Alam dan Lingkungan dalam perspektif al-qur an dan tasawuf

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Alam dan Lingkungan dalam perspektif al-qur an dan tasawuf"

Transkripsi

1 Alam dan Lingkungan dalam perspektif al-qur an dan tasawuf Andi Eka Putra IAIN Raden Intan Lampung Abstrak Kontribusi utama tasawuf dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan hidup adalah bahwa masalah alam dan lingkungan hidup adalah masalah kosmos, dan masalah kosmos juga adalah permasalahan manusia. Alam dalam bahasa Arab adalah Alam, artinya alamat atau tanda akan Tuhan (the sign of God), sementara lingkungan adalah al-bi ah. Al-Qur an menegaskan bahwa segala sesuatu adalah tanda-tanda (ayat) Allah, dalam artian bahwa segala sesuatu mengabarkan hakikat dan Realitas Mutlak (Absolut Reality). Para sufi berusaha menguatkan pandangan al-qur an tentang alam dan lingkungan melalui kacamata batin. Kepekaan terhadap lingkungan (alam) dan berbagai bidang kehidupan, adalah bagian yang menjadi ukuran bahwa tasawuf tidak sekedar pemenuhan spiritual belaka, akan tetapi lebih dari itu yaitu mampu membuahkan hasil (pragmatis) bagi penyelamatan dan perlindungan terhadap alam dan lingkungan hidup. Pandangan tentang alam dan lingkungan model ini memiliki akibat penghayatan yang begitu intim terhadap masalah ekologi yang kini menjadi masalah besar di berbagai belahan dunia. Pendekatan tasawuf atas ekologi adalah solusi yang ditawarkan Islam atas problema kerusakan alam dan krisis lingkungan di zaman modern. Kata kunci: Alam, Lingkungan Hidup, Tasawuf

2 Andi Eka Putra A. Pendahuluan Ketika membicarakan alam dan lingkungan, tentu saja tidak cukup jika tidak juga menyinggung manusia sebagai makhluk dan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Ketiga tema itu (alam, manusia dan Tuhan) sudah sering didiskusikan dan menjadi perdebatan sangat dinamis dalam kajian keilmuan Islam klasik hingga kontemporer. Ketiga persoalan ini menjadi tema sentral yang lazim disebut sebagai trilogi metafisika. Hubungan Allah dan manusia sebagai khalifah, serta alam, adalah merupakan hubungan segi tiga dimana Allah merupakan puncaknya. Dalam kedudukan yang seperti itu maka pengelolaan alam oleh manusia tidak akan bersifat antroposentris; artinya bila ia mempertahankan, memelihara, mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya tidak akan mengarah pada diri sendiri, tetapi bersama dengan alam dan Tuhan. Dari ketiga tema itu, masalah ketuhanan menempati poros pertama. Adapun tema yang menyangkut manusia dan alam menempati porsi yang sedikit, dan yang sedikit inipun lebih banyak dibicarakan dalam konteks ketuhanan dan cenderung bersifat metafisik (abstrak). Sebagai respons dari kenyataan ini, belakangan gencar dikumandangkan oleh pemikir Muslim kontemporer gagasan untuk menggeser wacana teologis yang metafisis dan abstrak ke persoalan yang lebih konkret. Salah satu tokoh kontemporer yang bersemangat dan telah menulis buku yang cukup memadai dalam tema teologi, adalah Hassan Hanafi. Dalam serial bukunya yang berjudul At Turats wa Al Tajdid: minal aqidah ila tsaurah, Hanafi menyatakan bahwa konsen utama teologi atau keilmuan akidah klasik lebih kepada urusan bagaimana membela Tuhan. Ini, kata dia relevan dengan semangat zaman dahulu, tetapi tidak untuk sekarang. Sebagai tawaran, Hanafi mengusulkan bagaimana teologi atau akidah itu dibangun atas semangat membela manusia. Apabila kita mencermati pola pemikiran teologis, tampaknya dari ketiga hal tersebut, yang paling didiskrimanisikan adalah wacana kealaman atau lingkungan. 1 1 Hasan Hanafi, Dari Akidah ke Revolusi: Sikap Kita terhadap Tradisi Lama, terj. Asep Usman Ismail, Sudi Putro, Abdul Rouf, Paramadina, Jakarta, 2003, h.xix. Dalam artikel lain Hassan Hanafi juga menulis tentang teologi tanah. Menurut Hanafi, pandangan agama tentang tanah dalam arti modern merupakan pokok 2 Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-qur an dan al-hadits

3 Alam dan Lingkungan Dalam Perspektif Al-Qur an dan Tasawuf B. Alam dan Lingkungan dalam Al-Qur an Kitab Suci al-qur an jauh-jauh hari telah memperingati tentang kecenderungan umat manusia akan membuat kerusakan di muka bumi, termasuk merusak alam dan lingkungan. Dalam surat yang terkenal dan sering dikutip tentang manusia sebagai khalifah, disebutkan dalam al-bagarah ayat 30, dimana Allah berfirman: چ ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ چ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Pokok pikiran ayat itu terdapat pada kalimat yang artinya: Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di bumi. Selanjutnya kata kunci kalimat ini terdapat pada kata khalifah. Menurut M. Quraish Shihab, term khalifah yang terdapat dalam surat al-baqarah ayat 30 ini adalah berkonotasi politis. Sebab diungkapkan dalam bentuk tunggal, khalifah, dan subyeknya berupa orang pertama tunggal, ya mutakalim: Inni (Sungguh Aku). Pengangkatan Adam sebagai khalifah dalam bentuk tunggal ini wajar sebab ketika peristiwa tersebut terjadi memang tidak ada pihak lain yang terlibat dalam pengangkatan tersebut. 2 Tema alam dan lingkungan hidup cukup banyak terdapat dalam al-qur an. Ini menandakan bahwa dalam Kitab Suci agama Islam, masalah alam dan lingkungan merupakan masalah yang menjadi baru dalam Islam. Tidak ada presedennya dalam teologi, filsafat, mistik ataupun syariah klasik. Karena pada masa klasik tanah belum menjadi masalah sebagaimana saat ini. Lihat Hassan Hanafi, Pandangan Agama tentang Tanah: Suatu Pendekatan Islam, terj. Tim redaksi majalah Prisma, Prisma No.4 tahun 1984, h M. Quraish Shihab, Membumikan al-qur an, (bandung: Mizan, 1993), h Vol. 8 No. 1 Januari - Juni Tahun

4 Andi Eka Putra perhatian yang serius Dalam surat Ali Imran ayat Allah berfirman: چ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ە ە ہ ہ ہ ہ ھ چ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orangorang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Di sini Islam memandang bahwa alam adalah ayat atau tandatanda bagi mereka yang menggunakan akal-pikirannya. Ini berarti alam dalam Islam dapat dimanfaatkan sebagai rumah tangga manusia, dapat dimanfaatkan dan dikelola bagi kemaslahatan umat manusia. Di penghujung ayat itu dikatakan, Rabbana ma khalaqta hadza bathilan. Di sini ada semacam kesimpulan yang diharapkan dari deretan firman itu. Kesimpulan itu tidak menuunjukkan bahwa gejala alam tertentu bisa dieksploitir secara teknologis untuk pemanfaatan kehidupan manusia. Dapat dibayangkan ketika al-qur an diwahyukan kepada Nabi Muhammad 14 abad yang lalu, dia sudah berbicara tentang daur ulang lingkungan hidup yang sehat lewat angin, gumpalan awan, air, hewan, tumbuh-tumbuhan, proses penyerbukan bunga, buah-buahan yang saling terkait dalam satu kesatuan ekosistem. Di antara ayat-ayat tersebut terdapat dalam surat al-baqarah ayat 22: چ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ے ے ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋ ۅ ۅ چ Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah engkau mengadakan sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui. 4 Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-qur an dan al-hadits

5 Alam dan Lingkungan Dalam Perspektif Al-Qur an dan Tasawuf Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat al-baqarah ayat 164 yang artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih berganti malam dan siang, kapal yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia menghidupkan bumi sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapatlah) tanda (kekuasaan dan kebenaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Juga dalam surat al-mu minum ayat 18: Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami berkuasa pula menghilangkannya. Lalu dengan air itu kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur. Di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan dari kebun-kebun itu kamu mendapatkan makanan. Demikian pandangan al-qur an mengenai alam dan lingkungan dalam maknanya yang seluas-luasnya. Masih banyak ayat lain yang berhubungan dengan konteks alam dan lingkungan, baik dalam konteks kerusakan alam maupun upaya memperbaikinya. Namun ayat-ayat di atas sudah cukup sebagai contoh bahwa al-qur an mengandung visi kearifan ekologis. C. Perspektif Tasawuf tentang Alam dan Lingkungan Tasawuf adalah satu kaedah untuk membangun hubungan ideal antar manusia dengan Tuhan, juga dengan lingkungan sekelilingnya. Para sufi berusaha menguatkan pandangan al-qur an tentang alam dan lingkungan melalui kacamata batin. Kepekaan terhadap lingkungan (alam) dan berbagai bidang kehidupan, adalah bagian yang menjadi ukuran bahwa tasawuf tidak sekedar pemenuhan spiritual belaka, akan tetapi lebih dari itu yaitu mampu membuahkan hasil (pragmatis) bagi penyelamatan dan perlindungan terhadap alam dan lingkungan hidup. Dalam kajian mutakhir, ada dua istilah yang berhubungan dengan masalah ini, yaitu homo Islamicus dan makhluk lingkungan (homo ecologius). 3 3 Majalah Islamika mengenalkan tema alam dan lingkungan hidup serta hubungannya dengan masalah spiritualitas dalam suatu acara dialog yang dihadiri oleh para cendekiawan Muslim Indonesia yang kemudian hasil dialog terse- Vol. 8 No. 1 Januari - Juni Tahun

6 Andi Eka Putra Adanya krisis ekologi saat ini tidak terlepas dari krisis spiritual. Masalah lingkungan hidup kini tak dapat diatasi hanya melalui reposisi hubungan manusia dengan lingkungan alamnya, tetapi juga harus melalui reorientasi nilai, etika dan norma-norma kehidupan yang kemudian tersimpul dalam tindakan kolektif, serta restrukturisasi hubungan sosial antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, dan antara kelompok dengan organisasi yang lebih besar (misal negara, lembaga internasional). Dalam konsep teosofi Islam, secara hirarki lahiriyah kosmis, alam memang telah dipersiapkankan untuk manusia, yaitu untuk kemaslahatan hidupnya di dunia. Dan secara hirarki batiniyah kosmis, alam dan manusia sama sama ciptaan Allah, makhluk Allah, hamba Allah, dan sama- sama menghamba dan berdimensi spiritual. Oleh karena itu, manusia dalam memanfaatkan alam tidak boleh mengabaikan spiritualitasnya apalagi berusaha untuk mereduksinya secara ektrim seperti yang dilakukan oleh Barat yang materialistis. Munculnya pertanyaan misalnya tentang mengapa tasawuf sebagai ajaran yang mengedepankan persoalan bathin harus diintegrasikan dengan persoalan lingkungan, adalah lantaran pola pikir (mindset) kebanyakan kita yang dualistis; memisahkan kehidupan rohani dengan kehidupan materi, surgawi dengan duniawi, iman dengan kerja dan seterusnya. 4 Cara berpikir polaritatif ini cenderung menghapuskan relasi yang ada. Kesatuan antara esoteris dan eksoteris disekat menjadi dua ruang yang saling berseberangan. Menyandingkan tasawuf dengan lingkungan sesungguhnya menyadarkan kita akan pentingnya kesinambungan alam ini dengan keanekaragaman hayatinya, didasarkan pada paham kesucian alam. Dan manusia harus meninjau kembali pandangan sekularnya terhadap alam sembari menengok kembali ke ruang ruang spiritual di dalam hati. Hati yang dipenuhi getar getar spiritual akan mengokohkan sifat sifat ke Tuhanbut disunting oleh Saiful Muzani dan dimuat dalam Majalah Islamika Edisi No. 3 Januari-Maret 1994 h dengan judul Homo Islamicus: Menuju Spiritualitas Lingkungan. Dalam konteks spiritualitas Islam, ada istilah yang sering dilansir, yaitu homo ecologius (makhluk lingkungan. Untuk yang terakhir ini, lihat Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan: Perspektif Al-Qur an, (Jakarta: Paramadina, 2001), h. 1 4 Zaim Saidi, Islam Tradisional dan Krisis Lingkungan: Pandangan S - orang Aktivis, Majalah Islamika Edisi No. 3 Januari-Maret 1994, h Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-qur an dan al-hadits

7 Alam dan Lingkungan Dalam Perspektif Al-Qur an dan Tasawuf an yang ada dalam jiwa untuk senantiasa arif pada Tuhan, manusia, dan alam. Hubungan personal antara manusia dan Tuhan yang sangat intim diharapkan bisa berimplikasi positif secara lebih luas dalam tatanan kolektif masyarakat umat manusia. 5 Logikanya, hubungan personal dengan Tuhan itu tidak hanya berhenti pada titik personal saja, juga tidak hanya dipenuhi oleh kebernikmatan hidup secara spiritual individual. Melainkan, berujung dan ditujukan untuk meraih implikasi sosial dan lingkungan yang luas. Bencana- bencana yang terus menimpa belakangan ini dan kian memburuk menandai adanya krisis kearifan menuju ke arah Tuhan, manusia, dan alam semesta yang ketiga- tiganya menjadi pusat episentrum ekosistem dalam Islam. Bila ditelusuri lebih jauh ke belakang, kerangka spiritualitas ekologi sebetulnya bukanlah sesuatu yang sama sekali baru, tetapi telah terumuskan secara berulang- ulang sepanjang sejarah perjalanan hidup umat manusia. Tradisi klasik Islam misalnya, menawarkan ungkapan -ungkapan yang bermakna karifan ekologis yang begitu indah. Salah satunya dalam matsnawi nya Jalaluddin Rumi, dalam salah satu pusinya ia mengungkapkan: engkau wahai alam adalah mikrokosmos, namun pada hakikatnya engkau adalah makrokosmos. Tampaknya ranting itu tempat tumbuhnya buah, padahal ranting itu justru tumbuh demi buah. 6 Seyyed Hosein Nasr, misalnya, ketika menafsirkan Surat Ali Imran yang sudah dikutip atas sebagai ayat yang memperkarakan kesatuan (transendensi) antara alam dan manusia. Alam dengan segala fenomenanya, menurut Nasr, adalah tanda atau simbol. Alam adalah ayat-ayat kebesaran Tuhan yang lain, yang tak tertulis dan unik (ayat kauniyah) dan melengkapi ayat-ayat lain yang tertulis dalam al- Qur an. 7 Menurut Nasr, krisis lingkungan maupun ketidakseimbangan 5 Seyyed Hosein Nasr, Tasawuf Dulu dan Sekarang, terj. Abdul Hadi WM., (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985), h Penafsiran Nasr tentang masalah alam dan lingkungan melalui tafsiran sufistik dibahas dalam artikel berjudul Problem Lingkungan dalam Cahaya Tasawuf: Penaklukan Alam dan Ajaran Islam Pengetahuan Timur, 6 Reshad Field, Tabir Terakhir: Petualangan Ruhani Jalaluddin Rumi, terj. Syarifah Levi, (Jakarta: Serambi, 2004), h Seyyed Hosein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern, terj. Anas Mahyuddin, (Bandung: Pustaka, 1983), h. 19 Vol. 8 No. 1 Januari - Juni Tahun

8 Andi Eka Putra psikologis yang dialami oleh sedemikian banyaknya manusia, keburukan lingkungan kota, dan lain -lain yang semacamnya, adalah akibat dari usaha manusia untuk hidup dengan roti semata-mata, untuk membunuh semua tuhan, dan untuk menyatakan kemerdekaannya dari kekuatan surgawi. 8 Secara substansial, ajaran tasawuf mempunyai nilai positif jika diterapkan pada masyarakat modern karena ajaran tasawuf ini tidak mengharuskan seseorang untuk meninggalkan kepentingankepentinagn duniawi. Cara -cara yang kontemplatif dan yang aktif tidak pernah terpisah mutlak baik secara lahiriah maupun secara batiniah di dalam tasawuf. Seorang sufi yang batinnya sama sekali telah meninggalkan keduniawian, tetapi secara lahiriah ia masih berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat dan memikul berbagai tanggung jawab yang dibeba nkan kepadanya. Kehidupan-kehidupan kontemplatif dan aktif di dalam semua spiritualitas Islam tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi. 9 Menurut Nasr, kesadaran psikis memang diakui dapat memberikan penyadaran humanis. Tetapi sesungguhnya ia tidak mampu melahirkan nilai etika dan estetika yang luhur, sebagaimana yang dicetuskan oleh penghayatan keilahian. Keindahan dan kemudian budi yang muncul dari kesadaran psikis, bukan spiritual, hanyalah bersifat terbagi-bagi dan sementara. Dan ini sering menipu dirinya dan orang lain. Keindahan dan kebaikan tidak dapat diraih tanpa seseorang membuka lebar-lebar mata hatinya, lalu senantiasa mengadakan pendakian rohani, meski dalam dimensi lahirnya seseorang hidup dalam kepingan ruang dan waktu serta berkarya dengan disiplin ilmunya. Dengan disiplin ilmu dan teknologi yang dikuasainya, seseorang dapat memahami rahasia watak alam sehingga dapat mengelolanya, sementara mata hatinya menyadarkan bahwa alam yang dikelolanya adalah sesama makhluk Tuhan yang mengisyaratkan Sang Penciptanya, Yang Rahman dan Rahim. Dalam perspektif sufi, alam tidak akan pernah menjadi semata objek yang mati untuk mengabdi manusia. Alam adalah sebuah wujud hidup yang mampu mencinta dan dicinta, dan antara keduanya (manusia dan alam) dapat muncul cinta dan pemahaman timbal 8 Ibid., h Ibid., h Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-qur an dan al-hadits

9 Alam dan Lingkungan Dalam Perspektif Al-Qur an dan Tasawuf balik. Dari sini kita dapat mempelajari hubungan yang terjalin antara manusia dan alam ; apapun yang manusia lakukan akan merefleksi pada alam. Kini, tergantung pada manusia apakah manusia akan terus melakukan kerusakan terhadap alam atau menciptakan persahabatan dengannya, kedamaian serta keserasian antara keduanya. Tuhan telah menunjuk manusia sebagai khalifah, untuk mengelola alam, dengan cara yang bertanggungjawab karena manusia, pada waktu yang sama, adalah tuan dan sekaligus pelindung alam. Bila ditelusuri lebih jauh ke belakang, kerangka spiritual ekologi sebetulnya bukanlah sesuatu yang sama sekali baru, tetapi telah terumuskan secara berulang ulang sepanjang sejarah perjalanan hidup umat manusia. Empat puluh tahun yang lampau, sebelum istilah ekologi sepopuler sekarang ini, Seyyed Hossein Nasr menegaskan tentang perlunya merengkuh kembali tasawuf bagi manusia modern untuk mengatasi krisis lingkungan. Nasr mengatakan bahwa krisis ekologis dan pelbagai jenis kerusakan bumi yang telah berlangsung sejak dua abad yang lalu berakar pada krisis spiritual dan eksistensial manusia modern. 10 Nasr senantiasa menjelaskan sebab- sebab utama munculnya krisis lingkungan pada peradaban modern seraya menekankan pentingnya perumusan kembali hubungan manusia, alam dan Tuhan yang harmonis berdasarkan spritualitas dan kearipan perenial. Dalam pandangan modernisme, kosmos atau alam hanyalah kumpulan benda mati, materi yang tidak bernyawa, tidak berperasaan dan tak bernilai apa apa, kecuali hanya nilai kegunaan ekonomis. Alam telah diperlakukan oleh manusia layaknya pelacur yang dieksploitasi tanpa rasa kewajiban bertanggung jawab terhadapnya. 11 Ia juga menjelaskan bahwa bumi kita sedang berdarah darah oleh luka- luka yang dideritanya akibat ulah manusia yang sudah tidak lagi ramah padanya. Pandangan sekuler dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang tercerabut dari akar akar spiritualitas dan agama, membuat bumi kian mengalami kritis dan terus menghampiri titik kehancurannya. Karena itu, peran agama untuk membantu mengatasinya merupakan sesuatu yang krusial. 10 Seyyed Hosein Nasr, Islam dan Krisis Lingkungan, terj. Abas Al-Ja - hari dan Ihsan Ali Fauzi, majalah Islamika No. 3 Januari-Maret 1994, h Ibid., h Vol. 8 No. 1 Januari - Juni Tahun

10 Andi Eka Putra Menurutnya nilai -nilai agama dan kearifan- kearifan moral sangat diperlukan untuk merawat keseimbangan alam dari situasi krisis dan kehancuran. Ajakannya mengisyaratkan agar umat Islam juga memberikan kontribusi pemikirannya dalam masalah pelestarian lingkungan. Ini berarti umat Islam ditantang untuk menggali rumusan konsep -konsep utama tentang pelestarian alam dalam bentuk karyakarya dan selanjutnya dipraktikkan sebagai pegangan moral dalam kehidupan. Dengan argumentasi di atas kita perlu membangun kosmologi baru yang berbasis tradisi spiritualitas agama yang sarat makna dan kaya kearifan. Dan tasawuf dapat memberi visi, inspirasi dan motivasi bagi pemerhati lingkungan untuk mengkonstruksi etika lingkungan sebagaimana juga program program konservasi alam lainnya. Membangun etika lingkungan tanpa wawasan tasawuf atau keruhanian terhadap kosmos, adalah tidak mungkin sekaligus tidak berdayaguna. Krisis ekologis dan pelbagai jenis kerusakan di bumi yang telah berlangsung sejak beberapa abad yang lalu berakar pada krisis spiritual dan eksistensial manusia modern. Manusia modern telah mendesakralisasi alam, sehingga alam menjadi sesuatu tanpa makna. Jika umat Islam kembali menghayati nilai-nilai tasawuf tentang alam dan lingkungan, niscaya dapat memberikan kontribusi bagi upaya memecahkan krisis lingkungan yang kini terjadi di berbagai belahan dunia. Dalam prinsip metafisika Islam dikenal istilah realitas kosmik terdiri dari gabungan teofani (tajalliyâ t) dari berbagai sifat dan namanama Tuhan yang memiliki akar dan sandaran semua realitas atau fenomena di dunia ini. Dalam bahasanya ibn  rabi, tidak ada satu pun kepemilikan di dalam kosmos tanpa sandaran dan atribut ketuhanan. Artinya, bahwa nama nama Tuhan merupakan prinsip prinsip pola dasar yang tetap (al-a yân al-tsâbitah ), yang merupakan Ide ide terhadap semua manifestasi kosmik yang berada dalam intellek Tuhan. Tuhan meniupkan ruh kepada pola dasar tersebut, dan selanjutnya alam semesta tercipta. Menurut Ibnu Arabi, Tuhan bertajalli melalui dua tipe utama: emanasi paling suci (al-fayd al-aqdas) dan emanasi suci (al-fayd al-muqaddas). Emanasi paling suci disebut pula dengan penampakan diri essensial (at-tajalli al-dzati) dan penampakn diri ghaib (al-tajalli al-ghaibi). Pada taraf ini al-haq tidak menempakkan diri-nya kepada sesuatu yang lain tetapi kepada diri-nya sendiri, ia 10 Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-qur an dan al-hadits

11 Alam dan Lingkungan Dalam Perspektif Al-Qur an dan Tasawuf baru semata-mata penerima wujud yang disebut juga entitas-entitas permanen (al-a yan al-tsabitah). Emanasi tipe ke dua, yaitu emanasi suci (al-fayd al-muqaddas ), biasanya disebut dengan penampakan diri eksistensial (al-tajalli al-wjudi) dan penampakan diri inderawi (al-tajalli al-syuhudi). Emanasi suci adalah penampakan diri dari Yang Esa dalam bentuk-bentuk keanekaan eksistensial. Emanasi ini adalah penampakan entitas-entitas permanen dari alam yang ada hanya dalam pikiran kepada alam yang dapat diindera, atau penampakan apa yang potensial dalam bentuk apa yang aktual, dan munculnya segala yang ada secara eksternal sesuai dengan apa yang ada dalam kepermanenan azalinya. Tidak satupun wujud penampakannya menyalahi apa yang ada kepermanenannya sejak azali. 12 Al-Qur an menegaskan bahwa segala sesuatu adalah tandatanda (ayat) Allah, dalam artian bahwa segala sesuatu mengabarkan hakikat dan Realitas Mutlak (Absolut Reality). Para sufi bahkan melihat segala sesuatu di alam semesta ini tak lain sebagai refleksi namanama dan sifat-sifat Allah. Terlebih kemudian ia menyandarkan pada sebuah Hadits Qudsi : Aku adalah khasanah yang tersembunyi dan aku ingin dikenali. Karena itu aku menciptakan makhluk agar Aku bisa dikenali. Dunia lewat Hadits Qudsi ini adalah lokus dimana Khazanah Tersembunyi diketahui oleh makhluk, melalui alam semesta. Dan karena di alam semesta ini yang ada hanyalah ciptaan, maka ciptaan-ciptaan itu sendiri yang memberitahu ihwal adanya Khazanah Tersembunyi. Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan hubungan dunia dan Allah dalam bahasa sufi adalah tajalli, pengungkapan diri, yaitu dengan cara memanifestasikan nama-nama dan sifat-sifat-nya pada alam. Tanpa adanya alam ini, nama-nama dan sifat-sifat-nya akan kehilangan makna dan akan senantiasa berubah dalam bentuk potensialitasnya pada zat Tuhan. Demikian pula zat, Yang Mutlak itu sendiri akan tetap di dalam kesendiriannya-nya, tanpa dapat dikenali oleh siapa pun. Dalam pandangan Ibn Arabi, Allah sebagai esensi (tanpa sifat dan nama) tidak mungkin dikenali, bahkan ia tak dapat dikatakan. Tuhan hanya bisa dikenal melalui tajalli-nya pada alam empiris yang serba ganda dan terbatas ini, tetapi wujud-nya yang hakiki tetaplah transenden Kautsar Azhari Noer, Wahdat al-wujud Ibn Arabi, (Jakarta: Param - dina, 1995), h Yunasril Ali, Manusia Citra Ilahi: Pengembangan Konsep Insan Kamil Vol. 8 No. 1 Januari - Juni Tahun

12 Andi Eka Putra Akan tetapi, alam empiris yang jamak dan terbatas berada dalam partikularitas yang terpecah-pecah. Alam tidak bisa mewadahi seluruh nama dan sifat Allah. Manusia memiliki kemungkinan untuk dapat mewadahi nama dan sifat Allah. Kemungkinan menjadi wadah tajalli ini menjadi kepastian pada Insan Kamil, yang disebut Ibn Arabi sebagai al- alam al shaghîr (mikrokosmos). Jadi manusia dalam kacamata kaum sufi adalah miniaturnya alam raya, karena dalam diri manusia sempurna terdapat nama-nama dan sifat-sifat Allah. yang tersebar pada bagian-bagian alam raya. Insan Kamil ini digambarkan Ibn Arabi sebagai perwujudan dari atau diaktualkan oleh Hakikah Muhammadiyah mengidentifikasikan dirinya secara sempurna adalah jasad Adam, sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah. 14 Al -Junayd berbeda dengan Ibn Arabi. Ia mendekati alam dan lingkungan dari perspektif mahabbah. Baginya, cinta (al-mahabbah) berarti merasuknya sifat- sifat Sang Kekasih (Khalik) mengambil alih sifat -sifat pecinta (salik); dimana seseorang itu mestilah berakhlak dengan Akhlak Allah. Wujud konkret dari cinta adalah terbangunnya hubungan sejati, yakni sebuah keikhlasan untuk memandang siapapun dan apapun lebih pantas dihormati dan jauh dari sifat menyombongkan diri sendiri. 15 Cinta yang bersemayam dalam hati setiap sufi menutup kemungkinan munculnya sifat rakus, tamak, dan akan menjauhkan dirinya mengekspoitasi alam semaunya. Cinta adalah penghubung atau pengikat antara seorang sufi dengan Tuhannya. Jadi cinta adalah pengikat, penghubung, tangga naik menuju Allah. Cinta merupakan metode untuk menuju Allah. Cinta menjelaskan sekaligus mengarahkan para sufi untuk mencapai satu tujuan yaitu Tuhan. Cinta mistikal merupakan kecenderungan yang tumbuh dalam jiwa manusia terhadap sesuatu yang lebih tinggi dan lebih sempurna terhadap dirinya, baik keindahan, kebenaran maupun kebaikan yang dikandungnya. D. Penutup Demikianlah, hidup para sufi di atas rajutan- rajutan kesatuan Ibn Arabi oleh Al-Jilli, (Jakarta: Paramadina, 1997), h Ibid., h Fatimah Osman, Wahdat al Adyan; Dialog Pluralisme Agama, (Yogy - karta: Yogyakarta, 2004), h Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-qur an dan al-hadits

13 Alam dan Lingkungan Dalam Perspektif Al-Qur an dan Tasawuf manusia dengan alam serta bagaimana mencintai alam karena alam merupakan bagian eksistensi manusia yang hakiki dan tak dapat ditolak. Melalui jalan tasawuf alam dan lingkungan dilihat sebagai rumah tangga manusia yang tak boleh dirusak dan dihancurkan. Alam adalah pelindung kehidupan, tanpa alam manusia tak mungkin hidup. Manusia sebagai salah satu makhluk memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap alam dan lingkungannya. Alangkah indahnya kalau jalinan hubungan antara manusia dan alam lingkungannya dibangun atas dasar mahabbah (cinta). Jika cinta sudah tumbuh, langkah langkah yang merusak, atau menghancurkan lingkungan hidup tidak akan pernah terjadi. Tetapi jika cinnta itu hilang dari diri manusia yang timbul kemudian adalah kerusakan alam yang timbul pada sumber air. Daftar Pustaka Fatimah Osman, Wahdat al Adyan; Dialog Pluralisme Agama, (Yogyakarta: LKiS, 2004) Hasan Hanafi, Dari Akidah ke Revolusi: Sikap Kita terhadap Tradisi Lama, terj. Asep Usman Ismail, Sudi Putro, Abdul Rouf, (Jakarta: Paramadina, 2003) Kautsar Azhari Noer, Wahdat al-wujud Ibn Arabi, (Jakarta: Paramadina, 1995 M. Quraish Shihab, Membumikan al-qur an, (Bandung: Mizan, 1993 Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan: Perspektif Al-Qur an, Jakarta: Paramadina, 2001) Reshad Field, Tabir Terakhir: Petualangan Ruhani Jalaluddin Rumi, terj. Syarifah Levi, (Jakarta: Serambi, 2004) Seyyed Hosein Nasr, Tasawuf Dulu dan Sekarang, terj. Abdul Hadi WM., (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985) , Islam dan Nestapa Manusia Modern, terj. Anas Mahyuddin, (Bandung: Pustaka, 1983) , Islam dan Krisis Lingkungan, terj. Abas Al-Jauhari dan Vol. 8 No. 1 Januari - Juni Tahun

14 Andi Eka Putra Ihsan Ali Fauzi, majalah Islamika No. 3 Januari-Maret 1994 Yunasril Ali, Manusia Citra Ilahi: Pengembangan Konsep Insan Kamil Ibn Arabi oleh Al-Jilli, (Jakarta: Paramadina, 1997) Zaim Saidi, Islam Tradisional dan Krisis Lingkungan: Pandangan Seorang Aktivis, Majalah Islamika Edisi No. 3 Januari-Maret Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-qur an dan al-hadits

BAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam,

BAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam, 161 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagaimana telah diuraikan dalam bab pendahuluan, bahwa penelitian ini akan diarahkan guna menjawab rumusan masalah yang telah penulis angkat dalam mengkaji pendidikan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 14Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DALAM REFLEKSI IMAN KRISTIANI Untuk apa kita diciptakan?

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu BAB VI KESIMPULAN A. Simpulan Keindahan dalam beragam pemaknaannya melahirkan ekspresi-ekspresi kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu bertransformasi secara ideal

Lebih terperinci

JILID 3. Penulis : Muhammad Ma mun Salman

JILID 3. Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 3 Penulis : Muhammad Ma mun Salman مهنج الطارق لتحسني تالوة القرآ ن PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap

Lebih terperinci

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Jusmarwan Nacing, SP ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENG ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Jusmarwan Nacing, SP Bogor, 21 Mei 2010 Manusia, ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang 220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut: BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Uraian akhir dari analisa atas pemikiran Frithjof Schuon tentang makna agama dalam perspektif Filsafat Agama adalah bagian kesimpulan, yang merupakan rangkuman jawaban atas

Lebih terperinci

Surah al-wāqi`ah : Yang Pasti Berlaku

Surah al-wāqi`ah : Yang Pasti Berlaku Siri Kuliah Generasi al-quran Kehebatan al- I`jāz al-bayāniy (Mukjizat Pada Huruf, Lafaz & Gaya) Surah al-wāqi`ah : Yang Pasti Berlaku Disusun oleh Ahmad Qadri bin Mohamed Sidek Surah al-wāqi ah Catatan

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan yang terkait dengan kenekaragaman hayati saat ini cukup menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan terutama pada peneliti, lembaga konservasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

Mengusir Asap? Allah Yang Meniupkan Angin dan Menurunkan Hujan

Mengusir Asap? Allah Yang Meniupkan Angin dan Menurunkan Hujan Mengusir Asap? Allah Yang Meniupkan Angin dan Menurunkan Hujan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan 533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.

Lebih terperinci

SUKSES MENGHAFAL AL QURAN

SUKSES MENGHAFAL AL QURAN SUKSES MENGHAFAL AL QURAN ک ک ک ڑ ڑ ژ ژ ڈ ڈ ڎ ڎ ڌ ڌ ڍ ڍ ڱ ڱ ڳ ڳ ڳ ڳ گ گ گ گ ک Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit penyakit (yang berada) dalam

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

Kajian Tasauf tentang Lingkungan Hidup

Kajian Tasauf tentang Lingkungan Hidup Wah dan Pelestarian Alam: Kajian Tasauf tentang Lingkungan Hidup Wiwi Siti Sajaroh Abstract: da Keywords: Union, ammad, Tanazzul Abstraksi: Artikel alam. Oleh karenanya, para penganut konsep wah alam sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam

Lebih terperinci

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS Achmad Jainuri, PhD IAIN Sunan Ampel, Surabaya Abstraksi Harold Coward menulis sebuah buku menarik, Pluralism Challenge to World Religions. Gagasan pluralisme dewasa

Lebih terperinci

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul IPTEK

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman senantiasa memberikan perubahan yang cukup besar pada diri manusia. Perubahan yang cukup signifikan pada diri manusia adalah gaya hidup (lifestyle).

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

ISLAM & LINGKUNGAN HIDUP

ISLAM & LINGKUNGAN HIDUP ISLAM & LINGKUNGAN HIDUP Agus Nugroho Setiawan Pandangan Islam terhadap LH Allah menciptakan alam semesta dengan sebenarnya Allah juga menciptakan hukum-hukumnya yang berlaku universal Alam semesta dgn

Lebih terperinci

RACIKAN KESATUAN TRANSENDENTAL ALA IBN ARABI, RUMI, DAN AL-JILI

RACIKAN KESATUAN TRANSENDENTAL ALA IBN ARABI, RUMI, DAN AL-JILI RESENSI RACIKAN KESATUAN TRANSENDENTAL ALA IBN ARABI, RUMI, DAN AL-JILI Fina Ulya* Judul : Satu Tuhan Banyak Agama: Pandangan Sufistik Ibn Arabi, Rumi dan al-jili Penulis : Media Zainul Bahri Penerbit

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tak dapat dilepaskan dari spiritualitas. Spiritualitas melekat dalam diri setiap manusia dan merupakan ekspresi iman kepada Sang Ilahi. Sisi spiritualitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar BAB V PEMBAHASAN A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar Rumusan masalah pertama dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar kemampuan membaca Al Qur an

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhamammad Mamun Salman,M.Pd.I

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhamammad Mamun Salman,M.Pd.I UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS Penyusun : Muhamammad Mamun Salman,M.Pd.I مهنج الطارق يف تدرس القرآ ن مهنج الطارق يف تدرس القرآ ن بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt,

Lebih terperinci

BAB IV KETUHANAN SEYYED HOSSEIN NASR PERSPEKTIF FILSAFAT PERENIAL

BAB IV KETUHANAN SEYYED HOSSEIN NASR PERSPEKTIF FILSAFAT PERENIAL BAB IV KETUHANAN SEYYED HOSSEIN NASR PERSPEKTIF FILSAFAT PERENIAL A. Tradisi; Menghidupkan Kembali Prinsip Ilahi Dalam melihat pandangan ketuhanan Nasr dalam hubungannya dengan filsafat perennial, tidak

Lebih terperinci

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid Dalam zaman azali, Allah menyatakan Adam scbagai khalifah-nya di bumi. Hal itu diprotes oleh para malaikat yang selalu bertasbih dengan memanjatkan

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-

BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al- BAB III PERKEMBANGAN SENI A. Islam dan Seni Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PANDANGAN ANTARA ISLAM DAN KRISTEN TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV PERBANDINGAN PANDANGAN ANTARA ISLAM DAN KRISTEN TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BAB IV PERBANDINGAN PANDANGAN ANTARA ISLAM DAN KRISTEN TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP A. Persamaan Pandangan Pelestarian Lingkungan Hidup Pada Islam dan Kristen Al Qur an adalah kitab yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah A. Sonny Keraf mengemukakan bahwa ada dua kategori dari bencana yaitu bencana alam dan bencana lingkungan hidup. Sebagian dikategorikan sebagai bencana alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah keperluan oleh setiap manusia sejak zaman dahulu. Pendidikan membuat manusia mampu memanfaatkan akal yang telah diberikan Allah SWT semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah Farah Meidita Firdaus 201410330311104 Pengertian Spiritual Secara etimologi kata sprit berasal dari kata Latin spiritus, yang diantaranya berarti roh, jiwa,

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut: 254 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penulis menganggap bahwa, makna tidak selalu merujuk pada kesimpulan-kesimpulan yang dibuat. Namun demikian, kesimpulan menjadi sebuah prasyarat penting dari sebuah penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nama perkakas berbahan bambu merupakan nama-nama yang sudah lama dikenal dan digunakan oleh penutur bahasa Sunda. Dalam hal ini, masyarakat Sunda beranggapan

Lebih terperinci

MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN. (Ilmu Budaya Dasar)

MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN. (Ilmu Budaya Dasar) MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas semester 1 mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar) Disusun oleh: Cici Chintia Sidiq Suprayogi M. Fauzan R SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

Persiapan Menuju Hari Akhir

Persiapan Menuju Hari Akhir Persiapan Menuju Hari Akhir Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat kepada kaum muslimin untuk senantiasa mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Surga sebagai balasan bagi

Lebih terperinci

Paradigma Pendidikan Sains Fisika Berbasis Nilai (Sunatullah Merupakan Sinonim Ilmu Pengetahuan (Science)).

Paradigma Pendidikan Sains Fisika Berbasis Nilai (Sunatullah Merupakan Sinonim Ilmu Pengetahuan (Science)). Paradigma Pendidikan Sains Fisika Berbasis Nilai (Sunatullah Merupakan Sinonim Ilmu Pengetahuan (Science)). Oleh : Kardiawarman, Ph. D Disajikan Dalam Seminar Kajian Islam dari sudut Pandang Sains oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya merupakan amanat yang dipercayakan Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT memerintahkan manusia untuk

Lebih terperinci

Kedudukan Akal Dalam Islam

Kedudukan Akal Dalam Islam Kedudukan Akal Dalam Islam Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran

Lebih terperinci

ILMU TAJWID. Penulis: Muhammad Ma mun Salman,M.Pd.I

ILMU TAJWID. Penulis: Muhammad Ma mun Salman,M.Pd.I ILMU TAJWID Penulis: Muhammad Ma mun Salman,M.Pd.I ILMU TAJWID 2 GHUNNAH MUSYADDADAH Setiap huruf NUN dan MIM bertasydid dalam ilmu tajwid disebut bacaan ghunnah musyaddadah. Membaca ghunnah, dengan menahan

Lebih terperinci

Sedangkan bumi adalah penerima atau penampung sumber yang diturunkan. Secara kualitatif langit adalah sesuatu yang tinggi dan bumi adalah sesuatu

Sedangkan bumi adalah penerima atau penampung sumber yang diturunkan. Secara kualitatif langit adalah sesuatu yang tinggi dan bumi adalah sesuatu BAB V A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan analisis di atas (masalahmasalah yang penulis rumuskan), yaitu terkait dengan judul Keseimbangan Dualitas Sifat Ilahi Menurut Sachiko Murata (Kajian Gender

Lebih terperinci

ISLAM DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

ISLAM DAN KESEHATAN LINGKUNGAN ISLAM DAN KESEHATAN LINGKUNGAN Modul ke: 12Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi A. Ajaran Islam Tentang Kesehatan Kata sehat merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia dalam Sejarah Manusia

Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia dalam Sejarah Manusia Metafora Suci dari Langit Metafora 32 Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia dalam Sejarah Manusia Keutuhan Iman Seorang Isteri dan Kesucian Seorang Gadis Menuju ke Syurga 256 Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia

Lebih terperinci

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL Oleh : Erna Karim DEFINISI AGAMA MENGUNDANG PERDEBATAN POLEMIK (Ilmu Filsafat Agama, Teologi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Perbandingan Agama) TIDAK ADA DEFINISI AGAMA YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

Guru sebagai Ulama. Oleh: Muhammad Kosim. (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN IB Padang)

Guru sebagai Ulama. Oleh: Muhammad Kosim. (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN IB Padang) Guru sebagai Ulama Oleh: Muhammad Kosim (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN IB Padang) Rasululllah SAW bersanda: Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya nabi tidak mewariskan dinar

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pembicaraan tentang alam atau sekitarnya sudah dibicarakan banyak orang baik itu dalam artikel, skripsi dan begitu banyak sekali buku yang membahas tentang

Lebih terperinci

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat didorong oleh kualitas pendidikan manusia. Ilmu pengetahuan memang bersifat objektif

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Dwi yuliani NIM : 11.12.5832 Kelompok : Nusa Jurusan : S1- SI 07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ALAM SEMESTA

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ALAM SEMESTA AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ALAM SEMESTA Oleh : Yudi Ardianto (411.046) Dosen Pembimbing : Drs.H.Hasymi Dt.R.Panjang, S.H, M.Si JURUSAN TADRIS IPA KOSENTRASI FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini kebutuhan akan informasi dan komunikasi semakin tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman yang selalu disertai dengan kemajuan teknologi dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus 195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah

Lebih terperinci

PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN

PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN Oleh Nurcholish Madjid Barangkali sudah menjadi kesepakatan semua orang bahwa setiap agama, termasuk dengan sendirinya agama Islam, berakar tunjang pada

Lebih terperinci

Memahami Takdir Secara Adil

Memahami Takdir Secara Adil Memahami Takdir Secara Adil Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid Mereka yang tidak menerima ajaran Nabi Muhammad saw, barangkali memandang ajaran Islam itu, sebagian atau seluruhnya, tidak lebih daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 15 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur..., (Q 102:1-2). Pembahasan berkenaan dengan konsep harta menurut Islam, dalam kaitannya

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Jalan Lurus Oleh Nurcholish Madjid Dalam shalat, salah satu bacaan paling penting adalah al-fātihah, yang puncaknya memohon petunjuk pada Allah: ihdinā al-shirāth al-mustaqīm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materi, dan multikompleksnya masalah manusia. Menanggapi pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. materi, dan multikompleksnya masalah manusia. Menanggapi pernyataan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kajian tentang manusia dinilai penting dalam kaitannya dengan pendidikan, karena manusia adalah subjek dan objek pendidikan. Pandangan tentang hakikat manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah. Al-Qur an merupakan kitab suci yang terakhir yang dipedomani umat Islam hingga akhir masa.

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 413 Psikologi Pembangunan Islam Membahas tentang manusia kerangka konsep yang benar-benar dibangun dengan semangat Islam dan bersandarkan pada sumber al-qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti ta lim menunjukkan proses pemberian informasi kepada obyek didik yaitu makhluk yang berakal. Namun, proses ta lim ini juga menjadi indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Penciptaan Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah Subhanallah Wa Ta ala. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia dengan makhluk lainnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas,

BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas, 78 BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas, baik yang tampak ataupun tidak tampak. Manusia pun mau tidak

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan

Lebih terperinci

dengan mencermati bahwa praktik dan gagasan seni rupa Islam di nusantara ternyata bisa dimaknai lebih terbuka sekaligus egaliter. Kesimpulan ini terba

dengan mencermati bahwa praktik dan gagasan seni rupa Islam di nusantara ternyata bisa dimaknai lebih terbuka sekaligus egaliter. Kesimpulan ini terba BAB V KESIMPULAN Seni rupa modern Islam Indonesia adalah kenyataan pertumbuhan dan praktik seni rupa modern dan kontemporer Indonesia. Pada dasarnya semangatnya merangkul prinsip-prinsip baik pada nilai-nilai

Lebih terperinci

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN Oleh Nurcholish Madjid Agama merupakan suatu cara manusia menemukan makna hidup dan dunia yang menjadi lingkungannya. Tapi, hidup kita dan ling kungan abad modern

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid Bertahun-tahun yang lalu, mulai dengan masa Menteri Agama A. Mukti Ali, pikiran tentang penelitian masalah masalah keagamaan dengan menggunakan

Lebih terperinci