JURNAL. Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Menempuh ujian sarjana pendidikan Pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL. Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Menempuh ujian sarjana pendidikan Pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan."

Transkripsi

1 MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK MELALUI PEMBELAJARAN DEDUKTIF SISWA KELAS VII Mts NEGERI SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Menempuh ujian sarjana pendidikan Pada Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan Oleh HIDAYAT SALAM NIM JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMUILMU KESEHATAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013

2 MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK MELALUI PEMBELAJARAN DEDUKTIF SISWA KELAS VII Mts NEGERI SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO HIDAYAT SALAM Pembimbing I Dra.Hj.Nurhayati Liputo, M.Pd Pembimbing II Zulkifli Lamusu,S.Pd,M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN ABSTRAK Hidayat Salam, skripsi Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Cabang Olah Raga Atletik Melalui Pembelajaran Deduktif Siswa Kelas VII Mts Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango pembimbing I Dra.Hj.Nurhayati Liputo, M.Pd dan pembimbing II Zulkifli Lamusu,S.Pd,M.Pd. Masalah dalam penelitian ini adalalah apakah gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga Atletik siswa dikelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone bolango dapat ditingkatkan melalui pembelajaran deduktif? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik melalui pembelajaran deduktif pada siswa kelas VII MTs Negeri suwawa kabupaten Bone Bolango. Hipotesis tindakan yakni jika digunakan strategi pembelajaran melalui pembelajaran deduktif maka gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik siswa kelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango akan meningkat? Dengan indikator kinerja ratarata keterampilan siswa kelas VII MTs negeri suwawa kabupaten bone bolango dapat melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan sempurna minimal 75%. Berdasarkan analisis data maka dapat diketahui terjadi peningkatan pada gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik pada siswa dikelas VII MTs Negeri suwawa kabupaten bone bolango. Dan observasi awal 58,07% siklus I 75% dan siklus II 77,94%. Maka dapat di simpulkan bahwa gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik dapat melalui pembelajaran deduktif. Dengan hasil analisis tersebut maka hipotesis tindakan yaitu dengan menggunakan pembelajaran deduktif, maka gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik pada siswa kelas VII MTs Negeri suwawa kabupaten bone bolango dapat meningkat dan dapat diterima. Kata Kunci :Gerak Dasar, Lompat Jauh dan Pembelajaran Deduktif 1

3 PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu keadaan yang dengan sengaja diciptkan agar terjadi interaksi edukasi antara guru dan siswa. Interaksi edukasi antara guru dan siswa dengan memanfaatkan materi pembelajaran sebagai medivinya. Dalam interaksi tersebut, komponenkomponen pembelajaran diperankan secara optimum guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Karena itu, salah satu tugas utama guru adalah meranacang pembelajaran yang kondusif, menantang, mengairahkan dan menyenangkan. Tetapi persoalan proses belajar mengajar yang kondusif, menantang, menggairahkan dan menyenangkan tersebut seringkali kurang diperhatikan dan dipertimbangkan guru, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang menggairahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru. Demikian juga halnya, penyampaian materi pembelajaran lompat jauh di MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Masalah khusus dalam pendidikan selain terjadi kelangkaan sarana dan prasarana juga terdapat pada setiap komponen belajar mengajar. Pendekatan deduktif yang menempatkan dalam kedudukan meniru, mengulangulang tugas gerak dari teknis dasar umum ketugas gerak yang spesitip pendidikan jasmani modern di Indonesia merupakan bahagian pendidikan secara keseluruhan dan memandang manusia sebagai satu kesatuan yang utuh. Keutuhan tersebut ialah pikiran, perasaan dan perlakuan yang serasi, selaras dan seimbang. Berkaitan dengan pandangan holistik. Tentang pendidikan jasmani dan menganggap manusia bukan sesuatu yang terdiri dari bagianbagian yang terpisahpisah. 2

4 Manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu oleh karena itu, pendidikan jasmani tidak hanya berorientasikan pada fisik saja. Uraian diatas membedakan bahwa, anakanak sangat kompleks, memiliki pikiran, perasaan dan tindakan yang selalu berubahubah secara nalar. Oleh karena siswa mempunyai sifat yang selalu dinamik pada saat mereka tumbu, maka pertukaran satu element seringkali mempengaruhi perubahan pada elemen lain. Oleh karena itu, pendidikan jasmani mendidik anak secara seluruhan tidak hanya mendidik pisik atau tubuhnya saja. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran lompat jauh kedalam program pendidikan jasmani penting dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk penguasaan ketrampilan dasar yang serasi, selaras dan seimbang melalui aktivitas dan manipulasi gerakan lompat jauh dengan berbagai aktivitas jasmani siswa, di bina dan sekaligus dibentuk. Dikatakan dibina karena yang ditumbuh kembangkan adalah potensinya, dikatakan pembentukan karena memanng akan terjadi pembiasaan melalui seperangkat rangsang untuk melakukan aktivitas jasmani yang seimbang. Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran pedidikan jasmani di MTs negeri suwawa kabupaten bone bolango menunjukan bahwa siswasiswa MTs tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa siswa memiliki intelegensi diatas ratarata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswasiswi di kelas VII tersebut memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani khususnya lompat jauh Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan 3

5 temannya sendiri, mengantuk, malasmalasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Dari permasalahan umum yang dihadapi guru penjas dalam menyampaikan materi khususnya gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, maka peneliti merasa tertarik melakukan penilitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VII MTs negeri suwawa kabupaten bone bolango dengan judul Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Cabang Olah Raga Atletik Melalui Pembelajaran Deduktif Siswa Kelas VII Mts Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango bolango. Permasalahan ini peneliti temukan ketika observasi di MTs Negeri Suwawa kabupaten bone bolango yaitu pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Olahraga atletik lompat jauh terintegrasi kedalam program pendidikan jasmani dan menitik beratkan pada pembekalan ketiga ketrampilan dasar secara menyeluruh. Karena itu, olahraga atletik lompat jauh merupakan proses sosialisasi kedalam olahraga. Dengan kata lain, olahraga atletik lompat jauh mengolahragakan siswa. Namun demikian, tidak berarti kegiatan siswa hanya tertuju pada aspek jasmani atau ketrampilan saja. Didalamnya juga menyangkut pembekalan nilainilai dalam olahraga atletik lompat jauh yang mengandung nilai alihan positif pula dalam kehidupan bermasyarakat. Berkaitan dengan kepentingan dimasa mendatang, maka tujuan program pendidikan jasmani melalui olahraga atletik lompat jauh bersifat menyeluruh, karena merangkumi berbagai aspek gerak. Pendidikan jasmani dalam olahraga 4

6 atletik lompat jauh sangat peduli dengan keseimbangan antara pikiran (kognitif), perasaan (afektif), dan perlakuan atau sikap (psikomotorik). Pendidikan jasmani melalui lompat jauh ialah perkembangan dan pertumbuhan aspek fisik, pertumbuhan meliputi pikiran, perasaan dan sikap. Sedangkan perkembangan ia itu, peningkatan ketrampilan gerak lompat jauh yang serasi, selaras, dan seimbang. Kepentingan dasar hakiki siswa adalah gerak lompat jauh yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. Gerakan lompat jauh merupakan keniscayaan dan tergolong keperluan dasar seperti halnya makan dan minum. Karena bergerak siswa mampu bertahan hidup dan melalui gerak siswa mencapai beberapa tujuan seperti pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan sosial. Apabila siswa menderita kekurangan gerak maka, siswa akan mengalami berbagai kecocokan fisik, mental atau sosial.penguasaan pembelajaran deduktif merupakan persoalan khusus yang memerlukan pembaharuan. Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan tujuan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan tujuan untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas belajar yang dilakukan peserta didik. Pembelajaran tersebut pada umumnya menunjukan ciri yaitu selain bermula dengan penjelasan dan contoh teknik skanara yang boleh disebut selain istilah pembelajaran deduktif dimulai teknik dasar umum ketugas gerak yang lebih khusus.karena itu hampir tidak ada kesempatan kepada siswa untuk mencoba mengeksplorasi ketrampilan dasar gerak sesuai karakteristik program mengajar 5

7 pendidikan jasmani melalui cabang olahraga atletik, khususnya nomor lompat jauh. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Apakah dengan menggunakan pembelajaran deduktif dapat meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa dikelas VII MTs Negeri Suwawa? Adapaun cara pemecahan masalah dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut. dengan menggunakan pembelajaran deduktif yang baik dan benar maka, gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa dikelas VII MTs Negeri suwawa dapat ditingkatkan. Secara umum tujuan didadakannya penelitian ini untuk: Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Cabang Olah Raga Atletik Melalui Pembelajaran Deduktif Siswa Kelas VII Mts Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain: a. Bagi sekolah MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone bolango Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan untuk menjawab kelemahan/kekurangan dari metode pembelajaran yang selama ini di terapkan. b. Bagi Guru Penjasorkes di MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone bolango 1. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran 6

8 2. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran yang akan dilakukan. 3. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional. c. Bagi siswakelas VII MTs Negeri suwawa kabupaten bone bolango 1. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta meningkatkan belajar gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. 2. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, serta mendukung pencapaian gerak dasar lompat jauh gaya jongkok d. Bagi peneliti Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan bahwa melalui alat pembelajaran dalam program pendidikan jasmani berkesan sebagai wahana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango.Khususnya di kelas VII (tujuh) pada mata pelajaran pendjas.alasan peneliti mengambil tempat tersebut di karenakan sekolah tersebut merupakan salah satu pendidikan formal yang mampu melahirkan putraputri terbaik bangsa. Karaktersitik penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri SuwawaKabupaten Bone Bolango. berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 11 7

9 orang anak lakilaki dan 9 orang anak perempuan dengan latar belakang yang berbedabeda terhadap tingkat ketrampilan dasar dan ketrampilan gerak dasar dalam melakukan lompat jauh serta terkesan acuh tak acuh dengan materi yang di ajarkan khususnya dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar gerakan melompat pada lompat jauh yang diukur dengan indikator sebagai berikut : a. Variabel input Variabel input meliputi kegiatan guru dalam merencanakan pembelajaran, serta kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta sarana dan prasarana guna meningkatkan gerak dasar siswa dalam melakukan lompat jauh. b. Variabel proses Variabel proses meliputi kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran dalam melakukan gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan pembelajaran deduktif. c. Variabel output Variabel output adalah: pencapaian hasil akhir setelah adanya tindakan yakni penguasaan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dilihat/diukur cara, posisi badan pada saat melakukan awalan, posisi badan pada saat melakukan tolakan, posisi badan pada saat melayang dan, sikap badan pada saat mendarat. Yang dapat menentukan hasil dari penguasaan siswa dalam 8

10 melakukan gerak dasar lompat jauh yang maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun sub variabel penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut. a. Tahap awalan Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepatcepatnya sebelum salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Menurut Jes Jerver (2005: 34) bahwa Maksud berlari sebelum melompat ini adalah untuk meningkatkan kecepatan horisontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take of. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagaimana pelari mendapatkan kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan tersebut antara 3040 meter, Kecepatan sprint 3040 meter. Berkaitan dengan awalan lompat jauh Munasifah (2008: 12) menyatakan: Jarak awalan tergantung pada tiaptiap pelari(sekitar 3040). Jarak awalan harus cukup jauh dan lari cepat untuk mendapatkan momentum yang paling besar. Kecepatan awalan dan irama langkah harus tetap. Pada saat melangkah konsentrasi tertuju pada lompatan yang setinggitingginya. Langkah terakir agak diperpendek, supaya dapat menolak ke atas dengan lebih sempurna. Sikap lari seperti pada lari jarak pendek. Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat individual tergantung dari masingmasing pelompat. Hal terpenting dalam mengambil jarak awalan yaitu pelompat dimungkinkan 9

11 memperoleh kecepatan yang maksimal. Kecepatan awalan harus sudah dicapai tiga atau empat langkah sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat b. Tahap Tolakan Tolakan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas yang dilakukan secara cepat. tolakan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuatkuatnya pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Tolakan dilakukan dengan menolakkan salah satu kaki pada papan tumpu untuk menumpu tanpa langkah melebihi balok tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas yang besar. c. Tahap Melayang Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus melakukan tolakan yang sekuatkuatnya disertai dengan ayunan kaki dengan kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan yang dilakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan melayang di udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih jauh, karena kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan (resultante) yang menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh, sehingga akan membantu pendaratan. Jees Jarver. (2009: 28) menyatakan, Pada 10

12 fase melayang bertujuan untuk mendapatkan posisi mendarat yang paling ekonomis dan efisien d. Tahap Mendarat Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan Pada saat badan akan jatuh di pasir lakukan pendaratan sebagai berikut: 1. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan cara mengangkat paha ke atas. 2. Badan dibungkukkan ke depan. 3. Kedua tangan diayun ke depan. 4. Kedua tungkai bagian bawah diluruskan ke depan. 5. Mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, denga cara kedua lutut dibengkokkan (ditekuk) 6. Berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, dan kedua tangan ke depan. Tahap Persiapan a. Meminta izin kepada kepala sekolah 11

13 b. Melakukan observasi awal terhadap objek penelitian c. Menganalisis pokok permasalahan yang menjadi subjek penelitian d. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan Tahap Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini secara kolaboratif melalui kerja sama dengan guru kelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap tindakan sebagai berikut : a. Tahap persiapan tindakan 1. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan seperti menyiapkan kegiatan harian, satuan layanan dan alat yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran 2. Menyusun prosudur pelaksanaan kegiatan pembelajaran 3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi 4. Mempasilitasi penunjang kegiatan penelitian yaitu alat pembelajaran dan dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1. Dalam pelaksanaan tindakan guru dan peneliti menyiapkan sarana yang digunakan pembelajaran lompat jauh 2. Tindakan dilakukan dalam sejumlah siklus dimana tiap siklus, dilakukan tiga kali pertemuan Tahap Pemantauan dan Evaluasi 12

14 Pemantauan dan evaluasi berlangsung dalam setiap siklus yang dilaksanakan dan hasil setiap siklus dibawa pada tahap analisis dan refleksi.adapun pedoman pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebagai berikut. a. Semua aspek yang menjadi indikator dan gerak dasar dalam melakukan lompat jauh b. Alat pengumpulan data yang telah dipersiapkan yaitu : 1. Lembar observasi tentang kegiatan pembelajaran 2. Lembar observasi tentang ketrampilan dasar lompat jauh 3. Bukti fisik pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar (PBM) didokumentasikan melalui alat visual. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan evaluasi materi dari observasi awal, siklus I dan siklus II akan dianalisis serta hasilnya akan direfleksikan dari hasil proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga hasilnya dapat diketahui dengan jelas. Untuk mengetahui apakah masih perlu diberikan tindakan atau tidak. Dari hasil tersebut dapat di amati apakah masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi guru atau siswa maupun alat dan sumber pembelajaran. Karena itu, hasil proses pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pembelajaran selanjutnya. 13

15 HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah siswa 20 orang. Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti mengkonsultasikan dengan pihak sekolah, dan dari pihak sekolah sangat setuju dan siap mendukung pelaksanaan penelitian ini. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini maka diadakan observasi awal mengenai gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik siswa dikelas VII Mts negeri suwawa kabupaten bone bolango berdasarkan kriteria siswa. Kriteria penilaian untuk siswa adalah tahap awalan, tahap tolakan, tahap melayang diudara dan, sikap badan pada saat mendarat. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus setiap siklus dirancang menjadi tiga kali pertemuan atau tiga kali tindakan. Observasi awal Dari kegiatan pembelajaran atletik mengenai gerak dasar lompat jauh siswa dikelas VII MTs Negeri suwawa Kabupaten Bone Bolango (dengan persiapan pembelajaran yang terlampir) diperoleh data sebagai berikut: dari data tersebut (tabel 1) terlihat pada aspek sangat baik dengan 90 dan 100 belum ada (0%) dan aspek baik yang memperoleh nilai 75 dan 89 belum ada (0%) aspek sedang 7 orang dengan nilai 60 dan 74 (35%) aspek kurang baik 13 orang dengan nilai 40 dan 59 (65%) aspek sangat kurang sekali yang memperoleh 0 dan 39 tidak ada (0%) data selengkapnya dilihat pada lampiran. Secara keseluruhan dibagi dengan 14

16 banyaknya siswa sehingga memperoleh data awal siswa 58,37%. Proses pelaksanaan tindakan pada observasi awal dapat di jelaskan sebagai berikut: a. Pendahuluan 1. Absensi 2. Formasi barisan 3. Stretching (peregangan) 4. WaningUp(pemanasan) 5. Apersepsi b. Kegiatan inti c. Penutup 1. Formasi barisan 2. Kesimpulan 3. Evaluasi Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Pengamatan siklus 1 dilakukan secara bersamasama oleh peneliti dan guru pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat. kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati melalui lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. 1. Hasil pengamatan kegiatan guru Pengamatan aspekaspek yang di nilai pada guru dalam proses pembelajaran Di lakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspekaspek tersebut berjumlah dari 12 dan kriteria penilaianya diberi kode YA atau TIDAK. Berdasarkan hasil 15

17 penelitian dari 12 aspek yang di amati pada guru belum semuanya di laksanakan, dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru, yaitu sikap saat mendarat. 2. Hasil pengamatan kegiatan siswa Pengamatan untuk kegiatan siswa selama proses pembelajaran dilakukan peneliti dan guru mitra, dengan 4 aspek yang diamati. Pada observasi data awal ini yang memperoleh kriteria cukup (C) 13 orang (65%) dan kurang (K) 7 orang (35%). Data selengkapnya di sajikan pada tabel 1 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 1. Hasil pengamatan kegiatan siswa Data awal No Klasifikasi Nilai Kriteria Aspek Jumlah Presentase 1 Sangat Baik Baik Cukup % 4 Kurang % 5 Kurang Sekali 039 Jumlah Total % 1.4 Siklus 1 16

18 Proses pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dapat di sajikan sebagai berikut: a. Pendahuluan 1. Absensi 2. Formasi barisan 3. Streching (peregangan) 4. WaningUp (pemanasan) 5. Apersepsi b. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan pelajaran :guru menjelaskan memberikan contoh gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan indikator a. awalan b. tolakan c. posisi saat melayang d. sikap mendarat c. tes :secara bergantian siswa melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok d. Penutup 1. Formasi barisan 2. Kesimpulan 3. Evaluasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar 17

19 Pengamatan siklus I di lakukan bersamasama oleh peneliti dan guru pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat. Kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati melalui lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa a. Hasil pengamatan kegiatan guru Pengamatan aspekaspek yang dinilai pada guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspekaspek tersebut berjumlah dari 12 kriteria penilaianya diberi kode pada kolam YA atau TIDAK. Berdasarkan dari penelitian dari 12 aspek yang diamati pada guru belum semuanya dilaksanakan. Dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru yaitu sikap saat mendarat. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pengamatan kegiatan siswa selama proses pembelajaran adalah peneliti dan guru mitra, denga 4 aspek yang diamati. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini yang memperoleh kriteria baik 12 orang (60%), sedang 8 orang(40%) data selengkapnya disajikan pada tabel 2 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus 1 No Klasifikasi nilai Kriteria aspek Jumlah Prosentase 1 Sangat baik Baik % 18

20 3 Cukup % 4 Kurang sekali 039 Jumlah Total % c. Refleksi Dan Hasil Tindakan Untuk refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus 1, peneliti mendiskusikanya dengan guru pengamat. Hal ini dilakukan untuk ketajaman refleksi itu sendiri. Dari diskusi yang telah di laksanakan, maka di simpulkan bahwa tindakan kelas ini belum terlaksana sebagai mana yang diharapkan, hal ini terbukti dari kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh yang belum menampakkan peningkatan.dengan pengertian bahwa dalam proses pembelajaran pada siklus 1 masi terdapat aspekaspek yang belum terlaksana secara optimal untuk itu penelitian tindakan dilanjutkan ke siklus II. Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan pada siklus 1, prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pendahuluan 1. Absensi 2. Formasi barisan 3. Streching (peregangan) 19

21 4. WaningUp (pemanasan) 5. Apersepsi b. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan pelajaran :guru menjelaskan memberikan contoh gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan indikator a. awalan b. tolakan c. posisi saat melayang d. sikap mendarat 2. tes :secara bergantian siswa melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok c. Penutup a. Formasi barisan b. Kesimpulan c. Evaluasi Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengamatan siklus II dilaksanakan bersamasama oleh peneliti dan guru pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat, kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran langsung diamati melalui lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. a. Hasil pengamatan kegiatan guru 20

22 Pengamatan aspekaspek yang dinilai pada guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspekaspek tersebut berjumlah dari 12 kriteria penilaianya diberi kode pada kolam YA atau TIDAK. Berdasarkan dari penelitian dari 12 aspek yang diamati pada guru belum semuanya dilaksanakan. Dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru yaitu bagaimana cara melakukan sikap mendarat yang baik dan benar. Untuk jelasnya disajikan pada lampiran. d. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pengamatan kegiatan siswa selama proses pembelajaran adalah peneliti dan guru mitra, denga 4 aspek yang diamati. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini yang memperoleh kriteria baik 16 orang (80%), sedang 4 orang(20%) data selengkapnya disajikan pada tabel 3 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran di bawah ini. Table 3. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II No Klasifikasi nilai Kriteria aspek Jumlah Prosentase 1 Sangat baik Baik % 3 Cukup % 4 Kurang sekali

23 Jumlah Total % Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengamatan siklus II dilaksanakan bersamasama oleh peneliti dan guru pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat, kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran langsung diamati melalui lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. a. Hasil pengamatan kegiatan guru Pengamatan aspekaspek yang dinilai pada guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspekaspek tersebut berjumlah dari 12 kriteria penilaianya diberi kode pada kolam YA atau TIDAK. Berdasarkan dari penelitian dari 12 aspek yang diamati pada guru belum semuanya dilaksanakan. Dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru yaitu bagaimana cara melakukan sikap mendarat yang baik dan benar. Untuk jelasnya disajikan pada lampiran. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pengamatan kegiatan siswa selama proses pembelajaran adalah peneliti dan guru mitra, denga 4 aspek yang diamati. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini yang memperoleh kriteria baik 16 orang (80%), sedang 4 orang(20%) data selengkapnya disajikan pada tabel 3 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran c. Refleksi Dan Hasil Tindakan 22

24 refleksi dilaksanakan pada akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang telah di peroleh dan untuk mendapatkan gambaran apakah tindakan yang dilakukan telah mempengaruhi peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh khususnya gaya jongkok. Berdasarkan refleksi tersebut maka hasil yang diperolah telah mencapai target yang diharapkan dengan pengertian bahwa tidak perlu lagi untuk melanjutkan pada siklus berikutnya. PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam II siklus, yang terlebih dulu dilaksanakan dengan observasi awal. Dari hasil observasi awal terlihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh 58,07%untuk tidak segera dilanjutkan disiklus I. siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan peningkatan16,93% sehingga menjadi 74%. Melihat peningkatan gerak dasar siswa dalam melakukan lompat jauh pada pertemuan terakhir siklus I tidak mencapai apa yang telah ditargetkan, yakni 75%. Maka peneliti kemudian melanjutkan tindakan ke siklus II setelah pertemuan pada siklus I direfleksi. Siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pada akhir (evaluasi) siklus II ini diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menguasai gerak dasar lompat jauh khususnya gaya jongkok mengalami peningkatan 3,94% menjadi 77,94%. Peningkatan ini menandakan keberhasilan pada tindkan yang telah dilaksanakan. Dengan demikian dapat dikatakan hipotesis yang telah diajukan, yakni: dengan menggunakan pembelajaran deduktif maka kemampuan siswa kelas VII MTs 23

25 Negeri Suwawa dalam meningkatkan gerak dasar lompat jauh pada cabang olah raga atletik khusunya gaya jongkok dapat di tingkatkan dan diterima. SIMPULAN Dalam pembahasan penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni: a. Lompat jauh merupakan sebuah nomor Atletik yang sangat memasyarakatdan dapat diterima disemua dikalangan umur, yang dapat dibuktikan dengan digemarinya olah raga Atletik ini oleh para siswa yag berada di MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango khususnyasiswa kelas VII. b. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan pembelajaran deduktif pada cabang olah raga atletik pada siswa kelas VII MTs Negeri Suwawa yang di buktikan dengan perolehan data 58,07%, atau masih dalam kategori kurang. c. Besarnya peningkatan dari observasi awal ke siklus 1 yakni 58,07% meningkat sebesar 16,93% sehingga mencapai 74% pada kegiatan siklus I, dan meningkat lagi sebesar 3,94% sehingga menjadi 77,94% pada siklus II, setelah adanya pemberian tindakan sebanyak tiga kali pada setiap rentang siklus. 24

26 SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disarankan halhal sebagai berikut : 1. Setiap guru hendaknya menjadikan penelitian tindakan kelas ini sebagai bahan acuan dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa khususnya gerak dasar dalam pembelajaran atletik khsusunya lompat jauh. 2. Dalam proses pembelajaran khsusunya atletik guru harus kreatif dalam memilih danmenetapkan metode pembelajaran. 3. Diharapkan kepada seluruh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam dalam membelajarkan siswa khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan itu sendiri. 25

27 DAFTAR PUSTAKA Djumair.A.widya Pembelajaran Atletik 1 pelatih instruktur guru pendjaskes. Jakarta raja grapindo pesrsada GerakGerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta. PT. RajaGrapindo Persada Hardono.sahuri.Fx Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Untuk SMP kelas VII. jakarta galaxi. Puspa mega. Jerver, J Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: Pioner Jaya. Lutan.Rusli Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta Universitas Terbuka Supervisi Pendidikan Jasmani Konsep dan Praktik. departemen pendidikan nasional direktorat jendral. Olahraga Jakarta Indonesia Mujahir Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Untuk Smp Kelas VIII. Bandung Yudhistira Munasifah Atletik Cabang Lari Semarang, CV. Aneka Ilmu Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Celebon Timur UH III/548 Yogyakarta Ruskin, Tesis Pengaruh Strategi Pembelajaran Modifikasi Dan Konvensional Cabang Olahraga Permainan Terhadap Sikap Sosial Siswa Sudjana Strategi Pembelajaran Pendidikan. Bandung : Falah Production 26

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh 15 BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. Cabang olahraga atletik di artikan sebagai aktivitas jasmani yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. Cabang olahraga atletik di artikan sebagai aktivitas jasmani yang BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat olahraga atletik Cabang olahraga atletik di artikan sebagai aktivitas jasmani yang kompetitif, meliputi beberapa nomor-nomor

Lebih terperinci

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri Lompat Jauh Kelas XI sem. 1 STANDAR Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya DASAR Mempraktikkan keterampilan atletik dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 46 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sawah Lama Bandar Lampung Mata Pelajaran : Pendidikan jasmani Olahraga dan kesehatan Kelas/Semester : 5/2 Pertemuan :

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam cabang olahraga atletik yang memiliki unsur kecepatan, kekuatan, kelentukan dan keseimbangan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Lampiran. Surat Izin Penelitian 63 64 65 66 Lampiran 2. Surat Pernyataan Kolaborator SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : PURWANTO NIM : 060422706 Program Studi : PJKR/PKS D2-S Fakultas

Lebih terperinci

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1 Lompat Jangkit Lompat jangkit (triple jump), di Indonesia dalam perlombaan adalah (hop step jump) atau lompat jangkit. Dimana lompatan terdiri dari sebuah jingkat (hop), sebuah langkah (step), dan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakannya merupakan dasar dari seluruh gerakan olahraga. Oleh karena itu atletik menjadi salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Joko Karseno, Nim 1196015036 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, jalan

Lebih terperinci

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam Kurikulum SMA, pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya

Lebih terperinci

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

KUSNAN. Pendahuluan.   Abstrak: Penggunaan Metode Praktek Terbimbing Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 3 Ngimbang Semester II Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hak setiap orang untuk mendapatkannya. Pendidikan bertujuan untuk

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Pengertian Power otot tungkai Power otot tungkai adalah sekelompok otot tungkai dalam berkontraksi dengan beban tertentu. Salah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Tolak Peluru : 3 JP (3 X 45 menit) A. Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada bidang studi Pendidikan Jasmani, masih banyak

Lebih terperinci

Lampiran 1 51 Lampiran 3 53 Lampiran 4 54 Lampiran 5 55 56 Lampiran 6 57 Lampiran 7 58 Lampiran 8 Instrumen Observasi terhadap Kinerja Guru dalam Pembelajaran Lompat Tinggi dengan Alat Bantu Kardus No

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran yang menuntut siswa lebih banyak berbuat dalam arti melakukan gerak, mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH OLEH FRONIKA ANI NIM. F 1102141056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakikat Panjang Tungkai Seorang olahragawan yang memiliki proporsi badan tinggi biasanya diikuti dengan ukuran tungkai yang panjang, meskipun hal itu tidak

Lebih terperinci

Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SD Negeri 2 Treko Mungkid Magelang : Penjasorkes : IV/ Genap : Lompat Jauh : 4 x 35 menit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan I. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu bagian dari nomor lompat dalam olahraga atletik. Ada banyak pakar yang mengartikan lompat jauh, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendukung kehidupan manusia yang sehat dan berkualitas adalah melalui olahraga. Hal ini disebabkan karena kondisi jasmani dan rohani yang kuat akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

MUCHLIS CHOIRUDIN 1 Drs. H. Sunardi, M. Kes, 2 Drs. Tri Aprilijanto U, M. Kes 3

MUCHLIS CHOIRUDIN 1 Drs. H. Sunardi, M. Kes, 2 Drs. Tri Aprilijanto U, M. Kes 3 UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BEJEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 011/01 MUCHLIS CHOIRUDIN 1 Drs. H. Sunardi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman NPM: GIC.14.0703 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar BAB II KAJIAN TEORI A. Diskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Pengertian tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kecepatan Lari a. Pengertian Kecepatan Lari Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik, yang terdiri dari empat tahap yaitu menumpu ke depan, mendorong, pemulihan,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER Sularmi 40 Abstrak. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI) MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI) Titin Kuntum Mandalawati, M.Or PGSD IKIP PGRI Madiun titinmandalawati@yahoo.com ABSTRAK Lompat jauh merupakan suatu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu : SMP N 2 PIYUNGAN : VIII / 1 (satu) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh PP 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK

FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD 014669 SEI KAMAH KAB.ASAHAN TAHUN AJARAN 2016/2017 FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd fajarsidiksiregar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Suwawa Timur Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK Pembimbing I Oleh Haryaningsih Pendidikan Matematika NIM. 411 409 042 Pembimbing II Drs. Perry

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : S M P N 9 Magelang Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik : Lompat jauh Waktu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendarat sejauh jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendarat sejauh jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Lompat Jauh Gaya Jongkok Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat jauh dalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan aktifitas fisik dalam bentuk aktifitas gerak siswa, saat melakukan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Dengan kata

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Anak Agung Ngurah Putra Laksana 1 Universitas Islam 45 Bekasi Agungputralaksana@gmail.com

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMK Muda Patria Kalasan Mata Pelajaran : Penjasorkes Kelas/Semester : XI/Dua Materi Pokok : Senam Ketangkasan Tema Topik : Lompat Kang-kang Tahun Ajaran : 2014/2015

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian di laksanakan di SMK 1 Suwawa, kec. Suwawa, Kab. Bone Bolango. Penelitian ini merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Loncat Kangkang : 3 JP (3 X 45 menit) A. Tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah

I. PENDAHULUAN. erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus berkembang, berubah dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hayatnya. Perkembangan anak bersifat

Lebih terperinci

Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran

Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOKOMOTOR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DI KELAS IV SDN GUNTUR 09 PAGI SETIABUDI JAKARTA SELATAN Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk

Lebih terperinci

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 45-50 45 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SANTRIWAN MTS PONDOK PESANTREN IQRA BARUNG BARUNG BALANTAI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kwalitas pendidikan bangsa itu sendiri, karena Pendidikan merupakan ujung tombak untuk meningkatkan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perpindahan tubuh ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang terdiri atas nomor lari, jalan, tolak dan lempar. Pada nomor

Lebih terperinci

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU): Peserta menguasai dasar-dasar atletik untuk siswa Sekolah Dasar

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU): Peserta menguasai dasar-dasar atletik untuk siswa Sekolah Dasar MATA KULIAH : PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN NO. PROGRAM : PJK.04.C.05.99 TOPIK : JALAN CEPAT POKOK BAHASAN : DASAR-DASAR ATLETIK JALAN DAN LARI SUB POKOK BAHASAN : JALAN CEPAT PENUNJANG MODUL : MATERI

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuhkan, mengembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Lebih terperinci

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang meloncat menggiring setiap hari kamu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam kehidupannya, demikian pula dengan pendidikan yang dipelajari di sekolahsekolah. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pepatah mengatakan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. pepatah mengatakan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembinaan olahraga sejak dini sangat baik untuk seorang anak, seperti pepatah mengatakan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Sehingga pembinaan olahraga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Dan Karakteristik Subyek Penelitian 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subyek Penelitian Setting penelitian adalah dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 3 Limboto Kabupaten Gorontalo. Sedangkan karakteristik subyek

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP. : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP. : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP SatuanPendidikan : SMP NEGERI 2 TEMPEL Kelas/Semester : VII / 1 Mata Pelajaran Tema/Topik : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Waktu

Lebih terperinci

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan May Sumarya Eso Suwarso Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2 Untuk Sekolah Dasar Kelas II i Hak Cipta buku ini pada Kementerian Pendidikan Nasional. Dilindungi Undang-undang. Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan jumlah 20 orang peserta didik yang terdiri dari 10 orang peserta didik putra dan 10

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan jumlah 20 orang peserta didik yang terdiri dari 10 orang peserta didik putra dan 10 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada peserta didik kelas VII.3 SMP Negeri 1 Bonepantai. Dengan jumlah 20 orang peserta didik yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI NUR AHMAD MUHARRAM DOSEN PENJASKESREK UNP KEDIRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

Lebih terperinci