BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri atas gambaran community policing,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri atas gambaran community policing,"

Transkripsi

1 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis menjelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri atas gambaran community policing, Tugas Polri, Visi dan Misi serta layanan yang dimiliki, struktur organisasi Polresta Bekasi Kota. Data-data yang terdapat dibawah ini peneliti dapatkan dari wawancara Gambaran Community Policing Community policing atau bisa disebut dengan Pemolisian masyarakat adalah bentuk pemolisian sipil untuk menciptakan dan menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat yang dilakukan dengan tindakan-tindakan: a. Polisi bersama-sama dengan masyarakat untuk mencari jalan keluar atau menyelesaikan masalah sosial (terutama masalah keamanan) yang terjadi dalam masyarakat. b. Polisi senantiasa berupaya untuk mengurangi rasa ketakutan masyarakat akan adanya gangguan kriminalitas. c. Polisi lebih mengutamakan pencegahan kriminalitas (crime prevention)

2 48 d. Polisi senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemolisian komuniti tidak dilakukan untuk melawan kejahatan, tetapi mencari dan melenyapkan sumber kejahatan. 46 Dari hasil penelitian yang penulis teliti di Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo (KASUBAG Humas Polresta Bekasi Kota) mengatakan, bahwa tugas pokok seorang polisi adalah mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat dengan baik. Peneliti tertarik untuk meneliti standar layanan Keamanan khususnya Polisi sebagai pendukung Community Policing karena hal ini sangat penting bagi dunia komunikasi khususnya bagi seorang Public Relations untuk memenangkan strategi persaingan dalam bisnis jasa melalui Community Policing. Karena tidak hanya cukup dengan melakukan proses keamanan dan ketertiban dengan cepat, tetapi juga bagaimana memperlakukan para masyarakat, yang dapat memperlihatkan cara kita melayani sebaik mungkin serta menumbuhkan kesan yang positif. Selain dari beberapa program yang sudah dijelaskan dari hasil kunjungan peneliti ke Polresta Bekasi Kota, peneliti akan melampirkan kegiatan yang saat ini dilakukan oleh Polresta Bekasi Kota dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-67 di tahun Mulyadi, Mahmud dan Sujendral, Andi.Community Policing:Diskresi Dalam Pemolisian Yang Demokratis. Jakarta: SoftMedia Hal 17

3 Konsep Community Policing Dalam konsep Community Policing, AKP Kayah Rokayah kembali menjelaskan terdapat 5 (lima), yaitu: 1.Kehidupan masyarakat yang dinamis guna memperoleh hubungan yang terbuka dengan masyarakat, Polresta Bekasi Kota mengadakan anjang sana atau kunjungan ke setiap rumah 2.Adanya perumahan, perkampungan, semakin banyak perumahan yang dibangun diwilayah Bekasi Kota, semakin banyak pula percampuran masyarakat diperumahan dan diperkampungan yang riskan dengan adanya perselisihan antara masyarakat kampung dengan perumahan. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan maka butuh pengamanan yang bekerjasama dengan Polresta Bekasi Kota 3.Pertanian, kondisi pertanian di wilayah Bekasi Kota semakin berkurang karena lahan yang digarap dijadikan perumahan maka dengan adanya industri dikawasan Bekasi, dapat membantu perekonomian masyarakat agar tidak terjadi konflik dalam rumah tangga 4.Industri, didalam perkotaan wilayah Bekasi AKP Siswo pun menjelaskan dalam konsep tersebut terdapat tugas pokok polisi berdasarkan Buku Pedoman Polri 47, yaitu: 47 Buku Pedoman Kepolisisan Republik Indonesia Hal 14

4 50 1. Mengayomi adalah anggota Polri yang memiliki kemampuan memberikan petunjuk, arahan, dorongan, ajakan, pesan, dan nasehat yang dirasakan bermanfaat bagi warga masyarakat guna terciptanya rasa aman dan tentram. 2. Melindungi adalah anggota Polri yang memiliki kemampuan memberikan perlindungan bagi warga masyarakat sehingga terbebas dari rasa takut, bebas dari ancaman atau bahaya, serta merasa tentram dan damai. 3. Melayani anggota Polri yang dalam setiap langkah pengabdianya dilakukan secara bermoral, beretika, sopan, ramah dan proposional. Ketiga tugas tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan jasa yang terintegrasi, artinya untuk mencapai tingkat suatu pelayanan prima, maka pihak pelayanan pelanggan harus memiliki tingkat keterampilan tertentu, keandalan, berpenampilan baik dan rapi, bersikap ramah serta mampu berkomunikasi dan menciptakan hubungan pelayanan yang baik. Semua itu dapat dilakukan dengan memperlihatkan gairah kerja dan etos kerja yang tinggi, dan menunjukan sikap selalu siap untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat.

5 Faktor Penunjang Community Policing Dari penelitian yang peneliti lakukan, peneliti menyambungkan penelitian dengan teori yang relevan. Terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas layanan jasa, yaitu sebagai berikut Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dalam buku Ruslan Rosady 48, yaitu: 1. Reliability Yaitu keandalan, mencakup kinerja dan kemampuan untuk dipercaya, serta dapat memenuhi janji yang ditawarkan dalam memberikan pelayanan. 2. Responsiveness Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya. 3. Competence Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang produksi jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. 4. Access Kemudahan untuk menghubungi dan dijumpai, seperti lokasi, fasilitas, dan informasi produk layanan jasa mudah diakses pelanggan. 48 Rosady Ruslan,.Manajemen Publik Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada Hal

6 52 5. Courtesy Memiliki sikap sopan santun, menghormasti, perhatian, keramahan dari pihak pemberi jasa layanan dalam kontak personal, melalui operator telepon, customer service, dan customer relations. 6. Communication Media komunikasi yang dipergunakan selain dapat memudahkan penyampaian pesan-pesan, informasi, dan mudah dipahami, serta penuh perhatian untuk mendengar atau keluhan yang disampaikan oleh pelanggannya. 7. Credibility Kepercayaan yang dibangun itu berawal dari sifat jujur dan dapat diterima, biasanya mencakup citra, nama dan reputasi yang baik dari pihak perusahaan atau customer service dalam berinteraksi dengan para pelanggannya. 8. Security Menciptakan rasa aman dan nyaman dari suatu risiko, keragu-raguan, yaitu berkaitan dengan keamanan secara atau fisik, keuangan, dan kerahasiaan terjamin. 9. Understanding or knowing the customer Berupaya memahami kebutuhan atau keinginan para pelanggannya.

7 Tangibles Wujud fisik yang ditampilkan, sosok gedung, ruangan, fasilitas dan sarana parkir serta peralatan penunjang lainnya untuk memberikan pelayanan jasa yang memadai, aman dan nyaman. Disamping itu terdapat faktor sebagai penunjang atas keberhasilan atau tidaknya seorang praktisi PR dalam hal mendorong bidang customer relations untuk memberikan community policing terhadap masyarakat, yaitu: 1. Disiplin tinggi Memiliki disiplin kerja yang tinggi sehingga dapat diandalkan dan dipercaya dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya secara profesional. 2. Rasa memiliki dan loyalitas Sebagai profesional, PR harus memiliki sikap loyalitas yang tinggi, dalam bekerja menganut asas long life employment sehingga menumbuhkan rasa memiliki dari pada sekadar dalam upaya mencari nilai materi dalam jangka panjang dapat merusak nilai kepercayaan itu sendiri. 3. Percaya diri Kepercayaan diri tersebut merupakan profil pribadi dan dipercaya, cepat tanggap terhadap masalah yang handal yang mungkin timbul, proaktif, dinamis, serta konseptual dan sistematika dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya secara profesional.

8 54 4. Sikap dan penampilan diri Memiliki sikap tindak dan penampilan diri yang positif, yaitu sopan, ramah, terbuka, dan terus terang tetapi tegas, serta mampu membedakan mana yang berkaitan dengan urusan perusahaan dengan urusan kepentingan pribadi. 5. Dedikasi Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat daripada melihat kepentingan pribadi dalam melaksanakan fungsi dan kewajibannya sebagai seorang profesional dalam upaya memberikan pelayanan dan menciptakan kepuasan pelayanan yang terbaik. 6. Komunikatif Sebagai seorang public relations atau customer relations yang handal, mampu melakukan hubungan komunikasi yang efektif dengan berbagai kalangan publik pada umumnya, dan plihak masyarakat yang utama. 7. Customer relations dan community policing Mampu meningkatkan community policing, dan memelihara kepercayaan relasi demi tercapainya tujuan kepuasan atau keuntungan bersama. 8. Willing to coorporate

9 55 Kemauan untuk bekerja sama, baik dengan rekan atau dalam satu tim kerja maupun dengan pihak relasi demi mencapai tujuan bersama yang saling bermanfaat dalam kerja sama tersebut. 49 Dari faktor-faktor diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang menentukan kualitas Community Policing yaitu keandalan, kepercayaan, keamanan yang mencakup kinerja, wujud fisik, berusaha memahami kebutuhan atau keinginan masyarakat, karena dengan memahami kebutuhan masyarakat maka akan terbentuklah sebuah opini atau pendapat dari masyarakat itu sendiri mengenai apa yang telah dirasakannya. Pendapat atau opini tersebut yang akan menentukan apakah opini yang didapat tersebut bersifat negatif atau malah opini yang menguntungkan (positif), karena opini tersebut yang merupakan kepercayaan yang dibangun dimana berawal dari sifat jujur dan dapat diterima, biasanya mencakup citra atau image, nama, dan reputasi yang baik dari pihak Polresta Peran Community Policing Polresta Bekasi Kota Membangun kepercayaan masyarakat dalam penyelesaian masalah, yang hasil akhirnya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendekatan preventif dilakukan dengan cara pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli. Dengan sasaran lalulintas di jalan tol maupun non tol, objek vital, pemukiman, perkantoran, tempat umum maupun kawasan industri. 49 Rosady Ruslan,.Manajemen Publik Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:RajaGrafindoPersada Hal

10 Tugas dan Fungsi Polri Pada masa periode revolusi, Polri bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Pada periode Republik Indonesia Serikat yang sesuai dengan UUD RIS Pasal 51 yang berbunyi Polri berwenang untuk mengatur dan menjalankan tugas polisi dalam menjalankan urusan keamanan umum. Pada rumusan Undang-Undang Pokok Kepolisian Nomor 13 Tahun 1961 yang berbunyi Polri sebagai alat Negara penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan dalam Negara. Sedangkan dalam rumusan Undang- Undang Kepolisian Nomor 28 Tahun 1997 yang berbunyi Polri sebagai alat penegak hukum, pelindung dan pelayanan masyarakat. Perkembangan selanjutnya pada Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 13, yang berbunyi bahwa tugas pokok kepolisian adalah menegakkan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada msayarakat. Pada saat terpisah dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), pada tanggal 1 April 1999, Polri berdiri sendiri. Hal ini mengembalikan kepolisian pada fungsi awalnya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Pada tanggal 1 Juli 2002, Polri bertanggung jawab langsung pada Presiden tanpa melalui Departemen Pertahanan. Rencana reformasi birokrasi Polri terdapat dalam Grand Strategi Polri pada tahun Rencana jangka panjang Grand Strategi meliputi tiga perencanaan yang strategi, yaitu: 1. Tahap I (Meraih Kepercayaan( ))

11 57 Tahap I dimulai pada tahun 2005, untuk mempercepat pelaksanaan ini, Polri melaksanakan quick wins artinya agar segera mendapatkan hasil. 2. Tahap II (Membangun Kemitraan Publik ( )) 3. Tahap III (Mencapai Kesempurnaan ( )) Setelah melaksanakan program tahap I ( ), dilanjutkan dengan program kemitraan ( ), maka pada tahun Polri akan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Visi dan Misi Polresta Bekasi Kota Setelah membahas tugas Polri, disamping itu Polri juga memiliki Visi dan Misi. Visi dan Misi ini merupakan tujuan yang menjadi salah satu organisasi Kepolisian Republik Indonesia. Adapun Visi dan Misi Polri adalah sebagai berikut: 1. Visi Polresta Bekasi Terwujudnya pelayanan Kepolisian yang prima, tegaknya hukum dengan menjunjung tinggi HAM (Hak Asasi Manusia) dan terciptanya Kamtibmas yang mantap di wilayah hukum Polresta Bekasi Kota serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif. 50 Buku Kepolisian Negara Republik Indonesia Melayani dan Membangun Masyarakat dengan Kemitraan

12 58 2. Misi Polri 1. Memperkuat dan meningkatkan Intelejen Keamanan Polresta Bekasi Kota dan jajarannya, guna menjaring informasi untuk pencegahan dan pengungkapan berbagai kasus kriminalitas; 2. Mengembangkan pelayanan publik yang berbasis pelayanan prima dan proporsional, tidak diskriminatif, respomsif dan menjunjung tinggi HAM; 3. Menggelar Polisi berseragam secara optimal ditengah masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat; 4. Mengembangkan strategi perpolisian masyarakat (Polmas) guna membangun komunikasi lebih dekat dan interaktif menuju terwujudnya masyarakat patuh hukum dan mendukung terciptanya situasi Kamtibmas yang kondusif; 5. Memberdayakan fungsi penyelidikan dan penyidikan perkara dalam penegakan hukum secara professional, proporsional, transparan, dan akuntabel yang didasarkan atas kepastian hukum dan rasa keadilan serta menjunjung tinggi HAM; 6. Mengoptimalkan kinerja Polresta Bekasi Kota dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, secara professional,

13 59 proporsional dan akuntabel guna terpeliharanya situasi Kamtibmas yang kondusif; 7. Membangun system sinergi polisional antar instasi terkait maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dan jejaring kerja (partnership building/networking) Struktur Organisasi Kapolresta Bekasi Kota Bagan LAMPIRAN KEP KAPOLRESTA BEKASI KOTA. NOMOR: KEP/26/VI/2013. TANGGAL:23-JUNI-2013

14 Logo Humas Polri dan Logo Polri Logo Polri Logo Humas Polri Gambar 4.1 Gambar 4.2 A. Lambang Polri terdiri dari : 1. 3 bintang diatas logo polri bernama Tri Brata adalah pedoman hidup Polri. 2. Perisai bermakna pelindung rakyat dan negara. 3. Tiang dan nyala obor bermakna penegasan tugas Polri, disamping memberi sesuluh atau penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi kamtibmas yang mantap. 4. Pancaran obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang dan 5 penyangga bermakna 17 Agustus 1945, Hari proklamasi kemerdekaan. 5. Padi dan kapas menggambarkan cita-cita bangsa menuju kehidupan adil dan makmur, sedang 29 daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi merupakan suatu pernyataan tanggal pelantikan Kapolri pertama 29

15 61 September 1945 yang dijabat oleh Jendral Polisi Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. 52 B. Lambang Humas Polri memiliki makna: 1. Lingkaran luar berwarna hitam bertuliskan objektif, dipercaya dan partisipasi berwarna putih, merupakan moto Humas Polri. Kemampuan Humas Polri dalam memberikan informasi secara objektif agar dapat membentuk opini dan citra positif terhadap institusi Polri, guna membangun kepercayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan dukungan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan tugas Kepolisian sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. 2. Lingkaran dalam berwarna merah putih. a. Melambangkan Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara terus menerus mengadakan interaksi dengan lingkungan dan selalu waspada terhadap propaganda lawan, untuk mewujudkan kesatuan wilayah, bangsa dan keamanan dalam menciptakan keutuhan NKRI. 3. Garis tengah berwarna hitam a. Melambangkan garis Khatulistiwa dimana letak Negara Kesatuan Republik Indonesia. 52

16 62 b. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terletak di antara dua samudra dan dua benua merupakan letak Negara yang strategis. 4. Tiga buah bintang segi lima berwarna putih. a. Melambangkan Bintang Segi Lima menunjukkan kelima sila "Pancasila" dan sebagai dasar NKRI. b. Tiga bintang berwarna putih melambangkan Humas Polri dalam melaksanakan tugas berpedoman kepada "Tribrata" secara tulus dan ikhlas. 5. Tameng berwarna hitam. Melambangkan pengabdian Humas Polri dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat melalui informasi dan publikasi yang objektif. 6. Tulisan Humas Polri berwarna kuning. Melambangkan keagungan fungsi Humas Polri yang sangat diperlukan dalam memasyarakatkan kinerja Polri. 7. Obor berwarna putih. a. Melambangkan memberikan informasi dan penerangan secara cepat, benar, tepat dan akurat. b. Memberikan informasi tentang tugas mulia Polri dalam memelihara Kamtibmas, penegakan hukum dengan melaksanakan perlindungan, pengayoman serta pelayanan masyarakat.

17 63 8. Lidah api berwarna merah. Melambangkan bahwa "Catur Prasetya" dijadikan sebagai pedoman kerja dalam bidang kehumasan. 9. Lingkaran bola dunia berwarna biru laut. a. Melambangkan era globalisasi yang diwarnai oleh transparansi, kebebasan, demokrasi, menghormati Hak Asasi Manusia dan pemeliharaan lingkungan hidup. b. Dalam tugas dan peran Humas Polri harus dapat memberi dan menetralisir informasi yang dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara baik yang berskala internasional, regional maupun nasional khususnya yang menyangkut bidang keamanan dan budaya patuh hukum. 10. Enam sinar api berwarna kuning. a. Melambangkan kegiatan fungsi Humas Polri dalam rangka membentuk opini positif untuk menciptakan citra Polri yang baik. b. Membuat perencanaan kegiatan Humas Polri dalam upaya mencapai tujuan organisasi. c. Menyelenggarakan kerja sama dengan media massa dengan menginformasikan dan mengkomunikasikan serta mempublikasikan keberhasilan kinerja Polri. d. Menjalin kemitraan dengan intansi terkait, LSM, cendekiawan, Orpol, Ormas. e. Memberikan informasi dan penerangan kepada Personel Polri.

18 64 f. Menganalisa dan mengevaluasi informasi, berita media massa serta opini yang berkembang di masyarakat. g. Mendokumentasikan kegiatan Polri baik kegiatan operasional maupun pembinaan dalam bentuk VCD dan foto. 11. Satu obor berwarna putih, 7 sinar obor berwarna oranye, 4 cincin obor berwarna hitam, dan 6 sinar obor berwarna kuning. a. Melambangkan hari Bhayangkara 1 juli b. Tiang obor dan nyala obor melambangkan di samping pemberian penyuluhan dan penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar dan patuh hukum guna menciptakan kondisi Kamtibmas yang mantap Hasil Penelitian Sesuai hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, mengenai community policing yang dijalankan Polresta Bekasi Kota dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan kepada masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan oleh community policing. Dalam kesempatan wawancara dengan beberapa narasumber ditemukan beberapa informasi yang terkait mengenai pembahasan yang sedang diteliti. 53

19 Aktivitas Pelayanan Masyarakat Oleh Polresta Bekasi Kota Dari hasil penelitian yang telah diteliti, terdapat beberapa aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh Polresta Bekasi Kota. Aktivitas pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Polresta Bekasi Kota dibawah naungan Polda Metro Jaya, mencakup pada kemitraan yang dilakukan terhadap para tokoh agama, tokoh politik, tokoh adat, intelektual, pengusaha, media masa, organisasi masyarakat, dan LSM. Selanjutnya kemitraan tersebut melibatkan seluruh komponen masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke rumah-rumah masyarakat ataupun kunjungan ke kantong-kantong komunitas masyarakat tersebut. Yang utama dari pola kemitraan ini adalah melakukan tindakan pertama pertolongan polisi untuk menjamin rasa tenteram penduduk dalam rangka perpolisian masyarakat. 54 Aktivitas yang dilakukan dalam kemitraan dan pemberdayaan potensi masyarakat ini salah satunya yaitu, Pemberdayaan community policing (Polmas). Dalam Pemberdayaan Polmas, Polresta Bekasi Kota melakukan pemberdayaan kemitraan dengan lembaga pendidikan, masyarakat, tokoh masyarakat, intansi, swasta, jasa pengamanan, tokoh agama, dan LSM. Setelah itu membangun opini publik yang berdampak positif bagi jajaran kepolisian, dengan memberikan penerangan kepada publik yang bersifat ketauladanan, publikasi keberhasilan, keterbukaan, dan demokratis. Semua dilakukan melalui media masa cetak maupun elektronik 54 Hasil wawancara oleh AKP Kayah Rokayah, Kanit Binpolmas Satbinmas Polresta Bekasi Kota

20 66 Dalam Pemberdayaan Polmas, Polresta Bekasi Kota bersikap mengantisipasi dalam menanggapi keluhan masyarakat atas kinerja Polri pada umumnya. Selain itu juga membentuk kelompok yang peduli anti kejahatan maupun kelompok peduli terhadap keamanan lingkungan sekitarnya. Menjalin komunikasi yang dinamis dengan pelajar melalui kegiatan seminar dan lainnya. 55 Intinya, dalam menjalankan pola kemitraan dan pemberdayaan potensi masyarakat tersebut, Polresta Bekasi Kota akan melibatkan satuan - satuan pengamanan swakarsa. Diharapkan keterlibatan tersebut akan mendukung tugastugas jajaran Polresta Bekasi Kota, terutama dalam mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), tindak pertama dalam hal tersangka tertangkap tangan, informasi dini, negosisasi dengan pengunjuk rasa, membantu pengaturan lalulintas yang padat, dan lainnya Tujuan Kegiatan Pelayanan Masyarakat Oleh Polresta Bekasi Kota Selain membangun pola komunikasi yang dikemas melalui pola kemitraan dengan masyarakat, Polresta Bekasi Kota juga menggalang program kerjasama keamanan dan ketertiban dengan unsur aparat keamanan lainnya. Program community policing memiliki tujuan, seperti yang dipaparkan oleh AKP Siswo. Tujuan dari semua program yang digalang Polresta Bekasi Kota tak lain menurut AKP Siswo, adalah: 1. Pembentukan citra organisasi kepolisian di masyarakat yang selama ini beranggapan bahwa citra polisi itu negative. 55 ibid

21 67 2. Agar masyarakat mengetahui program community policing dan ikut serta mengikuti kegiatan yang ada dalam community policing guna mengetahui bagaimana sebenarnya pekerjaan seorang polisi itu. Supaya masyarakat tidak beranggapan bahwa citra polisi itu buruk. 3. Memelihara situasi kamtibmas yang kondusif melihat keberadaan kota Bekasi, jajaran Polresta Bekasi Kota menyadari bahwa sangat diperlukan adanya kerjasama yang kuat untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah hukumnya tersebut. Sebab itu, digalang pola kerjasama keamanan dan ketertiban antara Polresta Bekasi Kota beserta jajarannya dengan instansi pemerintah, swasta maupun lembaga terkait dalam menciptakan keamanan dan ketertiban. 56 Sasaran yang ingin dicapai dari pola kerjasama ini adalah masyarakat terhindar dari konflik horizontal antara kalangan Kepolisian dengan TNI, instansi pemerintah, sipil, dan lainnya. Dengan adanya pola kerjasama ini diharapkan terwujud partisipasi aktif masing-masing instansi terhadap tugas - tugas yang dilakukan jajaran Polresta Bekasi Kota di bidang keamanan dan ketertiban. Kemudian tercipta hubugan kerja yang harmonis antara instansi, sehingga bisa saling mendukung pensuksesan masing - masing program penjagaan keamanan dan ketertiban. 56 Hasil Wawancara oleh AKP Siswo, Humas Polresta Bekasi Kota

22 68 Program polisi siswa Program Kongkow Bareng Polisi Gambar 4.3 Gambar Metode Yang Dilakukan Oleh Polresta Bekasi Kota Metode yang dilakukan oleh Humas Polresta Bekasi Kota dengan anggota lainnya yaitu dengan cara Menjemput Bola. Arti kata menjemput bola yaitu mencari kasus yang yang ada dilapangan untuk diselesaikan dengan baik dengan kegiatan patrol yang dilengkapi dengan sarana komunikasi melalui panggilan darurat melalui HT atau GPS Dalam hal ini, terdapat beberapa aktivitas yang dijalankan guna menunjang pengayoman, pelayanan, dan perlindungan tugas polisi: 57 Hasil wawancara oleh AKP Kayah Rokayah, Kanit Binpolmas Satbinmas Polresta Bekasi Kota dan AKP Siswo, Humas Polresta Bekasi Kota

23 69 a. Babinkamtibmas : Babinkamtibmas merupakan orang yang bertugas di Kelurahan juga melaksanakan kegiatan pelayanan, kunjungan, dan melekat dalam berbagai kegiatan seperti pelaksanaan sambang ke Perusahaan, Sekolah, Obyek vital dan pelaksanaan kegiatan seperti bimbingan dan penyuluhan, rapat mingguan dan mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat atau dapat disebut juga DOR to DOR System (DDS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para angota polisi setiap harinya untuk melakukan kunjungan ke masyarakat sebagai sarana pendekatan polisi kepada masyarakat. salah satu program kegiatan polresta Bekasi Kota dengan Masyarakat "KONGKOW BARENG POLISI" PENANGGUNG JAWAB: Kasat Binmas Polresta Bekasi Kota KOMPOL IG.M SELI PUDJA W, SE Jadwal kegiatan diadakan setiap satu bulan satu kali (rutin) Yang Terlibat : masyarakat wilayah Bekasi Kota, pekerja sipiil, kecamatan, kelurahan, RT, RW, anggota kepolisian Polresta Bekasi Kota, anggota TNI,dan instansi-lain yang terkait Sebagai upaya Pencitraan melalui Sosialisasi pelaksanaan tugas Kepolisian yang berhubungan langsung dengan masyarakat mengenai tugas kepolisian yang semestinya Program Kegiatan yang dijalankan Polresta Bekasi Kota Tabel 4.1

24 70 b. Pembinaan Polisi Siswa merupakan kegiatan pendekatan kepada siswa-siswa SMU untuk menjembatani persoalanpersoalan yang ada di sekolahan. Seperti tauran, narkoba, dan lain sebagainya, guna mendidik para siswa agar tidak mengulanginya lagi. c. Polisi Cilik merupakan kegiatan sosialisasi kepada anakanak untuk mengenalkan bahwa polisi tidak menakutkan yang di pandang oleh anak-anak pada umumnya. d. Kongkow Bareng Polres Bekasi Kota merupakan ajang kegiatan untuk mengundang warga atau tokoh masyarakat supaya bertanya atau mengkritik kekurangan dari polisi dan akan segera ditindak lanjuti persoalan yang sudah disampaikan oleh masyarakat untuk diperbaiki mejadi lebih baik. Yang dilakukan oleh Seluruh fungsi (Reserse, Intel, Shabara, Lalu lintas dan Staf) : melaksanakan tugas kunjungan kepada masyarakat ( satu Polisi satu Rw ) dalam rangka pendekatan kepada masyarakat agar pesan-pesan Polri bisa sampai langsung kepada masyarakat demikian pula sebaliknya. e. Dalam rangka percepatan Implementasi Polmas bahwa Polresta Bekasi Kota melakukan upaya dengan memberikan pelatihan, melaksanakan supervisi, lomba dan sosialisasi

25 71 antara lain : Memberikan pelatihan pelatihan berupa pengisian format laporan dalam pelaksanaan tugas dilapangan serta sosialisasi bijak yang berkait dengan Polmas. Selain dari beberapa program yang sudah dijelaskan dari hasil kunjungan peneliti ke Polresta Bekai Kota, penelitiakan melampirkan kegiatan yang saat ini dilakukan oleh Polresta Bekasi Kota dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-67 di tahun Dalam bidang komunikasi, metode yang dilakukan oleh polresta bekasi kota dalam program community policing yaitu: a. Sistem Communication Command Centre dapat berjalan dengan melakukan upaya - upaya perbaikan peralatan, penempatan personel yang mengerti tentang IT, mengoptimalkan panggilan darurat melalui 112 dan membuka Website b. Seluruh Kanit Sabara Polresta dan Kanit Patroli Polsek Jajaran Polresta Bekasi Kota diberikan Pelatihan Penggunaan Peralatan GPS dalam Kendaraan Patroli serta diberikan pengetahuan tentang pengoperasian peralatan Communication Command Centre (pelaksanaan tugas dilapangan terpantau di CCC ). Selain bidang komunikasi, AKP Kayah Rokayah memaparkan pula metode dalam bidang Polmas (Polisi Masyarakat), metode yang dilakukan oleh

26 72 Polresta Bekasi Kota dalam program community policing yang bekerjasama dengan JICA, yaitu: a. Peningkatan kegiatan Polmas di Polsub Sektor yaitu Polsub Sektor sebagai pusat kegiatan masyarakat terdepan sehingga diharapkan masyarakat dengan senang hati datang ke Polsub Sektor untuk konsultasi / konseling. b. Babinkamtibmas : Jumlah Bhabinkamtibmas 57 orang yang bertugas di Kelurahan juga melaksanakan kegiatan pelayanan, kunjungan, dan melekat dalam berbagai kegiatan seperti pelaksanaan sambang ke Perusahaan, Sekolah, Obyek vital dan pelaksanaan kegiatan seperti bimbingan dan penyuluhan, rapat minggon dan mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. c. Polresta Bekasi Kota bersama JICA melaksanakan upaya Pencitraan melalui Sosialisasi pelaksanaan tugas Kepolisian ( Polmas, Narkoba, Olah TKP dan Pelayanan SIM di pusat perbelanjaan ( Bekasi Square ) tanggal 05 Juni d. Berpartisipasi pada event yang diselenggarakan oleh Pemkot Bekasi, seperti Bekasi Expo, guna mensosialisasikan Polmas ke masyarakat dan hal yang berkaitan dengan tugas - tugas Polri.

27 73 e. Setiap Bulan Pebruari bersama Expert JICA mengadakan Bulan Pengembangan Polmas melalui peningkatan giat penyuluhan kepada masyarakat bertempat di Kelurahan-Kelurahan. f. Bersama Expert JICA Memberikan penyuluhan kepada para Pelajar SMA / SMP, agar Polisi dekat dengan para Pelajar. g. Bekerjasama dengan Stasiun Radio dalam acara dialog interaktif dengan warga masyarakat di Kota Bekasi (Radio Dakta, Radio El- Gangga, Radio 8 EH dan Radio Gaya) tentang sosialisasi Polmas dan Project JICA. h. Membuat terobosan kreatif Dalam rangka harkamtibmas, Polresta Bekasi Kota mengadakan lomba cipta kamtibmas kondusif tahun 2010 dengan hasil terjadinya penurunan jumlah kasus yang signifikan. Dalam menjalankan program ini ada sejumlah kegiatan yang dilakukan. Antara lain kerjasama bantuan unsur - unsur keamanan dan instansi. Dalam kerjasama ini diformulasikan bentuk-bentuk kerjasama bantuan TNI kepada Polresta Bekasi Kota beserta jajaranya, terutama dalam operasi penyelamatan jiwa dan harta benda masyarakat dalam keadaan kontinjensi, antara lain bahaya banjir, kebakaran, dan sebagainya. Di samping itu Polresta Bekasi Kota menyelenggarakan kerja sama dengan pemda dan instansi terkait, dalam hal ini memberikan bantuan pengamanan dalam rangka penertiban kawasan tertentu,

28 74 memberikan bantuan pengamanan dalam rangka penertiban pemukiman liar, memberikan bantuan pengamanan dalam rangka pelaksanaan sidang peradilan dan pelaksanaan eksekusi, kerjasama dalam penanggulangan kejahatan yang menimbulkan kerugian negara, memberikan bantuan pengamanan dalam melaksanakan pemilihan kepala daerah, dan memberikan bantuan pengamanan kepada Pemprov Bekasi, kecamatan hingga kelurahan. Tak hanya itu Polresta Bekasi Kota juga melaksanakan koordinasi dengan Pemda, Dinas Perhubungan atau DLLAJ, terutama yang menyangkut ketentuan dan kebijakan dalam penataan sistem angkutan umum atau transportasi. Dalam hal ini Polreesta Bekasi Kota melaksanakan koordinasi dengan pihak Organda dalam menjalankan kebijakan Pemda Bekasi secara tertib Faktor-Faktor Yang Mendukung Semua strategi ini dirancang jajaran Polresta Bekasi Kota untuk menciptakan terwujudnya rasa aman bagi seluruh masyarakat Bekasi dalam melaksanakan aktivitas sosialnya masing-masing. Berbagai strategi yang dilakukan oleh Humas Polresta Bekasi Kota berserta seluruh jajaran anggota kepolisiaan, akan didukung lagi dengan Program Pemeliharaan Kamtibmas. Menurut AKP Siswo, sasaran dari program ini ada tiga, yaitu: 1. Terjaminnya kondisi yang dapat memberikan rasa aman, tentram kepastian dan bebas dari rasa takut baik fisik maupun psikis.

29 75 2. Menyelenggarakan operasi kewilayahan dan operasi terpusat secara selektif, baik bersifat preventif dan penegakan hukum maupun bersifat preemtif terhadap empat golongan jenis kejahatan, yakni kejahatan konvesional, transnasional terhadap kekayaan negara dan yang berimplikasi kontijensi. 3. Peningkatan kemampuan profesional polisi berseragam, kecepatan respon polisi, penerapan pola pendidikan simpatik, perbaikan sistem pelayanan Polri kepada masyarakat agar bebas dari KKN. 58 AKP Kayah Rokayah menjelaskan kembali mengenai pola dalam membangun aktivitas dalam kemitraan tersebut jajaran Polresta Bekasi Kota akan meningkatkan segala hal yang bersifat kegiatan pelayanan keamanan. Antara lain: 1. Memfokuskan pemberian keamanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini dilakukan dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan (pengaduan) dan permintaan bantuan pertolongan dengan mengoptimalkan sentra-sentra pelayanan operasional di setiap tingkat kesatuan kewilayahan. Kemudian meningkatkan kecepatan dalam merespon laporan (pengaduan) masyarakat. 2. Menyelenggarakan penerangan dan hubungan masyarakat dengan membangun suasana harmonis lewat publikasi-publikasi di berbagai media masa. 58 Hasil wawancara oleh AKP Siswo, Humas Polresta Bekasi Kota

30 76 3. Kegiatan yang bersifat pembimbingan, pengayoman, dan perlindungan masyarakat, Polresta Bekasi Kota berupaya meningkatkan kegiatan penyuluhan hukum kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum bermasyarakat secara langsung maupun melalui media masa. Aparat diarahkan untuk memberikan penyuluhan, penertiban, dan pendidikan terhadap berbagai masalah, di antaranya narkoba. Tujuannya, untuk mencegah ataupun menanggulangi berbagai penyakit masyarakat yang menjadi ancaman terhadap situasi kamtibmas. 4. Mengadakan penelitian dan pengembangan keamanan, studi kelayakan dan supervisi di semua bidang jajarannya. Hal ini dilakukan tentunya berdasarkan karakteristik daerah dan permasalahan atau materi yang muncul ke permukaan. Strategi ini dirancang untuk memperlancar dan memperkuat tugas-tugas aparat kepolisian di wilayah hukum Polresta Bekasi Kota. Dengan adanya dukungan penelitian dan pengembangan sistem keamanan tersebut aparat Polresta Bekasi Kota semakin bisa bertindak maksimal dalam mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat di wilayah tersebut. Sehingga pada akhirnya masyarakat dapat merasakan sendiri bahwa kepolisian benar-benar dapat diandalkan sebagai mitra masyarakat, terutama dalam menjaga serta menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif.

31 Peranan Polri di Dalam Community Policing Pada hasil penelitian yang di dapat, diketahui bahwa kegiatan-kegiatan kepolisian yang telah dijalankan oleh Humas Polresta Bekasi Kota mempunyai beberapa peranan yang digunakan untuk sosialisasi kepada masyarakat, diantaranya adalah sebagai : 1. Sarana Pencitraan Community Policing digunakan sebagai salah satu kegiatan, sarana pencitraan dalam merubah image kepada masyarakat mengenai segala sesuatu layanan yang berhubungan dengan kepolisian. Selain sebagai sarana publikasi bagi kepolisian, community policing juga dapat digunakan sebagai sarana pendukung dalam melakukan program pencitraan. Bisa dikatakan community policing ini merupakan jembatan penghubung antara masyarakat dengan kepolisian. 2. Community Relations Kepolisian dapat juga berperan dalam menjalin hubungan komunikasi dengan masyarakat ataupun media (press relations), serta melakukan kegiatan bertukar informasi dengan publiknya melalui media Hasil wawancara oleh AKP Kayah Rokayah, Kanit Binpolmas Satbinmas Polresta Bekasi Kota

32 Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah peneliti bahas diatas, mengenai peran community policing yang dilakukan oleh Polresta Bekasi Kota dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan kepada masyarakat melalui kegiatan ini menjadi salah satu fokus utama dalam pembentukan citra yang positif. Proses menganalisis hasil penelitian adalah untuk mencari hubungan antara teori yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dengan analisis data ini, peneliti akan menguraikan analisis hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dan data-data lain yang didapat sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai strategi Public Relations dalam program Community Policing. Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan dan informan dalam penelitian ini maka dapat dianalisis bahwa strategi Public Relations Polresta Bekasi Kota, mempunyai peran yang sangat penting dalam program layanan Community Policing dan banyak divisi-divisi yang menjalankan fungsi Public Relations dalam pembuatan program Community Policing (kegiatan pencitraan). Polresta Bekasi Kota membuat program layanan Community Policing ini sebagai bentuk layanan kepada masyarakat dari anggota kepolisian, Polresta Bekasi Kota ingin mengenalkan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh anggota kepolisian sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat dengan baik. Sejauh ini masyarakat menganggap bahwa image polisi negatif dimata masyarakat.

33 79 Masyarakat ditargetkan mengetahui program community policing dan ikut serta dalam kegiatan sosialisasi yang telah dijadwalkan oleh anggota polisi Polresta Bekasi Kota. Program ini diharapkan mampu menghidupkan citra polisi yang positif, yang dipandang oleh masyarakat. Dengan menggunakan metode MENJEMPUT BOLA yang dihubungkan dengan faktor-faktor yang terkait dilapangan, program-program yang dijalankan dapat berjalan dengan baik guna memperbaharui citra polisi dimasyarakat. Semua anggota polisi yang terlibat dalam program community policing, sudah pasti memegang teguh tugas kepolisian yaitu mengayomi masyarakat. Namun, jika ada anggota yang melanggar hal tersebut, maka akan diberikan teguran berupa sanksi yang ditentukan oleh atasannya. Selain dari pada itu, jika terdapat oknum polisi nakal, dalam arti melakukan tindak kriminal, maka tak segan-segan polisi tersebut diberikan sanksi berupa pengurungan di dalam sel khusus tersangka anggota polri yang bertindak kriminal. Bahkan sanksi yang lebih berat yaitu berupa penundaan kanaikan pangkat hingga pemecatan. Hasil dari kegiatan program yang dijalankan, dapat disimpulkan kepada masyarakat yang faham dan mengerti akan kegiatan kepolisian yang sebenarnya dilakukan dilapangan dengan pelayanan yang maksimal Dampak dari Hasil Kegiatan Bagan 4.2

34 80 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan terdapat dua teori diambil, yang pertama peneliti mengambil dari Hukum Relations and Public Relations dalam Onong Uchjana Effendy yang menghubungkan pola komunikasi yang dilakukan yaitu komunikasi eksternal yang berlangsung dua arah antar pihak organisasi atau lembaga dengan pihak luar dalam memperoleh dukungan, pengertian, kepercayaan, partisipasi, kerja sama dan lain sebagainya dengan publiknya. Yang kedua peneliti menghubungkan penelitian ini dengan teori The British Institute of Public Relations dalam Ruslan Rosady, yaitu mendefinisikan mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya, memikirkan, merencanakan, dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya. Dalam hal tersebut, kegiatan yang dilakukan Polresta Bekasi Kota yang berhubungan dengan community policing berdasarkan teori yang ada, peneliti mengaitkan dengan program community relations, melalui teori tahapan-tahapan community relations yang dikutip oleh Yosal Iriantara, mencakup beberapa tahapan, yaitu: 1. Pengumpulan fakta 2. Perumusan masalah 3. Perencanaan dan pemrogaman 4. Aksi dan komunikasi 5. Evaluasi Yosal Iriantara,. Community Relations. Jakarta: Simbiosis Rekatama Media Hal 80-84

BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA

BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA A. SEJARAH POLRI Kemandirian Polri diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang dan disikapi secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Kepolisian tidak dapat dipisahkan dari supra sistem yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang membahas tantang kepolisian dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG. Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri :

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG. Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri : 15 BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG 2.1 Arti Lambang Humas Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri : 1. Lingkaran luar berwarna hitam bertuliskan objektif, dipercaya

Lebih terperinci

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Peranan Peranan bermula dari pola kehidupan yang dijalani seseorang dan peranan itu akan menentukan apa yang diperbuat oleh seseorang tersebut untuk masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) memiliki peranan yang penting dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri. Berdasarkan TAP MPR RI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat 57 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat pertahanan negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA I. Pendahuluan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan bahwa tugas Kepolisian adalah memelihara

Lebih terperinci

BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI

BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI A. Sejarah Polri Tentang Polri Kemandirian Polri diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu hal yang paling dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu hal yang paling dibutuhkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu hal yang paling dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu komunikasi saat ini sangatlah bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekanbaru adalah kota terbesar yang berada pada posisi ketiga jumlah penduduknya setelah Medan dan Palembang di Pulau Sumatra. Mengingat arus migrasi yang masuk ke Kota

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Tergelarnya peralatan Polres Lotim

Lebih terperinci

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban dalam negeri, memiliki kewajiban untuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HSL RPT TGL 5 MART 09 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 28-1997 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang mempunyai tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan hukum dan

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati : Segenap

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017 HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017 Pelaksanaan Harkatpuan Patroli Terpadu jajaran Baharkam Polri dan kewilayahan dengan metode penyampaian

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KOOE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA I. PENDAHULUAN 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016 a. Bahwa dalam rangka pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai Aktivitas Divisi Humas Mabes Polri Dalam Mensosialisasikan Program Quick Wins (Pelayanan SIM

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT UNIT ORGANISASI : KEPOLISIAN DAERAH NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 LAPORAN PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA A. VISI Bidang Humas Polda DIY mempunyai visi mampu menjadi penjuru untuk mendorong dan membangun kepercayaan masyarakat serta opini positif guna mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang dijalankan suatu institusi atau perusahaan diharapkan memberikan reaksi, atau tanggapan publik dan hal ini berkaitan dengan kegiatan seorang

Lebih terperinci

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TATA NILAI, BUDAYA KERJA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam tatanan kehidupan bernegara yang berlandaskan dengan ketentuan hukum, penguasa dalam hal ini pemerintah telah membentuk beberapa lembaga penegak hukum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kualitas yang tinggi diharapkan akan mendapat tingkat kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public 1 BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang baik dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut. Berkaca kembali dari pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepolisian merupakan suatu badan yang mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jaawab terhadap masyarakat seperti menghimbau, melayani dan membantu masyarakat untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas pelayanan publik di Indonesia saat ini belum baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan publik yang kian meningkat.

Lebih terperinci

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. PNS. Kementerian. Hukum. HAM. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.KP.05.02

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Pergantian kepemimpinan baru di Polri, senantiasa menerbitkan harapan baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan bermetamorfosis

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesadaran Pegawai

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No No.757, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Sistem Informasi Penyidikan. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011

Lebih terperinci

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1423. 2015 KEMENLU. Kode Etik. Pegawai. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian Republik Indonesia 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISISAN NEGARA RI AMANAT KAPOLRI PADA ACARA PERINGATAN HUT SATPAM KE 34 TAHUN 2014

KEPALA KEPOLISISAN NEGARA RI AMANAT KAPOLRI PADA ACARA PERINGATAN HUT SATPAM KE 34 TAHUN 2014 1 KEPALA KEPOLISISAN NEGARA RI AMANAT KAPOLRI PADA ACARA PERINGATAN HUT SATPAM KE 34 TAHUN 2014 TANGGAL 30 DESEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polri mengemban tugas-tugas

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM QUICK WINS POLRI PROGRAM I TENTANG PENERTIBAN DAN PENEGAKKAN HUKUM BAGI

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM KATA

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB.

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP OPERASIONAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi paradigma maupun dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan keamanan kepada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLISIAN KHUSUS, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN BENTUK-BENTUK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Polres Sleman Dalam melaksanakan tugas Polres Sleman selalu bekerjasama dengan instansi terkait maupun seluruh lapisan masyarakat. Keberhasilan Polres Sleman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi yang semakin canggih mengakibatkan perubahan dan kemajuan disegala bidang serta menentukan peran aktif dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLISIAN KHUSUS, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN BENTUK-BENTUK

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.465, 2017 BPOM. Kode Etik. Kode Perilaku ASN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP.05.02 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden.POLRI menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLISIAN KHUSUS, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN BENTUK-BENTUK

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Gambaran Umum 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang atas karunia dan kekuasaannya kami dapat menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 Satuan Polisi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam civilian police yang

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam civilian police yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam civilian police yang menjadi sebuah pedoman instrumental dalam melaksanakan pekerjaannya, maka disimpulkan terdapat beberapa

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA IKA STAR BPKP, Menimbang Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016 Tentang PELAKSANAAN SAMBANG NUSA DI

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - DRAFTED 01082016 SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya. Salah satunya adalah dengan cara memberikan perlindungan atas rasa aman bagi tiap-tiap individu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SEMARANG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci