KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK IKLH DAN ISTM (RPPI-10)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK IKLH DAN ISTM (RPPI-10)"

Transkripsi

1 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK DAN ISTM (RPPI-10)» Koordinator : DYAH APRIYANTI, S.Si., M.Si.» Wakil koordinator : RITA, S.Si., M.Si.» Pembina : Dr. Ir. CHAIRIL ANWAR SIREGAR BOGOR, MEI 2015» Program 10: Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan» Sastra: Meningkatnya kualitas LH dalam dari (2019) Mendukung 11 isu strategis pembangunan SDA dan LH yang tertuang dalam RPJM butir 9 yaitu: Peningkatan kualitas LH Pengembangan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan Pelestarian dan pemanfaatan keekonomian kehati 1

2 » PERMASALAHAN DAN PERTANYAAN PENELITIAN Perhitungan belum merepresentatifkan kondisi kualitas lingkungan yang sebenarnya Apakah data kualitas lingkungan yang sudah tersedia dapat dimasukkan kedalam perhitungan State of Art» Kebisingan: hasil penelitian kebisingan ling tahun menyimpulkan bahwa lalulintas berkontribusi besar atas kebisingan yang terjadi pada kawasan pemukiman, pemantauan titik ukur yang berada dikawasan pendidikan tahun telah melampaui Baku Tingkat kebisingan yang ada di KepMen LH NO.48 /1996» Danau: hasil pemantauan danau prioritas tahun

3 » Udara: data pemantauan kualitas udara (NO 2, SO 2, Logam Pb dan Cd) di seluruh Indonesia, Pemantauan deposisi asam tahun , Pemantauan PM10 dan PM2,5 tahun » Laut: Pemantauan di perairan pelabuhan dan wisata bahari dilakukan sejak tahun , didapatkan data hasil analisis sesuai parameter di BMAL lampiran I (pelabuhan) dan II (wisata bahari) untuk 8 (delapan) pelabuhan dan 2 (dua) daerah wisata bahari.» HIPOTESIS Data kualitas lingkungan yang sudah tersedia dapat dimasukkan kedalam perhitungan sehingga mempresentasikan kondisi lingkungan yang sebenarnya 3

4 » POHON MASALAH» POHON SASARAN 4

5 » TUJUAN, SASARAN, LUARAN DAN HASIL PENELITIAN Tujuan: mengetahui parameter yang dapat masuk dalam perhitungan Sasaran: perhitungan dan rencana pengendalian luaran (outputs) : 1. Informasi tentang hasil perhitungan Indeks Pencemaran yang mendukung 2. program pengendalian Hasil: perhitungan sebagai indikator untuk keberhasilan program pengendalian» METODOLOGI PENELITIAN Studi literatur Survei Pengambilan data primer dan sekunder. 5

6 » KEGIATAN, PELAKSANA DAN TATA WAKTU DAN BIAYA Buat dalam matriks berikut LUARAN PELAKSANA KEGIATAN ANGGARAN (x Rp.1 juta) 1. Informasi tentang hasil perhitungan Indeks Pencemaran yang mendukung Puslitbang Kualitas dan lab.lingkungan 1. Indeks air laut di pelabuhan dan wisata bahari Indeks air danau Rancangan pengendalian Puslitbang Kualitas dan lab.lingkungan 3.Uji kualitas tanah untuk produksi biomassa dalam rangka 4.Inventarisasi karakteristik limbah domestik di Sungai Ciliwung 5.Karakteristik partikulat PM10 PM2,5 dan logam berat di udara ambien 6.Tingkat kebisingan lingkungan di kawasan pendidikan 7.Tingkat udara berdasarkan deposisi asam 8.Dampak udara (SO2,NO2 dan logam berat Pb dan Cd) terhadap kesehatan manusia » KERANGKA KERJA LOGIS NO NARASI INDIKATOR 1. Tujuan : Mengetahui tingkat air, udara, tanah dan kebisingan. Mengetahui indeks 2. Sasaran : Tersedianya sintesa parameter bahan pencemar lingkungan untuk perhitungan data Mengetahui cara pengendalian air,udara,tanah dan kebisingan. Penambahan parameter dalam perhitungan perhitungan mendekati kondisi sebenarnya CARA VERIFIKASI Laporan akhir proyek dan pedoman teknis indeks Laporan akhir proyek dan pedoman teknis indeks Simulasi rancangan pengendalian ASUMSI - Dana litbang mendukung - Koordinasi lancar dan baik - Kendala teknis di lapangan tidak ada - Partisipasi aktif semua pihak yang terlibat - Dana litbang mendukung - Koordinasi lancar dan baik - Kendala teknis di lapangan tidak ada - Partisipasi aktif semua pihak yang terlibat 3. Luaran : Informasi tentang hasil perhitungan Indeks Pencemaran yang mendukung dan Rancangan pengendalian Informasi hasil perhitungan yang mendekati kondisi sebenarnya a. Laporan akhir proyek b. Publikasi ilmiah c. Metode analisis yang mendukung - Dukungan dana yang berkesinambungan dan tersedia sesuai jawal - Kondisi Litbang berjalan baik - Kendala teknis di lapangan tidak ada 4. Kegiatan : 1. Pengumpulan data primer pemantauan, 2. studi literatur, 3. pengambilan dan pengujian sampel 4. menghitung indeks Data indeks PPTP, RPTP, KKL, DIP dan SPJ Tersedianya SDM (peneliti dan teknisi - Sarana/prasaran pengambilan dan pengujian terpenuhi - Tersedianya dana penelitian tepat waktu 6

7 7

RPPI-10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK IKLH DAN ISTM

RPPI-10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK IKLH DAN ISTM RPPI-10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK DAN ISTM Koordinator : DYAH APRIYANTI, S.Si., M.Si. Wakil koordinator : RITA, S.Si., M.Si. Pembina : Prof Riset Dr. Ir. CHAIRIL ANWAR SIREGAR, M.Sc Balikpapan, 10-12 Juni

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN PUSLITBANG KUALABLING

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN PUSLITBANG KUALABLING KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN PUSLITBANG KUALABLING RAKORTEK BADAN LITBANG KLHK BALIKPAPAN, 10 12 Juni 2015 Kegiatan Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan 2015 : 1. Tersedianya Sintesa Hasil

Lebih terperinci

RAPIM BALITBANG DAN INOVASI INTEGRASI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM TATARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN DI PUSLITBANG KLL

RAPIM BALITBANG DAN INOVASI INTEGRASI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM TATARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN DI PUSLITBANG KLL RAPIM BALITBANG DAN INOVASI INTEGRASI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM TATARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN DI PUSLITBANG KLL Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan BADAN PENILITIAN, PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN UNTUK RPJMN PENDEKATAN DUKUNGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PENGUKURAN KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN UNTUK RPJMN PENDEKATAN DUKUNGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGUKURAN KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN UNTUK RPJMN 2015-2019 PENDEKATAN DUKUNGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan

Lebih terperinci

IPTEK Litbang Lingkungan dan Laboratorium

IPTEK Litbang Lingkungan dan Laboratorium IPTEK Litbang Lingkungan dan Laboratorium Bidang Program, Anggaran Evaluasi dan Diseminasi Pusat Penelitian Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan. Kawasan Puspiptek-Serpong, Gedung 210. Jln.

Lebih terperinci

Rencana Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (RPPI no.12)

Rencana Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (RPPI no.12) Rencana Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (RPPI no.12) OUTLINE PRESENTASI 1. Tujuan, Sasaran, Luaran dan Hasil 2. Metodologi Penelitian 3. Jadwal kegiatan 4. Kerangka kerja

Lebih terperinci

Rencana Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (RPPI No. 12)

Rencana Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (RPPI No. 12) Rencana Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (RPPI No. 12) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan Efisiensi Pola Konsumsi Air dalam Rumah Tangga

Lebih terperinci

Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) KEBIJAKAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP 2016-2017 Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) OUTLINE TANTANGAN

Lebih terperinci

RPPI 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK IKLH DAN ISTM

RPPI 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK IKLH DAN ISTM Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RPPI 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK IKLH DAN Koordinator : RITA, S.Si., M.Si Wakil

Lebih terperinci

Konsep Penelitian Kualitas Lingkungan (Udara) dalam Membangun IKLH

Konsep Penelitian Kualitas Lingkungan (Udara) dalam Membangun IKLH Konsep Penelitian Kualitas Lingkungan (Udara) dalam Membangun IKLH Oleh : RITA, S.Si., M.Si disampaikan pada acara: RAKERNIS KUALITAS UDARA PM 10, PM 2.5 DI 17 KOTA DI INDONESIA Serpong, 25 Agustus 2016

Lebih terperinci

PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN BADAN LITBANG DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN BADAN LITBANG DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN CAPAIAN KEGIATAN BIDANG PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN TAHUN 2016 PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN BADAN LITBANG DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN I. SUB BIDANG

Lebih terperinci

PROGRAM KALI BERSIH DAN PROGRAM LANGIT BIRU

PROGRAM KALI BERSIH DAN PROGRAM LANGIT BIRU Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 216 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) 3. Pengelolaan Kualitas

Lebih terperinci

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP LAMPIRAN VIII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBINAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI DERAH KEDEPAN. Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

PENGEMBANGAN PEMBINAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI DERAH KEDEPAN. Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) PENGEMBANGAN PEMBINAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI DERAH KEDEPAN Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) OUTLINE 1. Arah kinerja pembangunan bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBINAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI DERAH KEDEPAN

PENGEMBANGAN PEMBINAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI DERAH KEDEPAN PENGEMBANGAN PEMBINAAN LABORATORIUM DI DERAH KEDEPAN Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) OUTLINE 1. Arah kinerja pembangunan bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015-2019

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU TUGAS : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan dan perlindungan daerah FUNGSI

Lebih terperinci

Rapat Konsolidasi Koordinator RPPI Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Hotel Permata, Bogor 26 Mei 2015

Rapat Konsolidasi Koordinator RPPI Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Hotel Permata, Bogor 26 Mei 2015 Rapat Konsolidasi Koordinator RPPI 2015-2019 Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Hotel Permata, Bogor 26 Mei 2015» RPPI 2 Konservasi Sumber Daya Air» Koordinator: I Wayan S Dharmawan» Wakil Koordinator:

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAMBI TAHUN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAMBI TAHUN Menimbang : GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAMBI TAHUN 2013-2015 GUBERNUR JAMBI, a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) KABUPATEN TANAH BUMBU

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) KABUPATEN TANAH BUMBU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) KABUPATEN TANAH BUMBU TUGAS : Melaksanakan pengawasan dan pengendalian, penilaian di Bidang Pengelolaan FUNGSI : a. Perumusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

Kegiatan Sub. Bid. Pelestarian dan Pemulihan Lingk. 2012

Kegiatan Sub. Bid. Pelestarian dan Pemulihan Lingk. 2012 Kegiatan Sub. Bid. Pelestarian dan Pemulihan Lingk. 2012 No. KEGIATAN DASAR HUKUM 1. Pembina Adipura Permen LH no. 7/2011 2. Pembina Kalpataru 3. Pembina Adiwiyata 4 Pemantauan kualitas air sungai Pergub

Lebih terperinci

Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Udara

Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Udara Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Udara ISI DRAFT Bab I : Ketentuan Umum (Pasal 1-3) Bab II : Perencanaan (Pasal 4-14) Bab III: Pemanfaatan Ruang Udara (Pasal

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2018 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2018 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2018 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU TUGAS : Membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang. FUNGSI : a. Perumusan

Lebih terperinci

Indek Kualitas Air Sungai

Indek Kualitas Air Sungai Latar belakang NO STRUKTUR IKLH YANG TELAH ADA INDIKATOR JUMLAH PARAMETER JENIS 1 KUALITAS AIR 7 TSS, DO, BOD, COD, T-P, Fecal Coli, Total Coliform BOBOT 3% 2 KUALITAS UDARA 2 NO2, SO2 3% 3 TUTUPAN HUTAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD BLHD a. Visi Dalam rangka mewujudkan perlindungan di Sulawesi Selatan sebagaimana amanah Pasal 3 Ung-Ung RI Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN (BAPEDAL ) Nomor : / /2014 Banda Aceh, Maret 2014 M Lampiran : 1 (satu) eks Jumadil Awal

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

PERENCANAAN PERLINDUNGAN PERENCANAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UU No 32 tahun 2009 TUJUAN melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup menjamin keselamatan,

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1488, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekosentrasi. Lingkungan Hidup. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP a. Program dan Kegiatan. Program pokok yang dilaksanakan pada urusan Lingkungan Hidup tahun 2012 sebagai berikut : 1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Lebih terperinci

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DINAS LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS LINGKUNGAN HIDUP Jalan Khatib Sulaiman No. 22 Telp. (0751) 7055231 446571 445154 Fax. (0751) 445232 PADANG website: http://dlh.sumbarprov.go.id email: dlh@sumbarprov.go.id

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR PADA TANAMAN KAYUPUTIH DI MIKRO DAS GUBAH, NGLIPAR, KAB.GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Ugro Hari Murtiono

ANALISIS KUALITAS AIR PADA TANAMAN KAYUPUTIH DI MIKRO DAS GUBAH, NGLIPAR, KAB.GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Ugro Hari Murtiono ANALISIS KUALITAS AIR PADA TANAMAN KAYUPUTIH DI MIKRO DAS GUBAH, NGLIPAR, KAB.GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Ugro Hari Murtiono LATAR BELAKANG Saat ini, penurunan kualitas air sungai tidak

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1358, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis. TA 2013. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2017 KEPALA BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MALANG

LAPORAN KINERJA TAHUN 2017 KEPALA BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MALANG LAPORAN KINERJA TAHUN 2017 KEPALA BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MALANG A. Pengertian Pelaporan Kinerja Pelaporan Kinerja merupakan bentuk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien. Laporan Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun

Lampiran 1 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien. Laporan Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun DAFTAR PUSTAKA Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2009, Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia; Keputusan Kepala Bapedal Nomor 107 Tahun 1997 tentang Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU TUGAS : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang dan perlindungan daerah FUNGSI : a. Perumusan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pengelolaan hidup adalah upaya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU SIDa.F.47 PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU Ramos Hutapea, MEng BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012 LATAR BELAKANG Kab. Kapuas Hulu memiliki berbagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem daratan dan laut. Batas ke arah darat: Ekologis: kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2010 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2011 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang

Lebih terperinci

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016 KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN 207 Jakarta, 7 Desember 206 PRIORITAS NASIONAL DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NO PRIORITAS NASIONAL Kemaritiman

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017

PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017 PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR Makassar, 2017 2 14 PRIORITAS NASIONAL Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat 1. Revolusi Mental 2. Kesehatan 3. Perumahan dan Permukiman Dimensi Pembangunan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menimbang : 1. bahwa pencemaran udara dapat menimbulkan gangguan terhadap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANGERANG atar belakang, maksud dan tujuan PERIODE 2014-2018 Berpijak pada upaya untuk melaksanakan amanat peraturan perundangundangan dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Sistematika Penulisan... 4 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA RENJA

Lebih terperinci

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam BAB XXVII BALAI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (BPPP) LABUAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN Pasal 118 Susunan Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan terdiri dari: a. Kepala Balai ; b. Kepala

Lebih terperinci

Makalah Baku Mutu Lingkungan

Makalah Baku Mutu Lingkungan Makalah Baku Mutu Lingkungan 1.1 Latar Belakang Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. DAK. Tahun Anggaran. 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU 1. Jabatan : Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 2. Tugas : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup; Melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa keberadaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) PENGEMBANGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) MOJOSARI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik No.1048, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion. Norma. Standar. Prosedur. Kriteria. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Penentuan Indeks Kualitas Lingkungan

Penentuan Indeks Kualitas Lingkungan Penentuan Indeks Kualitas Lingkungan Landasan Teori Studi indeks lingkungan yang telah dipublikasikan antara lain Environmental Sustainability Index (ESI), Environmental Performance Index (EPI), dan Virginia

Lebih terperinci

TERWUJUDNYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUN INDIKATOR: INDEKS KUALITAS AIR

TERWUJUDNYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUN INDIKATOR: INDEKS KUALITAS AIR TERWUJUDNYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUN INDIKATOR: INDEKS KUALITAS AIR hasil pemantauan kualitas air sungai yang memenuhi baku mutu. hasil pemantauan air sungai yang memenuhi baku mutu

Lebih terperinci

Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1999 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah

Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1999 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1999 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara

Lebih terperinci

10 sungai dan 2 danau

10 sungai dan 2 danau Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kondisi Kinerja pada Tujuan Sasaran Indikator Sasaran KODE Program dan Kegiatan Awal RPJMD Tahun 2014

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI TEKNIS

RAPAT KOORDINASI TEKNIS RAPAT KOORDINASI TEKNIS DUKUNGAN KEGIATAN LITBANG BAGI KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Jakarta, 0 Juli 016 PRIORITAS NASIONAL DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN

Lebih terperinci

Integrasi Program BLI dalam RKP 2017

Integrasi Program BLI dalam RKP 2017 Integrasi Program BLI dalam RKP 2017 Kepala Bagian Program dan Kerjasama Sekretariat BLI Rapat Konsolidasi Program BLI Jakarta 29 Februari 2016 Outline Urgensi Posisi Renstra BLI Penguatan Pengembangan

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka 92 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Potensi- potensi daya tarik wisata

Lebih terperinci

RPI 8 PENGOLAHAN HASIL HUTAN. Koordinator : Ir. Jamal Balfas, MSc. Wakil : Dra. Sri Rulliaty, MSc. Pembina : Prof. Riset. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si.

RPI 8 PENGOLAHAN HASIL HUTAN. Koordinator : Ir. Jamal Balfas, MSc. Wakil : Dra. Sri Rulliaty, MSc. Pembina : Prof. Riset. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si. RPI 8 PENGOLAHAN HASIL HUTAN Koordinator : Ir. Jamal Balfas, MSc. Wakil : Dra. Sri Rulliaty, MSc. Pembina : Prof. Riset. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si. LATAR BELAKANG - Keterbatasan informasi dasar - Pengolahan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 37 Peraturan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2017

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Meningkatkan kualitas dan fungsi LH melalui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran air dan udara Meningkatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran adalah suatu hal yang telah lama menjadi permasalahan bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat menyebabkan dampak

Lebih terperinci

DAFTAR PERATURAN Versi 31 Agustus 2012

DAFTAR PERATURAN Versi 31 Agustus 2012 I. UNDANG-UNDANG DAFTAR PERATURAN Versi 31 Agustus 2012 1. Undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1981 Tentang Kitab Hukum Undang-undang Acara Pidana (KUHP) 2. Undang-undang Republik Indonesia No.5

Lebih terperinci

DOKUMEN RANCANGAN PERUBAHAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (PERUBAHAN RENJA SKPD) TAHUN 2014

DOKUMEN RANCANGAN PERUBAHAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (PERUBAHAN RENJA SKPD) TAHUN 2014 DOKUMEN RANCANGAN PERUBAHAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (PERUBAHAN RENJA SKPD) TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KOTA SURABAYA 2014 KOTA SURABAYA DOKUMEN RANCANGAN PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2) MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2) 1) Disampaikan pada Lokakarya Nasional Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor Lampiran II : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2004. Tentang Tanggal : : Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar, jika pengelolaan

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP

PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP MODUL ONLINE 22.3 DAMPAK POSITIF NEGATIF PEMBANGUNAN PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP KHOIRUL ANWAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor Renstra 2011-2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Renstra Kota Metro merupakan suatu proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kota Metro selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1990 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1990 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN KEPUTUSAN NOMOR 23 TAHUN 1990 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Menimbang : a. bahwa pembangunan yang semakin meningkat akan menimbulkan dampak yang semakin besar dan memerlukan pengendalian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK PENGUATAN TUPOKSI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) DI BALITBANG DAN INOVASI

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK PENGUATAN TUPOKSI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) DI BALITBANG DAN INOVASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK PENGUATAN TUPOKSI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) DI BALITBANG DAN INOVASI BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 D. Peran Serta Masyarakat Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di DKI Jakarta Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan

Lebih terperinci