Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor International Commission on Microbiological Specification for Foods

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor International Commission on Microbiological Specification for Foods"

Transkripsi

1 Analisis Risiko untuk Keamanan Pangan Pembelajaran dari temuan E. sakazakii Ratih Dewanti-Hariyadi Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor International Commission on Microbiological Specification for Foods (ICMSF)

2 Sistem Manajemen Keamanan Pangan Tingkat negara Kebijakan Standar Manajemen risiko Tingkat tinggi, umum Peraturan, panduan Standar Tingkat operasional Manajemen industri: lokal, spesifik GMP/HACCP Sistem manajemen

3 Perkembangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan Dalam kerangka WTO/SPS agreement (harmonisasi), i) manajemen mengacu pada standar Internasional (Codex) Harus berbasiskan pada data ilmiah Menggunakan pendekatan risiko Karena risiko dapat dipersepsikan berbeda oleh negara yang berbeda maka diperkenalkan Kerangka Analisis Risiko oleh Codex

4 Bahaya versus Risiko* Bahaya (hazard) : Senyawa biologi, kimia atau fisik di dalam pangan yang berpotensi menyebabkan bk gangguan kesehatan Risiko (risiko) iko) : Fungsi peluang terjadinya gangguan kesehatan dan keparahan (severity) gangguan kesehatan oleh karena suatu bahaya dalam pangan *Codex Alimentarius

5 Bahaya versus Risiko Bahaya 1 Bahaya 2 Kemungkinan tertabrak? Keparahan karena tertabrak? Risiko

6 Analisis Risiko Analisis Risiko adalah perangkat manajemen untuk lembaga pemerintah untuk menetapkan tingkat perlindungan yang tepat (appropriate level of public health protection) dan menetapkan kebijakan untuk menjamin keamanan pangan (Adapted from Codex 1997) The aim of Risk Analysis is to provide a global standard for the interpretation of the acceptability of risks associated to foods to which consumers might be exposed

7 Analisis Risiko sebagai pendekatan untuk Manajemen Keamanan Pangan USA: Risk Assessment is leading the FDA s food safety regulation and policy to effective and efficient science based solutions to complex food safety challenges Food Safety policy, Science and Risk Assessment: Strengthening the Connection, FDA, 1999 EU: Risk Analysis must form the foundation on which food safety policy is based. The EU must base its food policy on the application of the three components of risk analysis. Commission of the European Communities, White Paper on Food Safety, 12 January 2000 FAO/WHO: Risk analysis is widely recognised as the fundamental methodology underlying the development of food safety standards. Risk Management and Food Safety; Report of a Joint FAO/WHO Consultation, 1997

8 Kerangka Analisis Risiko Science based Risk Assessment Risk Management Hazard Identification Risk Evaluation Hazard Option Assessment Characterisation Option Implementation Exposure Assessment Monitoring i & Review Risk Characterisation Policy based Risk Communication Interactive exchange of information and opinions concerning risks

9 Kerangka Analisis Risiko Berbasis kebijakan Berbasis ilmiah Kajian Risiko Manajemen Risiko Identifikasi i bahaya Evaluasi risiko Karakterisasi bahaya Kajian opsi Kajian Exposure Implementasi opsi Karakterisasi risiko Monitoring i & Review Komunikasi Risiko Pertukaran informasi secara interaktif tentang informasi dan opini tentang risiko

10 Kerangka Analisis Risiko Berbasis kebijakan Berbasis ilmiah Kajian Risiko Manajemen Risiko Identifikasi i bahaya Evaluasi risiko Karakterisasi bahaya Kajian opsi Kajian Exposure Implementasi opsi Karakterisasi risiko Monitoring i & Review Komunikasi Risiko Pertukaran informasi secara interakstif tentang informasi dan opini tentang risiko

11 Kajian Risikoiko Proses untuk menetapkan peluang terjadinya dan keparahan yang diakibatkan oleh suatu bahaya dalam pangan melalui l tahapan : Identifikasi bahaya Karakterisasi bahaya Kajian exposure Karakterisasi risiko Dilakukan oleh Tim Pengkaji Risiko (Risk Assessor)

12 Kajian Risikoiko Studi klinis, epidemiologi, surveillance, hewan percobaan, karakteristik dan sifat mikroor- ganisme, interaksinya Makanan perantara, penyakit, vilrulens, kerentanan, replikasi mikroorganisme, transfer genetik, toleransi thd kondisi pengolahan,penyimpanan, kondisi ekstrim Pengukuran di lapangan, perkiraan pemaparan, karakterisasi populasi (yang rentan) Identifikasi bahaya (adakah bahaya dan apakah menyebabkan gangguan kesehatan?) Karakterisasi bahaya (apa pengaruh yang buruk terhadap kesehatan? (termasuk kajian dosis respon) Kajian pemaparan (pemaparan apa yang terjadi atau yang diantisipasi?) Karakterisasi/Perkiraan Resiko (apa gangguan kesehatan yang diperkirakan pada populasi tertentu?)?), perkiraan risiko per 100, populasi Dilakukan secara kualitatif dengan pemeringkatan atau secara kuantitatif dengan model matematika

13 Kerangka Analisis Risiko Berbasis kebijakan Berbasis ilmiah Kajian Risiko Manajemen Risiko Identifikasi i bahaya Evaluasi risiko Karakterisasi bahaya Kajian opsi Kajian Exposure Implementasi opsi Karakterisasi risiko Monitoring i & Review Komunikasi Risiko Pertukaran informasi secara interakstif tentang informasi dan opini tentang risiko

14 Manajemen Risiko Proses menimbang berbagai alternatif/opsi kebijakan keamanan pangan berdasarkan hasil kajian risiko; pemilihan opsi, implementasi dan pemantauannya (Codex) Dilakukan oleh Tim Manajemen Risiko dipimpin oleh Manajer Risiko

15 Kerangka Analisis Risiko Berbasis kebijakan Berbasis ilmiah Kajian Risiko Manajemen Risiko Identifikasi i bahaya Evaluasi risiko Karakterisasi bahaya Kajian opsi Kajian Exposure Implementasi opsi Karakterisasi risiko Monitoring i & Review Komunikasi Risiko Pertukaran informasi secara interakstif tentang informasi dan opini tentang risiko

16 Komunikasi Risiko Pertukaran informasi dan pendapat di sepanjang proses analisis risiko Melibatkan pengkaji risiko (pakar, peneliti), manajer risiko (pemerintah), konsumen, industri, kalangan akademik dan pihak yang tertarik Menjelaskan hasil temuan kajian risiko dan apa yang mendasari dari pengambilan keputusan/pemilihan suatu kebijakan Bertujuan agar semua pihak merasa dilibatkan/merasa memiliki dan mendorong suatu kebijakan berbasis ilmiah serta transparan

17 ko jian Risik Kaj KERANGKA ANALISIS RISIKO Identifikasi masalah Inisiasi i i proses Manajeme en Risiko Kajian risiko: identifikasi bahaya karakterisasi bahaya kajian paparan karekterisasi k i resiko Evaluasi hasil Opsi manajemen risiko Pemilihan Opsi Implementasi dan evaluasi ormasi ran Info ertukar P Stakeholders Komunikasi Risiko

18 E. sakazakii kii dl dalam Susu Formula dl dalam perspektif p Analisis Risiko

19 Berbasis Publikasi temuan E.sakazakii dalam Susu Formula di Indonesia kebijakan Berbasis ilmiah? Kajian Risiko Identifikasi bahaya Karakterisasi bahaya Kajian Exposure Karakterisasi risiko Manajemen Risiko Evaluasi risiko Kajian opsi Implementasi opsi Monitoring & Review? Komunikasi Risiko XXXX Bahaya

20 Hasil Penelitian E. sakazakii di dunia internasional

21 Temuan E. sakazakii dalam Susu Formula di dunia (Farber, 2004) Samples positive (%) Country/reference 20/141(14) Muytjens (1988) 8/120 (6.7) N-White & Farber (1997) 8/210 (3.8) Heuvelink et al. (2001) 3/141 (2.1) Netherlands ( ) 03) 8/58 (13.8) Leuschner (2004) 35/3,467 (1.0) IFC (2004) 1/835 (0.12) WHO (2004)

22 Temuan E. sakazakii dalam Lingkungan g Location Pabrik dan Rumah Tangga Milk powder factory 14/68 (21) Chocolate factory 2/8 (25) Cereal factory 4/9 (44) Potato flour factory 4/15 (27) Pasta factory 6/25 (23) Households 5/16 (31) Samples positive for E. sakazakii (%) Kandhai et al., 2004; Lancet 22

23 E. sakazakii pernah diisolasi dari Daging kiuring, daging giling, sosis Roti Selada, sayuran, alfalfa sprouts Tahu, keju, benih padi Rempah

24 Sumber E. sakazakii Debu Lalat buah, lalat rumah Tikus Tanah, udara Sedimen

25 Infeksi oleh E. sakazakii* akii* Sekitar 60 kasus di dunia, 80% nya pada bayi < 1t tahun Diantara bayi, 66% nya berusia 0-1 bulan dan14% >1 bulan 1 tahun Muytjens yj (1983) - pertama menyimpulkan kemungkinan hubungan antara infeksi sakazakii dengan susu formula *Farber, 2004

26 Suhu Pertumbuhan E. sakazakii dalam Susu Waktu Generasi Formula Reference 6 C 3.7h Iversen et al. (2004) 10 C h N-White & Farber (1997) 21 C 1.7h Iversen et al. (2004) 23 C min N-White & Farber (1997) 37 C min Iversen et al. (2004)

27 Survival E. sakazakii terhadap kekeringan 7,0 ty n Densit u/ml)] pulation Log(cfu Pop [L 60 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1, Storage Duration (days) Edelson-Mammel and Buchanan,

28 Ketahanan E. sakazakii terhadap pemanasan 6 of Str rains # D-value (sec) Edelson-Mammel and Buchanan, 2004

29 Ketahanan Panas Beberapa Enterobacteriaceae D-va alue (se ec) E. sakazakii 607 E. coli O157:H7 E. sakazakii N&Fpooled K. pneuomoniae Salmonella Hartford E. coli E. aerogenes E. sakazakii Edelson-Mammel and Buchanan, 2004

30 Kasus yang Terkait dengan Susu Formula* Location Cases Comments Reference Iceland 3; 1 death 2 normal term infants; 1 Down s Tennessee 4; 3 sepsis, 1 bloody diarrhea Belgium 12 (all birth weights < 2000g) Es; 8 cfu/100g 6/12 with NEC positive for Es Biering et al., 1989 Simmons et al., 1989 Van Acker et al., 2001 Tennessee 9 1 confirmed, 2 Himelright et al., suspect, colonized Israel 2 Es isolated from stools of 3 asymptomatic infants Bar-Oz et al., *Farber 2004

31 Kasus yang Terkait Susu Formula 75% terjadi pada bayi prematur 75% kasus adalah bayi dengan berat badan lahir < 2500g

32 Patogenisitas E. sakazakii Dengan uji suckling mouse bioassay: Dari 18 galur E. sakazakii, 4 ternyata dapat menghasilkan enterotoksin Pemberian secara IP pada tikus menimbulkan kematian pada 10 8 Pemberian secara Oral : 2 dari 18 galur menimbulkan kematian pada model suckling mouse Pagotto et al., 2003; JFP 32

33 Manajemen Risiko E.sakazakii dalam Susu Formula Proposed Draft Code of Hygienic Practice for Powdered dinfant Formulae for Infants and dyoung Children at Step 3

34 E. sakazakii bersama Salmonella adalah patogen yang harus dikendalikan dalam produksi Susu Formula They identified ifi dthree categories of microorganisms i based on the strength of evidence of acausal association between their presence in PF and illness in infants: A) microorganisms with a clear evidence of causality, namely, Salmonella enterica and Enterobacter sakazakii; B) microorganisms for which the causality is plausible but not yet demonstrated,..., e.g., otherenterobacteriaceae; and C) microorganisms for which causality is less plausible or not yet demonstrated, d

35 Sampling Plan yang direkomendasikan untuk Patogen Microorganisms n c m M Class Plan Enterobacter sakazakii* /10 g N/A** 2 Salmonella*** /25 g N/A 2 *The mean concentration detected is 1 cfu in 340g (if the assumed standard deviation is 0 8 and probability The mean concentration detected is 1 cfu in 340g (if the assumed standard deviation is 0.8 and probability of detection is 95%) or 1 cfu in 100g (if the assumed standard deviation is 0.5 and probability of detection is 99%)24.

36 Sampling Plan E. sakazakii untuk industri tidak lebih ketat dari Salmonella The current Codex sampling plan for Salmonella (n=60, c=0, m= 0/25g) was considered adequate by both FAO/WHO technical meetings on powdered infant formula and by the ICMSF. b. For E. sakazakii, the sampling plan proposed by the ICMSF (n=30 30, c=0 0, m=0/10g) was considered to be a reasonable balance between the ability of a sampling plan to effectively reduce risk and the practicalities of being able to still manufacture the product and was agreed upon by the WG.)

37 Pengujian Indikator Sanitasi Microorganisms n c m M Class Plan Mesophilic aerobic bacteria* /g 5000/g 3 Enterobacteriaceae** /10 g N/A 2

38

39 Pengendalian Keamanan Pangan bagi Susu Formula Raw Ingredients* Wet blend Heat Dry blend* Dry* PIF Home Preparation* Hospital Preparation* *Potential sites for Environmental contamination Consumption* Consumption* WHO,

40 Lessons Learned Perlu disosialisasikan kerangka pikir analisis bagi semua stakeholders s : bahaya aya tidak tda identik dengan risiko Tidak ada pangan yang zero risk Lembaga berwenang/leading sector menginisiasi proses analisis risiko untuk mengantisipasi emerging pathogens yang akan terus muncul Komunikasi Risiko harus berjalan dengan baik diantara stakeholders

41 Kaj jian Risik ko Identifikasi masalah Inisiasi i i proses Pemerintah Manajeme en Risiko Kajian risiko: identifikasi bahaya karakterisasi bahaya kajian paparan karekterisasi k i resiko Peneliti berbagai bidang Evaluasi hasil Opsi manajemen risiko Pemerintah, Produsen, Pemilihan Opsi Konsumen Implementasi dan evaluasi rmasi an Infor ertukara Pe Pemerintah, Produsen, Konsumen, Peneliti, Akademisi Stakeholders Komunikasi Risiko

42 Terima Kasih Enterobacter cloacae Enterobacter sakazakii Serratia marcescens

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor Analisis Ris untuk Keamanan Pangan Dasar Ilmiah pada Pengembangan Dokumen CODEX (Scientific basis for codex work) Oleh : Purwiyatno Hariyadi Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST)

Lebih terperinci

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor untuk Optimalisasi Pengawasan PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) Oleh : Purwiyatno Hariyadi Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan

Lebih terperinci

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products Dedi Fardiaz Department of Food Science and Technology, and SEAFAST Center INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dedi Fardiaz Nano Technology, Jakarta, 9 May 2014

Lebih terperinci

PRINSIP ANALISIS RISIKO

PRINSIP ANALISIS RISIKO PRINSIP ANALISIS RISIKO BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy A. Sparringa dan WIniati P. Rahayu Agenda presentasi Pengantar

Lebih terperinci

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB Southeast Asian Food & Agr. Sci & Tech Center Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB 23 Oktober

Lebih terperinci

Standardisasi Mutu dan Keamanan Pangan : Data apa yang perlu disiapkan? Purwiyatno Hariyadi

Standardisasi Mutu dan Keamanan Pangan : Data apa yang perlu disiapkan? Purwiyatno Hariyadi disasi Mutu dan Keamanan Pangan : Data apa yang perlu disiapkan? SEAFAST Center, LPPM - Institut Pertanian Bogor www.seafast.ipb.ac.id Disampaikan pada Rapat CODEX di Badan Satandarisasi Nasional, Republik

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 18 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enterobacter sakazakii (Cronobacter spp.) merupakan patogen oportunistik dan emerging yang dilaporkan dapat menyebabkan radang otak (meningitis), radang usus (necrotizing

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN PANGAN TERPADU

SISTEM KEAMANAN PANGAN TERPADU SISTEM KEAMANAN PANGAN TERPADU Penjaminan ketahanan pangan dipenuhinya beberapa indikator ketahanan pangan: ketersediaan, kemudahan, kenyamanan, KEAMANAN. MENDAPATKAN PANGAN YG AMAN MRP HAK AZASI SETIAP

Lebih terperinci

Environmental Health Risk Assessment

Environmental Health Risk Assessment Environmental Health Risk Assessment Aria Gusti Study Programme of Public Health Sciences, Medical Faculty, Andalas University Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Aria Gusti Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Enterobacter sakazakii. 1. Karakteristik Umum

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Enterobacter sakazakii. 1. Karakteristik Umum II.TINJAUAN PUSTAKA A. Enterobacter sakazakii 1. Karakteristik Umum Enterobacter sakazakii merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang dan termasuk dalam family Enterobactericeae. Bakteri ini memiliki

Lebih terperinci

Enterobacter sakazakii dan Meningitis

Enterobacter sakazakii dan Meningitis Enterobacter sakazakii dan Meningitis Oleh : Djadjat Tisnadjaja Beberapa waktu lalu, masyarakat, khususnya ibu-ibu yang memiliki balita dan terbiasa memberikan nutrisi tambahan bagi bayi atau balita kesayangannya

Lebih terperinci

Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam

Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam (Detection of Salmonella sp in Beef and Chicken Meats) Iif Syarifah 1, Novarieta E 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jl. Raya Padjadjaran

Lebih terperinci

Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah?

Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah? Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah? Purwiyatno Hariyadi 1 Majalah : SNI VALUASI Volume : Vol. 2 No.2 Tahun 2008 Halaman : 7-9 Abstrak (INA) Ide mengenai Otoritas Nasional Keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam satu dekade terakhir terjadi transisi epidemiologi karena kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam satu dekade terakhir terjadi transisi epidemiologi karena kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir terjadi transisi epidemiologi karena kematian akibat penyakit degeneratif semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit infeksi semakin

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #3 Genap 2015/2016. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #3 Genap 2015/2016. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #3 Definisi 2 Risiko: Ukuran dari probabilitas/kemungkinan. Penilaian Kuantitatif Risiko (Penilaian Risiko): Perkiraan risiko untuk berbagai fenomena lingkungan. Contoh: risiko dari badai, banjir,

Lebih terperinci

KLB KERACUNAN PANGAN

KLB KERACUNAN PANGAN STRATEGI PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy Sparringa dan Winiati P. Rahayu Agenda presentasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.842, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Pengawasan Pemasukan. Pangan Segar. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011

Lebih terperinci

MODEL ESTIMASI PERTUMBUHAN

MODEL ESTIMASI PERTUMBUHAN MODEL ESTIMASI PERTUMBUHAN Cronobacter spp. BERDASARKAN PRAKTIK PENYIAPAN, PEMBERIAN DAN PENYIMPANAN SUSU BUBUK FORMULA BAYI PADA TINGKAT RUMAH TANGGA DI JAKARTA PUSAT NIZZA SABILA IMANINA DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

ABSTRAK HASIL KULTUR MIKROBIOLOGI BEBERAPA SAMPEL MAKANAN DARI BEBERAPA WARUNG MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK HASIL KULTUR MIKROBIOLOGI BEBERAPA SAMPEL MAKANAN DARI BEBERAPA WARUNG MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK HASIL KULTUR MIKROBIOLOGI BEBERAPA SAMPEL MAKANAN DARI BEBERAPA WARUNG MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Kevin Yonatan Budiman, 2014. Pembimbing utama : Dr. dr. Iwan Budiman, MS.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA ES BATU DARI PENJUAL CAPPUCINO CINCAU YANG BERADA DI KELURAHAN KUIN SELATAN, KUIN CERUCUK DAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN Inayah 1, Riza Alfian 2,

Lebih terperinci

Open Shelf-Life Dating

Open Shelf-Life Dating UNIVERSITAS PADJADJARAN Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian Open Shelf-Life Dating Souvia Rahimah 24 Maret 2009 Product Dating Saat ini, semua produk makanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan dengan kandungan gizi lengkap yaitu terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu bahan pangan yang penting

Lebih terperinci

ENTEROBACTER SAKAZAKII (CRONOBACTER SAKAZAKII) : SEBAGAI BAKTERI PENCEMAR SUSU BUBUK FORMULA BAYI

ENTEROBACTER SAKAZAKII (CRONOBACTER SAKAZAKII) : SEBAGAI BAKTERI PENCEMAR SUSU BUBUK FORMULA BAYI ENTEROBACTER SAKAZAKII (CRONOBACTER SAKAZAKII) : SEBAGAI BAKTERI PENCEMAR SUSU BUBUK FORMULA BAYI Asih Rahayu Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak : Enterobacter sakazakii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada makanan padat sebagai makanan tambahannya. Berdasarkan ilmu gizi, para bayi perlu diperkenalkan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S-1 Program

Lebih terperinci

Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar. Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar

Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar. Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar Purwiyatno Hariyadi phariyadi.staff.ipb.ac.id Guru Besar pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan hasil perikanan memegang peranan penting dalam kegiatan pascapanen, sebab ikan merupakan komoditi yang sifatnya mudah rusak dan membusuk, di samping itu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Manajemen Risiko TI, Risk Governance, Framework Risk IT

ABSTRAK. Kata kunci : Manajemen Risiko TI, Risk Governance, Framework Risk IT ABSTRAK Teknologi informasi telah lama digunakan dalam proses bisnis di PT Pos Indonesia dan diharapkan mampu memberikan nilai tambah guna pencapaian tujuan instansi. Penerapan teknologi informasi juga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia Sejarah dan Perkembangan Badan POM RI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia Sejarah dan Perkembangan Badan POM RI II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Badan POM RI Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat pada industri obat, kosmetik,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DI KOTA MANADO TAHUN 2012-2016 Elisabeth Y. Lumy*, Angela F. C. Kalesaran*, Wulan P J Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bayi dapat dicegah, namun praktek pemberian susu formula pada bayi muda. masih tinggi terutama pada kelompok ibu yang bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. pada bayi dapat dicegah, namun praktek pemberian susu formula pada bayi muda. masih tinggi terutama pada kelompok ibu yang bekerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI eksklusif 6 bulan sudah dianjurkan sejak 2001 agar kejadian penyakit pada bayi dapat dicegah, namun praktek pemberian susu pada bayi muda masih tinggi terutama

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

Studi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Studi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Study of Product Development of Soybean Milk for Eldery Consumers Using Quality

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen masa kini lebih cerdas dan lebih menuntut, mereka mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai gizi yang tinggi, harga terjangkau, rasa

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Internal Control, Purchase of Raw Materials, Methods Champion. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Internal Control, Purchase of Raw Materials, Methods Champion. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study discussed the role of internal audit in supporting the effectiveness of internal controls in the purchases of raw materials PT.SANLIT CORE PLASTIC Bandung. Effective internal controls

Lebih terperinci

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi Makanan disekolah Lilis Nuraida dan Purwiyatno Hariyadi SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor PENDAHULUAN Kualitas SDM yang baik merupakan syarat mutlak untuk keberhasilan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: ISO 9001:2008

ABSTRACT. Keywords: ISO 9001:2008 iii ABSTRAK PPSI (Pusat Pengembangan Informasi) merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh Universitas Kristen Maranatha Bandung. PPSI bergerak dalam bidang pembuatan sistem aplikasi untuk semua bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso & Anne, 1999). Warung makan

Lebih terperinci

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Politeknik Pos Indonesia (Poltekpos) adalah lembaga pendidikan tinggi yang bertujuan menjadi sebuah penyelenggara pendidikan terkemuka yang menghasilkan sumber daya manusia profesional berdasarkan

Lebih terperinci

STELLA MARIA RAHARDJO

STELLA MARIA RAHARDJO EVALUASI KESESUAIAN PELABELAN PRODUK SUSU FORMULA DAN MAKANAN BAYI YANG BEREDAR DI KOTA SEMARANG DITINJAU DARI JENIS NOMOR REGISTRASI BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai dan penyebab signifikan menurunnya produktivitas

Lebih terperinci

ABSTRAK Perbandingan Kandungan Salmonella sp. dalam Es Krim Home Made

ABSTRAK Perbandingan Kandungan Salmonella sp. dalam Es Krim Home Made ABSTRAK Perbandingan Kandungan Salmonella sp. dalam Es Krim Home Made antara yang Dijual oleh Pedagang Keliling di Area Beberapa Sekolah Dasar Kota Cimahi dengan Kota Bandung Tahun 2013 Winny Oktaviani,

Lebih terperinci

GAMBARAN KUALITATIF BAKTERI PROBIOTIK (LACTOBACILLUS SP.) DALAM SUSU FERMENTASI

GAMBARAN KUALITATIF BAKTERI PROBIOTIK (LACTOBACILLUS SP.) DALAM SUSU FERMENTASI GAMBARAN KUALITATIF BAKTERI PROBIOTIK (LACTOBACILLUS SP.) DALAM SUSU FERMENTASI Oleh: NANDINII RAMASENDERAN 080100332 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN KUALITATIF BAKTERI

Lebih terperinci

Mamah: susuku tercemar!

Mamah: susuku tercemar! Mamah: susuku tercemar! ABSTRAK Akhir-akhir ini marak diberitakan tentang susu bubuk formula bayi tercemar bakteri. Bakteri yang marak diperbincangkan tersebut adalah Enterobacter sakazakii (dibaca: enterobakter

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI SURVEILAN KEAMANAN PANGAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI SURVEILAN KEAMANAN PANGAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI SURVEILAN KEAMANAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Winiati P. Rahayu dan Roy A. Sparringa AGENDA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI E. COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN KUIN CERUCUK, KELURAHAN KUIN SELATAN DAN KELURAHAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS IPTEK LAPORAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS Judul : PEMBUATAN ABON IKAN YANG BEBAS AKRILAMIDA Ketua : Rahmi Nurdiani, S.Pi., M.AppSc. NIP. 19761116 200112 2 001 Anggota : 1. Ir. Muhamad Firdaus, MP. NIP. 19680919

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015

ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015 ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan

Lebih terperinci

MORT ALIT AS DAN MORBIDITAS CEDERA PADA ANAK Dl KABUPATEN PROBOLINGGO DAN TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR 2005

MORT ALIT AS DAN MORBIDITAS CEDERA PADA ANAK Dl KABUPATEN PROBOLINGGO DAN TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR 2005 MORT ALIT AS DAN MORBIDITAS CEDERA PADA ANAK Dl KABUPATEN PROBOLINGGO DAN TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR 2005 Yuslely Usman, Soewarta Kosen, Martuti Budiharto' ABSTRACT Background: In Indonesia, births and deaths

Lebih terperinci

POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI NIRA AREN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN ASAL PANGAN

POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI NIRA AREN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN ASAL PANGAN POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI NIRA AREN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN ASAL PANGAN SKRIPSI Skripsi ini diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Larangan. Hewan Babi. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Larangan. Hewan Babi. Pencabutan. No.209,2010 BERITA NEGARA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Larangan. Hewan Babi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR : 05/M-DAG/PER/2/2010 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 16/M-DAG/PER/5/2009

Lebih terperinci

Komunikasi risiko 1 LAMPIRAN 2. Definisi dan tujuan

Komunikasi risiko 1 LAMPIRAN 2. Definisi dan tujuan 218 Penyakit bawaan makanan: fokus pendidikan kesehatan LAMPIRAN 2 Komunikasi risiko 1 Definisi dan tujuan Komunikasi risiko merupakan pertukaran informasi dan pandangan mengenai risiko serta faktor-faktor

Lebih terperinci

22/11/2010. Public Health Approach. Implementation: How do you do it? Intervention Evaluation: What. works?

22/11/2010. Public Health Approach. Implementation: How do you do it? Intervention Evaluation: What. works? System Yan Kes Public Health Authority Data Reporting Informasi Evaluation Analysis & Interpretation Action Feedback Keputusan Public Health Approach Surveillance: What is the problem? Problem Risk Factor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi perdagangan pangan sudah mulai meluas ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi perdagangan pangan sudah mulai meluas ke berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengaruh globalisasi perdagangan pangan sudah mulai meluas ke berbagai negara termasuk Indonesia. Ditinjau dari aspek keamanan pangan, globalisasi tersebut dapat memperbesar

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STUDY of PRODUCT DEVELOPMENT of SOYBEAN MILK FOR TEENAGERS by USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Lebih terperinci

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu Liza Chairani* *Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Lebih terperinci

APPLICATION OF STAR ANISE

APPLICATION OF STAR ANISE ABSTRACT Angelica (03420070104) APPLICATION OF STAR ANISE (Illicium verum Hook. F) EXTRACT AS A NATURAL PRESERVATIVE FOR BEEF MEATBALL (xii + 58 pages : 8 tables, 13 pictures, 21 appendices) Star anise

Lebih terperinci

Click to edit Master title style Kuliah Program Magister Profesi Teknologi Pangan IPB

Click to edit Master title style Kuliah Program Magister Profesi Teknologi Pangan IPB Click to edit Master title style Kuliah Program Magister Profesi Teknologi Pangan IPB RIA dan STUDI KASUSNYA PERATURAN PEMANIS Winiati P. Rahayu Pendahuluan Department of Food Science and Technology Rekomendasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan

BAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Bakteri Salmonella sp merupakan mikrobia pathogen penyebab sakit perut yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai Salmonellosis. Habitat alami Salmonella sp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendek atau stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik berupa

BAB I PENDAHULUAN. pendek atau stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi berbagai masalah kesehatan terutama dalam bidang gizi. Salah satu permasalahan gizi yang cukup penting dan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization atau WHO (2006), mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

I. PENDAHULUAN. Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi bisnis serta pertumbuhan ekonomi dunia adalah makin meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PROTOTIP SELF ASSESSMENT AUDIT ISO 17799

PROTOTIP SELF ASSESSMENT AUDIT ISO 17799 PROTOTIP SELF ASSESSMENT AUDIT ISO 17799 Pujianto Yugopuspito, Susanti, Sutrisno Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan UPH Tower, Lippo Karawaci, TANGERANG 15811 Indonesia e-mail: {yugopuspito,-,sutrisno}@uph.edu

Lebih terperinci

Analisa Mikroorganisme

Analisa Mikroorganisme 19 Analisa Mikroorganisme Pemeriksaan awal terhadap 36 sampel daging ayam dan 24 sampel daging sapi adalah pemeriksaan jumlah mikroorganisme. Hasil yang diperoleh untuk rataan jumlah mikroorganisme daging

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSIK Enterobacter sakazakii ISOLAT ASAL MAKANAN DAN SUSU BAYI PADA SEL LESTARI VERO GETRI GRECILIA

UJI SITOTOKSIK Enterobacter sakazakii ISOLAT ASAL MAKANAN DAN SUSU BAYI PADA SEL LESTARI VERO GETRI GRECILIA i UJI SITOTOKSIK Enterobacter sakazakii ISOLAT ASAL MAKANAN DAN SUSU BAYI PADA SEL LESTARI VERO GETRI GRECILIA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI SKIPSI

Lebih terperinci

i UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

i UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG YANG DIRUGIKAN OLEH MASKAPAI PENERBANGAN DALAM NEGERI YANG MENGALAMI PENUNDAAN KEBERANGKATAN (DELAY) DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ASURANSI UNTUK ANGGOTA TUBUH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG ASURANSI DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ASURANSI UNTUK ANGGOTA TUBUH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG ASURANSI DI INDONESIA TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ASURANSI UNTUK ANGGOTA TUBUH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG ASURANSI DI INDONESIA ABSTRAK Asuransi merupakan suatu upaya untuk menghindari risiko yang akan terjadi pada setiap

Lebih terperinci

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU BUBUK MEREK L-MEN DI SEMARANG

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU BUBUK MEREK L-MEN DI SEMARANG PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU BUBUK MEREK L-MEN DI SEMARANG Wishnu Pradityo Nugroho D2D 008 119 ABSTRACT This study aimed to determine the effect

Lebih terperinci

TAHUN ANGGARAN Analisis Situasi Keamanan Pangan Untuk Merumuskan Kebijakan Operasional Keamanan Pangan Pada Makanan Jajanan di Kota Malang

TAHUN ANGGARAN Analisis Situasi Keamanan Pangan Untuk Merumuskan Kebijakan Operasional Keamanan Pangan Pada Makanan Jajanan di Kota Malang BIDANG ILMU : PERTANIAN (KEAMANAN PANGAN) LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN ANGGARAN 2011 Analisis Situasi Keamanan Pangan Untuk Merumuskan Kebijakan Operasional Keamanan Pangan Pada Makanan

Lebih terperinci

ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA

ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA Alvita Ratnasari, 2011,Pembimbing 1 : Triswaty Winata, dr., M.Kes Pembimbing 2: Roys A. Pangayoman, dr., SpB., FInaCS. Madu,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO AS / NZ 4360:2004

MANAJEMEN RISIKO AS / NZ 4360:2004 MANAJEMEN AS / NZ 4360:2004 Forum Mutu Pelayanan Kesehatan 2006 Implementasi Patient Safety di Indonesia Kuta, Bali (20 Juli 2006) PT. SURVEYOR INDONESIA Agenda 1. 1. Definisi dan Metrik Risiko 2. 2. Kerangka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

Bagian Epidemiologi & Biosta s k Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang

Bagian Epidemiologi & Biosta s k Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang Studi Literatur PRINSIP DAN METODE ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas diterbitkan oleh: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 4482:2013  Standar Nasional Indonesia Durian  ICS Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Durian ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

HANS PUTRA KELANA F

HANS PUTRA KELANA F KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009

Lebih terperinci

PEDOMAN OTORISASI IRADIASI PANGAN SECARA UMUM ATAU BERDASARKAN KELOMPOK PANGAN

PEDOMAN OTORISASI IRADIASI PANGAN SECARA UMUM ATAU BERDASARKAN KELOMPOK PANGAN PEDOMAN OTORISASI IRADIASI PANGAN SECARA UMUM ATAU BERDASARKAN KELOMPOK PANGAN DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN

Lebih terperinci

Roadmap Pengawasan Kemasan Pangan. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 2015

Roadmap Pengawasan Kemasan Pangan. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 2015 Roadmap Pengawasan Kemasan Pangan Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 2015 Latar Belakang Merupakan salah satu prioritas harmonisasi standar dalam Asean Economic Comunity (AEC) Sangat dinamis

Lebih terperinci

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA EVALUASI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DENGAN MODEL INTERNAL CONTROL INTEGRATED FRAMEWORK COSO 2013 PADA PENGELOLAAN LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN MOJOKERTO Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.

Lebih terperinci

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN

Lebih terperinci

X. STRATEGI MENGHASILKAN PANGAN ASAL TERNAK YANG AMAN

X. STRATEGI MENGHASILKAN PANGAN ASAL TERNAK YANG AMAN X. STRATEGI MENGHASILKAN PANGAN ASAL TERNAK YANG AMAN A. Penguatan Aspek Kelembagaan Keamanan Pangan Asal Ternak Kelembagaan yang paling berkepentingan dalam mewujudkan keamanan pangan asal ternak di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik Indonesia. Teknologi informasi memiliki fungsi sebagai alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik Indonesia. Teknologi informasi memiliki fungsi sebagai alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PJB Unit Pembangkit Gresik merupakan perusahan pembangkit tenaga listrik Indonesia. Teknologi informasi memiliki fungsi sebagai alat bantu utama dalam berkembangnya

Lebih terperinci

PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK UNTUK FORMULA BAYI DAN FORMULA LANJUTAN BENTUK BUBUK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK UNTUK FORMULA BAYI DAN FORMULA LANJUTAN BENTUK BUBUK BAB I PENDAHULUAN 2012, No.228 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.12.11.10720 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK UNTUK FORMULA BAYI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR State of Victoria, Department of Education (1996). Fundamental motor skills: A manual for classroom teacher. Melbourne: Community Information Service. (4-8) Back Next

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Pencemaran Kuman Listeria monocytogenes

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Pencemaran Kuman Listeria monocytogenes HASIL DAN PEMBAHASAN Tiga puluh sampel keju impor jenis Edam diambil sebagai bahan penelitian. Sampel keju impor diambil didasarkan pada frekuensi kedatangan keju di Indonesia, dilakukan di Instalasi Karantina

Lebih terperinci

WISE WISE PM-MODUL 010 WISE PM-MODUL 010. RISK MANAGEMENT AT BUILDING PROJECT Presented on CPD Workshop Sept /16/2016 PM-MODUL 010

WISE WISE PM-MODUL 010 WISE PM-MODUL 010. RISK MANAGEMENT AT BUILDING PROJECT Presented on CPD Workshop Sept /16/2016 PM-MODUL 010 RISK MANAGEMENT AT BUILDING PROJECT Presented on CPD Workshop 19-20 Sept 2016 By Ir. Andi Taufan Marimba, MM. MBA. IPM. MPM. 2016 Tujuan Pembelajaran & Daftar Isi Section No. Slide Name Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PERANCANGAN PROSES PRODUKSI SARI BUAH APEL DENGAN PENDEKATAN HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) UNTUK MENJAMIN KEAMANAN PANGAN: STUDI KASUS PADA PETANI APEL DI NONGKOJAJAR APPLE JUICE PRODUCTION

Lebih terperinci

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU DI INDUSTRI ETANOL FOOD GRADE BERKAPASITAS KG MOLASE/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU DI INDUSTRI ETANOL FOOD GRADE BERKAPASITAS KG MOLASE/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU DI INDUSTRI ETANOL FOOD GRADE BERKAPASITAS 16.000 KG MOLASE/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: OKKY PURNAMA LOEKITO 6103009115 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT. UNZA VITALIS, SALATIGA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci