7) Oksida dan Hidroksida

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "7) Oksida dan Hidroksida"

Transkripsi

1 7) Oksida dan Hidroksida 7.1) Pendahuluan Banyak batuan, mineral primer dan sekunder mengandung ion: silika, besi, aluminium, mangan, dan/atau titanium dalam jumlah kecil. Pada Bab 5 telah dibahas tahapan pelapukan dan transformasi mineral. Oksida dan hidroksida mungkin hadir sebagai mineral primer (sebagai warisan dari bahan induk) atau mineral sekunder/mineral pedogenik (terbentuk sebagai hasil genesis tanah), yang melibatkan beberapa proses penting a.l.: Pembebasan ion-ion logam dari mineral Translokasi ion logam Proses transformasi, seperti oksidasi-reduksi dan kompleksasi Pelepasan ion-ion seperti Si 4+, Al 3+, Fe 2+, Mn 2+ keluar dari struktur mineral dapat terjadi karena protonasi atau oksidasi. Apabila tersedia proton (proton hasil reaksi CO 2 + H 2 O H + + HCO 3 ) silikat dapat pecah mengikuti reaksi protonasi sbb: Fe 2+ yang dibebaskan mungkin segera teroksidasi apabila kondisi lingkungan aerob, atau dapat juga migrasi sehingga mencapai zona oksigen atau tetap berada dalam kondisi reduksi. Oksidasi dapat terjadi (i) sebagian pada bagian dalam mineral, mengakibatkan mineral menjadi tidak stabil, ion yang teroksidasi terlepas dan keluar dari struktur mineral, atau (ii) di dalam larutan, sebagai contoh: oksidasi Fe 2+ (ion ferro) menjadi Fe 3+ (ion ferri) yang dapat ditulis sbb: Setelah terlepas, besi kemudian terhidrolisis ketika terjadi kontak dengan H 2 O. Kecendrungan terhidrolisis dan membentuk hidroksida dari Fe 2+ disebabkan oleh dua karakteristik besi e.g. affinitas tinggi terhadap OH ligand, membuat kation besi terhidrat bersifat asam kuat dan cepat mengalami polimerisasi seketika saat hidrolisis berlanjut. Hidroksida besi yang dihasilkan mempunyai kelarutan rendah dan biasanya stabil pada kisaran ph > 3. Meskipun demikian hidroksida besi tetap rentan terhadap transformasi apabila kondisi reduksi meningkat sbb: Kondisi tereduksi terjadi apabila: (i) bilamana oksigen terbatas (karena telah digunakan oleh mikroorganisme aerob, atau karena jenuh air), (ii) terdapat sumber bahan organik, dan (ill) Universitas Gadjah Mada 53

2 kondisi lingkungan sesuai dengan mikroorganisme anaerob untuk mendorong transfer elektron ke Fe 2+ sebagai bagian dari proses metabolisme. Reaksi redoks dipercepat di dalam tanah oleh aktivitas mikroorganisme (berfungsi sebagai katalis reaksi). Proses reduksi sering digambarkan dalam istilah potensial redoks (Eh) diukur dalam mv. Potensial redoks tinggi sama dengan kondisi keudaraan lingkungan baik (well aerated), dan redoks potensial rendah berarti kondisi lingkungan jenuh air (langka udara). Tanah yang jenuh air meniadi langka oksigen karena oksigen yang tersedia segera dikonsumsi mikroorganisme aerob sedangkan proses diffusi tidak mampu mengganti oksigen dengan cepat. Kemudian. proses dekomposisi dilanjutkan oleh mikroorganisme anaerob dan fakultatif. Dalam kondisi langka udara, akseptor elektron yang lain mulai berfungsi. Bilamana terjadi banjir, reduksi oksigen yang tersisa akan berlangsung pertama kali diikuti oleh reduksi nitrat, kemudian mangan, besi, sulfat dan karbon dioksida (Garnbar ). Reduksi oksigen terjadi karena oksigen dikonsumsi oleh mikroorganisme, NO 3 berfungsi sebagai penerima (akseptor elektron yang melibatkan organism-n yang pada akhirnya mengeluarkan N- Universitas Gadjah Mada 54

3 tereduksi. Reduksi Mn dapat diawali oleh kehadiran NO 3 -. tetapi hal ini tidak berlaku untuk Fe. Reduksi sulfat melibatkan bakteria pereduksi sulfat. Kehadiran oksida dan hidroksida di dalarn tanah mencerminkan kondisi lingkungan pedogenesis (pembentukan tanah). Bahan induk, lengas tanah, bahan organik, ph dan Eh mengendalikan pembentukan berbagai tipe oksida dan hidroksida di dalam tanah. Karena oksida dan hidroksida yang terutama terdiri atas oksida dan hidroksida besi dan mangan memperlihatkan warna yang berbeda maka kedua oksida dan hidroksida ini dapat digunakan sebagai mdikator proses pedogenesis. Satu hal yang perlu ditekankan ialah bahwa proses pedogenesis yang berlangsung di dalam tanah mengalami modifikasi secara terus-menerus (dinamis), karena itu sifat-sifat tanah yang dapat diamati di lapangan eg. wama tanah yang merupakan cerminan kehadiran atau ketidak hadiran oksida dan hidroksida serta distribusinya di dalam tanah juga ikut berubah. Oksida dan hidroksida merupakan penjerap kuat untuk: Universitas Gadjah Mada 55

4 Ion inorganik, seperti silikat, fosfat, dan molybdat Anion dan molekul organik, misalnya: sitrat, fulfat, dan humat Kation seperti Al, Cu, Pb, V, Co, Cr, dan Ni, sebagian diantaranya esensial bagi pertumbuhan tanaman. Universitas Gadjah Mada 56

5 Arti penting dalam pedologi Horizon yang mengandung nodul atau konkresi besi, aluminium, mangan atau titanium, digunakan tanda huruf c. Huruf g digunakan untuk gley yang ditandai oleh warna (chroma) rendah (< 2). Pada horizon illuvial, akumulasi bahan organik dengan atau tanpa sesquioksida di tandai dengan huruf h. Apabila komponen sesquioksida mengandung besi dalam jumlah cukup sehingga warna chroma > 3 digunakan huruf hs. Akumulasi residual sesquioksida pada pelapukan yang sangat intensif diberi simbol o Oksida dan Hidroksida Besi Mineral primer yang mengandung besi antara lain adalah biotite, pyroxene, amphibole, dan olivine. Oksida dan hidroksida besi terbentuk lewat protonasi dan pelepasan ion Fe dari mineral primer atau mineral sekunder atau dapat juga terbentuk karena oksidasi. Keberadaan berbagai bentuk oksida/hidroksida besi memberikan informasi yang penting tentang kondisi lingkungan pembentukan tanah. Sifat lain yang penting dari Fe adalah bentuk kation besi yang sensitif terhadap perubahan status redoks tanah. Warna tanah dapat memberikan petunjuk tentang kondisi drainase di dalam tanah. Pada umumnya besi pada tanah-tanah yang tidak mempunyai drainase terhambat akan terdapat dalam bentuk Fe 3+ yang biasanya berwarna kemerahan, atau kekuningan atau kecoklatan. Kondisi drainase yang makin terhambat akan tercermin pada perubahan warna tanah terutama tanah bawahan (subsoil) yang menunjukan pengaruh dari ion Fe 2+ yang sangat tipikal memberikan warna kelabu kebiruan (bluish grey). Tanah-tanah yang menunjukan gejala semacam ini sering disebut tanah hidromorfik atau redoksimorfik. Tanah yang terdapat dalam kondisi antara drainase baik dan tergenang dan mengalami keadaan tereduksi secara periodik akan menghasilkan bagian-bagian tertentu pada horizon tanah yang memperlihatkan keragaman warna tanah. Keragaman warna ini dapat merupakan kombinasi dari warna kemerahan (chroma tinggi) yang mengandung konsentrasi oksida besi, keputihan atau keabuan (chroma rendah) dan kadang-kadang terdapat daerah berwarna kelabu kebiruan (zone gley ~ besi dalam bentuk Fe 2+ -oksida). Di lapangan, warna antara zone chroma rendah yang merupakan zone illuviasi Fe lokal dan zone kelabu kebiruan karena gley tidak selalu dapat dibedakan dengan mudah. Kenampakan kedua warna di atas mencerminkan kondisi tereduksi dengan intensitas translokasi Fe 2+ yang berbeda. Warna tanah dan terutama pola redoksimorfik digunakan sebagai petunjuk di lapangan tentang kondisi drainase. Munculnya gejala redoksimorfik tersebut disesuaikan dengan kondisi lapangan. Hal ini sangat penting karena pola sebaran warna Fe-oksida dapat tidak mencerminkan proses yang berlangsung saat ini. Dengan perkataan lain, sebagian Fe- Universitas Gadjah Mada 57

6 oksida yang berada di dalam tanah mungkin telah terbentuk dibawah kondisi yang sangat berlainan dengan yang berlaku saat ini, atau mencerminkan warna dari Fe-oksida warisan, atau berasal dari mineral lain e.g. glauconite (warna kehijauan yang dapat membingungkan dengan wama gley) yang tidak mengalami alterasi yang berarti selama pedogenesis. Seskwioksida adalah istilah yang digunakan untuk oksida besi dan aluminium. Selaput seskwioksida (ferran) dapat terbentuk lewat reduksi dan pelarutan Fe dibawah kondisi anaerob diikuti oksidasi dan deposisi dalam kondisi aerob. Apabila oksida besi (dan oksida mangan) terkonsentrasikan di dalam horizon tanah akan sangat memungkinkan terbentuknya lapisan tersementasi, disebut fragipan (ditandai huruf x ) yang keras sampai sangat keras dan rapuh bilamana kering. Sebaliknya zone penipisan Fe (depletion zone) disebut neoalbans, yang dapat dijumpai pada horizon eluviasi. Istilah plinthite digunakan untuk horizon B atau C (ditandai v ) yang merupakan bentukan miskin humus kaya besi. Bahan ini biasa-nya tersusun atas warna merah, kuning dan kelabu dan mengeras tidak balik (irreversible) menjadi batubesi (ironstone) atau padas besi pada pembasahan dan pengeringan berulang-ulang (Gambar 7.3). Oksida dan hidroksida besi sangat stabil pada kondisi aerob, tetapi menjadi mudah larut pada kondisi anaerob (potensial redoks rendah). Oksida-oksida ini mampu membentuk kompleks metal-organik, dimana ion metal diikat oleh gugus fungsional seperti -COOH, =CO, -OH, -CCH 3, -NH 2, -SH menjadi ikatan organik membentuk struktur cincin (ring structure). Kompleks ini sangat stabil dan disebut chelate. Pada Gambar 7.4. disajikan diagram stabilitas Eh-pH untuk berbagai oksida dan hidroksida besi. Diagram ini dapat digunakan untuk meramalkan kapan spesies besi tertentu teroksidasi atau terreduksi. Oksidasi reduksi dapat terjadi diluar batas-batas diagram ini hanya apabila diperantarai oleh mikroorganisme. Universitas Gadjah Mada 58

7 Universitas Gadjah Mada 59

8 Dapat dibedakan beberapa jenis oksida dan hidroksida Fe, yang berbeda dalam hal struktur dan beberapa sifat yang lain (e.g. warna, kelarutan, reaksi thermal). Unit dasar oksida dan hidroksuda besi adalah Fe(O, OH) 6 oktahedral. Keragaman diantara oksida dan hidroksida besi terutama karena perbedaan dalam pengaturan (arrangement) dari oktahedral. Berikut ini adalah 6 oksida dan hidroksida Fe yang paling penting dan banyak dijumpai di dalam tanah: Goethite (α-feooh) Adalah oksida besi yang paling banyak dijumpai yang dicirikan oleh warna coklat kekuningan. Pada konsentrasi tinggi mineral ini dapat tampak berwarna coklat gelap atau hitam. Goethite dijumpai pada berbagai iklim dan kondisi hidrologi dan secara thermodinamik adalah mineral oksida besi yang paling stabil. Berbagai kondisi lingkungan cenderung mendorong pembentukan goethite daripada hematite, yaitu antara lain terdapat temperatur dingin, kondisi tanah lembab dan bahan organik dalam jumlah besar. Pada kondisi yang menguntungkan goethite dapat terbentuk dari semua sumber Fe. Hematite (α-fe 2 O 3 ) Mineral ini dicirikan oleh warna merah kuat dan terdapat terutama pada tanah dengan drainase baik di daerah sedang sampai tropis. Hematite juga dijumpai pada lokasi terbatas di daerah dingin sebagai mineral primer, atau sebagai mineral sekunder pada tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut yang mungkin terbentuk dibawah iklim yang lebih hangat dibandingkan dengan iklim saat ini. Pembentukan hematite menyukai kondisi kering dan hangat dengan bahan organik rendah. Di daerah tropik terdapat wilayah luas dengan tanah atasan berwarna kuning (kaya bahan organik) mengatasi tanah bawahan berwarna merah yang sering mengandung/memperlihatkan bingkai kuning sekeliling jalur akar. Ini menyokong konsep anti hematik efek (antihematic) dan bahan organik e.g. pembentukan hematite terhambat karena keberadaan bahan organik dalam jumlah besar. Hematite boleh jadi terbentuk dari ferrihydrite (5Fe 2 O 3.9H 2 O) lewat aggregasi, dehidrasi, pengaturan struktur internal dan partikel ferrihydrite. Hal ini didasarkan bahwa ferrihydrite mempunyai struktur mirip hematite, kecuali sangat berantakan (disorder) dan terhidrat. Lebih lanjut, ferrihydrite dianggap sebagai pendahulu (precursor) dalam proses pembentukan hematite. Lepidocrocite (γ-feooh) Mineral ini dicirikan oleh warna jingga kuat. Lepidocrocite biasanya terdapat bersamaan dengan goethite di tanah dengan kondisi drainase terbatas. Mineral ini terbentuk dari oksidasi Fe 2+, yang biasa terjadi pada tanah-tanah basah. Pembentukan lepidocrocite Universitas Gadjah Mada 60

9 menyukai kecepatan oksidasi rendah dan konsentrasi aluminium do dalam larutan tanah rendah. Lepidocrocite jarang dijumpai pada tanah sangat masam yang di dalam larutan tanah mengandung aluminium. Maghemite (γ-fe 2 O 3 ) Maghemite terdapat di dalam banyak macam tanah, terutama di daerah tropis dan subtropis, dengan warna yang beragam berkisar dari merah ke coklat. Oksida besi ini terdapat di dalam tanah terutama berasal dari batuan beku alkalis. Beberapa cara pembentukan di dalam tanah a.l.; Oksidasi dari magnetite Dehidrasi dari lepidocrocite Transformasi lewat pemanasan antara C dari oksida besi yang lain dalam keadaan ada bahan organic Magnetite (Fe 3 O 4 ) Merupakan mineral primer yang tidak terbentuk di dalam tanah lewat proses pedogenesis. Terdapat di dalam tanah dalam bentuk butir hitam tunggal tidak beraturan dan dijumpai dalam kebanyakan tanah. Mineral ini cukup tahan terhadap pelapukan meskipun berubah lambat menjadi ferrihydrite, goethite atau hematite (via ferrihydrute). Ferrihydrite (5Fe 2 O 3.9H 2 O) Adalah Fe-oksida yang banyak dijumpai di dalam tanah berwarna coklat kemerahan apabila tidak terselaputi oleh pigmen lain. Struktur sangat tidak beraturan (poorly ordered), mirip hematite dan sebelumnya disebut ferrihidroksida amorf. Pembentukan mineral ini menyukai oksidasi cepat dan Fe dengan ada bahan organik dan/atau silika dalam konsentrasi tinggi. Mineral ini terdapat dalam jumlah terbatas pada tanah-tanah di daerah tropis yang tidak memiliki kondisi di atas. Anion fosfat ternyata mendorong pembentukan ferrihydrite. Keberadaan ferrihydrite merupakan petunjuk bahwa kondisi lingkungan tidak menguntungkan pertumbuhan kristal. Meskipun demikian ferrihydrite dianggap sebagai oksida besi muda yang sejalan dengan skala waktu pedogenesis akan terubahkan menjadi lebih stabil dan lebih kristalin. Beberapa mineral besi yang cukup penting dan terdapat di dalam tanah: Siderite (FeCO 3 ). Dijumpai pada tanah-tanah tergenang (lingkungan tereduksi), berwarna kehijauan/ biru. Vivianite [Fe 3 (PO 4 )] 2.H 2 O. Dijumpai pada tanah-tanah tergenang (lingkungan tereduksi), berwarna kehijauan/biru. Universitas Gadjah Mada 61

10 Pyrite (FeS). Dijumpai pada tanah-tanah tergenang (lingkungan tereduksi), berwarna hitam Oksida dan Hidroksida Aluminium Oksida dan hidroksida aluminium mempunyai warna putih kekelabuan tidak menyolok. Pada tanah masam, deposit aluminium hidroksida amorf terbentuk dalam ruang antar lapisan (interlayer), dan sebagai selaput pada mineral lempung pada umumnya. Bahan amorf ini lambat laun mengkristal membentuk gibbsite (γ-al(oh) 3 ) yang merupakan mineral aluminium hidroksida utama di dalam tanah dan sangat stabil. Mineral ini dapat terhidrasi membentuk boehmite (α-alooh) yang umum terdapat pada deposit bauxite tetapi tidak selalu dijumpai di dalam tanah. Gibbsite terakumulasikan di dalam tanah-tanah tua yang telah mengalami pelapukan lanjut dan pada tanah-tanah yang lebih muda di daerah tropis. Al 3+ di dalam larutan tanah terhidrolisis menghasilkan H + menurut reaksi di bawah ini: Ion aluminium hidroksida dapat juga terhidrolisis mengikuti reaksi sbb: Dengan demikian sumber utama H + di dalam tanah masam sedang dan sangat masam adalah hidrolisis dari aluminium. Ion Al 3+ mempunyai muatan yang lebih besar dibandingkan dengan kation-kation lain seperti K +, Na +, Ca 2+, atau Mg 2+. Di dalam tanah dengan ph < 5 Universitas Gadjah Mada 62

11 kation-kation ini yang semula terikat di dalam struktur mineral ditukar oleh Al 3+ sehingga terbebaskan dan menjadi bentuk yang lincah serta mudah terlindi keluar dari solum. 7.4) Oksida dan Hidroksida Mangan Pelapukan mineral primer yang mengandung Mn 2+, seperti biotite, pyroxene, amphibole, pada lingkungan aerobik menghasilkan Mn 4+ berwarna coklat atau hitam. Reaksi dapat dituliskan sebagai berikut: Pyrolusite (MnO 2 ) merupakan mangan oksida yang sangat stabil. Mangan sering bersekutu dengan ion-ion lain seperti Ba, Ca, K, Na, Li, NH 4, Co, Cu, dan Ni karena itu oksida dan hidroksida mangan mempunyai berbagai bentuk. Sebagai contoh: birnessite (Na, Ca, KMg, Mn 2+ )Mn 4+ 6 O 14.H 2 O, lithiophorite (LiAl 2 Mn 2+ Mn 4+ 2 O 2.3H 2 O), atau hollandite (BaMn 8 O 16 ). Oksida mangan memperlihatkan kecendrungan yang lebih kuat dari besi untuk membentuk konkresi. Hal ini mungkin karena reduksi Mn 4+ ke Mn 2+, yang relatif mudah larut, lebih cepat dibandingkan dengan Fe 2+. Bagian-bagian tertentu dari gumpal tanah (ped) yang kaya mangan biasanya berwarna hitam yang sering kali sukar dibedakan dengan bahan organik Non-Silikat yang lain Sulphate: Gypsum (CaSO 4,2H 2 O) banyak terdapat di dalam tanah (atau pupuk) dan jarosite (KFe 2 (OH) 6 (SO 4 ) 2. Akumulasi gypsum pada horizon B atau C ditandai dengan Universitas Gadjah Mada 63

12 huruf y. Apabila terdapat sementasi > 90% dan akar dapat menembus hanya melalui celah/retak diberi simbol ym. Chloride: Chloride halite (NaCl) dijumpai dalam tanah yang terbentuk dari deposit laut. Akumulasi natrium ditandai n menunjukan natrium tertukarkan tinggi. Carbonate: Mineral primer yang mengandung Ca 2+ adalah calcite (CaCO 3 ), dolomite (Ca, Mg)CO 3, plagioclase, pyroxene, dan amphibole. Mineral-mineral ini mudah larut dan Ca 2+ terlepaskan. Kelarutan Ca 2+ tergantung pada tekanan partial CO 2 (pco 2 ). Makin tinggi pco 2 makin tinggi ph(ph = lg pco , dimana pco 2 dalam kpa). ph kurang dari 7 akan tercapai apabila semua karbonat terlarutkan dan mulai terlindi atau teralihtempatkan (migrasi). Karbonat mempunyai karakteristik merekatkan partikel mineral dan gugus organik membentuk aggregat. Oleh karena itu karbinat memperbaiki struktur tanah, terutama pada horizon A dan B. Akumulasi karbonat biasanya dalam bentuk kalsium karbonat di dalam horizon ditandai dengan simbol k. Apabila lebih dari 90% horizon tersementasi oleh kalsium dan akar tanaman dapat menembus hanya lewat celah/retakan diberi simbol km. Phosphate: Mineral primer yang mengandung fosfat adalah apatite (Ca 4 (CaF atau CaCl)(PO 4 ) 3. Apatit stabil pada tanah dengan ph netral atau alkalis tetapi bila ph turun dibawah 7 apatit akan terlapuk dengan cepat. Orthophosphate (H 2 PO 4 dan HPO 2-4 ) yang terlepas lewat mineralisasi cepat sekali dijerap oleh partikel tanah. Proses ini disebut proses fiksasi karena proses ini sukar balik (reverse). Fosfat yang berada pada permukaan yang dapat diserap dengan cepat dan yang berada dalam larutan disebut fosfat labil (labile phosphate). Sebaliknya fosfat yang terikat dalam bentuk yang tidak larut atau terikat oleh bahan organik disebut non-labile phosphate (P terjerap pada permukaan oksida). P-organik yang merupakan sumber utama P untuk mikroorganisme dan mesofauna cepat termineralisasikan dan/atau mengalami immobilisasi oleh mikroorganisme, terutama bakteria yang mempunyai kebutuhan P relatif tinggi. Universitas Gadjah Mada 64

Universitas Gadjah Mada 36

Universitas Gadjah Mada 36 5) Pelapukan 5.1) Pelapukan Fisik Pelapukan secara umum mengacu pada sekelompok proses dengan mana batuan permukaan terpecah belah menjadi partikel-partikel halus atau terlarutkan ke dalam air karena pengaruh

Lebih terperinci

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh TINJAUAN PUSTAKA Penggenangan Tanah Penggenangan lahan kering dalam rangka pengembangan tanah sawah akan menyebabkan serangkaian perubahan kimia dan elektrokimia yang mempengaruhi kapasitas tanah dalam

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 43

Universitas Gadjah Mada 43 6) Silikat Sekunder 6.1) Struktur Struktur lempung silikat serupa dengan struktur silikat primer eg. silikat lembaran (sheet silicate). Mineral sekunder terdiri atas lembaran silikon tetrahedral, lembaran

Lebih terperinci

TRANSFORMASI BESI DAN MANGAN

TRANSFORMASI BESI DAN MANGAN TRANSFORMASI BESI DAN MANGAN Besi dan mangan merupakan unsur mikro esensial untuk tumbuhan tetapi toksik pada konsentrasi tinggi. Besi dan mangan merupakan logam-logam transisi pertama dan ketiga terbanyak

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Profil Tanah Irisan / penampang tegak tanah yang menampakan semua horizon sampai ke bahan induk; dalam profil tanah, bagian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2) HASIL DAN PEMBAHASAN Dinamika Eh dan ph Ketika tanah digenangi, air akan menggantikan udara dalam pori tanah. Pada kondisi seperti ini, mikrob aerob tanah menggunakan semua oksigen yang tersisa dalam tanah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah yang miskin akan unsur hara, salah satunya adalah

Lebih terperinci

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap

Lebih terperinci

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah DASAR ILMU TA AH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI Definisi Reduksi Oksidasi menerima elektron melepas elektron Contoh : Mg Mg 2+ + 2e - (Oksidasi ) O 2 + 4e - 2O 2- (Reduksi) Senyawa pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang baik sekali terhadap kondisi lingkungan hidup dan perlakuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah DASAR ILMU TANAH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

FOSFOR. Kesuburan Tanah Ratih Kurniasih

FOSFOR. Kesuburan Tanah Ratih Kurniasih FOSFOR Kesuburan Tanah Ratih Kurniasih P DALAM JARINGAN TANAMAN 1. P dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar, sedikit lebih kecil dibawah N dan K, setara dengan S, Ca dan Mg 2. ATP : transfer energi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol Tanah-tanah yang tersedia untuk pertanian sekarang dan akan datang adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti ordo Ultisol. Ditinjau dari

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION BY : Djadjat Tisnadjaja Golongan ketiga Besi (II) dan (III), Alumunium, Kromium (III) dan (VI), nikel, kobalt, Mangan (II) dan (VII) serta Zink Djadjat Tisnadjaja,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Sawah Menurut Supraptohardjo dan Suhardjo (1978), jenis tanah yang banyak digunakan untuk persawahan adalah Aluvial dan Gleisol. Kedua jenis tanah ini berdasarkan Soil Taxonomy

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari bahan-bahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan pangan juga akan meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas tanah. Hal tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Umum Tanah Masam Tanah tanah masam di Indonesia sebagian besar termasuk ke dalam ordo ksisol dan Ultisol. Tanah tanah masam biasa dijumpai di daerah iklim basah. Dalam keadaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanah merupakan salah satu komponen sistem lahan yang didefinisikan sebagai benda alam yang tersusun dari 3 frasa, yaitu padatan, cair, dan gas, yang berada dipermukaan

Lebih terperinci

KEMASAMAN TANAH. Sri Rahayu Utami

KEMASAMAN TANAH. Sri Rahayu Utami KEMASAMAN TANAH Sri Rahayu Utami PENGELOLAAN TANAH H 2 O 2 H + + O -2 ph = - log [ H + ] H + OH - H + OH - H +OH - Acid ph = 6.0 Neutral ph = 7.0 Alkaline ph = 8.0 Acidity Neutrality Alkalinity Gambut

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik) 2. Batuan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan bagian dari fraksi organik yang telah mengalami degradasi dan dekomposisi, baik sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PEMBENTUKAN TANAH 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik)

Lebih terperinci

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

TINJAUAN PUSTAKA. baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Sawah Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 65

Universitas Gadjah Mada 65 8) Bahan Organik Tanah (BOT) 8.1) Definisi Bahan organik di dalam tanah diperoleh dari sisa tanaman dengan berbagai tahap dekomposisi. Bagian tanaman di atas tanah (phytomass) biasanya dikeluarkan dari

Lebih terperinci

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT 5.1. Genesa Lateritisasi Proses lateritisasi mineral nikel disebabkan karena adanya proses pelapukan. Pengertian pelapukan menurut Geological Society Engineering Group Working

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Paleudult tanah yang tergolong Order Uiltisoll mempunyai beberapa Sub

TINJAUAN PUSTAKA. Paleudult tanah yang tergolong Order Uiltisoll mempunyai beberapa Sub TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Typic. Paleudult tanah yang tergolong Order Uiltisoll mempunyai beberapa Sub Order. Salah satu di antaranya adalah Udult yang mempunyai rejim kelembaban udik. Sub

Lebih terperinci

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks) 97 Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. Materi pokok : Konsep Redoks Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit

Lebih terperinci

Partikel Materi. Partikel Materi

Partikel Materi. Partikel Materi Bab 4 Partikel Materi Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: menjelaskan konsep atom, ion, dan molekul; menghubungkan konsep atom, ion, dan molekul dengan produk kimia

Lebih terperinci

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR Fosfor termasuk unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di alam dalamkeadaan bebas. Fosfor berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki

Lebih terperinci

Citra LANDSAT Semarang

Citra LANDSAT Semarang Batuan/Mineral Citra LANDSAT Semarang Indonesia 5 s/d 7 km 163 m + 2 km QUARRY BARAT LAUT Tidak ditambang (untuk green belt) muka airtanah 163 m batas bawah penambangan (10 m dpl) 75-100 m dpl Keterangan

Lebih terperinci

MAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut

MAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut MAGNESIUM (Mg) Kandungan Mg dalam kebanyakan tanah umumnya antara 0,05% pada tanah pasir, dan 0,5% pada tanah liat. Kandungan Mg dalam tanah liat tinggi karena Mg yang ada dalam mineral ferromagnesian

Lebih terperinci

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal. GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol Latosol adalah kelompok tanah yang mengalami proses pencucian dan pelapukan lanjut, batas horizon baur, dengan kandungan mineral primer dan hara rendah,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Andisol

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Andisol 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Andisol Nama Andisol yang sebelumnya adalah Andosol diperkenalkan pada tahun 1947. Nama tersebut mengidentifikasikan order tanah pada sistem Amerika Serikat, dengan arti tanah

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah menurut PPT (1983) (Lampiran 2), karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga (Tabel 2) termasuk

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Nitrogen: Dijumpai pada semua jenis tanah, terutama bertekstur kasar dan berkadar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fosfor yang ada di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk

TINJAUAN PUSTAKA. Fosfor yang ada di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketersediaan P dalam Tanah Fosfor yang ada di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk organik P ditemukan dalam bahan organik dan humus. Fosfor dalam bahan organik

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) mempunyai sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang yang terbentuk dari calon akar, akar sekunder,

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Mineral Liat Liat dan bahan organik di dalam tanah memiliki kisi yang bermuatan negatif

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Besi merupakan salah satu logam

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR Profil dan Solum Tanah Profil Tanah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri aas lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk Solum Tanah bagian dari profil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut data Puslitbangtanak (2000) Di Sumatera Utara luasan lahan kering masam mencapai 4,1 juta ha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

Pengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave

Pengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave Pengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave Tugas Terjemahan Kesuburan Tanah Lanjut Oleh Rini Sulistiani 087001021 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Ultisol. merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Ultisol. merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Ultisol berasal dari bahasa Latin Ultimius, yang berarti terakhir yang merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang lanjut. Ultisol memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah tergenang lainnya, yaitu adanya lapisan oksidasi di bawah

TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah tergenang lainnya, yaitu adanya lapisan oksidasi di bawah TINJAUAN PUSTAKA Sifat Kimia Tanah Sawah Secara umum, tanah sawah memiliki ciri khas yang membedakannya dengan tanah tergenang lainnya, yaitu adanya lapisan oksidasi di bawah permukaan air akibat difusi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat)

TINJAUAN PUSTAKA. Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat) TINJAUAN PUSTAKA Batuan sebagai Penyedia Hara Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat) mineral baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang merupakan penyusun

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan demikian

Lebih terperinci

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Beberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-Bio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Beberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-Bio IV HSIL DN PEMHSN 4.1 eberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-io 4.1.1 Sifat Kimia Tanah Gambut Sebelum Perlakuan Sifat tanah gambut berbeda dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Logam Berat Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Logam Berat Tanah TINJAUAN PUSTAKA Logam Logam Berat Tanah Larutan tanah mengandung berbagai zat terlarut berbentuk ion, baik kation maupun anion. Kation yang umum terdapat dalam larutan tanah ialah H +, Al 3+, Fe 3+ (dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN UNSUR HARA DALAM TANAH

KETERSEDIAAN UNSUR HARA DALAM TANAH 1 KETERSEDIAAN UNSUR HARA DALAM TANAH disarikan oleh: Prof Dr Ir Soemarno MS, jurs ilmu tanah fpub 2010 Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah mensuplai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permanganometri Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB ph tanah ph tanah ph tanah sifat kimia tanah yang amat penting (sifat fisik yang amat penting adalah tekstur

Lebih terperinci