Makalah Seminar Kerja Praktek
|
|
- Agus Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Seminar Kerja Praktek PERAWATAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 500 kv PADA PT. KPJB (PT. KOMIPO PEMBANGKIT JAWA BALI) Sandra Aditya Kurniawan (L2F009103), Dr. Ir. Hermawan, DEA. ( ) Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos Telp (024) , Fax. (024) ABSTRAK GIS merupakan sebuah perangkat proteksi yang melindungi sistem tegangan tinggi. Dalam hal ini sistem tegangan tinggi 500 kv. Gas Insulated Switchgear merupakan salah satu bagian penting dari sistem pembangkit di PLTU Tanjung Jati B yang berfungsi sebagai hubungan antara generasi dan sistem transmisi PLN. Gas Insulated Switchgear adalah sistem koneksi dan jaringan listrik pemutus dikemas dalam tabung non-ferrous dan menggunakan bahan sulphurhexaflouride gas (SF6) sebagai media isolasi. SF6 gas memiliki properti elektronegatif yang memiliki fungsi untuk menghambat busur yang mungkin terjadi ketika operasi switchgear. GIS terdiri dari 500 peralatan switchgear kv memiliki fungsi spesifik dan spesifikasi dan tidak diperbolehkan dalam operasi yang salah. Gas Insulated Switchgear merupakan jenis peralatan penting karena secara langsung terkait dengan keandalan pasokan listrik. Dan karena peralatan ini penting sehingga harus dilakukan perawatan untuk mencegah kegagalan operasi tersebut. Dan akan terdiri dari beberapa jenis perawatan seperti perawatan umum, perawatan khusus, perawatan rutin, dan perawatan detail. Semuanya memiliki tujuan masing masing dan harus dilakukan sesuai prosedur yang diatur agar tidak merugikan sistem tegangan tinggi pada PLTU TANJUNG JATI B PT. KOMIPO PEMBANGKIT JAWA BALI. Poin pemeriksaannya antara lain meliputi tekanan gas, resistansi isolasi, resistansi kabel, kemurnian gas dan pemeriksaan kebocoran gas. Kata kunci : GIS, 500kV, Perawatan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia dewasa ini. Kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya penduduk memerlukan dan menyadari arti pentingnya listrik untuk menunjang kehidupan sehari-hari. PT. PLN (persero) Sektor Pembangkitan Tanjung Jati B merupakan salah satu pensuplai energi listrik yang terbesar di Pulau Jawa. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tanjung Jati B memakai sistem suplai listrik tenaga uap. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tanjung Jati B memiliki dua unit pembangkit dengan daya setiap unit 660MW. PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. KPJB) adalah bagian perusahaan yang bergerak pada bidang kerja Operation & Maintenance. Dalam Hal ini akan dibahas maintenance mengenai GIS (Gas Insulated Switchgear). Gas Insulated Switchgear merupakan salah satu bagian penting dari sistem pembangkit di PLTU Tanjung Jati B yang berfungsi sebagai hubungan antara generasi dan sistem transmisi PLN. Gas Insulated Switchgear adalah sistem koneksi dan jaringan listrik pemutus dikemas dalam tabung non-ferrous dan menggunakan bahan sulphurhexaflouride gas (SF6) sebagai media isolasi. SF6 gas memiliki properti elektronegatif yang memiliki fungsi untuk menghambat busur yang mungkin terjadi ketika operasi switchgear. GIS terdiri dari 500 peralatan switchgear kv memiliki fungsi spesifik dan spesifikasi dan tidak diperbolehkan dalam operasi yang salah. Dan dalam sistem tenaga listrik, switchgear adalah kombinasi pemutus listrik, sekering atau pemisah rangkaian yang
2 digunakan untuk mengontrol, melindungi dan mengisolasi peralatan listrik. Switchgear merupakan jenis peralatan penting karena secara langsung terkait dengan keandalan pasokan listrik. Dan karena peralatan ini penting sehingga harus dilakukan perawatan untuk mencegah kegagalan operasi tersebut. Trafo ET 23kV/10kV Generator Trafo GT 23kV/525kV Trafo ET 23kV/1kV 1.2 Maksud dan Tujuan Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dibidang teknologi khususnya mengenai pembangkitan energi listrik.. 2. Mempelajari sistem kelistrikan pada PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. KPJB). 3. Mengetahui sistem proteksi Switchgear pada PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. KPJB). 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penyusunan dan penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini, maka penulis hanya dapat membahas masalah mengenai perawatan GIS (Gas Insulated Switchgear) pada PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. KPJB). 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 GIS Secara Umum GIS merupakan bagian penting dari suatu sistem proteksi. Sistem Proteksi 500 kv disusun pada sebuah unit yang menjadi suatu kesatuan dengan generator step-up transformer, Gas Insulated Switchgear dan bushing 500 kv yang dihubungkan secara langsung seperti tampak pada gambar 1. Untuk interkoneksi pada jaringan 500 kv pada switchyard dilakukan dengan menggunakan circuit breaker 500 kv yang terletak pada Gas Insulated Switchgear 500 kv. Gas Insulated Switchgear 500 kv Transmisi SUTET Gambar 1 Sistem Penempatan GIS 500 kv SUTET Saluran udara tegangan tinggi atau yang biasa disebut SUTET adalah sarana penghantar diatas tanah untuk mentransmisikan tegangan ekstra tinggi (500 kv) dari pusat pembangkit ke gardu induk. Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas 500 kv. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan
3 2.1.5 Earthing Switch (ES) Earth switch menghubungkan bagian-bagian hidup/kabel line dan tanah. Switch ini normally open. Earth switch digunakan untuk mentanahkan bagian aktif selama pemeliharaan dan selama pengujian. Selama pemeliharaan meskipun sirkuit terbuka masih ada beberapa tegangan tersisa di rangkaian, karena yang kapasitansi antara line dan tanah masih ada. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan pemeliharaan tegangan dibuang ke tanah, dengan menutup earth switch. Gambar 2 Single Line Diagram sistem 500 kv Tanjung Jati B #3& Rel atau Busbar Rel berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik /daya listrik. Bahan dari rel ini umumnya terbuat dari tembaga (bar copper atau hollow conductor), ACSR, Almalec atau aluminium (bar alluminium atau hollow conductor) Circuit Breaker (CB) / PMT Circuit Breaker atau Saklar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal maupun tidak normal Disconnecting Switch (DS) Disconnecting switch adalah saklar pemutus yang didesain tidak bisa terbuka pada saat arus beban yang melewatinya masih ada. Biasanya disconnecting switch dipasang untuk mengisolasi peralatan peralatan yang mungkin tersupply daya besar Trafo Tegangan (VT) Trafo tegangan dibagi menjadi 2 (dua) jenis, trafo tegangan magnetik (magnetic voltage transformer/vt) atau yang sering disebut trafo tegangan induktif, dan trafo tegangan kapasitif (capacitor voltage transformer/cvt). Pada dasarnya, prinsip kerja trafo tegangan sama dengan prinsip kerja pada trafo arus. Pada trafo tegangan perbandingan transformasi tegangan dari besaran primer menjadi besaran sekunder ditentukan oleh jumlah lilitan primer dan sekunder. Diagram fasor arus dan tegangan untuk trafo arus juga berlaku untuk trafo tegangan Trafo Arus (CT) CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali. Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5 ampere. 3. Gas Insulated Switchgear Gas Insulated Switchgear merupakan salah satu bagian penting dari sistem pembangkit di PLTU Tanjung Jati B yang berfungsi sebagai hubungan antara generasi dan sistem transmisi PLN. Gas Insulated Switchgear adalah sistem koneksi dan jaringan listrik pemutus dikemas dalam tabung nonferrous dan menggunakan bahan sulphurhexaflouride gas (SF6) sebagai media isolasi. SF6 gas memiliki properti elektronegatif yang memiliki fungsi untuk menghambat busur yang mungkin terjadi ketika
4 operasi switchgear. GIS terdiri dari peralatan 500 kv. Switchgear memiliki fungsi spesifik dan spesifikasi dan tidak diperbolehkan dalam operasi yang salah. Tabel 1 Nameplate Gas Insulated Switchgear gangguan bersamaan, tenaga listrik masih dapat dialihkan meskipun breaker yang terhubung di kedua busbar terbuka. Dan dalam sistem tenaga listrik, switchgear merupakan kombinasi switch disconnect listrik, sekering atau pemutus sirkuit yang digunakan untuk mengontrol, melindungi dan mengisolasi peralatan listrik. Switchgear digunakan baik untuk de-energi peralatan untuk memungkinkan pekerjaan yang harus dilakukan dan untuk menghapus kesalahan hilir. Jenis peralatan penting karena secara langsung terkait dengan keandalan pasokan listrik. Dan karena peralatan ini penting sehingga kita harus mengambil beberapa tindakan untuk mencegah kegagalan itu. 3.1 Sub-Station 1 ½ breaker Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Sub- Station adalah tempat untuk mengirim dan menyalurkan tenaga listrik, maka peralatan yang terkandung dalam sub-stasion akan diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik seperti yang diharapkan. Sub-station konfigurasi sirkuit di tempat kami dulu disebut "Sistem 1 ½ breaker" (1 ½ breaker metode). Sistem ini menggunakan bus bar ganda dan terhubung ke bus bar kedua dengan 3 buah breaker. Sistem 1 ½ breaker memiliki kehandalan yang sangat tinggi, bisa kita lihat seperti pada gambar 3. Jika bus bar 3 terganggu, busbar tersebut dapat dipisahkan (diisolasi) dari sistem dengan membuka pemutus yang menghubungkan bus bar. Meskipun bus bar 3 dipisahkan, listrik masih akan didistribusikan secara keseluruhan. Hal ini juga berlaku untuk bus bar 4 jika bus bar mengalami gangguan. Bahkan jika kedua bus bar terjadi Gambar 3 Layout Sistem 1 ½ breaker 3.2 Gas SF6 (sulphurhexaflouride) Gas SF6 dipilih sebagai media isolasi karena beberapa pertimbangan, antara lain : Pemutus dari gas SF6 mempunyai dimensi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Air Blast Breaker. SF6 dapat digunakan berkali kali, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Gas SF6 saat ini masih menjadi yang terbaik sebagai media isolasi (peredam busur api). 4. Perawatan GIS 500 kv 4.1 Jenis Pemeriksaan Pemeliharaan dan inspeksi diklasifikasikan menjadi: a) Inspeksi Rutin (pemeriksaan Patroli) b) pemeriksaan umum c) Pemeriksaan Detail d) Pemeriksaan Sementara (Pemeriksaan Khusus) Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan rutin adalah inspeksi visual eksternal untuk GIS secara keseluruhan dilakukan
5 sebagai tugas rutin untuk memeriksa kondisi operasi atau adanya kelainan pada GIS.. Tujuan dari pemeriksaan rutin adalah untuk mengamati kondisi abnormal yang terjadi dengan peralatan dalam kinerjanya (dilihat secara eksternal). Sehingga bisa disebut inspeksi ini adalah menitikberatkan pada faktor visual. Jika secara visual terjadi kondisi abnormal maka akan diambil tindakan lebih lanjut serta rekomendasinya. Rentang waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan rutin ini biasanya dilakukan tiap minggu ataupun tiap bulan. Fokus perhatian pada inspeksi rutin ini antara lain: Posisi yang mengindikasikan perangkat dan lampu, noise (suara asing) serta bau yang mungkin timbul, perubahan warna yang disebabkan oleh overheating pada terminal, korosi pada isolator, karat dan kerusakan struktur pendukung, serta membaca alat ukur yang terdapat pada SF Pemeriksaan Umum Pemeriksaan umum mengutamakan pada inspeksi visual eksternal. Poin pemeriksaan ini adalah konfirmasi untuk fungsi peralatan. Pemeriksaan ini meliputi: pelumasan dari mekanisme di mana pun diperlukan (GCB, DS, ES), uji karakteristik operasi dan switching (GCB, DS, ES), Kalibrasi alat pengukur dan switch dll. Tujuannya hampir sama dengan rutin inspeksi yaitu untuk memeriksa kondisi fungsional dari peralatan (dilihat eksternal pula). Biasanya dilakukan dalam kurun waktu 6 tahun-an. Fokus perhatiannya antara lain karat air kondensasi dan kejadian korosi dalam kotak operasi, pelumasan dan pembersihan peralatan, kebocoran oli, kelonggaran pada akhir rangkaian. Juga tak kalah penting, membaca alat pengukur tekanan gas sebelum dan sesudah operasi, Memeriksa alat pengukur tekanan hidrolik dan tingkat minyak GCB sebelum dan setelah operasi. Dan juga kelonggaran pada akhir bushing perlu diperhatikan. Ketika sudah melebihi batas yang sudah ditetapkan maka kelonggaran tersebut harus dikencangkan kembali. Gambar 4 Prosedur Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Detail Pemeriksaan untuk memeriksa mekanisme pendorong GCB, DS, ES, yang mungkin menyertai diassembling atau penggantian suku cadang jika diperlukan. Pemeriksaan ini meliputi semua item Inspeksi Biasa dan dilakukan di bawah kondisi deenergized. Tujuannya secara umum adalah untuk memeriksa fungsi dan mengganti bagian-bagian dari peralatan jika sekiranya diperlukan. Interval waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan detail ini antara lain adalah sekitara 12 hingga 18 tahun. Teknis kerjanya antara lain memeriksa keamanan dari semua pengencang, memeriksa tingkat minyak dan pasokan pelumas, memeriksa katup kontrol serta memperbaikinya jika diperlukan. Kemudian tak kalah pentingnya untuk mengukur operasi karakteristik, waktu membuka dan menutupnya CB, deviasi sinkronisme, pemeriksaan fungsi trip bebas, mengkalibrasi alat pengukur tekanan dan kerapatan switch. Membaca tekanan gas sebelum dan sesudah operasi, Memeriksa alat pengukur tekanan hidrolik dan tingkat minyak GCB sebelum dan setelah operasi, mengecek operasi counter, mengukur resistansi isolasi kemurnian SF6 Gambar 5 Proses Pengisian SF 6 Pengukuran resistansi isolasi biasanya dilakukan setelah pengisian SF6 untuk mengecek tingkat kemurnian dari SF6 tersebut. Jika ternyata hasil pengukuran menunjukkan bahwa resistansi
6 isolasi kecil karena kemurniannya menurun maka dilakukan pemeriksaan pada kondisi busbar untuk membersihkan dari kontaminan yang mungkin ada di dalam busbar. Gambar 6 Proses Pengukuran Resistansi Isolasi Pemeriksaan Sementara Pemeriksaan khusus adalah Pemeriksaan sementara untuk memulihkan kemampuan dan fungsi GIS secara keseluruhan yang dilakukan untuk kasus-kasus tertentu. Tujuannya untuk memastikan kinerja tinggi secara berkelanjutan. Dilakukan pada sejumlah kejadian kondisi abnormal pada operasi. Teknisnya seperti dissaseembling dan perbaikan gangguan dan mengisolasi ruang, mengganti beberapa bagian yang rusak, mengganti absorbent, mengganti suku cadang yang bekerja tidak sebagaimana mestinya. 4.2 Poin Pemeriksaan dan Penilaian Tekanan Gas Penting untuk selalu mengetahui Tekanan Gas pada sistem 500 kv dan dalam hal ini berupa gas SF6. Proses perawatan pada poin ini dilakukan dengan membaca tekanan gas yang tertera pada alat ukur lalu kemudian mencatat nilainya. Peralatan yang diperlukan cukup sederhana yaitu Unit Monitoring Gas, dapat berupa digital maupun analog. Yang digunakan pada Pembangkit Tanjung Jati B #3&4 menggunakan jenis peralatan analog. Sehingga jika ingin mengecek tekanan gas pada sistem kita harus datang ke lapangan untuk melihat langsung angka yang tertera pada alat ukur tekanan gas tersebut. Oleh karenanya pemeriksaan tekanan gas perlu dilakukan dengan disiplin sehingga jika terjadi kekurangan tekanan dapat segera diketahui. Saat diketahui terjadi kekurangan tekanan gas maka perlu secepatnya dilakukan tindakan mengisi gas SF6 dengan berdasar pada prosedur prosedur yang sesuai. Gambar 7 Perawatan dan Perbaikan Substation Biasanya dilakukan dalam pengawasan manufacture, sehingga perlu penjadwalan yang baik sehingga schedule perawatan dapat terlaksana dengan baik. Seringnya dilakukan pada saat overhaul. Dalam hal ini manufacture Tanjung Jati B untuk bagian Substation adalah ALSTOM dan TOSHIBA. Gambar 8 Grafik Hubungan antara Tegangan dan Tekanan Gas Dari grafik 24 terlihat pentingnya menjaga tekanan gas pada kondisi normal agar sistem memungkinkan terjadinya tegangan yang tinggi. Grafik diatas juga menunjukkan parameter pembanding lain seperti udara, oli, dan gas CF4 dan
7 terlihat bahwa untuk tekanan 5 bar, gas SF6 yang paling baik karena tegangannya paling tinggi dibanding yang lain Operation Test Teknis pengerjaan dari operation test ini berupa pemeriksaan tekanan pada oli, terutama oli pada Gas Circuit Breaker (GCB). Untuk memastikan bahwa tekanannya sesuai dengan angka nominalnya.. Jika tekanannya rendah maka kemungkinan terjadi gangguan pada komponen. Dengan kata lain pada kondisi normal tekanan akan selalu pada angka nominalnya. Jika berada diluar angka nominalnya berarti ada komponen yang rusak dan perlu dilakukan perbaikan pada komponen tersebut. peralatan lainnya dibawah 500 ppm. Jika nilai pengukuran melebihi batas maksimum tersebut maka harus dilakukan penggantian adsorbent. Dalam hal ini adsorbent yang digunakan oleh PLTU Tanjung Jati B adalah silica gel. Peralatan yang digunakan pada pengukuran kelembaban gas adalah hygrometer. Gambar 10 Kelembaban dan Breakdown pada Sepanjang Permukaan Isolator Dapat dilihat dari gambar bahwa begitu pengaruhnya kelembaban pada proses isolasi sistem tegangan tinggi. Semakin Tinggi suhu pada permukaan isolator maka semakin buruk kualitas isolasinya. Oleh karena itu, penting menjaga kelembaban pada isolator untuk tetap mempertahankan tingkat breakdown yang tinggi Pemeriksaan Driving Unit Pemeriksaan pada driving unit ini harus sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan mengecek tiap tiap komponennya seperti kabel yang rusak, karat yang ada pada driving unit maupun pelumasan semuanya penting untuk dilakukan. Gambar 9 Pemeriksaan tekanan pada oli GCB Terdapat indikator yang jelas untuk tekanan oli pada Gas Circuit Breaker yaitu tekanan oli tidak boleh keluar dari green zone. Seperti tertera pada gambar untuk taksiran angkanya sekitar 50 bar Kemurnian dan Kelembaban Gas Pengukuran kelembaban dilakukan pada kandungan gas pada GCB maupun peralatan lainnya. Khusus untuk Gas Circuit Breaker (GCB) kelembaban harus kurang dari 150 ppm. Dan untuk Gambar 11 Tampak Depan Driving Unit
8 Gambar 12 Tampak Dalam Driving Unit Sebenarnya Driving unit ini tidak begitu membutuhkan perawatan secara khusus. Namun karena digunakan pada skala industri maka segala kemungkinan tetap bisa terjadi. Oleh karena tetap perlu dilakukan beberap tindakan preventif. Poin poinnya antara lain yang perlu diperhatikan adalah memeriksa seal pada panel yang berfungsi untuk menahan air masuk, memeriksa kondisi luar dari peralatan drive motor, dan memeriksa electrical heater dapat bekerja tanpa ada gangguan yang berarti Pemeriksaan Local Control Panel Pemeriksaan Local Control Panel (LCP) ini lebih kepada memeriksa konstruksi dan fungsi berdasar prosedur petunjuk yang berlaku. Gambar 14 Tampak Dalam LCP Secara umum pemeriksaannya dapat dilakukan dengan manual tanpa harus menggunakan alat bantu terutama untuk poin poin seperti suara, bau, dan getaran getaran asing, tampak visual dari kubikelnya, karat didalam maupun diluar kubikelnya. Jika didapati kondisi gangguan demikian maka catat dan lakukan tindakan selanjutnya. Secara spesifik juga perlu dilakukan pengecekan lebih dalam. Seperti untuk mengecek indikator semaphore, auxillary relay dengan bungkus kaca, suhu pada kubikel, serta time delay dari relay pada control panel. Jika terdapat kondisi yang tidak biasa maka perlu diambil tindakan. Jika sekiranya perlu dilakukan penggantian, maka komponen tersebut harus diganti secepatnya Tes Kebocoran Gas Gambar 15 Seal Gas pad Busbar 500 kv Gambar 13 Tampak Depan LCP. Tes Kebocoran Gas ini berlaku untuk semua peralatan karena sangat berbahaya bagi sistem jika kebocoran gas yang terjadi tidak terdeteksi. Pemeriksaan dilakukan dengan gas leak detector pada setiap seal gas. Jika gas leak detector tidak mendeteksi sesuatu gangguan maka kondisi peralatan dalam keadaan baik. Namun sebaliknya jika leak detector mendeteksi kebocoran maka perlu dilakukan perbaikan disaat yang tepat. Untuk tetap menjaga kestabilan sistem biasanya perbaikan dilakukan sekaligus saat outage/overhaul.
9 4.2.7 Pemeriksaan Pengawasan pada Gas Gambar 16 Konstruksi Gas Monitor Gambar diatas adalah gas monitor yang biasa digunakan pada high voltage switchgear. Nomor 1 adalah bagian yang disebut pressure element bourdon tube. Nomor 2 adalah bimetal link. Nomor 3 adalah tuas penggerak. Nomor 4 jarum penunjuk Resistansi Isolasi Pengukuran Resistansi Isolasi ini biasanya dilakukan antara 2 3 tahun. Pengukuran dilakukan pada collective terminal box. Gambar 17 Collective Terminal Box Dengan menggunakan Megaohm Meter (Megger) maka dapat diketahui resistansi isolasi pada sistem. Ukuran nominalnya adalah 2 Megaohm dan apabila angka resistansinya kurang dari 2 Megaohm maka perlu dilakukan pemeriksaan oleh manufacture. Untuk PLTU Tanjung Jati manufacture oleh TOSHIBA. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Selama melaksanakan kerja praktek di PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI, dengan mengambil tema perawatan GIS penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Gas Insulation Switchgear (GIS) adalah peralatan penting pada sistem transmisi tegangan tinggi PLTU Tanjung Jati B PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI. 2. Dalam kelengkapannya, sebuah Gas Insulation Switchgear terdapat kelengkapan seperti Gas Circuit Breaker (GCB), Disconnecting Switch (DS), Earthing Switch (ES) dan peralatan-peralatan lainnya. 3. Dalam kenyataannya perlu perawatan (maintenance) yang dibagi dalam 4 kategori yaitu : pemeriksaan rutin, pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, pemeriksaan detail. 4. Terdapat poin penting untuk diperhatikan dalam proses perawatan seperti : kebocoran gas, resistansi kabel, resistansi isolasi, dll. 5.2 Saran 1. Pengadaan pelatihan tentang peralatan proteksi dan maintenance sebaiknya dapat lebih diperbanyak agar dapat lebih memahami karakteristik peralatan. 2. Tindakan maintenace dan preventive harus lebih gencar dilakukan dan juga lebih teliti dalam menghadapi peralatan-peralatan kontrol dan driver agar tidak mengganggu performa operasi GIS secara keseluruhan DAFTAR PUSTAKA [1]. Diktat kuliah sistem proteksi teknik elektro UI oleh J. Sukarto [2] INTRUCTION MANUAL OF 525Kv GAS INSULATED SWITCGEAR.pdf [3] INSTRUCTION MANUAL FOR 786MVA GENERATOR TRANSFORMER_R02.pdf
10 [4] INSTRUCTION MANUAL CUSTODY OF TRANSFORMER_R00.pdf [5] INSTRUCTION MANUAL FOR BRACKET-TYPE DC MOTOR_R00.pdf [6]. [7]. etsaluran-udara-tingkat-ekstra.html [8]. n-dan-kelemahan-gas-sf6.html [9]. Jurnal ELTEK, volume 04 nomor 01, april 2006 ISSN BIODATA PENULIS Sandra Aditya Kurniawan (L2F009103) Penulis lahir di Semarang, 31 Agustus Menempuh jalur pendidikan dasar di TK Diponegoro, SDN 03 Semarang, SMP N 21 Semarang, dan SMA N 4 Semarang dan saat ini sedang menjalani pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik Energi Listrik. Semarang, 22 November 2012 Mengetahui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Hermawan, DEA. NIP
BAB III DASAR TEORI.
13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk
LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )
BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciSIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK
Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)
27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga
Lebih terperinciAnalisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,
Lebih terperincisaklar pemisah (disconnecting switch)
saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1
Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI
BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk
II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /
Lebih terperinciBAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA
41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii. MOTTO... iv. PERSEMBAHAN... v. PRAKATA... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN...iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR RUMUS... xv INTISARI...
Lebih terperinciPROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)
PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR
PEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR Andi Mahardi Hendrawan (L2F606005) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jalan Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciOleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta
Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) Suralaya mampu membangkitkan listrik berkapasitas 3400 MW dengan menggunakan tenaga uap. Tetapi perlu diketahui bahwa di dalam proses
Lebih terperinciCIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)
CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciBAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciTRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA
TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA Lutfi Lastiko Wibowo. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciSistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul
Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri
Lebih terperinciPenentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa
1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Hendra Rudianto (5113131020) Pryo Utomo (5113131035) Sapridahani Harahap (5113131037) Taruna Iswara (5113131038) Teddy Firmansyah (5113131040) Oleh : Kelompok
Lebih terperinciSISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH Ir. JM Sihombing PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI BARU TERBARUKAN Distribusi Ketenagalistrikan Sistem grid Jawa Bali (500KVA) JARINGAN LISTRIK
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI
LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak
Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1
Lebih terperinciPEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG
PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Dwi Harjanto. 1, Dr. Ir. Joko Windarto, MT 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI
BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciKata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN
PERANCANGAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN DI GARDU INDUK PLTU IPP (INDEPENDENT POWER PRODUCER) KALTIM 3 Jovie Trias Agung N¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Soemarwanto, M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciGARDU INDUK TRANSFORMATOR
Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan/Inspeksi peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciMAKALAH GARDU INDUK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN KATA PENGANTAR. Nama : Alek Susi Putra NPM :
MAKALAH GARDU INDUK Nama : Alek Susi Putra NPM : 054108014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 2010 2011 KATA PENGANTAR Puji sukur ats kehadiran tuhan yang maha esa, ats berkat dan rehmatnya juga makalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus
Lebih terperinciEVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU
EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciPEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT. SEMARANG GI 150 kv SRONDOL Aji Suryo Alam 1, Dr. Ir. Hermawan,
Lebih terperinciInstalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum
MODUL III Instalasi Listrik 3.1 Umum Instalasi listrik system distribusi terdapat dimana mana, baik pada system pembangkitan maupun pada system penyaluran (transmisi/distribusi) dalam bentuk instalasi
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN
ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis sebagai syarat untuk menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki kapasitas 4 X 425 MW dan 3 X 600 MW. PLTU ini. menggunakan bahan bakar batubara dalam prosesnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU 5-7 Suralaya merupakan salah satu Pembangkit tenaga uap terbesar di Indonesia yang memiliki kapasitas 4 X 425 MW dan 3 X 600 MW. PLTU ini menggunakan bahan bakar
Lebih terperinciCONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN
CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN Royden Zulfai Hutapea, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciD. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan.
Lebih terperinciStudi Tentang Sistem Interlocking Pada Gas Insulated Switchgear 500 kv di PLTU Paiton Unit 7 dan 8
Studi Tentang Sistem Interlocking Pada Gas Insulated Switchgear 500 kv di PLTU Paiton Unit 7 dan 8 Tugas Akhir Jurusan Elektro Indusstri PENS-ITS, Surabaya (19 Juli 2010) Aditya Bimantara 1*, Ir. Gigih
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL
LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi
Lebih terperinciEVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR
EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR Edo Trionovendri (1), Ir. Cahayahati, M.T (2), Ir. Ija Darmana, M.T (3) (1) Mahasiswa
Lebih terperinciAbstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.
PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciMANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR
MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II 1 Mahasiswa dan 2 M. Hasbi Hazmi B. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan diagram segaris suatu sistem tenaga listrik yang sederhana. Gambar ini menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri atas lima sub-sistem
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciSela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga
Lebih terperinciBAB 1 P E N D A H U L U A N
BAB 1 P E N D A H U L U A N Pada umumnya lokasi pembangkit tenaga listrik tidak selalu dekat dengan pusat beban, sehingga penyaluran daya diselenggarakan melalui instalasi penyaluran (transmisi dan gardu
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinci1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit
BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PERALATAN GI : 138 HARI KERJA (6
Lebih terperinciDwi Bowo Raharjo ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI
Dwi Bowo Raharjo 12409859 ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI LATAR BELAKANG Gas Insulated Switchger (GIS) adalah Gardu Induk jenis pasang dalam adalah semua komponen yang
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Selatan Sektor Pembangkitan Sumatera bagian Selatan merupakan bagian dari unit kerja yang mengemban tugas melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.
Lebih terperinci