Geografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Geografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA"

Transkripsi

1 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Fisik Daerah Geografi Kabupaten Garut secara geografis terletak di antara Lintang Selatan dan 107 o o 7 30 Bujur Timur dengan batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Sumedang, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Cianjur. Jumlah kecamatan di Kabupaten Garut adalah sebanyak 42 kecamatan, 21 kelurahan dan 403 desa dengan luas wilayah Ha (Gambar 3). Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Garut dibagi ke dalam 3 (tiga) wilayah yaitu Wilayah Utara, Wilayah Tengah dan Wilayah Selatan (Gambar 4). Pembagian wilayah ini dimaksudkan agar terjadi spesialisi wilayah sesuai dengan potensi masing-masing (Pemda, 2006). Kab. SUMEDANG Kab. BANDUNG Kab. CIANJUR Kab. TASIKMALAYA SAMUDERA INDONESIA Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Garut.

2 Luas wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Garut disajikan pada Tabel 3. Tabel 4 Nama Kecamatan, Luas dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Garut No Nama Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Desa/ Kel 1 Cisewu desa 2 Caringin desa 3 Talegong desa 4 Mekarmukti desa 5 Bungbulang desa 6 Pamulihan desa 7 Pekenjeng desa 8 Cikelet desa 9 Pameungpeuk desa 10 Cibalong desa 11 Cisompet desa 12 Peundeuy desa 13 Singajaya desa 14 Cihurip desa 15 Banjarwangi desa 16 Cikajang desa 17 Cilawu desa 18 Bayongbong desa 19 Cigedug desa 20 Cisurupan desa 21 Sukaresmi desa 22 Samarang desa 23 Pasirwangi desa 24 Tarogong Kidul desa 5 Kelurahan 25 Tarogong Kaler desa 1 Kelurahan 26 Garut Kota Kelurahan 27 Karangpawitan desa 4 Kelurahan 28 Wanaraja desa 29 Pangatikan desa 30 Sucinaraja desa 31 Sukawening desa 32 Karangtengah desa 33 Banyuresmi desa 34 Leles desa 35 Leuwigoong desa 36 Cibatu desa 37 Kersamanah desa 38 Cibiuk desa 39 Kadungora desa 40 Bl Limbangan desa 41 Selaawi desa 42 Malangbong desa Total desa/ kelurahan Sumber : RPJM Kabupaten Garut Tahun 2006

3 Kab. SUMEDANG Kab. BANDUNG Kab. CIANJUR Kab. TASIKMALAYA SAMUDERAA INDONESIA Gambar 4. Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Garut Topografi Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang terletak di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di Kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk, wilayah yang terletak pada ketinggian m dpl terdapat di Kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang, wilayah yang berada padaa ketinggiann mdpl terdapat di Kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang beradaa pada ketinggian m dpl terdapat di Kecamatan Cikajang, Pakenjeng-Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu (Gambar 5). Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, diantaranya sebesar 71,42% atau Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% mencapai Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai Ha atau 20,55% wilayah

4 dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal Ha atau sekitar 2.46% (Gambar 6). Kab. SUMEDANG Kab. BANDUNG Kab. CIANJUR SAMUDERA INDONESIA Gambar 5. Peta Kelas Ketinggian Kabupaten Garut. Kab. SUMEDANG Kab. BANDUNG Kab. CIANJUR Kab. TASIKMALAYA Kab. TASIKMALAYA SAMUDERA INDONESIA Gambar 6. Peta Kelas Kemiringan Lereng Kabupaten Garut

5 Tanah dan Sumberdaya Lahan Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Garut dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) kelompok besar yaitu Alluvial, Podsolik, Andosol, Latosol, Mediteran dan Regosol (Gambar 7). Jenis tanah sangat penting untuk diidentifikasi terutama terkait dengan kegiatan budidaya yang akan dilakukan. Penyebaran jenis tanah di wilayah Kabupaten Garut adalah sebagai berikut: Tanah Andosol banyak terdapat di wilayah bagian utara dan sebagian selatan dengan tekstur halus sebagai hasil endapan. Tanah ini cocok untuk kegiatan budidaya pertanian sawah (lahan basah). Tanah Podsolik dan regosol banyak terdapat pada bagian selatan wilayah Kabupaten Garut. Tanah regosol umumnya berwarna abu kekuningkuningan, sifatnya asam, gembur serta peka terhadap erosi. Tanah ini cocok digunakan untuk tanaman padi, tembakau, dan sayur-sayuran. Tanah Latosol banyak terdapat di sisi barat sebagai hasil endapan dari wilayah yang lebih tinggi. Tanah ini cocok untuk kopi, coklat, padi, sayuran dan buah-buahan. Tanah Andosol berwarna hitam karena berasal dari abu vulkanik, banyak terdapat di daerah utara. Tanah Mediteran berasal dari bahan induk batuan vulkanik muda, berada di sebagian kecil wilayah Selatan. Kedalaman Efektif Tanah Kemampuan tanah berdasarkan kedalaman efektif tanah merupakan kondisi dimana tanaman dapat tumbuh karena perakaran tanaman dapat menembusnya secara vertikal. Kedalaman tanah yang kurang dari 30 cm akan menyulitkan bagi perakaran tanaman, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh secara baik. Kedalaman efektif tanah dipengaruhi oleh tingkat erosi yang tinggi yang mengakibatkan lapisan atas (top soil) terkikis air ke tempat yang lebih rendah. Kedalaman efektif tanah di Wilayah Kabupaten Garut dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)

6 kelompok yaitu kedalaman kurang dari 30 cm, cm, cm dan lebih dari 90 cm. Pada umumnya Kabupaten Garut memiliki kedalaman efektif tanah yang baik yaitu berkisarr antara cm. Tekstur Tanah Tekstur tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu tekstur sedang, halus dan kasar. Tanah dengan tekstur halus mempunyai porositas yang rendah sehingga sulit untuk meresapkan air, sedangkan tanah dengan tekstur kasar cenderung memiliki porositas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah meresapkan air, dimanaa wilayah Kabupaten Garut didominasi oleh tekstur tanah sedang dengan luas areal Ha. Selain itu, kemampuan tanah tergantung pula pada drainase tanah yaitu kemampuan permukaan tanah untuk meresapkan air secara alami. Drainase tanah dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: drainase baik atau tidak pernah tergenang, drainase tergenang secara periodik dan drainase tergenang terus menerus. Kondisi drainase tanah wilayah Kabupaten Garut relatif baik karenaa sebagian besar tidak tergenang. Kab. SUMEDANG Kab. BANDUNG Kab. CIANJUR Kab. TASIKMALAYA SAMUDERA INDONESIA Gambar 7. Peta Jenis Tanah Kabupaten Garut.

7 Iklim dan Curah Hujan Iklim di wilayah Kabupaten Garut termasuk ke dalam iklim tropis yang terdiri dari dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau jatuh pada bulan Juni sampai dengan Oktober dan musim penghujan bulan Nopember hingga Mei. Sedangkann untuk keadaan curah hujan di Kabupaten Garut tergolong pada daerah yang basah dimana sebagian besar daerah merupakan daerah pegunungann yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan tahunan Kabupaten Garut di beberapa wilayah di atas mm/ thn (Gambar 8). Secaraa umum Kabupaten Garut beriklim tropis dengan suhu rata-rata dan topografi dengan rata-rata curah hujan mm/tahun. Keadaan hidrologi umumnya cukup baik, hal ini didukung dengan banyaknya aliran sungai yang mengalir ke Utara sebanyak 34 buah dan ke Selatan 19 buah. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Garut memiliki kondisi hidrologi yang baik yang dapat mendukung kegiatan produksi pertanian dan kegiatan-keg giatan lainnya. 24 o C - 27 o C. Pola curah hujan dipengaruhii oleh ketinggian tempatt Kab. SUMEDANG Kab. BANDUNG Kab. CIANJUR Kab. TASIKMALAYA SAMUDERA INDONESIA Gambar 8. Peta Curah Hujan Kabupaten Garut.

8 Penataan Ruang dan Penggunaan lahan Penataan Ruang Penataan ruang wilayah Kabupaten Garut merupakan bagian dari struktur penataan ruang wilayah Kabupaten yang dilakukan secara terpadu dan tidak terpisah dari rangkaian penataan ruang wilayah Propinsi dan penataan ruang wilayah Nasional. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Garut termasuk ke dalam Kawasan Andalan Priangan Timur bersama dengan empat kabupaten/kota lainnya. Kebijakan ini turut mempengaruhi kondisi penataan ruang Kabupaten Garut yang lebih diarahkan pada fungsinya sebagai kawasan penunjang pusat pertumbuhan. Selain itu, kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat yang menempatkan 85% dari luas wilayah Kabupaten Garut sebagai kawasan lindung turut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan ruangnya. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun (Perda No 4 Tahun 2002), ditetapkan 43,04% merupakan kawasan lindung dan 56,96% merupakan kawasan budidaya (Tabel 5 dan 6). Penetapan kawasan lindung di Kabupaten Garut pada dasarnya dijadikan titik tolak dalam pengembangan tata ruang wilayah yang berdasarkan pada prinsip pembangunan berkelanjutan. Setelah kawasan lindung ditetapkan sebagai limitasi pengembangan wilayah, barulah kemudian direkomendasikan arahan kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kebutuhan ruang baik kegiatan budidaya pertanian maupun budidaya non-pertanian. Tabel 5 Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung Kabupaten Garut Tahun 2011 No Jenis Pemanfaatan 1. Kawasan Perlindungan Kawasan Bawahannya Luas (Ha) Luas (%) Lokasi (Kecamatan) ,98 13,22 Kadungora, Tarogong, Limbangan, Cibatu, Wanaraja, Karangpawitan, Malangbong, Bayongbong, Cisurupan, Sukaresmi, Cilawu, Cikajang, Banjarwangi, Bungbulang, Caringin, Cisewu, Cisompet, Pameungpeuk, Cikelet.

9 No Jenis Luas Luas (Ha) Pemanfaatan (%) Lokasi (Kecamatan) 2. Hutan Produksi ,00 16,57 Kadungora, Tarogong, Berfungsi Lindung Limbangan, Cibatu, Wanaraja, Karangpawitan, Malangbong, Bayongbong, Cisurupan, Cilawu, Cikajang, Banjarwangi, Bungbulang, Caringin, Cisewu, Cisompet, Pameungpeuk, Cikelet, Cihurip. 3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam - Hutan Suaka ,29 8,57 Balubur Limbangan, Leles, Alam Tarogong, Banyuresmi, Samarang, Cisurupan, Cikajang, Pamulihan, Wanaraja, Cibalong. - Kawasan Cagar 36,0 0,01 Leles, Cikelet, Bayongbong, Budaya dan Karangpawitan, Wanaraja. Ilmu Pengetahuan - Pantai Berhutan Bakau indikatif tentatif Cibalong, Pameungpeuk, Caringin - Pantai indikatif tentatif Caringin, Bungbulang dan Berterumbu Karang Mekarmukti 4. Kawasan Rawan 1.791,6 0,58 Talegong, Cisewu, Bencana Pamulihan,Cikajang, Cilawu, Banjarwangi. 5. Kawasan Perlindungan Setempat - Sempadan Sungai ,20 3,32 Seluruh sungai yang terdapat di Kabupaten Garut - Sempadan 2.197,8 0,72 Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Pantai Pakenjeng, Bungbulang, Cisewu. - Kawasan Sekitar 165,6 0,05 Banyuresmi, Leles, dan Danau Danau - Sempadan Mata Air alam lainnya. 15,0 0,01 Cikajang, Cisurupan, Cilawu, Bayongbong, Banyuresmi, Leles, Cibatu. JUMLAH ,47 43,04 Sumber : RTRW Kabupaten Garut 2001 Pemanfaatan ruang untuk pengembangan Kawasan Budidaya di Kabupaten Garut secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kawasan budidaya pertanian dan budidaya non-pertanian. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kabupaten Garut Tahun 2001, maka ditetapkan pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya sebagaimana disajikan pada Tabel 6.

10 Tabel 6 Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Garut Tahun 2011 No Jenis Luas Luas (Ha) Pemanfaatan (%) Lokasi (Kecamatan) I. Kawasan Budidaya Pertanian 1. Kawasan ,60 18,22 Tersebar di seluruh Kecamatan Pertanian Lahan yang ada Basah 2. Kawasan ,48 16,74 Seluruh bagian-bagian wilayah Pertanian Lahan kecamatan kecuali Leuwigoong, Kering Banyuresmi 3. Kawasan ,65 8,75 Bayongbong, Cilawu, Cikajang, Perkebunan Pamulihan, Pakenjeng, Banjarwangi, Cisompet, Cibalong, Pameungpeuk, Talegong, Cikelet. 4. Kawasan Hutan ,65 10,04 Kadungora, Tarogong, Limbangan, Produksi Cibatu, Wanaraja, Karangpawitan, Malangbong, Bayongbong, Cisurupan, Cilawu, Cikajang, Banjarwangi, Bungbulang, Caringin, Cisewu, Cisompet, Pameungpeuk, Cikelet, Cihurip 5. Kawasan 1.000,00 0,33 Caringin, Cibalong, Cikelet, Perikanan Bungbulang, Pameungpeuk Tambak 6. Kawasan Peternakan 1.00,00 0,03 Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Bungbulang, Caringin, Cisewu, Talegong, Pameungpeuk, Cibalong, Cikelet, Cisompet, Peundeuy, Singajaya, Banjarwangi, Cihurip II. Kawasan Budidaya Non-Pertanian 1. Kawasan Industri 100,00 0,03 Kota Malangbong, Cikajang (Agroindustri) 2. Kawasan Pariwisata - Pantai 1.371,80 0,45 Caringin, Bungbulang, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong - Non Pantai 933,00 0,30 Tarogong, Cilawu, Banyuresmi, Leles, Karangpawitan, Wanaraja, Samarang, Cisurupan, Bayongbong, Cibalong, Cisompet, Cikelet, Cikajang 3. Kawasan Lainnya 6.326,00 2,06 Tersebar di seluruh kecamatan (pemukiman, sarana/prasaran, dll) JUMLAH ,53 56,96 Sumber : RTRW Kabupaten Garut 2001

11 Penggunaan Lahan Sebagai daerah agraris, penggunaan lahan di Kabupaten Garut masih didominasi oleh kegiatan pertanian baik pertanian lahan basah maupun kering, kegiatan perkebunan dan kehutanan. Penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Garut, secara garis besar dapat dikelompokkan (Tabel 7) : Kawasan hutan sebesar 31,58%, yang terdiri diri atas hutan lindung dan hutan produksi, Kebun dan kebun campuran sebesar 18,38%, yang terdiri dari perkebunan rakyat, Perkebunan besar dengan luasan mencapai sekitar 8,80% dari total luas wilayah Kabupaten Garut, Persawahan mencapai sekitar 16,14%, dan sisanya merupakan lahan permukiman dan lain-lain. Tabel 7 Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Kabupaten Garut No Uraian Luas (Ha) Proporsi (%) 1. Lahan Sawah ,14 Irigasi ,41 Tadah Hujan ,74 2. Lahan Darat ,25 Hutan ,58 Kebun Dan Kebun Campuran ,38 Tanah Kering Semusim/Tegalan ,08 Perkebunan ,80 Pemukiman/ Perkampungan ,02 Padang Semak ,29 Pertambangan 200 0,07 Tanah Rusak Tandus 66 0,02 Industri 34 0,01 3. Perairan Darat ,66 Kolam ,60 Situ/Danau 157 0,05 Lainnya 55 0,02 4. Penggunaan Tanah Lainnya ,95 Jumlah ,00 Sumber : Bappeda Kabupaten Garut, 2005

12 Sarana dan Prasarana Daerah Sarana dan Prasarana Transportasi Sarana dan prasarana transportasi bersama-sama dengan aspek penataan ruang diarahkan pada upaya untuk menunjang aspek-aspek pembangunan di Kabupaten Garut. Masih kurangnya sarana dan prasarana transportasi daerah terutama sarana transportasi baik dari segi kuantitas maupun kualitas, merupakan salah satu faktor diklasifikasikannya Kabupaten Garut sebagai daerah tertinggal bersama 190 Kabupaten lain di Indonesia. Masih terbatasnya sarana transportasi, terutama jalan mengakibatkan rendahnya aksesibilitas antar wilayah dan banyaknya wilayah yang terisolir, sehingga menjadikannya sebagai wilayah terbelakang. Prasarana jalan merupakan faktor pendukung dan penunjang kelancaran dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi suatu wilayah atau daerah yang menghubungkan daerah yang satu dengan yang lainnya. Sekalipun begitu, jalan harus mampu berperan mampu mendorong pengembangan semua satuan wilayah pengembangan, dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang semakin merata. Saat ini panjang total jalan mencapai 4.750,59 km, yang terdiri dari 30,08 km jalan nasional, 282,68 km jalan propinsi, 828,76 km jalan kabupaten, dan km jalan desa. Jaringan jalan arteri primer (jalan negara) adalah jaringan Jalan Nagreg Tasikmalaya yang melewati Limbangan dan Malangbong, sedangkan jaringan jalan sepanjang Pantai Selatan yang melewati Pameungpeuk merupakan jalan kolektor primer (jalan propinsi). Kondisi jalan kabupaten dapat diperinci sebagai berikut : 133,49 km dalam keadaan mantap dengan jenis permukaan aspal; 333,76 km dalam keadaan sedang dengan jenis permukaan aspal 330,56 km dan batu 3,20 km; 325,41 km dalam keadaan rusak terdiri atas jenis permukaan aspal 148,06 km, batu 173,45 km dan tanah 3,90 km; dan 36,10 km dalam kedaan rusak berat terdiri atas jenis permukaan aspal 14,70 km, batu 17,30 km dan tanah 4,10 km (tabel 8) Tabel 8 Ketersediaan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Garut Uraian Negara Propinsi Kabupaten Jumlah Jenis Permukaan Hotmix 30,08 178,48 80,24 288,80

13 Uraian Negara Propinsi Kabupaten Jumlah Aspal/Penetrasi 0,00 104,20 626,81 731,01 Kerikil (batu) 0,00 0,00 113,71 113,71 Tanah 0,00 0,00 8,00 8,00 Jumlah 30,08 282,68 828, ,52 Kondisi Jalan Mantap 30,08 173,73 133,49 337,30 Sedang 0,00 99,70 333,76 433,46 Rusak 0,00 1,00 325,41 326,41 Rusak Berat 0,00 0,00 36,10 36,10 Jumlah 30,08 282,68 828, ,52 Kelas Jalan Kelas.I 0,00 0,00 0,00 0,00 Kelas.II 30,08 0,00 0,00 30,08 Kelas.III 0,00 64,81 0,00 64,81 Kelas.III A 0,00 0,00 0,00 0,00 Kelas.III B 0,00 217,87 619,14 837,01 Kelas.III C 0,00 0,00 209,62 209,62 Jumlah 30,08 282,68 828, ,52 Sumber : Bappeda Kabupaten Garut, Perumahan dan Pemukiman Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah terpenuhinya kepemilikan rumah. Oleh karena itu pemerintah wajib mengusahakan pembangunan perumahan dan pemukiman yang terjangkau oleh masyarakat. Masalah perumahan perlu penanganan yang serius karena tidak hanya menyangkut pembangunan rumah saja, tapi juga sarana dan prasarana penunjangnya, sehingga perumahan dan pemukiman tersebut tertata rapi, sehat dan ramah lingkungan. Dalam kaitan ini Kabupaten Garut berupaya membangun perumahan dan pemukiman yang layak, lingkungan yang tertata, sehat, aman dan serasi, yang dilengkapi dengan fasilitas sosial, fasilitas umum, dan fasilitas ekonomi. Selain itu diupayakan bantuan pemugaran rumah-rumah penduduk kota dan desa yang sudah tidak layak huni sehingga mengancam keselamatan penghuninya dan mengganggu keindahan lingkungan.

14 Pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Garut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum memiliki rumah direalisasikan dengan membangun Rumah Sederhana dan Rumah Siap Huni yang dilaksanakan oleh pengembang. Di samping itu pembangunan perumahan oleh masyarakat terus berlanjut, hal ini dapat dilihat dari permohonan masyarakat untuk memperoleh IMB rumah yang terus meningkat setiap tahunnya. Indikasi permasalahan yang muncul, dalam pembangunan bidang perumahan dan permukiman, adalah sebagai berikut : 1. Belum seimbangnya pembangunan perkotaan dan perdesaan, sehingga sulit mengendalikan migrasi penduduk dari desa ke kota 2. Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman yang dilaksanakan oleh masyarakat sangat dominan, mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak terencana. 3 Rendahnya kemampuaan finansial pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pembangunan perumahan dan permukiman. Kependudukan Sosial dan Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Garut, berdasarkan perhitungan BPS pada akhir tahun 2007 tercatat sebanyak Dengan demikian maka tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2007 adalah sebesar 753 orang per km 2. Sementara itu, bila dibandingkan dengan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, jumlah penduduk adalah sebanyak jiwa, sehingga tingkat kepadatan penduduknya adalah 669 orang per km 2. Dengan demikian, selama kurun waktu tujuh tahun telah terjadi peningkatan kepadatan penduduk sebanyak 84 orang per km 2 atau sekitar 12,55 % (Tabel 9). Tabel 9 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Garut Tahun No Tahun Jumlah (jiwa) Pertumbuhan (%) , , , , , , ,53 Sumber : BPS Kabupaten Garut, 2008

15 Tingkat kesejahteraan masyarakat yang dicerminkan oleh jumlah penduduk miskin menurut hasil pendataan yang telah diolah dengan mengkaitkan pada metode Garis Kemiskinan hasil SUSENAS. Pada Tahun 2005 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan 0,66 persen, yakni sekitar 2 ribu jiwa dibandingkan tahun 2004, atau menjadi sebesar 336,1 ribu jiwa. Namun demikian, kenaikan BBM dengan rata-rata sebesar 125 persen pada Oktober 2005 telah memicu kenaikan harga-harga (inflasi) di Kabupaten Garut, yang tercatat sampai dengan level 17 persen lebih di sepanjang tahun Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan kembali jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut pada Tahun 2006 sebanyak jiwa. Pada Tahun 2007 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut kembali mengalami penurunan menjadi jiwa. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut periode Tahun disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Garut Tahun No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) % Ket ,23 SUSENAS , , , , ,51 Sumber : BPS Kabupaten Garut, 2008 Ketenagakerjaan Dengan jumlah pendudukyang besar, jelas merupakan suatu tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendidikan, kesehatan dan aspek-aspek lainnya. Hal ini terlihat dari jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2007 di Dinas Tenaga Kerja sebanyak orang dengan jumlah pencari kerja terbanyak berasal dari golongan pendidikan SLTA ( orang). Sementara, Pencari kerja yang bisa ditempatkan hanya orang. Sehingga masih banyak pencari kerja yang belum mendapatkan pekerjaan apalagi ditambah dengan pencari kerja tahun-tahun sebelumnya.

16 Disamping itu ketenagakerjaan di perkotaan juga berhubungan dengan urbanisasi, migrasi dan struktur pekerjaan, yang dianggap berkaitan erat dengan kemiskinan di pedesaan. Penerapan teknologi padat modal di sektor usaha/industri di perkotaan mengakibatkan terjadinya urban bias (kecenderungan mengutamakan perkotaan), sehingga terdapat kecenderungan mengabaikan daerah pedesaan. Terjadinya angka pengangguran tinggi terutama dialami usia muda yang baru menyelesaikan pendidikan lanjutan, terdapat pula dikalangan masyarakat aspirasi akan pekerjaan kantor yang lebih menjanjikan menyebabkan lambannya pertambahan lapangan pekerjaan baru. Perekonomian Daerah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan karena adanya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besarnya PDRB yang mampu dihasilkan sangat tergantung pada faktor tersebut, sehingga dengan beragamnya keterbatasan dua faktor di atas menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah. Secara makro besaran PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku di Kabupaten Garut pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 1.824,94 miliar, atau dari semula sebesar Rp ,28 miliar menjadi Rp ,22 miliar. Sedangkan dua tahun sebelumnya besaran PDRB Kabupaten Garut mencapai Rp ,88 miliar tahun 2005 dan Rp ,78 miliar tahun Gambaran tersebut merefleksikan perkembangan yang cukup singnifikan dari pertambahan nilai produk barang yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Garut pada periode Kendati demikian, perkembangan tersebut belum dapat dijadikan sebagai indikator dari peningkatan volume produk barang atau jasa di wilayah Garut, karena pada besaran PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi yang sangat mempengaruhi harga barang/jasa secara umum. Untuk menganalisis perkembangan dari volume produk barang/jasa umumnya digunakan PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan. PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Garut pada tahun 2007 telah

17 mencapai Rp 9.563,13 miliar, atau mengalami pertumbuhan 4,76 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai sebesar Rp ,81 miliar. Kondisi tersebut merupakan indikasi produksi produk barang/jasa secara umum mengalami peningkatan atau perekonomian Kabupaten Garut secara makro berkembang positif dengan besaran 4,76%. Tabel 11 PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 Kabupaten Garut Tahun Kelompok Sektor (1) (2) (3) (4) (5) PRIMER 4, , , , Pertanian 4, , , , Pertambangan SEKUNDER Industri Listrik dan air Bangunan TERSIER 3, , , , Perdagangan 2, , , , Pengangkutan Bank Jasa-jasa PDRB 8, , , , Sumber: BPS Kabupaten Garut, Dari tabel di atas, dapat dilihat sektor andalan atau sektor yang memberi sumbangan terbesar adalah Pertanian. Pada tahun 2007 sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah sebesar Rp 4.454,98 miliar atas dasar harga konstan tahun Kondisi tersebut dapat dipahami, karena sebagian besar wilayah di Kabupaten Garut masih tampak didominasi oleh sektor pertanian. Hal ini terlihat dari sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor ini serta sebagian besar lahan di wilayah Kabupaten Garut digunakan untuk kegiatan di sektor pertanian yang hampir mencapai 3/4 dari total luas wilayah Kabupaten.

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008. Luas Panen (Ha)

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008. Luas Panen (Ha) Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.087 3.359 19.790 58.92 011. Caringin 1.308 1.110 6.524 58.77 020. Talegong

Lebih terperinci

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007 TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI Kecamatan Tambah Tanam (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.861 2.568 14.265 55,55 011. Caringin 1.611 1.383 7.673 55,48 020. Talegong

Lebih terperinci

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2004 Kecamatan Sekolah Jml Rombel Guru R. Kelas Murid Lulusan Mengulang Putus Sekolah Cisewu 27 168 154 167 3.647 598 35 - Caringin 20 145 91 107 3.844 556 24 11 Talegong 23

Lebih terperinci

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006 TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 2.925 3.669 19.642 53,54 011. Caringin 795

Lebih terperinci

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha) Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2009 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.151 2.877 17.955 62,41 011. Caringin 1.562 1.503 9.345 62,18 020. Talegong

Lebih terperinci

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005)

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005) TABEL 3.19. PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH Laki-laki pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekolsekolah 010. Cisewu

Lebih terperinci

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki Tabel 4.1.02 : Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Sekolah Guru Murid laki-laki Murid Perempuan Total Murid (1) (2) (3) (4) (5) (6) 010. Cisewu 6 81 9 97 106 011.

Lebih terperinci

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 33 629 12,676 2,424-011. Caringin - 701 632 6,921

Lebih terperinci

Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009

Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009 Tabel 4.2.19 : Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009 PLKB DOKTER BIDAN JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3-3 6 011. Caringin 3-2 5 020. Talegong 3-3

Lebih terperinci

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab, Garut, 2010 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambin g (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 500 452-15.559 2.291 011.

Lebih terperinci

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009 Tabel 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambi ng (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 60 549-11.099 2.415 011. Caringin

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012

: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012 4.1.01 : Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012 Ijasah/STTB yang Dimiliki Laki-laki Male Perempuan Female Jumlah Total (1) (2) (3) (4) Tdk punya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012.

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012. 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012 Kecamatan District Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I : PERATURAN NOMOR TANGGAL : : 18 Tahun 2013 31 Desember 2013 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2014 Rekening Hal 1 dari 2 1 2 3 4. PENDAPATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 93 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR)

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT 37 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai konsep pengembangan wilayah berbasis pada sektor pertanian. Sektor pertanian dianggap penting dilihat

Lebih terperinci

JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013

JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013 JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013 TPK KEC TANGGAL SDN LEUWIGOONG I LEUWIGOONG SDN BANYURESMI II BANYURESMI SDN KERESEK I CIBATU 1 SDN LIMBANGAN TIMUR II LIMBANGAN 2 s.d 6 SDN SELAAWI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011 BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 446 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN NAMA-NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI,

Lebih terperinci

Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang

Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang Lampiran 86 Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang Gambar Gambar Longsor Sukalaksana, Kec.Sucinaraja X : 830452,Y : 9199898, Zona 48S Longsor Girimukti, Kec.Cisewu X : 77650,Y : 9188436, Zona 48S Longsor Pekenjeng,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 32 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM WILAYAH

4 KONDISI UMUM WILAYAH 32 4 KONDISI UMUM WILAYAH Kondisi Geografis Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Garut adalah kabupaten yang berada di wilayah selatan Provinsi Jawa Barat. Memiliki luas 311.007,50 ha, dengan ibukota berada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN DAN KARAKTERISTIK KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN

BAB III KEBIJAKAN DAN KARAKTERISTIK KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN BAB III KEBIJAKAN DAN KARAKTERISTIK KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN Peran kota kecil tidak terbatas pada internal wilayahnya saja. Untuk melihat bagaimana suatu wilayah dapat tumbuh berkembang harus diperhatikan

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TINGKAT KABUPATEN/KOTA Lampiran 2 MODEL DB1 - PWP REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM TINGKAT KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA PROVINSI : GARUT : JAWA BARAT A. SUARA SAH Garut Kota Karang pawitan Wanaraja PEROLEHAN

Lebih terperinci

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD ALAMAT : BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT : Jl. OTTISTA NO. 278 TAROGONG KIDUL NO Nama Kegiatan/Nama Paket Volume & Satuan Lokasi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE

PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE Perubahan iklim global yang berimbas terhadap pola hujan dan menjadi kendala bagi Program Peningkatan Produksi Sayuran terutama cabai dan bawang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam menyediakan berbagai potensi sumber daya yang dapat diolah dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia dengan alam berada dalam konteks keruangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang terbagi menjadi beberapa golongan antara lain berdasarkan fungsinya yaitu hutan lindung untuk

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT Model DB.1 - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT. Garut Kota Karang pawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Soedarto (2009:179) Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya adalah anak-anak

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pemetaan Titik-Titik Longsor di Kabupaten Garut Pemetaan titik-titk longsor di daerah penelitian dilakukan melalui observasi langsung di lapangan. Titik-titik longsor yang

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

sebagai kawasan konservasi serta kawasan lindung yang mengesankan seolaholah pamali untuk dijamah. (Bappeda Propinsi Jawa Barat,2005) Faktor lain

sebagai kawasan konservasi serta kawasan lindung yang mengesankan seolaholah pamali untuk dijamah. (Bappeda Propinsi Jawa Barat,2005) Faktor lain 2 sebagai kawasan konservasi serta kawasan lindung yang mengesankan seolaholah pamali untuk dijamah. (Bappeda Propinsi Jawa Barat,2005) Faktor lain yang mengakibatkan Jawa Barat Bagian Selatan seolah sulit

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RKPD KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH RKPD RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 205 Peningkatan Infrastruktur Dasar, Kinerja Aparatur Dan Tata Kelola Pemerintahan Dalam Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Pemerintahan Yang Bermartabat.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya sektor produksi primer seperti kegiatan sektor pertanian di negara negara yang sedang berkembang merupakan sektor yang masih cukup dominan. Secara logis

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanfaatan Lahan Aktual Berdasarkan hasil interpretasi citra satelit Landsat ETM 7+ tahun 2009, di Kabupaten Garut terdapat sembilan jenis pemanfaatan lahan aktual. Pemanfaatan lahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 32 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 32 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GARUT

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009

SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009 SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009 I. Jumlah kasus seluruhnya SUSPEK DBD - Laki - laki - Perempuan DBD - Laki laki - Perempuan 488 orang 132 orang 147 orang 103 orang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN Bab sebelumnya telah memaparkan konsep pembangunan wilayah berkelanjutan dan indikator-indikatornya sebagai landasan teoritis sekaligus instrumen dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. dari luas wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten Garut

V. GAMBARAN UMUM. dari luas wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten Garut V. GAMBARAN UMUM 5.1. Karakteristik Wilayah 5.1.1. Letak Geografis Luas Kabupaten Garut meliputi areal 306.519 Ha atau sekitar 6,94 persen dari luas wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETERKAITAN TIGA PUSAT PERTUMBUHAN KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN

BAB IV ANALISIS KETERKAITAN TIGA PUSAT PERTUMBUHAN KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN BAB IV ANALISIS KETERKAITAN TIGA PUSAT PERTUMBUHAN KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN Bab analisis ini meliputi pembahasan mengenai keterkaitan melalui indikator keterkaitan desa-kota oleh Rondinelli dimana

Lebih terperinci

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT Model DB.1 - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT. Garut Kota Karang pawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan Cilawu Selaawi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut

Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut 1 Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Erna Rachmawati Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD : DINAS KEHUTANAN ALAMAT : JL. PATRIOT NO. 5 TAROGONG KIDUL GARUT TLP. (0262) 235785 Perkiraan Pagu Anggaran Pada Jenis Pengadaan (Rp)

Lebih terperinci

U Hidayat Tanuwiria, A. Mushawwir, dan A Yulianti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600

U Hidayat Tanuwiria, A. Mushawwir, dan A Yulianti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7 NO. 2, 117 127 Potensi Pakan Serat Dan Daya Dukungnya Terhadap Populasi Ternak Ruminansia Di Wilayah Kabupaten Garut (Agriculture by Product as Potential Feed

Lebih terperinci

Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera

Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera Ringkasan Eksekutif Executive Summary Pemahaman tentang sistem akuntabilitas kinerja telah meluas di seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut. Hal itu merupakan hasil dari berbagai upaya untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

D A F T A R I S I. Rencana Strategis Dinas Perkebunan

D A F T A R I S I. Rencana Strategis Dinas Perkebunan D A F T A R I S I PENETAPAN RENSTRA (RENCANA STRATEGIS) DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN... 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Sejarah Kabupaten Bekasi Kabupaten Bekasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Dasar-Dasar Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S.

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S. LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA HAERUDIN, S.Ag, MH No. Anggota A-477 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk 1 ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO ABSTRAK Ir. H. Cholil Hasyim,

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penggunaan Lahan Sawah dan Tegalan di Kabupaten Bogor Penggunaan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 1990, 2001, 2004, dan 2008 masih didominasi oleh lahan pertanian yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2009

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2009 LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2009 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2010 1 KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 59 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Majalengka yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografi, topografi, tanah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 0 rganisasi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kabupaten Purbalingga Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Purbalingga terdiri dari 18 (delapan belas) kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci