SAMBUTAN. Prof. Erman Rajagukguk. S.H., LL.M., Ph.d Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Transkripsi

1

2

3 SAMBUTAN Prof. Erman Rajagukguk. S.H., LL.M., Ph.d Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu Saya menyambut diterbitkannya buku ini dengan judul Perpajakan di Indonesia Pemikiran, Konsep dan Implementasi yang merupakan himpunan tulisan Saudara Dr. H., S.H.,M.H., S.E., M.M., Bc.KN., CPM., M.AP. Saya mengenal baik Saudara Bram pada saat saya ditunjuk memberikan perkuliahan Metodologi Penulisan Disertasi pada PP.s Universitas Sumatera Utara (USU) Medan T.A 2002/2003. Lain dari pada itu keikutsertaannya pada pendidikan khusus profesi Advokat (PKPA) PERADI bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Tahun 2012, disamping itu dalam kapasitasnya sebagai mahasiswa (S.2) Ilmu Politik Universitas Indonesia, juga selaku Praktisi (CUSTOMS EXPERT) yang pada saat itu bekerja pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai di Pelabuhan Belawan Medan Sumatera Utara, dengan demikian adanya kepada saya dimintah untuk memberikan sambutan atas diterbitkannnya buku tersebut maka dengan senang hati saya memenuhi dan mendukung permintaannya. Pada saat ini wacana perpajakan yang disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama kepada pemerintah merupakan sutu keprihatinan ulama yang memandang perlunya peninjauan ulang ketentuan tentang kewajiban membayar pajak bagi warga negara, hal ini dalam pandangannya perlu dilakukan karena pratik-pratik korupsi demikian marak di Indonesia, hal ini termasuk menggerogoti uang pajak yang dibayar rakyat. Himbauan moral ini perlu dicermati segenap warga masyarakat akan menjadi taat dan sadar pajak dalam hubungannya mengenai pentingnya arti perpajakan sebagai sumber utama pendapatan 1

4 negara terbesar dalam menunjang pembangunan nasional. Hampir semua negara di belahan dunia, penerimaan tersebut merupakan sumber utama penerimaan negara, begitu pentingnya peranannya hingga pengaturan hak dan kewajiban perpajakan pada umumnya dinyatakan dalam konstitusi negara yang bersangkutan karena peranannya sangat signifikan dan merupakan kunci kemandirian bagi pembiayaan pembangunan. Setoran pajak merupakan pos penerimaan terbesar anggaran negara, Sebagai ilustrasi, pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2012 dari target penerimaan Rp ,2 triliun, pendapatan dipatok sebesar Rp. 968,293 trilliun atau lebih 70% total peneriman negara. Buku ini diharapkan dapat dijadikan referensi pengembangan pengetahuan praktis dan ketrampilan perpajakan bagi para praktisi, akademisi khususnya mahasiswa/i fakultas hukum, magister hukum dan kenotariatan. Segala daya upaya serta kerja keras penulis, patut mendapat apresiasi dengan ucapan terima kasih selamat dan sukses dipublikasikan buku ini dan kita masih menunggu karya-karya lainnya sebagai hasanah membangun dan memajukan pengetahuan demi pencerdasan anak bangsa. Semoga karya ini bemanfaat bagi kita dan dapat menjadikan amal ibadah bagi penulisnya. Amin Ya Rabbal Alamin. Jakarta, 22 September 2012 Prof. Erman Rajagukguk. S.H., LL.M., Ph.d 2

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum kita berbicara lebih lanjut mengenai perpajakan dalam buku ini, menurut hemat penulis baiknya kita memahami terlebih dahulu secara konseptual tentang apa yang dimaksud dengan istilah pajak. Dalam penulisan buku ini disebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Lebih lanjut disebutkan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. 1 Dari definisi tersebut diatas kita pahami bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan pembangunan nasional Indonesia, bahkan dapat dikatakan lebih spesifik pajak merupakan suatu sumber penerimaan di setiap negara di dunia saat ini, karena dengan hasil penerimaannya dapat memajukan fungsi negara dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan pemerintahannya. Di negara-negara maju dan berkembang pajak merupakan bagian potensi pendapatan negara yang sangat dihandalkan keberadaannya digunakan secara efektif 1 Departemen Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Persandingan susunan dalam satu naskah undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan STDD Undangundang nomor 16 tahun 2009, Bab I Ketentuan Umum pasal 1, Jakarta Thn 2009, Penyuluhan Pelayanan dan Humas, hlm. 2. 1

6 dan efisien bagi keperluan kemajuan roda pembangunan di negara tersebut. Dari definisi pajak diatas dapat diketahui sekurangkurannya 5 (lima) ciri atau karakteristik yang melekat pada pengertian pajak yaitu 2 1. Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang-Undang 2. Sifatnya dapat dipaksakan 3. Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak. 4. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. 5. Pajak digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah bagi kepentingan masyarakat umum. Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber pemasukan bagi kas negara yang digunakan untuk pembiayaan rutin dan pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sebagaimana tercantum dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan : Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Wirawan B Ilyas, Richard Burton, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta 2010, hlm Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat 2

7 DAFTAR PUSTAKA APBN & NK, Kementrian Keuangan R.I Bagir Manan. Masalah Hukum Tata Negara, Alumni. 1997, Bandung. hlm. 25 Bambang Waluyo, Tindak Pidana Perpajakan, PT. Pradaya Paramita, Jakarta, Thn hlm. 1. CV. Brown dan PM. Jackson, Public Sector Economies, Third Edition (great Britian: Brasil Blacwell, 1982) hlm. 23. Dr. C. Goedhart, Hoofdliinen Van de Leer Ovenbare Financien. Teri. Ratmoko, SH, Jembatan, Jakarta. Thn. 1973, hlm 82 H. Bohari, Pengantar Hukum Pajak, PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Thn Ibid Ibid Muqodim, 1993, Perpajakan Buku 1, hlm. 21, Yogyakarta BPFE-UII Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat Prof. Dr. Rochmat Soemitro, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan; 1944, PT. Eresco, Jakarta. Thn. 1977, hlm

8 R. Santoso Brotohadi Hardjo, SH, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Eresco, Jakarta Bandung Thn. 1982, hlm. 23 Richard A. Musgrave dan Peggy B. Musgrave, Public Finance in Theory and Practise (New York:McGraw Hill Company, 1989), hlm. 6 Rochmat Soemitro, 1974, Pajak dan Pembangunan, PT. Eresco, Bandung, hlm. 8 Rochmat Soemitro. Pengantar Singkat Hukum Pajak. Santoso Brotodihardjoo, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Eresco, Bandung 1987, hlm. 3-7 Santoso Brotodihardjo, 1995, Pengantar Hukum Pajak, hlm. 24. PT. Eresco Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 23A Wirawan B Ilyas, Richard Burton, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta 2010, hlm. 6. Wirawan B Ilyas, Richard Burton, op. cit., hlm. 11. Wirawan B Ilyas, Richard Burton, op.cit., hlm12, Wiratni Ahmadi. Perlindungan Hukum Bagi Wajib Pajak Dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis. Radika Aditama Bandung. hlm