PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PASIEN PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PASIEN PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA"

Transkripsi

1 PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PASIEN PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Dilla Kusumasari G FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2 PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta, Mei 2010 Dilla Kusumasari NIM G ii

3 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul : Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pasien Primigravida dan Multigravida pada Kehamilan Trimester Ketiga Dilla Kusumasari, G /X, Tahun 2010 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari..., Tanggal... Pembimbing Utama Prof.Dr.H.M.Syamsulhadi,dr.SpKJ(K)... NIP Pembimbing Pendamping Bagus Wicaksono,Drs.MSi... NIP Penguji Utama Prof.Dr.Aris Sudiyanto,dr.SpKJ(K)... NIP Anggota Penguji Dr.Kijatno,dr.M.Or.PFK... NIP Surakarta, Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS Sri Wahjono,dr.Mkes Prof.Dr. A.A. Subijanto,dr.MS. NIP NIP iii

4 ABSTRACT Dilla Kusumasari, G , 2010, Difference of Anxiety between Prim Gravid and Multigravid in 3 rd Trimester, Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta. Purpose : Generally pregnancy was hard defiance of life for woman and its cause anxiety. The excommunicated of information about pregnancy and birth was the trigger of anxiety. This study s aim is to know that there s differences anxiety between prim gravid and multigravid in third trimester. Method : An observational analytic study with a cross sectional method was conducted. The sampling technique used quota sampling (n=60, 30 prim gravid; 30 multigravid). Both subject was patient in RSUD Sukoharjo. The instruments used in the study were patient s data form, L-MMPI and TMAS questionnaire. It was analyzed by t test. Result : The result reveals that the most third trimester pregnant woman has been found in years old. Prim gravid mean was 25.10, and multigravid was Difference of anxiety was showed by difference mean from its variable, Statistically it was significant (p = 0.019). Conclusion : In conclusion, there is a difference of anxiety between prim gravid and multigravid in third trimester. Prim gravid is more frighten than multigravid. That s why, pregnant woman is suggested to get antenatal care regularly. Beside that, good counseling about reproduction and birth should be conducted by the doctor. Key words : Anxiety, Pregnancy iv

5 ABSTRAK Dilla Kusumasari, G , 2010, Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Pasien Primigravida dan Multigravida pada Kehamilan Trimester Ketiga, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan : Kehamilan pada umumnya merupakan ujian yang berat bagi seorang wanita dan menimbulkan ketakutan serta kecemasan. Kecemasan yang timbul biasanya akibat informasi yang salah mengenai kehamilan dan kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga. Metode : Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 30 orang pasien primigravida dan 30 orang pasien multigravida rawat jalan RSUD Sukoharjo dipilih dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara yaitu responden mengisi formulir biodata, kuesioner L-MMPI, dan kuesioner TMAS. Data dianalisis dengan uji t yang digunakan untuk menguji hipotesis bila populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, data berbentuk interval rasio dan sampelnya kecil. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan jumlah terbesar ibu hamil trimester ketiga terdapat pada kelompok usia tahun. Ibu hamil primigravida mempunyai nilai rata-rata sedangkan ibu hamil multigravida mempunyai nilai rata-rata Perbedaan tingkat kecemasan ditunjukkan dimana perbedaan nilai rata-rata dari variabel adalah 5.10, secara statistik signifikan ( p = ). Kesimpulan : Penelitian ini menyimpulkan adanya tingkat kecemasan pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga, dimana pasien primigravida lebih cemas dibanding pasien multigravida. Oleh sebab itu ibu hamil diharapkan melakukan perawatan kehamilan secara teratur, selain itu dokter juga memberi penjelasan yang terarah tentang proses reproduksi dan persalinan. Kata kunci : Kecemasan, Kehamilan v

6 PRAKATA Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bimbingan dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pasien Primigravida dan Multigravida pada Kehamilan Trimester Ketiga. Penyusunan skripsi dimaksudkan untuk melengkapi tugas, guna memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof.Dr.A.A.Subijanto,dr.MS selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof.Dr.H.M.Syamsulhadi,dr.SpKJ(K) selaku pembimbing utama. 4. Drs.Bagus Wicaksono,MSi selaku pembimbing pendamping. 5. Prof.Dr.Aris Sudiyanto,dr.SpKJ(K) selaku penguji utama 6. Dr.Kijatno,dr.M.Or.PFK selaku anggota penguji 7. Dan segenap pihak-pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis memohon kritik dan saran apabila dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Surakarta, Mei 2010 Dilla Kusumasari vi

7 DAFTAR ISI Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL..... ix DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... x xi BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 BAB II. LANDASAN TEORI... 5 A. Tinjauan Pustaka Kecemasan Kehamilan Primigravida Multigravida... 9 B. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi Penelitian vii

8 C. Subjek Penelitian D. Instrumen Penelitian E. Teknik Sampling dan Ukuran Sampel F. Variabel Penelitian G. Definisi Operasional Variabel Penelitian H. Desain Analisis Data I. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data J. Rancangan Penelitian BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Ciri ciri Subjek Penelitian B. Analisis Data BAB V. PEMBAHASAN BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

9 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada ibu hamil trimester ketiga di RSUD Sukoharjo Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kehamilan Tabel 4.3 Hasil Analisis Tingkat Kecemasan berdasar TMAS dalam Crosstab Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji-t Group Statistic Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji-t Independen Sample Test Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pemikiran Gambar 2 Rancangan Penelitian x

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Surat ijin penelitian di RSUD Sukoharjo Lampiran B Surat keterangan penelitian dari RSUD Sukoharjo Lampiran C Kuesioner data dan identitas pasien Lampiran D Kuesioner L-MMPI Lampiran E Kuesioner T-MAS xi

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anxietas atau cemas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari. Istilah ini menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tenteram dan sebagainya, disertai berbagai kondisi atau situasi kehidupan, berbagai gangguan fisik maupun mental (Sasanto Wibisono, 1990). Sumber kecemasan pada umumnya meliputi : hubungan dengan orang lain, keadaan kesehatan, keadaan anak, kehamilan, menjadi tua, permasalahan rumah tangga, pekerjaan, promosi, kesulitan keuangan dan ujian (Priest, 1983) Kecemasan dapat muncul bila seseorang mengalami suatu perubahan dalam hidupnya misalnya kehamilan. Ketika hamil gejolak emosional termasuk perasaan takut dan kecemasan berubah dengan semakin tua umur kehamilan (Prawirohardjo, 1997) Sebenarnya kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologik bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan mengganggu ketenteraman individu. Pada keadaan normal, anxietas muncul bila seseorang menghadapi bahaya dan biasanya bersifat ringan berlangsung dalam waktu singkat dan akan hilang bila situasi yang membahayakan itu berlalu (Rees, cit. Nuhriawangsa, 1992). Bagi seorang wanita yang belum pernah hamil sebelumnya mungkin kehamilan itu sangat menggelisahkan. Antara kenyataan dan khayalan atau bayangan negatif akan menyebabkan menjadi ketakutan. Kehidupan akan banyak 1

13 2 berubah, dia akan merasa terikat dan terbatas oleh suatu tanggung jawab yang besar. Dia akan mengalami pengalaman psikologis yang penting, termasuk kegelisahan, rasa sakit dan sedikit resiko bagi kehidupannya (Pitt, 1993). Kehamilan pada umumnya merupakan ujian berat bagi seorang wanita dan menimbulkan ketakutan serta kecemasan bagi dirinya. Kecemasan muncul biasanya disebabkan oleh informasi atau cerita-cerita yang tidak benar tentang kehamilan dan kelahiran, harapan yang ada dalam pikirannya, penolakan bayi dalam kandungannya, kecemasan juga dapat muncul disebabkan oleh perubahanperubahan fisik pada dirinya, pengalaman internal sebelumnya dan tergantung pada kepribadian wanita itu sendiri (Kartono, 1992). Wanita yang hamil mengalami perubahan biologis, fisiologis dan psikologis yang nyata. Perilaku terhadap kehamilan mencerminkan perasaan yang mendalam tentang reproduksi, waktu kehamilan, kehamilan direncanakan, kehamilan diinginkan, kualitas hubungan dengan suami, menikah, usianya, riwayatnya, rasa identitasnya dan reaksinya menjadi calon ibu (Kaplan dan Sadock, 1985). Wanita yang hamil mungkin mengalami kecemasan tentang berbagai masalah dari satu trimester ke trimester selanjutnya. Selama kehamilan khususnya jika merupakan kehamilan yang pertama (primigravida), ibu mengingat kembali stadium awal perkembangannya sendiri. Diantara stadiumstadium itu proses separasi individuasi akan mempunyai kepentingan besar. Rasa takut yang tidak disadari dan khayalan yang berhubungan dengan kehamilan pertama seringkali merupakan pusat konsep penggabungan dengan ibunya

14 3 sendiri. Saat kehamilan mendekati akhirnya (trimester ketiga) masalah praktisnya adalah berhubungan dengan seorang bayi. Orang tua seringkali merasa khawatir tentang masalah kesehatan tertentu, misalnya apakah bayi ini akan cacat? Tetapi pada kebanyakan kasus rasa kekhawatiran tersebut tidak dikatakan (Kaplan dan Sadock, 1985). Trimester ketiga adalah trimester terakhir dari kehamilan. Janin ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan dan akan semakin bertambah besar, besar, dan besar sampai memenuhi seluruh anggota rahim. Semakin besar janin maka akan semakin terasa seluruh pergerakan yang dilakukan olehnya. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati dan memperhatikan tanda-tanda kegawatan seperti tanda kelahiran prematur. Ibu hamil harus banyak mengkonsumsi asupan nutrisi yang bergizi dan juga jaga asupan cairan untuk janin. Trimester terakhir ini akan diwarnai dengan peningkatan frekuensi ke kamar mandi, sesak karena tekanan di diafragma, dan heartburn (Scumdoctor, 2006). B. Perumusan Masalah Adakah perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan kecemasan pada pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di RSUD Sukoharjo.

15 4 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu : 1. Manfaat Praktis Memberikan gambaran mengenai tingkat kecemasan pasien primigravida dengan multigravida dalam menghadapi persalinan yang berguna bagi penelitian sejenis selanjutnya dan juga memberikan kesempatan intervensi psikiatri untuk prevensi konseling bagi wanita hamil yang cemas dalam menghadapi persalinan. 2. Manfaat Teoritis Menambah pemahaman tentang tingkat kecemasan terutama dalam hubungannya dengan persalinan pasien primigravida dan multigravida yang berguna bagi bidang kedokteran khususnya psikiatri.

16 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Trismiati, 2004). Kecemasan (anxietas) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktivitas sistem saraf otonom. Kecemasan adalah gejala tidak spesifik yang sering ditemukan dan merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma, 1997). Saat dilanda stress, tubuh telah dirancang untuk merespon dengan memproduksi adrenalin. Hormon ini merangsang beberapa fungsi tubuh sambil melembabkan beberapa bagian lainnya. Reaksi normal yang terjadi secara otomatis ini dikenal sebagai respon fight or flight (bertarung atau pergi), dan biasanya dipicu oleh saat-saat dimana merasa terancam. Setelah ancaman itu lewat, level adrenalin akan menurun, dan kita kembali ke rutinitas normal tanpa terus menerus mengkhawatirkan ancaman tadi, atau perasaan yang muncul karenanya (Kusuma, 1997). Tetapi, orang-orang yang menderita karena stress dan masalah kecemasan merasakan efek respon fight or flight dalam cara yang bertahan 5

17 6 lebih lama dan lebih merusak. Saat ancaman yang mereka alami menghilang, perasaan-perasaan yang muncul karena adrenalin mereka yang meningkat akan tetap bertahan, lama setelah level adrenalin kembali menurun. (Yayasan Permata Hati Kita, 2003). Kecemasan merupakan stresor yang dapat merangsang hypothalamus. Stimulus ini akan direspon oleh hypothalamus dengan mengeluarkan hormon vasopressin dan corticotrophin releasing factor (RCF). Kedua hormon tersebut akan mempengaruhi daya retensi air dan ion natrium serta mengakibatkan kenaikan volume darah (Widodo dkk, 2006) Kecemasan juga dapat merangsang sistem saraf simpatik di medulla kelenjar adrenal. Pada keadaan ini akan terjadi peningkatan katekolamin dan merangsang peningkatan sekresi hormon adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, takikardi, dilatasi pupil, koagulabilitas darah meningkat dan aliran darah ke otot dan otak juga meningkat (Widodo dkk, 2006). Gejala awal sindrom ansietas dapat dikenali dengan memperhatikan adanya keluhan psikis dan somatis sebagai berikut : a. Gejala psikis. Penampilan berubah, sulit konsentrasi, mood berubah, mudah marah, cepat tersinggung, gelisah, tak bisa diam, timbul rasa takut. b. Gejala somatis. Sakit kepala, gangguan tidur, impotensi, keluhan berbagai sistem, misal sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, gastrointestinal dan sebagainya (Mudjaddid, 2006).

18 7 Beratnya suatu stres sebagian besar tergantung pada penilaian individu itu sendiri terhadap stresnya. Setiap individu mengalami suatu pola stres yang khas lagi berubah-ubah. Penilaiannya terhadap stres tergantung pada : umur, sex, kepribadian, inteligensi, emosi, status sosial atau pekerjaan individu itu (Maramis, 2005). 2. Kehamilan Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat-alat genetalia eksterna, interna dan pada payudara. Perubahan ini dapat dijadikan sebagai tanda atau gejala untuk mendiagnosis kehamilan. Beberapa tanda kehamilan antara lain sebagai berikut : a. Amenorea atau tidak dapat haid. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak mendapat haid lagi. b. Nausea dan Emesis. Nausea (enek) terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, kadang-kadang disertai oleh Emesis (muntah). c. Mengidam atau mengingini makanan atau minuman tertentu. Mengidam umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan akan tetapi menghilang dengan makin tuanya umur kehamilan. d. Pingsan kadang-kadang dapat dijumpai terutama bila berada di tempattempat ramai. e. Payudara menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma.

19 8 f. Anoreksia atau tidak ada nafsu makan. Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu mkan timbul lagi. g. Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan uterus yg mulai membesar. h. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh hormon steroid. i. Pigmentasi kulit pada pipi, hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. j. Epulis yaitu hipertrofi papilla gingivae. k. Varises sering terjadi pada triwulan terakhir terutama pada daerah genitalia eksterna, fossa poplítea, kaki dan betis. l. Tanda Hegar. Pada minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri, sehingga ismus menjadi panjang dan lunak, yang di dalam istilah obstetri dikenal sebagai Hegar Sign. m. Tanda Chadwick yaitu perubahan warna karena hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan. n. Tanda Piscaseck. Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut. o. Tanda Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Kehamilan pada umumnya merupakan ujian yang berat bagi seorang wanita dan menimbulkan ketakutan serta kecemasan pada dirinya. Kecemasan yang timbul biasanya akibat informasi yang salah mengenai

20 9 kehamilan dan kelahiran, harapan yang ada dalam pikirannya, penolakan bayi pada kandungannya. Kecemasan juga dapat disebabkan oleh karena perubahan-perubahan fisik pada dirinya, meningkatnya kebutuhan keamanan sosial baginya, pengalaman internal sebelumnya dan tergantung pula pada kepribadian wanita itu sendiri (Kartono, 1992). Komplikasi kehamilan tidak semuanya disebabkan oleh gangguan organik, beberapa diantaranya ditimbulkan atau diperberat oleh gangguan kejiwaan (Prawirohardjo, 1997). 3. Primigravida Primigravida adalah seseorang yang baru pertama kali melahirkan. Biasanya seorang primigravida sangat cemas, gelisah dan takut menghadapi proses persalinan yang akan dijalaninya karena mereka belum mempunyai pengalaman sama sekali tentang bagaimana harus menjalaninya (Kartono, 1992). 4. Multigravida Multigravida adalah seseorang yang sudah melahirkan lebih dari satu kali. Berbeda dengan primigravida, biasanya multigravida lebih tenang dan tidak takut menghadapi persalinannya nanti. Karena multigravida sudah mempunyai pengalaman dibandingkan primigravida (Kartono, 1992).

21 10 B. Kerangka Berpikir Graviditas -perubahan fisiologis -informasi dari lingkungan -perubahan psikis -kepribadian Kecemasan Primigravida Trimester III Belum ada pengalaman Faktor penggangu -peristiwa mendadak, kecelakaan atau kematian anggota keluarga -konflik suami istri -cacat badan -penyakit menular -masalah ekonomi atau keuangan keluarga Multigravida Trimester III Ada pengalaman Lebih cemas Gambar 1. Kerangka Teori Kurang cemas C. Hipotesis Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di RSUD Sukoharjo. Pasien primigravida lebih cemas dibanding pasien multigravida.

22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. B. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Sukoharjo. C. Subyek Penelitian Pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Bagian Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Sukoharjo. D. Instrumen Penelitian 1. Formulir Biodata 2. Kuesioner L-MMPI 3. Kuesioner TMAS E. Teknik Sampling dan Ukuran Sampel Pada penelitian ini penetapan sampel digunakan teknik Quota Sampling, yaitu ditetapkan jumlah sampel 60 orang masing-masing 30 orang primigravida dan 30 orang multigravida. Setiap populasi yang memenuhi kriteria inklusi 11

23 12 diambil sebagai sampel sampai didapat sejumlah yang telah ditentukan yaitu 30 orang primigravida dan 30 orang multigravida. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus : F. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Kehamilan pasien primigravida dan multigravida 2. Variabel terikat : Kecemasan pasien primigravida dan multigravida 3. Variabel Luar : a. Peristiwa mendadak atau kecelakaan atau kematian anggota keluarga b. Hubungan suami istri yang kurang baik c. Cacat badan bawaan d. Penyakit menahun e. Masalah ekonomi atau keuangan keluarga f. Kepribadian Premorbid G. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel bebas a. Primigravida adalah seseorang wanita yang hamil untuk pertama kali b. Multigravida adalah seseorang wanita hamil untuk kedua kalinya atau lebih. c. Skala ukuran : nominal

24 13 2. Variabel terikat Kecemasan sebagai keadaan pada subjek penelitian diukur dengan TMAS, sebagai cut off point yaitu : a. Cemas: bila skor TMAS > rata-rata jawaban responden. b. Tidak cemas: bila skor TMAS < rata-rata jawaban responden. c. Skala ukuran : interval 3. Variabel Pengganggu a. Peristiwa mendadak yaitu kejadian yang terjadi secara tiba-tiba tanpa dapat diduga sebelumnya. b. Hubungan suami istri yang kurang baik yaitu keadaan atau suasana yang kurang menyenangkan antara pasangan suami istri dalam keluarga. c. Cacat badan yaitu keadaan yang mengenai tubuh seseorang yang kurang sempurna atau tidak sempurna. d. Penyakit menahun yaitu penyakit yang mengenai tubuh seseorang yang tidak sembuh-sembuh. e. Masalah ekonomi keluarga yaitu keadaan keuangan dalam rumah tangga yang memerlukan pemecahan atau penanganan (Depdikbud, 1993). f. Kepribadian Premorbid yaitu kondisi kepribadian seseorang sebelum mulai definitif gangguan, beberapa penelitian melihat kepribadian premorbid untuk menentukan faktor psikologis bagi pengembangan gangguan tertentu.

25 14 H. Desain Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian akan diuji dengan uji t. Uji t adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi tersebut terdiri atas dua atau lebih kelas, data berbentuk interval atau rasio dan sampelnya kecil. I. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data 1. Responden mengisi biodata 2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mengetahui angka ketidakjujuran subjek. Bila didapatkan angka ³ 10 maka responden invalid dan dikeluarkan dari sampel penelitian. 3. Responden mengisi kuesioner TMAS untuk mengetahui angka kecemasan. Responden dinyatakan cemas bila jawaban yang favorable ³ 21 dan tidak cemas bila jawaban yang favorable < 21.

26 15 J. Rancangan Penelitian Graviditas Primigravida Multigravida Formulir biodata + Kuesioner L-MMPI Formulir biodata + Kuesioner L-MMPI Kelompok Kontrol Subjek Penelitian Jumlah disetarakan Kuesioner TMAS Kuesioner TMAS Tidak Cemas Cemas Tidak Cemas Cemas Analisis Data Gambar 2. Rancangan Penelitian

27 BAB IV HASIL PENELITIAN Dari penelitian yang dilakukan dengan pengisian quisioner pada ibu hamil trimester ketiga RSUD Sukoharjo diperoleh hasil sebagai berikut: A. Ciri ciri Subjek Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada ibu hamil trimester ketiga di RSUD Sukoharjo. Usia Jumlah Pesentase tahun tahun > 35 tahun ,7% 41,7% 36,6% Jumlah ,0 % Dari tabel 4.1 diketahui bahwa berdasarkan pembagian kelompok usia, jumlah terbesar ibu hamil trimester ketiga terdapat pada kelompok usia tahun sebanyak orang 25 orang (41,7%), sedangkan kelompok usia tahun sebanyak 13 orang (21,7%) dan kelompok usia > 35 tahun sebanyak 22 orang (36,6%). Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kehamilan. Jenis Kehamilan Jumlah Pesentase Primigravida Multigravida % 50 % Jumlah % 16

28 17 Dari tabel 4.2 diketahui jumlah ibu yang baru pertama kali hamil atau primigravida 30 orang (50 %) dan ibu yang sudah beberapakali hamil atau multigravida sebanyak 30 orang (50 %). B. Analisis Data Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga digunakan uji-t, dengan hasil quisioner TMAS. Hasil analisis ditunjukkan pada tabel berikut: 1. Hasil TMAS crosstabulasi Tabel 4.3 Hasil Analisis Tingkat Kecemasan berdasar TMAS dalam Crosstab Pasien Total Primigravida (%) Multigravida(%) TMAS Cemas 22(66,7%) 11(33.3%) 33 Tidak Cemas 8(29.6%) 19(70.4%) 27 Total 30(50%) 30(50%) 60 Tabel 4.3 menunjukkan hasil dari TMAS Crosstab dimana jumlah ibu hamil trimester ketiga yang mengalami kecemasan pada primigravida 22 orang (66.7%) dan pada multigravida 11 orang (33.3%), sedangkan yang tidak mengalami kecemasan pada primigravida 8 orang (29.6%) dan pada multigravida 19 orang (70.4%).

29 18 2. Analisis Uji-t Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji-t Group Statistic Nilai Kecemasan Std.Mean Pasien N Mean Std.Deviasi Error Primigravida Multigravida Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji-t Independen Sample Test Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga Variable Uji-t Perbandingan Mean Nilai Kecemasan N=60 p=0.019 t p Perbedaan Perbedaan Confidence interval 95% Mean Std.Error Batas atas Batas Bawah Pada Tabel 4.4 dan tabel 4.5 menunjukan hasil analisis statistik uji-t untuk mengetahui nilai kecemasan ibu hamil trimester ketiga. Pada tabel 4.4 menunjukan ibu hamil primigravida mempunyai nilai kecemasan yang lebih tinggi dibanding ibu hamil multigravida yang ditunjukan dengan nilai mean sedangkan ibu hamil multigravida mempunyai nilai rata-rata Perbedaan tingkat kecemasan ditunjukan pada Tabel 4.5 dimana perbedaan nilai mean dari variable adalah Perbedaan tersebut secara statistik signifikan (p=0.019). Dari hasil analisis statistik tersebut diatas menunjukan adanya perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga.

30 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, diketahui bahwa berdasarkan pembagian kelompok usia, jumlah terbesar ibu hamil trimester ketiga terdapat pada kelompok usia tahun sebanyak orang 25 orang (41,7%), sedangkan kelompok usia tahun sebanyak 13 orang (21,7%) dan kelompok usia > 35 tahun sebanyak 22 orang (36,6%). Ibu hamil primigravida mempunyai nilai kecemasan yang lebih tinggi dari pada ibu hamil multigravida yang ditunjukan dengan nilai ratarata sedangkan ibu hamil multigravida mempunyai nilai mean Perbedaan tingkat kecemasan ditunjukan dimana perbedaan nilai mean dari variable adalah Perbedaan tersebut secara statistik signifikan (p=0.019). Jadi dari hasil analisis statistik tersebut menunjukan adanya perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga. Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan oleh karena primigravida sedang mengalami sesuatu yang baru yang belum pernah dialaminya dan pengalaman tersebut tidak membuatnya merasa nyaman. Ia merasakan ketidaknyamanan fisik, merasakan keletihan oleh karena kurang cukup tidur pada waktu malam, merasa cemas akan kesejahteraan atau keadaan janin yang dikandungnya, juga takut merasa sakit pada persalinan nanti. Salah satu kecemasan pada saat terakhir kehamilan (trimester ketiga), khususnya pada primigravida adalah kapan persalinan akan dimulai? Bagaimana mengetahui persalinan sudah dimulai? Sakitnya bagaimana? Berapa lama 19

31 20 berlangsung? Orang tua juga mencemaskan apakah kelahiran akan dimulai pada saat yang tidak menguntungkan, apakah mereka akan terlalu terlambat tiba di rumah sakit atau memanggil bidan, khayalan melahirkan anak dalam perjalanan atau dirumah tanpa bantuan orang yang ahli juga sangat menggelisahkan. Meskipun demikian sebenarnya masih ada waktu beberapa jam antara permulaan persalinan dan fase pertama persalinan, jadi ada waktu cukup untuk menghubungi tempat yang benar atau meminta bantuan yang diperlukan. Sedangkan pada kelahiran berikutnya, cenderung terjadi lebih cepat tetapi multigravida sudah sedikit berpengalaman disbanding primigravida sehingga akan bisa mengantisipasinya agar tidak terlambat dalam persalinannya. Perawatan antenatal yang teratur dapat menurunkan secara mendasar mortalitas dan morbiditas ibu dan anak, perawatan antenatal yang memadai juga dapat mengurangi resiko dalam persalinan. Resiko dalam persalinan yang sering dijumpai yaitu perpanjangan dari kelahiran bayi, partus lama, hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu : power, passage, passenger, psikis, penolong (Rose wendy, 1993). Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran. Dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan dari suami sehingga membrikan support moril terhadap ibu (Stuart dan Sudden, 1998). Namun demikian faktor psikis selama ini belum mendapatkan perhatian oleh penolong persalinan, para dokter dan bidan hampir-hampir tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan kondisi psikis wanita tersebut, sebab mereka biasanya

32 21 disibukkan oleh faktor-faktor jasmaniah. Pada umumnya para dokter dan bidan menganggap tugas mereka telah selesai apabila bayinya sudah lahir dengan selamat dan ibunya tidak menunjukkan tanda-tanda patologis (Pitt Brice, 1996). Wanita yang hamil mengalami perubahan biologis, fisiologis dan psikologis yang nyata. Perilaku terhadap kehamilan mencerminkan perasaan yang mendalam tentang reproduksi, waktu kehamilan, kehamilan direncanakan, kehamilan diinginkan, kualitas hubungan dengan suami, menikah, usianya, riwayatnya, rasa identitasnya dan reaksinya menjadi calon ibu (Kaplan dan Sadock, 1995). Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran yang dirujuk oleh tenaga kesehatan, terjadi di negara-negara berkembang, sehingga ibu hamil sering merasa cemas terhadap kehamilannya. Peran seorang ibu sangat besar dalam pertumbuhan, perkembangan bayi dan anak. Ibu hamil yang mengalami gangguan kesehatan bias berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya nanti (Wikipedia, 2009). Faktor pengganggu yang dimungkinkan berpengaruh terhadap kecemasan ibu hamil hanya masalah ekonomi saja yang didapatkan dalam penelitian ini, tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kecemasan baik pada primigravida maupun pada multigravida. Faktor pengganggu lain yaitu hubungan suatu istri yang kurang harmonis, peristiwa mendadak, cacat badan bawaan dan penyakit menahun tidak terdapat pada responden penelitian ini. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena jumlah sampel yang tidak begitu besar, mengingat keadaan perekonomian saat ini dan terbatasnya waktu penyusunan penelitian ini.

33 22 Penelitian ini juga mempunyai keterbatasan antara lain : penelitian dilakukan di daerah pedesaan, peneliti tidak mengetahui kehidupan sehari-hari pasien primigravida dan multigravida, peneliti tidak mengetahui ada atau tidaknya konflik rumah tangga, peneliti tidak mengetahui kebiasaan yang dilakukan pasien, peneliti juga tidak mengetahui ada atau tidaknya gangguan psikologis pada pasien. Penelitian ini juga mempunyai beberapa faktor resiko misalnya adanya kepribadian premorbid pada pasien, terjadinya kekerasan rumah tangga yang mengakibatkan kecemasan yang berlebihan pada pasien primigravida dan multigravida, suami yang tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan pasien, bisa juga janin yang dikandung bukan benih dari pasangan pasien tersebut. Beberapa faktor-faktor ini bisa terjadi pada pasien primigravida atau multigravida.

34 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Telah dilaksanakan penelitian dengan judul perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di RSUD Sukoharjo dengan hasil sebagai berikut : 1. Ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di RSUD Sukoharjo, dimana primigravida lebih cemas dibandingkan multigravida. 2. Variabel pengganggu yang didapatkan dalam penelitian ini adalah masalah ekonomi, keterbatasan ilmu pengetahuan dan pendidikan tentang kehamilan akan tetapi tidak didapatkan adanya hubungan yang bermakna dengan kecemasan baik pada primigravida maupun multigravida. 3. Variabel pengganggu lain yang dimungkinkan berpengaruh pada kecemasan yaitu peristiwa mendadak, hubungan suami istri yang tidak harmonis, cacat badan bawaan dan penyakit menahun tidak didapatkan pada responden penelitian ini. B. SARAN 1. Untuk mendapatkan hasil yang optimal disarankan supaya penelitian ini dilakukan lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak. 23

35 24 2. Penelitian ini dilakukan di daerah kota dan pedesaan dengan maksud untuk membandingkan masalah kecemasan pada ibu hamil yang tinggal di daerah kota dan pedesaan. 3. Bagi ibu hamil a. Melakukan perawatan kehamilan (ante natal care) secara teratur di tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang optimal dan memperoleh informasi yang benar mengenai kehamilannya. b. Menjalin hubungan dengan pasangan-pasangan suami istri yang memiliki anak-anak untuk dapat saling bertukar pikiran tentang pengalaman mereka ketika hamil dan bersalin. c. Selalu membina hubungan baik dengan suami, ibu dan keluarnya untuk menjaga ketenteraman pikirannya. d. Mengutarakan keluhan-keluhan psikologis yang dirasakan sehubungan dengan kehamilannya kepada dokter yang merawatnya. 4. Bagi Dokter a. Sejak pemeriksaan pertama kali harus dengan kesabaran meyakinkan calon ibu (primigravida) bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar. b. Harus dapat menimbulkan kepercayaan dan anggapan pada ibu hamil bahwa ia seorang yang ahli dalam bidangnya dan bersungguh-sungguh berkeinginan untuk mengurangi rasa nyeri dan menyelamatkan ibu dan bayinya.

36 25 c. Diharapkan dokter mendidik calon ibu untuk menghilangkan perasaan takut selain persiapan mental dengan penjelasan yang terarah dan sederhana tentang proses reproduksi, kepadanya diajarkan dan diberi latihan atau senam untuk lebih dapat menguasai otot-otot yang diperlukan saat persalinan, istirahat dan persalinan. d. Bila didapatkan gangguan psikologis yang berlebihan perlu dipikirkan merujuk ke seorang psikiater.

TANDA-TANDA KEHAMILAN

TANDA-TANDA KEHAMILAN Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Kode : BD 301 Dosen : Rosmainun, M.Kes Materi: 1. Menjelaskan tentang tanda tidak pasti kehamilan 2. Menjelaskan tentang tanda kemungkinan kehamilan 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA WANITA PRIMIGRAVIDA DIBANDING MULTIGRAVIDA DI RUMAH BERSALIN DAN KLINIK MITRA IBU TEGAL SKRIPSI

TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA WANITA PRIMIGRAVIDA DIBANDING MULTIGRAVIDA DI RUMAH BERSALIN DAN KLINIK MITRA IBU TEGAL SKRIPSI TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA WANITA PRIMIGRAVIDA DIBANDING MULTIGRAVIDA DI RUMAH BERSALIN DAN KLINIK MITRA IBU TEGAL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002). Persalinan merupakan titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal ialah 280

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan PERBEDAAN KECEMASAN PERSIAPAN PERSALINAN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita dengan sel spermatozoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang perlu kita perlakukan seperti orang sakit. Membantunya beradaptasi terhadap perubahan fisiologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang sering kali membuat wanita menjadi bingung dan stress. Proses menjadi ibu adalah peristiwa yang

Lebih terperinci

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J

SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA IBU PRIMIGRAVIDA MENJELANG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan kaum laki-laki. Sehingga tidak jarang kehamilan

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI Nur Fitri Utami, Annisa Andriyani Prodi D 3 Keperawatan Stikes Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan, sehingga pada masa kehamilan ibu hamil memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan (Knowledge) a. Pengertian Pengetahuan ( knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 1

Jurnal Kesehatan Kartika 1 TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI POLIKLINIK KANDUNGAN RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Oleh : Tri Ardayani STIK Immanuel Bandung ABSTRAK Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R1113079 PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, proses ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental, dan social yang dipengaruhi beberapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012 HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012 1 *Dewi Riastawati, 2 Dian 1 STIKes Prima Prodi DIII Kebidanan 2 STIKes Prima Prodi D-IV Bidan Pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan lahirnya bayi, placenta dan membran dari rahim ibu (Depkes, 2004). Persalinan dan kelahiran

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penulisan world bank atau bank dunia tahun 2008 menunjukkan angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia mengalami peningkatan. Direktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar melalui vagina baik dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian

Lebih terperinci

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK PENGARUH KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER I TERHADAP MUNCULNYA GANGGUAN MORNING SICKNESS DI WILAYAH KERJA PUSKESMA KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Disusun Oleh : FEBRI MARYANI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA PARITY RELATIONSHIP WITH ANXIETY LEVEL TRIMESTER PREGNANT WOMEN AT III IN HEALTH TEGALREJO YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan siklus yang normal dalam kehidupan perempuan dan pasangan untuk melanjutkan keturunan. Proses tersebut sering dianggap sebagai simbol dari feminitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada kenyataannya masih jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu 102 per 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh SRI ISNIN KADARTI NIM J110070074 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN USIA IBU HAMIL KURANG DARI 20 TAHUN DAN LEBIH DARI 35 TAHUN SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN USIA IBU HAMIL KURANG DARI 20 TAHUN DAN LEBIH DARI 35 TAHUN SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN USIA IBU HAMIL KURANG DARI 20 TAHUN DAN LEBIH DARI 35 TAHUN SKRIPSI Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Raka Aditya Pradana G0012175 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III (Motivation and Obedience of Antenatal Care (ANC) Visit of 3rd Trimester Pregnant Mother) Ratna Sari Hardiani *, Agustin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang tua bayi. Wanita-wanita hamil

Lebih terperinci

PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN

PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN OLEH : APRIANI RISWANDI GABAN 085102015 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KETIDAKNYAMANAN SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA DI BPM Ny.

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KETIDAKNYAMANAN SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA DI BPM Ny. STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KETIDAKNYAMANAN SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA DI BPM Ny.A PUNDENARUM DEMAK DESCRIPTIVE STUDY ON THE LEVEL OF KNOWLEDGE IN MOTHER DURING

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING Asri Wanda K Hendro Bidjuni Vandri Kallo Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang dicari oleh semua orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu keadaan yang sehat dan utuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti perubahan fisik dan mental.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN Marniati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh E-mail: marniati_skm@yahoo.co.id Abstrak Kecemasan merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ANISA RETNO KUMALASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita

BAB I PENDAHULUAN. bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita usia subur

Lebih terperinci

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur) Hubungan antara pendampingan..( Abd. Halim, Fajar, Nur) HUBUNGAN ANTARA PENDAMPING PERSALINAN, UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL MENJELANG PERSALINAN DI KLINIK KESEHATAN IBU

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS DI RSUD DR MOEWARDI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS DI RSUD DR MOEWARDI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HUBUNGAN ANEMIA DENGAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS DI RSUD DR MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Ardiningsih G0009026 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit ganas pada serviks uterus yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan 18.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat mencapai suatu keseimbangan atau suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Prawirohardjo, 2002:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA 0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIA YANG BEKERJA SHIFT DAN NON SHIFT DI PT TYFOUNTEX KARTASURA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIA YANG BEKERJA SHIFT DAN NON SHIFT DI PT TYFOUNTEX KARTASURA SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIA YANG BEKERJA SHIFT DAN NON SHIFT DI PT TYFOUNTEX KARTASURA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Mohammad Idzham Reeza G 0006503

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istirahat dan tidur suatu faktor bagi pemulihan kondisi tubuh setelah sehari penuh melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS XI SMA 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS XI SMA 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS XI SMA 3 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OGI KURNIAWAN G 0009164 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DAN INJEKSI PROGESTIN SKRIPSI

PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DAN INJEKSI PROGESTIN SKRIPSI PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DAN INJEKSI PROGESTIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Resti Nurfadillah G0012177 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (555-563) HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA Ricka, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta Abstrack:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter obstetric

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013 HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Saint Terapan D IV Bidan Pendidik Fakultas

Lebih terperinci

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Lebih terperinci

PERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN ASMA PERSISTEN SEDANG DAN BERAT DENGAN PASIEN PPOK DERAJAT SEDANG DAN BERAT DI RSUD DR.

PERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN ASMA PERSISTEN SEDANG DAN BERAT DENGAN PASIEN PPOK DERAJAT SEDANG DAN BERAT DI RSUD DR. PERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN ASMA PERSISTEN SEDANG DAN BERAT DENGAN PASIEN PPOK DERAJAT SEDANG DAN BERAT DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ARUM

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ PENELITIAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ Idawati *, Helmi Yenie* Mudah atau sulitnya suatu proses persalinan tergantung oleh banyak faktor, salah satunya adalah

Lebih terperinci

PERBEDAAN STATUS INSOMNIA ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN YOGA

PERBEDAAN STATUS INSOMNIA ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN YOGA PERBEDAAN STATUS INSOMNIA ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN YOGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Muhammad Syukri Kurnia Rahman G0011129

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan periode krisis dalam kehidupannya karena ia akan memiliki pengalaman baru dan berbagai macam perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (AKI) di Indonesia mencapai 359 per kelahiran hidup, sementara itu

BAB I PENDAHULUAN. (AKI) di Indonesia mencapai 359 per kelahiran hidup, sementara itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai derajat kesehatan perempuan di suatu negara. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling asuhan kebidanan yang mencakup

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III Elda Yusefni, Etri Yanti (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung

Lebih terperinci

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN Dolis Yesti Fennyria Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Sectio caesarea merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seseorang yang pernah

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seseorang yang pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seseorang yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci