BAB III Analisa Penyebab Ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Konservasi Kota Cimahi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III Analisa Penyebab Ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Konservasi Kota Cimahi"

Transkripsi

1 BAB III Analisa Penyebab Ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Konservasi Kota Cimahi Evaluasi ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan pemenuhan indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Masing-masing indikator terdiri dari satu atau lebih tolok ukur yang digunakan untuk menilai secara langsung indikator. Setelah diketahui sebab-sebab ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan pendekatan proses, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota (DTK) tidak efektif didalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang. Pada akhir bagian ini akan dilaporkan pula temuan-temuan lainnya yang diperoleh di lapangan pada saat pelaksanaan survei. III.1 Analisis Ketidakefektifan Institusi Pengendalian Dari Segi Proses Evaluasi ketidakefektifan dari segi proses pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan konservasi Kota Cimahi dilakukan dengan menilai tingkat pemenuhan masing-masing indikator melalui tolok ukur yang telah ditentukan sebelumnya. Dari sisi proses yang menjadi perhatian adalah bagaimana prosedur pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan di Kelurahan Cipageran oleh Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi. Analisis lengkapnya dapat dilihat pada pengujian masingmasing indikator dengan tolok ukur sebagai baerikut. III.1.1 Pelaksanaan Perijinan Sesuai Dengan Mekanisme Perijinan Yang Telah Ditentukan Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang yang merupakan tugas dari Dinas Tata Kota (DTK) dan merupakan salah satu indikator dalam mengefektifkan proses pengendalian pemanfaatan ruang. Pencapaian indikator ini diukur melalui beberapa tolok ukur yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis terhadap tolok ukur tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa bagian di bawah ini. 93

2 A. Pemberian Ijin Perencanaan yang Telah Ditentukan Ijin perencanaan yang menjadi tugas dari Dinas Tata Kota (DTK) dalam hal ini yaitu persetujuan site plan. Ijin Perencanaan merupakan syarat untuk mendapatkan IPPT (Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah) yang ditujukan untuk para developer atau pengembang yang ingin membangun permukiman dalam skala besar. IPPT (Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah) sendiri dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal (Dispenmo) setelah mendapat persetujuan ijin perencanaan dan rekomendasi perencanaan dari Dinas Tata Kota. Ijin Perencanaan ini tertuang dalam peraturan daerah Kota Cimahi Nomor 35 Tahun Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yayat Syamsudin (Kabid Bidang Tata Bangunan), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan tanggapannya terhadap pelaksanaan Ijin Perencanaan ; Ya dengan mengeluarkan persetujuan site plan untuk para pengguna tanah dalam skala besar... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Dalam pelaksanaan Ijin Perencanaan kami mengeluarkan persetujuan site plan untuk para pengguna tanah dalam skala besar... (Yayat Syamsudin, Lampiran A2) Dari kuesioner didapat seluruh responden menjawab YA bahwa Dinas Tata Kota melaksanakan tugasnya yaitu dengan memberikan Ijin Perencanaan kepada setiap pengguna tanah dalam skala besar yang sesuai dengan ketentuan Dinas Tata Kota (DTK) yang telah ditetapkan. Tabel III. 1 Tanggapan Terhadap Ijin Perencanaan Kota Cimahi melakukan proses Ijin Perencanaan Kabid Tata Ruang Ya Dengan mengeluarkan persetujuan site plan untuk para pengguna tanah dalam skala besar... 94

3 Kabid Bidang Tata Bangunan Sumber : Hasil Analisis 2007 Kota Cimahi melakukan proses Ijin Perencanaan Ya Dalam pelaksanaan ijin perencanaa kami mengeluarkan persetujuan site plan untuk para pengguna tanah dalam skala besar... B. Memberikan Rekomendasi Perencanaan yang Telah Ditentukan Setelah mendapatkan persetujuan site plan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan IPPT, para pemohon perlu mendapatkan rekomendasi perencanaan. Rekemondasi perencanaan ini dikeluarkan setelah pemohon mendapatkan persetujuan site plan atau ijin perencanaan. Bentuk atau keluaran rekomendasi perencanaan ini berupa gambar rekomendasi atau arahan perencanaan yang harus diikuti oleh pemohon. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yayat Syamsudin (Kabid Tata Bangunan) responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan kesannya terhadap pemberian Rekomendasi Perencanaan. Ya dengan mengeluarkan gambar rekomendasi perencanaan sedangkan ijinnya ada di PPTSP... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Dalam pelaksanaan rekomendasi perencanaan kami mengeluarkan rekomendasi dalam bentuk gambar rekomendasi perencanaan untuk para pengguna tanah dalam skala besar... (Yayat Syamsudin, Lampiran A2) Dari kuesioner didapat seluruh responden menjawab YA bahwa Dinas Tata Kota melaksanakan tugasnya yaitu dengan memberikan rekomendasi perencanaan kepada setiap pengguna tanah dalam skala besar yang sesuai dengan ketentuan Dinas Tata Kota (DTK) yang telah ditetapkan. 95

4 Tabel III. 2 Tanggapan Terhadap Rekomendasi Perencanaan Apakah Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi melakukan pemberian Rekomendasi Perencanaan Kabid Tata Ruang Ya Dengan mengeluarkan gambar rekomendasi Kabid Bidang Tata Bangunan Sumber : Hasil Analisis 2007 perencanaan... Ya Dalam pelaksanaan rekomendasi perencanaa mengeluarkan gambar rekomendasi perencanaan kami untuk para pengguna tanah dalam skala besar... C. Mengesahkan Gambar Bangunan yang Sesuai dengan KDB yang Telah Ditentukan Salah satu tugas Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi dalam proses pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yaitu mengesahkan gambar bangunan yang diajukan oleh pemohon. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sendiri dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal (Dispenmo) setelah mendapat rekomendasi ijin mendirikan bangunan. Teknis gambar bangunan ini diatur dalam perda No. 38 tahun 2003 mengenai Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menanggapi pengesahan gambar bangunan. Gambar bangunan yang sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan, kami sahkan dengan memberikan pengesahan gambar bangunan... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) 96

5 Hal senada juga disampaikan oleh Yayat Syamsudin (Kabid Tata Bangunan) menanggapi pengesahan gambar bangunan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota. Ya kita melakukan pengesahan gambar bangunan sebagai salah satu syarat setiap pemohon untuk mendapatkan IMB... (Yayat Syamsudin, Lampiran A2) Dari kuesioner didapat seluruh responden menjawab YA bahwa Dinas Tata Kota melaksanakan tugasnya yaitu dengan mengesahkan gambar bangunan setiap pemohon yang ingin mendapatkan IMB sesuai dengan ketentuan Dinas Tata Kota (DTK) yang telah ditetapkan. Tabel III. 3 Tanggapan Terhadap Rekomendasi Perencanaan Perencanaan Kota Cimahi melakukan proses Pengesahan Gambar Bangunan Kabid Tata Ruang Ya Dengan mengesahkan gambar Kabid Bidang Tata Bangunan Sumber : Hasil Analisis 2007 Ya bangunan... Kami mengesahkan gambar bangunan yang diajukan oleh setiap pemohon yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan... D. Memberikan Rekomendasi Perijinan Bagi Bangunan yang Sesuai dengan KDB yang Telah Ditentukan Salah satu tugas Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi setelah memberikan pengesahan gambar bangunan ialah memberikan rekomendasi perijinan kepada pemohon yang telah mendapatkan pengesahan gambar bangunan. Pemberian rekomendasi perijinan ini sebagai acuan Dinas Penanaman Modal (Dispenmo) untuk memberikan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada pemohon. 97

6 Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yayat Syamsudin (Kabid Tata Bangunan) responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menanggapi pemberian rekomendasi perijinan. Pemberian rekomendasi perijinan kami berikan setelah pemohon mendapat pengesahan gambar... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Ya kita melakukan pemberian rekomendasi perijinan sebagai salah satu syarat setiap pemohon untuk mendapatkan IMB... (Yayat Syamsudin, Lampiran A2) Dari kuesioner didapat seluruh responden menjawab YA bahwa Dinas Tata Kota melaksanakan tugasnya yaitu dengan memberikan rekomendasi perijinan kepada setiap pemohon yang ingin mendapatkan IMB sesuai dengan ketentuan Dinas Tata Kota (DTK) yang telah ditetapkan. Tabel III. 4 Persepsi Terhadap Proses Pemberian Rekomendasi Perijinan Kabid Ruang Tata Kabid Bidang Tata Bangunan Sumber : Hasil Analisis 2007 Apakah Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi Memberikan Rekomendasi Perijinan Ya Rekomendasi perijinan dapat diberikan kepada masyarakat jika memenuhi persyaratan yang diajukan setelah mendapatkan pengesahan gambar bangunan... Ya Ya kita memberikan rekomendasi perijinan kepada setiap pemohon setelah mendapatkan pengesahan gambar bangunan... 98

7 E. Penilaian Indikator Terlaksananya Pelaksanaan Perijinan Sesuai dengan Mekanisme yang Telah Ditentukan Dari hasil analisis indikator berdasarkan kuesioner yang mengacu pada tugas Dinas Tata Kota (DTK), didapat bahwa Dinas Tata Kota (DTK) sudah melaksanakan kegiatan perizinan sesuai dengan prosedur, ini bisa dilihat dari terpenuhinya tolok ukur memberikan ijin perencanaan, memberikan rekomendasi perencanaan, mengesahkan gambar bangunan dan memberikan rekomendasi perijinan. Dengan terpenuhinya tolok ukur memberikan ijin perencanaan, memberikan rekomendasi perencanaa, mengesahkan gambar bangunan dan memberikan rekomendasi perijinan dan terpenuhinya tugas dari Dinas Tata Kota (DTK), maka dapat disimpulkan bahwa indikator penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang sesuai prosedur yang ada, terpenuhi. III.1.2 Memberikan Informasi Secara Obyektif Mengenai Pemanfaatan Ruang Baik Yang Sesuai Maupun yang Tidak Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Salah satu indikator untuk mengefektifkan prosedur proses pengendalian pemanfaatan ruang yaitu memberikan informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Untuk menilai indikator ini dilakukan analisis terhadap beberapa tolok ukur berikut. A. Menyampaikan Laporan Kepada Walikota Tentang KDB Perumahan Yang Tidak Sesuai Peraturan Daerah Setiap Bulan Salah satu bentuk pengendalian pemanfaatan ruang yaitu melakukan koordinasi dengan Walikota. Koordinasi dilakukan dengan melakukan laporan setiap bulannya kepada bupati/walikota. Terhadap laporan bulanan kepada bupati/walikota, Achyar (Kabid Bina Marga) menyatakan : 99

8 Ya kami melakukan laporan bulanan kepada walikota dan pelaporan ini sebagai bahan evaluasi dari kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang yang kami lakukan... (Achyar, Lampiran A3) Hal senada dikatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) yang juga mengatakan bahwa Dinas Tata Kota (DTK) melakukan laporan kepada bupati/walikota : Ya, kami membuat laporan perkembangan pembangunan yang terjadi di lapangan dan menyerahkannya atau melaporkan ke walikota sebagai evaluasi pendapatan pemerintah Kota Cimahi yang kemudian diajukan didepan Komisi Pembangunan DPRD Kota Cimahi... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Dari kuesioner didapat seluruh responden menjawab YA bahwa Dinas Tata Kota melaksanakan tugasnya yaitu dengan memberikan laporan kepada walikota sesuai dengan ketentuan Dinas Tata Kota (DTK) yang telah ditetapkan. Tabel III. 5 Tanggapan Mengenai Penyampaian Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabid Bina Marga Kabid Bidang Tata Ruang Kota Cimahi Melakukan Penyampaian Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai dengan Peraturan Daerah Kepada Bupati/Walikota setiap bulannya Ya Ya kami melakukan laporan bulanan kepada walikota dan pelaporan ini sebagai bahan evaluasi dari kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang yang kami lakukan... Ya Ya, kami membuat laporan perkembangan pembangunan yang terjadi di lapangan dan menyerahkannya atau melaporkan ke walikota sebagai evaluasi pendapatan pemerintah Kota 100

9 Kota Cimahi Melakukan Penyampaian Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai dengan Peraturan Daerah Kepada Bupati/Walikota setiap bulannya Cimahi yang kemudian diajukan didepan Komisi Pembangunan DPRD Kota Cimahi... Sumber : Hasil Analisis 2007 B. Menyampaikan Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai Peraturan Kepada Instansi Terkait Setiap Bulan Salah satu bentuk pengendalian pemanfaatan ruang yaitu menyampaikan laporan tentang KDB perumahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku kepada instansi terkait. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang), Yayat S (Kabid Tata Bangunan) dan Yani N (Kasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang) penyampaian laporan kepada instansi terkait; Untuk rumah yang baru yang pembangunannya tidak sesuai dengan peraturan maka berkoordinasi dengan SATPOL PP untuk tindak turun tangan penertiban... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Kita melakukan pelaporan kepada instansi terkait yaitu dengan Satuan Polisi Pamong Praja jika ada pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang yang perlu ditertibkan... (Yayat S, Lampiran A2) Berbeda dengan pendapat dari Kepala Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang menyatakan bahwa Dinas Tata Kota (DTK) tidak melakukan pelaporan terhadap dinas terkait... (Yani N, Lampiran A5) Hal sebalikya dikatakan oleh Agus Joko (Kasi Perencanaan) yang tidak mengatakan bahwa Dinas Tata Kota (DTK) melakukan laporan kepada bupati/walikota tentang KDB perumahan yang tidak sesuai dengan peraturan daerah: 101

10 Sebenarya ini sangat rahasia, mungkin anda sudah tahu. Sebenarya terhadap rumah-rumah yang sudah dibangun dan rumah yang dibangun tersebut dibangun dengan tidak sesuai dengan peraturan tapi sudah mempunyai ijin dan akan mengurus IPPT yang sekarang sudah diwajibkan kepada setiap masyarakat yang memiliki rumah mereka akan mendapat IPPT. Seharusnya mereka tidak mendapat diijin sebelum mereka memperbaiki bangunan perumahan mereka agar sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Saya pusing dengan tata ruang di cimahi... (Kasi Perencanaan) Hal senada dikatakan oleh Parbowo (Kasi Wasdalbang) yang juga mengatakan bahwa Dinas Tata Kota (DTK) tidak melakukan laporan kepada bupati/walikota : Ketika masyarkat ingin mengurus IMB. Salah satu syaratnya adalah pengesahan gambar bangunan. Setelah kami cek ternyata bangunan mereka tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Contohnya KDB perumahan mereka yang seharusnya 40% ternyata 60%. Seharusnya di bagian tata ruang dicek sebelum mendapatkan IPPT. Dari seluruh responden yang berhasil disurvey, tidak seluruh responden menyatakan YA. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dapat disimpulkan bahwa proses penyerahan pelaporan hasil pemantuan kepada instansi terkait belum terpenuhi. Tabel III. 6 Tanggapan Mengenai Penyampaian Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai Dengan KDB Kepada Instansi Terkait Kabid Bidang Tata Ruang Kepala Bidang Tata Bangunan Kepala Seksi Pengendalian Penyampaian Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai dengan KDB Kepada Instansi Terkait Ya Kami melakukan penyampaian laporan dalam bentuk koordinasi dengan SATPOL PP... Ya Satuan Polisi Pamong Praja jika ada pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang Tidak Tidak melakukan penyampaian 102

11 Pemanfaatan Ruang Kepala Seksi Perencanaan Kepala Seksi Wasdalbang Sumber : Hasil Analisis Penyampaian Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai dengan KDB Kepada Instansi Terkait Tidak Tidak pelaporan terhadap dinas terkait Seharusnya mereka tidak mendapat diijin sebelum mereka memperbaiki bangunan perumahan mereka agar sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan... Setelah kami cek ternyata bangunan mereka tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan... C. Penilaian Indikator Memberikan Informasi Secara Obyektif Mengenai Pemanfaatan Ruang Baik yang Sesuai Maupun yang tidak Sesuai Dengan Rencana Tata Ruang Dari hasil analisis indikator berdasarkan kuesioner yang mengacu pada tugas Dinas Tata Kota (DTK), didapat bahwa Dinas Tata Kota (DTK) belum melaksanakan kegiatan pemberian informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang yang sesuai maupun tidak sesuai dengan rencana tata ruang, ini bisa dilihat dari belum terpenuhinya tolok ukur penyampaian laporan kepada instansi terkait. Dengan belum terpenuhinya tolok ukur penyampaian laporan kepada instansi terkait, maka dapat disimpulkan bahwa indikator pemberian informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang yang sesuai maupun tidak sesuai dengan rencana tata ruang, tidak terpenuhi. 103

12 III.1.3 Menyiapkan Dan Menerima Laporan Secara Obyektif Mengenai Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Salah satu indikator untuk mengefektifkan prosedur proses pengendalian pemanfaatan ruang yaitu menyiapkan dan menerima laporan secara objektif mengenai pelaksanaan pemanfaatan ruang. Untuk menilai indikator ini dilakukan analisis terhadap beberapa tolok ukur berikut. A. Menerima Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai Peraturan Daerah dari Kepala Desa/Lurah Tugas berikutnya Dinas Tata Kota (DTK) dalam pengendalian pemanfaatan ruang adalah menerima laporan tentang KDB perumahan yang tidak sesuai peraturan daerah dari kepala desa/kelurahan. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yani N (Kasi Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan mengenai penerimaan laporan KDB perumahan yang tidak sesuai peraturan daerah laporan dari kepala desa/lurah : Kita tidak menerima laporan dari kepala desa/lurah, tapi kita hanya melakukan koordinasi sama kepala Desa/Lurah jika ada permasalahan dalam pemanfaatan ruang... (Yani N, Lampiran A5) Kami hanya melakukan koordinasi sama kepala Desa/Lurah... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Dari hasil survey responden yang dilakukan semua responden menjawab TIDAK menerima laporan tentang KDB perumahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dari Kepala Desa/Lurah dapat disimpulkan bahwa proses laporan dimulai dari kepala desa/lurah tidak terpenuhi. 104

13 Tabel III. 7 Tanggapan Terhadap Penerimaan Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai Peraturan Daerah dari Kepala Desa/Lurah dari Kepala Desa Setiap Bulannya Kasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Cimahi menerima Laporan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai Peraturan Daerah dari Kepala Desa/Lurah Tidak Kita tidak menerima laporan dari kepala desa/lurah, tapi kita hanya melakukan koordinasi sama kepala Desa/Lurah jika ada permasalahan dalam pemanfaatan ruang... Kabid Tidak Kami hanya Bidang Tata melakukan koordinasi Ruang sama kepala Desa/Lurah... Sumber : Hasil Analisis2007 B. Menerima Laporan Bulanan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai Peraturan Daerah dari Camat Tugas berikutnya Dinas Tata Kota (DTK) dalam pengendalian pemanfaatan ruang adalah menerima laporan perkembangan dari Camat. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yani N (Kasi Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan mengenai penerimaan laporan bulanan dari Camat ; Sama saja seperti pada kelurahan/desa dari kecamatan kita tidak menerima laporan dari Camat, tapi kita hanya melakukan koordinasi sama kepala Camat jika ada permasalahan dalam pemanfaatan ruang... (Yani N Lampiran A5) Kami hanya melakukan koordinasi sama Camat dan koordinasi dilakukan hanya setahun sekali... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Dari hasil survey responden yang dilakukan semua responden menjawab TIDAK menerima laporan perkembangan pembangunan dari Camat dapat disimpulkan bahwa proses laporan dari Camat tidak terpenuhi. 105

14 Tabel III. 8 Tanggapan Mengenai Penerimaan Laporan Tentang KDB yang tidak Sesuai dengan Peraturan Daerah Dari Camat Kasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabid Bidang Tata Ruang Kota Cimahi Menerima Laporan Dari Camat Tidak Kita tidak menerima laporan dari Camat, tapi kita hanya melakukan koordinasi... Tidak Kami hanya melakukan koordinasi sama Camat dan koordinasi dilakukan hanya setahun sekali... Sumber : Hasil Analisis C. Menyiapkan Laporan Bulanan Tentang KDB Perumahan yang tidak Sesuai Peraturan Daerah Kepada Bupati/Walikota Salah satu bentuk pengendalian pemanfaatan ruang yaitu melakukan koordinasi dengan Walikota. Koordinasi dilakukan dengan menyiapkan laporan setiap bulannya kepada bupati/walikota. Terhadap penyiapan laporan bulanan kepada bupati/walikota, Achyar (Kabid Bina Marga) menyatakan : Ya kami menyiapkan laporan bulanan kepada walikota setelah itu baru kami serahkan laporannya sebagai bahan evaluasi dari kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang yang kami lakukan... (Achyar, Lampiran A3) Hal senada dikatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) yang juga mengatakan bahwa Dinas Tata Kota (DTK) menyiapkan laporan kepada bupati/walikota : Ya, Kami menyiapkan laporan perkembangan pembangunan yang terjadi di lapangan dan menyerahkannya atau melaporkan ke walikota dalam bentuk laporan tahunan pengendalian pemanfaatan ruang dengan lampiran-lampiran teguran dan foto... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) 106

15 Dari kuesioner didapat seluruh responden menjawab YA bahwa Dinas Tata Kota melaksanakan tugasnya yaitu dengan menyiapkan laporan tentang KDB yang tidak sesuai dengan peraturan kepada walikota. Tabel III. 9 Tanggapan Mengenai Penyiapan Pelaporan KDB yang tidak Sesuai dengan Peraturan yang Berlaku Kepada Bupati/Walikota Kota Cimahi Penyiapan Laporan KDB yang tidak Sesuai dengan Peraturan kepada Bupati/Walikota setiap bulannya Kabid Bina Ya Ya kami meyiapkan Marga laporan bulanan kepada walikota dan pelaporan ini sebagai bahan evaluasi dari kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang yang kami lakukan Kabid Bidang Ya Ya, kami Tata Ruang menyiapakn laporan perkembangan pembangunan yang terjadi di lapangan dan menyerahkannya dan melaporkan ke walikota Sumber : Hasil Analisis 2007 D. Penilaian Indikator Menyiapkan Dan Menerima Laporan Secara Obyektif Mengenai Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Dari hasil analisis indikator berdasarkan kuesioner yang mengacu pada tugas Dinas Tata Kota (DTK), didapat bahwa Dinas Tata Kota (DTK) dalam melaksanakan penyiapan dan penerimaan laporan secara objektif mengenai KDB yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan masih memiliki kekurangan, seperti penyiapan laporan untuk kelurahan, kecamatan, gubernur dan mentri yang belum ada. Dengan belum terlaksananya kegiatan menyiapkan laporan secara objektif mengenai mengenai KDB yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan terutama dalam hal pelaporan dari kelurahan dan 107

16 kecamatan kecamatan sesuai dengan pedoman penataan ruang di daerah, maka proses pelaksanaan tugas Dinas Tata Kota (DTK) masih belum efektif. III.1.4 Mengamati Dan Memeriksa Perubahan Kualitas Tata Ruang Dan Lingkungan Yang Tidak Sesuai Dengan Rencana Tata Ruang Salah bentuk tugas dari Dinas Tata Kota (DTK) yaitu melakukan pengamatan dan pemerikasaan lapangan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang ada. Indikator berikut akan melihat apakah Dinas Tata Kota (DTK) melakukan pengamatan dan pemeriksaan kesesuaian antara data eksisting dengan rencana yang telah ditetapkan. A. Melakukan Pemetaan Terhadap KDB Perumahan yang tidak Sesuai dengan Ketentuan KDB yang telah Ditetapkan. Salah satu tugas Dinas Tata Kota (DTK) yaitu melakukan pemetaan terhadap pemanfaatan ruang yang ada dilapangan. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) mengenai tugas Dinas Tata Kota (DTK) dalam pemetaan terhadap KDB perumahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan ; Kami melakukan pemetaan yang kami lakukan dalam bentuk rencana intensitas bangunan tetapi tidak termasuk bagi perkampungan... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Hal senada dikatan oleh Yayat S (Kabid Tata Bangunan) mengenai pemantauan pengawasan pemanfaatan ruang; Ya kami melakukan pemetaan dalam bentuk rencana intensitas bangunan... (Yayat S, Lampiran A2) Dari seluruh responden yang berhasil disurvey, seluruh responden menyatakan bahwa Dinas Tata Kota (DTK) melakukan pemetaan terhadap KDB perumahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dapat disimpulkan bahwa proses pemantauan dalam rangka pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah terpenuhi. 108

17 Tabel III. 10 Tanggapan Mengenai Pemantauan Dalam Rangka Pengawasan Pemanfaatan Ruang Kabid Bidang Tata Ruang Kepala Bidang Tata Banguna Sumber : Hasil Analisis2007 Melakukan Pemantauan dalam Rangka Pengawasan Pemanfaatan Ruang Ya Kami melakukan pemantauan dan pemantauan yang kami lakukan dalam bentuk laporan perkembangan tahunan... Ya Ya kami melakukan pemantauan terhadap pemanfaatan ruang, pemantauan ini dilakukan oleh seksi pengawas pengendalian bangunan... B. Melakukan Peninjauan Lapangan Secara Langsung Terhadap Perumahan Yang KDB Tidak Sesuai dengan Aturan KDB yang telah Ditetapkan. Salah satu tugas Dinas Tata Kota (DTK) yaitu melakukan pemeriksaan lapangan. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) mengenai tugas Dinas Tata Kota (DTK) dalam pemeriksaan lapangan; Pemeriksaan lapangan yang telah dilakukan seperti pemeriksaan ijin terhadap industri, perdagangan, tower dan rumah pinggir jalan. Pemeriksaan ini tidak memeriksa sampai ke perkampungan penduduk... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Hal senada dikatan oleh Yayat S (Kabid Tata Bangunan) mengenai pemeriksaan lapangan; Ya kami melakukan pemeriksaan lapangan, pemeriksaan lapangan ini dilakukan oleh seksi pengawas pengendalian bangunan... (Yayat S, Lampiran A2) 109

18 Berdasarkan hasil survei dan wawancara dapat disimpulkan bahwa proses pemeriksaan lapangan terhadap pemanfaatan ruang wilayah terpenuhi. Dari seluruh responden yang berhasil disurvey, seluruh responden menyatakan YA, bahwa Dinas Tata Kota (DTK) melakukan pemeriksaan lapangan. Tabel III. 11 Tanggapan Mengenai Pemeriksaan Lapangan Kabid Bidang Tata Ruang Kepala Bidang Tata Banguna Sumber : Hasil Analisis 2007 Melakukan Pemeriksaan Lapangan Ya Pemeriksaan lapangan yang telah dilakukan seperti pemeriksaan ijin terhadap industri, perdagangan, tower dan rumah pinggir jalan... Ya Ya kami melakukan pemeriksaan lapangan, pemeriksaan lapangan ini dilakukan oleh seksi pengawas pengendalian bangunan... C. Penilaian Indikator Mengamati dan Memeriksa Perubahan Kualitas Tata Ruang dan Lingkungan yang tidak Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Dari hasil analisis indikator berdasarkan kuesioner yang mengacu pada tugas Dinas Tata Kota (DTK), didapat bahwa Dinas Tata Kota (DTK) sudah melaksanakan kegiatan pengamatan dan pemeriksaan perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, ini bisa dilihat dari terpenuhinya semua tolok ukur. Dengan terpenuhinya seluruh tolok ukur, maka dapat disimpulkan bahwa indikator kegiatan pengamatan dan pemeriksaan perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tiak sesuai dengan rencana tata ruang, terpenuhi. 110

19 III.1.5 Menilai Perkembangan Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Kaitkan dengan Kondisi Rencana Tata Ruang yang Ada Evaluasi kinerja instansi pemberi izin dilakukan dengan melakukan penilaian kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah berjalan. Pencapaian indikator ini diukur melalui beberapa tolok ukur yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis dan penilaian terhadap tolok ukur tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa bagian di bawah ini. A. Melakukan Pembahasan Atau Rapat Pengambil Keputusan Untuk Penertiban. Salah satu bentuk pengendalian pemanfaatan ruang yaitu melakukan pembahasan atau rapat pengambilan keputusan untuk penertiban. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yayat S (Kabid Tata Bangunan), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi mengenai pembahasan atau rapat pengambilan keputusan untuk penertiban di Kelurahan Cipageran; Kami belum pernah melakukan rapat pengambilan keputusan untuk penertiban di Kelurahan Cipageran, kita menunggu hasil revisi RDTR saja... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Setahu saya belum pernah melakukan rapat pengambilan keputusan untuk penertiban di Kelurahan Cipageran... (Yayat S, Lampiran A2) Dari seluruh responden yang berhasil disurvey, seluruh responden menyatakan Tidak, bahwa Dinas Tata Kota (DTK) tidak melakukan pembahasan atau rapat pengambilan keputusan untuk penertiban. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dapat disimpulkan bahwa proses pembahasan atau rapat pengambilan keputusan untuk penertiban tidak terpenuhi. 111

20 Tabel III. 12 Tanggapan Mengenai Pembahasan Atau Rapat Pengambilan Keputusan Untuk Penertiban Kabid Bidang Tata Ruang Kepala Bidang Tata Bangunan Sumber : Hasil Analisis 2007 Melakukan Pembahasan Atau Rapat Pengambilan Keputusan Untuk Penertiban Tidak Kami belum pernah melakukan rapat pengambilan keputusan untuk penertiban di Kelurahan Cipageran... Tidak Setahu saya belum pernah melakukan rapat pengambilan keputusan untuk penertiban di Kelurahan Cipageran... B. Penilaian Indikator Evaluasi Perkembangan Kegiatan Pemanfaatan Ruang di kaitkan dengan Kondisi Rencana Tata Ruang yang Ada Dari hasil analisis indikator berdasarkan kuesioner yang mengacu pada tugas Dinas Tata Kota (DTK), didapat bahwa Dinas Tata Kota (DTK) belum melaksanakan kegiatan evaluasi perkembangan kegiatan pemanfaatan ruang, ini bisa dilihat dari tidak terpenuhinya tolok ukur. Dengan tidak terpenuhinya tolok ukur dari Dinas Tata Kota (DTK) dalam penilaian perkembangan kegiatan penilaian indikator evaluasi perkembangan kegiatan pemanfaatan ruang, maka dapat disimpulkan bahwa indikator kegiatan penilaian perkembangan kegiatan pemanfaatan ruang, tidak terpenuhi. III.1.6 Pengenaan Sanksi Dilakukan Berdasarkan Ketentuan-Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku Salah tugas dari Dinas Tata Kota (DTK) melakukan upaya penertiban di Kelurahan Cipageran apabila terdapat pelanggaran pemanfaatan ruang. Indikator berikut akan melihat apakah Dinas Tata Kota (DTK) melakukan upaya penertiban terhadap pelanggar tata ruang yang ada di Kelurahan Cipageran. 112

21 A. Memberikan Surat Teguran Ke-1 Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yani N (Kasi Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan mengenai surat teguran ke-1 terhadap pelanggar tata ruang di Kelurahan Cipageran ; Belum pernah memberikan surat teguran ke-1 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Ya, kami belum pernah memberikan surat teguran ke-1 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... (Yani N, Lampiran A5) Hal senada juga dinyatakan Agus Joko (Kasi Perencanaan), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan mengenai surat teguran ke-1 kali terhadap pelanggar tata ruang ; Ya, belum pernah memberikan surat teguran ke-1 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... (Agus Joko, Lampiran A6) Dari seluruh responden yang berhasil disurvey, seluruh responden menyatakan belum pernah memberikan surat teguran ke-1 kepada masyarakat yang melanggar tata ruang di Kelurahan Cipageran. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dapat disimpulkan bahwa proses pemberian surat teguran ke-1 tidak terpenuhi. Tabel III. 13 Tanggapan Pemberian Surat Teguran Ke-1 Kabid Bidang Tata Ruang Kepala Bidang Tata Bangunan Surat Teguran 1 (satu) Tidak Belum pernah memberikan surat teguran ke-1 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... Tidak Ya, kami belum pernah memberikan surat teguran ke-1 terhadap 113

22 Surat Teguran 1 (satu) masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... Kasi Tidak Ya, belum pernah Perencanaan memberikan surat teguran ke-1 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... Sumber : Hasil Analisis2007 B. Memberikan Surat Teguran Ke-2 Dari isi surat teguran pertama dan kedua sama saja yang isinya hanya memberikan peringatan kepada masyarakat bahwa dia melanggar peraturan dan masyarakat yang melanggar agar segera mentindaklanjuti surat tersebut dengan memperbaiki pelanggaran tersebut. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yani N (Kasi Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan mengenai surat teguran ke-2 terhadap pelanggar tata ruang ; Kami belum pernah memberikan surat teguran ke-2 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran.. (Didi A. Djamhir, Lampiran A1) Ya, kami belum pernah memberikan surat teguran ke-2 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... (Yani N, Lampiran A5) Hal senada juga dinyatakan Agus Joko (Kasi Perencanaan), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan mengenai surat teguran ke-2 kali terhadap pelanggar tata ruang ; 114

23 Ya, Kami belum pernah memberikan surat teguran ke-2 di Kelurahan Cipageran... (Agus Joko, Lampiran A6) Dari seluruh responden yang berhasil disurvey, seluruh responden menyatakan belum pernah memberikan surat teguran kedua. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dapat disimpulkan bahwa proses pemberian surat teguran ke-2 tidak terpenuhi. Tabel III. 14 Tanggapan Mengenai Pemberian Surat Teguran Ke-2 Surat Teguran Kedua Kabid Bidang Tidak Kami belum pernah Tata Ruang memberikan surat teguran ke-2 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... Kasi Tidak Ya, kami belum pernah Pengendalian memberikan surat Pemanfaatan teguran ke-2terhadap Ruang masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... Kasi Tidak Ya, kami belum pernah Perencanaan memberikan surat teguran ke-2 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang di Kelurahan Cipageran... Sumber : Hasil Analisis2007 C. Memberikan Rekomendasi Surat Teguran Ke-3 Pemberian surat teguran ketiga yaitu setelah melakukan pemberian surat teguran ke-1 dan ke-2, kemudian masyarakat yang melanggar tersebut masih tidak merespon maka diberikan surat teguran ke-3. Dinyatakan oleh Didi A. Djamhir (Kabid Tata Ruang) dan Yani N (Kasi Pemanfaatan dan Pengendalian Tata 115

24 Ruang), responden dari Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi menyampaikan mengenai pemberian surat teguran ke-3. Kami melakukan memberikan surat teguran ketiga, dan surat itu juga kami berikan ke SATPOL PP untuk melakukan tindakan terhadap pelanggar tata ruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku jika batas waktu surat teguran ketiga sudah lewat. Untuk di Kelurahan Cipageran kami belum pernah memberikan surat teguran ketiga terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang... (Didi A. Djamhir, Lampiran A1). Ya, Belum pernah memberikan surat teguran ketiga, kalau di lokasi lain di daerah Gandawijaya kami pernah memberikan surat teguran yang ke (Yani N, Lampiran A5) Dari seluruh responden yang berhasil disurvey, seluruh responden menyatakan belum pernah memberikan surat teguran ketiga. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dapat disimpulkan bahwa proses pemberian surat teguran ketiga tidak terpenuhi. Tabel III. 15 Tanggapan Mengenai Pemberian Surat Teguran Ke-3 Kabid Bidang Tata Ruang Kasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Sumber : Hasil Analisis2007 Memberikan Surat Teguran Ketiga Tidak Untuk di Kelurahan Cipageran kami belum pernah memberikan surat teguran ke-3 terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran tata ruang... Tidak Ya, Belum pernah memberikan surat teguran ke-3, kalau di lokasi lain di daerah Gandawijaya kami pernah memberikan surat teguran yang ke

25 D. Penilaian Indikator Pengenaan Sanksi Dilakukan Berdasarkan Ketentuan-Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku Dari hasil analisis indikator berdasarkan kuesioner yang mengacu pada tugas Dinas Tata Kota (DTK), didapat bahwa Dinas Tata Kota (DTK) sudah melaksanakan kegiatan upaya pengenaan sanksi dengan memberikan peringatan atau teguran terhadap pelanggar tata ruang, yang baru dilakukan oleh Dinas Tata Kota (DTK) hanya baru memberi surat peringatan kepada masyarakat yang baru akan mendirikan atau membangun rumah. Sedangkan yang sudah mempunyai ijin tapi melanggar belum diberikan surat peringatan atau tindakan pengenaan sanksi. Dengan terpenuhinya seluruh tolok ukur dari pengenaan sanksi, maka dapat disimpulkan bahwa indikator kegiatan pengenaan sanksi, terpenuhi. III.2 Temuan Studi Setelah melakukan penilaian terhadap pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Konservasi berdasarkan indikator dan tolok ukur yang telah ditentukan, bagian berikutnya menetapkan mengenai temuan tambahan yang diperoleh di lapangan, yang diharapkan bisa memberikan penjelasan terhadap hasil evaluasi pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan konservasi Kelurahan Cipageran. Temuan tambahan berikut diperoleh dari pengamatan penulis, opini yang diungkapkan responden serta bentuk-bentuk temuan lainnya yang ditemui selama menjalankan penelitian. Berdasarkan indikator dan tolok ukur yang telah ditentukan, dari beberapa tolok ukur yang telah ditentukan terdapat indikator yang terpenuhi, yaitu : Pelaksanaan perijinan sesuai dengan mekanisme perijinan yang telah ditentukan, Mengamati dan memeriksa perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, 117

26 Beberapa indikator yang tidak terpenuhi diantaranya yaitu : Memberikan informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, Menyiapkan dan menerima laporan secara obyektif mengenai pelaksanaan pemanfaatan ruang. Menilai perkembangan kegiatan pemanfaatan ruang di kaitkan dengan kondisi rencana tata ruang yang ada Pengenaan sanksi dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun rekapitulasi temuan akhir dari evaluasi terhadap proses pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi dapat dilihat pada Tabel III

27 Tabel III. 16Rekapitulasi Temuan Studi Indikator Sub Indikator Tolok Ukur Pelaksanaan perijinan sesuai dengan mekanisme perijinan yang telah ditentukan. Memberikan informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang Menyiapkan dan menerima laporan secara obyektif mengenai pelaksanaan pemanfaatan ruang. Melaksanakan proses pemberian IPPT (Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah) sesuai aturan. Melaksanakan proses IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) sesuai aturan Memberikan informasi mengenai KDB yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Menerima laporan secara obyektif mengenai pelaksanaan pemanfaatan ruang. Menyiapkan laporan secara obyektif mengenai pelaksanaan pemanfaatan ruang. Memberikan Ijin Perencanaan yang telah ditentukan. Memberikan Rekomendasi Perencanaan yang telah ditentukan. Mengesahkan gambar bangunan yang sesuai dengan KDB yang telah ditentukan. Memberikan rekomendasi Ijin Mendirikan Bangunan bagi bangunan yang sesuai dengan KDB yang telah ditentukan. Menyampaikan laporan kepada Walikota tentang KDB perumahan yang tidak sesuai peraturan daerah setiap bulan. Menyampaikan laporan tentang KDB perumahan yang tidak sesuai peraturan kepada instansi terkait setiap bulan. Menerima laporan tentang KDB perumahan yang tidak sesuai peraturan daerah dari Kepala Desa/Lurah. Menerima laporan bulanan tentang KDB perumahan yang tidak sesuai peraturan daerah dari Camat. Menyiapkan laporan tentang KDB perumahan yang tidak sesuai peraturan daerah kepada Walikota setiap 1 (satu) bulan sekali. Dipenuhi/Tidak Dipenuhi Dipenuhi Dipenuhi Dipenuhi Dipenuhi Dipenuhi Tidak Dipenuhi Tidak Dipenuhi Tidak Dipenuhi Dipenuhi Kesimpulan Indikator Terpenuhi Indikator Tidak Terpenuhi Indikator Tidak Terpenuhi 119

28 Indikator Sub Indikator Tolok Ukur Mengamati dan Memeriksa Mengamati perubahan Melakukan pemetaan terhadap KDB perubahan kualitas tata kualitas tata ruang dan perumahan yang tidak sesuai dengan ruang dan lingkungan yang lingkungan yang tidak ketentuan KDB yang telah ditetapkan. Tidak sesuai dengan rencana tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang. Memeriksa perubahan Melakukan peninjauan lapangan secara kualitas tata ruang dan langsung terhadap perumahan yang lingkungan yang tidak KDB tidak sesuai dengan aturan KDB sesuai dengan rencana tata yang telah ditetapkan. ruang. Menilai perkembangan Menilai temuan Melakukan pembahasan atau rapat kegiatan pemanfaatan penyimpangan dalam pengambil keputusan untuk penertiban ruang di kaitkan dengan pemanfaatan ruang. kondisi rencana tata ruang yang ada Pengenaan sanksi Pengenaan sanksi Memberikan surat teguran 1 (satu) dilakukan berdasarkan administrasi terhadap ketentuan-ketentuan pemanfaatan ruang yang Memberikan surat teguran 2 (dua) peraturan perundangundangan tidak sesuai dengan Memberikan surat teguran 3 (tiga) yang berlaku. rencana tata ruang. Sumber : Hasil Analisis 2007 Dipenuhi/Tidak Dipenuhi Dipenuhi Dipenuhi Tidak Dipenuhi Tidak Dipenuhi Tidak Dipenuhi Tidak Dipenuhi Kesimpulan Indikator Terpenuhi Indikator Tidak Terpenuhi Indikator Tidak Terpenuhi 120

29 Dari hasil tabel temuan studi diatas dapat diketahui penyebab ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi didalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang yaitu didalam memberikan informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang juga didalam menerima laporan secara obyektif mengenai pelaksanaan pemanfaatan ruang dan melakukan upaya langkah-langkah penertiban terhadap pelanggar-pelangar tata ruang. Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang akan berfungsi secara efektif dan efesien bilamana didasarkan pada sistem pengendalian yang menyediakan informasi yang akurat tentang penyimpangan pemanfaatan ruang yang terjadi di lapangan dan ketegasan untuk memberi reaksi yang tepat bagi penyelesaian simpangan-simpangan yang terjadi di lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dari beberapa mekanisme pelaporan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dalam tolok ukur, maka ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) untuk melakukan pengendalian pemanfaatan ruang di Kelurahan Cipageran disebabkan Dinas Tata Kota tidak menerima laporan dari Kelurahan, Kecamatan dan juga Dinas Tata Kota (DTK) tidak melaporkan KDB permasalahan pelanggaran tata ruang ke instansi terkait. Mekanisme pelaporan yang semestinya berlaku sebagai pedoman dalam pengendalian pemanfaatan ruang tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Didalam melakukan pembahasan atau rapat pengambil keputusan untuk penertiban Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi belum pernah melakukan pengambilan keputusan atau upaya-upaya untuk penertiban di Kelurahan Cipageran. Pembahasan atau rapat pengambil keputusan untuk penertiban baru dilakukan untuk daerah Gandawijaya. 121

20. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2003 Tentang Struktur Organisai Kota Cimahi Singarimbun, Masri Metode Penelitian Survey.

20. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2003 Tentang Struktur Organisai Kota Cimahi Singarimbun, Masri Metode Penelitian Survey. Daftar Pustaka 1. Abdul Wahab Syahid.2003.Pemanfaatan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) Untuk Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di DKI Jakarta. Bandung, Tesis Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Disadari bahwa ketersediaan ruang adalah tidak tak terbatas, oleh karenanya jika pemanfaatan ruang tidak diatur akan mengakibatkan pemborosan ruang dan penurunan kualitas

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan pada bab-bab terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan. Efektivitas strategi

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pamong praja, maka penulis memberikan simpulan bahwa koordinasi yang

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pamong praja, maka penulis memberikan simpulan bahwa koordinasi yang 87 VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai koordinasi antara polisi lalu lintas, dinas perhubungan dan satuan polisi pamong praja, maka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa demi terpeliharanya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 14, 2003 PEMERINTAH DAERAH. Pemerintahan Daerah. Provinsi. Kabupaten. Kota. Desentralisasi. Dekosentrasi. Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Denpasar terhadap tata bangunannya. Bangunan-bangunan tersebut banyak yang

BAB I PENDAHULUAN. Denpasar terhadap tata bangunannya. Bangunan-bangunan tersebut banyak yang BAB I PENDAHULUAN Studi ini dilatarbelakangi oleh realita yang terjadi di Jalan Teuku Umar Denpasar terhadap tata bangunannya. Bangunan-bangunan tersebut banyak yang menyimpang dari perijinan yang disetujui

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013-2015 Disusun oleh: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Lebih terperinci

1. Mencegah terjadinya dampak negatif dan dapat mengupayakan sebesarbesarnya keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah derah.

1. Mencegah terjadinya dampak negatif dan dapat mengupayakan sebesarbesarnya keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah derah. Bab II Kajian Pustaka, Gambaran Umum Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi dan Perumusan Indikator dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang II.1 Landasan Pemikiran Pengendalian Pemanfaatan Ruang Proses pemanfaatan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS. NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS. NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang a. bahwa dalam rangka menserasikan dan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH, SEKRETARIAT, DAN KELOMPOK KERJA PENATAAN RUANG DAERAH Menimbang : a. bahwa dalam rangka perencanaan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Dicabut dengan Perwal Nomor 88 Tahun 2013 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAYANAN UMUM (SOP) PADA SEKSI PEREKONOMIAN DAN FISIK KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM

PROSEDUR PELAYANAN UMUM (SOP) PADA SEKSI PEREKONOMIAN DAN FISIK KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM PROSEDUR PELAYANAN UMUM (SOP) PADA SEKSI PEREKONOMIAN DAN FISIK KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM No Jenis Pelayanan Dasar Hukum Persyaratan Mekanisme Prosedur Waktu 1 2 3 4 5 6 1 SURAT IJIN HO Perda No

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN KALASAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN SEWA MENYEWA TANAH KAS DESA (TKD)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN KALASAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN SEWA MENYEWA TANAH KAS DESA (TKD) PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN KALASAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN SEWA MENYEWA TANAH KAS DESA (TKD) PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN KALASAN Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan tentang Penataan Ruang di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Diamanatkan dalam Undang-Undang tersebut bahwa

Lebih terperinci

Rencana Umum Tata Ruang Kota yang telah ditetapkan;

Rencana Umum Tata Ruang Kota yang telah ditetapkan; Penataan ruang kota pada dasarnya mencakup kegiatan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, serta pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh sebab itu dalam Rencana Umum Tata Ruang Kawasan (RUTRK) Kota Sei

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 10/E, 2009 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH SUMBAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 43 TAHUN 20142013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232

Lebih terperinci

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 117 TAHUN : 2011 SERI : D aa PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN BANDUNG UTARA DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG DAN KABUPATEN BANDUNG

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA NOMOR /KPTS/2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA

Lebih terperinci

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG)

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG) PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG) PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus

Lebih terperinci

Lampiran I : Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 40 Tahun 2004 Tahun : 21 Juli 2004

Lampiran I : Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 40 Tahun 2004 Tahun : 21 Juli 2004 FORM A Lampiran I : Keputusan Walikota Tasikmalaya Tasikmalaya,.. 200.. Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Lokasi. Kepada Yth. Walikota Tasikmalaya Melalui : Kepala Kantor Pertanahan di TASIKMALAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL INSTRUKSI BUPATI BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN OBYEK WISATA PARANGTRITIS

BUPATI BANTUL INSTRUKSI BUPATI BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN OBYEK WISATA PARANGTRITIS BUPATI BANTUL INSTRUKSI BUPATI BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN OBYEK WISATA PARANGTRITIS BUPATI BANTUL Menimbang : a. bahwa perkembangan kawasan obyek wisata

Lebih terperinci

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII Bab VIII 8.1 KELEMBAGAAN Lembaga penataan ruang memegang peran krusial dalam proses penataan ruang. Hal ini mengingat proses penataan ruang memerlukan lembaga yang kredibel terutama dalam pengendalian

Lebih terperinci

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : MENTERI DALAM NEGERI Pada Acara: Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2005 TENTANG MEKANISME PEMBINAAN TEKNIS ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA YANG BERADA DI KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /311/ /2011

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /311/ /2011 KEPUTUSAN NOMOR : 188.45/311/436.1.2/2011 TENTANG TIM KOORDINASI DAN SATUAN TUGAS PELAKSANAAN KONSOLIDASI TANAH DI KOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa, dalam rangka pemanfaatan tanah secara optimal, di

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa Peraturan Walikota Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 204, 2014 KEMENPERA. Dana Alokasi Khusus. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang didapat selama penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang telah dipaparkan. Peneliti juga memberikan rekomendasi sebagai

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus Pengendalian Pemanfaatan Ruang)

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus Pengendalian Pemanfaatan Ruang) PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus Pengendalian Pemanfaatan Ruang) Oleh: Andi Renald, ST, MT (PLT. Kasubdit Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah 1 dan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1280, 2013 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Perumahan. Kawasan Permukiman. Hunian Berimbang. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN JUMLAH POLISI PAMONG PRAJA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEBIJAKAN AMDAL

BAB 4 EVALUASI KEBIJAKAN AMDAL BAB 4 EVALUASI KEBIJAKAN AMDAL 4.1. METODOLOGI PENULISAN Metode yang digunakan adalah dengan menerapkan metode RIA yang berupa analisis deskriptif kualitatif yaitu melakukan wawancara mendalam dengan pihak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA GORONTALO

PEMERINTAH KOTA GORONTALO PEMERINTAH KOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Aparat pamong praja kota Sibolga menjalankan tugasnya sesuai dengan Pasal 4 PP Nomor 6 Tahun 2010, jadi peraturan tersebut bukan hanya menjadi sebuah teori, tapi

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENGAWASAN PERIZINAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DENGAN HUNIAN BERIMBANG DI KOTA BANDUNG.

BAB III PELAKSANAAN PENGAWASAN PERIZINAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DENGAN HUNIAN BERIMBANG DI KOTA BANDUNG. BAB III PELAKSANAAN PENGAWASAN PERIZINAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DENGAN HUNIAN BERIMBANG DI KOTA BANDUNG. A. Hunian Berimbang 1. Sejarah dan Latar Belakang Pola hunian berimbang secara kuantitas telah ditetapkan

Lebih terperinci

2016, No Prasarana Pemadam Kebakaran, dan Sub-Bidang Transportasi Perdesaan yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan perti

2016, No Prasarana Pemadam Kebakaran, dan Sub-Bidang Transportasi Perdesaan yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan perti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2016 KEMENDAGRI. Alokasi Khusus. Penggunaan Dana. Juknis. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJ O, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURWOREJ O, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN 1 PERATURAN NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASIPENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2007 BUPATI PURWOREJ O, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. memanifestasikan perbenturan antara kepentingan yang berbeda dan sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. memanifestasikan perbenturan antara kepentingan yang berbeda dan sering 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam proses penataan ruang, pergeseran fungsi lahan hampir mustahil untuk dihindarkan. Pergeseran fungsi lahan yang berlangsung pesat di berbagai daerah

Lebih terperinci

-2-3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990

-2-3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PADA RUAS JALAN PROVINSI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang . WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas : 172 LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Dinas Pekerjaan Umum 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA Dicabut dengan Perda Nomor 6 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 2004 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2008 BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR I TAHUN 2004 TENTANG IZIN GANGGUAN WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU \ PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang :

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

- 1 - BUPATI BANYUWANGI - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR SKEMA... xi DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 100 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang didapatkan selama penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang telah dipaparkan. Peneliti juga memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2014 T E N T A N G PENGELOLAAN KAWASAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI DALAM USAHA PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kebijakan Pengendalian Pertumbuhan Ruang dan Perizinan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kebijakan Pengendalian Pertumbuhan Ruang dan Perizinan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. Kebijakan Pengendalian Pertumbuhan Ruang dan Perizinan Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta dan Badan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR. P.47/Menhut -II/2010 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR. P.47/Menhut -II/2010 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR. P.47/Menhut -II/2010 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 40 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR: KPTS/760/99/HUK TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN ANGGARAN 2014 Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 06/Kpts/KPU-Prov-011/I/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN BUDIDAYA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

Lebih terperinci