran Garam Impor IDE Penjelasan tentang

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu PEMBAHASAN UMUM Tujuan akhir penelitian ini adalah memperbaiki tingkat produktivitas gula tebu yang diusahakan di lahan kering. Produksi gula tidak bisa lagi mengandalkan lahan sawah seperti masa-masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Wajak dan Desa Blayu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses yang menunjukan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. proses yang menunjukan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif didasarkan pada suatu proses yang menunjukan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

J. Agroland 16 (4) : , Desember 2009 ISSN : X

J. Agroland 16 (4) : , Desember 2009 ISSN : X J. Agroland 16 (4) : 290 295, Desember 2009 ISSN : 0854 641X ANALISIS PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN DAN PENERIMAAN KREDIT PERIKANAN DI KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA EFEKTIVITAS PUGAR - PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT - SEBAGAI UPAYA KONKRIT SWASEMBADA GARAM DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Jasinga. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai dari 01 Mei sampai 01 Juli Alasan penulis

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai dari 01 Mei sampai 01 Juli Alasan penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar, sebagai tempat berlangsungnya objek penelitian. Sedangkan waktu

Lebih terperinci

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1 No. 3, Desember 2014: 187-191 ISSN : 2355-6226 BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH Yonvitner Departemen Manajemen

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN: ANALISIS KINERJA STAKEHOLDER PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)-MANDIRI KELAUTAN PERIKANAN DI KOTA TERNATE Nahrawai Djalal 1, Ridwan Lasabuda 2 ABSTRACT To see the success of the PNPM-Mandiri

Lebih terperinci