BAB II WIRAUSAHA AKSESORIS. Aksesoris sering kali dikaitkan dengan fashion, karena benda-benda yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II WIRAUSAHA AKSESORIS. Aksesoris sering kali dikaitkan dengan fashion, karena benda-benda yang"

Transkripsi

1 BAB II WIRAUSAHA AKSESORIS 2.1. Aksesoris Aksesoris sering kali dikaitkan dengan fashion, karena benda-benda yang dikenakan dianggap dapat mendukung penampilan seseorang. Studi aksesoris sebagai bagian dari fashion tidak hanya berbicara tentang bentuk materialnya saja, tetapi juga peran dan makna aksesoris dalam tindakan sosial. Istilah fashion itu sendiri sering digunakan dalam arti positif sebagai sinonim untuk glamour, keindahan, gaya atau style yang terus mengalami perubahan dari generasi ke generasi atau dari satu periode ke periode berikutnya. Perkembangan aksesoris dari masa ke masa menggambarkan karakter dan budaya yang berbeda dari tiap-tiap jamannya. Aksesoris merupakan blueprint yang dalam perkembangannya selalu mengalami pengulangan mode atau bentuk. Dikatakan sebagai blueprint, karena aksesoris itu sendiri sebenarnya sudah ada dibuat oleh orang lain jauh sebelumnya, kemudian orang lain tinggal meniru dan memodifikasinya. Proses pembuatan dan memodifikasi aksesoris, biasanya disesuaikan dengan fenomena yang tengah berlaku di masyarakat. Aksesoris yang menjadi ciri khas dari suatu fenomena tertentu, kemudian bisa menjadi popular dan dianggap sebagai sebuah tren di masyarakat. Tren mode dari suatu aksesoris mempunyai masanya tersendiri. Jika fenomena yang ada di masyarakat sudah tidak popular lagi, maka mode dari aksesoris tersebut bisa tidak diminati lagi dan digantikan dengan mode aksesoris baru yang menjadi tren saat itu. Oleh karena itu, sejarah dari aksesoris adalah tentang tren mode yang pernah terjadi sebelumnya. Meskipun asal-usul pertama sekali aksesoris 56

2 itu muncul tidak bisa dipastikan, akan tetapi tiap jenis aksesoris memiliki sejarahnya masing-masing. Jenis perhiasan aksesoris yang sering dikenakan oleh banyak orang sampai sekarang adalah berupa gelang, kalung, cincin, dan anting-anting. seperti berikut ini: 1. Gelang Aksesoris seperti gelang dalam bahasa asing disebut bracelet berasal dari kata brachile (bahasa latin) yang berarti terletak di lengan'. Bagi penduduk Amerika Latin, gelang dipercaya dapat melindungi bayi mereka dari setan, untuk itu setiap bayi akan mengenakan gelang di bagian lengannya. Sedangkan penduduk di Asia dan Eropa lebih percaya bahwa gelang melindungi seseorang dari kesialan, di mana orang yang mengenakan gelang dipercaya akan jauh lebih beruntung daripada mereka yang tidak mengenakan apa-apa di lengannya. Sumber: Winda Ragil Puspita, Asal aksesoris gelang, (diakses pada tanggal 6 Februari 2013) 2. Kalung Kalung adalah sebuah perhiasan berlingkar yang dikaitkan pada leher seseorang. Biasanya sebuah kalung berbentuk rantai dan kadang-kadang ditambahkan liontin sebagai pemanis. Kalung telah menjadi bagian integral dari perhiasan sejak peradaban kuno. Konon kalung dipercaya sudah digunakan sejak jaman batu, yaitu berkisar 40,000 tahun lalu. Pada masa itu, orang menggunakan kalung untuk menghiasi diri mereka, yang mana terbuat dari kerang-kerangan. Di kemudian hari, kalung terbuat dari batu, tulang, kulit kerang dan gigi binatang. Setelah penemuan besi, emas, dan perak, bahan yang beragam mulai digunakan sebagai penarik perhatian bagi pria ataupun wanita. Kalung telah 57

3 digunakan sepanjang sejarah oleh laki-laki dan perempuan. Digunakan untuk menandai berbagai perbedaan di banyak kebudayaan. Pada beberapa kebudayaan, kalung dapat menandakan kelas sosial penggunanya. Kalung juga digunakan sebagai identitas penggunanya, seperti kalung yang digunakan oleh tentara Amerika Serikat disebut sebagai dog tags. Kalung ini mulai digunakan sejak perang dunia ke dua. Indentitas pemakai diletakkan pada liontin yang terbuat dari lempengan aluminium. Identitas yang dituliskan adalah nama, jabatan, resimen atau korps dari si pemakai. Sumber: Sejarah Kalung, (diakses pada tanggal 6 Februari 2013) 3. Cincin Cincin merupakan sebuah perhiasan yang melingkar di jari. Sejarah cincin dimulai di Mesir Kuno sebagai simbol lingkaran, digunakan untuk melambangkan siklus tidak pernah berakhir. Cincin Pasangan digunakan selama zaman Romawi. Pria Romawi memberikan cincin pada wanita yang merupakan simbolis untuk melindungi dan menghargai pasangannya. Cincin ditempatkan di jari manis di tangan kiri, kebiasaan ini berakar dari orang Mesir kuno yang percaya bahwa jari manis tangan kiri berhubungan dengan pembuluh darah yang langsung mengarah ke jantung (vena amoris). Oleh karena itu, orang yang memakai cincin di jari manis tangan kiri menunjukkan bahwa sang pemakai sedang berada dalam sebuah hubungan. Penduduk Roma percaya cincin sebagai simbol untuk kepemilikan bukan cinta. Ini berarti bahwa suami akan mengklaim istrinya. Pada abad kedua SM (sebelum masehi), pengantin Romawi diberikan dua cincin, satu emas yang dia kenakan di depan umum, dan satu terbuat dari besi, yang bisa ia dipakai di rumah 58

4 sambil melakukan pekerjaan rumah. Secara Historis, penggunaan cincin tidak selalu menandakan sebuah pernikahan, namun juga sebagai tanda sayang maupun persahabatan. Sejarah cincin pertunangan pertama berasal dari 1215, ketika Pobe Innocent III mengisyaratkan cincin menjadi syarat dari masa tunggu antara janji pernikahan dan upacara pernikahan yang sebenarnya. Cincin itu kemudian ditandai dengan pengabdian pasangan satu sama lain. Selama periode waktu dari masa ke masa, cincin juga di representasikan sebagai tingkatan sosial seseorang, semakin mahal cincinnya berarti memiliki tingkatan sosial yang tinggi pula. Pada abad ke-21, di banyak kebudayaan, cincin sudah dikenal sebagai alat pengikat satu pasangan dengan yang lain. Cincin dikenakan secara terus menerus yang merupakan simbol dari mereka untuk mempertahankan komitmen yang mereka pegang. Sumber: Sejarah Cincin, (diakses pada tanggal 6 Februari 2013) 4. Anting-anting Anting-anting merupakan jenis aksesoris yang digunakan sebagai penghias telinga. Cara memakai anting itu sendiri adalah dengan menusuk tulang rawan telinga atau yang lebih dikenal dengan istilah tindik. Penemuan Arkeologis mengenai anting terdapat di kota kuno Perspolis, Persia pada sebuah ukiran dinding istana yang menggambarkan tentara kekaisaran yang memakai anting. Anting yang dikenakan oleh kaum pria merupakan sebagai simbol kasta dan menunjukan bahwa mereka pejuang. Sedangkan anting tertua yang pernah ditemukan di kota Ur, Mesopotamia yang diperkirakan berasal dari 3500 SM. Bentuk antingnya berupa cincin besar berpinggiran tipis. 59

5 Kemudian pada SM di Yunani ditemukan anting dengan bentuk bulan sabit. Melimpahnya persediaan emas di masa jayanya, membuat Yunani ( SM) menghasilkan anting-anting emas dengan bentuk yang lebih bervariasi, seperti anting-anting yang berbentuk perahu lengkap dengan manusia sebagai penumpangnya. Meskipun anting-anting gantung dengan panjang mencapai bahu populer pada akhir masa klasik ( SM), tetap saja bentuk cincin lebih banyak dipilih. India, misalnya, membuat model serupa namun berukuran lebih besar menjelang berakhirnya abad I SM. Tidak hanya itu, sebuah lukisan di Cina dari abad VII pun menggambarkan beberapa wanita mengenakan anting-anting cincin. Akan tetapi anting-anting sempat tenggelam dari sejarah peradaban manusia, terutama di Eropa, kira-kira abad XVII, XVIII, dan XIX. Hal tersebut disebabkan dengan munculnya gaya rambut, rambut palsu, dan hiasan kepala yang menutupi telinga. Namun ketika ditemukan anting jepit, juga dengan cara melubangi daun telinga yang tidak sakit, di abad XX anting-anting berjaya kembali. Sebagai aksesoris, anting memang sering dipandang sebagai perhiasan eksklusif kaum wanita, seperti pada masyarakat di Asia bagian barat, termasuk Israel dan Mesir Kuno. Namun kenyataannya di Yunani dan Roma Kuno misalnya, pria beranting dapat segera dikenali sebagai pria dari Timur, misalnya Timur Tengah. Bahkan kaum pria Eropa pada masa Renaissance ( ) dan Barok ( ) pernah mengenakan anting sebelah. Pada abad XVII dan XVIII, mereka menambahinya dengan mutiara. Pemicunya karena Pangeran Inggris Charles I yang selamat dari tiang gantungan dengan menggunakan anting seseperti itu. Selain mutiara berbagai batu permata pun digunakan untuk model anting-anting, seperti: kecubung, pirus, akik, dan jasper yang diikat emas dan perak pada anting-anting kaum wanita Mesir. 60

6 Lain lagi dengan masyarakat India yang memasukkan perunggu dan emas, serta memadatinya dengan mutiara dan batu-batuan. Setelah platina diperkenalkan untuk pengikat batu permata, pada tahun 1920-an ditemukan cara budidaya mutiara. Terlebih saat produksi plastik semakin berkembang, setelah PD II, produksi antinganting semakin banyak dan bervariasi dengan warna-warni yang tidak kalah kilauannya dengan batu permata asli. Sumber: Cerita unik dibalik anting-anting, (diakses pada tanggal 6 Februari 2013) 2.2. Industri Kreatif Aksesoris di Kota Medan Aksesoris selain sebagai perlengkapan yang dipercaya penting dan sakral juga dapat menunjukkan identitas sosial, politik, agama/ religi, maupun emosi dari si pemakainya. Seiring dengan perkembangan jaman bentuk-bentuk aksesoris perhiasan kemudian terus berkembang yang dikemas sesuai dengan tren masa kini. Hal tersebut berlaku secara universal termasuk di Kota Medan. Meski tidak seperti Kota Bandung yang terkenal sebagai sentranya industri kreatif, yang didukung dengan adanya slogan Bandung Creative City, dan terpilih sebagai pilot project kota kreatif se-asia Timur di Yokohama tahun , namun perlahan anak-anak muda di Kota Medan mulai bermunculan meramaikan bursa persaingan industri kreatif salah satunya di bidang aksesoris. yaitu : Kegiatan tersebut sesuai dengan visi dan misi dari pemerintahan Kota Medan, 1. Mewujudkan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar, dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha kecil, 20 Bandung Jadi Kota Kreatif Se-Asia Timur, (Diakses tanggal 20 November 2012). 61

7 menengah dan koperasi (UKMK), untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota. 2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi yang lebih efisien, efektif, kreatif, inovatif dan responsive. 3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial ekonomi, membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan serta budaya daerah. 4. Meningkatkan suasana religitus yang harmonis dalam kehidupan berbangsa serta bermasyarakat. 21 Visi dan misi ini merupakan salah satu strategi dari pemerintah Kota Medan untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat agar ikut serta dalam mengembangkan wirausaha. Hal ini dilakukan karena sangat membantu pemerintah daerah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru. Melalui UKM (Usaha Kecil Menengah) juga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga khususnya masyarakat Kota Medan. Selain itu kegiatan tersebut juga berperan penting dalam segi sosial budaya, yaitu sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan produk karya anak Medan, industri budaya pariwisata, dan potensi daerah kepada dunia luar. Salah satu tempat jual-beli benda-benda aksesoris yang cukup terkenal di Kota Medan berada di Pasar UD Pajus Baru, yang beralamat di Jl. Letjend Drs. Djamin Ginting No. 340-A Sumber Padang Bulan. Hal ini juga dikatakan oleh Evi (20), salah seorang pembeli yang datang berkunjung ke Pasar UD Pajus Baru, beliau mengatakan bahwa: 21 Seputar Wirausaha, (Diakses tanggal 6 Agustus 2012). 62

8 Dibandingkan tempat lain, Pajus Baru di sini terkenal lebih lengkap dalam hal menjual pernak-pernik aksesoris. Selain lengkap, harganya juga bisa ditawar jadi lebih murah dan cukup terjangkaulah menurut saya buat anak kuliahan. Kalau ditempat lain belum tentu bisa semurah ini. Berdasarkan observasi di Pasar UD Pajus Baru Medan, saya menemukan banyak orang yang berminat untuk melihat dan membeli aksesoris tersebut mulai dari kalangan anak-anak, remaja, sampai orang dewasa. Bahkan ada di antara mereka yang dengan sengaja memesan beberapa benda-benda aksesoris tersebut. Motif pesanan bisa dibuat sesuai dengan permintaan si pembeli atau sesuai dengan fenomena yang ada dalam masyarakat atau yang sedang laku dipasaran. Kondisi seperti ini menurut Pak Ojie yang berprofesi sebagai seorang pengrajin sekaligus pedagang benda-benda aksesoris di Pasar UD Pajus Baru Medan adalah sebuah peluang usaha yang harus dimanfaatkan, permintaan dari pembeli menjadi masukan untuk mengembangkan bentuk-bentuk atau motif dari aksesoris yang beliau buat Sejarah Pajus Pajak USU atau PU atau yang lebih dikenal dengan nama Pajus pada awalnya berlokasi di dalam kampus USU, yang letaknya berada di sebelah kiri Jl. Abdul Hakim dari arah pintu masuk Sumber Padang Bulan Medan. Pajus lama yang berada di dalam kampus USU berdekatan dengan beberapa fakutas. Di sebelah kiri Pajus adalah Fakultas Hukum, di sebelah kanan adalah Fakultas Ekonomi, di arah belakang adalah Fakultas FISIP, dan di arah depan adalah Fakultas Sastra yang kini berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Ibu Sumi (40, bukan nama sebenarnya), seorang pedagang jajanan kuliner yang sudah lama berjualan di USU bahkan sebelum nama Pajus mulai dikenal, menjelaskan bahwa Pajus mulai terbentuk 63

9 pada tahun Beliau mengatakan bahwa lokasi Pajus lama, dulunya adalah rawarawa yang ditumbuhi oleh beberapa pohon kelapa sawit. Saat itu Ibu Sumi beserta beberapa pedagang gerobak keliling lainnya masih berjualan disekitar pinggir jalan kampus USU. Munculnya para pedagang kecil ini adalah imbas dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang menyebabkan terjadinya PHK secara besar-besaran termasuk di Kota Medan. Ditengah kesulitan mencari kerja, orang-orang akhirnya mulai mencari cara untuk meningkatkan pendapatannya dengan membuka usaha disekitar kampus USU. Mereka beranggapan bahwa kampus adalah lahan potensial untuk berjualan karena banyak calon pembeli terutama dari kalangan mahasiswa. Semakin lama jumlah pedagang yang berjualan di lokasi tersebut semakin banyak dengan jenis barang dagangan yang beraneka macam dan tempat mereka berjualan semakin tidak beraturan. Melihat kondisi ini ada pihak bagian birek USU yang merasa prihatin, hingga akhirnya mengajak para pedagang tersebut untuk berkumpul dan bermusyawarah tentang lokasi mereka berjualan. Musyawarah tersebut dilakukan dengan harapan agar para pedagang tidak sembrawutan berjualan di lokasi kampus. Setelah beberapa kali melakukan musyawarah, akhirnya pihak birek USU mengizinkan sebuah lahan kosong yang lokasinya berada di sebelah kiri Jl. Abdul Hakim dari arah pintu masuk Sumber Padang Bulan Medan sebagai tempat para pedagang keliling tersebut untuk berjualan. Para pedagang keliling yang tadinya berjualan disekitar kampus USU, akhirnya mulai berjualan dan memasang tenda-tenda biru di lokasi yang sudah ditentukan itu. Namun karena kondisi tempat yang masih rawa-rawa, maka saat hujan 64

10 turun tempat tersebut menjadi genangan air. Melihat kondisi ini muncullah ide dari sekumpulan pedagang untuk menimbun tanah di lokasi tersebut. Mereka akhirnya mengumpulkan dana sebesar satu juta rupiah dari para pedagang sebagai sewa tempat, yang kemudian digunakan untuk menimbun tanah di lokasi tersebut. Setelah tanah tersebut ditimbun, para pedagang pun mulai mengambil tempat masing-masing untuk berjualan. Awalnya jumlah para pedagang masih sekitar lima puluhan, namun lama kelamaan pedagang dari berbagai tempat mulai berdatangan dan turut meramaikan tempat tersebut sampai akhirnya mencapai kurang lebih 140 pedagang. Barang-barang yang diperjual-belikan di tempat ini beraneka macam. Mulai dari jajanan kuliner, alatalat perlengkapan sekolah/kuliah, buku-buku, pakaian, aksesoris, sepatu, tas, servis elektronik, hingga cetak foto digital juga ada di tempat ini. Awalnya nama Pajus (Pajak USU) itu muncul karena mahasiswa sendiri yang sering menyebutnya, bukan para pedagang yang membuat nama tersebut. Dikatakan pajak karena tempat tersebut ramai oleh pembeli dan pedagang; barang-barang yang diperjual belikan juga beraneka macam; selain itu di tempat tersebut juga sering terjadi tawar-menawar harga barang. Situasi seperti itu dianggap sangat mirip saat sedang berbelanja di pajak. Lokasi tempat berjualan yang letaknya berada di dalam kampus USU, membuat namanya semakin dikenal dengan sebutan Pajak USU yang kemudian disingkat menjadi Pajus atau PU. Saat itu yang menjadi pelanggan kebanyakan datang dari kalangan mahasiswa USU sendiri. Namun karena barang-barang yang dijual di tempat tersebut cukup lengkap, termasuk jenis-jenis aksesoris akhirnya berita tersebut pun mulai menyebar dari orang yang satu ke orang lainnya, sehingga pengunjung mulai berdatangan dari 65

11 masyarakat umum. Sebagian ada yang sekedar datang untuk melihat-lihat saja, ada yang datang karena memang berniat untuk membeli sesuatu, ada juga yang datang dengan niat awalnya untuk melihat-lihat saja tapi setelah melihat-lihat akhirnya tertarik untuk membeli suatu barang. Munculnya pajak di dalam kampus tidak jarang memunculkan berbagai spekulasi dalam masyarakat. Pro dan kontra merupakan hal yang wajar terjadi mengingat pola pikir, dalam konteks budaya setiap manusia yang berbeda-beda. Seperti pendapat yang disampaikan Robi (22), seorang mahasiswa FISIP terkait adanya Pajus, beliau mengatakan: Pajus lama adalah tempat yang strategis karena letaknya cukup dekat buat saya saat ingin membeli perlengkapan kuliah seperti buku, pulpen, makanan, dan lain sebagainya. Barang-barang yang dijual di Pajus juga lebih lengkap daripada yang ada dijual di kantin fakultas. Selain itu Pajus juga bisa menjadi tempat refresing saat saya sedang jenuh dengan tugas-tugas kuliah.tapi semenjak Pajus pindah tempat saya ada perasaan sedikit kehilangan. Berbeda halnya dengan pendapat Razakiko (21), seorang mahasiswa FISIP, menurut beliau: Pajus itu rada gak cocok juga di tengah kampus. Kampus kan buat study, lebih cocok tempat Pajus yang udah dipindahkan sekarang. Tempatnya di luar area kampus karna terbuka untuk umum. Ibu Sumi (40), sebagai salah satu pedagang di Pajus menyadari adanya pro dan kontra yang timbul di masyarakat, tanggapan beliau adalah: Ya saya sendiri sebenarnya tahu kalau kampus itu memang tempat orang belajar bukan sebagai pajak. Tapi yang namanya orang hidup kan butuh biaya dek. Anak saya ada tiga orang dan udah pada sekolah semua. Ya lantas kan saya perlu biaya buat bayar uang sekolahnya, buat ngasih mereka makan juga. Mata pencaharian saya sama suami, ya dari jualan makanan ini saja. Di sini ramai pembelinya, kebanyakan langganan kami ya mahasiswa. Kami sebagai pedagang juga punya perasaan, makanya 66

12 harganya ya disesuaikan dengan kantong mahasiswa aja. Jadi kalau pendapat orang di luar sana ada yang kurang setuju kami jualan di sini, ya itu terserah mereka sajalah, yang penting kami emang niatnya cuma mau nyari nafkah aja dengan halal. Meski pro dan kontra bermunculan, namun kegiatan di Pajus tetap berlangsung. Para pedagang tetap beraktivitas dan melayani para pelanggan yang datang. Hingga pada tanggal 18 September 2010, Pajus mengalami kebakaran. Berdasarkan artikel Waspada Online 22 tanggal 19 September 2010, yang memuat berita tentang hal tersebut menjelaskan, bahwa:..penyebab kebakaran bursa kampus USU sendiri diakibatkan ledakan genset di salah satu toko sepatu yang terletak di bagian tengah. Api cepat merambat ke kios lainnya hingga menghanguskan sedikitnya 120 lapak dari 140 kios yang ada di pusat bursa kampus USU. Akibat kebakaran ini kerugian diprakirakan mencapai miliaran rupiah... Akibat kebakaran tersebut para pedagang terpaksa harus mencari lokasi yang baru. Hal ini tentu menjadi pukulan yang sangat berat bagi mereka karena selain mengalami kerugian material, mereka juga harus kehilangan tempat yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari. Pasca terjadinya kebakaran Pajus akhirnya berpindah lokasi ke beberapa tempat, yaitu yang pertama lokasinya berada di Jl. Letjend Drs. Djamin Ginting No. 340-A Padang Bulan Medan yang disebut dengan Pasar UD Pajus Baru. Pajus kedua berada di Jalan Dr. Mansyur, samping Raz Plaza Medan. Pajus ketiga resmi dibuka di Jalan Dr Mansyur nomor 118, tepatnya di depan kolam renang Selayang yang diberi nama Pajus Bursa Kampus. Jika dibandingkan dengan kedua Pajus yang berada di Jl. Dr. Mansur, Pasar UD Pajus Baru memiliki lokasi yang paling luas dan lebih banyak ditempati oleh para 22 Waspada online, Pajak USU terbakar, 9 orang diperiksa, (diakses tanggal 24 Februari 2013) 67

13 pedagang. Di lokasi baru ini kurang lebih 60% ditempati oleh para pedagang dari pajak USU lama, selebihnya ditempati oleh pedagang yang baru. Pasar UD Pajus Baru, disahkan pada tanggal 16 November tahun 2010 oleh Walikota Medan yaitu Drs. H. Rahudman Harahap, MM. Pasar UD Pajus Baru memiliki perbedaan dengan Pajus lama baik dari segi kenyamanan, bangunan, luas tempat, maupun kelengkapan fasilitasnya. Saat di Pajus lama kios-kios tempat para pedagang berjualan dibangun dengan semi beton, dimana kios yang satu dengan yang lainnya kebanyakan dipisahkan dengan dinding papan atau triplek, dan atapnya dari tenda-tenda biru dan seng. Lokasi yang tidak begitu luas, sebagian harus dibagi sebagai tempat parkir kendaraan pedagang dan pengunjung yang datang. Banyaknya jumlah pedagang di tempat tersebut membuat orang yang datang berkunjung ke Pajus lama harus rela berdesak-desakan terutama pada jam makan siang. Hal ini tentu mengurangi kenyamanan saat melakukan ransaksi jual beli. Berbeda halnya dengan Pasar UD Pajus Baru yang sekarang. Lokasi Pasar UD memiliki luas meter persegi. Di atas lahan ini kios-kios tempat berjualan terbuat dari beton, dimana satu kios dibagun dengan ukuran rata-rata 5x3 meter. Selain itu untuk memperlancar transaksi jual beli pedagang dengan pembeli tempat ini juga didukung dengan berbagai macam fasilitas, seperti: dua unit mesin ATM, yaitu ATM Mandiri dan ATM BRI, toilet, musholla, dan tempat parkiran. Kelengkapan fasilitas tersebut juga menjadi salah satu hal yang menarik minat pengunjung untuk datang ke Pasar UD Pajus Baru. Pasar UD Pajus Baru memiliki kurang lebih 150 kios dan 22 stand di atas lahan meter persegi. Barang-barang yang dijual di tempat ini beraneka macam, 68

14 seperti: peralatan sekolah/kuliah, buku, majalah, pernak-pernik ponsel, laptop, kacamata, kalung, cincin, gelang, bros, jepit/ pita/ ikat rambut, anting-anting, pakaian, sepatu, tas, VCD/DVD, dan jajanan kuliner. Hanya ikan dan sayur mayur saja yang tidak ada dijual di sini. Hampir segala jenis benda-benda aksesoris yang biasanya dicari oleh pembeli ada dijual di tempat ini. Selain barang-barang yang cukup lengkap, harga yang ditawarkan untuk setiap jenis aksesoris juga relatif terjangkau bagi kalangan mahasiswa atau anak sekolahan. Diantara 150 kios, terdapat tiga puluh enam kios yang menjual benda-benda aksesoris seperti kalung, gelang, anting-anting, cincin dan hiasan lainnya. Masingmasing dari pemilik tiga puluh satu kios menerangkan bahwa semua benda-benda aksesoris yang mereka jual itu bukan hasil buatan tangan mereka sendiri, melainkan mereka beli dari luar kota, grosir di pusat pasar, bahkan ada yang membeli dari sesama pedagang aksesoris yang juga berlokasi di Pasar UD Pajus Baru. Empat kios lagi pemiliknya mengatakan bahwa sebagian besar mereka membeli aksesoris siap pakai dari luar kota atau pusat pasar, namun ada juga beberapa kalung dan antinganting yang mereka modifikasi dari bahan aksesoris yang sudah lama tidak laku dijual, seperti yang dilakukan oleh Pak Muslim. Sedangkan satu kios lagi, pemiliknya yang bernama Pak ojie menerangkan bahwa sebagian besar beliau memproduksi sendiri benda-benda aksesoris yang dijual di Pasar UD Pajus Baru. Hal tersebut menjadi fakta yang menarik. Sekian banyak toko aksesoris, namun usaha OAM Aksesoris yang dijalankan oleh Pak Ojie menjadi satu-satunya industri kreatif aksesoris yang sebagian besar memproduksi sendiri benda-benda aksesorisnya di Pasar UD Pajus Baru. Hal ini terbukti dari hasil observasi dan wawancara di lapangan. 69

15 Sesuai dengan judul skripsi saya yang membahas tentang Wirausaha Aksesoris (Studi Etnografi Strategi Ekonomi Kreatif di Pasar UD Pajus Baru Medan), maka yang menjadi fokus informan saya adalah wirausaha aksesoris yang berkreatifitas. Dikatakan kreatif adalah ketika seseorang membuat aksesoris dari bahan mentah menjadi barang jadi/ barang siap pakai, mengubah bahan bekas (limbah) menjadi barang jadi/ siap pakai, memodifikasi barang jadi menjadi barang baru/ barang siap pakai yang berbeda dari yang awalnya. Mengingat banyaknya jumlah pedagang aksesoris dengan berbagai latar belakang yang berbeda, maka persaingan diantara sesama pedagang aksesoris tentu tidak bisa dihindarkan. Para pedagang aksesoris tentu mempunyai pengetahuan dan strategi masing-masing dalam menjalankan usaha aksesorisnya agar bisa tetap bertahan. Oleh karena itu dalam hal ini, informan kreatif saya yang ada membuat sendiri aksesoris yang dijual adalah Pak Ojie, dan yang menjadi informan kreatif saya yang melakukan modifikasi adalah Pak Muslim. Saya memilih Pak Muslim sebagai informan untuk bagian modifikasi, karena sebagian besar beliau melakukan modifikasi terhadap benda-benda aksesoris dijual. Beliau mempunyai aturan tersendiri terhadap benda-benda aksesoris yang beliau jual. Jika dalam jangka tiga bulan aksesoris yang dijual tidak ada yang membeli, maka beliau akan segera melakukan modifikasi terhadap aksesoris tersebut sehingga akan terlihat berbeda dengan aksesoris sebelumnya. Berbeda halnya dengan ketiga orang wirausaha lainnya yang juga melakukan modifikasi terhadap aksesoris yang dijual. Mereka melakukan modifikasi dengan skala yang lebih kecil dan hanya sebagai selingan di saat senggang, sehingga 70

16 memodifikasi aksesoris tidak mereka anggap sebagai sesuatu yang harus dilakukan. Mereka tetap lebih mengutamakan menjual aksesoris siap pakai yang mereka beli Sejarah Berdirinya OAM Aksesoris OAM (Ojie Anak Manis) Aksesoris mulai didirikan pada awal tahun 2006 oleh Pak Ojie (27) yang saat itu datang dari Jakarta merantau ke Medan, yang juga merupakan daerah tempat tinggal kakeknya. Awalnya Pak Ojie yang berdarah asli Minang merasa terkejut dan agak takut dengan kebudayaan orang Medan, yang terkenal dengan stereotipe yang mengatakan bahwa orang Medan, khususnya suku Batak sangat galak, sangar, menakutkan, dan berkemauan keras yang mengakibatkan selama beberapa minggu beliau tidak berani untuk keluar rumah. Kakek beliau yang melihat hal tersebut akhirnya mulai menasehati dan menyuruhnya untuk berani bergaul dengan orang disekitarnya, dan mengatakan bahwa stereotipe tentang orang Medan tidaklah sepenuhnya benar seperti apa yang beliau pikirkan. Setelah itu sang kakek memberinya uang sebesar Rp ,- sebagai uang saku. Setelah merasa yakin, Pak Ojie mulai memberanikan diri untuk menyapa dan mencoba untuk berbaur dengan orang disekitarnya, hingga menjadi terbiasa dan berteman dengan mereka. Setelah lama-kelamaan berbaur dan berteman dengan orang Medan, beliau akhirnya mulai memahami karakteristik orang Medan. Stereotipe tentang orang Medan yang tadinya dianggap sangar, galak, keras kepala, dan menakutkan perlahan-lahan mulai memudar. Beliau mengatakan bahwa meski orang Medan dari luar terlihat tegas dan sangar, namun sebenarnya mereka bersahabat, ramah, dan yang terpenting adalah hatinya baik. Setelah kurang lebih satu bulan tinggal di rumah kakeknya, sedikit banyaknya beliau mulai mengetahui situasi dan keadaan Kota Medan. Pak Ojie yang memiliki 71

17 sifat aktif merasa jenuh karena setiap hari hanya tinggal dirumah bersama kakeknya. Beliau mulai mencari cara dan memikirkan sebuah ide untuk mengusir rasa jenuh itu. Ide yang terfikirkan saat itu adalah membuat kreatifitas aksesoris dari bahan-bahan seadanya untuk dirinya sendiri. Membuat seni kerajinan tangan memang merupakan sebuah hobi yang sangat disenangi beliau sejak duduk di bangku kelas 4 (empat) SD. Saat sedang jenuh atau ada waktu luang, daripada hanya berdiam diri di rumah beliau lebih suka melakukan hal-hal baru dengan menggambar desain dan membuat benda-benda aksesoris seperti kalung, gelang, cincin atau mainan anak-anak. Bahkan setelah lulus dari SMP beliau memilih untuk melanjutkan pendidikan di BPS & KA I JAKARTA TIMUR atau yang dikenal dengan kepanjangan Badan Pendidikan Sekolah dan Kursus I Jakarta Timur untuk memperdalam serta mengasah keterampilannya dalam membuat kerajinan tangan dan seni rupa. Bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh Pak Ojie ini ternyata menarik minat dari pihak sekolah dan mendukung untuk memperdalam ilmunya ke jenjang tingkat pendidikan yang lebih tinggi, beliau akhirnya mendapat tawaran beasiswa di Fakultas Seni Rupa Yogyakarta dan di Institude Kesenian Jakarta. Namun tawaran tersebut beliau tolak, karena beliau mempunyai prinsip setelah lulus SMK langsung bekerja agar bisa membantu orang tua. Pak Ojie menganggap keahlian (skill), kerja keras, dan doa restu orang tua adalah modal terpenting dalam mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, bermodalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama sekolah dan sekaligus keterampilannya dalam membuat kerajinan tangan, Pak Ojie mulai berpikir untuk membelanjakan uang yang dimilikinya. Bermodalkan uang Rp50.000,- beliau membeli lem, gunting, dan tang. Setelah itu dengan 72

18 memanfaatkan bahan-bahan seadanya seperti kayu, nilon, almunium, batok kelapa, tulang sapi, dan lain sebagainya beliau membuat benda-benda aksesoris seperti kalung dan gelang yang tujuannya masih membuat untuk diri sendiri. Hingga suatu hari salah seorang temannya melihat kalung hasil dari karyanya itu dan tertarik ingin membelinya. Kemudian informasi berita tersebut mulai menyebar dari teman yang satu ke teman yang lainnya. Orang lain yang memesan aksesoris mulai banyak dan biasanya aksesoris yang dibuat sesuai dengan permintaan mereka dan pesanan pun tidak hanya sebatas kalung dan gelang saja tetapi juga gantungan kunci, cincin, dan hiasan lainnya. Melihat aksesoris buatan tangannya banyak diminati oleh banyak pembeli, beliau akhirnya berniat untuk berjualan di tempat terbuka dan yang ramai didatangi oleh orang-orang. Lokasi kampus ITM (Institut Tehnologi Medan) yang berada di Jalan Arca Medan, menjadi tempat pertama sekali beliau berjualan. Lokasi tersebut dilipih karena selain ramai oleh anak kuliahan, letaknya juga cukup dekat dengan tempat tinggalnya. Beliau meletakkan sebuah meja kecil di dekat pagar pintu masuk kampus ITM yang sengaja di bawa dari rumah. Di atas meja kecil inilah aksesoris tersebut di letakkan dan disusun sedemikian rupa agar dapat terlihat oleh orang yang melewati jalan tersebut. Pada awalnya orang-orang hanya sekilas melihat aksesoris yang diletakkan di atas meja kecil itu saja. Namun lama-kelamaan orang-orang mulai berhenti untuk sekedar melihat-lihat, lalu mulai menyentuh benda aksesoris tersebut dan memperhatikannya saja. Kemudian mereka mulai menanyakan harganya. Berhubung tempat tersebut kebanyakan didatangi dari kalangan mahasiswa, maka harga yang tawarkan juga disesuaikan dengan kemampuan daya beli mahasiswa. 73

19 Usaha beliau ternyata tidak sia-sia, banyak aksesoris yang laku terjual. Jumlah permintaan terhadap aksesoris semakin meningkat, bahkan dipesan dalam jumlah yang banyak. Orang yang datang memesanpun mulai berdatangan dari luar lokasi beliau berjualan. Hal tersebut otomatis membuat beliau harus bekerja sampai lembur. Melihat situasi tersebut beliau akhirnya memutuskan untuk mencari orang yang dapat membantunya dalam membuat benda-benda aksesoris. Beliau akhirnya mempekerjakan 27 orang, yang kebanyakan adalah teman-temannya sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, beliau mendapat informasi tentang lokasi pedagangan benda-benda aksesoris yang cukup terkenal di Kota Medan. Lokasi tersebut berada di Jalan Jamin Ginting Medan, karena lokasinya berada tepat di dalam kampus USU (), maka tempat tersebut lebih di kenal dengan sebutan PAJUS (Pajak USU). Berdasarkan informasi yang didapatkan dari teman-temannya dan juga dari pembeli yang datang, mereka mengatakan bahwa PAJUS adalah tempat yang strategis dan ramai dikunjungi oleh pembeli. Orang-orang yang datang berkunjung ke tempat tersebut juga tidak hanya dari kalangan mahasiswa USU saja, tetapi juga datang dari berbagai kalangan masyarakat luas di Kota Medan. Hal inilah yang mendasari beliau tertarik untuk ikut membuka usaha di PAJUS pada tahun Pada saat di Pajus lama aksesoris yang beliau jual ditempatkan pada sebuah lemari kayu terbuka yang berukuran 60cm x 100cm. Tempat yang tidak terlalu luas membuat sebagian aksesoris yang sudah siap pakai di susun dan dipajang pada lemari tersebut agar dapat dilihat oleh pengunjung. Sebagian lagi di simpan pada sebuah kardus sebagai persediaan. Bahan dan peralatan untuk membuat aksesoris, seperti mengukir kalung, gelang, atau cincin dibuat sesederhana mungkin, dalam artian alat- 74

20 alat yang dipakai dapat dengan mudah dibawa-bawa. Pada saat di tempat tersebut yang membuat aksesoris sendiri dan mengukir nama hanya beliau saja. Hal inilah yang menjadi salah satu penarik minat para pembeli, karena mereka dapat melihat langsung proses pengukiran nama atau bentuk seperti yang mereka minta. Namun karena Pajus mengalami kebakaran, maka Pajak USU berpindah lokasi ke beberapa tempat dan salah satunya di Jl. Letjend Drs. Djamin Ginting No. 340-A Padang Bulan Medan dan berubah nama menjadi Pasar UD Pajus Baru, yang disahkan pada tanggal 16 November tahun 2010 oleh Walikota Medan yaitu Drs. H. Rahudman Harahap, MM. Mengingat usaha yang beliau jalankan di Pajus lama cukup berjalan dengan lancar, dan sudah saling mengenal dengan beberapa wirausaha disana, dan juga dikenal oleh beberapa orang pelanggannya, maka beliau berniat untuk tetap meneruskan usaha di Pajus yang baru, yang berubah nama menjadi Pasar UD Pajus Baru Medan. Seiring dengan pembangunan kios-kios baru di tempat tersebut yang jumlahnya semakin banyak, beliau menyadari bahwa persaingan di tempat tersebut akan semakin ketat. Pembangunan kios-kios di Pasar UD Pajus Baru tempat orang berusaha, menarik minat banyak pedagang. Harga sewa kios per kaplingnya sekitar empat puluh juta per tahun. Bagi Pak Ojie tempat untuk membuka usaha itu tidak harus luas, yang penting tempatnya strategis di lihat pengunjung. Pada awal tahun 2012 memutuskan untuk membuka usaha aksesorisnya di Pasar UD Pajus Baru Medan. Beliau menyewa tempat pada sebuah toko jam, tepatnya di teras depan sebuah toko jam. Di teras itulah beliau menempatkan lemari berukuran 60cm x 100cm, yang dulu pernah digunakan sebagai tempat usaha saat masih di Pajus lama. 75

21 Ide untuk menempatkan aksesoris pada lemari berukuran 60cm x 100cm terinspirasi dari Pak Muslim salah seorang teman beliau yang juga sama-sama menekuni usaha aksesoris di Pajus lama. Biaya sewa tempat yang beliau bayar ke pada pemilik toko jam tersebut sebesar 800 ribu per bulan. Menurut beliau itu sudah menjadi harga yang pantas, mengingat tempat tersebut sangat strategis karena berada di bagian depan pintu masuk umum sehingga banyak dilalui pengunjung yang datang. Namun menurut beliau jika hanya mengandalkan tempat yang strategis saja itu masih tidak cukup, harus juga dibarengi dengan strategi-strategi lain yang dapat mendukung kelancaran usaha. Oleh karena itu, beliau mencoba menyusun strategi baru salah satunya dengan membuat nama usaha yang bisa di kenal oleh orang banyak, karena sebelumnya beliau belum mempunyai nama usaha. Dalam membuat nama usaha ini beliau mencoba memikirkan sebuah nama yang mudah untuk di ingat oleh orang lain. Nama yang terpikirkan saat itu adalah OAM AKSESORIS, yang merupakan singkatan dari Ojie Anak Manis. Menurut beliau nama tersebut akan mudah di ingat oleh orang yang melihatnya Struktur Organisasi OAM Aksesoris Gambar 2. Ojie Boy Iwan Heru Ai Joni Tuti Sari Lia Keterangan: Ojie (pemilik) : Pemodal, memberikan arahan, ide, desain, memotong bahan baku dan finishing. Pak Boy : Memotong bahan baku. Pak Iwan : Memotong bahan baku. Pak Heru : Memotong bahan baku. Pak Ai : Memotong bahan baku. 76

22 Pak Joni Ibu Tuti Sari Lia : Crof/ membentuk/mengukir bahan baku. : Meronce/ menjalin benang menjadi rantai kalung atau gelang. : Meronce/ menjalin benang menjadi rantai kalung atau gelang. : Meronce/ menjalin benang menjadi rantai kalung atau gelang Sejarah Berdirinya IMEJI IMEJI merupakan nama sebuah toko di Pasar UD Pajus Baru Medan yang menjual berbagai macam benda aksesoris seperti: kalender, lampu hias, poster, jam, boneka, kertas kado, kotak musik, dan bingkai foto. Pemilik toko IMEJI bernama Ibu Awi (40). Ibu Awi adalah kakak kandung dari Pak Muslim (37) yang tinggal bersama suami dan anak-anaknya di kota Medan. Sebelum menjadi seorang pengusaha aksesoris, Ibu Awi hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Namun Pak Muslim yang sudah lama (kurang lebih dua belas tahun) menekuni bidang usaha aksesoris akhirnya mengusulkan Ibu Awi untuk membuka sebuah usaha. Berita tentang dibangunnya Pajus Baru sebagai ganti Pajus Lama sangat ramai dibicarakan oleh khalayak ramai, bahkan Ibu Awi sempat membaca berita tersebut di salah satu media cetak di Kota Medan. Setelah mendapat informasi tentang dibukanya Pasar UD Pajus Baru Medan, beliau pun mulai mendiskusikannya dengan suami beliau. Ternyata suami dan anak-anaknya mendukung keinginan beliau untuk berwirausaha. Kemudian beliau pun menyewa sebuah toko di Pasar UD Pajus Baru Medan dengan membayar uang sewa 40 juta per tahun. Toko tersebut kemudian diberikan nama IMEJI oleh Ibu Alwi. Imeji sendiri sebenarnya tidak memiliki arti khusus. Kata IMEJI terbersit dalam pikiran Ibu Awi karena menurut beliau kata tersebut menarik dan mudah untuk diingat. Pada saat melakukan observasi pertama sekali ke Pajus, beliau terlebih dahulu memperhatikan pangsa pasar. Pangsa pasar menurut beliau adalah situasi pasar yang ada kaitannya 77

23 dengan jalannya suatu usaha. Adapun pangsa pasar yang dimaksud adalah sebagai berikut: - Lokasi tempat yang strategis. Transportasi ke lokasi usaha harus lancar, agar mudah untuk dijangkau oleh masyarakat luas. Jika tempatnya tidak strategis dan jauh dari pemukiman, maka orang lain akan malas untuk datang berkunjung ketempat tersebut. - Melihat tipe pengunjung yang datang. Sebelum memutuskan untuk menjual aksesoris, beliau terlebih dahulu mengobservasi siapa saja yang menjadi pengunjung Pajus. Setelah melakukan observasi tersebut, beliau akhirnya dapat mengetahui bahwa orang yang datang ke Pajus kebanyakan datang datang dari kalangan anak-anak muda seperti anak sekolah, mahasiswa, dan pekerja. Sedangkan dari kalangan orang tua, jumlahnya hanya sedikit. - Melakukan observasi terhadap usaha di Pajus. Beliau melakukan obervasi atau pengamatan terhadap usaha apa saja yang dijalankan di Pajus. Hal ini dilakukan untuk menambah informasi bagi beliau dalam membuat pertimbangan tentang barang apa yang akan dijual. Bedasarkan observasi pangsa pasar tersebut Ibu Awi memperoleh pemikiran bahwa dengan lokasi yang strategis, pengunjung yang didominasi oleh kalangan anak anak muda, dan usaha aksesoris yang belum banyak dijalankan oleh sesama pedagang merupakan sebuah peluang yang sangat bagus untuk mengembangkan usaha aksesoris yang pada umumnya disenangi oleh kalangan muda. Oleh karena itu beliau berpikiran bahwa aksesoris sebagai usaha yang cocok untuk dijual di tokonya. Anak-anak muda mempunyai tingkat emosi yang meletup-letup, dalam artian mudah terpengaruh dengan hal-hal baru yang berkaitan dengan tren yang sedang 78

24 berlaku saat ini. Biasanya untuk mengekspresikan perasaannya, mereka suka mengoleksi benda-benda yang berkaitan dengan idola mereka itu. Beliau berpendapat demikian karena beliau juga pernah muda dan merasakan semangat muda pada eranya. Sehingga sedikit banyaknya pasti ada suatu kesamaan hobi atau kesenangan bagi anak-anak muda yang cenderung dipengaruhi oleh tren yang sedang berlaku sekarang ini. Sebagai orang yang baru menjalankan bisnis aksesoris, Ibu Awi merasa perlu belajar lebih banyak bagaimana cara menjalankan usaha dan cara menghadapi pelanggan dengan baik dari orang yang sudah berpengalaman sebelumnya. Pak Muslim sebagai adik sekaligus sebagai orang yang sudah lama berpengalaman di bidang aksesoris turut membantu dan memberikan beberapa masukan. Menurut pendapat Pak Muslim karena sasaran pasarnya adalah dari kalangan anak muda, maka sebagai pedagang aksesoris mereka penting untuk mengetahui apa saja yang menjadi hobi atau kesenangan dari pelanggannya. Hal tersebut menjadi penting karena saat seorang pelanggan datang dan menanyakan benda yang sedang dicarinya maka si pedagang tentu harus mengetahui benda apa yang dimaksud. Jika si pedagang sudah mempunyai gambaran tentang benda apa yang dimaksud oleh si pelanggan, maka si pedagang akan dapat lebih mudah untuk mencarinya dan memberikan penjelasan tentang benda tersebut. Hal tersebut dapat diketahui dari sejumlah referensi dari internet, koran, majalah, maupun dari hasil wawancara dan pembagian pertanyaan kuisioner yang diberikan kepada sejumlah orang. Pertanyaan yang dituliskan dalam kuisioner tersebut berisi tentang seputar hobi, idola, dan benda-benda aksesoris apa saja yang menjadi kesukaan dan yang mereka inginkan. 79

25 Berdasarkan jawaban-jawaban yang mereka berikan, Ibu Awi akhirnya tahu apa yang menjadi kesukaan dan yang di cari oleh anak-anak muda. Beliau pun akhirnya memutuskan untuk menjual pernak-pernik aksesoris seperti: kalender, lampu hias, poster, jam hias, boneka, kertas kado, kotak musik, dan bingkai foto. Awal berjualan Ibu Awi yang belum terbiasa berbisnis terkadang masih malu-malu untuk menyapa pelanggan. Melihat hal tersebut akhirnya Pak Muslim ikut turun tangan untuk membantu beliau berjualan. Pak Muslim yang juga mempunyai banyak teman relasi dalam usaha aksesoris dari berbagai daerah, mempermudah beliau dalam melakukan pemesanan pernak-pernik aksesoris yang akan dijual. Usaha Ibu Awi yang menjual pernak-pernik aksesoris, namun tidak ada menjual perhiasan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, dan anting membuat Pak Muslim berpikir untuk membuka usaha aksesoris yang berbeda dengan kakaknya. Beliau akhirnya memutuskan untuk fokus menjual aksesoris perhiasan seperti kalung, gelang, cincin, dan anting. Menurut beliau usaha aksesoris perhiasan cukup menjanjikan, karena aksesoris perhiasan tidak pernah ada kata kedaluarsa. Jika barangnya tidak laku dapat dimodifikasi kembali menjadi lebih menarik. Hal tersebut juga didukung dengan adanya keahlian sekaligus hobi beliau dalam memodifikasi aksesoris. Oleh karena itu, setelah meminta izin terlebih dahulu kepada Ibu Awi, beliau akhirnya menempatkan sebuah lemari berukuran 60cm x 100cm di depan teras toko IMEJI untuk menghemat biaya sewa tempat yang dirasa cukup mahal. Di lemari terbuka tersebut yang merupakan hasil modifikasi beliau sendiri, beliau memajang benda-benda aksesoris yang tidak ada dijual oleh Ibu Awi seperti cincin, gelang, anting, kalung, gantungan kunci, slayer, dan stiker. 80

26 Alasan beliau memajang barang dagangannya di dalam sebuah lemari terbuka adalah, karena aksesoris akan terlihat lebih menarik jika dalam keadaan berkumpul, sehingga memberikan efek banyak. Aksesoris yang dipajang pada lemari terbuka akan menarik pandangan banyak orang yang melewatinya, selain itu pandangan mereka juga akan menjadi lebih terfokus pada benda-benda di dalamnya. Foto 1. Aksesoris Dipajang Dalam Sebuah Lemari Terbuka yang Berukuran 60cm x 100cm Sumber: Toko IMEJI, Pasar UD Pajus Baru Medan Pak Muslim juga menjelaskan bahwa, ada anggapan bagi sebagian masyarakat, dimana aksesoris yang dijual di pinggir jalan atau tempat terbuka itu terkesan harganya lebih murah dibandingkan dengan aksesoris yang ada dijual di dalam toko. Anggapan itu muncul karena aksesoris yang dijual ditempat terbuka 81

27 harga dapat ditawar sedangkan aksesoris yang dijual di toko harganya sudah ditentukan dan tidak bisa ditawar lagi. Sehingga dengan adanya perspektif tersebut, orang-orang tidak merasa khawatir atau segan untuk sekedar mampir dan melihat pajangan aksesoris tersebut. Kebanyakan orang tujuan awalnya mungkin tidak ada niat untuk membeli aksesoris. Namun setelah melihat ada aksesoris yang dipajang ditempat terbuka, orang tersebut akan tertarik dan berhenti sebentar untuk melihatnya. Kemudian mereka akan mulai memperhatikan satu-persatu benda yang dipajang. Setelah itu jika tertarik pada satu benda orang tersebut akan mencoba memakai dan mengira-ngira apa benda itu cocok untuk dia pakai. Pak Muslim sendiri tidak melarang pengunjung untuk mencoba aksesoris yang dipajang, karena itu adalah salah satu trik untuk memberikan pelayanan bagi si pelanggan. Saat orang tersebut merasa cocok dengan benda yang dipakainya, dia akan mulai menanyakan berapa harganya. Biasanya orang tersebut akan menawar harga lebih rendah dari harga awal yang ditawarkan oleh si pedagang. Pak Muslim menyadari bahwa lokasi tempat beliau berjualan memang memungkinkan orang untuk melakukan tawar-menawar harga. Oleh karena itu, beliau tidak akan marah atau merasa kecewa saat ada orang yang menawar aksesorisnya dengan harga yang jauh lebih murah dari penawaran awal. Beliau akan mencoba menyesuaikan harga dengan permintaan si pembeli. Bagi beliau bisnis aksesoris bukan hanya tentang keuntungan material saja, tapi juga menjalin silaturahmi yang baik antara pedagang dan pembeli. Kesan yang baik akan membuat si pembeli merasa dihargai dan tidak jera untuk kembali ke tempat itu lagi. 82

28 Beliau tidak perlu membayar biaya sewa tempat kepada Ibu Awi, karena beliau masih ada ikatan saudara kandung. Bagi mereka saudara itu harus saling membantu. Bahkan Pak Muslim juga tidak membuat nama usaha sendiri di tempatnya menjual aksesoris perhiasan. Jika ada orang yang bertanya apa nama usahanya, beliau akan mengatakan IMEJI karena tempat usahanya berada persis di depan teras toko IMEJI itu sendiri. Beliau merasa tidak perlu membuat nama lain karena tempat usahanya adalah milik kakaknya juga. Penghasilan dari usaha masing-masing adalah milik masing-masing, namun mereka juga tidak jarang saling membagi hasil jika sedang ramai dan memperoleh keuntungan lebih. Selain itu Pak Muslim dan istrinya kadang ikut membantu Ibu Awi melayani pembeli jika sedang ramai oleh pengunjung, karena Ibu Awi sendiri juga tidak mempunyai karyawan. Ibu Awi kadang dibantu oleh anaknya saat sedang ada waktu luang saja, karena anak-anaknya masih ada yang sekolah dan kuliah. Anak-anaknya kadang datang bersama teman-temannya ke toko tersebut. Sambil mengobrol mereka juga sambil melayani pembeli yang datang ke tempat tersebut. Pak Muslim yang lebih banyak mengetahui pasar sumber tempat memperoleh benda-benda aksesoris, sering diminta untuk memesan barang aksesoris dari temanteman relasinya. Beliau mempunyai banyak relasi dalam bidang aksesoris, karena sebelumnya beliau pernah merantau dan tinggal di Jakarta selama dua belas tahun. Beliau mengatakan pendidikan formalnya yang terakhir hanya lulusan SMP. Beliau tidak menyelesaikan pendidikan SMA karena beliau sering bermain-main dan tidak serius belajar waktu sekolah sehingga beliau memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan sekolah lagi. Berbekal ijazah SMP beliau akhirnya merantau dari Medan ke Jakarta. 83

29 Pak Muslim yang berdarah campuran ayah Melayu, dan ibu Jawa tidak mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan orang-orang yang beliau temui disana, karena kenalan beliau adalah mayoritas suku Jawa dan Sunda. Disana beliau mencari pekerjaan dan sekalian menambah wawasan. Namun mencari di Kota Jakarta tidak semudah yang beliau pikirkan selama ini. Akhirnya beliau mengikuti ajakan temannya untuk ikut bergabung dalam kegiatan komunitas mereka. Kegiatan komunitas teman-temannya saat di Jakarta menurut beliau berbeda dengan yang ada di Kota Medan. Komunitas di Kota Medan menurut beliau kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan masyarakat, sehingga kegiatan mereka kurang terarah untuk kemajuan pembangunan Kota Medan itu sendiri. Komunitas yang terbentuk di Jakarta menurut beliau kebanyakan lebih terarah dan kreatifitas mereka lebih dihargai disana. Pemerintah setempat kadang mau melakukan sosialisasi bagi komunitas yang ada disana. Mereka diajak untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan pembangunan Kota Jakarta melalui bakat yang mereka miliki. Salah satu contohnya adalah komunitas graffiti yang pernah beliau ikuti. Mereka pernah diminta oleh pemerintah setempat untuk melukis dinding tembok sebuah bangunan, melukis wajah lima orang Presiden Indonesia, dan memperbaiki dinding bangunan tua dengan sebuah lukisan hasil kreatifitas mereka. Selain itu dalam komunitas lain yang juga pernah diikuti oleh beliau, disana mereka saling bertukar informasi dan belajar mengkreasikan benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi. Mereka memodifikasinya menjadi sebuah aksesoris yang menarik. Komunitas mempunyai ikatan persaudaraan yang sangat solid. Mereka mempunyai prinsip One for all, all for one, yaitu satu untuk semua, semua untuk satu. Sehingga dengan adanya prinsip yang tertanam dalam pribadi setiap anggota, mereka akan 84

30 saling bantu-membantu antara sesama anggota dan itu adalah menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka. Memang ada juga komunitas yang hanya untuk kepentingan bersenangsenang saja, namun menurut beliau baik-buruknya sesuatu itu tergantung bagaimana kita menyikapinya saja. Meski sering ikut bergabung dengan berbagai kegiatan, namun beliau tidak terikat dengan salah satu komunitas yang diikutinya itu. Beliau lebih senang berteman dengan semua orang tanpa harus terikat, dalam artian beliau bebas bergaul tanpa perlu merasa ada halangan. Pada tahun 2000 Pak Muslim menikah dengan Ibu Iroh (32). Saat itu mereka tinggal di Jakarta dengan menjual berbagai macam aksesoris, mulai aksesoris gantungan kunci, poster, bingkai foto, stiker, kalung, gelang, cincin, dan antinganting. Namun usaha mereka disana kurang berjalan dengan lancar, penghasilan tidak sesuai dengan pengeluaran mereka. Beliau mengatakan bahwa biaya hidup di Jakarta sangat tinggi, seperti sewa rumah yang mahal, serta bahan dan peralatan yang juga serba mahal. Melihat kondisi tersebut mereka akhirnya memutuskan untuk pindah ke Kota Medan tahun Alasan mereka pindah ke Medan adalah karena keluarga Pak Muslim kebanyakan tinggal di Medan, dan menurut beliau biaya hidup di Medan lebih rendah dibandingkan saat di Jakarta. Tahun 2004 beliau mulai merintis usahanya kembali. Beliau membeli sebuah beca barang, yaitu beca barang yang dibantu dengan menggunakan sepeda dayung yang dibeli dengan harga yang murah. Awalnya beca itu dibeli untuk digunakan sebagai alat mata pencahariannya untuk mengangkut barang. Namun penghasilan dari bekerja sebagai tukang beca yang mengangkut barang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga intinya, yaitu istri dan anaknya. 85

DAFTAR ISTILAH. tangan, berfungsi untuk melubangi suatu benda. : Proses membentuk atau mengukir bahan baku. : Proses menggambar atau membuat pola.

DAFTAR ISTILAH. tangan, berfungsi untuk melubangi suatu benda. : Proses membentuk atau mengukir bahan baku. : Proses menggambar atau membuat pola. DAFTAR ISTILAH Bor Tangan : Alat yang digunakan dengan mengandalkan tenaga tangan, berfungsi untuk melubangi suatu benda. Clear Semprot : Berupa cairan yang disemprotkan pada benda, agar terlihat lebih

Lebih terperinci

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita yang akan diberi nama Dista. Dista merupakan bisnis distro khusus untuk balita yang memberikan pelayanan pembungkus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

diproduksi terbatas itu menjadi nilai tersendiri yang membanggakan. Nah, gaya yang menempel pada atribut bikinan sendiri itu biasanya memang banyak

diproduksi terbatas itu menjadi nilai tersendiri yang membanggakan. Nah, gaya yang menempel pada atribut bikinan sendiri itu biasanya memang banyak DISTRO Anak muda identik dengan gaya kekinian. Ada yang aneh, unik, nyeleneh, kadang bahkan terkesan nakal. Kamu sendiri mungkin punya gaya atau style yang beda dengan temanmu. Makin unik, makin keren.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kasus-perkasus Berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara langsung kepada Responden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keberadaan

Lebih terperinci

Seeds of Change BANK SAMPAH CERITA UNIK DARI RIMBA RAYA

Seeds of Change BANK SAMPAH CERITA UNIK DARI RIMBA RAYA Seeds of Change Newsletter 3rd Quarter 2015 BANK SAMPAH CERITA UNIK DARI RIMBA RAYA Di satu tempat penyortiran sampah di desa Telaga Pulang di tepi sungai Seruyan, sebuah kendaraan pengangkut beroda tiga

Lebih terperinci

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M BISNIS RUMAH MAKAN Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi 10.11.4479 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan masyarakat dalam sebuah pemukiman tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan akan berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan warga setempat. Fasilitas umum yang

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Distro merupakan singkatan dari distribution store yang sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. Distro merupakan singkatan dari distribution store yang sudah sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Distro merupakan singkatan dari distribution store yang sudah sangat populer di Bandung dan Jakarta, dan saat ini kota Medan sebagai salah satu kota terbesar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING A. Profil Butik Alam Bening Butik Alam Bening didirikan oleh Indanawati atau yang sering disapa dengan Ibu Iin pada Tahun 2013. Pada awalnya beliau hanya coba-coba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online Peluang Bisnis Sampingan Distro Online Bagi sebagian besar anak muda, terlihat modis, rapi, dan trendy, sudah menjadi sebuah kebutuhan yang tak bisa dipisahkan. Tidaklah heran bila perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii DAFTAR ISI...iii RINGKASAN...iv BAB I. PENDAHULUAN...1 BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA...3 BAB 3. METODE PELAKSANAAN...4 BAB 4. JADWAL KEGIATAN...6

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang

Lebih terperinci

JENIS- JENIS PEKERJAAN

JENIS- JENIS PEKERJAAN JENIS- JENIS PEKERJAAN Apakah yang dimaksud pekerjaan? Jenis pekerjaan apa saja yang ada di sekitar tempat tinggalmu? Pekerjaan apa yang menghasilkan barang dan jasa? Bagaimana cara melakukan pekerjaan?

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan bisnis fashion di Indonesia pada saat ini semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya usaha baru yang mengelola berbagai macam produk. Maka

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D

Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D Memanfaatkan skill, kreativitas, hobi, dan waktu luang untuk merintis bisnis sampingan, memang menjanjikan keuntungan cukup besar. Peluang inilah yang

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kasus Perkasus Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan baik melalui wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh keterangan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambaran Objek Penelitian

PEMBAHASAN. Gambaran Objek Penelitian PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian, analisis, serta bahasan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis. Untuk penelitian ini, informan kuncinya adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum Muda Yogyakarta ini dapat ditarik kesimpulan bahwa 10 pelaku usaha garage saleyang dijadikan informan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

DAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan

DAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan DAFTAR HASIL WAWANCARA Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan informan utama. Informan kunci merupakan orang yang menjadi narasumber yang mengetahui seluruhnya mengenai objek

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KOKOPANDA (Kotak Kado Papertoy dan Diorama) Cara Baru Ungkapkan Kasih Sayang dengan Kotak Kado yang Unik, Kreatif dan Penuh Cinta BIDANG KEGIATAN : PKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup berkelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok.

Lebih terperinci

Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa

Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa Merintis sebuah usaha memang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Termasuk juga ketika kita masih duduk di bangku kuliah dan menekuni sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan peniti saat ini semakin pesat. Bisa dikatakan kerajinan yang sudah ada sejak dulu ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk?

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Perancangan tas wanita batok kelapa yang dibuat ini orisinalitas sendiri berdasarkan penggunaan bahan yang berasal dari limbah dan sistem yang digunakan pada tas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian masyarakat menyebut emas sebagai pelindung aset. Berinvestasi emas yang dulu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Barang bekas telah menjadi permasalahan perekonomian setiap negara di dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya barang

Lebih terperinci

Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu

Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Pertemuan ke 5 s.d 6 Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Syarat Penting Penerima Tamu : 1. Sopan dan ramah 2. Berkepribadian menarik 3. Bijaksana dan cerdas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Berbagai jenis pasar di Indonesia diantaranya pasar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin & Dess (1996). Inovasi

LAMPIRAN. berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin & Dess (1996). Inovasi LAMPIRAN yang diajukan untuk Bapak Agus selaku pengusaha generasi kedua Soto Ayam Dargo Pak Tanto sesuai dengan indikator pada definisi operasional berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin

Lebih terperinci

Naskah berikut ini disusun oleh Departemen Kesehatan NSW.

Naskah berikut ini disusun oleh Departemen Kesehatan NSW. Disusun oleh A Indonesian [BHC-7220] Bermain itu semata-mata belajar : Pedoman bermain bagi yang anaknya 2½ - 5 tahun - A guide to play for parents of children 2½ - 5 years Naskah berikut ini disusun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik 45 LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING Pemilik Bagian admin Bagian desain Bagian produksi Keterangan: Pemilik membawahi karyawan bagian administrasi, desain dan bagian produksi. Dan pemilik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian adalah Fiorella Clay yang memiliki alamat di Jalan Bukit Amarta nomor 4, Semarang. Fiorella Clay merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin menyadarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anda tau kain perca? Ya, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai itu, ternyata masih bisa dimanfaatkan loh. Bahkan ditangan si kreatif, kain perca dapat disulap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan ekonomi dengan pesat, maka makin berkembang pula sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi atau perusahaan yang akan menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai ragam bahasa daerah. Bahasa daerah hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia. Semua bahasa daerah yang dipakai penuturnya dilindungi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini salah satu kebutuhan remaja adalah sosialisasi diri dalam pergaulan sebayanya. Maka tidak jarang rumah makan dan cafe menjadi tempat-tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. Ratna Dewi Murtiana NIM F3615055

Lebih terperinci

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BISNIS PLAN JILBAB SHOP BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama Bab 5 Ringkasan Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman, persaingan bisnis semakin ketat dan kompetitif. Untuk bisa bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat dan kompetitif, salah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BANCI LUCU ONLINE: PENJUALAN BANCI (BANDUL KUNCI) MENGGUNAKAN SISTEM ONLINE

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BANCI LUCU ONLINE: PENJUALAN BANCI (BANDUL KUNCI) MENGGUNAKAN SISTEM ONLINE i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BANCI LUCU ONLINE: PENJUALAN BANCI (BANDUL KUNCI) MENGGUNAKAN SISTEM ONLINE BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH : Riza Susanti C0213057 / 2013

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop Salah satu Butik yang di gemari di kawasan Jl. Bukit Siguntang No: 16 Medan adalah Butik Dorayaky Shop. Awal mulanya butik ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K Diusulkan oleh: Sagita Tearisha Ikawati Sukarna Rizki Amalia Isnawati (C0213060) (C0213032) (C0213058)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai aktivitas. Hal ini terbilang wajar mengingat Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari komunitas lingkungan di sekitarnya. Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia hidup secara berkelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. butik, serta menjamurnya bisnis eceran yang bermunculan di berbagai kota

BAB I PENDAHULUAN. butik, serta menjamurnya bisnis eceran yang bermunculan di berbagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan pada setiap aspek kehidupan telah ikut mempengaruhi terbentuknya pola pikir manusia akan keinginannya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Sayangnya seiring dengan kemajuan teknologi pada jaman sekarang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak terlepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Manusia membutuhkan pakaian karena pakaian memiliki manfaat kepada para

Lebih terperinci

106 intisari-online.com

106 intisari-online.com 106 intisari-online.com BISNIS Reinkarnasi BISNIS MAK COMBLANG DI ZAMAN DIGITAL Penulis: M. Habib Asyhad Fotografer: Bhisma Adinaya Selama orang masih membutuhkan cinta, selama itu juga bisnis mak comblang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN. Kebondalem kecamatan Kendal kabupaten Kendal Jawa Tengah ini

BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN. Kebondalem kecamatan Kendal kabupaten Kendal Jawa Tengah ini BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN A. Profil Usaha Sepatu Lukis Choose 1. Latar belakang usaha. Usaha sepatu lukis Choose yang beralamatkan di kelurahan Kebondalem kecamatan Kendal kabupaten Kendal Jawa

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen: - Penyajian

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya arus informasi pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar terhadap PDB selama tahun 1994 hingga tahun 2004. Berdasarkan data BPS, pada tahun 1994 sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batuan jenis ini memiliki komposisi kandungan kimia yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Batuan jenis ini memiliki komposisi kandungan kimia yang berbeda-beda. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu mulia adalah jenis batu permata yang berasal dari campuran mineral alam. Batuan jenis ini memiliki komposisi kandungan kimia yang berbeda-beda. Oleh sebab itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi

Lebih terperinci

Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia

Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Jenis-Jenis Usaha Masyarakat Di masyarakat terdapat berbagai jenis usaha. Jenis usaha tersebut dapat dibagi menurut lapangan usaha dan pemiliknya. 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN., mengumpulkan sumber daya yang ada untuk meraih kesuksesan. Menurut Drucker dalam

BAB I PENDAHULUAN., mengumpulkan sumber daya yang ada untuk meraih kesuksesan. Menurut Drucker dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melihat peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang ada untuk meraih kesuksesan. Menurut Drucker

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Deskripsi Penelitian 1. Sejarah berdirinya UD. Sumi Abadi Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 36/M- DAG/PER/9/2007 pasal 1 tentang Penerbitan Surat Izin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci