BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
|
|
- Glenna Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak, Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Karangasem Kabupaten Karangasem terletak di ujung timur Pulau Bali yang merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Propinsi Bali memiliki daerah pantai dan pegunungan dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Bali. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok. Secara geografis Kabupaten Karangasem berada pada posisi 8 o o 41 37,8 Lintang Selatan dan 115 o 37 9,8-115 o 54 8,9 Bujur Timur. Luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 Km 2 atau 14,90% dari luas Provinsi Bali ( 5.632,86 Km 2 ). Apabila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar ha. (8,50%) merupakan lahan persawahan, sedangkan bukan lahan sawah ha. (91,50%). Jumlah curah hujan terbanyak adalah pada bulan januari dengan rata-rata curah hujan 698 mm, dengan rata-rata hari hujan 23 hari. Kondisi topografi Kabupaten Karangasem terbagi ke dalam dua wilayah dengan karakteristik topografi yang berbeda. Bagian barat merupakan daerah perbukitan/pegunungan dengan lereng yang curam, sedangkan pada bagian 70
2 71 utara, timur dan selatan merupakan daerah pantai yang relatif datar. Suhu ratarata berkisar antara 17 s/d 20 derajat celcius, dengan kelembaban antara %. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Karangasem adalah vulkanis muda dengan derajat keasaman (ph) tanah antara 6 s/d 7. Puncak tertinggi adalah gunung Agung terdapat Pura Besakih yang terbesar di Bali. Jarak dari ibukota puncak kabupaten ke ibukota provinsi sekitar 68 km. Gambar 5.1. Peta Kabupaten Karangasem
3 Pemerintahan Kabupaten Karangasem tahun 2009 terdiri atas delapan Kecamatan, tiga Kelurahan, 75 desa, 581 Banjar Dinas/Lingkungan, 190 Desa Adat dan 605 Banjar Adat. Untuk menjalankan roda pemerintahan di masing-masing tingkat wilayah dikepalai oleh seorang Camat untuk tingkat kecamatan, Lurah/Kepala Desa untuk tingkat Kelurahan/Desa, Kepala Lingkungan untuk tingkat lingkungan dan Kelian Banjar untuk tingkat Banjar Dinas. Pada Pemilihan Umum legislatif 2009 proporsi jumlah anggota dewan untuk Kabupaten Karangasem 37 orang yang tediri dari PDIP sebanyak sebelas orang, Partai Golkar sebanyak sembilan orang, Partai Demokrat tiga orang, PNI-m sebanyak empat orang dan F Karangasem Bersatu sebanyak sepuluh orang. Produk hukum yang dihasilkan oleh DPRD Kabupaten Karangasem selama tahun 2009 yaitu Perda delapan buah, Keputusan DPRD 17 buah dan produk lain seperti Keputusan Pemimpin DPRD 3 buah dan Persetujuan atau Rekomedasi sebanyak 13 buah. 5.3 Penduduk dan Tenaga Kerja Jumlah penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk adalah jiwa, terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Dengan jumlah rumah tangga Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Sidemen yaitu, sebesar 970 jiwa per km 2 dan kecamatan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Kubu yaitu sebesar 305 jiwa per km 2. Kepadatan penduduk untuk Kabupaten Karangasem adalaah sebesar 516 jiwa per km 2. Sex ratio sebesar 100,01 yang
4 73 menunjukan jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan, kecuali Kecamatan Sidemen dan Selat memiliki sex ratio lebih kecil dari 100 yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar dari penduduk laki-laki. Gambaran mengenai ketenaga kerjaan Kabupaten Karangasem berdasarkan Survei Sosial Ekonomi menunjukkan angkatan kerja pada tahun 2009 adalah orang (83,12%), dimana penduduk yang bekerja sebanyak orang (80,36%) yang mencari pekerjaaan orang (2,76%). Sedangkan yang bukan aangkatan kerja sebanyak orang (16,88%) seperti sekolah sebanyak (5,05%), pengurus rumah tangga (8,04%) dan lainnya (3,79%) Konsumsi dan Keadaan Rumah Tangga Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 dari hasil Survei Sosial Ekonomi, untuk kelompok makanan sebesar Rp (53,76%) dan non makanan sebesar Rp (46,24%). Keadaan rumah tangga di Kabupaten Karagasem menurut jenis lantai terluas yaitu 20 sd 49 m 2 sebesar 53,19%, jenis atap terluas dengan genteng sebesar 78,89%. Sumber penerangan rumah tangga terbanyak dengan listrik PLN sebesar 91,17% dan sumber air minum terbanyak dengan ledeng yaitu sebesar 39,64%. 5.5 Sosial Pada bidang pendidikan dapat kita lihat jumlah murid Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Karangasem sebanyak 313 orang, murid Sekolah Dasar berjumlah orang, untuk SD Negeri berjumlah orang dan SD Swasta berjumlah 569 orang. Murid SLTP berjumlah orang, murid SLTP Negeri
5 orang dan murid SLTP Swasta berjumlah 610 orang. Murid SMU berjumlah orang, murid SMU Negeri orang, SMU Swasta orang dan SMK sebanyak orang dengan rincian jumlah murid SMK Negeri sebanyak orang dan murid SMK Swasta sebanyak 638 orang. Pada bidang Kesehatan, yang merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang mutu SDM, sehingga berbagai saran dan prasarana pelayanan telah dibangun di Kabupaten Karangasem. Tempat pelayanan seperti rumah sakit tersedia 1 buah, Puskesmas 12 buah puskesmas pembantu 70 buah dan 12 buah puskesmas keliling. Tenaga kesehatan yang tersedia seperti dokter sebanyak 88 orang, perawat 232 orang, bidan 153 orang dan para medis non perawat 176 orang. Kasus kematian sebanyak 141 kasus dengan kasus kematian tebanyak gagal nafas. Jumlah PUS di kabupaten karangasem adalah orang dan pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi adalah orang. Penduduk Kabupaten Karangasem mayoritas beragama Hindu, yaitu sebanyak orang, kemudian pen duduk yang beragama Islam sebanyak orang, Kristen 321 orang, Budha 625 orang dan Katholik berjumlah 243 orang. 5.6 Pertanian Di sektor pertanian tercatat produksi padi sawah sebesar ,18 ton (GKG) dengan rata-rata hasil 65,38 kwintal per ha. Produksi jagung ,94 ton dengan rata-rata 21,92 kwintal per ha. Produksi ubi kayu ,97 ton dengan rata-rata hasil 162,58 kwintal per ha. Produksi ubi jalar ,15 ton dengan ratarata hasil 130,50 kwintal per ha. Produksi kacang tanah 5.230,24 ton dengan ratarata hasil 10,71 kwintal per ha. Produksi kacang kedelai 144,90 ton dengan rata-
6 75 rata hasil 11,59 kwintal per ha. Produksi kacang hijau 300,83 ton dengan rata-rata produksi 11,66 kwintal per ha. Pada sub sektor perkebunan tercatat untuk produksi tanaman perkebunan kelapa ,35 ton, kopi 564,71 ton, cengkeh 53,65 ton, coklaat/kakao 251,26 ton, jambu mete 3.210,55 ton, kapuk 41,20 ton, panili 0,99 ton dan tembakau 5,98 ton. Luas kawasan hutan di Kabupaten Karangasem tercatat ,43 Ha, terdiri dari hutan lindung ,43 Ha dan hutan produksi 204 Ha. Pada sub sektor peternakan, tercatat ekor sapi, kerbau 100 ekor, babi ekor, kambing ekor, ayam ras petelor ekor, ayam ras pedaging ekor dan itik ekor. Terlihat Kabupaten Karangasem sangat potensi di sub sektor peternakan ini, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Produksi perikanan laut dari hasil penangkapan adalah ,28 ton dengan nilai produksi rupiah sedangkan untuk hasil penangkapan dan perikanan darat/air tawar adalah 282,10 ton dengan nilai produksi rupiah. 5.7 Industri Perusahaan/usaha industri pengolahan di Kabupaten Karangasem tercatat, hanyak untuk industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga yaitu sebanyak perusahaan/usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang dan sebanyak 3 perusahaan/usaha dengan jumlah tenaga kerja 31 orang. Di bidang kelistrikan tahun 2009 tercatat jumlah pelanggan listrik pelanggan dengan jumlah KWH terjual sebesar dan dibidang air minum banyaknya pelanggan dengan banyaknya pemakaian air sebesar m 3.
7 Perdagangan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah perdagangan barang dan jasa di Kabupaten Karangasem tercatat untuk golongan usaha kecil sebanyak 283 buah, menengah sebanyak delapan buah dan besar tiga buah dengan bentuk usaha seperti Perseroan Terbatas (PT) sebanyak tiga buah, Comanditer Venonscaff (CV). Sebanyak 44 buah, Koperasi 4 buah, Firma (Fa) 0 buah dan perorangan sebanyak 242 buah. 5.9 Perhubungan Panjang jalan di Kabupaten Karangasem adalah 885,345 Km,untuk panjang jalan kabupaten 653,415 Km, panjang jalan propinsi 154,330 Km dan panjang jalan negara 77,600 km. di bidang angkutan tercatat jumlah bus sebanyak empat buah, mikrobus sebanyak 137 buah, minibus sebanyak buah, truk sebanyak buah, pick up sebanyak buah, sedan sebanyak 252 buah jeep sebanyak 439 buah dan sepeda motor sebanyak buah. Di bidang pariwisata tercatat jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Karangasem adalah orang dan wisatawan local adalah orang Keuangan dan Harga-harga Realisasi pemerintahan daerah kabupaten Karangasem tahun 2009 adalah ,08 rupiah yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar ,78 rupiah, pendapatan transfer dana perimbangan sebesar ,30 rupiah dan pendapatan lainnya yang sah sebesar ,00 rupiah. Belanja daerah sebesar ,20 rupiah yang
8 77 terdiri dari belanja operasi sebesar ,68 rupiah, belanja modal sebesar ,00 rupiah, belanja tak terduga sebesar ,00 rupiah dan belanja transfer / bagi hasil ke desa sebesar ,52 rupiah. Pembiayaan yang teriri dari penerimaan pembiayaan sebesar ,58 rupiah dan pengeluaran pembiayaan sebesar ,64 rupiah. Kegiatan ekonomi belanja lancar bila ditunjang dengan tersedianya dana. Hal ini dengan adanya bank-bank untuk menyalurkan keuangan baik berupa tabungan maupun kredit. Selain ditunjang oleh lembaga keuangan, kegiatan ekonomi pedesaan disokong pula oleh adanya Koperasi Unit Desa (KUD), yang diharapkan nantinya mampu menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat. Jumlah koperasi di Kabupaten Karangasem adalah KUD sebanyak 10 buah dengang jumlah anggota orang dan koperasi non KUD sebanyak 211 buah dengan jumlah anggota orang Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karangasem atas dasar harga berlaku tahun 2008 besarnya ,20 juta rupiah, meningkat dibandingakn dengan tahun 2007 yang besarnya ,05 juta rupiah, dimana keadaan ini dipengaruhi oleh faktor meningkatnya harga-harga. PDRB atas dasar harga konstan 2000 juga mengalami kenaikan, yaitu dari ,93 juta rupiah tahun 2007 menjadi ,20 juta rupiah tahun 2008, hal ini menunjukkan produksi kegiatan ekonomi meningkat. Laju pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem tahun 2008 adalah 5,07%. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar
9 78 0,13 poin. Pertumbuhan PDRB yang dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk, belum sepenuhnya menunjukkan sebagai indicator kenaikan taraf hidup masyarakat. Hal tersebut disadari antara lain : PDRB hanya mengacu pada aspek ekonomi, sedangkan kesejahteraan mencakup aspek ekonomi maupun non ekonomi, pertumbuhan PDRB yang tinggi belu tentu menjamin bahwa distribusi pendapatan relatif merata dikalangan penerima pendapat. Karena dalam prakteknya tidak semua faktor produksi, khususnya SDM, memiliki akses yang sama untuk terlibat langsung didalam aktifitas produksi. Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama di dapatkan angka pendapatan per kapita penduduk. Tahun 2008 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Karangasem adalah ,55 rupiah, yang mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu ,17 rupiah Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Karangasem Umum - Luas wilayah : 839,54 km 2 - Jumlah penduduk (Hasil sementara sensus penduduk 2010) : jiwa - Kepadatan penduduk : 473 per km 2 - Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000 s/d 2010 : 0,97 % per tahun - Ibukota : Amlapura - Jumlah kecamatan :8 - Jumlah desa : 78 - Jumlah SLS (satuan lingkungan setempat) : 581 SLS
10 79 - Jarak ke ibukota provinsi (Kota Denpasar) : 68 km - Pertumbuhan ekonomi (tahun 2009) : 5,01 % Peranan daerah Jika anda ingin mencari ketenangan yang anda inginkan di pulau dewata Bali, datang saja ke Bali bagian timur. Tepatnya di Kabupaten Karangasem. Di sana terdapat tempat peristirahatan, objek wisata bernuansa religius/spiritual dan sejarah, hingga aktivitas wisata bahari tersaji di depan mata. Selain itu, ada Pura Besakih yang merupakan pura terbesar di Bali, serta tiga istana air (Tirta Gangga, Jungutan, dan Taman Ujung) yang kental dengan nuansa sejarah, berupa taman dan bangunan di atas air yang dibangun oleh raja Karangasem sekitar tahun Tak hanya itu, Kawasan Candidasa, sebuah kawasan wisata di Desa Manggis, Karangasem, kendati diakui alam dan panoramanya tidak seelok Kuta dan Nusa Dua yang termasyhur karena bibir pantainya yang panjang dan berpasir putih, namun menyuguhi pemandangan lautan di Selat Lombok yang khas dan tak kalah indahnya. Laut yang teduh dan tenang dengan sejumlah gugusan pulaupulau kecil yang terletak antara Pulau Bali dan Nusa Penida. Perairan di sekitar gugusan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata bahari, yang sudah tentu dilengkapi kawasan yang lebih dulu dikenal, yakni Amed dan Tulamben, dua kawasan di ujung timur Pulau Bali. Kendati demikian, diakui bahwa selama ini Karangasem belum cukup banyak dikenal oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Bahkan, daerah di ujung timur Bali itu seperti terlupakan dalam promosi pariwisata Bali maupun nasional. Selain promosi yang masih kurang, persoalan infrastruktur tetap menjadi kendala. Tiga tahun terakhir, Pemerintah
11 80 Kabupaten Karangasem menghabiskan anggaran sekitar tiga miliar rupiah untuk memperbaikinya, mulai dari memperbanyak penerangan jalan hingga pembangunan kawasan parkir dan tempat wisata di Pantai Candidasa. Kabupaten Karangasem yang berbatasan langsung dengan tiga kabupaten di sebelah barat, yakni Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng. Di sebelah timur berbatasan dengan selat lombok, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan laut Bali, dan di sebelah selatan dengan Samudra Indonesia, juga menyimpan potensi lain yang merupakan sandaran ekonomi utama kabupaten ini, yakni sektor pertanian dalam arti luas termasuk di dalamnya sub sektor peternakan, perikanan dan kelautan, maupun industri kerajinan. Ada empat strategi dan program pembangunan Kabupaten Karangasem. Pertama, pembangunan infrastruktur ekonomi vital meliputi jalan, air, dan listrik. Kedua, pembangunan dengan pendekatan kawasan terpadu untuk keseimbangan dan keterkaitan antar wilayah dengan model Pusat Pertumbuhan Ekonomi Terpadu (P3ET). Ketiga, pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan dengan pendekatan cluster wilayah terhadap produk unggulan, dan keempat, arah kebijakan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, pemberdayaan masyarakat model Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan stimulasi pertumbuhan Investasi. Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal, maka sektor pendidikan dan kesehatan juga tidak luput dari perhatian pemerintah kabupaten. Untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, pemerintah bertekad memanfaatkan
12 81 pertanian, pemukiman, konservasi dan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan sebagai andalan perekonomian rakyat yang didukung sektor pariwisata. Secara ekonomi, PDRB Kabupaten Karangasem telah mencapai 3,67 trilyun rupiah di tahun 2009, dan menduduki peringkat ke-6 dengan kontribusi 6,96 % terhadap PDRB kabupaten/kota se-bali. Dengan pertumbuhan ekonomi 5,01 % dan pendapatan per kapita 9,48 juta rupiah di tahun 2009 menjadikan kontribusi daerah ini terhadap perekonomian Provinsi Bali sebesar 6,37 %. Relatif kecilnya kontribusi ini menjadikan Karangasem bersama dengan Kabupaten Klungkung dan Jembrana termasuk ke dalam kategori daerah kurang berkembang atau relatif tertinggal di Provinsi Bali Potensi sumber daya alam Ibarat mutiara yang terpendam, Kabupaten Karangasem yang terletak diujung timur Pulau Bali memiliki beragam potensi yang belum digali dan dikelola secara maksimal. Potensi - potensi tersebut tersebar di berbagai sektoral meliputi sektor pertanian, peternakan, industri kerajinan, maupun pariwisata. Semua itu merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan kompetitif untuk dikembangkan. Selama periode tahun 2005 s.d 2009, produksi kegiatan ekonomi di Kabupaten Karangasem meningkat ditunjukkan dengan kenaikan PDRB, dari 2,21 trilyun rupiah di tahun 2005 menjadi 3,67 trilyun rupiah di tahun Kabupaten Karangasem mempunyai tiga sektor ekonomi utama yang diandalkan untuk menggerakan roda perekonomian di daerah. Ketiga sektor tersebut secara berurutan adalah pertanian, jasa-jasa, serta perdagangan, hotel dan restoran.
13 82 Sektor pertanian mendominasi perekonomian Kabupaten Karangasem, di mana share sektor ini terhadap PDRB mencapai 28,96 % di tahun Pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Karangasem meliputi empat sub sektor, yakni tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Sebagian besar lahan pertanian di Karangasem merupakan lahan kering, sedangkan lahan sawah hanya seluas ha (8,50% dari luas Kabupaten Karangasem). Kendati memiliki lahan pertanian terbatas, namun produksi bahan makanan (terutama padi dan palawija) di kabupaten ini relatif mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Ini disebabkan oleh produktivitas padi yang tergolong tinggi. Pada tahun 2009, produktivitas padi mencapai 65,38 kwintal per ha. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Selama periode itu pula terjadi penambahan luas lahan sawah yang berasal dari alih fungsi lahan yang sebelumnya ditanami buah salak. Peningkatan produktivitas secara konsisten membuat produksi padi cenderung terus meningkat hingga mencapai ton di tahun 2009 dengan luas panen ha, di mana sebagian besar komoditi padi ini dihasilkan di Kecamatan Karangasem, Bebandem, dan Sidemen. Selain padi, tanaman pangan yang memiliki perkembangan produksi relatif baik adalah jagung. Jenis tanaman ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,31 % di tahun 2008 dan 22,26 % di tahun Di tahun 2009, produksi jagung mencapai ton dari luas panen ha dengan kecamatan andalannya adalah Kubu dan Karangasem. Produksi ubi kayu sebanyak ton dari luas panen ha, terkonsentrasi di Kecamatan Kubu dan Abang. Untuk produksi ubi jalar mencapai ton dengan luas panen ha. Ubi jalar ini banyak
14 83 terdapat di Kecamatan Abang, Rendang, dan Selat. Sedangkan produksi kacang tanah sebanyak ton dengan luas panen ha. Kacang tanah banyak ditanam di Kecamatan Karangasem dan Sidemen. Komoditas lain yang banyak terdapat di Kabupaten Karangasem adalah hortikultura (sayuran dan buahbuahan). Bawang merah, cabai besar, tomat, dan kacang panjang adalah komoditas sayuran andalan di Kabupaten Karangasem. Karangasem juga terkenal sebagai daerah penghasil buah salak. Produksi salak kabupaten ini mencapai ton atau 96,56 % dari produksi salak di Bali selama tahun Salah satu daerah primadona penghasil salak kabupaten ini adalah Desa Sibetan di Kecamatan Bebandem. Karena itu, desa ini juga menjadi kawasan agrowisata perkebunan salak di Bali. Di samping itu, desa ini juga dijadikan proyek percontohan (denplot) oleh Dinas Pertanian Provinsi Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan produksi buah salak. Desa Sibetan yang daerahnya berada di dataran tinggi, yakni sekitar 400 s.d 700 meter di atas permukaan laut, merupakan kawasan perkebunan salak terbesar di Bali, karena memiliki lahan tanah yang subur dan cocok sebagai tempat perkebunan salak. Hampir sebagian besar masyarakat di desa itu bekerja sebagai petani salak dan menggantungkan hasil panen sebagai pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Karangasem terus memacu produksi buah salak untuk memenuhi kebutuhan pembuatan minuman wine yang kemudian dipasok ke restoran dan hotel bertaraf internasional di Bali. Dengan melimpahnya salak petani sebagai bahan baku, produksinya dapat mencapai
15 84 sekitar 60 ton per hari. Cara ini juga akan mampu mengangkat kesejahteraan petani yang selama ini tergantung dari pengepul. Ternak sapi merupakan potensi terbesar yang dimiliki Karangasem pada sub sektor peternakan, bahkan populasinya terbanyak di Bali. Pada tahun 2009, populasi sapi kabupaten ini telah mencapai ekor (22,35% dari total populasi sapi di Bali). Ternak sapi ini terkonsentrasi di tiga kecamatan, yakni Kubu, Abang, dan Karangasem. Selain sapi, ternak unggas ayam (buras dan ras) juga dominan di kabupaten ini, di mana populasinya telah mencapai ekor (ayam buras) dan ekor (ayam ras). Potensi terbesar pengembangan ternak unggas ini berada di Kecamatan Kubu, Karangasem, dan Rendang. Pada konteks lain, potensi hasil perkebunan yang dominan di Kabupaten Karangasem adalah kelapa, jambu mete, kakao, cengkeh dan lontar. Komoditi jambu mete misalnya, masih berpotensi untuk dikembangkan karena dari potensi areal yang ada ha, seluas ha areal yang baru ditanami, sehingga masih tersisa seluas ha. Daerah yang banyak mengusahakan jambu mete ini berada di Kecamatan Kubu. Bahkan kelompok tani jambu mete di kecamatan ini telah mengarah pada pola usaha mandiri, mulai dari proses produksi, pengolahan hingga pemasaran. Biji jambu mete dari Kubu, yang menembus pasaran ekspor selama tahun 2009 sebanyak 57 ton, dan diperkirakan dapat ditingkatkan menjadi 67 ton dalam tahun Kecamatan Kubu yang menjadi sentra pengembangan jambu mete di Bali dalam tahun 2011 diharapkan mampu memproduksi sebanyak 105 ton.
16 85 Sub sektor perikanan dan kelautan turut pula menyumbang perekonomian Kabupaten Karangasem. Produksi perikanan laut hasil penangkapan mencapai ton dengan nilai produksi 99,19 milyar rupiah, sedangkan produksi perikanan darat (tambak dan kolam) mencapai 276,5 ton dengan nilai produksi 11,37 milyar rupiah di tahun Sebaran kelompok nelayan, petani ikan, dan pengolah terdapat di Kecamatan Abang, Kubu, dan Karangasem. Dalam mewujudkan kawasan minapolitan di Bali, Kabupaten Karangasem juga memiliki potensi pengembangan udang galah dengan sasaran produksi 180 ton setahun. Bahkan belum lama ini telah diresmikan Balai Produksi Induk Udang Unggul di Kabupaten Karangasem. Balai ini akan menjadi yang terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 675 ribu ekor udang per tahun. Keberadaan fasilitas ini akan mengurangi kebutuhan impor Indonesia terhadap induk udang jenis vaname yang berasal dari Amerika Serikat. Selain sektor pertanian, keberadaan industri kecil (UMKM) yang ada di Kabupaten Karangasem juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Aneka ragam produk barang yang dihasilkan industri kecil seperti industri yang bergerak di bidang makanan, minuman, keperluan rumahtangga dan perkantoran, jasa service maupun kerajinan. Kabupaten ini mempunyai kain tenun yang cukup khas, yakni kain gringsing. Kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja dari segi mitos, tetapi juga dari segi teknik penenunan. Pakar tekstil menyebutkan teknik penenunan kain gringsing yang rumit dan memakan waktu lama hanya dijumpai di tiga lokasi di dunia. Selain di Karangasem, teknik ini hanya terdapat di Jepang dan India.
17 86 Dari sisi pariwisata, Kabupaten Karangasem memiliki banyak potensi pariwisata. Ada 14 objek wisata di wilayah Karangasem sebagai pendukung investasi. Diantaranya adalah Bukit Jambul, Besakih dan Telaga Waja di Kecamatan Rendang, Putung di Kecamatan Selat, Iseh di Kecamatan Sidemen, Agrowisata Salak Sibetan di Kecamatan Bebandem, Puri Agung Karangasem, Taman Sukasada Ujung dan Candidasa di Kecamatan Karangasem, Taman Tirtagangga serta Jemeluk di Kecamatan Abang, Tenganan serta Padang Bai di Kecamatan Manggis, Tulamben di Kecamatan Kubu. Wisata budaya sebagaimana daerah Bali pada umumnya masih manjadi andalan Karangasem, selain wisata alam, agro dan tirta. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Karangasem sebanyak orang, dan wisatawan lokal berjumlah orang selama tahun Untuk menunjang akomodasi pariwisata di kabupaten ini terdapat sarana dan prasarana seperti hotel berbintang maupun non bintang (melati), yang tersebar di Kecamatan Manggis, Kubu, Karangasem dan Abang. Infrastruktur penunjang pariwisata yang tak kalah pentingnya adalah pelabuhan laut di Padang Bai, Kecamatan Manggis. Dan juga adanya pelabuhan kapal pesiar bertaraf internasional di Labuhan Amuk, Kecamatan Manggis, sekitar 60 km arah timur Kota Denpasar. Pembangunan pelabuhan ini menelan dana APBN Rp 70 milyar, APBD Provinsi Bali sekitar Rp 15 milyar, dan APBD Karangasem sekitar Rp 3,5 milyar, khusus untuk penyediaan lahan inti seluas 1,5 ha. Pelabuhan itu memiliki dua dermaga sepanjang 150 meter yang memungkinkan dua unit kapal pesiar berukuran besar melakukan bongkar muat dalam satu kali kesempatan, yang
18 87 mampu menarik minimal 200 kapal pesiar per tahun dengan penumpang rata-rata wisatawan di setiap kapal. Mereka diharapkan akan secara langsung tertarik mengunjungi sejumlah objek wisata di Karangasem, seperti Pura Besakih, Taman Ujung, maupun menikmati pesona bawah laut Bali bagian timur, seperti di kawasan Amed dan Tulamben. Pelabuhan itu sekaligus menjadi pintu gerbang dan penghubung Bali dengan daerah wisata lain, terutama Pulau Lombok Peluang dan prospek bisnis Bisnis yang potensial dikembangkan di Kabupaten Karangasem adalah terkait dengan sub sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta industri kecil dan pariwisata. Beberapa kegiatan tersebut antara lain: 1. Pembangunan pabrik pengolahan kacang tanah pasca panen. Potensi pengembangan komoditi kacang tanah ini berada di Kecamatan Karangasem dan Sidemen. 2. Pengembangan ternak sapi potong. Luas lahan yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan sapi potong sekitar ha yang tersebar di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem. 3. Pengembangan pembibitan dan penggemukan ternak babi di seluruh kecamatan di Kabupaten Karangasem. 4. Pengembangan ternak ayam ras pedaging di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem. Sedangkan untuk ayam ras petelur di Kecamatan Manggis dan Karangasem. 5. Pengembangan ternak kambing di Kecamatan Rendang dan Selat.
19 88 6. Pengembangan penangkapan ikan tuna. Potensi ikan tuna di Kabupaten Karangasem sebesar 25 ribu ton, yang tersebar di sepanjang perairan laut Bali timur dan Nusa Tenggara Barat. Selama ini, penangkapan ikan tuna hanya dilakukan oleh sekitar orang nelayan dengan peralatan tradisional dan kurang memadai, sehingga produksi maksimal yang bisa dihasilkan adalah ton setahun. 7. Pengembangan budidaya kerang mutiara di pantai Desa Laba Sari, Kecamatan Abang dan Desa Sukadana, Kecamatan Kubu. Luas wilayah yang bisa dimanfaatkan dari kedua desa itu sekitar 10 ha. Budidaya ini telah didukung oleh sarana dan prasarana seperti laboratorium, dan sarana pembenihan tiram, long line serta pocket net. 8. Pengembangan budidaya ikan kerapu di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, serta di Pantai Amed, Kecamatan Abang, dengan total areal seluas dua ha. 9. Pengembangan budidaya rumput laut di Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, serta di Desa Sukadana dan Desa Baturinggit yang ada di Kecamatan Kubu, dengan luas areal sekitar 27,5 ha. 10. Pengembangan budidaya salak gula pasir, dan kemitraan pengolahan buah salak menjadi produk-produk olahan, seperti dodol salak, wine salak, kripik salak, salak kering, dan lain-lain. 11. Pengembangan industri kerajinan anyaman ate, kerajinan kayu (patung antik dan primitif), kerajinan perak dan tenun ikat.
20 Pembangunan sarana dan prasarana wisata di Kawasan Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem dengan view menghadap ke Selat Lombok yang sangat indah dengan luas areal 476,26 ha. 13. Pengembangan budidaya perikanan darat (gurame, kaper, udang, dan lele), serta kemitraan pemasaran menyasar pasar pariwisata dan ekspor di Desa Padangkerta, Kecamatan Karangasem. 14. Pengembangan kemitraan pemasaran Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem sebagai objek wisata budaya dalam bentuk paket, serta kemitraan pemasaran produk-produk industri kerajinan masyarakat Budakeling untuk menyasar pasar pariwisata dan ekspor. 15. Pengembangan budidaya Tanaman Albicia (bahan baku patung asmat) di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, serta kemitraan pemasaran hasil kerajinan patung asmat masyarakat setempat.
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Amlapura, Nopember 2015 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem Kepala,
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas selesainya penyusunan Buku Profil Daerah Kabupaten Karangasem. Buku Profil Daerah Kabupaten Karangasem
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :
PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciProfil Kabupaten Aceh Singkil
Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat
Lebih terperinci4.1. Letak dan Luas Wilayah
4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI
PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,
Lebih terperincikaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i
Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :
PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16
KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum
Lebih terperinciLAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dijelaskan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Metode Penelitian dari penulisan Laporan Seminar Tugas Akhir Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan
Lebih terperinciPotensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON
Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO
STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciGEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian
GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN
PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN 1. Nama : KECAMATAN PAHUNGA LODU 2. Ibu Kota Kecamatan : TANDENING 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : UTARA=KEC, RINDI, SELATAN=KEC, WULA WAIJELU,TIMUR=LAUT SABU,BARAT
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0
Lebih terperinciNama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu
Sedang dalam pengembangan :) PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PANDAWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KAWANGU 3. Tahun Berdiri : 20 Agustus 1992 4. Batas Wilayah : Timur=Kecamatan Kanatang,Barat= Kec. Umbu
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33
Lebih terperinciSTATISTIK KECAMATAN MAJE 2016 Statistik Daerah Kecamatan Maje 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN MAJE 2016 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 17040.1619 Katalog BPS : 1101002.1704020 Ukuran Buku : 25,00
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciBupati Murung Raya. Kata Pengantar
Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinciStatistik Daerah Kabupaten Bintan
Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi Makro
Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru
V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciKatalog BPS
Katalog BPS 1403.8271.012 Kecamatan Pulau Batang Dua Dalam Angka 2012 PULAU BATANG DUA DALAM ANGKA 2012 Nomor Katalog : 1403.8271.012 Nomor Publikasi : 8271.000 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinci1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C
SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih
Lebih terperinci- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013
No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat
51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM LOKASI
21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciProfil Kabupaten Aceh Tamiang
Profil Kabupaten Aceh Tamiang Ibukota : Karang Baru Batas Daerah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, Kota langsa dan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Langkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciNepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga
Lebih terperinciProfil Kabupaten Aceh Barat
Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Aceh Barat : Meulaboh : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Profile Agrowisata Sutera Sari Segara Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Abiansemal di Kabupaten Badung dengan luas wilayah geografis
Lebih terperinci8.1. Keuangan Daerah APBD
S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten
Lebih terperinci5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui
Lebih terperinciPROFIL DAERAH PENELITIAN. Aspek Fisik
PROFIL DAERAH PENELITIAN Aspek Fisik Secara geografis, Kabupaten Gianyar terletak antara 80'38'48'' dan 80'38'58" Lintang Selatan, 115'22'29'' dan 115'22'23'' Bujur Timur dengan batas-batas wilayah administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan
Lebih terperinciKinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara
No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperincidiperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel
mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya data dan informasi yang memberi gambaran akurat tentang potensi wilayah sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan bagi Pemerintah kalangan pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No.40/07/34/Th.XVI,1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
50 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Sumatera Barat Sumatera Barat yang terletak antara 0 0 54' Lintang Utara dan 3 0 30' Lintang Selatan serta 98 0 36' dan 101 0 53' Bujur Timur, tercatat
Lebih terperincikaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hulu 2016 Halaman i
Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hulu 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI HULU 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hulu 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014
STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang
79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006
KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografis Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/07/8/Th. XVII, 0 Juli 204 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 203 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 203 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Indramayu, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa,
Lebih terperinci