ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 ABSTRAK Heni Rohaeni. H Analisis Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah Terhadap Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk). Di bawah bimbingan Wita Juwita Ermawati. Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional dimana dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Dana yang berhasil dihimpun akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Menurut Siamat (2004), proporsi pendapatan utama bank berasal dari kredit. Namun, kredit juga merupakan salah satu faktor rapuhnya usaha perbankan apabila kredit tersebut dinyatakan bermasalah. Hal ini berimplikasi pada pengelolaan dana pihak ketiga yang merupakan kegiatan penghimpunan dana dan kredit bermasalah yang merupakan risiko dari kegiatan penyaluran dana. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis komposisi dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito), (2) Menganalisis perkembangan dana pihak ketiga, kredit bermasalah, dan laba, dan (3) Menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba. Penelitian dilakukan di PT Bank X Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari studi pustaka dan yang diperoleh dari perusahaan berupa laporan keuangan. Analisis menggunakan korelasi, regresi linier berganda, uji F, dan uji t dengan pengolah data Minitab 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi dana pihak ketiga pada PT Bank X didominasi oleh deposito yang memiliki kontribusi terbesar terhadap total dana pihak ketiga yaitu sebesar 56,50%, sedangkan tabungan dan giro memiliki kontribusi yang hampir sama yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan 21,61%. Baik DPK, NPL, dan laba PT Bank X mengalami fluktuasi selama periode dimana DPK tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp (dalam juta) dengan pertumbuhan sebesar 20,25% dan terendah terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar (dalam jutaan). NPL terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 7,10 % dan tertinggi terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 70,84%. PT Bank X mengalami kerugian yang cukup besar pada tahun 1999 yaitu Rp (dalam jutaan) dan kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat di tahun 2000 dengan pertumbuhan sebesar 103%. Akan tetapi pada tahun 2005 sempat mengalami penurunan sebesar 84% namun dapat ditingkatkan kembali di tahun 2006 sampai Hasil uji F menunjukkan bahwa secara keseluruhan dana pihak ketiga dan kredit bermasalah berpengaruh secara signifikan terhadap laba sebesar 94,7% sedangkan 5,3% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba, sedangkan kredit bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba. Model regresi menunjukkan bahwa DPK memberikan pengaruh positif terhadap laba sebesar 0,0440, artinya bahwa kenaikan DPK sebesar satu satuan akan menaikan laba sebesar 0,0440. Sedangkan NPL memberikan pengaruh negatif sebesar 1,13E+08, artinya bahwa kenaikan NPL sebesar satu satuan akan menurunkan laba sebesar 1,13E+08 (cateris paribus).

3 ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh HENI ROHAENI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh HENI ROHAENI H Menyetujui, Agustus 2009 Wita Juwita Ermawati, STP. MM Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pameungpeuk pada 15 Agustus Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan H.Aep Saepudin dan Hj.Wawat Sukmawati. Penulis memulai pendidikan di SDN Gudang II tahun Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Banjar pada tahun 1999 dan pada tahun 2002 melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banjar pada program IPA. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan manajemen pada tahun Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang bernama Center Of Management (COM@). Pada periode dan penulis menjabat sebagai staff Produksi Operasi Bisnis. Selain itu, penulis juga aktif pada kegiatan di lingkungan kampus seperti kepanitiaan (misalnya panitia Masa Perkenalan Departemen sebagai seksi konsumsi), seminar-seminar dan pelatihan. Penulis juga pernah melakukan kegiatan survai di kelurahan Pondok Jaya dan Bedahan dalam rangka Program Penanggulangan Kemiskinan yang diselenggarakan oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Depok tahun iv

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini mengambil judul Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah Terhadap Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk) dan bertujuan untuk mengetahui komposisi dan pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba. Penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi ini. Semua saran dan kritik merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Bapak Edwin dan pihak Learning Center Group PT Bank X Tbk yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian serta memberikan masukan dan informasi demi terselesaikannya skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang berguna bagi penulis, Kepala Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan staf atas bantuan selama penulis menyelesaikan perkuliahan. 5. Kedua orang tua (Bapak dan Mama), kakak dan adikku (Teh Yeyen dan Tuti) dan seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan doa yang tulus, semangat dan kasih sayang kepada penulis. 6. Lulud Adi Subarkah dan Levi Elhusni yang memberikan inspirasi, motivasi, dan bantuan kepada penulis. v

7 7. Try, Rara, Dewi, Pei, Anggi, Faris, Ira, Teh kokom, Oelan, Uni, Selvi yang telah memberikan indahnya persahabatan, keceriaan dan kebersamaan selama ini serta kasih sayang, motivasi dan masukan yang telah diberikan kepada penulis. 8. Rekan-rekan satu bimbingan: Widi, Edi, dan Sari untuk kerjasama dan motivasi selama proses bimbingan dan penyusunan skripsi. 9. Teh Rika, Ramadhona, Irsam, Andri, Bagus, Maya, loniq, Annisa, Mbak wulan, Ria, Novi Nurmia, Puti, Icha, Dila, Lina, Rini, Nain dan anak-anak Bateng 23 (Ayu, Ala, Ides, Indri, Beby, Dian, Nana) untuk motivasi dan masukan yang telah diberikan kepada penulis. 10. Sahabat-sahabat terbaik Manajemen Angkatan 42 yang selalu bersama-sama membuat kenangan dan persahabatan yang indah serta ilmu kehidupan yang diberikan. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan pahala atas kebaikannya. Tidak ada kesempurnaan pada manusia. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amin. Bogor, Agustus 2009 Penulis vi

8 DAFTAR ISI ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Halaman 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Definisi Bank Fungsi dan Usaha Bank Umum Sumber Dana Bank Alokasi Dana Bank Penyaluran Kredit Definisi Kredit Tujuan Kredit Fungsi Kredit Jenis-jenis Kredit Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Laba Bank Penelitian Terdahulu III.METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Korelasi Pearson Product Moment Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Uji simultan (Uji F) Analisis Uji Parsial (UJi t) iv v vii ix x xi

9 IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT Bank X Profil PT Bank X Visi Misi PT Bank X Produk dan Jasa Penghimpunan Dana Penyaluran Kredit Pengelolaan Risiko Kredit Kredit Bermasalah PT Bank X Laba PT. Bank X Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah Terhadap Laba Analisis Korelasi Analisis Regresi Linier Berganda Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F) Dampak Perubahan Secara Parsial (Uji t) Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

10 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito) Persentase tingkat pertumbuhan penyaluran kredit Jumlah kolektibilitas kredit periode Persentase Non Performig Loan (NPL) kredit periode Laba PT Bank X periode Nilai korelasi antar variabel DPK, NPL, dan Laba Nilai VIF peubah bebas regresi berganda ix

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Komposisi pendapatan bunga PT Bank X periode Kerangka konseptual Komposisi dana pihak ketiga PT Bank X periode Grafik perkembangan tingkat suku bunga dana dan suku bunga kredit... PT Bank X periode Grafik perkembangan jumlah dana pihak ketiga dan penyaluran kredit... PT Bank X periode Komposisi kolektibilitas kredit PT Bank X periode Grafik perkembangan rasio NPL PT Bank X periode Grafik perkembangan laba PT Bank X periode Uji normalitas residual pada regresi berganda Hasil run test terhadap residual model Output uji heteroskedastisitas pada regresi berganda x

12 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Struktur organisasi PT Bank X Uji korelasi antara laba dengan DPK dan NPL Hasil analisis regresi antara laba dengan DPK dan NPL Hasil uji validitas model DPK dan NPL terhadap laba xi

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kini setelah masa krisis terlewati, perbaikan sektor ekonomi tetap menjadi prioritas utama. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui Bank Indonesia yaitu dengan dikeluarkannya deregulasi di bidang keuangan, moneter, dan perbankan yang berkelanjutan dengan tujuan untuk menciptakan iklim perbankan yang sehat, mandiri, dan efisien. Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API (Arsitektur Perbankan Indonesia) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan ( Perbankan dalam menjalankan fungsinya yaitu berasaskan prinsip kehatihatian. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup masyarakat. Sebagai lembaga intermediasi, bank menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang membutuhkan dana. Sumber dana terbesar yang dimiliki oleh bank berasal dari dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang berupa

14 2 simpanan tabungan, giro dan deposito. Sumber dana tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Atas simpanan masyarakat tersebut, bank memberikan imbalan berupa bunga. Sejalan dengan karakteristik usaha tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari peranannya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter ( Salah satu kegiatan industri perbankan adalah pemberian kredit. Menurut Siamat (2004), proporsi pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan bunga kredit yang disalurkan. Sedangkan jumlah kredit yang disalurkan tersebut didanai oleh beberapa sumber yaitu modal sendiri, pinjaman dari lembaga lain, dan pihak ketiga atau masyarakat. Menurut Kasmir (2004), dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana tersebut sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Kredit diberikan kepada para debitur yang telah memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam perjanjian yang dilakukan antara pihak debitur dengan pihak bank. Industri perbankan adalah suatu industri yang rentan akan risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi, salah satunya dalam pemberian kredit. Kredit merupakan salah satu aktivitas bisnis perbankan yang memiliki risiko paling besar dan signifikan dari semua risiko yang menyebabkan kerugian potensial. Risiko kredit disini dimaksudkan sebagai ketidakmampuan debitur untuk melunasi kewajibannya kepada pihak bank. Apabila pinjaman yang tidak dapat dikembalikan jumlahnya cukup material, hal ini dapat menyebabkan turunnya pendapatan, kinerja maupun tingkat kesehatan dan kelangsungan bank.

15 3 Beberapa risiko kredit tak dapat dihindari, karena tanpa risiko tidak akan ada pendapatan. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan dengan diimbangi pengelolaan terhadap risiko yang baik akan menentukan keuntungan bank. Namun di sisi lain, kredit juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rapuhnya usaha perbankan yaitu apabila kredit tersebut dinyatakan bermasalah. Besarnya kredit yang bermasalah ditunjukkan dalam nilai Non Performing Loan (NPL). Semakin besar NPL berarti risiko kredit semakin tinggi. Bank dapat mengkompensasikan pemberian kredit yang mempunyai risiko tinggi diimbangi dengan pendapatan yang lebih tinggi melalui penetapan suku bunga di atas normal. Namun, pemberian putusan kredit harus dapat dijamin, apakah akan lebih banyak memberikan kredit dengan tingkat pendapatan dan pengembalian tinggi, atau terlalu berisiko, karena dapat mengakibatkan risiko potensial dalam bisnis (Coyle dalam Saat ini, dunia perbankan di Indonesia mengalami kendala dengan tingkat kredit bermasalah yang terus meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat rasio kredit bermasalah (NPL) gross perbankan naik dari 4,33% pada Maret menjadi 4,39% per April Sementara NPL net pada periode yang sama naik dari 1,78% menjadi 1,8%. Komposisi NPL tersebut adalah 3,7% pada kredit modal kerja, kredit investasi 5,3%, dan kredit konsumsi 3,1% PT Bank X merupakan bank yang terbentuk sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia melalui pengambilalihan empat bank. PT Bank X merupakan bank terbesar di Indonesia dilihat dari sisi jumlah aktiva, pemberian kredit, maupun dana pihak ketiga. PT Bank X menyediakan berbagai produk dan jasa perbankan baik bagi nasabah perorangan, usaha kecil dan menengah (UKM), maupun korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN). Sebagai lembaga intermediasi, bank memperoleh pendapatan dari bunga kredit atau surat-surat berharga. Pendapatan bunga dari kegiatan penyaluran kredit memberikan kontribusi paling besar terhadap pencapaian laba PT Bank X, seperti terlihat pada Gambar 1. Pada tahun 2006 dan 2007, pendapatan bunga kredit PT

16 4 Bank X memiliki kontribusi masing-masing sebesar 43,1% dan 52,8%. Nilai tersebut hampir mencapai setengah dari pendapatan bunga total % 2,3% 3% 6,3% 43,1 % 41,3 % Obligasi pemerintah Kredit yang diberikan Surat berharga Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Provisi dan komisi atas kredit yang diberikan lainnya Gambar 1. Komposisi pendapatan bunga PT Bank X Periode Sumber: PT Bank X (Data Diolah) Dalam upaya pencapaian labanya, PT Bank X harus terus berusaha menghimpun dana pihak ketiga untuk mendanai kegiatan penyaluran kreditnya dan selalu berusaha untuk menurunkan tingkat NPL. Semakin banyak dana yang disalurkan tentu saja semakin besar potensi menimbulkan risiko kredit. NPL yang tinggi akan berpengaruh terhadap citra perusahaan dan kinerja perbankan. Pengelolaan terhadap kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana sangat penting dan berguna sebagai salah satu input alternatif dalam perumusan strategi tata kelola perusahaan Rumusan Masalah Dalam menghadapi perubahan ekonomi yang sangat fluktuatif di Indonesia, lembaga keuangan dan pelaku ekonomi khususnya BUMN harus mengelola kegiatan bank terutama dalam penyaluran kreditnya. Penyaluran kredit yang diberikan kepada masyarakat memiliki tingkat risiko yang beraneka ragam. Permasalahan yang terjadi pada PT Bank X adalah

17 5 ketidakstabilan Jumlah DPK, nilai NPL dan Laba. Tingginya jumlah DPK yang dimiliki oleh PT Bank X akan berimplikasi pada kemampuannya dalam melakukan ekspansi kredit, karena sumber pendanaan utama untuk penyaluran kredit adalah jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh sebuah bank. Tiap sumber dana memiliki kelebihan, kekurangaan dan biaya dana yang harus diperhitungkan karena dapat mempengaruhi laba bank. Agar bank mendapatkan laba, maka tingkat bunga kredit harus lebih tinggi dari biaya yang dibayarkan kepada pemilik dana (Siamat, 2005). Sehingga bank akan mendapatkan spread (selisih) yang positif. Akan tetapi, dalam menyalurkan kreditnya bank menghadapi risiko kredit gagal bayar yang ditunjukkan oleh nilai NPL. Sehingga dengan adanya NPL tersebut, laba yang sudah ditargetkan bank akan terganggu. Maka kegiatan penghimpunan dan penyaluran kredit harus dikelola dengan baik, karena dua kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan atas keberlangsungannya kegiatan usaha sebuah bank. Oleh karena itu permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana komposisi dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito) pada PT Bank X? 2. Bagaimana perkembangan dana pihak ketiga, NPL, dan laba pada PT Bank X? 3. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga dan nilai NPL terhadap laba pada PT Bank X? 1.3. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis komposisi dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito) pada PT Bank X. 2. Menganalisis perkembangan dana pihak ketiga, NPL, dan laba pada PT Bank X. 3. Menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan nilai NPL terhadap laba pada PT Bank X.

18 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta saran-saran yang bermanfaat untuk pencapaian laba. 2. Bagi pembaca, sebagai salah satu bahan acuan dan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan. 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan serta sebagai suatu latihan dalam menerapkan teoriteori yang diperoleh penulis khususnya mengenai perbankan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini tentang analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba. Dimana dalam penelitian ini terfokus pada analisis komposisi DPK, perkembangan DPK, nilai NPL, dan laba, dan pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba pada PT Bank X. Penelitian ini tidak menganalisis sumber pendanaan lain dan faktor-faktor penyebab kredit bermasalah. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data dari tahun 1999 sampai tahun Penggunaan jangka waktu tersebut digunakan agar pendugaan parameter lebih akurat.

19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Definisi Bank Menurut UU No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU. No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak Fungsi dan Usaha Bank Umum Siamat (2004) menyebutkan bahwa bank umum memiliki fungsi pokok sebagai berikut: 1) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. 2) Menciptakan uang. 3) Menghimpun dan menyalurkannya kepada masyarakat. 4) Menawarkan jasa-jasa keuangan lain. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dalam Siamat ( 2004) adalah sebagai berikut: 1) Menghimpun dana dari masyarakat. 2) Memberikan kredit. 3) Menerbitkan surat pengakuan utang. 4) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun. untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: a) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep oleh bank b) Surat pengakuan utang c) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) e) Obligasi f) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun

20 8 g) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun 5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. 6) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya. 7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga. 8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian). 10) Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 11) Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. 12) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trustee). 13) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. 14) Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, dan asuransi, dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit. 15) Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang.

21 Sumber Dana Bank Menurut Kasmir (2008), sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Sumber dana bank dapat diperoleh dari: 1. Dana yang berasal dari bank itu sendiri Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari : a. Setoran modal dari pemegang saham merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru. b. Cadangan laba merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. c. Laba bank yang belum dibagi merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Menurut UU No.10 Tahun 1998 sumber dana yang dimaksud adalah : a. Simpanan giro Merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. b. Simpanan tabungan Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

22 10 c. Simpanan deposito Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tiap pilihan mempunyai pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh dapat berupa keuntungan dari bunga dan kemudahan atau keamanan uangnya. 3. Dana yang bersumber dari lembaga lain Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas. Adapun sumber dana yang dimaksud adalah : a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. b. Pinjaman antar bank ( call money). Biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank- bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya. c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri. d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.

23 Alokasi Dana Bank Dana yang telah berhasil dihimpun dari berbagai sumber perlu dikelola secara efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi penempatan dana berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Siamat (2004), penempatan dana mempunyai beberapa tujuan yaitu : a. Untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup. b. Untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Menurut Siamat (2004), penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan berdasarkan prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva bank : 1. Prioritas penggunaan dana Penggunaan dana bank dua prioritas pertama adalah dalam bentuk : a. Cadangan primer (primary reserve) Cadangan primer dimaksudkan antara lain untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan keperluan operasi bank sehari-hari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah. Disamping itu cadangan ini digunakan untuk penyelesaian kliring antarbank dan kewajibankewajiban lainnya yang segera harus dibayar. Cadangan primer meliputi uang kas yang ada dalam bank, saldo rekening giro pada bank sentral dan bank-bank lainnya, dan warkat-warkat yang dalam proses penagihan. b. Cadangan sekunder (secondary reserve) Cadangan sekunder dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang dari satu tahun. Cadangan sekunder ini semata-mata dimaksudkan untuk kebutuhan likuiditas dan untuk memperoleh keuntungan. c. Penyaluran kredit Penyaluran kredit merupakan kegitan utama bank. Oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan usaha ini.

24 12 d. Investments Penggunaan dana bank untuk investment yaitu penanaman dana dalam surat-surat berharga yang berjangka panjang. Tujuannya yaitu untuk memaksimalkan penghasilan. Adapun instrumen untuk investment adalah saham yang dibeli melalui bursa efek dan obligasi dengan berbagai jenis. 2. Penggunaan dana menurut aktiva Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengaplikasian dana ke dalam bentuk aktiva yang dapat memberikan hasil dan tidak memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan. Penggunaan dana ini dapat dibedakan sebagai berikut : a. Akiva tidak produktif (non-earning assets) Aktiva tidak produktif merupakan penanaman dana ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank terdiri dari : 1) alat likuid, terdiri dari kas, giro pada bank sentral, dan giro pada bank-bank lain.2) Aktiva tetap dan inventaris, yang penggunaan dananya diperoleh dari modal sendiri bank yang bersangkutan. b. Aktiva produktif (earning assets) Aktiva produktif merupakan semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif bank terdiri dari : kredit yang diberikan, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, dan penyertaan Penyaluran Kredit Definisi Kredit Kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

25 13 Menurut Kasmir (2004), kredit berarti memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran di kemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Menurut Rivai (2005), kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor/ pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang /borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak Tujuan Kredit Kasmir (2001) menyebutkan bahwa pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: 1) Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2) Membantu usaha nasabah Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, agar dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3) Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, karena akan meningkatkan penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, serta menghemat dan meningkatkan devisa negara Fungsi Kredit Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Menurut Rivai (2005), fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan terdiri dari:

26 14 a. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang b. Kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang d. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat e. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi f. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional g. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional Jenis-jenis Kredit Menurut Kasmir (2004), beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kredit. Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi diantaranya: 1. Segi Kegunaan a. Kredit Investasi Kredit investasi adalah kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru dimana pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. b. Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. b. Kredit konsumtif Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

27 15 c. Kredit Perdagangan Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan unuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek Kredit jangka pendek memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit Jangka Menengah Kredit jangka menengah memiliki jangka waktu berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun. c. Kredit Jangka Panjang Kredit jangka panjang memiliki jangka waktu diatas tiga tahun atau lima tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang. 4. Segi Jaminan a. Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan jaminan tertentu. Jaminan dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. b. Kredit Tanpa Jaminan Kredit yang diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan kreditur (bank) bersangkutan. 5. Segi Sektor Usaha a. Kredit pertanian Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Kredit ini bisa berupa jangka pendek atau jangka panjang.

28 16 b. Kredit Peternakan Kredit ini diberikan untuk sektor peternakan, biasanya untuk waktu yang relatif pendek. c. Kredit Industri Kredit ini digunakan untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah, atau besar. d. Kredit Pertambangan Kredit ini digunakan untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka panjang. e. Kredit Pendidikan Kredit pendidikan digunakan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar. f. Kredit Profesi Kredit profesi diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter dan pengacara. g. Kredit perumahan Kredit perumahan digunakan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan sektor-sektor usaha lainnya Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Menurut Rivai (2005), kredit bemasalah merupakan kredit yang mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga, pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan. Menurut ketentuan Bank Indonesia dalam Siamat (2004), kredit digolongkan menurut kualitasnya yaitu: 1. Kredit lancar (pass), kredit digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria: a) Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu b) Memiliki mutasi rekening yang aktif

29 17 c) Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash collateral) 2. Kredit dalam perhatian khusus (special mention) Kredit yang digolongkan ke dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria: a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang belum melampaui 90 hari. b) Kadang-kadang terjadi cerukan. c) Mutasi rekening relatif aktif d) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan. e) Didukung oleh pinjaman baru. 3. Kredit kurang lancar (substandard) Kredit yang digolongkan ke dalam kurang lancar apabila memenuhi kriteria: a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari. b) Sering terjadi cerukan. c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah. d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari Sembilan puluh hari. e) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah. f) Dokumentasi pinjaman yang lemah. 4. Kredit diragukan (doubtful) Kredit yang digolongkan ke dalam kredit diragukan apabila memenuhi kriteria: a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 180 hari. b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen. c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari. d) Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.

30 18 5. Kredit macet (loss) Kredit yang digolongkan ke dalam kredit macet apabila memenuhi kriteria: a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 270 hari. b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru. c) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar. Menurut Riyadi (2004), NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan kolektibilitas tiga sampai dengan lima dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Rumus : NPL gross = / x 100%... 1) NPL nett = / / x 100%... 2) Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan Laba Bank Laba merupakan merupakan kelebihan pendapatan, hasil, atau harga jual diatas biaya-biaya yang terlibat; setiap manfaat keuangan yang berasal dari suatu kegiatan komersial, dari praktek suatu profesi, atau dari suatu transaksi pribadi (Kamus istilah akuntansi, 1985). Menurut Sastradipoera dalam Gumayantika (2008), laba adalah jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari penerimaan bank, kelebihan pendapatan (income) di atas pengeluaran (expenditure) bank. Jadi untuk mengetahui terlebih dahulu nilai seluruh pendapatan dan nilai biaya secara keseluruhan. Laba yang diperoleh suatu perusahaan menunjukkan sejauh mana manajemen perusahaan berhasil mengorganisasi bisnis dan sebaliknya.

31 Hasil Penelitian Terdahulu Gumayantika (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh risiko kredit terhadap laba pada Bank Jabar Cabang Ciamis. Hasil penelitian ini dengan menggunakan korelasi pearson product moment membuktikan bahwa terdapat hubungan yang negatif sebesar 0,652 antara risiko kredit dan laba. Pada penelitian Marchtina (2005), menganalisis pengaruh dana simpanan masyarakat dan suku bunga kredit terhadap penyaluran kredit pada bank pemerintah di Karesidenan Surakarta periode Penelitian ini membuktikan bahwa dana simpanan masyarakat sebagai salah satu sumber dana bank memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap penyaluran kredit, sedangkan suku bunga kredit mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Pada penelitian Pradipta (2008) menganalisis p ortofolio sumber dana PT Bank Lampung KCP Antasari sebagai instrumen optimalisasi budgeting dan pengambilan strategi. Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan uji F secara keseluruhan portofolio sumber dana yang terdiri dari giro swasta, SIGERMAS, dan transfer antar kantor berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji t bahwa secara parsial giro swasta dan SIGERMAS berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan, sedangkan transfer antar kantor berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pendapatan.

32 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sebagai lembaga intermediasi, bank mempunyai kegiatan utama yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Sumber dana terbesar yang dimiliki oleh bank berasal dari simpanan masyarakat yang berupa tabungan, giro, dan deposito. Sumber dana tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Atas simpanan masyarakat tersebut, bank memberikan imbalan berupa bunga. Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank dengan fasilitas kreditnya. Oleh sebab itu, bank mempunyai peranan penting dalam pengelolaan dana yang beredar di masyarakat. Pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan bunga dari kredit yang disalurkan (Siamat, 2004). Sedangkan jumlah kredit yang disalurkan tersebut ditentukan oleh besarnya sumber dana yang diperoleh dari masyarakat. Namun dalam merealisasikan kegiatan bisnisnya, kredit selalu dihubungkan dengan prinsip risk and return, dimana kegiatan yang diharapkan akan mempunyai hasil atau pendapatan yang besar, biasanya mempunyai risiko yang tinggi. Dalam penelitian ini, sumber pendanaan yang digunakan adalah sumber dana yang berasal dari pihak ketiga yang terdiri dari tabungan, giro, dan deposito. Besarnya risiko kredit ditunjukkan dalam nilai Non Performing Loan (NPL). Tingginya NPL menunjukkan banyaknya pihak debitur yang tidak dapat membayar secara kontinu atas pinjaman kreditnya. Sedangkan laba bank yang digunakan adalah laba bersih sebelum dikurangi pajak. Besarnya dana pihak ketiga yang diperoleh dan nilai NPL akan berpengaruh terhadap laba bank. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh perubahan sumber dana pihak ketiga dan NPL secara simultan terhadap laba bank. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk melihat derajat hubungan diantara sumber dana yang diperoleh dan nilai NPL terhadap laba bank. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi input alternatif dalam peningkatan laba bank. Adapun kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.

33 21 PT. Bank X Fungsi intermediasi Analisis deskriptif Penghimpun dana Penyalur dana Analisis deskriptif Variabel independen Variabel independen Dana pihak ketiga : Tabungan Giro Deposito NPL Variabel dependen Laba Korelasi pearson product moment Regresi linier berganda Uji F Uji t Pengaruh dana pihak ketiga dan NPL terhadap laba Gambar 2. Kerangka Konseptual Keterangan : : Alur pemikiran : Alat analisis

34 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Bank X yang berlokasi di Jakarta. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2009 sampai April Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain (Juanda, 2003). Data sekunder diperoleh dari data historis PT Bank X, studi literatur, laporan penelitian, dan laporan keuangan yang diterbitkan bank maupun internet Metode Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode statistik yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif, analisis korelasi pearson product moment, analisis regresi linier berganda dan diolah dengan menggunakan Minitab Analisis deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, Sugiono dalam Gumayantika (2008) Analisis Korelasi Pearson Product Moment Korelasi pearson product moment merupakan statistik yang mengukur keserasian hubungan diantara dua variabel. Rumus dibawah ini digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi. Menurut Alma (2007), perumusan untuk korelasi pearson product moment yaitu: = ( )( )... 3) { ( ) } { }

35 23 Dimana: r = Koefisien korelasi Y = Variabel terikat ( Laba) X = Variabel bebas ( DPK dan NPL) n = Lamanya periode Korelasi pearson product moment dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 r +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan korelasi, maka dapat digunakan pedoman korelasi seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiono, Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Arief (2006), analisis regresi digunakan untuk melihat bagaimana variasi peubah dari beberapa peubah bebas mempengaruhi peubah tidak bebas dalam suatu fenomena yang kompleks. Analisis regresi dapat dibedakan menjadi regresi sederhana dan regresi berganda. Jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu peubah tidak bebas dengan lebih dari satu peubah bebas maka yang digunakan adalah regresi berganda. Analisis regresi berganda menjelaskan seberapa jauh suatu peubah mempengaruhi peubah lainnya. Pada penelitian ini dana pihak ketiga dan kredit bermasalah menjadi peubah bebas yang mempengaruhi peubah tidak bebas yaitu laba. Model regresi berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini :

36 24 Y = + + +e... 4) Keterangan : Y = Laba β = Konstanta X = DPK X = NPL = Tingkat kesalahan (galat) Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh model regresi. Oleh karena itu diperlukan pengujian asumsi yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan heteroskedastisitas menurut Gujarati dalam Susanti (2007). a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan jika data yang digunakan kurang dari 30 untuk mengetahui distribusi kenormalan data, yaitu apakah data dapat dianggap berdistribusi normal atau tidak. Ketika data telah berdistribusi normal, maka data tersebut dapat diolah menggunakan statistik parametrik yang pada penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Untuk menguji kenormalan data dilakukan dengan menguji kenormalan data residual. Uji normalitas dapat dilihat dengan melihat nilai statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) pada uji normalitas residual. Jika nilai statistik KS lebih kecil dibanding nilai tabel KS dan nilai p-value lebih besar dari α, maka asumsi kenormalan terpenuhi sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan (Iriawan dan Astuti, 2006). b. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah kondisi dimana peubah-peubah bebas memiliki korelasi diantara satu dengan yang lainnya. Jika peubahpeubah bebas memiliki korelasi sama dengan 1 atau berkorelasi sempurna mengakibatkan koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat diperkirakan dan nilai standar error setiap koefisien regresi

37 25 menjadi tak hingga (Arief, 2006). Uji multikolin earitas adalah uji untuk melihat apakah terdapat korelasi antara peubah bebas yang digunakan dalam model regresi. Untuk melihat apakah ada multikolinearitas pada model regresi dilihat dari nilai variance inflation factor atau (VIF). Jika nilai VIF masing -masing peubah bebas memiliki nilai lebih besar dari 5 maka model regresi memiliki multikolinearitas sehingga menjadi tidak valid (Iriawan dan Astuti, 2006). c. Uji Autokorelasi Menurut Arief (2006), penaksiran model regresi linear memiliki asumsi bahwa tidak terdapat korelasi serial atau autokorelasi. Autokorelasi atau korelasi serial kemungkinan terjadi pada data time series. Model regresi yang baik tidak memperkenankan terjadinya autokorelasi. Akibat dari terjadinya autokorelasi adalah pengujian hipotesis dalam uji F menjadi tidak valid dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan yang menyesatkan pada tingkat signifikansi dan koefisien regresi yang ditaksir. Uji autokorelasi dengan perangkat lunak Minitab melalui uji Run test residual. Jika hasil penghitungan didapatkan p-value lebih besar dari α, menunjukkan tidak adanya autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk peubah bebas yang diketahui. Jika varian dari residual untuk peubah yang diketahui tetap, disebut dengan homoskedastisitas. Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas (Arief, 2006). Asumsi pada model regresi adalah varian setiap variabel independen mempunyai nilai yang konstan atau memiliki varian yang sama. Masalah heteroskedastisitas umumnya terjadi pada data cross sectional. Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas adalah kemungkinan untuk mengambil kesimpulan yang salah dalam uji F

38 26 karena pengujian tingkat signifikansi yang kurang kuat Gujarati dalam Susanti (2007). Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titik-titik yang tersebar pada output perhitungan dengan perangkat lunak Minitab. Sebaran titiktitik yang tidak membentuk pola tertentu namun tersebar di atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas (Iriawan dan Astuti, 2006) Analisis Uji Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model menpunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2003). Langkahlangkah uji satistik F: Langkah-langkah uji statistik F adalah : a. Merumuskan hipotesis 1) H : = 0,,, Hipotesis nol (H 0 ) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua variabel independen bukan meruapakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) H : 0,,, Hipotesis alternatifnya (H 1 ), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol. Artinya, paling sedikit terdapat satu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Menentukan F tabel 1. F α (k-1, n-k) 2. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir. 3. Derajat bebas pembilang = k-1 4. Derajat bebas penyebut = n-k

39 27 c. Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui program Minitab 14 d. Membandingkan F hitung dengan F tabel 1. Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel (F tabel) atau F hitung < -F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. 2. Jika F tabel < statistik hitung (angka F output) < statistik table (F tabel) maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Kelayakan model regresi yang telah dibuat juga dapat dilihat pada hasil uji analysis of variance (ANOVA). ANOVA merupakan uji hipotesis kesesuaian model dengan data yang ada (Iriawan dan Astuti, 2006). Hipotesis yang digunakan sama dengan hipotesis uji F, dengan daerah penolakan p- value < α Analisis Uji Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003). Langkah-langkah uji statistik t adalah: 4. Merumuskan hipotesis a. H : β = 0 Hipotesis nol ( H ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter ( β ) sama dengan nol. Artinya, suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel depeden. b. H : β 0 Hipotesis alternatifnya ( H ), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol. Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 5. Menentukan t-tabel a. Menentukan besarnya t-tabel : ( /, ) b. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir.

40 28 c. Derajat bebas (df) = n-k 6. Menentukan t-hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui program minitab. 7. Membandingkan t-hitung dengan t-tabel a. Jika statistik hitung (angka t output) > statistik tabel (t tabel) atau t hitung < -t tabel maka H ditolak dan H diterima. b. Jika t tabel < statistik hitung (angka t output) < statistik tabel (t tabel) maka H diterima dan H ditolak.

41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Bank X PT Bank X berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanankan oleh pemerintah Indonesia melalui pengambilalihan empat bank. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah tersebut yaitu Bank A, Bank B, Bank C dan Bank D, bergabung menjadi PT Bank X dengan pelaksanan merger. Kemudian PT Bank X mulai beroperasi pada bulan Agustus Keempat bank yang digabung merupakan bankbank yang telah lama beroperasi di Indonesia Profil PT. Bank X Sejak didirikan, PT Bank X terus berupaya untuk membentuk tim manajemen yang profesional serta bekerja berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance, pengawasan dan kepatuhan yang sesuai standar internasional. PT Bank X disupervisi oleh komisaris yang terdiri dari orang-orang yang menonjol di bidang keuangan yang ditunjuk oleh pemegang saham termasuk Menteri Negara BUMN. Tingkatan tertinggi dari manajemen eksekutif adalah direksi, yang dipimpin oleh direktur utama. Direksi PT Bank X terdiri dari bankir yang berasal dari bankir profesional. Sebagai bagian dari penerapan good corporate governance, Bank X membentuk Compliance Group, Internal Audit dan Corporate Secretary, dan juga diperiksa oleh Bank Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta diaudit dari waktu ke waktu setiap tahunnya oleh auditor independen. Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi sebesar 20 % atas kepemilikan saham di PT Bank X melalui penawaran umum perdana. Proses divestasi saham pemerintah pada PT Bank X tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2003 tentang penjualan saham Negara Republik Indonesia pada PT Bank X. Dalam Peraturan Pemerintah

42 30 tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham PT Bank X akan dilakukan melalui pasar modal atau kepada mitra strategis dengan jumlah maksimal 30 % dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh atau sejumlah Rp saham biasa atas nama Seri B milik Negara Repubik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp. 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp. 675 per saham. Pada bulan April 2003, PT Bank X menerbitkan Medium Term Notes (MTN) sebesar USD 300 juta, berjangka waktu 5 tahun yang dicatatkan di Bursa Efek Singapura. Pada bulan Agustus 2003, PT Bank X menyelesaikan implementasi emas (Enterprise X Advance System), yang merupakan sistem core banking baru. Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10 % kepemilikan di PT Bank X. Hal ini merupakan landasan bagi tahap transformasi berikutnya menjadi Regional Champion Bank pada tahun Visi Misi PT. Bank X PT Bank X memiliki sebuah visi yaitu Bank terpercaya pilihan anda. Untuk mencapai visi tersebut PT Bank X memiliki misi-misi yang mendukung. Misi-misi PT Bank X adalah : 1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar. 2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional. 3. Memberikan keuntungan yang maksimal pada stakeholder. 4. Melaksanakan manajemen terbuka. 5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan Produk dan Jasa Sebagai lembaga keuangan bank, PT Bank X memiliki produkproduk baik itu dalam penghimpun dana, penyaluran dana maupun jasa-jasa perbankan lainnya. Konsumen PT Bank X dapat dibagi menjadi beberapa segmen yaitu : Corporate, Commercial, Micro, Consumer, dan Small Business. Produk-produk yang tersedia bagi konsumen yaitu:

43 31 1. Produk Penghimpunan Dana a. Tabungan X, adalah tabungan dengan berbagai fasilitas yang dapat membantu nasabah seperti SMS Banking, Internet Banking dan Call X, ATM, Weekend Banking, layanan Autodebet dan layanan Automatic Fund Transfer. b. Giro, adalah fasilitas penyimpanan dana yang dapat membantu transaksi bisnis dengan adanya fasilitas cek dan bilyet giro, dan tersedia pilihan berbagai mata uang yaitu : Rupiah, USD, SGD, AUD, GBD, DEM, JPY, HKD, CHF, dan FFR. c. Deposito, adalah fasilitas penyimpanan dana dengan suku bunga deposito yang kompetitif dan menjadikan investasi lebih cepat berkembang. Produk deposito menyediakan berbagai pilihan jangka waktu yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan nasabah, yaitu : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau 24 bulan. d. Deposito On Call, adalah deposito yang ditunjukkan kepada nasabah corporate yang akan menginvestasikan kelebihan likuiditas dananya dengan berbagai pilihan jangka waktu yaitu 7 sampai dengan 13 hari, 14 sampai dengan 20 hari, dan 21 sampai dengan 28 hari. e. Tabungan Haji, adalah tabungan bagi calon jemaah haji setelah memperoleh dan menunjukkan surat pendaftaran pergi haji. f. Tabungan Rencana X, adalah tabungan dengan setoran wajib bulanan yang memberikan ekstra perlindungan asuransi gratis dan bunga yang relatif lebih tinggi. g. Tabungan Bisnis, adalah tabungan yang dikhususkan untk nasabah pebisnis dengan fasilitas kartu debet, layanan e- Banking, gratis biaya transfer, dan deskripsi transaksi yang lebih jelas dan lengkap dibandingkan tabungan biasa. h. Tabungan Kapel i. Tabungan TKI j. Tabungan Mikro

44 32 2. Produk Penyaluran Dana a. Kredit Modal Kerja untuk segmen Corporate dan Commercial. b. Kredit Investasi untuk segmen Corporate dan Commercial. c. Kredit Jaminan Tunai d. Kredit Modal Kerja Komoditas e. Kredit Modal Kerja dengan fasilitas e-biz Card X f. Kredit Multiguna usaha g. Kredit Usaha Mikro h. Kredit Serbaguna Mikro i. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan j. Kredit Usaha Mikro Layak Tanpa Agunan k. KPR Graha X l. Kredit Multiguna X m. Kredit Agunan Deposito X n. Kredit Mitrakarya X 3. Jasa Lain-lain Jasa lain-lain terdiri dari : Kartu X, ATM X, Call X, SMS banking X, Internet Banking, m-atm, X Dana Sejahtera, X siswa Sejahtera, X Investasi Sejahtera, X Jiwa Sejahtera, Transaksi Valuta Asing, Safe Deposit Box, L/C Issues and Amendment, L/C Advising, L/C Negotiation, L/C Confirmation, dan lain-lain Penghimpunan Dana Bank dalam menjalankan usahanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi atau kredit. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Kebutuhan dana untuk melakukan ekspansi kredit dipenuhi PT Bank X dengan mengelola beberapa sumber dana. Sumber utama dana bank berasal dari penghimpunan dana tersebut yang berupa simpanan dalam bentuk tabungan, giro, dan simpanan berjangka. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut berasal dari masyarakat maupun dari nasabah institusi. Gambar 3

45 33 menunjukkan komposisi dana pihak ketiga PT Bank X selama periode Tabungan Deposito Giro Gambar 3. Komposisi Dana Pihak Ketiga PT Bank X Periode Sumber: PT Bank X (Data Diolah) Selama periode , deposito memiliki kontribusi yang sangat besar tehadap total DPK yang berhasil di himpun oleh PT Bank X yaitu sebesar 56,50%, sedangkan tabungan memberikan kontribusi yang tidak berbeda jauh dengan giro yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan 21,61%. Dana yang cukup tinggi akan berimplikasi pada kemampuan PT Bank X untuk menyalurkan kreditnya, karena untuk melakukan ekspansi kredit dibutuhkan dana yang memenuhi. Permintaan terhadap kredit yang cukup tinggi harus diimbangi dengan dana yang tersedia. Aliran pemikiran ekonomi moneter Keynes menyatakan bahwa meningkatnya penawaran uang atau uang beredar akan meningkatkan ketersediaan dana yang dapat dipinjamkan atau loanable funds (Mankiw, 2000).

46 34 tingkat suku bunga (dalam persen) Suku Bunga Giro Suku Bunga Tabungan Suku Bunga deposito Suku Bunga Kredit Tahun Gambar 4. Grafik Perkembangan Tingkat Suku Bunga Dana dan Suku Bunga Kredit PT Bank X periode Sumber : PT Bank X (Data Diolah). Besarnya kontribusi deposito terhadap DPK disebabkan karena tingkat suku bunga deposito lebih besar dari dua jenis DPK lainnya. Seperti terlihat pada Gambar 4 sepanjang tahun 1999 sampai 2007, tingkat suku bunga deposito selalu lebih besar daripada dua produk simpanan lainnya sehingga para nasabah lebih tertarik untuk menyimpan uangnya pada produk simpanan ini walaupun memiliki jangka waktu yang lebih lama daripada produk tabungan maupun giro. Tingkat suku bunga dana selalu lebih rendah daripada tingkat suku bunga pinjaman atau kredit sehingga menghasilkan spread (selisih) yang positif.

47 35 Tabel 2. Jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, periode (dalam jutaan rupiah). Tahun Tabungan Deposito Giro Total DPK ,305, ,844,250 19,856, ,005, % 76.92% 13.42% 100% Deposito) Tingkat Pertumbuhan ,030, ,593,640 35,751, ,375, % 67.08% 21.88% 100% 10.38% ,304, ,583,474 37,557, ,445, % 68.57% 19.72% 100% 16.57% ,926, ,536,974 32,579, ,043, % 66.04% 17.70% 100% -3.36% ,307,433 99,271,665 38,231, ,810, % 55.52% 21.38% 100% -2.84% ,533,402 81,221,639 41,083, ,838, % 46.19% 23.36% 100% -1.66% ,153, ,726,204 46,410, ,289, % 54.64% 22.50% 100% 17.32% ,303,561 96,591,234 48,812, ,707, % 46.96% 23.73% 100% -0.28% ,358,814 94,985,258 67,010, ,355, % 38.40% 27.09% 100% 20.25% Sumber : PT Bank X (Data Diolah) Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui perkembangan DPK yang di himpun oleh PT Bank X selama jangka waktu sembilan tahun yaitu mulai tahun 1999 sampai dengan tahun Deposito selalu menjadi pemberi kontribusi terbesar terhadap total DPK yang berhasil dihimpun PT Bank X dibandingkan dengan giro dan tabungan. Giro dan tabungan memiliki kontribusi yang tidak berbeda jauh setiap tahunnya. Kontribusi deposito terbesar terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 68,57% terhadap total DPK. Peningkatan tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat suku bunga deposito yaitu sebesar 15,62%, dimana nilai tersebut merupakan nilai tertinggi dari tingkat suku bunga deposito sepanjang tahun 1999 sampai Sedangkan deposito memiliki nilai terkecil pada tahun 2004 dengan kontribusi sebesar 46,19% terhadap total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Walaupun pada tahun 2004 kontribusi deposito cukup kecil dari tahun sebelumnya, akan tetapi kontribusinya hampir mencapai setengah dari total jumlah DPK. Penurunan tersebut disebabkan oleh

48 36 rendahnya tingkat suku bunga deposito yaitu sebesar 6,5%, dimana nilai tersebut merupakan nilai terkecil dari tingkat suku bunga deposito sepanjang tahun 1999 sampai Hal tersebut mencerminkan bahwa semakin besar tingkat suku bunga deposito maka nasabah akan semakin tertarik untuk mendepositokan uangnya sehingga akan semakin besar pula jumlah deposito yang dapat dihimpun oleh PT Bank X. Kontribusi tabungan terhadap dana pihak ketiga pada umumnya mengalami peningkatan. Besarnya kontribusi tabungan terbesar terhadap dana pihak ketiga terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 34,51%, dan untuk kontribusi terkecil terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 9,67%. Untuk tahun-tahun selanjutnya mengalami fluktuasi, dari tahun 1999 sampai tahun 2004 kontribusi tabungan mengalami peningkatan akan tetapi pada tahun 2005 sempat mengalami penurunan dan meningkat lagi pada tahun 2005 sampai Kontribusi giro terhadap DPK yang telah dihimpun mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Tahun 1999 terjadi peningkatan dari 13,42% menjadi 21,88% pada tahun Pada tahun 2001 sampai dengan 2002 kontribusi tabungan terhadap DPK mengalami penurunan masing-masing menjadi 19,72% dan 17,70%. Setelah penurunan tersebut kemudian pada tahun selanjutnya secara umum meningkat sampai Dana pihak ketiga yang dihimpun oleh PT Bank X dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2007 mengalami fluktuasi. DPK tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp dengan pertumbuhan sebesar 20,25%. Jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh PT.Bank X mengalami peningkatan yang pesat dibandingkan tahun Hal itu disebabkan penurunan tingkat inflasi dari 15,74 pada tahun 2006 sampai 6,52 menjelang tahun 2007 ( Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya volume dana pihak ketiga, menurut Keynes dalam Hanifelza (2004), dana pihak ketiga dipengaruhi oleh pendapatan. Menurut U Tun Way dalam Hanifelza (2004), dana pihak ketiga dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : kemampuan (ability), kemauan (willingness), dan kesempatan (opportunity ). Ketiga faktor tersebut

49 37 merupakan fungsi dari beberapa variabel independen yang mempengaruhi dana pihak ketiga. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dana pihak ketiga adalah pendapatan, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, banyaknya lembaga perbankan (jumlah bank), dan populasi (jumlah penduduk). Selain itu, agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah penyimpan dana serta menjaga stabilitas sistem perbankan maka pemerintah membentuk LPS. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang merupakan suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada 22 September LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan sesuai kewenangannya. Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS dan salah satunya adalah PT Bank X ( Sebagai bank dengan jumlah dana pihak ketiga terbesar yaitu 23,9% dari total dana pihak ketiga seluruh perbankan Indonesia (PT. Bank, 2001), PT bank X mempunyai potensi yang baik untuk memanfaatkan pertumbuhan pasar domestik. Gambar 5 menunjukkan bahwa penyaluran kredit PT Bank X mengalami peningkatan, karena hal ini didukung oleh jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh PT Bank X. Dana Pihak Ketiga Penyaluran kredit Gambar 5. Grafik Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) dan penyaluran Kredit PT Bank X periode Sumber : PT Bank X (Data Diolah).

50 Penyaluran Kredit Kegiatan usaha perbankan yang paling utama adalah penyaluran kredit. PT Bank X merupakan bank yang termasuk kategori bank terbesar dilihat dari segi penyaluran kreditnya. Kredit yang disalurkan tersebut berasal dari modal sendiri, pinjaman dari lembaga lain dan yang paling utama berasal dari dana pihak ketiga. Penyaluran kredit memberikan kontribusi paling besar terhadap pencapaian laba bank karena sebagian besar dana yang dihimpun akan disalurkan dalam bentuk kredit. Perkembangan penyaluran kredit PT Bank X cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Persentase Tingkat Pertumbuhan Penyaluran Kredit periode Tahun Jumlah Kredit yang Disalurkan Tingkat Pertumbuhan ,022, ,022, % ,185, % ,417, % ,942, % ,434, % ,852, % ,757, % ,553, % Sumber : PT Bank X (Data Diolah) Kredit yang disalurkan mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai dari tahun , walaupun pada awalnya sempat mengalami penurunan yaitu pada tahun Pada tahun 2000 penyaluran kredit menurun sebesar 2,27% dan berhasil ditingkatkan kembali di tahun 2001 sebesar 12%. Peningkatan tersebut berlangsung hingga tahun Hal ini terjadi karena PT Bank X mempunyai dana pihak ketiga yang besar sehingga dapat memenuhi permintaan uang yaitu dalam bentuk kredit yang besar pula.

51 Pengelolaan Risiko Kredit PT Bank X Kredit yang disalurkan kepada debitur mengandung risiko kredit. Untuk itulah diperlukan suatu prosedur pengelolaan risiko kredit yang disalurkan baik saat penyaluran kredit maupun dalam pengawasan kredit. Tugas pengelolaan risiko kredit dilakukan oleh Corporate Risk Management Group yang menangani pengawasan risiko kredit korporasi, lembaga dan perusahaan pemerintah serta BUMN. Sedangkan yang memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan risiko kredit komersial dan konsumsi adalah Retail Risk Management Group. Kedua Group ini melaporkan hasil pengawasannya kepada Risk and Capital Committee. Kredit yang bersifat produktif merupakan kredit dengan jumlah mendominasi portofolio kredit dibandingkan dengan kredit konsumtif. Oleh karena itu pengawasan terhadap debitur kredit produktif dilakukan dengan sangat cermat dan teliti. Pengawasan kredit untuk kredit produktif antara lain : a. Pengkajian terhadap kewajiban (selain pembayaran) debitur setiap satu tahun sekali. b. Kunjungan ke debitur yang dilakukan 3 bulan sekali. c. Pengkajian terhadap laporan keuangan debitur setiap satu tahun sekali. d. Verifikasi dokumen hukum debitur setiap satu tahun sekali. e. Penilaian harta bergerak yang dimiliki debitur yang menjadi agunan dilakukan enam bulan sekali. f. Penilaian harta tak bergerak debitur yang menjadi agunan dalam setahun sekali. Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk menjaga agar kredit yang telah disalurkan tidak menjadi kredit bermasalah yang dapat meningkatkan risiko NPL. Pengendalian rasio NPL dimaksudkan agar kerugian yang terjadi dapat diminimalkan serta mengoptimalkan penyaluran kredit. PT Bank X memiliki beberapa prosedur terkait dengan penyaluran kredit seperti kebijakan perkreditan PT Bank X,

52 40 pedoman pelaksanaan kredit, dan pedoman teknis lainnya. Pedomanpedoman ini memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kredit mulai dari tahap permohonan, proses analisa, persetujuan, dokumentasi, pengawasan, hingga proses restrukturisasi disertai dengan analisa dan perhitungan risiko. Pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat portofolio. Prinsip four eye diterapkan pada tingkat transaksional. Prinsip ini digunakan dalam pengambilan keputusan kredit. Dalam prinsip ini, penyaluran kredit melibatkan empat pihak dari PT Bank X. Pihak-pihak tersebut adalah masing-masing unit bisnis yang menerima permohonan kredit, Credit Risk Management Unit, rapat Komite Kredit, dan Pejabat Pemegang Kewenangan Memutus Kredit. Prinsip ini membuat keputusan untuk menentukan penyaluran kredit menjadi lebih objektif. Hal ini karena pihak yang terlibat dalam analisis kredit tidak hanya unit bisnis yang menerima permohonan kredit. Selain dilakukan oleh unit bisnis terkait, analisis kredit juga melibatkan pihak yang mengelola risiko kredit yaitu Credit Risk Management Unit serta Pejabat Pemegang Kewenangan Memutus Kredit. Keputusan penyaluran kredit menggunakan format Nota Analisa Kredit, Analisa Keuangan, panduan Tools Rating, dan Scoring System. Tools Rating dan Scoring System digunakan untuk menentukan pengukuran risiko kredit dan penetapan suku bunga yang berdasarkan risiko. Untuk menjaga agar Tools Rating dan Scoring System tetap dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan kredit maka setiap unit bisnis melakukan evaluasi yang hasilnya berupa Credit scoring Review dan Rating Outlook setiap tiga bulan dan semester Kredit Bermasalah PT Bank X Setiap usaha pasti akan menghadapi sebuah masalah, begitupun dengan kegiatan usaha perbankan dalam menyalurkan kreditnya. Masalah yang dihadapi adalah ketika debitur tidak mampu membayar kembali baik pokok maupun bunganya kepada pihak bank.

53 41 Ketidakmampuan tersebut dinamakan kredit bermasalah atau kredit gagal bayar yang dapat ditunjukkan oleh rasio Non Performing Loan (NPL). Bank Indonesia mengklasifikasikan kualitas kredit dalam lima kolektibilitas. Kredit diklasifikasikan menjadi kredit kualitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit dengan kualitas lancar, dan dalam perhatian khusus digolongkan ke dalam kredit tidak bermasalah, sedangkan kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan dalam kredit bermasalah. Besar masing-masing kolektibilitas pada tahun 1999 sampai tahun 2007 terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 6. Tabel 4. Jumlah kolektibilitas kredit periode (dalam jutaan rupiah) Tahun kredit lancar Kredit Kredit Kredit Kredit (tepat waktu) dalam kurang diragukan macet perhatian lancar khusus Rata-rata Persentase 8,803,292 19,153,518 30,818,511 44,451,924 58,184,992 79,132,055 66,377,880 80,950, ,654,193 55,391,867 68% 4,033,229 15,350,356 12,655,129 16,201,501 11,215,816 8,599,071 13,461,308 17,544,961 15,931,251 12,776,958 16% 5,397,942 3,395,600 2,561,479 1,521,643 1,675,651 2,369,744 5,699,321 2,119,395 1,400,294 2,904,563 4% 4,399,505 1,864, ,132 1,039,787 1,437, ,706 5,378, , ,824 1,863,660 2% 21,388,694 3,258,776 1,184,535 2,202,393 3,429,152 3,893,163 15,936,263 16,443,018 10,019,990 8,639,554 11% Sumber : PT Bank X (Data Diolah) kredit lancar (tepat waktu) Kredit kurang lancar Kredit macet Kredit dalam perhatian khusus Kredit diragukan Gambar 6. Komposisi Kolektibilitas Kredit PT Bank X periode Sumber : PT Bank X (data diolah).

54 42 Dari Gambar 6, dapat dilihat bahwa rata-rata kredit lancar memiliki persentase yang paling besar diantara kolektibilitas lainnya yaitu sebesar 68% dari total rata-rata kolektibilitas PT Bank X. Kolektibilitas lancar paling rendah terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar Rp dan paling tinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp Kredit dalam perhatian khusus merupakan kolektibilitas yang kedua dimana mengalami keterlambatan 90 hari, dengan rata-rata 16% terhadap total kolektibilitas PT Bank X. Kolektibilitas dalam perhatian khusus paling tinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar Rp Sedangkan paling rendah terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar Rp NPL adalah kredit yang tidak diikuti oleh pelunasan pembayaran pokok atau angsuran sebagaimana yang telah dipersyaratkan dalam perjanjian kredit. Kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet termasuk dalam NPL. Rasio NPL diperoleh dari pembagian antara NPL dengan total kredit yang diberikan. Semakin besar rasio NPL, semakin tinggi pula risiko yang ditanggung oleh pihak bank dan menunjukkan kegagalan bank dalam mengelola dana yang ada. Nilai NPL akan mempengaruhi laba yang diperoleh dan akan menentukan posisi bank tersebut dinyatakan sehat atau tidak. Berdasarkan aturan BI, bank wajib memiliki NPL neto dibawah 5 persen. Jika tidak, bank akan masuk dalam program pengawasan intensif atau pengawasan khusus oleh BI.

55 43 Tabel 5. Persentase Non Performing Loan (NPL) kredit periode (dalam jutaan rupiah) Tahun NPL (Rp) Jumlah kredit yang disalurkan (Rp) Sumber : PT Bank X (Data Diolah) NPL Bruto Tabel 5 menunjukkan bahwa NPL PT Bank X mengalami fluktuasi setiap tahunnya. NPL bruto terendah terlihat pada tahun 2004 yaitu sebesar 7,10 % dengan NPL neto 1,87% dan tertinggi ditunjukkan pada tahun 1999 yaitu sebesar 70,84% dengan NPL neto 20,57%. Pada tahun 1999 merupakan tahun dimana PT Bank X mencatat tingkat NPL tertinggi sepanjang tahun 1999 sampai tahun Tingginya NPL yang dialami PT Bank X merupakan imbas dari terjadinya krisis ekonomi dan moneter Negara Indonesia pada tahun Krisis ekonomi tersebut merapuhkan dunia perbankan dan salah satunya PT Bank X. Akibat dari krisis ekonomi tersebut, tingkat inflasi melonjak begitu tinggi pada tahun 1998 yaitu sebesar 77,56% yang mendorong peningkatan indeks harga konsumen, sehingga puluhan bahkan ratusan perusahaan mulai dari skala kecil hingga konglomerasi terkena dampaknya. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal juga insolvent (bangkrut) dan akhirnya menurunkan kemampuan mereka untuk melunasi baik pokok maupun bunga yang dibebankan kepada pihak debitur. PPAP NPL neto ,84% ,57% ,80% ,25% ,78% ,88% ,28% ,33% ,61% ,09% ,10% ,87% ,28% ,22% ,36% ,14% ,64% ,77% Pada tahun 2000, tingkat inflasi mulai turun sampai 9,35% dan PT Bank X mulai merestrukturisasi kreditnya sehingga pada tahun ini bisa menekan tingkat NPL bruto sampai 19,80% dengan NPL neto

56 44 9,85%. Penurunan NPL tersebut terus dialami sampai tahun 2004, dan kembali meningkat pada tahun 2005 sampai mencapai 25,28% dengan NPL neto 14,22%. Pergerakan NPL bruto dapat dilihat pada Gambar 7. NPL Bruto Gambar 7. Grafik Perkembangan Rasio NPL Bruto PT Bank X periode Sumber : PT Bank X (Data Diolah) Laba Bank X Laba yang diperoleh suatu perusahaan menunjukkan keberhasilan perusahaan tersebut dalam mengelola usahanya, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran kreditnya. Laba memiliki peranan yaitu sebagai tujuan setiap perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi, tolak ukur efektivitas, selisih pendapatan dengan biaya, dan mengukur efisiensi dan efektivitas. Peningkatan laba dari periode ke periode berikutnya dapat dijadikan gambaran bagi pihak yang berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan. Laba PT Bank X diperoleh dari pendapatan bunga kredit, obligasi rekapitalisasi pemerintah, surat berharga, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan bukan operasional. Laba yang diperoleh dari kegiatan penyaluran kredit merupakan pendapatan utama dari sebuah bank. Pendapatan tersebut berasal dari pendapatan bunga kredit, provisi dan komisi kredit. Akan tetapi, pendapatan bunga obligasi rekapitalisasi pemerintah memiliki kontribusi terbesar pada laba PT Bank X di tahun 2001.

57 45 Tabel 6. Laba PT Bank X periode (dalam jutaan rupiah) Tahun Laba bersih sebelum pajak Tingkat Pertumbuhan ,155, ,023, % ,850,438 90% ,809,970 51% ,031,524 21% ,525,002 7% ,232,553-84% ,831, % ,333, % Sumber : PT Bank X (Data Diolah) Pada tahun 1999, PT Bank X mengalami kerugian yang cukup besar yaitu Rp Kerugian tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat NPL bruto sebesar 70,84% dengan NPL neto 20,57%. NPL yang tinggi merupakan imbas dari terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun Krisis tersebut disebabkan oleh guncangan nilai tukar rupiah yang anjlok terhadap dolar AS. Saat krisis mulai menerpa Indonesia pada 1998, nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga Rp per dolar Amerika Serikat, dari sebelumnya Rp per dollar ( Laba PT Bank X mengalami peningkatan yang pesat pada tahun 2000 setelah kerugian yang disebabkan oleh tingginya NPL pada tahun Pertumbuhannya sebesar 103% dengan nilai sebesar Rp Peningkatan tersebut terjadi sampai tahun 2004 seperti terlihat pada Gambar 8. Pada tahun 2000, PT Bank X telah berhasil menagih pokok dan bunga kredit bermasalah sebesar 6,3 triliun dan hal itu berlanjut sampai tahuntahun berikutnya. Pada tahun 2005 PT Bank X sempat mengalami penurunan laba sebesar 84% yang diakibatkan oleh peningkatan NPL bruto sampai 25,28% yang terlihat pada Gambar 7. Namun setelah penurunan tersebut, pada tahun 2006 sampai 2007 laba PT Bank X kembali meningkat.

58 46 Gambar 8. Grafik Perkembangan Laba PT Bank X periode Sumber : PT Bank X (Data Diolah) Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah Terhadap Laba Laba dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), pendapatan bunga kredit, pendapatan bunga obligasi rekapitalisasi pemerintah, jasa-jasa lain, tingkat NPL, dan tingkat suku bunga. Akan tetapi pada penelitian ini hanya mengukur pengaruh dari DPK dan rasio NPL terhadap laba pada PT Bank X. Hal ini dikarenakan keterbatasan data yang didapatkan sehingga tidak dapat melihat pengaruh dari faktor-faktor lain, sehingga alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh dana pihak ketiga dan rasio NPL (variabel bebas) terhadap laba (variabel terikat) Analisis Korelasi Analisis korelasi pearson product moment digunakan untuk mengetahui hubungan dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba PT Bank X. Hasil dari perhitungan korelasi pearson product moment yang diolah dengan menggunakan Minitab14 didapat hasil yaitu :

59 47 Tabel 7. Nilai Korelasi Antar Variabel DPK, NPL dan Laba Variabel Laba DPK Nilai DPK korelasi p-value NPL Nilai korelasi p-value Dari hasil analisis korelasi, terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh linear yang paling kuat terhadap laba adalah NPL dengan nilai korelasi 0,972 dengan pengaruh yang negatif atau berlawanan arah. Sedangkan variabel DPK terhadap laba mempunyai nilai korelasi 0,532 yang berarti bahwa antara DPK dan laba mempunyai korelasi yang sedang dengan pengaruh positif atau searah Analisis Regresi Linear Berganda Untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba dilakukan analisis regresi berganda. Laba akan dijadikan peubah tidak bebas (Y) yang dipengaruhi oleh jumlah DPK dan nilai NPL (X1, X2) yang menjadi peubah bebas. Persamaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Y = ,0440 X1 1,13E+08 X2 Keterangan : Y : Laba X1 : DPK X2 : NPL Dari persamaan hasil regresi linear berganda di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah DPK (variabel X ) mempunyai pengaruh positif terhadap laba bank (variabel Y) dimana setiap kenaikan variabel X (jumlah DPK) akan mengakibatkan kenaikan pada variabel Y (laba bank). Sedangkan untuk nilai NPL (variabel X ) mempunyai pengaruh negatif terhadap laba bank dimana setiap

60 48 kenaikan variabel X (nilai NPL) akan mengakibatkan penurunan pada variabel Y (laba bank). Pada persamaan regresi terli hat bahwa koefisien DPK sebesar 0,0440, artinya bahwa kenaikan DPK sebesar satu satuan akan menaikan laba sebesar 0,0440. Sedangkan untuk koefisien NPL sebesar 1,13E+08 mempunyai arti bahwa kenaikan NPL sebesar satu satuan akan menurunkan laba sebesar 1,13E+08. Regresi berganda yang baik memiliki persyaratan uji-uji klasik yaitu uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Oleh karena itu model regresi akan diuji untuk mengetahui model regresi yang layak atau tidak. A. Uji multikolinearitas Multikolinearitas adalah adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antar variabel independen yang digunakan dalam model regresi. Identifikasi adanya mutikolinearitas dalam model dapat dilakukan dengan melihat variance inflation factor (VIF). Iriawan dan Astuti (2006) menyatakan bahwa multikolinearitas dapat diidentifikasi pada parameter yang memiliki nilai VIF 5. Jika peubah VIF masingmasing peubah bebas memiliki nilai lebih besar dari 5 maka model regresi memiliki multikolinearitas sehingga menjadi tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan nilai VIF pada masingmasing peubah bebas didapat nilai VIF seperti pada Tabel 8. Peubah-peubah bebas dalam model regresi ini tidak mempunyai kendala multikolinearitas karena nilai VIF pada variabel DPK dan NPL masing-masing adalah 1,3. Tabel 8. Nilai VIF peubah bebas regresi berganda Peubah Bebas Nilai VIF DPK 1,3 NPL 1,3 B. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui distribusi kenormalan residual. Hal ini bertujuan

61 49 untuk memutuskan bahwa residual model regresi yang dibuat telah terdistribusi normal untuk memenuhi asumsi model regresi tentang kenormalan residual model. Pengujian normalitas dilakukan menggunakan statistik kolmogorov-smirnov. Jika nilai statistik KS lebih kecil dibanding nilai nilai tabel KS dan nilai p- value lebih besar dari α, maka asumsi kenormalan terpenuhi sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan (Iriawan dan Astuti, 2006). Probability Plot of RESI1 Normal Percent Mean E-09 StDev N 9 KS P-Value RESI Gambar 9. Uji normalitas residual pada regresi berganda Sumber : PT Bank X (Data Diolah). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Minitab didapat nilai p-value 0,116 dan nilai statistik KS sebesar 0,246. Uji kolmogorov-smirov dilakukan dengan menggunakan α sebesar 5% dengan jumlah pengamatan sebanyak 9 didapat nilai 0,430. Nilai statistik KS < nilai tabel KS yaitu 0,246 > 0,430 dan p-value memiliki nilai 0,116 dimana nilai tersebut lebih besar dari α yang bernilai 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual model regresi yang dibuat telah memenuhi asumsi kenormalan.

62 50 C. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan melalui deret waktu ( time series). Model regresi yang baik tidak memperkenankan terjadinya autokorelasi. Akibat dari terjadinya autokorelasi adalah varian residual yang diperoleh akan lebih daripada semestinya sehingga mengakibatkan koefisien determinasi menjadi lebih tinggi. Selain itu, autokorelasi menyebabkan pengujian hipotesis pada uji F dan uji t menjadi tidak valid dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan yang menyesatkan pada tingkat signifikansi dan koefisien regresi yang ditaksir. Runs Test: RESI1 Runs test for RESI1 Runs above and below K = E-09 The observed number of runs = 5 The expected number of runs = 5 3 observations above K, 6 below * N is small, so the following approximation may be invalid. P-value = Gambar 10. Hasil Run Test Terhadap Residual Model Uji autokorelasi menggunakan perangkat lunak Minitab melalui uji Run test residual. Jika p-value lebih besar dari α, menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Hasil Run test ditunjukkan pada Gambar 10 bahwa p-value = 1, sehingga p- value > α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada residual sehingga asumsi kebebasan terpenuhi. D. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat varian dari variabel independen apakah memiliki nilai yang sama (homoskedastisitas) atau berbeda. Model regresi yang memiliki heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-

63 51 koefisien regresi menjadi tidak efisien. Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titik-titik yang tersebar pada output perhitungan. Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu namun tersebar di atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa pada model regresi tidak mengalami masalah heterokedastisitas. Pada Gambar 11 dapat terlihat bahwa titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu, melainkan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas Residuals Versus the FittedValues (response is Laba) Residual Fitted Value Gambar 11. Output Uji heteroskedastisitas pada regresi Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F) Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Perhitungannya menggunakan Minitab 14. Untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel variabel dependen pada tingkat signifikansi tertentu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut :

64 52 1. Perumusan hipotesis H : β = 0,,, Hipotesis nol ( H ) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. H : 0,,, Hipotesis alternatifnya ( H ), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol. Artinya, paling sedikit terdapat satu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Menentukan F tabel Dengan taraf nyata (α = 5%), yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir. Derajat bebas pembilang = k-1 = 2-1 = 1 Derajat bebas penyebut = n-k = 9-2 = 7 Dengan demikian F tabel sebesar F 0,05 (7,1) = 5,59 3. Menentukan besarnya F hitung Hasil perhitungan menggunakan program ninitab menunjukkan nilai F hitung adalah 53, Membandingkan F hitung dengan F tabel a. Jika F hitung > F tabel atau F hitung < -F tabel, maka H ditolak dan H diterima. b. Jika F tabel < F hitung < F tabel, maka H diterima dan H ditolak Hasil uji menunjukkan bahwa F hitung > F tabel, yaitu 53,71>5,59. Dengan dengan demikian, maka H ditolak dan H diterima, sehingga DPK dan nilai NPL secara keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada taraf nyata 5%. Kelayakan model regresi yang telah dibuat juga dapat dilihat pada hasil uji analysis of variance (ANOVA). ANOVA merupakan uji hipotesis kesesuaian model dengan data yang ada

65 53 (Iriawan dan Astuti, 2006). Hipotesis yang digunakan sama dengan hipotesis uji F, dengan daerah penolakan p-value < α. Dari hasil uji ANOVA menggunakan α sebesar 0,05, di dapat p- value = 0 sehingga model regresi yang dibuat nyata (tolak H ) Dampak Perubahan Secara Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui variabel independen mana yang mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi tertentu, maka dilakukan tahapan berikut : 1. Perumusan hipotesis H : β = 0 Artinya, variabel independen ( X ) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y). H : 0 Artinya, variabel independen ( X ) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y). 2. Menentukan variabel Dengan taraf nyata (α = 5%), yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir; df: n-k = 9-2 = 7. Dengan demikian t-tabel sebesar t (α/2,df) = t ( 0,025,7 ) = 2, Menentukan besarnya t hitung dengan t tabel Hasil perhitungan menggunkan program minitab menunjukkan bahwa t hitung untuk variabel X dan X adalah masing-masing sebesar 0,48 ; -8, Membandingkan t hitung dengan t tabel a. Jika membandingkan t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka H ditolak dan H diterima. b. Jika t tabel < t hitung < t tabel maka H diterima dan H ditolak. 5. Pengaruh DPK (X ) terhadap laba PT Bank X (Y) Hasil uji menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, yaitu 0,48 > 2,365 dengan tingkat signifikansi 0,651. Dengan demikian maka

66 54 H diterima dan H ditolak. Sehingga secara parsial DPK (X ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba PT Bank X pada taraf nyata 5%. 6. Pengaruh NPL (X ) terhadap laba PT Bank X (Y) Hasil uji menunjukkan bahwa t hitung < -t tabel, yaitu -8,68 < - 2,365 dengan tingkat signifikansi 0. Dengan demikian maka H ditolak dan H diterima. Sehingga secara parsial NPL (X ) berpengaruh secara signifikan terhadap laba PT Bank X pada taraf nyata 5% Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang dapat mempengaruhi peningkatan laba PT Bank X berdasarkan empat bidang manajemen (SDM, pemasaran, operasional, dan keuangan) melalui peningkatan dana pihak ketiga sebagai sumber pendanaan utama dan penekanan tingkat Non Performing Loan atas kredit bermasalah yang berasal dari kegiatan penyaluran kredit. Peningkatan laba yang dimaksud dapat dicapai dengan keputusan penetapan suku bunga baik suku bunga dana yang berupa tabungan, giro, deposito dan suku bunga kredit sehingga akan menghasilkan spread positif yang merupakan pendapatan bunga. Pendapatan bunga merupakan pendapatan utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan dan peningkatan laba. Selain itu, tujuan penetapan tingkat suku bunga yaitu untuk mendapatkan pengembalian atas investasi (ROI) sesuai dengan harapan investor. Penekanan tingkat Non Performing Loan dan peningkatan dana pihak ketiga yang dimaksud memerlukan sumber daya manusia yang handal baik itu dari kegiatan penyaluran maupun penghimpunan dana. Agar dapat menekan tingkat Non Performing Loan tersebut dapat dilakukan dengan prosedur pemberian kredit secara ketat oleh account officer dalam melakukan penilaian terhadap calon nasabah dan pengelolaan manajemen risiko kredit oleh tim manajemen risiko. Dalam meningkatkan produk dana pihak ketiga diperlukan customer service yang komunikatif, mampu

67 55 memberikan informasi yang akurat terhadap calon nasabah baru, dan sebagai pembina hubungan dengan masyarakat atau public relations. Kegiatan operasional untuk meningkatkan jumlah dana pihak ketiga dapat dilakukan dengan peningkatan pelayanan oleh customer service dan teller sehingga akan meningkatkan kepercayaan, kenyamanan, dan loyalitas nasabah. Sedangkan kegiatan operasional untuk menekan tingkat NPL sampai di bawah 5 % dapat dilakukan dengan pengawasan secara itensif oleh account officer terhadap nasabah ketika akad kredit berlangsung. Memperhatikan formulasi strategi pemasaran yang efektif dalam menghadapi persaingan pemasaran produk-produk DPK dan kredit. Hal tersebut dilakukan dengan penetapan suku bunga yang dapat bersaing dengan bank-bank yang lain, kelengkapan dan keunggulan jenis produk yang ditawarkan, sarana dan prasarana yang memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada nasabah, mengoptimalkan peran account officer dalam menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru untuk memperkuat peningkatan upaya pemasaran produk-produk aktiva dan pasiva.

68 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Komposisi dana pihak ketiga PT Bank X selama periode didominasi oleh deposito yang memiliki kontribusi terbesar terhadap total DPK yaitu sebesar 56,50%. Sedangkan tabungan dan giro memiliki kontribusi yang hampir sama yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan 21,61%. b. Baik Dana pihak ketiga, NPL, dan laba PT Bank X mengalami fluktuasi selama periode Dimana DPK tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp dengan pertumbuhan sebesar 20,25% dan terendah terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar NPL terendah tejadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 7,10 % dan tertinggi terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 70,84%. PT Bank X mengalami kerugian yang cukup besar pada tahun 1999 yaitu Rp dan kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat di tahun 2000 dengan pertumbuhan sebesar 103%. Akan tetapi pada tahun 2005 sempat mengalami penurunan sebesar 84% namun dapat ditingkatkan kembali di tahun 2006 sampai c. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji F, disimpulkan bahwa secara keseluruhan dana pihak ketiga dan kredit bermasalah berpengaruh secara signifikan terhadap laba sebesar 94,7% sedangkan 5,3% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Model regresi tersebut menunjukkan bahwa DPK memberikan pengaruh positif terhadap laba sebesar 0,0440, artinya bahwa kenaikan DPK sebesar satu satuan akan menaikan laba sebesar 0,0440. Sedangkan NPL memberikan pengaruh negatif sebesar 1,13E+08, artinya bahwa kenaikan NPL sebesar satu satuan akan menurunkan laba sebesar 1,13E+08. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji t, disimpulkan bahwa secara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba. Sedangkan kredit bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba.

69 57 2. Saran 1. Pihak bank sebaiknya memantau lebih intensif atas pergerakan NPL, agar nilainya tidak melanggar ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia sehingga tidak digolongkan ke dalam Bank Dalam Perhatian Khusus (BDPK). Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan pengelolaan dalam penyaluran kredit dengan memperketat prosedur pemberian kredit dalam hal pemilihan kualitas calon debitur dan memperketat jumlah penyaluran kredit. 2. Bank dapat meningkatkan kualitas pengelolaan penghimpunan dana. Salah satunya dengan meningkatkan promosi atas produk simpanan serta berhatihati dalam menetapkan tingkat suku bunga dana dan suku bunga kredit. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor selain DPK dan NPL yang mempengaruhi besarrnya laba dalam suatu bank

70 58 DAFTAR PUSTAKA Anonim Laporan Tahunan PT Bank X. Jakarta. Alma, B Belajar Mudah Penelitian. Alvabeta, Bandung. Anonim Arsitektur Perbankan Indonesia. [15 November 2008] Anonim Status dan Kedudukan Bank Indonesia. [15 November 2008] Anonim Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen). [15 April 2009] Arief, S Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas Indonesia, Jakarta. Darmawi, H Manajemen Risiko. Bumi Aksara, Jakarta. Dendawijaya, L Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Djohanputro, B Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. PPM, Jakarta. Edratna Mengapa Diperlukan Manajemen Risiko Kredit. [15 November 2008]. Gumayantika, R Analisis Manajemen Risiko Kredit dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan dengan Penerapan Program Komputer (Studi Kasus PT. Bank Jabar Cabang Ciamis). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hardani, T Membedah Krisis 1998 dan [14 Mei 2009]. Hidayatullah, T Pengaruh Pengembalian Kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. Skripsi pada Program Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Iriawan, N. dan S. P. Astuti Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunkan Minitab 14. Penerbit Andi, Yogyakarta. Juanda, B Metode Statistik. Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kasmir Manajemen Perbankan. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, M Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Istilah Akuntansi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. PT Bank X Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta.

71 Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Laporan Keuangan Tahun PT Bank X, Jakarta Full Year Result Presentation PT Bank X, Jakarta. Rivai, V. dan A. P. Veithzal Credit Management Handbook. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Riyadi, S Banking Assets and Liability Management. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Siamat, D Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sugiono Metode Penelitian Bisnis. Alvabeta, Bandung. Susanti, L Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi Terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Zulfikar BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia [17 Februari 2009]

72

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H24053163 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO SUMBER DANA TERHADAP PENDAPATAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DEWI SARTIKA

ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO SUMBER DANA TERHADAP PENDAPATAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DEWI SARTIKA ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO SUMBER DANA TERHADAP PENDAPATAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DEWI SARTIKA Oleh ANNISA TIARA ISTRIASTUTI H24062492 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI. Oleh TRI LESTARI H

ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI. Oleh TRI LESTARI H ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI Oleh TRI LESTARI H24052006 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H24104025 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan pasal 1 serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Uang Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK 2.1. Pengertian dan Fungsi Bank Bank adalah "suatu industri yang bergerak di bidang kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : ADITYA RAHMAN HAKIM 2005210181 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dan tempat penelitian menguraikan tentang jadwal penelitian dilaksanakan dan lokasi dimana penelitian dilakukan, yang juga mencakup gambaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Dana Bank Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank dalam lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.) Oleh Dwi Andini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dari penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2007) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit oleh Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh : ADINDA AYU LESTARI H

MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh : ADINDA AYU LESTARI H MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh : ADINDA AYU LESTARI H24051606 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Adinda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang tersedia di idx, jumlah perusahaan yang tercatat sampai dengan bulan Januari 2016 adalah sejumlah 523 emiten (www.idx.co.id).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Undang Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok pokok perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK AKTIVITAS DAN PRODUK BANK Penghimpunan Dana Penghimpunan dana bertujuan untuk memperoleh penerimaan yang dilakukan melalui penyaluran dana Sumber: Dana sendiri Dana dari deposan Dana pinjaman Sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47 amanitanovi@uny.ac.id Makalah ini akan membahas tentang aktivitas-aktivitas dan produk-produk bank konvensional atau umum. Pertama akan dibahas mengenai aktivitas bank dan akan dilanjutkan dengan mengulas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002: 17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan masyarakat, tempat untuk meminjam, menukar, memindahkan dan menerima

Lebih terperinci

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM * Menurut Stuart Verryn, BANK adalah suatu badan yg bertujuan unt memuaskan kebutuhan kredit, baik dg alat-alat pembayaran sendiri atau uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dg jalan memperedarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian sebelumnya yang digunakan penulis sebagai referensi adalah: 1. Dewi Dharma Irawan Willy Nahak ( 2012 ) Penelitian yang berjudul Pengaruh Risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2007 hingga 2010 proporsi jumlah bank gagal dari jumlah bank yang ditetapkan dalam pengawasan khusus cenderung meningkat sesuai dengan Laporan Tahunan Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

Analisis Dana Pihak Ketiga, Kredit Bermasalah, dan Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk)

Analisis Dana Pihak Ketiga, Kredit Bermasalah, dan Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk) 96 Analisis Dana Pihak Ketiga, Kredit Bermasalah, dan Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk) Heni Rohaeni Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Wita Juwita Ermawati Departemen

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Produk Bank 2.1.1 Pengertian Bank Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian di dunia meskipun kini tengah dilanda krisis ekonomi global, dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat memprihatinkan karena telah mengakibatkan sendi-sendi dan potensi ekonomi mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional. Sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik skala pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Hedy Kuswanto & M. Taufiq *)

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Hedy Kuswanto & M. Taufiq *) PENGARUH DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Hedy Kuswanto & M. Taufiq *) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena banyak sekali menimbulkan permasalahan yang sulit untuk dipecahkan. Salah satu permasalahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari dan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H24052360 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Ria Agustina.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia bank,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal perbankan,

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi kredit Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ROSI ANRAYANI H24050175 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam masa pembangunan dalam segala bidang, khususnya bidang perekonomian. Pada saat ini perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1998 yakni pada awal masa orde baru perekonomian Indonesia mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan NPL terhadap volume kredit pada bank yang go public di Indonesia (Studi kasus pada bank umum swasta nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat untuk mencapai keberhasilan usaha. Makin besar dana yang tersedia membuat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank memiliki peranan yang sangat strategis dalam menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi menghimpun dana dari masyarakat (to

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari hasil penelitian terdahulu. Dimana peneliti menganggap bahwa penjelasan dari penelitian terdahulu memiliki keterkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Earning Assets 2.1.1 Pengertian Earning Assets Hal terpenting dari penggunaan dana bank yaitu penanaman dana (investasi dana), karena jika dana tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya: 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya: 1) Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso (2010), permasalahan yang diangkat pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39 Bank didefinisikan oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atau UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PIUTANG TERHADAP STABILITAS ARUS KAS DAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus di PT. X )

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PIUTANG TERHADAP STABILITAS ARUS KAS DAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus di PT. X ) ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PIUTANG TERHADAP STABILITAS ARUS KAS DAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus di PT. X ) Oleh DHAHIRI HAGYAR SIWI H 24076 030 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Loan to Deposit Ratio (LDR) 2.1.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN Jenis-Jenis Bank Menurut jenisnya Bank diatur pada Pasal 5 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang, yang terdiri dari: Bank Umum (Ps.1

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi

Lebih terperinci