PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata Satu) Oleh: DESI SUKMA 82985/ 2007 ADMINISTRASI ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2 i

3 i

4 i

5 ABSTRAK Judul : Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas Penulis : Desi Sukma Pembimbing : 1. Dra. Ermita, M.Pd 2. Drs. Irsyad, M.Pd Penelitian ini bertitik tolak dari dugaan kurang baiknya pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran yang meliputi pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, penghapusan dan pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran yang di lihat dari persepsi guru. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana persepsi guru terhadap pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (2) bagaimana persepsi guru terhadap penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (3) bagaimana persepsi guru terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (4) bagaimana persepsi guru terhadap penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (5) bagaimana persepsi guru terhadap pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan populasi semua guru SMA Negeri 2 Batang Kapas yang berjumlah 60 orang. Alat pengumpul data adalah angket model Skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu : selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), tidak pernah (TP). Hasil uji coba angket menunjukkan valid dan reliable pada taraf kepercayaan 99%. Data dianalisis dengan menggunakan rumus Mean. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sarana dan prasarana dalam hal : (1) Pengadaan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,92 (2) Penyimpanan sarana berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,54 (3) Pemeliharaan sarana berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,25 (4) Penghapusan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,62 (5) Pengawasan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,68. Secara umum pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,60. i

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kasih dan anugerah-nya yang serta menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam penulis mohonkan kepada Allah untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan tuntunan hidup bagi manusia yaitu Al-Qur an dan Sunnah. Skripsi ini disusun merupakan bagian dari persyaratan untuk meyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah menerima bantuan dan semangat dari berbagai pihak tertentu, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis sepantasnya menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada Yth : 1. Ibu Dra. Ermita, M.Pd selaku pembimbing I dan Drs. Irsyad M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. 2. Bapak Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan ibuk Dra. Nellitawati, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Administrsi Pendidikan Universitas Negeri Padang. 3. Dosen serta karyawan/i FIP UNP yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. 4. Guru-guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Batang Kapas yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2007, yang selalu memberikan bantuan dan semangat baik secara moril maupun spiritual kepada penulis. 6. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang atas dukungan moril dan materil serta dorongan do a, dan saudara-saudariku yang selalu memberikan dukungan serta motivasi untuk penulis. ii

7 Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini masih banyak terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak atau pembaca yang telah membaca skripsi ini untuk kesempurnaan tulisan ini dimasa yang akan dating. Terakhir penulis menyampaikan harapan semoga penelitian sederhana yang penulis susun ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kepentingan dan kemajuan organisasi di masa yang akan datang. Amiin. Padang, Januari 2013 Penulis iii

8 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv vi vii viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Pertanyaan Peneliian... 6 G. Kegunaan Penelitian... 7 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran... 8 B. Kegiatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana C. Kerangka Konseptual BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Defenisi Operasional iv

9 C. Populasi Penelitian D. Jenis Data dan Sumber Data E. Instrumen Penelitian dan Penyusunannya F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pengadaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Penyimpanan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pemeliharaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Penghapusan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pengawasan Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas vi

11 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Kerangka Konseptual Penelitian Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 2 Padang vii

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Kisi-kisi Angket Angket Penelitian Analisa Hasil Uji Coba Angket Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... viii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan organisasi pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut. Oleh sebab itu peningkatan mutu pendidikan harus menjadi perhatian dari berbagai pihak. Peningkatan mutu pendidikan menurut Depdikbud (1996) dapat dilakukan melalui perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, pembinaan tenaga pendidikan, peningkatan system pengelolaan dan proses pembelajaran serta pengelolaan sarana dan prasarana. Upaya tersebut merupakan hal yang sangat perlu dilaksanakan oleh pengelola pendidikan, demi suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Usaha yang dilakukan itu tidak akan berhasil secara maksimal apabila tidak ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sekolah. Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang memilki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan, karena sarana dan prasarana merupakan fasilitas penunjang proses pendidikan, mengingat pentingnya peran sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan pendidikan, maka ini perlu dikelola dengan baik, agar dapat dipergunakan secara optimal dalam proses pendidikan. Wijono (1989) menyatakan bahwa sarana dan prasarana sekolah haruslah dikelola ataupun di administrasikan dengan baik karena pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik akan menunjang kelancaran 1

14 2 pelaksanaan pendidikan, atau akan memberikan kontribusi untuk jalannya proses pendidikan. Pengelolaan sarana dan prasarana meliputi kegiatan merencanakan, mengadakan, menyimpan, pemeliharaan, menyalurkan, penghapusan dan mengawasi sehingga sarana dan prasarana tersebut dapat didaya gunakan menurut fungsinya masing-masing. Pengelolaan sarana dan prasarana tersebut jika salah satu dari proses diatas terabaikan maka tujuan tidak akan dicapai dengan optimal. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan secara langsung untuk menunjang proses pendidikan di sekolah seperti, kursi, meja, papan tulis, alat pelajaran, alat-alat praktek keahlian dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dipergunakan secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan di sekolah seperti: perpustakaan, ruang kelas, ruang praktek, Wc dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Batang Kapas pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran belum terkelola dengan baik. Hal ini terlihat dari adanya pengadaan sarana pembelajaran yang belum sesuai dengan yang dibutuhkan, contohnya bukubuku dan modul yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran masih belum mencukupi, terlihat dari masih adanya siswa yang belum mendapat buku/modul pada saat PBM berlangsung. Penyimpanan sarana belum dilakukan dengan baik, contohnya alat labor/pratikum yang sudah digunakan

15 3 tidak diletakkan pada tempatnya. Pemeliharaan sarana belum dilakukan dengan baik contohnya : masih adanya alat labor yang rusak sehingga pada saat proses pratikum siswa sulit untuk menggunakan alat tersebut. Penghapusan sarana barang hendaknya sesuai dengan daftar inventaris dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah rusak masih dipakai dan ada alat-alat pembelajaran yang tidak ditemukan atau hilang pada saat dipergunakan, Peralatan dan buku-buku dibiarkan tanpa dirawat dengan baik, ada alat-alat praktek yang kotor dan berdebu karena tidak dibersihkan. Berdasarkan fenomena di atas penulis ingin melakukan penelitian lebih jauh dengan judul Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMA Negeri 2 Batang Kapas. B. Identifikasi Masalah Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan. Keberhasilan program pendidikan dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana, dan faktor lingkungan lainnya. Apabila faktor tersebut terpenuhi dengan baik pada gilirannya akan menghasilkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana.

16 4 Syahril (2000:2) mengemukakan bahwa: Sarana adalah seluruh barang atau benda yang digunakan secara langsung dalam menunjang proses pendidikan seperti meja, kursi, papan tulis, alat peraga, dan sebagainya, sedangkan prasarana adalah barang atau benda yang secara tidak langsung dapat menunjang poses pendidikan seperti taman sekolah, gedung, ruangan, halaman sekolah, Wc dan lain-lain. Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana prasarana merupakan bagian penting yang perlu disiapkan secara cermat dan berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM yang lancar. Dalam penyelengaraan pendidikan, sarana prasaran sangat di butuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif dan efisien. Sarana dan prasarana merupakan unsur yang cukup berperan penting sebagai penunjang untuk kelancaran kegiatan di sekolah. Agar setiap barang yang di miliki senantiasa berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan atau hambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontiniu untuk menghindarkan adanya unsur-unsur pengganggu atau perusaknya. Sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan untuk pencapaian tujuan agar dapat berjalan dengan baik, lancar, teratur, efektif dan efisien. Oleh sebab itu sarana dan prasarana sekolah harus dikelola dan dipelihara dengan baik oleh semua warga sekolah.

17 5 C. Pembatasan Masalah Mengingat begitu luasnya permasalahan ini dan keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan, maka penelitian ini dibatasi hanya meneliti mengenai pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran akan dilihat dari: pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 2. Bagaimanakah penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 3. Bagaimanakah pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 4. Bagaimanakah penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 5. Bagaimanakah pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas?

18 6 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang: 1. Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 3. Penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 4. Penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 5. Pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. F. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 2. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 3. Bagaimana penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 4. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas?

19 7 5. Bagaimana pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? G. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Kepala sekolah SMAN 2 Batang Kapas sebagai masukan untuk peningkatan pengelolaan sarana dan prasaran pembelajaran di sekolah. 2. Semua guru SMAN 2 Batang Kapas untuk lebih dapat meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah agar dapat membantu pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 3. Pengawas sekolah memberi pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru dalam pegelolaan sarana dan prasarana pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah SMA Negeri 2 Batang Kapas. 4. Peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan.

20 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Pengeloaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran 1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan merupakan suatu aktivitas yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan akan sulit dicapai apabila proses pendidikan itu tidak terkelola dengan baik karena pengelolaan itu sendiri sangat berkaitan dengan proses mananjemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi. Menurut G.R Terry yang dikutip oleh Malayu (2001:2) manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya. Kemudian Malayu (2001) mengemukakan bahwa Manajemen atau pengelolaan adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Dari berbagai pengertian pengelolaan atau manajemen oleh para ahli, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pengelolaan merupakan serangkaian kegiatan pengaturan yang di lakukan dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan secara efektif dan efisien. 8

21 9 2. Pengertian Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen pendidikan yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Menurut Mulyasa (2002: 49): Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas ynag secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun sekolah, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapai jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah untuk pelajaran biologi dan halaman sekolah sebagai lapangan olahraga. Wijono (1989:154) berpendapat sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar yang bergerak maupun tidak bergerak agar mencapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sedangkan prasarana pembelajaran adalah semua barang atau fasilitas yang secara tidak langsung dapat digunakan dan menunjang dalam proses pembelajaran seperti perpustakaan, laboratorium, lapangan, mushalla dan sebagainya. Selanjutnya menurut Hendayat Soetopo (1982:183) sarana dan prasarana sekolah meliputi peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendididikan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana adalah semua barang yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yang menunjang secara langsung dalam proses pembelajaran baik itu barang bergerak maupun tidak bergerak dalam pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah, misalnya kursi, meja, buku.

22 10 3. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Suksesnya pembelajaran di sekolah diukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Untuk memahami pengertian pengelolaan sarana dan prasarana perlu di ketahui pengertian pengelolaan. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah seperti ; ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium, dll. Menurut Debdikbud (1996:144) pengelolaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu kegiatan yang harus di lakukan oleh pengelola (manajer) dengan menggunakan tenaga orang lain, atau proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Menurut Mulyasa (2002:50) menyatakan manajemen sarana dan prasarana

23 11 pendidikan bertugas untuk mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti ada jalannya proses pendidikan. Ibrahim Bafadal (2002:9) mengemukakan pengelolaan sarana dan prasarana adalah sebagai suatu proses kegiatan dalam rangka mengatur, menata dan mengorganisir secara sistematik dan berdayaguna semua sarana dan prasarana yang ada menurut fungsinya masing-masing dalam rangka menunjang pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana adalah proses dalam mengelola fasilitas yang di perlukan pada kegiatan proses pembelajaran seperti gedung, ruang kelas, meja, alat-alat dan media pengajaran agar tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan lancer, teratur, efektif dan efisien 4. Pentingnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan sangat penting bagi suatu organisasi karena tidak ada satupun organisasi yang tidak melakukan kegiatan pengelolaan, baik pengelolaan sumberdaya manusia maupun pengelolaan sarana. Depdikbud (1996:10) menyatakan bahwa sumber organisasi yang berupa manusia, sarana dan prasarana dan sebagainya harus di organisasikan, di interaksikan dan di koordinasikan serta di arahkan demi tercapainya tujuan organisasi. Kemudian Handoko (1984:6) menguraikan bahwa ada tiga alasan utama di perlukannya pengelolaan yaitu:

24 12 a. Pengelolaan di butuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. b. Pengelolaan di butuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuantujuan,sasaran-sasaran, kegiatan-kegiatan yang salaing bertentangan dari pihak-pihak yang saling berkepentingan dalam organisasi, antara bendahara dan sekretaris. c. Dengan adanya pengelolaan di harapkan efektivitas dan efesiensi dalam pencapain tujuan organisasi akan terwujud. Berdasarkan pendapat di atas dapat di artikan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana sekolah sangat penting untuk di lakukan. Apabila sarana dan prasarana sekolah di kelola dengan baik, maka akan mendapat suatu hasil yang baik pula. Sarana dan prasarana seperti kursi, meja, alatalat tulis, gedung, pustaka dan lain sebagainya harus di kelola dengan baik, sehingga tercapainya tujuan sekolah. Jadi jelasnya sarana dan prasarana perlu di kelola dengan baik sehingga akan memperlancar pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. 5. Tujuan Pengelolaan sarana dan Prasarana Menurut Syahril (2000:5), tujuan pengelolaan sarana dan prasarana adalah: a. Menunjang pembangunan nasional secara tepat dan berdaya guna. Pendidikan harus menjadi input yang baik bagi pembangunan. Hal ini sesuai dengan fungsi sarana dan prasarana sebagai unsur penunjang dalam pelaksanan kegiatan.

25 13 b. Untuk melihat dan mengetahui kekayaan suatu organisasi dalam bentuk material atau barang-barang yang memungkinkan dapat dinilai dengan uang. c. Untuk melihat dan mengetahui inventarisasi barang-barang milik suatu organisasi atau instansi dalam berbagai bentuk baik jenis, jumlah, keadaan maupun kualitasnya. d. Untuk mengetahui apakah barang-barang tersebut benar-benar sudah dimanfaatkan saecara tepat. e. Untuk mengetahui efisiensi pendayagunaan keuangan negara baik yang bersumber dari anggaran rutin, anggaran pembangunan maupun dari masyarakat. f. Untuk bahan masukan dalam pertimbangan dalam penyusunan kebijaksanaan di bidang pendidikan dalam rangka pembangunan pendidikan pada tahun-tahun ynag akan datang. Selanjutnya Ibrahim Bafadal (2002:5), menguraikan tujuan pengelolaan sarana dan prasarana sebagai berikut: a. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan yang hati-hati dan seksama. b. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. c. Mengupayakan pemeliharaan dan penyimpanan sarana sehingga keberadaanya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap di perlukan.

26 14 Hanafi dikutip Muchyar (2001:58) bahwa tujuan pengelolaan sarana adalah untuk meningkatkan unjuk kerja dan proses pembelajaran, menekankan pengeluaran biaya perbaikan dan perencanaan biaya secara efektif. Jadi tujuan adanya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana tersebut bermanfaat sekali terhadap sekolah dan pemakaiannya dalam upaya pencapain tujuan sekolah secara efektif dan efisien. B. Kegiatan Pengelolaaan Sarana dan Prasarana Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana menurut Mulyasa (2002:50) meliputi pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan. Adapun proses dari kegiatan pengelolaaan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar mengajar adalah: 1. Pengadaaan Pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas - tugas sekolah. Sutjipto dan Basori (2000), mengemukakan pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan perlengkapan disekolah. Sejalan dengan pendapat Ibrahim Bafadal (2003:30), bahwa: Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealsasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya. Menurut Ary Gunawan (1996) pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka

27 15 mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Depdikbud (1997:30), mengemukakan bahwa pengadaan sarana dapat dilakukan dengan cara : a. Membeli yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak lainnya dengan cara menukar barang dengan uang. Kegiatan membeli dapat dilakukan melalui lelang, penunjukan langsung, dan pembelian. b. Hibah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak lain tanpa memberikan penggantian. c. Hadiah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak lain yang merupakan penghargaan atas tindakan yang dilakukan.

28 16 d. Menyewa yaitu pemanfaatan barang milik orang/ instansi lain selama jangka waktu tertentu dengan imbalan tertentu. e. Menukar yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satru pihak kepada pihak lain dengan memberikan penggantian yang seimbang f. Pinjam Pakai yaitu pengalihan pengguanaan barang dari satu pihak kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu tanpa memberikan imbalan tertentu. Hendayat Soetopo (1982) lebih lanjut mengemukakan tentang prinsip dalam pengadaan perlengkapan sekolah adalah: a. Semua orang yang ikut melaksanakan secara teratur mengenai peralatan tersebut haruslah ikut dilibatkan dalam proses pemilihan. b. Peralatan sekolah hendaknya sesuai dengan keadaan interest kebutuhan dan kematangan anak. c. Ukuran peralatan hendaknya sesuai dengan keadaan murid, maka pengadaan peralatan berbeda tiap kelas. d. Lebih baik peralatan bervariasi artinya peralatan itu bentuk dan ukurannya berbeda sehingga lebih menarik dan mudah disesuaikan dengan kepentingan kelas. e. Semua kelas hendaknya tidak diberi peralatan yang sama persis, maka semakin berbeda tingkatannya maka berbeda pula peralatannya. f. Secara umum pengadaan seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah dan menyewa.

29 17 Menurut Ary Gunawan (1996) secara umum dalam membuat perencanaan pengadaan sarana dan prasaran pendidikan tersebut harus melalui proses sebagai berikut : a. Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdarkan analisis kebutuhan dari masing-masing satuan organisasi. b. Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alatalat yang diperlukan berdasarkan satandar yang telah ditentukan. c. Menetapkan skala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia serta urgensi kebutuhan. 2. Penyimpanan Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan atau gudang penyimpanan barang. Menurut Ary Gunawan (1996:139), menyatakan bahwa menyimpan adalah kegiatan menampung atau mewadahi hasil penyimpanan barang-barang baik yang belum maupun yang akan di distribusikan. Menurut Ary Gunawan (1996) penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat - surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif. Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang

30 18 diperlukan untuk menampung barang milik negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa disebut gudang, yang dapat dibedakan menjadi:. a. Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang hasil pengadaan yang terletak pada unit. Biasanya gudang pusat juga digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan stok/persediaan. b. Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan. c. Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan. d. Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk meyimpan barang-barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Aspek administratif adalah hal-hal yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dalam penyimpanan seperti: bendaharawan kepala gudang, urusan tata usaha, urusan penerimaan, urusan penyimpanan, dan pemeliharaan, urusan pengeluaran. Struktur organisasi penyimpanan. Menurut Ary Gunawan (1996) adapun prosedur dan tata cara penyimpanan barang itu antara lain :

31 19 a. Penerimaan, hal-hal yang dilakukan dalam penerimaan barang antara lain: 1) Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak yang menerima barang. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penerimaan dan pemeriksaan barang. 2) Memeriksa barang yang diterima baik fisik maupun kelengkapan administrasi seperti surat kepemilikan. 3) Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang. b. Penyimpanan barang dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah: 1) Meneliti barang-barang yang akan disimpan 2) Menyiapkan barang-barang tersebut berdasarkan pengelompokkanpengelompokkan tertentu/harga 3) Mencatat barang tersebut ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan kartu stok. 4) Membuat denah lokasi barang-barang yang disimpan agar dapat dikeluarkan secara tepat. 5) Pengeluaran barang dilakukan berdasarkan Surat Perintah Mengeluarkan Barang (SPMB). c. Penyimpanan sarana dapat dikatakan suatu kegiatan simpan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, suratsurat maupun barang elektronik dalam keadaan baru maupun rusak

32 20 dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk pada suatu sekolah. d. Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi dan aman. 2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas semua barang yang ada dalam ruang atau gudang. 3) Secara berkala atau insidental diadakan pengontrolan dan perhitungan barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan. 4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Kegiatan penyimpanan meliputi menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang di gudang. Gudang dibedakan menurut bentuknya menjadi: 1) Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak beratap, tetapi berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat barang-barang yang akan disimpan. 2) Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang konstruksinya disesuaikan dengan fungsi gudang itu. Menurut Ary Gunawan (1996) cara menyimpan barang yang baik dan benar antara lain:

33 21 1) Barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi, dan aman. 2) Dibuatkan daftar nama tempat barang penyimpanan agar mudah ditemukan. 3) Barang yang mudah rusak dimasukan ke dalam pelindung (lemari). 4) Barang-barang yang kecil seperti barang ATK disimpan dalam sebuah wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan. 5) Barang-barang yang besar ditempatkan dengan aman dan nyaman. 6) Barang elektronik sebaiknya disimpan di ruangan yang lebih aman seperti besi teralis. 7) Barang yang terbuat dari kertas diusahakan jauh dari tempat basah, lembab, dan air. 8) Barang yang disimpan dalam lemari sebaiknya sering dibuka untuk menghindari penjamuran bila lembab. 9) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat yang bebas dari faktor perusak seperti panas, lembab, dan lapuk. 10) Mudah ditemukan bila sewaktu-waktu diperlukan. 11) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus lebih dulu digunakan. 12) Harus diadakan inventarisasi secara berkala. 13) Sebaiknya dilakukan kontrol atau service terhadap barang-barang tertentu agar tidak mudah rusak.

34 22 14) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang jika sudah terealisasi sebaiknya langsung disimpan ke bagian penyimpanan barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan dicatat ketika barang tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan rapi. Untuk sekolah-sekolah besar biasanya ada seorang yang ditunjuk sebagai petugas penyimpanan barang di gudang, baik barang yang baru direncanakan dalam pengadaan barang mapunun yang sudah tidak dipakai atau rusak. Namun di sekolah yang sedang biasanya dilakukan oleh beberapa warga sekolah diantaranya penjaga sekolah dan guru. 3. Pemeliharaan Ary Gunawan (1996:147), menyatakan pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar sarana dan prasarana tetap berada dalam keadaan baik. Pemeliharan yang baik akan dapat membuat sarana dan prasarana tersebut berada dalam kondisi siap pakai, indah dipandang, dan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama serta terhindar dari kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan. Adapun fungsi pemeliharaan adalah: a. Menjaga agar barang dalam keadaan baik dan enak dipandang. b. Dapat menambah dan memperpanjang usia barang yaitu fisik barang dan usia administratif barang.

35 23 Sutjipto dan Basori (1991: 100) menyatakan kegiatan pemeliharaan barang inventaris meliputi: a. Perawatan Perawatan dapat dilakukan dengsn membersihkan barangbarang yang kotor dan menempatkannya sesuai dengan sifat barang. b. Pencegahan kerusakan Pencegahan kerusakan dilakukan untuk mengalihkan dari adanya keausan barang. Hal ini dapat dilakukan misalnya pada kendaraan bermotor dengan mengganti oli sepeda motor sesuai dengan jarak tempuh yang sudah di tentukan. c. Penggantian ringan Hal ini dapat dilakukan dengan menukar bagian-bagian barang (suku cadang) yang mengalamai keausan karena pemakaian. Hendayat Soetopo (1982:212), merinci tentang kegiatan pemeliharaan alat-alat pelajaran yaitu: a. Menempatkan alat-alat yang baru dipakai hendaknya dapat tersusun dengan rapi pada tempat semula. b. Membersihkan dan menjaga alat peraga dari kotoran yang dapat merusak. c. Mengatur papan tulis, penggaris dan lain sebagainya. d. Menyimpan alat pelajaran di tempat yang mudah dilakukan. e. Membuat daftar alat dan tempat untuk mempermudah dalam pengembalian.

36 24 Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan barang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga barang agar tetap terpelihara dengan baik menurut kegiatannya masingmasing. 4. Penghapusan Penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan barang - barang milik sekolah dan daftar inventaris berdasarkan peraturan - peraturan dan ketentuan yang berlaku sarana prasarana yang tidak dapat difungsikan dikelola dengan cara penghapusan sesuai dengan prosedur yang ada. Menurut bahan ajar manajemen sarana dan prasarana penghapusan adalah proses kegiatan menghapuskan barang milik negara dari daftar inventaris berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Syahril (2000), menyatakan tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan penghapusan adalah sebagai berikut: a. Mencegah/ mengurangi kerugian organisasi dan biaya yang dikeluarkan untuk pengamanan, pemeliharaan dan prosedur barang. b. Meringankan kerja pelaksana inventari dalam pengurusan barang c. Membebaskan ruang dari tumpukan barang yang tidak dipergunakan, d. Membebaskan unit kerja terhadap pengurusan dan pertanggungjawaban. Ary Gunawan (1996:151), menyatakan bahwa ada dua cara melakukan penghapusan barang inventaris Negara, yaitu:

37 25 a. Mengapus dan menjual barang-barang melalui kantor lelang negara, dengan prosedur sebagi berikut: 1) Pembentukan panitia penjualan oleh pimpinan unit utama (Rektor, Kopertis, Kakanwil, dan sebagainya) yang bersangkutan. 2) Melaksanakan sesuai dengan perosedur lelang. 3) Mengikuti cara pelelangan yang berlaku 4) Pembuatan naskah lelang oleh kantor lelang yang menyebutkan barang, harga barang, keadaan barang yang di lelang serta alamat dan nama pelelang dan harga jualnya. 5) Pembayaran uang lelang yang disetorkan pada kas negara selambat - lambatnya tiga hari kerja setelah hari lelang. 6) Biaya lelang dan biaya lainnyayang dibebankan pada pembeli/ pemenang lelang Jadi penghapusan menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan sarana dan prasarana yang tidak berfungsi lagi,menurut ketentuannya. b. Pemusnahan Ary Gunawan (1996: 152), menyatakan bahwa barang - barang yang diusulkan dihapus dengan surat keputusan untuk/ harus di hapus dan dimusnahkan dilakukan engan disaksikan oleh pejabat pemerintah daerah setempat serta mengikuti segala tata cara pemusnahan yang berlaku. Pemusnahan yang dilakukan dapat dilakukan dengan di bakar, dikubur, dan sebagainya.

38 26 5. Pengawasan Ary Gunawan (2000:153), menyatakan pengawasan merupakan suatu hal mutlak dalam pengelolaan sarana dan prasarana, tanpa pengawasan pengelolaan sarana dan prasarana tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan Sutjipto dan Basori (2000), menyatakan pengawasan sarana dan prasarana adalah kegiatan pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaanadministrasi sarana dan prasarana pendidikan sekolah agar berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku dan terhindar dari penyimpangan dan penggelapan. Tujuan pengawasan menurut Sutjipto dan Basori (2000:101) untuk menghindari penyimpangan, penggelapan, serta mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan serta agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal mungkin dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. C. Kerangka Konseptual Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana meliputi pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan. Dengan terkelolanya sarana dan prasarana pembelajaran yang baik maka akan meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar.

39 27 Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Kegiatan dalam pengelolaan sarana dan prasarana disekolah : 1. Pengadaan sarana dan prasarana 2. Penyimpanan sarana dan prasarana 3. Pemeliharaan sarana dan prasarana 4. Penghapusan sarana dan prasarana 5. Pengawasan sarana dan prasarana Tercapainya tujuan pembelajaran Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMA N 2 Batang Kapas

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang diajukan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang sebagaimanan adanya. Penelitian ini akan mendeskripsikan dan mengungkapkan data yang berhubungan dengan Pengelolaan Sarana dan Prasarana pembelajaran di SMAN 2 Batang Kapas. B. Defenisi Operasional Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan proses pengaturan dan pemanfaatan semua peralatan, perlengkapan dan fasilitas sekolah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Penelitian ini terdiri dari satu variabel dengan sub variabel sebagai berikut: 1. Pengadaan dengan sub variabel yaitu proses pengadaan dan cara pengadaan. 2. Penyimpanan dengan sub variabel yaitu pengurusan, penyelenggaran dan pengaturan 3. Pemeliharaan dengan sub variabel yaitu penempatan, perawatan, dan perbaikan. 4. Pengahapusan dengan sub variabel yaitu cara penghapusan dan syarat penghapusan. 5. Pengawasan dengan sub variabel yaitu pemeriksaan dan pemantauan. 28

41 29 C. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMA Negeri 2 Batang Kapas yaitu sebanyak 60 orang, maka semuanya di jadikan responden di penelitian ini atau disebut juga dengan penelitian populasi. D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber (responden), berkenaan dengan Pengelolaan sarana dan sarana pembelajaran di sekolah. 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMAN 2 Batang Kapas yang di jadikan responden dalam penelitian E. Instrumen Penelitian dan Penyusunannya Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner dengan model skala Likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian sebagai berikut: 1. Menganalisis variabel mmenjadi sub variabel dan indikator. 2. Membuat kisi-kisi angket. 3. Menyusun butir angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

42 30 4. Melakukan uji coba angket Dalam menyusun pernyataan angket penelitian agar mengetahui data valid dan reliable di lakukan dengan cara : a. Melakukan uji coba angket. Uji coba angket di lakukan kepada 10 orang guru di SMA Negeri 1 Batang Kapas. Hasil uji coba angket ini untuk mengetahui validitas dan realibilitas instrumennya. b. Menganalisa hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi tata jenjang Suharsimi Arikunto (2006:278) yaitu: 6 D Rhoxy = 1-2 N( N 1) Keterangan: 2 Rho xy D N = validitas yang dicari = jumlah beda/ difference = Jumlah Sampel = 1-6 D² N (N² - 1) = 1-6. (20) 10 (10² - 1) = = 1-0,12 = 0,88 Dari hasil perhitungan diperoleh Rho = 0,88 sedangkan taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794 karena r hitung > r tabel, yaitu 0,88 > 0,794 maka instrumen pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah valid.

43 31 Sedangkan untuk mencari reliabilitas menggunakan rumus Alpha yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:196) yaitu: k r11 k 1 2 b t Keterangan: r 11 k = Reabilitas instrumen = Banyak butir pertanyaan 2 b = Jumlah Varians Butir 2 t = Jumlah Varian Total r K K 2 b t = ,37 174,49 = ( 1,03 ) ( 1-0,15) = ( 1,03 ) (0,85) = 0,87 Jadi dari hasil perhitungan diperoleh r hitung = 0,87 sedangkan r tabel pada taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794. Maka r hitung lebih 0,87 > 0,794 = Reliabel. F. Teknik Analisa Data Adapun prosedur analisis data dapat di lihat sebagai berikut: 1. Verifikasi data yaitu angket yang telah di kembalikan di cek kebenaran dan kelengkapanya. 2. Melakukan Tabulasi data 3. Pemberian Skor

44 32 Pada setiap angket yang telah disebarkan, disediakan empat alternatif jawaban, dimana jawaban tersebut adalah: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Selanjutnya masing-masing jawaban diskor sebagai berikut: Angka 5 untuk jawaban selalu, angka 4 untuk jawaban sering, angka 3 untuk jawaban kadang-kadang, angka 2 untuk jawaban jarang, angka 1 untuk jawaban tidak pernah, dan sebaliknya bila pernyataan item tersebut negatif maka jawaban SL di beri skor 1,SR = 2, KD= 3, JR= 4 dan TP=5. 4. Menghitung skor rata-rata jawaban dengan rumus: M = fx N Keterangan: M = skor rata-rata fx = jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor N = sampel atau responden penelitian 5. Untuk melihat data secara kualitatif digunakan kategori Depdiknas (2002:34) : a. 4,6-5 = Sangat Baik b. 3,6-4,5 = Baik c. 2,6-3,5 = Cukup d. 1,6-2,5 = Kurang e. 1-1,5 = Sangat Kurang

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran dapat dilihat dari berbagai kegiatan, yaitu: pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan. 1. Pengadaan Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pengadaan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,92. Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari pengadaan barang yang dilakukan berada pada kategori baik. 33

46 34 34 Tabel 1: Pengadaan Sarana Pembelajaran Skor SL SR KK JR TP Jumlah No Pengadaan Rata-rata F % F % F % F % F % F % fx N 1 Media yang di gunakan dibuat sendiri oleh guru yang ,43 bersangkutan. 2 Alat labor / pratikum yang digunakan buat sendiri oleh ,64 4,40 guru yang bersangkutan 3 Buku buku panduan / modul di buat sendiri oleh guru ,37 yang ber sangkutan 4 Alat bantu / media di beli oleh pihak sekolah ,00 5 Siswa menyediakan sarana pembelajaran dengan cara ,65 mem beli sendiri 6 Alat-alat labor / pratikum pembelajaran pengadaannya ,95 dengan cara membeli 7 Ruang labor yang dipakai menggunakan ruang labor ,67 sekolah lain yang sifatnya menyewa 8 Buku-buku / modul yang digunakan sudah di adakan ,18 dari sekolah 9 Alat alat labor atau media disewa pada sekolah lain ,10 10 Buku buku sekolah kebanyakan men dapat sumbangan ,10 dari siswa yang sudah tamat dari sekolah 11 Alat praktek sekolah sekali setahun mendapat hibah dari Dinas ,13 Rata-Rata 3,92

47 35 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengadaan barang adalah (4,43) yaitu pengadaan sarana berupa media yang digunakan dalam proses pembelajaran dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan dan pengadaan alat labor atau pratikum yang digunakan dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan pada saat proses pembelajaran (4,40). Sedangkan skor ratarata terendah adalah 2,65 yakni pengadaan sarana yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan membeli sendiri dan pengadaan barang pada ruang labor yang dipakai dalam proses pembelajaran pratikum masih menggunakan ruang labor sekolah lain yang sifatnya menyewa 2, Penyimpanan Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa penyimpanan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan cukup baik dengan skor rata-rata 3,54. Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari penyimpanan barang yang dilakukan berada pada kategori cukup.

48 36 36 N o Tabel 2: Penyimpanan Sarana Pembelajaran Penyimpanan SL SR KK JR TP Jumlah Skor Ratarata F % F % F % F % F % F % fx N 1 Sarana pembelajaran yang sudah digunakan penyimpanannya diurus oleh guru yang bersangkutan ,12 2 Media pembelajaran yang telah dipakai diurus oleh 3, guru 3 Alat labor/pratikum disimpan oleh pengurus sarana dan prasarana sekolah ,78 4 Penyimpanan sarana di selenggarakan oleh wakil 3, bidang sarana dan prasarana 5 Penyimpanan alat-alat labor dan media pembelajaran diselenggarakan oleh petugas khusus ,73 6 Sarana yang digunakan sekolah, penyimpanannya menurut aturan sekolah ,17 7 Media/alat labor yang akan digunakan penyimpanannya diatur oleh guru dan siswa ,02 8 Semua perlengkapan sarana pembelajaran yang dipakai, disimpan menurut aturanya ,13 Rata-Rata 3,54

49 37 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi 4,17 dari pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penyimpanan adalah dimana penyimpanan sarana yang digunakan oleh sekolah, harus sesuai dengan aturannya dan semua perlengkapan sarana pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran juga harus disimpan menurut aturan yang telah ditentukan 4,13 Sedangkan skor rata-rata terendah adalah 2,78 yakni penyimpanan pada alat-alat labor dan media pembelajaran harus diselenggarakan oleh petugas khusus yang ditunjuk oleh pihak sekolah dan penyimpanan alat labor/pratikum yang digunakan dalam proses pembelajaran disimpan oleh pengurus sarana dan prasarana sekolah 2, Pemeliharaan Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemeliharaan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan cukup baik dengan skor rata-rata 3,25. Artinya, pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari yang dilakukan berada pada kategori cukup.

50 38 Tabel 3: Pemeliharaan Sarana Pembelajaran N o Pemeliharaan SL SR KK JR TP Jumlah Skor Ratarata F % F % F % F % F % F % fx N ,95 1 Buku-buku pelajaran, diletakkan kembali dengan rapi pada tempatnya. 2 Alat labor/pratikum yang sudah digunakan disimpan lagi ,83 pada tempatnya. 3 Alat bantu/media yang sudah digunakan disimpan ,77 kembali pada tempatnya. 4 Sarana yang telah digunakan sebelum di simpan perlu di ,87 bersihkan terlebih dahulu 5 Alat labor / pratikum perlu di lakukan pemeliharaan agar ,97 tidak terjadi kerusakan 6 Ruang labor dan alat- alat labor / pratikum harus ,80 dibersihkan terlebih dahulu oleh siswa 7 Buku-buku pelajaran yang rusak diperbaiki segera oleh ,45 pihak sekolah 8 Alat Bantu atau media pelajaran yang rusak diusahakan ,43 segera untuk memperbaikinya 9 Alat labor / pratikum yang rusak, diusahakan untuk ,17 memperbaikinya terlebih dahulu Rata-Rata 3,25 38

PERGUDANGAN. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

PERGUDANGAN. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd PERGUDANGAN Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd Gudang dibedakan menurut bentuknya menjadi: (1) gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak beratap, tetapi berlantai

Lebih terperinci

MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG Diana Kartika Dewi Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research are

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR KOTA LUBUKLINGGAU

PERSEPSI GURU TERHADAP PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR KOTA LUBUKLINGGAU PERSEPSI GURU TERHADAP PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR KOTA LUBUKLINGGAU Bobby Laventus Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstrak The purpose

Lebih terperinci

Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENGERTIAN MANAJEMEN SARPRAS Pengaturan sarpras pendidikan dengan melibatkan SDM, guna menunjang berlangsungnya

Lebih terperinci

Disusun Oleh : LIA YULIANA, M.Pd LIA YULIANA FIP UNY 1

Disusun Oleh : LIA YULIANA, M.Pd LIA YULIANA FIP UNY 1 Manajemen Sarana Pendidikan Disusun Oleh : LIA YULIANA, M.Pd LIA YULIANA FIP UNY 1 PENGERTIAN MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN Manajemen Sarana (manajemen materiil) : segenap proses penataan yang bersangkutan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 10 PADANG

PENINGKATAN PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 10 PADANG PENINGKATAN PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 10 PADANG Rosivia Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa barang daerah sebagai salah satu unsur penting

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA KEPOLISIAN TENTANG PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA DI POLRES SAWAHLUNTO

PERSEPSI ANGGOTA KEPOLISIAN TENTANG PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA DI POLRES SAWAHLUNTO PERSEPSI ANGGOTA KEPOLISIAN TENTANG PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA DI POLRES SAWAHLUNTO Nining Ristia Ningsih Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The porpose the research is how to management

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGGAH KEJURUAN NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGGAH KEJURUAN NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGGAH KEJURUAN NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh: METHA JENYUSYA PUTRI 53924/2010 ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 30 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini mengumpulkan data dengan beragam teknik, diantaranya yaitu teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan angket. Wawancara dilakukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8 No. 10, 2004 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang. 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan keadaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN (PERSEPSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGELOLA BARANG) ARTIKEL

PENGELOLAAN FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN (PERSEPSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGELOLA BARANG) ARTIKEL PENGELOLAAN FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN (PERSEPSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGELOLA BARANG) ARTIKEL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA 1 QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PADANG

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PADANG IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PADANG Dita Novelina Risno Jurusan Administrasi Ilmu Pendidikan FIP UNP Abstract This research

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGHAPUSAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGHAPUSAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGHAPUSAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA 1. Tujuan: Standard Operating Procedure (SOP) Penghapusan Barang Milik/Kekayaan Negara bertujuan untuk menyeragamkan tata cara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Dicabut dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN Afid Burhanuddin, M.Pd. Kompetensi dasar Memahami sarana prasarana pendidikan Indikator Menjabarkan pengertian dan ruang lingkup Memahami pengadaan sarpras Mengetahui

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCRRANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa barang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa seluruh barang milik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa barang daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga

BAB III METODE PENELITIAN. guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Sesuai dengan topik yang peneliti angkat yakni pengaruh keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tertib

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 81 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM BIDANG KURIKULUM DI SD NEGERI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM BIDANG KURIKULUM DI SD NEGERI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM BIDANG KURIKULUM DI SD NEGERI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO Sumartini Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan

misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian harus ditentukan metodenya terlebih dahulu, dengan metode penelitian ini akan memandu seorang peneliti mengenai urutan-urutan bagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

2016, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratura

2016, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratura No.53, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Aset Desa. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang:a. bahwa untuk melaksanaan

Lebih terperinci

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE

Lebih terperinci

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2013); L PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN A. Deskripsi Data Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen logistik yang

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen logistik yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen logistik yang meliputi fungsi perencanaan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI SWATANTRA WIBAWA MUKTI NO : 9 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH DAERAH. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumbersumber. pemasukan yang potensial bagi kas daerah.

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumbersumber. pemasukan yang potensial bagi kas daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi dan kekayaan sumber daya yang beragam. Tentunya, sumber daya yang beragam harus dikelola secara optimal agar dapat dirasakan oleh setiap

Lebih terperinci

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1),

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1), SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 14 TAHUN 201616 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR,

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN ADMINISTRASI PEGAWAI BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN (BAAK) DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN ADMINISTRASI PEGAWAI BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN (BAAK) DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN ADMINISTRASI PEGAWAI BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN (BAAK) DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Randi Lefino Saputra Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA KO T A P R A D J A JO J G A K TA R A LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 206 Tahun 2005 Seri: D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 176 TAHUN 2005 TENTANG PENJABARAN FUNGSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, a. bahwa Barang Milik Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2017 2 BUPATI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Kepuasan Pasien

Lampiran 1. Kuesioner Kepuasan Pasien Lampiran 1. Kuesioner Kepuasan Pasien KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI SISTEM BERBASIS BALANCED SCORECARD DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA RUMAH SAKIT PMI ACEH UTARA DI LHOKSEUMAWE Medan, Desember

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa barang Daerah sebagai unsur penting dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR,

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

- 1 - BUPATI BANYUWANGI - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Bogor Nomor 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

Lebih terperinci

SALINAN NO : 14 / LD/2009

SALINAN NO : 14 / LD/2009 SALINAN NO : 14 / LD/2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 SERI : D.8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG Risa Rosalina Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstrak The goal

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Penelitian tentang Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Lingkungan Pendidikan di Rumah terhadap Prestasi Belajar di Kelas V MIN Kalibalik, Kec. Banyuputih, Kab. Batang Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 58

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Ogan Ilir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian memerlukan suatu metode. Sehubungan dengan hal tersebut, Winarno Surakhmad (1991 : 131)

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA m9 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 34A TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN, PEMANFAATAN DAN PEMINDAHTANGANAN TANAH DAN/ ATAU BANGUNAN MILIK DAERAH YANG BERASAL DARI KEKAYAAN

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT UNTUK DPRD PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VII Pasal 42 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam setiap satuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 5 BUKITTINGGI

PENINGKATAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 5 BUKITTINGGI PENINGKATAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 5 BUKITTINGGI Rika Megasari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Pengelolaan sarana dan

Lebih terperinci

Untuk SMK Nama dan MAK Kelas Kelas XII No Absen : SEMESTER

Untuk SMK Nama dan MAK Kelas Kelas XII No Absen : SEMESTER MODUL Penerimaan dan Pendistribusian sarana dan prasarana Kantor oleh Olivia Fransiska Rivan Untuk SMK dan MAK Kelas XII Nama : Kelas : No Absen : KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah sebagai salah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Denah lokasi Saung Angklung Udjo, Bandung-Jawa Barat

Gambar 3.1 Denah lokasi Saung Angklung Udjo, Bandung-Jawa Barat 24 BAB III METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Saung Angklung Udjo ini berada di kawasan Bandung bagian timur yang terletak di jln. Padasuka 118, Bandung Jawa Barat Indonesia. Lokasinya tidak terlalu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari karangan ilmiah adalah terdapat suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN Salinan BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi di lapangan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan

BAB II KAJIAN TEORI. Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Fasilitas Belajar Siswa Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan beberapa batasan dari para ahli. Menurut Zakiah Daradjat di dalam Arianto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Majalengka, di Jalan Tonjong Pinangraja No.55 Majalengka. 3.2 Metode Penelitian Penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 8 Pebruari 2010 Nomor : 3 Tahun 2010 Tentang : PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG/JASA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan arus globalisasi telah membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia. Dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan barang-barang sesuai dengan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jadwal Rencana Penelitian

Lampiran 1 Jadwal Rencana Penelitian Lampiran 1 Jadwal Rencana Penelitian 126 127 Lampiran 2 Instrumen Penelitian 128 INSTRUMEN PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYRAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

PENGELOLAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYRAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG PENGELOLAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYRAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG APRIL YONA DWIEKA SARI Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The purpose of the research

Lebih terperinci