BAB II TINJAUAN TEORITIS KEAKURATAN, KESEIMBANGAN DAN
|
|
- Veronika Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORITIS KEAKURATAN, KESEIMBANGAN DAN OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PERSIB PADA HALAMAN OLAH RAGA 2.1 Karakteristik Serta Jenis Surat Kabar Karakteristik Surat Kabar Dalam peradaban umat manusia, surat kabar merupakan media massa cetak paling tua dibandingkan media massa cetak yang lainnya. Sampai hari ini, surat kabar merupakan media massa cetak yang masih banyak dinikmati oleh para pembaca di seluruh dunia. Sebagai salah satu bentuk dari media massa cetak, tentunya surat kabar memliki beberapa karakteristik tersendiri. Paryati Sudarman (2008 : 11-12) mengatakan secara umum surat kabar memiliki lima karakteristik utama, diantaranya: 1. Publisitas Publisitas yang dimaksud di sini adalah penyebarannya yang ditujukan kepada khalayak atau masyarakat umum. Karakteristik masyarakat umum adalah bersifat heterogen atau memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat terdiri dari perbedaan suku, agama, keyakinan, usia, pendidikan, status sosial, profesi, tempat tinggal dan lain sebagainya. 2. Periodesitas Periodesitas artinya adalah bahwa surat kabar memiliki keteraturan dalam terbitannya. Misalnya surat kabar harian, terbit setiap Senin hingga Minggu dan seterusnya. Surat kabar mingguan terbit setiap Minggu, surat 12
2 13 kabar dwi mingguan terbit setiap dua minggu dan seterusnya. Secara teratur surat kabar tersebut terbit sesuai dengan periodesitasnya. 3. Universalitas Universalitas adalah isi dari surat kabar merupakan sesuatu yang universal (kesemestaan), berkaitan dengan keragaman dan umum. Dengan demikian, isi dari surat kabar itu meliputi seluruh aspek kehidupan umat manusia. Seperti masalah ekonomi, seni, politik, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan dan lain-lain, semua itu ada dalam surat kabar. 4. Aktualitas Aktualitas berarti apa yang ada dalam surat kabar adalah sesuatu yang aktual. Jika mengacu kepada konsep berita, aktualitas adalah sesuatu yang cepat dilaporkan, mengenai fakta-fakta atau opini yang penting dan menarik bagi masyarakat luas. 5. Terdokumentasikan Terdokumentasikan artinya bahwa berbagai berita, fakta, informasi, opini yang termuat di surat kabar dapat didokumentasikan atau dikeliping. Jika sewaktu-waktu dokumentasi itu diperlukan, dapat membukanya kembali. Selain kelima karakteristik surat kabar yang diungkapkan di atas tadi, F. Rachmadi menambahkan satu karakteristik lain, yang dikutip oleh A.S Haris Sumadiria (2009 : 114) yaitu objektivitas. Objektivitas merupakan nilai etika moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya
3 14 dan menarik perhatian pembaca, tidak mengganggu perasaan dan pendapat mereka Jenis-Jenis Surat Kabar Surat kabar atau pers dapat dibedakan menjadi beberapa jenis baik berdasarkan kualitasnya maupun berdasarkan wilayah sirkulasinya. Seperti yang dijelaskan oleh Djen Amar (1984 : 31) kualitas pers dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu pers berkualitas dan pers popular. Sedangkan menurut A.S Haris Sumadiria (2008 : 39) selain dua kelompok besar tadi, ada kelompok atau jenis pers yang ketiga, yaitu pers kuning. Sehingga berdasarkan pendapat dari kedua ahli tersebut, pers atau surat kabar berdasarkan kualitasnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Pers Berkualitas Penerbitan pers berkualitas memilih cara penyajian yang etis, moralis, dan intelektual. Pers berkualitas benar-benar dikelola secara konseptual dan professional walaupun orientasi bisnisnya tetap komersial. Pers jenis ini serius dalam segala hal dengan mengutamakan pendekatan rasional institusional. Materi laporan, ulasan, dan tulisan pers berkualitas termasuk kategori berat. Pers berkualitas sangat menghindari pola dan penyajian pemberitaan yang bersifat emosional frontal. Penerbitan pers berkualitas, ditujukan untuk masyarakat kelas menengah atas.
4 15 2. Pers Populer Penerbitan pers populer memilih cara penyajian yang sesuai dengan selera zaman, cepat berubah-ubah, sederhana, tegas-lugas, enak dipandang, mudah dibaca, karya warna, dan sangat kompromistis dengan tuntutan pasar. Pers populer menyukai pilihan kata, ungkapan, idiom, atau judul yang diambil dari hal yang sedang populer dalam masyarakat. Pers populer sangat menekankan nilai serta kepentingan komersial. Penerbitan pers populer lebih memilih cara penyajian dan pendekatan yang kurang etis, emosional (bombastis), dan kadang kala sadistis. Sasaran pembaca pers populer adalah kalangan menengah bawah, baik dilihat dari sisi status sosial maupun diteropong dari kecamata strata intelektual. 3. Pers Kuning Dalam bentuk penyajiannya, pers kuning banyak mengeksploitassi warna. Segala macam warna ditampilkan untuk mengundang perhatian. Penataan judul sering tak beraturan dan tumpang-tindih. Pers kuning menggunakan pendekatan jurnalistik SCC (Sex, Conflict, and Crime) atau seks, konflik dankriminal. Berita, laporan, atau tulisan sekitar seks, konflik dan kriminal, selalu mendominasi pers kuning pada setiap edisi terbitan. Pers kuning sering kali mencampurkan opini dan fakta dalam sebuah berita sehingga kebenaran berita menjadi diragukan. Pers kuning lebih banyak ditujukan kepada masyarakat pembaca kelas bawah. Selain dapat dibedakan berdasarkan kualitasnya, pers atau surat kabar dapat juga dibedakan berdasarkan wilayah sirkulasinya. Berdasarkan wilayah
5 16 sirkulasi, segmentasi dan pangsa pasarnya, pers atau surat kabar dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok besar, yakni pers komunitas, pers lokal, pers regional, pers nasional, dan pers internasional (Sumadiria, 2009 : ). Pilihan wilayah sirkulasi serta segmentasi pasar akan melahirkan corak liputan serta kebijakan pemberitaan pers yang bersangkutan menjadi beda satu sama lainnya. Berikut ini adalah kelima jenis pers yang dikelompokan berdasarkan wilayah sirkulasinya: 1. Pers Komunitas Pers komunitas memiliki jangkauan wilayah sirkulasi yang sangat terbatas. Biasanya hanya mencakup satu atau beberapa desa dalam satu kecamatan. Kebijakan pemberitaan pada pers komunitas lebih banyak diarahkan untuk mengangkat berbagai potensi dan masalah aktual di desa atau kecamatan setempat. Salah satu contoh dari pers komunitas adalah pers kampus. Segmentasinya hanya sebatas warga kampus walaupun jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu orang. 2. Pers Lokal Pers lokal umumnya beredar di sebuah kota dan sekitarnya. Salah satu cirri pers lokal ialah 80 persen isinya didominasi oleh berita, laporan, tulisan, dan sajian gambar bernuansa lokal. Kebijakan redaksional pers lokal lebih bertumpu pada pengembangan dimensi kedekatan geografis dankedekatan psikologis dalam segala dimensi dan implikasinya. Di negara-negara
6 17 berkembang seperti Indonesia, pers lokal seperti ini merupakan pers atau surat kabar yang mulai banyak bermunculan. 3. Pers Regional Pers regional berkedudukan di ibu kota provinsi. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh kota yang terdapat dalam suatu provinsi tersebut. Dalam situasi normal, kebijakan redaksional pers regional tidak jauh berbeda dengan pers lokal. Hanya wilayahnya lebih luas atau yang tercakup dalam suatu provinsi. 4. Pers Nasional Pers nasional lebih banyak berkedudukan di ibu kota negara. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh propinsi, atau setidaknya sebagian besar provinsi yang berada dalam jangkauan sirkulasi melalui transportasi udara, darat, sungai, danlaut. Untuk memnuhi tuntutan distribusi dan sirkulasi, pers nasinal lebih banyak mengembangkan teknologi sistem cetak jarak jauh. Kebijakan redaksional pers nasional lebih banyak menekankan kepada masalah, isu, aspirasi, tuntutan, dan kepentingan nasional secara keseluruhan tanpa memandang sekat-sekat geografis atau ikatan primordial seperti agama, budaya, dan suku bangsa. 5. Pers Internasional Pers internasional hadir di sejumlah negara dengan menggunakan teknologi sistem cetak jarak jauh dengan pola pengembangan zona atau wilayah. Sebagai contoh, masyarakat di Indonesia membaca majalah Times, Newsweek atau surat kabar harian International Herald Tribune edisi Asia,
7 18 sementara masyarakat Inggris membaca Times atau International Herald Tribune edisi Eropa. Wilayah sirkulasi pers internasional lebih banyak terpusat di ibu kota negara dan beberapa kota besar negara setempat yang masuk dalam satelit pengaruhnya baik secara politis maupun secara industri bisnis. 2.2 Berita Olah Raga Pengertian Berita Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar, laporan, pemberitahuan dan atau pengumuman (Putra, 2006 : 14). Pendapat lain mengatakan berita adalah kejadian yang diulang dengan menggunakan kata-kata. Sering juga ditambah dengan gambar, atau hanya berupa gambar-gambar saja. Pernyataan tersebut menyiratkan adanya suatu peristiwa atau kejadian di dalam masyarakat, lalu kejadian atau peristiwa itu diulangi dalam bentuk kata-kata yang disiarkan secara tertulis dalam media tulis, atau media suara, atau juga hanya berupa gambar-gambar saja (Chaer, 2010 : 11). Usman Kansong (2009 : 18) berpendapat bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru, dan dipublikasikan melalui media massa secara periodik. Sependapat dengan Usman Kansong, Asep Syamsul M. Romli (2005 : 35) mengatakan berita adalah laporan tercepat dari suatu
8 19 peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Setelah merujuk kepada beberapa pengertian mengenai berita tersebut, maka dapat disimpulkan definisi atau pengertian berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, mealui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet Olah Raga UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai setiap aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri jadi berita olah raga adalah laporan tentang kegiatan olahraga, hasil pertandingan olahraga, pembinaan olahraga, dan kegiatan yang menyangkut kesehatan kebugaran jasmani Kriteria Umum Nilai Berita Berita merupakan laporan dari sebuah peristiwa. Peristiwa yang dilaporkan atau diliput oleh reporter harus memiliki nilai jurnalistik atau nilai berita sehingga laporannya menjadi layak untuk dipublikasikan. Asep Syamsul M. Romli (2004 : 61-62) menyatakan bahwa terdapat empat jenis kriteria umum nilai berita, yaitu aktual, faktual, penting, dan menarik. Berikut ini adalah uraian dari keempat kriteria nilai umum nilai berita: 1. Aktual Yang dimaksud dengan aktual adalah peristiwa terbaru, terkini, atau hangat, sedang atau baru saja terjadi.
9 20 2. Faktual Faktual adalah fakta dari berita tersebut benar-benar terjadi, bukan sebuah fiksi. Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata, pendapat, dan pernyataan. Jika sebuah berita tidak memiliki fakta, berarti dapat dikatakan berita tersebut bukanlah kejadian nyata, melainkan sebuah fiksi. 3. Penting Yang dimaksud kriteria atau nilai penting di sini adalah meliputi besar atau kecil ketokohan orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa dan besar atau kecil dampak peristiwa pada masyarakat secara luas. 4. Menarik Nilai menarik yaitu bagaimana sebuah berita memunculkan rasa ingin tahu dan minat khalayak, antara lain peristiwa yang bersifat menghibur, mengandung keganjilan, memiliki unsur kedekatan secara geografis maupun psikologis. Sedikit berbeda dengan pendapat Asep Syamsul M. Romli, Askurifai Baksin (2009 : 50-51) menyebutkan bahwa kriteria umum nilai berita adalah terdapat tujuh jenis, yaitu timeless, impact, prominence, proximity, conflict, unusual, dan currency. Berikut adalah pemaparan dari ketujuh nilai berita tersebut: 1. Timeless Artinya adalah kesegaran waktu. Dapat juga diartikan sebagai peristiwa yang baru-baru ini terjadi atau dengan kata lain aktual.
10 21 2. Impact Artinya adalah suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap khalayak secara luas. 3. Prominence Artinya adalah suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang maupun lembaga. 4. Proximity Artinya adalah suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik secara geografis maupun emosional. 5. Conflict Artinya adalah suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung pertentangan antara seseorang, masyarakat, atau lembaga. 6. Unusual Artinya adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan pengecualian dari pengalaman sehari-hari. 7. Currency Artinya adaah hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak Pola Penulisan Berita Cara paling mudah dan paling sederhana untuk melaporkan atau menuliskan fakta-fakta dilapangan yakni dinamakan pola piramida terbalik. Disebut pola piramida terbalik, karena memang berbentuk gambar piramida posisi terbalik (Sumadiria, 2008, 117).
11 22 Head Line/ Judul Berita Lead/ Teras Berita Bridge/ Perangkai Body/ Tubuh Berita Leg/ Kaki Berita Dengan piramida terbalik, berarti pesan disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf pertama merupakan rangkuman fakta terpenting dari seluruh uraian kisah berita. Dengan demikian, apabila paragraf pertama merupakan pesan berita sangat penting, maka paragraf berikutnya masuk dalam kategori penting, cukup penting, kurang penting, agak kurang penting, tidak penting, dan samasekali tidak penting. Rumusnya adalah semakin ke bawah semakin tidak penting.
12 23 Berita disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik karena berpijak kepada tiga asumsi: 1. Memudahkan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa yang sangat sibuk untuk segera menemukan berita yang dianggapnya menarik atau penting yang sedang dicari atau ingin diketahuinya. 2. Memudahkan reporter dan editor memotong bagian-bagian berita yang dianggap kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada kendala teknis, misalnya berita terlalu panjang sementara kapling atau ruangan yang tersedia sangat terbatas. 3. Memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita melalui rumus baku yang sudah sangat dikuasainya sekaligus untuk menghindari kemungkinan adanya fakta atau informasi penting yang terlewat tidak dilaporkan Jenis-Jenis Berita Dalam dunia jurnalistik, berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi ke dalam tiga kelompok berita, yaitu elementary, intermediate, dan advance. Berita elementary mencakup pelaporan berita langsung, berita mendalam, dan berita menyeluruh. Berita intermediate meliputi pelaporan berita interpretatif dan pelaporan karangan khas. Sedangkan untuk kelompok advance menunjuk pada pelaporan mendalam, pelaporan penyelidikan atau investigasi, dan penulisan tajuk rencana (Rivers, 1994 : 6-7). Berikut ini, penjelasan singkat mengenai masing-masing berita tersebut (Sumadiria, 2008 : 69-71):
13 24 1. Berita Langsung Berita langsung adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita-berita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita mempunyai nilai penyajian yang objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsusr-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W + 1H). 2. Berita Mendalam Berita mendalam merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan berita langsung. Reporter atau wartawan menghimpun informasi denganfaktafakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Dalam sebuah berita mendalam tentang pidato pemilihan calon presiden, reporter akan memasukkan pidato itu sendiri dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang telah dikeluarkan oleh calon presiden tersebut beberapa waktu lalu. Jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Fakta-fakta yang nyata masih tetap besar. 3. Berita Menyeluruh Berita menyeluruh merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, sesungguhnya merupakan jawaban terhdap kritik sekaligus kelemahan yang terdapat dalam berita langsung. Sebagai gambaran, berita langsung bersifat sepotongsepotong, tidak utuh, hanya merupakan serpihan fakta setiap hari. Berita
14 25 langsung seperti tidak peduli dengan hubungan atau keterkaitan antara berita yang satu dan berita yang lain. Sedangkan berita menyeluruh, mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya atau pokok permaslahannya terlihat dengan jelas. 4. Berita Interpretatif Berita interpretatif lebih dari sekedar berita langsungdan berita mendalam. Berita interpretatif biasanya memfokuskan sebuah isu, maslah, atau peristiwa-peirstiwa controversial. Namun demikian, fokus laporan beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini. Dalam jenis laporan ini, reporter atau wartawan menganalisis dan menjelaskan. Karena laporan interpretatif bergantung kepada pertimbangan nilai dan fakta, maka sebagian pembaca menyebutnya sebagai opini. Biasanya, para reporter interpretatif menemui sedikit maslah dalam pencarian fakta. Mereka umumnya mencoba menerangkan berbagai peristiwa publik. Sumber informasi bisa diperoleh dari nara sumber yang mungkin hanya memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan dankebutuhan mereka. Laporan interpretatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa. Pendeknya, berita interpretatif bersifat bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa tersebut. 5. Berita Feature Dalam berita feature, reporter atau wartawan mencari fakta untuk menarik porhatian pembacanya. Penulis feature menyajikan suatu
15 26 pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan danhumor daripada pentingnya informasi yang disajikan. 6. Berita Pelaporan Mendalam Berita pelaporan mendalam adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Dengan membaca karya pelaporan mendalam, orang akan mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang. Pelaporan mendalam, dalam tradisi pers kita sering disajikan dalam rubrik khusus seperti laporan utama, bahasa utama, fokus. Pelaporan mendalam disajikan dalam beberapa judul untuk menghindari kejenuhan pembaca. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim, disiapkan denganmatang, memerlukan waktu beberapa hari atau minggu, dan membutuhkan biaya peliputan cukup besar. 7. Berita Investigasi Berita investigasi berisikan hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun demikian, dalam laporan investigative, para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering illegal atau tidak etis. 8. Tajuk Rencana Tajuk rencana atau editorial adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan siding pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang pentying dan memengaruhi pendapat
16 27 umum. Para penulis editorial bukan pekerja untuk dirinya sendiri, melainkan untuk sebuah surat kabar, majalah, atau stasiun radio. Kadang-kadang mereka merasakan dirinya sebagai petugas informasi masyarakat. Seperti halnya petugas informasi, penulis editorial mungkin akan diberi instruksi sebelum menulis Keobjektifan Objektifitas adalah menceritakan keadaan yang sebenar-benarnya dan bagaimana kejadian yang ditulis itu berlangsung. Pandangan sebuah objektifitas, meliputi faktualitas, termasuk kejujuran dan relevansi, dan ketidakberpihakan, termasuk keseimbangan dan nonpartisan dan penyajian secara netral (Rahmat, 2012 : 29). Konsep objektifitas memiliki arti penting bagi dunia pers umumnya dan kegiatan jurnalistik khususnya. Dapat dikatakan, keberadaan konsep ini seiring dengan lahirnya teori tanggung jawab social. Objektifitas merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pers kepada masyarakat untuk menyiarkan berita yang tidak berpihak (Sudarsono, 2011 : 43).
Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta
Fitri Dwi Lestari Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Doug Newsom
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas
Lebih terperinciMenulis Berita. Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK
Modul ke: Menulis Berita Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar Fakultas TEKNIK Drs. Masari, MM Program Studi TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id Teknik Penulisan Berita
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penulisan Berita Pers ( 新闻写作 ) Menurut seorang ahli China Sun Chu Xuan (2002:1) berita berasal dari kata 闻 (wen) berarti mendengar 听 (tīng). 新 (xīn) artinya baru. Mendengar
Lebih terperinciApa itu Straight News?
Fakhrurradzie Gade Apa itu Straight News? Merupakan bentuk berita langsung, bisa juga disebut berita aktual atau terkini (spotnews/hardnews). Berita straight news umumnya memerlukan publikasi lebih cepat.
Lebih terperinciKomunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang
2.1. Komunikasi Massa Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi
Lebih terperinciLITBANG KOMPAS NURUL FATCHIATI
LITBANG KOMPAS NURUL FATCHIATI jurnalistik jurnalisme KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) jurnalistik (n) (hal) yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran jurnalisme (n) pekerjaan mengumpulkan, menulis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun media elektronik dan merupakan suatu proses komunikasi yang memiliki tujuan untuk menyampaikan
Lebih terperinciBerita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer
Menulis di Media Massa Jenis-jenis Tulisan di Media Massa Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Peluang Dimuat Berita Opini Berita Ditulis oleh wartawan Bisa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Mengenai Berita 2.1.1 Pengertian Berita Dari segi Etimologis, berita sering disebut juga dengan warta. Warta berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Vrit atau Vritta,
Lebih terperinciTEKNIK MENULIS RILIS WORKSHOP MEDIA KEMENTERIAN PERTANIAN RI
TEKNIK MENULIS RILIS WORKSHOP MEDIA KEMENTERIAN PERTANIAN RI RILIS? Press Release atau Siaran Pers adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Humas suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan,
Lebih terperinciProduksi Berita TELEVISI (MK 41034)
Produksi Berita TELEVISI (MK 41034) Modul ke: Pokok Bahasan Modul: BREAKING NEWS Fakultas ILMU KOMUNIKASI Drs.H.DODDY PERMADI INDRAJAYA, M.Si Program Studi PENYIARAN www.mercubuana.ac.id BREAKING NEWS
Lebih terperinciMembuat Press Release
Materi 11 Membuat Press Release Bahan Ajar Produksi Media Public Relations Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Pengertian Press Release Press Release atau siaran pers menurut Soemirat dan Ardianto (2004)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai
Lebih terperinciTeknik Reportase dan Wawancara
Modul ke: 05 Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Reportase Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Reportase adalah ujung tombak proses kerja jurnalistik. Tak lain karena proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga maupun perorangan untuk
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejak menapaki awal reformasi beragam surat kabar banyak bermunculan, bernotabene demi mewujudkan kebebasan pers di Indonesia. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga
Lebih terperinciOleh : Endar Widodo (EWI KR)
Oleh : Endar Widodo (EWI KR) I. Pengertian Jurnalistik Jurnalistik adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dan sarana yang digunakan dalam mencari, memproses dan menyusun berita serta ulasan mengenai
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN MAGANG
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG g. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informasi Kabupaten Karanganyar yang beralamatkan di Jalan Nyi Ageng karang, Karanganyar, Jawa Tengah, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciSebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan
September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada masa kini tidak terlepas dari kebutuhan untuk memperoleh informasi. Informasi yang tersaji di hadapan masyarakat haruslah memuat beragam peristiwa baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menyatakan bahwa wartawan dipahami sebagai orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) menuliskan bahwa wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah,
Lebih terperinciDASAR DASAR JURNALISTIK
DASAR DASAR JURNALISTIK Perkembangan jurnalistik Sekilas tentang pengertian dan perkembangan jurnalistik, Assegaff sedikit menceritakan sedikit sejarah. Bahwa jurnalistik berasal dari kata Acta Diurna,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya menulis merupakan ciri bangsa yang terpelajar. Pernyataan Tarigan (1994:4) tersebut sangat sesuai bagi dunia pendidikan. Pada kenyataannya menulis
Lebih terperinciMEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI
PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI Modul ke: MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI Fakultas 13Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran INTRODUCTION Perbedaan utama reporter televisi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Publisitas menjadi sangat penting dalam aktivitas humas di organisasi, banyak sekali media yang bisa digunakan untuk menunjang publikasi humas. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa jurnalistik merupakan suatu jenis bahasa yang digunakan oleh media massa dan sangat berbeda karakteristiknya dengan bahasa sastra, bahasa ilmu atau bahasa
Lebih terperinciPriska / Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
PEMBERITAAN GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI-BASUKI DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM (Studi Analisis Isi Fungsi Media pada Pemberitaan Gebrakan 100 Hari Jokowi-Basuki dalam Liputan Khusus di Media Online Kompas.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk mendapatkan informasi serta perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat dunia jurnalistik berkembang pesat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN 1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/2012 3. Semester : IV 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Jurnalistik Media Cetak (SPK 2207) 5. SKS : 2 6. Pengampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatan sehari-harinya manusia tidak lepas dari komunikasi, baik secara verbal maupun secara non
Lebih terperinciSyarat Berita. 1. Benar terjadi. 2. Aktual. 3. Lengkap. 4. Apa adanya. 5. Tersusun Baik. 6. Menarik. 7. Berguna bagi pembaca.
Menulis Berita Apa itu Berita? Berita adalah produk jurnalistik di samping feature. Sedangkan jurnalistik adalah teknik mencari, mengumpulkan, menuliskan bahan berita serta menyusunnya menjadi berita atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita adalah sajian informasi tentang suatu kejadian yang berlangsung atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui informasi berantai
Lebih terperinciMuhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Wartawan profesional tidak sekadar "bisa nulis berita", tapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku di dunia jurnalistik, terutama kode etik jurnalistik. Jika
Lebih terperinciProduksi Media PR AVI
Modul ke: Produksi Media PR AVI Produk Reportase dan Press Conference Fakultas Ilmu Komunikasi Novida Irawan, M.Si Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Penyelenggaraan Konferensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat
Lebih terperinciApresiasi Buku Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom Bab I, II, III, IV, V, XXI, dan Lampiran Kolom Karya Zulhasril Nasir, Ph.D.
1 T1/PA-TR/A/2015 Jusuf Yulindo 210110130094 Apresiasi Buku Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom Bab I, II, III, IV, V, XXI, dan Lampiran Kolom Karya Zulhasril Nasir, Ph.D. I. Rangkuman Bab I: Prolog
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kata infotainment merupakan neologisme, atau kata bentukan baru yang menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya infotainment adalah informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat Kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang mengatakan
Lebih terperinciBENTUK DAN ANATOMI BERITA
BENTUK BERITA Pertemuan 4 BENTUK DAN ANATOMI BERITA Piramida terbalik Piramida Paralel Ember PIRAMIDA TERBALIK adalah salah satu bentuk berita yang umum atau paling banyak digunakan wartawan dalam menyusun
Lebih terperinciBAB I. setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam gambaran yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh pakar jurnalistik, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka akan
Lebih terperincimerupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai
Lebih terperinciMenulis Artikel Ilmiah
Menulis Artikel Ilmiah Disampaikan dalam rangka kegiatan PPM Pelatihan penulisan Artikel Ilmiah bagi Guru-guru Bahasa Prancis Se-Karisidenan Banyumas di SMAN 1 Cilacap pada Tanggal 28-29 Mei 2011 Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya radio dikenal sebagai media hiburan bukan media informasi dan pendidikan, namun sejak bergulirnya era reformasi radio semakin bebas menyajikan berita pada
Lebih terperinciTEKNIK MENULIS BERITA & MEMBUAT JUDUL. fitri dwi lestari
TEKNIK MENULIS BERITA & MEMBUAT JUDUL fitri dwi lestari Menulis Berita dalam Media Cetak Bahasa tulisan Kesalahan bahasa dan pungtuasi kentara Jika terjadi kesalahan dalam pemberitaan dapat diralat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi
Lebih terperinciMENGENAL DUNIA REPORTER DAN JURNALISTIK TV
MENGENAL DUNIA REPORTER DAN JURNALISTIK TV TVRI STASIUN KALIMANTAN TENGAH PENYAJI : NENI MARIA, S.Si * Dikutip dari berbagai sumber PENGERTIAN JURNALISTIK Jurnalistik dapat diartikan sebagai proses penulisan
Lebih terperinciBERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)
BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa hampir bisa dikatakan sebuah kebutuhan premier bagi masyarakat, kebutuhan akan informasi kekinian membuat masyarakat memburu informasi baik melalui media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari
9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena
Lebih terperinciperistiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam
Lebih terperinciBAB III SEGEMENTASI PASAR DAN BERITA
BAB III SEGEMENTASI PASAR DAN BERITA 3.1 SEGMENTASI PASAR Perusahaan yang memutuskan untuk beroperasi dalam pasar yang luas hendaknya menyadari bahwa tidak mungkin dapat melayani seluruh pelanggan dalam
Lebih terperinciPENGANTAR PR Teknik Menulis PR. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA
PENGANTAR PR Teknik Menulis PR Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Teknik Menulis PR Keahlian menulis adalah keahlian yang sangat penting dalam profesi PR. Bila anda ingin bisa menulis, jangan hanya menekuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan seksual merupakan salah satu tindak kriminalitas yang jumlahnya tergolong tinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari Komnas Perempuan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan
Lebih terperinciJurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam
Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asalmuasalnya dari
Lebih terperinciDasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 13FIKOM MENULIS BERITA TELEVISI. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING
Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MENULIS BERITA TELEVISI Fakultas 13FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENULIS UNTUK TELEVISI
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUANAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUANAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs MA ARIF NU WINDUSARI Nasikhatul Hidayah, Hari Wahyono, Mursia Ekawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhananya media literasi atau yang juga dikenal dengan melek media adalah kemampuan untuk memilih, menggunakan, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia penyiaran, khususnya radio berjalan cukup pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi. Radio siaran sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia komunikasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air terutama media massa-media
Lebih terperinciSifat Media Penyiaran
Sifat Media Penyiaran Persaingan di Era Digitalisasi Faktor kecepatan dan ketepatan dengan kualitas gambar tiga dimensi serta audio sekaliber teater sangat mempengaruhi sifat media siaran yang dapat dikatakan
Lebih terperinci2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau
Lebih terperinciBerita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values): aktual, faktual, penting, dan menarik.
Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values): aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga informasi terbaru. Jenis-jenis berita antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala
Lebih terperinciMODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI
Pertemuan 4 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR DESKRIPSI Pokok bahasan perkembangan surat kabar. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada 22 Juni 2013, pemerintah melakukan sebuah kebijakan yaitu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini merupakan kenaikan harga BBM pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern saat ini peran komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan dalam masyarakat yang tidak lepas dari komunikasi. Komunikasilah yang menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan manusia lainnya. Menurut Chaer (2006:1) sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sistem simbol yang dimiliki manusia agar berkomunikasi dengan manusia lainnya. Menurut Chaer (2006:1) sebagai sebuah sistem, maka suatu bahasa terbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita cukup penting peranannya bagi kehidupan kita sehari-hari. Berita dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sebagai hiburan bagi pembacanya. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sebagaimana diketahui media massa dewasa ini tidak hanya menyediakan sekedar informasi bagi masyarakat, tetapi dengan adanya informasi tersebut media juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai pencari dan pemburu informasi, pengumpul berita, pembawa berita penyusun berita, yaitu orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi komunikasi berlangsung dengan sangat cepat kearah yang lebih maju. Keberlangsungan proses komunikasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu
Lebih terperinciTeknik Reportase dan Wawancara
Modul ke: 01Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Media Dan Humas (Pengantar Teknik Reportase dan Wawancara) Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan
BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
Lebih terperinci