Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera"

Transkripsi

1

2

3

4 Ringkasan Eksekutif Executive Summary Pemahaman tentang sistem akuntabilitas kinerja telah meluas di seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut. Hal itu merupakan hasil dari berbagai upaya untuk mengenalkan dan menerapkan secara bertahap dan berkesinambungan sistem akuntabilitas kinerja oleh Pemerintah Kabupaten Garut, sehingga diharapkan program dan kegiatan pembangunan terarah pada pewujudan Visi Kabupaten Garut yaitu: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Garut dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Laporan Kinerja ini disusun dengan tujuan menginformasikan keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis untuk menjadi umpan balik peningkatan kinerja di masa mendatang. Laporan Kinerja Pemerintah Tahun 2015 disusun melalui pengukuran data kinerja setelah berakhirnya Tahun Anggaran 2015 yang melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut. Capaian kinerja diukur dengan membandingkan antara target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, dengan hasil pengukuran kinerja. Tidak Mencapai Target; 20 indikator; 16,53% Tidak Diukur; 1 indikator; 0,83% Tidak Mencapai Target Tapi Meningkat; 22 indikator; 18,18% Mencapai/ Melampaui Target; 78 indikator; 64,46% Dari hasil pengukuran kinerja tahun 2015 yang dilakukan terhadap 27 sasaran strategis dengan menggunakan 121 Indikator yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, menunjukkan sebanyak 78 indikator (64,46%) mencapai atau melampaui target, sebanyak 22 indikator (18,18%) tidak mencapai target, tetapi meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, sebanyak 20 Indikator (16,53%) tidak mencapai target, dan 1 indikator tidak diukur karena targetnya tidak ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Laporan Kinerja Tahun 2015 iii

5 Hasil pengukuran kinerja sasaran strategis pada tahun 2015, dari sisi skala intensitas kinerja menunjukkan 109 indikator (90,08%) telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal, meliputi sebanyak 99 indikator (81,82%) berada dalam skala nilai Sangat Tinggi dan terdapat 10 indikator (8,26%) berada dalam skala nilai Tinggi; 2 indikator (1,65%) telah memenuhi persyaratan minimal dan berada dalam skala nilai Sedang; 9 indikator (7,44%) yang menunjukkan realisasi kinerja belum memenuhi persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Sangat Rendah; dan sebanyak 1 indikator (0,83%) tidak dilakukan pengukuran karena targetnya tidak ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Hasil Pengukuran Kinerja Tahun 2015 yang dilakukan terhadap 4 tujuan pembangunan dengan menggunakan 34 indikator makro pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun , menunjukkan sebanyak 19 indikator (55,88%) mencapai atau melampaui target; sebanyak 6 indikator (17,65%) tidak mencapai target, tetapi meningkat dibandingkan dengan tahun lalu; sebanyak 2 Indikator (5,88%) tidak mencapai target; dan sebanyak 7 indikator (20,59%) yang tidak dapat dilakukan pengukuran karena data realisasi belum tersedia. Dari sisi skala intensitas kinerja pengukuran indikator makro tujuan pembangunan, menunjukkan sebanyak 26 indikator (76,47%) yang menunjukkan pencapaian kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal meliputi sebanyak 22 indikator (64,71%) berada dalam skala nilai Sangat Tinggi dan terdapat 4 indikator (11,76%) berada dalam skala nilai Tinggi; sebanyak 1 indikator (2,94%) yang menunjukkan pencapaian kinerja belum memenuhi persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Rendah; dan sebanyak 7 indikator (20,59%) tidak dilakukan pengukuran karena data realisasi belum tersedia. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja yang capaiannya belum seperti yang diharapkan, sehingga menjadi bahan evaluasi yang perlu menjadi perhatian untuk perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun berikutnya agar lebih produktif, efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan upaya pencapaian target indikator kinerja Pemerintah Kabupaten Garut tersebut, didukung pula dengan adanya alokasi anggaran belanja langsung yang digunakan untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam APBD Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 90,1%. Ditengah pemasalahan masih rendahnya kapasitas kemampuan keuangan daerah untuk dapat mewujudkan seluruh target kinerja yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Garut Tahun , yaitu : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera, maka kedepan diupayakan dapat menghasilkan prioritas kegiatan yang berkualitas yang diarahkan pada 3 (tiga) pilar untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik, meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia, dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah dapat mencapai hasil penilaian Wajar Tanpa Pengecualian, melalui pelayanan aparatur yang profesional, santun dan amanah. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Garut sebagai pendorong peningkatan kinerja di masa mendatang yang disertai dukungan dan kerja sama yang berkelanjutan dari seluruh stakeholder dalam upaya Mewujudkan Kabupaten Garut yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera. Laporan Kinerja Tahun 2014 iv

6 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... PERNYATAAN TELAH DIREVIU... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN LAMPIRAN... i ii iii v vii Bab I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Maksud dan Tujuan... I Dasar Hukum... I Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi... I Gambaran Umum Daerah... I-13 A. Sejarah Singkat Kabupaten Garut... I-13 B. Kondisi Geografis dan Demografis... I-14 C. Kondisi Sosial Budaya... I-17 D. Kondisi Ekonomi... I-19 E. Kondisi SDM Pemerintahan... I-21 F. Kondisi Potensi Pengembangan Wilayah... I-22 G. Kondisi Wilayah Rawan Bencana... I Isu Strategis Yang Berpengaruh... I Sistematika Penulisan... I-39 Bab II PERENCANAAN KINERJA... II Rencana Strategis... II-1 A. Visi Pemerintah Kabupaten Garut... II-2 B. Misi Pemerintah Kabupaten Garut... II-3 C. Tujuan dan Sasaran Strategis... II Indikator Kinerja Pembangunan... II-6 A. Indikator Kinerja Makro Tujuan Pembangunan... II-6 B. Indikator Kinerja Utama... II-8 Laporan Kinerja Tahun 2015 v

7 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT Halaman 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun II-19 Bab III A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A... III Capaian Kinerja Organisasi... III-1 A. Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis... III-1 B. Pencapaian Kinerja Tujuan... III-207 C. Capaian Prestasi dan Penghargaan... III-207 D. Evaluasi Internal Terkait Kinerja Pemerintah Kabupaten... III Realisasi Anggaran... III-207 BAB IV PENUTUP... LAMPIRAN IV-1 vi Laporan Kinerja Tahun 2015

8 Daftar Tabel, Gambar dan Lampiran Daftar Tabel Halaman Tabel 1.1 : Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di I 15 Kabupaten Garut Tahun 2015 Tabel 1.2 : Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten I 15 Garut Tahun Tabel 2.1 : Penjabaran Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis II 4 Pembangunan Tabel 2.2 : Indikator Kinerja Makro Tujuan Pembangunan II 6 Daerah Tabel 2.3 : Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten II 8 Garut Tahun Tabel 2.4 : Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut II 20 Tahun 2015 Tabel 3.1 : Skala Nilai Peringkat Kinerja III 3 Tabel 3.2 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.1 III-7 Tabel 3.3 : Jumlah Ponpes, Mesjid dan Madrasah Yang III-9 Mendapat Bantuan Di Kabupaten Garut Tahun Tabel 3.2 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.1 III-7 Tabel 3.3 : Jumlah Ponpes, Mesjid dan Madrasah Yang III-9 Mendapat Bantuan Di Kabupaten Garut Tahun Tabel 3.4 : Fasilitasi Kegiatan Keagamaan Tahun 2015 III-11 Tabel 3.5 : Fasilitasi Kegiatan Keolahragaan Tahun 2015 III-13 Tabel 3.6 : Fasilitasi Kegiatan Kepemudaan Tahun 2015 III-14 Tabel 3.7 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.2 III-18 Tabel 3.8 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.3 III-52 Tabel 3.9 : Kunjungan Pasien Rawat Jalan pada RSUD Dr. III-52 Slamet Garut Tahun Tabel 310 : Kunjungan Pasien Rawat Jalan pada RSUD III-555 Pamungpeuk Garut Tahun Tabel 3.11 : Kunjungan Pasien Rawat Inap pada RSUD Dr. III-57 Slamet Garut Tahun Tabel 3.12 : Kunjungan Pasien Rawat Inappada RSUD III-55 Pamungpeuk Garut Tahun Tabel 3.13 : Data Kepesertaan Penduduk Kabupaten Garut Program JKN ( Jaminan Kesehatan Sosial) Tahun III-61 Laporan Kinerja Tahun 2015 vi

9 Tabel 3.14 : Rincian Data Kepesertaan Penduduk Kabupaten III-61 Garut Untuk Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional ) Tahun 2015 Tabel 3.15 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.4 III-71 Tabel 3.16 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.5 III-77 Tabel 3.17 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.6 III-80 Tabel 3.18 : Perbandingan Target Capaian SPM Bidang Sosial III-82 Kabupaten Garut Tahun 2015 Tabel 3.19 : Pengukuran Sasaran Strategis 1.7 III-83 Tabel 3.20 : Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Garut yang III-85 Ditempatkan Dalam Hubungan Kerja (Dalam Negeri) Tahun 2015 Tabel 3.21 : Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Garut yang III-86 ditempatkan dalam hubungan kerja (dalam Negeri dan luar negeri) tahun 2014 s/d 2015 Tabel 3.22 : Jumlah Kasus PHI di Kabupaten Garut Tahun III Tabel 3.23 : Perbandingan Target capaian SPM Bidang Pelayanan III-89 Penyelesaian Kasus PHI Tahun 2015 Tabel 3.24 : Perbandingan UMK dan KHLdi Kabupaten Garut III-89 Tahun Tabel 3.25 : Jumlah kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja III-91 (Jamsostek) di Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2015 Tabel 3.26 : Perbandingan Target Capaian SPM Bidang Pelayanan III-91 Kepesertaan Jamsostek Tahun 2015 Tabel 3.27 : Pengukuran Sasaran Strategis 2.1 III-94 Tabel 3.28 : Pengukuran Sasaran Strategis 2.2 III-100 Tabel 3.29 : Pengukuran Sasaran Strategis 2.3 III-126 Tabel 3.30 : Pengukuran Sasaran Strategis 2.4 III-130 Tabel 3.31 : Luas Areal Pengembangan Hutan Rakyat Tahun III (Ha) Tabel 3.32 : Hasil Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha III-136 Kehutanan (AUK) Tahun Tabel 3.33 : Produksi Hutan Rakyat Kabupaten Garut Tahun 2010 III Tabel 3.34 : Pengukuran Sasaran Strategis 2.5 III-146 Tabel 3.35 : Pengukuran Sasaran Strategis 2.6 III-152 Tabel 3.36 : Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2015 III-152 Tabel 3.37 : Pengukuran Sasaran Strategis 2.4 III 154 Tabel 3.38 : Jenis dan Keragaan UMKM Tahun III-156 Tabel 3.39 : Keragaan Koperasi Tahun III-160 Tabel 3.40 : Minat Investasi di Kabupaten Garut Tahun III Tabel 3.41 : Realisasi Investasi di Kabupaten Garut Tahun III Tabel 3.42 : Pengukuran Sasaran Strategis 3.1 III-171 Tabel 3.43 : Rekapitulasi Kondisi Jalan Kabupaten Edisi Desember III-172 Tahun 2015 Tabel 3.44 : Pengukuran Sasaran Strategis 3.2 III-176 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman - vii

10 Tabel 3.45 : Pengukuran Sasaran Strategis 3.3 III-185 Tabel 3.46 : Pengukuran Sasaran Strategis 3.4 III-187 Tabel 3.47 : Kondisi Jaringan Irigasi Pemerintah Sampai Dengan III-189 Tahun 2015 Tabel 3.48 : Luas Areal Irigasi Potensial Dan Fungsional III-190 Kabupaten Garut Tabel 3.49 : Pengukuran Sasaran Strategis 3.5 III-193 Tabel 3.50 : Daftar Pemasangan Sambungan Rumah dan III-194 Instalasi Listrik Tahun Anggaran 2015 Tabel 3.51 : Pengukuran Sasaran Strategis 3.6 III-195 Tabel 3.52 : Pengukuran Sasaran Strategis 3.7 III-201 Tabel 3.53 : Tingkat Pelayanan dan Cakupan Wilayah III-204 Persampahan Tabel 3.54 : Data Jumlah Titik Penerangan Jalan Umum (PJU) di III-206 Kabupaten Garut Per Rayon UPJ PJU sampai dengan Tahun 2015 Tabel 3.55 : Pengukuran Sasaran Strategis 4.1 III-212 Tabel 3.56 : Rekapitulasi Hasil Evaluasi Sakip Tahun 2015 Pada III-214 SKPD Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut Tabel 3.57 : Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK RI III-219 untuk tahun 2015 Tabel 3.58 : Perolehan IKM pada SKPD di Lingkungan III-231 Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 Tabel 3.59 : Perolehan IKM di Kabupaten Garut Tahun 2014 III-232 Tabel 3.60 : Perolehan IKM di Kabupaten Garut Tahun III Tabel 3.61 : Kecamatan Yang Sudah Melaksanakan Program III-235 Paten di Kabupaten Garut Tabel 3.62 : Jumlah Perizinan dan Non Perizinan Yang Diterbitkan III-238 Tahun 2015 Tabel 3.63 : Pengukuran Sasaran Strategis 4.2 III-246 Tabel 3.64 : Pengukuran Sasaran Strategis 4.3 III-253 Tabel 3.65 : Pengukuran Sasaran Strategis 4.4 III-255 Tabel 3.66 : Pengukuran Sasaran Strategis 4.5 III-257 Tabel 3.67 : Jumlah Fasilitasi Kerjasama Penanganan Gangguan III-260 Keamanan Dan Ketertiban Tabel 3.68 : Jumlah Demonstrasi di Kabupaten Garut Tahun III Tabel 3.69 : Pengukuran Sasaran Strategis 4.6 III-262 Tabel 3.70 : Pengukuran Kinerja Tujuan 1 III-265 Tabel 3.71 : Pengukuran Kinerja Tujuan 2 III-273 Tabel 3.72 : Perkembangan PMTB / Investasi di Kabupaten Garut III-281 Periode Tabel 3.73 : Pengukuran Kinerja Tujuan 3 III-282 Tabel 3.74 : Pengukuran Kinerja Tujuan 4 III-288 Tabel 3.75 : Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Terkait Sasaran Tahun Anggaran 2015 III- 308 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman - viii

11 Daftar Gambar Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten I 12 Garut Gambar 1.2 : Peta Administrasi Kabupaten Garut I 14 Gambar 1.3 : Perkembangan Jumlah Penduduk dan Kepadatan I 17 Penduduk Kabupaten Garut Tahun Gambar 1.4 : PDRB dan LPE Kabupaten Garut Tahun I *** Gambar 1.5 : Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional I 21 Tahun Gambar 1.6 : Kondisi Peta Rawan Bencana Kabupaten Garut I 28 Gambar 3.1 : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tahun 2015 III 4 Gambar 3.2 : Skala Intensitas Pencapaian Kinerja Sasaran III 5 Strategis Tahun 2015 Gambar 3.3 : Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga III 63 Kesehatan Tahun 2015 Gambar 3.4 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child III 68 Immunization (UCI) Tahun 2015 Gambar 3.5 : Pelaksanaan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis III 95 Gambar 3.6 : Komando Gerakan Pencanangan Tanam Kedelai oleh III 102 Gubernur Jawa Barat, Bupati Garut dan Wakil Bupati Garut Gambar 3.7 : Pencapaian Indikator Peningkatan Produksi III 105 Tanaman Pangan untuk Komoditas Palawija Gambar 3.8 : Kerjasama Bidang Hortikultura Buah-Buahan dan III 106 Sayuran antara OISCA Pemerintah Jepang dengan Pemerintah Kabupaten Garut Gambar 3.9 : Pencapaian Indikator Produksi Tanaman Hortikultura III 106 untuk Komoditas Sayuran Tahun 2015 Gambar 3.10 : Pencapaian Indikator Peningkatan Produksi III 108 Hortikultura untuk Komoditas Buah-buahan Tahun 2015 Gambar 3.11 : Peta Kerawanan Pangan Garut Tahun 2014 III 148 Gambar 3.12 : Perkembangan Kemantapan Jalan Kabupaten Tahun III Gambar 3.13 : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun III Gambar 3.14 : Skala Intensitas Pencapaian Kinerja Tujuan Tahun III Gambar 3.15 : Perkembangan AKB Kabupaten Garut Tahun III Gambar 3.16 : Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Garut III 276 Tahun Gambar 3.13 : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun III Gambar 3.13 : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun III 263 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman - ix

12 Gambar 3.13 Gambar 3.13 Gambar 3.13 Gambar : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun 2015 : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun 2015 : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun 2015 : Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun 2015 III 263 III 263 III 263 III 263 Daftar Lampiran Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Lampiran 2 : Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015 Lampiran 3 : Pengukuran Kinerja Tujuan Tahun 2015 Lampiran 4 : Pengukuran Realisasi Keuangan Tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman - x

13 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, maka tata kelola Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (good governance) merupakan prasyarat yang diperlukan. Di dalam penyelenggaraan pemerintahan, akuntabilitas merupakan suatu keharusan sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat selaku pemberi amanat dan pemilik kekuasaan serta kedaulatan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna serta berhasilguna. Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/ target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah. Upaya pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate, telah sejalan dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Untuk itu, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimana tata cara Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 1

14 penyusunannya diatur dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah, disusun suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai suatu rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis pelaksanaan SAKIP tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan ketentuan di atas, Pemerintah Daerah maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja sebagai media pertanggungjawaban mengenai hasil kinerja dari program dan kegiatan yang dilaksanakan pada setiap tahunnya. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Kabupaten Garut menyusun media pertanggungjawaban kinerja yang dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kinerja Pemerintah Kabupaten Garut bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015, mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun , yang merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut Tahun 2015 serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Garut Tahun Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 2

15 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 adalah untuk mengkomunikasikan capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) guna mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Penyusunan Laporan Kinerja juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi. Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 adalah sebagai media untuk mendapatkan masukan stakeholder dengan memberikan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan untuk perbaikan kinerja Pemerintah Kabupaten Garut. Melalui identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam Laporan Kinerja, diharapkan dapat menjadi masukan untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Sehingga Laporan Kinerja dapat menjadi proses evaluasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan dalam pelayanan publik. 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 mengacu pada: 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme; 2. Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 3

16 6. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 15 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 22 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2015; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2015; 12. Peraturan Bupati Garut Nomor 705 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut Tahun ; 13. Peraturan Bupati Garut Nomor 907 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2015; 14. Peraturan Bupati Garut Nomor 1097 Tahun 2015 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2015; 15. Peraturan Bupati Garut Nomor 385 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut Tahun Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Garut A. Tugas dan Fungsi Pembangunan Daerah dilaksanakan dengan tujuan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah. Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 4

17 Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh DPRD dan kepala daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang diberi mandat rakyat untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Dengan demikian maka DPRD dan kepala daerah berkedudukan sebagai mitra sejajar yang mempunyai fungsi yang berbeda. DPRD mempunyai fungsi pembentukan Perda, anggaran dan pengawasan, sedangkan kepala daerah melaksanakan fungsi pelaksanaan atas Perda dan kebijakan Daerah. Dalam mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah tersebut, DPRD dan kepala daerah dibantu oleh Perangkat Daerah. Kepala daerah mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat; c. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD; d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama; e. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, kepala daerah berwenang: a. mengajukan rancangan Perda; b. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 5

18 c. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah; d. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat; e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Kepala daerah dibantu oleh wakil kepala daerah yang mempunyai tugas: a. membantu kepala daerah dalam: 1. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; 2. mengoordinasikan kegiatan Perangkat Daerah dan menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan; 3. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah provinsi bagi wakil gubernur; dan 4. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah kabupaten, kelurahan, dan/atau Desa bagi wakil bupati; b. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam pelaksanaan Pemerintahan Daerah; c. melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah menjalani masa tahanan atau berhalangan sementara; dan d. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, wakil kepala daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah. Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi: a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 6

19 b. menaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan; c. mengembangkan kehidupan demokrasi; d. menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; e. menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik; f. melaksanakan program strategis nasional; dan g. menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan semua Perangkat Daerah. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan sesuai dengan UUD Tahun 1945 yang diuraikan dalam berbagai Urusan Pemerintahan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di Daerah dilaksanakan berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Klasifikasi Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, urusan pemerintahan konkuren yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional, dan urusan pemerintahan umum yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Dalam rangka pembangunan daerah, urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang ditentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak-hak konstitusional masyarakat, dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: a. pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 7

20 e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan f. sosial. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: a. tenaga kerja; b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; c. pangan; d. pertanahan; e. lingkungan hidup; f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan Desa; h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; i. perhubungan; j. komunikasi dan informatika; k. koperasi, usaha kecil, dan menengah; l. penanaman modal; m. kepemudaan dan olah raga; n. statistik; o. persandian; p. kebudayaan; q. perpustakaan; dan r. kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan Daerah kabupaten/kota, meliputi: a. kelautan dan perikanan; b. pariwisata; c. pertanian; d. kehutanan; e. energi dan sumber daya mineral; f. perdagangan; g. perindustrian; dan h. transmigrasi. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota adalah: Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 8

21 a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota; b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota; c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta energi dan sumber daya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi. Diantara urusan-urusan yang dibagi tersebut, yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota antara lain : a. Urusan Pemerintahan bidang kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan raya; b. Urusan Pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan pemanfaatan langsung panas bumi; c. Daerah kabupaten/kota penghasil dan bukan penghasil mendapatkan bagi hasil dari penyelenggaraan Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud. d. Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk penghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang berada dalam batas wilayah 4 (empat) mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan. Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota kurang dari 4 (empat) mil, batas wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari Daerah yang berbatasan. Pasal 404 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyatakan bahwa serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen (P3D) sebagai akibat pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 9

22 B. Struktur Organisasi Untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, serta perangkat daerah lainnya dengan Susunan Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pada tahun 2015 sebagai berikut : 1. Bupati dan Wakil Bupati. 2. Sekretaris Daerah 3. Asisten Pemerintahan, membawahkan: a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum; b. Bagian Hukum dan HAM; c. Bagian Organisasi. 4. Asisten Perekonomian, membawahkan: a. Bagian Administrasi Pembangunan; b. Bagian Administrasi Perekonomian; c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat. 5. Asisten Administrasi Umum, membawahkan: a. Bagian Umum; b. Bagian Administrasi Keuangan; c. Bagian Informatika. 6. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari 9 (sembilan) Badan, dan 2 (dua) Rumah Sakit sebagai berikut : a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; b. Badan Kepegawaian dan Diklat; c. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; d. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; e. Badan Ketahanan Pangan; f. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; g. Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu; h. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah; i. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan; j. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet; dan k. Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk. 7. Dinas Daerah terdiri dari 19 (Sembilan Belas) Dinas Sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 10

23 a. Dinas Pendidikan; b. Dinas Kesehatan; c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; d. Dinas Perhubungan; e. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; g. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pengelolaan Pasar; h. Dinas Koperasi, UMKM dan BMT; i. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura; j. Dinas Kehutanan; k. Dinas Perkebunan; l. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan; m. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset; n. Dinas Tata Ruang dan Permukiman; o. Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan; p. Dinas Bina Marga; q. Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan; r. Dinas Pemuda dan Olah Raga; s. Dinas Komunikasi dan Informatika. 8. Inspektorat Kabupaten Garut merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. 9. Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, yang secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 10. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Garut adalah perangkat daerah dalam penegakan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 11. Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah perangkat daerah dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untuk melaksanakan penanggulangan bencana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. 12. Kecamatan. 13. Kelurahan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 11

24 Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Pemerintah Kabupaten Garut Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 12

25 1.5 Gambaran Umum Daerah A. Sejarah Singkat Kabupaten Garut Sejarah Kabupaten Garut berawal dari pembubaran Kabupaten Limbangan pada tahun 1811 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels dengan alasan menurunnya produksi kopi dan penolakan bupati atas perintah menanam nila (indigo). Pada tanggal 16 Februari 1813, Letnan Gubernur Hindia Belanda Thomas Stamford Bingley Raffles, mengeluarkan Surat Keputusan tentang pembentukan kembali Kabupaten Limbangan dengan rencana beribu kota di Suci, namun kondisinya dinilai tidak memenuhi persyaratan sebagai pusat pemerintahan. Bupati Limbangan, RAA Adiwijaya ( ) membentuk panitia untuk mencari tempat yang cocok bagi Ibu Kota Kabupaten, dan pencarian berakhir pada satu lokasi yang dianggap cocok untuk dijadikan Ibu Kota. Awal penamaan Garut dimulai dari penyebutan pelafalan kata kakarut dengan menyebut kata gagarut oleh salah seorang Eropa saat melihat seorang panitia tangannya tergores tanaman berduri (marantha) di lokasi mata air berupa telaga kecil. Selanjutnya ide pemberian nama Garut tersebut direstui oleh Bupati RAA Adiwijaya untuk dijadikan nama pengganti Kabupaten Limbangan. Pada tanggal 15 September 1813 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan sarana dan prasarana ibukota, seperti tempat tinggal, pendopo, kantor asisten residen, mesjid, dan alun-alun. Di depan pendopo, antara alun-alun dengan pendopo terdapat "Babancong" tempat Bupati beserta pejabat pemerintahan lainnya menyampaikan pidato. Kepindahan pusat pemerintahan terjadi sekitar tahun 1821 setelah pembangunan gedung serta fasilitas pemerintahan selesai. Hari jadi Garut ditetapkan pada tanggal 16 Februari oleh Pemerintah Daerah bersama DPRD melalui Perda Kabupaten Garut Nomor 30 Tahun 2011 tentang Penetapan Hari Jadi Garut, yang mencabut Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Nomor 11 Tahun 1981 tentang Penetapan Hari Jadi Garut yang sebelumnya ditetapkan Tanggal 17 Maret. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 13

26 B. Kondisi Geografis dan Demografis Kabupaten Garut secara geografis terletak pada koordinat Lintang Selatan dan Bujur Timur, dengan luas wilayah sebesar Ha sebagaimana Permendagri Nomor 6 Tahun 2008 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, yang memiliki batas wilayah : Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang; Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya; Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia; Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Cianjur. Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki letak yang strategis sebagai penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, dengan jarak sekitar 61,5 km dari Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dan secara administratif sampai tahun 2015 terdiri dari 42 kecamatan, 421 desa, dan 21 kelurahan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 14

27 No Tabel 1. 1 Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Garut Tahun 2015 Nama Kecamatan Jumlah Desa/Kel No Nama Kecamatan Jumlah Desa/Kel 1 Cisewu 9 desa 22 Samarang 13 desa 2 Caringin 6 desa 23 Pasirwangi 12 desa 3 Talegong 7 desa 24 Tarogong Kidul 7 desa 5 kelurahan 4 Mekarmukti 5 desa 25 Tarogong Kaler 12 desa 1 kelurahan 5 Bungbulang 13 desa 26 Garut Kota 11 kelurahan 6 Pamulihan 5 desa 27 Karangpawitan 16 desa 4 kelurahan 7 Pakenjeng 13 desa 28 Wanaraja 9 desa 8 Cikelet 11 desa 29 Pangatikan 8 desa 9 Pameungpeuk 8 desa 30 Sucinaraja 7 desa 10 Cibalong 11 desa 31 Sukawening 11 desa 11 Cisompet 11 desa 32 Karangtengah 4 desa 12 Peundeuy 6 desa 33 Banyuresmi 15 desa 13 Singajaya 9 desa 34 Leles 12 desa 14 Cihurip 4 desa 35 Leuwigoong 8 desa 15 Banjarwangi 11 desa 36 Cibatu 11 desa 16 Cikajang 12 desa 37 Kersamanah 6 desa 17 Cilawu 18 desa 38 Cibiuk 5 desa 18 Bayongbong 18 desa 39 Kadungora 14 desa 19 Cigedug 5 desa 40 Bl Limbangan 14 desa 20 Cisurupan 17 desa 41 Selaawi 7 desa 21 Sukaresmi 7 desa 42 Malangbong 24 desa Sumber : BPMPD Kab. Garut. Total 421 desa dan 21 Kel Kabupaten Garut beriklim tropis basah (humid tropical climate), dengan curah hujan yang cukup tinggi rata-rata setiap tahun berkisar antara mm dengan bulan basah 9 bulan berturut-turut dan bulan kering berkisar 3 bulan berturut-turut, dengan variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 0 C C. Karakteristik topografi Kabupaten Garut beragam, daerah sebelah Utara, Timur dan Barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi alam berbukitbukit dan pegunungan, sedangkan kondisi daerah sebelah selatan sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif cukup curam dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah, yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian mdpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu, wilayah yang berada pada ketinggian mdpl terdapat di Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 15

28 kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan. Wilayah yang terletak pada ketinggian mdpl terdapat di Kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak didaratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 mdpl terdapat di Kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0 2% sebesar 10,51% atau Ha, kemiringan lahan antara 2 15% adalah seluas ha atau seluas 12,43%, kemiringan lahan antara 15 40% adalah seluas ha atau sebesar 35,99%. Lahan dengan kemiringan di atas 40% adalah seluas ha atau sebesar 41,06%. Penggunaan lahan di Kabupaten Garut sampai tahun 2015 sebagian besar merupakan Tegal/Kebun mencapai Ha atau 34,84%, kemudian berupa Lahan Bukan Pertanian dengan luas Ha atau 17,21%. Lahan Bukan Sawah berupa tambak, kolam, empang, hutan negara, dan lain-lain menempati peringkat ketiga dengan luas Ha atau 16,71%, disusul kemudian berupa Sawah Irigasi dengan luas Ha atau 11,88%, Perkebunan dengan luas Ha atau 7,74%, Hutan Rakyat dengan luas Ha atau 5,98%, dan sisanya berupa Sawah Tadah Hujan, Padang/Rumput, Sementara tidak diusahakan dengan luas lahan di bawah 5%. Tabel 1.2 Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Garut Tahun Rincian Ha % Ha % I Sawah Sawah Irigasi * , ,88 - SawahTadah Hujan * , ,82 II Lahan Bukan Sawah Tegal/Kebun , ,84 Ladang/Huma ,11 - Perkebunan , ,74 Hutan Rakyat , ,98 Padang/Rumput , ,73 Sementara tdk diusahakan 228 0, ,07 Lainnya (tambak, kolam, empang, hutan negara, dll) , ,71 III Lahan Bukan Pertanian Jalan, pemukiman, perkantoran, sungai dll , ,21 Jumlah , ,00 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Garut, Tahun Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 16

29 Jiwa Pemerintah Kabupaten Garut Dari sisi demografi, jumlah penduduk Kabupaten Garut pada tahun 2015 berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut sebanyak jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa, meningkat 0,89% dari tahun 2014 sebanyak jiwa. Dengan luas wilayah 3.074,07 km2, tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2015 mencapai rata-rata sebesar 829 jiwa/ km2 mengalami peningkatan sekitar 7 jiwa/km2 bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2014 rata-rata sebesar 822 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk yang relatif kecil di tahun 2015 merupakan gambaran berhasilnya sederetan program Keluarga Berencana dengan tujuan utama untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan berimplikasi pada peningkatan pendapatan perkapita untuk mewujudkan derajat kesejahteraan masyarakat Jiwa/Km 2 Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Gambar 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Garut Tahun C. Kondisi Sosial Budaya Kondisi Sosial Budaya ditinjau dari pembangunan kualitas hidup penduduk (SDM) Kabupaten Garut menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. IPM merupakan salah satu indikator yang menjadi Target Kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Garut Tahun , untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 17

30 manusia, dengan target pada akhir periode RPJMD sebesar 75,02 poin. Dalam perkembangannya, selama periode terjadi lima kali perubahan metodologi perhitungan IPM, dengan alasan beberapa indikator dianggap sudah tidak tepat untuk digunakan. Pada tahun 2014, Indonesia secara resmi melakukan penghitungan IPM dengan metode baru. Hasil perhitungan IPM Kabupaten Garut tahun 2015 berdasarkan benchmark data dari Badan Pusat Statistik, menunjukkan bahwa perkembangan pencapaian IPM Kabupaten Garut dengan metode perhitungan baru selama tahun diproyeksikan mengalami peningkatan 2,53 poin dari 60,23 pada tahun 2010 menjadi 62,76 poin pada tahun 2015 (angka sangat sementara) (setiap tahun ratarata meningkat 0,51 poin). Pencapaian IPM tersebut masuk ke dalam kategori sedang dimana klasifikasi rendah kurang dari 60 poin dan sangat tinggi lebih dari 80 poin. Tren peningkatan IPM selama tahun dengan perhitungan baru meningkat 4,20% atau secara rata-rata meningkat 0,84% per tahunnya. Kondisi jumlah penduduk Kabupaten Garut yang berada diatas Garis Kemiskinan hasil SUSENAS BPS, diprediksi pada tahun 2014, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar jiwa, atau dari semula jiwa menjadi jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan naiknya persentase penduduk di Kabupaten Garut yang berada dibawah garis kemiskinan, yakni dari 12,79 persen pada tahun 2013 menjadi 12,47 persen tahun Namun demikian angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,57%, dan Nasional sebesar 11,13% (Data terakhir Bulan September 2015, Sumber Badan Pusat Statistik Republik Indonesia). Dalam bidang ketenagakerjaan, pada tahun 2015, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Garut, mencapai orang dengan rincian orang laki-laki dan orang perempuan, dan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan sebesar orang (1,86%). Namun meskipun mengalami kenaikan, kualitas angkatan kerja masih tampak sangat rendah yang ditunjukkan oleh jumlah angkatan kerja yang berpendidikan tidak lulus SD dan lulusan SD sederajat masih sangat tinggi yakni sebesar jiwa atau 53,91% dari total angkatan kerja. Demikian juga dengan angkatan kerja pendidikan lulusan SLTP atau sederajat juga tampak mengambil Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 18

31 porsi yang cukup tinggi yakni sebesar 20,17% atau sebanyak jiwa. Angkatan kerja yang berpendidikan relatif tinggi yakni lulusan SLTA sederajat hanya mengambil porsi sebesar 19,48% atau sebanyak jiwa. Sedangkan angkatan kerja yang berpendidikan lulusan perguruan tinggi tampak hanya sebanyak jiwa atau dengan persentase 6,44% dari total angkatan kerja di Kabupaten Garut, mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebanyak jiwa (4,32%). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama periode menunjukkan kondisi yang berfluktuasi, dari tahun 2008 sebesar 10,98% turun menjadi 7,75% pada tahun 2010, namun setelah itu TPT terus mengalami turun dan naik, dan pada tahun 2015 mencapai 6,5% menurun dari tahun 2014 sebesar 7,71%. Masih relatif tingginya jumlah pengangguran terbuka tersebut mengindikasikan bahwa angkatan kerja yang cukup besar di Kabupaten Garut masih belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor produksi, sebagai akibat lapangan pekerjaan yang masih kurang dan tingkat kompetensi angkatan kerja yang masih rendah. Oleh karenanya, upaya peningkatan kualitas SDM bagi penduduk menjadi mutlak terus digiatkan, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Karena investasi pada human capital ini diharapkan dapat meningkatkan kondisi perekonomian di Kabupaten Garut. Peningkatan kompetensi, produktivitas dan daya saing tenaga kerja terus dilakukan sebagai upaya penanggulangan pengangguran di Kabupaten Garut. Berbagai upaya yang telah dilakukan diantaranya pemberian pelatihan terhadap pencari kerja untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Perluasan kesempatan kerja masih tetap menjadi perhatian, diantaranya melalui kegiatan pemberian kerja sementara di desa dan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. D. Kondisi Ekonomi Ditinjau dari indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang secara teknis merupakan pertumbuhan dari volume produk yang dihasilkan, pada tahun 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 4,19% (angka sangat sementara), mengalami sedikit perlambatan 0,62% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,81%. Namun demikian pertumbuhan tersebut masih di bawah Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat sebesar 5,03% dan LPE Nasional sebesar 4,79%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 19

32 Triliun Rupiah Persentase (%) Pemerintah Kabupaten Garut Perkembangan PDRB Kab. Garut Tahun ** 4,95 4,07 4,76 4,81 4, , ,47 28,11 30,36 33,69 30,54 40, ,47 26,73 37,09 27,82 29, *** PDRB adh Berlaku PDRB adh Konstan 2010 LPE (%) 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Gambar 1.4 PDRB dan LPE Kabupaten Garut Tahun *** Secara keseluruhan pencapaian kinerja PDRB Kabupaten Garut pada tahun 2015 yang diukur atas dasar harga berlaku diperkirakan mengalami peningkatan sebesar Rp. 3,36 trilyun atau 9,06% dari Rp. 37,09 trilyun pada tahun 2014 menjadi Rp.40,45 trilyun pada tahun 2015 (angka sangat sementara). Keadaan ini menggambarkan perkembangan yang cukup signifikan dari nilai produk barang yang dihasilkan di Kabupaten Garut. Sementara itu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada Tahun 2015 atas dasar harga konstan meningkat Rp. 1,28 trilyun atau 4,19% dari sebesar Rp. 30,54 trilyun pada tahun 2014 menjadi Rp. 31,82 trilyun pada tahun 2015 (angka sangat sementara). Kondisi tersebut merupakan indikasi quantum (volume) produk barang/jasa secara umum mengalami peningkatan atau perekonomian Kabupaten Garut secara makro berkembang positif. Sampai dengan tahun 2015, kategori pertanian masih menjadi kategori unggulan (prime mover) dalam menggerakkan perekonomian daerah. Kategori ini memberikan sumbangan nilai tambah yang dihitung atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 15,52 trilyun, dengan share 38,38% terhadap perekonomian. Tingginya peranan kategori pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Garut tidak lepas dari beberapa keunggulan komparatif (comparative advantages), seperti kondisi tanah yang relatif lebih subur dan cocok untuk beragam komoditi pertanian dan jumlah penduduk yang besar yang berimplikasi pada sistem pertanian yang tampak Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 20

33 sangat beragam dan hampir sebagian besar komoditi produk pertanian sangat dominan kontribusinya, seperti berbagai palawija, sayur-sayuran dan juga padi. Sementara itu, tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa secara umum (inflasi) pada tahun 2015 mencapai 3,53% atau mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 8,09%. Hal tersebut merupakan suatu indikasi bahwa beban hidup rumahtangga secara makro di Kabupaten Garut pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar kurang lebih 3,53% dengan struktur kebutuhan yang sama pada tahun 2014 yang mencapai sebesar kurang lebih 8,09%. Kondisi inflasi pada tahun 2015 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi di Jawa Barat sebesar 3,72%, namun masih lebih tinggi dari inflasi secara Nasional sebesar 3,35%. 9,00 7,00 5,00 3,00 1,00 Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional Tahun ,15 8,36 6,96 8,09 8,38 7,41 6,89 6,46 5,56 4,17 4,3 4,17 3,87 3,72 3,79 3,86 3,09 3,53 3,10 2,8 3, Garut Jawa Barat Nasional Gambar 1.5 Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional Tahun E. Kondisi SDM Pemerintahan Penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Garut diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 21

34 peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada aspek sumber daya aparatur (PNS), jumlah PNSD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut pada tahun 2015 sebanyak orang, terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. Kondisi tersebut mengalami peningkatan sebanyak 822 orang dibanding kondisi tahun 2014 sebanyak orang. Dari sisi ketersediaan perangkat daerah, rasio ketersediaan PNS per penduduk, yang merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan publik, adalah sebesar rata-rata 8 PNS melayani penduduk. PNS menurut golongan terbanyak ada pada golongan III yakni sebanyak orang dan paling sedikit golongan I sebanyak 221 orang. Selanjutnya, hal yang juga mengkontribusi terhadap kualitas pelayanan adalah sebaran PNS menurut tingkat pendidikan. Kualitas SDM pelayanan publik di lingkungan Pemda Kabupaten Garut dapat dikatakan cukup baik, ini tampak dari sebagian besar PNS telah lulus pendidikan tinggi (D1 ke atas), yakni dengan porsi sebesar 79%. F. Kondisi Potensi Pengembangan Wilayah Wilayah Kabupaten Garut memiliki potensi berbagai jenis sumber daya alam yang terbaharukan maupun yang tidak terbaharukan yang cukup besar dan bervariasi, terdiri dari sumber daya air, panas bumi, mineral dan bahan tambang, serta energi baru dan terbarukan lainnya seperti mikrohidro, surya dan angin. Dari potensi Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 22

35 tersebut, sudah dilakukan upaya penelitian yang diindikasikan dengan kegiatan eksplorasi sumber daya mineral dan energi oleh berbagai pihak. Bahkan di beberapa lokasi sudah dilaksanakan kegiatan eksploitasi untuk sumber daya mineral dan kegiatan pembangunan untuk mengembangkan potensi sumber daya energi, seperti panas bumi dan energi baru dan terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan energi panas bumi. Khusus di wilayah Garut Selatan, telah terindikasi adanya kandungan sumber daya mineral berupa emas, bijih besi dan pasir besi, dengan kandungan untuk bijih besi dan pasir besi Fe total 50% s.d. 60%. Pada sektor energi terutama mengenai kelistrikan, karena berada di garis khatulistiwa, Kabupaten Garut mendapatkan penyinaran matahari yang relatif stabil sepanjang tahun dengan kondisi yang sedikit lebih tinggi pada musim kemarau, rata-rata potensi radiasi penyinaran matahari mencapai 4,82 kwh/m 2 merupakan alternatif energi listrik terutama pada wilayah tersebut. Selain potensi energi tersebut, Kabupaten Garut juga memiliki potensi energi panas bumi cukup besar yang diperkirakan mencapai total 1045 MW. Sumber energi panas bumi dapat dimanfaatkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai energi terbarukan, panas bumi dapat diandalkan sebagai pasokan jangka panjang. Sumber daya panas bumi di Kabupaten Garut terdapat 6 (enam) lokasi manifestasi panas bumi. Khusus di Darajat, potensi panas bumi mencapai 350 MW. Sumber daya panas bumi tersebut sudah dikembangkan untuk tenaga listrik sebesar 225 MW. Potensi pengembangan energi lainnya yaitu sumber daya air sungai Cibatarua kecamatan Pamulihan, Cirompang kecamatan Bungbulang dan Cimerak kecamatan Cibalong dengan kapasitas antara 19,57 kw- 277,5 kw. Dari sisi potensi unggulan ekonomi daerah, diantaranya meliputi : a) Potensi Agribisnis Pada sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan), beberapa komoditas dapat dikategorikan sebagai komoditi unggulan dan prospektif, antara lain agribisnis tanaman pangan berupa Padi Sawah (varietas unggulan Sarinah ), Jagung (pemasok produksi terbesar di Jawa Barat, Kedelai (ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok, teknologi yang tersedia, serta sumber daya manusia yang cukup terampil dalam usaha tani). Disamping itu, pasar komoditi kedelai masih terbuka lebar. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 23

36 Pada Agribisnis Tanaman Sayuran Unggulan, sebagian besar sayuran yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Garut adalah sayuran dataran tinggi yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Beberapa sayuran yang teridentifikasi sebagai komoditas unggulan pertama adalah kentang, cabe merah, dan tomat. Agribisnis Tanaman Buah-buahan Unggulan meliputi jeruk siam Garut (citrus nobilis var. Micocarpa) dan keprok garut (citrus nobilis var. Chrysocarpa). Selain itu masih ada jenis lain yang dikembangkan yakni konde (Citrus nobilis var. Raticula) serta jeruk manis (Citrus nobilis var. Sinensis). Dari beberapa jenis jeruk tersebut, keprok Garut merupakan terbaik di Indonesia, dan dilihat dari aspek ekonomi, jenis ini paling tinggi nilainya jika dibandingkan dengan jeruk lainnya. Selain jeuk, jenis Alpukat yang dikembangkan di Kabupaten Garut, Alpukat Sindangreret merupakan varietas Alpukat terbaik di Kabupaten Garut, dan dilihat dari aspek ekonomi, jenis ini paling tinggi nilainya jika dibandingkan dengan Alpukat varietas lainnya. Agribisnis Tanaman Perkebunan Unggulan meliputi Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) yang sudah diekspor dalam bentuk akar sejak tahun Seiring dengan berkembangnya agroindustri penyulingan akar wangi, maka ekspor pun bergeser ke minyak akar wangi. Hingga Tahun 2000, permintaan dunia terutama dari Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swiss, Inggris, dan negara lainnya atas minyak akar wangi mencapai angka lebih dari 250 ton. Sementara total produksi minyak akar wangi Indonesia baru mencapai angka ton per tahun. Jika seluruh produk akar wangi Indonesia diekspor, maka hanya baru menutupi sekitar 24%-30% pangsa pasar dunia. Hal ini menegaskan bahwa prospek pengembangan akar wangi sangat besar. Secara riil, perkembangan ekspor dan nilai minyak akar wangi Indonesia masih fluktuatif, hal ini bukan disebabkan oleh fluktuasi permintaan pasar dunia, tetapi lebih disebabkan oleh fluktuasi produksi akar wangi dan kualitas minyak akar wangi di dalam negeri. Agribisnis Teh (Camelia Sinensis), Kabupaten Garut yang termasuk daerah Priangan merupakan salah satu sentra produksi teh andalan Jawa Barat, terutama di Kecamatan Cikajang, Singajaya, Banjarwangi, Cisurupan, Cilawu dan Pakenjeng. Tanaman teh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting di Indonesia, karena nilai ekspornya dapat memberikan kontribusi devisa yang tidak sedikit bagi negara. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 24

37 Agribisnis Tembakau (Nicotiana Tabbacum), sudah dilaksanakan sejak lama oleh para petani di Kabupaten Garut. Tembakau merupakan suatu komoditas yang merupakan pilihan sebagian besar petani di Kabupaten Garut. Jumlah varietas tembakau rakyat yang diusahakan para petani di Kabupaten Garut cukup banyak diantaranya Kedu Omas, Kedu Hejo, Kedu Jonas, Kedu Rancing, Palumbon, Gambung, Cere, Virginia Garut dan lainnya. Beberapa varietas tersebut menghasilkan tembakau mole yang memiliki aroma serta cita rasa khas tembakau Garut sehingga tembakau mole Garut memiliki keunggulan dan prospek pasar yang sangat cerah karena memiliki kelas kualitas tersendiri sebagai sumber bahan baku beberapa perusahaan pabrik rokok dalam negeri. Agribisnis Kopi (Coffea Sp.), sebagai salah satu komoditi unggulan di kabupaten Garut, yang mempunyai peranan penting sebagai salah satu penghasil devisa negara, sumber pendapatan, penciptaan lapangan kerja sekitar KK, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan ekonomi wilayah, selain itu tanaman kopi mempunyai fungsi sebagai tanaman konservasi. Sesuai data statistik Dinas Perkebunan Kabupaten Garut tahun 2015 luas areal tanaman kopi Arabika Ha dan Kopi Robusta 845 Ha, areal tanaman kopi tersebut diusahakan oleh perkebunan rakyat, dengan produksi Kopi Arabika 1.320,50 ton dan Kopi Robusta 467,21 Ton kopi berasan, atau rata-rata tingkat produktivitas sebesar 0,90 ton/ha/tahun. Sebagian besar komoditi kopi, baru diolah dalam bentuk biji kopi berasan, sedangkan pengolahan produk hilirnya belum dilakukan secara intensif, sehingga peluang untuk memperoleh nilai tambah (added value) serta penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan kurang optimal. Agribisnis Karet (Hevea Braciliensis), yang merupakan komoditi unggulan perkebunan di Kabupaten Garut dan merupakan salah satu komoditi yang penting sebagai bahan baku bagi berbagai industri. Dari luas areal Ha pada tahun 2015, areal karet di kabupaten Garut diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat seluas Ha, Perkebunan Besar Negara (PTPN) seluas Ha dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas Ha. Agribisnis Peternakan Unggulan meliputi Ternak Sapi Perah dan Sapi Potong, yang mampu memberikan manfaat ganda bagi pengadaan pangan, yaitu sebagai penghasil susu serta penghasil daging. Selain sapi, Kabupaten Garut merupakan salah satu sentra produksi domba di Jawa Barat setelah Kabupaten Bandung. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 25

38 Domba menyebar secara merata di seluruh wilayah. Domba merupakan komoditas andalan yang dipelihara masyarakat. Di daerah ini, dikenal sebagai pusat pembiakan/pembibitan Domba Garut atau Domba Priangan. Selain itu, Kabupaten Garut merupakan salah satu pemasok produksi susu yang cukup besar di Jawa Barat. Beberapa daerah produsen susu di Kabupaten Garut diantaranya Kecamatan Cikajang, Cisurupan, Cigedug, Bayongbong dan Cilawu. Dalam produksi kulit ternak, keberadaan sentra kulit Sukaregang di Kabupaten Garut, sudah dikenal secara nasional sebagai daerah pengolah/penghasil kulit tersamak dan barang-barang dari kulit (produk setengah jadi atau produk siap pakai). Pemasaran produknya sudah sangat luas, tidak hanya lokal Jawa Barat tapi sudah menyebar ke seluruh Indonesia, beberapa diantaranya sudah pernah mengekspor produknya. Pengadaan bahan baku kulit sampai saat ini belum mampu disediakan secara lokal Garut atau regional Jawa Barat, bahan kulit mentah sebagian besar berasal dari luar Jawa Barat, seperti Sumatera Utara, Sulawesi Selatan atau Kalimantan. Agribisnis Komoditas Unggulan Perikanan, khususnya perikanan laut perlu mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan tingkat pemanfaatan dari potensi lestari ikan laut di Kabupaten Garut yaitu sebesar ton/tahun. Potensi perikanan yang umumnya ditangkap di perairan selatan Kabupaten Garut diantaranya adalah Tuna, Tongkol, Cakalang, Cumi-cumi, Layur, Kakap, Bawal Hitam, Kerapu, Baronang, Cucut Botol, Lobster dan ikan hias. Disamping ikan-ikan tersebut juga terdapat rumput laut yang cukup potensial. b) Potensi Kehutanan Kabupaten Garut mempunyai sumber daya hutan yang cukup luas yaitu Ha (35%) dari luas wilayah Kabupaten. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 195/Kpts-II/2003, tanggal 4 Juli tahun 2003, fungsi hutan dan luasannya yang ada di Kabupaten Garut adalah: (1) Hutan Konservasi : Ha (24,77%) (b) Hutan Lindung : Ha (70,06%) (c) Hutan Produksi Terbatas : Ha (5,02%) (d) Hutan Produksi : 166 Ha (0,15%). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 26

39 Selain kawasan hutan negara tersebut, Kabupaten Garut mempunyai lahan milik yang cukup luas dan layak untuk ditanami tanaman kayu. Populasi (tegakan) tanaman kayu pada lahan milik yang biasa disebut Hutan Rakyat diharapkan menjadi sumber utama penghasil kayu mengingat Hutan Negara yang mempunyai fungsi produksi sudah semakin terbatas untuk dapat mensuplai kebutuhan hasil hutan berupa kayu. Saat ini, populasi tersebut sudah memiliki luasan Ha. e) Pariwisata Kabupaten Garut memiliki sumber daya alam, peninggalan budaya dan peninggalan sejarah yang potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata yang menarik dan kompetitif. Beberapa peninggalan budaya yang menjadi tujuan wisata (ODTW) antara lain Cagar Budaya Situ Cangkuang dan Situs Ciburuy. Demikian pula potensi sumberdaya alam diantaranya, kawah Darajat yang merupakan pusat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Dalam upaya pengembangan wilayah yang lebih merata, peranan sektor pariwisata cukup penting, mengingat panjangnya mata rantai kegiatan usaha kepariwisataan. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud meliputi: biro perjalanan, pengangkutan, perhotelan, restoran pemandu wisata/ pramuwisata, kerajinan rakyat, kesenian daerah, pemeliharaan dan pengembangan obyek wisata. Rantai kegiatan pariwisata ini jelas akan membutuhkan hasil-hasil pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan cinderamata, bahan dan alat bangunan. Dengan demikian pengembangan sektor pariwisata dapat menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya atau dengan kata lain sektor ini mempunyai imbas secara multisektoral. Potensi usaha pariwisata seperti usaha sarana, usaha jasa dan usaha obyek dan daya tarik wisata mengalami pertumbuhan yang cukup berarti. Salah satu keberhasilan yang dinilai adalah peningkatan jumlah wisatawan, yaitu pada tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan orang meningkat sebanyak orang atau 1,2% dari tahun Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 27

40 G. Kondisi Wilayah Rawan Bencana Kondisi wilayah Kabupaten Garut yang mempunyai karateristik pegunungan dan berbukit-bukit, memiliki curah hujan yang tinggi serta berada pada jalur gempa tektonik, dan perairan pantai selatan yang merupakan daerah lempengan lapisan bumi menjadikan Kabupaten Garut sebagai kawasan rawan bencana, diantaranya sebagai kawasan rawan bencana gunung api, gerakan tanah, tsunami, abrasi dan tanah longsor. Berdasarkan kondisi geologinya, beberapa kendala yang perlu diperhatikan, khususnya dalam perencanaan konstruksi bangunan diantaranya bahaya gerakan tanah dengan lokasi terdapat di Kecamatan Cisompet, Singajaya, Talegong, Pakenjeng, Cisurupan, Bayongbong, Cisewu dan Cilawu. Bahaya rawan erosi terdapat di lereng-lereng pegunungan seperti di bagian utara komplek Gunung Mandalawangi, Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Karacak, Gunung Guntur dan Gunung Papandayan serta tebing-tebing sepanjang Sungai Cimanuk. Gambar 1. 6 Kondisi Peta Rawan Bencana Kabupaten Garut Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 28

41 1.6 Isu Strategis yang Berpengaruh Isu strategis merupakan suatu kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan karena memiliki dampak yang signifikan bagi daerah dimasa datang. Analisis isu-isu strategis diidentifikasi berdasarkan berbagai permasalahan yang sangat mendesak dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang berlangsung. Beberapa permasalahan pokok yang masih dihadapi Kabupaten Garut diantaranya : 1) Masih Rendahnya Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator yang menjadi target kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Garut Tahun , dengan target pada akhir periode RPJMD sebesar 75,02 poin. Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik dengan metode penghitungan baru, pada tahun 2014 telah mencapai 62,23 dan berada pada kategori menengah. Namun apabila dibandingkan dengan pencapaian IPM Jawa Barat dan Nasional, maka IPM Kabupaten Garut dengan metode baru pada Tahun 2014 masih terpaut 6,57 poin dari IPM Jawa Barat sebesar 68,80 poin dan terpaut sebesar 6,67 poin dari IPM Nasional sebesar 68,90 poin, dan secara peringkat berada pada peringkat ke-26 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Pada tahun 2015, IPM diproyeksikan mencapai 62,76 poin, meningkat 0,53 poin dari tahun sebelumnya. Kontribusi masih rendahnya level pencapaian IPM dikarenakan perubahan metode perhitungan, terbesar pada dimensi pengetahuan yang merupakan implikasi dari perubahan penggunaan indikator dari Angka Melek Huruf (AMH) yang telah sangat tinggi kepada Harapan Lama Sekolah (HLS) yang masih relatif rendah di Kabupaten Garut. Selain itu perubahan coverage penghitungan RLS, dari penduduk usia 15 tahun keatas menjadi 25 tahun keatas, juga berkontribusi terhadap penurunan indeks dari dimensi pengetahuan tersebut. Pada tahun 2014, secara rata-rata, penduduk usia 25 tahun ke atas di Garut masih menempuh pendidikan yang relatif rendah, yakni 6,83 tahun atau setara dengan kelas VII dan pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 6,87 tahun. Meski masih sangat perlu terus ditingkatkan, namun harapan baru muncul dengan meningkatnya angka partisipasi sekolah SD, SMP dan SMA di Kabupaten Garut. Dalam waktu bersamaan, secara rata-rata anak Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 29

42 berusia 7 tahun yang masuk ke jenjang pendidikan di Kabupaten Garut diharapkan mampu bersekolah hingga 11,62 tahun atau setara lulusan SMA yang terlihat dari indikator harapan lama sekolah (HLS) dan pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 11,96 tahun. Terkait tantangan peningkatan IPM pada masa datang diperlukan adanya upaya akselerasi pencapaian IPM dengan lebih terfokus pada permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian setiap komponen IPM terutama pada upaya peningkatan Indeks Pendidikan terutama dalam rata-rata lama sekolah penduduk, serta peningkatan Indeks Kesehatan dalam menekan tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka kematian Ibu (AKI). Oleh karenanya pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat harus senantiasa ditingkatkan untuk menjamin peningkatan Indeks Pendidikan dan Indeks Kesehatan, disamping untuk terus meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. 2) Aksesibilitas dan Pelayanan di Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Keluarga Berencana Bidang pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan daya saing daerah. Permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan diantaranya menyangkut Pendidikan Formal belum dirasakan oleh semua kalangan terutama pada jenjang pendidikan menengah, hal ini dapat ditunjukkan dari Angka Partisipasi Murni (APM) SMA sederajat pada tahun 2015 baru mencapai 65,85% meningkat dari Tahun 2014 sebesar 61,91%. Harapan lama sekolah merupakan pendorong (booster) untuk meningkatkan ratarata lama sekolah. Oleh karenanya intervensi yang perlu dilakukan sebaiknya diarahkan pada upaya peningkatan partisipasi sekolah dengan mengupayakan memperkecil angka putus sekolah, meningkatkan jumlah angka yang melanjutkan antar jenjang pendidikan, dan penyelenggaraan pendidikan non formal dengan harapan peningkatan HLS akan mendorong pada peningkatan RLS. Selain itu perlu terus didorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Hal perlu menjadi perhatian bahwa intervensi pembangunan di bidang pendidikan formal sesuai dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten apabila dikaitkan dengan perhitungan IPM, dampaknya baru akan dirasakan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 30

43 Dalam rangka meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah tidak hanya ditentukan oleh jumlah murid, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan infrastruktur sekolah yang memadai dalam mengimbangi perkembangan jumlah penduduk usia sekolah. Dari sisi sarana dan prasarana pendidikan masih dihadapkan pada masih banyaknya prasarana dan sarana pendidikan yang perlu diperbaiki. Sampai Tahun 2015, pada jenjang SD, ruang kelas dalam kondisi rusak sedang sebesar Rp.36,03% dan rusak berat 19,45%. Pada jenjang SMP, ruang kelas dalam kondisi rusak sedang sebesar Rp.76,40% dan rusak berat 2,66%. Pada jenjang SMA, ruang kelas dalam kondisi rusak sedang sebesar Rp.15,69% dan rusak berat 11,92%. Ditinjau dari rasio jumlah guru terhadap murid, pada tahun 2015 untuk jenjang SD sederajat mencapai 1:19 dibawah standar nasional sebesar 1:28, untuk jenjang SMP sederajat dengan rasio 1:25 atau masih dibawah standar nasional sebesar 1:32, dan untuk jenjang SMA sederajat dengan rasio 1:25 atau masih dibawah standar nasional sebesar 1:32. Untuk itu guna memenuhi kebutuhan tenaga pendidik, diperlukan kebijakan perekrutan dan penempatan tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat kebutuhan. Dalam pelayanan bidang kesehatan, permasalahan yang masih dihadapi diantaranya tingkat ketersediaan puskesmas yang masih kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Garut pada tahun 2015 mencapai sebanyak 67 buah, dengan Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk sebesar 1 : , dan masih di bawah standar nasional yaitu sebesar 1 : , sehingga memerlukan adanya tambahan untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang disertai dengan pemerataan sarana dan prasarana kesehatan. Dalam rangka pemenuhan tenaga Kesehatan, jumlah tenaga dokter mencapai sebanyak 159 orang dan apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa, maka rasio jumlah dokter terhadap penduduk adalah 1: orang. Ditinjau dari jumlah Praktek Dokter sudah cukup banyak namun belum tersebar secara merata di seluruh pelosok Kabupaten Garut. Sementara itu pelayanan kesehatan pada RSUD dr Slamet Garut yang merupakan Rumah Sakit Umum Kelas B, dari sisi jumlah tenaga medis spesialis dasar, dokter umum dan tenaga kebidanan sudah cukup memadai, namun dari jumlah tenaga medis spesialis lain masih kurang terutama spesialis jiwa, dan jumlah sub spesialis dasar. Selain itu, seiring bertambahnya jumlah pasien yang di rawat dan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 31

44 bertambahnya sarana dan prasarana ruang rawat inap kelas III, keberadaan tenaga keperawatan masih belum memadai. Dalam upaya pelaksanaan program di bidang kesehatan untuk mengatasi permasalahan yang masih dihadapi, pengganggaran pembangunan kesehatan perlu lebih difokuskan pada program yang terkait upaya promotif dan preventif dengan tetap memperhatikan besaran satuan anggaran untuk program kuratif yang relatif lebih besar guna mendukung peningkatan indeks kesehatan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi urusan Keluarga Berencana, terutama terkait pelaksanaan Program Pelayanan Kontrasepsi, antara lain Masih rendahnya cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi; Masih tingginya cakupan pasangan usia subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi/terlayani (Unmet Need), Masih terbatasnya pelaksanaan pelayanan KB MO karena masih kurangnya tenaga ahli dan fasilitas serta terbatasnya alat dan obat kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan ril bagi keluarga miskin. Program pengaturan kelahiran melalui Keluarga Berencana diharapkan dapat terus digalakkan dalam rangka pengendalian pertambahan populasi penduduk. Bila pengaturan kelahiran melalui Keluarga Berencana berhasil maka pemerintah dapat mengalihkan biaya dari sektor makanan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan yang harus dipenuhi masyarakat pada pengembangan sektor-sektor lainnya untuk pelaksanaan pembangunan. 3) Masih Tingginya Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Garut yang diukur dari jumlah penduduk miskin masih rendah. Hal ini terlihat dari masih tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut yang mencapai jiwa atau 12,47% pada tahun 2014 meskipun mengalami penurunan jiwa, atau dari semula jiwa (12,79%) pada tahun Namun demikian, angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,57%, dan Nasional sebesar 11,13% (Data terakhir Bulan September 2015, Sumber Badan Pusat Statistik Republik Indonesia). Tingkat kemiskinan di Kabupaten Garut secara mikro berdasarkan hasil pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 sebagai Basis Data Terpadu untuk program bantuan dan perlindungan sosial sebanyak rumah tangga sasaran. Jumlah Rumah Tangga Miskin sampai dengan desil 3 dibandingkan dengan total Rumah Tangga di setiap Kecamatan secara total mencapai angka 35,61%. Lima kecamatan dengan tingkat kemiskinan tertinggi Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 32

45 adalah Kecamatan Banjarwangi 59,22%, Peundeuy 54,82%, Cisompet 54,41%, Pamulihan 53,05% dan Kecamatan Pakenjeng sebesar 53,01%. Dalam bidang ketenagakerjaan, jumlah pengangguran usia kerja 15 tahun keatas masih cukup tinggi mencapai sebanyak orang atau 6,5% meskipun lebih rendah dari Nasional sebanyak 7,56% maupun Jawa Barat sebesar 8,72%. Mengindikasikan bahwa angkatan kerja yang cukup besar masih belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor produksi, sebagai akibat lapangan pekerjaan yang masih kurang dan tingkat kompetensi angkatan kerja yang masih rendah. Oleh karenanya, upaya peningkatan kualitas SDM bagi penduduk menjadi mutlak terus digiatkan, baik melalui pendidikan formal maupun informal. 4) Masih Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Daerah Perekonomian Kabupaten Garut pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan 4,81% dan pada tahun 2015 diproyeksikan mencapai 4,19%. Pencapain Laju Pertumbuhan Ekonomi tersebut masih dibawah rata-rata Jawa Barat sebesar 5,03% dan Nasional sebesar 4,79%. Sampai dengan tahun 2015, kategori pertanian masih menjadi kategori unggulan dengan share sebesar 38,38%. Pada sisi lain, investasi merupakan salah satu kekuatan penting dalam meningkatkan akselerasi pembangunan daerah. Investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban pengangguran dan kemiskinan. Berdasarkan ijin prinsip dan SIUP yang diterbitkan pada tahun 2015, tercatat nilai minat investasi di Kabupaten Garut sebesar Rp ,- atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,92% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang disampaikan perusahaan tahun 2015, tercatat realisasi investasi di Kabupaten Garut sebesar Rp ,- atau mengalami pertumbuhan sebesar 12,80% dari tahun sebelumnya. Perkembangan realisasi investasi penanaman modal pada tahun 2015 turut didorong oleh investasi pada beberapa sub sektor Tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, konstruksi dan perumahan yang membukukan angka realisasi pertumbuhan investasi sangat besar. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus dilakukan perbaikan iklim investasi dalam pelayanan publik di bidang perijinan, melalui pelayanan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 33

46 perijinan secara terpadu sehingga proses pengelolaan perijinan mulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu tempat. Masuknya investor ke daerah, tentu saja sangat tergantung dari kondisi keamanan dan politik daerah. Sehingga diperlukan kondisi keamanan dan politik yang stabil sebagai modal penting dalam menarik minat investasi. Struktur perekonomian Kabupaten Garut masih sangat mengandalkan sektor pertanian yang relatif lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada daerah yang telah berbasis sektor industri. Kondisi ini disebabkan karena siklus produksi sektor pertanian jauh lebih lama dibandingkan industri pengolahan. Selain itu, efek multiflier terhadap perekonomian secara makro yang ditimbulkan sektor industri jauh lebih tinggi dibandingkan sektor pertanian, sehingga efektifitasnya dalam mendongkrak perekonomian relatif lebih tinggi. Hal tersebut karena sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan sektor, baik backward maupun foreward, yang jauh lebih tinggi dibandingkan sektor pertanian. Oleh karenanya apabila perekonomian Kabupaten Garut hanya mengandalkan kinerja sektor pertanian tentu saja, maka tidak akan mampu bersaing dan akan tertinggal dibandingkan wilayah lain. Sehingga, dalam perjalanannya menuju wilayah transisi industrialisasi, Kabupaten Garut sangat perlu untuk membangun pondasi ekonomi yang tangguh, diantaranya menciptakan komoditi-komoditi industri agribisnis yang mandiri yang lebih memanfaatkan sumberdaya domestik dibanding impor dari daerah lain. 5) Masih Rendahnya Ketersediaan Infrastruktur Daerah yang Berkualitas, Lingkungan yang Sehat, Aman dan Nyaman serta Penanggulangan Bencana Alam Seiring peningkatan jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat, perlu diimbangi dengan penyediaan infrastruktur daerah yang berkualitas untuk mendorong tumbuhnya perekonomian daerah. Prasarana jalan berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, antara lain peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan akses kepada lapangan kerja. Sampai tahun 2015, kondisi infrastruktur jalan masih dihadapkan pada permasalahan tingginya tingkat kerusakan jalan kabupaten mencapai 242,99 km atau 29,31%. Permasalahan umum yang dihadapi diantaranya penanganan yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang diakibatkan oleh keterbatasan anggaran Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 34

47 yang mengakibatkan masih tingginya kondisi kerusakan jalan kabupaten karena sebagian besar jalan kabupaten sudah habis umur rencananya, belum optimalnya sitem jaringan jalan yang menjadi poros penghubung antar kecamatan dan atar pusat pertumbuhan terutama di wilayah selatan dan masih rendahnya kondisi jalan kolektor di ruas jalan Jabar Selatan. Sementara itu, kerusakan jalan sebelum waktunya disebabkan oleh sebagian jalan berada pada daerah rawan bencana dan pemanfaatan yang tidak sesuai (Muatan Lebih, pemanfaatan RUWASJA yang tidak sesuai dan saluran drainase jalan yang tersumbat). Disamping itu, sarana dan prasarana penunjang penanganan jalan/ jembatan masih kurang masih kurang optimal. Seiring peningkatan dan mobilitas penduduk, kondisi tersebut mendorong terdapatnya titik simpul kemacetan yang memerlukan penanganan lebih lanjut terutama di kawasan ruas jalan nasional Limbangan-Malangbong, pada ruas jalan provinsi Bandung-Garut dan pada beberapa ruas jalan kabupaten. Pada aspek infrastruktur sumber daya air diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan air baku, mengurangi luas areal banjir, dan pengendalian banjir. Pada sektor irigasi, dari sepanjang 223,81 km saluran irigasi teknis kabupaten, masih terdapat 56,63 km (25,30%) dalam kondisi rusak berat. Sementara itu, untuk jaringan irigasi desa, dari sepanjang km saluran irigasi desa, masih terdapat sepanjang 469 km (27,90%) dalam kondisi rusak berat. Kondisi tersebut harus menjadi prioritas penanganan, dalam mendukung peningkatan produktivitas usaha tani dan ketahanan pangan, terlebih sektor pertanian merupakan sektor penggerak utama perekonomian daerah. Berkenaan dengan penyediaan dan pengelolaan sarana air bersih yang dititikberatkan pada upaya pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat, penanganan/pemeliharaan sarana air bersih, permasalahan yang dihadapi diantaranya cakupan pelayanan air minum perkotaan baru mencapai 59%, sementara cakupan pelayanan air bersih perdesaan baru mencapai 68,99%. Untuk itu perlu terus dilakukan penambahan sambungan rumah untuk air minum, pembangunan instalasi sumber mata air dan unit distribusi dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan. Dalam hal mewujudkan lingkungan yang sehat, aman dan nyaman, perkembangan kinerja pelayanan pengelolaan persampahan masih dihadapkan pada permasalahan terbatasnya Tingkat Pelayanan (level of service) persampahan (perkotaan) yang Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 35

48 baru mencapai 42,54%. Untuk itu, perlu terus didorong upaya peningkatan partisipasi masyarakat untuk mengurangi timbunan sampah dimulai dari hulu melalui sosialisasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Disamping itu perlu dilakukan pula perawatan dan pemeliharaan kendaraan angkut serta penambahan armada untuk meningkatkan pelayanan persampahan khususnya daerah perkotaan. Selain perlunya penataan areal TPA Pasirbajing serta adanya areal cadangan untuk TPA pada masa yang akan datang. Upaya meningkatkan kemampuan pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang sehat masih terkendala pada masih rendahnya tingkat status mutu lingkungan. Dari indikator yang diukur dari tingkat status mutu sungai utama pada tahun 2015 masih berada pada status mutu cemar berat, dan belum dapat mencapai target status mutu sedang. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, masih rendahnya pengelolaan limbah serta masih kurangnya pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dalam upaya pengendalian pencemaran lingkungan menjadi kendala dalam peningkatan kualitas lingkungan. Seiring meningkatnya jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan kebutuhan energi. Sampai tahun 2015, rasio elektrifikasi rumahtangga di Kabupaten Garut baru mencapai sebesar 64,62%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya untuk melakukan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan melalui program pembangunan listrik perdesaan perlu terus dilakukan guna mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat. Ketersediaan infrastruktur perkotaan berupa Penerangan Jalan Umum (PJU) memiliki fungsi keamanan, ekonomi dan estetika. Sampai tahun 2015, cakupan pelayanan PJU baru mencapai 65%. Untuk itu, sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap penerangan jalan umum yang semakin meningkat sebagai upaya untuk menunjang keamanan, keselamatan dan menunjang estetika lingkungan, perlu dilakukan penyediaan Penerangan Jalan Umum yang memadai. Dari segi kebencanaan, Kabupaten Garut memiliki potensi resiko bencana yang tinggi, dengan jumlah kawasan rawan bencana alam mencapai Ha (31,36%) meliputi kawasan rawan bencana gerakan tanah, kawasan rawan bencana gunung api, dan kawasan rawan bencana tsunami. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam perlu dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 36

49 bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. 6) Belum Optimalnya Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam pelaksanaan penataan ruang, prosentase kesesuaian pemanfaatan ruang baru mencapai 47,5% dari target akhir RPJMD sebesar 55%. Tidak terkendalinya pemanfaatan fungsi tata ruang seperti contohnya alih fungsi lahan dari pertanian ke fungsi lahan non pertanian, penggunaan badan jalan untuk kegiatan sektor informal, dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan kebijakan pemanfaatan ruang perlu ditindaklanjuti melalui penetapan peraturan daerah zonasi pemanfaatan ruang maupun pengaturan penerbitan perijinan. 7) Belum Optimalnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Dalam Pelayanan Publik Pelayanan publik pada hakikatnya merupakan bentuk pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintahan sebagai abdi masyarakat. Terbitnya regulasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan antara lain Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, maupun Undang Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, menjadi tantangan untuk dapat meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam pelayanan publik. Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa merupakan salah satu agenda pembangunan nasional sebagai upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik melalui keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkahlangkah kebijakan yang terarah pada perubahan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan; kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 37

50 8) Masih Rendahnya Kemampuan Keuangan Daerah Ditinjau dari kontribusi komponen pembentuk pendapatan daerah, PAD dalam APBD Tahun 2015 setelah perubahan mengalami peningkatan Rp.71,02 Miliar atau 21,90% dari Tahun 2014 sebesar Rp.324,32 Miliar. Kontribusi tertinggi terhadap PAD diperoleh dari Lain-Lain PAD yang Sah sebesar 76,88%, kemudian disusul Pajak Daerah sebesar 17,88%, Retribusi Daerah sebesar 3,99% dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar 1,25%. Namun demikian, kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru mencapai 10,90% terhadap total Pendapatan dalam APBD Tahun 2015 setelah perubahan sebesar Rp.3,62 Triliun, sedangkan kontribusi terbesar masih bersumber dari Dana Perimbangan sebesar 57,56% dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah sebesar 31,54%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa struktur penerimaan pendapatan daerah masih belum kokoh, karena tingkat ketergantungan terhadap dana perimbangan dari Pusat masih sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan upaya penggalian potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah khususnya dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah sehingga ketergantungan terhadap dana perimbangan dari pusat maupun provinsi tidak terlalu besar. Dengan memperhatikan berbagai permasalahan utama pembangunan daerah, serta janji Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye maka dirumuskan isu strategis pembangunan Kabupaten Garut Tahun sebagai berikut: 1) Aksesibilitas dan Tata Kelola Mutu Pendidikan, Kesehatan dan Peningkatan Pengelolaan Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan Keluarga; 2) Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial, Kemiskinan, Pengangguran dan Penanggulangan Bencana Alam; 3) Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat dan Ketahanan Pangan; 4) Pengembangan Budaya dan Destinasi Wisata; 5) Penyediaan Infrastruktur Dasar yang Memadai; 6) Penanganan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air; 7) Pelayanan Publik yang Profesional dan Amanah; 8) Peningkatan Partisipasi Masyarakat terhadap Efektifitas Penyelenggaraan Pemerintahan, Kemanan, Kenyamanan, dan Ketertiban Masyarakat Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 38

51 1.7 Sistematika Penulisan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Ringkasan Eksekutif Menguraikan tentang penerapan sistem akuntabilitas kinerja, pencapaian kinerja sasaran, kendala dan hambatan, anggaran serta strategi pemecahan masalah Bab I Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, Dasar hukum, Tugas fungsi dan struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Garut, serta sistematika penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 Bab II Perencanaan Kinerja Menguraikan tentang aspek Rencana Strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun yaitu visi, misi, tujuan dan sasaran strategis serta Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja Menguraikan capaian kinerja organisasi meliputi pencapaian kinerja sasaran, pencapaian kinerja tujuan, pencapaian kinerja lainnya, dan capaian realisasi anggaran Bab IV Penutup Menguraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi, kendala dan hambatan dalam pencapaian kinerja, langkah perbaikan tindak lanjut hasil rekomendasi penilaian kinerja Tahun 2014 serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman I - 39

52 Bab II Perencanaan Kinerja 2.1 Rencana Strategis Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Garut Tahun ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun , yang merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) , sebagai tahap yang diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing perekonomian daerah yang ditopang oleh kuatnya kemandirian dan keunggulan daerah; ditujukan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Garut yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kontribusi Kabupaten Garut terhadap pencapaian pembangunan baik dalam konteks provinsi maupun nasional; fokus pembangunan lebih diorientasikan bagaimana mewujudkan Kabupaten Garut keluar dari status sebagai daerah kantong kemiskinan. RPJMD Kabupaten Garut Tahun tersebut, kemudian menjadi dokumen acuan dalam penyusunan rencana tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis SKPD dan menjadi dasar penyusunan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut. Dalam rangka mendorong penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berorientasi pada hasil dan berbasis kinerja, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis, maka Pemerintah Kabupaten Garut periode telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja untuk mencapai core area prestasi sebagai ukuran Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 1

53 pencapaian visi Kabupaten Garut yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera sebagaimana disajikan pada gambar 2.1 sebagai berikut : Gambar 2.1 Ringkasan RPJMD Kabupaten Garut Tahun A. Visi Pemerintah Kabupaten Garut Visi Pemerintah Kabupaten Garut Periode adalah: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 2

54 Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut : Terwujudnya : Suatu kondisi akhir Kabupaten Garut yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera. Kabupaten Garut : Satu kesatuan wilayah dan masyarakat dengan segala potensi dan sumberdaya dalam sistem Pemerintahan Kabupaten Garut. Bermartabat : Memiliki wibawa, harga diri serta diperhitungkan baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Nyaman : Memiliki suasana yang tenang dan damai, sehingga setiap program pembangunan bisa dilaksanakan dengan optimal dan kondusif Sejahtera : Hasil pembangunan dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat, sehingga bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka dalam pemenuhan kebutuhannya B. Misi Pemerintah Kabupaten Garut Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dan dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 4 (empat) misi sebagai berikut. 1. Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis; 2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 3

55 3. Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman; 4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang profesional, amanah serta membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. C. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan dan sasaran strategis pembangunan daerah yang hendak dicapai pada tahun 2015 disusun mengacu RPJMD Kabupaten Garut Tahun Berikut pada tabel 2.1 disajikan mengenai hubungan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis pembangunan berdasarkan dokumen RPJMD Kabupaten Garut Tahun Tabel 2.1 Penjabaran Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Pembangunan Visi : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Tujuan Nyaman dan Sejahtera Sasaran Strategis Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis. 1 Meningkatkan kehidupan masyarakat yang cerdas, sehat, bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama 1 Meningkatnya kehidupan masyarakat yang bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilainilai agama 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan 3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan 4 Terkendalinya pertumbuhan penduduk melalui pengaturan reproduksi keluarga yang sehat serta pelaksanaan fungsi keluarga 5 Meningkatnya keadilan, kesetaraan gender dan peran perempuan dalam proses pembangunan 6 Meningkatnya pemberdayaan dan akses pelayanan sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial 7 Meningkatnya kualitas dan produktivitas serta daya saing tenaga kerja Misi 2 : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal 1 Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengembangan aktifitas ekonomi berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan, dan pariwisata 1 Meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata; 2 Meningkatnya produksi, nilai tambah dan keragaman produk pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan 3 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 4

56 Visi : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera Tujuan Sasaran Strategis 4 Meningkatnya penanganan lahan kritis dan pemanfaatan lahan diluar kawasan hutan yang berfungsi lindung 5 Meningkatnya ketahanan pangan 6 Meningkatnya ODTW dan destinasi wisata 7 Meningkatnya kapasitas kelembagaan koperasi, UMKM, Industri, perdagangan dan nilai investasi daerah dalam mendorong perekonomian Daerah Misi 3 : Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman. 1 Meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan yang memadai 2 Meningkatnya kualitas prasarana dasar permukiman dan perumahan yang sehat dan nyaman 3 Meningkatnya ketersediaan rencana tata ruang dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang 4 Meningkatnya pengelolaan irigasi, konservasi dan pengendalian banjir 5 Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi alternatif dan listrik perdesaan 6 Meningkatnya ketertiban, keselamatan dan kenyamanan lalu lintas 7 Meningkatnya pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana Misi 4 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik yang Profesional, Amanah serta Membangun Kehidupan Sosial Politik yang Demokratis dan Berbudaya Luhur. 1 Meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur Sumber : RPJMD Kabupaten Garut Tahun Terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih 2 Meningkatnya SDM aparatur yang profesional, disiplin dan berwibawa 3 Meningkatnya efisiensi dan efektifitas anggaran daerah 4 Meningkatnya pengelolaan aset daerah 5 Meningkatnya suasana aman dan nyaman 6 Meningkatnya kuantitas dan kualitas kehidupan berdemokrasi Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 5

57 2.2 Indikator Kinerja Pembangunan Sebagai tolok ukur kinerja pembangunan Kabupaten Garut selama periode waktu tahun , ditetapkan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah yang terdiri dari Indikator Kinerja Makro Tujuan Pembangunan Daerah serta Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai ukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis untuk mencapai Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Garut tahun A. Indikator Kinerja Makro Tujuan Pembangunan Indikator kinerja makro tujuan pembangunan daerah merupakan suatu ukuran keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan secara makro dari visi dan misi dari RPJMD Kabupaten Garut Tahun RPJMD Kabupaten Garut Tahun telah menetapkan 4 (empat) tujuan yang telah dilengkapi dengan sebanyak 34 ukuran keberhasilan (indikator) yang merepresentasikan tercapai/terwujud atau tidaknya tujuan yang ditetapkan, disertai dengan target keberhasilan kinerja yang harus dicapai setiap tahunnya. Berikut pada tabel 2.2 disajikan 4 (empat) tujuan pembangunan untuk setiap misi RPJMD, beserta uraian indikator makro ukuran keberhasilan (indikator) serta target keberhasilan kinerja makro pembangunan tahun 2015 berdasarkan dokumen RPJMD Tahun Tabel 2.2 Target Indikator Kinerja Makro Tujuan Pembangunan Tahun Misi 1 Misi Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis TUJUAN 1 Meningkatkan kehidupan masyarakat yang cerdas, sehat, bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama INDIKATOR MAKRO Indeks Pembangunan Manusia Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Kematian Bayi (Per Kelahiran Hidup) Angka Kematian Ibu (Per kelahiran hidup) Angka Melek Huruf (%) Rata-Rata Lama sekolah (tahun) ,34 73,75 74,17 74,59 75,02 67,23 67,51 67,80 68,08 68,37 47,74 47,02 46,31 45,62 44,94 169,94 162,81 155,97 149,42 143,14 99,21 99,29 99,37 99,45 99,53 7,91 8,10 8,30 8,50 8,70 7 Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Usia 15 Th + (%) 1,54 1,51 1,47 1,44 1,41 4,69 4,58 4,47 4,36 4,25 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 6

58 Misi 2 Misi Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal; TUJUAN 2 Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengembanga n aktifitas ekonomi berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata INDIKATOR MAKRO Kemampuan Daya Beli (000 Rp) Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%) PDRB Berlaku (Juta Rp) PDRB Konstan '2000 (Juta Rp) ,14 646,43 647,72 649,01 650,31 294, , , , ,769 11,29 10,84 10,42 10,02 9, Inflasi (%) Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) PDRB perkapita adh Berlaku (Rp) PDRB Perkapita adh Konstan 2000 (Rp) 5,5 5,5 5,5 5,5 5, Investasi (Miliar) 5,587 6,145 6,76 7,436 8, Laju Investasi (%) 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Misi 3 Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman; Misi 4 Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang profesional, amanah serta membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur 3 Meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya 4 Meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur Prosentase jalan kkabupaten mantap (%) Persentase cakupan air minum perkotaan (%) Persentase cakupan air bersih perdesaan(%) Tingkat kemantapan jaringan irigasi teknis kabupaten (%) Tingkat kemantapan jaringan irigasi Desa (%) Rasio elektifikasi rumah tangga (%) Tingkat status mutu sungai utama dan waduk/situ Tingkat pelayanan sampah (%) Persentase SAKIP SKPD katagari baik Predikat penilaian SAKIP Kabupaten Predikat penilaian LPPD Kabupaten Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Persentase Kecamatan berkinerja baik Persentase kesesuaian program RPJMD dan RKPD Sumber : RPJMD Kabupaten Garut Tahun ,66 72,25 74,83 77,42 80,00% 55% 60% 65% 70% 75,00% 63% 67% 71% 76% 80,00% 58,99% 61,41% 63,82% 66,23% 75,10% 59,76% 62,94% 66,11% 69,29% 72,46% 64,77% 66,08% 67,39% 68,69% 70,00% Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Sedang % 85% 90% 90% 90% B B B B B Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi WDP WTP WTP WTP WTP 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 7

59 B. Indikator Kinerja Utama Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Garut dan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut, maka telah ditetapkan Peraturan Bupati Garut Nomor 705 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut Tahun , yang penyusunannya dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Guna mengukur pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan, berikut disajikan pada tabel 2.3 mengenai Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah untuk setiap sasaran pembangunan berdasarkan dokumen RPJMD Kabupaten Garut Tahun Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Garut Tahun NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB MISI 1 : Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis. 1 Meningkatnya kehidupan masyarakat yang bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama a. Prosentase Pesantren, madrasah, diniyah yang mendapat bantuan b. Jumlah Fasilitasi kegiatan keagamaan c. Jumlah putra-putri petani, pedagang kecil yang mendapat fasilitasi beasiswa kuliah d. Jumlah Fasilitasi kegiatan keolahragaan % (Jumlah Pesantren, madrasah, diniyah yang mendapat bantuan dibagi Jumlah Pesantren, madrasah, diniyah) dikali 100% kegiatan Jumlah Fasilitasi kegiatan keagamaan dalam satu tahun orang Jumlah putra-putri petani, pedagang kecil yang mendapat fasilitasi beasiswa kuliah dalam satu tahun kegiatan Jumlah Fasilitasi kegiatan keolahragaan dalam satu tahun Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah Adkesra Setda Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan e. Jumlah Fasilitasi kegiatan kepemudaan jumlah kegiatan Jumlah Fasilitasi kegiatan kepemudaan dalam satu tahun Dinas Pendidikan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 8

60 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR f. Gelar seni dan budaya (kali) g. Misi seni dan budaya (kali) kali kali Jumlah Gelar seni dan budaya yang dilakukan dalam satu tahun Jumlah Misi seni dan budaya yang dilakukan dalam satu tahun SKPD PENANGGUNG JAWAB Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan a. APK pendidikan Anak Usia Dini / TK % (Jumlah siswa PAUD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 4-6 tahun)x100% b. Angka Partisipasi Pendidikan Dasar : 1) APK SD sederajat % (Jumlah siswa yang duduk di bangku SD sederajat dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun)x100% 2) APK SMP sederajat % (Jumlah siswa yang duduk di bangku SMP sederajat dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia tahun)x100% 3) APM SD sederajat % (Jumlah siswa usia 7-12 tahun dijenjang SD/MI/Paket A dibagi dengan Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun) x 100% 4) APM SMP sederajat % (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SMP/MTs/Paket dibagi dengan Jumlah penduduk kelompok usia tahun) x 100% c. Angka Putus Sekolah (APTS) : 1) Angka Putus Sekolah (APTS) SD/MI 2) Angka Putus Sekolah (APTS) SMP/MTs d. Angka Melanjutkan SMP ke SMA/SMK e. Angka Partisipasi Pendidikan Menengah: % (Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SD/MI dibagi dengan Jumlah siswa pd tingkat yg sama dan jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya) x 100% % (Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMP/MTs dibagi dengan Jumlah siswa pada tingkat yg sama dan jenjang SMP/MTs pd tahun ajaran sebelumnya) x 100% % (Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA dibagi dengan Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya) x 100% 1) APK SMA sederajat % (Jumlah siswa dijenjang SMA/SMK/MA/Paket C dibagi dengan Jumlah penduduk kelompok usia tahun) x 100% 2) APM SMA sederajat % (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SMA/SMK/MA/Paket C dibagi dengan Jumlah penduduk kelompok usia tahun) x 100% Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 9

61 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR f. Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK % (Jumlah putus sekolah pada jenjang SMA/SMK/MA dibagi dengan Jumlah siswa pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya) x 100% g. Angka melek huruf % (Jumlah Penduduk usia 15 tahun ke atas dapat baca tulis dibagi dengan Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas ) x 100% SKPD PENANGGUNG JAWAB Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan h. Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Tahun Kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yg diduduki, dan pendidikan yang ditamatkan. indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan yaitu tingkat kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Dinas Pendidikan i. Jumlah pengunjung perpustakaan terlayani per tahun orang per tahun Jumlah pengunjung perpustakaan terlayani setiap tahunnya Badan Perpustakaan dan Kearsipan 3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan a. Cakupan Pelayanan Kunjungan Rawat Jalan (orang) orang Jumlah kunjungan pasien rawat jalan yang terlayani dalam satu tahun RSUD dr. Slmet dan RSUD Pameungpeuk b. Cakupan Pelayanan Kunjungan Rawat Inap (orang) orang Jumlah kunjungan pasien rawat inap yang terlayani dalam satu tahun RSUD dr. Slmet dan RSUD Pameungpeuk c. Prosentase kepesertaan BPJS % (Jumlah peserta BPJS dibagi jumlah penduduk Kab.Garut)x100% Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah Dinas Kesehatan RSU dr. Slamet Garut RSUD Pameungpeuk d. Cakupan linakes % (Jumlah ibu melahirkan yang dibantu oleh tenaga medis dibagi Jumlah Seluruh Ibu Melahirkan) x 100% Dinas Kesehatan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 10

62 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB e. Jumlah kasus kematian ibu melahirkan orang Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll Dinas Kesehatan f. Jumlah kasus kematian bayi orang Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun Dinas Kesehatan g. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) % (Jumlah Desa / Kelurahan UCI dibagi dengan Jumlah Seluruh Desa / Kelurahan) x 100% Dinas Kesehatan h. Cakupan Desa Siaga Aktif % (jumlah desa siaga aktif dibagi jumlah desa)x100% Dinas Kesehatan 4 Terkendalinya pertumbuhan penduduk melalui pengaturan reproduksi keluarga yang sehat serta pelaksanaan fungsi keluarga a. Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) b. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) % Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan % ((Jumlah penduduk tahun perhitungan dikurangi jumlah penduduk tahun sebelumnya ) dibagi jumlah penduduk tahun sebelumnya)x100% Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan c. Menurunnya jumlah keluarga pra sejahtera (KK) kepala keluarga (KK) Jumlah keluarga yang tidak dapat memenuhi indikator kebutuhan dasar keluarga (basic needs) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan d. Jumlah calon transmigran yang ditempatkan KK jumlah kepala keluarga yang ditempatkan di daerah-daerah yang menjadi tujuan transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5 Meningkatnya keadilan, kesetaraan gender dan peran perempuan dalam proses pembangunan a. Prosentase kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terselesaikan b. Prosentase trafiking yang tertangani % (jumlah kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terselesaikan dibagi jumlah kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak)x100% % (jumlah trafiking yang tertangani dibagi jumlah kasus trafiking)x100% Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 6 Meningkatnya pemberdayaan dan akses pelayanan sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial a. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dapat memenuhi kebutuhan/dibantu (orang) b. Jumlah keluarga berumah tidak layak huni yang dibantu (RTLH) orang keluarga Jumlah Fakir Miskin KAT dan PMKS yang mendapat bantuan jumlah keluarga yang memiliki rumah tidak layak huni (RTLH) yang mendapat bantuan rehabilitasi rumah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 11

63 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB 7 Meningkatnya kualitas dan produktivitas serta daya saing tenaga kerja a. Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan b. Jumlah penyerapan tenaga kerja melalui sistem padat karya (PKS- PK) % (Jumlah Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan dibagi dengan jumlah pencari kerja yang terdaftar)x100% orang Jumlah tenaga kerja yang terserap ke dalam sistem padat karya (PKS-PK) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi c. Prosentase perusahaan yang menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja % (Jumlah perusahaan yang menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja dibagi jumlah perusahaan)x100% Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi d. Prosentase penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial dengan perjanjian bersama % Jumlah penyelesaian kasus PHI/PHK secara musyawarah diluar pengadilan hubungan industrian dibanding jumlah kasus PHI/PHK x 100% Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi e. Prosentase kesesuaian Nilai upah Minimum Kabupaten (UMK) dengan kebutuhan hidup layak (KHL) % Jumlah Nilai upah Minimum Kabupaten (UMK) dibanding kebutuhan hidup layak (KHL) x100% Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi f. Prosentase keikutsertaan jamsostek % (jumlah peserta BPJS ketenagakerjaan dibagi jumlah penduduk bekerja)x100% Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi MISI 2 : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal 1 Meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata a. Jumlah Petani dan Pelaku Agribisnis yang terlatih : 1) Petani tanaman pangan dan hortikultura (orang) orang Jumlah Petani tanaman pangan dan hortikultura yang terlatih Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 2) Petani perkebunan (orang) 3) Pelaku agribisnis peternakan (klp) 4) Gabungan kelompok tani dan pelaku agribisnis (gapoktan) orang Jumlah Petani perkebunan yang terlatih kelompok Jumlah kelompok pelaku agribisnis peternakan yang terlatih gapoktan Jumlah gabungan kelompok tani dan pelaku agribisnis yang terlatih Dinas Perkebunan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan b. Kelompok tani berprestasi tingkat regional dan nasional Kelompok tani Jumlah kelompok tani berprestasi tingkat regional dan nasional Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Perkebunan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 12

64 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB 2 Meningkatnya produksi, nilai tambah dan keragaman produk pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan a. Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura : 1) Padi ton Jumlah produksi padi dalam satu tahun 2) Palawija ton Jumlah produksi palawija dalam satu tahun 3) Sayuran ton Jumlah produksi sayuran dalam satu tahun 4) Buah-buahan ton Jumlah produksi buah-buahan dalam satu tahun Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura b. Terkendalinya luas lahan sawah di Kabupaten Garut (Ha) Ha Jumlah Luas lahan sawah Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura c. Prosentase peningkatan pendapatan petani % (Jumlah pendapatan usahatani tahun perhitungan dikurangi pendapatan usahatani tahun sebelumnya dibagi pendapatan usahatani tahun sebelumya)x 100% Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura d. Terwujudnya produk bersertifikat organik (sertifikat) sertifikat Jumlah produk organik yang bersertifikasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura e. Populasi ternak (sapi perah dan Domba) : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan 1) Sapi perah (ekor) ekor Jumlah populasi sapi perah dalam satu tahun 2) Domba Garut (ekor) ekor Jumlah populasi domba garut dalam satu tahun f. Produksi hasil peternakan : 1) Daging Sapi (kg) kg Jumlah produksi daging sapi dalam satu tahun 2) Daging Domba (kg) kg Jumlah produksi daging domba dalam satu tahun 3) Daging Ayam (kg) kg Jumlah produksi daging ayam dalam satu tahun 4) Susu (liter) liter Jumlah produksi susu dalam satu tahun 5) Telur (kg) kg Jumlah produksi telur dalam satu tahun Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 13

65 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB g. Prosentase peningkatan produksi komoditi unggulan perkebunan (Akarwangi, Kopi, Teh, Karet) % (Jumlah produksi komoditi unggulan perkebunan tahun sebelumnya dengan tahun berjalan dibagi total produksi komoditi unggulan perkebunan tahun sebelumnya)x100% Dinas Perkebunan h. Laju Peningkatan produktivitas komoditi unggulan perkebunan % (Jumlah produktivitas komoditi unggulan perkebunan tahun perhitungan dikurangi Jumlah produktivitas komoditi unggulan perkebunan tahun sebelumnya dibagi Jumlah produktivitas komoditi unggulan perkebunan tahun sebelumnya)x100% Dinas Perkebunan i. Prosentase peningkatan unit pengolahan hasil perkebunan % (Jumlah unit pengolahan produk perkebunan tahun tertentu dikurangi jumlah unit pengolahan produk perkebunan tahun sebelumnya dibagi jumlah unit pengolahan produk perkebunan tahun sebelumya)x100% Dinas Perkebunan 3 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya perikanan kelautan berwawasan lingkungan dan yang a. Jumlah produksi Perikanan Laut (ton) b. Jumlah produksi perikanan budidaya tambak (ton) ton Jumlah Produksi Hasil Perikanan Laut dalam satu tahun ton Jumlah produksi perikanan budidaya tambak dalam satu tahun Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan c. Jumlah produksi perikanan budidaya kolam air tenang (ton) ton Jumlah Produksi perikanan budidaya kolam air tenang dalam satu tahun Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan 4 Meningkatnya penanganan lahan kritis dan pemanfaatan lahan diluar kawasan hutan yang berfungsi lindung a. Jumlah lahan kritis di luar kawasan hutan yang ditangani (Ha) b. Prosentase kerusakan hutan Ha Jumlah luas lahan kritis di luar kawasan hutan yang tertangani/ditanami % (Jumlah kerusakan hutan dibagi (Ha) Total Kawasan Hutan (Ha))x100% Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan c. Jumlah usaha aneka hasil kehutanan bukan kayu yang dibina usaha Jumlah usaha aneka hasil kehutanan bukan kayu yang dibina Dinas Kehutanan d. Jumlah Komoditi aneka usaha hasil kehutanan bukan kayu yang dikembangkan komoditi Jumlah Komoditi aneka usaha hasil kehutanan bukan kayu yang dikembangkan Dinas Kehutanan e. Peningkatan Jumlah Lokasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan lokasi Jumlah lokasi pemanfaatan jasa lingkungan dalam satu tahun Dinas Kehutanan 4 Meningkatnya ketahanan pangan a. Prosentase Penanganan Daerah Rawan Pangan % (Jumlah desa rawan pangan yang mendapat bantuan dibagi total desa rawan pangan)x100% Badan Pangan Ketahanan b. Terbentuk dan terbinanya Desa Mandiri Pangan (Desa) desa Jumlah desa mandiri pangan yang terbentuk dan terbina dalam satu tahun Badan Ketahanan Pangan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 14

66 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB 5 Meningkatnya ODTW dan destinasi wisata a. Jumlah kunjungan wisata (juta orang) juta orang Jumlah wisatawan yang berkunjung pada objek pariwisata dalam satu tahun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 6 Meningkatnya kapasitas kelembagaan koperasi, UMKM, Industri, perdagangan, dan nilai investasi daerah dalam mendorong perekonomian Daerah a. Prosentase UMKM yang terbina b. Rasio Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Seluruh UMKM c. Jumlah wirausahawan baru % (Jumlah UMKM yang terbina dibagi total UMKM)x100% % (Jumlah Usaha Kecil dan Mikro dibanding jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada)x 100% orang Jumlah wirausahawan baru dalam satu tahun Dinas Koperasi, UMKM dan BMT Dinas Koperasi, UMKM dan BMT Dinas Koperasi, UMKM dan BMT d. Prosentase Koperasi aktif /sehat % (jumlah koperasi aktif dibagi jumlah koperasi)x100% dalam satu tahun tertentu Dinas Koperasi, UMKM dan BMT e. Prosentase IKM terbina % (jumlah IKM terbina dibagi total IKM)x100% dalam satu tahun tertentu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar f. Jumlah sentra industri potensial yang dibina dan dikembangkan g. Pertumbuhan Industri Agro dan Hasil Hutan unit Jumlah sentra industri potensial yang dibina dan dikembangkan dalam satu tahun % (Jumlah industri agro dan hasil hutan tahun perhitungan dikurangi Jumlah industri agro dan hasil hutan tahun sebelumnya) dibagi jumlah industri agro dan hasil hutan tahun sebelumnya)x100% Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar h. Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi unit Jumlah pasar tradisional yang diperbaiki dalam satu tahun Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar i. Prosentase peningkatan minat investasi daerah j. Prosentase peningkatan realisasi investasi daerah % (Jumlah minat investasi tahun perhitungan dikurangi Jumlah minat investasi tahun sebelumnya) dibagi jumlah minat investasi tahun sebelumnya)x100% % (Jumlah realisasi investasi tahun perhitungan dikurangi Jumlah realisasi investasi tahun sebelumnya) dibagi jumlah realisasi investasi tahun sebelumnyax100% Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu MISI 3 : Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan yang memadai a. Prosentase jalan kabupaten mantap (baik dan sedang) % (Panjang Jalan kabupaten dalam kondisi baik dan sedang dibagi total panjang jalan kabupaten) x 100% Binamarga 2 Meningkatnya kualitas prasarana dasar pemukiman dan perumahan yang sehat dan nyaman a. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni b. Cakupan Rumah Tinggal Bersanitasi unit Jumlah rumah tidak layak huni dalam satu tahun tertentu % (Jumlah rumah tinggal bersanitasi dibagi jumlah rumah tinggal)x100% Dinas Tata Ruang dan Permukiman Dinas Tata Ruang dan Permukiman c. Prosentase ruang terbuka hijau luas ber % (Luas ruang terbuka hijau dibagi Luas wilayah ber Dinas Tata Ruang dan Permukiman Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 15

67 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR HPL HPL/HGB) x 100% SKPD PENANGGUNG JAWAB d. Cakupan pelayanan bencana kebakaran (unit per km2) unit per km2 Jumlah mobil damkar dibagi luas kab Garut Dinas Tata Ruang dan Permukiman e. Prosentase cakupan air minum perkotaan % (Jumlah penduduk pengguna air minum di perkotaan dibagi jumlah penduduk perkotaan)x 100% Dinas Tata Ruang dan Permukiman f. Prosentase cakupan air bersih perdesaan % (Jumlah penduduk pengguna air bersih di perdesaan dibagi jumlah penduduk perdesaan) x 100% Dinas Tata Ruang dan Permukiman 3 Meningkatnya ketersediaan rencana tata ruang dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang a. Prosentase kesesuaian pemanfaatan ruang % (luas wilayah yang sesuai tata ruang dibagi luas wilayah)x100% Dinas Tata Ruang dan Permukiman 4 Meningkatnya pengelolaan irigasi, konservasi dan pengendalian banjir a. Tingkat kemantapan jaringan irigasi teknis kabupaten b. Tingkat kemantapan jaringan irigasi Desa % Persentase Jaringan Irigasi Teknis Kabupaten dalam kondisi mantap % Persentase Jaringan Irigasi desa dalam kondisi mantap Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan 5 Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi alternatif dan listrik perdesaan a. Rasio elektrifikasi rumah tangga % (Rumahtangga pengguna listrik dibanding total rumah tangga) x 100% Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan 6 Meningkatnya ketertiban, keselamatan dan kenyaman lalu lintas a. Rasio angkutan darat Unit/ orang Jumlah angkutan darat dibagi Jumlah penumpang Angkutan Darat Dinas Perhubungan b. Jumlah kendaraan bermotor yang laik operasi/diuji (unit) unit Jumlah kendaraan bermotor yang diuji kelayakan operasi Dinas Perhubungan c. Prosentase Kapal < 7 GT dalam kondisi laik layar % (Jumlah Kapal < 7 GT dalam kondisi laik layar dibagi total Kapal < 7 GT) x 100% Dinas Perhubungan 7 Meningkatnya pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana a. Tingkat status mutu sungai utama dan waduk/situ b. Tingkat pelayanan sampah (%) status mutu Status kualitas mutu sungai utama % Tingkat Pelayanan Sampah (Level of Service) = (Daya Angkut Sampah dibagi Volume Timbulan Sampah Wilayah Pelayanan x 100%) Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan c. Cakupan pelayanan PJU (%) % Jumlah Penerangan Jalan Umum dalam kondisi baik dibagi Jumlah Seluruh Penerangan Jalan Umum x 100% Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan d. Meningkatnya Desa Tangguh Bencana desa Jumlah desa tangguh bencana yang dibentuk BPBD Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 16

68 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB MISI 4 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik yang Profesional Amanah serta Membangun Kehidupan Sosial Politik yang Demokratis dan Berbudaya Luhur 1 Terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih a. Prosentase SAKIP SKPD kategori baik % (Jumlah SKPD dengan SAKIP kategori baik dibagi Jumlah SKPD) x 100% Inspektorat b. Predikat penilaian SAKIP Kabupaten predikat SAKIP predikat penilaian SAKIP Kabupaten Badan Perencanaan Pembangunan Daerah c. Predikat penilaian LPPD Kabupaten predikat LPPD Predikat penilaian LPPD Kabupaten Bagian Administrasi Pemerintahan pada Sekretariat Daerah d. Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Opini BPK Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset e. Prosentase masalah / temuan yang terselesaikan % (masalah/temuan yang terselesaikan dibagi total masalah/temuan)x100% Inspektorat f. Prosentase fasilitasi tahapan pembentukan DOB Kabupaten Garut Selatan % Persentase fasilitasi tahapan pembentukan DOB Kabupaten Garut Selatan Bagian Administrasi Pemerintahan Umum pada Sekretariat Daerah Bagian Organisasi pada Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Pembangunan pada Sekretariat Daerah g. Prosentase SKPD, Kecamatan dan Desa yang baik dalam pengelolaan Arsip % (Jumlah SKPD, Kecamatan dan desa yang baik dalam pengelolaan arsip dibagi Jumlah SKPD, Kecamatan dan desa di Kabupaten Garut) x 100% Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah h. Jumlah Produk Hukum yang ditetapkan perda, perbup, kepbup Jumlah Produk Hukum yang ditetapkan Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah i. Prosentase Desa/kelurahan berkinerja baik j. Prosentase kader pos yandu aktif k. Prosentase Desa memiliki BUMdes l. Prosentase peningkatan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) % (Desa/kelurahan berkinerja baik dibagi jumlah desa/kelurahan) x 100% % (Jumlah kader posyandu aktif dibagi jumlah kader posyandu) x 100% % (Jumlah desa yang memiliki BUMdes dibagi total desa) x 100% % Peningkatan indek kepuasan masyarakat (IKM) dalam satu tahun Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Bagian Organisasi pada Sekretariat Daerah Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 17

69 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB m. Prosentase kecamatan yang melaksanakan Program Paten n. Jumlah paket Pengadaan Barang jasa Pemerintah yang difasilitasi % (jumlah kecamatan yang melaksanakan program paten dibagi total kecamatan) x 100% paket Jumlah paket Pengadaan Barang jasa Pemerintah yang difasilitasi dalam satu tahun Bagian Administrasi Pemerintahan Umum pada Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Pembangunan pada Sekretariat Daerah Bagian Informatika pada Sekretariat Daerah o. Jumlah Kasus Pertanahan yang ditangani kasus Jumlah Kasus Pertanahan yang ditangani Bagian Administrasi Pemerintahan Umum pada Sekretariat Daerah p. Prosentase penyelesaian perijinan dan non perijinan % (Jumlah penyelesaian perijinan dibagi jumlah permohonan perizinan yang memenuhi syarat) x 100% Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu q. Kepemilikan KTP % (Jumlah Penduduk memiliki Kartu Tanda Penduduk dibagi jumlah penduduk wajib KTP) x 100% Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil r. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Akta/ 1000 penduduk (Jumlah penduduk memiliki akta kelahiran dibagi jumlah penduduk) x 1000 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil s. Prosentase terakomodirnya usulan Musrenbang Kecamatan dalam RKPD % (Jumlah Usulan kegiatan Musrenbang kecamatan yang terakomodir dalam RKPD dibagi jumlah usulan kegiatan musrenbang kecamatan) x 100% Badan Perencanaan Pembangunan Daerah t. Prosentase kesesuaian program RPJMD dan RKPD % (Jumlah program RKPD yang sesuai dengan program RPJMD dibagi jumlah program RKPD) x 100% Badan Perencanaan Pembangunan Daerah u. Prosentase kesesuaian program renstra SKPD dengan RPJMD % (jumlah program renstra SKPD yang sesuai dengan program RPJMD dibagi jumlah program renstra SKPD) x 100% Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2 Meningkatnya SDM aparatur yang profesional, disiplin dan berwibawa a. Prosentase pejabat struktural yang mengikuti Diklat kepemimpinan % (jumlah pejabat struktural yang mengikuti Diklan Kepemimpinan dibagi jumlah pejabat struktural) x 100% Badan Kepegawaian Diklat dan b. Prosentase pegawai yang mengikuti Diklat Teknis Fungsional % (jumlah pegawai yang mengikuti Diklat Teknis Fungsional dibagi jumlah pegawai) x 100% Badan Kepegawaian dan Diklat c. Prosentase pegawai yang lulus ujian kenaikan pangkat dan ujian dinas % (Jumlah pegawai yang lulus ujian kenaikan pangkat dan ujian dinas dibagi jumlah pegawai yang mengikuti tes) x 100% Badan Kepegawaian dan Diklat Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 18

70 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN INDIKATOR SKPD PENANGGUNG JAWAB d. Prosentase penempatan jabatan sesuai kompetensi dan kualifikasi dalam pengembangan jabatan karir pegawai % (jumlah pegawai yang ditempatkan sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi dibagi jumlah pegawai yang ditempatkan) x 100% Badan Kepegawaian dan Diklat e. Prosentase pegawai yang mencapai SKP diatas 75% % (jumlah pegawai yang mencapai SKP diatas 75% dibagi total jumlah pegawai) x 100% Badan Kepegawaian dan Diklat f. Tingkat pelanggaran disiplin pegawai % (Jumlah kasus pelanggaran disiplin pegawai dibagi jumlah pegawai) x 100% Badan Kepegawaian dan Diklat 3 Meningkatnya efisiensi dan efektifitas anggaran Daerah a. Prosentase peningkatan pendapatan daerah % (Jumlah pendapatan daerah tahun perhitungan dikurangi jumlah pendapatan daerah tahun sebelumnya) dibagi jumlah pendapatan daerah tahun sebelumnya x 100% Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset 4 Meningkatnya pengelolaan daerah asset a. Prosentase asset daerah yang terinventarisir % (Jumlah asset daerah yang terinventarisir dibagi total asset daerah) x 100% Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset 5 Meningkatnya suasana aman dan nyaman a. Rasio jumlah linmas terlatih per penduduk Orang/ penduduk (Jumlah personil Linmas terlatih dibagi jumlah penduduk) x Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat b. Rasio jumlah Satpol PP terlatih per penduduk Orang/ penduduk (Jumlah personil satpol PP terlatih dibagi jumlah penduduk) x Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat c. Jumlah fasilitasi kerjasama penanganan gangguan keamanan dan ketertiban (orang) orang Jumlah personel penanganan gangguan keamanan dan ketertiban yang terfasilitasi Badan Ketahanan Bangsa dan Politik 6 Meningkatnya kuantitas dan kualitas kehidupan berdemokrasi a. Prosentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu % Jumlah penduduk yang memiliki hak pilih dan menggunakan hak pilihnya dibagi jumlah penduduk yang memiliki hak pilih x 100% Badan Ketahanan Bangsa dan Politik Sumber : Peraturan Bupati Garut Nomor 705 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut Tahun Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Perjanjian Kinerja merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi yang menjadi dasar penilaian dalam evaluasi kinerja, sebagai dasar dalam penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, sebagai dasar melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja, serta sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai sebagaimana amanat Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 19

71 dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, bersama ini kami sampaikan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang merupakan ikhtisar rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2015 pada tabel 2.4 berikut ini: Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015 Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis 1 Meningkatnya kehidupan masyarakat yang bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama 1 Prosentase Pesantren, madrasah, diniyah yang mendapat 9% bantuan 2 Jumlah Fasilitasi kegiatan keagamaan 8 3 Jumlah putra-putri petani, pedagang kecil yang mendapat 8 fasilitasi beasiswa kuliah 4 Jumlah Fasilitasi kegiatan keolahragaan 3 5 Jumlah Fasilitasi kegiatan kepemudaan 5 6 Gelar seni dan budaya 1 7 Misi seni dan budaya 1 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan 8 APK pendidikan Anak Usia Dini / TK 34,41% 9 Angka Partisipasi Pendidikan Dasar : - APK SD sederajat - APK SMP sederajat - APM SD sederajat - APM SMP sederajat 10 Angka Putus Sekolah Pendidikan Dasar : - Angka Putus Sekolah (APTS) SD/MI - Angka Putus Sekolah (APTS) SMP/MTs 110,43% 106,80% 100,00% 94,73% 0,000% 0,011% 11 Angka Melanjutkan SMP ke SMA/SMK 100% 12 Angka Partisipasi Pendidikan Menengah: - APK SMA sederajat - APM SMA sederajat 63,79% 55,88% 13 Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK 0,029% 14 Angka melek huruf 99,21% 15 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,91 3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan 16 Jumlah pengunjung perpustakaan terlayani per tahun (orang) Cakupan Pelayanan Kunjungan Rawat Jalan (orang) Cakupan Pelayanan Kunjungan Rawat Inap (orang) Prosentase kepesertaan BPJS 65% 20 Cakupan linakes 88% 21 Jumlah kasus kematian ibu melahirkan (orang) Jumlah kasus kematian bayi (orang) Terkendalinya pertumbuhan penduduk melalui pengaturan reproduksi keluarga yang sehat serta pelaksanaan fungsi 23 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 95% 24 Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 25 Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) 2,42% 26 Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,54% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 20

72 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015 keluarga 27 Menurunnya jumlah keluarga pra sejahtera (KK) Jumlah calon transmigran yang ditempatkan (KK) 25 5 Meningkatnya keadilan, kesetaraan gender dan peran perempuan dalam proses pembangunan 6 Meningkatnya pemberdayaan dan akses pelayanan sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial 7 Meningkatnya kualitas dan produktivitas serta daya saing tenaga kerja 29 Prosentase kasus korban kekerasan terhadap perempuan 100% dan anak yang terselesaikan 30 Prosentase trafiking yang tertangani 100% 31 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dapat memenuhi kebutuhan/dibantu (orang) 32 Jumlah keluarga berumah tidak layak huni yang dibantu (RTLH) Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan 100,00% 34 Jumlah penyerapan tenaga kerja melalui sistem padat karya (PKS-PK) (orang) 35 Prosentase perusahaan yang menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja 36 Prosentase penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial dengan perjanjian bersama 37 Prosentase kesesuaian Nilai upah Minimum Kabupaten (UMK) dengan kebutuhan hidup layak (KHL) % 100% 96% 38 Prosentase keikutsertaan jamsostek 54% Misi 2 : Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal; 8 Meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata 9 Meningkatnya produksi, nilai tambah dan keragaman produk pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan 39 Jumlah Petani dan Pelaku Agribisnis yang terlatih : Petani tanaman pangan dan hortikultura (orang) Petani perkebunan (orang) 639 Pelaku agribisnis peternakan (klp) 40 Gabungan kelompok tani dan pelaku agribisnis (gapoktan) 40 Kelompok tani berprestasi tingkat regional dan nasional 2 41 Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura (ton) : - Padi Palawija Sayuran Buah-buahan Terkendalinya luas lahan sawah di Kabupaten Garut (Ha) Prosentase peningkatan pendapatan petani 5% 44 Terwujudnya produk bersertifikat organik (sertifikat) 3 45 Populasi ternak (sapi perah dan Domba) : - Sapi perah (ekor) Domba Garut (ekor) Produksi hasil peternakan : - Daging Sapi (kg) Daging Domba (kg) Daging Ayam (kg) Susu (liter) Telur (kg) Prosentase peningkatan produksi komoditi unggulan perkebunan (Akarwangi, Kopi, Teh, Karet) 48 Laju Peningkatan produktivitas komoditi unggulan perkebunan 49 Prosentase peningkatan unit pengolahan hasil perkebunan 3,6% 2,6% 2% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 21

73 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan 11 Meningkatnya penanganan lahan kritis dan pemanfaatan lahan diluar kawasan hutan yang berfungsi lindung 50 Jumlah produksi Perikanan Laut (ton) Jumlah produksi perikanan budidaya tambak (ton) 743,82 52 Jumlah produksi perikanan budidaya kolam air tenang (ton) 53 Jumlah lahan kritis di luar kawasan hutan hutan yang ditangani (Ha) Prosentase kerusakan hutan 1,75% 55 Jumlah usaha aneka hasil kehutanan bukan kayu yang dibina 56 Jumlah Komoditi aneka usaha hasil kehutanan bukan kayu yang dikembangkan 57 Peningkatan Jumlah Lokasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan 12 Meningkatnya ketahanan pangan 58 Prosentase Penanganan Daerah Rawan Pangan 35% 59 Terbentuk dan terbinanya Desa Mandiri Pangan (Desa) Meningkatnya ODTW dan destinasi wisata 14 Meningkatnya kapasitas kelembagaan koperasi, UMKM, Industri, perdagangan, dan nilai investasi daerah dalam mendorong perekonomian Daerah 60 Jumlah kunjungan wisata (juta orang) 2,3 61 Prosentase UMKM yang terbina 100% 62 Rasio Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Seluruh UMKM 99,07% 63 Jumlah wirausahawan baru Prosentase Koperasi aktif /sehat 72% 65 Prosentase IKM terbina 100% 66 Jumlah sentra industri potensial yang dibina dan 5 dikembangkan 67 Pertumbuhan Industri Agro dan Hasil Hutan 1% 68 Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi 2 69 Prosentase peningkatan minat investasi daerah 5,84% 70 Prosentase peningkatan realisasi investasi daerah 5,84% Misi 3 : Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman; 15 Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan yang memadai 16 Meningkatnya kualitas prasarana dasar pemukiman dan perumahan yang sehat dan nyaman 71 Prosentase jalan kabupaten mantap (baik dan sedang) 69,66% 72 Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) Cakupan Rumah Tinggal Bersanitasi 57,40% 74 Prosentase ruang terbuka hijau luas ber HPL 27,62% 75 Cakupan pelayanan bencana kebakaran (unit per km2) 1,95 76 Prosentase cakupan air minum perkotaan 55% 77 Prosentase cakupan air bersih perdesaan 63% 17 Meningkatnya ketersediaan rencana tata ruang dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang 18 Meningkatnya pengelolaan irigasi, konservasi dan pengendalian banjir 19 Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi alternatif dan listrik perdesaan 20 Meningkatnya ketertiban, keselamatan dan kenyaman lalu lintas 78 Prosentase kesesuaian pemanfaatan ruang 47,00% 79 Tingkat kemantapan jaringan irigasi teknis kabupaten 58,99% 80 Tingkat kemantapan jaringan irigasi Desa 59,76% 81 Rasio elektrifikasi rumah tangga 64,77% 82 Rasio angkutan darat 0, Jumlah kendaraan bermotor yang laik operasi/diuji (unit) Prosentase Kapal < 7 GT dalam kondisi laik layar 100% 21 Meningkatnya pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana 85 Tingkat status mutu sungai utama dan waduk/situ Cemar Berat 86 Tingkat pelayanan sampah (%) 37% 87 Cakupan pelayanan PJU (%) 65% 88 Meningkatnya Desa Tangguh Bencana 20 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 22

74 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015 Misi 4 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang profesional, amanah serta membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur 22 Terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih 89 Prosentase SAKIP SKPD kategori baik 85% 90 Predikat penilaian SAKIP Kabupaten B 91 Predikat penilaian LPPD Kabupaten Tinggi 92 Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah WDP 93 Prosentase masalah / temuan yang terselesaikan 80% 94 Prosentase fasilitasi tahapan pembentukan DOB Kabupaten Garut Selatan 95 Prosentase SKPD, Kecamatan dan Desa yang baik dalam pengelolaan Arsip 90% 49,23% 96 Jumlah Produk Hukum yang ditetapkan 15 Perda,15 Perbup, 400 Kepbup 97 Prosentase Desa/kelurahan berkinerja baik 80% 98 Prosentase kader pos yandu aktif 75% 99 Prosentase Desa memiliki BUMdes 55% 100 Prosentase peningkatan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) 5% 101 Prosentase kecamatan yang melaksanakan Program 100% Paten 102 Jumlah paket Pengadaan Barang jasa Pemerintah yang 140 difasilitasi 103 Jumlah Kasus Pertanahan yang ditangani Prosentase penyelesaian perijinan dan non perijinan 100% 105 Kepemilikan KTP 70,00% 106 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Prosentase terakomodirnya usulan Musrenbang Kecamatan dalam RKPD 60% 108 Prosentase kesesuaian program RPJMD dan RKPD 100% 23 Meningkatnya SDM aparatur yang profesional, disiplin dan berwibawa 109 Prosentase kesesuaian program renstra SKPD dengan RPJMD 110 Prosentase pejabat struktural yang mengikuti Diklat kepemimpinan 111 Prosentase pegawai yang mengikuti Diklat Teknis Fungsional 100% 16,0% 0,70% 112 Prosentase pegawai yang lulus ujian kenaikan pangkat dan ujian dinas 113 Prosentase penempatan jabatan sesuai kompetensi dan kualifikasi dalam pengembangan jabatan karir pegawai 85% 90% 114 Prosentase pegawai yang mencapai SKP diatas 75% 75% 115 Tingkat pelanggaran disiplin pegawai 0,04% 24 Meningkatnya efisiensi dan efektifitas anggaran Daerah 25 Meningkatnya pengelolaan asset daerah 26 Meningkatnya suasana aman dan nyaman 116 Prosentase peningkatan pendapatan daerah 7% 117 Prosentase asset daerah yang terinventarisir 90% 118 Rasio jumlah linmas terlatih per penduduk Rasio jumlah Satpol PP terlatih per penduduk Jumlah fasilitasi kerjasama penanganan gangguan keamanan dan ketertiban (orang) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kehidupan berdemokrasi Sumber: RPJMD Kabupaten Garut Tahun Prosentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu - Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 23

75 Dalam rangka pencapaian indikator sasaran tersebut, dilaksanakan melalui sebanyak 205 program dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,00, sebagaimana disajikan pada tabel 2.5 berikut ini : Tabel 2.5 Program Pembangunan Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan 1 2 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Perencanaan SKPD Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 24

76 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan 17 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan Program Pembangunan turap/talud/brojong Program pembangunan infrastruktur perdesaaan Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 25

77 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan 36 Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Program pengendalian banjir Program penyediaan dan pengelolaan air baku Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Program Pembinaan dan Pengelolaan Usaha Energi Baru dan Terbarukan Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pemberdayaan komunitas Perumahan Program Penataan Gedung dan Lingkungan Program Penataan Perkotaan dan Pedesaan Program Pengembangan Perumahan Program Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan ekonomi Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Program Perencanaan Sosial Budaya Program Kerjasama Pembangunan Program pengembangan data/informasi/statistik daerah Program Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 26

78 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Program peningkatan pelayanan angkutan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengelolaan Areal Pemakaman Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Penataan Administrasi Kependudukan Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Keluarga Berencana Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 27

79 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan 80 Program pelayanan kontrasepsi Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program pembinaan anak terlantar Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, WTS, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma Program Transmigrasi Lokal Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 28

80 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah 104 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Kemitraan Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Program Manajemen Pelayanan Peningkatan Kepemudaan dan Keolahragaan Program peningkatan peran serta kepemudaan Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 29

81 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan 121 Program Pencegahan dan Penanggulangan Konflik Program pendidikan politik masyarakat Program pengembangan wawasan kebangsaan Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program Peningkatan Ketahanan Bangsa Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program kerjasama informasi dan media massa Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi Program Pengembangan, Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana Pos dan Telematika Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program Pembinaan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Program Penataan Kebijakan Pemerintah Daerah Program Penataan Kualitas Pelayanan Publik Program Penataan Tata Laksana Program Pengendalian Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah Program Peningkatan Kehidupan Beragama Program Peningkatan Pendidikan Agama Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 30

82 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan Program Peningkatan Kerjasama antar Lembaga Lainnya Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan Program Penyempurnaan dan Penataan Kelembagaan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Program Penyusunan Produk Hukum Daerah Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS Program Pendidikan Kedinasan Program Penunjang Kegiatan Kecamatan Program Penyelenggaraan Tugas Pemerintah Umum Tingkat Kecamatan Program Pembinaan dan Penguatan Kelembagaan RT Program Peningkatan Pemantauan dan Pelaksanaan Pembangunan Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Program Penanggulangan Pasca Bencana Alam Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 31

83 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kerasipan Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Program perbaikan sistem administrasi kearsipan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program pengembangan budidaya perikanan Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Program pengembangan perikanan tangkap Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program pengembangan agribisnis Program Pengembangan Jaringan Irigasi Perdesaan Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perternakan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 32

84 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Program peningkatan produksi hasil peternakan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan Program Pengelolaan Kawasan Lindung Program perencanaan dan pengembangan hutan Program rehabilitasi hutan dan lahan Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan Program Penataan Struktur Industri Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial Program peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 33

85 No Program Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Sesudah Perubahan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri JUMLAH Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman II - 34

86 Bab III Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/ target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah. Pemerintah Kabupaten Garut selaku unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah berkewajiban menyampaikan pertanggungjawaban melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Garut yang dibuat sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Tahun 2015 memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja terhadap tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan pada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun Capaian Kinerja Organisasi A. Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 1. Kerangka Pengukuran Kinerja Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, maka pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Garut tahun Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 1

87 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dengan realisasi Indikator Kinerja Utama untuk setiap sasaran strategis RPJMD Kabupaten Garut Tahun yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, disertai dengan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1) Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2) Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3) Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis RPJMD; 4) Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi dan analisis kinerja untuk mengetahui penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja. Pencapaian Kinerja dalam prosentase dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus : Capaian Kinerja = Realisasi x 100% Rencana Semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus : Capaian Kinerja = Rencana - (Realisasi - Rencana) x 100% Rencana Kriteria hasil pengukuran capaian kinerja sasaran dinilai sebagai berikut : Realisasi Kinerja Target Kinerja : Mencapai/ Melampaui Target ( ) Realisasi Kinerja < Target Kinerja, tetapi > Realisasi Tahun Sebelumnya : Tidak Mencapai Target, tetapi Meningkat ( ) Realisasi Kinerja < Target Kinerja : Tidak Mencapai Target (X) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 2

88 Penilaian rata-rata capaian kinerja dan predikat kinerja menggunakan kriteria dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah sesuai yang tercantum dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tabel 3. 1 Skala Nilai Peringkat Kinerja No. INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA 1 91% 100% Sangat tinggi 2 76% 90% Tinggi 3 66% 75% Sedang 4 51% 65% Rendah 5 50% Sangat Rendah Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja suatu indikator dapat dimaknai sebagai berikut: (1) Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi Gradasi ini menunjukkan pencapaian/ realisasi kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja. (2) Hasil Sedang Gradasi cukup menunjukkan pencapaian/ realisasi kinerja telah memenuhi persyaratan minimal. (3) Hasil Rendah dan Sangat Rendah Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang diharapkan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 3

89 2. Capaian dan Analisis Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Ringkasan Kinerja Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 secara keseluruhan disajikan pada gambar 3.1 dan gambar 3.2 sebagai berikut : Gambar 3. 1 Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tahun 2015 Tidak Mencapai Target; 20 indikator; 16,53% Tidak Diukur; 1 indikator; 0,83% Tidak Mencapai Target Tapi Meningkat; 22 indikator; 18,18% Mencapai/ Melampaui Target; 78 indikator; 64,46% Sumber : Hasil Pengolahan Data Pada tahun 2015, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 27 sasaran strategis dengan menggunakan 121 indikator yang ditetapkan dan dokumen perjanjian kinerja Tahun a. Dari sisi tingkat ketercapaian target kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan pada dokumen perjanjian kinerja tahun 2015, pengukuran kinerja menunjukkan hasil sebagai berikut : (1) Terdapat sebanyak 78 indikator (64,46%) mencapai atau melampaui target; (2) Terdapat sebanyak 22 indikator (18,18%) tidak mencapai target, tetapi meningkat dibandingkan dengan tahun lalu; (3) Terdapat sebanyak 20 Indikator (16,53%) tidak mencapai target; (4) Terdapat sebanyak 1 indikator yang tidak dilakukan pengukuran karena targetnya tidak ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 4

90 b. Dari sisi gradasi nilai (skala intensitas) kinerja sasaran yang telah ditetapkan pada dokumen perjanjian kinerja tahun 2015, pengukuran kinerja menunjukkan hasil sebagai berikut : (1) Terdapat sebanyak 109 indikator (90,08%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja, meliputi sebanyak 99 indikator (81,82%) berada dalam skala nilai Sangat Tinggi dan terdapat 10 indikator (8,26%) berada dalam skala nilai Tinggi; (2) Terdapat sebanyak 2 indikator (1,65%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi persyaratan minimal dan berada dalam skala nilai Sedang; (3) Terdapat sebanyak 9 indikator (7,44%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Sangat Rendah; (4) Terdapat sebanyak 1 indikator (0,83%) tidak dilakukan pengukuran karena targetnya tidak ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Gambar 3. 2 Skala Intensitas Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015 Realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal ; 9 Indikator; 7,44% Realisasi kinerja memenuhi persyaratan minimal; 2 indikator; 1,65% Tidak Diukur; 1 indikator; 0,83% Realisasi kinerja memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal; 109 indikator; 90,08% Sedang; 2 indikator; 1,65% Tinggi; 10 indikator; 8,26% Sangat Rendah; 9 indikator; 7,44% Tidak Diukur; 1 indikator; 0,83% Sangat Tinggi; 99 indikator; 81,82% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 5

91 Uraian Rinci Kinerja Tahun Anggaran 2015 merupakan pelaksanaan tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun Berikut diuraikan penjelasan hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran strategis untuk setiap misi pada Tahun Meningkatkan Tata Kelola Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan yang Berkualitas, Terjangkau, Prima untuk Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Bermartabat dan Agamis Misi pertama meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis, bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang cerdas, sehat, bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama. Untuk mencapai misi tersebut, telah ditetapkan sebanyak 7 sasaran strategis dan 38 indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan. Hasil pengukuran sasaran strategis pada misi 1 : a. Tingkat ketercapaian target kinerja sasaran strategis : - 27 indikator (71,05%) mencapai atau melampaui target; - 6 indikator (15,79%) tidak mencapai target tetapi meningkat dari tahun lalu; - 5 indikator (13,16%) tidak mencapai target. Tidak Mencapai Target; 5 indikator; 13,16% Tidak Mencapai Target Tapi Meningkat; 6 indikator; 15,79% Tingkat Ketercapaian Target Sasaran Strategis Misi 1 Mencapai/ Melampaui Target; 27 indikator; 71,05% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 6

92 b. Gradasi nilai (skala intensitas) kinerja sasaran strategis misi 1 : (1) Terdapat sebanyak 35 indikator (92,11%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja, meliputi sebanyak 32 indikator (84,21%) berada dalam skala nilai Sangat Tinggi dan terdapat 3 indikator (7,89%) berada dalam skala nilai Tinggi; Pemerintah Kabupaten Garut Realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal ; 3 indikator; 7,89% Realisasi kinerja memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal; 35 indikator; 92,11% Tinggi; 3 indikator; 7,89% Sangat Rendah; 3 indikator; 7,89% Sangat Tinggi; 32 indikator; 84,21% (2) Terdapat sebanyak 3 indikator (7,89%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Sangat Rendah; Rincian pencapaian kinerja masing-masing sasaran pada misi 1 adalah sebagai berikut : Misi 1 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kehidupan Masyarakat Yang Bermartabat Memiliki Etika Serta Menjunjung Nilai-Nilai Agama Sasaran strategis 1 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 7 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kehidupan masyarakat yang bermartabat memiliki etika agama disajikan pada tabel 3.2 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Prosentase Pesantren, madrasah, diniyah yang mendapat bantuan Tabel 3. 2 Pengukuran Sasaran Strategis 1.1 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) serta menjunjung nilai-nilai Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 5,11% 9% 9,19% 102% 13,00% 70,70% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 7

93 Indikator Kinerja 2 Jumlah Fasilitasi kegiatan keagamaan 3 Jumlah putra-putri petani, pedagang kecil yang mendapat fasilitasi beasiswa kuliah 4 Jumlah Fasilitasi kegiatan keolahragaan 5 Jumlah Fasilitasi kegiatan kepemudaan 6 Gelar seni dan budaya (kali) 7 Misi seni dan budaya (kali) Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Pemerintah Kabupaten Garut Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) % 50 26,00% N/A 8 0 0% X 32 0,00% % 15 46,67% % 25 92,00% % 12 83,33% % 5 60,00% Sumber : Adkesra Setda, DPPKA, Dinas Pendidikan, Dispora, Disbudpar Kab. Garut, Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya kehidupan masyarakat yang bermartabat memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama menunjukkan dari 7 indikator yang diukur, sebanyak 6 indikator (85,71%) telah mencapai target yang ditetapkan dan hanya 1 indikator (14,29%) yang belum dapat direalisasikan, dengan skala intensitas kinerja sebanyak 6 indikator dengan skala nilai sangat tinggi dan 1 indikator sangat rendah. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut: a. Prosentase Pesantren, Madrasah, Diniyah yang Mendapat Bantuan Pembangunan bangsa dan pembangunan karakter merupakan komitmen nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Pemerintah Kabupaten Garut, dalam usahanya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang bermartabat, memiliki etika serta menjungjung nilai-nilai agama melakukan upaya memberikan bantuan kepada Pesantren, madrasah, diniyah, yang dilatarbelakangi bahwa lembaga pendidikan itu punya peran strategis dalam mendukung keberhasilan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan sebagai landasan pembentukan karakter yang bermartabat, memiliki etika serta menjungjung nilai-nilai agama. Prosentase Pesantren, madrasah, diniyah yang mendapat bantuan sebesar 9,19% pada tahun 2015 atau mencapai 102% dari target 2015 sebesar 9% artinya bisa Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 8

94 melampaui target yang telah ditetapkan pada tahun 2015, dan meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,11%, serta mencapai sekitar 70,70% jika dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 13%. Pada Tahun Anggaran 2015, dari sebanyak Mesjid, Mushola, Madrasah Diniyah, dan Pondok Pesantren, yang mendapatkan bantuan sarana dan prasarana keagamaan mencapai sebanyak buah, atau mencapai 9,19%, kondisi ini meningkat dari yang mendapat bantuan pada tahun 2014 sebanyak 802 Mesjid, Madrasah dan Pondok Pesantren atau mencapai 5,11%. Tabel 3. 3 Jumlah Ponpes, Mesjid dan Madrasah Yang Mendapat Bantuan Di Kabupaten Garut Tahun Bantuan Tahun 2014 Bantuan Tahun 2015 Fasilitas No Banyaknya Persentase Jumlah Persentase Keagamaan Jumlah Penerima Penerima Penerima Penerima Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan 1 Mesjid ,51% ,44% 2 Mushola ,00% 0 0,00% 3 Madrasah Diniyah ,72% 163 9,13% 4 Pondok Pesantren ,68% ,82% Jumlah ,11% ,19% Sumber : Bagian Adkesra Setda Kab. Garut, Tahun 2016 Pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung peningkatan hasil pembangunan dalam mendorong meningkatnya kehidupan masyarakat yang bermartabat memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 9

95 Kendala yang dihadapi dalam pemberian bantuan terhadap Pesantren, madrasah, diniyah adalah adanya regulasi mengenai pemberian hibah kepada Organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia adalah organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan badan hukum perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Alternatif solusi terhadap kendala dalam pemberian bantuan terhadap Ponpes, Mesjid dan Madrasah tersebut diantaranya dengan mendorong adanya bantuan keuangan kepada pemerintah desa untuk sarana dan prasarana keagaaman di desa yang nantinya dituangkan dalam APBDes masing-masing Desa. Program yang mendukung pula terhadap indikator diatas adalah program peningkatan kehidupan beragama dan kegiatan Peningkatan peran jalinan kerjasama antar umat, ormasi Islam, pondok pesantren di Kabupaten Garut. b. Jumlah Fasilitasi kegiatan keagamaan Dalam upaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang bermartabat, memiliki etika serta menjungjung nilai-nilai agama, dilakukan pula berbagai fasilitasi kegiatan keagamaan. Pada tahun 2015, indikator Jumlah Fasilitasi kegiatan keagamaan mencapai 13 kegiatan dan apabila dibandingkan target di tahun 2015 sebesar 8 dapat mencapai/melebihi target dengan tingkat capaian 163%. Namun capaian tersebut menurun dari tahun sebelumnya sebesar 14 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 10

96 kegiatan. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 50 kegiatan telah mencapai 26%. Faktor pendorong adalah adanya program peningkatan kehidupan beragama dengan fasilitasi kegiatan keagamaan antara lain : N0 Tabel 3. 4 Fasilitasi Kegiatan Keagamaan Tahun Penyelenggaraan MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur an) Nama Kegiatan 2 Penyelenggaraan STQ ( Seleksi Tilawatil Qur an) TK.Kab.Garut 3 Peningkatan peran jalinan kerjasama antar umat, ormasi Islam, pondok pesantren di Kab. Garut 4 Pelatihan kualitas remaja masjid 5 Peningkatan pekayanan jemaah haji 6 Penyelenggaraan lomba-lomba dibidang pendidikan agama islam 7 Penyelenggaraan PORSADIN 8 Garut maghrib mengaji 9 Pelatihan imam masjid 10 Lomba keterampilan pentas seni PAI 11 Rapat koordinasi LPTQ 12 Pelatihan pengurusan jenazah bagi majelis ta lim di Kab.Garut 13 Pelatihan peningkatan mutu dakwah mubaligh/mubalighoh bagi remaja mesjid di Kab.Garut Sumber : Bagian Adkesra Setda Kab. Garut, Tahun 2016 Berbagai fasilitasi kegiatan keagamaan tersebut, merupakan suatu pendekatan pencapaian sasaran strategis meningkatnya kehidupan masyarakat yang bermartabat memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 11

97 Untuk mendukung capaian kinerja, telah dikeluarkan dana sebesar Rp atau 99,98% dari pagu Rp Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 163%. Efisiensi tersebut diantaranya berasal dari penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti efisiensi biaya perjalanan dinas maupun efisiensi dari kegiatan pengadaan barang/ jasa. c. Jumlah putra-putri petani, pedagang kecil yang mendapat fasilitasi beasiswa kuliah Untuk indikator jumlah putra-putri petani, pedagang kecil yang mendapat fasilitas beasiswa kuliah, implementasi pada tahun 2015 belum terealisasi, baru akan direalisasikan pada tahun 2016 dengan jumlah calon penerima sebanyak 60 orang dengan besar bantuan yang tercantum di anggaran tahun 2016 masing-masing setiap orang sebesar Rp ,- per tahun. Kendala belum dapat direalisasikan kegiatan tersebut karena belum matangnya persiapan, diantaranya dari sisi anggaran dan baru akan dilaksanakan tahun d. Jumlah Fasilitasi Kegiatan Keolahragaan Dalam upaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang bermartabat, memiliki etika serta menjungjung nilai-nilai sportifitas, dilakukan fasilitasi kegiatan keolahragaan baik berupa Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Olah Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 12

98 Raga maupun Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga Masyarakat. Pada tahun 2015, indikator Jumlah Fasilitasi kegiatan keolahragaan mencapai 7 kegiatan dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 3 kegiatan berarti telah mencapai/melebihi target dengan tingkat capaian 233%. Kondisi pencapaian pada tahun 2015 meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 7 Kegiatan. Apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 15 kegiatan telah mencapai 46,67%. Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan tersebut diantaranya dilakukannya Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, dengan bentuk kegiatan : No Tabel 3. 5 Fasilitasi Kegiatan Keolahragaan Tahun 2015 Kegiatan 1 Pelaksanaan identifikasi bakat dan Potensi Pelajar Dalam Olahraga 2 Pembibitan dan pembinaan Olahragawan Berbakat (Atlet Pelajar) 3 Pemassalan olahraga bagi Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat 4 Pemberian penghargaan bagi Insan Olahraga yang Berdedikasi dan Berprestasi 6 Pekan Olah Raga Pondok Pesantren (POSPONTREN) 7 Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga (POPWILDA) Sumber : Dispora Kab. Garut, Tahun 2016 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 13

99 Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,12% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 233%. Efisiensi tersebut diantaranya berasal dari pengadaan barang/ jasa, penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti efisiensi biaya perjalanan dinas. e. Jumlah Fasilitasi Kegiatan Kepemudaan Dalam upaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang bermartabat, memiliki etika, produktif serta dapat berperan aktif sebagai motor dalam pembangunan, maka dilakukan berbagai fasilitasi kegiatan kepemudaan. Pada tahun 2015, capaian indikator jumlah fasilitasi kegiatan kepemudaan mencapai 23 kegiatan dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 5 kegiatan telah mencapai target dengan tingkat capaian 460%. Kondisi capaian tahun 2015 meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 10 kegiatan, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 25 kegiatan, sudah mencapai 92%. Tabel 3. 6 Fasilitasi Kegiatan Kepemudaan Tahun 2015 Fasilitasi Kegiatan Kepemudaan 1 Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan (Pramuka) 2 Fasilitasi Aksi Bhakti Sosial 3 Pendidikan dan Pelatihan Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (PSP 3) 4 Bantuan Kewirausahaan 5 Pelatihan Pemuda dan Remaja Mesjid (JPRMI) 6 Perumusan Kebijakan Kewirausahaan bagi Pemuda 7 Diklat Pemuda Bela Negara se Kabupaten Garut Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 14

100 Fasilitasi Kegiatan Kepemudaan 8 Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Kepemudaan 9 ASEAN Youth Centre 10 Pemberian Penyuluhan tentang Bahaya Narkoba bagi Pemuda 11 Pembinaan Keorganisasian Kepemudaan 12 Bantuan Kewirausahaan Bidang Lele 13 Bantuan Kewirausahaan Bidang Ikan 14 Bantuan Kewirausahaan Bidang Ayam 15 Bantuan Kewirausahaan Bidang Pertanian dan Peternakan 16 Bantuan Kewirausahaan Bidang Boga & Jasa 17 Saresehan Kewirausahaan Pemuda Tk. Nasional 18 Fasilitasi Rapat Kerja Wirausahawan Muda 19 Pekan Temu Wicara Organisasi Pemuda Melalui Pemilihan Pengurus DPD KNPI Kab. Garut 20 Pelatihan Manajemen Kewirausahaan bagi Pemuda 21 Sosialisasi Wirausahawan Muda Pemula Tk. Kabupaten 22 Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan (PASKIBRAKA) 23 Bantuan Kewirausahaan Kepada Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) Bidang Perikanan Sumber : Dinas Pemudan dan Olahraga Kab. Garut, 2016 Faktor pendorong pencapaian kinerja diantaranya tingginya animo dan respon para pemuda untuk turut serta dalam pelaksanaan kegiatan. Program yang mendukung pencapaian kinerja adalah Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda; Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda; Program peningkatan peran serta kepemudaan; dan Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,28% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 440%. Efisiensi tersebut diantaranya berasal dari pengadaan barang/ jasa, penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti efisiensi biaya perjalanan dinas, serta adanay partisipasi kalangan pemuda terhadap pelaksanaan kegiatan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 15

101 f. Gelar Seni dan Budaya Dalam rangka upaya mendorong peningkatan pengembangan seni dan budaya daerah, pengembangan potensi dan budaya daerah dilakukan gelar seni dan budaya dalam bentuk pagelaran, pameran dan festival. Pada tahun 2015, capaian indikator Gelar seni dan budaya mencapai 10 kali dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 1 kali telah mencapai/melebihi target dengan tingkat capaian 1000%. Kondisi capaian tahun 2015 tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 12 kali, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 12 kali telah mencapai 83,33%. Faktor pendorong pencapaian kinerja Gelar seni dan budaya pada tahun 2015 diantaranya merupakan Standar Pelayanan Minimal pelayanan dasar Perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan seni dan budaya. Program pendukung pencapaian kinerja adalah program pengembangan nilai budaya, dengan kegiatan Pagelaran panggung seni gelar budaya, Gebyar Budaya Hari Jadi Garut, Helaran seni tradisional, gelar senja, Gelar seni dan budaya, pagelaran seni pancasilat, pasanggiri calung, festival kolaborasi musik etnis, festival penyanyi se-kab.garut dan festival musik Islami serta gelar komunitas adat. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,98% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan capaian kinerja sebesar 100%. Efisiensi tersebut diantaranya berasal dari pengadaan barang/ jasa, penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 16

102 efisiensi biaya perjalanan dinas, serta partisipasi kalangan swasta terhadap pelaksanaan kegiatan. g. Misi Seni dan Budaya Dalam rangka upaya mendorong peningkatan pengembangan seni dan budaya daerah pengembangan potensi dan budaya daerah dilakukan misi seni dan budaya dalam bentuk diplomasi dan promosi keluar daerah. Pada tahun 2015, capaian indikator misi seni dan budaya mencapai 3 kali dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 1 telah mencapai/melebihi target dengan tingkat capaian 300%. Kondisi capaian tahun 2015 meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 4 kali, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak 5 kali telah mencapai 60%. Faktor pendorong pencapaian kinerja misi seni dan budaya pada tahun 2015 diantaranya merupakan Standar Pelayanan Minimal pelayanan dasar Perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan seni dan budaya. Program pendukung pencapaian kinerja adalah program pengembangan nilai budaya, dengan kegiatan pasanggiri tari, musik, teater di Tasikmalaya dan Tari dan musik juara pertama Tk Priangan timur. Pasanggiri tembang sunda, kawih dan calung di Kabupaten Sumedang. Festival penyanyi jalanan di Bandung dan Festival seni budaya pencasilat Tingkat Jawa Barat di Cipaku Bandung. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,57% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 300%. Efisiensi tersebut diantaranya berasal dari pengadaan barang/ jasa, penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 17

103 seperti efisiensi biaya perjalanan dinas., serta partisipasi kalangan swasta terhadap pelaksanaan kegiatan. Misi 1 Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sasaran strategis 2 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 9 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan disajikan pada tabel 3.7 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 APK pendidikan Anak Usia Dini / TK 2 Angka Partisipasi Pendidikan Dasar : Tabel 3. 7 Pengukuran Sasaran Strategis 1.2 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 73,90% 34,41% 71,18% 206,86% 45,11% 157,79% 99,79% 102,99% 100,38% 97,68% 105,26% 95,55% - APK SD sederajat 105,86% 110,43% 101,77% 92,16% 112,43% 90,52% - APK SMP sederajat 97,87% 106,80% 103,77% 97,16% 110,04% 94,30% - APM SD sederajat 98,48% 100,00% 98,52% 98,52% 100% 98,52% - APM SMP sederajat 96,95% 94,73% 97,46% 102,88% 98,58% 98,86% 3 Angka Putus Sekolah Pendidikan Dasar : - Angka Putus Sekolah (APTS) SD/MI - Angka Putus Sekolah (APTS) SMP/MTs 4 Angka Melanjutkan SMP ke SMA/SMK 5 Angka Partisipasi Pendidikan Menengah: 0,002% 0,005% 0,003% 145% 0,002% 133% 0,002% 0,000% 0,005% 99,90% 0,00% 99,90% 0,001% 0,011% 0,001% 190,85% 0,003% 166,67% 59,72% 100% 81,97% 82% 100% 81,97% 61,0% 59,835% 63,8% 107% 79,0% 81% - APK SMA sederajat 61,91% 63,79% 65,85% 103% 80,00% 82,31% - APM SMA sederajat 60,11% 55,88% 61,65% 110% 78,00% 79,04% 6 Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK 0,004% 0,029% 0,003% 189,52% 0,01% 170,00% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 18

104 Target Capaian Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi Capaian Status Akhir Target (%) Capaian RPJMD Akhir (%) 7 Angka melek huruf 99,45% 99,21% 99,44% 100% 99,53% 99,91% 8 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,83 7,73 6,87 89% 8,7 78,97% 9 Jumlah pengunjung perpustakaan terlayani per tahun % ,33% Sumber : Dinas Pendidikan, Bapusipda Kab. Garut, Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Keberhasilan pembangunan turut ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut, dan pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Pengembangan sumber daya manusia dari aspek pendidikan berarti mengembangkan pendidikan baik aspek kuantitas maupun kualitas. Aspek kuantitas menekankan pada perluasan sekolah sehingga penduduk memilki akses untuk bisa mendapatkan pelayanan pendidikan tanpa memandang latar belakang kehidupannya. Dari aspek kualitas, pengembangan sumber daya manusia berarti pendidikan dalam hal ini kualitas sekolah harus selalu ditingkatkan. Dari tabel 3.7 di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan menunjukkan dari 9 indikator yang diukur, sebanyak 6 indikator (66,67%) telah mencapai target yang ditetapkan dan sebanyak 3 indikator (33,33%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya, dengan skala intensitas kinerja sebanyak 7 indikator dengan skala nilai sangat tinggi dan 2 indikator skala nilai tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut: a. APK Pendidikan Anak Usia Dini / TK Upaya pembangunan pendidikan yang berkualitas sejak usia dini sebelum jenjang pendidikan dasar, dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Angka Partisipasi Anak Usia Dini yang diukur dari APK Pendidikan Anak Usia Dini/TK, menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum pada Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 19

105 penyelenggaraan pendidikan usia dini. APK Pendidikan Anak Usia Dini/TK juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. Pada tahun 2015, indikator APK pendidikan Anak Usia Dini / TK mencapai 71,18% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 34,1% telah mencapai dan melebihi target dengan tingkat capaian 206,86% dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 45,11% telah mencapai 157,79%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1. Lembaga Pendidikan Usia Dini (TK, RA dan Pendidikan sejenisnya) sudah menyebar ke seluruh wilayah baik perkotaan maupun pedesaan; 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan anak akan pentingnya pendidikan sebelum masuk ke jenjang sekolah SD dan MI. 3. Adanya bantuan sarana dan prasarana dari pemeintah; 4. Adanya bantuan operasional dari pemerintah untuk pendidikan jenjang Taman Kanak-Kanak. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 73,90%, capaian indikator kinerja tahun ini sedikit mengalami penurunan 2,72% yang disebabkan oleh pendidikan jenjang TK dan RA menerima siswanya yang sudah berusia 5 tahun. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 97,54% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 206%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : 1. Disiplinnya para tenaga pengajar dalam melakukan tugas; 2. Selektifnya dalam mengeluarkan ijin pendirian, harus jelas dulu yayasannya (sebagai penanggungjawab sekaligus penyandang dana untuk kelancaran PBM sekolah swasta). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 20

106 Program yang mendukung kinerja yaitu program pendidikan anak usia dini, yang diimplementasikan ke dalam bentuk kegiatan, yaitu : 1. Kegiatan pengembangan pendidikan anak usia dini; 2. Kegiatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (operasional rutin TK); 3. Kegiatan pengadaan sarana bermain, alat peraga TK, alat permainan edukatif PAUD/ TK (APE dalam dan APE luar); 4. Kegiatan pembangunan ruang kelas baru (RKB) maupun rehabilitasi PAUD/TK; 5. Kegiatan pengadaan mebelair PAUD /TK; 6. Kegiatan penataan lingkungan sekolah PAUD /TK; 7. Kegiatan pembangunan Sekretariat IGTKI Kabupaten Garut. b. Angka Partisipasi Pendidikan Dasar Upaya yang dilakukan untuk pembangunan pendidikan yang berkualitas, antara lain diarahkan untuk peningkatan Angka Partisipasi Pendidikan Dasar pada jenjang SD dan SMP, berupa Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan dan merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. Sementara itu, APM menunjukkan persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Dari hasil pengukuran pencapaian APK dan APM jenjang SD sederajat dan SMP sederajat, menunjukkan realisasi tahun 2015 secara rata-rata mencapai sebesar 100,38% dengan tingkat pencapaian 97,68% dari rata-rata target tahun 2015 sebesar 102,99%, dan telah mencapai 95,55% dari rata-rata target akhir RPJMD sebesar 105,26%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 21

107 Dengan semakin meningkatnya Angka Partisipasi Pendidikan Dasar, maka salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang berkualitas dapat diwujudkan dengan semakin banyaknya anak didik yang dapat dibekali dengan ketrampilan dan pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Uraian rinci pencapaian dan analisis kinerja pencapaian Angka Partisipasi Pendidikan Dasar sebagai berikut : 1) APK SD Sederajat APK SD Sederajat pada tahun 2015 yaitu sebesar 101,77% atau mencapai 92,16% dari target tahun 2015 sebesar 110,43%, dan menurun jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 105,86%, dan mencapai 90,52% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 112, 43%. Faktor pendukung pencapaian kinerja diantaranya : (1) Kualitas kinerja pendidik dan tenaga kependidikan pada setiap sekolah; (2) Terpenuhinya sarana prasarana dan fasilitas pendidikan di sekolah dengan dukungan bertambahnya Unit Sekolah Baru (USB); (3) Kerjasama dengan seluruh stakeholder pendidikan di lingkungan sekolah; (4) Efektivitas proses pembelajaran yang ditunjang dengan upaya berupa program khusus untuk peningkatan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan; (5) Realisasi pendidikan gratis secara utuh pada jenjang pendidikan dasar, yang ditunjang oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat, dan Anggaran Operasional UPTD. Namun demikian, pencapaian APK SD sederajat pada tahun 2015 masih dibawah capaian Nasional pada tahun 2015 sebesar 110,5%, maupun Jawa Barat sebesar 109,42%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 22

108 Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Pemenuhan kebutuhan, melalui evaluasi khusus dengan menggunakan pola skala prioritas program kegiatan; (2) Seluruh perencanaan anggaran disesuaikan dengan kebutuhan program kegiatan melalui program Patok Duga (Backmarking) dimana pemenuhan kebutuhan khusus menyangkut efektivitas program melalui percontohan sebagian sekolah; (3) Seluruh rancangan kegiatan dan anggaran kegiatan, disesuaikan dengan rencana kerja tahunan dan efesiensi anggaran pada Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) setiap program kegiatan. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui menggratiskan biaya sekolah untuk siswa, Pemerintah membantunya dengan pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dalam rangka mendorong peningkatan kualitas pendidikan dasar dilakukan kegiatan Samen Kabupaten untuk tingkat SD, sebagai bentuk apresiasi pemberian penghargaan kepada peserta didik dan pengajar yang telah berprestasi. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja melalui program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang diimplementasikan ke dalam bentuk kegiatan yaitu : 1. Kegiatan penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI; 2. Kegiatan pelatihan asesor akreditasi TK/RA dan SD/MI; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 23

109 3. Kegiatan penyelenggaraan seleksi guru, kepala sekolah, dan pengawas berprestasi; 4. Kegiatan samen kabupaten tingkat SD; 5. Kegiatan pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa (FLS2N, OSN dan O2SN SD); 6. Kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan ujian sekolah untuk SD/MI; 7. Kegiatan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di tingkat sekolah dasar; 8. Kegiatan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan; 9. Kegiatan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD/MI; 10. Kegiatan rehabilitasi bangunan SD/MI; 11. Kegiatan pemagaran sekolah, penataan halaman, pengadaan mebulair sekolah; 12. Kegiatan pengadaan alat peraga IPA berbasis IT untuk SD; 13. Kegiatan pengadaan alatan sain digital untuk sekolah dasar (SD); 14. Kegiatan peningkatan kapasitas tenaga kependidikan melalui manajemen berbasis sekolah (MBS); 15. Kegiatan peningkatan mutu pendidikan berupa media pembelajaran penerapan teknologi otomasi robot inovator; 16. Kegiatan pengadaan alat peraga IPA berbasis IT SD (4 Lokasi SD); 17. Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sekolah hijau dan sehat tingkat sekolah dasar; 18. Kegiatan bantuan penyelenggaraan sekolah standar nasional jenjang SD; 19. Kegiatan rehabilitasi kantor UPTD Pendidikan Dasar. 2) APK SMP sederajat Prosentase APK SMP sederajat pada tahun 2015 yaitu sebesar 103,77% atau mencapai 97,16% dari target tahun 2015 sebesar 106,80%, dan meningkat jika dibandingkan realisasi tahun 2014 sebesar 97,87%, dan mencapai 94,30% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 110,04%. Faktor pendukung pencapaian kinerja diantaranya : (1) Bertambahnya minat mengikuti pendidikan yang dibuktikan dengan peningkatan penerimaan jumlah peserta didik baru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 24

110 (2) Ditunjang dengan bertambahnya Unit Sekolah Baru (USB) baik negeri maupun swasta; (3) Kerjasama dengan lembaga pendidikan masyarakat dalam bentuk PKBM dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket B; (4) Peningkatan pelayanan pendidikan pada aspek lainnya sesuai dengan Standar Pendidikan Minimal (SPM). (5) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, hal ini diwujudkan dengan kerjasama pihak sekolah dengan masyarakat; (6) Peningkatan pelayanan pendidikan yang dibuktikan dengan berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; (7) Peningkatan kepuasan masyarakat yang dibuktikan dengan realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (8) Peningkatan pengelolaan pendidikan yang dibuktikan dengan pembinaan dan pengelolaan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Perencanaan kegiatan didasarkan pada landasan hukum yang jelas; (2) Pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin; (3) Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; (4) Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukan secara bertahap. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : (1) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; (2) Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; (3) Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja dengan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang diimplementasikan pada bentuk kegiatan yaitu : 1. Kegiatan penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SMP/MTS (dana rutin SMP Negeri); Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 25

111 2. Kegiatan penyelenggaraan paket B setara SMP; 3. Kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan ujian sekolah untuk SMP; 4. Kegiatan pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa (FLS2N, OSN dan O2SN SMP); 5. Kegiatan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama; 6. Kegiatan pembangunan ruang kelas baru SMP/MTs; 7. Kegiatan rehabilitasi ruang kelas baru SMP/MTs; 8. Kegiatan bantuan operasional layanan pendidikan dasar SMP Negeri terbuka; 9. Kegiatan bantuan layanan pendidikan dasar SMP Negeri Satu atap ; 10. Kegiatan pengadaan aplikasi portal sumber belajar SMP (Banprop) 11. Kegiatan pembayaran penggantian tanah SMPN; 12. Kegiatan pengadaan meubelair, TIK SMP/MTs; 13. Kegiatan pemagaran, penataan halaman, lapang upacara SMP/MTs 14. Kegiatan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidkan; 15. Kegiatan penyelenggaraan rumah cerdas melalui PKBM paket B setara SMP; 16. Kegiatan bantuan penyelenggaraan sekolah standar nasional jenjang SMP (Banprop) ; 17. Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sekolah hijau dan sehat tingkat SMP. Pencapaian APK SMP sederajat pada tahun 2015 telah berada diatas capaian Nasional pada tahun 2015 sebesar 91,17%, maupun Jawa Barat sebesar 90,07%. 3) APM SD sederajat Prosentase SD sederajat pada tahun 2015 yaitu sebesar 98,52% atau mencapai 98,52% dari target tahun 2015 sebesar 100%, dan meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 98,48% dan mencapai 98,52% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 100%. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sebesar 98,52% belum memenuhi target dari 100% hal ini disebabkan karena siswa SD/MI ada yang berusia dibawah usia 7 tahun dan di atas 12 tahun. Apabila dibandingkan dengan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 26

112 capaian tahun 2014 yang mencapai sebesar 98,48% maka pencapaian indikator APM SD/MI lebih tinggi sebesar 0,04%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1. Kualitas kinerja pendidik dan tenaga kependidikan pada setiap sekolah; 2. Terpenuhinya sarana prasarana dan fasilitas pendidikan di sekolah; 3. Kerjasama dengan seluruh stakeholder pendidikan di lingkungan sekolah; 4. Efektivitas proses pembelajaran yang ditunjang dengan upaya berupa program khusus untuk peningkatan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan; 5. Realisasi pendidikan gratis secara utuh pada jenjang pendidikan dasar yang ditunjang Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat, dan Anggaran Operasional UPTD dan Anggaran Operasional untuk SMP yang bersumber dari APBD Tingkat II. 6. Bertambahnya Unit Sekolah Baru (USB). Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : 1. Pemenuhan kebutuhan, melalui evaluasi khusus dengan menggunakan pola skala prioritas program kegiatan; 2. Seluruh perencanaan anggaran disesuaikan dengan kebutuhan program kgiatan melalui program Patok Duga (Backmarking) dimana pemenuhan kebutuhan khusus menyangkut efektivitas program melalui percontohan sebagian sekolah; 3. Seluruh rancangan kegiatan dan anggaran kegiatan, disesuaikan dengan rencana kerja tahunan dan efesiensi anggaran pada Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) setiap program kegiatan. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui menggratiskan biaya sekolah untuk siswa, Pemerintah membantunya dengan pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 27

113 Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja melalui program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang diimplementasikan ke dalam bentuk kegiatan yaitu : 1. Kegiatan penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI; 2. Kegiatan pelatihan asesor akreditasi TK/RA dan SD/MI; 3. Kegiatan penyelenggaraan seleksi guru, kepala sekolah, dan pengawas berprestasi; 4. Kegiatan samen kabupaten tingkat SD; 5. Kegiatan pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa (FLS2N, OSN dan O2SN SD); 6. Kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan ujian sekolah untuk SD/MI; 7. Kegiatan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di tingkat sekolah dasar; 8. Kegiatan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan; 9. Kegiatan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD/MI; 10. Kegiatan rehabilitasi bangunan SD/MI; 11. Kegiatan pemagaran sekolah, penataan halaman, pengadaan mebulair sekolah; 12. Kegiatan pengadaan alat peraga IPA berbasis IT untuk SD; 13. Kegiatan pengadaan alatan sain digital untuk sekolah dasar (SD); 14. Kegiatan peningkatan kapasitas tenaga kependidikan melalui manajemen berbasis sekolah (MBS); 15. Kegiatan peningkatan mutu pendidikan berupa media pembelajaran penerapan teknologi otomasi robot inovator; 16. Kegiatan pengadaan alat peraga IPA berbasis IT SD (4 Lokasi SD); 17. Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sekolah hijau dan sehat tingkat sekolah dasar; 18. Kegiatan bantuan penyelenggaraan sekolah standar nasional jenjang SD; 19. Kegiatan rehabilitasi kantor UPTD Pendidikan Dasar. Pencapaian APM SD sederajat pada tahun 2015 sudah diatas capaian Nasional pada tahun 2015 sebesar 96,70%, dan sudah diatas capaian Jawa Barat sebesar 97,68%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 28

114 4) APM SMP sederajat APM SMP sederajat pada tahun 2015 yaitu sebesar 97,46% atau mencapai 102,88% dan melampaui target tahun 2015 sebesar 94,73%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 96,95% dan mencapai 98,86% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 98,58%. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs. sebesar 97,46% sudah memenuhi target dari 94,73% hal ini disebabkan karena anak yang berusia sekolah jenjang SMP/MTs. telah mengikuti pendidikan dan lembaga SMP/MTs. sudah tersebar diseluruh wilayah. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang mencapai sebesar 96,95% maka pencapaian indikator Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs lebih tinggi sebesar 0,51%. Pencapaian APM SMP sederajat pada tahun 2015 sudah diatas capaian Nasional pada tahun 2015 sebesar 77,82%, dan sudah diatas capaian Jawa Barat sebesar 79,55%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1. Bertambahnya minat mengikuti pendidikan yang dibuktikan dengan peningkatan penerimaan jumlah peserta didik baru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; 2. Ditunjang dengan bertambahnya Unit Sekolah Baru (USB) baik negeri maupun swasta; 3. Kerjasama dengan lembaga pendidikan masyarakat dalam bentuk PKBM dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket B; 4. Peningkatan pelayanan pendidikan pada aspek lainnya sesuai dengan Standar Pendidikan Minimal (SPM). 5. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, hal ini diwujudkan dengan kerjasama pihak sekolah dengan masyarakat; 6. Peningkatan pelayanan pendidikan yang dibuktikan dengan berdirinya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; 7. Peningkatan kepuasan masyarakat yang dibuktikan dengan realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 29

115 8. Peningkatan pengelolaan pendidikan yang dibuktikan dengan pembinaan dan pengelolaan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : 1. Perencanaan kegiatan didasarkan pada landasan hukum yang jelas; 2. Pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin; 3. Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; 4. Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukan secara bertahap. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : 1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; 2. Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; 3. Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja dengan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang diimplementasikan pada bentuk kegiatan yaitu : 1. Kegiatan penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SMP/MTS (dana rutin SMP Negeri); 2. Kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan ujian sekolah untuk SMP; 3. Kegiatan pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa (FLS2N, OSN dan O2SN SMP); 4. Kegiatan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama; 5. Kegiatan pembangunan ruang kelas baru SMP/MTs; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 30

116 6. Kegiatan rehabilitasi ruang kelas baru SMP/MTs; 7. Kegiatan pengadaan aplikasi portal sumber belajar SMP (Banprop) 8. Kegiatan pembayaran penggantian tanah SMPN; 9. Kegiatan pengadaan meubelair, TIK SMP/MTs; 10. Kegiatan pemagaran, penataan halaman, lapang upacara SMP/MTs 11. Kegiatan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidkan; 12. Kegiatan penyelenggaraan rumah cerdas melalui PKBM paket B setara SMP; 13. Kegiatan bantuan penyelenggaraan sekolah standar nasional jenjang SMP (Banprop) ; 14. Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sekolah hijau dan sehat tingkat SMP. Untuk mendukung capaian kinerja peningkatan Angka Partisipasi Pendidikan Dasar telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 76,87% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 97,68%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah dilakukannya pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin, dengan penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas dan diarahkan untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukan secara bertahap. c. Angka Putus Sekolah Pendidikan Dasar Angka Putus sekolah merupakan proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu, yang digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk melihat keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada masing-masing kelompok umur. Semakin rendah Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu semakin rendah, dan responsifitas masyarakat terhadap pendidikan semakin tinggi. 1) Angka Putus Sekolah (APTS) SD/MI Capaian Indikator Angka Putus Sekolah (APTS) SD/MI pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,005% atau mencapai 99,9% dari target tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 31

117 sebesar 0,00%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 0,005% dan mencapai 99,9% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 0,0%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : (1) Realisasi pendidikan gratis untuk jenjang SD/MI; (2) Pemenuhan sebagian sarana prasarana pendidikan; (3) Pelayanan pendirian unit gedung baru (UGB) sesuai dengan ketentuan standar pelayanan minimal (SPM); Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh mudahnya akses pendidikan untuk jenjang SD/MI. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : (1) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, hal ini diwujudkan dengan kerjasama pihak sekolah dengan masyarakat; (2) Berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; (3) Realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; (2) Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukan secara bertahap. Masih adanya angka putus sekolah SD/MI diantaranya disebabkan kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak sebagai investasi masa depannya; kondisi ekonomi orang tua yang miskin; dan keadaan geografis yang kurang menguntungkan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 32

118 Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : (1) Peningkatan pelayanan pendidikan yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui pembinaan kepala sekolah; (2) Kerjasama nyata antara pihak sekolah dengan masyarakat dan stakeholder pendidikan di lingkungan sekolah; (3) Peningkatan mutu manajemen pelayanan pendidikan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja melalui pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, yang diimplementasikan melalui pelaksanaan kegiatan : 1. Bantuan layanan pendidikan dasar SMP satu atap pada sebanyak 12 SMP; 2. Bantuan operasional layanan pendidikan dasar SMP Negeri Terbuka (Banprop); 3. Bantuan operasional SMP Terbuka di Jawa Barat (Banprop). 2) Angka Putus Sekolah (APTS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APTS) SMP sederajat pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,001% atau mencapai 190,85% dari target tahun 2015 sebesar 0,011%, dan sama dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar 0,001% dan mencapai 166,67% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 0,003%. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs. sebesar 0,001% telah memenuhi target dari 0,011% hal ini disebabkan karena persepsi orang tua dan anaknya yang sudah memahami pentingnya pendidikan. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang mencapai sebesar 0,001% maka pencapaian indikator Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs. Konsisten/sama sebesar 0,001%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : (1) Realisasi pendidikan gratis untuk jenjang SMP/MTs; (2) Pemenuhan sebagian sarana prasarana pendidikan; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 33

119 (3) Pelayanan pendirian unit gedung baru (UGB) sesuai dengan ketentuan standar pelayanan minimal (SPM); Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh mudahnya akses pendidikan untuk jenjang SD/MI. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : (1) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, hal ini diwujudkan dengan kerjasama pihak sekolah dengan masyarakat; (2) Berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; (3) Realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; (2) Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukans secara bertahap. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : 1. Peningkatan pelayanan pendidikan yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui pembinaan kepala sekolah; 2. Kerjasama nyata antara pihak sekolah dengan masyarakat dan stakeholder pendidikan di lingkungan sekolah; 3. Peningkatan mutu manajemen pelayanan pendidikan. Dalam untuk mendukung keberhasilan penurunan Angka Putus Sekolah SMP/MTs, maka ditunjang dengan pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, yang diimplementasikan melalui pelaksanaan kegiatan : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 34

120 1. Bantuan layanan pendidikan dasar SMP satu atap pada sebanyak 12 SMP; 2. Bantuan operasional layanan pendidikan dasar SMP Negeri Terbuka (Banprop); 3. Bantuan operasional SMP Terbuka di Jawa Barat (Banprop). Untuk mendukung capaian kinerja penurunan angka putus sekolah pendidikan dasar telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 84,04% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 145%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah adanya bantuan operasional Layanan Pendidikan Dasar SMP Negeri Terbuka dari dilakukannya pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin, dengan penganggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, disamping berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan. d. Angka Melanjutkan SMP ke SMA/SMK Angka Melanjutkan SMP ke SMA/SMK pada tahun 2015 yaitu sebesar 81,97% atau mencapai 81,97% dari target tahun 2015 sebesar 100%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar 59,72% dan mencapai 81,97% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 100%. Angka Melanjutkan SMP/MTs. ke SMA/SMK/MA. sebesar 81,97% belum memenuhi target dari 100% hal ini disebabkan karena anak yang berusia sekolah jenjang SMA/SMK/MA ada yang melanjutkan ke luar daerah Kabupaten Garut. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang mencapai sebesar 59,72% maka pencapaian indikator Angka Melanjutkan Angka Melanjutkan SMP/MTs. ke SMA/SMK/MA lebih tinggi sebesar 22,25%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 35

121 (1) Pembinaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam melakukan sosialisasi pentingnya pendidikan lanjutan serta dampak dan keuntungannya; (2) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan khusus SMA di setiap wilayah kecamatan; (3) Pendirian Unit Sekolah Baru (USB) dan evaluasi ijin pendirian sekolah swasta khusus untuk SMA; (4) Peningkatan kerjasama antar pemerintah (Dinas Pendidikan) dengan pihak masyarakat peduli pendidikan, baik pada lembaga pendidikan swasta atau lembaga masyarakat seperti PKBM dan lainnya; (5) Publikasi mutu pengelolaan pendidikan kepada pihak masyarakat termasuk kepada masyarakat di luar Kabupaten Garut; (6) Peningkatan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan meningkat, terutama dalam pelayanan sarana prasarana dan pelayanan pembiayaan pendidikan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh : (1) Keberhasilan dinas pendidikan dalam pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan skala prioritas kegiatan tahunan; (2) Peningkatan pelayanan pendidikan yang dibuktikan dengan berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; (3) Peningkatan kepuasan masyarakat yang dibuktikan dengan realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (4) Peningkatan pengelolaan pendidikan yang dibuktikan dengan pembinaan dan pengelolaan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah keberhasilan program kegiatan dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dan kepedulian serta kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mendukung capaian kinerja peningkatan angka melanjutkan dari SMP ke SMA/SMK telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan belum cukup Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 36

122 efisiennya penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 82%, yang diantaranya disebabkan terdapatnya anak yang berusia sekolah jenjang SMA/SMK/MA yang melanjutkan ke luar daerah Kabupaten Garut, disamping masih rendahnya responsifitas masyarakat untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMA sederajat terutama di wilayah yang tingkat aksesibilitasnya masih rendah. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : (1) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; (2) Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; (3) Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja Program Pendidikan Menengah yang diimplementasikan melalui kegiatan sosialisasi implementasi pendidikan menengah universal SMA, bantuan Pendidikan Menengah Universal (PMU) SMK Negeri dan SMA Negeri (Banprop) dan ditunjang Program Bidang Sarana dan Prasarana Pendidikan. e. Angka Partisipasi Pendidikan Menengah 1) APK SMA sederajat Angka Partisipasi Pendidikan Menengah untuk APK SMA sederajat pada tahun 2015 yaitu sebesar 65,85% atau mencapai 103% dari target tahun 2015 sebesar 63,79%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 61,91% dan mencapai 82,31% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 80,00%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : (1) Bertambahnya minat mengikuti pendidikan yang dibuktikan dengan peningkatan penerimaan jumlah peserta didik baru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; (2) Ditunjang dengan bertambahnya Unit Sekolah Baru (USB) baik negeri maupun swasta; (3) Kerjasama dengan lembaga pendidikan masyarakat dalam bentuk PKBM dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket B; (4) Publikasi mutu pengelolaan pendidikan kepada pihak masyarakat termasuk kepada masyarakat di luar Kabupaten Garut; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 37

123 (5) Penyelenggaraan pendidikan berbasis agamis dan berbasis keunggulan masyarakat lokal; (6) Peningkatan pelayanan pendidikan pada aspek lainnya sesuai dengan Standar Pendidikan Minimal (SPM). Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh : (1) Partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan dasar 9 tahun dan lanjutan pendidikan ke tingkat SLTA (SMA/SMK) semakin meningkat; (2) Pertumbuhan minat pendidikan lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan penduduk; (3) Peningkatan kerjasama antar pemerintah (Dinas Pendidikan) dengan pihak masyarakat peduli pendidikan, baik pada lembaga pendidikan swasta atau lembaga masyarakat seperti PKBM dan lainnya; (4) Publikasi mutu pengelolaan pendidikan kepada pihak masyarakat termasuk kepada masyarakat di luar Kabupaten Garut; (5) Peningkatan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan meningkat, terutama dalam pelayanan sarana prasarana dan pelayanan pembiayaan pendidikan. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : (1) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, hal ini diwujudkan dengan kerjasama pihak sekolah dengan masyarakat; (2) Peningkatan pelayanan pendidikan yang dibuktikan dengan berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; (3) Peningkatan kepuasan masyarakat yang dibuktikan dengan realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (4) Peningkatan pengelolaan pendidikan yang dibuktikan dengan pembinaan dan pengelolaan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Perencanaan kegiatan didasarkan pada landasan hukum yang jelas; (2) Pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 38

124 (3) Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; (4) Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukans secara bertahap. Pencapaian APK SMA sederajat pada tahun 2015 masih dibawah capaian Nasional pada tahun 2015 sebesar 78,02%, dan sudah diatas capaian Jawa Barat sebesar 70,23%. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : (1) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; (2) Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; (3) Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program yang menunjang keberhasilan kinerja melalui program pendidikan menengah yang diimplementasikan pada bentuk kegiatan : 1. Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM); 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Tingkat SMA; 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Tingkat SMK; 4. Pembangunan RKB SMK, SMA dan MA; 5. Pembangunan Lokal Baru SMK 6. Pengadaan Sarana LAB Komputer SMA, SMK 7. Pengadaan Mebeluer Sekolah SMS dan SMK 8. Pembangunan Sarana Air Bersih, Sanitary, MCK 9. Pemagaran, Penataan Halaman SMA, SMK; 10. Pengadaan Alat Peraga Pembelajaran IPA Digital SMA (2 Lokasi SMA); 11. Bantuan Perlatan Bengkel (2unit) SMK; 12. Pengadaan Peralatan Sains Digital Untuk SMA; 13. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pembinaan Sekolah Hijau dan Sehat di Tingkat SMA dan SMK; 14. Pengadaan Content Multi Media Untuk Latihan Test Toefel, Test Ielt; 15. Pengadaan E Learning English Practice For Business, For Tourism; 16. Robot Edukasi untuk Pembelajaran Aplikasi Robotika dan Astronomi; 17. Pembinaan Dapodikmen; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 39

125 18. Seleksi Akademik dan Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah (SMA,SMK) 19. Penyelenggaraan Flssn, O2SN dan LKS Siswa SMA 20. Sosialisasi dan Evaluasi Hasil Kinerja Bidang Pendidikan Ujian Sekolah Untuk SMA; 21. Penyelenggaraan FlSSN, O2SN dan LKS Siswa SMK 22. Sosialisasi dan Evaluasi Hasil Kinerja Bidang Pendidikan Ujian Sekolah untuk SMK 23. Pemeliharaan Sistem dan Teknologi Informasi (SI/TI) di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Garut; 2) APM SMA sederajat Angka Partisipasi Pendidikan Menengah untuk APM SMA sederajat pada tahun 2015 yaitu sebesar 61,65% atau mencapai 110% dari target tahun 2015 sebesar 55,88%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 60,11% dan mencapai 79,04% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 78,00%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : (1) Bertambahnya minat mengikuti pendidikan yang dibuktikan dengan peningkatan penerimaan jumlah peserta didik baru pada jenjang pendidikan menengah; (2) Ditunjang dengan bertambahnya Unit Sekolah Baru (USB) baik negeri maupun swasta; (3) Kerjasama dengan lembaga pendidikan masyarakat dalam bentuk PKBM dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket C; (4) Publikasi mutu pengelolaan pendidikan kepada pihak masyarakat termasuk kepada masyarakat di luar Kabupaten Garut; (5) Penyelenggaraan pendidikan berbasis agamis dan berbasis keunggulan masyarakat lokal; (6) Peningkatan pelayanan pendidikan pada aspek lainnya sesuai dengan Standar Pendidikan Minimal (SPM). Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh : (1) Partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan dasar 9 tahun dan lanjutan pendidikan ke tingkat SLTA (SMA/SMK) semakin meningkat; (2) Pertumbuhan minat pendidikan lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan penduduk; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 40

126 (3) Peningkatan kerjasama antar pemerintah (Dinas Pendidikan) dengan pihak masyarakat peduli pendidikan, baik pada lembaga pendidikan swasta atau lembaga masyarakat seperti PKBM dan lainnya; (4) Publikasi mutu pengelolaan pendidikan kepada pihak masyarakat termasuk kepada masyarakat di luar Kabupaten Garut; (5) Peningkatan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan meningkat, terutama dalam pelayanan sarana prasarana dan pelayanan pembiayaan pendidikan. Pencapaian APM SMA sederajat pada tahun 2015 sudah diatas capaian Nasional pada tahun 2015 sebesar 59,71%, dan sudah diatas capaian Jawa Barat sebesar 56,73%. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : (1) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, hal ini diwujudkan dengan kerjasama pihak sekolah dengan masyarakat; (2) Peningkatan pelayanan pendidikan yang dibuktikan dengan berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; (3) Peningkatan kepuasan masyarakat yang dibuktikan dengan realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (4) Peningkatan pengelolaan pendidikan yang dibuktikan dengan pembinaan dan pengelolaan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Perencanaan kegiatan didasarkan pada landasan hukum yang jelas; (2) Pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin; (3) Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; (4) Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukans secara bertahap. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak peningkatan kinerja diantaranya melalui : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 41

127 (1) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; (2) Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; (3) Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program yang menunjang keberhasilan kinerja melalui program pendidikan menengah yang diimplementasikan pada bentuk kegiatan : 1. Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM); 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Tingkat SMA; 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Tingkat SMK; 4. Pembangunan RKB SMK, SMA dan MA; 5. Pembangunan Lokal Baru SMK 6. Pengadaan Sarana LAB Komputer SMA, SMK 7. Pengadaan Mebeluer Sekolah SMS dan SMK 8. Pembangunan Sarana Air Bersih, Sanitary, MCK 9. Pemagaran, Penataan Halaman SMA, SMK; 10. Pengadaan Alat Peraga Pembelajaran IPA Digital SMA (2 Lokasi SMA); 11. Bantuan Perlatan Bengkel (2unit) SMK; 12. Pengadaan Peralatan Sains Digital Untuk SMA; 13. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pembinaan Sekolah Hijau dan Sehat di Tingkat SMA dan SMK; 14. Pengadaan Content Multi Media Untuk Latihan Test Toefel, Test Ielt; 15. Pengadaan E Learning English Practice For Business, For Tourism; 16. Robot Edukasi untuk Pembelajaran Aplikasi Robotika dan Astronomi; 17. Pembinaan Dapodikmen; 18. Seleksi Akademik dan Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah (SMA,SMK) 19. Penyelenggaraan Flssn, O2SN dan LKS Siswa SMA 20. Sosialisasi dan Evaluasi Hasil Kinerja Bidang Pendidikan Ujian Sekolah Untuk SMA; 21. Penyelenggaraan FlSSN, O2SN dan LKS Siswa SMK 22. Sosialisasi dan Evaluasi Hasil Kinerja Bidang Pendidikan Ujian Sekolah untuk SMK 23. Pemeliharaan Sistem dan Teknologi Informasi (SI/TI) di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Garut; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 42

128 Untuk mendukung capaian kinerja Angka Partisipasi Pendidikan Menengah telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 94,40% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 107%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Perencanaan kegiatan didasarkan pada landasan hukum yang jelas; (2) Pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin; (3) Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; (4) Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukan secara bertahap. f. Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,003% atau mencapai 189,52% dari target tahun 2015 sebesar 0,029%, dan menurun jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2014 sebesar 0,004% dan baru mencapai 170% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 0,01%. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA. sebesar 0,0003% telah memenuhi target dari 0,029% hal ini disebabkan karena persepsi orang tua dan anaknya yang sudah memahami pentingnya pendidikan. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang mencapai sebesar 0,004% maka pencapaian indikator Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA lebih rendah. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1. Pembinaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam melakukan sosialisasi pentingnya pendidikan lanjutan serta dampak dan keuntungannya; 2. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan khusus SMA di setiap wilayah kecamatan; 3. Pendirian Unit Sekolah Baru (USB) dan evaluasi ijin pendirian sekolah swasta khusus untuk SMA; 4. Peningkatan kerjasama antar pemerintah (Dinas Pendidikan) dengan pihak masyarakat peduli pendidikan, baik pada lembaga pendidikan swasta atau lembaga masyarakat seperti PKBM dan lainnya; 5. Publikasi mutu pengelolaan pendidikan kepada pihak masyarakat termasuk kepada masyarakat di luar Kabupaten Garut; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 43

129 6. Peningkatan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan meningkat, terutama dalam pelayanan sarana prasarana dan pelayanan pembiayaan pendidikan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan kinerja yang disebabkan oleh : 1. Keberhasilan dinas pendidikan dalam pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan skala prioritas kegiatan tahunan; 2. Peningkatan pelayanan pendidikan yang dibuktikan dengan berdirinnya sekolah-sekolah pada lembaga pendidikan oleh pihak masyarakat sehingga meningkatkan akses proses pendidikan; 3. Peningkatan kepuasan masyarakat yang dibuktikan dengan realisasi pendidikan gratis melalui penanggulangan biaya pendidikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); 4. Peningkatan pengelolaan pendidikan yang dibuktikan dengan pembinaan dan pengelolaan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah keberhasilan program kegiatan dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dan kepedulian serta kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mendukung capaian kinerja penurunan Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 100% dari pagu Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 189,52%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : 1. Perencanaan kegiatan didasarkan pada landasan hukum yang jelas; 2. Pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin; 3. Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; 4. Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukans secara bertahap. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak peningkatan kinerja diantaranya melalui : 1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 44

130 2. Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; 3. Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja melalui Program Pendidikan Menengah, yang diimplementasikan dengan kegiatan diantaranya penyelenggaraan Paket C Setara SMU. g. Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf pada tahun 2015 yaitu sebesar 99,44% atau mencapai 100,23% dari target tahun 2015 sebesar 99,21%, dan turun jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2014 sebesar 99,45% dan mencapai 99,91% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 99,53%. Angka Melek Huruf sebesar 99,44% telah memenuhi target dari 99,21% hal ini disebabkan karena diperluasnya akses program belajar Paket A, B, dan C melalui program Rumah Cerdas. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : (1) Adanya beberapa program khusus berkenaan dengan kegiatan-kegiatan peningkatan rata-rata lama sekolah, baik tercakup kegiatan dengan menggunakan anggaran APBN, APBD I dan APBD II; (2) Kerjasama antara Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, dengan seluruh masyarakat stakeholder dalam bidang garapan pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C; (3) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal dalam kehidupan sehari-hari; (4) Adanya subsidi bantuan pemerintah pusat melalui Bantuan Operasional Pendidikan PAUDNI yang diterima oleh beberapa pendidikan non formal. (5) Program peningkatan RLS menjadi program unggulan kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Garut; (6) Terjadi peningkatan angka lulusan program kesetaraan paket A, B, dan C dibandingkan dengan tahun sebelumnya; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 45

131 (7) Efektivitas program upaya peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), yang diantaranya : (a) Peningkatan efektivitas program kesetaraan paket A; (b) Peningkatan efektivitas program kesetaraan paket B; (c) Peningkatan efektivitas program kesetaraan paket C; (d) Program pendukung efektivitas PKBM melalui program RUMAH CERDAS; (8) Efektivitas program peningkatan tata kelola PKBM yang diselelnggarakan oleh pihak masyarakat; (9) Penambahan dan evaluasi efektivitas pendirian PKBM baru pada beberapa lembaga pendidikan masyarakat; (10) Peningkatan kuantitas PKBM yang diselenggarakan oleh pihak masyarakat; (11) Efektivitas proses pembelajaran dan ketersediaan guru pamong pada setiap PKBM yang diselenggarakan oleh pihak masyarakat; (12) Terjangkaunya aspek pembiayaan yang menjadi beban masyarakat dalam proses pendidikan pada bidang pendididikan kesetaraan baik paket A, B dan C. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,37% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100,23%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Beban biaya operasional penyelenggaraan pendidikan kesetaraan sebagian besar ditanggung oleh subsidi pemerintah pusat melalui Anggaran BOP ; (2) Sasaran peserta didik pada program pendidikan kesetaraan hanya menangung beban biaya di luar anggaran subsidi BOP yang menjadi beban biaya operasional setiap PKBM. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak peningkatan kinerja diantaranya melalui : (1) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; (2) Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 46

132 (3) Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja melalui program pendidikan non formal, yang diimplementasikan dengan kegiatan : (1) Pemberdayaan tenaga pendidik non formal; (2) Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan; (3) Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non formal; (4) Pameran kursus; (5) Peningkatan profesionalisme pamong dan tutor Paket B,C di SKB serta PKBM, PKBM binaan SKB di kab. Garut; (6) BOP PKBM; (7) Publikasi program pendidikan non formal pada Hari Aksara Internasional; h. Rata-Rata Lama Sekolah Angka Rata-Rata Lama Sekolah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Dalam perkembangannya, selama periode terjadi lima kali perubahan metodologi perhitungan IPM, dengan alasan beberapa indikator dianggap sudah tidak tepat untuk digunakan, termasuk perubahan dalam metode perhitungan Rata-rata lama sekolah. Indikator ratarata lama sekolah tetap dipertahankan, namun cakupan penghitungan yang digunakan pada metode baru adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas sesuai dengan rekomendasi UNDP, berbeda dengan cakupan penghitungan dengan metode lama yang menggunakan penduduk berusia 15 tahun ke atas. Hasil perhitungan rata-rata lama sekolah Kabupaten Garut tahun 2015 berdasarkan benchmark data dari Badan Pusat Statistik, menunjukkan bahwa Rata-rata lama sekolah penduduk berusia 25 tahun ke atas di kabupaten Garut Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 47

133 dengan metode perhitungan baru selama tahun masih rendah. Pencapaian Rata-rata Lama Sekolah hanya mengalami peningkatan 2,84% (rata-rata tumbuh 0,57% per tahun) dari sebesar 6,68 tahun pada tahun 2010 menjadi 6,87 tahun pada tahun Apabila dibandingkan target tahun 2015 sebesar 7,73 tahun, maka rata-rata lama sekolah baru mencapai 89% terhadap target. Apabila dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya maka mengalami peningkatan 0,04 tahun dari sebelumnya 6,83 tahun. Apabila dibandingkan target akhir RPJMD sebesar 8,7 tahun, maka baru mencapai 78,97%. Namun demikian target yang telah ditetapkan masih menggunakan cakupan penghitungan dengan metode lama yang menggunakan penduduk berusia 15 tahun ke atas. Perlu diketahui bahwa Rata-rata Lama Sekolah merupakan kombinasi dari beberapa variabel pendidikan yaitu Partisipasi Sekolah, jenjang pendidikan yang pernah diduduki, kelas yang sedang dijalani, dan jenjang pendidikan yang ditamatkan dan cakupan perhitungan bagi penduduk yang berusia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada usia tersebut proses pendidikan sudah berakhir. Tantangan yang masih dihadapi di bidang pendidikan diantaranya Pendidikan Formal Belum Dirasakan oleh Semua Kalangan terutama pada jenjang pendidikan menengah, hal ini dapat ditunjukkan dari Angka Partisipasi Murni (APM) SMA sederajat pada tahun 2015 yang baru mencapai 65,85% yang berbanding lurus dengan Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA sederajat yang mencapai 81,97%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : (1) Adanya beberapa program khusus berkenaan dengan kegiatan-kegiatan peningkatan rata-rata lama sekolah, baik tercakup kegiatan dengan menggunakan anggaran APBN, APBD I dan APBD II; (2) Kerjasama antara Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, dengan seluruh masyarakat stakeholder dalam bidang garapan pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C; (3) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal dalam keidupan sehari-hari; (4) Adanya subsidi bantuan pemerintah pusat melalui Bantuan Operasional Pendidikan PAUDNI yang diterima oleh beberapa pendidikan non formal. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 48

134 Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : (1) Program peningkatan RLS menjadi program unggulan kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Garut; (2) Terjadi peningkatan angka lulusan program kesetaraan paket A, B, dan C dibandingkan dengan tahun sebelumnya; (3) Efektivitas program upaya peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), yang diantaranya : (a) Peningkatan efektivitas program kesetaraan paket A; (b) Peningkatan efektivitas program kesetaraan paket B; (c) Peningkatan efektivitas program kesetaraan paket C; (d) Program pendukung efektivitas PKBM melalui program RUMAH CERDAS; (4) Efektivitas program peningkatan tata kelola PKBM yang diselelnggarakan oleh pihak masyarakat; (5) Penambahan dan evaluasi efektivitas pendirian PKBM baru pada beberapa lembaga pendidikan masyarakat; Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : (1) Beban biaya operasional penyelenggaraan pendidikan kesetaraan sebagian besar ditanggung oleh subsidi pemerintah pusat melalui Anggaran BOP ; (2) Sasaran peserta didik pada program pendidikan kesetaraan hanya menangung beban biaya di luar anggaran subsidi BOP yang menjadi beban biaya operasional setiap PKBM; (3) Perencanaan kegiatan didasarkan pada landasan hukum yang jelas; (4) Pemberdayaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin; (5) Penganggaran biaya pendidikan kegiatan dilakukan melalui strategi skala prioritas; (6) Penganggaran biaya untuk kebutuhan pengadaan fisik sekolah dilakukan melalui program tuntas yang dilakukans secara bertahap. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak pencapaian kinerja diantaranya melalui : 1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja bidang dan pelaksanaan kegiatan; 2. Menindaklanjuti program dan kegiatan pada tahun berikutnya; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 49

135 3. Revitalisasi pelaksanaan kegiatan dan efektivitas program sesuai dengan hasil assessment monitoring dan evaluasi kegiatan. Program yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, yang diimplementasikan dalam kegiatan Penyelenggaraan Rumah Cerdas Melalui PKBM Paket B-C Setara SMP-SMA dan Penyelenggaraan Paket B Setara SMP. i. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Terlayani per Tahun Jumlah pengunjung perpustakaan terlayani per tahun pada tahun 2015 yaitu sebesar orang atau mencapai 101% dari target tahun 2015 sebesar orang dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar orang dan mencapai 18,33% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar orang. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya: 1. Tersedianya sarana dan prasaran perpustakaan yang memadai; 2. Sosialisai dan publikasi yang efektif; 3. Terlaksanya layanan perpustakaan yang efektif. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya animo masyarakat terhadap perpustakaan berbanding lurus dengan meningkatnya sarana prasarana perpustakaan, meningkatnya sosialisasi dan publikasi, meningkatnya layanan perpustakaan, meningkatkan kualitas pelayanan (penyederhanaan prosedur pembuatan kartu anggota dan didukung ketersediaan sarana pelayanan yang memadai), menambah jam pelayanan dan meningkatkan kualitas koleksi bahan pustaka. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 50

136 Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian pernyataan kinerja yaitu program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan yang diimplementasikan ke dalam kegiatan, yaitu: 1. Kegiatan Pemasyarakatan Minat dan Kebiasaan Membaca Untuk Mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar 2. Kegiatan Pengembangan Minat dan Budaya Baca 3. Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi Pengembangan Budaya baca 4. Kegiatan Penyediaan Bantuan Pengembangan Perpustakaan dan Minat Baca di Daerah, 5. Kegiatan Publikasi dan Sosialisasi minat dan budaya baca 6. Kegiatan Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah 7. Kegiatan Pemeliharaan dan Pelestarian Bahan Pustaka 8. Kegiatan Penyediaan Bantuan Pembangunan Gedung Perpustakaan di Daerah. Untuk mendukung capaian kinerja peningkatan jumlah kunjungan perpustakaan, telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,21% dari pagu Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 101%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah meningkatnya sarana prasarana dan kualitas layanan perpustakaan, adanya sosialisasi dan publikasi, dan bertambahnya koleksi bahan pustaka. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 51

137 Misi 1 Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Sasaran strategis 3 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan tata kelola pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 8 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan disajikan pada tabel 3.8 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Cakupan Pelayanan Kunjungan Rawat Jalan (orang) Tabel 3. 8 Pengukuran Sasaran Strategis 1.3 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) ,39% X ,41% - RSUD dr. Slamet ,07% ,66% - RSUD Pameungpeuk ,21% ,52% 2 Cakupan Pelayanan ,60% X ,18% Kunjungan Rawat Inap (orang) - RSUD dr. Slamet ,64% ,89% - RSUD Pameungpeuk ,99% ,08% 3 Prosentase kepesertaan BPJS 50,67% 65% 65,17% 100% 90% 72,41% 4 Cakupan linakes 82,62% 88% 88,63% 101% 96% 92,32% 5 Jumlah kasus kematian ibu melahirkan 6 Jumlah kasus kematian bayi 7 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 8 Cakupan Desa Siaga Aktif ,00% X 15 (100,00%) ,30% X 95 (62,11%) 83,33% 95% 93,44% 98% 100% 93,44% 83,17% 80% 86,88% 109% 92% 94,43% Sumber : Dinas kesehatan, RSUD Dr Slamet, RSUD Pameungpeuk, Bag. Adkesra, Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 52

138 Analisis Kinerja Tahun 2015 Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan adalah diperolehnya derajat kesehatan masyarakat yang tinggi. Berdasarkan teori H.L. Bllum derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, faktor keturunan. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh sebesar 45% terhadap derajat kesehatan masyarakat, sementara faktor perilaku berpengaruh sebesar 30% faktor pelayanan kesehatan berpengaruh sebesar 20% dan faktor keturunan berpengaruh sebesar 5%. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan, dengan mengedepankan upaya penyembuhan (curative) dan upaya pemulihan (rehabilitatif) yang didukung oleh upaya pencegahan (preventif) dan Promosi (promotif) serta upaya rujukan. Dari tabel 3.8 di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan menunjukkan dari 8 indikator yang diukur, sebanyak 3 indikator (37,50%) telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan, sebanyak 1 indikator (12,50%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya dan 4 indikator (50%) yang tidak mencapai target, dengan skala intensitas kinerja skala nilai sangat tinggi sebanyak 6 indikator, sangat rendah sebanyak 2 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : a. Cakupan Pelayanan Kunjungan Rawat Jalan Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah dibagi ke dalam jenis pelayanan medis, pelayanan penunjang medis serta pelayanan yang bersifat non medis atau pelayanan umum. Pelayanan rawat jalan merupakan bentuk pelayanan medis rumah sakit. Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk memfasilitasi pelayanan bagi keluarga miskin dengan menetapkan pelayanan rawat jalan tindak lanjut dan pelayanan rawat inap kelas III menjadi tanggungan pemerintah melalui BPJS, maka RSUD dr. Slamet dan RSUD Pameungpeuk Garut telah menganstisipasi dengan melaksanakan kebijakan tersebut melalui peningkatan pelayanan dan pendukung pelayanan sesuai standar. Tingginya Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 53

139 angka perawatan keluarga miskin yang menjadi tanggungan pemerintah tersebut menuntut Rumah Sakit untuk dapat menyediakan fasilitas pelayanan yang memadai. Pada tahun 2015, indikator cakupan pelayanan kunjungan rawat jalan pada RSUD dr. Slamet dan RSUD Pameungpeuk mencapai orang dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar orang tidak mencapai target dengan tingkat capaian 96,39%%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar baru mencapai 17,41%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh semakin banyaknya fasilitas fasilitas kesehatan yang mudah di akses oleh pengguna sehingga tidak harus ke rumah sakit. Tabel 3. 9 Kunjungan Pasien Rawat Jalan pada RSUD Dr. Slamet Garut Tahun NO. POLIKLINIK TAHUN Poliklinik Sp. Peny. Dalam Poliklinik Spesialis Anak Poliklinik Spesialis Bedah Poliklinik Sp. Obsgyn Poliklinik Spesialis T H T Poliklinik Spesialis Mata Poliklinik Sp. Kulit & Kel Poliklinik Spesialis Jiwa Poliklinik Spesialis Syaraf Poliklinik Gigi dan Mulut Poliklinik VIP Poliklinik TKA Poliklinik Orthopedi Poliklinik Psikologi Sumber : RSUD dr. Slamet Garut Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 54

140 Tabel Kunjungan Pasien Rawat Jalan pada RSUD Pamungpeuk Garut Tahun NO. POLIKLINIK TAHUN Poli Gigi Poli Umum Poli Dalam Poli Kebidanan Poli KB Poli Anak Laboratoriium KB USG Imunisasi Radiologi JUMLAH Sumber : RSUD Pameungpeuk Garut Faktor pendukung pencapaian kinerja diantaranya : a. Meningkatnya kompetensi dan pelayanan tenaga kesehatan khususnya rawat jalan sehingga memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD; b. Meningkatnya sarana dan prasarana medis baik secara kualitas maupun kuantitas; c. Meningkatnya sarana dan prasarana gedung/konstruksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 97,22% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi penggunaan anggaran masih sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 96%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya, diantaranya: 1. Efisiensi penggunaan keuangan terutama dalam hal belanja pegawai; 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang optimal; 3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai untuk menjadi pegawai profesional yang bekerja dengan pola efisien dan efektif. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 55

141 Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui peningkatan dan pengadaan sarana prasarana pelayanan kesehatan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja pada RSUD dr Slamet Garut : 1. Program Pengadaan, Peningkatan Saran dan Prasaraa RS / RS Paru-paru / RS Mata Kegiatan Pengadaan dan Perbaikan Sarana / prasarana rumah sakit yaitu pengadaan alat-alat kesehatan (DAK). Kegiatan Kegiatan Pengadaan dan Perbaikan Sarana / prasarana rumah sakit yaitu pengadaan alat-alat kesehatan (DAK Tambahan). Kegiatan Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Banprop). Kegiatan Peningkatan Fasilitas Kelas III RSUD dr. Slamet Garut (Banprop). Pengadaan alat-alat kedokteran (DHBHCTH). 2. Program Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kegiatan Peningaktan dan Pendukung pelayanan badan layanan umum daerah Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja pada RSUD Pameungpeuk : : 1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, dengan kegiatan : 1) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (Pajak Rokok) 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan : 1) Pengembangan Tipe Rumah Sakit Menuju BLUD 2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pameungpeuk (Lanjutan) 3. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, dengan kegiatan : 1) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) 2) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesda) 4. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata, dengan kegiatan : 1) Pengadaan Bahan-bahan Logistik Rumah Sakit 2) Pembangunan Gedung Rumah Sakit Pameungpeuk (Banprop Lanjutan) 3) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit 4) Pembangunan Gedung Laboratorium Rumah Sakit (Lanjutan) 5) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit (pendamping dak) 6) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit (menpro dak) 7) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit (dak) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 56

142 8) Pengadaan Peningkatan Dan Perbaikan Sarana/Prasarana Rumah Sakit 9) Pembuatan Ruang Genset ( pajak rokok ) 10) Pemagaran Halaman Kantor Rumah Sakit Pameungpeuk ( pajak rokok ) 11) Pembangunan Koridor Penghubung Antar Gedung (pajak rokok) b. Cakupan Pelayanan Kunjungan Rawat Inap Pada tahun 2015, indikator cakupan pelayanan kunjungan rawat inap mencapai orang dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar orang tidak mencapai target dengan tingkat capaian 92,60%%. Kondisi capaian tahun 2015 tersebut menurun apabila dibandingan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu sebanyak orang dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar orang telah mencapai 18,18%. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja dan penurunan kinerja diantaranya disebabkan semakin banyaknya fasilitas fasilitas kesehatan yang mudah diakses oleh pengguna sehingga tidak harus ke rumah sakit. Sedangkan untuk kunjungan rawat inap tidak tercapai disebabkan kurangnya sarana rawat inap terutama bagi rawat inap Kelas III. Selain itu jumlah sumber daya manusia belum memenuhi standar pelayanan rumah sakit kelas B Non Pendidikan. Tabel Kunjungan Pasien Rawat Inap pada RSUD Dr. Slamet Garut Tahun TAHUN NO. RUANG PERAWATAN RUANG TOPAZ RUANG AGATE RUANG KALIMAYA BAWAH RUANG JADE RUANG KECUBUNG RUANG ZAMRUD Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 57

143 TAHUN NO. RUANG PERAWATAN RUANG SAFIR RUANG MUTIARA ATAS RUANG MUTIARA BAWAH RUANG INTAN RUANG PERINATOLOGI RUANG MIRAH RUANG PERMATA RUANG CEMPAKA RUANG ASTER MARJAN ATAS MARJAN BAWAH PUSPA UTAMA NUSA INDAH BAWAH NUSA INDAH ATAS KALIMAYA ATAS RUBY Sumber : RSUD dr. Slamet Garut, Februari 2016 Tabel Kunjungan Pasien Rawat Inap pada RSUD Pameungpeuk Tahun TAHUN NO. RUANG PERAWATAN IGD PERINATOLOGI VK RAWAT INAP JUMLAH Sumber : RSUD Pameungpeuk Garut, Februari 2016 Faktor pendukung pencapaian kinerja diantaranya : a. Meningkatnya kompetensi dan pelayanan tenaga kesehatan khususnya rawat jalan di RSUD Pameungpeuk sehingga memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Pameungpeuk; b. Meningkatnya sarana dan prasarana medis baik secara kualitas maupun kuantitas di RSUD Pameungpeuk; c. Meningkatnya sarana dan prasarana gedung/konstruksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 58

144 Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui peningkatan dan pengadaan sarana prasarana pelayanan kesehatan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 63,82% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 93%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya: a. Efisiensi penggunaan keuangan terutama dalam hal belanja pegawai b. Pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang optimal c. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai untuk menjadi pegawai profesional yang bekerja dengan pola efisien dan efektif. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui peningkatan dan pengadaan sarana prasarana pelayanan kesehatan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja pada RSUD dr Slamet Garut : 1. Program Pengadaan, Peningkatan Saran dan Prasaraa RS / RS Paru-paru / RS Mata 1) Kegiatan Pengadaan dan Perbaikan Sarana / prasarana rumah sakit (DAK) 2) Kegiatan Kegiatan Pengadaan dan Perbaikan Sarana / prasarana rumah sakit (DAK Tambahan) 3) Kegiatan Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Banprop) 4) Kegiatan Peningkatan Fasilitas Kelas III RSUD dr. Slamet Garut (Banprop) 5) Pengadaan alat-alat kedokteran (DHBHCTH) 2. Program Program Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) 1) Kegiatan Peningaktan dan Pendukung pelayanan badan layanan umum daerah Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja pada RSUD Pameungpeuk : 1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, dengan kegiatan : 1) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (Pajak Rokok) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 59

145 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan : 1) Pengembangan Tipe Rumah Sakit Menuju BLUD 2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pameungpeuk (Lanjutan) 3. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, dengan kegiatan : 1) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) 2) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesda) 4. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata, dengan kegiatan : 1) Pengadaan Bahan-bahan Logistik Rumah Sakit 2) Pembangunan Gedung Rumah Sakit Pameungpeuk (Banprop Lanjutan) 3) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit 4) Pembangunan Gedung Laboratorium Rumah Sakit (Lanjutan) 5) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit (pendamping dak) 6) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit (menpro dak) 7) Pembangunan Gedung Kantor Rumah Sakit (dak) 8) Pengadaan Peningkatan Dan Perbaikan Sarana/Prasarana Rumah Sakit 9) Pembuatan Ruang Genset ( pajak rokok ) 10) Pemagaran Halaman Kantor Rumah Sakit Pameungpeuk ( pajak rokok ) 11) Pembangunan Koridor Penghubung Antar Gedung (pajak rokok) c. Prosentase Kepesertaan BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Jaminan kesehatan secara universal mulai secara bertahap pada 2014, dan pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut. Pada tahun 2015, indikator Prosentase kepesertaan BPJS mencapai 65,17% atau Jiwa dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 65% mencapai/melebihi target dengan tingkat capaian 100,26%. Kondisi capaian tahun 2015 tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 50,67% atau Jiwa, dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 90% baru mencapai 72,41%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 60

146 Tabel Data Kepesertaan Penduduk Kabupaten Garut Program JKN ( Jaminan Kesehatan Sosial) Tahun Pemerintah Kabupaten Garut NO URAIAN Tahun 2014 Tahun Jumlah Penduduk Kabupaten Garut Jiwa Jiwa** 2 Jumlah Yang Sudah Jadi Peserta BPJS Kesehatan per Jiwa Jiwa Desember 3 Penduduk Yang Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan Jiwa Jiwa 4 Prosentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Penduduk Kabupaten Garut Sumber : Bagian Adkesra Setda Kab. Garut, Februari Tahun ,67 % 65,17% Tabel Rincian Data Kepesertaan Penduduk Kabupaten Garut Untuk Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional ) Tahun 2015 NO JENIS PESERTA JUMLAH 1 JAMKESMAS PBI APBN Jiwa 2 PNS Jiwa 3 TNI dan POLRI Jiwa 4 PPnPN ( Pegawai Pemerintahan Non Pegawai Negri) 520 Jiwa 5 Pegawai Swasta/Badan Usaha Jiwa 6 BUMD 123 Jiwa 7 Pekerja Mandiri Jiwa 8 Pensiunan (PNS, TNI dan POLRI, Veteran) Jiwa Jumlah Jiwa Sumber : Bagian Adkesra Setda Kab. Garut, Februari Tahun 2016 Kendala Program BPJS yaitu terlambatnya data dari kecamatan Program BPJS Tahun 2015 : Kader Posyandu untuk diikutsertakan ke BPJS yang ditanggung pemerintah daerah; Integrasi Jamkesda ke BPJS; Verifikasi Data Masyarakat Miskin non jamkesmas untuk mendapatkan bantuan dari Provinsi. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 67,58% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100,26%. Faktor-faktor yang Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 61

147 menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adanya dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk jaminan kesehatan khususnya bagi penduduk miskin. Program yang mendukung pencapaian kinerja yaitu Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, dengan bentuk kegiatan : Jaminan kesehatan nasional kapitasi; Jaminan kesehatan bagi maskin diluar quota jamkesmas (Banprop); Jaminan kesehatan nasional non kapitasi. d. Cakupan Linakes Dalam rangka menekan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi, maka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil sesuai standar (bidan, dokter, dan tenaga paramedis lainnya) di fasilitas kesehatan perlu disukseskan, dengan tujuan : * Menurunkan kesakitan dan komplikasi persalinan. * Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi. * Memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas. Pada tahun 2015, indikator Cakupan Linakes (persalinan oleh tenaga kesehatan) mencapai 88,63% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 88% mencapai target dengan tingkat capaian 101%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 82,62% dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 96% baru mencapai 92,32%. Faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya: - SDM kesehatan dalam pertolongan persalinan meningkat; - Sarana prasarana dalam pertolongan persalinan bertambah; - Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat dalam pertolongan persalinan yang aman. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 capaian indikator kinerja tahun 2015 mengalami peningkatan karena didukung dengan adanya peran serta masyarakat untuk melaksanakan pertolongan persalinan di sarana kesehatan. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja Tahun 2015 diantaranya adalah : - Peningkatan SDM kesehatan dalam memberikan pertolongan persalinan sampai ke tingkat desa - Pemanfaatan sarana kesehatan (PONED) oleh masyarakat Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 62

148 - Adanya peran serta masyarakat, lintas program dan lintas sektoral dalam peningkatan pertolongan persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 81,05% dari pagu sebesar Rp Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 101%. Faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : - Adanya peran serta masyarakat dalam peningkatan pemahaman persalinan yang aman. - Adanya kerjasama lintas sektor dan lintas Program Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian kinerja cakupan LINAKES yaitu Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan : Kegiatan Peningkatan Kemampuan petugas Kegiatan Peningkatan Pelayanan pertolongan persalinan Kegiatan Peningkatan kapasitas kader dalam penurunan AKB Gambar 3. 3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun Ibu Bersalin (Bulin) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) Ibu Bersalin (Bulin) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) e. Jumlah Kasus Kematian Ibu Melahirkan Pada tahun 2015, indikator Jumlah kasus kematian ibu melahirkan mencapai 45 kasus dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 25 Kasus mencapai target dengan tingkat capaian 20%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 37 Kasus dan apabila Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 63

149 dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 15 Kasus baru mencapai -100%. Pada tahun 2015 dan tahun 2014 jumlah Kematian Ibu yaitu sebanyak 45 kasus sedangkan target kematian Ibu yang diharapkan pada tahun 2015 dapat menurun sebanyak 35 kasus ini berarti target dalam upaya penurunan jumlah kasus kematian Ibu 2015 tidak mencapai target. Begitu pula apabila melihat target akhir dari RPJMD yaitu sebesar 15 kasus kematian ibu belum mencapai target. Capaian indikator kinerja tahun 2015 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan dibandingkan dengan tahun 2014 ini disebabkan oleh: - Masih adanya pertolongan persalinan yang tidak dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di sarana kesehatan (12% masih di tolong oleh non nakes) - Belum optimalnya sarana dan prasarana yang menangani pertolongan persalinan dan kegawat daruratan. (RS rujukan hanya 1, yaitu RSUD dr. Slamet Garut, belum adanya Bank darah) - Belum meratanya jumlah tenaga kesehatan yang memberikan pertolongan persalinan dan kegawat daruratan ibu dan bayi - Belum meratanya keterampilan petugas pertolongan persalinan dalam penanganan kegawat daruratan persalinan - Masih belum optimalnya peran serta masyarakat, lintas program dan lintas sektoral dalam pentingnya persalinan yang aman - Belum optimalnya dalam pemahaman dalam penanganan 3T dan 4T. - Letak geografis yang memperlambat sistim rujukan Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah: - SDM Kesehatan yang belum merata baik dalam keterampilan maupun penempatan - Sarana dan prasaranan kesehatan yang belum memadai - Peran serta Masyarakat yang belum optimal Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 97,11% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan belum cukup efisiensnya penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 20%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 64

150 - Sistim pencatatan dan pelaporan kematian ibu dilakukan berjenjang dari tingkat puskesmas; - Adanya peran serta lintas sektor dan lintas program. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang belum mencapai target diantaranya melalui: - Peningkatan kemampuan petugas dalam pertolongan persalinan dan kegawat daruratan - Adanya Audit Maternal Perinatal dalam upaya penelusuran kasus kematian untuk pencegahan terjadinya kasus yang sama - Adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam upaya pemanfaatan sarana pertolongan persalinan di sarana kesehatan (PONED) oleh masyarakat - Peningkatan Kemitraan Bidan dan dukun paraji - Peningkatan peran serta masyarakat dalam pertolongan persalinan yang aman - Adanya regulasi yang mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja kasus kematian Ibu yaitu Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan : 1. Kegiatan Peningkatan Kemampuan petugas 2. Kegiatan Peningkatan Pelayanan pertolongan persalinan 3. Kegiatan Peningkatan kapasitas kader dalam penurunan AKB f. Jumlah Kasus Kematian Bayi Pada tahun 2015 jumlah kasus kematian Bayi sebanyak 249 kasus sedangkan target yang diharapkan tahun 2015 sebanyak 200 kasus dengan tingkat capaian 46,30%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan jumlah kasus kematian bayi, demikian halnya belum dapat mencapau target akhir RPJMD sebesar 95 kasus, yang disebabkan oleh: - Masih adanya pertolongan persalinan yang tidak dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di sarana kesehatan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 65

151 - Belum meratanya jumlah tenaga kesehatan yang memberikan pertolongan persalian. - Belum meratanya keterampilan petugas pertolongan persalinan dalam penanganan kegawat daruratan persalinan - Masih belum optimalnya peran serta masyarakat, lintas program dan lintas sektoral dalam pentingnya persalinan yang aman. - Belum optimalnya dalam Pemahaman dalam penanganan 3T dan 4T. - Letak geografis yang memperlambat sistim rujukan Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah : - SDM Kesehatan yang belum merata baik dalam keterampilan maupun penempatan - Sarana dan Prasaranan kesehatan yang belum memadai - Peran serta Masyarakat yang belum optimal Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 96,23% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan belum cukup efisiensnya penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 46%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah dilakukannya Sistim pencatatan dan pelaporan kematian ibu secara berjenjang dari tingkat puskesmas. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui: - Peningkatan kemampuan petugas dalam pertolongan persalinan dan kegawat daruratan - Adanya Audit Maternal Perinatal dalam upaya penelusuran kasus kematian untuk pencegahan terjadinya kasus yang sama - Adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam upaya pemanfaatan sarana pertolongan persalinan di sarana kesehatan (PONED) oleh masyarakat. - Peningkatan Kemitraan Bidan dan dukun paraji - Peningkatan peran serta masyarakat dalam pertolongan persalinan yang aman Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 66

152 - Adanya regulasi yang mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja kasus kematian bayi adalah Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan : 1. Kegiatan Peningkatan Kemampuan petugas 2. Kegiatan Peningkatan Pelayanan pertolongan persalinan 3. Kegiatan Peningkatan kapasitas kader dalam penurunan AKB g. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Indikator keberhasilan program imunisasi adalah capaian Desa UCI dengan komponen komposit dari cakupan imunisasi BCG, Polio 1, Pentavalen 3, dan Campak. Berdasarkan hasil laporan dari tingkat puskesmas capaian desa Universal Child Immunization (UCI) tahun 2015 sebesar 93,44% atau sebanyak 413 desa dari 442 desa/kelurahan. Capaian tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,1% dibandingkan tahun 2014 (87,33%), tentunya hasil ini masih di bawah target RPJMD sebesar 95%. Beberapa faktor memungkinkan belum tercapainya desa UCI tersebut, diantaranya : 1) Masih terdapat kekurangan dalam sistem manajemen program imunisasi di puskesmas, terutama dalam kualitas sasaran dan hasil pencatatan pelaporan. 2) Terdapatnya introduksi vaksin baru yang masih dalam masa transisi, sehingga masih ada masyarakat yang belum mengetahui keberadaan vaksin tersebut. 3) Belum maksimalnya pihak puskesmas dalam memanfaatkan hasil Pematauan Wilayah Setempat (PWS) sebagai media untuk mengetahui masalah dan kendala terhadap capaian program imunisasi. 4) Masih terdapat anggapan salah tentang label kehalalan dari vaksin tertentu, yang dapat menyebabkan menurunnya animo masyarakat terhadap imunisasi. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 67

153 5) Belum sepenuhnya respon puskesmas terhadap hasil feed back laporan bulanan program imunisasi. Beberapa upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja petugas koordinator imunisasi : 1) Lebih mengefektifkan tenaga SDM yang ada terutama telah mengikuti pelatihan program imunisasi. 2) Meningkatkan lagi kegiatan supervisi supportif, bimbingan teknis, dan monitoring evaluasi secara berkala. 3) Efisiensi biaya / dana lebih mengarahkan kegiatan yang lebih aplikatif. 4) Sistem laporan feed back minimal setiap enam (6) bulan sekali. 5) Melakukan Sweeping vaksinasi terhadap sasaran yang belum lengkap status imunisasinya dalam meningkatkan cakupan imunisasi melalui pendanaan dari Bantuan Oprasional Kesehatan (BOK). Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 80,66% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 98%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah partisipasi masyarakat untuk mendukung keberhasilan program imunisasi. Program yang mendukung pencapaian kinerja diantaranya program perbaikan gizi masyarakat, dan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Gambar 3. 4 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Tahun Jml Desa/ Kel Jml Desa/ Kel Desa/ Kel UCI 413 Desa/ Kel UCI Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 68

154 h. Cakupan Desa Siaga Aktif Pada tahun 2015 indikator Desa/Kelurahan Siaga Aktif mencapai 86,87 % sedangkan target Nasional di tahun 2015 sebesar 80%. Ini berarti Capaian Desa/kelurahan Siaga Aktif telah mencapai target dengan tingkat capaian 108,58%. Begitupun apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 92% telah mencapai 94, 4%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : Meningkatnya dukungan /komitment bersama baik dari Tim Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kabupaten, Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan dan Forum Desa Siaga Aktif Tingkat Desa dan Kelurahan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, capaian indikator kinerja tahun 2015 mengalami peningkatan yang disebabkan oleh; Meningkatnya pengetahuan, peran dan dukungan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui peningkatan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) di Desa/Kelurahan Siaga Aktif Meningkatnya peran stake holder dalam kegiatan Desa/Kelurahan Siaga Aktif di berbagai tingkatan. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : Adanya SDM yang cukup di tingkat Dinas Adanya dana untuk kegiatan program pada tahun 2015 Adanya sarana / media promosi (leaflet, lembar balik, dll) untuk mendukung upaya sosialisasi Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Berjalannya sistem monitoring dan evaluasi kegiatan Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 93,94% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi penggunaan anggaran apabila Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 69

155 dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 109%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : Meningkatnya jumlah UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat), seperti Posyandu baik secara kuantitas maupun kualitas (di lihat dari peningkatan strata posyandu). Meningkatnya jumlah POSKESDES yang beroperasi. Meningkatnya jumlah tenaga penyuluh kesehatan di puskesmas Meningkatnya jumlah Kader Kesehatan yang melakukan penyuluhan kesehatan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja Cakupan Desa /Kelurahan Siaga Aktif adalah Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan kegiatan : 1) Kegiatan meningkatkan peran serta masyarakat dalam peningkatan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) diantaranya: Rapat Koordinasi Desa/ Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kabupaten. Sosialisasi Desa/Kelurahan Siaga Aktif di 15 Kecamatan Prioritas. Peningkatan Kapasitas Petugas dan Pembinaan Kader Poskesdes Sosialisasi Upaya Kesehatan di pesantren (Pos Kesehatan Pesantren) di 5 Kecamatan Prioritas. 2) Kegiatan pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, diantaranya: Pembuatan sarana media promosi (leaflet, banner, spanduk, umbulumbul dan papan pendukung promosi bertemakan kesehatan). 3) Kegiatan penyuluhan masyarakat pola hidup sehat diantaranya; Sosialisasi PHBS Tatanan Sekolah pada Petugas UKS di 15 Kecamatan prioritas. Bimbingan teknis petugas promkes puskesmas dalam pengembangan PHBS Monitoring dan Evaluasi. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 70

156 Misi 1 Sasaran Strategis 4 Terkendalinya Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengaturan Reproduksi Keluarga yang Sehat serta Pelaksanaan Fungsi Keluarga Sasaran strategis terkendalinya pertumbuhan penduduk melalui pengaturan reproduksi keluarga yang sehat serta pelaksanaan fungsi keluarga ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan tata kelola pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana keluarga sejahtera serta pengendalian kependudukan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 4 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran terkendalinya pertumbuhan penduduk melalui pengaturan reproduksi keluarga yang sehat serta pelaksanaan fungsi keluarga disajikan pada tabel 3.15 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 1.4 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 2,56% 2,42% 2,40% 100,96% 2,15% 88,37% 2 Menurunnya Laju 1,22% 1,54% 1,52% 101,08% 1,41% 92,20% Pertumbuhan Penduduk (LPP) 3 Menurunnya jumlah ,87% ,02% keluarga pra sejahtera (KK) 4 Jumlah calon % ,00% transmigran yang ditempatkan 20 Sumber : BKBPP dan Dinsosnakertrans Kab. Garut Tahun 2016 Ket : = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Terkendalinya pertumbuhan penduduk melalui pengaturan reproduksi keluarga yang sehat serta pelaksanaan fungsi keluarga menunjukkan dari 4 indikator yang diukur, sebanyak 2 indikator (50%) telah mencapai target yang ditetapkan, dan sebanyak 2 indikator Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 71

157 (50%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya, dengan skala intensitas kinerja terdiri dari skala nilai sangat tinggi sebanyak 3 indikator, dan skala nilai tinggi sebanyak 1 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : a. Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) Angka kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada suatu wilayah. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sampai dengan akhir masa reproduksinya. Pencapaian Total Fertility Rate (TFR) pada tahun 2015 sebesar 2,40% atau mencapai 100,96% dari target tahun 2015 sebesar 2,42%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar 2,56% dan mencapai 88,37% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 2,15%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya: - Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya program Keluarga Berencana sebagai dampak dari intervensi dan penggerakan program Keluarga Berencana; - Gencarnya sosialisasi mengenai Konsep Generasi Berencana bagi para remaja dan mahasiswa; - Terselenggaranya kerjasama lintas sektoral seperti dengan PKK dan TNI dalam pelaksanaan pelayanan KB Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya kesertaan ber-kb (CU/PUS) dan meningkatnya pemakaian alat kontrasepsi dengan metode kontrasepsi jangka panjang serta bertambahnya jumlah Pusat Informasi dan Konseling baik remaja atau mahasiswa di Kabupaten Garut. Ketercapaian sasaran ini didukung oleh: 1. Program Pelayanan Kontrasepsi Kegiatan Pelayanan Konseling KB Kegiatan Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB Kegiatan Pelayanan Medis Operasi 2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 72

158 Kegiatan Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja 3. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KKR 4. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS, HIV/AIDS Penyuluhan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,31% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensnya penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100,96%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya terus digalakannya sosialisasi mengenai Konsep Generasi Berencana bagi kalangan remaja dilakukannya kerjasama lintas sektoral seperti dengan PKK dan TNI dalam pelaksanaan pelayanan KB. b. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) pada tahun 2015 yaitu sebesar 1,52% atau mencapai 101,08% dari target tahun 2015 sebesar 1,54%, dan turun jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 1,22% dan mencapai 92.20% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 1,41%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya: - Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya program Keluarga Berencana sebagai dampak dari intervensi dan penggerakan program Keluarga Berencana; - Gencarnya sosialisasi mengenai Konsep Generasi Berencana bagi para remaja dan mahasiswa; - Terselenggaranya kerjasama lintas sektoral seperti dengan PKK dan TNI dalam pelaksanaan pelayanan KB. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya kesertaan ber-kb (CU/PUS) dan meningkatnya pemakaian alat kontrasepsi dengan metode kontrasepsi jangka panjang serta bertambahnya jumlah Pusat Informasi dan Konseling baik Remaja atau Mahasiswa di Kabupaten Garut. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 73

159 1. Program Pelayanan Kontrasepsi 1) Kegiatan Pelayanan Konseling KB 2) Kegiatan Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB 3) Kegiatan Pelayanan Medis Operasi 2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja 1) Kegiatan Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja 3. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR 1) Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KKR Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,10% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensnya penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 101,08%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya terus dilaksanakannya program pelayanan kontrasepsi, Program Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR. c. Menurunnya Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan. Kondisi jumlah keluarga pra sejahtera pada tahun 2015 mencapai sebanyak KK atau mencapai 98,87% dari target tahun 2015 sebanyak KK dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebanyak KK, dan mencapai 94,02% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar KK. Faktor pendorong pencapaian kinerja penurunan jumlah Keluarga Pra Sejahtera ditunjang oleh meningkatnya ketahanan dan pemberdayaan ekonomi keluarga yang berbasis partisipasi aktif masyarakat. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,98% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 74

160 tersebut menunjukkan efisiensnya penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 98,87%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan ekonomi keluarga yang berbasis partisipasi aktif masyarakat. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian/kegagalan pencapaian pernyataan kinerja yaitu Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga; Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB KR dengan kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. d. Jumlah Calon Transmigran Yang Ditempatkan Transmigrasi merupakan suatu upaya pengendalian penduduk dengan mempengaruhi persebaran penduduk yang dimaksudkan agar tenaga kerja, tanah, dan sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka meningkatkan kualitas hidup materiil maupun spiritual sehingga lebih baik dari keadaan semula. Pada tahun 2015, indikator jumlah calon transmigran yang ditempatkan mencapai 20 KK atau mencapai 80% dibandingkan target di tahun 2015 sebanyak 25 KK. Jumlah calon transmigran yang ditempatkan tersebut meningkat dibandingkan kondisi tahun 2014 sebanyak 5 KK. Apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak 125 KK, maka telah mencapai 16%. Faktor pendorong pencapaian kinerja diantaranya : 1) Pelatihan keterampilan warga Translok yang berlokasi di UPT. Cimahi Kecamatan Caringin dengan target 20 KK dan terealisasi 20 KK (100%) 2) Kerjasama antar wilayah dalam penyelenggaraan transmigrasi : a) Survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi target 4 lokasi terealisasi 4 lokasi yaitu : 1) Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (2 lokasi). 2) Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara (1 lokasi) 3) Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu (1 lokasi) b) Kesepakatan perjanjian kerjasama penempatan calon transmigran di lokasi target 2 MoU realisasi 4 MoU, yaitu : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 75

161 1) Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (2 lokasi). 2) Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara (1 lokasi) 3) Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu (1 lokasi) c) Penempatan transmigran ke luar Pulau Jawa target 20 KK terealisasi 20 KK (76 Jiwa) : 1) UPT Jatisari Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (5 KK, 19 KK) 2) UPT Sriagung Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (5 KK, 20 Jiwa) 3) UPT Laeya Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara (5 KK, 21 Jiwa) 4) UPT Malakoni Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu (5 KK, 16 jiwa) Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,54% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensnya penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 80%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya meningkatkan perjanjian kerjasama penempatan calon transmigran dan pelatihan keterampilan calon transmigran. Program yang dilaksanakan yaitu : 1. Program Transmigrasi Lokal dengan kegiatan Pelatihan Transmigrasi Lokal, 2. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, dengan kegiatan Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam rangka pengembangan kawasan; dan Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 76

162 Misi 1 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Keadilan, Kesetaraan Gender dan Peran Perempuan Dalam Proses Pembangunan Sasaran strategis meningkatnya keadilan, kesetaraan gender dan peran perempuan dalam proses pembangunan ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan peningkatan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan daerah. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 2 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya keadilan, kesetaraan gender dan peran perempuan dalam proses pembangunan disajikan pada tabel 3.16 berikut dibawah ini : Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 1.5 Indikator Kinerja 1 Prosentase kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terselesaikan 2 Prosentase trafiking yang tertangani Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% Sumber : BKBPP Kab Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya keadilan, kesetaraan gender dan peran perempuan dalam proses pembangunan menunjukkan dari 2 indikator yang diukur, keseluruhan indikator (100%) telah mencapai target yang ditetapkan, dengan skala intensitas kinerja mencapai nilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 77

163 a. Prosentase kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terselesaikan Upaya pencegahan dan penindakan dilakukan Pemerintah, dalam rangka memberikan perlindungan perempuan dan anak dari berbagai tindak kekerasan. Prosentase kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terselesaikan pada tahun 2015 yaitu sebesar 145 % (58 kasus) atau mencapai 145% dari target tahun 2015 sebesar 100%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 100% (63 kasus) dan mencapai 145% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 100%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Garut, hal ini merupakan dampak dari sosialisasi tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini secara prosentase mengalami hasil yang sama yaitu 100% tetapi secara jumlah kasus yang ditangani mengalami penurunan dari tahun 2014 yaitu 63 kasus menjadi 58 kasus pada tahun Hal ini disebabkan menurunnya angka kasus kekerasan yang terjadi dan yang terlaporkan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya melakukan pendampingan terhadap korban kekerasan terhadap perempuan dan anak. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian ini adalah Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan dengan implementasi kegiatan yaitu : Pendampingan Korban Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 78

164 Pembekalan mengenai Undang-Undang tentang Kekerasan terhadap Perlindungan anak bagi petugas lapangan b. Prosentase Trafiking yang Tertangani Prosentase trafiking yang tertangani pada tahun 2015 yaitu sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2015 sebesar 100%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2014 sebesar 100% dan mencapai 100% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 100%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya: - Meningkatnya kesadaran masyarakat sehingga berita atau informasi mengenai kasus kekerasan dapat segera ditangani; - Terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait (BKBPP, P2TP2A, Kepolisian, dll). Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini sama yaitu 100% seperti tahun sebelumnya. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja yaitu : 1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Pendampingan Korban Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan Pembekalan Mengenai UU Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak bagi Petugas Lapangan Bantuan bagi OPD Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (BKBPP Kab. Garut (Banprov) 2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Kegiatan Pengembangan Kota Layak Anak (Banprov) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 79

165 Misi 1 Sasaran Strategis 6 Meningkatnya Pemberdayaan dan Akses Pelayanan Sosial Dalam Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial Sasaran strategis meningkatnya pemberdayaan dan akses pelayanan sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kehidupan masyarakat yang bermartabat dan sejahtera. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 2 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya pemberdayaan dan akses pelayanan sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial disajikan pada tabel 3.17 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 1.6 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dapat memenuhi kebutuhan/dibantu (orang) 2 Jumlah keluarga berumah tidak layak huni yang dibantu (RTLH) Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) % ,04% % ,83% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya pemberdayaan dan akses pelayanan sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial menunjukkan dari 2 indikator yang diukur, keseluruhan indikator (100%) telah mencapai target yang ditetapkan, dengan skala intensitas kinerja mencapai nilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 80

166 a. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dapat memenuhi kebutuhan/dibantu Jumlah PMKS yang ditangani target orang pada tahun 2015 dapat direalisasikan sebanyak orang sehingga pencapaian kinerjanya 238 %. Apabila dibanding tahun sebelumnya mengalami peningkatan orang (5,2%) dan dibandingkan target akhir RPJMD sudah mencapai 204%. Capaian realisasi yang cukup besar disebabkan karena pada tahun 2015 mendapat alokasi tambahan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial semula 18 Kecamatan dengan jumlah sasaran RTSM menjadi 42 Kecamatan dengan jumlah sasaran RSTSM. Secara keseluruhan pencapaian kinerja dihasilkan melalui 9 program 32 kegiatan dengan total anggaran Rp ,- realisasi Rp ,- terdiri dari APBD Kabupaten Garut sebesar Rp ,- dan Kementerian Sosial RI sebesar Rp ,- untuk penanganan PMKS, antara lain : Fakir miskin Jiwa, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) 656 KK/Rumah, Lanjut Usia terlantar 220 orang, Keluarga rentan sosial ekonomi 40 orang, Anak Terlantar orang, Penyandang Cacat (PACA) 417 orang, korban trafficking 10 orang, korban bencana alam jiwa, Waria 10 orang, WTS 34 orang, anak jalanan 40 orang, pekerja migran bermasalah 54 orang, Anak nakal 36 orang, dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) 40 Orang. Realisasi cakupan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani di Kabupaten Garut tahun 2015 mencapai 13,15 % atau PMKS/orang dari jumlah PMKS yang seharusnya mendapat penanganan sebanyak orang. Realisasi 13,15 % lebih tinggi jika dibandingkan dengan target capaian SPM bidang sosial sebesar 5,4 % atau 243,5 %. Capaian SPM bidang sosial di Kabupaten Garut masih jauh di bawah jika dibandingkan dengan target Nasional sebasar 50% pada tahun ke-5, sedangkan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 81

167 Kabupaten Garut pada tahun ke-5 baru mencapai 42,02 % atau 82,04 % dari target nasional pada tahun ke-5. Tabel Perbandingan Target Capaian SPM Bidang Sosial Kabupaten Garut Tahun 2015 NO JENIS PELAYANAN DASAR 1 Cakupan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani Target Realisasi % Target Nasional s/d Tahun ke-5 Capaian Kab. Garut s/d Tahun ke-5 5,4 % 13,15 % 243,5 50 % 42,02 % 82,04 % Sumber : Dinsosnakertrans Kab. Garut Tahun 2016 b. Jumlah keluarga berumah tidak layak huni yang dibantu (RTLH) Jumlah keluarga berumah tidak layak huni yang dibantu (RTLH) pada tahun 2015 yaitu sebanyak 565 keluarga atau mencapai 113% dari target tahun 2015 sebanyak 500 keluarga, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar 351 keluarga dan mencapai 18,83% dari target akhir RPMJD yaitu sebanyak keluarga. Faktor pendorong keberhasilan kinerja diantaranya adanya upaya pelaksanaan yang sinergis dengan Kementerian Sosial melalui pelaksanaan Tugas Pembantuan terhadap kegiatan rehabilitasi rumah tidak layak huni. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 113%. Untuk mendorong peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya melakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi rumah tidak layak huni. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 82

168 Pelaksanaan program melalui program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya, dengan sasaran meningkatnya kesejahteraan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), yang diimplementasikan ke dalam 2 (dua) kegiatan yaitu : Kegiatan Pengadaan sarana dan Prasarana Pendukung Usaha Bagi Keluarga Miskin (RTLH), Sasaran dari Kegiatan ini adalah Keluarga miskin yang berumah tidak layak huni sebanyak 211 KK dan terpenuhinya insentif pendamping kegiatan sebanyak 74 orang selama 3 bulan. Lokasi Kegiatan tersebar pada 31 Kecamatan, 74 desa. Bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni ( RLTH ) bagi keluarga miskin. Sumber dana Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut. Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kesejahteraan sosial keluarga miskin melalui rehabilitasi rumah tidak layak huni dengan sasaran 155 KK/Rumah, Sasaran kegiatan ini adalah terwujudnya rumah layak huni bagi keluarga miskin sebanyak 155 KK/Rumah. Misi 1 Sasaran Strategis 7 Meningkatnya Kualitas dan Produktivitas serta Daya Saing Tenaga Kerja Sasaran strategis meningkatnya kualitas dan produktivitas serta daya saing tenaga kerja ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kehidupan masyarakat yang bermartabat dan sejahtera. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 6 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan produktivitas serta daya saing tenaga kerja disajikan pada tabel 3.19 berikut ini: Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 83

169 Indikator Kinerja 1 Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan 2 Jumlah penyerapan tenaga kerja melalui sistem padat karya (PKS- PK) 3 Prosentase perusahaan yang menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja 4 Prosentase penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial dengan perjanjian bersama 5 Prosentase kesesuaian Nilai upah Minimum Kabupaten (UMK) dengan kebutuhan hidup layak (KHL) 6 Prosentase keikutsertaan jamsostek Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 1.7 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 11,87% 10,00% 18,94% 189% 10,00% 189,40% % ,72% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% 100,25% 96% 104,31% 109% 100% 104,31% 50, ,59 105% 74 76,47% Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya kualitas dan produktivitas serta daya saing tenaga kerja menunjukkan dari 6 indikator yang diukur, keseluruhan indikator (100%) telah mencapai target yang ditetapkan dengan skala intensitas kinerja mencapai nilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : a. Prosentase Pencari Kerja Terdaftar Yang Ditempatkan Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan pada tahun 2015 yaitu sebesar 18,94% atau mencapai 189,40% dari target tahun 2015 sebesar 10%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 10% dan mencapai 10% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 189,40%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 84

170 Pada tahun 2015 jumlah pencari kerja terdaftar (Ak.1) sebanyak , dari jumlah tersebut yang dapat ditempatkan sebanyak orang (18,95 %). Penempatan tenaga kerja di dalam negeri dalam hubungan kerja target orang realisasi orang, sehingga capaiannya kinerjanya 354,7 %, hal Pemerintah Kabupaten Garut ini karena pada tahun 2015 terjadi peningkatan kesempatan kerja dengan dibangunnya PT. Chang Shin Perkasa Jaya di Kecamatan Leles Kabupaten Garut (perusahaan yang memproduksi Sepatu Nike). Penempatan tenaga kerja dalam hubungan kerja dalam negeri sebanyak orang pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak orang (195,6 %) dari tahun 2014 sebanyak orang. Penempatan tenaga kerja di dalam negeri dalam hubungan kerja dilaksanakan melalui mekanisme Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) dan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) seperti tabel di bawah ini : Tabel Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Garut yang Ditempatkan Dalam Hubungan Kerja (Dalam Negeri) Tahun 2015 AKAL AKAD JUMLAH L W L W Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Tabel di atas memperlihatkan bahwa penempatan tenaga melalui mekanisme AKAL sebanyak orang terdiri dari orang (69,56 %) wanita dan orang (30,43 %) pria diserap oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Garut. Dari jumlah tersebut sebagian besar tenaga kerja wanita Sedangkan penempatan tenaga melalui mekanisme AKAD tidak ada. Capaian penempatan tenaga kerja dalam hubungan kerja dicapai melalui kegiatan penyusunan informasi bursa kerja dan penyebarluasan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 85

171 informasi Bursa Kerja On Line (BKOL). Berikut ini perbandingan jumlah tenaga kerja yang ditempatkan tahun 2014 dan 2015 : Tabel Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Garut yang ditempatkan dalam hubungan kerja (dalam Negeri dan luar negeri) tahun 2014 s/d 2015 TAHUN AKL AKAD AKAN L P L P L P JUMLAH JUMLAH Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Tabel di atas memperlihatkan ada peningkatan penyerapan tenaga dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebanyak orang (136,6 %). Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,50 % dari pagu sebesar Rp untuk pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 189%. Efisiensi tersebut turut didorong adanya informasi bursa kerja dan penyebarluasan informasi bursa kerja on line (BKOL) disamping penyerapaan tenaga kerja oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Garut. b. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Melalui Sistem Padat Karya (PKS- PK) Tenaga kerja yang terserap melalui sistem padat karya (PKS-PK) pada tahun 2015 yaitu sebanyak orang atau mencapai 130% dari target tahun 2015 sebesar orang, menurun jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebanyak orang dan mencapai 21,72% dari target akhir RPMJD yaitu sebanyak orang. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 86

172 Faktor pendorong pencapaian kinerja penyerapan tenaga kerja diantaranya dicapai melalui kegiatan PKS-PK, PKP, penyiapan tenaga kerja siap pakai, pelatihan kewirausahaan, pembentukkan tenaga kerja mandiri, perluasan kesempatan kerja melalui penerapan teknologi tepat guna (TTG). Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,11 % dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 189%. Efisiensi tersebut turut didorong pelaksanaan Program Peningkatan Kesempatan Kerja secara pada karya produktif. c. Prosentase Perusahaan yang Menerapkan Peraturan Ketenagakerjaan dan Syarat Kerja Prosentase perusahaan yang menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja pada tahun 2015 yaitu sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2015 sebesar 100%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar 100% dan mencapai 100% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 100%. Faktor pendukung capaian kinerja adalah pelaksanaan Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan sasaran terciptanya perlindungan dan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan, terlaksananya kesepakatan antar pekerja dan pengusaha dalam berbagai perselisihan, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan terwujudnya perlindungan tenaga kerja. Program ini diimplementasikan dalam 1 (satu) kegiatan yaitu Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan Sasaran dari kegiatan ini adalah terselenggaranya sosialisasi peraturan ketenagakerjaan. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini meningkatnya Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 87

173 pemahaman pengusaha dan pekerja tentang peraturan ketenagakerjaan sebanyak 110 orang. Perkembangan Capaian Kinerja Tahun 2015, jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dengan target 100 perusahaan dan terealisasi 100 (100%). d. Prosentase Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial Dengan Perjanjian Bersama Prosentase penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial dengan perjanjian bersama pada tahun 2015 yaitu sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2015 sebesar 100%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 100% dan mencapai 100% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 100%. Faktor pendukung pencapaian kinerja adalah pelaksanaan Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, yang diimplementasikan melalui kegiatan Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dengan hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya hubungan yang harmonis dan dinamis di perusahaan jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Jumlah kasus PHI mengalami peningkatan setiap tahunnya, seperti pada tabel berikut : Tabel Jumlah Kasus PHI di Kabupaten Garut Tahun Tahun Jumlah Kasus PHI Penanganan Keterangan % Perjanjian bersama % Perjanjian bersama Jumlah % Perjanjian bersama Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Tabel di atas memperlihatkan bahwa kasus PHI di Kabupaten Garut meningkat dari tahun 2014 sebanyak 20 kasus menjadi 30 kasus pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan ketenagakerjaan yang menyangkut aspek hubungan industrial semakin kompleks sehingga memerlukan penanganan yang serius. karena apabila tidak ditangani akan mengganggu kualitas hubungan industrial antara pekerja dengan pengusaha. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 88

174 Capaian besaran kasus perselisihan hubungan industrial yang diselesaiakan 100 % melebihi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Nasional sebedar 80 % dan target SPM Kabupaten Garut sebasar 80 %. Tabel Perbandingan Target capaian SPM Bidang Pelayanan Penyelesaian Kasus PHI Tahun 2015 No Jenis pelayanan dasar 1 Cakupan Kasus Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) yang diselesaikan Target Nasional Target Kabupaten Garut Realisasi Prosentase Capaian 80 % 80 % 100 % 125 Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 100 % dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Efisiensi tersebut turut didorong oleh terlaksananya kesepakatan antar pekerja dan pengusaha dalam berbagai perselisihan, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan terwujudnya perlindungan tenaga kerja. e. Prosentase kesesuaian Nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) Dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Prosentase kesesuaian Nilai upah Minimum Kabupaten (UMK) dengan kebutuhan hidup layak (KHL) pada tahun 2015 yaitu sebesar 104,31% atau mencapai 109% dari target tahun 2015 sebesar 96%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 94% dan mencapai 104,31% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 100%. Faktor pendukung pencapaian kinerja diantaranya dilakukannya pemerdayaan dewan pengupahan dan lembaga kerjasama tripartit dalam memberikan masukan terhadap Upah Minimum Kabupaten (UMK). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 89

175 Tabel Perbandingan UMK dan KHLdi Kabupaten Garut Tahun Tahun KHL (Rp.) UMK (Rp.) UMK = KHL (%) , ,- 92, , ,- 94, , ,- 100, , ,- 104,3 Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Kenaikan KHL dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebasar 7,2 %, sedangkan kenaikan UMK mencapai 11,5 %. Pada sisi lain perbandingan UMK = KHL terjadi peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 4,1 %. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 100 % dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 109%%. Efisiensi tersebut turut didorong oleh terlaksananya Pemberdayaan Dewan pengupahan dan Lembaga Kerjasama Tripartit. Program yang mendukung kinerja dalah program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan kegiatan pemerdayaan dewan pengupahan dan lembaga kerjasama tripartit. f. Prosentase Keikutsertaan Jamsostek Prosentase keikutsertaan jamsostek pada tahun 2015 yaitu sebesar 56,59% atau mencapai 105% dari target tahun 2015 sebesar 54%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2014 sebesar 50,60% dan mencapai 76,47% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 74%. Namun apabila dibandingkan dengan jumlah perusahaan di Kabupaten Garut belum seluruhnya ikut kepersertaan jamsostek sebagaimana tabel berikut ini : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 90

176 Tabel Jumlah kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) di Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2015 No. JSU Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Wajib Terdaftar Wajib Terdaftar Jumlah Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah kepesertaan jamsostek perusahaan di Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2015 baru mencapai 426 perusahaan (69,1 %) dari jumlah 616 perusahaan, selebihnya sebanyak 190 perusahaan (30,9 %) belum ikut kepesertaan Jamsostek. Sedangkan jumlah kepesertaan jamsostek dari tenaga kerja di perusahaan baru tenaga kerja yang ikut kepesertaan jamsostek atau 56,59 %, selebihnya sebanyak tenaga kerja atau 43,4 % belum menjadi peserta Jamsostek. Capaian besaran kepesertaan Jamsostek 56,59 % berada sedikit di atas target SPM Kabupaten Garut pada tahun ke-5 sebesar 54 %, dan di bawah target SPM Nasional sebesar 60 %. Tabel Perbandingan Target Capaian SPM Bidang Pelayanan Kepesertaan Jamsostek Tahun 2015 NO JENIS PELAYANAN DASAR Target Nasional Target Kabupaten Garut Realisasi Prosentase 1 Cakupan Kepesertaan Jamsostek 60 % 54 % 56,59 % 104,79 % Sumber : Dinsosnakertrans Kab Garut Tahun 2016 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 91

177 Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Misi kedua Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal, bertujuan untuk Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengembangan aktifitas ekonomi berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata. Untuk mencapai misi tersebut, telah ditetapkan sebanyak 7 sasaran strategis dan 32 indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan. Hasil pengukuran sasaran strategis pada misi 2 : a. Tingkat ketercapaian target kinerja sasaran strategis : - 18 indikator (56,25%) mencapai atau melampaui target; - 6 indikator (18,75%) tidak mencapai target tetapi meningkat dari tahun lalu; - 8 indikator (25%) tidak mencapai target. Tidak Mencapai Target; 8 indikator; 25,00% Tingkat Ketercapaian Target Sasaran Strategis Misi 2 Tidak Mencapai Target Tapi Meningkat; 6 indikator; 18,75% Mencapai/ Melampaui Target; 18 indikator; 56,25% b. Gradasi nilai (skala intensitas) kinerja sasaran strategis misi 2 : (1) Terdapat sebanyak 29 indikator (90,63%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja, meliputi sebanyak 26 indikator (81,25%) berada dalam skala nilai Sangat Tinggi dan terdapat 3 indikator (9,38%) berada dalam skala nilai Tinggi; Realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal ; 2indikator; 6,25% Realisasi kinerja memenuhi persyaratan minimal; 1 indikator; 3,13% Realisasi kinerja memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal; 29 indikator; 90,63% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 92

178 Sedang; 1 indikator; 3,13% Tinggi; 3 indikator; 9,38% Sangat Rendah; 2 indikator; 6,25% Sangat Tinggi; 26 indikator; 81,25% (2) Terdapat sebanyak 1 indikator (3,13%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja memenuhi persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Sedang; (3) Terdapat sebanyak 2 indikator (6,25%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Sangat Rendah; Rincian pencapaian kinerja masing-masing sasaran pada misi 2 adalah sebagai berikut : Misi 2 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Aktifitas Ekonomi Masyarakat Berbasis Agribisnis, Agroindustri, Kelautan dan Pariwisata Sasaran strategis meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 2 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata disajikan pada tabel 3.27 berikut ini : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 93

179 Indikator Kinerja 1 Jumlah Petani dan Pelaku Agribisnis yang terlatih : - Petani tanaman pangan dan hortikultura (orang) Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 2.1 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 167% 48,31% ,90% ,58% -TPH BP4K Petani perkebunan (orang) ,92% ,61% - Disbun BP4K Pelaku agribisnis peternakan (klp) - Disnakanla BP4K ,50% ,50% - Gabungan kelompok ,88% 440 8,86% tani dan pelaku agribisnis (gapoktan) - BP4K Kelompok tani ,00% ,00% berprestasi tingkat regional dan nasional - TPH BP4K Disnakanla 5 5 Sumber : Disbun, Dinas TPH, BP4K, Disnakanla Kab Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata menunjukkan dari 2 indikator yang diukur, keseluruhan indikator (100%) telah mencapai target yang ditetapkan, dengan uraian sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 94

180 a. Jumlah Petani dan Pelaku Agribisnis yang terlatih : 1) Petani tanaman pangan dan hortikultura Petani tanaman pangan dan hortikultura yang dilatih pada tahun 2015 melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mencapai orang atau mencapai 192% dari target tahun 2015 sebanyak 1.000, meskipun menurun jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar orang yang disebabkan oleh dukungan anggaran mengalami penurunan untuk pelatihan peningkatan wawasan dan pengetahuan petani dan pelaku agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Apabila dibanding target akhir RPMJD sebanyak 5000 maka sudah mencapai 38,58%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : - Tersedianya sumberdaya petani dan pelaku agribisnis tanaman pangan dan hortikultura, - Tersedianya dana baik yang bersumber dari APBD II, APBD I maupun APBN, - Adanya petugas lapang, Petugas POPT, Penyuluh, Tenaga Ahli dari akademisi/perguruan Tinggi, Tenaga Ahli dari Pusat Pengembangan Penelitian dan sebagainya. Gambar 3. 5 Pelaksanaan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kegiatan Pembinaan Kemampuan dan Keterampilan Kerja Masyarakat Petani di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dan atau Daerah Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 95

181 Penghasil Bahan Baku Industri Hasil Tembakau (DBHCT) 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Garut Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Kegiatan Percepatan Pengembangan Komoditas Kedelai Kegiatan Penanganan Pasca Panen Hortikultura dan Tanaman Pangan 3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pembangunan Pusat-pusat Penampungan Produksi Hasil Pertanian/Perkebunan Yang Akan Dipasarkan 4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortikultura 2) Kegiatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna 3) Kegiatan Pengembangan Sistem of Rice Intensification (SRI) 5. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Padi Organik 2) Petani Perkebunan Petani perkebunan yang dilatih pada tahun 2015 melalui Dinas Perkebunan dan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mencapai orang atau mencapai 167,92% dari target tahun 2015 sebanyak 639 orang, meskipun menurun jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar orang yang disebabkan oleh dukungan anggaran mengalami penurunan untuk pelatihan peningkatan wawasan dan pengetahuan petani dan pelaku agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Apabila dibanding target akhir RPMJD sebanyak orang maka sudah mencapai 41,61%. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1. Jumlah kegiatan dan nilai anggaran untuk mendukung kinerja relatif lebih sedikit; 2. Kegiatan lebih banyak difokuskan untuk peningkatan sarana dan prasarana perkebunan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 96

182 Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak peningkatan kinerja melalui Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan bentuk kegiatan : - Kegiatan Fasilitasi Pelaku Agribisnis Perkebunan - Kegiatan Adopsi Inovasi Kelembagaan Usaha - Kegiatan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis - SLPHT Komoditi Perkebunan 3) Pelaku agribisnis peternakan Pada tahun 2015, indikator Jumlah Petani dan Pelaku Agribisnis yang terlatih untuk pelaku agribisnis peternakan mencapai 105 kelompok dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 40 kelompok telah mencapai target dengan tingkat capaian 262% dan mengalami peningkatan dibanding tahun Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 200 kelompok telah mencapai 52,50%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya komitmen untuk meningkatkan kapasitas kelompok usaha masyarakat melalui aktivitas pelatihan, pembinaan dan pendampingan dalam mencapai peningkatan skala usaha serta adanya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kelompok yang mereka miliki. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja adalah Program Peningkatan Kesejahteraan Petani/Peternak melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan peternak dan pelaku agribisnis peternakan dan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan. 4) Gabungan Kelompok Tani dan Pelaku Agribisnis Pada tahun 2015 Jumlah Petani dan Pelaku Agribisnis yang terlatih untuk Gabungan kelompok tani dan pelaku agribisnis yang dilaksanakan oleh BP4K mencapai 39 kelompok dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebanyak 85 kelompok telah mendukung pencapaian target dengan tingkat capaian 45,88%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 440 kelompok telah mencapai 15,68 %. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 97

183 Faktor pendukung masih rendahnya pencapaian kinerja dukungan anggaran yang terbatas untuk pelaksanaan pelatihan. b. Kelompok Tani Berprestasi Tingkat Regional dan Nasional Kelompok tani berprestasi tingkat regional dan nasional pada tahun 2015 yaitu sebesar 10 Kelompok atau mencapai 500% dari target tahun 2015 sebesar 2 Kelompok, dan menyamai pencapaian pada tahun 2014 sebanyak 10 kelompok. Apabila dibandingkan dari target akhir RPMJD yaitu sebanyak 10 Kelompok maka telah mencapai 100%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adanya kelembagaan petani yang kuat sehingga mampu berprestasi di tingkat regional dan nasional. Jenis prestasi yang telah diraih diantaranya 1). Juara Pertama Pelopor Perkebunan Buah Nusantara Dalam Rangka Pekan Buah dan Bunga Nusantara Kementerian BUMN Kelompok Tani Mandiri Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan; 2). Klinik PHT Hortikultura di Wilayah Jawa Barat Dalam Rangka Pertemuan Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia Kelompok Tunas Tani Desa Sindang Prabu Kecamatan Wanaraja; 3). Juara Pertama Anugerah Inovasi Tingkat Nasional Kelompok CV. 1001; dan 4). Juara Pertama Lomba Kelompok Tani Beprestasi Tingkat Nasional Intesifikasi Jagung Kelompok Tani Sinar Rasa Desa Babakan Loa Kecamatan Pangatikan, sedangkan capaian indikator kinerja tahun ini sebanyak 2 kelompok, yaitu 1). Juara Pertama Lomba Anugrah Prakarsa Bidang Lingkungan Hidup Tingkat Provinsi Jawa Barat Klinik Tanaman Kelompok Tunas Tani Desa Sindang Prabu Kecamatan Wanaraja dan 2). Juara Pertama Lomba Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Kelompok P3A Tirtasari Desa Mulyajaya Kecamatan Banjarwangi mengalami penurunan sebanyak 2 kelompok atau 50,00 %. Prestasi di bidang Peternakan, Perikanan dan Kelautan pada Tahun 2015 diantaranya adalah : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 98

184 A. Juara Tingkat Nasional 1. Juara ke 1 Lomba Kelompok Tingkat Nasional Kategori Pembudidaya Ikan Lele (Kelompok Ikan Lele Mekarasih Kp. Sukarasa Ds, Sukarasa Kecamatan Pangatikan) 2. Juara IV Lomba kelompok Ternak Tingkat Nasional Kategori Sapi Potong (Kelompok Santani, Kp. Pulosari Ds. Selaawi Kec. Selaawi) B. Juara Tingkat Regional 3. Juara Ke I Lomba Kelompok Pembubidaya Ikan Hias tingkat Jawa Barat (Kelompok Bina Insan Alam Lestari Kp. Biru Ds. Situsari Kec. Karangpawitan 4. Juara Ke 1 Lomba Kelompok Ternak Tingkat Jawa Barat kategori Sapi Perah (Kelompok Bebedahan Kp. Bebedahan Ds. Ciburuy Kec. Bayongong) 5. Juara Ke 1 Lomba Kelompok Ternak Tingkat Jawa Barat kategori Domba (Kelompok Ramasakti Kp. Cihampelas Ds. Mekarjaya Kec. Tarogong Kaler Penyuluh Berprestasi Tahun 2015 : 1. Juara III Penyuluh Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat diraih oleh Lia Indria Perdani, SST. dari BP3K Bayongbong. 2. Juara III Penyuluh Swadaya Tingkat Provinsi Jawa Barat diraih oleh Itang Yonasa dari BP3K Pamulihan. 3. Juara II Petani Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat diraih oleh Moh Darda Sadili BP3K Karangpawitan. 4. Juara III Inovasi Teknologi Penyuluh Pertanian Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat diraih oleh Wawan Kuswandar. 5. Juara III Inovasi Teknologi Penyuluh Perikanan Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat diraih oleh Misbah Imanudin dari BP3K Karangpawitan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 99

185 Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : - Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan kegiatan Kemampuan Lembaga Tani, Kegiatan Pembinaan Kemampuan dan Keterampilan Kerja Masyarakat Petani di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dan atau Daerah Penghasil Bahan Baku Industri Hasil Tembakau (DBHCT); - Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan melalui kegiatan Promosi Produk Peternakan Unggulan Daerah. - Program Peningkatan Kesejahteraan Petani/Peternak melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan peternak dan pelaku agribisnis peternakan Misi 2 Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Produksi, Nilai Tambah dan Keragaman Produk Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan Sasaran strategis meningkatnya produksi, nilai tambah dan keragaman produk pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 9 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya produksi, nilai tambah dan keragaman produk pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan disajikan pada tabel 3.28 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura : Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 2.2 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 109% 86% - Padi (ton) % ,94% - Palawija % ,28% - Sayuran % ,00% - Buah-buahan % ,75% 2 Terkendalinya luas lahan sawah di Kabupaten Garut (Ha) % X ,07% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 100

186 Indikator Kinerja 3 Prosentase peningkatan pendapatan petani 4 Terwujudnya produk bersertifikat organik (sertifikat) 5 Populasi ternak (sapi perah dan Domba) : - Sapi perah (ekor) - Domba Garut (ekor) 6 Produksi hasil peternakan : - Daging Sapi (kg) - Daging Domba (kg) - Daging Ayam (kg) - Susu (liter) - Telur (kg) Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Pemerintah Kabupaten Garut Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 7,71% 5% 5,41% 108% 5% 108,20% % X 15 13,33% ,80% 90,86% 101,02% ,33% 102,58% ,39% 100,91% 95,09% 100,50% ,71% 101,15% ,45% 101,89% ,49% 100,00% ,85% 101,02% ,93% 7 Prosentase peningkatan 3,30% 3,6% 4,10% 115% 4,80% 85,42% produksi komoditi unggulan perkebunan (Akarwangi, Kopi, Teh, Karet) 8 Laju Peningkatan 3,5% 2,6% 2,9% 112% 2,60% 111,54% produktivitas komoditi unggulan perkebunan 9 Prosentase peningkatan unit pengolahan hasil perkebunan 3,5% 2% 2,5% 125% 3% 83,33% Sumber : Dinas TPH, Disbun, Disnakanla, BP4K Kab Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya produksi, nilai tambah dan keragaman produk pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan menunjukkan dari 9 indikator yang diukur, sebanyak 7 indikator (77,78%) telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan, dan sebanyak 2 indikator (22,22%) yang tidak mencapai target, dengan skala intensitas kinerja terdiri dari skala nilai sangat tinggi sebanyak 8 indikator, dan skala nilai sedang sebanyak 1 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 101

187 a. Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura Sektor pertanian masih menjadi kategori unggulan (prime mover) dalam menggerakkan perekonomian kabupaten Garut dengan share pada tahun 2015 sebesar 38,38% terhadap perekonomian. Upaya peningkatan nilai tambah sektor pertanian terhadap PDRB menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah. Gambar 3. 6 Komando Gerakan Pencanangan Tanam Kedelai oleh Gubernur Jawa Barat, Bupati Garut dan Wakil Bupati Garut Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang diukur dari produksi komoditas padi, palawija, sayuran, dan buah-buahan secara-rata tingkat pencapaian terhadap target mencapai 109%, dan terhadap target akhir RPJMD secara-rata telah mencapai 86%. Berikut diuraikan penjelasan rincian pencapaian produksi komoditas padi, palawija, sayuran, dan buah-buahan pada tahun Padi Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura komoditas padi pada tahun 2015 yaitu sebesar ton atau mencapai 113,2% dari target tahun 2015 sebesar ton, dan turun jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar ton dan mencapai 101,81% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar ton. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya 1). Adanya perbaikan infrastruktur pertanian seperti Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Pembangunan Sumber-sumber Air, dan Jalan Usaha Tani; 2). Adanya dana yang relatif besar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBN; 3). Adanya Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 102

188 bantuan sarana produksi benih padi dan pupuk; 4). Adanya bantuan mekanisasi alat dan mesin pertanian seperti pompa air, traktor, mesin tanam, alat panen dan Pengendalian serangan OPT. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya produksi padi sebesar ton, sedangkan capaian indikator kinerja tahun ini sebesar ton mengalami penurunan sebesar ton atau 10,22 % yang disebabkan oleh adanya peralihan tanam tanaman padi ke tanam tanaman sayuran dengan meningkatnya luas tanam sayuran dan hasil produksi sayuran, juga akibat adanya perubahan dampak fenomena iklim/el nino (musim kemarau lebih lama dibandingkan musim hujan). Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1) Kegiatan Akselerasi Penanganan Dampak Fenomena Iklim Tanaman Pangan 2) Kegiatan Pengamanan Produksi Padi Pasca Bencana Alam 2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian 1) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna 2) Kegiatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna 3) Kegiatan Pengembangan Sistem of Rice Intensification (SRI) 3. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Perbenihan Menuju Swasembada Benih Tanaman Pangan 2) Kegiatan Pengembangan Padi Organik 3) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Usaha Tani 4. Program Pengembangan Jaringan Irigasi 1) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pedesaan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 103

189 2) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Irigasi Air Permukaan 3) Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 4) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi Tersier 5) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Bendung Kecil 6) Kegiatan Pembangunan Embung Pertanian 7) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Dam Parit 8) Kegiatan Pengadaan Pompa Air Palawija Pada tahun 2015, indikator Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura untuk komoditas palawija mencapai ton dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ton telah mencapai target dengan tingkat capaian 113,21 %. Dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar ton telah mencapai 106,64 %. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya 1). Adanya bantuan sarana produksi benih sayuran dan pupuk sebagai stimulant; 2). Adanya dana APBN; 3). Adanya bantuan mekanisasi alat dan mesin pertanian seperti pompa air, traktor, alat pasca panen dan pengendalian OPT. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya produksi palawija sebesar ton, sedangkan capaian 104indikator kinerja tahun ini sebesar ton, mengalami penurunan sebesar ton atau 8,11 % yang disebabkan oleh adanya peralihan tanam tanaman palawija ke tanam tanaman sayuran dengan meningkatnya luas tanam sayuran dan hasil produksi sayuran, juga akibat adanya perubahan dampak fenomena iklim/el nino (musim kemarau lebih lama dibandingkan musim hujan). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 104

190 Gambar 3. 7 Pencapaian Indikator Peningkatan Produksi Tanaman Pangan untuk Komoditas Palawija Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1) Kegiatan Pengembangan Agropolitan Jagung Hibrida 2) Kegiatan Percepatan Pengembangan Komoditas Kedelai 2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian 1) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna Sayuran Pada tahun 2015, indikator Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura untuk komoditas Sayuran mencapai ton dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ton telah mencapai target dengan tingkat capaian 128,45 %. Dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar ton telah mencapai 121,05 %. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 105

191 Gambar 3. 8 Kerjasama Bidang Hortikultura Buah-Buahan dan Sayuran antara OISCA Pemerintah Jepang dengan Pemerintah Kabupaten Garut Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya 1). Adanya bantuan sarana produksi bibit buah-buahan dan pupuk sebagai stimulant; 2). Adanya dana APBN; 3). Adanya bantuan alat dan mesin pertanian seperti pompa air, alat pasca panen container, gunting stek dan pengendalian OPT. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya produksi sayuran sebesar ton, capaian indikator kinerja tahun ini sebesar ton mengalami peningkatan sebesar ton atau 0,89 % yang disebabkan oleh adanya alih komoditi tanam tanaman padi dan palawija ke sayuran. Gambar 3. 9 Pencapaian Indikator Produksi Tanaman Hortikultura untuk Komoditas Sayuran Tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 106

192 Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1) Kegiatan Pembinaan Kemampuan dan Keterampilan Kerja Masyarakat Petani di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dan atau Daerah Penghasil Bahan Baku Industri Hasil Tembakau (DBHCT) 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1) Kegiatan Pengembangan Kawasan Sayuran Berbasis Pertanian Berkelanjutan 2) Kegiatan Pengembangan Bibit Kentang Industri (Banprop) 3) Kegiatan Penataan Sistem Perbenihan Hortikultura Buah-buahan Pada tahun 2015, indikator Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura untuk komoditas Buah-buahan mencapai ton dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ton tidak mencapai target dengan tingkat capaian 93,36 %. Dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar ton telah mencapai 89,71 %. Pada tahun 2015, indikator Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura untuk komoditas Buah-buahan mencapai ton dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ton tidak mencapai target dengan tingkat capaian 93,36 %. Dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar ton telah mencapai 89,71 %. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya produksi buah-buahan sebesar ton, sedangkan capaian indikator kinerja tahun ini sebesar ton mengalami peningkatan sebesar ton atau 18,45 %. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 107

193 Gambar Pencapaian Indikator Peningkatan Produksi Hortikultura untuk Komoditas Buah-buahan Tahun 2015 Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1) Kegiatan Pengembangan dan Pelestarian Jeruk Keprok Garut 2. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Bibit Unggul Pertanian b. Terkendalinya luas lahan sawah di Kabupaten Garut Pada tahun 2015, indikator terkendalinya luas lahan sawah di Kabupaten Garut mencapai Ha dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar Ha telah mencapai target dengan tingkat capaian 107%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar Ha telah mencapai 116,71%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya terkendalinya luas lahan sawah di Kabupaten Garut seluas Ha, sedangkan capaian indikator kinerja tahun ini seluas Ha, mengalami peningkatan pengendalian seluas Ha atau 2,78 %. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 108

194 Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1. Adanya sosialisasi peraturan dan perundang-undangan tentang perlingdungan lahan pertanian pangan berkelanjutan 2. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya lahan untuk dijadikan lahan pertanian pangan berkelanjutan Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan Kegiatan Penyusunan Data Base Kepemilikan Lahan Pertanian Berkelanjutan. c. Prosentase peningkatan pendapatan petani Pada tahun 2015, indikator Prosentase peningkatan pendapatan petani mencapai 5,41 % dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 5,00 % telah mencapai target dengan tingkat capaian 108,20 %. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 5,00 % mencapai 108,20 %. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya peningkatan pendapatan petani tanaman pangan dan hortikultura sebesar 7,71 %, sedangkan capaian indikator kinerja tahun ini sebesar 5,51 % mengalami penurunan yang disebabkan oleh produksi padi dan palawija turun dan adanya peningkatan biaya produksi yang tidak sebanding dengan harga penjualan produksi. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1) Kegiatan Pengembangan dan Pelestarian Jeruk Keprok Garut 2) Kegiatan Pembinaan Kemampuan dan Keterampilan Kerja Masyarakat Petani di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dan atau Daerah Penghasil Bahan Baku Industri Hasil Tembakau (DBHCT) 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 109

195 1) Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan 2) Kegiatan Pengembangan Agropolitan Jagung Hibrida 3) Kegiatan Percepatan Pengembangan Komoditas Kedelai 4) Kegiatan Pengembangan Kawasan Sayuran Berbasis Pertanian 5) Kegiatan Akselerasi Penanganan Dampak Fenomena Iklim Tanaman Pangan 6) Kegiatan Pengembangan Bibit Kentang Industri (Banprop) 7) Kegiatan Penataan Sistem Perbenihan Hortikultura 8) Kegiatan Penanganan Pasca Panen Hortikultura dan Tanaman Pangan 9) Kegiatan Pengamanan Produksi Padi Pasca Bencana Alam 3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pembangunan Pusat-pusat Penampungan Produksi Hasil Pertanian/Perkebunan Yang Akan Dipasarkan 4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortikultura 2) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna 3) Kegiatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna 4) Kegiatan Pengembangan Sistem of Rice Intensification (SRI) 5. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Perbenihan Menuju Swasembada Benih Tanaman Pangan 2) Kegiatan Pengembangan Bibit Unggul Pertanian 3) Kegiatan Pengembangan Padi Organik 4) Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Kentang Bersertifikat 5) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Usaha Tani 6. Program Pengembangan Jaringan Irigasi 1) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pedesaan 2) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Irigasi Air Permukaan 3) Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 4) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi Tersier Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 110

196 5) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Bendung Kecil 6) Kegiatan Pembangunan Embung Pertanian 7) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Dam Parit 8) Kegiatan Pengadaan Pompa Air d. Terwujudnya produk bersertifikat organik Pada tahun 2015, indikator terwujudnya produk bersertifikat organik mencapai 2 sertifikat dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebanyak 3 sertifikat telah mencapai target dengan tingkat capaian 66,67 %. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak 15 sertifikat telah mencapai 33,33 %. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebanyak 3 sertifikat, yaitu 1). Kelompok Tani Saung Daun Desa Salakuray Kecamatan Bayongbong Komoditi Padi; 2). Kelompok Tani Sukakarya Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan Komoditi Sayuran; dan 3). Kelompok Tani Sukaluyu Desa Sukarasa Kecamatan Sukaresmi Komoditi Padi Ketan, sedangkan capaian indikator kinerja tahun ini sebanyak 2 yaitu 1). Kelompok Tani Cipta Laksana Desa Girimakmur Kecamatan Malangbong Komoditi Strawberry dan 2). Kelompok Tani Mari Tani IV Desa Maripari Kecamatan Sukawening mengalami penurunan yang disebabkan oleh : 1. Masih kurangnya kelompok tani yang benar-benar konsisten menerapkan sistem budidaya organik 2. Masih sulitnya sumber air yang bersih tidak terkontaminasi 3. Masih kurangnya lahan pertanian organik yang satu hamparan, masih berdampingan dengan lahan pertanian anorganik 4. Masih kurangnya kesadaran petani akan produk pertanian yang aman dikonsumsi Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : 1. Sosialisasi Produk Pertanian Organik yang aman dikonsumsi oleh masyarakat Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 111

197 2. Promosi produk pertanian organik dalam even-even pameran tingkat lokal, regional dan nasional Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja yaitu program Peningkatan Ketahanan Pangan, yang diimplementasikan dengan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan. e. Populasi ternak Pencapaian indikator populasi ternak diukur dari dua komoditi yaitu populasi sapi perah dan domba. Secara rata-rata tingkat pencapaian kinerja pada tahun 2015 dari kedua komoditi tersebut dari target yang telah ditetapkan mencapai 101,89%, masing-masing untuk populasi ternak sapi perah sebesar 101,20% dan untuk populasi ternak domba sebesar102,58%. Secara rata-rata tingkat pencapaian kinerja pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sudah mencapai 90,86%, masing-masing untuk populasi ternak sapi perah sebesar 93,33% dan untuk populasi ternak domba sebesar 88,39%. Rincian penjelasan pencapaian kinerja disajikan sebagai berikut : Sapi perah Pada tahun 2015, indikator populasi ternak sapi perah mencapai ekor dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ekor telah mencapai target dengan tingkat capaian 101,20%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar ekor telah mencapai 93,33%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan dari populasi sapi perah sebanyak ekor pada Tahun 2014 menjadi ekor pada tahun Peningkatan ini merupakan angin baik bagi pengembangan sapi perah di Kabupaten Garut. Hal ini karena pada tahun lalu terjadi penurunan populasi akibat menurunnya harga susu sehingga populasi tidak mencapai target yang diharapkan. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja pada Tahun 2015 diantaranya minat petani untuk memelihara sapi perah cenderung meningkat dikarenakan mulai bergeraknya sektor swasta diluar KUD untuk menampung hasil susu dari masyarakat dengan penawaran harga yang lebih baik sehingga mendorong gairah petani untuk kembali menekuni usaha susu sapi perah. Selain itu, Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 112

198 gencarnya upaya pemerintah dan instansi terkait dalam menyelamatkan sapi betina produktif mendorong para petani untuk mempertahankan sapi perah sebagai sumber susu dibanding menjualnya dalam bentuk daging. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang didukung dengan kegiatan Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah serta Peningkatan Sarana Prasarana Usaha Peternakan. Selain itu, upaya pembinaan dan pendampingan masyarakat juga turut berperan dalam mendorong peningkatan populasi Domba Garut Pada tahun 2015, indikator populasi ternak domba mencapai ekor dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ekor telah mencapai target dengan tingkat capaian 102,58%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar ekor telah mencapai 88,39%. Saat ini komodtias domba tampaknya masih menjadi primadona bagi para peternak. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target kinerja diantaranya adalah (1) masih tingginya minat masyarakat dalam beternak domba, (2) intensifikasi pembinaan dan pendampingan yang dilakukan aparatur dinas terhadap kelompok-kelompok ternak unggulan, (3) dilaksanakannya konsep pengembangan ternak domba berbasis kawasan dengan mengembangkan sentra pembibitan (village breeding center) di sejumlah wilayah, (4) tingginya harga daging domba baik untuk produksi daging maupun kulit sehingga mendorong masyarakat untuk meningkatkan kapasitas usahanya, (5) permintaan pasar akan domba yang terus meningkat setiap tahun. Selain itu, upaya terus menerus dari aparatur Dinas dalam melakukan pendampingan dan pembinaan juga turut berperan terhadap pencapaian target populasi domba. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan dari populasi sebesar pada Tahun 2014 menjadi sebesar ekor pada Tahun Meskipun tidak terjadi peningkatan signifikan, tapi indikator ini menunjukan bahwa masyarakat Garut masih tetap memiliki minat yang tinggi dalam memelihara komoditas ternak domba. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 113

199 Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja pencapaian target populasi domba diantaranya dilaksanakan melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang didukung dengan kegiatan (1) Pengembangan Plasma Nutfah Domba Garut (2) Pengembangan kampung domba, (3) Peningkatan sarana prasarana usaha peternakan, (4) Peningkatan Populasi Ternak Domba Garut Berbasis Sumberdaya Lokal, (5) Pengembangan Usaha Budidaya Domba Garut, (6) Pendistribusian Bibit Ternak yang Domba Garut Kepada Masyarakat, (7) Peningkatan Kualitas Bibit Ternak Domba Garut, (8) Peningkatan Kemampuan Budidaya Ternak Domba Garut, (9) Pengembangan Kelembagaan Kelompok Ternak Domba Garut, (10) Pengembangan Bibit Ternak Domba Garut, (11) Pengembangan Sarana Budidaya Domba Garut dan (12) Pengembangan Plasma Nutfah Domba Garut. f. Produksi hasil peternakan Pencapaian indikator produksi hasil peternakan diukur dari 5 (lima) komoditi yaitu produksi daging sapi, daging domba, daging ayam, susu dan telur. Secara ratarata tingkat pencapaian kinerja pada tahun 2015 dari kelima komoditi tersebut telah dapat mencapai target yang telah ditetapkan dengan tingkat capaian 103,30%, masing-masing untuk produksi daging sapi sebesar 100,50%, daging domba sebesar %, daging ayam sebesar 101,89%, susu sebesar % dan telur sebesar %. Secara rata-rata tingkat pencapaian kinerja pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sudah mencapai 94,41%, masing-masing untuk produksi daging sapi sebesar 98,71%, daging domba sebesar 90,83%, daging ayam sebesar 95,79%, susu sebesar87,78% dan telur sebesar 98,93%. Rincian penjelasan pencapaian kinerja disajikan sebagai berikut : Daging Sapi Pada tahun 2015, indikator Produksi hasil peternakan untuk Daging Sapi mencapai kg dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar kg telah mencapai target dengan tingkat capaian 100,50%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar kg telah mencapai 98,71%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah faktor harga daging yang tinggi sehingga mendorong para peternak untuk Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 114

200 meningkatkan produksinya. Meskipun begitu, apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh masuknya daging sapi impor. Harga daging sapi impor yang relatif lebih rendah dibanding daging sapi lokal menyebabkan penurunan produksi dibanding tahun lalu. Pemotongan ternak sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) mengalami penurunan yang signifikan. Sampai saat ini Rumah Potong Hewan (RPH) di Kabupaten Garut belum memiliki fasilitas yang memadai untuk pemotongan sapi impor sehingga hanya mengandalkan produksi dari sapi lokal. Upaya yang perlu dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator produksi daging sapi diantaranya adalah dengan (1) mendorong minat masyarakat untuk mengembangan budidaya sapi potong; (2) meningkatkan kualitas bibit sapi potong di masyarakat; (3) melakuan fasilitasi tata niaga pasar melalui pengembangkan sarana prasarana pasar Ternak dan pengembangan kemitraan pemasaran, (4) meningkatkan diversifikasi produk hasil usaha peternakan dan (5) meningkatkan pelayanan aparatur melalui pembinaan dan penerapan teknologi tepat guna dalam mendorong populasi dan produksi ternak. Keberhasilan pencapaian target produksi daging sapi Tahun 2015 dilaksanakan melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan sejumlah kegiatan diantaranya (1) kegiatan peningkatan sarana prasarana peternakan (2) kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Pada Masyarakat (3) Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan Ternak (4) Peningkatan sarana prasarana usaha peternakan, (5) Pengadaan ternak sapi potong penggemukan (6) Pendistribusian ternak sapi potong (7) Pengembangan usaha sapi potong jantan, dan (8) Pengembangan agribisnis ternak besar PO. Daging Domba Pada tahun 2015, indikator Produksi hasil peternakan untuk Daging Domba mencapai kg dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar kg telah mencapai target dengan tingkat capaian sebesar %. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan 0,28%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar kg telah mencapai 90,83% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 115

201 Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya selain masyarakat Kabupaten Garut sudah familiar dengan peternakan domba, permintaan pasar yang tinggi akan komoditas ini menyebabkan harganya terus meningkat setiap tahun sehingga mendorong para peternak untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Domba telah menjadi komoditas primadona di masyarakat terutama menjelang Hari Raya Qurban. Kesadaran beragama masyarakat yang terus meningkat terutama terkait upacara akiqah menyebabkan permintaan akan domba terus ada sepanjang tahun sehingga turut mendorong peningkatan produksi. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja produksi daging domba dilaksanakan melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang didukung dengan kegiatan (1) Pengembangan Plasma Nutfah Domba Garut (2) Pengembangan kampung domba, (3) Peningkatan sarana prasarana usaha peternakan, (4) Peningkatan Populasi Ternak Domba Garut Berbasis Sumberdaya Lokal, (5) Pengembangan Usaha Budidaya Domba Garut, (6) Pendistribusian Bibit Ternak yang Domba Garut Kepada Masyarakat, (7) Peningkatan Kualitas Bibit Ternak Domba Garut, (8) Peningkatan Kemampuan Budidaya Ternak Domba Garut, (9) Pengembangan Kelembagaan Kelompok Ternak Domba Garut, (10) Pengembangan Bibit Ternak Domba Garut, (11) Pengembangan Sarana Budidaya Domba Garut dan (12) Pengembangan Plasma Nutfah Domba Garut. Daging Ayam Pada tahun 2015, indikator Produksi hasil peternakan untuk Daging Ayam mencapai kg yang berasal dari daging ayam buras sebanyak kg dan daging ayam ras kg. Apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar kg telah mencapai target dengan tingkat capaian 101,89%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar kg telah mencapai 95,79%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun 2015 mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan mulai tumbuhnya kembali usaha daging ayam ras (broiler) di masyarakat. Selain itu, harga daging sapi yang tinggi menyebabkan sebagian masyarakat beralih konsumsi ke daging ayam sehingga permintaan relatif naik. Permintaan yang naik tersebut dengan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 116

202 sendirinya mendorong harga daging ayam terus meningkat sehingga masyarakat kembali bergairah beternak ayam. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya upaya aparatur Dinas Peternakan, perikanan dan kelautan dalam melakukan pembinaan dan pemberian bantuan ternak khususnya untuk ayam ras. Selain itu upaya pencegahan penyakit hewan/ternak menular melalui aktivitas vaksinasi AI/Flu Burung dan pemberian obat-obatan turut memberikan dampak positif pada kesehatan ternak yang pada akhirnya akan turut mendorong meningkatnya produksi daging ayam. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja produksi daging ayam diantaranya dicapai melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang didukung oleh Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak yang didukung dengan kegiatan diantaranya (1) Pemeliharaan kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, (2) Kegiatan Pengawasan Perdagangan Ternak antar Daerah (3) Pendataan masalah peternakan (pengamatan dan penyidikan penyakit hewan) (4) Pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit ternak serta (5) Pengembangan sarana prasarana Pusat Kesehatan Hewan. Susu Pada tahun 2015, indikator Produksi hasil peternakan untuk susu mencapai liter dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar kg telah mencapai target yang ditetapkan dengan tingkat capaian %. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan 1,51% dari sebelumnya sebanyak liter. Apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar liter telah mencapai 87,78%. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan diantaranya adalah : Setelah beberapa tahun terakhir produksi susu di Kabupaten Garut cenderung menurun, tahun ini terjadi peningkatan. Meskipun tidak signifikan, tetapi memberi angin segar bagi masyarakat bahwa Kabupaten Garut masih tetap bisa diharapkan sebagai salah satu sentra produksi susu di Jawa Barat. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 117

203 Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja produksi susu pada Tahun 2015 salah satunya disebabkan minat petani untuk memelihara sapi perah cenderung meningkat. Mulai bergeraknya sektor swasta diluar KUD untuk menampung hasil susu dari masyarakat dengan penawaran harga yang lebih baik juga turut mendorong minat masyarakat untuk meningkatkan kapasitas usahanya yang berdampak pada peningkatan produksi susu. Perkembangan positif tersebut dapat dilihat dari usaha ternak sapi perah yang mulai berkembang tidak hanya di wilayah sentra produksi seperti Cikajang, Cigedug dan Cisurupan, tapi juga sudah mulai berkembang ke kecamatan lain seperti Cilawu dan Bayongbong. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang didukung dengan kegiatan Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah serta Peningkatan Sarana Prasarana Usaha Peternakan. Selain itu, upaya pembinaan dan pendampingan masyarakat yang dilakukan pemerintah terutama dalam kaitannya dengan pembinaan budidaya dan peningkatan kualitas produksi telah turut mendorong tercapainya target kinerja. Telur Pada tahun 2015, indikator Produksi hasil peternakan untuk telur mencapai kg dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar kg telah mencapai target dengan tingkat capaian 110,63%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar kg telah mencapai 98,93%. Sebagian besar produksi telur di Kabupaten Garut masih didominasi telur ayam buras atau ayam kampung dengan jumlah produksi mencapai kg dan telur itik sebesar kg. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah meningkatnya jumlah populasi ayam buras dan itik sehingga secara tidak langsung berdampak pada peningkatan produksi telur. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja produksi telur pada tahun ini mengalami peningkatan dari kg pada Tahun 2014 menjadi kg pada Tahun Peningkatan ini salah satunya disebabkan naiknya harga daging sapi dan daging ayam sehingga masyarakat memilih telur sebagai alternatif asupan protein. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 118

204 Dalam rangka mendorong peningkatan produksi telur di Kabupaten Garut, perlu dilakukan upaya dalam rangka mendorong berkembangnya peternakan ayam petelur karena sampai saat ini produksi telur di Kabupaten Garut masih didominasi produk dari luar. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja produksi telur diantaranya dicapai melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang didukung oleh Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak melalui kegiatan (1) Pemeliharaan kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, (2) Kegiatan Pengawasan Perdagangan Ternak antar Daerah (3) Pendataan masalah peternakan (pengamatan dan penyidikan penyakit hewan) (4) Pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit ternak serta (5) Pengembangan sarana prasarana Pusat Kesehatan Hewan. g. Prosentase peningkatan produksi komoditi unggulan perkebunan (Akarwangi, Kopi, Teh, Karet) Potensi agroindustri komoditi unggulan Kabupaten Garut pada sektor perkebunan diantaranya Akarwangi, Kopi, Teh dan Karet. Prosentase peningkatan produksi komoditi unggulan perkebunan (Akarwangi, Kopi, Teh, Karet) pada tahun 2015 yaitu sebesar 4,10% atau mencapai 115% dari target tahun 2015 sebesar 3,56%, dan meningkat jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar 3,3% dan mencapai 85,42% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 4,80%. Hal ini didukung dengan adanya berbagai kegiatan berupa pengembangan komoditi perkebunan, rehabilitasi dan intensifikasi, penyediaan sarana dan prasarana produksi, peningkatan jalan usaha/produksi perkebunan serta berbagai usaha pengendalian terhadap OPT tanaman perkebunan. Akar Wangi sudah diekspor dalam bentuk akar sejak tahun Seiring dengan berkembangnya agroindustri penyulingan akar wangi, maka ekspor pun bergeser ke minyak akar wangi. Hingga Tahun 2000, permintaan dunia terutama dari Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swiss, Inggris, dan negara lainnya atas Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 119

205 minyak akar wangi mencapai angka lebih dari 250 ton. Sementara total produksi minyak akar wangi Indonesia baru mencapai angka ton per tahun. Jika seluruh produk akar wangi Indonesia diekspor, maka hanya baru menutupi sekitar 24%-30% pangsa pasar dunia. Hal ini menegaskan bahwa prospek pengembangan akar wangi sangat besar. Secara sosiologis dan agroekologis, kecamatan Samarang (1.020 Ha), Pasirwangi (73 Ha), Leles (472 Ha), Bayongbong (272 Ha), Cilawu (338 Ha), Tarogong Kaler (180 Ha) merupakan kecamatan-kecamatan basis bagi pengembangan akarwangi di kabupaten Garut. Produksi Akarwangi tahun 2015 mencapai 70,65 ton atau mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang mencapai 70,50 ton. Kopi merupakan salah satu komoditi unggulan di kabupaten Garut, yang mempunyai peranan penting sebagai salah satu penghasil devisa negara, sumber pendapatan, penciptaan lapangan kerja sekitar KK, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan ekonomi wilayah, selain itu tanaman kopi mempunyai fungsi sebagai tanaman konservasi. Sesuai data statistik Dinas Perkebunan Kabupaten Garut tahun 2015 luas areal tanaman kopi Arabika Ha dan Kopi Robusta 845 Ha, areal tanaman kopi tersebut diusahakan oleh perkebunan rakyat, dengan produksi Kopi Arabika 1.320,50 ton dan Kopi Robusta 467,21 Ton kopi berasan, atau rata-rata tingkat produktivitas sebesar 0,90 ton/ha/tahun. Sebagian besar komoditi kopi, baru diolah dalam bentuk biji kopi berasan, sedangkan pengolahan produk hilirnya belum dilakukan secara intensif, sehingga peluang untuk memperoleh nilai tambah (added value) serta penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan kurang optimal. Kabupaten Garut yang termasuk daerah Priangan merupakan salah satu sentra produksi teh andalan Jawa Barat, terutama di Kecamatan Cikajang, Singajaya, Banjarwangi, Cisurupan, Cilawu dan Pakenjeng. Tanaman teh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 120

206 penting di Indonesia, karena nilai ekspornya dapat memberikan kontribusi devisa yang tidak sedikit bagi negara. Namun jika dilihat dari pertumbuhan ekspornya, ternyata menurut International Trade Centre, pertumbuhan ekspor teh Indonesia jauh di bawah pertumbuhan ekspor teh dunia. Negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekspor teh dunia tertinggi mulai dari Jepang, India, Vietnam, Inggris, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Srilanka. Kekuatan negara Jepang, Inggris, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekspor cukup tinggi terletak pada kemampuannya memberikan nilai tambah, serta memiliki jaringan perdagangan teh yang kuat. Jadi, walaupun negara-negara tersebut tercatat sebagai negara-negara pengimpor teh curah, tapi sebagian hasil impor tersebut mereka ekspor kembali dalam bentuk produkproduk hilir teh. Produksi teh tahun 2015 mencapai 4.939,32 ton atau mengalami peningkatan dari tahun 2014 dengan produksi sebesar ton. Karet merupakan komoditi unggulan perkebunan di Kabupaten Garut dan merupakan salah satu komoditi yang penting sebagai bahan baku bagi berbagai industri. Dari luas areal Ha pada tahun 2015, areal karet di kabupaten Garut diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat seluas Ha, Perkebunan Besar Negara (PTPN) seluas Ha dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas Ha. Peranan Komoditi Karet yang strategis selain pada aspek ekonomi yang dapat menyokong perekonomian masyarakat desa, juga di aspek sosial yang menyerap tenaga kerja secara mikro di lingkungan keluarga dan secara makro pada lingkungan masyarakat, serta pengembangan wilayah. Selain itu komoditi karet mempunyai fungsi ekologis, karena karet merupakan tanaman konservasi dengan perakarannya yang kuat mampu menahan erosi dan mampu mengikat air tanah dan mampu mengendalikan run off. Prospek pengembangan Komoditi Karet sangat bagus, mengingat peluang pasar dalam maupun luar negeri masih terbuka lebar dan mempunyai prospek yang cerah dan potensial. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 121

207 Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja : - Tersedianya sarana produksi penangkar benih komoditi perkebunan; - Tersedianya fasilitas Uji Multi Lokasi Tembakau lokal Garut; - Terlaksananya pengembangan Kopi, Teh, Cengkeh, Nilam dan Karet; - Tersedianya pupuk dan obat-obatan pertanian; - Terlaksananya peningkatan Jalan Usaha/Produksi Perkebunan - Terlaksananya Intensifikasi/Rehabilitasi tanaman Cengkeh - Terlaksananya Intensifikasi/Rehabilitasi Tanaman Teh - Terlaksananya Intensifikasi Tanaman Kopi - Adanya SLPHT Tanaman Perkebunan; - Terdatanya luas areal perkebunan yang terkena dampak serangan OPT; - Adanya Pengendalian OPT Tembakau dan Kopi; - Penyediaan Bahan Pengendalian OPT; - Adanya Denfarm Pengendalian JAP Karet. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program Peningkatan/ Pengembangan Ketahanan Pangan Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian Pengembangan Tanaman Aren Pengembangan Perbenihan/Pembibitan Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan Intensifikasi/Rehabilitasi Tanaman Cengkeh Rakyat Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan Pengembangan Akarwangi Pola Konservasi Diseminasi Teknologi Pembudidayaan Tanaman Perkebunan Pengembangan Tanaman Karet Rakyat Peningkatan Kapasitas Jalan Usaha/Produksi Perkebunan Intensifikasi/Rehabilitasi Tanaman Kopi Rakyat Pengembangan bibit Unggul Pertanian/Perkebunan Monitoring dan evaluasi (Menpro DAK 2014) Pembangunan dan Rehabilitas Gedung UPTD Benih dan Sarana Penunjang (DAK) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 122

208 Evaluasi Teknis Penataan Areal Perkebunan Pengembangan Tanaman Kopi Rakyat 2. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan Baku Tembakau (DBHCHT) Peningkatan Kapasitas Jalan Produksi/Usaha Perkebunan pada Lahan Tembakau (DBHCHT) Bantuan Penyediaan Pupuk Berimbang bagi Tanaman Tembakau (DBHCHT) Penyediaan Unit Pengolah Pupuk Organik bagi Petani Tembakau (DBHCHT) Pelepasan varietas Tembakau Unggul Garut (DBHCHT) h. Laju Peningkatan produktivitas komoditi unggulan perkebunan Laju Peningkatan produktivitas komoditi unggulan perkebunan pada tahun 2015 yaitu sebesar 2,9% atau mencapai 111,5% dari target tahun 2015 sebesar 2,6%, dan turun jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014 sebesar 3,5% dan mencapai 111,5% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 2,6%, hal ini menunjukan bahwa peningkatan produksi diikuti dengan peningkatan produktivitas komoditi Perkebunan. Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja : - Tersedianya sarana produksi penangkar benih komoditi perkebunan; - Tersedianya fasilitas Uji Multi Lokasi Tembakau lokal Garut; - Terlaksananya pengembangan Kopi, Teh, Cengkeh, Nilam dan Karet; - Tersedianya pupuk dan obat-obatan pertanian; - Terlaksananya peningkatan Jalan Usaha/Produksi Perkebunan - Terlaksananya Intensifikasi/Rehabilitasi tanaman Cengkeh - Terlaksananya Intensifikasi/Rehabilitasi Tanaman Teh - Terlaksananya Intensifikasi Tanaman Kopi - Adanya SLPHT Tanaman Perkebunan; - Terdatanya luas areal perkebunan yang terkena dampak serangan OPT; - Adanya Pengendalian OPT Tembakau dan Kopi; - Penyediaan Bahan Pengendalian OPT; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 123

209 - Adanya Denfarm Pengendalian JAP Karet. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian pencapaian kinerja adalah : 1. Program Peningkatan/ Pengembangan Ketahanan Pangan 1) Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan 2) Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian 3) Pengembangan Tanaman Aren 4) Pengembangan Perbenihan/Pembibitan 2. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan 1) Intensifikasi/Rehabilitasi Tanaman Cengkeh Rakyat 2) Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan 3) Pengembangan Akarwangi Pola Konservasi 4) Diseminasi Teknologi Pembudidayaan Tanaman Perkebunan 5) Pengembangan Tanaman Karet Rakyat 6) Peningkatan Kapasitas Jalan Usaha/Produksi Perkebunan 7) Intensifikasi/Rehabilitasi Tanaman Kopi Rakyat 8) Pengembangan bibit Unggul Pertanian/Perkebunan 9) Monitoring dan evaluasi (Menpro DAK 2014) 10) Pembangunan dan Rehabilitas Gedung UPTD Benih dan Sarana Penunjang (DAK) 11) Evaluasi Teknis Penataan Areal Perkebunan 12) Pengembangan Tanaman Kopi Rakyat 3. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku 1) Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan Baku Tembakau (DBHCHT) 2) Peningkatan Kapasitas Jalan Produksi/Usaha Perkebunan pada Lahan Tembakau (DBHCHT) 3) Bantuan Penyediaan Pupuk Berimbang bagi Tanaman Tembakau (DBHCHT) 4) Penyediaan Unit Pengolah Pupuk Organik bagi Petani Tembakau (DBHCHT) 5) Pelepasan varietas Tembakau Unggul Garut (DBHCHT) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 124

210 i. Prosentase peningkatan unit pengolahan hasil perkebunan Prosentase peningkatan unit pengolahan hasil perkebunan pada tahun 2015 yaitu sebesar 2,5% atau mencapai 125% dari target tahun 2015 sebesar 2%, dan turun jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2014 sebesar 4% dan mencapai 83,33% dari target akhir RPMJD yaitu sebesar 3%, hal ini menunjukan bahwa peningkatan produksi diikuti dengan peningkatan produktivitas komoditi Perkebunan. Faktor pendorong pencapaian kinerja yang melebihi target dari 2%, hal ini didukung oleh adanya kegiatan di tahun 2015 yang bertujuan meningkatkan pengolahan hasil perkebunan misalnya dengan pengadaan alat pasca panen komoditi perkebunan, pengadaan UPH komoditi perkebunan dan sarana penunjang UPH komoditi perkebunan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian kinerja adalah : 1. Program Peningkatan/ Pengembangan Ketahanan Pangan 1) Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian 2. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku 1) Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan Baku Tembakau (DBHCHT) Misi 2 Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Pengelolaan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan yang Berwawasan Lingkungan Sasaran strategis meningkatnya pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 3 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan disajikan pada tabel 3.29 berikut ini : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 125

211 Indikator Kinerja Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 2.3 Realisasi Jumlah produksi Perikanan Laut (ton) Target Realisasi Jumlah produksi 743,82 perikanan budidaya tambak (ton) Jumlah produksi perikanan budidaya kolam air tenang (ton) Sumber : Disnakala Kab Garut Tahun 2016 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 31,40% X ,93% 93,17% ,08% 111,08% ,74% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan menunjukkan dari 3 indikator yang diukur, sebanyak 1 indikator (33,33%) telah mencapai target yang ditetapkan, sebanyak 1 indikator (33,33%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya dan 1 indikator (33,33%) yang tidak mencapai target, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi sebanyak 2 indikator, dan skala nilai sangat rendah sebanyak 1 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : a. Jumlah produksi Perikanan Laut Pada tahun 2015, indikator jumlah produksi perikanan laut hanya mencapai ton dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ton belum dapat mencapai target dengan tingkat capaian hanya sebesar 31.40%. Tahun 2015 merupakan tahun yang berat bagi pencapaian target produksi perikanan laut. Penurunan produksi tahun sangat signifikan yang sebagian besar diakibatkan kondisi alam yang kurang mendukung bagi penangkapan ikan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar ton, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 126

212 dengan nilai hanya 33.65% dibanding capaian tahun lalu. Apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar ton, produksi tahun ini baru mencapai 29.93%. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian target kinerja diantaranya adalah : (1) Musim yang tidak menentu menyebabkan nelayan sulit melaut sehingga hasil tangkapan menurun; (2) Stok ikan menurun karena banyaknya pemasangan rumpon di wilayah di luar kabupaten garut yang menyebabkan ruaya ikan ke wilayah perairan garut terhambat; (3) Jenis alat tangkat terutama Gillnet Hanyut milik nelayan banyak yang mengalam kerusakan sehingga menyebabkan penurunan hasil tangkapan; (4) Kapal perikanan 5-30 GT sulit keluar masuk pelabuhan yang ada di Kabupaten Garut sehingga beralih ke pelabuhan di wilayah lain seperti Cilacap atau Pelabuhan Ratu yang menyebabkan hasil produksi tidak tercatat di Kabupaten Garut; (5) Harga alat tangkap semakin mahal sementara harga ikan tidak banyak berubah sehingga minat nelayan untuk menangkap ikan cenderung menurun. (6) Lokasi Fishing Ground makin menjauh dari wilayah pantai sehingga sulit dicapai oleh armada tangkap nelayan yang umumnya masih sederhana. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui (1) peningkatan bantuan alat tangkap bagi nelayan, (2) pembukaan akses pelabuhan bagi kapal diatas 5 GT melalui pengerukan sedimentasi dasar laut pada jalur masuk pelabuhan, (4) Peningkatan sarana prasarana pelabuhan dan TPI (5) peningkatan kapasitas dan daya jangkau armada penangkapan melalu bantuan kapal diatas 10GT. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja dilakukan melalui pelaksanaan Program Pengembangan Perikanan Tangkap melalui kegiatan Kegiatan (1) Pendampingan Pada Kelompok Nelayan Perikanan Tangkap (2) Pengembangan sarana penangkapan sumber daya laut, (3) Pengembangan sarana pendukung usaha perikanan tangkap, (4) Pembangunan sarana dan prasarana pangkalan pendaratan ikan, (5) Pengembangan Sarana Penangkapan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 127

213 Ikan dan (5) Pengembangan Sarana dan Prasarana Tempat Pelelangan Ikan (TPI). b. Jumlah produksi perikanan budidaya tambak Pada tahun 2015, indikator jumlah produksi perikanan budidaya tambak mencapai 693 ton dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 744 ton belum mencapai target dengan tingkat capaian baru mencapai 93.15%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 975 ton telah mencapai 71.07%. Sampai saat ini produksi perikanan tambak di Kabupaten Garut masih mengandalkan pada tambak udang yang memang rentan terhadap perubahan lingkungan. Sepanjang Tahun , kondisi cuaca yang tidak menentu serta kualitas air yang menurun menjadi salah satu penyebab produksi perikanan tambak tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Meskipun tidak mencapai target, apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 504 ton, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan sebesar 137.5%. Upaya intensif untuk menjaga kualitas air serta penanganan hama penyakit menjadi salah satu faktor penyebab tahun ini produksi meningkat dibanding tahun lalu. Meskipun masih jauh dari target yang ditetapkan, kondisi ini cukup menggembirakan dan memberi harapan produksi bisa ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Untuk mencapai target, upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja produksi tambak diantaranya dilakukan melalui (1) intensifikasi budidaya, (2) pengembangan areal lahan tambak, (3) pelestarian sumberdaya alam untuk menjaga kualitas air dan daya dukung lingkungan serta (5) peningkatan penerapan teknologi budidaya sesuai standar. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 128

214 c. Jumlah produksi perikanan budidaya kolam air tenang Pada tahun 2015, capaian indikator jumlah produksi perikanan budidaya kolam air tenang mencapai ton dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar ton telah mencapai target dengan tingkat capaian %. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar ton telah mencapai 84,74%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah (1) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat pembudidaya ikan dalam teknis budidaya, (2) pembinaan dan pendampingan aparatur pemerintah terhadap masyarakat dalam pengelolaan usaha budidaya perikanan, (3) Terjadinya pergeseran sistem pengelolaan sejumlah kelompok pembudidaya ikan dari sistem tradisional menjadi sistem semi-intensif dan intensif. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan dari ton pada Tahun 2014 menjadi ton pada Tahun 2015 atau sebesar %. Kenaikan capaian produksi ini diantaranya disebabkan oleh kenaikan harga benih dan ikan konsumsi yang turut mendorong turut meningkatnya minat masyarakat dalam budidaya perikanan. Selain itu peran serta pemerintah dalam pendampingan, pembinaan serta bantuan bibit ikan unggul turut mendorong kenaikan produksi perikanan di Kabupaten Garut. Program/kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja produksi perikanan kolam diantaranya melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan melalui kegiatan pengembangan bibit ikan unggul, pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan, peningkatan sarana prasarana perikanan, pengembangan budidaya ikan air tawar, pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana perikanan serta kegiatan intensifikasi budidaya komoditas perikanan unggulan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 129

215 Misi 2 Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Penanganan Lahan Kritis dan Pemanfaatan Lahan Diluar Kawasan Hutan yang Berfungsi Lindung Sasaran strategis meningkatnya penanganan lahan kritis dan pemanfaatan lahan diluar kawasan hutan yang berfungsi lindung ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 5 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya penanganan lahan kritis dan pemanfaatan lahan diluar kawasan hutan yang berfungsi lindung disajikan pada tabel 3.30 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Jumlah lahan kritis di luar kawasan hutan hutan yang ditangani (Ha) 2 Prosentase kerusakan hutan Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 2.4 Realisasi 2014 Target , Realisasi ,70 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 125% ,04% 0 1,75% 0,20% 188,57% 1,55% 187,10% 3 Jumlah usaha aneka % X 34 50,00% hasil kehutanan bukan kayu yang dibina 4 Jumlah Komoditi aneka % X 9 44,44% usaha hasil kehutanan bukan kayu yang dikembangkan 5 Peningkatan Jumlah Lokasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan % 31 9,68% Sumber : Dinas Kehutanan Kab Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Meningkatnya penanganan lahan kritis dan pemanfaatan lahan diluar kawasan hutan yang berfungsi lindung menunjukkan dari 5 indikator yang diukur, sebanyak 3 indikator (60%) telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan, dan 2 indikator (40%) yang tidak mencapai target, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi sebanyak 3 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 130

216 indikator dan skala nilai tinggi sebanyak 2 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut: a. Jumlah lahan kritis di luar kawasan hutan hutan yang ditangani Pada tahun 2015, capaian indikator Jumlah lahan kritis di luar kawasan hutan hutan yang ditangani (Ha) mencapai 4.382,7 Ha dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar Ha telahmencapai targetdengan tingkat capaian 125,22%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3.563,22 Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar Ha telah mencapai 25%. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2015 antara lain yaitu merumuskan kebijakan teknis dan sasaran rehabilitasi hutan dan lahan. Substansi rumusan kebijakan teknis dan Sasaran rehabilitasi hutan dan lahan tersebut, meliputi hal sebagai berikut : 1) Arahan teknis rehabilitasi hutan dan lahan, diprioritaskan pada upaya penanggulangan kerusakan hutan sebagai akibat penjarahan/ perambahan (hutan lindung dan hutan konservasi), dan penanaman kembali tanah kosong bekas tebangan di kawasan hutan produksi, serta rehabilitasi lahan kritis milik masyarakat dengan kategori sedang hingga berat. Rehabilitasi hutan dan lahan pada tahun 2015 meliputi : - RHL (Perum Perhutani KPH Garut) - Rehabilitasi hutan produksi di 9 BKPH - Pola teknis rehabilitasi hutan dan lahan difokuskan pada kegiatan vegetatif (tanaman), kecuali pada lokasi tertentu diaplikasikan kegiatan sipil teknis (bangunan konservasi tanah dan air). 2) Jenis tanaman yang dianjurkan berupa rimba campuran dan MPTS (hutan lindung), rimba campuran (hutan produksi), serta tanaman kayu-kayuan dan buah-buahan produktif (lahan milik masyarakat). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 131

217 Pelaksanaan kegiatan melibatkan dan partisipasi masyarakat sekitar hutan dan Kelompok Tani Hutan Rakyat. Tabel Luas Areal Pengembangan Hutan Rakyat Tahun (Ha) No Kegiatan Keterangan (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 1 Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan (DAK) DAK 2 Kebun Bibit Rakyat , APBN (KBR) 3 Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) APBD ProvJabar 4 Agroforestri APBD Prov Jabar 5 RHL kawasan Lindung 6 APBD Provinsi Rehabilitasi DAS Besar 7 Pengjiauan Lingkungan APBD , ,73 Peresemaian APBN/APBD I/APBD II 8 Pengjiauan Lingkungan APBN Persemaian Permanen 9 Pengjiauan ,97 - APBN Lingkungan DAK 10 HR APBD dan Rawan Bencana 11 Swadaya , ,97 masyarakat Total , , ,70 Sumber : Dinas Kehutanan Kab Garut, 2016 Hasil pengukuran data lahan kritis di Kab. Garut yang dilaksanakan oleh BPDAS Cimanuk Citanduy pada tahun 2010 adalah seluas ,35Ha. Berdasarkan data lahan kritis tersebut Dinas Kehutanan Kab. Garut melakukan upaya rehabilitasi pada lahan kritis selama kurun waktu 5 tahun, dengan jumlah target dan realisasi sebagaimana yang tercantum dalam tabel diatas, dimana dari luas lahan kritis seluas ,35 Ha telah tertangani sampai tahun 2014 adalah seluas ,22 Ha atau telah melampaui target capaian RPJMD sampai dengan tahun 2014 adalah seluas 4.692,87 Ha, dengan capaian target kinerjanya sekitar 114,3 %. Luas lahan kritis diluar kawasan hutan pada Tahun 2010, hasil dari up dating data BP. DAS Cimanuk-Citanduy adalah seluas ,35 Ha, selanjutnya Dinas Kehutanan melakukan upaya Rehabilitasi Lahan Kritis diluar Kawasan Hutan selama 3 tahun yaitu pada Tahun seluas ,00 ha, sehingga sisa Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 132

218 target penanganan lahan kritis diluar kawasan hutan di Kab. Garut tahun 2012 adalah seluas 3.241,35 Ha. Sisa lahan kritis tersebut, telah diselesaikan penanganannya pada tahun 2014 dengan penanganan lahan kritis seluas 3.563,22 Ha. Terjadinya laju penebangan dan pemanfaatan produksi pohon pada hutan rakyat tahun 2012 oleh masyarakat, yaitu pada pohon-pohon yang telah mencapai masak tebang (Tahun tanam ), sehingga mengakibatkan timbulnya lahan kritis baru di Kab. Garut. Sebagai upaya untuk penanganan lahan kritis di hulu DAS Cimanuk, BPDAS Cimanuk-Citanduy pada tahun 2013 melakukan review data lahan kritis, dimana lahan kritis di Kab. Garut meningkat lagi yaitu menjadi ,56 ha (Hasil review lahan kritis wilayah BPDAS Cimanuk-Citanduy Tahun 2013). Dinas Kehutanan Kab. Garut terus melakukan upaya rehabilitasi lahan kritis melalui penanaman baik yang berasal dari Dana alokasi khusus (DAK) maupun dana APBN yang dilaksanakan langsung oleh BPDAS, bantuan Provinsi Jawa Barat dan APBD Kabupaten Garut serta upaya partisipasi masyarakat melalui swadaya maupun CSR Perusahaan. Kegiatan Rehabilitasi lahan kritis tahun 2013 mencapai 4.370,66 ha dari target ha, selanjutnya pada tahun 2014 dilaksanakan rehabilitasi kembali yaitu seluas 3.563,22 ha dari target ha, sehingga sisa lahan kritis yang masih ada di Kab. Garut sesuai dengan review data BPDAS Cimanuk-Citanduy Tahun 2014 adalah seluas ,78 ha (29.528,56 ha 7.933,82 ha/hasil rehabilitasi dari tahun 2013 dan 2014). Tahun 2015 dilaksanakan kembali rehabilitasi hutan yaitu seluas 4.382,7 ha dari target ha, sehingga sisa lahan kritis yang masih ada di Kab. Garut seluas ,28 ha (21.594,78 ha 4.382,7 ha). Terdapatnya lahan kritis di Kab. Garut dapat diakibatkan oleh aktifitas manusia diantaranya pola tanam yang tidak memenuhi kaidah konservasi serta pemanfaatan kayu yang berasal dari hutan rakyat, dimana kayu rakyat yang ditanam merupakan jenis yang mempunyai daur pendek sehingga dalam kurun waktu 5 tahun, pohon tersebut dapat dimanfaatakan (ditebang). Selain itu akibat timbulnya lahan kritis disebabkan terjadinya bencana alam seperti adanya kebakaran hutan dan lahan, longsor, banjir dan lainnya, yang tetap menjadi prioritas Dinas Kab. Garut dalam upaya penanganannya. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kepedulian lingkungan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 133

219 2. Kesadaran masyarakat atas peningkatan ekonomi melalui produksi kayu rakyat semakin meningkat Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh Semakin tingginya pengertian masyarakat tentang nilai ekonomis kayu Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1. Besarnya dukungan Pemerintah Pusat dan Propinsi dalam Rehabilitasi Lahan 2. Populasi Hutan Rakyat semakin bertambah dan meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan partisipasi masyarakat serta adanya kepedulian perusahaan dalam penanaman pohon melalui dana CSR Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah Rehabilitasi lahan secara Swadaya, Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Sosialisasi dan pemberian Stimulan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja adalah Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan meningkatnya partisipasi masyarakat yang sangat besar. b. Prosentase kerusakan hutan Pada tahun 2015, capaian indikator prosentase kerusakan hutan mencapai 0,20% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 1,75% Ha telah mencapai target dengan tingkat capaian 11,43%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0% Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 1,55% telah mencapai 12,90%. Terdapatnya lahan kritis di Kab. Garut dapat diakibatkan oleh aktifitas manusia diantaranya pola tanam yang tidak memenuhi kaidah konservasi serta pemanfaatan kayu yang berasal dari hutan rakyat, dimana kayu rakyat yang ditanam merupakan jenis yang mempunyai daur pendek sehingga Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 134

220 dalam kurun waktu 5 tahun, pohon tersebut dapat dimanfaatakan (ditebang). Selain itu akibat timbulnya lahan kritis disebabkan terjadinya bencana alam seperti adanya kebakaran hutan dan lahan, longsor, banjir dan lainnya, yang tetap menjadi prioritas Dinas Kab. Garut dalam upaya penanganannya. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adanya koordinasi dan kerjasama antara instansi yang terkait dengan masyarakat setempat yang masih peduli tentang pentingnya kelestarian alam bagi kelangsungan hidup manusia. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini tidak mengalami peningkatan hal ini disebabkan karena masih tingginya tingkat Kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian alam yang ada disekitarnya/kondisi hutan yang aman. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilanpencapaian kinerja diantaranya adalah Besarnya dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta instansi-instansi yang terkait dan masyarakat setempat tentang pentingnya kelestarian alam bagi kelangsungan hidup manusia. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah Rehabilitasi Lahan secara Swadaya. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Bantuan-bantuan dari Propinsi seperti Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan lahan serta Konservasi Sumber Daya Alam. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Adanya Kegiatan Pencegahan Pengendalian Gangguan Keamanan Hutan dan Lahan; 2. Adanya Kegiatan Sosisalisasi Pencegahan dan Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan; 3. Adanya Kegiatan Perlindungan Hutan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 135

221 c. Jumlah usaha aneka hasil kehutanan bukan kayu yang dibina Pada tahun 2015, capaian indikator jumlah usaha aneka hasil kehutanan bukan kayu yang dibina mencapai 17 unit dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebanyak 22 unit telah mencapai 77%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 24 unit sedikit mengalami penurunan, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak 34 unit telah mencapai 50%. Tabel Hasil Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan (AUK) Tahun No Kegiatan/ Hasil Sat. Tahun Sutera Alam Tanaman Ha ,25 Murbei Kokon Kg Jamur Kayu Media Log Produksi Kg , , , , ,75 Jamur 3. Lebah Madu Koloni Stup Produksi Liter 557, ,85 478,70 632, ,20 Madu 4. Anyaman Besek Buah Bilik Lembar Burung Sarang Kg 24,75 559,4 548,8 571,80 689,20 941,75 Walet 6. Rami Luas Ha tanaman Produksi ton 16, Sumber : Dinas Kehutanan Kab Garut, 2016 Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan (AUK) selama tahun 2015 dapat dilihat pada tabel diatas, sedangakan untuk produksi kayu dari hutan rakyat disajikan pada Tabel dibawah ini : Tabel Produksi Hutan Rakyat Kabupaten Garut Tahun Produksi (M3) No Jenis Kayu Jati 729,43 826,13 778,73 815, , ,86 2. Mahoni 2.270, ,30 766, ,90 868, ,28 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 136

222 No Jenis Kayu Produksi (M3) Albazia , , , , , ,56 4. Pinus 87,30 940, ,37 682,97 715,55 343,62 5. Afrika 4.944, ,20 706, ,28 679,92 6 Suren 221,96 92,49 58, Kihiang 153,08 166,68 168,02-109,87 44,73 8 Eucalyptus 12,46-119, Jabon ,56 7,46 10 Rasamala ,40 42,74 11 Rimba cam 2.477, , , , , ,38 12 Karet ,27 13 Kelapa ,20 14 Waru ,24 15 Buah-buahan ,84 Jumlah , , , , , ,10 Sumber : Dinas Kehutanan Kab Garut, 2016 Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pada tahun 2015, jumlah produksinya jadi semakin menurun, hal ini dikarenakan bukan karena angka produksinya akan tetapi karena dari kesadaran masyarakat untuk melaporkan dokumen kayu sangat kurang, dikarenakan adanya perubahan P. 30 menjadi P. 21 sehingga sudah tidak lagi dikoordinir dari pihak desa yang biasanya dari pihak desa yang selalu melaporkan dokumen kayu secara tepat dan akurat. Dalam hal pengamanan dan pengawasan yang dilakukan, keberadaan kelompok Pengamanan Hutan Swakarsa (Pamhut Swakarsa) sangat membantu kinerja dinas dalam melaksanakan pengamanan dan pengawasan hutan, dimana sampai dengan tahun 2015 telah terdapat 34 kelompok Pamhut Swakarsa. Jenis Produksi Kayu dari Hutan Rakyat : 1. Kayu Bulat / Gelondongan 2. Kayu Olahan : Balok, papan, kusen, pintu, daun pintu, kaso, usuk, reng 3. JenisKayu : Albasiah, Eukaliptus, Jabon, Gmelina,Suren, Manglid, Mahoni, Jati, Afrika, Mindi, dsb Potensi Kayu dari Hutan Rakyat : 1. Luas berdasarkan hasil Citra Satelit tahun 2010 seluas ha; 2. Luas berdasarkan hasil inventarisasi potensi hutan rakyat Dinas Kehutanan seluas ha; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 137

223 3. Pemasok utama kebutuhan kayu di Kabupaten Garut dan daerah di sekitar kabupaten Garut; 4. Produksi kayu rakyat > m3/tahun (asumsi dari jumlah unit usaha penggergajian sebanyak 209 unit dengan kapasitas sd m3/tahun); 5. Sebanyak 3 (tiga) Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR) telah mendapatkan Sertifikat Legalitas Kayu pada 2015 dengan luas total 290,67 ha; 6. KTH Tani Mukti (195,5 ha) dan Gapoktan Cikuray (198,2 ha) telah memiliki Sertifikat Legalitas Kayu sejak Desember 2013; 7. Terbentuk 1 (satu) Unit Manajemen Hutan Rakyat (UMHR) Cihanjuang Kec. Cilawu seluas 694,5 ha. Progress Fasilitas dari BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan 1. KTH telah akad Pinjam Tunda Tebang dan Refinancing No Kecamatan Desa Nama KTH Jml Anggota Nilai Pinjaman Jenis Pinjaman 1 Cigedug Barusuda Sukatani Tunda Tebang Makmur Tunda Tebang 2 Pamulihan Pakenjeng Jaya 3 Cibalong Mekarwangi Mekarwangi Tunda Tebang Mitra Tunda Tebang 4 Cibalong Sagara Indratani 5 Pakenjeng Neglasari Abadi Tunda Tebang 6 Pakenjeng Depok Mandiri Tunda Tebang 7 Pakenjeng Tegal Gede Madani Tunda Tebang 8 Cigedug Barusuda Mekar Tani Refinancing 9 Talegong Mekar Mukti Mulyajaya Tunda Tebang Mekar Tunda Tebang 10 Talegong Suka Maju Harapan 11 Cisewu Suka Jaya Sugih MUkti Tunda Tebang Sumber : Dinas Kehutanan Kab Garut, Rencana Akad Minggu Keempat September 2015 a. Pembiayaan Usaha Hutan Rakyat Skema Bagi Hasil seluas 34,28 Ha b. 2 KTHR Skema Pinjaman Tunda Tebang 3. KTHR Proses Pendampingan Proposal Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Unggulan : 1. Jamur Tiram 1) Terdapat 49 Pelaku usaha budidaya Jamur Kayu dengan produksi : a. Jamur segar kg/bulan (Rp ,-) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 138

224 b. Log log/bulan (Rp ,-) c. Bibit F0 20 botol/bulan d. Bibit F1 200 botol/bulan(rp ,-) e. Bibit F botol/bulan(rp ,-) 2) Variatif produk : Bibit Jamur Kayu (F0, F1, F2, F3), Log Jamur, Jamur Segar, Jamur Olahan Kerupuk, Krispi, Rendang (3.000 dus), Baso Jamur 3) Pangan Alternatif 4) Menunjang wisata kuliner 5) Bahan baku utama media tumbuh Jamur Kayu (serbuk gergaji) masih melimpah 6) Sisa media tumbuh dijadikan bahan baku pupuk organik Arang Kompos 2. Lebah Madu 1) Terdapat 22 Pelaku usaha budidaya Lebah Madu dengan rata-rata produksi : a. Madu murni 350 liter/bulan (Rp ,-) b. Minuman madu 200 dus/bulan (Rp ,-) 2) Variasi produk : Madu murni, minuman madu 3. Sutera Alam 1) Terdapat 4 Pelaku usaha (4 Kelompok Tani) dengan sarana : a. Lahan Murbei 17 ha b. Bangunan (Unit Pemeliharaan Ulat Besar) 10 unit c. Bangunan (Unit Pemeliharaan Ulat Kecil) 1 unit d. Asumsi kapasitas produksi kokon/bulan 300 Kg e. Potensi & rencana pengembangan lahan dan pemeliharaan ulat di wilayah lainnya. 2) Kebutuhan benang sutera oleh IKM Tenun sutera alam sebanyak kg/bulan atau setara kokon Kg/bulan dari 13 IKM Tenun Sutera yang saat ini ada. 3) Terdapat Kampung Tenun Panawuan di Tarogong Kidul 4) Mendorong ekonomi kreatif 5) Terdapat Stasiun Persuteraan Alam (Bagian dari Balai Persuteraan Alam) di Bayongbong, untuk mendukung pengembangan persuteraan alam di Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 139

225 Jawa Barat. Kabupaten Garut telah dijadikan Pengembangan Sentra Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan Sutera Alam 6) Penetapan Sentra HHBK Unggulan Sutera Alam (Keputusan Bupati Garut Nomor : 522/Kep.903-Dishut/2014 7) Potensi pengembangan lahan di kawasan Hutan Lindung eks perambahan Faktor pendukung kurang berhasilanya pencapaian kinerja diantaranya: 1. Kurangnya kualitas SDM yang mempunyai potensi yang baik; 2. Kurangnya ketersediaannya anggaran yang di butuhkan untuk meningkatkan capaian kinerja. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaannya anggaran yang di butuhkan untuk meningkatkan capaian kinerja kegiatan yang dimaksud. Faktor-faktor yang kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah Anggaran yang diperlukan untuk meningkatkan capaian kinerja kegiatan masih belum maksimal. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah Memilih kelompok tani yang mempunyai pengalaman dan potensi dibidangnya. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui penambahan anggaran diluar anggaran APBD Kabupaten melalui BAPEDAS, Balai Persutraan Alam, APBD I, Swadaya dll. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Membentuk asosiasi kelompok dari berbagai usaha aneka Kehutanan Bukan Kayu seperti jamur, lebah madu dan lain-lain; 2. Meningkatkan kemampuan dan kualitas SDM dalam bidang teknik budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran; 3. Melakukan pembinaan secara berkelanjutan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 140

226 d. Jumlah Komoditi aneka usaha hasil kehutanan bukan kayu yang dikembangkan Pada tahun 2015, capaian indikator jumlah Komoditi aneka usaha hasil kehutanan bukan kayu yang dikembangkan mencapai 3 unit dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 5 unit telah mencapai targetdengan tingkat capaian 60%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 4 unit, mengalami penurunan, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 9 unit telah mencapai 33%. Hasil Hutan Bukan Kayu Lainnya (Didorong dan sedang dikembangkan) a. Bambu 1. Potensi seluas ha tersebar merata di seluruh wilayah kabupaten Garut. 1. Jenis Bambu dominan : Tali, Gombong, Hitam. 2. Menunjang keberlanjutan sosial budaya (alat kesenian/angklung), ekonomi (produksi), lingkungan (tanaman konservasi) 3. Menunjang industri kerajinan Sangkar Burung, Alat RumahTangga, Olahan bambu (sumpit, tusuk gigi, tusuk sate), mebelair (kursi, meja, bangku), konstruksi (rumah, gazebo) 4. Menunjang kegiatan pertanian (ajir, paratag) dan bahan kontruksi bangunan. 5. Produksi per bulan : a. Bambu Batang, Rp ,- b. Bambu hitam Batang/bulan, Rp ,- c. Besek 120 buah/bulan, Rp ,- d. Bilik 36 lembar/bulan, Rp ,- e. Kojong 4 buah/bulan, Rp ,- f. Mebelair 1 buah/bulan, Rp ,- g. Ayakan, nyiru dll buah/bulan, Rp ,- h. Sangkar burung 567 buah/bulan, Rp ,- i. Kebutuhan bambu untuk industri pembuatan sumpit, tusuk gigi, dan tusuk sate batang, atau setara Rp ,- b. Ganitri (Biji Ganitri) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 141

227 1. Potensi di Kmp. Tegal Gede Desa Sindangratu Kecamatan Wanaraja, jumlah tanaman 500 pohon. 2. Produksi Kg / panen (dalam setahun panen 3 kali) 3. Rencana pengembangan di daerah setempat dan di 5 kecamatan lainnya c. Kemiri Sunan (bahan Biodisel) 1. Potensi di Desa Sindangsuka Kecamatan Cibatu, jumlah tanaman pohon tahun tanam Rencana pengembangan di daerah setempat dan di daerah lainnya d. Gaharu 1. Potensi di Desa Sukarame Kecamatan Bayongbong, jumlah tanaman 250 pohon 2. Rencana pengembangan di daerah setempat dan di daerah lainnya e. Arang Kompos 1. Potensi di Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi 2. Produksi per bulan kg 3. Bahan baku utama berasal dari sisa budidaya Jamur Kayu Faktor pendukung kurang berhasilnya pencapaian kinerja diantaranya : 1. Kurangnya kualitas SDM yang mempunyai potensi yang baik 2. Kurangnya ketersediaannya anggaran yang di butuhkan untuk meningkatkan capaian kinerja Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh Kurangnya ketersediaannya anggaran yang di butuhkan untuk meningkatkan capaian kinerja kegiatan yang dimaksud. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah : Anggaran yang diperlukan untuk meningkatkan capaian kinerja kegiatan masih belum maksimal. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : 1. Mengurangi komoditi yang tidak produktif 2. Mendorong komoditas yang mempunyai prosfek pasar yang menjanjikan Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Sosialisasi dalam rangka memberikan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 142

228 pengarahan tentang jenis komoditi HHBK lainnya yang masih belum berkembang atau masih belum diminati oleh masyarakat/kelompok. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja: Melakukan demplot untuk penyebaran jenis komoditi aneka usaha kehutanan yang akan dikembangkan ke masyarakat/kelompok e. Peningkatan Jumlah Lokasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Pada tahun 2015, capaian indikator peningkatan jumlah lokasi pemanfaatan jasa lingkungan mencapai 3 lokasi dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 3 lokasi telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Pencapaian tersebut sama dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3 lokasi, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak 31 unit telah mencapai 10%. Jasa Lingkungan yang telah dilaksanakan : 1. Ekowisata : - Taman Wisata Alam (4 lokasi : TWA Papandayan, TWA Talagabodas, TWA Kamojang, TWA Guntur) ; - Curug (7 Lokasi : Orok, Cimani Racun, Ngebul, Nyogong, Sanghyang Taraje, Cilimbung, Citiis) ; - Bumi Perkemahan (2 lokasi : Cibeureum, Cijotang) ; - Situ (4 lokasi : Cibeureum, Bagendit, Cangkuang, Rancahideung) ; - Situs Keramat (5 lokasi : Makam Godog, Makam Eyang Walang Sungsang, Makam Sunan Haruman/Jafar Siddik, Situs Ciburuy, Situs Lingga ratu.) 2. Pemanfaatan air : - PDAM Tirta Intan menggunakan mata air (13 MA: Jamban Kulon, Jamban Wetan, Ciratun, Cibuntu, Cipulus, Cibulakan, Ciharemas, Cisitu, Cimanganten, Cibolerang, Cikara, Pasir Jengkol, Ciraab), - Sumur Bor (10 lokasi: SB asem, SB Wates, SB Parabon, SB Cempaka 1, SB Cempaka II, SB Palalangon, SB Pamoyanan, SB Cipicung, SB 1 Cikajang, SB II Cikajang), - Air permukaan (4 Sungai: Cipalebuh, Cigagak, Cisanggiri, Citameng) - Jumlah Konsumen yang dilayani PDAM Tirta intan (data tahun 2013 sebanyak konsumen terdiri dari 763 keg.sosial, rumah Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 143

229 tangga, 114 instansi, niaga, 2 rumah sakit, dan 19 industri). Volume air yang dimanfaatkan sebesar m3 dengan nilai Rp (enam belas miliyar tiga ratus juta tujuh ratus sembilan puluh empat ribu empat ratus rupiah) 3. Pemanfaatan jasa aliran air/energi : - PLTMH/Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Di 16 desa memanfaatkan aliran sungai: Cihikeu Gede, Cirompang, Cibatarua, Cimulu, Cipasarangan, Cilaki, dan Irigasi alam), - Arung Jeram memanfaatkan aliran sungai Cimanuk dengan jumlah pengunjung sebanyak 180 orang/tahun. 4. Penyelamatan dan Perlindungan lingkungan: 5. Perlindungan keanekaragaman hayati : - Taman Satwa Cikembulan (4 kelas: mamalia, reptil, aves, primata. 112 spesies ; 508 ekor) - Taman Buru Karembit Masigit, - Cagar Alam (5 lokasi : CA Leuweung Sancang, Gunung Papandayan, Talaga Bodas, Guntur dan Kamojang), dan - Pusat Konservasi Elang Jawa di wilayah Kamojang. 6. Penyerapan Karbon; Vegatasi kawasan hutan dan lahan milik. 7. Upaya Yang Sudah Dilakukan : Penanaman di sekitar dan di dalam kawasan wisata alam Penanaman di sekitar dan di dalam kawasan wisata alam FGD Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Garut Kajian Daya Serap Karbon di Hutan Rakyat Sengon Workshop Jasa Lingkungan PenyerapanDan/Atau Penyimpan Karbon 8. Perhitungan Nilai Wisata Alam TWA Papandayan Nilai wisata alam TWA Papandayan adalah Rp per tahun merupakan nilai manfaat langsung TWA Papandayan sebagai objek wisata berdasarkan nilai yang dibayarkan oleh pengunjung untuk setiap tahunnya. Arahan pengelolaan : Meningkatkan jumlah pengunjung dengan memperhatikan daya dukung kawasan. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan wisata alam Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 144

230 Saran untuk Pengelolaan TWA Papandayan hendaknya tetap mengutamakan fungsi konservasi dengan memanfaatkan fungsi wisata sebagai pendukung agar misi konservasi tetap dapat benar-benar dilaksanakanbisa lebih komprehensif. 9. Perencanaan Pengembangan Potensi Wisata Curug Teko Rencana Pengembangan Konsep Tata Ruang Wana Wisata : - sebagai tempat pendidikan dan penelitian, - area konservasi alam, dan - tempat rekreasi Saran untuk Pengelolaan sumberdaya alam Curug Teko melibatkan berbagai pihak (pemerintah,bumn/bumd/bums dan masyarakat) Wana wisata sebagai areal plasma nuftah dan peningkatan pengetahuan publik Perlu dibuat paket wisata Gunung Papandayan dengan alternatif destinasi wana wisata Curug Teko, TWA papandayan dan Wisata agro. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya Adanya efektifitas penggunaan anggaran yang dialokasikan untuk pencapaian target kegiatan Pengelolaan Pemanfaatan Hutan. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilanpencapaian kinerja diantaranya adalah Adanya ketepatan dalam penetuan target dan sasaran kegiatan Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah Nilai pengadaan barang untuk hibah kepada masyarakat/kelompok realisasinya lebih kecil dari rencana Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Bantuan bantuan diluar APBD Kabupaten. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja Melakukan Kajian dan sosialisasi tentang pengembangan pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan ke masyarakat/kelompok khususnya tentang potensi pengembangan wisata alam. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 145

231 Misi 2 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Ketahanan Pangan Sasaran strategis meningkatnya ketahanan pangan ni merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 2 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya Ketahanan Pangan dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Prosentase Penanganan Daerah Rawan Pangan Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 2.5 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 disajikan pada tabel 3.34 berikut Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 30% 35% 30% 86% X 55% 54,55% 2 Terbentuk dan terbinanya Desa Mandiri Pangan (Desa) % 83 9,64% Sumber : BKP Kab Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Meningkatnya ketahanan pangan menunjukkan dari 2 indikator yang diukur, sebanyak 1 indikator (50%) telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan, dan 1 indikator (50%) yang tidak mencapai target, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi sebanyak 1 indikator dan skala nilai tinggi sebanyak 1 indikator dengan uraian sebagai berikut : a. Prosentase Penanganan Daerah Rawan Pangan Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase Penanganan Daerah Rawan Pangan mencapai 30% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 35% telah mencapai target dengan tingkat capaian 86 %. Dan Meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 25% Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 55% telah mencapai 54,55%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 146

232 Jumlah desa rawan pangan yang tertangani pada tahun 2015 adalah 17 desa, tidak mencapai target tahun 2015 sebanyak 20 Desa (6 Kecamatan) sesuai Analisis FSVA Tahun 2014 sudah diberikan Stimulan/Pemberdayaan sebanyak 17 Desa. Selain itu, apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 35% untuk tahun 2015, maka realisasi tahun 2015 tidak mencapai target, sesuai target SPM Bidang Ketahanan Pangan yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian. Faktor yang mempengaruhi pencapaian ini adalah dukungan program dan kegiatan yang memadai untuk pemberian stimulant pemberdayaan bagi lokasilokasi yang masuk kedalam prioritas 1 tersebut, tetapi untuk sementara hanya sebatas pemberian stimulant dan pembinaan sehingga belum tentu daerah tersebut bias sekaligus berubah statusnya, perlu penanganan yang intens dan berkala. Selain lokasi yang masuk prioritas 1 tersebut, kami juga melakukan penanganan dan pencegahan terjadinya kerawanan pangan yang terjadi di daerah-daerah prioritas 2-5, hampir di 42 kecamatan tersebar, karena walaupun secara mayoritas daerah tersebut tidak termasuk daerah rawan pangan tetapi pada kenyataannya masih ada lokasi-lokasi yang beresiko rawan pangan. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Rawan pangan terdiri dari Rawan pangan kronis yaitu ketidakmampuan rumah tangga untuk memenuhi standar minimum kebutuhan pangan anggotanya pada periode yang lama karena keterbatasan kepemilikan lahan, asset produktif dan kekurangan pendapatan. Rawan Pangan Transien yaitu suatu keadaan rawan pangan yang bersifat mendadak dan sementara, yang disebabkan oleh perbuatan manusia (penebangan liar yang menyebabkan banjir atau karena konflik sosial), maupun karena alam berupa berbagai musibah yang tidak dapat diduga sebelumnya, seperti: bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, banjir bandang, tsunami). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 147

233 Indikator yang digunakan untuk melihat capaian sasaran tertanganinya daerah rawan pangan yaitu Jumlah Penanganan Daerah Rawan Pangan di Garut. Kondisi kerawanan pangan di Kabupaten Garut dapat dilihat dari gambar dibawah ini : Gambar Peta Kerawanan Pangan Garut Tahun 2014 Target utama dari penanganan desa rawan pangan di Garut tahun 2014 adalah 65 desa (55%) di 6 Kecamatan (sesuai analisis SKPG Tahun 2014), Pencapaian target ini didukung oleh beberapa kegiatan yaitu : Penanganan Daerah Rawan Pangan dengan anggaran Rp ,- Penguatan Kelembagaan Untuk Penanganan Rawan Pangan dengan anggaran Rp ,- Pecegahan Rawan Pangan Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dengan anggaran Rp ,- Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, antara lain : 1. Tidak semua kejadian akibat bencana terinventarisasi, mengingat laporan laporan dari daerah seringkali tidak ditembuskan ke Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut. Untuk mengantisipasi permasalah tersebut maka Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 148

234 dijalin koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut. 2. Alokasi penyediaan bahan makanan pokok untuk intervensi terhadap masyarakat berisiko rawan pangan transien akibat bencana tidak dapat disalurkan pada tahun anggaran berjalan karena teralokasikan anggarannya pada Triwulan IV. Untuk mengatasi hal tersebut maka memanfaatkan cadangan pangan yang ada dan bahan makanan pokok yang ada dipergunakan untuk tahun anggaran berikutnya. b. Terbentuk dan terbinanya Desa Mandiri Pangan Pada tahun 2015, capaian indikator Terbentuk dan terbinanya Desa Mandiri Pangan (Desa) mencapai 8 Desa dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 8 Desa telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Dan turun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 48 Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 83 telah mencapai 9,64%. Terbentuknya desa mandiri pangan pada tahun 2015 sebanyak 8 desa, mencapai 100 % dari target tahun 2014 sebanyak 8 desa. Capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014 mengalami penurunan target sebesar 45 %. Selain itu, apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 88 desa, maka realisasi tahun 2015 telah mencapai 15 %. Faktor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya kegiatan ini adalah belum tersedianya anggaran yang memadai karena pengembangan desa mandiri pangan membutuhkan anggaran yang cukup besar, selain itu desa mandiri pangan tidak bisa dibentuk dan dibina hanya 1 tahun tetapi harus berkala dari tahap pembentukan sampai dengan tahap kemandirian. Serta berkurangnya kegiatan penunjang tercapainya target di sebabkan anggaran yang tidak memadai. Kegiatan yang menunjang terhadap pencapaian kinerja ini adalah : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 149

235 Pengembangan Desa Mandiri Pangan dengan anggaran Rp ,- Pengembangan Usaha Mikro Pangan Berbasis Potensi Lokal dengan anggaran Rp ,- Pengembangan Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Garut pada tahun 2015 diarahkan pada pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai potensi sumberdaya dan kearifan lokal. Metode yang diterapkan dalam Kegiatan Desa Mandiri Pangan adalah : - Mengembangkan kerjasama dan partisipasi inklusif. - Memberikan pelatihan kepada kelompok usaha. Indikator Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan usaha produktif berbasis sumber daya lokal yang dimiliki kelompok dan perorangan; 2. Perkembangan ketersediaan pangan masyarakat; 3. Peningkatan kemampuan daya beli dan akses pangan rumah tangga; 4. Perubahan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman; 5. Penurunan jumlah rumah tangga penerima Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin); 6. Penambahan jumlah penerima manfaat kegiatan di perdesaan. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam rangka pelaksanaan Desa Mandri Pangan adalah : 1. Permasalahan dalam menentukan usaha dan hal-hal yang menghambat - Kelompok memilih usaha budidaya yang belum dikuasai sepenuhnya secara teknis oleh setiap anggota kelompok. - Pengembangan usaha belum memanfaatkan sumberdaya alam spesifik lokalita, sehingga bahan baku usaha harus membeli dari luar. 2. Permasalahan skala pengembangan modal usaha Dalam pengembangan usaha, seringkali kelompok terkendala kekurangan modal sehingga usaha tidak bisa berkembang. 3. Permasalahan kelompok dan keanggotaannya - Sifat konsumtif masyarakat untuk membeli barang tersier mengakibatkan usaha tidak dapat berkembang karena berkurangnya modal usaha. - Mempertahankan kekompakkan kelompok. - Kurangnya kemampuan manajerial. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 150

236 - Kurangnya pengetahuan manajemen keuangan. 4. Permasalahan peningkatan KK miskin - Harga bahan pangan pokok yang terus meningkat menyebabkan rawan daya beli. - Harga bahan bakar yang meningkat menyebabkan harga pangan pokok meningkat. - Karakteristik Kualitas Sumberdaya masyarakat yang rendah. - Kabupaten Garut sebagai daerah potensi rawan bencana menyebabkan dapat terjadinya peningkatan KK miskin apabila terjadi bencana. Upaya Pemecahan Masalah yang dilakukan : 1. Pemecahan masalah dalam menentukan usaha dan hal-hal yang menghambat - Upaya pemecahan masalah adalah dengan melakukan pembinaan dan pemberdayaan agar masyarakat dapat mengenali potensi dan kemampuannya, mencari alternative peluang dan pemecahan masalah serta mampu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara efisien dan berkelanjutan. - Memberikan pelatihan teknis usaha, budidaya tanaman, budidaya ternak. 2. Permasalahan skala pengembangan modal usaha Kesulitan kelompok usaha kecil untuk mengakses sumber sumber modal dikarenakan keterbatasan informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal pilihan sumber modal sangat banyak dan beragam. Lembaga Keuangan Bank adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil. Namun untuk bermitra dengan Bank, usaha kecil dituntut untuk membuat proposal usaha yang feasible atau layak usaha dan menguntungkan. Untuk mengatasi hal ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Garut pada Tahun 2014 dengan dana APBD Kabupaten melaksanakan kegiatan Pelatihan Desa Mandiri Pangan. Dalam Pelatihan tersebut kelompok memperoleh materi tentang manajemen keuangan, manajemen kelompok, dinamika kelompok sampai dengan teknik teknik perluasan permodalan. 3. Permasalahan kelompok dan keanggotaannya Proses Pemberdayaan masyarakat yang perlu menjadi perhatian dan disesuaikan dimulai dari input permodalan atau pemupukan modal disesuaikan dengan kelayakan aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek ekologis, selanjutnya pemanfaatan dan akses teknologi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis dalam kaitan perubahan pola pikir, kesempatan berusaha Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 151

237 hingga peningkatan pendapatan yang pada gilirannya tercipta kemandirian kelompok afinitas dan desa dimana kelompok afinitas itu berada. 4. Permasalahan peningkatan KK miskin Pembinaan yang terus menerus agar usaha kelompok dapat berkembang dan berkesinambungan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan peningkatan daya beli masyarakat. Misi 2 Sasaran Strategis 6 Meningkatnya ODTW dan Destinasi Wisata Sasaran strategis meningkatnya ODTW dan destinasi wisata ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 1 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya ODTW dan destinasi wisata disajikan pada tabel 3.35 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Jumlah kunjungan wisata (juta orang) Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 2.6 Realisasi 2014 Sumber : Disbudpar Kab Garut Tahun 2016 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 2,41 2,3 2,44 106% 270% 90,37% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya ODTW dan destinasi wisata menunjukkan dari 1 indikator yang diukur, hasil kinerjanya telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 152

238 Jumlah Kunjungan Wisata Pada tahun 2015, capaian indikator jumlah kunjungan wisata mencapai Orang dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 2,3 Juta orang telah mencapai target dengan tingkat capaian 106%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,1 Juta orang. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 2,7 Juta orang telah mencapai 90,70%. Capaian Kinerja tahun 2015 dibidang Kepariwisataan dan Pemasaran memcapai sebesar 100 %. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2015 Data Pengunjung Indikator Kinerja Tahun Target Realisasi Wisman Wisnus Ket Meningkatnya kunjungan Wisata Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Garut, Tahun 2016 Faktor pendorong keberhasilan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut pada tahun 2015 sebanyak orang antara lain : 1. Meningkatnya penataan di obyek wisata berupa penataan kios-kios. 2. Meningkatnya sarana prasarana di obyek wisata berupa pembangunan gazebo 3. Meningkatnya aksesibilitas ke kawasan wisata. 4. Meningkatnya promosi pariwisata melalui berbagai media 5. Mengikuti even-even pameran di dalam dan di luar Negeri yaitu pameran potensi pariwisata kabupaten Garut. 6. Meningkatnya jaringan kerjasama promosi pariwisata 7. Meningkatnya pemanfataan teknologi informasi dalam pemasaran (Web Site). 8. Meningkatnya kemitraan antara Pemerintah dengan Stakeholder. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 153

239 Pelaksanakan kegiatan tahun 2015 telah memenuhi sasaran yaitu meningkatnya pengembangan seni dan budaya daerah, dan telah memenuhi janji Bupati dan Wakil Bupati yaitu pelestarian seni dan budaya daerah. Adapun program yang mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan adalah Program pengembangan Destinasi dan Program Pengembangan Pemasaran serta program Pengembangan Kemitraan Pariwisata. Misi 2 Sasaran Strategis 7 Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Koperasi, UMKM, Industri, Perdagangan, dan Nilai Investasi Daerah Dalam Mendorong Perekonomian Sasaran strategis meningkatnya kapasitas kelembagaan koperasi, UMKM, industri, perdagangan, dan nilai investasi daerah dalam mendorong perekonomian daerah ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 10 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kapasitas kelembagaan koperasi, UMKM, industri, perdagangan, dan nilai investasi daerah dalam mendorong perekonomian daerah disajikan pada tabel 3.37 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Prosentase UMKM yang terbina 2 Rasio Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Seluruh UMKM 3 Jumlah wirausahawan baru 4 Prosentase Koperasi aktif /sehat Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 2.4 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 99,01% 100% 99,04% 99% 100% 99,04% 99,01% 99,07% 99,04% 100% 99,11% 99,93% % ,71% 69,21% 72% 71,15% 99% 80% 88,94% 5 Prosentase IKM terbina 99,01% 100% 99,04% 99% 100% 99,04% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 154

240 Indikator Kinerja 6 Jumlah sentra industri potensial yang dibina dan dikembangkan 7 Pertumbuhan Industri Agro dan Hasil Hutan 8 Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi 9 Prosentase peningkatan minat investasi daerah 10 Prosentase peningkatan realisasi investasi daerah Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Pemerintah Kabupaten Garut Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) % X 8 12,50% 1,10% 1% 0,91% 91% X 5% 18,20% % 10 20,00% 85,88% 5,84% 10,92% 187% 6,52% 167,48% 15,69% 5,84% 12,80% 219% 6,25% 204,80% Sumber : Diskop UMKM, Disperindagpas dan BPMPT Kab. Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya Kapasitas kelembagaan koperasi, UMKM, industri, perdagangan, dan nilai investasi daerah dalam mendorong perekonomian daerah menunjukkan dari 10 indikator yang diukur, sebanyak 3 indikator (30%) telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan, sebanyak 5 indikator (50%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya dan 2 indikator (20%) yang tidak mencapai target, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi sebanyak 9 indikator, dan skala nilai sangat rendah sebanyak 1 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut: a. Prosentase UMKM yang terbina Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase UMKM yang terbina mencapai 99,04% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 100% telah mencapai target dengan tingkat capaian 99%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 99,01% Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 99%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 155

241 NO I Pada tahun 2015, jumlah UMKM terdapat sebanyak UMKM dan terdapat peningkatan sebanyak 400 UMKM dibandingkan kondisi tahun 2014 sebanyak UMKM peningkatan tertinggi terdapat pada katagori Usaha Mikro mencapai sebanyak 400 Usaha Mikro sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut : JENIS DAN KERAGAAN UMKM Usaha Mikro Tabel Jenis dan Keragaan UMKM Tahun KET Jumlah UMKM Modal Sendiri Modal Luar Aset Volume Usaha Tenaga Kerja II Usaha Kecil Jumlah UMKM Modal Sendiri Modal Luar Aset Volume Usaha Tenaga Kerja III Usaha Menengah Jumlah UMKM Modal Sendiri Modal Luar Aset Volume Usaha Tenaga Kerja Sumber : Diskop UMKM dan BMT Kab. Garut, 2016 Prosentase UMKM yang terbina pada tahun 2015, dari sebanyak UMKM, yang telah dibina pada tahun 2015 mencapai sebanyak dengan prosentase mencapai 99,04 % dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 100% tidak mencapai target dengan tingkat capaian 99,04 %. Dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 99,04%. Faktor pendukung keberhasilan peningkatan pencapaian kinerja diantaranya terlaksananya kegiatan-kegiatan sesuai dengan perencanaan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami Peningkatan yang disebabkan oleh terlaksananaya Sosialisasi dan pelatihan Kewirausahaan, pengembangan Bentuk dan Desain Kemasan Produk UMKM. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 156

242 Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya: - Meningkatnya jalinan kerjasama dengan pihak perbankan, Agen/Grosir; - Terjalinnya kemitraan antara pelaku Usaha Mikro dengan pelaku Usaha kecil maupun dengan pelaku Usaha Menengah. Faktor-faktor yang menyebabkan efesiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah anggaran yang kurang memadai. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui perencanaan dan penganggaran. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian Kinerja melalui Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan : - Pelaksanaan pelatihan Kewirausahaan; - Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Para pelaku Usaha mikro dengan Pelaku usaha kecil maupun dengan Pelaku Uasaha Menengah; - Pengembangan Bebtuk dan Desain Kemasan Produk UMKM. b. Rasio Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Seluruh UMKM Pada tahun 2015, capaian indikator Rasio Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Seluruh UMKM mencapai 99,04% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 99,07% telah mencapai target dengan tingkat capaian 99,97%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 99,01% Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 99,11% telah mencapai 99,93%. Pada tahun 2015, jumlah Usaha Mikro dan Kecil terdapat sebanyak terdapat peningkatan sebanyak 400 dibandingkan kondisi tahun 2014 sebanyak Usaha Mikro dan Usaha kecil. Rasio usaha Mikro dan Kecil terhadap seluruh UMKM pada tahun 2015, mencapai dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar tidak mencapai target tetapi ada peningkatan dengan tingkat capain 99,04%. Dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 99,11%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 157

243 Faktor pendukung keberhasilan peningkatan pencapaian kinerja diantaranya terlaksananya kegiatan-kegiatan sesuai dengan perencanaan.apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh adanya respon yang positif dari pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : - Meningkatnya jalinan kerjasama dengan pihak perbankan, Agen/Grosir; - Terjalinnya kemitraan antara pelaku Usaha Mikro dengan pelaku Usaha kecil maupun dengan pelaku Usaha Menengah. Faktor-faktor yang menyebabkan efesiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah anggaran yang kurang memadai. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Perencanaan dan Penganggaran. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian Kinerja melalui Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM, dengan bentuk kegiatan : - Pelaksanaan pelatihan Kewirausahaan; - Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Para pelaku Usaha mikro dengan Pelaku usaha kecil maupun dengan Pelaku Uasaha Menengah; - Pengembangan Bentuk dan Desain Kemasan Produk UMKM. c. Jumlah wirausahawan baru Pada tahun 2015, capaian indikator jumlah wirausahawan baru mencapai 550 dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 600 telah mencapai target dengan tingkat capaian 92%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 177 Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 3500 baru mencapai 16%. Pada tahun 2015, jumlah wirausaha baru mencapai 550 dan apabila dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar 600 tidak mencapai target Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 158

244 dengan tingkat capaian 91,57%. dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar telah mencapai 23,29%. Faktor pendukung eberhasilan pencapaian kinerja diantaranya - Adanya pendampingan wirausahabaru tingkat Provinsi jawa Barat - Sosialisasi tentang wirausahabaru tingkat Kabupaten Garut. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh terlaksananya kegiatan pelatihan kewirausahaan. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah adanya informasi melalui Media Sosial. Faktor-faktor yang menyebabkan efesiensi penggunaan sumberdaya diantaranya adalah keterbatasan anggaran. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui kerjasama dengan Dinas/Instansi terkait dan lembaga lainya (Dekopinda,kadin). Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : - Program Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif dengan Kegiatan Fasilitasi pengembangan UMKM - Program Pengembangan Kewirausahaan dan Pengembangan Usaha bagi UMKM dengan Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 159

245 d. Prosentase Koperasi aktif /sehat Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase Koperasi aktif /sehat mencapai 71,15% dan apabila No dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 72% telah mencapai target dengan tingkat capaian 99%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 69,21% Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 80% baru mencapai 89%. Pada tahun 2015, jumlah Koperasi terdapat sebanyak dan terdapat peningkatan sebanya 32 koperasi dibandingkan kondisi tahun 2014 sebanyak sementara itu jumlah Koperasi Aktif sebanyak Uraian Tabel Keragaan Koperasi Tahun Tahun Perkembangan Perkembangan (%) 1 Jumlah Koperasi ,29% 2 Koperasi Aktif Dinamis ,20% 3 Koperasi aktif Statis ,70% 4 Koperasi Tidak Aktif ,22% 5 Koperasi Bubar 4 4 0% 6 Koperasi yang sudah RAT ,70% 7 Anggota ,46% 8 Manajer ,95% 9 Karyawan ,59% 10 Modal sendiri (Rp. 000) ,89% 11 Modal luar (Rp. 0000) ,22% 12 Asset (Rp. 000) ,64% 13 Volume Usaha (Rp. 000) ,01% 14 SHU (Rp.000) ,95% Sumber : Diskop UMKM dan BMT Kab. Garut, 2016 Prosentase koperasi aktif pada tahun 2015 mencapai 71,15% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 72% tidak mencapai target dengan tingkat capaian 71,15%. Dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 80% telah mencapai 88,75%. Faktor-faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja - Aparatur yang proposionaldan profesional Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 160

246 - Bertambahnya jumlah Koperasi yang melaksanakan RAT - Meningkatnya wawasan sumberdaya manusia Koperasi - Terwujudnya hasil penilaian kesehatan Koperasi (Predikat sehat dan cukup sehat) Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh pembinaan dan pengawasan yang intensif terhadap gerakan koperasi. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah bertambahnya jumlah koperasi. Faktor-faktor yang menyebabkan efesiensi penggunaan sumberdaya diantaranya adalah kurangnya anggaran untuk penyelenggaraan sosialisasi, auditor pengawas, sumberdaya manusia koperasi. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : - Penambahan aparatur yang Profesional - Penambahan anggaran yang memadai - Sarana dan prasarana penunjang aparatur Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja yaitu program peningkatan kualitas Kelembagaan koperasi dengan Kegiatan : - Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi Berprestasi - Pengembangan Usaha Retail Koperasi - Bantuan perkuatan usaha koperasi - Sosialisasi gerakan masyarakat sadar koperasi dan advokasi pendirian koperasi. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 161

247 e. Prosentase IKM terbina Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase IKM terbina mencapai 88,75% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 100% telah mencapai target dengan tingkat capaian 89%. Dan turun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 99% Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% baru mencapai 88,75%. Faktor - faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1. keterbatasan anggaran 2. kurangnya sumber daya manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : usulan program/ kegiatan dan anggaran ke tingkat provinsi dan tingkat pusat. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan**) pencapaian kinerja : A. Industri Agro Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1) Fasilitasi Bagi Industri Kecil dan Menengah Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya 2) Bimbingan Penyuluhan terhadap IKM agro 3) Pengembangan Jasa Perdagangan dan Industri Kreatif 4) Pengembangan Jiwa Wirausaha IKM Agro Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 162

248 B. Industri Non Agro Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1) Pengembangan Industri Kreatif Logam 2) Pembinaan SDM Pelaku Industri Kulit Tersamak 3) Pengembangan Industri Kreatif Konveksi 4) Pengembangan Industri Logam ( Banprov ) f. Jumlah Sentra Industri Potensial yang Dibina dan Dikembangkan Pada tahun 2015, capaian indikator Jumlah sentra industri potensial yang dibina dan dikembangkan mencapai 5 unit dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 5 unit telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3 unit mengalami peningkatan, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 8 unit baru mencapai 62,50%. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui usulan program/ kegiatan dan anggaran ke tingkat provinsi dan tingkat pusat. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja melalui program pengembangan sentra-sentra industri potensial dengan kegiatan kajian pengembangan kawasan industri di Kabupaten Garut. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 163

249 g. Pertumbuhan Industri Agro dan Hasil Hutan Pada tahun 2015, capaian indikator Pertumbuhan Industri Agro dan Hasil Hutan mencapai 0,91% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 1% telah mencapai target dengan tingkat capaian 91%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,24% maka mengalami peningkatan, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 5% baru mencapai 18,20%. Faktor - faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1. keterbatasan anggaran 2. kurangnya sumber daya manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui usulan program/ kegiatan dan anggaran ke tingkat provinsi dan tingkat pusat Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja melalui Program Program Penataan Struktur Industri dengan bentuk Kegiatan Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga ke hilir. h. Jumlah Pasar Tradisional yang Direvitalisasi Pada tahun 2015, capaian indikator Pertumbuhan Industri Agro dan Hasil Hutan mencapai 2 Pasar yaitu pasar talegong dan pasar Cikelet dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 2 pasar telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3 pasar mengalami penurunan, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 10 pasar baru mencapai 20%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah ketersediaan alokasi anggaran yang memadai. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 164

250 Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh Ketersediaan anggaran yang kurang memadai. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui usulan program/ kegiatan dan anggaran ke tingkat provinsi dan tingkat pusat Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja yaitu program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dengan kegiatan pengembangan dan penataan pasar rakyat, yaitu pasar tradisional di Kecamatan Cikelet dan Kec. Talegong. i. Prosentase Peningkatan Minat Investasi Daerah Pada tahun 2015, indikator prosentase peningkatan minat investasi daerah mencapai 10,92% dan apabila dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar 5,84% telah mencapai target dengan tingkat capaian 186,99%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian pertumbuhan minat investasi tahun 2015 mengalami penurunan yang disebabkan oleh semakin berkurangnya titik koordinat untuk lokasi kegiatan ketenagalistrikan dengan bidang usaha Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH). Tahun 2014 PLTMH menjadi menjadi kontributor terbesar terhadap total minat investasi Kabupaten Garut dengan mencatatkan nilai sebesar Rp atau 68,44% dari total minat investasi tahun Akan tetapi tahun 2015 hanya mencatatkan nilai sebesar Rp atau 34,16% dari total minat investasi tahun Sementara itu, apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 6,52% telah mencapai Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 165

251 167,48%. Adapun perkembangan minat investasi di Kabupaten Garut dari tahun 2013 s/d 2015 sebagai berikut: Tabel Minat Investasi di Kabupaten Garut Tahun No Sektor Tahun I. Sektor Primer Peternakan Perikanan Pertambangan II. Sektor Sekunder Industri kayu Industri Tekstil Industri barang dari kulit dan alas kaki Industri kayu Industri kimia & farmasi Industri Karet dan Plastik Industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain 8. Industri lainnya III. Sektor Tersier Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan & reparasi Hotel & restoran Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Perumahan, kawasan industri & perkantoran 7. Jasa lainnya Jumlah Sumber : BPMPT Kab. Garut Tahun 2016 j. Prosentase Peningkatan Realisasi Investasi Daerah Pada tahun 2015, indikator prosentase mencapai 12,80% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 5,84% telah mencapai target dengan tingkat capaian 219,18%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya realisasi investasi sub sektor tanaman pangan dan perkebunan untuk bidang usaha perkebunan teh dan karet serta sub sektor ketenagalistrikan untuk bidang usaha Pembangkit Listrik Tenaga Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 166

252 Mini Hydro/PLTMH. Penurunan realisasi investasi sub sektor tanaman pangan dan perkebunan untuk bidang usaha perkebunan teh diakibatkan oleh penurunan hasil produksi teh dan ketidakmampuan produk teh lokal untuk bersaing dengan hasil produksi dari negara lain sehingga menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan. Sementara itu untuk bidang usaha karet, penurunan harga minyak dunia turut andil dalam menurunkan realisasi investasi bidang usaha tersebut. Minyak bumi sebagai bahan baku utama karet sintetis telah menyebabkan melimpahnya pasokan karet sintetis dengan harga sangat murah sehingga produksi karet lokal tidak terserap dan telah menyebabkan kerugian sangat besar terhadap perusahaan. Selanjutnya, penurunan realisasi investasi untuk bidang usaha PLTMH tidak terlepas dari kondisi ekonomi global dan dan nasional yang belum menunjukan tandatanda perbaikan ditambah besarnya tingkat suku bunga bank di indonesia. Kondisi ini, cukup menyulitkan para investor PLTMH dalam mendanai proyeknya. Sebagai mana diketahui, bahwa investasi disektor tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar dengan biaya minimal per 1 Mwe sebesar Rp. 15 milyar. Untuk merealisasikan investasinya sebagian besar perusahaan menggunakan dana pinjaman perbankan dan dana dari investor asing. Sementara itu, apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 6,52% telah mencapai 196,32%. Adapun perkembangan realisasi Kabupaten Garut dari tahun 2013 s/d 2015 sebagai berikut : Tabel Realisasi Investasi di Kabupaten Garut Tahun investasi di No Sektor Tahun I Sektor Primer Tanaman pangan dan perkebunan Peternakan Pertambangan II Sektor Sekunder Industri makan Industri tekstil Industri barang dari kulit dan alas kaki 3 Industri kimia & farmasi Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 167

253 No Sektor Tahun Industri karet & plastik Industri logam, mesin dan elektronika Industri lainnya III Sektor Tersier Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan & reparasi Hotel & restoran Perumahan, kawasan industri & perkantoran 6 Jasa lainnya JUMLAH Sumber : BPMPT Kab. Garut Tahun 2016 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 168

254 Mewujudkan Kualitas Infrastruktur yang Memadai serta Lingkungan yang Sehat, Aman dan Nyaman Misi ketiga mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman, bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Sebagai daerah yang baru terentaskan dari Status Daerah Tertinggal, maka pembangunan infrastruktur daerah merupakan salah satu prioritas pembangunan daerah, dan menjadi tema pokok pembangunan Tahun 2015 yaitu, Peningkatan Infrastruktur Dasar, Kinerja Aparatur Dan Tata Kelola Pemerintahan Dalam Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Pemerintahan Yang Bermartabat. Rasio anggaran belanja bidang Infrastruktur pada tahun 2015 mencapai 21,96% dari total belanja daerah, dengan pertumbuhan belanja langsungnya sebesar 33,96% dari tahun Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 169

255 Dalam rangka peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik, maka dilakukan inovasi pelaksanaan kegiatan Amazing Garut yang diarahkan pada pencapaian 5 Sukses Pembangunan, yaitu Sukses 1 : Jalan Mulus, melalui rencana pembangunan jalan baru sepanjang 61 km; Sukses 2: Penataan Perkotaan (Pengkolan Lenglang, Cileuncang Tuus, Taman Asri & Jalan Caang ); Sukses 3: Pengembangan Fasilitas Ekonomi (Penataan/Revitalisasi Pasar Tradisional); Sukses 4: Revitalisasi Bangunan Gedung Pemerintah; Sukses 5: Cai Cur Cor (Peningkatan Cakupan Air Bersih). Untuk mencapai misi mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman, telah ditetapkan sebanyak 7 sasaran strategis dan 18 indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan. Hasil pengukuran sasaran strategis pada misi 3 : a. Tingkat ketercapaian target kinerja sasaran strategis : - 11 indikator (61,11%) mencapai atau melampaui target; - 6 indikator (33,33%) tidak mencapai target tetapi meningkat dari tahun lalu; - 1 indikator (5,56%) tidak mencapai target. Tidak Mencapai Target Tapi Meningkat; 6 indikator; 33,33% Tingkat Ketercapaian Target Sasaran Strategis Misi 3 Tidak Mencapai Target; 1 indikator; 5,56% Mencapai/ Melampaui Target; 11 indikator; 61,11% b. Gradasi nilai (skala intensitas) kinerja sasaran strategis misi 3 : (1) Terdapat sebanyak 17 indikator (94,44%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja, dan berada dalam skala nilai Sangat Tinggi; Realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal ; 1 indikator; 5,56% Realisasi kinerja memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal; 17indikator; 94,44% Sangat Rendah; 1 indikator; 5,56% Sangat Tinggi; 17 indikator; 94,44% (2) Terdapat sebanyak 1 indikator (5,56%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal, dan berada dalam skala nilai Sangat Rendah; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 170

256 Rincian pencapaian kinerja masing-masing sasaran pada misi 3 adalah sebagai berikut : Misi 3 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Jalan yang Memadai Analisis Kinerja Tahun 2015 Sasaran strategis meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan yang memadai ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 1 indikator sasaran, yaitu prosentase jalan kabupaten mantap. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan yang memadai disajikan pada tabel 3.42 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 3.1 Realisasi 2014 Target Prosentase jalan kabupaten mantap (baik dan sedang) Sumber : Dinas Bina Marga Kab Garut Tahun 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 65,16% 69,66% 70,69% 101% 80,00% 88,36% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan yang memadai menunjukkan dari 1 indikator yang diukur, dengan hasil telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Prosentase Jalan Kabupaten Mantap Total panjang jalan di Kabupaten Garut mencapai 4.750,59 km, yang terdiri dari jalan negara yang berupa jalan arteri primer yaitu Jalan Nagreg-Tasikmalaya yang melewati Limbangan dan Malangbong sepanjang 33,104 km dan jalan strategis nasional rencana sepanjang Pantai Selatan yang melewati Pameungpeuk terbentang dari Kecamatan Cibalong sampai Kecamatan Caringin (perbatasan Kabupaten Cianjur) sepanjang 71,93 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 171

257 km. Jalan Provinsi yang berupa Jalan Kolektor Primer yang terbentang dari perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sampai ke Pantai Selatan Kabupaten Garut sepanjang 277,08 km dan jalan Strategis Provinsi Rencana dari Kecamatan Bungbulang sampai dengan Kecamatan Mekarmukti (ruas jalan Bungbulang-Cijayana) sepanjang 14,29 km, sedangkan jalan kabupaten yang merupakan jalan kolektor primer sekunder yang menghubungkan antar kecamatan, perbatasan di seluruh Kabupaten sepanjang 829 km, dan jalan desa sepanjang 3.371,76 km. Sementara itu, jumlah jembatan di Kabupaten Garut mencapai 306 buah dengan total panjang jembatan 2.565,30 meter. Pada tahun 2015, capaian indikator prosentase jalan kabupaten mantap (baik dan sedang) mencapai 70,69% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 69,66% telah mencapai target dengan tingkat capaian 101%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 64,49% maka mengalami peningkatan, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 80% telah mencapai 83,36%. Tabel Rekapitulasi Kondisi Jalan Kabupaten Edisi Desember Tahun 2015 NO. Jenis Permukaan Jalan Panjang ( Km) PROSEN TASE (%) K o n d i s i J a l a n (Km) Prosentase (%) B a i k Sedang Rusak Rusak Berat B a i k Sedang Rusak Rusak Berat 1 HOTMIK 355,57 42,89 295,10 52,87 7,60 35,60 6,38 0,92-2 BETON 35,19 4,24 20,29 13,40 1,50 2,45 1,62 0,18-3 ASPAL 359,96 43,42 39,17 165,18 155,61 4,72 19,93 18,77-4 BATU 78,28 9, , ,44-5 TANAH JUMLAH 829,00 100,00 354,56 231,45 242,99-42,77 27,92 29,31 - Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Garut, Tahun 2016 Kondisi Poros Kecamatan Ruas Jalan Ciparay - Cihurip SEBELUM PENANGANAN Kondisi Poros Kecamatan Ruas Jalan Ciparay - Cihurip SESUDAH PENANGANAN Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 172

258 Kilometer Pemerintah Kabupaten Garut Kondisi tingkat kemantapan jalan kabupaten pada tahun 2015 mengalami peningkatan 45,99 km dari sepanjang 540,02 km atau 65,16% pada tahun 2014 menjadi sepanjang 586,01 km atau 70,69% pada tahun SEBELUM PENANGANAN SESUDAH PENANGANAN Gambar Perkembangan Kemantapan Jalan Kabupaten Tahun ,01 510,25 519,49 523,48 534,45 540, ,77 305,99 346,21 343,96 354,56 318,51 309,27 305,28 294,31 288,74 242,99 205,25 195,72 217,49 188,24 196,06 231, Baik Sedang Kondisi Mantap Rusak Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 173

259 Kondisi permukaan jalan kabupaten sampai dengan tahun 2015, meliputi hotmix sepanjang 355,57km (42,89%), beton sepanjang 35,19 km (4,24%), aspal sepanjang 359,96 km (43,42%), dan jalan batu sepanjang 78,28 km (9,44%). Permukaan Jalan Kabupaten Tahun 2014 Batu 17% Aspal 41% Tanah 0,19% Beton 1% Hotmix 41% Hotmix Beton Aspal Batu Tanah Permukaan Jalan Kabupaten Tahun 2015 Batu 10% Aspal 43% Beton 4% Hotmix 43% Hotmix Beton Aspal Batu Tanah Faktor pendorong keberhasilan pencapaian kinerja adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah anggaran yang diperuntukan untuk rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan yang menjadi prioritas pembangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja diantaranya kerusakan sebelum waktunya, serta sarana dan prasarana penunjang penanganan jalan dan jembatan masih kurang optimal. Upaya yang dilakukan untuk lebih meningkatkan pencapaian kinerja yaitu pelaksanaan prioritas pemeliharaan rutin jalan / jembatan, dan sisanya untuk pemeliharaan periodik dan koordinasi dengan dinas terkait yang menangani prasarana perhubungan guna melakukan kontrol/ pengawasan terhadap pemakai jalan terutama dalam hal batasan tonase/ tekanan ganda kendaraan untuk menekan kerusakan jalan sebelum waktunya. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 174

260 Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp atau 95,54% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 101%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan jalan. Program dan kegiatan yang mendorong pencapaian kinerja : 1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, melalui bentuk kegiatan : a. Perencanaan pembangunan jalan dan jembatan b. Pembebasan tanah untuk jalan c. Rehabilitasi/penggantian jembatan d. Peningkatan Jalan e. Rehabilitasi jalan kabupaten f. Rehabilitasi/pengaspalan jalan desa g. Perkerasan bahu jalan 2) Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong, dengan kegiatan : a. Pembangunan saluran/drainase gorong-gorong b. Pembangunan drainase jalan 3) Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan, dengan kegiatan : a. Penyusunan sistem informasi/data base jalan b. Penyusunan sistem informasi/data base jembatan 4) Program Pembangunan turap/talud/brojong, dengan kegiatan : a. Pembangunan turap/talud/bronjong b. Pembangunan kirmir jalan c. Pembangunan TPT jalan 5) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan, dengan kegiatan : a. pengadaan dan rehabilitasi alat-alat berat b. Pengadaan alat-alat ukur dan bahan laboratorium kebinamargaan c. Rehabilitasi/pemeliharaan gedung workshop 6) Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan : a. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan b. Rehabilitasi/pemeliharaan rutin jalan kabupaten c. Rehabilitasi jalan (akibat bencana alam) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 175

261 d. Rehabilitasi/pemeliharaan rutin jalan dalam kota 7) Program pembangunan infrastruktur perdesaaan, dengan kegiatan : a. Rehabilitasi /pengaspalan jalan non status b. Betonisasi jalan desa c. Rehabilitasi jalan desa 8) Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan inspeksi kondisi jalan. Misi 3 Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kualitas Prasarana Dasar Pemukiman dan Perumahan yang Sehat dan Nyaman Sasaran strategis meningkatnya kualitas prasarana dasar pemukiman dan perumahan yang sehat dan nyaman ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dilakukan terhadap 6 indikator sasaran yang telah ditetapkan target pencapaiannya, baik terhadap target tahun 2015, maupun terhadap target sasaran tahun terakhir dari periode RPJMD. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas prasarana dasar pemukiman dan perumahan yang sehat dan nyaman disajikan pada tabel 3.44 berikut dibawah ini : Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 3.2 Indikator Kinerja 1 Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni 2 Cakupan Rumah Tinggal Bersanitasi 3 Prosentase ruang terbuka hijau luas ber HPL 4 Cakupan pelayanan bencana kebakaran (unit per km2) Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) ,97% ,79% 53,38% 57,40% 54,29% 95% 67,00% 81,03% 26,43% 27,62% 26,43% 96% X 30% 88,10% 1,95 1,95 1,95 100% 2,6 75,07% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 176

262 Indikator Kinerja 5 Prosentase cakupan air minum perkotaan 6 Prosentase cakupan air bersih perdesaan Realisasi 2014 Sumber : Distarkim Kab Garut Tahun 2016 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Pemerintah Kabupaten Garut Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 46,21% 55% 59% 107% 75,00% 78,67% 65,68% 63% 68,99% 110% 80,00% 86,24% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya kualitas prasarana dasar pemukiman dan perumahan yang sehat dan nyaman menunjukkan dari 6 indikator yang diukur, sebanyak 3 indikator (50%) telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan, sebanyak 2 indikator (33,33%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya dan 1 indikator (16,67%) yang tidak mencapai target, dan semua indikator mencapai skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut: a. Menurunnya Jumlah Rumah Tidak Layak Huni Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang baik maka harus dipenuhi syarat fisik yaitu aman sebagai tempat berlindung, secara mental memenuhi rasa kenyamanan dan secara sosial dapat menjaga privasi setiap anggota keluarga, menjadi media bagi pelaksanaan bimbingan serta pendidikan keluarga. Dengan terpenuhinya salah satu kebutuhan dasar berupa rumah yang layak huni, diharapkan tercapai ketahanan keluarga. Pada tahun 2015, capaian indikator menurunnya jumlah rumah tidak layak huni mencapai 52,014 rumah dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebanyak rumah telah mencapai 99,97% dari target. Kondisi tersebut telah berhasil menurunkan jumlah rumah tidak layak huni apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak rumah, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak rumah telah mencapai 81,79%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 177

263 Tahun 2013 jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Garut mencapai , dan pada tahun 2014, terbangun sebanyak rumah tidak layak huni. Untuk mencapai target unit rumah tidak layak huni sebagai target capaian kinerja untuk tahun 2014, tersisa unit tidak layak huni yang harus direhab/bangun. Pada tahun 2015 sebanyak 809 unit rumah tidak layak huni yang dapat direhab/dibangun oleh Dinas tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Garut. Dari Target capaian kinerja tahun 2015 yang mencapai unit tersisa 14 unit rumah tidak layak huni yang memerlukan penanganan. Walaupun tidak mencapai target pada tahun ini, namun capaian kinerja yang sudah diraih mencapai 99,9%. Sementara untuk mencapai target RPIJM tahun 2019 yang harus menentaskan rumah tidak layak huni sampai maka capain kinerja tahun ini mencapai 84.53%. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah kurangnya pendanaan kegiatan peningkatan RTLH. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Kegiatan APBD dan APBN. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 96% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 99,97%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja yaitu Program Pengembangan Perumahan, dengan kegiatan : Kegiatan Fasilitasi dan stimulasi Peningkatan Rumah tidak layak huni Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 178

264 Kegiatan Peningkatan Rumah Tidak Layak Huni Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) b. Cakupan Rumah Tinggal Bersanitasi Salah satu kriteria yang penilaian rumah layak huni adalah rumah tinggal berakses sanitasi sekurang-kurangnya mempunyai akses untuk memperoleh layanan sanitasi, sebagai berikut : 1) Fasilitas air bersih, 2) Pembuangan air besar/tinja, 3) Pembuangan air limbah (air bekas) dan 4) pembuangan sampah. Pada tahun 2015, capaian indikator Cakupan Rumah Tinggal Bersanitasi mencapai 54,29% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 57,40% telah mencapai target dengan tingkat capaian 95%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 52,90%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 67% telah mencapai 81,03 %. Rumah tinggal bersanitasi di Kabupaten Garut pada tahun 2013 berjumlah unit atau 52.90%. Tahun 2014 dari kondisi awal unit rumah bersanitasi bertambah sebanyak menjadi unit atau 53.38% dari jumlah rumah tinggal yang ada di Kabupaten Garut. Pada tahun 2015 rumah bersanitasi mecapai unit atau mengalami peningkatan sebanyak unit. Hal ini tentu menunjukan hasil yang memuaskan karena mampu melampui target tahun 2015 yang berjumlah atau 57.40%. Bila dibandingan dengan target tahun 2019 Dinas Tata Ruang masih harus menyelesaikan unit atau 13% dengan asumsi penambahan jumlah rumah tinggal. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 179

265 Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah tidak terserapnya anggaran pelaksanaan kegiatan Pembangunan MCK Tipe ODF dan Pembangunan MCK Tipe Pre ODF yang bersumber dari anggaran Bantuan Propinsi Jawa Barat. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 26% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 95%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja adalah Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan kegiatan : 1) Kegiatan Pembangunan Sanitasi Tipe ODF (Banprop) 2) Kegiatan Pembangunan Sanitasi Tipe Pre ODF (Banprop) c. Prosentase Ruang Terbuka Hijau Luas ber HPL Dalam menjaga keseimbangan ekosistem, perlu adanya keseimbangan antara ruang terbangun dengan ruang terbuka hijau secara proporsional. Seiring peningkatan populasi penduduk, tentunya akan memiliki konsekuensi logis yang berdampak terhadap keseimbangan dalam pemanfaatan ruang terbangun dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang terbuka hijau adalah area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan RTH memliki tujuan sebagai berikut menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat, dan meningkatkan keserasian lingkungan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 180

266 perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. Pada tahun 2015, capaian indikator prosentase Ruang Terbuka Hijau ber HPL mencapai 26,43% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 27,62% telah mencapai target dengan tingkat capaian 96%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 26,43%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 30% telah mencapai 88,10%. Kendala tidak tercapainya keberhasilan pencapaian kinerja karena keterbatasan ruang terbuka hijau yang dimiliki pemerintah kabupaten begitu pula Ruang Terbuka Hijau Privat yang dimiliki masyarakat atas dorongan investasi berubah fungsi menjadi bangunan komersial. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini tidak mengalami penurunan yang disebabkan oleh keterbatasan ruang terbuka hijau yang dimiliki pemerintah kabupaten begitu pula Ruang Terbuka Hijau Privat yang dimiliki masyarakat atas dorongan investasi berubah fungsi menjadi bangunan komersial. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1. Masih kurang maksimalnya koordinasi dan sinkronisasi program antara instansi yang memiliki kebijakan penataan ruang dalam hal penyediaan RTH dengan instansi teknis penyediaan RTH; 2. Belum maksimalnya alokasi anggaran untuk penyediaan ruang terbuka hijau ; 3. Belum adaya pemetaan eksisting RTH di perkotaan dengan data yang terbarukan dan sinergis; 4. Belum maksimalnya pengenaan batas minimal penyediaan RTH privat pada kawasan permukiman formal dan kawasan komersil. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Pengadaan tanah khusus Ruang Terbuka Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 181

267 Hijau (RTH) dan memaksimalkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat pada pertokoan, perkantoran, dan perumahan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 89% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 96%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan kegiatan. Program dan kegiatan yang mendukung peningkatan kinerja melalui Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, yang diimplementasikan pada bentuk kegiatan Pemeliharaan Taman, Penataan Alun-alun Garut, Pengadaan Pot dan Tanaman. d. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Pada tahun 2015, jumlah mobil pemadam kebakaran sebanyak 6 unit, sehingga capaian indikator Cakupan pelayanan bencana kebakaran (unit per km2) mencapai 1,95 unit/km2 atau mencapai 100% dari target tahun 2015 sebesar 1,95 unit/km2. Kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,9 unit/km2, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 2,6 unit/km2 telah mencapai 75%. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan 3 unit mobil pemadam lagi. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya Armada dan Pos Pemadam Kebakaran di WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran). Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini sama dengan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh adanya pemeliharaan mobil pemadam dan personil yang terlatih sehingga memenuhi waktu Responsip. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah WMK, SDM, dan Sarana dan Prasarana Pendukung. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui Pelatihan system Manajemen Kebakaran. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 182

268 Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,80% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja yaitu Program Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran, dengan kegiatan : 1) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Pemadam Kebakaran; 2) Kegiatan Cakupan WMK; 3) Kegiatan Pelatihan. e. Prosentase Cakupan Air Minum Perkotaan Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase cakupan air minum perkotaan mencapai 59% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 55% telah mencapai target dengan tingkat capaian 107%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 45,14%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 75% telah mencapai 78,67%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya tersedianya penambahan anggaran untuk kegiatan Sarana Penyediaan Air Minum Ibukota Kecamatan (SPAM IKK). Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,81% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 107%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan kegiatan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 183

269 Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian kinerja yaitu Program Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih, dengan Kegiatan Pengembangan SPAM IKK (Banprop). f. Prosentase Cakupan Air Bersih Perdesaan Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase cakupan air bersih perdesaan mencapai 68,99% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 63% telah mencapai target dengan tingkat capaian 110%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 65,68%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 80% telah mencapai 86,24%. Kondisi awal cakupan air bersih perdesaan tahun 2013 sebesar 54.45% atau unit dari rumah tinggal di Kabupaten Garut. Pada tahun 2014 cakupan air bersih perdesaan mengalami peningkatan sebesar 14.71% atau unit rumah menjadi unit rumah atau 65,68% yang terlayani air bersih perdesaan. Cakupan air bersih perdesaan di Kabupaten Garut tahun 2015 mencapai % atau unit dari rumah tinggal di Kabupaten Garut. Dari target yang harus dicapai tahun ini sebesar % maka dinas Tata Ruang dan Permukiman telah melampaui target tersebut. Untuk mencapai target pada tahun 2019 sebesar 80 %, Dinas Tata Ruang dan Permukiman harus menyelesaikan 17.03% atau unit rumah yang belum terpenuhi kebutuhan air minum perdesaannya. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya tersedianya dukungan anggaran untuk kegiatan Sarana Penyediaan Air Perdesaan serta partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 97,88% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 110%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan kegiatan, dukungan penganggaran dari APBD Provinsi Jawa Barat dan APBN serta partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian pernyataan kinerja yaitu Program Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih, dengan kegiatan : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 184

270 1) Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Perdesaan 2) Kegiatan Pembangunan Jaringan Air Bersih DAK 3) Kegiatan Pembangunan Jaringan Air Bersih DAK Tambahan. 4) Kegiatan Pembangunan Jaringan Air Bersih Banprop. 5) Kegiatan Pembangunan Jaringan PAMSIMAS. Misi 3 Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Ketersediaan Rencana Tata Ruang Dalam Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Sasaran strategis meningkatnya ketersediaan rencana tata ruang dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 1 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya ketersediaan rencana tata ruang dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang disajikan pada tabel 3.45 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Prosentase kesesuaian pemanfaatan ruang Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 3.3 Realisasi 2014 Target 2015 Sumber : Dinas Tarkim Kab Garut Tahun 2016 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 45% 47,00% 47,50% 101% 55,00% 86,36% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya ketersediaan rencana tata ruang dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang menunjukkan dari 1 indikator yang diukur, pencapaian hasil telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 185

271 Prosentase Kesesuaian Pemanfaatan ruang Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase kesesuaian pemanfaatan ruang mencapai 47,5% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 47% telah mencapai target dengan tingkat capaian 101%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 42%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 55% telah mencapai 86,36%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya meningkatnya permintaan arahan dan rekomendasi pemanfaatan ruang. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh Meningkatnya Permintaan arahan dan rekomendasi pemanfaatan ruang, Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat arah pentingnya tata ruang Faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat arah pentingnya tata ruang. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui sosialisasi Perencanaan tata Ruang. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 96,98% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 101%. Faktor pendorong efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, serta ketepatan sasaran penanganan kegiatan. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian kinerja : 1. Program Perencanaan Tata ruang, dengan Kegiatan Penyusunan RDTR; 2. Program Pemanfaatan Ruang, dengan Kegiatan Evaluasi Pemanfaatan Ruang; 3. Program Pengendalian Ruang, dengan Kegiatan Pengendalian terhadap pemanfaatan ruang. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 186

272 Misi 3 Sasaran Strategis Meningkatnya Infrastruktur, Konservasi dan Pengendalian Sumber Daya Air Sasaran strategis meningkatnya infrastruktur, konservasi dan pengendalian sumber daya air ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 2 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya infrastruktur, konservasi dan pengendalian sumber daya air disajikan pada tabel 3.46 berikut ini : Indikator Kinerja 1 Tingkat kemantapan jaringan irigasi teknis kabupaten 2 Tingkat kemantapan jaringan irigasi Desa Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 3.4 Realisasi 2014 Target 2015 Sumber : Dinas SDAP Kab Garut Tahun 2016 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 56,58% 58,99% 57,95% 98% 75,10% 77,16% 56,59% 59,76% 61,90% 104% 72,46 85,43% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Meningkatnya infrastruktur, konservasi dan pengendalian sumber daya air menunjukkan dari 2 indikator yang diukur, sebanyak 1 indikator (50%) telah mencapai target yang ditetapkan, dan sebanyak 1 indikator (50%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pencapaian kedua indikator tersebut pada skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi, dengan uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 187

273 a. Tingkat Kemantapan Jaringan Irigasi Teknis Kabupaten Irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang yang jenisnya meliputi irgasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak yang berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada aspek infrastruktur jaringan irigasi, pembangunan difokuskan dalam upaya meningkatkan intensitas tanam padi sawah khususnya pada daerah Irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah. Pada tahun 2015, capaian indikator tingkat kemantapan jaringan irigasi teknis kabupaten mencapai 57,95% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 58,99% telah mencapai capaian 98%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 54,17%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 75,10% telah mencapai 77,16%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh faktor alokasi pendanaan yang sudah memenuhi atau sudah berdasarkan kebutuhan (need based budget). Pengukuran data kinerja tersebut dilakukan sebagai berikut : No Kegiatan Hasil Tahun 2014 Target Tahun 2015 Target 2015 (Ha) Realisasi 2015 (Ha) Capaian Kinerja Selisih target Kenaikan Kinerja dari Tahun 2014 Kinerja yang dicapai = 5/6 8=4-3 9=7x8 10=9+4 Rehabilitasi 1 Jaringan Irigasi Teknis 56,58% 58,99% ,66% 2,41 1,37 57,95% Operasi dan 2 Pemeliharaan Jaringan Irigasi Sumber : Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kab. Garut, Tahun 2016 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 188

274 Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target, diantaranya melalui : 1. Pendanaan Operasi masih berdasarkan (need based budget); kebutuhan 2. Meningkatkan keterampilan petugas pengelola OP lapangan; 3. Pemutakhiran panduan/ manual Operasi (OP), dikaitkan fenomena ketersediaan air yang semakin menurun; 4. Banyak sarana dan prasarana jaringan irigasi yang di rehabilitasi; 5. Fasilitas bagi petugas OP lapangan yang memadai; 6. Teraplikasikannya garis sempadan sumber daya air khusus sempadan bangunan dan saluran jaringan irigasi; Tabel Kondisi Jaringan Irigasi Pemerintah Sampai Dengan Tahun 2015 URAIAN DAERAH IRIGASI PEMERINTAH/TEKNIK Keterangan 2014 % 2015 % Panjang Saluran (Km) 223,81 223,81 Rata-rata Kondisi Jaringan Irigasi Teknik/Pemerintah = Areal ( Ha ) ,95 % Saluran ( Km ) : 223,81 Baik 125,64 56,14 127,7 57,06 Rusak Berat 58,26 26,03 57,55 25,71 Rusak Ringan 39,91 17,83 38,56 17,23 Bangunan Bendung (buah) : 38 Baik 21 55, ,89 Rusak Berat 8 21, ,05 Rusak Ringan 9 23, ,05 Bangunan Air (buah) : Baik , ,26 Rusak Berat , ,7 Rusak Ringan , ,04 Pintu (buah) : 722 Baik , ,59 Rusak Berat , ,59 Rusak Ringan , ,82 Sumber : Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kab. Garut, Tahun 2016 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 189

275 Tabel Luas Areal Irigasi Potensial Dan Fungsional Kabupaten Garut Areal Areal No Kecamatan Teknis Potensial (Ha) Non Teknis Jml (Ha) Teknis Fungsional (Ha) Non Teknis Jml (Ha) 1 Garut Kota Cilawu Karangpawitan Wanaraja Pangatikan Sucinaraja Sukawening Cibatu Karangtengah Malangbong Kersamanah BL. Limbangan , , , Selaawi , Leles , Kadungora , Leuwigoong , Cibiuk ,8 794, , Banyuresmi , Tarogong Kidul , Tarogong Kaler , Samarang , Pasirwangi , Bayongbong , Cigedug Cisurupan , Sukaresmi , Cikajang Banjarwangi , Singajaya , Peundeuy , Cihurip , Cisompet , Pameungpeuk Cibalong , Cikelet , Pamulihan , Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 190

276 Areal Areal No Kecamatan Teknis Potensial (Ha) Non Teknis Jml (Ha) Teknis Fungsional (Ha) Non Teknis Jml (Ha) 37 Pakenjeng , Bungbulang , Mekarmukti , Caringin , Cisewu , Talegong , JUMLAH , , , ,00 Sumber : Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kab. Garut, Tahun 2016 Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,48% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi yang belum optimal dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 98%. Faktor pendorong pencapaian efisiensi kinerja dikarenakan belum terpenuhinya kebutuhan pemenuhan pendanaan untuk mencapai target kinerja. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja di atas adalah Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, dengan kegiatan : - Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Teknis - Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi - Kegiatan Pemetaan dan Pemutakhiran Data Jaringan Irigasi Teknis Kabupaten b. Tingkat Kemantapan Jaringan Irigasi Desa Jaringan irigasi desa merupakan jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa. Pada tahun 2015, capaian tingkat kemantapan jaringan irigasi Desa mencapai 61,90% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 59,76% telah mencapai target dengan tingkat capaian 104%. Kondisi tersebut meningkat apabila Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 191

277 dibandingkan dengan tahun sebelumnya 53,41%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 72,46% telah mencapai 85,43%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tersebut di atas tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh tersedianya dana dan perencanaan yang optimal serta adanya kebutuhan dan beberapa usulan yang sangat mendesak dari masyarakat untuk pelaksanaan program kegiatan yang mendukung pencapaian target kinerja tersebut di atas. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 91,37% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 104%. Faktor pendorong pencapaian efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa, dan terpenuhinya kebutuhan pemenuhan pendanaan untuk mencapai target kinerja. Program kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian pernyataan kinerja di atas adalah Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, dengan bentuk kegiatan Kegiatan Rehabilitasi/Peningkatan Jaringan Irigasi. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 192

278 Misi 3 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Pengembangan dan Pemanfaatan Sumberdaya Mineral, Energi Alternatif dan Listrik Perdesaan Sasaran strategis meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi alternatif dan listrik perdesaan ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 1 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi alternatif dan listrik perdesaan disajikan pada tabel 3.49 berikut ini : Indikator Kinerja 1 Rasio elektrifikasi rumah tangga Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 3.5 Realisasi 2014 Target 2015 Sumber : Dinas SDAP Kab Garut Tahun 2016 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 63,47% 64,77% 64,62% 99,77% 70,00% 92,31% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi alternatif dan listrik perdesaan menunjukkan dari 1 indikator yang diukur dengan hasil belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 193

279 sebelumnya. Hasil pengukuran kinerja berada skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi, dengan uraian sebagai berikut : Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga Pada tahun 2015, capaian indikator rasio elektrifikasi rumah tangga mencapai 64,62% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 64,77% telah mencapai target dengan tingkat capaian 99,77%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 63,47%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 70% telah mencapai 92,31%. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan antara lain disebabkan oleh alokasi pendanaan yang belum memenuhi atau belum berdasarkan kebutuhan (need based budget). Tabel Daftar Pemasangan Sambungan Rumah dan Instalasi Listrik Tahun Anggaran 2015 N0 Wilayah UPTD Lokasi 1 UPTD Garut Kota Ds.Situsaeur, Ds.Situjaya dan Ds.Lebak agung kec.karangpawitan, Ds.Karangsari dan Ds.Citangtu Kec. Pangatikan Kab.Garut 2 UPTD Tarogong Ds.sukarasa kec. Samarang Ds.Mekarwangi kec.tarogong Kaler Kab.Garut 3 UPTD Leles Ds.Dungusiku dan Ds.Margacinta Kec.Leuwigoong Ds.Cipareuan, Ds.Cibiuk kidul/sukamulya dan Ds.Majasari Kec.Cibiuk 4 UPTD Cibatu Ds.Cibunar Kec.Cibatu, Ds.mekarluyu, Ds.Mekarwangi dan Ds.Maripari kec.sukawening 5 UPTD Limbangan Ds.Sakawayana, Ds.Malangbong Kec.Malangbong Ds.selaawi, Ds.Samida dan Ds.Cirapuhan Kec.Selaawi 6 UPTD Bayongbong Ds.Ciela, Ds.Mulyasari Kec.Bayongbong Ds.sukamulya, Ds.Padamukti Kec.Sukaresmi 7 UPTD Cikajang Ds.Toblong, Ds.Purwajaya Kec.Peundeuy Ds.Margamulya Kec.Cikajang Ds.Mekarwangi Kec.Cihurip 8 UPTD Pameungpeuk Ds.Margamulya Kec.Cisompet Ds.Tipar, Ds.Cijambe Kec.Cikelet, Ds.Sancang Kec.Cibalong Ds. Sagara Kec. Cibalong (Banprov) 9 UPTD Bungbulang Ds.Wangujaya, Ds.Sinarjaya, Ds.Cijayana Kec.Mekarmukti Ds.Tanjungmulya Kec.Pakenjeng, Ds.Sukarame, Ds.Caringin Sasaran Pamasangan Listrik Anggaran 50KK KK KK KK KK KK KK KK KK Sumber : Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kab. Garut, Tahun 2016 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 194

280 Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 97,77% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 99,77%. Faktor pendorong pencapaian efisiensi kinerja berasal dari pengadaan barang/ jasa. Program kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian pernyataan kinerja di atas adalah Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan dengan Kegiatan Pemasangan Sambungan Rumah dan Instalasi Rumah. Misi 3 Sasaran Strategis 6 Meningkatnya Ketertiban, Keselamatan dan Kenyaman Lalu Lintas Sasaran strategis meningkatnya ketertiban, keselamatan dan kenyaman lalu lintas ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 3 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya ketertiban, keselamatan dan kenyaman lalu lintas disajikan pada tabel 3.51 berikut dibawah ini : Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 3.6 Target Capaian Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi Capaian Status Akhir Target (%) Capaian RPJMD Akhir (%) 1 Rasio angkutan darat 0,3481 0,3628 0, % 0, ,88% 2 Jumlah kendaraan bermotor yang laik operasi/diuji (unit) 3 Prosentase Kapal < 7 GT dalam kondisi laik layar Sumber : Dishub Kab Garut Tahun % ,67% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 195

281 Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya ketertiban, keselamatan dan kenyaman lalu lintas menunjukkan dari 3 indikator yang diukur, sebanyak 2 indikator (66,67%) telah mencapai target yang ditetapkan, dan sebanyak 1 indikator (33,33%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Skala intensitas kinerja dari hasil pengukuran ketiga indikator tersebut bernilai sangat tinggi, dengan uraian sebagai berikut : a. Rasio Angkutan Darat Pada tahun 2015, capaian indikator Rasio angkutan darat mencapai 0,3521 unit/orang dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 0,3628 unit/orang telah mencapai target dengan tingkat capaian 97%. Kondisi tersebut menurun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,3530 unit/orang, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 0,3832 unit/orang telah mencapai 91,88%. Faktor pendukung kegagalan pencapaian kinerja diantaranya peningkatan jumlah angkatan belum sebanding dalam mengimbangi dengan perkembangan penambahan jumlah penduduk. Upaya yang dilakukan dengan pembenahan secara menyeluruh baik terhadap sumber daya aparatur maupun peningkatan fasilitas penunjang di terminal agar masyarakat pengguna jasa perhubungan merasa aman dan nyaman. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh : 1. Masyarakat pengguna jasa perhubungan masih tetap percaya dengan sarana dan fasilitas angkutan darat ; 2. Adanya pengawasan yang intensif dilapangan terkait dengan pengelolaan dan peningkatan sarana dan prasarana. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,06% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi yang belum optimal dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 97%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 196

282 Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : 1. Kebijakan prioritas kebutuhan; 2. Pembinaan personil/petugas; 3. Optimalisasi fungsi sarana dan prasarana. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui : 1) Peningkatan kompetensi sumber daya aparatur melalui diklat teknis serta sosialisasi dan pelatihan dasar perhubungan; 2) Melakukan pembenahan terhadap sarana dan prasarana khususnya di terminal untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan masyarakat pengguna jasa perhubungan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja : 1. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ Kegiatan rehabilitasi pemeliharaan terminal; 2. Program peningkatan pelayanan angkutan Kegiatan penciptaan keamanan dan kenyamanan penumpang di lingkungan terminal b. Jumlah Kendaraan Bermotor yang Laik Operasi/Diuji Pada tahun 2015, capaian Jumlah kendaraan bermotor yang laik operasi/diuji (unit) mencapai unit dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebanyak unit telah mencapai target dengan tingkat capaian 105%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak unit, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak unit telah mencapai 96,67%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1. Optimalisasi anggaran yang telah disediakan; 2. Adanya dukungan dari stakeholders; 3. Melakukan pembenahan secara bertahap terhadap sistem pelayanan pengujian kendaraan bermotor; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 197

283 4. Melakukan koordinasi dengan bidang/seksi dan instansi terkait; 5. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat melalui booklet dan sistem jemput bola melalui uji petik kendaraan bermotor; 6. Meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur melalui diklat teknis; Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kelaikan operasi kendaraan wajib uji yang dimilikanya. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1. Adanya sosialisasi tentang pentingnya pengujian kendaraan bermotor melalui pamflet dan booklet; 2. Dilengkapinya standar pelayanan baik sarana maupun prasarana penunjang untuk kenyamanan pelayanan kepada masyarakat; 3. Optimalisasi pengujian kendaraan bermotor melalui pemberian kemudahan, kenyamanan serta efisiensi waktu pelayanan kepada masyarakat. 4. Pembangunan citra yang lebih baik berkenaan dengan pengujian kendaraan bermotor khususnya, sehingga dapat mengubah persepsi masyarakat yang selama ini berkembang dengan memberdayakan potensi sumber daya manusia secara maksimal. 5. Koordinasi serta pengawasan yang melekat yang melibatkan seluruh elemen dinas perhubungan baik intern maupun lintas bidang. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 99,05% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi yang belum optimal dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 105%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah : 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia berupa pengembangan kompetensi khususnya penguji kendaraan bermotor; 2. Peningkatan profesionalisme pejabat fungsional penguji kendaraan bermotor; 3. Penambahan peralatan pengujian kendaraan bermotor (optimalisasi alat uji). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 198

284 Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui peningkatan disiplin para pegawai dari struktur paling atas sampai tingkat bawah di seksi pengelolaan pengujian kendaraan bermotor agar terus meningkatkan kinerja kearah yang lebih baik agar kepercayaan masyarakat terhadap pengujian kendaraan bermotor semakin besar. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja : 1. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ 1) Kegiatan rehabilitasi pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor 2) Kegiatan rehabilitasi pemeliharaan prasarana balai pengujian kendaraan bermotor 2. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor 1) Kegiatan pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor; 2) Kegiatan pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor; 3) Kegiatan pengadaan alat kelengkapan uji; 4) Kegiatan pengadaan software sistem informasi manajemen kendaraan bermotor; 5) Kegiatan pengadaan alat uji lampu utama robotik kendaraan bermotor. c. Prosentase Kapal < 7 GT dalam kondisi laik layar Pada tahun 2015, capaian Prosentase Kapal < 7 GT dalam kondisi laik layar mencapai 100% atau 700 kapal dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 100% telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 100%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 100%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1) Optimalisasi anggaran yang tersedia; 2) Adanya dukungan yang penuh dari stakeholder; 3) Optimalisasi sumber daya manusia. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 199

285 Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini tidak mengalami perubahan yang disebabkan oleh : 1) Adanya kesadaran yang cukup tinggi dari pemilik kapal akan pentingnya kondisi laik layar; 2) Adanya monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan kapal kapal layar yang ada di wilayah pantai selatan. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : 1) Tersedianya anggaran; 2) Optimalisasi sumber daya manusia bidang perhubungan laut; 3) Adanya dukungan yang penuh dari stakeholder. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 95,91% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi yang belum optimal dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya: 1) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia melalui diklat-diklat teknis; 2) Pembinaan/pengarahan yang terus menerus terhadap para pegawai akan tanggung jawab terhadap keselamatan di bidang perhubungan khususnya perhubungan laut; 3) Optimalisasi sarana dan prasarana. Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui pengajuan anggaran yang cukup memadai untuk menunjang kinerja khususnya di bidang perhubungan laut, udara dan ASDP. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja adalah Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dengan Kegiatan pembangunan dermaga. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 200

286 Misi 3 Sasaran Strategis 7 Meningkatnya Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan dan Resiko Bencana Sasaran strategis meningkatnya pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan infrastruktur dasar yang mampu mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 4 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana disajikan pada tabel 3.52 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Tingkat status mutu sungai utama dan waduk/situ 2 Tingkat pelayanan sampah (%) 3 Cakupan pelayanan PJU (%) 4 Meningkatnya Desa Tangguh Bencana Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 3.7 Realisasi 2014 Cemar berat Target 2015 Cemar Berat Sumber : DLHKP, BPBD Kab Garut Tahun 2016 Realisasi 2015 Cemar berat Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD % Cemar sedang Capaian Target Akhir 2019 (%) 0% 34,70% 37% 42,54% 115% 45% 94,53% 60,55% 65% 65% 100% 85% 76,47% % 45 13,33% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana menunjukkan dari 4 indikator yang diukur, sebanyak 3 indikator (75%) telah mencapai target yang ditetapkan, dan sebanyak 1 indikator (25%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi sebanyak 3 indikator, dan skala nilai sangat rendah sebanyak 1 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut: Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 201

287 a. Tingkat Status Mutu Sungai Utama dan Waduk/Situ Pada tahun 2015, capaian tingkat status mutu sungai utama dan waduk/situ masih mencapai cemar berat atau dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sesuai dengan target dengan tingkat capaian 100%. Kondisi tersebut masih belum berubah apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar cemar sedang belum mencapai target. Faktor penyebab belum tercapainya target yaitu belum adanya penetapan kawasan industri baik untuk industri kecil, menengah maupun besar yang dapat mensentrakan aktifitas produksi pada kawasan yang jelas penanggung jawabnya serta dilengkapi dengan sarana pengelolaan lingkungan (air limbah, pengendalian pencemaran udara dan pengelolaan limbah B3 ). Upaya yang ditempuh untuk mendorong peningkatan kinerja : a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup (3R, limbah B3, pengelolaan limbah cair, pengembangan bank sampah) dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. b. Upaya pengendalian pencemaran lebih lanjut oleh berbagai sektor, yaitu diantaranya melalui Pengendalian limbah domestik (Rumah tangga, hotel/ penginapan, dan Rumah Sakit); Pengendalian limbah Industri; Pengendalian dampak pertanian dan perkebunan; Pengendalian limbah peternakan dan RPH (Rumah Potong Hewan). c. Meningkatkan kemampuan pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang sehat melalui sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup kepada masyarakat; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 202

288 d. Sosialisasi peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. e. Sosialisasi pada pengusaha dan instansi terkait tentang dokumen lingkungan dalam status perijinan usaha. f. Penekanan harus adanya pengolahan air limbah domestik dan jasa usaha lainnya dan berkoordinasi dengan instansi terkait. g. Revitalisasi IPAL 2 Sukaregang sebagai upaya penyediaan sarana pengolahan air limbah dari penyamakan kulit SIK Sukaregang; Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 95,25% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi yang belum optimal dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja yang masih rendah. Upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya pelaksanaan kegiatan melalui skala prioritas terutama untuk sumber pencemaran yang masih tinggi. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja diantaranya : 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, melalui kegiatan : a. Pemantauan Kualitas Lingkungan; b. Sosialisasi 3R c. Sosialisasi Pengelolaan Limbah B3 d. Pemeliharaan Jaringan Sistem Informasi Lingkungan Kabupaten Garut e. Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Garut f. Pengembangan Kapasitas Pengendalian Pencemaraan Lingkungan g. Penyusunan Naskah Akademik Kebijakan Pengelolaan Limbah SIK Sukaregang h. Pengujian LD50 dan LC50 Limbah Padat Penyamakan Kulit Sukaregang i. Revitalisasi IPAL Sukaregang j. Inventarisasi, Identifikasi dan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan oleh UKM k. Pengembangan Kapasitas Masyarakat Dalam Pengelolaan Limbah Domestik l. Koordinasi Penyusunan Amdal, UKL dan UPL Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 203

289 2. Program Peningkatan Pengendalian Polusi a. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair b. Pengadaan Alat-alat dan Bahan Pendukung Laboratorium b. Tingkat Pelayanan Sampah Tingkat pelayanan yang diukur berdasarkan jumlah timbulan sampah terangkut ke TPA. Capaian tingkat pelayanan sampah pada tahun 2015, sebesar 42,54%, apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 37% telah mencapai target dengan tingkat capaian 115%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 33%, dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 45% telah mencapai 94,53%. Faktor pendorong peningkatan kinerja pada tahun 2015 diantaranya didukung oleh meningkatnya cakupan pelayanan sampah mencapai 8 kecamatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 5 kecamatan. Tabel Tingkat Pelayanan dan Cakupan Wilayah Persampahan NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (Orang) JUMLAH TIMBULAN SAMPAH (M3/Hari) KETERANGAN PELAYANAN POKOK (PERKOTAAN) 1 GARUT KOTA 139, TAROGONG KIDUL 119, TAROGONG KALER 93, BANYURESMI (2 DESA, 13,3%) 12, KARANGPAWITAN (5 DESA, 25%) 32, Sesuai Perda RTRW Kabupaten Garut No. 29/ CILAWU (2 DESA, 11,1%) 11, JUMLAH A 1, Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 204

290 NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (Orang) JUMLAH TIMBULAN SAMPAH (M3/Hari) KETERANGAN PELAYANAN TAMBAHAN 1 KADUNGORA 28, LELES 83, JUMLAH B JUMLAH TOTAL (A+B) 1, JUMLAH SAMPAH TERANGKUT TINGKAT LAYANAN TERHADAP PELAYANAN TOTAL PERSEN TINGKAT LAYANAN TERHADAP PELAYANAN POKOK (PERKOTAAN) PERSEN Sumber data : Bidang Kebersihan DLHKP Kabupaten Garut, Tahun 2016 Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,- atau 98,44% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 115%. Faktor pendorong efisiensi sumber daya diantaranya meningkatnya cakupan wilayah pelayanan. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, yang diimplementasikan dengan kegiatan : a. Peningkatan Operasional Pengelola Persampahan; b. Penyediaan Service dan Suku Cadang Kendaraan Angkutan Sampah; c. Penyediaan Jasa Tenaga Kebersihan; d. Penyediaan Bahan Bakar Minyak Kendaraan Pengangkut Sampah; e. Sosialisasi/Kampanye Pengurangan Sampah di Sumber Sampah; f. Pengembangan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat; g. Penyediaan Sarana Kebersihan; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 205

291 h. Penataan TPA; i. Penyediaan Operasional dan Pemeliharaan TPA; j. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengurangan Sampah; c. Cakupan Pelayanan Penerangan Jalan Umum (PJU) Lampu jalan atau dikenal juga sebagai Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah lampu yang digunakan untuk penerangan jalan dimalam hari yang berfungsi untuk menunjang peningkatan keselamatan lalu lintas dan keamanan dari para pengguna jalan dari kegiatan/aksi kriminal. Sampai tahun 2015, jumlah lampu PJU mencapai sebanyak titik dengan jumlah daya listrik mencapai KWh. Jumlah lampu PJU yang berfungsi baik sebanyak titik, sehingga capaian cakupan pelayanan Penerangan Jalan Umum (PJU) mencapai 65% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 65% telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 51,68%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 85% telah mencapai 76,47%. Tabel Data Jumlah Titik Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kabupaten Garut Per Rayon UPJ PJU sampai dengan Tahun 2015 No. UPJ Daya Listrik (KWh) Jumlah Lampu PJU Jumlah Lampu PJU Yang Nyala Jumlah Lampu PJU Yang Padam A. B. C. D. Rayon Garut Kota (5 kecamatan) Rayon Leles (9 kecamatan) Rayon Cibatu (8 kecamatan) Rayon Cikajang (11 kecamatan) D. Rayon Pameungpeuk T O T A L 5 UPJ Sumber data : UPTD PJU DLHKP Kabupaten Garut Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 206

292 Faktor pendorong peningkatan kinerja pada tahun 2015 diantaranya didukung oleh adanya anggaran untuk pemeliharaan dan pembangunan PJU. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00,- atau 92,96% dari pagu sebesar Rp ,-. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor pendorong efisiensi sumber daya diantaranya dilakukannya pemeliharaan dan perbaikan Penerangan Jalan Umum yang disertai ketepatan sasaran penentuan lokasi kegiatan. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, yang diimplentasikan melalui kegiatan pemeliharaan, pembangunan dan pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU). d. Meningkatnya Desa Tangguh Bencana Kondisi wilayah Kabupaten Garut yang mempunyai karateristik pegunungan dan berbukit-bukit, memiliki curah hujan yang tinggi serta berada pada jalur gempa tektonik, dan perairan pantai selatan yang merupakan daerah lempengan lapisan bumi menjadikan Kabupaten Garut sebagai kawasan rawan bencana, diantaranya sebagai kawasan rawan bencana gunung api, gerakan tanah, tsunami, abrasi dan tanah longsor. Selain itu, merujuk data Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2011, Kabupaten Garut dalam skala nasional menempati urutan pertama dengan skor 139 sebagai daerah yang dikategorikan sebagai daerah rawan bencana. Sebagai wujud tanggungjawab pemerintah terhadap masyarakat dalam hal penanggulangan bencana, digulirkan program Desa Tangguh, sebagai upaya antisipasi dan mempersiapkan masyarakat yang merupakan penerima dampak langsung dari bencana, dapat menjadi pelaku pertama dan langsung yang akan merespon bencana disekitarnya. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 207

293 Untuk menanggulangi masalah bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut pada tahun 2015 telah melakukan pembentukan enam desa tangguh, meliputi Desa Rancabango dan Desa Pasawahan di Kecamatan Tarogong Kaler, Desa Pakenjeng Kecamatan Pamulihan, Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan, Desa Mekarjaya dan Desa Cibodas Kecamatan Cikajang. Diharapkan desa-desa ini bisa lebih termotivasi dalam upaya memandirikan desanya. Terutama dalam upaya pengurangan resiko bencana di wilayahnya masing-masing. Pencapaian tersebut, apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebanyak 20 desa, telah mencapai 30% dari target. Kondisi tersebut apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak 45 desa telah mencapai 13,33%. Faktor pendorong pencapaian kinerja pada tahun 2015 diantaranya dukungan anggaran yang masih terbatas untuk pembentukan desa tangguh tersebut dan diprioritaskan terlebih dahulu wilayah bahaya. Permasalahan yang masih dihadapi : a) Masyarakat masih kurang peduli terhadap penanggulangan bencana; b) Sumber daya manusia baik aparatur maupun masyarakat masih kurang mengenal pemahaman mengenai kebencanaan; c) Koordinasi penanganan pasca bencana yang dibiayai dari pusat sering kali lambat dalam proses pencairan; d) Sebaran penduduk yang berlokasi di daerah rawan bencana. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,85% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 30%. Upaya untuk meningkatkan kinerja : a) Meningkatkan sosialisasi mengenai penanggulangan bencana; b) Meningkatkan pendidikan dan latihan baik aparatur maupun masyarakat terutama pelajar yang dapat membantu mengenai penanggulangan bencana; c) Lebih meningkatkan koordinasi, baik dengan BPBD Provinsi Jawa Barat maupun BNPB; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 208

294 d) Meningkatkan pembinaan dan penyuluhan di Daerah rawan bencana. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam, yang diimplentasikan melalui kegiatan : a. Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana alam; b. Simulasi Evakuasi Penanggulangan Bencana Alam c. Pembinaan dan Penyuluhan bagi Pelajar d. Penyusunan Rencana Kontijensi Gunung Api e. Penyebarluasan Informasi Penanggulangan Bencana f. Peringatan Dini Penanggulangan Bencana g. Desa/Kelurahan Tangguh h. Pembentukan Desa Tangguh (Banprop) Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 209

295 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik yang Profesional, Amanah serta Membangun Kehidupan Sosial Politik yang Demokratis dan Berbudaya Luhur Misi keempat mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang profesional, amanah serta membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur, bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Untuk mencapai misi tersebut, telah ditetapkan sebanyak 6 sasaran strategis dan 33 indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan. Hasil pengukuran sasaran strategis pada misi 4 : a. Tingkat ketercapaian target kinerja sasaran strategis : - 22 indikator (66,67%) mencapai atau melampaui target; - 4 indikator (12,12%) tidak mencapai target tetapi meningkat dari tahun lalu; - 6 indikator (18,18%) tidak mencapai target. - 1 indikator (3,03%) tidak diukur. Tingkat Ketercapaian Target Sasaran Strategis Misi 4 Tidak Mencapai Target; 6 indikator; 18,18% Tidak Mencapai Target Tapi Meningkat; 4 indikator; 12,12% Tidak Diukur; 1 indikator; Mencapai/ Melampaui Target; 22 indikator; 66,67% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 210

296 b. Gradasi nilai (skala intensitas) kinerja sasaran strategis misi 4 : (1) Terdapat sebanyak 28 indikator (84,85%) yang menunjukkan pencapaian kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja, meliputi sebanyak 24 indikator (72,73%) berada dalam skala nilai Sangat Tinggi dan terdapat 4 indikator (12,12%) berada dalam skala nilai Tinggi; Realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal ; 3indikator; 9,09% Realisasi kinerja memenuhi persyaratan minimal; 1indikator; 3,03% Tidak Diukur; 1 indikator; 3,03% Realisasi kinerja memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal; 28 indikator; 84,85% Sedang; 1 indikator; 3,03% Tinggi; 4 indikator; 12,12% Sangat Rendah; 3 indikator; 9,09% Tidak Diukur; 1 indikator; 3,03% Sangat Tinggi; 24 indikator; 72,73% (2) Terdapat sebanyak 1 indikator (3,03%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja memenuhi persyaratan minimal, dalam skala nilai Sedang; (3) Terdapat sebanyak 3 indikator (9,09%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Sangat Rendah; (4) Terdapat sebanyak 1 indikator (3,03%) yang tidak diukur karena target tidak ditetapkan dalam perjanjian kinerja; Rincian pencapaian kinerja masing-masing sasaran pada misi 4 adalah sebagai berikut : Misi 4 Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik dan Bersih Sasaran strategis terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 21 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih disajikan pada tabel 3.55 berikut dibawah ini : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 211

297 Indikator Kinerja 1 Prosentase SAKIP SKPD kategori baik 2 Predikat penilaian SAKIP Kabupaten 3 Predikat penilaian LPPD Kabupaten 4 Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 5 Prosentase masalah / temuan yang terselesaikan 6 Prosentase fasilitasi tahapan pembentukan DOB Kabupaten Garut Selatan 7 Prosentase SKPD, Kecamatan dan Desa yang baik dalam pengelolaan Arsip 8 Jumlah Produk Hukum yang ditetapkan Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 4.1 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 57,58% 85% 87,88% 103% 90% 97,64% CC B CC 88,83% X B 88,83% Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi 100,00% Tinggi 100,00% WDP WDP WDP 100,00% WTP n/a 89,28% 80% 90,47% 113% 80% 113% 90% 90% 90% 100% 100% 90,00% 51,73% 49,23% 52,88% 107% 56,92% 92,90% 386,00 430, ,00 242% 2.440,00 42,62% - Perda ,00 100% 85 - Perbup ,00 427% Kepbup ,00 240% Prosentase Desa/kelurahan berkinerja baik 10 Prosentase kader pos yandu aktif 11 Prosentase Desa memiliki BUMdes 75% 80% 80% 100% 95% 84,21% 75% 75% 85% 113% 85% 100,00% 50% 55% 80% 145% 80% 100,00% 12 Prosentase peningkatan N/A 5% 1,5% 30% X 5% 30,00% Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) 13 Prosentase kecamatan 31% 100% 31% 31% X 100% 30,95% yang melaksanakan Program Paten 14 Jumlah paket Pengadaan % 38,88% Barang jasa Pemerintah yang difasilitasi Jumlah Kasus % 20 60,00% Pertanahan yang ditangani 16 Prosentase penyelesaian 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% perijinan dan non perijinan 17 Kepemilikan KTP 65,00% 70,00% 81,73% 117% 90% 90,81% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 212

298 Indikator Kinerja 18 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 19 Prosentase terakomodirnya usulan Musrenbang Kecamatan dalam RKPD 20 Prosentase kesesuaian program RPJMD dan RKPD 21 Prosentase kesesuaian program renstra SKPD dengan RPJMD Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Pemerintah Kabupaten Garut Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) % ,98% 40% 60% 100% 167% 60% 166,67% 93,04% 100% 96,39 96,39% 100% 96,39% 80% 100% 97,07% 97% 100% 97,07% Sumber : Bappeda, Inspektorat, DPPKA, Sekretariat Daerah, Bapusipda, BPMPD, BPMPT dan Disdukcapil Kab Garut Tahun 2016 Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih menunjukkan dari 21 indikator yang diukur, sebanyak 16 indikator (76,19%) telah mencapai target yang ditetapkan, sebanyak 2 indikator (9,52%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya, dan 3 indikator (14,29%) yang tidak mencapai target. Skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi sebanyak 18 indikator, skala nilai tinggi sebanyak 1 indikator dan skala nilai sangat rendah sebanyak 2 indikator. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : a. Prosentase SAKIP SKPD Kategori Baik Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) merupakan integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan, sebagai bentuk penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam hal ini, setiap organisasi perangkat daerah diwajibkan mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 213

299 a. Perencanaan Kinerja b. Pengukuran Kinerja c.pelaporan Kinerja d. Capaian Kinerja N H E Tingkat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut Pada tahun 2015, capaian indikator prosentase SAKIP SKPD kategori baik mencapai 87,88% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 80% telah mencapai target dengan tingkat capaian 103%. Kondisi ini meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 57,58%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 90% baru mencapai 97,64%. Dari 33 SKPD yang dilakukan evaluasi SAKIP, sebanyak 29 SKPD telah mendapatkan nilai diatas B atau Baik, dengan rician yaitu 6 Dinas mendapatkan nilai AA atau memuaskan yang terdiri dari Dinsosnakertrans, Bappeda, Dinas TPH, Inspektorat, Setda dan Dinas Perkebunan sedangkan yang mendapatkan A ada 13 SKPD dan yang mendapatkan nilai B ada 10 SKPD, adapun yang belum mendapatkan nilai baik atau dibawah B ada 4 SKPD yaitu diantaranya nilai CC ada 2 SKPD yaitu BPBD dan Diskop UMKM sedangkan yang mendapatkan nilai C ada 2 SKPD yaitu Dinas Kesehatan dan RSUD Pameungpeuk. Tabel Rekapitulasi Hasil Evaluasi Sakip Tahun 2015 Pada SKPD Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut NO S K P D Kategori 1 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 34, ,81 93,13 AA MEMUASKAN 2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 33,04 22,81 18, ,08 AA MEMUASKAN 3 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 30,66 23,22 19,69 16,42 89,99 AA MEMUASKAN 4 Inspektorat 33,26 24,27 19,27 13,12 89,92 AA MEMUASKAN 5 Sekretariat Daerah 35 19, ,65 89,76 AA MEMUASKAN 6 Dinas Perkebunan 31,16 21,6 18,75 16,93 88,44 AA MEMUASKAN 7 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 29,58 21,68 16, ,93 A SANGAT BAIK 8 Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan 31,4 21,19 17,92 13,28 83,79 A SANGAT BAIK 9 Dinas Perhubungan 29,6 19,9 14, ,67 A SANGAT BAIK 10 Dinas Pendidikan 31 21,29 17, ,00 A SANGAT BAIK 11 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 28,43 19,99 14,69 18,67 81,78 A SANGAT BAIK Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 214

300 a. Perencanaan Kinerja b. Pengukuran Kinerja c.pelaporan Kinerja d. Capaian Kinerja N H E Tingkat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut NO S K P D Kategori Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa 29,56 17,14 17,92 16,9 81,52 A SANGAT BAIK 28,61 17,25 15,83 19,83 81,52 A SANGAT BAIK 14 Badan Kepegawaian dan Diklat 29,76 20,35 18,33 12,86 81,30 A SANGAT BAIK Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pengelolaan Pasar 33,21 21,42 18,75 7,1 80,48 A SANGAT BAIK 27,8 22,64 18,75 11,1 80,29 A SANGAT BAIK 17 Dinas Bina Marga 27,24 20,03 15,21 17,7 80,18 A SANGAT BAIK 18 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 32,69 22,91 18,33 5,79 79,72 A SANGAT BAIK 19 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 27,66 18,75 15,94 12,97 75,32 A SANGAT BAIK 20 Dinas Kehutanan 25,77 19,38 15,83 13,82 74,80 B BAIK 21 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet 25,88 19,14 15, ,40 B BAIK 22 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 25,91 20,72 14, ,32 B BAIK 23 Badan Ketahanan Pangan 23,22 17,21 12,08 19,5 72,01 B BAIK 24 Dinas Tata Ruang dan Permukiman 24,66 16,79 15,94 13,78 71,17 B BAIK 25 Satuan Polisi Pamong Praja 26,33 17,75 15,94 10,95 70,97 B BAIK 26 Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan 17,36 21,39 14,06 17,78 70,59 B BAIK Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kelautan 24,81 18,38 13,54 13,6 70,33 B BAIK 23,42 17,69 18,54 10,43 70,08 B BAIK 29 Badan Perpustakaan dan Kearsipan 23,05 14,07 13,33 18,8 69,25 B BAIK 30 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 25,55 14,9 12,92 10,08 63,45 CC MEMADAI 31 Dinas Koprasi, UMKM dan BMT 17,67 13,94 16,35 14,17 62,13 CC MEMADAI 32 Dinas Kesehatan 9,99 4,09 11,67 14,41 40,16 C 33 RSUD Pameungpeuk 15,55 2,01 10,83 4,17 32,56 C Sumber : Inspektorat Kab. Garut, Tahun 2016 AGAK KURANG AGAK KURANG Faktor pendorong yang pencapaian kinerja diantaranya, dilakukannya reviu dan perbaikan pada kualitas perencanaan sasaran strategis pada Renstra SKPD yang selaras dengan RPJMD yang dilengkapi indikator kinerja utama yang relevan dan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 215

301 terukur, sehingga penetapan kinerja yang dilakukan dapat dimanfaatkan dalam mengarahkan dan mengorganisasikan program dan kegiatan kegiatan pembangunan dalam upaya mencapai sasaran strategis daerah, serta dilaksanakannya bimbingan teknis penyusunan Laporan Kinerja SKPD pada koordinasi penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah daerah. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 100% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 103%. Faktor pendorong efisiensi penggunaan sumberdaya diantaranya dilakukannya reviu perencanaan strategis SKPD dan verifikasi penyelarasan Renstra SKPD dengan RPJMD dan IKU Pemerintah Daerah. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja melalui program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang diimplementasikan melalui kegiatan Evaluasi SAKIP SKPD. b. Predikat Penilaian SAKIP Kabupaten Pada tahun 2015, capaian predikat penilaian SAKIP Kabupaten mencapai CC dengan nilai sebesar 53,3 poin, dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar B telah mencapai 88,83% dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu CC, namun dari sisi point terdapat sedikit penurunan dari sebelumnya sebesar 56,86 poin. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar B telah mencapai 88,83%. Faktor pendorong yang kegagalan pencapaian kinerja diantaranya kualitas perencanaan sasaran strategis pada Renstra SKPD dan RPJMD masih perlu ditingkatkan dengan dilengkapi indikator kinerja utama yang relevan dan terukur. Upaya yang telah dilakukannya untuk meningkatkan pencapaian kinerja : a. Dilakukannya reviu dan perbaikan pada kualitas perencanaan sasaran strategis RPJMD dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang relevan dan terukur yang telah ditindaklanjuti pada Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Garut Tahun dengan melakukan penajaman sasaran dan indikator kinerja Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 216

302 sasaran strategis, serta penetapan indikator tujuan pembangunan daerah dalam RPJMD; b. Dilakukan reviu dan perbaikan terhadap IKU Pemerintah Daerah dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Garut Nomor 705 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut Tahun , sebagai pengganti Peraturan Bupati Nomor 562 Tahun 2009 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut; c. Dilakukan pengendalian penyusunan dan verifikasi Renstra SKPD untuk mewujudkan penyelarasan terhadap RPJMD yang dilengkapi indikator kinerja yang relevan dan terukur, sehingga penetapan kinerja yang dilakukan dapat dimanfaatkan dalam mengarahkan dan mengorganisasikan program dan kegiatan kegiatan pembangunan dalam upaya mencapai sasaran strategis daerah; d. Dilaksanakannya bimbingan teknis penyusunan Laporan Kinerja SKPD untuk mensosialisasikan penerapan SAKIP pada SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut; Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 100% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 88,83%. Upaya yang dilakukan untuk mendorong efisiensi penggunaan sumberdaya diantaranya dilakukannya reviu perencanaan strategis SKPD dan verifikasi penyelarasan Renstra SKPD dengan RPJMD dan IKU Pemerintah Daerah. Dalam rangka peningkatan implementasi dan pengembangan akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut perlu terus didorong upaya mewujudkan pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government ) dengan melakukan perbaikan-perbaikan antara lain pada kualitas perencanaan sasaran strategis yang berorientasi pada hasil (outcome) yang dilengkapi indikator kinerja utama yang relevan dan terukur, sehingga penetapan kinerja yang dilakukan dapat dimanfaatkan dalam mengarahkan dan mengorganisasikan program dan kegiatan kegiatan pembangunan dalam upaya mencapai sasaran strategis daerah. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 217

303 Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja melalui Program perencanaan pembangunan daerah yang diimplementasikan melalui kegiatan koordinasi penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Garut. c. Predikat penilaian LPPD Kabupaten Pada tahun 2015, capaian Predikat penilaian LPPD Kabupaten mencapai sangat tinggi dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 dengan predikat tinggi telah mencapai target dengan tingkat capaian 154%. Kondisi tersebut menyamai hasil dengan tahun sebelumnya yaitu sangat tinggi, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar tinggi telah mencapai 154%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) atas LPPD Kabupaten Garut Tahun 2014 Nomor : LHE-647/PW/10/3/2015, LAP /892/INSPT/2015 tanggal 12 Oktober Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adalah : Adanya dukungan dari atasan; Data Pendukung dari tiap SKPD; Koordinasi antar SKPD khususnya kasubag evaluasi dan pelaporan tiap SKPD; Kesadaran SKPD terhadap kewajiban pelaporan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 100% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 154%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah Kerjasama antara Tim Penyusun dengan SKPD yang memberikan Data Pendukung. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja melalui program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH yang diimplementasikan melalui kegiatan penyusunan dan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 218

304 evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten Garut. No d. Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada tahun 2015, capaian Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mencapai WDP dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar WDP telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Dan sama apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu WDP Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD yaitu WTP baru mencapai 75%. Hasil Pengawasan dan Pembinaan yang telah dilakukan oleh Inspektorat, sejak tahun 2008 hingga 2014 Kabupaten Garut mendapat Opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian} atas LKPD pemerintah Kabupaten Garut, sedangkan dalam rangka penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK RI untuk tahun 2015 yang mempunyai kewajiban TLHP LKPD dari Tahun 2004 s.d 2014 merupakan pencapaian yang sangat baik dibandingkan tahun sebelum, adapun progress TLHP sebagai berikut : Tabel Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK RI untuk tahun 2015 Tahun Pemeriksaan LKPD Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Jml Jml Temuan Rekomendasi S.d Semester II S.d Semester II Prosentase Tahun 2015 Tahun 2014 Kenaikan Jml Jml Jml % Jml % Jml % LKPD LKPD LKPD LKPD LKPD LKPD LKPD LKPD LKPD LKPD LKPD Jumlah Sumber : Inspektorat Kab. Garut. Namun untuk tingkat Leveling atas pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Garut, Inspektorat kini berada pada Leveling 2 sejajar dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan 4 Kabupaten Kota lainya dari jumlah 27 Pemerintah Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat, hal ini tentunya menjadi Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 219

305 kebanggaan bagi Pemerintah Kabupaten Garut dengan adanya Inspektorat Kabupaten Garut berada pada leveling 2. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya target pencapaian Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mencapai WDP menjadi kebijakan prioritas pembangunan daerah dan ditargetkan pada tahun 2016 dapat mencapai penilaian WTP. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 82,32% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah dilaksanakannya sistem pengendalian internal, Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), sistem penyusunan laporan keuangan secara terpadu menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), serta dilakukannya perbaikan dalam pelaporan keuangan Pemerintah daerah terutama penataan barang milik negara/daerah. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja melalui : 1. Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah, dengan bentuk kegiatan : a. Penyusunan Raperda tentang APBD dan Raper KDH tentang penjabaran APBD; b. Penyusunan Raperda tentang Perubahan APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran Perubahan APBD; c. Penerbitan administrasi SP2D; d. Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD); e. Sosialisasi peraturan perundang-undangan penatausahaan keuangan daerah; f. Fasilitasi pengendalian administrasi pengelolaan kas daerah; g. Penyusunan laporan realisasi anggaran; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 220

306 h. Penyusunan Raperda dan Raperbup tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; i. Penerbitan dan penyusunan neraca pemerintah daerah; j. Pengembangan aplikasi pendukung SIPKD; k. Monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan desa; l. Penyusunan LKPD berbasis akrual; m. Pengadaan aplikasi hibah bansos; 2. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan bentuk kegiatan : a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD; b. Penyusunan laporan surat / register pertanggungjawaban keuangan. 3. Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan, dengan bentuk kegiatan : a. Penyusunan naskah akademik kebijakan sistem dan prosedur pengawasan; b. Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan. 4. Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, dengan bentuk kegiatan : a. Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan; b. Pelatihan teknis pengawasan dan penilaian akuntabilitas kinerja; c. Pelaksanaan rapat koordinasi pengawasan kabupaten; d. Pelatihan tim building aparatur pengawasan. 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan bentuk kegiatan review keuangan SKPD dan PEMDA. e. Prosentase masalah / temuan yang terselesaikan Pada tahun 2015, capaian prosentase masalah / temuan yang terselesaikan mencapai 90,47% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 80% telah mencapai target dengan tingkat capaian 113%. Kondisi Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 221

307 tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 89,28%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 80% telah mencapai 113%. Sebagai langkah dan upaya Inspektorat dalam mencapai target yang telah ditetapkan dalam RPJMD maupun Renstra, melalui Program dan Kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015 yaitu Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan, pelaksanaan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dengan cara jemput bola untuk wilayah Kecamatan sedangkan untuk SKPD dinas dan Badan dengan cara di undang ke Inspektorat dengan jadwal yang telah ditetapkan, sehingga target pada temuan yang terselesaikan melebihi target yang ditetapkan sebesar 89,28% Pada tahun 2015 setelah melaksanakan pemeriksaan oleh tim Auditor ke seluruh SKPD termasuk kecamatan pada kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2014 yang seluruh hasil temuannya berjumlah dan yang sudah diselesaikan ada temuan sehingga mencapai 89,28%. dan telah memenuhi target yaitu 80% dengan tingkat capaian keberhasilan 111,6%. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 98,95% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 113%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah pelaksanaan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dengan cara jemput bola untuk wilayah Kecamatan sedangkan untuk SKPD dinas dan Badan dengan cara di undang ke Inspektorat dengan jadwal yang telah ditetapkan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja melalui Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, dengan bentuk kegiatan : a. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala; b. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah; c. Bantuan operasional pemeriksaan bantuan hibah, bansos dan bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat ( banprop); d. Supervisi dan monitoring menuju opini WTP; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 222

308 e. Inventarisasi temuan pengawasan; f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan; g. Sinergitas pengawasan. f. Prosentase Fasilitasi Tahapan Pembentukan DOB Kabupaten Garut Selatan Pada tahun 2015, indikator prosentase fasilitasi tahapan pembentukan DOB Kabupaten Garut Selatan mencapai 90% dan mencapai 100% dari target 90%. Kondisi tersebut masih sama dengan tahun 2014 dikarenakan kebijakan penetapan pembentukan DOB tergantung pada proses legislasi di DPR, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 90%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya ddanya keinginan yang kuat dari masyarakat Garut selatan yang ada dalam wadah Presidium Masyarakat Garut selatan dan Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut yang senatiasa memberikan dukungan semaksimal memenuhi semua persyaratan Pemekaran Daerah serta senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah baik Provinsi maupun Pusat untuk mendorong terwujudnya Pemekaran Kabupaten Garut Selatan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 100% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 90%. Hal ini disebabkan kebijakan penetapan pembentukan DOB tergantung pada proses legislasi di DPR. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja melalui Program Penataan Daerah Otonomi Baru, dengan bentuk kegiatan koordinasi dengan pemerintah Pusat, Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya dalam rangka pemekaran Kabupaten Garut. g. Prosentase SKPD, Kecamatan dan Desa yang baik dalam pengelolaan Arsip Pada tahun 2015, capaian Prosentase SKPD, Kecamatan dan Desa yang baik dalam pengelolaan Arsip mencapai 52,88% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 49,23% telah mencapai target dengan tingkat Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 223

309 capaian 107%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 51,73%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 56,92% telah mencapai 92,90%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya: 1. Pembinaan di setiap SKPD 2. Monitoring dan evaluasi ke setiap SKPD 3. Sosialisasi/ penyuluhan kearsipan Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh adanya peningkatanan pembinaan kearsipan, meningkatnya jumlah SKPD yang diakuisisi, meningkatnya sarana dan prasaran kearsipan berupa pembangunan depo arsip in aktiv, record centre. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 94,18% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 107%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya dilakukannya Pembinaan, monitoring, evaluasi dan sosialisasi/penyuluhan kearsipan pada di setiap SKPD. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian kinerja yaitu sebagai berikut: 1. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program ini diimplementasikan ke dalam kegiatan Pengumpulan Data. Lokasi kegiatan, yaitu Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Sasaran kegiatan ini yaitu meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan kearsipan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas sistem administrasi kearsipan. 2. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program ini diimplementasikan ke dalam kegiatan: 1). Kegiatan Pembuatan Film Layanan Kearsipan. Lokasi kegiatan, yaitu Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidu Sasaran kegiatan ini yaitu tersedianya profil Bapusipda Kabupaten Garut Keluaran dari kegiatan ini adalah Terlaksananya pembuatan film profil Bapusipda Hasil yang Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 224

310 dicapai dari kegiatan ini adalah Meningkatnya layanan informasi tentang BAPUSIPDA; 2). Kegiatan Pembangunan Depo Arsip; Record Center Arsip In aktif, Depo Arsip (Arsip Statis) (Banprop). Lokasi kegiatan, yaitu Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Sasaran kegiatan ini yaitu meningkatkan sarana dan prasarana Penyimpanan Arsip secara optimal. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah meingkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Penyimpanan Arsip; 3). Kegiatan Pendataan dan Penataan Dokumen/Arsip Daerah. Lokasi kegiatan, yaitu Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Sasaran kegiatan ini yaitu meningkatkan tata kelola penyelenggaraan kearsipan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas informasi/data Kabupaten Garut 3. Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Prasarana Kearsipan Program ini diimplementasikan ke dalam kegiatan: 1). Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Arsip Daerah. yaitu Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Sasaran kegiatan ini yaitu meningkatkan kualitas sarana prasarana kearsipan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas arsip daerah; 2). Kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan kondisi situasi data. Lokasi kegiatan, yaitu Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Sasaran kegiatan ini yaitu meningkatkan kualitas sarana prasarana kearsipan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya akurasi informasi/laporan data hasil monitoring. 4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program ini diimplementasikan ke dalam kegiatan Penyediaan sarana layanan informasi arsip, yaitu Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Sasaran Tersedianya Sarana Layanan Informasi Kearsipan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah Terlaksananya kegiatan publikasi/layanan informasi kearsipan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 225

311 h. Jumlah Produk Hukum yang Ditetapkan Pada tahun 2015, capaian jumlah produk hukum yang ditetapkan mencapai Produk Hukum dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 430 Produk Hukum telah mencapai target dengan tingkat capaian 242%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 386 Produk Hukum, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak 2440 Produk Hukum telah mencapai 42,62%. Pada tahun 2015, indikator Jumlah Produk Hukum yang ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Daerah sebanyak 15 buah (100 %) sesuai dengan target 15 buah Perda; 2. Peraturan Bupati sebesar 64 buah (426, 7%) melebihi dari target 15 buah perbup; 3. Keputusan Bupati sebesar 961 buah (240,25) % melebihi dari target 400 buah Keputusan Bupati. Adapun faktor yang menyebabkan kenaikan jumlah produk hukum, berupa peraturan bupati dan keputusan bupati melebihi dari target adalah sebagai berikut : a. Penetapan UPTD Puskesmas, UPTD Akper dan UPTD Labkesda menjadi Unit Kerja yang menerapkan PPK BLUD Penuh, sehingga diperlukan produk hukum daerah (Peraturan Bupati) sebagai landasan operasional PPK-BLUD; b) Perubahan Keputusan Bupati tentang Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PA/PB, KPA/KPB, BP/BPP) sebagai konsekuensi adanya pengangkatan dan pemindahan dalam jabatan struktural; c) Adanya pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak pada 214 Desa di wilayah Kabupaten Garut, sehingga perlu adanya penetapan 214 Keputusan Bupati tentang Pengesahan dan Pengangkatan Kepala Desa Terpilih. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 maka pencapaian indikator produk hukum daerah berupa Perda dan Perbup lebih rendah (46,7 % dan 21, 8%). Sedangkan indikator produk hukum daerah berupa Keputusan Bupati lebih tinggi (sebesar 6, 6 %). Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 226

312 Apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD, Jumlah peraturan daerah dari tahun 2014 sampai tahun 2015 sebanyak 37 Perda telah mencapai 43,5 %, Sedangkan Peraturan Bupati telah melebihi target dari RPJMD sebanyak 141 buah Perbup atau sebesar 34,28 %. Keputusan Bupati dari tahun 2014 sampai dengan 2015 sebanyak 1828 Keputusan Bupati atau sebesar 81,24 %. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 81,46% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 242%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adanya perubahan ketentuan yang memerlukan penetapan dengan produk hukum daerah. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasian pencapaian kinerja yaitu sebagai berikut: 1. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, dengan bentuk kegiatan : a. Koordinasi kerjasama permasalahan peraturan perundang-undangan; b. Legislasi rancangan peraturan perundang-undangan; c. Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan (lanjutan); d. Evaluasi dan publikasi peraturan perundang-undangan; e. Kajian peraturan perundang-undangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru, lebih tinggi; f. Pengembangan sistem informasi manajemen hukum; g. Fasilitasi pelaksanaan Ranham; h. Pembakuan nama rupabumi di wilayah Kabupaten Garut; 2. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah,, dengan bentuk kegiatan : a. Pembahasan rancangan peraturan daerah; b. Hearing/ dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/ tokoh agama; c. Rapat-rapat alat kelengkapan dewan; d. Rapat-rapat paripurna; e. Kegiatan reses; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 227

313 f. Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah; g. Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD; h. Koordinasi dan konsultasi pimpinan dan anggota DPRD keluar daerah; i. Penyusunan rencana kerja lembaga DPRD; j. Fasilitasi penyusunan APBD; k. Peningkatan kualitas anggota DPRD. i. Prosentase Desa/Kelurahan Berkinerja Baik Pada tahun 2015, capaian Prosentase Desa/kelurahan berkinerja baik mencapai 80% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 80% telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 70%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 95% telah mencapai 87,21%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya dilakukannya pembinaan secara intensif, terpadu dan kesinambungan dari masing-masing SKPD yang terkait, yang menangani secara teknis administrasi pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penyuluhan serta pendidikan dan latihan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,09% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya meningkatnya partisipasi masyarakat pada lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan desa. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian : 1. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa, dengan bentuk kegiatan : a. Pembinaan Untuk Kepala Desa APDESI b. Pembinaan untuk Asosiasi BPD seluruh Indonesia c. Pembinaan Aparatur Pemerintah Desa di bawah naungan organisasi Parade Nusantara d. Bintek Pengelolaan Keuanagan desa untuk Sekdes dan Bendahara desa di kabupaten Garut Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 228

314 e. Monitoring Pelaksaanaan Pemilihan Kepala Desa f. Tim Evaluasi Perdes Apebedes g. Fasilitasi Pelantikan Kepala Desa Devinitif h. Sosialisasi tahapan Pelaksaanaan Pemilihan Kepala Desa, untuk Panitia PILKADES di Kabupaten Garut i. Pengadaan Buku Administrasi desa untuk 421 desa j. Pengadaan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tahun 2015 k. Pengadaan Buku Himpunan PERPU Pemdes l. Pengadaan Buku Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa m. Bintek Penyusunan PERDES APEBEdes bagi Kades, Sekdes dan BPD di kabupaten Garut n. Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur Desa o. Bintek Penyusunan Produk Hukum Desa Bagi BPD p. Bintek Administrasi Pemerintah Desa bagi Kepala Desa q. Peraturan Bupati Tentang Pedoman Penyusunan RPJMdes 2. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa, dengan bentuk kegiatan : a. Pencanangan Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong; b. Bhakti Tentara Nasional Indonesia (TNI); c. Peningkatan Kapasitas dan Badan Pengelola Sarana Air Minum dan Sanitasi; d. Pendamping Administrasi Proyek PNPM-GSC; e. Fasilitasi Bantuan Infrastruktur Perdesaan; f. Peran Masyarakat Melalui Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) (Banprov); g. Peningkatan Peran Masyarakat Melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) (Banprov); j. Prosentase Kader Pos Yandu Aktif Pada tahun 2015, capaian Prosentase kader pos yandu aktif mencapai 85% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 75% telah mencapai target dengan tingkat capaian 113%. Kondisi tersebut meningkat apabila Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 229

315 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 70%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 85% telah mencapai 100%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adanya peran aktif Masyarakat dan Lembaga-lembaga di Desa dan Kelurahan dalam pembangunan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,80% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 113%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya meningkatnya partisipasi masyarakat pada lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan desa. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan, dengan bentuk kegiatan : a. Peningkatan Kapasitas Peran serta Masyarakat melalui Lembaga PKK; b. Penguatan kelembagaan masyarakat. k. Prosentase Desa memiliki BUMdes Pada tahun 2015, capaian Prosentase Desa memiliki BUMdes mencapai 80% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 55% telah mencapai target dengan tingkat capaian 145%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 50%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 80% telah mencapai 100%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adanya peran aktif Masyarakat dan Lembaga-lembaga di Desa dan Kelurahan dalam pembangunan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,83% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 145%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya meningkatnya kapasitas kelembagaan Usaha Ekonomi di Desa/Kelurahan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 230

316 Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan : a. Fasilitasi Kemitraan Swasta dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan; b. Fasilitasi Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG); c. Penguatan Kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek); d. Koordinasi Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Tingkat Desa; e. Fasilitasi Pembentukan BUMDes; f. Penguatan Manajemen dan kemampuan Badan Usaha Milik Desa. l. Prosentase peningkatan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) Pada tahun 2015, indikator Prosentase peningkatan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) mencapai 73,92 point dengan target di tahun 2015 sebesar 5%. Namun apabila dibandingkan dengan hasil survei kepuasan masyarakat Tahun 2014 yang mencapai nilai 75,36 poin sedikit mengalami penurunan 2,43 poin (3,23%). Tabel Perolehan IKM pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2015 No SKPD/Uraian Nilai IKM Dinas Pendidikan Unit Pelayanan Izin Pendirian Sekolah Swasta 73,50 Unit Pelayanan Izin Memimpin Sekolah Swasta 73,50 2 Dinas Perhubungan Unit Pelayanan Bidang Angkutan 72,63 Seksi Pengelolaan Pengujian Kendaraan Bermotor 75,19 Seksi Pengelolaan Terminal 74,71 Seksi Pengelolaan Parkir 72,66 3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata UPTD Cangkuang Objek Wisata Cangkuang 73,50 UPTD Bagendit Objek Wisata Bagendit 74,75 UPTD Santolo Objek Wisata Pantai Santolo 74,61 UPTD Sayang Heulang objek wisata sayang heulang 74,29 UPTD Cipanas objek wisata Cipanas 74,43 UPTD Gedung Bale Paminton Intan Dewata 74,66 4 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan pengelolaan, pasar 72,40 5 Dinas Koperasi dan UMKM dan BMT 73,45 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 231

317 No SKPD/Uraian Nilai IKM Dinas Tanaman pangan dan Holtikultura Unit Pelayanan di Balai Benih Holtikultura (BBH) 64,97 Unit Pelayanan di Balai Benih Pembantu Padi dan Palawija (BBPP) 63,92 7 Dinas Kehutanan 73,89 8 Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan 76,92 9 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Unit Pelayanan Penrbitan SP2D 73,69 Unit Pelayanan Pendataan Pajak Daerah 76,78 Unit Pelayanan Penagihan Pajak daerah 75,68 Unit Pelayanan Pinjam Pakai Barang Milik Daerah 78,22 10 Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Unit Pelayanan Bidang Pengendalian dan Pelstarian Lingkungan Hidup 71,04 Unit Pelayanan Pemakaman di Tanah Umum Milik Pemda Lokasi Santiong dan Tenjolaya 67,70 Unit Pelayanan Penerangan AMDAL/UKL- UPL 64,87 Unit Pelayanan Kebersihan dan Persampahan 67,65 Unit Pelayanan Penerrangan Jalan Umum 69,71 11 Dinas Bina Marga 69,05 12 Dinas Pemuda dan Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga 73,5 UPTD Kerkop Kab Garut 74,64 13 Dinas Komunikas dan Informasi 75,00 14 Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan 74,30 15 Dinas Kepndudukan dan Catatan Sipil 73,50 16 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu 70,64 17 RSUD Dr. Slamet 73,64 19 BP4K 77,92 20 BPBD 65,11 21 BKP 74,29 22 BPMPD 76,38 23 Bapusipda 71,3 24 BKBPP 79,18 25 BKD 75,17 Jumlah 3062,94 Rata-rata IKM 72,93 Sumber : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kab. Garut Tabel Perolehan hasil IKM di Kabupaten Garut Tahun 2014 No SKPD Nilai IKM Mutu Pelayanan 1. Dinas Pendidikan 74,24 B 2. Dinas Kesehatan a. Puskesmas Cisewu b. Puskesmas Cisompet c. Puskesmas Samarang 87,50 87,33 83,50 A A A Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 232

318 No SKPD Nilai IKM Mutu Pelayanan d. Puskesmas Cempaka e. Puskesmas Bagendit f. Puskesmas Siliwangi g. Puskesmas Peundeuy h. Puskesmas Cilimus i. Puskesmas Sukasenang j. Puskesmas Leuwigoong k. Puskesmas DTP Leles l. Puskesmas DTP Surupan m. Puskesmas Selaawi n. Puskesmas Malangbong o. Puskesmas Sukawening p. Puskesmas Cimaragas q. Puskesmas DTP Tarogong r. Puskesmas Sukakarya s. Puskesmas Sukamukti t. Puskesmas Bojongloa u. Puskesmas Kersamenak v. Puskesmas Maripati w. Puskesmas Sukamulya x. Puskesmas Karangmulya y. Puskesmas Citeras z. Puskesmas Cilawu aa. Puskesmas Sukahurip bb. Puskesmas Pembangunan cc. Puskesmas Limbangan dd. Puskesmas DTP. Cibatu ee. Puskesmas Padaawas ff. Puskesmas Sukaraja gg. Puskesmas Bayongbong hh. Puskesmas Kadungora ii. Puskesmas Sukahurip 3. Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi a. Rekomendasi Keringanan Biaya Kesehatan Pendidikan b. Tanggap Darurat Korban Bencana c. Kartu Ak I 4. Dinas Perhubungan a. UPTD Parkir b. UPTD Terminal c. UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor d. Bidang Angkutan 81,00 80,50 80,00 79,25 78,50 77,65 77,52 70,00 76,80 76,50 76,50 75,75 75,55 75,50 75,50 75,45 75,34 75,25 75,00 74,28 74,25 74,00 73,25 73,25 73,00 71,70 71,45 71,25 68,90 68,50 66,75 65,25 69,73 69,31 68,09 79,61 79,35 78,60 77,01 5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 74,49 B 6. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata a. UPTD Parkir b. UPTD Terminal c. UPTD Pengujian Kendaran Bermotor d. Bidang Angkutan 79,61 79,25 78,60 77,01 7. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar 72,42 B 8. Dinas Koperasi, UMKM dan BMT 73,45 B 9. Dinas Kehutanan 73,78 B 10. Dinas Perkebunan 70,05 B 11. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 233

319 No SKPD Nilai IKM Mutu Pelayanan 12. a. Unit Pelayanan Penerbitan SP2D b. Unit Pelayanan Pendataan Pajak Daerah c. Unit Pelayanan Penagihan Pajak Daerah d. Unit Pelayanan Pinjam Pakai Barang Milik Daerah 81,71 81,95 81,88 85,52 A A A A Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan a. Unit Pelayanan Amdal/UKL-UPL b. Unit Pelayanan Kebersihan dan Persampahan c. Unit Pelayanan Penerangan Jalan Umum d. Unit Pelayanan Pengaduan Sosial/Dampak/Limbah Pelestarian dan Pengendalian LH e. Unit Pelayanan Izin Pemakaman di tanah umum milik Pemda 73, ,46 73,36 B C C C 73,40 C 13. Dinas Bina Marga 69,05 B 14. Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan 73,33 B Namun demikian, perbandingan hasil Survei IKM TAhun terhadap 11 SKPD yang melakukan pelayanan publik menunjukkan adanya peningkatan 1,5% dari sebesar 72,06 poin pada tahun 2014 menjadi 73,14 poin pada tahun Tabel Perolehan hasil IKM di Kabupaten Garut Tahun No SKPD IKM 2014 IKM 2015 Prosentase Peningkatan 1 Dinas Pendidikan 74,24 73,5-0,74 2 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan pengelolaan, pasar 72,42 72,4-0,03% 3 Dinas Koperasi dan UMKM dan BMT 73,45 73,45 0,00% 4 Dinas Kehutanan 73,78 73,89 0,15% 5 Dinas Bina Marga 69,05 69,05 0,00% 6 Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan 73,33 74,3 1,32% 7 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 74,49 73,5-1,33% 8 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu 67,58 70,64 4,53% 9 RSUD Dr. Slamet 70,93 73,64 3,82% 10 Bapusipda 70,28 71,3 1,45% 11 BKBPP 75,25 79,18 5,22% Rata-rata IKM 72,06 73,14 1,50% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 234

320 Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya dilakukannya kegiatan survei IKM oleh SKPD yang terkait dengan pelayanan publik. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp atau 95,68% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 30%. Upaya untuk meningkatkankan kinerja diantaranya menindaklanjuti hasil survei dengan melakukan perbaikan pelayanan. Kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja yaitu dilakukannnya kegiatan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat. m. Prosentase kecamatan yang melaksanakan Program Paten Pada tahun 2015, indikator prosentase kecamatan yang melaksanakan Program Paten mencapai 31% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 100% baru mencapai target dengan tingkat capaian 31%. Kondisi tersebut apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% baru mencapai 31%. Adapun yang sudah melaksanakan program paten baru 13 Kecamatan dari 42 Kecamatan se Kabupaten Garut. Tabel Kecamatan Yang Sudah Melaksanakan Program Paten di Kabupaten Garut No Kecamatan 1 Garut Kota 2 Tarogong Kaler 3 Tarogong Kidul 4 Karangpawitan 5 Cibatu 6 Cilawu 7 Bayongbong 8 Cikajang 9 Pameungpeuk 10 Bungbulang 11 Samarang 12 Leles 13 Balubur Limbangan Sumber : Setda Kab. Garut, Tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 235

321 Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya dilakukannya pelayanan publik tertentu sesuai kewenangan di tingkat kecamatan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 98,85% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 31%. Upaya untuk meningkatkankan kinerja diantaranya penyusunan regulasi yang mengatur pelayanan terpadu di tingkat kecamatan sesuai kewenangan. Program yang mendukung indikator tersebut adalah program penyelenggaraan tugas pemerintahan umum tingkat kecamatan dengan kegiatan penyelenggaraan administrasi terpadu tingkat kecamatan ( PATEN). n. Jumlah paket Pengadaan Barang jasa Pemerintah yang difasilitasi Pada tahun 2015, indikator Jumlah paket Pengadaan Barang/jasa Pemerintah yang difasilitasi mencapai 311 paket dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 140 paket telah mencapai target dengan tingkat capaian %. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 800 baru mencapai 38,88%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya seluruh pengadaan barang/jasa dilakukan secara elektronik sehingga mempercepat terhadap proses pengadaan selaras dengan telah dibentuknya Pokja Pengadaan Barang/Jasa secara permanen yang melekat pada Bagian Administrasi Pembangunan sehingga memudahkan koordinasi dalam pelaksanaan pelelangan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indicator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh semakin bertambahnya pengadaan barang/jasa secara elektronik setiap SKPD yang difasilitasi oleh Pokja ULP. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 91,82% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 222%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 236

322 Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah telah terbentuknya Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa pada Bagian Administrasi Pembangunan. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja : 1. Program Pengendalian Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa, dengan bentuk kegiatan : a. Fasilitasi unit pelayanan pengadaan; b. Monitoring, evalauasi dan pelaporan. 2. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan bentuk kegiatan peningkatan pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). o. Jumlah Kasus Pertanahan yang ditangani Pada tahun 2015, indikator jumlah Kasus Pertanahan yang ditangani mencapai 12 kasus dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 4 kasus telah mencapai dengan tingkat capaian 300 %. Kondisi tersebut apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 22 kasus telah mencapai 54,54%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya pemahaman pegawai dalam penanganan masalah pertanahan sudah semakin baik, hal itu juga ditunjang oleh ketersediaan data pendukung penanganan masalah pertanahan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indicator kinerja tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh pengalaman pegawai dalam mediasi dalam rangka penanganan masalah pertanahan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 100% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 300%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah pemahaman pegawai dalam penanganan masalah pertanahan sudah semakin baik, hal itu juga ditunjang oleh ketersediaan data pendukung penanganan masalah pertanahan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 237

323 Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan, dengan bentuk kegiatan fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan. p. Prosentase Penyelesaian Perijinan dan Non Perijinan Pada tahun 2015, indikator penyelesaian perijinan dan non perijinan mencapai 100% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 100% telah mencapai mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun 2015 sama dengan capaian tahun sebelunya yaitu 100%. Sementara itu, apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 100%. Adapun jumlah perizinan dan Non Perizinan yang diterbitkan selama tahun 2015 sebagai berikut : Tabel Jumlah Perizinan dan Non Perizinan Yang Diterbitkan Tahun 2015 No Jenis Perizinan dan Perizinan 1 Izin Prinsip Penanaman Modal 2 Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) 3 Izin Lokasi 4 Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) 5 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 6 Izin Gangguan (IG) 7 Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) 8 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 9 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 10 Tanda Daftar Gudang (TDG) Jumlah Perizinan dan Non Perizinan yang Diterbitkan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 238

324 No Jenis Perizinan dan Perizinan 11 Izin Trayek (KP) 12 Izin Reklame Jumlah Perizinan dan Non Perizinan yang Diterbitkan Izin Klinik Izin Pemanfaatan Ruang Manfaat Jalan, Ruang Milik Jalan dan Ruang Pengawasan Jalan Izin Pembuangan Air Limbah Ke Air atau Sumber Air 2 16 Izin Lingkungan Izin Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), kecuali Minyak Pelumas atau Oli Bekas 1 18 Izin Pengambilan Air Tanah 1 19 Izin Pengeboran 20 Izin penurapan 21 Tanda daftar Usaha Jasa Perjalanan Wisata 22 Tanda Daftar Usaha Jasa Makanan dan Minuman 23 Tanda Daftar Usaha Penyediaan Akomodasi 24 Tanda Daftar Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi 1 25 Tanda Daftar Usaha Jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalana Insensif, Konferensi dan Pameran 1 Jumlah Total Sumber : BPMPT Kab. Garut Tahun Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya tersedianya Standar Operasional pelayanan perijinan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,,00 atau 99,88% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya meningkatnya koordinasi dengan dinas/instansi teknis terkait pelayanan perijinan. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah, dengan bentuk kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 239

325 q. Kepemilikan KTP Pada tahun 2015, capaian indikator Kepemilikan KTP mencapai 81,37% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 70% telah mencapai target dengan tingkat capaian 117%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 65%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 90% telah mencapai 90,81%. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selaku lembaga teknis yang menangani urusan wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah melaksanakan Standar Pelayanan minimal (SPM) sebagai panduan untuk menyelenggarakan pelayanan dasar di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil di daerah dalam rangka mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan Kabupaten Garut. Penyusunan SPM pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil berpedoman kepada Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 dan Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Dalam Negeri No. 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota yang mencakup pelayanan Dokumen Kependudukan yaitu: 1. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP); 2. Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga (KK); Sebagai tindak lanjut dari surat edaran Menteri Dalam Negeri No. 100/1023/Sj Tanggal 26 Maret 2012 Tentang Percepatan Pelaksanaan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 78,29% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 117%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya diterapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut diharapkan akan berpengaruh positif dalam Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 240

326 pencapaian mutu pelayanan baik secara kuantitatif maupun kualitatif kepada masyarakat, serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah atau unsur terkait dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah berjalan. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan bentuk kegiatan : a. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan b. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan c. Pemukhiran Data Kependudukan d. Pelayanan Dokumen Kependudukan e. Penertiban Dokumen Identitas Diri Masyarakat f. Pengadaan Operasional Mobil Pelayanan Keliling KTP (Banprop), g. Bintek Pelayanan Prima Administrasi h. Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) (Banprop) r. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Pada tahun 2015, capaian indikator Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk mencapai dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 870 telah mencapai target dengan tingkat capaian 123%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 783. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar telah mencapai 103,98%%. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selaku lembaga teknis yang menangani urusan wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah melaksanakan Standar Pelayanan minimal (SPM) sebagai panduan untuk menyelenggarakan pelayanan dasar di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil di daerah dalam rangka mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan Kabupaten Garut. Penyusunan SPM pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil berpedoman kepada Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 dan Peraturan Mentri Dalam Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 241

327 Negeri No. 69 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Dalam Negeri No. 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota yang mencakup pelayanan Dokumen Kependudukan yaitu Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran, Sebagai tindak lanjut dari surat edaran Menteri Dalam Negeri No. 100/1023/Sj Tanggal 26 Maret 2012 Tentang Percepatan Pelaksanaan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 98,51% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 123%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya diterapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut diharapkan akan berpengaruh positif dalam pencapaian mutu pelayanan baik secara kuantitatif maupun kualitatif kepada masyarakat, serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah atau unsur terkait dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah berjalan. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan bentuk kegiatan : a. Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Bidang Pencatatan Sipil b. Penataan Arsip Dokumen Pencatatan Sipil s. Prosentase Terakomodirnya Usulan Musrenbang Kecamatan dalam RKPD Salah satu pendekatan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah adalah berdasarkan pendekatan bottom up, mulai dari musyawarah perencanaan pembangunan tingkat desa dan tingkat kecamatan untuk menghasilkan usulan kegiatan pembangunan pembangunan berdasarkan aspirasi kebutuhan masyarakat yang telah disepakati. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 242

328 Pada tahun 2015, capaian indikator prosentase terakomodirnya usulan Musrenbang Kecamatan dalam RKPD mencapai 100% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 60% telah mencapai target dengan tingkat capaian 167%. Kondisi ini meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 40%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 60% telah mencapai 167%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adanya kesepakatan penajaman usulan prioritas musrenbang kecamatan yang akan diakomodir pada RKPD. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 97,34% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya dilakukannya pembahasan bersama (desk) dan asistensi setiap kecamatan dengan unsur SKPD yang dituju, dan unsur perencana Bidang pada Bappeda Kabupaten Garut sehingga pada akhirnya diperoleh kesepakatan bersama dari terhadap usulan yang diakomodir sebagai prioritas di dalam RKPD. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program perencanaan pembangunan daerah, dengan bentuk kegiatan : a. Penyelenggaraan musrenbang RKPD; b. Penunjang pelaksanaan musrenbang provinsi dan nasional; c. Penyelenggaraan forum SKPD; d. Fasilitasi pelaksanaan musrenbang kecamatan. t. Prosentase Kesesuaian Program RPJMD dan RKPD Pada tahun 2015, capaian indikator prosentase kesesuaian program RPJMD dan RKPD mencapai 96,39% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 243

329 sebesar 100% telah mencapai target dengan tingkat capaian 96,39%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 93,04%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 96,39%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adanya pengendalian evaluasi kebijakan penyusunan Renja SKPD, RKPD dan RPJMD dan dilakukannya verifikasi kesesuaian rancangan Renja terhadap RKPD sebelum Renja SKPD ditetapkan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,54% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya dilakukannya pembahasan bersama rancangan Renja SKPD dan rancangan RKPD dengan mengacu prioritas RPJMD antara unsur perencana SKPD dengan unsur perencana bidang pada Bappeda. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program perencanaan pembangunan daerah, dengan bentuk kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan kegiatan Penyelenggaraan forum SKPD. u. Prosentase Kesesuaian Program Renstra SKPD dengan RPJMD Pada tahun 2015, capaian indikator program renstra SKPD dengan RPJMD mencapai 97,07% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 100% belum mencapai target dengan tingkat capaian 97,07%. Kondisi ini meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 80%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% baru mencapai 97,07%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 244

330 Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya adanya pengendalian evaluasi kebijakan penyusunan Renstra SKPD, dan RPJMD dan dilakukannya verifikasi kesesuaian rancangan Renstra terhadap RPJMD sebelum Renstra SKPD ditetapkan. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 100% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya dilakukannya pembahasan rancangan Renstra SKPD dan rancangan RPJMD antara unsur perencana SKPD dengan unsur perencana bidang pada Bappeda. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program perencanaan pembangunan daerah, dengan bentuk kegiatan Penyelenggaraan forum SKPD. Misi 4 Sasaran Strategis 2 Meningkatnya SDM Aparatur yang Profesional, Disiplin dan Berwibawa Sasaran strategis meningkatnya SDM aparatur yang profesional, disiplin dan berwibawa ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 6 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya SDM aparatur yang profesional, disiplin dan berwibawa disajikan pada tabel 3.63 berikut dibawah ini : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 245

331 Indikator Kinerja 1 Prosentase pejabat struktural yang mengikuti Diklat kepemimpinan 2 Prosentase pegawai yang mengikuti Diklat Teknis Fungsional 3 Prosentase pegawai yang lulus ujian kenaikan pangkat dan ujian dinas 4 Prosentase penempatan jabatan sesuai kompetensi dan kualifikasi dalam pengembangan jabatan karir pegawai 5 Prosentase pegawai yang mencapai SKP diatas 75% 6 Tingkat pelanggaran disiplin pegawai Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 4.2 Realisasi 2014 Sumber : BKD Kab Garut Tahun 2016 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 12,9% 16,0% 10,56% 66% X 20% 52,80% 0,83% 0,70% 0,25% 36% X 15% 1,67% 90% 85% 100% 118% 95% 105,26% 85% 90% 95% 106% 95% 100,00% 100% 75% 100% 133% 95% 105,26% 0,085% 0,04% 0,035% 112,50% 0,02% 175,00% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya SDM aparatur yang profesional, disiplin dan berwibawa menunjukkan dari 6 indikator yang diukur, sebanyak 4 indikator (66,67%) telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan, dan sebanyak 2 indikator (33,33%) yang tidak mencapai target. Skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi sebanyak 4 indikator, skala nilai sedang sebanyak 1 indikator dan skala nilai sangat rendah sebanyak 1 indikator. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : a) Terbukanya kesempatan yang luas untuk mengembangkan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia secara formal dan non formal baik itu yang diselenggarakan oleh pihak ketiga maupun lembaga pendidikan lainnya; b) Adanya potensi Sumber Daya Manusia Aparatur yang dapat dikembangkan dalam penataan personil; c) Adanya kebijakan untuk melakukan pembinaan, pengembangan dan pengawasan kepada aparatur agar PNS berdisiplin dan profesional dalam rangka penataan manajemen PNS; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 246

332 d) Tersedianya jaringan simpeg dan sistem teknologi informasi dan komputerisasi yang mendukung pelayanan yang lebih prima, cepat dan tepat; e) Adanya rencana dalam rangka pengembangan jabatan fungsional; f) Pengembangan sistem karier yang didasarkan pada prestasi kerja. Faktor-faktor yang menyebabkan Tantangan pencapaian kinerja dan penurunan kinerja diantaranya adalah : a) Adanya program nasional dalam artian program yang dalam pelaksanaan kegiatan harus mengacu pada kegiatan nasional, sedangkan Kabupaten Garut, khususnya BKD tidak Bisa Melaksanakan kegiatan secara terpisah, contoh kegiatan : 1. Pemberian bantuan penyelenggaraan penerimaan praja IPDN 2. Seleksi Penerimaan Calon PNS b) Adanya perkembangan kebijakan pemerintah yang baru, untuk direspon secara cepat dan segera ditindaklajuti; c) Makin meningkatnya tuntutan masyarakat akan peningkatan pelayanan prima di bidang kepegawaian sebagai perwujudan good governance dan bebas KKN; d) Adanya tuntutan reformasi birokrasi yang menghendaki perbaikan kinerja pegawai dan profesionalisme pegawai; Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak mencapai target diantaranya melalui mempersiapkan SDM yang bermutu, pekerjaan yang dilaksanakan akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki kesesuaian dengan kemampuan, kecakapan, ketrampilan, kepribadian, sikap dan perilaku. sehingga pekerjaan itu dapat diselesaikan sesuai rencana. Peningkatan mutu sumber daya manusia antara lain adalah : a Menyiapkan seseorang pada suatu saat mampu diserahi tugas yang sesuai. b Memperbaiki kondisi seseorang yang merasa sedang ada kekurangan pada dirinya diharapkan mampu mengemban tugas sebagaimana mestinya. c Memperbaiki kondisi seseorang yang merasa sedang ada kekurangan pada dirinya diharapkan mampu mengemban tugas sebagaimana mestinya. d Memperbaiki kondisi seseorang yang merasa sedang ada kekurangan pada dirinya diharapkan mampu mengemban tugas sebagaimana mestinya. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 247

333 e Menyesuaikan seseorang kepada tugas yang mengalami perubahan f Menambah keyakinan dan percaya dari kepada seseorang bahwa dia adalah orang yang sesuai dengan tugas yang sedang diembannya. Untuk mendukung capaian kinerja sasaran meningkatnya SDM aparatur yang profesional, disiplin dan berwibawatelah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 93,44% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 95,13%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya. adanya pelaksanaan Kegiatan diklat teknis fungsional, struktural, kegaiatan yang pelaksanaannya melalui pengiriman dan pelaksanaan kegiatan yang dilakasanakan melalui kerjasama dengan pihak lain. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja : 1. Program Pendidikan Kedinasan a. Kegiatan Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme b. Kegiatan Diklat Perjenjangan Struktural 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Monitoring dan Evaluasi SKP b. Uji Kompetensi bagi Calon Pejabat Struktural c. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi Calon PNS Daerah d. Pelaksanaan Infasing Jabatan Fungsional Tertentu e. Periodesasi Jabatan Kepala Sekolah 3. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur a. Kegiatan Seleksi Penerimaan Calon PNS b. Kegiatan Penempatan PNS c. Proses Penanganan Kasus-kasus Disiplin PNS Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 248

334 Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : a. Prosentase pejabat struktural yang mengikuti Diklat kepemimpinan Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase pejabat struktural yang mengikuti Diklat kepemimpinan mencapai 10,56% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 16% telah mencapai target dengan tingkat capaian 66%. Dan menurun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 14%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 20% telah mencapai 52,80%. Daftar Peserta Pejabat Struktural Yang Mengikuti Diklat Pim Tahun No Jenis Diklat PIM Peserta/Jumlah Keterangan 1 DIKLATPIM TK II 4 Orang 2 3 DIKLATPIM TK III DIKLATPIM TK IV 30 Orang 30 Orang Daftar Peserta Pejabat Struktural Yang Mengikuti Diklat Pim Tahun Anggaran Dengan Menggunakan Biaya Dari Anggaran SKPD Masing-masing Sebanyak 10 Orang, dengan rincian sebagai berikut : 1. 5 Orang dari Dinas Tata ruang Permukiman 2. 2 Orang dari Dinas Sekretariat DPRD Kabupaten Garut 3. 3 Orang dari Dinas Peternakan perikanan dan kelautan b. Prosentase pegawai yang mengikuti Diklat Teknis Fungsional Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase pegawai yang mengikuti Diklat Teknis Fungsional mencapai 0,25% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 0,70% telah mencapai target dengan tingkat capaian 36%. Dan menurun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,50%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 15% telah mencapai 1,67%. Untuk Kegiatan Diklat teknis pungsional Badan Kepegawaian dan Diklat pada anggaran tahun 2015 tidak menganggarkan, tetapi dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, Badan kepegawaian dan Diklat Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 249

335 Kabupaten garut bekerjasama dengan pihak pihak lain seperti Lembaga administrasi Negara (LAN) dengan cara mengirimkan peserta untuk melaksanakan kediklatan. c. Prosentase pegawai yang lulus ujian kenaikan pangkat dan ujian dinas Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase pegawai yang lulus ujian kenaikan pangkat dan ujian dinas mencapai 100% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 85% telah mencapai target dengan tingkat capaian 118%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 75%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 95% telah mencapai 105,26%. Pada Tahun 2015, pada kegiatan ujian kenaikan pangkat, penyesuain Izajah, sebanyak 83 orang dan terdiri dari SKPD Badan, dinas, Guru beserta UPTD dengan jabatan Fungsional Umum. Untuk pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Bandung. Sedangkan untuk Ujian Dinas Tingkat I sebanyak 17 orang dan untuk Ujian Dinas tingkat II sebanyak 2 orang. d. Prosentase penempatan jabatan sesuai kompetensi dan kualifikasi dalam pengembangan jabatan karir pegawai Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase penempatan jabatan sesuai kompetensi dan kualifikasi dalam pengembangan jabatan karir pegawai mencapai 95% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 90% telah mencapai target dengan tingkat capaian 106%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 85%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 95% telah mencapai 100%. e. Prosentase pegawai yang mencapai SKP diatas 75% Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase pegawai yang mencapai SKP diatas 75% mencapai 100% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 75% telah mencapai target dengan tingkat capaian 133%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar -. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 95% telah mencapai 105,26%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 250

336 Pada dasarnya bagi seluruh Pegawai Negeri sipil sudah menjadi suatu kewajiban untuk membuat Sasaran kerja Pegawai (SKP). Untuk tahun 2015 ini secara keseluruhan bagi pegawai negeri sipil sudah melaksanakan penyusunan/pembuatan SKP. f. Tingkat pelanggaran disiplin pegawai Pada tahun 2015, capaian indikator Tingkat pelanggaran disiplin pegawai mencapai 0,035% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 0,04% telah mencapai target dengan tingkat capaian 88%. Dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,05%. Dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 0,02% telah mencapai 175%. Pada tahun 2015, indikator Meningkatkan pembinaan disiplin dan etos kerja pegawai adalah sebanyak 35 SKPD 42 Kec. (95%) melebihi *) dari target 90%), hal ini disebabkan karena : setiap SKPD sering mendapatkan pembinaan, arahan dari SKPD terkait yang lebih berhak dalam melaksanakan tufoksi sebgai pembina ataupun pengawasan. Setiap Aparatur negeri sipil lebih memahami tentang tugas dan fungsinya serta tentang Pertaturan negeri sipil Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014(tahun sebelumya makapencapaian indikator lebih tinggi *) 5 (%). Pada tahun 2015, indikator meningkat pembinaan disiplin dan etos kerja pegawai adalah sebanyak 35 SKPD dan 42 Kecamatan (95%) melebihi*)dari target 90%, hal ini disebabkan karena : Setiap SKPD sering mendapatkan pembinaan, arahan dari SKPD terkait yang lebih berhak dalam melaksanakan tufoksi sebagai pembina ataupun pengawasan. Setiap Aparatur Negara Sipil lebih memahami tentang tufoksi dan fingsinya serta tentang peraturan negeri sipil. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 (tahun sebelumnya) maka pencapaian indikator lebih tinggi 5%. Penjelasan : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 251

337 Pada Tahun 2015, jumlah pegawai negeri sipil dan tenaga kerja kontrak yang mendapatkan hukuman disiplin sebanyak 29 orang, adapun tentang jenis hukuman disiplin, diantaranya: 1. Pembebasan dari jabatan 2. Pemberhentian tidak dengan hormat 3. Pemberhentian dengan hormat 4. Pemberhentian sebagai tenaga kerja kontrak (TKK) 5. Pembebasan dari jabatan fungsional Guru 6. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama tiga tahun 7. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri 8. Pembebasan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah 9. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah 10. Teguran Lisan 11. Teguran tertulis 12. Pernyataan tidak puas secara tertulis, 13. Pemberhentian sementara dari jabatan Negeri. Sedangkan untuk tingkat hukuman Disiplin terdiri dari : 1. Hukuman disiplin berat. 2. Hukuman disiplin ringan. Misi 4 Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Efisiensi dan Efektifitas Anggaran Daerah Sasaran strategis meningkatnya efisiensi dan efektifitas anggaran daerah ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 1 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya efisiensi dan efektifitas anggaran daerah disajikan pada tabel 3.64 berikut dibawah ini : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 252

338 Indikator Kinerja 1 Prosentase peningkatan pendapatan daerah Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 4.3 Realisasi 2014 Sumber : DPPKA Kab Garut Tahun 2016 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 11,84% 7% 11,89% 170% 31% 38,35% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya efisiensi dan efektifitas anggaran daerah menunjukkan dari 1 indikator yang diukur, hasilnya 100% telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Prosentase peningkatan pendapatan daerah Pada tahun 2015, capaian indikator prosentase peningkatan pendapatan daerah mencapai 11,89% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 7% telah mencapai target dengan tingkat capaian 170%. Kondisi ini meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,84%, dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 31% baru mencapai 38,35%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya dilakukannya penguatan pendataan sumber pendapatan daerah, penyediaan sarana dan prasarana pajak daerah dan retribusi daerah, Perubahan Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah, meningkatnya pengelolaan pajak daerah. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,93% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 170%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya wajib pajak dengan pembayaran secara selfassessment dilakukan pemantauan dan pemeriksaan secara berkala serta meningkatnya kemampuan, wawasan dan kompetensi para pegawai pemerintah di lapangan maupun pegawai yang melakukan pelayanan pembayaran pajak daerah. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 253

339 Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah, yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan : a. Pendataan Obyek dan Subyek PBB b. Cleansing Data Piutang Pajak PBB-P2 c. Pemberian Penghargaan Kepada Kecamatan Desa/ Kelurahan Yang Berprestasi Dalam Pencapaian Target PBB d. Penyediaan Sarana Penunjang Administrasi PBB dan BPHTB e. Pembinaan dan Monitoring Pengelolaan PBB dan BPHTB f. Penyampaian Sarana Administrasi PBB, SPPT dan DHKP g. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pajak Daerah h. Pembinaan dan Monitoring Pajak Daerah i. Perubahan Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah j. Penertiban Pajak Daerah k. Pengawasan Pajak Daerah l. Penyediaan Aplikasi Pengawasan dan Penertiban Pajak Daerah m. Koordinasi dan Rekonsiliasi Pajak n. Pengelolaan Penanganan Keberatan dan Pengaduan Pajak o. Pengelolaan Pajak Daerah p. Penyediaan DHKP PBB-P2 q. Penyediaan SPPT PBB-P2 r. Pengelolaan Aplikasi SIP-PBB Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 254

340 Misi 4 Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Pengelolaan Asset Daerah Sasaran strategis meningkatnya pengelolaan asset daerah ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 1 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya pengelolaan asset daerah disajikan pada tabel 3.65 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Prosentase asset daerah yang terinventarisir Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 4.4 Realisasi 2014 Sumber : DPPKA Kab Garut Tahun 2016 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 86,50% 90% 90% 100% 100% 90,00% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Meningkatnya Pengelolaan Asset Daerah menunjukkan dari 1 indikator yang diukur, hasilnya 100% telah mencapai/melampaui target yang ditetapkan, dengan skala intensitas kinerja bernilai sangat tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Prosentase asset daerah yang terinventarisir Pada tahun 2015, capaian indikator Prosentase asset daerah yang terinventarisir mencapai 90% dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebesar 90% telah mencapai target dengan tingkat capaian 100%. Kondisi ini meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 70%, dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 100% telah mencapai 90%. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan rekonsiliasi Aset dan penyusunan peraturan daerah. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 255

341 Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya : a. MoU Sewa atau Pinjam Pakai Barang Milik Daerah; b. Sertifikat Tanah Milik Pemerintah Kabupaten Garut; c. Dokumen RKBMD/RKPBMD dan DKBMD/DKPBMD; d. Tersedianya Sistem Informasi Pengelolaan Barang Daerah. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 91,75% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya dilakukannya pemanfaatan Sistem Informasi Pengelolaan Barang Daerah dalam invetarisasi asset daerah. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah, yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan : a. Pemanfaatan Barang Milik Daerah (Pinjam Pakai, Sewa, Pemindahtanganan dan Penghapusan BMD); b. Rekonsiliasi Aset dan Penyusunan Peraturan Daerah; c. Pengembangan Aplikasi Sistem Barang Daerah; d. Pendayagunaan Barang Milik Daerah (Penataausahaan Tuntutan Ganti Rugi, Penghapusan dan Pemindah tanganan BMD); e. Pembuatan Patok dan Prasasti Pada Aset Milik Pemkab Garut; f. Penertiban Asset Milik Daerah; g. Penatausahaan Barang Milik Daerah; h. Persertifikatan Tanah Milik Pemerintah Kabupaten Garut. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 256

342 Misi 4 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Suasana Aman dan Nyaman Sasaran strategis meningkatnya suasana aman dan nyaman ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 3 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya suasana aman dan nyaman disajikan pada tabel 3.66 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 4.5 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) 1 Rasio jumlah linmas terlatih per penduduk 2 Rasio jumlah Satpol PP terlatih per penduduk 3 Jumlah fasilitasi kerjasama penanganan gangguan keamanan dan ketertiban (orang) Sumber : Badan Kesbangpollinmas dan Satpol PP Kab Garut Tahun 2016 Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) % X 53 75,47% 1,7 2,2 2 91% 3 66,67% % ,53% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya suasana aman dan nyaman menunjukkan dari 3 indikator yang diukur, sebanyak 2 indikator (66,67%) yang belum dapat mencapai target namun pencapaiannya meningkat lebih baik dibanding tahun sebelumnya dan 1 indikator (33,33%) yang tidak mencapai target. Ketiga indikator yang diukur tersebut berada pada skala intensitas kinerja bernilai tinggi. Uraian hasil pengukuran sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 257

343 a. Rasio Jumlah Linmas Terlatih per penduduk Rasio jumlah linmas terlatih per penduduk pada tahun 2015 sebesar 40 orang per penduduk atau mencapai 80 % dari target sebesar 50 orang per penduduk. Apabila capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014 mengalami penurunan 14,89 %. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 53 orang per penduduk atau mencapai 75,47%. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kinerja adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Linmas Tahun 2014 adalah orang, sedangkan pada tahun 2015 menjadi orang, jika dibandingkan dengan tahun 2014 berkurang sebanyak orang, hal ini disebabkan karena : a. meninggal dunia karena faktor usia b. bekerja dan menetap di luar kota 2. Pembentukan anggota Linmas terkendala dengan minimnya anggaran yang tersedia. Alternatif solusi yang telah dilakukan adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan sumber daya dan sumber dana yang ada. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,82% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 81%. Upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya adalah diantaranya dengan mengisi kebutuhan formasi jabatan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja diantaranya melalui program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban, dengan bentuk kegiatan : a. Pembentukan satuan keamanan lingkungan; b. Gelar HUT Linmas; c. Sarana dan prasarana linmas. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 258

344 b. Rasio jumlah Satpol PP terlatih per penduduk Rasio jumlah Satpol PP terlatih per penduduk pada tahun 2015 sebesar 2 orang per penduduk atau mencapai 91 % dari target sebesar 2,2 orang per penduduk. Jumlah Anggota Satpol PP Tahun 2014 adalah 271 orang sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 445 orang, sehingga capaian kinerja Rasio jumlah Satpol PP tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014 mengalami peningkatan 17,65%. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 3 orang per penduduk baru mencapai 66,67 %. Faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target kinerja diantaranya disebabkan banyaknya pegawai yang promosi dan mutasi ke luar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Garut. Alternatif solusi yang telah dilakukan adalah dengan memanfaatkan seoptimal mungkin sumberdaya yang ada. Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,82% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 91%. Upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya adalah diantaranya dengan mengisi kebutuhan formasi jabatan. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja diantaranya melalui program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal, dengan bentuk kegiatan : a. Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja; b. Pengembangan Kemampuan Aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI/Polri dan Kejaksaan; c. Kerjasama koordinasi dan antisipasi keamanan lingkungan; d. pengembangan teknik fungsional aparatur Satpol PP. c. Jumlah Fasilitasi Kerjasama Penanganan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Pada tahun 2015, indikator jumlah fasilitasi kerjasama penanganan gangguan keamanan dan ketertiban mencapai orang dan apabila dibandingkan dengan target di tahun 2015 sebanyak orang tidak mencapai target Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 259

345 dengan tingkat capaian 78% dikarenakan menurunnya jumlah unjuk rasa yang terjadi dari sebanyak 107 kali unjuk rasa di tahun 2014 menjadi sebanyak 63 kali unjuk rasa di tahun Apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebanyak orang telah mencapai 15,53%. Tabel Jumlah Fasilitasi Kerjasama Penanganan Gangguan Keamanan Dan Ketertiban No Tim Instansi Yang Terlibat Jumlah 1. Tim Penganan Gangguan Keamanan dalam Negeri Tk. Kabupaten Garut - Pemda Garut - Polres Garut - Kodim 0611 Garut - Kejaksaan Negeri Garut - Binda Wilayah Garut 2. Komunitas Intelijen Daerah - Pemda Garut - Polres Garut - Kodim 0611 Garut - Kejaksaan Negeri Garut - Binda Wilayah Garut 3. Tim Koordinasi Penanganan Potensi Konflik - Pemda Garut - Polres Garut - Kodim 0611 Garut - Kejaksaan Negeri Garut 68 Orang ditambah unsur Pam Orang 54 Orang 4. Tim Pengawasan Orang Asing - Pemda Garut - Polres Garut - Kodim 0611 Garut - Imigrasi Priangan Timur - Bin Wilayah Garut 67 Orang Sumber : Badan Kesbangpol Kabupaten Garut, Tahun 2016 Tabel Jumlah Demonstrasi di Kabupaten Garut Tahun NO URAIAN Bidang Politik Ekonomi Kasus Pemogokan Kerja Hukum agama Jumlah Demonstrasi/ Unjuk Rasa Sumber : Badan Kesbangpol Kabupaten Garut, Tahun 2016 Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 260

346 Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya Keberhasilan Tim yang dibentuk dalam meredam aksi-aksi sehingga tidak menjadi gejolak, Tim tersebut diantaranya : 1. Tim Terpadu penanganan Gangguan keamanan dan Ketertiban Dalam Negeri Tk. Kabupaten Garut; 2. Komunitas Intelijen Daerah; 3. Tim Koordinasi penanganan Potensi Konflik. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, capaian indikator kinerja tahun ini mengalami penurunan sebanyak 41.12% yang disebabkan oleh : Menurunnya Jumlah Unjuk Rasa di Kabupaten Garut Tahun 2015 dibandingkan dengan Jumlah unjuk Rasa yang terjadi di tahun Untuk mendukung capaian kinerja telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 99,07% dari pagu sebesar Rp ,00. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam penggunaan anggaran belum optimal apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 78%. Upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya adalah diantaranya melakukan perencanaan yang terkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, dan menjalin komunikasi yang baik sehingga terciptanya harmonisasi dan kepercayaan antar instansi Pemerintah Daerah dan instansi Keamanan Vertikal. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja diantaranya melalui Program Pencegahan dan Penanggulangan Konflik, yang diimplemantasikan dalam bentuk kegiatan : a. Fasilitasi Pengamanan Unjuk Rasa dan Pengamanan Rutin b. Fasilitasi Pengamanan Hari-Hari Besar di Kabupaten Garut c. Koordinasi Penanganan Potensi Konflik d. Pemantauan dan Pengawasan Pelaku Kerawanan Stabilitas serta Pengawasan Aktivitas orang Asing e. Pembentukan TIM Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Tingkat Kabupaten Garut f. Pembentukan Keamanan di lingkungan Masyarakat/KOMINDA Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 261

347 Misi 4 Sasaran Strategis 6 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Kehidupan Berdemokrasi Sasaran strategis meningkatnya kuantitas dan kualitas kehidupan berdemokrasi ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang terkait dengan upaya meningkatkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Untuk mengukur sasaran ini, terdapat 1 indikator sasaran. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas kehidupan berdemokrasi disajikan pada tabel 3.69 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 4.6 Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi Prosentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu Sumber : Badan Kesbangpol Linmas Kab Garut Tahun 2016 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 73,99% - n/a n/a n/a 70% n/a Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, n/a = not available/ data tidak tersedia Analisis Kinerja Tahun 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian sasaran strategis meningkatnya kuantitas dan kualitas kehidupan berdemokrasi, diukur melalui indikator Prosentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu. Pada tahun 2015 dilakukan pengukuran kinerja karena target pada perjanjian kinerja tahun 2015 tidak ditetapkan disebabkan tidak adanya kegiatan pemilihan umum. Pada tahun 2014, capaian indikator Prosentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu Mencapai 73,99% dan apabila dibandingan dengan target akhir RPJMD sebesar 70% telah mencapai 105,70%. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya masyarakat kabupaten garut menyambut positif penyelenggaraan pemilu di Kabupaten Garut, Mesin Partai politik berjalan optimal, dan berperannya Ormas/LSM secara optimal dalam menggiring masyarakat melalui pendidikan politik. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 262

348 B. Pencapaian Kinerja Tujuan Pengukuran kinerja tujuan dilakukan berdasarkan RPJMD Kabupaten Garut Tahun terhadap 4 (empat) tujuan yang telah ditetapkan, dengan mengukur realisasi pencapaian kinerja indikator makro pembangunan tahun 2015 dibandingkan dengan target keberhasilan dari sebanyak 34 ukuran keberhasilan (indikator) yang merepresentasikan tercapai/terwujud atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian tujuan pembangunan Tahun 2015 secara keseluruhan disajikan pada gambar 3.13 dan gambar 3.14 sebagai berikut : Gambar Ringkasan Pencapaian Target Kinerja Tujuan Tahun 2015 Tidak Diukur; 7 indikator; 20,59% Tidak Mencapai Target; 2 indikator; 5,88% Tidak Mencapai Target Tapi Meningkat; 6 indikator; 17,65% Mencapai/ Melampaui Target; 19 indikator; 55,88% Sumber : Hasil Pengolahan Data Pada tahun 2015, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 4 tujuan dengan menggunakan 34 indikator makro pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun a. Dari sisi tingkat ketercapaian target kinerja indikator makro tujuan yang ditargetkan pada tahun 2015 dalam dokumen RPJMD Tahun , pengukuran kinerja menunjukkan hasil sebagai berikut : (1) Terdapat sebanyak 19 indikator (55,88%) mencapai atau melampaui target; (2) Terdapat sebanyak 6 indikator (17,65%) tidak mencapai target, tetapi meningkat dibandingkan dengan tahun lalu; (3) Terdapat sebanyak 2 Indikator (5,88%) tidak mencapai target; Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 263

349 (4) Terdapat sebanyak 7 indikator (20,59%) yang tidak dapat dilakukan pengukuran karena data realisasi belum tersedia dan adanya perubahan metode perhitungan realisasi yang berbeda dibanding metode perhitungan penetapan target, sehingga tidak dapat diperbandingkan antara realisasi dengan metode perhitungan baru terhadap target yang telah ditetapkan. b. Dari sisi gradasi nilai (skala intensitas) kinerja indikator makro tujuan yang ditargetkan pada tahun 2015 dalam dokumen RPJMD Tahun , pengukuran kinerja menunjukkan hasil sebagai berikut : (1) Terdapat sebanyak 26 indikator (76,47%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja, meliputi sebanyak 22 indikator (64,71%) berada dalam skala nilai Sangat Tinggi dan terdapat 4 indikator (11,76%) berada dalam skala nilai Tinggi; (2) Terdapat sebanyak 1 indikator (2,94%) yang menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal, berada dalam skala nilai Rendah; (3) Terdapat sebanyak 7 indikator (20,59%) tidak dilakukan pengukuran karena data realisasi belum tersedia dan adanya perubahan metode perhitungan realisasi yang berbeda dibanding metode perhitungan penetapan target, sehingga tidak dapat diperbandingkan antara realisasi dengan metode perhitungan baru terhadap target yang telah ditetapkan. Gambar Skala Intensitas Pencapaian Kinerja Tujuan Tahun 2015 Tidak Diukur; 7 indikator; 20,59% Tidak Diukur; 7 indikator; 20,59% Realisasi kinerja belum memenuhi/ masih dibawah persyaratan minimal ; 1 indikator; 2,94% Realisasi kinerja memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal; 26 indikator; 76,47% Rendah; 1 indikator; 2,94% Tinggi; 4 indikator; 11,76% Sangat Tinggi; 22 indikator; 64,71% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 264

350 Penjelasan pencapaian indikator makro tujuan pembangunan Kabupaten Garut Tahun 2015 disajikan sebagai berikut : Tujuan 1 Misi 1 Meningkatkan Kehidupan Masyarakat yang Cerdas, Sehat, Bermartabat, Memiliki Etika serta Menjunjung Nilai-nilai Agama Tujuan meningkatkan kehidupan masyarakat yang cerdas, sehat, bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun yang diukur melalui 9 ukuran keberhasilan (indikator) makro yang merepresentasikan tercapai/terwujud atau tidaknya tujuan meningkatkan kehidupan masyarakat yang cerdas, sehat, bermartabat, memiliki etika serta menjunjung nilai-nilai agama berdasarkan penetapan target RPJMD Tahun yang harus dicapai pada tahun Hasil pengukuran capaian indikator kinerja makro pembangunan untuk tujuan pertama tersebut disajikan pada tabel 3.70 berikut dibawah ini : Indikator Kinerja 1 Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) 2 Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Harapan Hidup (tahun) - Metode Baru 3 Angka Kematian Bayi (Per Kelahiran Hidup) 4 Angka Kematian Ibu (Per kelahiran hidup) Realisasi 2014 Tabel Pengukuran Kinerja Tujuan 1 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Status Capaian Target Akhir RPJMD ,34 75,02 Capaian Target Akhir 2019 (%) 62,23 62,76 86% 83,66% 66,97 67,23 68,37 70,49 70,53 105% 103,16% N/A 47,74 n/a n/a n/a 44,94 n/a N/A 169,94 n/a n/a n/a 143,14 n/a 5 Angka Melek Huruf (%) 99,04 99,21 99,44 100,23% 99,53 99,91% 6 Rata-Rata Lama sekolah (tahun) Rata-Rata Lama sekolah (tahun) - Metode Baru 7,43 7,91 8,7 6,83 6,87 87% 78,97% 7 Jumlah Penduduk % ,66% Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 265

351 Indikator Kinerja 8 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Usia 15 Th + (%) Realisasi 2014 Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 (%) Pemerintah Kabupaten Garut Status Capaian Target Akhir RPJMD 2019 Capaian Target Akhir 2019 (%) 0,95 1,54 0,89 142% 1,41 136,73% 7,71 4,69 6,50 61% 4,25 47,06% Ket: = mencapai/ melampaui target, = tidak mencapai target, tetapi meningkat dari tahun lalu, X = tidak mencapai target, N/A= data tidak tersedia. Sumber: BPS Kab. Garut Penjelasan pencapaian masing-masing indikator makro tujuan pembangunan Kabupaten Garut Tahun 2015 disajikan sebagai berikut : 1. Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM merupakan salah satu indikator yang menjadi Target Kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Garut Tahun , untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia, dengan target pada akhir periode RPJMD sebesar 75,02 poin. Dalam perkembangannya, selama periode terjadi lima kali perubahan metodologi perhitungan IPM, dengan alasan beberapa indikator dianggap sudah tidak tepat untuk digunakan. Pada tahun 2014, Indonesia secara resmi melakukan penghitungan IPM dengan metode baru. Pada indikator angka harapan hidup saat lahir tidak mengalami perubahan pada metode baru, akan tetapi, sumber data yang digunakan dalam penghitungan indikator ini telah diperbarui dengan menggunakan hasil Sensus Penduduk tahun Indikator angka melek huruf diganti dengan indikator baru yang disebut harapan lama sekolah. Indikator rata-rata lama sekolah tetap dipertahankan, namun cakupan penghitungan yang digunakan pada metode baru adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas sesuai dengan rekomendasi UNDP, berbeda dengan cakupan penghitungan denga metode lama yang menggunakan penduduk berusia 15 tahun ke atas. Indikator pengeluaran per kapita juga tetap dipertahankan keberadaannya, namun terapat perubahan pada jumlah komoditas penghitungan paritas daya beli yang digunakan, pada metode baru terdapat 96 komoditas yang digunakan, lebih banyak dibanding metode lama sebanyak 27 komoditas. Dari sisi pengitungan agregasi indeks komposit IPM, terjadi perubahan Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 266

352 dari sebelumnya pada metode lama menggunakan rata-rata aritmatik, namun pada metode baru menggunakan rata-rata geometrik. Hasil perhitungan IPM Kabupaten Garut tahun 2015 berdasarkan benchmark data dari Badan Pusat Statistik, menunjukkan bahwa pencapaian IPM Kabupaten Garut dengan metode perhitungan baru diproyeksikan mengalami peningkatan 0,53 poin atau 0,84% dari 62,23 pada tahun 2014 menjadi 62,76 poin pada tahun 2015 (angka sangat sementara) dan temasuk ke dalam kategori sedang. Apabila dibandingkan dengan target IPM tahun 2015 sebesar 73,34 poin, maka mencapai 86% dan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 75,02 poin maka telah mencapai 83,66%. Apabila dibandingkan dengan pencapaian IPM Jawa Barat dan Nasional, maka IPM Kabupaten Garut dengan metode baru pada Tahun 2014 masih terpaut 6,57 poin dari IPM Jawa Barat sebesar 68,80 poin dan terpaut sebesar 6,67 poin dari IPM Nasional sebesar 68,90 poin, dan secara peringkat berada pada peringkat ke-26 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Namun demikian, IPM Garut pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan pembangunan manusia yang sangat tinggi, dengan pertumbuhan IPM yang menempati posisi ke-2 di Jawa Barat setelah Kabupaten Indramayu, yakni dengan pertumbuhan indeks sebesar 0,92 persen. 2. Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup saat Lahir didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan. Dari sisi dimensi kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Garut dengan metode perhitungan baru pada tahun 2015 diproyeksikan meningkat 0,04 tahun atau 0,06% dari sebesar 70,49 tahun pada tahun 2014 menjadi 70,53 tahun pada tahun 2015, dan telah mencapai 106% apabila dibandingkan dengan target AHH pada tahun 2015 sebesar 67,23 tahun. Sementara dibanding target akhir RPMD sebesar 68,37 tahun telah mencapai 103,16%. Pada tahun 2014, Dimensi umur panjang dan hidup sehat yang diwakili oleh indikator angka harapan hidup saat lahir menunjukkan capaian yang relatif baik, atau Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 267

353 menempati posisi 17 dari 27 kabupaten/kota. Rata-rata bayi yang baru lahir dapat bertahan hidup hingga usia 70,49 tahun, yang diukur dari indikator angka harapan hidup saat lahir (AHH). Menurut konsep hidup sehat H.L.Blum, terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat sebagai faktor determinan timbulnya masalah kesehatan yang terdiri dari faktor lingkungan sebesar 45% (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor perilaku kesehatan/gaya hidup sebesar 30% (life style), faktor pelayanan kesehatan sebesar 20% (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor keturunan sebesar 5% (genetik). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Langkah-langkah yang perlu dilakukan di bidang kesehatan diantaranya : Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan strategis dalam penanganan kesehatan ibu dan anak terutama di daerah tertinggal; Meningkatkan jumlah puskesmas mampu PONED dan peningkatan PONEK pada rumah sakit dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak; Pelayanan ibu hamil pemeriksaan dan pertolongan persalinan Pemberdayaan kader Posyandu Bantuan pemberian tambahan makanan dan vitamin pada ibu hamil dan balita Meningkatkan pengembangan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP). 3. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi merupakan jumlah kematian bayi (anak di bawah umur satu tahun) per seribu kelahiran hidup pada tahun tertentu. Sampai dengan tahun 2012 (data tahun 2015 tidak tersedia), AKB di Kabupaten Garut masih relatif tinggi, yakni sebesar 49,95 (angka proyeksi); ini berarti masih ada sekitar 50 kematian bayi di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Kendati demikian tampak ada kecenderungan terus menurun selama kurun Penurunan yang relatif tinggi terjadi antara tahun 2004 sampai 2012 yaitu dengan penurunan rata-rata sebesar 1,37 poin per tahun, sedangkan tahun-tahun lainnya menurun dengan level yang hampir sama dan relatif rendah. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja penurunan Angka Kematian Bayi Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan : Kegiatan Peningkatan Kemampuan petugas Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 268

354 Kegiatan Peningkatan Pelayanan pertolongan persalinan Kegiatan Peningkatan kapasitas kader dalam penurunan AKB Pemerintah Kabupaten Garut Gambar Perkembangan AKB Kabupaten Garut Tahun AKB ,02 AKB , ,02 55,94 56, ,83 55, , ,79 53, , ,77 52,42 51, ,42 50,87 50,62 49, , , , , AKB 4. Angka Kematian Ibu Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) yang ditargetkan pada tahun 2015 mencapai sebesar 169 kematian per , tidak dilakukan pengukuran dikarenakan data realisasinya belum tersedia. Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja penurunan Angka Kematian Bayi Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan : Kegiatan Peningkatan Kemampuan petugas Kegiatan Peningkatan Pelayanan pertolongan persalinan Kegiatan Peningkatan kapasitas kader dalam penurunan AKI 5. Angka Melek Huruf Angka Melek Hurup (AMH) merupakan persentase penduduk yang berumur sepuluh tahun keatas yang dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat yang sederhana baik huruf latin atau huruf lainnya. Pada tahun 2015, AMH mencapai sebesar 99,44%, atau mencapai 100,23% terhadap target tahun 2015 sebesar 99,21%. Apabila dibandingkan tahun 2014, AMH meningkat 0,4%, sedangkan pencapaian terhadap target akhir RPJMD sebesar 99,53% sudah mencapai 99,91%. Laporan Kinerja Tahun 2015 Halaman III - 269

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I : PERATURAN NOMOR TANGGAL : : 18 Tahun 2013 31 Desember 2013 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2014 Rekening Hal 1 dari 2 1 2 3 4. PENDAPATAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 93 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR)

Lebih terperinci

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008. Luas Panen (Ha)

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008. Luas Panen (Ha) Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.087 3.359 19.790 58.92 011. Caringin 1.308 1.110 6.524 58.77 020. Talegong

Lebih terperinci

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007 TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI Kecamatan Tambah Tanam (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.861 2.568 14.265 55,55 011. Caringin 1.611 1.383 7.673 55,48 020. Talegong

Lebih terperinci

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha) Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2009 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.151 2.877 17.955 62,41 011. Caringin 1.562 1.503 9.345 62,18 020. Talegong

Lebih terperinci

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki Tabel 4.1.02 : Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Sekolah Guru Murid laki-laki Murid Perempuan Total Murid (1) (2) (3) (4) (5) (6) 010. Cisewu 6 81 9 97 106 011.

Lebih terperinci

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006 TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 2.925 3.669 19.642 53,54 011. Caringin 795

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2004 Kecamatan Sekolah Jml Rombel Guru R. Kelas Murid Lulusan Mengulang Putus Sekolah Cisewu 27 168 154 167 3.647 598 35 - Caringin 20 145 91 107 3.844 556 24 11 Talegong 23

Lebih terperinci

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005)

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005) TABEL 3.19. PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH Laki-laki pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekolsekolah 010. Cisewu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009

Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009 Tabel 4.2.19 : Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009 PLKB DOKTER BIDAN JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3-3 6 011. Caringin 3-2 5 020. Talegong 3-3

Lebih terperinci

Geografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA

Geografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Fisik Daerah Geografi Kabupaten Garut secara geografis terletak di antara 6 0 56 49-7 0 45 00 Lintang Selatan dan 107 o 25 8-1088 o 7 30 Bujur Timur dengan batas wilayah

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 33 629 12,676 2,424-011. Caringin - 701 632 6,921

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab, Garut, 2010 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambin g (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 500 452-15.559 2.291 011.

Lebih terperinci

: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012

: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012 4.1.01 : Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012 Ijasah/STTB yang Dimiliki Laki-laki Male Perempuan Female Jumlah Total (1) (2) (3) (4) Tdk punya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009 Tabel 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambi ng (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 60 549-11.099 2.415 011. Caringin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.244, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Otonomi. Pemilihan. Kepala Daerah. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pasal 18 ayat (7) Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN WONOSOBO

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN WONOSOBO BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN WONOSOBO 1. Kondisi Geografi Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7. 11 dan 7. 36 Lintang Selatan (LS), 109. 43 dan 110. 04 Bujur Timur (BT).

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011 BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 446 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN NAMA-NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pasal 18 ayat (7) Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pasal 18 ayat (7) Undang-Undang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RKPD KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH RKPD RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 205 Peningkatan Infrastruktur Dasar, Kinerja Aparatur Dan Tata Kelola Pemerintahan Dalam Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Pemerintahan Yang Bermartabat.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH, STAF AHLI DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA DENGAN

Lebih terperinci

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012.

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012. 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012 Kecamatan District Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3)

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi PEMERINTAHAN DAERAH Harsanto Nursadi Beberapa Ketentuan Umum Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2079, 2016 KEMENDAGRI. Perangkat Daerah. Prov-DKI Jakarta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2 Penyampaian LKPJ Walikota Bandung Tahun 2012, merupakan wujud akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci