Bab 2. Landasan Teori. Bagan 2.1. Pembagian Hinshi( 品詞 )
|
|
- Yenny Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Hinshi ( 品詞 ) Bagan 2.1 Pembagian Hinshi( 品詞 ) 9
2 Menurut Toshihiro (2004:3) yang dimaksud dengan hinshi ( 品詞 )adalah pengklasifikasian kata yang dilakukan berdasarkan tiga hal berikut : 1. 自立語 付属語の区別 ( bisa berdiri sendiri atau tidak) Yang termasuk 付属語 (fuzokugo) adalah 助詞 (joshi) dan 助動詞 (jodoushi), lalu di luar itu termasuk 自立語 (jiritsugo). 2. 活用の有無 ( ada atau tidaknya konjugasi) Yang mengalami konjugasi adalah 動詞 (doushi) 形容詞(keiyoushi) 形容動詞 (keiyoudoushi). 名詞 (meishi) tidak mengalami konjugasi. 3. 活用の形または文の中での働き (bentuk konjugasi atau fungsi dalam kalimat) Hanya ada pada 自立語 (jiritsugo). 自立語 yang mengalami konjugasi diklasifikasikan berdasarkan bentuk konjugasinya. Sedangkan 自立語 yang tidak mengalami konjugasi diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dalam kalimat. 2.2 Definisi Meishi ( 名詞 ), Keiyoushi ( 形容詞 ), Doushi ( 動詞 ) Pada sub bab ini, penulis akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan kata benda ( 名詞 ), kata sifat ( 形容詞 ), kata kerja 動詞 dalam bahasa Jepang Definisi Meishi ( 名詞 ) Menurut Okutsu (1990:13) yang dimaksud dengan meishi ( 名詞 ) adalah 名詞は自立語である 文の横造るには主題となったり 捕足語となったり 述語となったりする Terjemahannya yaitu Meishi adalah kata yang dapat berdiri sendiri. Dalam susunan kalimat dapat menjadi subjek, kata bantu, dan predikat. 10
3 Masuoka dan Takubo (1993:33) mengelompokkan meishi berdasarkan makna dasarnya, sebagai berikut: 日本語のん名詞は 人名詞 物名詞 事態名詞 場所名詞 方向名詞 時間名詞 という基本的な意味範疇に分けて考えることができる Nomina bahasa Jepang dapat dikelompokkan berdasarkan makna dasarnya, yaitu hitomeishi (nomina orang), monomeishi (nomina benda), jitaimeishi (nomina situasi), bashomeishi (nomina tempat), houkoumeishi (nomina arah), dan jikanmeishi (nomina waktu). Berikut penjelasan pengelompokkan meishi berdasarkan makna dasarnya menurut Masuoka dan Takubo (1993:33-34): 1. 人名詞 (hitomeishi) yaitu kata benda yang merujuk kepada nama benda-benda hidup seperti orang, hewan dan tumbuhan serta kata ganti orang. Misalnya watashi 私 inu 犬, neko 猫, dan lain-lain. 2. 物名詞 (monomeishi) yaitu kata benda yang merujuk kepada nama benda-benda mati, seperti tsukue 机, hon 本, dan lain-lain. 3. 事態名詞 (jitaimeishi) yaitu kata benda yang merujuk pada suatu hal, kondisi atau peristiwa, misalnya jinsei 人生, koufuku 幸福, dan lain-lain. 4. 場所名詞 (bashomeishi) yaitu kata benda yang merujuk nama tempat, misalnya kouen 公園, taiheiyou 太平洋, dan lain-lain. 5. 方向名詞 (houkoumeishi) yaitu kata benda yang merujuk nama arah atau jalan, misalnya migi 右, hidari 左, higashi 東, dan lain-lain. 6. 時間名詞 (jikanmeishi) yaitu kata benda yang merujuk pada waktu, misalnya ashita あした, kyou 今日, kinou 昨日, dan lain-lain. 11
4 2.2.2 Definisi Keiyoushi ( 形容詞 ) Menurut Masuoka dan Takubo (2002:21) yang dimasud dengan keiyoushi 形容 詞 adalah sebagai berikut 形容詞は 何からの状態を表し 述語の働きと名詞の修飾語の働きをする また 文中での働きの違いに応じて活用する 例 : 1. この地域は寒い 2. 寒い地域 Terjemahan: Kata sifat adalah kata-kata yang menunjukkan suatu kondisi, berfungsi sebagai predikat dan berfungsi sebagai predikat dan berfungsi sebagai pemberi keterangan pada kata benda. Selain itu kata sifat dalam kalimat mengalami konjugasi. Contoh: 1. Daerah ini dingin 2. Daerah yang dingin Menurut Masuoka dan Takubo (2002:21) berdasarkan fungsinya keiyoushi 形容詞 bisa dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Zokusei keiyoushi 属性形容詞, ialah kata sifat yang menunjukkan karakteristik. Misalnya: tsuyoi 強い, nagai 長い, osoi 遅い, dan sebagainya. 2. Kandou keiyoushi 感動形容詞, ialah kata sifat yang melibatkan perasaan emosi. Misalnya: hoshii ほしい, natsukashii 懐かしい, kayui 痒い dan sebagainya. Menurut bentuknya, keiyoushi bisa dibagi menjadi dua, yaitu: 1. i-keiyoushi イー形容詞, seperti: atsui, samui, hayai, dan sebagainya. 12
5 2. na-keiyoushi ナー形容詞, seperti : anzen, benri, kirei, dan sebagainya. Menurut Kaneko (1999:56) keiyoushi 形容詞 bisa diubah bentuknya menjadi negatif, lampau maupun negatif lampau. Tabel 2.1 Perubahan Keiyoushi 形容詞 Menjadi Keiyoushi 形容詞 Bentuk Negatif, Bentuk Lampau dan Bentuk Negatif Lampau Bentuk Biasa Bentuk Negatif Bentuk Lampau Bentuk Negatif Lampau 暑 - い暑 くない暑 かった暑 くなかった 便利便利 じゃない便利 だった便利 じゃなかった Definisi Doushi ( 動詞 ) Menurut Masuoka (1993:12), definisi doushi adalah sebagai berikut: 動詞の基本的な性格は 単独で述語の働きをし 文中での働きの違いに応じて活用することである Sifat dasar dari kata kerja yaitu berfungsi sebagai predikat, dan mempunyai kegunaan yang berbeda di dalam suatu kalimat. Menurut Masuoka (1993:12), kata kerja bisa dibagi menjadi bermacam-macam dilihat dari titik tinjauannya, tetapi di sini jenis-jenis kata kerja yang dianggap penting dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Doutaidoushi-Jyoutaidoushi 13
6 Doutaidoushi merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu gerakan. Dalam hal ini, kata kerja yang sering digunakan seperti aruku 歩く, taoreru 倒れる, hanasu 話す, dan lain-lain. Sebaliknya, kata kerja yang menunjukkan suatu keadaan disebut dengan jyoutaidoushi. Dalam jenis kata kerja ini: 1) kata aru ある, iru いる menunjukkan kepemilikan/kepunyaan; 2) kata dekiru できる menunjukkan arti potensial/kemampuan; 3) kata iru 要る menunjukkan arti kepentingan; 4) kata kotonaru 異なる, chigau 違う menunjukkan pendapat, dan lain-lain. 2. Jidoushi-Tadoushi Tadoushi merupakan kata kerja yang menggunakan subjek yang bersifat formalitas, yang berstruktur 名詞 +partikel を. Sebaliknya, Jidoushi merupakan kata kerja yang tidak menggunakan subjek. a. 車が止める (Tadoushi) = menghentikan mobil b. 車が止まる (Jidoushi) = mobil berhenti 3. Ishidoushi-Mushidoushi Ishidoushi merupakan kata kerja yang menunjukkan kegiatan karena kemauan seseorang, misalnya dalam kata aruku 歩く, yomu 読む, kangaeru 考える, dan lain-lain. Sebaliknya, mushidoushi merupakan kata kerja yang tidak berdasarkan kemauan seseorang, misalnya dalam kata taoreru 倒れる, ushinau 失う, dan lain-lain. Suatu kata kerja dapat termasuk dua jenis kata kerja pada satu waktu, misalnya Ojisan wa kaisha e iku おじさんは会社へ行く selain dapat digolongkan dalam doutaidoushi 動態動詞 dapat digolongkan pula dalam ishidoushi 意志動詞 14
7 karena si paman dengan sengaja pergi ke kantor, bukan secara tidak sengaja. Contoh lainnya ialah pada kalimat mado ga shimaru 窓が閉まる, selain dapat digolongkan dalam jidoushi 自動詞 dapat juga digolongkan dalam muishidoushi 無意志動詞 karena jendela tertutup tanpa disengaja, bukan merupakan sesuatu yang dikehendaki. 2.3 Definisi Nomina, Adjektiva dan Verba Bahasa Indonesia. Pada sub bab ini, penulis akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan kata benda (nomina), kata sifat (adjektif), kata kerja (verba) bahasa Indonesia Definisi Nomina Menurut Sakri (1994:39) nomina atau kata benda adalah kata yang melambangkan sesuatu yang berupa benda, baik yang nyata dapat diserap panca indera, makhluk, maupun segala sesuatu yang kita perlukan, atau kita bayangkan, sebagai benda abstrak. Menuru Burton-Roberts dalam Putrayasa (2007:72) nomina adalah nama seseorang, tempat, atau benda. Mengenali kata benda merujuk benda berwujud tidak sulit, misalnya, meja, gunung, binatang, kucing, mawar, orang, dan lain-lain. Untuk mengenali kata benda yang merujuk pada benda abstrak, kita harus membuka kamus, misalnya, abad, arah, adat, ahli, maksud, dan lain-lain (Sakri, 1994:39) Dalam kalimat, nomina dapat menduduki posisi subjek, objek atau pelengkap. Misalnya, kata pemerintah dan perkembangan dalam kalimat Pemerintah akan memantapkan perkembangan adalah nomina. Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya ialah bukan (Alwi, et al.,2000:213). Misalnya, untuk mengingkarkan kalimat Ayah saya guru harus dipakai kata bukan menjadi Ayah saya 15
8 bukan guru. Nomina umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang (Alwi,et al.,2000:213). Misalnya, kata buku dan kata rumah adalah nomina karena dapat bergabung menjadi buku baru dan rumah mewah atau buku yang baru dan rumah yang mewah. Menurut Widjono (2007:134) nomina dapat dibedakan menjadi : 1. Berdasarkan bentuknya: (a) nomina dasar: rumah, orang, burung; dan sebagainya. (b) nomina turunan: keperpepeng- -an : kekasih, kehendak, ketua : pertanda, persegi : petinju, petani, pelempar : pengawas, pengekor, pengacara : tulisan, bacaan, kiriman peng-an : pengawasan, penggarapan, penganiayaan per-an ke-an : persatuan, perdamaian, pertahanan : kemerdekaan, kesatuan, kesehatan 2. Berdasarkan subkategori: (a) nomina bernyawa (kerbau, sapi, manusia) dan tidak bernyawa (bunga, rumah, sungai); (b) nomina terbilang (lima orang mahasiswa, tiga ekor kuda, sekuntum bunga); dan tak terbilang (air, laut, awan, langit) Definisi Adjektiva Menurut Alwi (2003:171) kata sifat adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Kata sifat yang memberikan keterangan terhadap nomina dalam kalimat. 16
9 Menurut Moeliono (2003:194) kata sifat dalam bahasa Indonesia jika diberi afiks seperti: meng-, meng- -kan, ter- dan ber- bisa menjadi kata kerja. Contoh : 1. Afiks meng- : menarik, memukau, memikat, dan lain-lain. 2. Afiks meng- -kan : menggembirakan, memalukan, menakutkan dan lain-lain. 3. Afiks ter- : terkenal, terharu, terkejut dan lain-lain. 4. Afiks ber- : beruntung, berbahaya, berkembang dan lain-lain. Menurut Alwi (2003:172) kata sifat menunjukkan adanya dua tipe pokok: 1. Kata sifat bertaraf yang mengungkapkan suatu kualitas. Yang termasuk kata sifat bertaraf yaitu: aman, bersih berat, merah, lambat, lambat, jauh, bangga, lembut dansebagainya. 2. Kata sifat tak bertaraf mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. Kata sifat tak bertaraf menempatkan acuan nomina yang diwatasinya di dalam kelompok atau golongan tertentu. Kehadirannya di dalam lingkungan itu tak dapat bertaraf-taraf, seperti: mutlak, tentu, kekal, ganda, dan sebagainya. Ada beberapa kata sifat yang dapat dipakai sebagai kata sifat bertaraf dan sebagai kata sifat tak bertaraf sekaligus. Hal itu bergantung pada makna yang akan disampaikan. Ambillah sebagai contoh kata sifat sadar. Pada frasa rakyat yang sadar kata sadar termasuk adjektiva bertaraf dengan makna insaf akan keadaan sosial politik. Rakyat itu dapat bertaraf-taraf kesadarannya sehingga dapat dikatakan lebih sadar, kurang sadar, sangat sadar. Namun, pada kalimat Pasien itu hingga sekarang belum sadar kata sadar merupakan adjektiva tak bertaraf yang bermakna keadaan ingat akan dirinya. Pada pemakaian seperti itu orang hanya dapat dikatakan sadar atau tidak sadar, dan karena itu tidak mungkin ada pewatasan kualitas atau intensitas. 17
10 2.3.3 Definisi Verba Menurut Sakri (1994:53) verba atau kata kerja adalah kata yang melambangkan sesuatu perbuatan (aksi) atau kegiatan. Verba atau kata kerja dapat diidentifikasi dan dibedakan dari kelas kata lain karena memiliki ciri-ciri berikut ( Alwi, et al., 2003:87): a. Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain. b. Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. Misalnya kata membesar menyatakan perubahan dari suatu keadaan yang kecil ke keadaan yang tidak kecil lagi. c. Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapt diberi prefiks ter yang berarti paling. Misalnya, verba seperti mati atau suka tidak dapat diubah menjadi termati atau tersuka. d. Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan. Tidak ada bentuk seperti agak belajar, sangat pergi, dan bekerja sekali. Bahasa Indonesia pada dasarnya mempunyai dua macam bentuk verba (Alwi, et al., 2003: ), yakni: a. Verba Asal yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks atau imbuhan. Misalnya, kata tinggal, mati, lahir, dan lain-lain. b. Verba Turunan yaitu verba yang dibentuk melalui pengafiksan atau menambahkan imbuhan. Ada empat macam afiks atau imbuhan yaitu: 1) prefiks yang diletakkan di awal kata; 2) sufiks diletakkan di akhir kata; 3) konfiks merupakan gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit kata dasar dan 18
11 membentuk satu kesatuan; 4) infiks atau sisipan adalah bentuk afiks yang ditempatkan di tengah kata dasar. Menurut Alwi, et al (2003:103), dalam bahasa Indonesia terdapat prefiks verbal yaitu meng- (mengambil, mengikat), per- (perlebar, perluas), dan ber- (berunding, beranting). Disamping itu terdapat pula prefiks di- (dibuat, dipagar) dan ter- (terpercaya, tercermin) yang menggantikian meng- pada jenis klausa atau kalimat tertentu. Jumlah sufiks untuk verba ada tiga, yakni kan (daratkan, kuningkan), -i (adili, dekati), dan an (jualan, pacaran). Konfiks verba adalah ke-an (kelaparan, kecurian) dan ber-an (berjatuhan, berjualan). 2.4 Teori Terjemahan Pada sub bab ini penulis akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan terjemahan Pengertian Penerjemahan Menurut Simatupang (2000: 2) menerjemahkan adalah mengalihkan makna yang terdapat dalam bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dan mewujudkannya kembali di dalam bahasa sasaran dengan bentuk-bentuk yang sewajar mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran. Ada banyak pengertian mengenai penerjemahan yang dapat ditemukan dalam setiap buku mengenai penerjemahan. Menurut Catford (1965:1) menerjemahkan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam bahasa: proses mengganti teks dari suatu bahasa ke teks dalam bahasa lain (Catford, 1965:1). Ia juga mengatakan bahwa "Menerjemahkan adalah mengganti kata-kata dari suatu bahasa (BSu) ke bahasa lain (BSa) dengan susunan material yang ekuivalen". 19
12 Forster dalam Nida (1964: 192) menggaris bawahi bahwa penerjemahan yang bagus adalah "Penerjemahan yang memenuhi tujuan yang sama seperti dalam teks bahasa sumber". Knox dalam Nida (1964: 164) juga mengemukakan bahwa penerjemahan yang bagus adalah penerjemahan yang dapat dibaca dengan ketertarikan dan kenikmatan yang sama seperti yang ditemukan dalam bentuk aslinya. Proses merubah bentuk tulisan maupun lisan dari satu bahasa ke bahasa lain disebut translation. Proses yang dimaksud disini adalah langkah dalam menerjemahkan. Oleh karena itu, penerjemah maupun pembelajar bahasa asing diharapkan mengenal setiap langkah yang harus dikerjakan dalam merubah tulisan (teks) dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa target (BSa). Itulah yang disebut dengan membuat terjemahan atau menerjemahkan menurut Newmark (1981). Langkah-langkah dalam menerjemahkan teks menjadi kegiatan setiap orang yang ingin menyampaikan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Maka dari itu, sebagai seorang penerjemah perlu untuk memperhatikan bentuk teks dalam bahasa sumber karena translation adalah kegiatan merubah bentuk kalimat bahasa sumber ke bentuk kalimat bahasa target dengan memperhatikan struktur semantik. Makna adalah satusatunya hal yang harus tetap dijaga dan tidak boleh berubah dari bahasa sumber. Bagaimanapun juga, yang boleh berubah dalam translation hanyalah bentuk kalimat (Larson, 1984: 3). Oleh karena itu, seorang penerjemah harus mengetahui bahwa dalam menerjemahkan bukan hanya masalah pengertian/makna yang harus diperhatikan. Akan tetapi bentuk bahasa juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengertian/makna yang ekuivalen dan bentuk bahasa dalam bahasa target seperti yang dikatakan Nida dalam Lie (2005): 20
13 "Translation consists of reproducing in the receptor language the clostest natural equivalent to the message of the (original) language, first in terms of meaning and secondly in terms of style. By natural, we mean that the equivalent meaning forms should not be 'foreign' either in form or meaning." Terjemahan: Menerjemahkan adalah mereproduksi bahasa sumber ke bahasa target dengan pengertian yang alami yang memiliki pengertian yang semirip mungkin. Pertama adalah makna, dan kedua adalah gaya. Yang dimaksud menerjemahkan dengan alami adalah bahwa makna yang ekuivalen tidak boleh asing baik dalam bentuk kalimat maupun makna menurut kaidah BSa Yang dimaksud dengan source language (bahasa sumber) dan receptor language (bahasa target) yang disebut diatas menurut Nida dalam Lie (2005) adalah; source language adalah bahasa yang akan diterjemahkan, sedangkan yang dimaksud dengan receptor language adalah bahasa hasil terjemahan. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis akan memfokuskan pada analisis teks bahasa Jepang sebagai bahasa sumber dan bahasa Indonesia sebagai bahasa target. Menerjemahkan bukanlah suatu kegiatan yang sederhana (Larson, 1984: 22). Karena bukan hanya bahasa yang berbeda, tetapi setiap bahasa memiliki kode dan peraturan yang berbeda satu sama lain. Seperti yang kita ketahui, dalam bahasa Indonesia tidak mengenal tenses, tetapi dalam bahasa Jepang mengenal tenses. Selain itu, Jepang dan Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat berbeda yang mungkin tidak akan dapat diterjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Sehingga penerjemahan tidak bisa dilakukan hanya dengan menerjemahkan secara harafiah. Setelah mengemukakan beberapa pengertian tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa menerjemahkan adalah merubah bahasa sumber ke bahasa target tanpa merubah pengertian. Dan itu berarti bahwa sebelum menerjemahkan, seorang penerjemah harus 21
14 mengenal target pembaca hasil terjemahannya. Penerjemahan yang baik adalah penerjemahan yang memberikan kepuasan bagi pembacanya seperti membaca teks aslinya. Menurut Hoed (1992:4) penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihkan amanat dari satu bahasa, yaitu bahasa sumber (disingkat BSu) ke dalam bahasa lain yaitu bahasa sasaran (disingkat BSa). Dengan demikian, dalam penerjemahan selalu terlibat dua bahasa. Bila suatu teks tertulis dalam BSu, akan disebut teks sumber (disingkat TSu), dan bila suatu teks tertulis dalam BSa, akan disebut teks sasaran (disingkat TSa). Menurut Finlay dalam Simatupang (2002: 2) idealnya, hasil penerjemahan seharusnya memberikan rasa yang sama seperti membaca teks aslinya yang membuat pembaca tidak menyadari bahwa dia sedang membaca suatu terjemahan Pergeseran Penerjemahan Berdasarkan konsep kesetaraan penerjemahan, tidak semua elemen dari satu bahasa sama dengan elemen yang ada di bahasa lain. Pergeseran penerjemahan terjadi pada beberapa poin dan level teks. Pergeseran penerjemahan terjadi tidak ada kesesuaian suatu ekspresi dari teks bahasa sumber untuk direalisasikan secara ekuivalen dalam bahasa sasaran. Pergeseran penerjemahan, sebuah konsep yang diasosiasikan oleh Catford dalam Machali (1998:12) sebagai bentuk berbeda yang dihasilkan oleh orang yang berbeda, Larson (1989:20) menyebutnya sebagai ketidaksesuaian struktur, dan Newmark (1989:9) mengartikannya sebagai konsep perubahan. Menurut Halliday dalam Machali (1998:150), ada dua jenis pergeseran penerjemahan yang bisa terjadi. Yang pertama adalah obligartory shift atau pergeseran tetap yang bisa berupa pergeseran struktur 22
15 gramatikal, kohesi, dan pengucapan. Sedangkan yang kedua adalah optional shift atau pergeseran pilihan. Optional shift bisa berupa pergeseran makna, referensi, interpersonal, dan tekstual. Penelitian ini termasuk dalam obligartory shift atau pergeseran tetap secara gramatikal. Dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:134), gramatika sering diartikan sebagai aturan-aturan menyusun bentuk satuan bahasa tertentu. Yang dimaksud bahasa tertentu disini yaitu bahasa alami tertentu, bisa bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Cina, dan sebagainya, lalu yang disebut bentuk satuan bahasa biasanya mengacu pada kata, klausa, kalimat, wacana, dan sebagainya. Sehingga dalam penelitian ini, yaitu pergeseran penerjemahan kata benda bahasa Jepang menjadi kata sifat bahasa Indonesia yang merupakan pergeseran kelas kata termasuk dalam pergeseran tetap atau obligartory shift secara gramatikal dimana kelas kata tersebut merupakan bagian dari gramatika. Pergeseran penerjemahan ini terkadang terjadi karena penerjemah tidak bisa menemukan bentuk yang benar-benar sama dengan teks bahasa sumber, sehingga perlu direalisasikan ke dalam bahasa sasaran. Hal ini dilakukan untuk membuat teks ini dapat diterima dalam masyarakat bahasa sasaran. Dalam penerjemahan, pergeseran atau shift rank merupakan hal yang wajar terjadi sebagaimana Vinay and Darbelnet's dalam Newmark (1989:10) yang mencontohkan beberapa shift rank, yaitu: 1. Kata kerja dalam BSu menjadi kata benda dalam BSa 2. Kata hubung dalam BSu menjadi kata kerja tidak beraturan dalam BSa 3. Klausa dalam BSu menjadi sekumpulan kata benda dalam BSa 4. Sekumpulan kata kerja dalam BSu menjadi kata kerja dalam BSa 5. Sekumpulan kata benda dalam BSu menjadi kata benda dalam BSa 23
16 6. Kalimat rumit dalam BSu menjadi kalimat biasa dalam BSa Simatupang (2000:74-82) menyebutkan jenis-jenis pergeseran dalam terjemahan sebagai berikut : 1. Pergeseran pada tataran morfem Bahasa Inggris impossible recycle Bahasa Indonesia tidak mungkin daur ulang 2. Pergeseran pada tataran sintaksis a. Kata ke frasa Bahasa Inggris girl stallion Bahasa Indonesia anak perempuan kuda jantan b. Frasa ke klausa TSu: Not knowing what to say, (he just keep quiet) TSa: (Karena) dia tidak tahu apa yang hendak dikatakannya, (...) c. Frasa ke kalimat TSu: His misinterpretation of the situation (caused his downfall). TSa: Dia salah menafsirkan situasi (dan itulah yang menyebabkan kejatuhannya) d. Klausa ke kalimat TSu: Her unusual voice and singing style thrilled her fans, who reacted by, screaming, crying, and clapping. TSa: Suaranya yang luar biasa dan gayanya bernyanyi memikat para penggemarnya. Mereka memberikan reaksi dengan berteriak-teriak dan bertepuk tangan. 24
17 e. Kalimat ke wacana TSu: Standing in a muddy jungle clearing strewn with recently felled trees, the Balinese village headman looked at his tiny house at the end of a line of identical buildings and said he felt strange. TSa: Kepala kampong orang Bali itu berdiri di sebuah lahan yang baru dibuka di tengah hutan. Batang-batang pohon yang baru ditebang masih berserakan di sana-sini. Dia memandang rumahnya yang kecil yang berdiri di ujung deretan rumah yang sama bentuknya dan berkata bahwa dia merasa aneh. 3. Pergeseran kategori kata a. Nomina ke adjektiva TSu: He is in good health. TSa: Dia dalam keadaan sehat. b. Nomina ke verba. TSu: We had a very long talk. TSa: Kami berbicara lama sekali. 4. Pergeseran pada tataran semantik Pergeseran makna pada tataran semantik dapat berupa pergeseran makna generik ke makna spesifik maupun sebaliknya. Misalnya pada penerjemahan kata bahasa Inggris leg atau foot ke dalam bahasa Indonesia, maka padanan yang paling dekat untuk kedua kata tersebut adalah kaki. Di sini penerjemahan bergerak dari makna spesifik ke makna generik. 5. Pergeseran makna karena perbedaaan sudut pandang budaya Pergeseran makna juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan budaya penutur bahasa-bahasa yang berbeda. Misalnya orang Inggris menghubungkan ruang angkasa 25
18 dengan kedalaman, sedangkan orang Indonesia dengan ketinggian dan kejauhan. Jadi orang Inggris akan mengatakan The space-ship travelled deep into space, sedangkan orang Indonesia akan berkata kapal ruang angkasa itu terbang tinggi sekali di ruang angkasa. 26
Bab 2. Landasan Teori. Menurut Okutsu (1990:13) yang dimaksud dengan meishi ( 名詞 ) adalah 名詞は自立 語である 文の構造には主題となったっり 補足語となったり 述語となった
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Meishi ( 名詞 ) dan Doushi ( 動詞 ) Dalam sub bab ini akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan kata benda ( 名詞 ) dan kata kerja ( 動詞 ) bahasa Jepang. 2.1.1 Definisi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam sub bab ini secara umum akan membahas mengenai teori yang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penerjemahan Dalam sub bab ini secara umum akan membahas mengenai teori yang berhubungan penerjemahan. 2.1.1 Pengertian Penerjemahan Menurut Simatupang (2000: 2) menerjemahkan
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Terjemahan merupakan penghubung antar bangsa-bangsa di dunia yang berbeda
Bab 5 Ringkasan Terjemahan merupakan penghubung antar bangsa-bangsa di dunia yang berbeda bahasa dan budayanya. Menurut Hoed (1992: 4) penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihkan amanat dari satu bahasa,
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. tingkat kelas kata yaitu dari kata benda bahasa Jepang menjadi kata sifat bahasa
Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai pergeseran penerjemahan pada tingkat kelas kata yaitu dari kata benda bahasa Jepang menjadi kata sifat bahasa Indonesia, lalu kata kerja
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan pleh akal budi
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 :588) gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Yang disebut dengan Hinshi adalah pengelompokan kata yang
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA
ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi suatu
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan
BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang alami maupun tidak, sebab dan akibat dari suatu kesalahan berbahasa.
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik
Lebih terperinciABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu
ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas
Lebih terperinciPERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK
PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu dalamnya, sehingga makhluk hidup selain manusia tidak mampu melakukan seperti yang dilakukan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Terjemahan Ada banyak pengertian mengenai penerjemahan yang dapat ditemukan dalam setiap buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu adalah
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang baik perlu mempertimbangkan sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Joshi( 助詞 ) Dalam kalimat bahasa Jepang, joshi( 助詞 )memiliki peranan yang sangat vital, baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata
Lebih terperinciぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.
Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Joshi dalam bahasa Indonesia biasa disebut partikel merupakan kata bantu dalam bahasa Jepang. Partikel adalah suatu kesatuan yang berdiri sendiri dan hanya akan memiliki
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi Evaluasi pendidikan adalah salah satu tugas penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Porsi terbesar dari evaluasi pendidikan adalah pada aspek belajar
Lebih terperinciBab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat, arah, dan waktu (Masuoka, 1993: 49). Meishi memiliki jenis-jenis dan fungsi yang berbeda-beda. Pada kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Joshi adalah penghubung atau kata bantu didalam kalimat dari satu kata ke kata lain atau dari satu klausa ke klausa lain (Masuoka, 1993, hal:49). Joshi sendiri memiliki beberapa jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Objek linguistik adalah bahasa. Menurut Keraf (1994:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan hinshi. Menurut Masuoka dan Takubo (1993:4) yang dimaksud dengan hinshi adalah: 語は文の材料であり ぶんの組み立てる上で一定の働きをする
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. Begitu pula dalam bahasa Jepang yang memiliki ciri khusus. Salah satu ciri khusus tersebut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik
BAB 2 LANDASAN TEORI Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik Yule (2006:3-5) menyatakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi paling dasar yang digunakan manusia dan memiliki ciri khas yang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut:
Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut: ある語に付加的要素が付いてできる語を派生語という この付加的要素を 接辞 という また 接辞の付加を受ける 派生語の中心要素を 派生語幹
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa. Menurut Sutedi, bahasa digunakan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sinonim dan Sinonimi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna dari kata sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Sedangkan
Lebih terperinci3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.
Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Menurut Kridalaksana (2001:21), bahasa adalah sistem lambang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Menurut Kridalaksana (2001:21), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori Pada bab satu Pendahuluan telah dijelaskan bahwa bahasa dapat menunjukan dari lingkungan sosial seperti apa seseorang itu berasal. Selain itu bahasa juga dapat mengidentifikasi sisi
Lebih terperinciDikerjakan O L E H SUNITA BR
PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan.
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd
ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktifitas komunikasi untuk berinteraksi satu sama lain. Untuk itu dipergunakanlah bahasa sebagai media untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri) dipakai setelah suatu kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.
Lebih terperinciPENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM
PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang definisi atau pengertian tentang Hinshi, Joshi, Kakujoshi serta penjelasan fungsi partikel ga dalam bahasa Jepang berdasarkan dengan data
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Hinshi Secara umum, pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan Hinshi. Menurut Iori, et al. (2000:340) menyatakan bahwa: 品詞とは文の中での働きと活用のしかたで分類した語のグループです yang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori 品詞 ) 2.1 Teori Kelas Kata ( 品詞 Sama halnya dengan bahasa-bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga mengenal kelas kata atau hinshi ( 品詞 ). Pada setiap kelas kata (hinshi) tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana pokok yang digunakan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kontrastivitas Kata Majemuk Bahasa Jepang dan Bahasa Bali. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antarunsur dan makna kata majemuk bahasa Jepang dan bahasa Bali serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran maupun perasaan (Sutedi: 2003:2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam sub bab ini akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Terjemahan Dalam sub bab ini akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan terjemahan. 2.1.1 Pengertian Terjemahan Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud dengan menerjemahkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015
PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori
Bab 2 Landasan Teori Dalam penulisan skripsi pada bab ini, penulis akan menguraikan teori yang akan digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori yang digunakan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat yang tidak sesuai dengan maksud si pembicara, sehingga maksud dan keinginan yang dikehendaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Bahasa pun bersifat unik, dalam arti setiap bahasa mempunyai
Lebih terperinciBAB 2 Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini, penulis akan memaparkan teori yang akan digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Discourse Manusia menggunakan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik yang berkembang di Indonesia. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang memiliki makna dengan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa Indonesia maupun bahasa asing tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang harus diperhatikan. Demikian juga dalam mempelajari bahasa Jepang, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi
Lebih terperinciKARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN
KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Pemakaian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab dua, penulis akan menuliskan beberapa teori yang akan digunakan untuk mendukung analisis makna fukugoukeiyoushi kusai pada bab tiga. Teori dasar yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan beberapa landasan teori untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Teori-teori yang digunakan tersebut antara lain: 2.1 Tinjauan
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG
Lebih terperinciPENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI
PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI
KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori
Lebih terperinci