PENYUSUNAN BAHAN DISEMINASI DAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYUSUNAN BAHAN DISEMINASI DAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI"

Transkripsi

1 PENYUSUNAN BAHAN DISEMINASI DAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI Farida Arief, SP RINGKASAN Salah satu syarat utama akselerasi pembangunan pertanian adalah tersedianya inovasi pertanian secara berkesinambungan dan efektif yang mengalir dari sumbernya menuju ke berbagai calon pengguna potensial, baik pengguna akhir (petani dan pelaku agribisnis lainnya) maupun pengguna antara yaitu lembaga penyuluhan dan pemangku lainnya. Kegiatan diseminasi teknologi yang telah dilakukan, dengan materi teknologi hasil litkaji merangsang dinamika kegiatan penyuluhan pertanian di daerah ke arah yang lebih aktif dan mampu memecahkan sebagian permasalan yang ada di lapangan. Diharapkan melalui kegiatan informasi teknologi, akan bermanfaat pada peningkatan kemampuan pengguna teknologi dalam hal kemandirian petani yang sesuai dengan kebutuhannya dan mempercepat proses adopsi teknologi. Hal ini sejalan dengan misi Badan Penelitian Pertanian yaitu teknologi untuk pembangunan, artinya teknologi yang dihasilkan dimanfaatkan oleh penggunanya. Teknologi dapat dimanfaatkan apabila diterima penggunanya, baik secara fisik (received) maupun diterima secara intelektual dan emosional (accepted). Pada tahun 2012 diseminasi dilakukan dengan menggunakan metode media tercetak (Buletin), audiovisual (Pembuatan Film Dokumenter, Pembuatan VCD dan Siaran Televisi Lokal), dan peragaan teknologi (pameran), yaitu dengan menggunakan event pertanian di daerah, menggunakan saluran Pemerintah Daerah, Lembaga Pemberitaan Publik, Lembaga Tani dan para pelaku agribisnis di daerah. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu syarat utama akselerasi pembangunan pertanian adalah tersedianya inovasi pertanian secara berkesinambungan dan efektif yang mengalir dari sumbernya menuju ke berbagai calon pengguna potensial, baik pengguna akhir (petani dan pelaku agribisnis lainnya) maupun pengguna antara yaitu lembaga penyuluhan dan pemangku lainnya. Tidak diterimanya hasil-hasil litkaji kepada penggunanya dapat dikatakan merupakan pemborosan sumberdaya dan sumberdana yang sangat besar. Seyogyanya 1

2 hal tersebut menjadi isu penting yang perlu mendapat perhatian penentu kebijakan dan fasilisator pembangunan pertanian yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses alih teknologi pertanian. Menanggapi kondisi ini Badan Litbang Pertanian telah mengantisipasinya melalui salah satu misi Badan Litbang Pertanian Tahun yaitu meningkatkan efisiensi dan percepatan diseminasi inovasi pertanian kepada penggunanya serta penjaringan umpan baliknya melalui diseminasi dan advokasi inovasi pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) SulSel, diakui telah banyak menghasilkan teknologi spesifik lokasi mendukung peningkatan produktivitas berbasis agroekosistem. Namun demikian, persoalannya adalah bahwa banyaknya teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan tidak serta merta diikuti adanya percepatan pemanfaatannnya oleh petani. Secara empiris di lapangan masih dijumpai adanya kesenjangan antara kebutuhan teknologi di lini petani dengan tersedianya teknologi yang dihasilkan oleh BPTP. Adanya kesenjangan antara hasil penelitian dan pengkajian pertanian dengan kenyataan di lapangan yang dapat dicapai petani dan pelaku agribisnis pertanian mengindikasikan rendahnya atau belum dimanfaatkannya teknologi yang dihasilkan secara optimal. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Pertanian di wilayah Provinsi SulSel, BPTP SulSel harus melaksanakan misi Badan Litbang Pertanian tersebut, yaitu meningkatkan kinerja khususnya dalam penjabaran tugas pokok dan fungsi dalam mentranfer teknologi yang sudah dirakit agar dapat dimanfaatkan oleh para pengguna di wilayah Provinsi SulSel. Upaya BPTP SulSel mentranfer teknologi spesifik lokasi yang telah dirakitnya dilaksanakan seiring dengan upaya perakitan teknologi spesifik lokasi itu sendiri. Maka dapat dikatakan bahwa diseminasi teknologi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu proses penciptaan dan pemanfaatan teknologi sebagaimana sasaran Badan Litbang Pertanian. 2

3 Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam hal inilah peranan diseminasi menjadi sangat strategis dan penting. Upaya percepatan diseminasi senantiasa dilakukan, sehingga diseminasi ditempuh melalui berbagai saluran yang memungkinkan, yang dikenal sebagai Spekturm Diseminasi Multi Media. BPTP SulSel mendiseminasikan teknologi secara berkesinambungan dan berkelanjutan dengan menggunakan media dan metode komunikasi serta pendekatan yang sesuai dengan sasaran, tujuan, dan kondisi wilayah. Sedangkan inovasi teknologi spesisifik lokasi yang didiseminasikan setiap tahun disesuaikan dengan inovasi teknologi-teknologi yang dihasilkan dan siap didiseminasikan serta kebutuhan khlayak pengguna teknologi serta dibutuhkan pengguna. Dasar pertimbangan (Termasuk hasil yang telah dicapai) Yang menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan diseminasi pada Tahun 2012 adalah sebagai berikut : 1) Bahwa keberhasilan BPTP ditentukan oleh tingkat pemanfaatan teknologi dan penerapan inovasi yang dihasilkannya oleh pengguna di Wilayah Kerjanya. Namun demikian, kenyataan di lapangan membuktikan bahwa belum semua hasil pengkajian tersebut diketahui dan dimanfaatkan petani. Masih rendahnya tingkat pengetahuan dan pemanfaatan teknologi tidak dapat disangkal masih merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas usahatani SulSel. Hal ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara penyediaan teknologi dengan pemanfaatannya. Ini menjadi perhatian BPTP untuk lebih meningkatkan peranannya, tidak hanya sebatas menyiapkan teknologi tetapi juga menyampaikannya kepada pengguna dengan teknik yang tepat sehingga dapat meningkatkan atau mempercepat diseminasi yang pada akhirnya meningkatkan pemanfaatan teknologi. 2) BPTP mendiseminasikan teknologi secara berkesinambungan dan berkelanjutan dengan menggunakan media dan metode komunikasi serta pendekatan yang sesuai dengan sasaran, tujuan, dan kondisi wilayah. Sedangkan inovasi teknologi spesisifik lokasi yang didiseminasikan setiap tahun disesuaikan dengan inovasi 3

4 teknologi-teknologi yang dihasilkan dan siap didiseminasikan serta kebutuhan khlayak pengguna teknologi serta dibutuhkan pengguna. 3) Guna meningkatkan akselerasi transfer teknologi dan pemanfaatannya, maka BPTP membuat strategi diseminasinya yaitu meningkatkan efektifitas komunikasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proses alih teknologi dengan memperkenalkan, menggugah minat dan keingin-tahuan pengguna teknologi serta dengan meningkatkan efektivitas diseminasi teknologi dengan menggunakan metode-metode yang lebih menekankan pada praktek kerja teknologi dan hasil penerapannya yang dapat diamati pengguna secara langsung. Melalui strategi tersebut diharapkan dapat mempercepat diseminasi teknologi dan penyampaian umpan baliknya sebagaimana yang amanatkan Badan Litbang Pertanian dalam salah satu misinya di tahun Kegiatan diseminasi teknologi yang telah dilakukan, dengan materi teknologi hasil litkaji merangsang dinamika kegiatan penyuluhan pertanian di daerah ke arah yang lebih aktif dan mampu memecahkan sebagian permasalan yang ada di lapangan. Diharapkan melalui kegiatan informasi teknologi, akan bermanfaat pada peningkatan kemampuan pengguna teknologi dalam hal kemandirian petani yang sesuai dengan kebutuhannya dan mempercepat proses adopsi teknologi. 1.2 Tujuan Menyalurkan bahan diseminasi dan publikasi hasil penelitian dan pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi melalui media tercetak, audiovisual dan peragaan teknologi kepada petani, Penyuluh Pertanian, dan pengguna lainnya di Sulawesi Selatan 1.3 Keluaran yang Diharapkan Tersalurnya bahan diseminasi dan publikasi hasil penelitian dan pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi dalam bentuk Film Dokumenter, Buletin, Siaran TV, Pembuatan VCD dan Pameran 4

5 1.4 Hasil yang Diharapkan Bahan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian teknologi pertanian dalam bentuk Film Dokumenter, Buletin, Siaran TV, Pembuatan VCD dan Pameran sampai kepada pengguna terutama kepada petani, penyuluh pertanian dan pengguna lainnya. 1.5 Perkiraan Manfaat Dan Dampak a. Manfaat Meningkatkan pengetahuan, minat dan keyakinan pengguna teknologi terhadap teknologi yang didesiminasikan sehingga mau, tahu dan mampu memanfaatkan teknologi yang dihasilkan BPTP pada usahatani dan usaha agribisnis lainnya. Bahan diseminasi dan publikasi hasil penelitian dan pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi ini dapat dimanfaatkan oleh petani, penyuluh pertanian dan pengguna lainnya untuk mempercepat proses adopsi teknologi. b. Dampak Pemanfaatan teknologi sebagai hasil kegiatan dari Diseminasi Teknologi Pertanian Tahun 2012 diharapkan berdampak pada peningkatan produktivitas usahatani dan peningkatan pendapatan. 1.6 PROSEDUR Ruang Lingkup Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi : a. Pencetakan Buletin 1 nomor b. Melaksanakan Siaran TV 2 kali c. Pembuatan VCD 1 paket d. Melaksanakan Pameran 2 kali 5

6 II. TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teoritis Pengertian diseminasi dapat mengaju pada sinonim katanya disseminate yang berarti menyebarkan (Echols dan Shadily (1977) dalam, Homby (1974) yang mempunyai pengertian yang sama dengan distribute or spread widely ideas. Berdasarkan pengertian tersebut berkaitan dengan diseminasi teknologi pertanian, maka diseminasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyebar-luasaan teknologi spesifik. Pada dasarnya Kegiatan diseminasi teknologi pertanian bertujuan meningkatkan adopsi dan inovasi pertanian hasil litkaji melalui berbagai kegiatan komunikasi, promosi dan komersialisasi serta penyebaran paket teknologi unggul yang dibutuhkan dan menghasilkan nilai tambah bagi berbagai khalayak pengguna dan menyelenggarakan kegiatan penyebarluasan materi penyuluhan baik secara tercetak maupun media elektronik (Sulaiman, 2003) Pemilihan metode diseminasi tidak terlepas dari proses adopsi yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental psikologis sebagai berikut : - Tahap penumbuhan perhatian, ketika seseorang mengetahui adanya suatu ide/gagasan atau praktek baru (inovasi) untuk pertama kalinya - Tahap penumbuhan minat, ketika seseorang ingin mengetahui lebih banyak perihal inovasi pertanian dan berupaya mencari informasi selanjutnya. - Tahap mengevaluasi, ketika seseorang mampu membuat perbandingan antara yang sudah ada atau sudah pernah diterapkan dengan hal baru tersebut. - Tahap mencoba, ketika seseorang mencoba gagasan baru atau praktek beru. - Tahap menerapkan, ketika seseorang meyakini gagasan atau praktek baru itu dan menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan dalam usahataninya. Pemilihan metode diseminasi bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Untuk itu perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain sasaran/khalayak pengguna teknologi (penentu kebijakan, petugas, atau petani), materi teknologi yang akan 6

7 didiseminasikan (teknologi yang memerlukan praktek kerja), sumber dana yang tersedia. Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam diseminasi teknologi pertanian adalah : 1) Metode dengan pendekatan massal, digunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan, serta memberikan informasi lebih lanjut. BPTP menggunakannya dalam mempromosikan, mensosialisasikan suatu teknologi. 2) Metode dengan pendekatan kelompok, biasanya digunakan untuk memberikan informasi lebih rinci tentang suatu inovasi. Metode ini ditujukan untuk membantu khalayak menuju proses adopsi berikutnya yaitu dari tahap berminat ketahap mencoba bahkan sampai tahap menerapkan. BPTP menggunakan pendekatan ini pada Kelompok petani Kooperator yang telah bersedia mencoba dan belajar menerapkan. 3) Metode dengan pendekatan personal. Metode ini efektif digunakan pada sasaran dalam tahap mencoba sampai menerapkan. Metode - metode tersebut adalah upaya meningkatkan pengetahuan, menimbulkan minat dan meyakinkan pengguna sehingga tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi yang disampaikan. Pendekatan massal dengan tujuan tahap komunikasi untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan menggugah keinginan untuk lebih lanjut yaitu melalui promosi/ exhibition dan sosialisasi teknologi kepada penggunanya dilaksanakan melalui kegiatan pameran (ke dalam dan keluar). Implementasi diseminasi dapat ditempuh melalui beberapa kegiatan diantaranya sosialisasi teknologi, komunikasi dan promosi teknologi. Penyelenggaraan Pameran ke dalam yaitu dengan menyelenggarakan ruang pameran (show room of technology) di BPTP dan menyelenggarakan open house bagi 7

8 khalayak pengguna teknologi. Penyelenggaraan pameran ke luar (exhibition) yaitu berpartisipasi dalam event pameran yang diselenggarakan pihak di luar BPTP SulSel. Informasi teknologi yang akan disampaikan adalah hasil hasil pengkajian BPTP yang siap didiseminasikan dalam arti memenuhi persyaratan ciri ciri teknologi seperti yang disarankan Rogers And Schomaker (1981) dalam Rahmat Hendayana, 2007, yaitu : (a) Memberikan keuntungan yang realtif, baik keuntungan ekonomis maupun bersifat keuntungan sosial; (b) memberikan tingkat kemudahan dan tingkat kepuasan bagi penggunanya, kompabilitas (Keselarasan ) dengan nilai social budaya dan kepercayaan terhadap teknologi yang sebelumnya serta selaras dengan keperluan petani; (c) komplesitas yang berhubungan dengan kemudahan dalam penerapannya; (d) Triabilitas dalam artinya dapat dicoba oleh pengguna dengan keterbatasan yang ada dan resikonya kecil; (e) Dapat diamati, artinya petani sehingga yakin bahwa perubahan yang terjadi merupakan dampak penerapan inovasi. Secara skematis kerangka teoritis dari kegiatan diseminasi teknologi yang dilakukan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut : Kegiatan pengkajian : menghasilkan teknologi spesifik lokasi dan hasil pendampingan teknologi program strategis kementrian pertanian Diseminasi /transfer teknologi : Kegiatan pameran/ekspose teknologi, Kegiatan diseminasi dengan metode media massa Khalayak pengguna tahu dan mau mencoba Pemanggu menggunakannya sebagai materi penyuluhan pertanian untuk meningkatkan penguasaan teknologi oleh pengguna akhir Meningkatkan produktivitas usaha dan pendapatan petani 8

9 III. METODOLOGI / PROSEDUR Pendekatan (Kerangka Pemikiran) 1. Ekspose Teknologi Pertanian Melalui Pameran Pengertian Ekpose Teknologi Pertanian Melalui Pameran adalah kegiatan diseminasi untuk memberikan informasi teknologi kepada pengunjung yang datang atau pada event pameran di luar BPTP melalui penyajian informasi teknologi dalam bentuk poster, specimen, model dan alat peraga mengenai tugas dan fungsi serta hasil hasil kegiatan BPTP Tujuan 1) Memberikan informasi kepada pengunjung atau pengunjung stand mengenai teknologi yang dihasilkan BPTP 2) Memberi informasi kepada pengunjung mengenai hasil pendampingan teknologi terhadap program strategis kementerian pertanian yang dilaksanakan oleh BPTP. Sasaran Masyakat umum, Pelajar, Mahasiswa/Mahasiswi dan pengguna teknologi pertanian 2. Diseminasi Melalui Media Elektronik (Siaran Televisi Lokal) Pengertian Massa Media elektronik adalah saluran diseminasi yang dapat menjangkau sejumlah besar khlayak untuk menyampaikan informasi yang sama dalam waktu yang sama dalam bentuk suara dan tayangan gambar bergerak yang dipancarkan melalui transmisi televisi Tujuan Menyampaikan informasi teknologi dalam bentuk gambar bergerak dan suara kepada khalayak pengguna teknologi dan masyarakat pemirsa televisi Sasaran Masyakat umum pemirsa televisi dan pengguna teknologi pertanian 9

10 3. Diseminasi Melalui Film Dokumenter Pengertian Film Dokumenter adalah film yang melakukan interpretasi terhadap subyek dan latar belakang yang nyata. Film yang juga berkaitan langsung dengan suatu fakta dan non-fiksi yang berusaha untuk menyampaikan kenyataan dan bukan sebuah kenyataan yang direkayasa. Film-film seperti ini peduli terhadap perilaku masyarakat, suatu tempat atau suatu aktivitas. Tujuan Menyajikan informasi yang factual dan dalam pembuatannya tidak ada rekayasa baik dari tokohnya (manusia), ruang (tempat), waktu dan juga peristiwanya Sasaran Masyarakat umum dan pengguna teknologi lainnya 4. Diseminasi Melalui Pembuatan VCD Pengertian Media Diseminasi yang menghasilkan keluaran suara dan gambar yang nyata dari VCD yang berformat yang dapat dilihat secara langsung. Tujuan Dapat memberikan gambaran yang lebih kongkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih atraktif dan komunikatif. Sasaran Masyarakat umum dan pengguna teknologi lainnya 10

11 5. Diseminasi Melalui Pembuatan Buletin Pengertian Media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yg diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu Tujuan Untuk menyediakan ruang informasi yang boleh dipakai bersama, dapat dimanfaatkan, disebarluaskan perkembangannya dan dimaknai sensitivitinya dalam kalangan tertentu dan masyarakat umum. Sasaran Masyarakat umum dan pengguna teknologi lainnya IV. HASIL Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran. Selain dari pada itu media diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa yang dijelaskan komunikator kepada komunikan (sasaran), sehingga sasaran lebih mudah 11

12 dan lebih cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan lebih lama dibandingkan dengan didengar dan media mampu memotivasi dan mampu memusatkan perhatian. Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan. A. Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi Persiapan a. Pembuatan Film Dokumenter Persiapan yang dilakukan pada pembuatan film dokumenter adalah mempersiapkan pengambilan gambar di masing-masing Kebun Percobaan (KP) b. Pembuatan Buletin Persiapan yang dilakukan pada pembuatan buletin adalah mempersiapkan materi-materi yang akan dijadikan buletin. Materi tersebut diharapkan dari para peneliti dan penyuluh BPTP SulSel c. Pembuatan VCD Persiapan yang dilakukan pada pembuatan VCD ini adalah meminta materi dari peneliti dan penyuluh yang merupakan kegiatan yang menjadi andalan dari BPTP SulSel d. Siaran TV Persiapan yang dilakukan pada pelaksanaan siaran TVRI adalah mempersiapkan lokasi kegiatan yang akan dijadikan lokasi pengambilan gambar. e. Pameran Persiapan yang dilakukan pada kegiatan pameran adalah materi, bahanbahan pameran serta lokasi kegiatan Koordinasi a. Pembuatan Film dokumenter 12

13 Koordinasi dilakukan pada Kebun Percobaan (KP) Mariri, Bone-Bone, Jeneponto, Gowa dan Maros b. Pembuatan VCD Koordinasi di lakukan di Pemda dan badan Ketahanan Pangan Pangkep dan Barru, untuk pengambilan gambar lokasi KRPL c. Siaran TV Koordinasi dilakukan dengan TVRI dalam rangka pelaksanaan shooting siaran TV di Baddoka dalam rangka, Peresmian Kantor Badan Narkotika Nasional BNN yang pada pelaksanaannya juga ditampilkan Pemanfaatan Lahan Pekarangan di halaman kantor BNN dan pemukiman penduduk sekitar kantor. Koordinasi dengan TVRI untuk pelaksanaan pengambilan shooting Temu Lapang yang dipusatkan di kab. Maros Kec. Bantimurung. d. Pameran Koordinasi dengan penyelenggaran Pameran Pembangunan Nasional yaitu Bappeda Propinsi Sulawesi Selatan Pelaksanaan a. Film Dokumenter - Pengambilan shooting Film dokumenter dilaksanakan di masing-masing Kebun Percobaan yaitu di Kab. Luwu Utara kec. Bone-Bone dan Mariri, Kab. Jeneponto, kab. Gowa dan Kab. Maros. - Shooting yang dilakukan adalah meliputi aktivitas sehari-hari pegawai kantor BPTP dan kegiatan-kegiatan lainnya. b. Buletin Materi buletin didapatkan dari hasil kegiatan kajian dan demfarm peneliti dan penyuluh dengan terlebih dahulu membuat pengumuman untuk permintaan bahan materi yang dipajang di papan pengumuman kantor. Setelah pengumpulan materi dilakukan pengeditan oleh penyunting pelaksana, setelah itu dilakukan pemeriksaan oleh Dewan Redaksi. Setelah pemeriksaan dikembalikan kepada peneliti dan penyuluh untuk perbaikan, setelah perbaikan dilakukan pemeriksaan ulang dan final dilakukan pencetakan. c. Pembuatan VCD 13

14 Pembuatan VCD ini adalah mengambil materi KRPL yang merupakan kegiatan straregis Badan Litbang yang juga merupakan instruksi Presiden agar dilakukan pemanfaat lahan pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga. Adapun lokasinya di tempatkan di kab. Pangkep dan kab. Barru d. Siaran TV Siaran TV dilaksanakan di Baddoka pada Peresmian Kantor Badan narkotika Nasinal oleh Wakil Presiden Republik Indonesia yang juga dihadiri oleh gubernur Propinsi Sulawesi Selatan. Peresmian tersebut juga terdapat Kawasan Rumah Pangan Lestari di lahan kantor BNN dan selain itu KRPL juga terdapat di pemukiman penduduk sekitar kantor BNN. e. Pameran Pelaksanaan Pameran Pembangunan yang dilaksanakan oleh Bappeda Propinsi Sulawesi Selatan di laksanakan di Gedung CCC yang diikuti oleh semua kabupaten, instansi pemerintah dan swasta. Acara ini dibuka langsung oleh bapak Gubernur Sulawesi Selatan dan masing-masing bupati dari kabupaten yang mengiikuti kegiatan pameran tersebut. B. Perkembangan Kegiatan Diseminasi Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar lagi. Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting. Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasanketerbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran, misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian 14

15 petani dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi. C. Kesimpulan Bahan Diseminasi hasil kegiatan dari peneliti dan penyuluh, sudah dikemas semikian rupa hingga diharapkan dapat diterima dan dimanfaatkan langsung oleh pengguna teknologi. Media diseminasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi penerima setelah mendengar dan melihat langsung media diseminasi ini. Setelah mendengar dan melihat pengguna diharapkan langsung menerapkan teknologi yang disajikan dari media diseminasi tersebut. Penyaluran media diseminasi ini langsung diberikan ke BPP di kabupaten yang diteruskan kepada penyuluh dan petani, selain itu pada kegiatan pameran. V. ANALISIS RESIKO DAFTAR RISIKO NO RISIKO PENYEBAB DAMPAK 1. Penyuluh dan Peneliti Tidak ada bahan tulisan Buletin tidak bisa terbit tidak bekerjasama dalam yang dapat dimasukkan pemberian materi hasilhasil dalam materi buletin kegiatan 2. Event pameran tidak terlaksana Tidak adanya pameran yang dapat diikuti Tidak melaksanakan pameran DAFTAR PENANGANAN RISIKO NO RISIKO PENYEBAB PENANGANAN RISIKO 1. Penyuluh dan Peneliti Tidak ada bahan tulisan Membuat pengumuman tidak bekerjasama dalam yang dapat dimasukkan dan meminta langsung pemberian materi hasilhasil dalam materi buletin bahan tulisan dari peneliti kegiatan dan penyuluh 2. Event pameran tidak terlaksana Tidak adanya pameran yang diikuti Mencari info tentang pameran yang bernuansa inovasi teknologi 15

16 VI. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN Tenaga yang terlibat dalam kegiatan No Nama/ NIP Jabatan Uraian Tugas Alokasi Waktu (jam/mg) 1. Dr.Ir.Fadjry Djufry, M.Si Kepala Balai Kuasa Pengguna Anggaran 5 2 Farida Arief Bulu,SP Penyuluh P.Jawab Kegiatan 20 NIP Ir. Amirullah KSPP 10 NIP Ir. Syamsul Bahri NIP Anggota Ir. Djati Suryanto Anggota Drs. Syamsul Bahrie Anggota Ir. Nurdiah Husnah, M.Si Anggota Jamaya Halifah, S.Pi Anggota Dewi Mayanasari, SP Anggota A.Satna, SP Anggota 10 Jangka waktu kegiatan No. Uraian Kegiatan Bulan Persiapan 2 Koordinasi dan konsultasi 3 Pelaksanaan : a) Diseminasi Melalui Media Elektronik (Pembuatan VCD) b) Pameran/Displays c) Siaran TV d) Pembuatan Buletin 4 Pelaporan 16

17 Pembiayaan NO URAIAN VOLUME HARGA SATUAN(Rp) JUMLAH (Rp) A. Buletin 1 pkt B. SIARAN TV 2 pkt C PEMBUATAN CVD 1 keg D. PAMERAN 2 keg E. PEMBUATAN FILM DOKUMENTER 1 pkt TOTAL DAFTAR PUSTAKA AMDC Efektivitas Penyuluhan Pertanian Terhadap Kelompok Tani dan Penerapan Teknologi Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pedoman Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Jakarta Hendayana, R Lintasan Dan Peta jalan (Road Map) Diseminasi Teknologi Pertanian Menuju MasyarakatTani Progresif. Prosiding Lokaraya Nsional Akselerasi Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Pembangunan Berawal Dari Desa. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor. Suradisastra, K Aplikasi Metode Komunikasi Dan Edukasi Dalam Diseminasi Inovasi Teknologi. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Sulaiman, F., A, Subaidi., M. Mardiharin., R. Hendayana., J. Hardi., S. Bahrein., I.W.Rusasastra dan N.S Dimyati., 2003 BPPTP. Bogor. Syamsulbahri Sinergi Sumberdaya Teknologi dan Pasar dalam Managemen koorpprasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Widjono, A Komunikasi dan Adopsi Teknologi. Makalah Waorkshop Komunikasi dan Diseminasi. Laboratorium Diseminasi. Surabaya. 17

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAB II. A. Pengertian Media Penyuluhan Pertanian

BAB II. A. Pengertian Media Penyuluhan Pertanian BAB I Pendahuluan Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi dan teknologi pertanian tersebut bisa

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KAPASITAS SDM DALAM KOMUNIKASI DAN DISEMINASI HASIL LITKAJI (PENAS, PAMERAN, VISITOR PLOT, PEKAN AGROINOVASI, PENYUSUNAN DATABASE BAHAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar lahan pertaniannya terdiri atas lahan kering.

Lebih terperinci

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi)

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi) KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi) PENDAHULUAN Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut Badan Litbang Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting dalam mempengaruhi kemajuan pertanian di Indonesia. Perkembangan teknologi pertanian dan teknologi informasi harus dapat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN

PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN PANDUAN PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN Penanggung Jawab Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP (Kepala BPTP Jawa Barat) Penyunting: Nadimin Nana Sutrisna Disain Cover dan Layout:

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode. No.489, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/12/2009 TENTANG METODE PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS DAN EFEKTIFITAS INTERAKSI ANTARA BPTP DENGAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN, KELEMBAGAAN TANI DI PROVINSI BENGKULU BALAI

Lebih terperinci

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,

Lebih terperinci

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN X.196 DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN Ir. Mutia Erti Dwiastuti, MS. Ir. Otto Endarto, MS. Lizia Zamzami,

Lebih terperinci

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya

Lebih terperinci

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NAD 2009 KATA PENGANTAR Sejalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN BPTP 1. Judul RKTM :

Lebih terperinci

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010 PEKAN SEREALIA NASIONAL I 26-30 JULI 2010 Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Badan Litbang Kementerian Pertanian 2010 PENDAHULUAN Pemanasan global yang melanda dunia dalam dasa warsa terakhir

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Latar Belakang PENDAHULUAN

Latar Belakang PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Maluku, tidak saja mempunyai andil yang cukup penting dalam sektor pertanian, tetapi telah pula menimbulkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2003 1 LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI GELAR

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana KATA PENGANTAR Salah satu kunci keberhasilan revitalisasi pertanian adalah meningkatnya pemahaman dan kemampuan petani serta stakeholder lainnya dalam memanfaatkan teknologi yang bersifat spesifik lokasi

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 01.a TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

5 / 7

5 / 7 LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan suatu

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Lebih terperinci

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI Dr. Ir. Adang Agustian, MP PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAMBI Menimbang PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi BPPKP sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 52 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 08 TAHUN 2017 TENTANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFORMASI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK/TERCETAK

PENGEMBANGAN INFORMASI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK/TERCETAK LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN INFORMASI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK/TERCETAK PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN NAZARIAH, SP. M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SOSIALISASI, TEMU INFORMASI, PAMERAN, MELATIH DI BPP)

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SOSIALISASI, TEMU INFORMASI, PAMERAN, MELATIH DI BPP) PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SOSIALISASI, TEMU INFORMASI, PAMERAN, MELATIH DI BPP) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.018/011/A/JUKLAK/2013 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pertanian memiliki tantangan dalam ketersediaan sumberdaya lahan. Di samping itu, tingkat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 5 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 5 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 5 SERI E BUPATI BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 No. Kode: 23.07.RDHP.0470 LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI HASIL-HASIL LITKAJI MENDUKUNG KEGIATAN P4MI DI LOMBOK TIMUR Oleh : Awaludin Hipi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 958, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Produk Dalam Negeri. Penggunaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/M-DAG/PER/6/2016 TENTANG PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan

Lebih terperinci

FORM D A. URAIAN KEGIATAN

FORM D A. URAIAN KEGIATAN FORM D A. URAIAN KEGIATAN Latar Belakang Masalah Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Namun, dalam pengembangan mengalami kendala biaya usahatani yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan andal sebagai usaha

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan maka beberapa kesimpulan dapat dibuat. Pertama, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa Pemkab Sragen, dalam hal ini

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.686, 2017 KEMENSOS. Kawasan Ramah Lanjut Usia. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN RAMAH LANJUT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan

Lebih terperinci

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007)

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007) RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal (Yogyakarta, 22-24 Mei 2007) Workshop pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal dan pengembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA Nomor : 85 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN ANGGARAN 06 Organisasi / SKPD :..0. BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Halaman dari 8.. KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Neger

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Neger BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1073, 2014 KEMENSOS. Sosial. Penyuluhan. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYULUHAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN. Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan

METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN. Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN 3 Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan METODA PENYULUHAN METODE PENYULUHAN cara yang digunakan untuk mendekatkan penyuluh dengan sasaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN

TUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN TUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN Kusnoto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Yogyakarta RINGKASAN Program kegiatan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan plasma nutfah Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Penampilan dari ayam kampung sangat beragam, mulai dari bentuk fisik, sifat genetik

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN JALAN KAMPUS PERTANIAN KALASEY, TELEPON. 0431-838637 FAX. 0431-838637 WEBSITE : www.sulut.litbang.pertanian.go.id, E-MAIL : bptp-sulut@litbang.pertanian.go.id;

Lebih terperinci

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT Farida Sukmawati 1) dan Hamid Nurtika 1) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat email

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA www.unduhsaja.com SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA TASIKMALAYA, : a. bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan

Lebih terperinci