EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk"

Transkripsi

1 EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk Sherly Tamira Happy, Muhammad Yusuf Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat (021) , / (021) , ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether internal controls are applied has been going well and provide recommendations to the internal control weaknesses in Musyarakah financing. The study was conducted at PT. Bank Muamalat Indonesia using a qualitative test of the internal control questionnaire Musyarakah financing which refers to the COSO framework. The results showed that there are some disadvantages such as: lack of experience of the employees, not the specific field of Musyarakah financing, there are no written provisions regarding the minimum and maximum Musyarakah financing. However there are some elements of internal control has been good as risk assessment, information and communication and monitoring is good enough. based on the weaknesses of the internal control, it is suggested that banks hold more frequent training and seminars for employees, create a custom field that handles Musyarakah financing, as well as making provision written how the minimum and maximum Musyarakah financing. (STH) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuiapakah pengendalian internal yang diterapkan sudah berjalan dengan baik dan memberikan rekomendasi terhadap kelemahan pengendalian internal pada pembiayaan musyarakah. Penelitian dilakukan di PT. Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan uji kualitatif terhadap kuisioner pengendalian internal pembiayaan musyarakah yang mengacu pada kerangka kerja COSO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kelemahan antara lain : kurangnya pengalaman karyawan, tidak adanya bidang khusus pembiayaan musyarakah, tidak terdapat ketentuan tertulis mengenai batas minimal dan maksimal pembiayaan musyarakah. Namun ada beberapa unsur pengendalian internal yang sudah baik seperti penilaian risiko, informasi dan komunikasi serta pemantauan sudah cukup baik. berdasarkan kelemahan-kelemahan pengendalian internal tersebut, disarankan agar bank lebih sering mengadakan training dan seminar untuk karyawan, membuat bidang khusus yang menangani pembiayaan musyarakah, serta membuat ketentuan tertulis berapa batas minimal dan maksimal pembiayaan musyarakah. (STH) Kata Kunci : Musyarakah, Pengendalian Internal, Perbankan Syariah

2 PENDAHULUAN Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. Bank syariah memiliki prinsip berprasangka baik dan kejujuran kepada semua nasabahnya. Sehingga hal ini memberikan risiko yang lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Diperlukan sistem pengendalian internal yang baik untuk membantu berjalannya kegiatan perusahaan sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Sistem pengendalian internal yang baik dapat mencegah atau mengurangi terjadinya risiko. Dalam kegiatannya, bank syariah tidak menggunakan bunga seperti bank konvensional, melainkan menggunakan konsep bagi hasil. Menurut Aries (2012), pengendalian internal berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). Menurut Andi (2006), sistem pengendalian internal berfungsi untuk memberikan suatu cara untuk memenuhi pekerjaan agar lebih efisien dan efektif, menjaga ketaatan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan, dan mengamankan harta, serta pemakaian sumber daya yang ekonomis dan efisien dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan perusahaan. Perbankan syariah menjalankan seluruh aktivitasnya berdasarkan prinsip syariah. Semua aturan yang diterapkan sesuai dengan ajaran Islam. Menurut Nugraheni (2010), tidak hanya bentuk produk yang ditawarkan sesuai dengan syariah, pola hubungan yang dibangun antara bank syariah dengan pelaku usaha dengan nasabah sebagai konsumen pengguna jasa perbankan pun harus menegakkan nilai-nilai syariah. Menjaga hubungan dengan nasabah juga merupakan bagian dari pengendalian internal. Menurut Yusuf (2012), laba musyarakah dibagi diantara para mitra, baik secara proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan maupun sesuai nisbah yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proposional, sesuai dengan modal yang disetorkan. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, adapun terdapat penelitian yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini yaitu mengenai pengendalian internal yang dilakukan oleh Aries (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Pengendalian Internal Dan Sistem Akuntansi Atas Penerimaan Kas Dan Piutang Premi Asuransi Pada PT H diperoleh kesimpulan bahwa pengendalian internal berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). Yusuf (2012) yang berjudul Analisis Penerapan Akuntansi Musyarakah Terhadap PSAK 106 Pada Bank Syariah X diperoleh kesimpulan laba musyarakah dibagi diantara para mitra, baik secara proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan maupun sesuai nisbah yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proposional, sesuai dengan modal yang disetorkan. Oleh karena itu, antara bank syariah dengan nasabah harus ada keterbukaan, kepercayaan, keadilan, dan transparansi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik Evaluasi Pengendalian Internal Atas Pembiayaan Musyarakah Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Pancoran. Bedanya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pembiayaan musyarakah dalam bank syariah berbeda dengan bank konvensional, dalam musyarakah terdapat sistem bagi hasil. Sehingga sangat besar kemungkinan terjadinya resiko. Maka dari itu diperlukan pengendalian internal yang baik dari bank. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu apakah pengendalian internal atas pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia sudah dilaksanakan sesuai dengan COSO. Tujuannya adalah untuk Mengevaluasi prosedur pengendalian internal terhadap pembiayaan musyarakah yang diterapkan oleh perusahaan, mengetahui apakah pengendalian internal yang diterapkan sudah berjalan dengan baik dalam memperkecil kelemahan dan mencegah kesalahan yang mungkin terjadi dan memberikan rekomendasi terhadap kelemahan pengendalian internal pada pembiayaan musyarakah pada PT Bank Muamalat Indonesia. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: 1. Studi Lapangan (Field Research)

3 a. Pengamatan (Observation) Melakukan pengumpulan data dengan cara meninjau langsung aktivitas yang terkait pembiayaan akad musyarakah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk b. Wawancara (Interview) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak manajemen dan karyawan perusahaan yang terlibat dalam proses pembiayaan akad musyarakah PT Bank Muamalat Indonesia. c. Kuisioner Mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian internal perhadap pembiayaan akad musyarakah 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Melakukan pengumpulan data dengan cara membaca, mengutip dari buku referensi dan literature yang berkaitan dengan pembiayaan akad musyarakah seperti Akuntansi Perbankan Syariah dan Bisnis Syariah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data sebagai landasan teori dalam penelitian. HASIL DAN BAHASAN Dalam penelitian ini, penulis melakukan evaluasi pengendalian internal atas pembiayaan musyarakah yang diterapkan oleh PT Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan pendekatan COSO. Dalam metode COSO terdapat 5 komponen pengendalian internal yang harus diperhatikan agar tercipta sistem pengendalian yang efektif karena kelima komponen ini saling berkaitan, yaitu lingkungan pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk assessment), informasi dan komunikasi (information and communication), aktivitas pengendalian (control activities), dan pemantauan (monitoring). 1. Lingkungan Pengendalian a. Integritas dan nilai etika Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, atasan selalu menekankan adanya kejujuran dan nilai etika yang tinggi. Atasan juga memberikan contoh yang baik dengan berperilaku yang etis kepada setiap karyawan dengan bersikap ramah, jujur, disiplin dalam bekerja, dan saling menghormati. Integritas dan nilai etika dalam sebuah perusahaan merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi lingkungan pengendalian. b. Komitmen terhadap kompetensi Dalam memposisikan pekerjaan untuk karyawan, manajemen selalu mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Perusahaan juga selalu melakukan training dan seminar bagi setiap karyawan, sehingga karyawan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Dengan dilakukan training maka karyawan akan mendapatkan gambaran seperti perbankan syariah, sehingga ketika pekerjaan dimulai karyawan sudah memperoleh sedikit ilmu dan dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif c. Dewan direksi dan komite audit Bank sudah memiliki Dewan Direksi dan Komite audit yang independen. Setiap dewan memiliki tugas dan tanggung jawab secara tertulis. Bank menyadari bahwa setiap organisasi harus memiliki Dewan Direksi dan Komite Audit yang independen yang bertanggung jawab untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas manajemen. Dengan adanya Dewan Direksi dan Komite audit ini akan membantu kelancaran pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan serta kinerja bisnis dapat diraih secara optimal. Bank juga memiliki Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk mengawasi berjalannya kegiatan operasionak bank dan memastikan jika semua kegiatan dijalankan berdasarkan syariah Islam d. Filosofi dan gaya operasi manajemen Dalam akad pembiayaan musyarakah, bank tidak memberikan pembiayaan secara penuh, bank hanya memberikan sebagian pembiayaan (porsi bank) dari kebutuhan dana nasabah yang diperlukan sisanya dipenuhi oleh dana dari nasabah itu sendiri (self financing/porsi nasabah). Besar porsi tersebut sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah. Jangka waktu proses pembiayaan dimulai dari nasabah mengajukan dokumen sampai kepada pencairan plafond sekitar 2 sampai 4 minggu jika dokumen lengkap.

4 Selama pembiayaan musyarakah masih berjalan, bank selalu melakukan pemantauan dari pihak internal bank. Dalam pembiayaan musyarakah tidak terdapat ketentuan tertulis mengenai batas minimal dan maksimal pembiayaan musyarakah, plafond yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dana nasabah dan ketentuan mengenai minimal dan maksimal plafond disesuaikan dengan kebijakan masing-masing bank. e. Struktur irganisasi Bank sudah memiliki struktur organisasi secara tertulis yang menggambarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas. Karena struktur organisasi dibentuk dengan tujuan agar setiap karyawan dapat dipertanggungjawabkan mengenai hak dan kewajibannya Setiap bidang dipimpin oleh 1 orang. Bank tidak memiliki bidang yang secara khusus menangani pembiayaan musyarakah, semua pembiayaan yang ada pada bank ditangani oleh satu bidang saja. f. Penetapan wewenang dan tanggung jawab Penetapan wewenang dan tanggung jawab sudah dilaksanakan dengan baik. Semua karyawan bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki. Beberapa personel yang terlibat dalam tanggung jawab dalam pembiayaan akad musyarakah, yaitu : Bagian Investigasi, Bagian Legal (notaris), Bagian Appraisal, Bagian Risk Management, Bagian Kepatuhan, dan Bagian Reviewer. Dalam kegiatan operasional tidak ada karyawan yang memiliki fungsi ganda, semua karyawan mengerjakan tugasnya masing-masing. Selain itu tidak ada juga jawabatan di bank yang masih kosong,. g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Perusahaan sudah memiliki pedoman yang mengatur tentang kegiatan perusahaan, baik itu pedoman mengenai kode etik karyawan maupun pedoman mengenai pembiayaan musyarakah. Dalam praktik SDM bagi karyawan, perusahaan selalu mengadakan training dan seminar bagi karyawan baru dengan tujuan agar karyawan baru mendapatkan gambaran mengenai dunia perbankan syariah. Dengan adanya pedoman kode etik, maka karyawan dapat mengetahui tindakan seperti apa yang harus dilakukan dan tindakan seperti apa yang tidak dibolehkan. Jika ada karyawan yang melanggar kode etik maka akan diberikan sanksi oleh manager. Pedoman kode etik membantu perusahaan dalam menciptakan integritas dan nilai etika yang tinggi bagi bank. Pedoman mengenai pembiayaan musyarakah juga dapat membantu karyawan dalam menjelaskan seperti apa kegiatan musyarakah. Sehingga tidak ada kesalahan dalam komunikasi antara pihak bank dan nasabah. 2. Penilaian Risiko Perusahaan sudah melakukan penilaian risiko yang mungkin terjadi, hal ini terlihat dari adanya risiko yang sudah diatasi oleh perusahaan, seperti: a. Resiko Kredit ( Resiko Pembiayaan ), meliputi : Nasabah gagal dalam mengembalikan modal bank serta memberikan bagi hasil kepada bank yang diakibatkan oleh : 1) Nasabah mengalami kerugian dalam mengelola usaha/bisnis/proyek tersebut 2) Nasabah tidak menggunakan dana sesuai dengan tujuan awal pengajuan 3) Nasabah tidak mampu mengelola tambahan modal yang diberikan untuk meningkatkan volume usaha 4) Kondisi Ekonomi Makro b. Resiko operasional Pembiayaan musyarakah menjadi bermasalah dikarenakan hal-hal sebagai berikut : 1) Pejabar Pengelola Account Pembiayaan melakukan kecurangan dan tidak objektif 2) Analisa dari pihak internal bank yang kurang akurat c. Resiko hukum/legal 1) Dokumen-dokumen terkait pembiayaan (termasuk agunan/jaminan) tidak lengkap, palsu atau kadaluarsa dan tidak diperpanjang 2) Pengikatan perjanjian pembiayaan tidak dilakukan secara sempurna

5 3) Analisa yuridis/legal yang lemah terkait pembiayaan tersebut. 3. Informasi dan Komunikasi Perusahaan sudah memiliki buku panduan yang menjelaskan proses musyarakah, perusahaan juga juga mempunyai buku panduan dalam membuat laporan yang baik dan benar. Dalam setiap transaksi baik itu penerimaan maupun pengeluaran kas, bagian keuangan selalu mencatat transaksi berdasarkan dokumendokumen pendukung dan disajikan serta diungkapkan secara tepat dalam laporan keuangn setiap bulannya. Bagian pembiayaan dan pemasaran juga selalu mengkomunikasikan target yang telah dicapai perusahaan setiap bulannya kepada manajemen. Hal ini menjadi bahan bagi manajemen untuk mengevaluasi pemasaran, menetapkan strategi pembiayaan dan proyeksi keuangan. 4. Aktivitas pengendalian a. Pemisahan tugas dan wewenang Pemisahan tugas dan wewenang yang terkait dengan pembiayaan musyarakah sudah memadai, semua fungsi dilakukan oleh karyawan yang berbeda. Dengan adanya pemisahan tugas dan wewenang, maka akan jelas tugas setiap karyawan dan apa yang harus dikerjakan serta kepada siapa pekerjaan tersebut harus dipertanggungjawabkan. b. Perusahaan memiliki kebijakan pembayaran Kebijakan bank mengenai proses pembayaran piutang kepada nasabah sudah cukup baik. Namun, bank belum mempunyai ketentuan tertulis mengenai pembayaran piutang yang harus dibayar. Besar pembayaran ditentukan berdasarkan kesepakatan antara bank dan nasabah serta sesuai dengan kemampuan usaha dari nasabah tersebut. c. Perusahaan memiliki kebijakan nasabah baru Bank tidak memiliki kebijakan bagi nasabah baru, semua nasabah diperlakukan sama. Semua nasabah wajib memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan jika ingin memperoleh pembiayaan dari bank. Setiap nasabah juga berhak mendapatkan modal sesuai kebutuhan masing-masing. d. Perusahaan melakukan analisis pembiayaan, jaminan dan risiko Perusahaan melakukan analisis pembiayaan, jaminan dan risiko terhadap calon nasabah. Analisis pembiayaan yang dilakukan oleh bank yaitu dengan menganalisa kondisi calon nasabah berdasarkan laporan keuangan. Laporan keuangan dapat memberikan informasi seperti apa kondisi calon nasabah. Sedangkan analisis jaminan yang dilakukan oleh bank yaitu dengan melihat fotocopy dokumen jaminan sebagai persyaratan pembiayaan dengan tujuan untuk membuktikan jaminan yang diagunkan nasabah kepada bank benar-benar dimiliki nasabah atau milik orang lain dan juga untuk membuktikan apakah jaminan tersebut sah menurut hukum dalam kepemilikannya. Kemudian bank juga melakukan analisa risiko karena dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah tentu ada risiko yang akan ditanggung oleh bank. e. Prosedur otorisasi yang digunakan perusahaan Perusahaan memiliki jenjang otorisasi yang cukup jelas dalam pembiayaan musyarakah, dan pengotorisasian telah dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Penerimaan permohonan pembiayaan dari nasabah diotorisasi oleh account manager. Account manager akan memproses pembiayaan dengan memeriksa semua dokumen, mempelajari permohanan pembiayaan yang diajukan oleh nasabah dan melakukan pengumpulan data. Setelah itu account manager akan menyerahkan semua data-data ke bagian support untuk diverifikasi kembali dan dilakukan analisis kelayakan. Kemudian bagian support akan memberikan analisa kelayakan pembiayaan kepada account manager. Account manager akan membuat Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP) berdasarkan analisa kelayak pembiayaan dan akan diserahkan ke bagian support untuk di review. Setelah itu MUP akan diserahkan ke business manager, business manager akan memberikan keputusan pemberian fasilitas di cabang. Business manager juga akan menyerahkan MUP ke komite pembiayaan untuk pemberian keputusan. Jika komite pembiayaan setuju, maka akan dikeluarkan Surat Persetujuan Pembiayaan (SPP) ke bagian account manager. Account manager akan menyerahkan kembali SPP tersebut ke bagian support untuk di review. Setelah itu bagian support akan menyerahkan lagi SPP ke business manager untuk ditanda tangani. Setelah SPP ditanda tangani, business manager akan mengembalikan kembali SPP ke account manager untuk disampaikan ke nasabah. Bagian legal (notaris) dan pimpinan cabang yang bersangkutan akan melengkapi seluruh dokumen yang

6 dibutuhkan. Selama proses pembiayaan akan ada beberapa biaya yang timbul seperti biaya administrasi materil. Biaya ini akan disampaikan kepada nasabah dan tercantum dalam akan perjanjian serta diganti dan dibayar oleh nasabah. Lalu setelah itu dilakukan tanda tangan akad pembiayaan musyarakah dan jaminan berdasarkan Surat Persetujuan Pembiayaan. Proses ini menandakan resminya perjanjian kerjasama pada pembiayaan musyarakah. Setelah dilakukan tanda tangan maka bank akan melakukan pencairan fasilitas yang telah disetujui. karena bank ikut berkontribusi terhadap modal, maka bank juga ikut terlibat dalam proses operasional perusahan dengan cara mengawasi dan memantau usaha nasabah, membina nasabah, memantau jaminan yang diberikan dan memantau pembayaran nasabah. Apabila nasabah tersebut telah menyelesaikan kewajibannya atas fasilitas pembiayaan yang telah diterima, maka bank wajib untuk mengembalikan jaminan nasabah yang telah diagunkan kepada pihak bank. Account manager akan membuat surat kepada komite pembiayaan yang isinya menyataan bahwa nasabah tersebut telah melunasi seluruh kewajibannya dengan melampirkan bukti pelunasan dan membuat surat permohonan untuk memberikan persetujuan pengeluaran dokumen jaminan. f. Penggunaan dokumen dan catatan di dalam perusahaan Semua transaksi selalu dicatat oleh bank tepat waktu dan disimpan secara rapih. Penerimaan kas juga selalu dicocokkan dengan laporan transaksi bank sesuai dengan invoice. Pada invoice telah tercantum tanggal pembuatan invoice, tanggal jatuh tempo pembayaran, dan nama calon nasabah. g. Pengendalian fisik terhadap asset dan catatan Pengendalian fisik terhadap asset dan catatan yang dilakukan oleh bank sudah sangat baik. Semua penerimaan kas selalu disetor ke bank pada hari yang sama untuk menghindari terjadinya kesalahan dan untuk menghindari peredaran uang cash yang berlebihan. Sehingga jika ada uang yang diterima secara tunai, langsung pada hari yang sama disetorkan ke bank agar tidak terjadi peredaran uang yang berlebihan. Semua dokumen-dokumen atau catatan-catatan juga sudah disimpan dengan baik dan rapih sesuai dengan tanggal aktivitas. Akses fisik terhadap komputer juga dibatasi dengan penggunaan password sehingga hanya karyawan yang berwenang yang dapat mengaksesnya. 5. Pemantauan Pemantauan yang dilakukan oleh bank muamalat sudah cukup baik. Pemantauan dimasukkan dalam agenda rutin kegiatan operasional bank. Hasil dari pemantauan dijadikan pedoman bagi pimpinan untuk menentukan langkah perbaikan. Pemantauan senantiasa dilakukan terhadap fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dengan memperhatikan Standart Operasional Prosedur (SOP), kebijakan internal, peraturan BI, kelengkapan dokumentasi. Ada 3 cara yang dilakukan bank jika ada nasabah yang telat membayar angsuran, yaitu dengan melakukan collection terhadap nasabah yang belum membayar angsuran dengan cara call/telepon, visit, dan surat peringatan. Bank juga memiliki fungsi audit internal untuk meyakinkan jika laporan keuangan sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Manajemen juga selalu melakukan tindakan korektif berdasarkan informasi keluhan atau kelemahan yang diterima dari nasabah atau auditor eksternal. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian internal atas pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia berdasarkan metode COSO, pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran yang mencakup penulisan skripsi ini. Simpulan dan saran diambil berdasarkan analisi penulis terhadap kekuatan dan kelemahan pengendalian internal pembiayaan musyarakah yang diterapkan diperusahaan. Simpulan : 1. Lingkungan Pengendalian Bank memiliki nilai etika dan kejujuran yang baik. Manajemen akan memberikan sanksi tegas dalam pemberian sanksi untuk peraturan yang dilanggar. Bank telah menerapkan komitmen terhadap kompetensi dari pengendalian internal COSO yaiu mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian

7 yang diperlukan, pelatihan, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut. Bank selalu memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, ini dapat dilihat dengan adanya training dan seminar yang di adakan oleh bank untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan semua karyawan terutama karyawan baru. Namun, kemampuan dan pengalaman karyawan dibidang syariah masih belum cukup. Bank juga memiliki dewan direksi, dan komite audit. Bahkan bank memiliki dewan pengawas syariah agar semua aktivitas bank tetap sesuai dengan syariah Islam. Struktur organisasi bank juga sudah tergambar dengan baik. Semua karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Namun dalam pembiayaan musyarakah tidak terdapat ketentuan tertulis mengenai batas minimal dan maksimal pembiayaan. Bank juga tidak memiliki bidang khusus yang menangani pembiayaan musyarakah. 2. Penilaian Risiko Bank selalu melakukan penilaian risiko seperti risiko kredit, operasional dan hukuum untuk menghindari kemungkinan risiko yang terjadi dan mencari solusi atas penilaian risiko tersebut. 3. Informasi dan Komunikasi Komunikasi antara karyawan dengan atasan dan karyawan lainnya sudah baik. Bagian pemasaran dan pembiayaan selalu mengkomunikasikan semua informasi kepada manajemen setiap bulan, sehingga manajemen dapat mengetahui kendala apa yang terjadi dan dapat dengan segera mengambil keputusan. Manajemen juga selalu menjalin hubungan dan memberi motivasi kepada semua karyawan. Informasi dan komunikasi yang baik mencegah terjadinya kesalahan manajemen dalam mengambil keputusan. 4. Aktivitas Pengendalian. Pemisahan tugas sudah diterapkan dengan baik, tidak terdapat karyawan yang memiliki fungsi ganda. Bagian keuangan selalu mencatat transaksi berdasarkan dokumen-dokumen dan diunkapkan secara tepat dalam laporan keuangan. Semua penerimaan kas juga langsung disetor ke bank pada hari yang sama guna menghindari peredaran uang yang berlebihan. Akses terhadap komputer juga menggunakan password sehingga hanya karyawan yang berwenang yang dapat mengaksesnya. Bagian penagihan juga sudah terpisah dari bagian keuangan. Namun bank tidak memiliki ketentuan tertulis mengenai pembayaran angsuran dari nasabah, karena besar angsuran dibayar sesuai dengan kesepakan awal antara bank dan nasabah dan berdasarkan kemampuan usaha dari nasabah. Bank juga tidak memiliki kebijakan batas waktu bagi nasabah baru. 5. Pemantauan Pemantauan dilakukan langsung oleh direktur namun tidak secara rutin. Bank sudah memiliki audit internal yang dapat memantau secara langsung dan memberikan saran untuk bank. Saran : Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan oleh penulis, penulis memberikan saran untu k kelemahan pada pengendalian internal pada bank : 1. Bank sebaiknya memiliki ketentuan tertulis mengenai batas minimal dan maksimal pembiayaan musyarakah. Sehingga calon nasabah dapat mengetahui berapa minimal modal yang harus mereka punya jika ingin mendapatkan pembiayaan dari bank. 2. Bank sebaiknya memiliki bidang khusus yang menangani pembiayaan musyarakah demi memperlancar kegiatan bank, karena setiap pembiayaan memiliki akad yang berbeda-beda. 3. Bank sebaiknya memiliki ketentuan tertulis mengenai jumlah angsuran yang harus dilunasi oleh nasabah setiap bulannya. Sehingga nasabah dapat mengukur kemampuan dari usaha yang dijalani dan meminimalisir kemungkinan piutang tak tertagih. REFERENSI Akmal. (2007). Pedoman pokok audit internal. Jakarta : Harvindo Antonio, M. S. (2011). Bank syariah dari teori ke praktik. Jakarta : Gema Insani

8 Arens, A., Elder, R. J. & Beasley, M. S. Alih bahasa Wibowo, H. (2008). Auditing dan jasa assurance pendekatan terintegrasi jilid 1 (edisi 12). Jakarta: Erlangga Boyton William C, Johnson, Raymond N. Alih bahasa Rajoe, P. A., Gania, G. Budi, I. S. (2003). Modern auditing jilid 1(edisi 7). Jakarta : Erlangga Destri Budi Nugraheni (2010). Asas Kesetaraan Dalam Akad Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Syariah Di Yogyakarta, 22(1), Gondodiyoto dan Hendarti. (2006). Akuntansi dasar teori dan praktik. Jakarta : Mitra Wacana Media Hantoni, Andi Nugraha. (2006). Penerapan Sistem Pengendalian Internal Dalam Meminimalkan Kredit Macet, 6(1), Harahap, S. S., Yusuf, & Wiroso (2010). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta : LPFE Usakti. Ismail (2011). Perbankan Syariah. Jakarta : Prenada Media Group Krismiaji. (2010). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN. Muamalat Institute. Research, Training, Consulting & Publication Muhammad (2005). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Muhammad Yusuf. (2012). Analisis Penerapan Akuntansi Musyarakah Terhadap PSAK 106 Pada Bank Syariah X, 3(1), Mulyadi. (2002). Auditing buku 1 (edisi 6). Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Nena Seoulinda, Aries Wicaksono. (2012). Evaluasi Pengendalian Internal Dan Sistem Akuntansi Atas Penerimaan Kas Dan Piutang Premi Asuransi Pada PT H, 3(2), PT. Bank Muamalat Indonesia (2013). Bagya Agung Prabowo. (2011). Perlindungan Hukum Nasabah Sebagai Syarik Dalam Pembiayaan Al Musyarakah Di Bank Syariah Mandiri, 17(1), Rama, D. V. & Jones, F. L. Alih bahasa oleh Wibowo, M. S. (2009). Sistem informasi akuntansi jiid 1 (edisi 18). Jakarta: Salemba Empat. Sawyer, L. B., Dittenhofer, M. A. & Scheiner, J. H. Alih bahasa oleh Adhariani, D. (2009). Audit internal sawyer buku 1 (edisi 5). Jakarta : Salemba Empat. Warren, Reeve, & Fees. (2006). Pengantar Akuntansi 1. Jakarta : Salemba Empat. Yusuf, & Wiroso (2011). Bisnis syariah. Jakarta : Mitra Wacana Media. RIWAYAT PENULIS Sherly Tamira Happy lahir di kota Bogor pada 7 Desember Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas Pembiayaan Musyarakah Pada PT

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas Pembiayaan Musyarakah Pada PT BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas Pembiayaan Musyarakah Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Dalam penelitian ini, penulis melakukan evaluasi pengendalian internal atas

Lebih terperinci

Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah

Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah L 1 Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Lingkungan pengendalian Apakah terdapat struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang dan tanggung jawab?

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan yakni dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan, serta mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PT HARI PURNAMA PERKASA

BAB 4 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PT HARI PURNAMA PERKASA BAB 4 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PT HARI PURNAMA PERKASA 4.1 Perencanaan dan tujuan evaluasi pengendalian internal atas prosedur piutang usaha dan penerimaan kas Pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Bukti Bank Keluar

LAMPIRAN 1. Bukti Bank Keluar LAMPIRAN 1 Bukti Bank Keluar LAMPIRAN 2 Permintaan Pembayaran LAMPIRAN 3 Inoice Lampiran 4 Kwitansi LAMPIRAN 5 Faktur Pajak LAMPIRAN 6 Surat Penawaran Iklan Lampiran 7 Form Order Iklan Majalah Bumi Track

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai risiko-risiko yang dapat terjadi di siklus penjualan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Proses Pembiayaan Istishna Berikut ini adalah tahapan proses pembiayaan istishna yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk terhadap para calon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL DISUSUN OLEH : ZIDNI KARIMATAN NISA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PETRA ENERGY INTERNATIONAL

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PETRA ENERGY INTERNATIONAL EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PETRA ENERGY INTERNATIONAL Alexander Michael Kristian Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia, alex@petra-energy.com Aries Wicaksono

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan evaluasi dari sistem dan prosedur penjualan dan persediaan perusahaan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada BJB Syariah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada BJB Syariah 200 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada BJB Syariah KCP Sukajadi mengenai Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal untuk mencegah Kredit

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan L1 Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan Untuk public training Bagian Penjualan dan Pemasaran Mulai 1 Mempromosikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PEMIMPIN CABANG BIDANG PEMBINAAN PELAYANAN PENYELIAAN LAYANAN PRIMA / EMERALD

LAMPIRAN A PEMIMPIN CABANG BIDANG PEMBINAAN PELAYANAN PENYELIAAN LAYANAN PRIMA / EMERALD LAMPIRAN LAMPIRAN A PEMIMPIN CABANG BRANCH QUALITY ASSURANCE BIDANG PEMBINAAN KANTOR LAYANAN BIDANG PEMBINAAN PELAYANAN KANTOR LAYANAN & KANTOR KAS PENYELIAAN PELAYANAN UANG TUNAI PENYELIAAN PELAYANAN

Lebih terperinci

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx Sistem Pengendalian Internal dalam Meminimalisasi Piutang Tak Tertagih pada PT. BFI Finance cabang Malang 2 Lailatul Khomariyah

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Theresia Alien Novianty Binus University, Kebon Jeruk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat besar dan persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menciptakan suatu keadaan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah reformasi, dunia usaha di Indonesia berkembang semakin pesat yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan jasa yang

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN : STUDI KASUS PT HARI PURNAMA PERKASA

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN : STUDI KASUS PT HARI PURNAMA PERKASA EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN : STUDI KASUS PT HARI PURNAMA PERKASA Yosep Abdulrahman Komplek Taman Surya Buana Blok F No. 4, Kreo, Cileduk, Tangerang, 15155 081293462784

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/ 38 /DPNP tanggal 31 Desember 2010 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap pengendalian intern penjualan PT. Ultra Jaya Milk Ind Tbk Jawa Barat di Bandung selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup Setiap perusahaan memerlukan pengendalian internal untuk mengendalikan seluruh fungsi di dalamnya.

Lebih terperinci

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN (Studi Kasus pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk)

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU Susanti Jln. Kepa Duri Mas no.413c 08176739949 uchanz_13@yahoo.com Dosen Pembimbing Sudarmo, Drs., MM ABSTRAK Penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan tersebut manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah perusahaan dagang dimana aktivitas penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan yang ada saat ini.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem informasi akuntansi siklus penjualan dan pengendalian internal CV Aneka Niaga Jaya, kesimpulan yang dapat

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Bank Tabungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Bank Tabungan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Bandung Evaluasi Penerapan Pengendalian Intern Pembiayaan Mudharabah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada konsumen, perusahan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT JURNAL PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus Koperasi Jaya Abadi Tulungagung) ROLE OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS IN SUPPORTING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah iaccountax Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Prinsipprinsip Keterbukaan (transparency) Akuntabilitas (accountability) Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo LAMPIRAN-LAMPIRAN L1 Metode Pengumpulan Data L2 Proses Tinjauan Pelanggan L3 Form Penawaran Harga L4 Purchase Order L5 Surat Jalan L6 Invoice L7 Faktur Pajak L8 Voucher Penerimaan L9 Rencana Penerimaan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan atau perkreditan adalah dengan menerapkan prinsip Know Your

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan atau perkreditan adalah dengan menerapkan prinsip Know Your BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Strategi Anti Fraud Pembiayaan Dalam dunia perbankan pembiayaan atau perkreditan bukanlah bidang yang dapat dihindari oleh bank dan merupakan salah satu sumber pemasukan

Lebih terperinci

IV.1.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian ( Control Environment)

IV.1.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian ( Control Environment) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pengendalian Internal pada Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Dalam pelaksaan kegiatan operasionalnya, perusahaan pusat harus memiliki pengendalian yang memadai terhadap

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14 -8- LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM -9- DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Prosedur penerimaan kas CTJ dapat melalui dua cara, yaitu penerimaan kas secara tunai di kasir atau melalui transfer antarbank. CTJ memiliki dua rekening

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai dalam

BAB 4 PEMBAHASAN. Perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai dalam BAB 4 PEMBAHASAN Perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, terutama yang berkaitan dengan siklus pendapatanya. siklus pendapatan terdiri dari

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh pada PT. Bank Rakyat Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh pada PT. Bank Rakyat Indonesia BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG ELITA Perum BTN Buni Asih Jalan Delima B4 No.30 Cikarang, 085921680176, lita_niez@rocketmail.com Gatot

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT Pasal 1 Tujuan 1. Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5 dengan merujuk pada Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern )

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern ) Nama Jabatan DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern ) Indikator : Lingkungan Pengendalian Sub Indikator : Nilai Etika dan Integritas. 1 A. Apakah perusahaan memiliki kode

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA USAHA EKONOMI KELURAHAN-SIMPAN PINJAM (UEK-SP) PRIMADANA SEJAHTERA PEKANBARU

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA USAHA EKONOMI KELURAHAN-SIMPAN PINJAM (UEK-SP) PRIMADANA SEJAHTERA PEKANBARU ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA USAHA EKONOMI KELURAHAN-SIMPAN PINJAM (UEK-SP) PRIMADANA SEJAHTERA PEKANBARU Fadrul dan Intan Purnama Program Studi S1 Akuntansi Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.365 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola Perusahaan. Pembiyaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5639) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini telah banyak perusahaan dibidang industri maupun dagang menjual barang dagangannya secara kredit. Bagi banyak perusahaan, pendapatan

Lebih terperinci