BAB IV PERBANDINGAN ANTARA PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DENGAN PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI HKBP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERBANDINGAN ANTARA PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DENGAN PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI HKBP"

Transkripsi

1 BAB IV PERBANDINGAN ANTARA PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DENGAN PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI HKBP 4.1 Tujuan Misi Menurut pandangan modern (kalangan liberal) misi mencakup penginjilan dan pelayanan sosial, namun bagi kalangan liberal penginjilan tidak lebih penting daripada pelayanan sosial. Berkaitan dengan hubungan antara misi dan penginjilan, John Stott mempelopori perubahan paradigma di kalangan Injili tentang pengertian misi. Ia berpendapat bahwa misi Alkitabiah mencakup penginjilan dan pelayanan, tetapi penginjilan tetap menjadi inti misi (John R. W. Stott, Christian Mission in the Modern World, hlm ). Murid-murid diutus untuk melakukan misi sama seperti yang telah dilakukan Yesus, sedangkan dalam pelayanan Yesus, Ia tidak hanya memberitakan Injil tetapi juga memperhatikan masalah sosial. 1 Konsultasi United in Mission 1998 sudah merumuskan dengan sangat tepat: Kita tidak berhak untuk membuat Injil impian sorgawi saja. Yesus menyenangkan orang lapar dan membasuh kaki yang kotor. Yesus menyembuhkan orang sakit dan menghiburkan orang yang berdukacita. Yesus memanggil orang kaya dan berkuasa untuk bertobat. Oleh karenanya adalah merupakan suatu tugas menyebutkan nama Yesus yang melebihi segala nama di bawah kolong langit ini (kisah Para Rasul 4 : 12) dan berjuang untuk keadilan di sisi orang yang tertindas dan terasing. 2 Misi adalah sebuah pelayanan berwajah banyak, sehubungan dengan kesaksian, pelayanan, keadilan penyembuhan, 1 pada 29 Juli 2009 pukul wib. 2 Beyer, Ulrich. Dr; United Evangelical Mission, Bersekutu untuk Misi Bersam-sama (Menggapai Gereja Inklusif); Kantor Pusat HKBP, Pearaja, Tarutung 2004, hal: 226

2 perujukan, pembebasan, perdamaian, penginjilan, persekutuan, penanaman gereja, kontekstualisasi dan lebih banyak lagi. Usaha-usaha untuk mendefinisikan misi adalah sesuatu yang baru. Gereja Kristen mula-mula tidak melakukan hal itu. Dan pada dekade-dekade terakhir, telah terjadi peningkatan dalam penggunaan istilah misi. Menanggapi perdebatan dalam masalah hubungan antara misi dan penginjilan, Bosch meyakini bahwa sebenarnya pekabaran injil atau penginjilan tidak sama dengan misi, namun keduanya mempunyai kaitan dan saling berhubungan secara teologis dan praksis. 3 Hal ini diuraikannya dengan penjelasan bahwa misi lebih luas daripada penginjilan dan misi berarti keseluruhan tugas yang telah Allah berikan kepada gereja demi keselamatan dunia, tetapi selalu terkait dengan suatu konteks, kuasa jahat, keputus-asaan dan ketersesatan. Lebih lanjut, Bosch menambahkan, misi adalah gereja yang diutus ke dalam dunia, untuk mengasihi, melayani, memberitakan, mengajar, menyembuhkan dan membebaskan. 4 Sejarah Penginjilan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Penginjilan di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Setelah masuknya agama Kristen pertama kali ke Indonesia melalui bangsa-bangsa penjajah hingga pekerjaan penginjilan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penginjilan secara berkelompok yang terpisah dari ikatan pemerintah, penginjilan dilakukan dengan cara-cara yang bertransformasi dari waktu ke waktu yang tidak akan pernah bisa dipisahkan dengan konteks yang terjadi pada masanya. Konteks ataupun situasi ini meliputi perubahan pemahaman tentang makna penginjilan yang terjadi dalam tubuh Kristen sendiri, kemudian perubahan atau perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan sosial, politik, ekonomi, hingga pada perkembangan agama-agama lain diluar Kristen. 3 Bosch, Transformasi Misi, Ibid,

3 Gereja melaksanakan Pekabaran Injil karena adanya pengutusan, dan Pekabaran Injil yang dilakukan oleh gereja merupakan penggenapan Misi di dunia. Di sini berarti bahwa gereja melaksanakan Pekabaran Injil atas perintah Allah Tritunggal. Seperti Allah Bapa mengutus Putra dan Allah Putra mengutus Roh Kudus, ketiga-nya mengutus gereja ke tengah-tengah dunia. Di mana yang kita ketahui bersama bahwa misi gereja di dunia ini adalah menciptakan kerajaan ALLAH dan mendatangkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan-nya serta menjadikan bumi ini untuk layak didiami. Mayoritas lembaga-lembaga penginjilan yang bertugas di Indonesia ini diprakarsai oleh kebangkitan Pietisme dan Revival di Eropa. Sehingga, dalam perjalanan misinya, gerakan ini bergaya Pietisme yang menekankan pertobatan perorangan dan bersikap kritis terhadap ilmu duniawi. Kemudian juga, gerakan ini menekankan adanya penyatuan dan tidak boleh membawa paham dari gereja-gereja tertentu darimana mereka berasal. 5 Gaya Pietisme ini bahkan dianut hingga utusan-utusan zending yang datang ke Indonesia pada abad 19. Dan dalam tahun , pekabaran Injil dengan realitas penjajahan (kolonialisme) semakin menonjol. 6 Sejarah PI adalah bagian dari sejarah gereja. Ditinjau dari sudut tertentu dan menentukan, Prof. J.H. Bavink membedakan sejarah PI menurut motif atau dorongan melakukan PI Masa sesudah para rasul. Pada masa ini, belum ada motif atau dorongan yang pasti untuk melakukan PI, semua dilakukan dengan spontan. Namun ada catatan penting pada masa ini, bahwa PI kurang berminat terhadap hal-hal yang berbau politik dan juga tidak berminat pada kebudayaan. Penginjilan pada masa 5 Dr. Th. Van Den End, Ragi Carita 1 (Jakarta : BPK Gunung Mulia), 2006, Prof. B.F. Drewes, M.Th. dan Pdt. Julianus Mojau, M.Th, Apa itu Teologi? (Jakarta : BPK Gunung Mulia), 2003, Venema, Injil untuk Semua, 210.

4 awal-awal kekristenan ini dilakukan bukan oleh lembaga-lembaga penginjilan yang terorganisir dengan baik, tetapi lebih banyak dilakukan dengan cara penginjilan secara perorangan dan spontan. 2. Agama Negara, sekitar tahun Pada masa ini, motif melakukan PI adalah gerejani, politik dan pertapaan. Sehingga PI mulai meluas hingga ke dalam dunia kebudayaan dan politik. Catatan penting masa ini adalah Kristen dipakai sebagai agama negara dan PI berarti perluasan Negara Kristen. 3. Pietisme, Methodisme, sekitar abad ke-17. Masa ini, PI tidak lagi mencampuri dunia politik dan melepaskan diri dari gereja (negara). Pada masa ini, kesalehan perorangan sangat diutamakan, PI dilakukan dengan memberi kritik kepada kebudayaan dan pelaksanaan PI dengan memberikan penekanan pada dimensi eskhatologia. 4. Abad ke-19. Masa ini ditandai dengan memberikan reaksi terhadap Pietisme. Badan-badan PI sudah terlepas sepenuhnya dari unsur pemerintah, meskipun masih sering mengikuti jejak-jejak kolonialisme. Pada masa ini, teologia yang mulai dipakai adalah teologi yang mengarah kepada teologi liberal dengan penekanan kepada sudut-sudut sosial dan peradaban. PI sangat giat dilakukan, namun mengakibatkan korban yang tidak sedikit. Ada beberapa motif yang dipakai untuk melaksanakan PI pada masa ini, yaitu kasih dan ketaatan. 5. Masa baru, sejak Pada masa ini, badan-badan PI pada umumnya sudah mulai digerejanikan, gereja-gereja muda mulai didewasakan. PI mulai berkembang kearah oikumene, perhatian kepada kaum awam ditingkatkan, namun penekanan PI masih pada dimensi eskhatologia. Masa

5 ini juga ditandai dengan adanya penghalang pelaksanaan PI yaitu nasionalisme barat dan timur. Pembagian sejarah PI yang dituliskan oleh Bavink diatas, sebenarnya hanya merupakan salah satu bentuk pembagian sejarah PI yang dibuat oleh para ahli. Namun setidaknya pembagian ini dapat memberikan sedikit gambaran kepada kita tentang bagaimana sejarah PI itu berlangsung dari waktu ke waktu. 4.2 Misi Penginjilan Awal di Tanah Batak Bangsa Batak sebelum masuknya penginjilan Sebelum masuknya penginjilan ke tanah Batak, bangsa Batak masih mengaut agama suku. Agama batak berpusat pada Debata Mulajadi Na Bolon, sebagaimana yang telah di amanatkannya: jika penghuni Banua Tonga (manusia) dapat bertemu dengan penghuni Banua Atas, haruslah dengan sesaji sebagai alas tangan, di mana sesaji itu haruslah bersih dan suci, maka kepercayaan Siraja Batak disebut Parmalim atau Parbaringin, yang selanjutnya disebut Agama Parmalim. Pada dasarnya agama ini mengutamakan pengabdian yang sunguh-sungguh, sehingga seseorang dituntut sungguh-sungguh untuk berbuat baik dan suci, sesuai dengan arti nama Parmalim. Parmalim berasal dari kata Par sebagai awalan, dan Malim yang artinya dalam segala kesucian badan dan rohani. 8 8T.E. Taringan dan Emilkam Tambunan, Struktur dan Organisasi Masyarakat Toba, (Ende Flores: Nusa Indah-Arnoldus, 1974), 74

6 Agama Parmalim berpusat kepada Debata Mulajadi Na Bolon (Tuhan Sang Khalik Besar), dan pada perkembangan awalnya pemimpin agama ini adalah keluarga Raja Sisingamangaraja, 9 sebab hanya Raja Sisingamangaraja dipandang sebagai perantara orang batak dengan Debata Mulajadi Na Bolon. 10 Perkembangan selanjutnya, setelah kematian Raja Sisingamangaraja XII, pemimpinnya adalah datu (dukun) yang dipercayai mampunyai wibawa untuk meneruskan agama parmalim, sehingga walaupun agama ini berpusat kepada Debata Mulajadi Na Bolon, tetapi peranan datu (dukun), sangat besar dalam acara-acara keagamaan. Datu sangat dihormati oleh semua anggotanya, karena ia yang melangsungkan acara-acara kerohanian. 11 Datu yang mempunyai hak untuk melakukan upacara-upacara pengorbanan dan pemujaan di tempat masing-masing, seperti pada saat sebelum dan sesudah anak lahir, waktu pemberian nama, pada hari penetapan jodoh, pesta perkawinan dan pada upacara kematian. Dan mereka jugalah yang menentukan hari dan tanggal baik berdasarkan perhitungan almanak parhalaan (almanak khusus para datu). 12 Artinya selain yang bersifat kerohanian, datu juga yang memimpin upacara-upacara dalam adat-istiadat. Pada masa lalu, mereka kerap mengadakan pesta persembahan kurban (pesta bius) yang dilakukan sebagai permohonan kepada para dewa untuk menghilangkan musim kemarau yang berkepanjangan. Suku Batak Toba dahulu masih percaya kepada dewa-dewa, dan roh-roh orang yang sudah mati. Paganisme orang Batak adalah suatu campuran dari kepercayaan keagamaan 9Raja Sisingamangaraja disebut Datu Bolon yaitu dukun yang mempunyai kekuasaan yang melebihi seluruh orang batak 10B. Sijabat. Ahu Sisingamangaraja, (Jakarta: Sinar Harapan, 1982), T.E. Taringan dan Emilkam Tambunan, Struktur dan Organisasi Masyarakat Toba, (Ende Flores: Nusa Indah-Arnoldus, 1974), Andar M. Lumbantobing, Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992), 19

7 kepada dewata, pemujaan yang bersifat animisme terhadap roh orang yang sudah meninggal, dan dinamisme. Didalam banyak tata cara dan adat istiadat, ketiga bentuk pemikiran religius ini masih bercampur baur tak terpisah satu sama lain. Dalam penerapannya, batas-batas ketiga unsur itu tidak tampak dengan jelas, baik ia berlangsung dalam kalangan orang biasa, di lingkungan para pemimpin yang sudah mantap ataupun dalam praktik religius-magis Bangsa Batak setelah masuknya Penginjilan Beberapa Misi yang dilakukan oleh Gereja Kristen Barat salah satunya adalah Pekabaran Injil di Sumatera Utara dimulai pada tahun 1824 dimana penginjil yang pertama yakni Richard Burton dan Nathaniel Ward utusan zending Baptist Mission Society of England sebuah lembaga pekabaran Injil dari Inggris, mereka mencoba untuk melakukan pekabaran Injil di tanah Batak. 14 Melalui dari daerah pesisir Sumatera mereka berhasil menerobos sampai ke wilayah orang Batak Toba di daerah Silindung, akan tetapi mereka terpaksa mundur dari tempat itu karena pemerintah Belanda menolak untuk memberi izin bekerja di daerah itu. 15 Kemudian pada tahun 1834 Pdt. Samuel Munson dan Pdt. Henry Lyman utusan Amerika Board of Commisioners for Foreign Missions sebuah kongsi zending Amerika (Boston) datang ke tanah Batak untuk melakukan pekabaran Injil. Pada 23 Juni 1834 mereka meninggalkan Sibolga mengikuti jejak Burton dan 13 Vergouwen, J.C, Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba (yogyakarta, LKIS)2004, Paul B. Pedersen, Darah Batak dan Jiwa Protestan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1975), Dr.Th. Van den End. Dr. J. Weitjens, S.J, Ragi Cerita 2, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003), 182.

8 Ward ke Lembah Silindung, akan tetapi mereka berdua tewas terbunuh di Lobu Pining dalam perjalanan menuju daerah Silindung. 16 Begitu juga penginjilan yang dilakukan oleh sending RMG dari Jerman, yang datang ke Tanah Batak, di Sumatera Utara (Indonesia). Penginjilan RMG yang dilakukan pada tahun an, tentu tidaklah gampang untuk meyakinkan ataupun mengajarkan ajaran baru kepada penduduk lokal yang masih terbelunggu dengan masa-masa kegelapan, dan tindakan berhala. Namun hal itu semua bukanlah menjadi suatu penghalang bagi sending RMG, meskipun para penginjil-penginjil yang pertama ditolak oleh penduduk lokal, bahkan sampai terjadi pembunuhan terhadap para penginjil tersebut. Penginjilan yang dilakukan oleh RMG mempunyai misi awal untuk melepaskan dan membawa bangsa Batak menuju terang Ilahi. Misi yang ada ini diharapkan dapat menjadi sebagai tolak ukur untuk perkembangan bangsa Batak. Maka penginjilan yang berlangsung dimulai dari hal yang sederhana, bagaimana bangsa Batak mampu mengenal Tuhan Yesus sebagai juru selamat mereka. Semangat misi tersebut diharapkan dapat diteruskan oleh seluruh pelayan (penginjil) RMG hingga kepada para pelayan HKBP sampai pada masa sekarang ini. Sending RMG juga tidaklah dengan mulus bisa berbaur ataupun berinteraksi dengan penduduk lokal, karena para penginjil dianggap sebagai mata-mata penjajah. Adalah seorang penginjil muda yang datng dari Jerman, yang rela meninggalkan keluarganya untuk membawa (mengeluarkan) bangsa Batak dari masa kegelapan, dan dia adalah Nommensen. Dia datang dengan penuh hikmat dari Tuhan, ingin membantu bangsa Batak agar keluar menuju terang, serta menuju kepada kehidupan yang baru. 16 Paul B. Pedersen, Darah Batak dan Jiwa Protestan,

9 Maka pada masa penginjilan Nommensen inilah, bisa dibilang cukup sukses membawa bangsa Batak kepada terang dan kehidupan yang baru, tentu saja ini dilakukan Nommensen tidak sendiri melainkan dibantu oleh para penginjil lainnya. Pada masa ini juga terbentukalah gereja suku pertama di bumi Indonesia dibawah naungan sending RMG, yaitu Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan Nommensen adalah Ephorus yang pertama. Tentulah pada masa awal berdirinya HKBP tidak langsung besar seperti sekarang ini, dan visi serta misi masih baru, yaitu bagaimana membawa bangsa Batak menuju kepada Terang dan mengajarkan ajaran Tuhan Yesus. Ibarat seorang bayi yang baru lahir, yang harus senantiasa dirawat dan diperhatikan demikian jugalah HKBP. HKBP pada masa awal yang dipimpin oleh Nommensen, tidaklah sama dengan HKBP yang seperti sekarang yang tersebar ke seluruh bumi nusantara Indonesia. Demikian juga hal nya dengan visi misi awal yang Nommensen terapkan, tentu ada pergeseran sedikit. Pekerjaan yang dilakukan oeh Nommensen semata-mata hanyalah untuk membawa bangsa Batak menuju era modernisasi, membuat bangsa Batak mengenal akan dunia luar. Dunia luar yang dimaskud dalam hal ini adalah kehidupan yang baru, yang jauh dari masa kegelapan, masa dimana manusia telah mengenal Sang Pencipta nya, serta masa yang telah mengenal perkembangan zaman. Persamaan dan perbedaan tersebut tidaklah menjadi sebagai suatu hambatan, melainkan menjadi sebagai tolak ukur untuk HKBP agar menjadi lebih berkembang lagi untuk mengajarkan ajaran Tuhan Yesus hingga ke seluruh penjuru bumi Persamaan Misi Nommensen dan HKBP

10 Hingga pada saat ini apa yang telah Nommensen kerjakan untuk HKBP, sedikitnya berlangsung sampai sekarang. Namun ada beberapa persamaan didalam pekerjaan misi apa yang telah dikerjakan Nommensen dan HKBP, diantaranya: 1. Bidang Pendidikan Didalam hal pendidikan apa yang telah Nommensen kerjakan untuk memajukan bangsa Batak sampai saat ini masih dilakukan oleh HKBP. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memajukan bangsa Batak, dan didalam struktur organisasi HKBP terdapat adanya departemen pendidikan. sebagai sarana untuk menyokong pemberitaan Injil. I.L. Nommensen sebagai perintis pengkristenan disebelah utara beserta teman-teman sekerjanya memberikan perhatian yang sangat besar untuk mendirikan sekolah sebab membina kerohanian saja tidak mungkin membentuk manusia seutuhnya. Artinya, gereja tak mungkin berdiri sendiri di dalam masyarakat yang buta aksara. Oleh karena itu para penginjil mendirikan sekolah di tanah batak. Oleh karena itu para penginjil, berusaha membuka sekolah-sekolah di Tanah Batak, agar para anak Pribumi atau orang Batak yang sudah terdidik dapat membantu dan kelak menggantikan mereka dalam pemberitaan Injil. Lagi pula, pemerintah kolonial Belanda juga membutuhkan pegawai. Anak-anak pribumi cukup berminat menjadi pegawai sehingga gereja pun membuka sekolah dan menerima siswa-siswi untuk dididik. Namun motif pertama pembangunan sekolah di tanah Batak adalah harapan akan lancarnya pertumbuhan injil. Penyelenggaraan pendidikan umum sangat signifikan mempengaruhi perkembangan kekristenan dikalangan orang Batak. Sama halnya dengan HKBP, pendidikan tetap dipertahankan sebagai bagian dari

11 misinya. Sekolah Tinggi Teologi (STT-HKBP) di pematang Siantar, Universitas Nommensen di Medan, Akademi Keperawatan (AKPER-HKBP) di Balige, adalah merupakan sebagai bukti sejarah pekerjaan misi di bidang pendidikan. 2. Bidang Kesehatan Berbagai penyakit telah mengancam kehidupan penduduk di Tanah Batak, terutama penyakit yang tiba-tiba mewabah seperti kolera. Penyakit ini dijuluki orang Batak sebagi begu antuk, karena setiap orang yang diserang kolera merasakan seolah-olah ada kekuatan gaib yang memukulnya (mangantuk). Orang Batak belum mengetahui faktor penyebab dan bagaimana mencegahnya agar jangan menular. Pemahaman tentang lingkungan yang bersih atau higienis yang kemudian diperkenalkan para pelayan medis Kongsi Barmen kerap berbenturan dengan cara pandang Batak. Penyakit kolera sering mewabah dan memakan banyak korban jiwa. Tahun 1875 penyakit kolera mewabah di seluruh daerah Silindung. Situasi ini disaksikan penginjil I.L. Nommensen yang merasakan betapa besar rasa takut penduduk Silindung. Bahkan ketika itu, para raja yang bertikai segera menghentikan perang, orang-orang yang sering bermain judi tibatiba juga tertular penyakit kolera sehingga mereka terpaksa berhenti. Sawah pun jadi terlantar karena belum sempat dikerjakan, lagi pula sebagian penduduk tidak mau bekerja di sawah karena takut ditangkap pihak musuh dan dijadikan sebagai tawanan atau hatoban (budak) selama rajanya belum menebus dengan uang. Sampai akhirnya di bukalah semacam klinik kesehatan hingga berkembang menjadi rumah sakit. Pendirian rumah sakit ini hanya terdapat di beberapa daerah saja, seperti di Balige, Tarutung dan Samosir. Hal ini disebabkan banyaknya

12 rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta lainnya. Dengan ini setidaktidaknya HKBP tetap konsen meneruskan pekerjaan misi dibidang kesehatan yang telah dirintis oleh Nommensen dahulu. 3. Bidang Oikumene Sejak HKBP berdiri, dalam dirinya telah hadir bibit-bibit oikumenis. HKBP sendiri merupakan buah gerakan oikumene karena para penginjil ke Tanah Batak diutus oleh beberapa badan sending yang berbeda. Ada yang berasal dari Eropa dan juga dari Amerika, walaupun pada akhirnya yang lebih berbuah adalah penginjilan yang dilakukan RMG dari Jerman. Dalam misinya, RMG sejak semula telah menjalin hubungan dengan pekabar injil yang sudah ada. Misalnya, pada tahun 1902 RMG bekerja sama dengan badan pekabar Injil Belanda (NZG) yang mengutus penginjil H. Guillame ke daerah Karo. RMG juga bekerja sama dengan sending Methodis yang bekerja di Sumatera Utara sejak 1905, di mana sending Methodis melayani anggota HKBP yang pindah ke daerah Asahan Labuhan Batu. 4. Bidang Tata Gereja Tata gereja yang dipakai pertama sekali adalah Tata Gereja (Jemaat) 1866, yaitu situasi awal pemberitaan injil di Tanah Batak dan beberapa orang Batak masuk Kristen. Tata Gereja (Jemaat) 1866 :

13 Mengatur kehidupan jemaat setempat di bidang kekristenan, bidang kebaktian Minggu dan ibadat harian. Untuk itu diangkat beberapa orang dari anggota jemaat jadi : b.1. Sintua b.2. Diakon b.3. Diakones b.4. Guru anak-anak Urutan Tata Kebaktian Minggu : Pembacaan Dasa Titah sebelum pengakuan dosa dan pengampunan dosa, tetap sampai sekarang mewarnai kebaktian HKBP. Jadi menurut Teologi Kebaktian Martin Luther, bukan Calvin. Khusus tentang jabatan Sintua sebagai jabatan gereja yang tetap berfungsi hingga kini dengan volume kerja hampir sama yaitu mengurus kehidupan jemaat. Masalahnya untuk kita (dari sudut teologis) ialah karena seorang Sintua dibutuhkan harus dari kalangan pria, kawinatau sudah berumur 25 tahun. Ini dijadikan syarat pada Tata Gereja 1930, dan 1940 ( baoa ). 17 Tata Gereja yang dibuat oleh Nommensen tetap berlaku, dan tata gereja tahun 1886 ini dipakai sebagai acuan. Untuk masa sekarang ini HKBP memakai tata gereja tahun 2002, yang berlaku sejak 1 Januari Beberapa persamaan ini adalah merupakan bagian dari pekerjaan Nommensen yang diteruskan oleh HKBP. 17 Hutauruk, J.R. Menata Rumah Allah (Kumpulan Tata Gereja HKBP, (Pematang Siantar : STT-HKBP, 1994) Hutauruk, J.R. Menata Rumah Allah, (kantor pusat HKBP, pearaja Tarutung; 2008)

14 1.4. Perbedaan Misi Nommensen dan HKBP Selain adanya persamaan misi, tentu juga ada perbedaan misi yang terjadi. Perbedaan misi ini bisa terjadi diakibatkan perjalanan waktu dan perkembangan zaman. Perbedaan misi tersebut adalah; 1. Misi Penginjilan Dahulu, pada zaman Nommensen penginjilan yang dilakukan hanya sebatas kepada satu suku saja, yaitu suku Batak Toba saja. Kini HKBP berani melakukan penginjilan sampai kepada masyarakat luar suku Batak. HKBP kini mempunyai beberapa pos penginjilan diluar daerah Sumatera Utara. Kebanyakan gereja itu menginjili dalam kalangan suku mereka sendiri-dan dengan sukse besar seperti GBKP-sedangkan HKBP sejak dahulu berani melampaui batas-batas suku Batak Toba dan menjangkau tempat-tempat yang jauh, seperti kepulauan Mentawai, pulau Rupat, daerah Jambi dan Riau dengan banyak transmigran dari pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya. Dalam kaitan ini, patut dihargai karya Pdt. AB Siahaan yang cukup lama bekerja sebagai motor Departemen Zending HKBP, yang selalu bermotivasi tinggi untuk menjangkau mereka yang diseberang batas-batas suku sendiri. Pola ini menjelma ke satu defini dan pengertian akan misi sebagai crossing frontiers, artinya melampaui batas-batas. Misi yang dijalankan Zending Batak ini cukup berhasil. HKBP sudah cukup lama tidak lagi merupakan suatu objek misi dari luar, yakni dari RMG. Kini HKBP sudah menajadi subjek pengutusan sambil dapat merancangkan dan melaksanakan

15 misinya sesuai dengan pola dan tujuan yang ditetapkan sendiri. Dengan kata lain, satu gereja yang sekian lama diinjili menjadi gereja yang menginjili Sarana dan Prasarana Seiring perkembangan zaman, kini HKBP semakin bertumbuh dan berkembang. Hal ini terlihat dari pada zaman Nommensen jumlah orang Batak yang bertobat dan memeluk agama Kristen hanya ratusan orang saja. Namun kini orang Batak yang beragama Kristen dan gereja di HKBP sudah hampir 2 juta orang. Gereja juga pada zaman dahulu hanya sedikit, disebabkan adanya keterbatasan, sumber daya alam, transportasi, sumber daya manusia, dan sebagainya. Kini gereja HKBP telah berkembang, bahkan di hampir di seluruh bumi Indonesia terdapat gereja HKBP. Dan juga seluruh perangkat peralatan ibadah telah ada didalam setiap gereja HKBP, diantara nya organ, lonceng, meja, kursi, mimbar, kantung persembahan, dan sebagainya. Perkembangan teknologi juga ikut merambah gereja HKBP, kini HKBP telah mempunyai situs resmi sendiri. 3. Adat dan Budaya Pada zaman Nommensen adat dan budaya Batak tidaklah menjadi suatu pengaruh. Nommensen bekerja agar bangsa Batak terlepas dari zaman kegelapan, dan segala bentuk tindakan berhala. Namun sampai saat ini oarang Batak tetap kuat akan adat dan budayanya. Pembabtisan orang batak sebanyak-banyaknya menjadi pengikut Kristus, dengan metode menjaring atau mengail (pukat/jala), ternyata 19 Ulrich, Beyer. Dr. United Evangelical Mission Bersekutu untuk Misi Bersama-sama (Menggapai Gereja Inklusif); Kantor Pusat HKBP, Pearaja, Tarutung 2004; hal:

16 hanya menekankan kuantitas, sekalipun dilakukan pembinaan bagi yang telah dibabtis, namun pemahaman orang batak tentang Debata Mulajadi Na Bolon, masih seperti pada agama suku, akibatnya pemahaman orang batak tentang Injil tidak mendasar karena pengaruh agama suku dan adat batak. 20 Pertentangan batiniah pada orang batak oleh karena mereka dengan jelas menyadari adanya suatu Tuhan yang Mahatinggi yang menciptakan dunia, sehingga kekristenan orang batak menurut Lothar Schreiner, masih turun-temurun dari orangtua kepada anak, 21 akibatnya banyak orang batak kristen bukan kristen batak, di mana hubungan orang meninggal dengan orang mati tidak pernah terputus. Persoalan selanjutnya, apakah suku batak dulu hanya menerima Injil hanya sebatas pergantian nama, tanpa mengerti akan makna dan isi daripada ajaran keristenan tersebut? Pertannyaan ini sampai saat ini masih terus dilontarkan, sebab pada prinsipnya orang batak masih mengutamakan budayanya daripada agamanya, artinya kebudayaan atau adat-istiadat lebih dijunjung tinggi dari pada agama. Pendapat ini tentu mempunyai alasan yang sangat kuat, sebab sebelum keristenan sampai ke tanah Batak, orang batak telah hidup dalam adat yang kuat. 4. Struktur Organisasi Struktur dalam suatu organisasi merupakan bagian yang sangat penting. Begitu juga dengan HKBP, telah memiliki struktur organisasi (lihat Bab III). Struktur organisasi pada zaman Nommensen belum terpola seperti pada masa sekarang ini. 20Krisis HKBP, Ujian bagi Iman dan Pengamalan Pancasila (Pearaja: Tarutung, 1995), 22 21Lothar Schreiner, Adat dan Injil; (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 59

17 Kini HKBP juga telah memiliki banyak departemen yang mengurusi setiap keperluan-keperluan jemaat dan keperluan HKBP sendiri. Perbedan-perbedan tersebut tentu tidak menjadi sebagai faktor penghambat untuk tetap menjalankan misi Allah didalam dunia ini. Kini HKBP semakin berkembang dan terbuka dengan masyarakat lain yang bukan orang batak. Sesuai dengan visi dan missi HKBP, yaitu; Visi HKBP : HKBP berkembang menjadi gereja yang inklusif, dialogis, dan terbuka, serta mampu dan bertenaga mengembangkan kehidupan yang bermutu di dalam masyarakat global, terutama masyarakat Kristen, demi kemuliaan Allah Bapa yang mahakuasa. Missi HKBP : HKBP berusaha meningkatkan mutu segenap warga masyarakat, terutama warga HKBP, melalui pelayanan-pelayanan gereja yang bermutu agar mampu melaksanakan amanat Tuhan Yesus dalam segenap perilaku kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, maupun kehidupan bersama segenap masyarakat manusia di tingkat lokal dan nasional, di tingkat regional dan global dalam menghadapi tantangan Abad-21. Prinsip HKBP : Untuk melaksanakan missi menuju visi tersebut di atas, HKBP berpegang teguh pada prinsip di bawah ini: a. Melayani, bukan dilayani (Mrk. 10:45) b. Menjadi garam dan terang (Mat. 5:13-14)

18 c. Menegakkan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan (Mrk. 16:15; Luk. 4:18-19) Kesimpulan Bab IV Nommensen dan HKBP tentulah tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Nommensen adalah sebagai salah satu pelopor pelayanan modern didalam HKBP, dan dianggap sebagai rasul orang Batak. Maka secara tidak langsung pelayanan yang Nommensen lakukan pada masa lampau tentu masih melekat dan masih dilanjutkan oleh HKBP dengan versi yang berbeda, sesuai dengan perkembangan zaman. HKBP yang kini telah berusia 150 tahun, dengan jemaat yang tersebar diseluruh dunia, dan merupakan gereja suku (Batak) terbesar di dunia. HKBP kini mulai menyiapkan diri didalam arus globalisasi, HKBP kini terpanggil sebagai gereja yang sedang mencari jawaban dan jalan keluar dalam berbagai isu globalisasi. Tetapi yang jelas gereja patut bersikap kritis terhadap globalisasi, dalam arti bukan hanya sekedar menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman melainkan harus dicermati berdasarkan pemahaman iman kita. Dan kini HKBP memulai babak baru sebagai gereja modern yang tidak menghilangkan ke-etnisan Batak-nya. Gereja yang siap memberikan berbagi macam pelayanan kepada jemaatnya maupun kepada masyarakat umum ditengah-tengah arus globalisasi. Keberadaan gereja sebagai garam tidak dapat dipisahkan dari keberadaannya sebagai terang, yaitu menyatakan kebaikan, kebenaran dan keadilan. Akan tetapi Gereja harus dengan rendah hati menyadari bahwa terang Tuhan dapat bercahaya di luar gereja, sebab Kerajaan Allah lebih 22 Aturan dan Peraturan HKBP (2002)

19 luas dari gereja. Itu sebabnya gereja menerima dan mendukung perjuangan kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat yang dilakukan oleh orang-orang atau lembaga non-kristen. 23 Misi yang harus dilakukan oleh gereja (HKBP) adalah memberikan kesejahteraan, pembebasan dan pemberdayaan para jemaat. Pelayanan yang dilakukan HKBP harus berlandaskan dengan apa yang Yesus kerjakan, Yesus memberikan pelayanan bukan saja kepada para pengikutnya saja, kepada orang-orang yang Dia tidak kenal, Yesus tetap memberi kasihnya. Berbicara mengenai pelayanan, Eka Darmaputera berpendapat bahwa ada tiga hal pokok 24 yang merupakan ciri-ciri pelayanan kristen yang seharusnya, yaitu: 1. Pelayanan dilakukan karena ketaatan kepada Allah dan kasih kepada sesama. Jadi orientasi pelayanan kristiani adalah kehendak Allah dan kebutuhan mereka yang dilayani. 2. Pelayanan diwujudkan dalam bentuk identifikasi dan solidaritas. Oleh karena itu, pelayanan kristiani harus disertai respek, simpati dan empati yang dalam. 3. Pelayanan yang holistik artinya pelayanan yang utuh dan menyeluruh. Dengan demikian pelayanan akan melihat kebutuhan manusia, baik kebutuhan individual maupun sosialnya, kebutuhan fisik, psikis maupun spiritualnya. Dengan demikian maka pelayanan yang dihasilkan akan merupakan pelayanan yang tulus, jujur, etis dan kristiani. Pelayanan adalah wujud dari kesaksian kristiani bukan alat dari penginjilan. Dalam hal ini Emanuel Gerrit Singgih berpendapat bahwa seharusnya pelayanan sosial tidak dapat dianggap sebagai alat atau sarana untuk pekabaran injil melainkan wujud dari 23Simarmata, W.TP. Pdt; Mewujudkan HKBP yang Terbuka dan Dialogis (Menggapai Gereja Inklusif), Kantor Pusat HKBP, Pearaja, Tarutung. 2004; hal: Pergulatan Kehadiran Kristen di Indonesia, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2005,, 417.

20 kesaksian Kristen yang bersifat melayani. 25 Dengan tidak menghilangkan etnisitas Batak nya, tentu HKBP menjadi gereja tujuan bagi kalangan orang Batak dimana saja, seperti ungkapan Ephorus Pdt. Dr. Justin Sihombing ( ): Tudia halak Batak mangaranto, sai dihunti do garejana (ke mana orang Batak merantau, gerejanya selalu dijunjung). Sebuah ungkapan sederhana yang menunjukkan etnisitas Batak yang selalu ingat akan ibadah. Dimana ada orang Batak, pasti disitu ada HKBP. Hal ini tentu saja sedikit bertentangan dengan visi nya HKBP, didalam visi; dikatakan HKBP inklusif dan terbuka, tapi didalam praktek sehari-hari HKBP masih mengandalkan sikap kesukuannya. 25Emanuel G. Singgih. Potret Misi Gereja di Indonesia Dalam Kerangka Kritik Postmodern Terhadap Modernitas. dalam Format Rekonstruksi Kekristenan (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006), 172.

BAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner

BAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Misi pekabaran Injil yang dilakukan oleh gereja maupun badan misi pada masa lampau, yang berkaitan dengan kolonialisasi, tidak hanya menjadi halangan ataupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Ada empat hal penulis simpulkan sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Tarutung merupakan salah satu kota wisata rohani bagi pemeluk agama Kristen. Daerah yang dulunya dikenal dengan nama Silindung ini merupakan sebuah lembah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan agama Kristen Protestan setelah Injil masuk ke daerah Tarutung sangat cepat, tepat dan bermanfaat. Proses pertumbuhan agama ini sudah berlangsung lebih dari seratus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat Batak Toba sudah mempunyai sistem kepercayaan tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ingwer Ludwig Nomensen sebagai perintis pengkristenan di Tanah Batak sebelah Utara berserta teman- teman sekerjanya memberikan perhatian yang sangat besar untuk

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di Tanah Batak (Sumatera Utara).

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Awal dari sebuah kehidupan adalah sebuah penciptaan. Tanpa adanya sebuah penciptaan maka kehidupan di muka bumi tidak akan pernah ada. Adanya Sang Pencipta yang akhirnya berkarya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di tanah batak (Sumatera

Lebih terperinci

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku bangsa Sabu atau yang biasa disapa Do Hawu (orang Sabu), adalah sekelompok masyarakat yang meyakini diri mereka berasal dari satu leluhur bernama Kika Ga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya bebas memeluk Agama dan Kepercayaannya masing-masing. Dimana salah satu agama tersebut adalah Agama Kristen

Lebih terperinci

Ragi orang Farisi & Saduki penyebab kebutaan dan ketimpangan pertumbuhan rohani kita

Ragi orang Farisi & Saduki penyebab kebutaan dan ketimpangan pertumbuhan rohani kita Ragi orang Farisi & Saduki penyebab kebutaan dan ketimpangan pertumbuhan rohani kita Setelah Yesus menyucikan bait Allah maka datanglah orang buta dan orang timpang kepada Yesus dalam bait Allah itu dan

Lebih terperinci

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa wilayah di Indonesia. Di pulau Sumatera sendiri khususnya di Sumatera Utara, suku Batak bisa ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran kristus) dimulai dari kesadaran teologis oleh seorang pendeta Inggris bernama John Wesley,

Lebih terperinci

BAB II PERGESERAN PARADIGMA MISI SEPANJANG SEJARAH GEREJA. lebih jelas dalam pemikiran dan praktek misi yang terkandung dalam Matius.

BAB II PERGESERAN PARADIGMA MISI SEPANJANG SEJARAH GEREJA. lebih jelas dalam pemikiran dan praktek misi yang terkandung dalam Matius. BAB II PERGESERAN PARADIGMA MISI SEPANJANG SEJARAH GEREJA Misi Kristen mula-mula adalah melibatkan pribadi Yesus sendiri, namun kita tidak dapat membatasi pribadi Yesus dengan rumusan apapun juga. Misi

Lebih terperinci

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2 1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah satu penyumbang kemajemukan di Indonesia karena masyarakatnya yang tidak hanya terdiri dari

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1 BAPTISAN ROH KUDUS Pengantar Sebagai orang Kristen, pernahkah Anda merindukan kuasa rohani yang lebih besar dalam hidup Anda? Kuasa yang lebih besar untuk melawan dosa? Kuasa yang lebih besar untuk menceritakan

Lebih terperinci

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga Hari Pertama Kamis, 25 Mei 2006 Kerajaan Kristus...dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah 9 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan dalam menjalani hidup ini. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

Manusia Pemberani. Timothy Athanasios

Manusia Pemberani. Timothy Athanasios Manusia Pemberani Timothy Athanasios Bab 1 : Harapan Dunia Gereja adalah harapan dunia. Sekali lagi, Gereja adalah HARAPAN DUNIA. Ketika World Trade Center dibom oleh teroris pada tanggal 11 September

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan. Berkaitan dengan itu, maka dari penelitian dalam bab tiga, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman

Lebih terperinci

The State of incarnation : Exaltation

The State of incarnation : Exaltation The State of incarnation : Exaltation (Keadaan Kemuliaan Kristus) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Mat. 28:1-10 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting bagi pemerintah Belanda karena gama Kristen mengajarkan perdamaian. Oleh karena

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017 Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017 h a l, 1 PERSIAPAN Doa pribadi warga jemaat Pengenalan lagu-lagu yang akan dinyanyikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kata Methodist berasal dari kata Method yang artinya cara, jadi arti dari kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak monoton).

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri (internal) tetapi juga bagi

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri (internal) tetapi juga bagi BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Gereja adalah alat untuk melaksanakan misi Allah di dunia ini. Gereja bukan ada untuk dirinya sendiri. Tapi gereja lebih secara fungsional sebagai suatu komunitas yang hidup, yang

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja A. Amanat Agung dan Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja Amanat Agung Yesus Kristus diterima sebagai tugas atau mandat misi yang disampaikan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Gereja Kristen Protestan Indonesia atau yang sering disingkat dengan nama GKPI adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di dunia ini. Sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini Apa yang Dilakukan oleh Gereja 1Uhan untuk Dunia Ini Dalam pelajaran 6, kita melihat bahwa orang percaya mempunyai tanggung jawab terhadap orang-orang percaya lainnya. Semua orang percaya termasuk keluarga

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 14 Agustus 2016 Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Oleh David Sarman H Pardede Nim

Lebih terperinci

Kolose. 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus

Kolose. 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus 296 Kolose 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus sesuai dengan kehendak Allah dan dari Timotius, saudara kita dalam Kristus. 2Kepada umat Allah, saudara-saudara yang setia dalam Kristus, yang tinggal di

Lebih terperinci

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. TAHUN AYIN ALEPH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Minggu I Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berubah

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pekabaran Injil (PI) atau penginjilan sering disebut juga dengan evangelisasi atau evangelisme, 1 merupakan salah satu bentuk misi Gereja. Kata Injil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Pernahkah saudara melihat seekor induk burung yang mendesak anaknya keluar dari sarangnya? Induk burung itu memulai proses pengajaran yang akan berlangsung terus sampai

Lebih terperinci

1 Yohannes 1. 1 Yohannes 2

1 Yohannes 1. 1 Yohannes 2 1 Yohannes 1 Kesaksian rasul tentang Firman hidup 1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan

Lebih terperinci

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan seri khotbah Man of God Transformation bagian kedua, yaitu: Holy Spirit Measures

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca,  Andreas mula-mula bertemu dengan Pelajaran Tiga Yesus Adalah Mesias Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Mesias" (artinya Kristus).

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu TRINITAS

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu TRINITAS TATA IBADAH HARI MINGGU Minggu TRINITAS 27 Mei 2018 TATA IBADAH PERSIAPAN Pengenalan / Latihan lagu-lagu untuk beribadah Doa para Presbiter di Konsistori Ucapan Selamat Datang P.2 Jemaat yang terkasih

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Papua terkenal dengan pulau yang memiliki banyak suku, baik suku asli Papua maupun suku-suku yang datang dan hidup di Papua. Beberapa suku-suku asli Papua

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos TAHN B - Hari Minggu Biasa XV 12 Juli 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos Sekali peristiwa berkatalah Amazia, imam di

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 27 Agustus 2017 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- PERSIAPAN

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 89) Friday, November 13, 2015

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 89) Friday, November 13, 2015 Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 89) Friday, November 13, 2015 Kepastian Ketujuh: Inilah Allah Yang Benar 1 Yoh. 5:20-21 5:20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 13 Nopember 2016

GPIB Immanuel Depok Minggu, 13 Nopember 2016 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XXVI SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

Para Pekerja Saling Memerlukan

Para Pekerja Saling Memerlukan Para Pekerja Saling Memerlukan Kim masih terus mengajar kelasnya yang terdiri dari anak laki-laki. Dia telah memperkembangkan karunianya untuk mengajar dengan jalan memakai karunia itu. Pada suatu hari

Lebih terperinci

Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 2) Wednesday, April 1, 2015

Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 2) Wednesday, April 1, 2015 Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 2) Wednesday, April 1, 2015 Kurban Santapan dan Kurban Kembelihan, dalam Yes. 44:21-22: - Melenyapkan kefasikan (= lenan iman) - Mengakhiri dosa (= menyucikan harap) - Menghapus

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 04 DESEMBER 2016 Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci