KATA PENGANTAR. Amlapura, Nopember 2015 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem Kepala,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Amlapura, Nopember 2015 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem Kepala,"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas selesainya penyusunan Buku Profil Daerah Kabupaten Karangasem. Buku Profil Daerah Kabupaten Karangasem merupakan gambaran umum tentang potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Karangasem, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Demikian disampaikan dengan harapan agar nantinya Buku Profil Daerah Kabupaten Karangasem ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat baik Pemerintah maupun swasta. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih. Amlapura, Nopember 2015 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem Kepala, I Ketut Sedana Merta,ST.,MT. Pembina Tk.I NIP i

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Karangasem... Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar..... i ii iv vii BAB I BAB II BAB III BAB IV KERANGKA EKONOMI MAKRO PEMERINTAHAN Jumlah Kecamatan, Desa/ Kelurahan, Lingkungan, dan Dusun Kewenangan Daerah Aparatur Pemerintah Daerah... SOSIO-DEMOGRAFI Penduduk Angkatan Kerja... PEREKONOMIAN Sub Sektor Tanaman Pangan... Padi... Jagung... Ubi Kayu... Ubi Jalar Sub Sektor Perkebunan... Kopi... Kakao... Kelapa... Cengkeh... Jambu Mete... Kapuk... Salak Sub Sektor Kehutanan Sub Sektor Peternakan Sub Sektor Perikanan dan Kelautan... Perikanan Laut... Perikanan Darat Sub Sektor Penggalian Sub Sektor Kelistrikan Sub Sektor Pariwisata BAB V INFRASTRUTUR Prasarana dan Sarana Kesehatan Prasarana Jalan dan Perhubungan... - Prasarana Jalan... - Perhubungan Prasarana dan Sarana Pendidikan ii

4 BAB VI BAB VII BAB VIII 5.4. Prasarana Olah Raga Prasarana Ibadah Prasarana Pos dan Telekomunikasi... KEUANGAN Keuangan Daerah... Pendapatan Daerah... - Pendapatan Asli Daerah... - Dana Perimbangan... - Lain-lain Pendapatan daerah yang sah... Belanja Daerah... - Belanja tidak langsung... - Belanja langsung... KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kemiskinan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pendidikan... Angka Melek Huruf... Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan... PENUTUP iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 2.2 Jumlah Kewenangan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan di Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 2.4 Jumlah Pejabat Struktural Menurut Eselon di Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 2.5 Jumlah Pejabat Fungsional dan Pensiunan Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Karangasem menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun Tabel 3.2 Kondisi Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja di Karangasem Tahun Tabel 3.3 Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 4.1 Luas Panen dan Produksi Gabah di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.2 Luas Panen dan Produksi Jagung di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.3 Luas Areal Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.4 Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.5 Luas Panen dan Produksi Kopi di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.6 Luas Panen dan Produksi Kakao di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.7 Luas Panen dan Produksi Kelapa di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.8 Luas Areal Panen dan Produksi Cengkeh di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.9 Luas Areal Panen dan Produksi Jambu Mete di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.10 Luas Areal Panen dan Produksi Kapok di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.11 Luas Panen dan Produksi Salak di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.12 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.13 Tabel 4.14 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Karangasem Tahun Jumlah Populasi dan Produksi Ternak di Kabupaten iv

6 Karangasem Tahun Tabel 4.15 Indikator Perikanan Laut di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.16 Luas Pemanfaatan dan Jumlah Produksi Perikanan Darat (Kolam) di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.17 Kontribusi Pertambangan Galian C terhadap PDRB Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.18 Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Listrik di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.19 Daftar Nama Obyek Wisata dan Lokasi di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.20 Banyaknya Wisatawan Asing dan Dalam Negeri ke Obyek Pariwisata di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 4.21 Banyaknya Wisatawan Asing dan Dalam Negeri ke Obyek Pariwisata di Kabupaten Karangasem per bulan Tahun Tabel 4.22 Banyaknya Sarana Akomodasi Hotel di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 5.1 Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 5.2 Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis Tahun Tabel 5.3 Indikator Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tabel 5.4 Karangasem Tahun Status Jalan, Kondisi Jalan dan Panjang serta Jumlah Jembatan di Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 5.5 Sarana dan Prasarana Angkutan Jalan dan Penyeberangan Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 6.1 Tabel 6.2 Tabel 6.3 Jumlah Taman Kanak-kanak dan Sekolah Luar Biasa di Kabupaten Karangasem Tahun Jumlah SD dan Sederajat, SLTP dan Sederajat serta SLTA dan Sederajat di Kabupaten Karangasem Tahun Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Karangasem Tahun Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Karangasem Tahun Target dan Realisasi PAD Menurut Komponen PAD Kabupaten Karangasem Tahun Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Karangasem Tahun Target dan Realisasi Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah Kabupaten Karangasem tahun Tabel 6.4 Target dan realisasi belanja tidak langsung dan langsung APBD Kabupaten Karangasem tahun v

7 Tabel 6.5 Target dan realisasi belanja tidak langsung APBD Kabupaten Karangasem Tabel 6.6 Target dan realisasi belanja langsung APBD Kabupaten Karangasem Tabel 7.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kabupaten Karanagsem Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Tabel 7.2 Perkembangan Angka Kemiskinan di Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 7.3 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Karangasem PPLS Tabel 7.4 IPM dan Komponen Menurut Kabupaten/Kota di 70 Provinsi Bali Tahun 2014 Tabel 7.5 Persentase Penduduk Kabupaten Karangasem Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 7.6 Persentase APS,APM,APK Penduduk Kabupaten Karangasem Berdasarkan Kelompok Umur Tahun Tabel 7.7 Persentase Partisipasi Sekolah Penduduk Kabupaten Karangasem Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis 73 Kelamin Tahun 2014 Tabel 7.8 Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Menurut Kepandaian Membaca dan Menulis Kabupaten Karangasem Tahun Tabel 7.9 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Ijasah yang dimiliki, Kabupaten karangasem Tahun Tabel 7.10 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Ijasah yang dimiliki, Kabupaten karangasem Tahun 2014 vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Jumlah Kecamatan, Desa, Kelurahan dan Dusun Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 2.2 Jumlah Kewenangan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 2.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan di Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 2.4 Jumlah Pejabat Struktural Menurut Eselon di Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 3.1 Jumlah Penduduk (Proyeksi) Kabupaten Karangasem Menurut Jenis Kelamin Tahun Gambar 3.2 Sex Ratio Penduduk (Proyeksi) Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 3.3 Kondisi Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja di Karangasem Tahun Gambar 3.4 Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Gambar 3.5 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 3.6 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten karangasem Tahun Gambar 4.1 Luas Panen dan Produksi Gabah di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.2 Luas Panen dan Produksi Jagung di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.3 Luas Areal Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.4 Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.5 Luas Panen dan Produksi Kopi di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.6 Luas Panen dan Produksi Kakao di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.7 Luas Panen dan Produksi Kelapa di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.8 Luas Areal Panen dan Produksi Cengkeh di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.9 Luas Areal Panen dan Produksi Jambu Mete di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.10 Luas Areal Panen dan Produksi Kapok di Kabupaten Gambar 4.11 Karangasem Tahun Luas Panen dan Produksi Salak di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.12 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di Kabupaten Karangasem Tahun vii

9 Gambar 4.13 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.14 Jumlah Tangkapan Ikan di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.15 Kontribusi Pertambangan Galian C terhadap PDRB Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.16 Jumlah Pelanggan di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.17 Jumlah Pemakaian Listrik di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 4.18 Jumlah Kunjungan Wisman dan Domestik yang Datang Langsung ke Karanagsem Tahun Gambar 4.19 Banyaknya Sarana Akomodasi Hotel di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 5.1 Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 5.2 Jumlah Apotek dan Toko Obat Tahun Gambar 5.3 Jumlah SD, SLTP dan SLTA di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 5.4 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Karangasem Gambar 5.5 Tahun Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Karangasem Tahun Gambar 5.6 Banyaknya Pelanggan Telepon Menurut Jenis Pemakai di Kabupaten Karangasem Tahun viii

10 BAB I KERANGKA EKONOMI MAKRO Pembangunan Kabupaten Karangasem ditentukan oleh perekonomian makro, yang sangat dipengaruhi oleh berbagai bidang, kondisi ekonomi Kabupaten Karangasem selama tahun 2014 menunjukkan perkembangan yang positif. Walaupun dalam kurun waktu tersebut banyak peristiwa terjadi, yang secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi makro Karangasem. Dengan berubahnya tahun dasar dalam perhitungan PDRB yang awalnya menggunakan tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010, juga terjadi perubahan yang dulunya menggunakan 9 sektor menjadi 17 kategori menyebabkan adanya penyesuaian angka dalam perhitungan PDRB. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karangasem Tahun 2014 mengalami perlambatan dimana laju pertumbuhan PDRB Tahun 2013 berdasarkan harga konstan sebesar 6,16 persen melambat menjadi 6,01 persen di Tahun 2014 Prospek kondisi eksternal dan internal, yaitu menyangkut kebijakankebijakan strategis yang ditempuh, meningkatnya stabilitas politik serta mantapnya keamanan di daerah. Laju pertumbuhan pada beberapa kategori memiliki peran yang cukup dominan dalam pembentukan PDRB adalah sektor tersier diharapkan masih tetap memberikan share yang tinggi. Pada tahun 2014 seperti tahun sebelumnya secara umum beberapa kategori mengalami pertumbuhan positif walaupun mengalami perlambatan. Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB menurut harga konstan maka kategori yang paling besar pertumbuhannya adalah kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 11,19% disusul seterusnya ketegori Transportasi dan Pergudangan sebesar 10,49%, kategori Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 9,54%, katergori Jasa Pendidikan sebesar 9,41%, kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,33%, kategori Industri Pengolahan sebesar 7,66%, kategori Real Estate sebesar 7,61%, kategori Jasa lainnya sebesar 6,52%, kategori Jasa Perusahaan sebesar 6,32%, kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,01%, kategori Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 5,96%, kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 5,8%, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 4,99%, kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 3,75%, kategori Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 1,51%, Profil Daerah Kabupaten Karangasem

11 kategori Konstruksi sebesar 0,51% sedangkan kategori Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan sebasar -1,45%. Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karangasem tidak lepas dari kebijakan pembangunan sektor pariwisata yaitu pariwisata budaya yang mengakar pada kebudayaan Bali bernafaskan agama Hindu. Ini ditunjukkan dengan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Karangasem pada tahun 2014 sebanyak orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara orang orang (65,08%) dan wisatawan nusantara orang ( 34,92%), sedangkan jumlah kunjungan tahun 2013 sebanyak orang, terdiri dari wisatawan mancanegara orang ( 65,39%) dan wisatawan nusantara orang (34,61%), Secara keseluruhan mengalami peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karangasem sebesar 0,55 %, dimana kunjungan wisatawan Asing meningkat sebesar 179 orang atau sekitar 0,06%, dan kunjungan wisatawan domestik mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sekitar orang atau meningkat sekitar 1,48 %. Dari penduduk usia kerja pada tahun 2014 menunjukkan angkatan kerja sebanyak orang (82,36 %) dan bukan angkatan kerja sebanyak orang (17,64 %), Dari orang angkatan kerja penduduk yang bekerja sebanyak orang (97,94%) dan pengangguran sebanyak orang (2,06%). Artinya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 82,36 % dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 2,06%. Sedangkan pada tahun 2013 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 83,33 % dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 1,34%. Perkembangan data kemiskinan di tingkat Kabupaten khususnya di Kabupaten Karangasem tahun 2013 menurut jumlah penduduk miskin adalah sebanyak jiwa sekitar 6,88%, sedangkan pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin sebanyak jiwa atau 5,63%, Berdasarkan Hasil PPLS 2011, dengan variabel dan metode pendataan yang berbeda dari tahun sebelumnya jumlah keluarga miskin di Kabupaten Karangasem untuk kategori sangat miskin, miskin, hampir miskin, serta rentan miskin sebanyak KK. Angka tersebut tentu saja tidak bisa diperbandingkan karena adanya perbedaan kategori dan klasifikasi kemiskinan. Akan tetapi angkaangka tersebut akan sangat membantu didalam penyusunan program Profil Daerah Kabupaten Karangasem

12 penanggulangan kemiskinan sehingga sesuai dengan penyebab kemiskinan serta sasaran yang harus menerima program. Berdasarkan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku, besarnya PDRB Kabupaten Karangasem pada tahun 2014 mencapai Rp. 26,53 juta. Bila dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 22,99 juta meningkat sebesar 15,40 %. Hal ini tidak menjadi indikator dari peningkatan daya beli masyarakat, karena pada PDRB perkapita menurut harga berlaku masih mengandung unsur inflasi yang sangat berkaitan dengan daya beli. Untuk itu perlu ditelaah PDRB per kapita menurut harga konstan. Pada tahun 2014 PDRB menurut harga konstan mengalami peningkatan 5,41 % dari Rp. 19,79 juta pada tahun 2013 menjadi Rp. 20,86 juta pada tahun Perhitungan inflasi di Bali berdasarkan dari hasil survey di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng, sedangkan di Kabupaten Karangasem belum dilakukan perhitungan inflasi, sehingga data inflasi di Kabupaten Karangasem disetarakan dengan hasil perhitungan inflasi di Bali. Pada tahun 2014 inflasi di Bali mencapai 8,43 %, Dengan berupahnya metode perhitungan Indeks Pembangunan Manusia yang baru maka nilai IPM Kabupaten Karangasem menduduki peringkat 9 di Bali yaitu 64,01. Sedangkan IPM Propinsi Bali mencapai 72,48, sedangkan Nasional dengan IPM mencapai 68,90. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

13 BAB II PEMERINTAHAN 2.1. Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan, Lingkungan dan Dusun. Secara administrasi, Pemerintahan Kabupaten Karangasem saat ini terdiri dari : 8 (delapan) Kecamatan, 75 desa difinitif, dan 3 kelurahan, 52 lingkungan, 547 dusun. Adapun 8 kecamatan tersebut yaitu Rendang, Sidemen, Manggis, Karangasem, Abang, Bebandem, Selat dan Kubu. Tabel 2.1 Jumlah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Karangasem Tahun Administrasi Pemerintahan Tahun [1] [2] [3] Kecamatan 8 8 Desa Difinitif Kelurahan 3 3 Dusun Lingkungan Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

14 Gambar 2.1 Banyaknya Desa dan Banjar Dinas per Kecamatan di Kabupaten Karangasem 2014 Kubu Selat Bebandem Abang Karangasem Manggis Sidemen Rendang Desa/Kelurahan Banjar Dinas/Lingkungan 2.2. Kewenangan Daerah Adanya pemberlakuan otonomi daerah telah memicu Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk lebih menata wilayahnya dengan konsep yang dipandang ideal. Hal ini dapat terlihat dari antusiasme anggota dewan yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karangasem dalam mengeluarkan segala produk hukum berupa peraturan daerah, keputusan dewan, memorandum/ saran badan pertimbangan daerah, keputusan pimpinan dewan serta persetujuan /rekomendasi. Selama tahun 2014, telah dikeluarkan sebanyak 29 jenis produk hukum dari DPRD Kabupaten Karangasem, meliputi 7 jenis peraturan daerah; 16 keputusan dewan ; 1 keputusan pimpinan dewan; 5 jenis persetujuan dewan / rekomendasi. Kalau dibandingkan tahun 2013 terjadi penurunan 19,44 persen, produk hukum yang dihasilkan DPRD Kabupaten Karangasem tahun 2013 berjumlah 36 jenis produk hukum yang meliputi 10 jenis peraturan daerah; 16 keputusan dewan; 3 jenis keputusan pimpinan dewan; 7 jenis persetujuan dewan / rekomendasi. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

15 Tabel 2.2 Jumlah Kewenangan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun Jenis Kewenangan Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Peraturan Daerah Keputusan Dewan Pernyataan Tanggapan Keputusan Pimpinan Dewan Persetujuan/Rekomendasi JUMLAH Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Karangasem Gambar 2.2 Jumlah Kewenangan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun (buah) Peraturan Daerah Keputusan Dewan Pernyataan Tanggapan Keputusan Pimpinan Dewan Persetujuan/Rekomendasi Profil Daerah Kabupaten Karangasem

16 2.3. Aparatur Pemerintah Daerah Berdasarkan data tahun 2014, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) d i Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem sebanyak orang atau mengalami penurunan 120 orang dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah orang. Berdasarkan golongan yang ada, data tahun 2014 tersebut terdiri dari golongan I sebanyak 228 orang, golongan II orang, golongan III orang dan golongan IV sebanyak orang. Gambar 2.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan di Pemerintahan Daerah Kabupaten KarangasemTahun (orang) Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan di Pemerintahan Daerah Kabupaten KarangasemTahun (orang) Golongan Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] I II III IV JUMLAH Sumber : Badan Kepegawaian Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

17 Apabila dilihat dari jumlah pejabat struktural tahun 2014 ternyata mengalami peningkatan sebanyak 62 orang atau sekitar 10,18 % jika dibandingkan dengan tahun 2013, dimana pada tahun 2014 jumlah pejabat struktural berjumlah 671 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 609 orang. Untuk tahun 2014 eselon II sebanyak 33 orang, eselon III sebanyak 164 orang, eselon IV sebanyak 453 orang dan eselon V sebanyak 21 di tahun 2013 eselon II sebanyak 25 orang, eselon III sebanyak 151 orang, eselon IV sebanyak 415 orang dan eselon V sebanyak 18 orang. Tabel 2.4 Jumlah Pejabat Struktural Menurut Eselon di Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun (orang) Tahun Eselon [1] [2] [3] [4] [5] [6] I II III IV V JUMLAH Sumber: Badan Kepegawaian Kab. Karangasem Gambar 2.4 Jumlah Pejabat Struktural Menurut Eselon di Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun (orang) Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Profil Daerah Kabupaten Karangasem

18 Untuk jumlah pejabat fungsional di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem sebanyak orang tahun 2014 dan untuk tahun 2013 berjumlah orang. Sedangkan jumlah pensiunan pada tahun 2014 sebanyak 94 orang sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 162 orang Tabel 2.5 Jumlah Pejabat Fungsional dan Pensiunan Pemerintahan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun (orang) Uraian [1] [2] [3] [4] [5] [6] Jumlah Pejabat Fungsional Jumlah Pensiunan Sumber: Badan Kepegawaian Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

19 BAB III SOSIO - DEMOGRAFIS 3.1. Penduduk Penduduk merupakan modal dan aset pembangunan bila dapat diberdayakan secara optimal. Kendati begitu, penduduk dapat menjadi beban pembangunan jika pemberdayaan tidak dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai pada wilayah/daerah yang bersangkutan demikian pula bagi Kabupaten Karangasem. Perlu diketahui bahwa perhitungan penduduk yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Karangasem yang sebelumnya menggunakan data Registrasi sampai tahun 2013, dan mengacu pada hasil sensus penduduk tahun 2010 secara Nasional jumlah penduduk daerah dirubah menjadi data proyeksi yang datanya disesuaikan. Berdasarkan data Hasil Proyeksi Penduduk Desa/Kelurahan 2014, jumlah penduduk di Kabupaten Karangasem sebanyak jiwa dengan komposisi jiwa penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Dengan luas wilayah mencapai 839,54 km, dengan kepadatan penduduk Kabupaten Karangasem telah mencapai 484 jiwa/km 2. Gambar 3.1 Jumlah Penduduk (Proyeksi Penduduk) Kabupaten Karangasem menurut Jenis Kelamin Tahun (jiwa) Laki-laki Perempuan Sementara itu, untuk sex ratio (perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan) di Kabupaten Karangsem tahun 2014 memperlihatkan Profil Daerah Kabupaten Karangasem

20 proporsi penduduk laki-laki tidak jauh berbeda dibandingkan proporsi penduduk perempuan dengan angka sex ratio 100,10 yang artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 100,10 penduduk laki-laki. Tahun Tabel 3.1 Jumlah Penduduk (Proyeksi Penduduk) Kabupaten Karangasem menurut Jenis Kelamin, Pertumbuhan, Kepadatan dan Sex Ratio Tahun Jenis Kelamin Laki -laki Perem puan Jumlah Per tumbuh an Ke padat an Sex Ratio [1] [2] [3] [4] [6] [7] [8] , , , , , , , , ,10 Sumber: BPS Kab. Karangasem Gambar 3.2 Sex Ratio Penduduk (Penduduk Proyeksi) Kabupaten Karangasem Tahun ,10 100,08 100,10 100,10 100,10 100,06 100,05 100,04 100,02 100,00 100,00 99,98 99,96 99,94 Profil Daerah Kabupaten Karangasem

21 3.2. Angkatan Kerja Dalam teori ekonomi makro, variabel tenaga kerja merupakan variabel terpenting dalam mengukur tingkat output suatu perekonomian. Model-model ekonomi juga selalu akan membedakan perekonomian yang full employment dengan perekonomian yang berada di bawah tingkat full employment. Kedua model ini tentu juga harus dibahas dalam pendekatan yang berbeda. Karena itu, dalam pembuatan kebijakan ekonomi, variabel tenaga kerja harus diperhitungkan, agar kebijakan ekonomi yang terbentuk dapat secara komprehensif memecahkan berbagai persoalan ekonomi, yang kerapkali berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Dengan situasi sedemikian ini, bagaimanapun akan memberikan pengaruh pada struktur ketenagakerjaan, yakni kemungkinan menggelembungnya penduduk usia produktif (usia kerja). Untuk itu, perluasan kesempatan kerja perlu dioptimalkan secara produktif (productive employment). Tabel 3.2 Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT di Kabupaten Karangasem Tahun Uraian 2011*) 2012*) 2013*) 2014 [1] [2] [3] [4] [6] Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 82,16 82,60 83,13 82,36 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Sumber: BPS Kabupaten Karangasem, SAKERNAS Keterangan : *) Angka Hasil Backcasting 2,70 1,31 1,39 2,06 Profil Daerah Kabupaten Karangasem

22 Gambar 3.3 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja di Karangasem Tahun (orang) Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Penduduk Usia Kerja pada tahun 2014 di Kabupaten Karangasem sebanyak orang dengan jumlah angkatan kerja sebanyak orang atau tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 82,36 % dan Bukan Angkatan Kerja sebanyak orang (17,64%), Dari orang Angkatan Kerja Angkatan terdiri dari orang (97,94%) sudah bekerja dan sebanyak orang (2,06%) sedang mencari pekerjaan, atau dengan perkataan lain tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Karangasem pada tahun 2014 sebesar 2,06 % Walaupun pencari kerja masih tinggi dan masih terbatasnya lapangan kerja, program ketenagakerjaan di Kabupaten Karangasem boleh dikatakan berhasil, dengan semakin meningkatnya kualitas tenaga kerja yang berpendidikan lebih dari SD. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

23 Tingkat Pendidikan Sampai dengan SD Tabel 3.3 Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun Laki Perem Perem Jumlah Laki puan puan Jumlah [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] SLTP SLTA Diploma III/Akademi/ Sarjana Muda Tingkat Sarjana/Doktor/ Ph.D T O T A L Sumber: Karangasem Dalam Angka Gambar 3.4 Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan Tahun SD SLTP SLTA Diploma Sarjana Profil Daerah Kabupaten Karangasem

24 Gambar 3.5 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Kabupaten Karangasem Tahun ,50 83,00 82,50 82,00 82,16 82,60 83,13 82,36 81, Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sumber: BPS Kabupaten Karangasem Gambar 3.6 Persentase Tingkat Pengguran Terbuka Di Kabupaten Karangasem Tahun ,00 2,50 2,00 2,70 2,06 1,50 1,31 1,39 1,00 0,50 0, Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka Sumber: BPS Kabupaten Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

25 BAB IV PEREKONOMIAN 4.1. Sub Sektor Tanaman Pangan Dalam bahasan ini sub sektor tanaman pangan akan terbagi menjadi tanaman bahan makanan jenis padi-padian, jagung, ubi kayu, ubi jalar. Padi Kabupaten Karangasem dengan luas wilayah 83,954 hektar, dengan kondisi fisik wilayah sebagian besar topografinya bergelombang hingga gunung, sebagian besar merupakan lahan kering yaitu 76,788 Ha (91,46 %) dan 7,166 Ha (8,54 %) merupakan lahan sawah. Pada tahun 2014 jumlah luas areal panen mencapai ha dengan produksi gabah ,89 ton. Apabila dibandingkan tahun 2013, luas panen mencapai ha atau mengalami penurunan 423 Ha (3,36%), penurunan luas panen berpengaruh pada penurunan hasil produksi gabah, di tahun 2014 mencapai ,89 ton menurun ton (12,27 %), dimana produksi gabah pada tahun 2013 mencapai 75,679,23 ton. Uraian Tabel 4.1 Luas Panen dan Produksi Gabah di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal Panen (Ha) Produksi Gabah (Ton) , , , , ,89 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

26 Gambar 4.1 Luas Panen dan Produksi Gabah di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , Luas Areal Luas Areal Produksi Gabah Jagung Luas panen pada tahun 2014 adalah ha mengalami penurunan seluas Ha ( 15,03 %) dibandingkan luas panen pada tahun 2013 yaitu mencapai ha. Penurunan luas panen jagung dibarengi dengan penurunan jumlah produksi, dimana jumlah produksi pada tahun 2014 sebesar ,00 ton mengalami penurunan sebesar ton atau sekitar 38,30 % dibandingkan produksi pada tahun 2013 sebesar ,77 ton. Uraian Tabel 4.2 Luas Panen dan Produksi Jagung di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal Panen (Ha) Produksi (Ton) , , , , ,00 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

27 Gambar 4.2 Luas Panen dan Produksi Jagung di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , ,00 0 Luas Areal Produksi Jagung Ubi Kayu Dalam lima tahun terakhir luas panen dan produksi ubi kayu masih fluktuaktif, seperti terlihat pada luas panen ubi kayu pada tahun 2014 mencapai ha, dengan produksi ,74 ton, Tahun 2013 mencapai ha, dengan produksi ,39 ton, pada tahun 2012 mencapai ha dengan produksi sebanyak ,02 ton, pada tahun 2011 mencapai hektar dengan produksi ,80 ton dan Tahun 2010 mencapai hektar dengan produksi ,30 ton. Tabel 4.3 Luas Areal Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun Uraian [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal Panen (Ha) Produksi (Ton) , , , , ,74 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

28 Gambar 4.3 Luas Areal Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , Luas Areal Produksi Ubi kayu Ubi Jalar Luas panen ubi jalar pada tahun 2014 mencapai ha, penurunan 273 ha (15,07%) jika dibandingkan tahun 2013 dimana luas panennya mencapai hektar, penurunan luas panen dibarengi dengan penurunan jumlah produksi dimana produksi tahun 2014 mencapai hanya ,26 ton dan produksi tahun 2013 sebanyak ,02 ton atau mengalami penurunan sebesar 8.140,76 ton (37,1%). Uraian Tabel 4.4 Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal Panen (Ha) Produksi (Ton) , , , , ,26 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

29 Gambar 4.4 Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , Luas Areal Produksi Ubi Jalar 4.2. Sub Sektor Perkebunan Tanaman perkebunan dalam bahasan ini meliputi tanaman perkebunan kopi (arabika dan robusta), coklat/kakao, kelapa, cengkeh, jambu mete, kapok dan salak. Secara umum potensi perkebunan pada tahun 2014 di Kabupaten Karangasem diantaranya. Kopi Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Karangasem. Jenis kopi yang banyak ditanam antara lain kopi arabika dan kopi robusta. Untuk luas areal tanaman kopi tahun 2014 yaitu seluas 1.675,00 hektar, menurun 77 hektar ( 4,38 %) dibandingkan tahun 2013, dimana luas areal kopi seluas 1.751,65 hektar. Penurunan luas areal tidak dibarengi dengan penurunan produksi, ini terlihat dari produksi kopi tahun 2014 sebesar 494,14 ton, meningkat 30,32 ton (6,54 %) dimana produksi kopi tahun 2013 sebesar 463,82 ton. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

30 Uraian Tabel 4.5 Luas Areal dan Produksi Kopi di KabupatenKarangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal (Ha) 1.487, , , , ,00 Produksi (Ton) 385,09 341,73 361,61 463,82 494,14 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem Gambar 4.5 Luas Areal dan Produksi Kopi di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , ,09 341,73 361,61 463,82 494,14 0 Luas Areal Produksi Kakao Luas areal tanaman kakao tahun 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 luas areal tanam mencapai 1.065,36 hektar mengalami peningkatan 219,95 hektar (26,02 %) jika dibandingkan tahun 2013 dimana luas areal tanamnya seluas 845,41 hektar, peningkatan luas areal tanam tidak dibarengi jumlah produksi hal ini terlihat dari jumlah produksi pada tahun 2014 sebanyak 190,76 ton, mengalami penurunan sebesar 11,80 ton ( 5,83 %), dimana produksi tahun 2013 sebanyak 202,56 ton. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

31 Uraian Tabel 4.6 Luas Areal dan Produksi Kakao di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal (Ha) 900,27 921,00 878,76 845, ,36 Produksi (Ton) 212,21 225,88 204,15 202,56 190,76 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem Gambar 4.6 Luas Areal dan Produksi Kakao di Kabupaten Karangasem Tahun ,36 900,27 212, ,88 878,76 204,15 845,41 202,56 190,76 Luas Areal Produksi Kelapa Luas areal tanaman kelapa tahun 2014 seluas ,00 hektar, mengalami penurunan 298,31 hektar ( 1,66 %) dibandingkan tahun 2013, dimana luas areal pada tahun 2013 seluas ,31 hektar. Penurunan luas areal tanam teryata dibarengi penurunan jumlah produksi kelapa, dimana pada tahun 2014 produksi kelapa sebanyak ,00 ton mengalami penurunan 298,31 ton (1,66%) dari tahun 2013 dimana produksinya sebanyak ,00 ton. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

32 Uraian Tabel 4.7 Luas Areal dan Produksi Kelapa di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal (Ha) , , , , ,00 Produksi (Ton) , , , , ,00 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem Gambar 4.7 Luas Areal dan Produksi Kelapa di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , , , , , Luas Areal Produksi Cengkeh Untuk luas areal tanaman cengkeh tahun 2014 mencapai 910,62 hektar, jika dibandingkan dengan luas areal tanam tahun 2013 yaitu seluas 766,50 hektar berarti ada peningkatan luas areal sebesar 144,12 hektar atau sekitar 18,80 %. Peningkatan luas areal tanam berpengaruh pada produksi cengkeh, hal ini terlihat dari produksi cengkeh tahun 2014 sebesar 270,98 ton meningkat 108,36 ton (66,63 %) jika dibandingkan tahun 2013, dimana produksi cengkeh tahun 2013 sebesar 162,62 ton. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

33 Uraian Tabel 4.8 Luas Areal dan Produksi Cengkeh di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal (Ha) 1.003, ,00 945,50 766,50 910,62 Produksi (Ton) 138,93 58,66 203,08 162,62 270,98 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem Gambar 4.8 Luas Areal dan Produksi Cengkeh di Kabupaten Karangasem Tahun , ,00 945,50 910,62 766,50 270,98 203,08 138,93 162,62 58,66 Luas Areal Produksi Jambu Mete Luas areal tanaman jambu mete pada tahun 2014 seluas 9.405,22 hektar mengalami penurunan sebesar 346,00 hektar (3,55%) dari tahun 2013, dimana luas areal jambu mete pada tahun 2013 seluas 9.751,22 hektar, sedangkan jumlah produksi jambu mete pada tahun 2014 sebanyak 2.211,09 ton, atau mengalami penurunan produksi sebesar 612,17 ton ( 21,68 %) jika dibandingkan tahun Untuk tahun 2013 jumlah produksi jambu mete sebanyak 2.823,26 ton. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

34 Tabel 4.9 Luas Areal dan Produksi Jambu Mete di Kabupaten Karangasem Tahun Uraian Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Tahun [1] [3] [4] [5] [6] [6] 9.154, , , , , , , , , ,09 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem ,00 Gambar 4.9 Luas Areal dan Produksi Jambu Mete di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , , , , , Luas Areal Produksi Kapuk Luas areal tanaman Kapuk tahun 2014 seluas 327,25 hektar menurun dari tahun sebelumnya sekitar 6,50 hektar ( 1,95 %). Pada tahun 2013 luas areal tanaman kapuk seluas 333,75 hektar. Penurunan luas areal kapuk ini dibarengi jumlah produksi yang dihasilkan. Jumlah produksi tahun 2014 sebesar 37,29 ton, menurun sebesar 13,94 ton (29,65 %) dibandingkan tahun Pada tahun 2013 produksi kapok sebesar 47,01 ton. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

35 Tabel 4.10 Luas Areal dan Produksi Kapok di Kabupaten Karangasem Tahun Uraian Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Areal (Ha) 342,75 333,00 317,10 333,75 327,25 Produksi (Ton) 40,27 40,87 62,96 47,01 37,29 Sumber: DinasKehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem Gambar 4.10 Luas Areal dan Produksi Kapok di Kabupaten Karangasem Tahun ,75 333,00 333,75 327,25 317,10 62,96 40,27 40,87 47,01 37,29 Luas Areal Produksi Salak Salak merupakan salah satu unggulan hasil perkebunan di Kabupaten Karangasem, sayangnya hasil panen pada saat musim panen raya harga salak masih dibawah standar sehingga penghasilan petani salak belum dapat ditingkatkan. Pada tahun 2014 luas areal panen sebanyak pohon, menurun pohon ( 13,67%) jika dibandingkan tahun Dimana pada tahun 2013 luas areal panen sebanyak pohon. Sedangkan produksi salak Profil Daerah Kabupaten Karangasem

36 pada tahun 2014 sebesar ton mengalami peningkatan sekitar ton (13,67%) jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 2013 sebesar ton. Produktivitas pohon salak pada tahun 2014 sebesar 4,76 kg/pohon meningkat dari tahun sebelumnya dimana produktivitas salak pada tahun 2013 sebesar 3,65 kg/pohon. Tabel 4.11 Luas Panen dan Produksi Salak di Kabupaten Karangasem Tahun Uraian Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Panen (Pohon) Produksi (Ton) Produktivitas (kg/pohon) 3,81 3,82 4,80 3,65 4,76 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Karangasem Gambar 4.11 Luas Panen dan Produksi Salak di Kabupaten Karangasem Tahun ,81 3,82 4,8 3,65 Luas Panen Produksi Produktivitas 4,76 Profil Daerah Kabupaten Karangasem

37 4.3. Sub Sektor Kehutanan Luas kawasan hutan di Kabupaten Karangasem dari tahun 2010 sampai tahun 2014 tidak mengalami perubahan yaitu seluas ,43 hektar, dengan kawasan lindung seluas ,32 hektar dan hutan produksi seluas 204,11 hektar. Uraian Tabel 4.12 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Kawasan(Ha) , , , , ,43 Hutan Lindung(Ha) Hutan Produksi (Ha) , , , , ,32 204,00 204,11 204,11 204,11 204,11 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem Gambar 4.12 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , , , , , , ,00 204,11 204,11 204,11 204,11 Luas Kawasan Hutan Lindung Hutan Produksi Profil Daerah Kabupaten Karangasem

38 Sementara itu untuk lahan kritis sampai dengan tahun 2014 mencapai hektar. Terdiri dari lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 3.718,00 Ha dan diluar kawasan hutan seluas 9.470,25 Ha. Uraian Tabel 4.13 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luar Kawasan(Ha) Dalam Kawasan(Ha) , , , , , , ,00 Total (Ha) , , , , ,25 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem Gambar 4.13 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , , , , , ,00 0 Luar Kawasan Dalam Kawasan Profil Daerah Kabupaten Karangasem

39 4.4. Sub Sektor Peternakan Usaha peternakan di Kabupaten Karangasem sebagian besar masih dilakukan secara tradisional oleh masyarakat. Dengan kata lain, usaha ini merupakan usaha sambilan atau sebagai pelengkap usaha lainnya. Sementara itu, populasi ternak dalam bahasan ini mencakup sapi potong, kerbau, kambing, kuda, babi, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik. Populasi ternak sapi potong tahun 2014 sebanyak ekor mengalami penurunan ekor ( 7,46%) dibandingkan tahun 2013 dimana populasi sapi potong pada tahun 2013 sebanyak ekor. Sedangkan Jumlah pemotongan yang dilakukan pada tahun 2014 sejumlah ekor menurun sebesar 202 ekor (7,61 %) dibandingkan tahun 2013 yang sejumlah ekor. Untuk ternak kerbau pada tahun 2014 populasinya sebanyak 37 ekor, mengalami penurunan 8 ekor ( 17,78%) jika dibandingkan tahun 2013, dimana jumlah kerbau pada tahun 2013 sebanyk 45 ekor. Sementara itu, jumlah populasi untuk ternak kecil tahun 2014, Babi sebanyak ekor dan Kambing sejumlah ekor. Dan pada tahun 2013 berturut-turut sebagai berikut, populasi Babi sebanyak ekor dan Kambing sejumlah ekor. Untuk ternak unggas dapat dilihat pada tabel berikut. Profil Daerah Kabupaten Karangasem

40 1. Sapi Potong Tabel 4.14 Jumlah Populasi dan Produksi Ternak di Kabupaten Karangasem Tahun Tahun Uraian [1] [2] [3] [4] [5] [6] - Jumlah Populasi Jumlah Pemotongan (ekor/tahun) Kerbau - Jumlah Populasi Jumlah Pemotongan (ekor/tahun) Kuda - Jumlah Populasi Populasi Kambing Populasi Babi Ayam Buras (ekor) - Jumlah Populasi Jumlah Produksi Telur (ton) 684, , , Ayam Ras Petelur - Jumlah Populasi Jumlah Produksi Telur (ton) 7.282, , , , Ayam Ras Pedaging - Jumlah Populasi Itik - Jumlah Populasi Jumlah Produksi (ton) i). Telur 650, , , , ii). Daging 13,749 27,598 14,567 14,330 16,472 Sumber: Dinas Peternakan,Kelautan dan Perikanan Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

41 4.5. Sub Sektor Perikanan dan Kelautan Kegiatan perikanan di Kabupaten Karangasem dapat dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Kegiatan perikanan darat meliputi perikanan tambak, perikanan kolam dan perikanan keramba. Untuk itu pembangunan perikanan dan kelautan selain diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada di sektor perikanan dan kelautan juga dapat meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan daerah. Disisi lain, pembangunan perikanan dan kelautan juga dituntut untuk menjaga kelestarian sumberdayanya. Perikanan Laut Jumlah tangkapan ikan atau produksi ikan di Kabupaten Karangasem pada tahun 2014 sebesar ,91 ton mengalami peningkatan sebesar 938,60 ton (4,56 %) dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar ,31 ton. Jumlah kapal penangkap ikan pada tahun 2014 sebanyak unit, meningakat sebanyak 6 buah (0, 10%) dari tahun 2013, dimana pada tahun 2013 banyaknya kapal penangkap ikan sebanyak unit. Tabel 4.15 Indikator Perikanan di Kabupaten Karangasem Tahun Uraian Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Jumlah tangkapan , , , , ,91 (ton) Nilai Perikanan Laut dan Darat Rp. (000) Jumlah kapal penangkap ikan /perahu /motor tempel (unit) Jumlah nelayan penuh dan sambilan Jumlah tempat pelelangan ikan (unit) Sumber: Dinas Peternakan,Kelautan dan Perikanan Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

42 Gambar 4.14 Jumlah Tangkapan Ikan di Kabupaten Karangasem Tahun (ton) , , , , , Perikanan Darat Pemanfaatan perikanan darat di Kabupaten Karangasem ada pada lahan kolam dan lahan tambak sedangkan Keramba belum ada yang memanfaatkannya. Pemanfaatan perikanan darat pada tahun 2014 mengalami peningkatan pada pemanfaatan kolam sedang pemanfaatan tambak tetap seperti tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah produksi ikan tahun 2014 berjumlah 586 ton menurun dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 796,70 ton. Tabel 4.16 Luas Pemanfaatan dan Jumlah Produksi Perikanan Darat di Kab. Karangasem Tahun Uraian Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Luas Pemanfaatan (ha) - Kolam - Tambak 41, , , , ,70 15 Jumlah Produksi (ton) 242,65 254,64 350,85 796, Sumber: Dinas Peternakan,Kelautan dan Perikanan Kab. Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

43 4.6. Sub Sektor Penggalian Hasil pertambangan di Kabupaten Karangasem selama ini berasal dari bahan tambang galian Golongan C. Sedangkan pertambangan bahan tambang galian Golongan A (bahan galian strategis) dan Golongan B (bahan galian vital) belum layak dilakukan. eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang galian golongan C berupa pasir, batu kali dan batu cadas Kontribusi PDRB (harga berlaku) dari kategori pertambangan dan penggalian pada tahun 2014 mencapai Rp terjadi peningkatan sekitar Rp ( 1,45%) jika dibandingkan mencapai Rp Tabel Kontribusi Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB ( harga berlaku) Kabupaten Karangasem Tahun (dalam juta) pada tahun 2013 yang Tahun Uraian [1] [2] [3] [4] [5] [6] Kontribusi Galian C terhadap , , , , ,77 PDRB Sumber: BPS Kab. Karangasem Gambar.4.15 Kontribusi Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB (harga berlaku) Kabupaten Karangasem Tahun , , , , , , , , , ,77 East West North 0,00 Profil Daerah Kabupaten Karangasem

44 4.7. Sub Sektor Kelistrikan Dari jumlah produksi yang ada, jumlah daya listrik yang terpakai pada tahun 2014 sebesar KWH mengalami peningkatan sebesar 14,00 % jika dibandingkan tahun 2013 sebesar KWH. Berdasarkan banyaknya pelanggan, pada tahun 2014 berjumlah meningkat % dimana pada tahun 2013 jumlah pelanggan sebanyak Sedangkan dari jangkauan pelayanan energi listrik seluruh Desa/Kelurahan (78 desa) dan kota sudah terlayani listrik sedangkan untuk Dusun masih ada beberapa dusun yang belum terlayani listrik karena kondisi geografis di daerah perbukitan. Sementara beberapa daerah yang belum mendapat pelayanan listrik PLN dibantu dengan pemberian PLTS atau listrik tenaga Surya yang merupakan program dari pemerintah Pusat melalui APBN. Uraian Tabel 4.18 Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Listrik di Kabupaten Karangasem Tahun (KWH) Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] Banyaknya Pelanggan Banyaknya Pemakaian (Kwh) Nilai Pemakaian (000.Rp.) Sumber: PT PLN Persero Ranting Karangasem Profil Daerah Kabupaten Karangasem

45 Gambar 4.16 Jumlah Pelanggan di Kabupaten Karangasem Tahun Banyaknya Pelanggan Gambar 4.17 Banyaknya Pemakaian di Kabupaten Karangasem Tahun (KWH) Banyaknya Pemakaian 4.8. Sub Sektor Pariwisata Potensi Kabupaten Karangasem sebagai destinasi wisata dunia, dengan panorama yang indah menjadi pesona dan daya tarik wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara (wisman). Bukan hanya Pemerintah Kabupaten Karangasem yang banyak berharap dari sektor jasa ini untuk menggerakkan roda pembangunan, tetapi sebagian besar masyarakatnya juga bertumpu di sektor tersebut. Banyak hal yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Karangasem maupun masyarakat untuk membangun pariwisata, terutama pariwisata budaya, seni, adatistiadat dan potensi alamnya. Namun, sektor pariwisata juga merupakan bisnis jasa Profil Daerah Kabupaten Karangasem

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu Sedang dalam pengembangan :) PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PANDAWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KAWANGU 3. Tahun Berdiri : 20 Agustus 1992 4. Batas Wilayah : Timur=Kecamatan Kanatang,Barat= Kec. Umbu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN 1. Nama : KECAMATAN PAHUNGA LODU 2. Ibu Kota Kecamatan : TANDENING 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : UTARA=KEC, RINDI, SELATAN=KEC, WULA WAIJELU,TIMUR=LAUT SABU,BARAT

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.1 DAFTAR TABEL Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota Tahun 14... Halaman 6 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2. Banyaknya

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Tebo

RPJMD Kabupaten Tebo Halaman Tabel 2.1 Topografi Kabupaten Tebo II-3 Tabel 2.2 Jenis Penggunaan Lahan Kabupaten Tebo II-4 Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tebo Tahun 2000- II-6 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA,

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA, KATA PENGANTAR P uji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan rahmat-nya buku Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2011 dapat disusun. Penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas 1.371,78 Km2, penggunaan wilayah Ponorogo sebagaian besar untuk area ke hutanan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANGKA BELITUNG KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kondisi tanah dan keterbatasan lahan Kota Pangkal Pinang kurang memungkinkan daerah ini mengembangkan kegiatan pertanian. Dari

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA 1 PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH DKI merupakan daerah yang terletak di 5 19' 12" - 6 23' 54" LS dan 106 22' 42" - 106 58' 18"BT. Secara geologis, seluruh dataran terdiri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun DAFTAR TABEL Tabel. 2.1. Perbandingan Penduduk Kabupaten Pati dan Prov Jateng Tahun 2007- II 8 Tabel. 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan & Atas Dasar Harga II 8 Berlaku Kabupaten Pati Tahun 2007- Tabel.

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA KINERJA PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PROVINSI PAPUA TAHUN - 2017 MISI 1 MEWUJUDKAN SUASANA AMAN, TENTRAM & NYAMAN BAGI SELURUH MASYARAKAT PAPUA DALAM KEDAULATAN NKRI ANGKA

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 No. 11/02/34/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN EKONOMI DAERAH

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN : PENAJAM PASER UTARA TAHUN : 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Angka Partisipasi Sekolah (APM) SD/ MI 92 Persen Dituntaskannya program wajib

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1204.032 Statistik Daerah Kecamatan Sarudik Pelabuhan Perikanan Nusantara Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci