Peningkatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Barat 150 kv dengan Analisa Kontingensi (N-1)
|
|
- Deddy Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penikatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Barat 150 kv dean Analisa Kontiensi (N-1) Ferry Firmansyah, Adi Soeprijanto, Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Abstrak - Tujuan dari sistem transmisi adalah menyalurkan daya listrik dari pusat pembakit ke pusat beban secara aman, effisien, andal dan ekonomis. Untuk memberikan pelayanan ya andal, sistem tenaga listrik harus tetap utuh dan mampu meatasi berbagai macam gaguan ya mukin terjadi. Dean demikian merupakan suatu hal ya saat penti bahwa sistem harus direncanakan agar dalam keadaan normal maupun dalam keadaan kontiensi atau terlepasnya suatu elemen, sistem tetap mampu menyalurkan enegi listrik dean baik[3]. Pada Tugas Akhir ini akan dibahas tenta analisa kontiensi N-1 (lepasnya salah satu elemen) pada sistem tenaga listrik Jawa Barat 150 kv. Analisa kontiensi ya dilakukan berdasarkan lepasnya salah satu saluran transmisi. Hasil analisa tersebut digunakan untuk meidentifikasi elemen-elemen sistem ya lemah. Elemen-elemen sistem ya lemah dapat berupa bus ya tegaannya melagar batasan operasi dan saluran transmisi ya mealami pembebanan kritis atau mealami beban lebih. Dari hasil simulasi aliran daya megunakan perakat lunak ETAP 7.0 diketahui bahwa ada satu bus ya tegaannya turun melewati batas operasi ya diijinkan akibat kontiensi pada saluran pehantarnya, bus itu adalah bus Cianjur dean tegaan 128 kv. Dan juga diketahui bahwa ada empat saluran transmisi ya mealami pembebanan lebih akibat adanya kontiensi, keempat saluran itu adalah saluran antara GI Bandu Selatan ke GI Cigerele sebesar dari arus nominal, GI Bandu Selatan ke GI Kiaracondo sebesar dari arus nominal, PLTU Indramayu ke GI Kosambi Baru sebesar dari arus nominal, dan GI Cigerele ke GI Cianjur sebesar dari arus nominal. Untuk meatasi masalah tegaan turun dan pembebanan lebih tersebut maka dilakukan dua solusi, yaitu pelepasan beban dan penambahan saluran pehantar. Kata Kunci : Analisa kontiensi N-1, sistem tenaga listrik Jawa Barat 150 kv, tegaan turun, pembebanan lebih, aliran daya, pelepasan beban I. PENDAHULUAN NTUK memberikan pelayanan ya andal, sistem U tenaga listrik harus tetap utuh dan mampu meatasi berbagai macam gaguan ya mukin terjadi. Dean demikian merupakan suatu hal ya saat penti bahwa sistem harus direncanakan agar dalam keadaan normal maupun dalam keadaan kontiensi atau terlepasnya suatu elemen, sistem tetap mampu menyalurkan enegi listrik dean baik. Disampi itu, agar kemukinan keadaan kontiensi ya pali merugikan tidak menyebabkan pemutusan daya ya tidak terkontrol dan meluas ya meakibatkan pelepasan ya bertikat dan pemadaman total. Dean demikian perlu dilakukan studi tenta keandalan dan keamanan sistem tenaga listrik yaitu dean melakukan analisis aliran daya terhadap sejumlah kasuskasus kontiensi N-1 (lepasnya salah satu elemen sistem). Hasil-hasil analisis tersebut digunakan untuk meidentifikasi elemen-elemen sistem ya lemah. Elemen-elemen sistem ya lemah dapat berupa bus ya tegaannya melagar batasan operasi dan saluran transmisi ya mealami pembebanan kritis atau mealami beban lebih. elemen-elemen sistem ya lemah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan perbaikan sistem agar sistem tenaga listrik menjadi lebih andal. II. TEORI PENUNJANG A. Analisis Kontiensi Sistem transmisi secara periodik harus dianalisa oleh fusi Contiency Analysis (CA) untuk memprediksi masalah ya potential apabila elemen terpilih dari sistem tenaga dikeluarkan ( ). Fusi CA harus megunakan hasil hituan state estimation sebagai base case dan memeriksa kasus kontiensi tertentu untuk menetapkan apakah ada overload ya potensial atau masalah tegaan ya muncul[2]. B. Kasus Kontiensi Setiap kasus kontiensi harus berisi salah satu dari elemen berikut, yaitu : a. Branch outages b. Switchi reaktor atau kapasitor c. Outages untuk pembakit d. Outages elemen beban e. Perubahan peralatan switch (keluar atau masuk) 1
2 Setiap kasus dapat berisi sampai dean lima elemen outage ya ditentukan oleh peguna secara interaktif melalui isian display. Setiap kasus harus dapat diberi nomor kasus dan ditandai dean satu dari beberapa tikat prioritas oleh peguna. Tikat prioritas ya akan distudi selama setiap eksekusi dari CA harus dapat ditandai oleh peguna[2]. C. Contiency Screeni Kasus kontiensi dapat di screeni, sedemikian halnya mereka merepresentasikan adanya problem sekuriti ya terburuk ya perlu dipelajari. Screeni harus meidentifikasi problem daya aktif dan reaktif dan tegaan. Proses screeni harus dapat di-bypass oleh peguna dean memilih secara manual kasus spesifik untuk analisa secara lebih detail[2]. D. Full CA Analysis seluruh kasus kontiensi, studi Full CA Analysis harus dapat dilakukan untuk beberapa kasus ya pali jelek. CA akan berisi daftar penyimpaan untuk sekumpulan aliran transmsisi dan tegaan bus ya ditandai peguna, diutamakan untuk aliran pada transmisi dan tegaan bus. Batasan untuk besaran non-analog input harus ditentukan. Sebagai an, untuk tegaan bus, harus ada satu set batasan penyimpaan antara tegaan sebelum kontiensi dean tegaan setelah kontiensi pada bus ya ditentukan peguna[2]. E. CA Output CA akan meiatkan peguna setiap terjadi penyimpaan kontiensi. overload ya muncul dalam base case tidak perlu di alarmkan kecuali mereka melebihi derajat overload dalam base case ditentukan oleh eineer enterable amount. Untuk setiap elemen ya menyimpa, output harus meidentifikasi nama, nilai parameter dan batasan ya berkenaan deannya, dan nilai parameter dalam base case. Output CA harus juga menyertakan kondisi awal peralatan outages. Output CA harus tersedia untuk pencetakan pada peralatan ya ditugaskan peguna. Penyimpaan sebagai hasil dari CA harus diurutkan menurut keburukannya. Algoritma peurutan harus memperhitukan multiple limit ya digunakan untuk setiap nilai pada transmisi ya dipantau[2]. III. SISTEM 150 KV DI JAWA BARAT A. Pemodelan Sistem Kelistrikan di Jawa Barat Sistem kelistrikan 150 kv Jawa Barat memiliki 48 gardu induk ya terdiri dari 17 pembakit ya terdiri dari tiga blok PLTP yakni PLTP Darajat, PLTP Kamoja, dan PLTP Waya Windu; satu blok PLTA yakni PLTA Jatiluhur dan satu blok PLTU yakni PLTU Indramayu. Dari kelima blok pembakit tersebut terdapat 17 buah generator dean kemampuan menyuplai daya sebesar 1676 MW. Kemudian sistem kelistrikan 150 kv Jawa Barat terdiri dari 8 power grid atau IBT 500/150 kv. IBT 500/150 kv dalam konfigurasi sistem 150 KV Region Jawa Barat merupakan pembakit ya terhubu dean sistem 500 kv dan diagap sebagai suatu sumber generator ya menyuplai sistem 150 kv dean kapasitas daya tertentu. Selanjutnya sistem ini memiliki 130 buah transformator. Ada 2 jenis transformator ya ada dalam sistem ini, yaitu trafo step-up dan trafo step-down. Trafo step-up berguna untuk menaikkan tegaan output generator ya relatif rendah menjadi tegaan sistem ya relatif tigi yaitu 150 kv. Sedakan trafo step-down berfusi untuk menurunkan tegaan sistem dari 150 kv ke tegaan sistem ya lebih rendah yakni 70 kv atau 20 kv. Sistem 150 kv Jawa Barat juga terdiri dari 105 saluran transmisi, dan 75 beban lump. Beban lump merupakan trafo beban ya ada di sistem, baik itu transformator step down 150/70 kv maupun transformator step down 150/20 kv[4]. IV. SIMULASI DAN ANALISIS A. Simulasi pada Analisa kontiensi ya akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah berdasarkan kinerja operasional saluran pehantar pada sistem kelistrikan Jawa Barat 150 kv pada tahun membuat pemodelan sistem kelistrikan Jawa Barat 150 kv pada ETAP 7.0 selanjutnya dilakukan simulasi Load Flow. Berikut adalah grafik hasil simulasi load flow untuk operasional saluran pehantar pada kondisi normal : Persen () Grafik 1. Persentase pembebanan saluran pada kondisi normal melihat grafik 1, kemudian disusun class kontiensi. Class kontiensi disusun berdasarkan persentase pembebanan saluran (kapasitas pehantar ya terpakai). Berikut adalah tabel class kontiensi ya diurutkan mulai persentase operasional terbesar (dibatasi hanya sampai 5 kasus terbesar) : Tabel 1. Class kontiensi No. Pehantar Dari Ke 1. BDSLN CGRLG 2. BDSLN KRCDG 3. IDMYU KSBRU 4. CGRLG CNJUR 5. CBATU GDMKR
3 Berdasarkan class kontiensi pada tabel 1, kemudian dilakukan simulasi kontiensi. Simulasi kontiensi ya dilakukan yaitu dean melepas setiap saluran pehantar (line) ya tercantum dalam tabel 1 secara bergantian. B. Simulasi Kontiensi 1. Kontiensi 1 Kronologis kontiensi 1 yaitu adanya gaguan pada salah satu dari dua pehantar antara BDSLN (GI Bandu Selatan) dan CGRLG (GI Cigerele) ya menyebabkan salah satu pehantar tersebut lepas dari sistem. Berikut adalah tabel hasil simulasi kontiensi 1: Tabel 2 Hasil simulasi kontiensi pada 55 BDSLN CGRLG BDSLN CGRLG Dari tabel 2 terlihat bahwa dean lepasnya line55 dari sistem akibat gaguan, maka line56 mealami overload karena harus menagu arus ya saat besar, ya melebihi arus nominalnya. CGRLG (GI Cigerele) juga mealami drop tegaan dari kv menjadi kv, namun masih dalam batas toleransi tegaan SPLN (+5 dan -10). 2. Kontiensi 2 Kronologis Kontiensi 2 yaitu adanya gaguan pada salah satu dari dua pehantar antara BDSLN (GI Bandu Selatan) dan KRCDG (GI Kiaraondo) ya menyebabkan salah satu pehantar tersebut terlepas dari sistem. Berikut adalah tabel hasil simulasi kontiensi 2: Tabel 3 Hasil simulasi kontiensi pada 37 BDSLN KRCDG BDSLN KRCDG Dari tabel 3 terlihat bahwa dean terlepasnya line37 dari sistem maka line38 mealami overload karena harus menagu arus ya saat besar, ya melebihi arus nominalnya. KRCDG (GI Kiaracondo) juga mealami drop tegaan dari kv menjadi kv, namun masih dalam batas toleransi tegaan SPLN. 3. Kontiensi 3 Kronologis Kontiensi 3 yaitu adanya gaguan pada salah satu dari dua pehantar antara IDMYU (PLTU Indramayu) dan KSBRU (GI Kosambi Baru) ya menyebabkan salah satu pehantar tersebut terlepas dari sistem. Berikut adalah tabel hasil simulasi kontiensi 3: Tabel 4 Hasil simulasi kontiensi pada 110 IDMYU KSBRU IDMYU KSBRU Dari tabel 4 terlihat bahwa dean tidak beroperasinya line110 maka line111 mealami overload karena harus menagu arus ya melebihi kapasitas arus nominalnya. IDMYU (PLTU Indramayu) mealami drop tegaan dari kv menjadi kv, dan KSBRU (GI Kosambi Baru) juga mealami drop tegaan dari kv menjadi 140 kv, namun kedua drop tegaan tersebut masih dalam batas toleransi tegaan SPLN. 4. Kontiensi 4 Kronologis Kontiensi 4 yaitu adanya gaguan pada salah satu dari dua pehantar antara CGRLG (GI Cigerele) dan CNJUR (GI Cianjur) ya menyebabkan salah satu pehantar tersebut lepas dari sistem. Berikut adalah tabel hasil simulasi kontiensi 4: Tabel 5 Hasil simulasi kontiensi pada 57 CGRLG CNJUR CGRLG CNJUR Dari tabel 5 terlihat bahwa dean adanya gaguan pada line57 maka line58 mealami overload karena harus menagu arus ya saat besar, ya melebihi arus nominalnya. CNJUR (GI Cianjur) mealami drop tegaan dari kv menjadi 128 kv, drop tegaan tersebut melewati batas toleransi tegaan SPLN. 5. Kontiensi 5 Kronologis kontiensi 5 yaitu adanya gaguan pada salah satu dari dua pehantar antara CBATU (GI Cibatu) dan GDMKR (GI Gandamekar) ya menyebabkan salah satu pehantar tersebut lepas dari sistem. Berikut adalah tabel hasil simulasi kontiensi 5 : Tabel 6 Hasil simulasi kontiensi pada 94 CBATU GDMKR CBATU GDMKR Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa meskipun ada gaguan pada line94 ya menyebabkan line ini, sistem masih dapat beroperasi secara normal karena arus ya mealir pada line95 masih di bawah kapasitas arus nominalnya. Dari keempat kasus kontiensi ya menimbulkan masalah di atas (kontiensi 1, 2, 3, 4) perlu diberikan solusi agar sistem kembali beroperasi secara normal. C. Simulasi Solusi 1. Load Berdasarkan kondisi sistem kelistrikan Jawa Barat 150 kv ya ada saat ini, solusi ya tepat untuk kasuskasus di atas adalah dean cara load sheddi atau pelepasan beban. Caranya adalah dean melepas beban 3
4 pada bus-bus beban ya saluran pehantarnya mealami gaguan. Beban ya dilepas adalah beban ya tidak begitu penti seperti perumahan warga. Sedakan beban ya penti seperti pabrik, rumah sakit, baunan militer, BTS (Base Transmisi Station), ISP (Internet Service Provider) dan lain-lain, tidak boleh dilepas (dipadamkan). Berikut adalah beberapa simulasi solusi load sheddi ya akan dilakukan guna memperbaiki operasional sistem : Tabel 7 Simulasi solusi load sheddi ya akan dilakukan No. Nama Solusi Beban ya di- Load 1. 1 CGRLG, CNJUR 2. 2 KRCDG, UBRNG CNJUR KSBRU, DWUAN, MLIGI, KRPYG, KTMKR, TLJBE, PRMYA, PNYNG Keteraan kontiensi 1 kontiensi 2 kontiensi 3 kontiensi 4 Simulasi solusi load sheddi ya pertama yaitu 1. 1 merupakan solusi bagi kasus kontiensi 1 (terlepasnya salah satu saluran pehantar antara BDSLN (GI Bandu Selatan) dan CGRLG (GI Cigerele), yaitu terlepasnya 55 dari sistem). Berikut adalah data pelepasan bebannya : Tabel 8Data load sheddi pada solusi 1 No. Beban Load Load CGRLG 1. Lump Lump Lump Lump Lump CNJUR 6. Lump Lump Dari hasil load sheddi berdasar data pada Tabel 8 Tabel 9 Hasil simulasi solusi 1 BDSLN CGRLG BDSLN CGRLG Dari tabel 8 dan tabel 9 di atas dapat disimpulakan bahwa dean cara pelepasan beban sebesar 35 di setiap bus CGRLG dan bus CNJUR membuat 56 kembali beroperasi dean normal (tidak mealami overload). Simulasi solusi load sheddi ya kedua adalah 2. Solusi 2 merupakan solusi untuk kasus kontiensi 2 (adanya gaguan pada salah satu pehantar antara BDSLN (GI Bandu Selatan) dan KRCDG (GI Kiaraondo), ya menyebabkan 37 terlepas dari sistem). Berikut adalah data pelepasan beban untuk solusi 2 : Tabel 10 Data load sheddi pada solusi 2 No. Beban Load Load KRCDG 1. Lump UBRNG 2. Lump Lump Lump Dari hasil load sheddi berdasar data diatas Tabel 11 Hasil simulasi solusi 2 BDSLN KRCDG BDSLN KRCDG Dari tabel 10 dan tabel 11 di atas dapat disimpulkan bahwa dean cara pelepasan beban sebesar 25 di bus KRCDG dan sebesar 20 di bus UBRNG membuat 38 kembali beroperasi dean normal (tidak mealami overload). Simulasi solusi load sheddi ya ketiga adalah 3, solusi 3 merupakan solusi untuk kasus kontiensi 3 (yaitu adanya gaguan pada salah satu pehantar antara IDMYU (PLTU Indramayu) dan KSBRU (GI Kosambi Baru), dan menyebabkan 110 terlepas dari sistem). Berikut adalah data pelepasan beban untuk solusi 3 : Tabel 12 Data load sheddi pada solusi 3 No. Beban Load Load KSBRU 1. Lump Lump Lump DWUAN 4. Lump Lump DWUAN 6. Lump MLIGI 7. Lump KRPYG 8. Lump KTMKR 9. Lump TLJBE 10. Lump PRMYA 11. Lump Lump Lump PNYNG 14. Lump Dari hasil load sheddi berdasar data di atas maka 4
5 Tabel 13 Hasil simulasi solusi 3 PLTU IDMYU KSBRU PLTU IDMYU KSBRU Dari kedua tabel 12 dan tabel 13 di atas dapat disimpulakan bahwa dean cara pelepasan beban sebesar 60 di setiap bus KSBRU, DWUAN, MLIGI, KRPYG, KTMKR, TLJBE, PRMYA dan PNYNG membuat 111 kembali beroperasi dean normal karena tidak mealami pembebanan ya berlebih. Solusi load sheddi ya keempat adalah 4, solusi 4 merupakan solusi untuk kasus kontiensi 4 (adanya gaguan pada saluran pehantar antara CGRLG (GI Cigerele) dan CNJUR (GI Cianjur) ya menyebabkan terlepasnya 57 dari sistem). Berikut adalah data pelepasan beban untuk solusi 4 : Tabel 14 Data load sheddi pada solusi 4 No. Beban Load Load CNJUR 1. Lump Lump Dari hasil load sheddi berdasarkan data diatas Tabel 15 Hasil simulasi solusi 4 CGRLG CNJUR CGRLG CNJUR Dari kedua tabel 14 dan tabel 15 di atas dapat disimpulakan bahwa dean cara pelepasan beban sebesar 25 pada bus CNJUR membuat 58 kembali beroperasi dean normal (tidak mealami pembebanan lebih), dan membuat tegaan pada bus CNJUR ya awalnya di bawah toleransi tegaan SPLN yakni 128 kv naik ke batas toleransi tegaan SPLN menjadi kv. 2. Penambahan Saluran Pehantar Solusi ya kedua untuk kasus lepasnya salah satu pehantar seperti kasus-kasus di atas adalah dean cara penambahan saluran pehantar. Solusi ini bisa menjadi bahan pertimbaan ya dapat diterapkan pada sistem kelistrikan Jawa Barat 150 kv di masa ya akan data. Berikut ini adalah solusi penambahan saluran pehantar ya akan dilakukan : Tabel 16 Simulasi solusi penambahan saluran pehantar ya akan dilakukan No. Penambahan Saluran BDSLN CGRLG Dari Ke Keteraan BDSLN KRCDG IDMYU KSBRU CGRLG CNJUR kontiensi 1 kontiensi 2 kontiensi 3 kontiensi 4 Dean penambahan saluran 112 antara BDSLN (Bandu Selatan) ke CGRLG (Cigerele) maka Tabel 17 Hasil simulasi setelah penambahan 112 kv i BDSLN CGRLG BDSLN CGRLG BDSLN CGRLG Dari tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa dean penambahan saluran 112 antara BDSLN-CGRLG, maka tegaan pada bus CGRLG ya awalnya (sebelum ada penambahan 112) kv menikat menjadi kv. Selain itu, manfaat lain dari penambahan saluran ini adalah apabila terjadi gaguan pada salah satu pehantar antara BDSLN-CGRLG (contohnya gaguan pada 55), maka sistem masih dapat beroperasi secara normal, hal ini dikarenakan kedua saluran pehantar ya lain masih mampu menyalurkan daya listrik dean baik tanpa mealami overload. Dean adanya penambahan 113 antara BDSLN (Bandu Selatan) ke KRCDG (Kiaracondo), maka Tabel 18 Hasil simulasi setelah penambahan 113 kv i BDSLN KRCDG BDSLN KRCDG BDSLN KRCDG Dari tabel 18 terlihat bahwa dean penambahan saluran 113 antara BDSLN ke KRCDG membuat tegaan pada bus KRCDG ya awalnya (sebelum dipasa 113) kv naik menjadi kv. Manfaat lain ya dapat dilihat dari hasil simulasi pada tabel 18 adalah apabila terjadi gaguan pada 37 ya 5
6 membuatnya terlepas dari sistem, maka sistem masih dapat beroperasi dean normal, karena kedua saluran pehantar ya lain yaitu 38 dan 113 masih mampu menyalurkan daya listrik dean baik tanpa mealami pembebanan berlebih. Dean adanya penambahan 114 antara IDMYU (PLTU Indramayu) ke KSBRU (Kosambi Baru) maka Tabel 19Hasil simulasi setelah penambahan 114 kv i IDMYU KSBRU IDMYU KSBRU IDMYU KSBRU Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa dean penambahan saluran 114 antara IDMYU dan KSBRU memiliki banyak manfaat. Ya pertama yakni menikatkan tegaan bus KSBRU ya awalnya kv menjadi kv. Manfaat ya kedua adalah apabila ada gaguan pada salah satu pehantar antara IDMYU- KSBRU ya menyebabkan salah satu saluran ini lepas, maka penyaluran daya dari IDMYU ke KSBRU masih dapat berlasu dean baik, dikarenakan kedua saluran pehantar ya lain masih mampu beroperasi dean normal tanpa mealami overload. Dean adanya penambahan 115 antara CGRLG (Cigerele) ke CNJUR (Cianjur) maka didapatkan hasil simulasi sebagai berikut : Tabel 20 Hasil simulasi setelah penambahan 115 kv i CGRLG CNJUR CGRLG CNJUR CGRLG CNJUR Dari hasil simulasi pada tabel 20 dapat dilihat bahwa penambahan saluran 115 memberi banyak keuntuan. Ya pertama yaitu tegaan pada bus CNJUR ya awalnya (sebelum ada penambahan 115) kv menikat menjadi kv. Keuntuan ya lain dari penambahan saluran 115 ini adalah apabila terjadi gaguan pada salah satu pehantar antara CGRLG- CNJUR (contohnya ada gaguan pada 57), maka sistem masih dapat beroperasi secara normal, hal ini dikarenakan kedua saluran pehantar ya lain masih mampu menyalurkan daya listrik dean baik tanpa mealami overload. V. KESIMPULAN 1. Apabila ada salah satu saluran pehantar ya terlepas dari sistem 150 kv Jawa Barat, maka akan menyebabkan drop tegaan pada beberapa bus dan menyebabkan saluran pehantar ya lain mealami overload karena arus ya mealir pada pehantar tersebut melewati batas arus nominalnya. 2. Akibat Kontiensi 4 dean lepasnya satu saluran antara Cigerele-Cianjur menyebabkan tegaan pada bus Cianjur turun melewati batas operasi ya diijinkan, yaitu turun sampai 128 kv. 3. Akibat Kontiensi 1 dean lepasnya satu saluran pehantar antara Bandu Selatan-Cigerele, menyebabkan satu saluran pehantar ya lain mealami overload sebesar dari arus nominalnya. Selanjutnya akibat Kontiensi 2 dean lepasnya satu saluran antara Bandu Selatan- Kiaracondo menyebabkan satu saluran ya lainnya mealami overload sebesar dari arus nominal. Begitu pula akibat Kontiensi 3 dean lepasnya satu saluran antara PLTU Indramayu-Kosambi Baru menyebabkan satu saluran ya lainnya mealami overload sebesar dari arus nominal. Begitu juga dean Kontiensi 4 dean lepasnya satu saluran pehantar antara Cigerele-Cianjur menyebabkan satu saluran ya lainnya mealami overload sebesar dari arus nominal. Sedakan Kontiensi 5 dean lepasnya satu saluran pehantar antara Cibatu- Gandamekar tidak menimbulkan masalah, baik masalah drop tegaan maupun overload. 4. Terdapat dua pilihan solusi untuk kasus kontiensi 1,2,3 dan 4, yaitu: Load (pelepasan beban) pada bus Cigerele, Cianjur untuk Kontiensi 1; load sheddi pada bus Kiaracondo, Ujuberu untuk Kontiensi 2; load sheddi pada bus Kosambi Baru, Dawuan, Maligi, Kiarapayu, Kutamekar, Telukjambe, Parumulya, Pinayuan untuk Kontiensi 3; dan load sheddi pada bus Cianjur untuk Kontiensi 4. Penambahan saluran pehantar antara Bandu Selatan-Cigerele, Bandu Selatan-Kiaracondo, PLTU Indramayu-Kosambi Baru, dan Cigerele- Cianjur. 5. Solusi penambahan saluran pehantar merupakan solusi ya lebih baik dari pada solusi load sheddi karena tidak merugikan pihak konsumen. Namun dibutuhkan investasi ya cukup besar dalam penambahan saluran pehantar ini. Dean adanya penambahan saluran pehantar, maka keandalan sistem 150 kv Jawa Barat akan menikat. Hal ini terlihat dalam operasional sistem, sistem masih dapat beroperasi secara normal walaupun ada gaguan pada salah satu pehantarnya. 6
7 Selain itu tegaan pada beberapa bus ikut naik mendekati tegaan basenya (150 kv). DAFTAR PUSTAKA [1] Bagian OPSIS, Data Sistem Listrik Jawa Barat, PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Barat, 2011 [2] Fajar, Dimas, Analisis Kontiensi Sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan Dan Barat, Jurusan Teknik Elektro-FTI ITS, 2010 [3] Hartoyo, Perbaikan Keandalan (N-1) Sistem Tenaga Listrik PLN Jawa Teah dan DIY, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2006 [4] PLN, Buku Pintar PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Barat, 2008 [5] Rachman, Arif, Analisis Kontiensi pada Sistem Jawa-Bali 500 kv untuk Mendesain Keamanan Operasi Jurusan Teknik Elektro- FTI ITS, 2010 BIODATA PENULIS Ferry Firmansyah dilahirkan pada tagal 3 Maret 1989 di Gresik, Jawa Timur. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasaan Sjaiful Bachri dan Ninik Cholifah. Pada tahun 1995, penulis memulai jenja pendidikan di SD Muhammadiyah 2 Gresik, kemudian pada tahun 2001 melanjutkan studi ke MTs Al Zaytun Indramayu - Jawa Barat, selanjutnya pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke MAN 3 Mala higa lulus pada tahun Tahun 2007, penulis masuk ke Jurusan Teknik Elektro ITS dean NRP dan meambil bida studi Teknik Sistem Tenaga. Semasa kuliah, penulis aktif sebagai agota dalam organisasi kemahasiswaan di Divisi Wirausaha HIMATEKTRO. Penulis dapat dihubui melalui mr.ferryfirmansyah@yahoo.com 7
Kecukupan Skema Load Shedding IBT 500/150 kv 500 MVA Pada Sistem Kelistrikan 150 kv Jawa Barat
Kecukupan Skema Load Shedding IBT 500/150 kv 500 MVA Pada Sistem Kelistrikan 150 kv Jawa Barat Efan Junarsa Bidang Operasi Sistem Area Pengatur Beban Jawa Barat Bandung, Indonesia efan.junarsa@hotmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi dari penelitian ini bertempat di PT.PLN (PERSERO) Area Pengaturan Beban (APB) Jawa Barat yang beralamat di Jln. Mochamad Toha KM 4 Komplek
Lebih terperinciANALISIS KONTINGENSI SISTEM KELISTRIKAN SULAWESI SELATAN DAN BARAT
ANALISIS KONTINGENSI SISTEM KELISTRIKAN SULAWESI SELATAN DAN BARAT Dimas Fajar Uman Putra, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan data PLN APB Jawa Barat tahun 2014, subsistem Cirata 150 kv disuplai oleh dua unit IBT 500 MVA pada tegangan 500/150 kv di Gardu Induk Tegangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai
Lebih terperinciEVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU
EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Fajar Widianto, Agus Supardi, Aris Budiman Jurusan TeknikElektro
Lebih terperinciEVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK SUBSISTEM KRIAN GRESIK 150 KV DENGAN METODE ANALISIS KONTINGENSI (N-1)
Evaluasi Keandalan Sistem Tenaga Listrik Subsistem Krian Gresik 150 kv Dengan Metode Analisis N-1 EVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK SUBSISTEM KRIAN GRESIK 150 KV DENGAN METODE ANALISIS KONTINGENSI
Lebih terperinciKOKO SURYONO D
ANALISIS DROP TEGANGAN SALURAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG WONOGIRI 8 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik
Lebih terperinciSuatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.
Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani. Unit pembangkit dapat mengalami gangguan setiap waktu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zenny Jaelani, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik adalah sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dalam penyaluran energi tersebut harus benar-benar handal, listrik merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis
Lebih terperinciBAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN
BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN 28-217 Analisa keterjaminan aliran daya dan biaya produksi listrik di PLN Sub Region Bali tahun 28-217 dilakukan dari
Lebih terperinciANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv
ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv I N Juniastra Gina, W G Ariastina 1, I W Sukerayasa 1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 1 Staff
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memicu kebutuhan akan energi, terutama energi listrik. Masalah listrik menjadi polemik yang berkepanjangan dan memunculkan
Lebih terperinciBAB III METODE ALIRAN DAYA SISTEM 500KV MENGGUNAKAN DIgSILENT POWER FACTORY
3.1 Umum BAB III METODE ALIRAN DAYA SISTEM 500KV MENGGUNAKAN DIgSILENT 14.0.250 POWER FACTORY Program perhitungan DIgSILENT PowerFactory, adalah software rekayasa yang berguna untuk analisis industri,
Lebih terperinciANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL
Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU
Lebih terperinciPERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB
PERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB Fransisco Wiartone Simbolon, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciSIMULASI PEMISAHAN BEBAN BERDASARKAN TINGKAT FLUKTUASI BEBAN PADA SUBSISTEM TENAGA LISTRIK 150KV
SIMULASI PEMISAHAN BEBAN BERDASARKAN TINGKAT FLUKTUASI BEBAN PADA SUBSISTEM TENAGA LISTRIK 150KV Samia Sofyan, I. Made Ardita Y. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok
Lebih terperinciOPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER
1/6 OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER SURIYAN ARIF WIBOWO 07100044 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,
Lebih terperinciANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR
ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR Ridwan Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : ridwan_elect@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat terjadi pelepasan beban dari suatu sistem tenaga listrik dapat menimbulkan tegangan lebih transien. Apabila suatu sistem tenaga listrik tidak mampu menyuplai
Lebih terperinciANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP
ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan infrastruktur dasar untuk perkembangan ekonomi suatu negara. Jika suplai energi berkurang atau bahkan berhenti, maka dapat berakibat buruk pada sektor-sektor
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT
SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Mart Christo Belfry NRP : 1022040 E-mail : martchristogultom@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) Suralaya mampu membangkitkan listrik berkapasitas 3400 MW dengan menggunakan tenaga uap. Tetapi perlu diketahui bahwa di dalam proses
Lebih terperinciEVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU
1 EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAMPEKANBARU Hasrizal Rusymi, Dr. Ir.Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Teguh Yuwono. 2) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA
ANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA LAPORAN AKHIR Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu
Lebih terperinciPanduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY
42 UNIT 4 PERBAIKAN UNJUK KERJA SALURAN DENGAN SISTEM INTERKONEKSI A. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi switch pada jaringan interkoneksi b. Mengetahui setting generator dan interkoneksinya dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat
Lebih terperinciPeningkatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik 20 Kv Pekanbaru Dengan Analisa Kontingensi ( N-1 )
Peningkatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik 20 Kv Pekanbaru Dengan Analisa Kontingensi ( N-1 ) Ishak Erawadi Barutu*, Firdaus** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: 1. Perangkat
Lebih terperinciANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP
ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PENAMBAHAN KAPASITOR SHUNT PADA SISTEM KELISTRIKAN 150 KV LAMPUNG UTARA 1)
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, No. 2, Juli 2013 STUDI PENGARUH PENAMBAHAN KAPASITOR SHUNT PADA SISTEM KELISTRIKAN 150 KV LAMPUNG UTARA 1) Ichsandi 2), Yuslan Basir 3), Yusro Hakimah 4) Abstrak
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH GANGGUAN BEBAN LEBIH PADA INTER BUS TRANSFORMER (IBT) TERHADAP KINERJA OVER LOAD SHEDDING (OLS) DI SUBSISTEM KRIAN-GRESIK
nalisis Pengaruh Beban Lebih Pada IBT Terhadap Kinerja OLS Di Subsistem -Gresik NLISIS PENGRUH GNGGUN BEBN LEBIH PD INTER BUS TRNSFORMER (IBT) TERHDP KINERJ OVER LOD SHEDDING (OLS) DI SUBSISTEM KRIN-GRESIK
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik merupakan bentuk energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini mengakibatkan hampir semua peralatan bekerja dengan bersumber dari listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir Skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi literatur, yaitu langkah pertaman yang
Lebih terperinciSistem Tenaga Listrik. 4 sks
Sistem Tenaga Listrik 4 sks TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT
SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Gahara Nur Eka Putra NRP : 1022045 E-mail : bb.201smg@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat seiring perkembangan kemajuan teknologi dan pembangunan. Penggunaan listrik merupakan faktor yang penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti
6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan
Lebih terperinciKOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR
KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Studi Elektro pada Fakultas
Lebih terperinciANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION 4. 0. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciD. Kronologis Gangguan (2)
D. Kronologis Gangguan (2) Kasus 1_SC : Hubung singkat pada bus bkr 14 Kasus 2_SWD&Stama_off : Generator SewaDiesel dan Swatama lepas Page 21 D. Kronologis Gangguan (3) Kasus 31_LS1 : Pl Pelepasan Bb Beban
Lebih terperinciBAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv
39 BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv persamaan 3.2 Untuk mencari jatuh tegangan di delapan penyulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara
Lebih terperinciDAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014
DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN
ANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN 2008-2017 Massus Subekti 1), Uno Bintang Sudibyo 2), I Made Ardit 3) Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri
ELPOSYS Jurnal Sistem Kelistrikan Vol. 03 No.1, ISSN: 2355 9195, E-ISSN: 2356-0533 Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri Aan M. Ilham *a), Rachmat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan penyediaan energi listrik sebagai sarana penunjang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan penyediaan energi listrik sebagai sarana penunjang pembangunan akan meningkat seiring dengan perkembangan industri dan kemajuan teknologi
Lebih terperinciSTUDY KASUS BLACKOUT 30 SEPTEMBER 2007 SISTEM SUSELTRABAR
STUDY KASUS BLACKOUT 30 SEPTEMBER 2007 SISTEM SUSELTRABAR Indar Chaerah Gunadin Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin email :indar_chaerah@yahoo.com Abstrak Pada sistem interkoneksi
Lebih terperinciBAB III SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI JAWA-BALI
BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI JAWA-BALI 3.1 SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA-BALI Sistem tenaga listrik Jawa-Bali dihubungkan oleh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (S.U.T.E.T.) 500 kv dan Saluran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di masyarakat kian meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan energi listrik pada seluruh aspek kehidupan manusia. Energi listrik merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Skripsi Dalam menyelesaikan penelitian diperlukan kerangka/tahapan pengerjaan penelitian dari mulai memulai sampai selesai agar memudahkan penulis
Lebih terperinciPERANCANGAN PROTOTIPE REAL TIME MONITORING BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV BERBASIS MIKROKONTROLER
JETri, Vol. 15, No. 1, Agustus 2017, Hlm. 55-64, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X PERANCANGAN PROTOTIPE REAL TIME MONITORING BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV BERBASIS MIKROKONTROLER Lia Frisila dan
Lebih terperinciANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK
ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK Oleh : Patriandari 2206 100 026 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD.
Lebih terperinciBAB IV STUDI ALIRAN DAYA
BAB IV STUDI ALIRAN DAYA 4.1. STUDI ALIRAN DAYA DENGAN PROGRAM E.T.A.P. Perubahan listrik menggunakan program yang dibuat dengan teliti untuk melakukan studi aliran daya dan stabiliti. Suatu program yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tegangan tiap bus, perubahan rugi-rugi daya pada masing-masing saluran dan indeks kestabilan tegangan yang terjadi dari suatu
Lebih terperinciProsiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:
ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN PLTA WLINGI TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA BUS WLINGI JARINGAN 150 KV DENGAN METODE FAST VOLTAGESTABILITY INDEX ( ) SUB SISTEM GRATI PAITON REGION 4 Ajeng Bening Kusumaningtyas,
Lebih terperinciEVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT
EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT Rahmadhian (1), Ir. Cahayahati, MT (2), Ir. Ija Darmana, MT (2) (1) Mahasiswa dan (2) Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciPEMODELAN DAN SIMULASI PEMISAHAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 kv BERDASARKAN PRIORITAS
PEMODELAN DAN SIMULASI PEMISAHAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 kv BERDASARKAN PRIORITAS ABSTRAK Nadya Amanda Pritami, I Made Ardita Y Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH
PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata-1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tegangan tiap bus, perubahan rugi-rugi daya pada masing-masing saluran dan indeks kestabilan tegangan yang terjadi dari suatu
Lebih terperinciSTUDY KASUS DROP TEGANGAN PADA PANEL UTAMA PRAMBANAN TUGAS AKHIR
STUDY KASUS DROP TEGANGAN PADA PANEL UTAMA PRAMBANAN TUGAS AKHIR Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya jumlah penduduk maka sistem distribusi tenaga listrik juga berkembang. Kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan energi listrik semakin meningkat, maka dibutuhkan penambahan pasokan listrik hingga tercukupi. Selain penambahan energi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B27 Optimasi Aliran Daya Satu Phasa Pada Sistem Distribusi Radial 33 Bus IEEE dan Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Aceh Untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum 4.1.1 Profil Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 07
Lebih terperinciNama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.
Nama : Ririn Harwati NRP : 2206 100 117 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan
Lebih terperinciANALISA BEBAN LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA 70/20 KV DI GI BUNGARAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP 11 LAPORAN AKHIR
ANALISA BEBAN LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA 70/20 KV DI GI BUNGARAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP 11 LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDY PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA SISTEM RADIAL 20 KV ANALISIS MENGGUNAKAN ETAP. Oleh : FAREL NIM :
STUDY PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA SISTEM RADIAL 20 KV ANALISIS MENGGUNAKAN ETAP Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN PENGGANTIAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK DENGAN MEMPREDIKSI BEBAN KONSUMEN
STUDI PENENTUAN PENGGANTIAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK DENGAN MEMPREDIKSI BEBAN KONSUMEN Feby Ardianto Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang. ardianto.feby@gmail.com
Lebih terperinciAnalisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)
Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Fitrizawati 1, Siswanto Nurhadiyono 2, Nur Efendi 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah
Lebih terperinciPenempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)
Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Oleh : Ahmad Zakaria H. 2207100177 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Imam Robandi, MT. Ir. Sjamsjul
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2 dengan kapasitas maksimum 425MW, unit 3 dan 4 dengan kapasitas maksimum
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Kelistrikan Suralaya PLTU Suralaya terdiri dari 7 buah unit pembangkit, diantaranya unit 1 dan 2 dengan kapasitas maksimum 425MW, unit 3 dan 4 dengan kapasitas maksimum 400MW
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Daya listrik memberikan peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi modren sangat tergantung
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR Strategi Over Load Shedding (OLS) Dalam Meminimalkan Pemadaman Penyaluran Tenaga Listrik Di Wilayah Sub Sistem Cibatu Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Mekarsari Diajukan guna
Lebih terperinciAnalisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6
Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6 Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.
SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) mustamam1965@gmail.com
Lebih terperinciPERBAIKAN REGULASI TEGANGAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan
Lebih terperinciPerencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran
56 Teknologi Elektro, Vol. 15, No. 1, Januari - Juni 2016 Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran I Putu Andithya Chrisna Budi 1, I. A. Dwi Giriantari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.
Lebih terperinci