PERENCANAAN DAN PENERAPAN PROGRAM BERMAIN PERMAINAN MENYEBUTKAN NAMA BENDA PADA ANAK USIA DINI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN DAN PENERAPAN PROGRAM BERMAIN PERMAINAN MENYEBUTKAN NAMA BENDA PADA ANAK USIA DINI"

Transkripsi

1 PERENCANAAN DAN PENERAPAN PROGRAM BERMAIN PERMAINAN MENYEBUTKAN NAMA BENDA PADA ANAK USIA DINI Yusria Abstraksi Merencanakan merupakan aspek yang sangat penting dalam mengelola suatu kegiatan, sebelum dilaksanakan kegiatan. Sementara penerapan merupakan suatu proses implementasi. Dikatakan suatu penerapan yang baik apabila direncanakan dengan baik. Terkait dengan itu untuk menciptakan suatu permainan yang terkoordinasi maka permainan perlu direncanakan terlebih dahulu, sebab bermain adalah bagaimana anak mengerahkan seluruh energi yang dimilikinya, dan bermain adalah bagaimana anak bekerja. Bermain bukan hanya milik anak-anak saja tetapi juga milik semua orang, tidak terkecuali orang dewasa. Kata Kunci : perencaaan, penerapan dan bermain A. Latar Belakang Sepanjang rentang kehidupan manusia dan setiap kebudayaan yang ada di dunia ini mengenal dan mengalami apa yang dikatakan bermain, meskipun pola dan bentuk permainan itu berbeda-beda setiap budaya. Dalam kegiatan bermain setiap orang menikmati dan terpesona akan permainan itu. Bermain bukan hanya milik anak-anak tetapi juga milik semua orang tidak terkecuali usia dewasa. Oleh karena itu bermain merupakan kesenangan, tanpa paksaan dan tanpa memperhitungkan nilai akhir. Dibanyak negara dan budaya akan ditemui berbagai macam bentuk permainan. Kalau di Indonesia ada tepuk ame-ame dan orang-orang Indonesia gemar bermain layang-layang, maka di Meksiko juga ada tepuk namanya tortilas, remaja dan orang dewasa Meksiko juga suka bermain loteria. Demikian juga di negara lain seperti di China anak-anak bertepuk tangan dalam suatu perayaan sajak nenek mereka dan nenek mereka bermain mah jong (Hoorn,et.al.1999) begitu juga dengan negara lainnya. Berdasarkan macam dan bentuk permainan yang ada di dunia ini dan disesuaikan dengan budaya yang ada di sekitarnya, maka bagaimana permainan itu dikemas sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan anak? Sehingga permainan tersebut mempunyai nilai dan manfaat dalam meningkatkan kreativitas anak. Bermain sebagai salah satu 135 strategi atau pendekatan belajar yang baik bagi anak, maka sebelum dilaksanakan suatu permainan perlu dibuat rancangan permainan itu sendiri. Apa yang akan dipelajari anak melalui bermain? apa manfaat dan tujuan permainan itu dikaitkan dengan perkembangan anak? apa saja bentuk permainan yang dapat dikategorikan untuk mengembangkan kreativitas anak? alat-alat permainan edukatif apa saja yang diperlukan dalam permainan? aktivitas apa saja yang dilakukan anak dan guru ketika proses bermain berlangsung dan bagaimana penataan lingkungan disesuaikan dengan bentuk permainan. Untuk baiknya pada makalah ini akan menjawab semua pertanyaan di atas dalm bentuk perencanaan dan pelaksanaan permainan dalam meningkatkan tumbuh kembang anak usia dini. B. Hakikat Bermain Bagi Anak Pada hakikatnya semua anak senang bermain,dan sangat menikmati permainanya. Melalui bermain anak memperoleh berbagai kemampuan, seperti kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, menahan emosi, dan kemampuan berpikir logis matematis. Dengan bermain juga anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dapat menjadi lebih dewasa. Bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar bagi anak. Memberikan kesempatan bermain kepada anak berarti memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar. Mengapa anak perlu bermain? berkenaan dengan itu maka bermain itu penting bagi tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu para ahli sepakat bahwa anak-anak harus bermain agar mereka dapat mencapai perkembangan yang optimal (Musfiroh, 2008). Untuk lebih memahami hakikat bermain, di sini akan dipaparkan beberapa pendapat ahli tentang bermain a. Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) menyatakan bahwa anak bermain karena punya energi berlebih. Energi ini mendorong anak untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari perasaan tertekan. b. Karl Buhler dan Schenk Danziger bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan itu yang akan menjadi perangsang bagi prilaku lainnya. Fungsi kenikmatan meluas menjadi kenikmatan berkreasi. Selanjutnya Buhler menganggap sebagai pemicu kreativitas, dan ia meyakini bahwa anak yang banyak bermain akan meningkat kreativitasnya. c. Sigmund Freud meyakini bahwa bermain tidak sama dengan bekerja, tetapi anak menganggap bermain sebagai sesuatu yang serius. Karena dalam bermain anak menumpahkan seluruh perasaannya, bahkan mampu mengatur dunia dalamnya agar sesuai dengan dunia luar. Dalam bermain anak berusaha mengatur, menguasai, berfikir dan berencana. Freud (1958), pada kesempatan lain dalam Isenberg dan Jalongo (1993) 136

2 menyatakan bahwa anak juga perlu melepaskan desakan emosi secara tepat. d. Ericson (1963) dalam Musfiroh (2008) menyebutkan bahwa anak dapat mengembangkan rasa harga diri melalui bermain, karena dengan bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuh mereka, bendabenda, dan keterampilan sosial. e. Piaget dalam Cosby S. Roger (1995) menjelaskan bermain menunjukkan dua realitas anak-anak yaitu adaptasi terhadap apa yang mereka sudah ketahui dan merespon terhadap hal-hal yang baru. Selanjutnya dikatakan bahwa ketika anak bermain, anak melakukan sesuatu perbuatan dan dengan melakukan itulah anak mendapatkan sesuatu pengetahuan baru atau sebagai penyempurna dari berbagai pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Piaget menegaskan bahwa melalui bermain anak belajar sesuatu, dan akan mendapatkan sebab akibat dari suatu fenomena dan kejadian. f. Fleer (2000:41-43) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas khas dan sangat berbeda dengan aktivotas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangk mencapai hasil akhir. g. Vygotsky dalam Naughton (2003:46) meyakini bahwa bermain membantu pekembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti dikemukakan oleh Piaget. Vygotsky menegaskan bahwa bermain simbolik memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan berpikir abstrak. Sejak anak mulai bermain pura-pura, maka anak akan menjadi mampu berpikir tentang maknamakna objek yang mereka representasikan secara independen. C. Karakteristik Bermain Kegiatan bermain mengandung unsur (1) menyenangkan dan mengembirakan bagi anak (2) dorongan bermain muncul dari anak bukan paksaan orang lain, (3) anak melakukan karena spontan dan sukarela tidak merasa diwajibkan, (4) semua anak ikit serta secara bersama-sama sesuai peran masing-masing, (5) anak berlaku pura-pura, atau memeranka sesuatu seperti pura-pura marah atau menangis, (6) anak menetapkan aturan main sendiri baik aturan yang diadopsi dari orang lain maupun aturan yang baru, dan dipatuhi oleh semua peserta main, (7) anak berlaku aktif, melompat atau mengerakan tubuh, tangan dan tidak sekedar melihat; dan (8) anak bebas memilih mau bermain apa dan beralih pada kegiatan bermain lain, bermain bersifat fleksibel (Musfiroh, 2008). Pendapat senada disampaikan oleh Nurani (2007) bahwa (1) bermain dari dalam diri anak, sehingga anak dapat menikmati dan bermain sesuai dengan caranya sendiri. Artinya bermain dilakukan dengan sukarela bukan paksaan. (2), bermain harus bebas dari aturan yang mengikat karena anak usia dini memiliki cara bermain sendiri. (3), bermain adalah melakukan aktivitas nyata seperti pada saat anak bermain dengan air, anak mengenal air dari bermain. (4), bermain harus difokuskan pada proses dari pada hasil karena melalui bermain anak mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan mendapatkan keterampilan baru dari apa yang ia mainkan. (5), bermain harus didominasi oleh pemain yaitu anak itu sendiri bukan didominasi orang dewasa, karena jika bermain didominasi orang dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna apapun dari bermain. (6), bermain harus melibatkan peran aktif pemain, anak sebagai pemain harus terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain anak tidak akan memperoleh pengalaman baru karena bermain bagi anak adalah bekerja untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Jadi kegiatan bermain perlu dirancang sedemikian rupa sehingga anak tidak merasa jenuh atau frustrasi. Artinya kegiatan bermain harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dalam berbagai aspek, termasuk tingkat perkembangan bermain anak. Dengan mengetahui perkembangan bermain anak merupakan salah satu aspek untuk menyeleksi permainan yang tepat bagi anak usia dini. Karena itu Malone dalam (Hoorn, et.al.,1999) memaparkan tiga karakteristik kritis dari permainan pertama, adalah tantanga. Dengan adanya tantangan, permainan menjadi lebih efektif.aturan permainan harus jelas dan hasil permainan tidak dipastikan. Kedua sebagi motivasi bagi anak bahwa permainan itu adalah fantasi. Kriteria ketiga adalah keingintahuan, mendorong anak untuk selalu bereksplorasi, bereksperimen dengan cahaya, suara dan gerakan, rasa ingin tahu anak akan mendorong mereka bagaimana harus memecahkan suatu pertentangan dalam logika permainan. D. Klasifikasi dan Jenis Bermain 1. Klasifikasi Bermain Adapun jenis permainan yang dapat dikembangkan dalam program bermain anak usia dini dapat dikelompokan pada berbagai jenis permainan seperti Fungsional Play, Construktive Play, Dramatic Play, Games and Rules (Drake Jane; 2003 & Stone;1993). Sementara Jefree, Mc. Conkey dan Hewson (2002 :15-21) mengklasifikasikan permainan sebagai berikut exploratory Play, energetic play, skillful play, social play, imaginative play dan puzzle-it-out play

3 Baik keempat jenis permainan menurut Jane dan Stone (2003;1993) maupun keenam ketegori permainan menurut Jefree, Mc. Conkey dan Hewson (2002) pada prinsipnya saling terintegrasi satu sama lain, sehingga pada saat penerapannya, mungkin saja salah satu permainan dapat mengembangkan jenis permainan yang lain. Dengan keterpaduan berbagai jenis permainan tersebut dapat menambah daya tarik dan mengembangkan kreativitas anak. Untuk lebih memfokuskan jenis permainan yang akan dikembangkan dalam penulisan ini, di sini penulis akan merujuk pada permainan konstruktif yang berfokus pada tumbuh kembang anak dengan rentang usia 3 4 tahun, mengacu pada pendekatan konstruktivisme. 2. Jenis Bermain Ada beberap jenis permainan menurut Stone (1993) berdasarkan klasifikasi permainan yaitu aktivitas permainan fungsional meliputi 49 jenis permainan diantaranya seperti melompat dalam kotak, menyapu ping pong,mencuci pakaian dan sebagainya. Aktivitas permainan konstruktif juga berjumlah 49 jenis permainan seperti mendesain makaroni, membuat atau merancang cangkir dari kertas dan membuat topi dll. Sedangkan permainan dramatik ada 50 jenis seperti berperan sebagai dokter atau perawat, pemadam kebakaran, tukang cukur rambut dsb. Permainan game dan Rules ada 52 permainan seperti permainan kodok dan ayam jantan, menemukan pencuri, dan sebagainya. 3. Tujuan Bermain merupakan faktor yang berpengaruh dalam periode perkembangan anak. Dimana bermain berhubungan dengan pertumbuhan anak. Menurut Catron & Allen (1999) bahwa kegiatan bermain mempengaruhi enam aspek perkembangan anak yakni aspek kesadaran diri, emosional, sosial, komunikasi, kognisi dan keterampilan motorik. Tujuan bermain dilihat dari pengembangan kognitif anak adalah (1). Bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan. Menurut Bredekap & Copple (1997) bahwa anak tidak membangun konsep atau pengetahuan dalam kondisi yang terisolasi, melainkan melalui interaksi dengan orang lain. (2). Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berfikir abstrak. (3). Bermain mendorong anak untuk berfikir kreatif. Tujuan bermain dari pengembangan sosio emosional. (1). Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan menyelesaikan masalah. (2). Bermain meningkatkan kompetensi sosial anak dalam hal interaksi sosial dengan teman sebaya, orang dewasa dan memecahkan komplik, kerja sama, menghemat sumber daya dan peduli terhadap orang lain. (3). Bermain membantu anak mengeksperesikan dan mengurangi rasa takut. (4). Bermain membantu anak menguasai komplik dan trauma sosial. Dan (5 ). Bermain membantu anak mengenali diri mereka sendiri. Tujuan bermain untuk pengembangan motorik. (1). Bermain membantu anak mengontrol gerak motorik kasar seperti berlari, meloncat dan melompat. (2). Bermain membantu anak menguasai keterampilan motorik halus seperti mengecat, menata puzzle, menjahit dan memaku paku kepapan. Tujuan bermain untuk pengembangan bahasa. (1). Bermain membantu anak meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Dimana bermain menyediakan ruang dan waktu bagi anak untuk berinteraksi dengan orang lain, mengeluarkan pendapat dan menemukan jalan tengah bagi setiap persoalan yang muncul. (2). Bermain menyediakan konteks yang aman dan memotivasi anak belajar bahasa kedua. 4. Alat Permainan Edukatif Mendesain permainan suatu hal yang sangat penting adalah ketika harus memilih permainan yang dapat dimainkan anak di dalam kelas atau di luar kelas in door atau out door. Oleh karena itu ketika ingin memilih alat permainan seharusnya memperhatikan kriteria sebagai berikut menurut Bronson (1999) dalam Musfiroh (2008) adalah (1) menarik bagi anak, (2) sesuai dengan kapasitas fisik anak, (3) sesuai dengan perkembangan mental dan sosial anak, (4) sesuai untuk kelompok anak-anak, dan (5) dikonstruksi dengan baik, tahan lama, dan aman untuk anak dalam kelompok. E. Analisa Permainan MENYEBUTKAN NAMA BENDA UNTUK ANAK USIA 3-4 TAHUN 1. Prosedur Permainan Kegiatan ini bukanlah permainan, tetapi lebih tepat disebut sebagai cara memperkenalkan tulisan yang membentuk nama-nama benda pada anak. Melalui permainan ini apa saja yang dapat dilakukan oleh orang dewasa, guru atau pembimbing langkah pertama adalah menuliskan nama-nama benda di sekitar rumah pada sebuah kartu atau kertas, lalu menempelkan kartu atau kertas pada benda tersebut. Misalnya tulisan nama pintu di satu kartu atau kertas dan kemudian anak diminta untuk menempelkan nama benda tersebut seperti ke pintu tadi. Untuk langkah berikutnya guru atau orang dewasa, pembimbing meminta kepada anak untuk menempelkan kartu atau kertas yang sudah dituliskan nama benda seperti sepatu pada sepatu. Berikutnya demikian sampai nama-nama benda yang dituliskan ditempel pada benda yang diinginkan. Setelah nama-nama benda yang diinginkan ditempel sesuai pada bendanya, maka biarkan tulisan itu menempel selama beberapa hari, kemudian nama-nama benda tersebut diambil dari benda yang

4 ditempelkan itu, dan minta pada anak untuk menempelkan kembali namanama benda selama beberapa hari didiamkan di tempat atau benda yang sesuai. Dan perhatikan apakah anak dapat memasangkan kartu atau kertas nama-nama benda itu sesuai tulisan di lembaran. Anak akan mulai melakukan hal ini saat dia mulai mengenal kata-kata tersebut. Melalui permainan ini anak belajar untuk membaca kata-kata sederhana. Meskipun pada dasarnya di usia 3 tahun ini anak belum bisa mengenal huruf, tetapi begitu diperkenalkan sebelumnya tentang tulisan nama-nama benda tersebut anak mulai belajar mengingat seperti tulisan sepatu itu seperti ini dan anak sepertinya berusaha untuk mengingat nama benda dan menyesuaikan dengan benda yang anak sudah ketahui sebelumnya. Awalnya memang sulit bagi anak untuk memadukan antara nama benda yang dituliskan di aats kertas dengan benda yang sebenarnya, dan membaca apa yang telah ditempelkan. Karena pada usia 3 tahun tersebut anak belum memiliki kemampuan baca tulis. Tetapi karena bimbingan yang diberikan pada anak dengan kesabaran dari orang dewasa atau guru, pembimbing, permainan menyebutkan nama-nama benda ini berhasil dilaksanakan. Walaupun pada pelaksanaan permainan pertama ditemukan kesalahan arti antara apa yang tertulis di kertas pada benda yang ditempel yaitu ketika anak menempelkan nama tembok dibaca oleh anak dinding padahal yang ditulis adalah tembok, maka harus dibaca tembok. Kemudian setelah beberapa hari tulisan itu didiamkan dan permainan menyebutkan nama benda diulang kembali, dengan tujuan untuk melihat apakah selama beberapa hari memori anak masih mengingat kembali nama-nama benda itu dengan mencabut nama-nama benda itu dari tempatnya, dan mengacak tulisan itu. Hasilnya seperti yang diharapkan pada video kedua dari shooting permainan tersebut. Kalau pada shooting permainan pertama terdapat kesalahan anak pada saat membacakan apa yang tertulis pada kertas dengan benda sebenarnya. Tetapi pada shooting permainan kedua, setelah adanya evaluasi tidak lagi terulang kesalahan itu. Jadi sehubungan dengan proses pembentukan pengetahuan, sebagaimana menurut Vygotsky bahwa konsep Zone of Proximal Development sebagai kapasitas potensial belajar anak yang dapat terwujud melalui bantuan orang dewasa atau orang yang lebih trampil. Dalam hal ini strategi pentahapan scaffolding memberikan bantuan secara individual berdasar ZPD masing-masing anak. Vygotsky dalam Stufy memberi batasan tentang pembelajaran scaffolding sebagai tugas guru dan orang dewasa lainnya dalam membantu perkembangan anak dan menyediakan struktur bantuan untuk mencapai tahapan berikutnya, bantuan ini bersifat sementara ( Peralatan Yang Dibutuhkan Peralatan yang dibutuhkan dalam permainan Menyebutkan Nama Benda ini sangat sederhana sekali, karena mudah didapat dan bahkan dapat dibuat sendiri ataupun dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar. Seperti : Kartu label/kertas Spidol/Pulpen Selotip atau karet perekat Sepatu Tas Bola Mobil kecil Pintu Tembok Meja tempat mengumpulkan tulisan nama-nama benda Handycame/Video shooting 3. Penataan Lingkungan Bermain Penataan lingkungan bermain dapat dikelompokkan pada penataan in door dan out door. Bermain di dalam ruangan biasanya sedikit lebih tenang dan ruangannya lebih luas. Ruangan di dalam sebaiknya tertata dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan bermain. Sedangkan bermain di luar ruangan cenderung lebih banyak menimbulkan suara dan lebih banyak membutuhkan kekuatan dan lebih bersemangat, dlam arti fisik. Hanya saja yang perlu untuk diperhatikan ketika anak diajak untuk bermain di luar ruangan yaitu diperlukan perhatian yang ekstra dari guru,pembimbing atau orang dewasa yang bertugas memonitor keamanan anak. Pada Kegiatan bermain yang saya lakukan ini adalah kegiatan bermain yang dilakukan di dalam ruangan in door. Permainan yang dirancang untuk kegiatan dalam ruangan ini adalah permainan Menyebutkan Nama Benda. Kegiatan permainan yang disebut dengan permainan Menyebutkan Nama Benda yang ada dalam ruangan pada prinsipnya tidak memerlukan penataan lingkungan tidak begitu sulit, karena semua benda yang disebutkan anak adalah benda-benda yang ada di dalam ruangan, seperti nama pintu, bola, tas, tembok, sepatu, mobil. Dengan permainan seperti Menyebutkan Nama Benda dilakukan dalam ruangan ini tidak menyebabkan ruangan menjadi terlalu berantakan, kemudian dalam permainan ini juga memerlukan bantuan dari orang dewasa, guru, atau pembimbing untuk mengarahkan permainan dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh anak dalam

5 permainan. Berkenaan dengan jumlah pemain dalam permainan Menyebutkan Nama Benda ini tidak ditentukan batasan berapa jumlah anak yang harus terlibat dalam permainan ini. Artinya jumlah anak satu orang, dua orang dan seterusnya juga dapat dilaksanakan tanpa harus menentukan jumlah tertentu. Memang untuk mengorganisasikan antara satu orang anak dengan lebih dari satu orang itu berbeda, karena setiap anak memiliki tipe dan karakteristik masing-masing. Oleh karena itu di sini saya hanya mengunakan satu orang anak saja yang dijadikan model dalam permainan ini. Selain jumlah anak yang disesuaikan dengan penataan lingkungan permainan, juga yang menjadi perhatian adalah masalah waktu permainan. Waktu permainan Menyebutkan Nama Benda hanya memerlukan waktu 10 menit atau lebih. Mungkin ini juga disesuaikan dengan jumlah orang yang terlibat dalam permainan dan juga banyaknya objek yang dilakukan dalam permainan. - Einon Dorothy. Permainan Cerdas : Untuk Anak Usia 2-6 Tahun, Musik, Lagu, dan Tarian, Kata-kata dan Angka, Seni dan Keterampilan. Jakarta : Erlangga Essa L. Eva. Introduction to Early Childhood Education. Australia : Thomson Delmar Learning Musfiroh Tadkiroatun. Cerdas Melalui Bermain : Cara Mengasah Multiple Intelligence pada Anak Sejak Usia Dini. Jakarta : Grasindo Patmonodewo Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta Stone Sandra J. Playing : A Kid`s Curriculum F. Simpulan Berdasarkan hasil pemaparan terdahulu, maka pada akhir makalah ini dapat disimpulkan bahwa dalam membuat suatu permainan bahwa hal yang perlu untuk diperhatikan adalah pertama membuat perencanaan dari permainan itu sendiri, kemudian merancang bagaimana permainan itu dilaksanakan dan terakhir adalah meninjau kembali permainan yang telah dilaksanakan; apakah perlu ada perbaikan atau tidak, yaitu memasuki tahap analisa. Suatu permainan tidak bisa berjalan dengan sendirinya tanpa ada arahan dan bimbingan dari orang dewasa atau guru, pembimbing. Karena anak sesuai dengan usia perkembangannya masih membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang dewasa, dan hal ini adalah menjadi tugas orang dewasa atau guru, pembimbing. Permainan dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan dan tujuan apa yang hendak dikembangkan. Karena bisa jadi satu permainan mencakup beberapa tujuan dari perkembangan anak. Seperti permainan Menyebutkan Nama Benda pada makalah ini dapat mengembangkan tujuan dari perkembangan motorik kasar anak, pengetahuan/kognitif anak tentang bahasa dan emosionalnya dalam memadukan kata yang tertulis dengan benda yang akn ditempelkan. G. DAFTAR PUSTAKA - Drake Jane. Organizing Play in the Early Years. London : David Fulton Publication Ltd

PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK

PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh : Tadkiroatun Musfiroh, M.Hum. (Pusdi PAUD-Lemlit UNY, FBS-UNY, PGTK-UNY) A. Pendahuluan Bermain adalah sarana tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PERMAINAN KONSTRUKTIF DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SAMBIROTO

PENERAPAN PERMAINAN KONSTRUKTIF DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SAMBIROTO PENERAPAN PERMAINAN KONSTRUKTIF DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SAMBIROTO Luluk Iffatur Rocmah Dosen PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Surel: luluk.iffatur@umsida.ac.id

Lebih terperinci

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? ASPEK YANG DISUKAI ANAK YANG BISA KITA AJARKAN FISIK Sangat Aktif. Bisa jalan, lari, lompat 2 kaki, bertumpu, dan manjat. Bisa corat-coret, bekerja dengan 3-4

Lebih terperinci

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan spiritual. Aziz Alimul (dalam Erwan: 2005). Definisi anak usia

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan spiritual. Aziz Alimul (dalam Erwan: 2005). Definisi anak usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial,

Lebih terperinci

PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK

PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh : Tadkiroatun Musfiroh, M.Hum. (Pusat Studi PAUD Lemlit-UNY, PBSI FBS-UNY) A. Pendahuluan Bermain adalah sarana tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Bermain Bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela tanpa

Lebih terperinci

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1 C. Hakikat Seni Anak Usia Dini Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban, 2007).

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kognitif Pada Anak Usia Dini Kognitif adalah suatu proses yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut.

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Setelah data hasil penelitian lapangan terkumpul yaitu tentang penggunaan games puzzle untuk melatih daya

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan terdapat proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya, yaitu proses belajar dan proses mengajar yang saling

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF

UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di TK Indria Putra II Semanggi Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah merupakan

Lebih terperinci

BERMAIN UNTUK PENGEMBANGAN ASPEK BAHASA DAN MOTORIK*

BERMAIN UNTUK PENGEMBANGAN ASPEK BAHASA DAN MOTORIK* BERMAIN UNTUK PENGEMBANGAN ASPEK BAHASA DAN MOTORIK* Tadkiroatun Musfiroh. (Pusdi PAUD Lemlit UNY, FBS-UNY, PGTK-UNY) A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang paling banyak bermain. Barulah setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL Oleh: dr. Nia Kania, SpA., MKes PENDAHULUAN Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. 1

Lebih terperinci

CARA BELAJAR ANAK USIA DINI (BELAJAR MELALUI BERMAIN) Oleh : HERLINA BAKARI SKB KAB.BONE BOLANGO

CARA BELAJAR ANAK USIA DINI (BELAJAR MELALUI BERMAIN) Oleh : HERLINA BAKARI SKB KAB.BONE BOLANGO CARA BELAJAR ANAK USIA DINI (BELAJAR MELALUI BERMAIN) Oleh : HERLINA BAKARI SKB KAB.BONE BOLANGO JIKA ANDA MAU MEMBUAT SESUATU ANDA AKAN CARI JALANNYA TETAPI JIKA ANDA TIDAK MAU MEMBUAT SESUATU MAKA ANDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pada saat pre-test tidak terdapat perbedaan dalam pengembangan kreativitas dan kognitif

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pada saat pre-test tidak terdapat perbedaan dalam pengembangan kreativitas dan kognitif BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Pada saat pre-test tidak terdapat perbedaan dalam pengembangan kreativitas dan kognitif anak usia dini pada TK Al Kautsar Kabupaten Garut antara kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA ) Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA ) Didalam undang undang Sistim Pendidikan Nasional no 20 Th 2003, pendidikan diorientasikan kepada

Lebih terperinci

PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY

PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY A.PENGERTIAN ANAK USIA DINI Dalam Wikipedia Indonesia, Pendidikan

Lebih terperinci

Bermain dan Permainan UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PLPG PAUD 2017

Bermain dan Permainan UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PLPG PAUD 2017 Bermain dan Permainan UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PLPG PAUD 2017 KOMPETENSI INTI Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini KOMPETENSI

Lebih terperinci

DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO PARASTITI PAPUTUNGAN Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( )

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( ) HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL Oleh FEBRI LIANTI (1113054022) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas suatu sistem pendidikan dapat memengaruhi kualitas suatu bangsa di masa depan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan untuk rentang usia nol sampai dengan enam tahun, yang memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komputer sehingga orang tua juga merasa ingin memberikan pembelajaran kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komputer sehingga orang tua juga merasa ingin memberikan pembelajaran kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komputer saat ini tidak hanya digunakan oleh orang dewasa namun sudah dapat digunakan oleh anak-anak. Saat ini disekolah sudah banyak menggunakan komputer sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji validasi

Lebih terperinci

ESENSI BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI

ESENSI BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI ESENSI BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI Pada hakikatnya semua anak suka bermain, hanya anak-anak yang sedang tidak enak badan yang tidak suka bermain. Mereka menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka

Lebih terperinci

Oleh: Endang Rini Sukamti, dkk

Oleh: Endang Rini Sukamti, dkk BERMAIN DAN KREATIVITAS SEBAGAI FONDASI BAGI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Oleh: Endang Rini Sukamti, dkk PENDAHULUAN Bermain bagi anak: tidak hanya sekedar mengisi waktu, tapi sebagai media untuk belajar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik, motorik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya nilai peradaban sebuah bangsa, kualitas pendidikan berkorelasi dengan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

MODEL BERMAIN EDUKATIF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ANAK USIA PRASEKOLAH

MODEL BERMAIN EDUKATIF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ANAK USIA PRASEKOLAH MODEL BERMAIN EDUKATIF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ANAK USIA PRASEKOLAH Oleh Eka Supriatna (Prodi Penjaskesrek, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak: Pendidikan anak usia prasekolah

Lebih terperinci

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II 1. Berlari sambil melompat (D.3.20). 2. Meniru gerakan binatang/senam fantasi (D.3.23) 3. Berdiri dengan tumit di atas satu kaki selama 10 detik (D.3.19). 4. Mereyap dan merangkak lurus ke depan (D.3.22).

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI STANDAR ISI TENTANG TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK

Lebih terperinci

Y. Joko Dwi Nugroho, S.Psi,M.Psi,Psi

Y. Joko Dwi Nugroho, S.Psi,M.Psi,Psi Y. Joko Dwi Nugroho, S.Psi,M.Psi,Psi Aspek Fisik dan Motorik Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui pusat syaraf,urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. 5 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan,

Lebih terperinci

Paket 1. Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur. Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5

Paket 1. Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur. Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5 Paket 1 Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5 Segmen 1 (menit ke 00.00 - menit ke 04.35) Segmen 2 (menit ke 04.35 - menit ke 10.26) Segmen 3 (menit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan pendapat Froebel (M. Solehuddin, 2000:33) bahwa Masa anak-anak merupakan fase yang sangat

Lebih terperinci

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Peran Pemerintah dalam Pemberian Program Pembelajaran. pada Pendidikan Anak Usia Dini. Fitria Rachmanty

Peran Pemerintah dalam Pemberian Program Pembelajaran. pada Pendidikan Anak Usia Dini. Fitria Rachmanty Peran Pemerintah dalam Pemberian Program Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini Fitria Rachmanty 125120307111065 PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini sangat memegang peranan penting dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu dilahirkan dengan berbagai keunikan masing- masing, setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat dari perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia terdiri dari berbagai jenjang, mulai dari jenjang prasekolah hingga jenjang perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan prasekolah menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 Tema / Topik : Menjaga Kelestarian Lingkungan Petemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI 1.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A SUDARMININGSIH SRI SETYOWATI PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

CIRI-CIRI ANAK PRA SEKOLAH

CIRI-CIRI ANAK PRA SEKOLAH CIRI-CIRI ANAK PRA SEKOLAH Tugas perkembangan AUD Berjalan Belajar memakan makanan keras Belajar berbicara Belajar mengatur gerak gerik tubuh Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin Mencapai stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan proses yang kompleks, terbentuk dari potensi anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak berlangsung

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (PTK Kelompok B Semester II di TK Desa Nguter 01 Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Di samping itu pendidikan

Lebih terperinci

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan LAMPIRAN 1. Informed Consent 152 153 154 LAMPIRAN 2. Modul Psikoedukasi 155 MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI Sesi 1 Tema Tujuan : ice breaking : Menjalin rapport

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK Anung Probo Ismoko 1 Danang Endarto Putro 2 1.2. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP PGRI Pacitan ismokoanung@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk. spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk. spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Tugas Individu. Manajemen strategik pendidikan

Tugas Individu. Manajemen strategik pendidikan Tugas Individu Manajemen strategik pendidikan Nama :Apri Eka Budiyono Nim : 2016081005 1. Ke dua bacaan tersebut membahas tentang apa? Bahas dan Jelaskan Dari bacaan tersebut terdapat teori piaget dan

Lebih terperinci

(Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin Margahayu Kota Bandung) Oleh: Devi Nawang Sasi

(Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin Margahayu Kota Bandung) Oleh: Devi Nawang Sasi MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR DAN KOGNITIF ANAK MELALUI SENAM IRAMA (Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin Margahayu Kota Bandung) ABSTRAK Oleh: Devi Nawang Sasi Kemampuan

Lebih terperinci

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Agar dilakukan melalui

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR

PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd lismadiana@uny.ac.id MOTOR atau MOTORIK : kegiatan dasar biologi atau mekanika yg menyebabkan erjadinya gerak. GERAK: Perubahan posisi akibat tindakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISME SOSIAL (VYGOTSKY)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISME SOSIAL (VYGOTSKY) PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISME SOSIAL (VYGOTSKY) A. Profil Singkat Vygotsky Nama lengkapnya adalah Lev Semyonovich Vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota Tsarist, Russia,

Lebih terperinci

Belajar Sambil Bermain: Metode Mendidik Anak Secara Komunikatif

Belajar Sambil Bermain: Metode Mendidik Anak Secara Komunikatif Belajar Sambil Bermain: Metode Mendidik Anak Secara Komunikatif Oleh: Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Mendidik Anak yang diselenggarakan oleh Sekolah Teruna Bangsa Klaten Margorejo, Canan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN Nur Rahmah, M. Syukri, Busri Endang Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UNTAN Email : nurrachmah.nazmi@gmail.com

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA Oleh: Sekar Purbarini Kawuryan PPSD FIP UNY Pendahuluan Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya.

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di Play Group Aisyiyah 20 Pajang Surakarta) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak TK merupakan bagian dari anak anak usia dini yang berada pada rentang usia 4 6 tahun. Pada usia ini, anak memiliki motivasi yang kuat untuk mengenal lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan periode perkembangan yang sangat cepat seiring dengan terjadinya perubahan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang ASUH ; gizi, perawatan dasar imunisasi, ASIpengobatan bila sakit, kebersihan diri dan lingkungan, sandang, olah tubuh,

Lebih terperinci