Nita Kusmiyati Universitas Muhammadiyah Purworejo

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA WACANA BERHURUF JAWA DENGAN METODE TEAM- GAME -TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Nita Kusmiyati Nit_unyu@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu,(1) Bagaimana cara metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran membaca pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 Kebumen dan (2) Bagaimana cara metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran membaca pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 Kebumen.Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Slavin. Dalam teorinya, Slavin (1994:84) menyebutkan bahwa ada 5 komponen dalam pembelajaran TGT (1) presentasi kelas, (2) kerja kelompok, (3) permainan (Game), (4) turnamen, dan (5) penghargaan kelompok. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Kebumen dengan jumlah 33 siswa, dan objek penelitian yaitu kemampuan siswa membaca teks beraksara Jawa. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus, yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Alat yang digunakan dalam pengambilan data berupa pedoman observasi, catatan lapangan, lembar pengamatan, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa (1) langkah-langkah ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II dengan metode TGT dalam meningkatkan kemampuan membaca teks aksara Jawa, (2) pengaruh metode TGT terhadap motivasi belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklus, (3) peningkatan keterampilan membaca teks aksara Jawa dari tahap pra siklus 73,93, siklus I 76,97 dan siklus II 82,07. Peningkatan dari pra siklus ke siklus I 3,04, siklus I ke siklus II 8,14. Sedangkan ketuntasan dari pra siklus 45%, siklus I 57,83% dan siklus II 93,94%. Peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebesar 12 %, dari siklus siklus I ke siklus II sebesar 36,11. Kata kunci: membaca aksara Jawa, metode TGT A. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil wawancara dan sharing ideas dengan bapak Ngabdan, S.Pd., guru kelas VIII SMP Negeri 7 Kebumen, rendahnya keterampilan membaca khususnya membaca teks beraksara Jawa siswa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang berminat pada pembelajaran keterampilan membaca teks beraksara Jawa. Menurut mereka, cara mengajar guru dalam pembelajaran membaca kurang menarik; (2) guru mengalami kesulitan untuk membangkitkan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 14

2 minat siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca teks beraksra Jawa; (3) sebagian besar siswa mengalami kesulitan dan tampak takut untuk mencoba mebaca teks yang beraksara Jawa karena mereka sudah beranggapan sulit akan membaca tulisan dengan aksara Jawa, serta siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung; (4) guru mengalami kesulitan untuk menemukan alternatif metode dan media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan keterampilan membaca kepada siswa selain buku teks Bahasa Jawa yang biasa dipergunakannya. Merefleksi fenomena di atas peneliti menetapkan untuk menerapkan metode Team-game-Tournament( TGT) pada kegiatan pengajaran keterampilan membaca dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Adapun alasan pemilihan strategi tersebut sebagai berikut. Metode TGT merupakan unit dari metode cooperative learning. Sifat belajar cooperative learning tidak sama dengan belajar kelompok atau belajar bekerja sama biasa. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa ( language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu: 1) Keterampilan menyimak (listening skills) 2) Keterampilan berbicara (speaking skills) 3) Keterampilan membaca (reading skills) 4) Keterampilan menulis (writing skills) Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, yang disebut juga catur-tunggal menurut Dawson (dalam Tarigan 2008;1). 2. Keterampilan Membaca a. Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri. Harimurti Kridalaksana(1984:122) mengatakan membaca adalah menggali informasi Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 15

3 dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua. Soedarso (1989:4) berpendapat bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. b. Membaca sebagai suatu keterampilan Membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Keterampilan membaca mencakup tiga komponen menurut Broughton (dalam Tarigan, 2008: 11) yaitu: 1. pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca 2. korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal 3. hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning. c. Tujuan membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. 3. Metode Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) 1) Pengertian Pembelajaran TGT Metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan karena tidak memerlukan ruangan dan peralatan khusus yang dikembangkan oleh Devries dan Slavin. Karena Teams-Games Tournament (TGT) sebagai metode baru, belum banyak yang mengetahui apalagi menerapkan. 2) Langkah Pelaksanaan Team Game Tournament dalam Pembelajaran Menurut Slavin (1994:84), ada 5 komponen utama dalam TGT, yaitu sebagai berikut. a. Presentasi kelas Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 16

4 Pada tahapan ini, guru memberikan materi secara garis besar, menjelaskan rambu-rambu permainan dan turnamen, menjelaskan langkahlangkah pembelajaran termasuk kompetensi apa saja yang ingin dicapai dalam pembelajaran serta memotivasi siswa dalam kerja kelompok untuk menjadi pemenang dalam game dan turnament. b. Kerja kelompok Pada tahapan ini, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya dipilih secara acak. c. Permainan (Game) Game biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut akan mendapatkan skor yang nantinya digunakan pada saat turnamen. d.turnamen Turnamen biasanya diadakan pada akhir minggu atau pada setiap selesai bab yang dibahas. Turnamen ini dibagi menjadi 3 meja turnamen. Meja 1 untuk siswa berkemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa berkemampuan sedang dan meja 3 untuk siswa berkemampuan rendah. e. Penghargaan kelompok Setelah mengikuti turnamen, siswa-siswa kembali ke kelompok belajarnya masing-masing dengan membawa nilai dari turnamen. Nilai kemudian dijumlahkan dan dibagi sesuai dengan jumlah angota kelompok belajar. Nilai ini merupakan nilai rata-rata kelompok belajar. Kelompok belajar yang nilainya tinggi akan mendapatkan penghargaan. 3) Implementasi Pembelajaran TGT Dalam pengimplementasian hal yang harus diperhatikan yaitu: a) pembelajaran terpusat pada siswa; b) proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi; c) pembelajaran bersifat aktif (siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan persoalan); d) pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim; e) dalam kompetisi diterapkan sistem poin; f) dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal kesetaraan dalam kinerja akademik; g) kemajuan kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas yang diterbitkan secara Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 17

5 mingguan; h) dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal; i) adanya sistem penghargaan bagi siswa yang memperoleh poin banyak. 4. Aksara Jawa Aksara Aksara Jawa, merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Adapun perangkat huruf Jawa yang dipergunakan dalam ejaan bahasa Jawa ada bermacam-macam yaitu carakan atau dentawyanjana, pasangan, sandhangan, angka,pada,aksara murda, aksara swara,dan aksara rekan. Tabel 1 Aksara Jawa dan Pasangan Aksara Jawa Pasangan Aksara Jawa Ha Na Ca Ra Ka Pasangan Aksara Jawa Da Ta Sa Wa la Pasangan Aksara Jawa Pa Dha Ja Ya Nya Pasangan Ma Ga Ba Tha Nga Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 18

6 5. Membaca Teks Beraksara Jawa Teks merupakan rangkaian kata-kata pada bacaan dengan isi tertentu. Membaca teks berarti membaca rangkain kata-kata dari suatu bacaan. Kata tersususn dari huruf-huruf dengan demikian, membaca teks juga berarti membaca huruf-huruf. Dalam bahasa Jawa, teks dapat disampaikan melalui tulisan Latin dan tulisan Jawa. Tulisan Latin dan tulisan Jawa mempunyai sifat yang berbeda. 6. Aspek Penilaian Membaca Teks Beraksara Jawa Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan membaca, baik dalam membaca teks maupun membaca puisi. Aspek yang perlu diperhatikan dalam membaca teks beraksara Jawa relatif kompleks. Aspek yang dinilai dalam meningkatkan keterampilan membaca teks aksara Jawa dengan menggunakan metode pembelajaran TGT pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 7 Kebumen, terdiri dari pelafalan, intonasi, kelancaran, pemahaman, dan pemenggalan kata/jeda. 7. Motivasi Lilik Wahyu Utomo (2008:88) dalam buku diklatnya Psikologi Belajar, mengatakan motivation is en essential condition of learning, artinya Motivasi adalah merupakan sesuatu keadaan yang pokok /factor yang penting dari pada belajar. Juga menyebutkan fungsi motivasi, yaitu sebagai berikut. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 7 Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013 yang beralamat di Desa Dukuh Dungus Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Pelaksanaannya ± 6 (enam) bulan dari perencanaan pelaporan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 Kebumen. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam membaca aksara Jawa kelas VIII A SMP Negeri 7 Kebumen yang berjumlah 33. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 19

7 Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas atau yang biasa disebut dengan PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto dkk, 2011:3). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Antara siklus I dan II saling menunjang dimana tahap dua atau siklus dua direncanakan berdasarkan hasil penelitian pada siklus I. Setiap siklus terdapat empat tahapan yang telah direncanakan dan ditetapkan. Menurut Arikunto (2011:16) empat tahap tersebut adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen merupakan alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitan ini adalah sebagai berikut: 1) Instrumen tes Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca teks beraksara Jawa pada siswa. Tes yang digunakan terdiri dari pretes dan posttes. Pretes, yaitu alat pengumpulan data yang akan menjabarkan kemampuan awal siswa, sedangkan posttes merupakan alat pemerolehan data berupa kemampuan siswa setelah diberi tugas untuk membaca teks beraksara Jawa yang tersedia. 2) Instrumen Non Tes Bentuk alat ukur yang digunakan meliputi lembar observasi, lembar jurnal, wawancara dan dokumentasi foto. a. Lembar observasi Pengamatan (observasi) merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro, 2012:93). b. Catatan Lapangan Catatan lapangan yaitu catatan yang berisi persoalan-persoalan yang menarik. c. Dokumentasi Foto Dokumentasi foto ini digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis data. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 20

8 Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ada dua macam, yaitu teknik tes dan nontes. 1) Teknik Tes Tes merupakan sebuah instrument atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab pertanyaan seberapa baik (tinggi) kinerja seseorang yang jawabannya berupa angka (Nurgiyantoro, 2010:7). 2) Teknik Nontes Teknik pengumpulan data nontes berupa observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto, yang dilaksanakan pada siklus I dan II. a. Observasi Pengamatan (observasi) merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro, 2012:93). b. Catatan Lapangan Catatan lapangan dan deskripsi pada saat pelaksanaan pembelajaran dipergunakan untuk mencatat semua hal yang terjadi pada saat proses pembelajaran membaca berlangsung. c. Dokumentasi Foto Dokumentasi foto ini digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis data. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian tindakan ini adalah deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah teknik pengolahan data dengan cara mendeskripsikan peningkatan aktifitas pembelajaran, perilaku, motivasi, serta peningkatan keterampilan membaca teks beraksara Jawa siswa dari hasil pengamatan atau observasi, catatan lapangan, deskripsi data pada saat proses tindakan berlangsung, serta tes. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 21

9 D. PEMBAHASAN DATA 1. Peningkatan Hasil Keterampilan Membaca Teks Beraksara Jawa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran TGT pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 7 Kebumen Tahun Pembelajaran 2012/2013. a. Kondisi Awal Nilai rata-rata kelas VIIIA dalam keterampilan membaca teks beraksara Jawa pada prasiklus adalah Nilai rata-rata yang diperoleh pada tahap ini, dapat dikatakan rendah karena masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 75. Rendahnya nilai rata-rata kelas pada tahap prasiklus, secara keseluruhan disebabkan siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru peneliti. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Jawa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Kebumen juga menjadi pengaruh rendahnya nilai rata-rata siswa, yaitu guru masih menggunakan metode ceramah. b. Siklus I Nilai rata-rata kelas VIIIA SMP Negeri 7 Kebumen dalam keterampilan membaca teks beraksara Jawa pada siklus I adalah 76,97. Nilai rata-rata tersebut meningkat dari perolehan nilai rata-rata pada prasiklus. Peningkatan nilai siswa pada siklus I, disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh peneliti, yaitu metode pembelajaran TGT. Siswa jadi lebih memperhatikan penjelasan materi dari guru, walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan. Dari 33 siswa yang mengikuti tes pada tindakan siklus I, ada 19 siswa yang sudah memenuhi KKM dan 14 siswa yang masih di bawah KKM. c. Siklus II Perolehan nilai rata-rata kelas dalam keterampilan membaca teks Beraksara Jawa pada siklus II, yaitu 82,07. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II disebabkan metode pembelajaran TGT yang digunakan oleh peneliti lebih menarik, dan mendalami materi yang belum dikuasai oleh siswa sehingga membuat siswa lebih fokus dalam proses pembelajaran. Pada siklus II, peneliti menyajikan beberapa kartu beraksara Jawa. Pada siklus II, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 22

10 diharapkan tidak ada siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal, tetapi pada kenyataannya masih ada 2 siswa yang belum lulus KKM. d. Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Membaca Teks Beraksara Jawa Dapat disimpulkan peningkatan prestasi belajar siswa dalam keterampilan membaca teks beraksara Jawa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus memperoleh nilai rata-rata 73,93. Perolehan nilai rata-rata pada prasiklus masih belum baik, karena masih berada di bawah nilai KKM.. Adapun nilai rata-rata yang diperoleh siklus I adalah 76,97. Adapun persentase peningkatan nilai rata-rata antara tindakan awal dengan siklus I adalah 3,04%, peningkatan nilai rata-rata antara tindakan awal atau prasiklus dengan siklus II adalah 8,14%, dan peningkatan nilai rata-rata antara siklus I dengan siklus II adalah 5,1%. Agar dapat terlihat lebih jelas adanya peningkatan nilai rata-rata pada prasiklus, siklus I, dan siklus II, dapat dilihat pada diagram berikut ini. Hasil Nilai Rata-rata Kelas Prasiklus Siklus I Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 2 Peningkatan Kualitas Hasil Keterampilan Membaca Teks Aksara Jawa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 23

11 Peningkatan prestasi belajar siswa dalam keterampilan Membaca Teks Aksara Jawa dengan menggunakan metode pembelajaran TGT juga dapat dilihat berdasarkan hasil nilai rata-rata setiap aspek penilaian yang diperoleh siswa. Adapun aspek-aspek penilaiannya, yaitu Aspek (1) Kelancaran dalam membaca, (2) ketepatan kata/jeda dalam mentransliterasi,(3) pelafalan, (4) intonasi dan (5) pemahaman. Hasil rekapitulasi peningkatan keterampilan membaca teks beraksara Jawa menggunakan metod pembelajaran TGT tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat juga dilihat pada grafik berikut Prasiklus Siklus I Siklus II 0 Kelancaran Ketepatan jeda Pelafalan Intonasi Pemahaman Gambar 3 Hasil rekapitulasi peningkatan keterampilan membaca teks beraksara Jawa menggunakan metod pembelajaran TGT tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas, aspek kelancaran siklus I mengalami peningkatan dari rata-rata sebesar 3,33 menjadi 3,4 atau mengalami peningkatan sebesar 0,37. Pada siklus II aspek kelancaran pun meningkat menjadi 3,4 atau meningkat 0,3 dari siklus I. Pada aspek ketepatan jeda siklus I mengalami peningkatan dari rata-rata 3,70 menjadi 3,8 atau meningkat sebesar 0,1 pada siklus II nilai rata-rata aspek kelancaran pun meningkat menjadi 3,9 atau sebesar 0,1. Aspek pelafalan siklus I meningkat dari rata 3,85 menjadi 5,0 atau meningkat sebesar 1,15, pada siklus II tidak Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 24

12 mengalami peningkatan skor. Aspek Intonasi pada siklus I tidak meningkat dari skor rata-rata 3,45 menjadi 3,45 atau meningkat sebesar 0,0, siklus II meningkat dari siklus I yaitu dari skor rata-rata 3,45 menjadi 3,9 atau meningkat sebesar 0,45. Aspek pemahaman siklus I mengalami peningkatan dari skor rata-rata 3,3 menjadi 3,67 atau meningkat sebesar 0,37. Pada siklus II aspek ekspresi pun meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu dari skor rata-rata 3,7 menjadi 3,97 atau meningkat sebesar 0,64. E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Peningkatan kualitas hasil/prestasi belajar siswa dalam keterampilan membaca teks beraksara Jawa dengan menggunakan metode pembelajaran TGT dapat diketahui melalui tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Prasiklus merupakan pembelajaran keterampilan membaca teks beraksara Jawa sebelum diterapkan dengan menggunakan metode pembelajaran TGT, sedangkan siklus I dan siklus II merupakan pembelajaran keterampilan membaca teks beraksara Jawa yang sudah diterapkan dengan menggunakan metode pembelajaran TGT. Dalam keterampilan membaca teks beraksara Jawa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus memperoleh nilai rata-rata 73,93. Perolehan nilai rata-rata pada prasiklus masih belum baik, karena masih berada di bawah nilai KKM. Untuk itu, peneliti melakukan tindakan siklus I dan siklus II guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada tindakan siklus I, adapun nilai rata-rata yang diperoleh siklus I adalah 76,97. Perolehan nilai rata-rata ini sudah mencapai standar KKM tetapi belum memuaskan, karena masih dalam batas minimal KKM. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata siswa lebih meningkat lagi apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata prasiklus dan siklus I. Nilai ratarata yang diperoleh adalah Perolehan nilai rata-rata pada siklus ini jauh lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya. Adapun persentase peningkatan nilai rata-rata antara tindakan awal dengan siklus I adalah 3,04%, peningkatan nilai rata-rata antara tindakan awal atau prasiklus dengan siklus II adalah 8,14%, dan peningkatan nilai rata-rata antara siklus I dengan siklus II adalah 5,1%. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 25

13 2. Saran-saran Penulis memberikan saran-saran agar penelitian ini lebih baik di masa yang akan datang. Bagi peneliti hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini supaya memperoleh hasil yang memuaskan, bagi para pendidik penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyampaikan pelajaran khususnya tentang membaca teks beraksara Jawa menggunakan metode TGT dan bagi para siswa hendaknya menambah pengetahuan dengan banyak membaca. DAFTAR PUSTAKA Adi, Sutjipto, dkk Piwulang Paramasastra lan Kasusastraan Jawi. Solo: Tiga Serangkai. Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Darusuprapta, dkk Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Nurgiyantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Padmosoekotjo. S Wewaton Panulise Basa Jawa Nganggo Aksara Jawa. Surabaya: Citra Jaya Murti. Rusman Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, Robert E Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sugihartono, dkk Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suyatno Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tampubolon Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa Tarigan, H.G Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 26