9 Menurut Rahmadi, Insyafiah, dan Subkhan (2006) pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "9 Menurut Rahmadi, Insyafiah, dan Subkhan (2006) pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digun"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kas Definisi Kas menurut Keown, Martin, Petty Scoot,Jr (2005) merupakan mata uang dan logam yang dimiliki perusahaan di kas kecil, mesin-mesin kas atau dalam bentuk cek atau rekening-rekening pasar uang. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (PP nomor 24 tahun 2005), yang dimaksud dengan kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Terkait dengan kegiatan pemerintahan ini pada hakikatnya ada dua penggunaan terminologi kas yang dikenal dalam entitas pemerintahan, yaitu Kas Negara dan Kas Daerah. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat. Kas negara disimpan pada sebuah rekening yang disebut dengan Rekening Kas Umum Negara, yang merupakan tempat menyimpan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral. 8

2 9 Menurut Rahmadi, Insyafiah, dan Subkhan (2006) pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan serta instrumen investasi yang sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Didalam sebuah risalah ekonomi klasik, John Maynard Keynes menggolongkan perusahaan, atau unit-unit ekonomi lainnya, membutuhkan kas ke dalam tiga kategori seperti dikutip Keown et al (2005) : a. Alasan Transaksi, Saldo-saldo yang digunakan untuk tujuan-tujuan transaksi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan kas yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan dalam menjalankan sebuah bisnis. b. Alasan Pencegahan, saldo-saldo pencegahan merupakan saham cadangan dari aktiva lancar. Alasan untuk memegang uang ini berhubungan dengan pemeliharaan atau penjagaan saldo-saldoo yang akan digunakan memenuhi kebutuhan yang mungkin ada, tetapi belum teridentifikasi. c. Alasan Spekulatif, kas dipegang dengan tujuan-tujuan spekulatif agar dapat mengambil keuntungan dari situasi-situasi yang berpotensial mendatangkan profit.

3 Manajemen Kas (Pengelolaan Kas) Definisi manajemen kas menurut Rahmadi et al. (2006) adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi, manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi dengan menggunakan kas atau sumber daya likuid yang dimilikinya dengan cara yang tepat. Mike Williams mendefinisikan manajemen kas pemerintah sebagai strategi dan proses-prosesnya untuk mengelola secara efektif dan efisien arus kas jangka pendek dan saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintah maupun antara pemerintah dengan sektor-sektor lain. Sedangkan menurut Storkey mendefinisikan manajemen kas sebagai memiliki uang yang cukup pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk membayar kewajiban-kewajiban pemerintah dalam cara yang efektif dan efisien. Terdapat tujuan dari manajemen Kas, tujuan utamanya adalah dengan manajemen kas yang baik, suatu pemerintah dapat mendanai pengeluaran-pengeluarannya tepat pada waktunya dan memenuhi setiap kewajibannya ketika jatuh tempo, efektifitas biaya, pengurangan resiko dan efisiensi. Sedangkan menurut Williams menyatakan tujuan - tujuan dari manajemen kas pemerintah yang efisien adalah: 1) Menyimpan seminimal mungkin saldo menganggur dalam sistem perbankan dan menekan seminimal mungkin biaya biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo tersebut pada sistem perbankan;

4 11 2) Mengurangi resiko operasional, resiko kredit dan resiko pasar yang terkait dengan kegiatan pemerintah dan pendanaan kegiatan pemerintah; 3) Menambah fleksibilitas dalam cara pemerintah menentukan kapan penerimaan kas pemerintah ditandingkan dengan pengeluaran kas pemerintah; 4) Mendukung kebijakan kebijakan keuangan lainnya. Dalam prinsip pengelolaan bisnis yang sehat terdapat beberapa hal yang dapat diambil untuk pengelolaan keuangan negara. Prinsip pengelolaan kas di dunia bisnis adalah : 1) Mempercepat penarikan uang atau mempercepat penerimaan; 2) Melaksanakan perencanaan yang matang atas pengeluaran-pengeluaran besar; 3) Membayar pengeluaran tepat waktunya; 4) Memanfaatkan uang yang dikuasai tetapi belum digunakan (idle cash) untuk mendapatkan hasil; 5) Mengurangi penumpukan persediaan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa uang(cash) di usahakan untuk ditahan selama mungkin di perusahaan untuk dapat dikaryakan menghasilkan gain atau pendapatan. Wasterfield, Ross (McGraw-Hill, 2006) menyatakan bahwa dalam mengendalikan pengeluaaran kas ada dua mekanisme yaitu :

5 12 1) Slowing down Payments Mekanisme ini mensyaratkan bahwa korporasi dapat memperlambat pembayaran mendekati atau tepat pada saat jatuh tempo tagihan. Namun mekanisme ini bisa menimbulkan biaya yang mahal karena perusahaan kehilangan diskon pembayaran. Disamping itu cara ini dianggap kurang etis karena menunda-nunda pembayaran kepada rekanan. 2) Controlling Disbursement (Zero-balance account and controlled disbursement account ) Pengendalian pengeluaran dengan menggunakan Zero-balance account dilakukan dengan membuat master akun (rekening utama) yang akan melayani sub-sub rekening yang operasional untuk pembayaran operasi perusahaan. Sedangkan saldo pada sub-sub akun dipelihara dengan saldo yang minimal. Pengendalian dengan mekanisme controled disbursement account dilakukan dengan mengirimkan uang ke rekening bank untuk menutup pengeluaran berdasarkan hasil antisipasi. Uang dikirimkan berdasarkan hasil prediksi pengeluaraan yang dibuat sebelumnya. Teori dan praktik-praktik pengelolaan kas baik untuk korporasi ataupun dalam pengelolaan keuangan dana publik atau pemerintahan menunjukkan bahwa pemanfaatan uang harus benar-benar optimal. Secara sederhana dapat dibagi menjadi empat mekanisme yaitu : 1) Mempercepat penarikan dan penerimaan kas (cash inflows);

6 13 2) Mengontrol pengeluaran sehingga kas lebih lama di organisasi (cash outflows; 3) Menginvestasikan uang yang belum digunakan (idle cash. Keuntungan dari menyimpan uang untuk tujuan tujuan khusus sebagai berikut: 1) Menahan uang kas secukupnya untuk dapat membayar pembelian pembelian dalam jangka waktu potongan, sehingga memperoleh keuntungan dari potongan pembelian; 2) Tersedianya uang yang cukup sangat menguntungkan, jika sewaktu waktu harus mengadakan transaksi yang menghasilkan laba; 3) Mempunyai persediaan uang kas yang cukup untuk mengatasi kesukaran dalam keadaan darurat, misalnya kebakaran, bencana alam. Manajemen kas pada sistem perbendaharaan pemerintah Amerika Serikat memiliki tiga fungsi seperti dikutif Rahmadi et al. (2006): 1) Mengeliminasi Saldo Kas Menganggur. Setiap uang yang disimpan dan tidak digunakan untuk meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya merupakan kerugian (lost opportunity). Dana dana yang tidak dipakai untuk membayar transaksi transaksi yang akan terjadi dapat digunakan untuk melunasi utang yang ada (dan pengurangan arus kas keluar dari perbendaharaan untuk pembayaran bunga) atau dapat di investasikan untuk menghasilkan arus kas masuk ke rekening perbendaharaan.

7 14 Minimalisasi atas saldo kas menganggur memerlukan informasi yang akurat atas perkiraan pendapatan dan kemungkinan pengeluaran. 2) Mengdepositokan Penerimaan Tepat Pada waktunya Memiliki uang di tangan lebih baik daripada memiliki piutang. Kas mudah dikonversi dengan segera menjadi sesuatu yang berharga atau barang. Piutang, suatu pos yang akan dikonversi dimasa depan, seringkali mengalami keterlambatan 3) Membayar Tepat Pada Waktunya Beberapa pembayaran harus dilakukan pada tanggal tertentu, seperti gaji pegawai ataupun bantuan langsung tunai. Untuk pembayaran pembayaran seperti ini, tidak diperlukan keputusan manajemen kas. Untuk pembayaran pembayaran lain, seperti pembayaran kepada rekanan, keputusan kapan membayar mungkin dilakukan. Rekanan pemerintah juga menghadapi kebutuhan manajeman kas yang sama dengan pemerintah. Mereka ingin mempercepat penerimaan kas. Salah satu caranya adalah memberikan potongan pembayaran apabila pembayaran atas barang yang dijual dilakukan tepat pada waktunya. Untuk mencapai tujuan hal tersebut di atas terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi antara lain : 1) Ramalan arus kas dan saldo kas yang akurat dan tepat waktunya untuk mengeliminasi kebutuhan (atau untuk meminimalisasi biaya) akan pinjaman jangka pendek;

8 15 2) Proses penagihan piutang yang efisien dari titik penerimaan sampai ke tempat dimana dana yang diperoleh dapat digunakan atau di investasikan; 3) Perencanaan pengeluaran yang akurat untuk memastikan bahwa semua kewajiban dibayar tepat waktu, tetapi bukan berarti sebelum jatuh tempo; 4) Efisiensi dan responsivitas yang tinggi dalam proses manajeman kas dan penyediaan kas untuk menunjang layanan pemerintah; 5) Manajemen posisi posisi resiko yang terkonsolidasi; 6) Integrasi manajemen kas dengan manajemen hutang Mengatur Arus Kas Masuk (cash inflow) Keown et al. (2005), Untuk mempercepat waktu dalam hal kita menerima penerimaan-penerimaan kas, adalah hal yang penting bahwa kita mengerti bagaimana mengurangi pengambangan (float). Float adalah panjangannya waktu dari ketika sebuah cek ditulis hingga penerima yang sebenarnya dapat menggunakan dana baik tersebut. Pengambangan (atau total pengambangan) mempunyai 4 elemen sebagai berikut: a. Pengambangan pengiriman (Mail float), disebabkan oleh jarak antara konsumen mengirimkan cek pembayaran hingga perusahaan/organisasi mulai memprosesnya;

9 16 b. Pengambangan Pemrosesan (Processing float), disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproses cek pembayaran sebelum mereka bisa simpan dibank; c. Pengambangan pengangkutan (Transit float), disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan cek yang disimpan untuk kliring melalui sistem perbankan komersial dan menjadi dana yang dapat digunakan perusahaan; d. Pengambangan pembayaran (Disbursing float), muncul dari fakta bahwa dana tersedia dalam rekening bank perusahaan hingga cek pembayaran kliring melalui sistem perbankan. Biasanya, dana tersedia dalam rekening bank melalui saldo yang ditujukan dalam buku tersendiri (buku besar). Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara di Indonesia, tujuan tujuan manajemen kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian sebagai berikut : a. Manajemen Likuiditas Manajemen likuiditas penting untuk memastikan negara memiliki kas yang cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban yang jatuh tempo, untuk itu pemerintah perlu mengetahui berapa besar penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan.. b. Minimalisasi kas yang mengangur Pemanfaatan kas secara maksimal untuk memperoleh keuntungan. c. Mengurangi cost of financing

10 17 Jika negara mempunyai manajemen kas yang baik negara dapat melakukan penundaan penerbitan SUN dengan membiayai pengeluaran pengeluaran dari kas yang berasal dari pendapatan yang ada atau melakukan buy back SUN untuk mengurangi pembayaran bunga Mengatur Arus Kas Keluar (cash outflow) Sistem dan teknik untuk mengembangkan manajemen pengeluaran kas perusahaan, antara lain : (1) rekening-rekening yang saldonya nol (zero balance accounts), (2) wesel (Payable-Through Drafts), (3) pembayaran jarak jauh (remote disbursing). Dua sistem yang pertama menawarkan kontrol yang lebih baik atas pembayaran-pembayaran perusahaan, dan keuntungan yang kedua, sistem-sistem tersebut dapat meningkatkan pengambangan pembayaran (disbursing float). Mengelola arus kas keluar melalui penggunaan sistem rekening saldo nol (zero balance accounts) ) menawarkan keuntungan sebagai berikut: 1) Kontrol tersentralisasi atas pengeluaran tercapai, walau wewenang pembayaran berada di pusat unit operasi; 2) Waktu manajemen untuk kegiatan mengelola kas dikurangi. Tindakan seperti meneliti saldo dalam beberapa rekening bank, dan merekonsiliasi rekening tidak membutuhkan banyak perhatian; 3) Saldo berlebih dalam rekening bersangkutan bisa dikurangi;

11 18 4) Biaya manajemen kas bisa dikurangi, seperti transfer kawat mengurangi pembentukan dana dalam rekening pengeluaran yang ada Teknik Pembayaran Latar belakang, trend terhadap pembayaran dan pungutan secara elektronik sekarang ini semakin berkembang setiap tahunnya. Saat ini pungutan dan pembayaran secara elektronik merupakan salah satu metode yang mengalami pertumbuhan paling cepat untuk perpindahan dana di dalam dunia bisnis. Hal ini bertujuan untuk mencapai sebuah transaksi yang efisien dan efektif. Sekarang penggunaan ekstensi peralatan komunikasi elektronik berjasa mengurangi float. Konsep sentral Elektronik Funds Transfer sederhana. Jika perusahaan A berhutang uang pada perusahaan B, situasi ini segera mencerminkan rekening buku dan bank kedua perusahaan. Transfer dana yang segera akan menghilangkan float. Bisnis / transaksi sekarang mulai menggunakan sistem yang bahkan lebih canggih, seperti transfer kawat berbasis diterminal, untuk menggerakan dana dalam sistem manajemen kas. Metode pembayaran berpengaruh pada biaya transaksi kas outflow, tergantung atas infrastruktur perbankan dan sifat expenditur, banyaknya metode pembayaran harus dipertimbangkan (check, kas, transfer elektronik, kartu debit dan lainnya). Metode pembayaran modern misalnya, pembayaran lewat transfer elektronik bukan melalui check atau

12 19 kas mempermudah pemerintah dengan merencanakan kas flownya secara lebih akurat, memperlancar pembayaran dan menyederhanakan prosedur administrasi dan akunting. Akan tetapi, apakah satu model pembayaran lebih disukai atas model lainnya tergantung dari banyak faktor, seperti tingkat perkembangan ekonomi negaranya, jaringan perbankkan dan status komputerisasi. Untuk pembayaran dengan pemerintahan (bila agency memberikan jasa pada agency lain), sejumlah negara menggunakan nonpayable check sedangkan negara lain membuat penyesuaian buku. menggunakan nonpayable check memiliki manfaat untuk menghidari penundaan dalam persiapan laporan. Di beberapa negara yang bergantung pada bantuan, non payable check digunakan untuk membayar pajak yang terkait dengan impor yang dibiayai dengan bantuan eksternal, dan untuk menghindari jalan keluar/solusi dalam system pajak yang dibuat oleh duty- free import (impor bebas pajak) Treasury Singgle Account (TSA) Sebagai salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki pengelolaan kas negara adalah dengan menerapkan Rekening Tunggal Perbendaharaan (Treasury Single Account - TSA). Dengan penerapan TSA ini akan memungkinkan aliran kas yang terkonsolidasi dimana penerimaan dan pengeluaran berasal dari satu rekening. Prinsip-prinsip ini mencakup adanya pengendalian atas aliran kas. Dalam pelaksanaan TSA diperlukan perubahan mekanisme penyaluran dana APBN (pengeluaran kas) serta

13 20 mekanisme pengelolaan penerimaan negara melalui bank persepsi yang ada saat ini. Hal ini dilakukan untuk mencapai penerimaan negara diterima pada hari yang sama, pengeluaran negara dilakukan secara tepat waktu, adanya transparansi berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kas yang baik. Konsep TSA (Treasury Single Account) menginginkan adanya satu rekening yang menampung semua kas yang dimiliki oleh negara kedalam satu rekening yang terdapat pada bank sentral. Penggunaan TSA dimaksudkan untuk mendukung pengelolaan kas yang baik sehingga keputusan pemerintah berkaitan dengan penyediaan kas bisa lebih efektif dan efisien. Pembentukan rekening lain pada bank umum untuk operasionalisasi penerimaan dan pengeluaran dapat dimungkinkan sebagai upaya untuk mempermudah pelaksanaan anggaran. Menurut kepala KPPN Jakarta II, Simatupang (2010), secara umum treasury single account didefinisikan sebagai suatu rekening atau sekumpulan rekening yang saling berhubungan yang digunakan Pemerintah untuk melakukan transaksi keuangan negara. Treasury single account diperkirakan efektif untuk mengoptimalisasi opportunity cost dari saldo kas yang mengendap atau tidak terpakai pada rekening pemerintah yang tersebar pada bank-bank umum. Dalam kaitannya dengan pengelolaan kas, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku kuasa Bendahara Umum Negara memiliki rekening pada bank umum untuk menampung penerimaan maupun

14 21 pengeluaran negara. Penerimaan maupun pengeluaran tersebut ditampung pada bank-bank yang ditunjuk pemerintah selaku Bank Operasional sedangkan penerimaan ditampung pada Bank Persepsi. Langkah langkah penerapan treasury single account (TSA) : 1) Konsolidasi penyimpanan uang negara dalam satu rekening, yaitu rekening kas umum Negara; 2) Semua penerimaan negara masuk ke rekening kas umum negara dan semua pengeluaran negara dibayar dari rekening kas umum negara; 3) Semua penerimaan negara dilimpahkan ke rekening kas umum negara; 4) Penihilan saldo pada bank operasional setiap hari dan penyediaan dana pada saat diperlukan untuk pembayaran. Latar belakang penerapan Treasury Single Account (TSA) karena Rekening penerimaan / pengeluaran tersebar di banyak bank diseluruh Indonesia, sehingga : a. Sulit untuk mengetahui jumlah uang yang dimiliki oleh Negara secara cepat; b. Tidak efisien, karena Pengendapan uang pemerintah yang ada di rekening penerimaan dan pengeluaran pada bank umum menyebabkan tingginya opportunity cost; c. Menyulitkan perencanaan kas yang baik;

15 Sentralisasi Saldo kas Untuk meminimalkan biaya pinjaman, neraca mandeg (idle cash balance) harus diminimalkan, di negara-negara dimana dana yang dikeluarkan melalui system imprest, spending agency sering mengakumulasikan neraca mandeg pada rekening bank mitra kerja, neraca mandeg ini meningkatkan kebutuhan pinjaman pemerintah, yang harus meminjam untuk membiayai pembayaran beberapa KPPN sekalipun KPPN lain memiliki kelebihan cash. Dimana imprest accounts dibuat pada bank komersial, idle cash balance membantu melonggarkan hambatan kredit dengan memberikan sumber tambahan perbankan untuk kredit, Clearing rekening harian dengan beragam bank di beberapa negara menjadi lebih sulit dibandingkan dengan penyelesaian harian dengan sejumlah rekening pada satu bank (pada umumnya bank sentral). Akan tetapi di beberapa negara, treasury tidak melakukan clearing kas harian atas rekening jajaran kementerian dengan bank sentral, oleh karena itu, walaupun neraca positif dengan bank sentral, pemerintah harus meminjam dari pasar financial, konsolidasi neraca kas harian juga diperlukan ketika rekening jajaran kementerian dilakukan dengan bank sentral. Langkah dalam melancarkan manajemen kas meliputi: 1) Sentralisasi transaksi harian yang dibuat pada tingkat pusat. 2) Untuk kantor daerah, prosedur untuk transfer kas yang mengikuti distribusi ekspenditur bulanan.

16 23 Di negara-negara dengan infrastruktur perbankkan terbelakang, clearing rekening harian dengan bermacam-macam bank dapat lebih sulit dari pada penyelesaian harian dengan seperangkat account pada bank sentral. Pemeliharaan sejumlah besar rekening, karena itu dapat mengganggu implementasi clearing yang tepat dan prosedur konsolidasi. Untuk analisis kebijakan dan manajemen, perlu mencatat setiap transaksi dan mengklasifikasikannya sepanjang kategory ekonomi fungsional, karena itu sentralisasi neraca kas tidak memadai untuk tujuan ini, informasi atas transaksi juga harus disentralisasi, proses transaksi pembayaran dengan treasury dapat menfasilitasi monitoring. Akan tetapi, pengalaman menunjukkan bahwa hal ini tidak secara otomatis menjamin bahwa monitoring akan memuaskan. Sentralisasi neraca kas dengan single account dimaksudkan untuk mengoptimalkan manajemen kas, ini menghindari beban/charge bunga tambahan pembayaran dan pinjaman untuk membiayai ekspenditur beberapa agency sedangkan agency lain tetap menjaga neraca mandeg banknya Zero Balance Account (ZBA) Berdasarkan UU Nomor 1/2004, Ada tiga prinsip yang mendasari aplikasi treasury single account dalam sistem pengelolaan kas negara, yaitu pertama Rekening Kas Umum Negara (RKUN) terdapat di Bank Indonesia. Kedua semua penerimaan masuk ke Rekening Kas Umum

17 24 Negara dan semua pengeluaran berasal dari Rekening Kas Umum Negara. Rekening Kas Umum Negara menjadi muara dari setiap transaksi keuangan Pemerintah yang mengakibatkan semua rekening Pemerintah pada bank-bank umum menjadi nihil. Ketiga semua rekening setiap hari terkonsolidasikan di rekening Kas Umum Negara, hal ini dimaksudkan untuk tertib administrasi dan memudahkan pengelolaan kas. Tujuan sistem rekening saldo nol adalah : a. Memberikan kontrol pembayaran kas lebih baik; b. Mengurangi saldo akses kas di bank regional untuk tujuan pengeluaran; c. Memungkinkan kontrol tersentralisasi. 2.3 Bank/Pos Persepsi Berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER - 30/PB/2009 tentang petunjuk pelaksanaan uji coba rekening penerimaan kantor pelayanan perbendaharaan negara bersaldo nihil dalam rangka penerapan treasury single account (TSA) maka dapat dijelaskan pengertian-pengertian sebagai berikut : a. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN untuk menerima setoran penerimaan Negara bukan dalam rangka ekspor dan impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak.

18 25 b. Bank Devisa Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN untuk menerima setoran penerimaan negara dalam rangka ekspor dan impor. c. Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN untuk menerima setoran penerimaan negara. 2.4 Bank Operasional Berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER - 59/PB/2007 tentang petunjuk pelaksanaan perbendaharaan negara bersaldo nihil dalam rangka penerapan treasury single account (TSA maka dapat dijelaskan pengertian Bank Operasional sebagai berikut: a. Bank Operasional I (BO I) adalah bank operasional mitra kerja kuasa BUN di daerah yang menyalurkan dana APBN untuk pengeluaran non gaji (termasuk kekurangan gaji dan gaji susulan) dan uang persediaan. Penunjukan Bank Operasional I adalah kewenangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Penggantian Bank Operasional I dilakukan oleh Kantor Pusat DJPbn secara berkala setiap tahun. Setelah terlebih dahulu diadakan penilaian oleh KPPN dan diusulkan melalui Kanwil DJPbn setempat. b. Bank Operasional II (BO II) adalah bank yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk melakukan pembayaran Gaji untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

BAB II DASAR TEORI. organisasi (Rahmadi Murwanto et al, 2006 : 5). Manajemen Kas. dengan cara yang tepat. Mike Williams (dalam Rahmadi Murwanto et al,

BAB II DASAR TEORI. organisasi (Rahmadi Murwanto et al, 2006 : 5). Manajemen Kas. dengan cara yang tepat. Mike Williams (dalam Rahmadi Murwanto et al, BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Manajemen Kas a. Pengertian Manajemen Kas Manajemen Kas adalah Pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi (Rahmadi Murwanto et al, 2006 : 5). Manajemen Kas

Lebih terperinci

2 mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah. Selama ini pengelolaan kas yang di

2 mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah. Selama ini pengelolaan kas yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia semakin sadar akan pentingnya penerapan manajemen kas yang baik terutama untuk meningkatan efisiensi, efektivitas dan pengendalian atas aliran

Lebih terperinci

Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek. Sumber : Arthur J. Keown James C. Van Horn Bambang Riyanto

Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek. Sumber : Arthur J. Keown James C. Van Horn Bambang Riyanto Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Sumber : Arthur J. Keown James C. Van Horn Bambang Riyanto 1 Kas Dalam Perusahaan Kas Biaya operasi sehari-hari Investasi baru aktiva tetap 2 Aliran Kas Aliran

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME TREASURY SINGLE ACCOUNT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kas adalah salah satu komponen dari aktiva yang sangat vital bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kas adalah salah satu komponen dari aktiva yang sangat vital bagi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kas adalah salah satu komponen dari aktiva yang sangat vital bagi kelangsungan organisasi, baik organisasi pemerintah maupun perusahaan swasta (Rahmadi Murwanto

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA No.154, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/PMK.05/2009 TENTANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

Safety cash balance (persediaan kas minimal)

Safety cash balance (persediaan kas minimal) Manajemen kas kas Kas merupakan unsur modal kerja yang paling likuid atau lancar Kas merupakan aktiva yang tidak memberikan penghasilan (non earning asset) Kas diperlukan untuk : membiayai operasi perusahaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan SURA T EDARAN NOMOR SE- ~9 IPB/2012 TENTANG PENGGUNAAN APLIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas 2.1.1. Definisi Kas Setiap perusahaan pasti memiliki alat tukar transaksi yang berlaku resmi di Negara dimana perusahaan tersebut berlokasi, maupun yang berlaku secara internasional.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. DEFINISI Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Manajemen Kas pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dinilai berdasarkan: a. Perencanaan Kas (Forecasting) Perencanaan Kas adalah perencanaan atau estimasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN DENGAN

Lebih terperinci

Soal soal Pra/Post Test

Soal soal Pra/Post Test Soal soal Pra/Post Test Bimtek Aplikasi Perencanaan Kas 2011 Manajemen Kas Perencanaan Kas Aplikasi Forecasting Satker (AFS Aplikasi Forecasting KPPN (AFK) Pra/Post Test Bimtek Aplikasi Perencanaan Kas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account. No.84, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.05/2010 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS Pengertian Kas Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas dan Pengelolaan Kas BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Kas Menurut Dwi (2012) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMORI 169/PMK.05/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu, dengan skripsi yang disusun oleh Sari (2007) pada PG Kebon Agung Malang. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

Lebih terperinci

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

Ill. SIKLUS AKUNTANSI Ill. SIKLUS AKUNTANSI Akuntansi selalu akan melaporkan posisi keuangan dengan menunjukkan aktiva sebagai sumber ekonomi dengan pasiva atau asal pendanaan aktiva tersebut. Hubungan fungsional ini juga digunakan

Lebih terperinci

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes MANAJEMEN KAS Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

AKUNTANSI KAS DAN BANK

AKUNTANSI KAS DAN BANK AKUNTANSI KAS DAN BANK PENDAHULUAN Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membiayai

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS MANAJEMEN KEUANGAN II[TYPE THE COMPANY NAME] ANALISIS DANA DAN ARUS KAS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 02 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISIS DANA DAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

BAB AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT Akuntansi Pemerintah Pusat BAB 6 5 AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, seharusnya Saudara bisa: Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebelum Penerapan Treasury Single Account (TSA) Reformasi disegala lini birokrasi sudah dimulai bersamaan dengan adanya orde reformasi tahun 1997. Dampak yang makin

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-78/PB/2006 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA MELALUI MODUL PENERIMAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Kas. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Kas. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Kas Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA MANAJEMEN KAS Cash/kas yaitu uang tunai (kertas, logam) yang tersedia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2007, 2014 KEMENKEU. Lembaga/Kementerian Negara. Satuan Kerja. Rekening. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah ditegaskan pemisahan kewenangan dalam pelaksanaan anggaran belanja negara. Kewenangan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS MATA KULIAH - SEMINAR KEUANGAN PRODI : MANAJEMEN OLEH: AGUS SUKOCO, ST, MM.

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS MATA KULIAH - SEMINAR KEUANGAN PRODI : MANAJEMEN OLEH: AGUS SUKOCO, ST, MM. IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS MATA KULIAH - SEMINAR KEUANGAN PRODI : MANAJEMEN OLEH: AGUS SUKOCO, ST, MM. MANAJEMEN MANAJEMEN MANAJEMEN TOKOH MANAJEMEN TOKOH MANAJEMEN SISTEM FUNGSIONAL

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari hutang. Dana yang diterima perusahaan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.8, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyetoran. PNBP. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana

BAB III PEMBAHASAN. yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana BAB III PEMBAHASAN A. Manajemen Kas a. Pengertian Kas Menurut Sugiono dan Untung ( 2008: 16 ) Kas adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank, baik berupa giro atau deposito.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas didefenisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas didefenisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kas dan Setara Kas Kas didefenisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Agar bisa dilaporkan sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2046, 2014 KEMENKEU. Akutansi. Keuangan. Pusat. Sistem. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS. Float adalah perbedaan kas bank dan kas pembukuan. Pengelolaan float meliputi pengendalian terhadap penerimaan kas dan pengeluaran kas.

MANAJEMEN KAS. Float adalah perbedaan kas bank dan kas pembukuan. Pengelolaan float meliputi pengendalian terhadap penerimaan kas dan pengeluaran kas. 1 MANAJEMEN KAS Manajemen kas: Saldo kas terlalu banyak ada masalah produktivitas. Saldo kas terlalu sedikit ada masalah likuiditas. Apabila kas terlalu banyak perusahaan melakukan investasi surat berharga

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan pada bagian akuntansi. Dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut, penulis diberikan

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN TA 2010, 2011, DAN 2012

PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN TA 2010, 2011, DAN 2012 PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN LINGKUP DITJEN PERBENDAHARAAN TA 2010, 2011, DAN 2012 Nama Pekerjaan Metode Pengadaan Nama Paket pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bank dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, oleh karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang dilakukan bank

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 79 /PB/2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN REKENING PENGELUARAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemajuan suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemajuan suatu bangsa dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemajuan suatu bangsa dalam bidang ekonomi tergantung kepada tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh negara tersebut

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI A. Penggolongan Akun / Perkiraan Pengertian Akun / rekening (account) adalah tempat untuk mencatat perubahan setiap laporan yang setiap saat dapat menunjukkan saldo pos tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, sehingga dalam menjalankan suatu usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU 1. PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS dan investasi adalah bagian dari aset lancar yang ada di neraca. Aset lancar adalah aset yang dapat berubah jadi kas dalam waktu

Lebih terperinci

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas M a n a j e m e n K e u a n g a n 153 Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teknik penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana beserta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai visi. Hal ini yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going concern)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:..proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum KAS (CASH) PENGERTIAN SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan Zaki Baridwan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai satuan ukuran dalam akuntansi Kas yaitu

Lebih terperinci

BAB 5 KAS. Pembahasan modul ini akan dibagi dalam 2 (dua) topik atau 2 kegiatan belajar, yang terdiria atas:

BAB 5 KAS. Pembahasan modul ini akan dibagi dalam 2 (dua) topik atau 2 kegiatan belajar, yang terdiria atas: BAB 5 KAS Harta merupakan jantung perusahaan. Harta menghasilkan pendapatan yang pada gilirannya menghasilkan arus masuk kas untuk membayar kreditor, gaji karyawan, inbalan bagi pemilik, penyisihan untuk

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi ekomomi yang dalam kegiatanya mempunyai tujuan tertentu. Setiap perusahaan memerlukan informasi untuk mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LIKUIDITAS. Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank

MANAJEMEN LIKUIDITAS. Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank MANAJEMEN LIKUIDITAS Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank PENDAHULUAN (1) Manajemen likuiditas berisi dua bagian yang berkaitan: 1. Manajemen harus mengestimasi kebutuhan2 dana, yang didasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama dan beberapa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap. Laporan utama tersebut adalah : 1. Laporan Perhitungan Rugi-Laba 2. Neraca

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KAS (CASH) A. PENGERTIAN

KAS (CASH) A. PENGERTIAN KAS (CASH) A. PENGERTIAN adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. memiliki, memiliki 2 kriteria, yaitu: 1.

Lebih terperinci

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1. GIRO Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Sedangkan menurut Undang-undang

Lebih terperinci